50 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis atas Penetapan Marjin Murabahah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Metode perhitungan marjin keuntungan murabahah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, yaitu: tetap (Flat). Dalam perhitungan marjin keuntungan bersifat tetap (Flat), yang tidak akan terjadi perubahan harga, baik dalam kondisi ekonomi yang stabil ataupun tidak stabil, dan berlaku sejak akad pembiayaan ditandatangani antara pihak nasabah dengan pihak bank hingga masa jatuh tempo dari waktu pembiayaan. Bank konvensional dalam mengambil suku bunga bank ditetapkan berdasarkan faktor kebutuhan bank untuk mendapatkan keuntungan riil, demikian pula tergantung pada inflasi, ketidakpastian tingkat inflasi di masa datang, preferensi likuiditas serta permintaan akan pinjaman, kebijakan moneter, dan suku bunga luar negeri. Penggunaan suatu metode yang mengaitkan marjin dengan tingkat persentase tertentu seolah menyatakan kalau marjin tidak ada bedanya dengan suatu tingkat bunga. Penetapan marjin keuntungan bagi bank syariah memiliki banyak faktor yang akan menjadi pertimbangan bank dalam menentukan besaran marjin yang harus dibebankan pada suatu pembiayaan. Berikutnya setelah marjin keuntungan murabahah telah dihitung dengan benar, maka akad penyerahan aktiva kepada nasabah harus dilakukan sebagai jual 50 51 beli agar transaksi yang dilakukan menjadi halal. Masalah akad perlu diperhatikan secara serius karena dalam beberapa hal akan berimplikasi secara langsung kepada sah atau tidaknya akad atau halal atau haramnya akad menurut ukuran syariah. Mengabaikan akad dapat berakibat transaksi tidak menjadi transaksi islami, melainkan menjadi transaksi pinjaman biasa dengan pengembalian yang lebih besar dari pokok. Hal ini justru merupakan pokok dari riba nasi’ah. Akad harus dijelaskan kepada nasabah sekaligus memberikan pendidikan akad islami kepada masyarakat, dalam hal ini adalah nasabah. Nasabah harus dapat membedakan dengan pasti antara transaksi jual beli dengan transaksi pinjam meminjam biasa. Bank syariah tidak dapat berasumsi bahwa setiap transaksi telah dipahami oleh setiap nasabah. Dalam praktiknya, masyarakat masih banyak yang belum mengetahui maksud transaksi, bahwa transaksi tersebut adalah transaksi jual beli, atau tidak berubahnya nilai yang dikembalikan kepada bank setelah akad tersebut disepakati. Apabila pihak bank dan nasabah telah memahami dan melakukan akad dengan benar, maka tujuan akad akan tercapai, kehalalannya dapat dipertanggungjawabkan, dan sosialisasi transaksi Islami dapat dijalankan. B. Analisis atas Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Transaksi Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Sebagai ilustrasi untuk memperjelas transaksi pembiayaan murabahah disajikan contoh kasus yang terjadi di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 52 Sulaiman seorang pengusaha beras di Kerawang mengajukan pembiayaan kepada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk berupa mesin penggilingan gabah merk Kubota 70 PK. Atas pesanan tersebut PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk pada tanggal 05 April 2008 membeli barang kebutuhan Sulaiman dari dealer Kubota Permai dengan data-data sebagai berikut: Nama Barang : Mesin Giling Kubota 70 PK Harga barang : Rp. 120.000.000,-- (seratus dua puluh juta rupiah). Uang muka : Rp. 20.000.000 ( dua puluh juta rupiah) Penyerahan : Gudang dealer Kubota Permai Pembayaran : dilakukan setelah barang diterima di kantor Bank Diskon : 5% dari harga barang Lainnya : dibayar ongkos pengiriman dari gudang dealer sampai kantor PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Kerawang beban lainnya sebesar Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) Pada tanggal 5 April 2008 PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menyetujui permohonan Sulaiman dengan kesepakatan sebagai berikut: Nama nasabah : Sulaiman Jenis pembiayaan : Murabahah Nama barang : Mesin Giling Kubota 70 PK Harga pokok : PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menyampaikan sesuai perhitungan yang dilakukan dan Sulaiman memahami Keuntungan : setara dengan 20% pa (sesuai keputusan ALCO) Uang muka : Rp. 19.000.000 (sembilan belas juta rupiah) Penyerahan : PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Kerawang Pembayaran : diangsur secara merata selama 5 kali angsuran Biaya administrasi : Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) Biaya notaris : Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) Denda keterlambatan :Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) setiap hari keterlambatan Diminta : 53 1. Prinsip syariah yang dipergunakan dalam transaksi tersebut dan perhitungan yang terkait dengan transaksi tersebut. 2. Jurnal yang harus dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk jika bank syariah melakukan pengakuan keuntungan secara proporsional, antara lain dan tidak terbatas pada: a. Pembayaran uang muka kepada dealer b. Penerimaan mesin giling dari dealer barang sampai kantor dan pembayaran ongkos angkut c. Penerimaan uang muka dari Sualiman d. Persetujuan akad dan penyerahan barang ke Sualiman e. Penerimaan fee adm dan biaya notaris f. Penerimaan pembayaran angsuran sampai dengan angsuran ke tiga g. Penerimaan angusuran ke empat yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar dan dibayar bersama-sama angsuran kelima (saat pelunasan kewajibannnya) h. Penerimaan pelunasan angsuran yang tertunggak dan bank memberikan potongan sebesar 50% dari Marjin yang belum jatuh tempo dan belum diterima. Perhitungan pembiayaan murabahah Harga barang Rp. 120.000.000 Diskon 5% x 120.000.000 Rp. 6.000.000 - -------------------Harga barang setelah diskon Rp. 114.000.000 Ongkos angkut sd Kantor Bank Rp. 5.000.000 + -------------------Harga pokok barang Rp. 119.000.000 Uang Muka Nasabah Rp. 19.000.000 --------------------- 54 Rp. 100.000.000 Keuntungan : 20% x Rp. 100.000.000 = Rp. 20.000.000 Pembiayaan Murabahah Harga pokok barang Rp. 119.000.000 Keuntungan disepakati Rp. 20.000.000 + -------------------- Harga jual disepakati Rp. 139.000.000 Uang muka nasabah Rp. 19.000.000 -------------------- Sisa kewajiban nasabah Rp. 120.000.000 Angsuran : 120.000.000 / 5 = 24.000.000 Porsi angsuran Pokok : Rp. 20.000.000 Marjin Rp. 4.000.000 : Sumber: Bank Muamalat Indonesia 1. Analisis Pengakuan Pembiayaan Murabahah Berdasarkan konfirmasi dan analisis yang dilakukan peneliti, maka pengakuan atas pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut: a. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan yaitu pada penerimaan mesin giling dari dealer dan pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 18. 55 b. Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 22. c. Uang muka diakui sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok). Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 30 butir (b). d. Keuntungan murabahah diakui pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun. Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 23 butir (a). Serta Pengakuan keuntungan dilakukan secara proporsional atas jumlah piutang yang berhasil ditagih. Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 24. e. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 26. f. Denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad. Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 29. 2. Analisis Pengukuran Pembiayaan Murabahah Pengukuran atas pembiayaan murabahah yang diakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk pada saat perolehan, dinilai sebesar biaya perolehan jika pada murabahah pesanan mengikat, sedangkan pada murabahah pesanan tidak mengikat, maka dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat 56 direalisasi, mana yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan PSAK No.102 paragraf 19 butir (a) dan (b). C. Analisis Penyajian dan Pengungkapan Akuntansi Transaksi Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Analisis Penyajian Pembiayaan Murabahah Transaksi pembiayaan murabahah dicatat pada laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai kelompok aktiva. Saat dimulainya akad, jumlah yang dicatat adalah sesuai dengan jumlah yang benar-benar diserahkan kepada nasabah. Berikut adalah pencatatan transaksi pembiayaan murabahah: Jurnal sehubungan transaksi tersebut: a. Pembayaran uang muka kepada dealer Db. Piutang Uang Muka Rp. 20.000.000 Kr. Kas Rp. 20.000.000 b. Penerimaan mesin giling dari dealer dan pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor (1) Penerimaan barang Db. Persediaan Rp. 114.000.000 Kr. Piutang Uang Muka Rp. 20.000.000 Kr. Rekening dealer/kas Rp. 84.000.000 (2) Pembayaran ongkos angkut barang sampai kantor bank Db. Persediaan Kr. Kas Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 57 c. Penerimaan uang muka dari Sulaiman Db. Uang muka Rp. 19.000.000 Kr. Piutang murabahah Rp. 19.000.000 d. Persetujuan akad dan penyerahan barang ke Sulaiman (1) Penyerahan barang (saat akad murabahah) Db. Piutang Murabahah Rp.139.000.000 Kr. Marjin Murabahah Ditangguhkan Rp. 20.000.000 Kr. Persediaan aset murabahah Rp. 119.000.000 (2) Uang muka dari nasabah Db. Uang muka Rp. 19.000.000 Kr. Piutang Murabahah Rp. 19.000.000 e. Penerimaan fee administrasi dan biaya notaris (biaya-biaya yang ditanggung nasabah) (1) Penerimaan fee administrasi murabahah Db. Kas/ Rekening nasabah Rp. 10.000.000 Kr. Pendapatan fee admin murabahah Rp. 10.000.000 (2) Biaya notaris Db. Kas / Rekening nasabah Rp. 5.000.000 Kr. Rekening notaris Rp. 5.000.000 f. Penerimaan pembayaran angsuran sampai dengan angsuran ke tiga (1) Db. Kas Kr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000 Rp. 24.000.000 58 (2) Db. Marjin Murabahah Ditangguhkan Rp. 4.000.000 Kr. Pendapatan Marjin Murabahah Rp. 4.000.000 g. Penerimaan angusuran ke empat yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar dan dibayar bersama-sama angsuran kelima (saat pelunasan kewajibannnya) (1) Tunggakan angsuran ke4 (jatuh tempo tetapi belum dibayar) Db. Piutang Murabahah JT (a) Rp. 24.000.000 Kr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000 Db. Marjin Murabahah Ditangguhkan Rp. 4.000.000 (b) Kr. Pendapatan Marjin Murabahah Rp. 4.000.000 (2) Penerimaan denda Db. Kas/Rekening nasabah Rp. 3.000.000* Kr. Rek Dana Kebajikan Rp. 3.000.000 *Perhitungan : 30 x Rp. 100.000 = Rp. 3.000.000 h. Penerimaan pelunasan angsuran yang tertunggak dan bank memberikan potongan sebesar 50% dari Marjin yang belum jatuh tempo dan belum diterima. (1) Pembayaran anguran ke empat Db. Kas Rp. 24.000.000 Kr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000 (2) Pembayaran angsuran ke lima (a) Db. Kas Kr. Piutang Murabahah Rp. 24.000.000 Rp. 24.000.000 59 (b) Db. Marjin Murabahah Ditangguhkan Rp. 4.000.000 Kr. Pendapatan Marjin Murabahah (c) Db. Beban Potongan (Muqasah) Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000* Kr. Kas / Rekening nasabah Rp. 2.000.000 *50% dari Marjin yang belum diterima : 50% x Rp. 4.000.0000 – Rp. 2.000.000 Berdasarkan perhitungan angsuran, pokok dan marjin per bulan diatas, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selanjutnya menyiapkan skedul pembayaran murabahah untuk Sulaiman seperti Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Jadwal Pembayaran Murabahah Sulaiman Angsuran Ke1 2 3 4 5 TOTAL Angsuran per Bulan (Rp) 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 120.000.000 Pokok (Rp) 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 100.000.000 Marjin (Rp) 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 20.000.000 Persentasi Akad 20% 20% 20% 20% 20% - Sumber: Data Diolah Tabel 4.2 Jadwal dan Realisasi Pembayaran Angsuran Murabahah Sulaiman Angsuran Ke1 2 3 Angsuran per Bulan (Rp) 24.000.000 24.000.000 24.000.000 Pokok (Rp) 20.000.000 20.000.000 20.000.000 Marjin (Rp) 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4 24.000.000 20.000.000 4.000.000 5 TOTAL 24.000.000 120.000.000 20.000.000 100.000.000 4.000.000 20.000.000 Sumber: Data Diolah Jumlah yang Dibayar (Rp) 24.000.000 24.000.000 24.000.000 27.000.000 (angs+denda) 22.000.000 (angs-potongan) 121.000.000 60 2. Analisis Pengungkapan Pembiayaan Murabahah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi pembiayaan murabahah berdasarkan sebesar harga perolehan aset murabahah, janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk memberikan pembiayaan secara langsung kepada sector riil berdasarkan penelaahan dan uji kelayakan. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam pengungkapan pembiayaan murabahah tidak menyebutkan nama nasabahnya secara rinci, tetapi hanya mengungkapkan rincian jumlah pembiayaan saja dalam Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. D. Pelaporan Keuangan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Piutang murabahah dan pendapatan marjin murabahah yang ditangguhkan dilaporkan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam laporan keuangan di Neraca pada pos Aktiva. 2. Pendapatan marjin Murabahah dilaporkan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam laporan Laba Rugi pada pos Pendapatan dari penyaluran dana dari pihak ketiga bukan bank.