BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Banyak orang berpikir bahwa pemasaran hanyalah menjual dan mengiklankan. Saat ini, pemasaraan dipahami tidak hanya sebagai membuat penjualan (bercerita dan menjual), tetapi memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa yang menyediakan nilai yang unggul bagi pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan jasa secara efektif, produk dan jasa itu akan mudah dijual. Menurut guru manajemen Peter Drucker yang dikutip Kotler & Amstrong (2008: 6)tujuan pemasaran adalah membuat penjualan (marketing mix) yang lebih besar, seperangkat sarana pemasaran yang bekerja sama untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan hubungan dengan pelanggan. Didefinisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, dapat didefinisikan pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilali bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler, Armstrong, 2008: 6). 8 9 2.1.2 Jenis Pemasaran 2.1.2.1 Pemasaran Langsung Menurut Kotler & Armstrong (2008: 221)Pemasaran langsung (direct marketing) terdiri dari hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara seksama untuk meraih respons segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Pemasar langsung berkomunikasi langsung dengan pelanggan, secara satu-satu, berbasis interaktif. Dengan database yang rinci, mereka menghantarkan tawaran pemasaran dan komunikasi terhadap kebutuhan segmen yang didefinisikan secara sempit atau bahkan pembeli individu. Di samping pembangunan merek dan hhubungan, pemasaran langsung biasanya mencari respons konsumen yang langsung, segera, dan terukur. Pemasaran langsung memiliki banyak manfaat untuk pembeli dan penjual, yaitu(Kotler, Armstrong, 2008: 222): • Manfaat bagi Pembeli 1. Pemasaran langsung bersifat menyenangkan, mudah, dan pribadi. 2. Pemasaran langsung tidak dibatasi oleh batasan fisik, pemasar langsung dapat menawarkan pilihan yang hampir tak terbatas kepada konsumen di hampir seluruh tempat di dunia. 3. Memberikan akses kepada pembeli pada kekayaan informasi komparatif tentang perusahaan, produk, dan pesaing. 4. Pemasaran langsung bersifat interaktif dan segera. 10 • Manfaat bagi Penjual 1. Pemasaran langsung adalah alat yang kuat untuk membangun hubungan pelanggan. 2. Pemasaran langsung menawarkan alternatif biaya rendah, efisien, dan cepat kepada penjual untuk menjangkau pasar. 3. Pemasaran langsung memungkinkan pemasar melakukan penilaian langsung terhadap harga dan programnya, atau melakukan pengumuman serta penawaran segeradan tepat waktu . 4. Pemasaran langsung memberikan akses kepada penjual untuk meraih pembeli yang tidak dapat mereka jangkau melalui saluran lain. 2.1.2.2 Pemasaran Online Menurut Kotler & Armstrong (2008: 237) pemasaran online (online marketing) adalah bentuk pemasaran langsung yang tumbuh paling pesat. Pemasaran online merupakan usaha perusahaan untuk memasarkan produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan melalui internet. Internet telah memberikan pemasar suatu cara yang benar-benar baru untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan. Pemasaran online dibagi menjadi empat wilayah pemasaran, yaitu: • Business to Consumer (B2C) Business to Consumer merupakan penjualan barang maupun jasa secara online kepada konsumen akhir. 11 • Business to Business (B2B) Pemasar B2B menggunakan situs web B2B, e-mail, katalog produk online, jaringan dagang online, dan sumber daya online lain untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan saat ini secaralebih efektif, dan meraih efisiensi pembelian dan harga yang lebih baik. Dengan B2B perusahaan dapat menggunakan internet untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan bisnis penting. • Consumer to Consumer (C2C) Pemasaran online C2C merupakan pertukaran barang dan informasi secara online antara konsumen akhir. Beberapa pemasaran online C2C menyediakan layanan dimana konsumen dapat membeli atau menukarkan barang atau informasi secara langsung satu sama lain. • Consumer to Busiess (C2B) Pemasaran online C2B merupakan pertukaran online dimana konsumen mencari penjual, mempelajari penawaran mereka, dan mengawali pembelian, kadang – kadang bahkan menggerakkan syarat transaksi. Sekarang sebagian besar perusahaan mengundang prospek dan pelanggan untuk mengirimkan saran dan pertanyaan melalui situs web perusahaan. 12 2.2 Pelanggan 2.2.1 Pengertian Pelanggan Pelanggan merupakan kelompok atau individu yang terlibat dalam proses transaksi bisnis yang dilakukan dengan perusahaan. Kebutuhan akan produk maupun jasa membuat orang melakukan transaksi jual beli. Salah satu kunci untuk membangun hubungan pelanggan yang efektif adalah memahami tentang perilaku konsumen online. Pelangganyangterlibat dalam transaksi online disebut dengan istilah online customer. Online customer terdiri dari dua macam, yaitu (Turban, King, Viehland, Lee, 2006: 140): • Pelanggan individual (individual customer), mendapatkan sebagian besar perhatian media. • Pembeli organisasi (organizational buyers), pelanggan ini umumnya melakukan transaksi di dunia maya. Pelanggan organisasi terdiri dari pemerintah, perusahaan pribadi, reseller, dan organisasi umum. 2.2.2 Nilai dan Kepuasan Pelanggan Nilai yang dipikirkan pelanggan (CPV: customer perceived value) adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lain yang dipikirkan. Nilai pelanggan total (total customer value) adalah nilai moneter yang dipikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis, fungsional, dan psikologis, yang diharapkan oleh pelanggan atas tawaran tertentu. Biaya pelanggan total (total customer cost) adalah sekumpulan biaya yang pelanggan harapkan untuk dikeluarkan guna mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang tawaran pasar tertentu (Kotler, 2005: 68). 13 Menurut Kotler(2005: 70) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. 2.3 CRM (Customer Relationship Management) 2.3.1 Definisi CRM Menurut Turban Efraim, King, Lee, Liang, & Turban Deborrah (2010: 696)CRM adalah suatu pendekatan pelanggan yang berfokus pada pembangunan dan pemeliharaan hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang dapat memberikan nilai tambah untuk pelanggan dan perusahaan. Menurut Greenberg (2010: 30)CRM adalah sebuah filosofi dan strategi bisnis yang didukung oleh sebuah sistem dan teknologi yang dirancang untuk meningkatkan interaksi manusia dalam sebuah lingkungan bisnis. Dengan kata lain, CRM adalah sebuah inisiatif strategi bisnis yang memetakan transformasi terhadap proses bisnis untuk memuaskan keinginan pelanggan. Greenberg juga menambahkan bahwa CRM adalah suatu kegiatan operasional, pendekatan manajemen pelanggan yang berfokus pada kegiatan sales, marketing dan consumer services. Menurut kotler & Armstrong(2008: 15), CRM telah didefinisikan secara sempit sebagai aktivitas manajemen data pelanggan. CRM melibatkkan penataan informasi detail tentang pelanggan perorangan dan secara cermat menata “titik sentuh” pelanggan untuk memaksimalkan kesetiaan pelangggan. Dalam arti luas, CRM adalah keseluruhan proses membangun dan memelihara hubungan pelanggan yang menguntungkan dengan menghantarkan nilai dan kepuasan pelanggan yang 14 unggul. Proses ini berhubungan dengan semua aspek untuk meraih mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. Menurut Kalakota & Robinson (2001: 172)CRM didefinisikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan sebagai suatu kesatuan yang bergantung pada koordinasi perusahaan secara keseluruhan. Software CRM membantu organisasi mengelola hubungan pelanggan secara lebih baik dengan melacak keseluruhan interaksi pelanggan. Sesuai dengan produk yang mencakup semua langkah penjualan dan siklus layanan pelanggan untuk mengotomatisasi kampanye pemasarandirect-mail, telemarketing, telesales, keunggulan kualifikasi, manajemen respon, keunggulan pelacakan, manajemen peluang, penawaran, dan konfigurasi pesanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Customer Relationship Management merupakan strategi bisnis yang digunakan perusahaan untuk membangun dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan dalam jangka panjang. 2.3.2 Tujuan dan Manfaat CRM Cara menjadikan fokus terhadap pelanggan tidak selalu berarti meningkatkan pelayanan pelanggan. Buatlah pelayanan menjadi interaksi yang konsisten, dapat diandalkan, dan menyenangkan dengan pelanggan di setiap pertemuan. Tujuan dari kerangka kerja bisnis CRM mencakup (Kalakota & Robinson, 2001: 173): • Menggunakan hubungan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan. • Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk kesempurnaan pelayanan. • Memperkenalkan prosedur dan saluran proses yang dapat diulang dan konsisten. 15 Kalakota & Robinson (2001: 170) memberitahukan fakta – fakta penting yang menjadi alasan ketika mengembangkan perusahaan dengan pendekatan CRM, yaitu sebagai berikut : • Biaya yang dibutuhkan untuk menjual produk ke pelanggan baru lebih besar enam kali lipat dari pada menjual ke pelanggan yang pernah membeli. • Pelanggan yang tidak puas akan menyempaikan ketidakpuasannya atas produk maupun perusahaan kepada delapan sampai sepuluh orang mengenai pengalaman buruknya tersebut. • Kemungkinan penjualan produk kepada pelanggan baru adalah sebesar lima belas persen, sedangkan kemungkinan penjualan produk pada pelanggan yang telah ada adalah sebesar lima puluh persen. • Tujuh puluh persen dari pelanggan yang mengeluh akan melakukan transaksi lagi dengan perusahaan bila keluhannya tersebut ditangani dengan cepat. 2.3.3 Fase-fase CRM Menurut Kalakota& Robinson (2001: 174), untuk mengelola daur hidup pelanggan terdapat tiga fase dalam CRM yaitu: 1. Acquiring new customer (Mendapatkan pelanggan baru) Merupakan upaya memperoleh pelanggan baru dengan mempromosikan keunggulan produk atau jasa dalam hal inovasi dan kemudahan. Karena nilai lebih dari suatu produk atau jasa bagi pelanggan adalah produk atau jasa yang lebih baik dan didukung pelayanan yang memuaskan. 16 2. Enhancing the profitability of existing customers (Meningkatkan profitabilitas dari pelanggan yang sudah ada) Merupakan tahap dimana perusahaan berusaha mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dengan kata lain mendapatkan pelanggan dan menjaga mereka tidak pindah ke pesaing lain. Agar dapat menjalin hubungan yang terus menerus dan mempertimbangkan hubungan dengan pelanggan, maka perusahaan harus menggunakan pandangan yang mengutamakan pelanggan dengan memberikan pelayanan dan aplikasi pendukung yang bermanfaat. 3. Retaining profitable customers for life (Mempertahankan pelanggan untuk jangka panjang) Mempertahankan pelanggan berfokus pada kemampuan adaptasi dari layanan yang diberikan pelanggan. Tahapan ini membutuhkan adanya pemahaman secara menyeluruh mengenai kebutuhan pelanggan. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan dalam mempertahankan pelanggan seperti memberikan kebijakan potongan harga untuk pelanggan yang setia atau bonus tahunan bagi pelanggan yang setia. Sekarang, lebih banyak perusahaan berfokus pada strategi mempertahankan pelanggan untuk jangka panjang daripada menarik pelanggan baru. 17 Gambar 2.1Tiga Fase CRM Sumber: Kalakota (2001: 175) 2.3.4 Komponen CRM Menurut Turban, King, Viehland, Lee (2006: 148), aktivitas CRM dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : • Operational CRM Otomatisasi atau dukungan terhadap proses dalam berhubungan langsung dengan pelanggan yang meliputi pemasaran, penjualan ataupun pelayanan. • Ananlytical CRM Menciptakan sebuah hubungan yang saling menguntungkan antara bisnis dengan pelanggan melalui analisi, pemodelan dan evaluasi yang kemudian akan membantu perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan informasi sehingga dapat lebih memahami pelanggan lebih dalam. 18 • Collaborative CRM Adanya interaksi antar bisnis, saluran distribusi maupun pemasok dengan pelanggannya. Adanya kolaborasi ini, membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk pelanggan. 2.3.5 Klasifikasi Aplikasi CRM Aplikasi CRM adalah sarana layanan pelanggan yang dirancang untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Patricia Seybold Group (2002) membedakan aplikasi CRMmenjadi tiga kategori dan ditambahkan dari Turban (Turban, King, Viehland, Lee, 2006: 554), yaitu : 1. Customer – Facing Applications Aplikasi utama kategori ini adalah call center berbasiskan web atau dikenal dengan nama customer interaction center. Aplikasi yang terdapat pada customer facing adalah sebagai berikut : • Customer interaction center(CIC) Dengan CIC memungkinkan pelanggan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan perusahaan melalui cara apapun yang dapat dipilih oleh pelanggan. Menyediakan perwakilan customer service yang memiliki akses data seperti histori pelanggan, pembelian, dan kontak sebelumnya adalah salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan pelanggan (Adria dan Chowdhury, 2002). • Automated response to email (autoresponder) Saran yang paling popular dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan adalah email karena harganya tidak mahal dan cepat. Perusahaan sering mengalami permasalahan dengan banyaknya email yang masuk, oleh karena itu perusahaan dimudahkan dengan aplikasi 19 email otomatis atau dapat dikenal dengan autoresponder. Autoresponder dapat menyediakan jawaban untuk pertanyaan – pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pelanggan. Namun untuk pertanyaan yang sifatnya lebih khusus atau yang membutuhkan interaksi antar manusia, pertanyaan tersebut akan diteruskan kepada seorang agen. • Sales force automation Sales memegang peranan yang sangat penting dalam berinteraksi dengan pelanggan. Dengan adanya otomatisasi yang dimiliki oleh tenaga penjual maka layanan yang dapat mereka berikan kepada pelanggan akan semakin cepat dan akurat. Aplikasi sales force automation (SFA) dapat memberikan dukungan bagi perusahaan dalam melakukan otomatisasi terhadap tugas yang dilakukan oleh para sales seperti mengumpulkan dan menyebarkan data. • Field service automation Field service employees, seperti sales representatives, merupakan karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Contoh field service misalnya teknisi dari perusahaan yang mendatangi rumah pelanggan untuk melakukan perbaikan. Menyediakan otomatisasi kepada karyawan fieldservice mampu meningkatkan pelayanan yang dapat diberikan kepada pelanggan. Aplikasi otomatisasi field service dapat berupa pengelolaan permintaan layanan dari pelanggan, order untuk melakukan layanan, kontrak, jadwal pelayanan, dan panggilan atau telepon dari pelanggan. Aplikasi ini menyediakan fitur perencanaan, penjadwalan, pengiriman, dan pelaporan bagi karyawan field service. 20 2. Customer – Touching Applications Aplikasi ini bertujuan agar pelanggan dapat berinteraksi langsung dengan sistem. Aplikasi yang termasuk dalam customer-touching application adalah sebagai berikut : • Personalized web page Beberapa perusahaan menyediakan suatu tool yang memungkinkan bagi pelanggannya untuk menciptakan halaman web individual yang sesuai dengan selera yang ia miliki. Halaman web yang terpersonalisasi tidak hanya memungkinkan pelanggan untuk mengambil informasi dari situs milik perusahaan, namun di sisi lain perusahaan juga dapat memberikan informasi kepada pelanggan secara lebih efisien seperti informasi produk dan garansi ketika pelanggan melakukan login pada situs web tersebut. Sebagai tambahan, situs web ini dapat digunakan untuk mencatat pembelian yang dilakukan pelanggan dan referensi yang dimiliki oleh pelanggan sehingga perusahaan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan selera pelanggan. Hal ini dapat membuat kegiatan pemasaran dan penjualan yang lebih efektif dan tepat sasaran. Dengan adanya personalisasi maka perusahaan dapat menawarkan produk yang tepat kepada pelanggan yang tepat pula. Selain itu, terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh misalnya saja kemampuan untuk menelusuri status pesanan yang dilakukan pelanggan dimana pelanggan diberi kemudahan sehingga mereka tidak lagi perlu untuk melakukan panggilan kepada perusahaan untuk menanyakan hal tersebut dan juga mengurangi waktu. Perusahaan juga mendapat keuntungan dari fasilitas ini, karena perusahaan dapat mengurangi biaya yang harus 21 dikeluarkan jika perusahaan harus mempekerjakan karyawan untuk menjawab panggilan yang dilakukan oleh pelanggan. • E-commerce application e-commerce application mengimplementasikan fungsi pemasaran, penjualan, dan pelayanan secara online, biasanya berupa situs web. Dengan adanya aplikasi ini, memungkinkan pelanggan untuk berbelanja melalui sebuah kereta belanja virtual dan melakukan pelayanan sendiri sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi banyak pelanggan dan menghemat biaya yang haru mereka keluarkan serta dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. • Campaign management Campaign management application menyediakan otomatisasi terhadap aktifitas dalam kampanye pemasaran seperti perencanaan iklan dan analisis secara online. Aplikasi ini menawarkan aktifitas pemasaran yang lebih tepat sasaran berdasarkan padapermintaan pelanggan, jadwal atau sebagai respon terhadap adanya suatu kegiatan bisnis melalui surat langsung, e-mail, contact center, dan melalui web. • Web self-service Lingkungan web menyediakan peluang bagi pelanggan untuk melayani diri mereka sendiri. Web self-service merupakan suatu strategi yang menyediakan tool bagi pengguna untuk menjalankan aktifitas-aktifitas yang sebelumnya dilakukan oleh karyawan bagian customer service. Web yang memiliki personalisai merupakan salah satu tool yang mendukung web self-service. 22 Keuntungan dari web self-service bagi pelanggan adalah dapat memperoleh tanggapan yang lebih cepat, konsisten, dan terkadang lebih akurat, kemungkinan untuk memperoleh informasi yang lebih detil, tidak membuat frustasi dan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Sedangkan keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah pengeluaran yang lebih rendah dalam memberikan pelayanan, kemampuan untuk memberikan pelayanan lebih tanpa perlu menambahkan karyawan, memperkuat hubungan bisnis, dan meningkatkan kualitas yang dapat diberikan kepada pelanggan. Dari beberapa tool yang mendukung self service, terdapat dua jenis tool yang sering digunakan yaitu self-tracking dan self-configuration. Selftracking merupakan sebuah sistem dimana pelanggan dapat mengetahui status dari sebuah pesanan atau layanan secara real-time. Selfconfiguration merupakan sebuah sistem dimana pelanggan diberi kebebasan untuk membuat konfigurasi produk atau jasa seperti yang mereka inginkan. Perusahaan yang menggunakan tool ini bersifat buildto-order, dimana proses produksi dilakukan jika ada pesanan dari pelanggan dan produk yang dibuat berdasarkan pada spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan. 3. Customer – Centric Intelligence Applications Customer-centric application mendukung perusahaan dalam melakukan pengumpulan, pemerosesan, dan analisis data pelanggan. Aplikasi yang termasuk adalah sebagai berikut : 23 • Data reporting and warehousing Data report, merupakan penggambaran informasi yang berhubungan dengan CRM dimana informasi ini dapat berupa informasi yang masih mentah atau sudah diproses. Hasil pelaporan data ini dapat dilihat dan dianalisa oleh manajer dan analis. Data warehouse, merupakan tempat penyimpanan data yang terpusat bagi perusahaan menengah dan besar. Dengan adanya tempat penyimpanan data ini memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan analisa terhadap data yang dimiliki perusahaan di masa mendatang ketika dibutuhkan. • Data analysis and mining Aplikasi analisis melakukan otomatisasi terhadap pemerosesan dan analisis terhadap data yang berhubungan dengan CRM. Beberapa alat analisis yang dapat mendukung adalah analisa statistik dan tool pendukung keputusan. Aplikasi analisa melakukan pemerosesan terhadap data yang disimpan dalam gudang data dimana kemudian data tersebut akan dibuat dalam bentuk laporan. Selain itu aplikasi ini dapat digunakan untuk melakukan analisis terhadap kinerja, efisiensi, dan efektifitas dari sebuah aplikasi CRM operasional. Hasilnya harus memampukan perusahaan dalam meningkatkan aplikasi operasional yang menyampaikan pengalaman pelanggan dengan tujuan untuk mencapai tujuan CRM yaitu mempertahankannya. dalam memperoleh pelanggan baru dan 24 Data mining merupakan aktifitas analisis yang melibatkan penyaringan data dalam jumlah besar untuk mengungkapkan pola yang sebelumnya belum diketahui. 4. Online Networking and other Applications Online networking dan aplikasi lainnya mendukung komunikasi dan kolaborasi antar pelanggan, partner bisnis, dan karyawan perusahaan. Beberapa tool yang dapat digunakan dalam online networking yaitu : • Forums Menawarkan kesempatan untuk berpatisipasi dalam diskusi serta untuk memimpin pada sebuah topik tertentu. • Chat rooms Penggunaan sebuah web site dimana dapat melakukan perbincangan secara real-time antara satu orang dengan orang lainnya atau antara banyak orang. • Usenet groups Kumpulan dari diskusi online, dimana dikelompokkan dalam suatu komunitas. • E-mail newslatters Newsletters biasanya menawarkan kesempatan untuk membaca dan menulis artikel sesuai dengan topik yang diinginkan. Untuk dapat mengakses artikel tersebut hanya diizinkan bagi pengguna yangtelah melakukan registrasi. 25 • Discussion lists Discussion list adalah sebuah tool yang mengirimkan email untuk satu alamat dan kemudian secara otomatis akan diteruskan ke semua orang yang telah terdaftar. 2.3.6 Klasifikasi dari Program CRM Menurut tan et al (2002) yang dikutip Turban, King, Viehland & Lee (2006: 549), CRM diklasifikasikan menjadi beberapa program, yaitu : • Loyalty programs Program ini bertujuan meningkatkan loyalitas pelanggan. • Prospecting Program promosi yang dimaksudkan untuk mendapatkan pelanggan baru atau pelanggan pertama. • Save or win back Merupakan program yang berusaha meyakinkan pelanggan untuk tidak meninggalkan, atau jika meninggalkannya, berusaha untuk dapat bergabung kembali. • Cross-sell/up-sell Dengan menawarkan produk komplementer (cross-sell) atau produk yang ditingkatkan (up-sell) yang disukai pelanggan, perusahaan berusaha untuk membuat pelanggan senang sehingga dapat meningkatkan pendapatan. 26 2.4 E-CRM 2.4.1 Definisi E-CRM Menurut Turban Effraim, King, Lee, Liang& Turban Debborah (2010: 398), e-CRM merupakan istilah industri yang meliputi metodologi dan perangkat lunak yang membantu suatu perusahaan mengelola hubungan pelanggan yang terorganisir. Sistem e-CRM umumnya terdiri dari database pelanggan yang mencakup informasi kontak pelanggan. Menurut Chaffey (2009: 486)e-CRM adalah penggunaan teknologi komunikasi digital untuk memaksimalkan penjulan kepada pelanggan yang sudah ada dan mendorong penggunaan pelayanan secra online.Sifat dasar interaktif dari web yang dikomunikasikan dengan e-mail menyediakan sebuah lingkungan yang ideal dimana untuk mengembangkan hubungan pelanggan, database menyediakan sebuah fondasi untuk menyimpan informasi tentang hubungan tersebut dan menyediakan informasi untuk memperkuat demi meningkatkan pelayanan personal. 2.4.2 Manfaat dari e-CRM Menurut Chaffey (2009: 487), manfaat e-CRM adalah sebagai berikut : • Menargetkan biaya yang lebih efektif (Targeting more cost-effectively) Perusahaan dapat membangun hubungan dengan pengunjung pada situs web dan bagi pengunjung yang berminat terhadap produk yang tersedia dapat melakukan registrasi terlebih dahulu. • Mencapai masa dari kostumisasi pesan pemasaran (Achive mass customization of the marketing messages) • Memperdalam dan memperluassifat dari hubungan (Increase depth, breadth and nature of relationship) 27 • (A learning relationship can be achieved using different tools throughout the customer lifecycle. • Biaya lebih sedikit (Lower cost) 2.5 Analisis Value Network 2.5.1 Konsep Analisis Value Network Menurut Ward &Peppard (2002: 267), value network merupakan bisnis model yang menyediakan pertukaran dan mediasi antara penjual dan pembeli, memastikan hubungan dapat berjalan dengan baik. Bisnis yang dimaksud mendapatkan pendapatan dari salah satu atau keduanya dalam penggunaan jaringan perusahaan. Perusahaan tersebut bukanlah jaringannya, namun menyediakan layanan jaringan. Inti dari value network adalah hubungan yang terjadi antara semua pihak yang bekerja sama dan saling memberikan timbal balik didalam menentukan nilai dari suatu bisnis. 2.5.2 Aktivitas dalam Analisis Value Network Menurut Ward dan Peppard (2002: 267), value network menggambarkan aktivitas bisnis perusahaan yang digolongkan menjadi aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (support activities) yang digambarkan pada value network diagram yang dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini. 28 Gambar 2.2 Value Network Diagram Sumber : Ward &Peppard (2002: 268) Aktivitas utama (primary activities) pada value network adalah sebagai berikut (Ward & Peppard, 2002: 268): a. Network infrastructure development operation and maintenance Terdiri dari aktivitas yang terkait dengan penyediaan kapasitas dan akses infrastruktur. Aktivitas ini menjaga jaringan dalam status siaga, siap untuk melayani permintaan pelanggan. Aktivitas operasi infrastruktur jaringan yang spesifik tergantung pada sifat dasar infrastruktur yang digunakan. Pada perusahaan perbankan atau asuransi, kunci infrastrukturnya adalah kantor cabang dan aet finansial; pada perusahaan transportasi dan distribusi, kunci infrastrukturnya adalah kendaraan dan gudang. b. Service development and operations Terdiri dari aktivitas menarik pelanggan untuk menutupi biaya kapasitas melalui pendapatan yang diperoleh dari transaksi. Aktivitas yang termasuk 29 dalam service development and operations adalah pemasaran, penentuan harga, kontrak, performa, pengaturan transaksi dan pendapatan. c. Service delivery Terdiri dari aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dari pembeli dengan membangun, memelihara, memutuskan hubungan dengan pelanggan dan penagihan terhadap nilai yang diterima. Penyediaan layanan tergantung pada sifat dasar mediasinya. Membangun hubungan jaringan, baik transaksi bank atau penagihan telepon, membutuhkan beberapa bentuk cek kelayakan yang mencakup klarifikasi sifat transaksi, ketersediaan kemungkinan hubungan dan pemenuhan syarat dari pelanggan dalam membuat hubungan. Aktivitas pendukung (Support Activity) dalam value network adalah sebagai berikut (Stabell & Fjeldstad, 1998: 267): 1. Firm infrastructure Aktivitas dari manajemen umum, finansial, sistem informasi manajemen dan lainnya. Fasilitas terdahulu yang mengoperasikan perusahaan yang kemudian menjadi inti dari penciptaan nilai bagi pelanggan. 2. Human resources management Aktivitas yang berhubungan dengan merekrut, mempekerjakan, melatih, mengembangkan, dan kompensasi personalia. 3. Technology development Aktivitas yang mendukung pembangunan infrastruktur jaringan dan layanan. Pembangunan infrastruktur jaringan mencakup aktivitas yang terkait dengan desain, pengembangan, dan implementasi dari infrastruktur jaringan. Pengembangan layanan mencakup segala hal dari modifikasi seperangkat besar syarat kontrak pelanggan, juga modifikasi pada perusahaan – interface 30 pelanggan melalui modifikasi prosedur, form, dan self service computer interface. 4. Procurement Aktivitas pengadaan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur jaringan dan layanan. 2.6 Gap Analysis Menurut Hoffman & Bateson (2006: 334), gap merupakan kesenjangan yang diperoleh antara ekspektasi dengan persepsi yang melibatkan bagian manajemen, karyawan, dan pelanggan. Dalam penggunaan gap analysis dengan service quality, terdapat 5 quality perspective dari service quality yaitu : 1. ServiceGAP, yaitu mengindikasikan bahwa adanya perbedaan antara pengharapan antara keinginan yang diinginkan oleh pelanggan dengan keadaan yang telah mereka terima sekarang. 2. Knowledge GAP, yaitu pengharapan yang diinginkan oleh pelanggan dan pengharapan yang diinginkan oleh manajemen perusahaan. 3. Standard GAP, yaitu terjadinya ketimpangan antara persepsi manajemen perusahaan dengan pelanggan, yang dimana dimaksud disini adalah standar dari delivery standard. 4. Delivery GAP, yaitu terjadinya persepsi yang diinginkan perusahaan kepada pelanggan dengan keadaan yang telah terjadi sebenarnya di perusahaan tersebut. 5. Communication GAP, yaitu terjadinya antara kesenjangan pelanggan dengan komunikasi yang terdapat atau yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, dalam 31 hal ini adalah mengantarkan informasi yang akurat, tepat dan jelas kepada pelanggan mengenai produk atau jasa yang ditawarkan. 2.7 Service Quality(SERVQUAL) 2.7.1 Konsep SERVQUAL Menurut Hoffman dan Bateson (2006: 341), SERVQUAL adalah suatu alat diagnosa yang dapat mengukur antara harapan dan presepsi pelanggan untuk dapat mengungkapkan kelemahan dan kekuatan perusahaan dalam area kualitas jasa. Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988: 23), SERVQUAL memiliki lima dimensi (tiga original dan dua dimensi kombinasi) dimensi-dimensi tersebut antara lain: 1. Tangibles (berwujud) : menampilkan bentuk fisik dari fasilitas, peralatan, personel, dan materi komunikasi 2. Reliability (keandalan) : kemampuan untuk merealisasikan janji-janji yang telah dibuat oleh perusahaan atau unit bisnis yang bersangkutan secara akurat. 3. Responsiveness (daya tanggap) : memiliki kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan.. 4. Assurance (jaminan) : ilmu pengetahuan dan informasi dari para karyawan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan pelanggan. 5. Empathy (empati) : menjaga, memberikan perhatian secara individual kepada masing-masing pelanggannya. 32 2.7.2 SERVQUAL Scale Terdapat 22 items pernyataan yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas jasa pelayanan pada suatu perusahaan dari masing-masing dimensi, adalah sebagai berikut (Parasuraman, Berry & Zeithaml, 2001: 446): Tangibles • Excelent companies will have modern-looking equipment. • The physical facilities at excellent companies will be visually appealing. • Employees of excellent companies will be neat in appearance. • Materials associated with the service (such as pamphlets or statements) will be visually appealing in an excellent company. Reliability • When excellent companies promise to do something by a certain time, they will do so. • When customers have a problem, excellent companies will show a sincere interest in solving it. • Excellent companies will perform the service right the first time. • Excellent companies will provides their services at the time they promises to do so. • Excellent companies will insist on error-free records. Responsiveness • Employee of excellent companies will tell customers exactly when services will be performed. 33 • Employees of excellent companies will give prompt service to customers. • Employees of excellent companies will always be willing to help customers. • Employee of excellent companies will be too busy to respond to customer. Assurance • The behavior of employees of excellent companies will instills confidence in customers. • Customers of excellent companies will feel safe in their transactions. • Employee of excellent companies will be consistently courteous with customers. • Employee of excellent companies will have the knowledge to answer customer question. Empathy • Excellent companies will gives customers individual attention. • Excellent companies will have operating hours convenient to all their customers. • The employees of excellent companies give customers personal attention. • Excellent companies will have the customer's best interest at heart. • The employees of excellent companies will understand the specific needs of their customers. 34 2.7.3 Matriks Importance&Perfomance Matriks ini menggambarkan tingkat kepentingan bagi pelanggan, yang dikaitkan dengan pentingnya variabel dengan kenyataan yang dirasakan. Dari berbagai tingkat persepsi kepentingan pelanggan, dapat dirumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan, yang bertujuan untuk menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut pada pelanggan (Rangkuti, 2002: 109). Menurut Rangkuti (2002: 112), matriks importance dan perfomance terdiri dari empat kuadran, yaitu : 1. Kuadran I, terletak di sebelah kiri atas (attributes to improve) Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang ia harapkan karena tingkat kepuasan yang diperoleh masih rendah. Perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus-menerus sehinggan perfomance yang ada dapat meningkat. 2. Kuadran II, terletak di sebelah kanan atas (maintain perfomance) Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap oleh pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Faktor tersebut harus tetap dipertahankan karena menjadikan produk/jasa tersebut unggul di mata pelanggan. 3. Kuadran III, terletak di sebelah kiri bawah (attributes to maintain) Faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan pada varibel ini 35 perlu dipertimbangkan karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. 4. Kuadran IV, terletak di sebelah kanan bawah (main priority) Faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Variabel yang ada pada kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya. Gambar 2.3 Matriks Importance dan Prefomance Sumber : Rangkuti (2002: 111) 2.8 Populasi dan Teknik Sampling 2.8.1 Populasi Menurut Ridwan dan Kuncoro (2011: 38), populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi 36 merupukan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syaratsyarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. 2.8.2 Teknik Sampling Teknik penarikan sample atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sample yang representatif dari populasi. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu (Ridwan & Kuncoro, 2011: 41) : 1. Probabillity Sampling Adalah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. 2. Nonprobability Sampling Adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample. 2.8.3 Pengambilan Sampel Apabila populasi sudah diketahui jumlahnya, maka teknik pengambilan sampel dapat menggunakan rumus Slovin. Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Nilai Presisi atau Tingkat Kesalahan (0,1) 37 2.9 Analisis Kompetitif: Model Lima Kekuatan Porter Menurut David (2010: 145), Model lima kekuatan porter (Porter’s FiveForces Model) tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan: 1. Persaingan Antarperusahaan Saingan Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan antarperusahaan saingan cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran dan kapabilitas, ketika permintaan akan produk industri itu menurun, dan ketika potongan harga menjadi lazim. Persaingan juga meningkat manakala konsumen dapat beralih merek dengan mudah, ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, tatkala biaya tetap tinggi, kala produk bisa rusak atau musnah, ketika permintaan konsumen tumbuh lambat atau turun sehingga pesaing memiliki kelebihan kapasitas dan/atau persediaan, saat produk yang dijual adalah komoditas (tidak mudah dideferensiasi). 2. Potensi Masuknya Pesaing Baru Bila perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industry tertentu, intensitas persaingan antarpeusahaan akan meningkat. Hambatan bagi masuknya perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik-trik praktis, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat, preferensi merek yang 38 kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan regulative pemerintah, kurangnya akses ke bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balik dari perusahaan yang diam-diam berkubu, dan potensi penyaringan pasar. 3. Potensi Pengembangan Produk Pengganti Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti bertambah ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar. 4. Daya Tawar Pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Semakin banyak industri, penjual menjalin kemitraan strategis dengan pemasok terpilih dengan tujuan: a. Mengurangi biaya persediaan dan logistik (misalnya, melalui pengiriman tepat waktu). b. Mempercepat ketersediaan komponen generasi selanjutnya. c. Meningkatkan kualitas onderdil dan komponen yang dipasok serta mengurangi tingkat kecacatannya. 39 d. Menekan pengeluaran baik bagi diri mereka sendiri maupun pemasok mereka. 5. Daya Tawar Konsumen Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan terpenting yang memengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen memiliki daya tawar yang semakin besar dalam kondisi-kondisi berikut: a. Mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing. b. Mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual. c. Penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen. d. Mereka memegang informasi tentang produk, harga, dan biaya penjual. e. Mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk. Gambar 2.4 Model Lima Kekuatan dari Kompetisi Sumber: David (2010: 146) 40 2.10 Teori OOA&D 2.10.1 Definisi OOA&D Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen & Stage(2000: 135), OOA&D merupakan suatu metode untuk analisis dan perancangan sistem yang berorientasi pada objek. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen & Stage(2000: 4), Objek merupakan suatu entitas yang memiliki identitas, state dan behavior. Identitas objek dalam analisis menunjukkan bagaimana objek tersebut dapat dibedakan dengan objek lainnya dalam suatu konteks oleh para pengguna. Sedangkan identitas objek dalam perancangan menunjukkan bagaimana objek-objek lain dalam sistem dapat mengenali objek tersebut dan bagaimana pula mengaksesnya. Menurut satzinger, Jackson, & Burd (2010: 60), Object-oriented analysis (OOA) merupakan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam suatu sistem dan menunjukkan interaksi dari pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Object-oriented design (OOD) merupakan semua tipe objek yang diperlukan untuk dapat berkomunikasi dengan orang dan perangkat yang ada di dalam sistem, menggambarkan bagaimana objek dapat berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu atau lingkungan. 2.10.2 Keuntungan OOA&D Dalam analisis dan perancangan tradisional, metode, fungsi, data dan aliran data merupakan kunci utama analisis. Namun OOA&D menggunakan objek dan class sebagai utama analisis dan perancangan sistem. Beberapa keuntungan utama lewat penggunaan metode OOA&D(Mathiassen, Madsen, Nielsen, Stage, 2000: 5), yaitu: 41 1. OOA&D menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks dari sistem. Metode OOA&D memiliki fokus baik pada sistem maupun konteks dari sistem tersebut. 2. Metode OOA&D memberikan hubungan yang dekat antara analisis, perancangan, dan user user interface. 2.10.3 System Definition Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen & Stage(2000: 24), System definition merupakan deskripsi singkat dari sistem yang terkomputerisasiyang diuliskan dalam bahasa alamiah. Definisi sistem menggambarkan konteks sistem, informasi yang harus dimiliki, fungsi-fungsi yang harus disediakan, dimana penggunaan sistem dan kondisi pengembangan yang tepat. 2.10.4 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 141), activity diagram adalah sebuah tipe dari workflow diagram yang menggambarkan aktivitas dari user dan flow secara berurutan. 42 Gambar 2.5 Simbol Activity Diagram Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd(2010: 142) 2.10.5 Classes Menurut mathiassen, Madsen, Nielsen & Stage(2000: 53), class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan objek yang memiliki struktur, pola perilaku dan atribut yang sama. Objek adalah suatu entitas yang memiliki identitas, state dan perilaku. Eventadalah kejadian yang melibatkan satu atau lebih objek (Mathiassen, Madsen, Nielsen, Stage, 2000: 51).Tujuan dari aktivitas ini adalah mengidentifikasi seluruh objek dan event untuk digabungkan menjadi suatu model problem domain. Langkah-langkah menentukan class, antara lain: 1. Mencari kandidat untuk class 2. Mencari kandidat untuk event 3. Evaluasi dan pilih class dan event secara sistematis 4. Membuat event table 43 2.10.6 Use Case Diagram Usage digunakan untuk menggambarkan bagaimana actor berinteraksi dengan sistem yang tergambarkan dengan suatu use case diagram. Terdapat dua konsep utama yang perlu dimengerti yaitu: a. Actor merupakan abstraksi pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem. b. Use case merupakan suatu pola interaksi antara sistem dengan actor dalam application domain. Diagram use case menunjukkan hubungan antara actor dengan use case (Mathiassen, Madsen, Nielsen, Stage, 2000: 343). Dalam diagram ini, actor dan use case merupakan dua elemen terpenting. Keduanya dapat dihubungkan satu sama lain untuk menggambarkan pola interaksi antara actor dengan bagian sisstem tertentu. Gambar 2.6Notasi Use Case Diagram Sumber : Mathiasen, Madsen, Nielsen & Stage(2000: 343) 44 2.10.7 Sequence Diagram Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen & Stage(2000: 340), sequence diagram menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam suatu waktu. Diagram ini mampu mempertahankan detil mengenai situasi yang dinamis dan komplek yang dapat terjadi pada objek-objek yang dihasilkan oleh class dalam class diagram. Menurut Bennet, McRobb & Farmer(2006: 253), sequence diagram menunjukkan interkasi antara objek-objek yang diurutkan dalam suatu rentetan waktu. Sequence diagram banyak digunakan untuk mempresentasikan detil interaksi objek yang terjadi pada sebuah use case dan dapat dilihat sebagai spesifikasi detil dari use case. Gambar 2.7Sequence Diagram 45 2.10.8 User Interface Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen & Stage (2000: 152) user interface adalah sebuah fasilitas yang digunakan untuk dapat berinteraksi dengan sistem. 2.10.9 Navigation Diagram Navigation diagram adalah statechart diagram khusus yang berfokus pada keseluruhan interface yang dinamis. Diagram ini menunjukkan window yang berkaitan dan transisi di antara window-window tersebut (Mathiassen, Madsen, Nielsen, Stage, 2000: 344). Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen & Stage(2000: 344)navigation diagram adalah statechart diagram khusus yang berfokus pada keseluruhan interface yang dinamis. Diagram ini menunjukkan window yang berkaitan dan transisi di antara window-window tersebut. Gambar 2.8Notasi Navigation Diagram Sumber : Mathiasen, Madsen, Nielsen & Stag(2000: 340) 46 2.11 Kerangka Pikir Adapun kerangka pikir yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dapat dilihat pada Gambar 2.9 Kerangka Berpikir. Kerangka pikir yang digunakan dalam penulisan skripsi dimulai dengan melakukan analisis sistem berjalan dengan menggunakan value network untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai proses yang terjadi dalam PT. MPS dalam kaitannya dengan pelanggan. Analisis industri dengan anilisis porter dilakukan untuk mengetahui kekuatan eksternal yang mempengaruhi PT. MPS. Analisa GAP dengan menggunakan SERQUAL sebagai penilaian antara kinerja perusahaan dengan harapan pelanggan. Dari hasil analisis akan ditentukan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Dari hasil analisis selanjutnya akan ditentukan fitur rancangan dengan menggunakan 3 fase CRM, yaitu Acquiring, Enhancing dan Retaining. Selanjutnya akan dilakukan perancangan sistem dengan menggunakan konsep Class Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, User Interface dan Navigation Diagram. 47 Gambar 2.9 Kerangka Berpikir