BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Untuk memberikan gambaran tentang pokok-pokok bahasan dalam skripsi ini, maka dari uraian yang terdahulu baik yang bersifat teoritis maupun empiris dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara umum konsep penerapan kantin kejujuran sekolah di SMA 5 Surabaya sama dengan penerapan kantin kejujuran pada umumnya. Namun yang dapat membedakan yakni apa yang dijual di kantin kejujuran SMA 5 Surabaya ini hanyalah sebatas makanan ringan yang harganya tidak lebih dari tiga ribu rupiah per buahnya. Hal ini dilakukan bukan karena tidak beralasan. Menurut penjelasan guru pengelola kantin tersebut hal ini di lakukan untuk mengontrol tingkat kerugian yang di dapati. Namun bukan berarti tidak ada kepercayaan terhadap para siswa dalam hal kejujurannya. Kantin kejujuran yang ada di SMA 5 Surabaya ini dikelola langsung oleh guru yang ada di sekolah tersebut. Untuk proses transaksi jual belinya sama seperti kantin kejujuran pada umumnya. Yakni dengan adanya sebuah etalase untuk tempat makanan yang dijual, satu kotak untuk tempat uang, tanpa penjaga dan semua dilakukan serba sendiri oleh si pembeli. 2. Bentuk akhlak yang dimaksud dalam skripsi ini adalah akhlakul karimah yang dikhususkan lebih pada kejujuran dalam bersikap dan bertingkah laku. Semua ini dilakukan karena mengacu pada konsep penerapan kantin kejujuran sekolah yang bertujuan untuk membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya serta menjunjung tinggi kejujuran. Hal ini telah direalisasikan oleh para siswa SMA 5 Surabaya, melalui sudut pandang penulis dan dikuatkan oleh penuturan guru pendidikan agama islam yang ada di sekolah tersebut. Mulai dari tingkah laku sehari-hari dan dalam penerapan kantin kejujuran sampai pada saat ini belum pernah didapati kerugian. Walaupun terkadang hanya modal yang kembali pada pengelola, namun sekolah tetap meneruskan kantin kejujuran ini dengan harapan akan lebih baik dalam hal terutama tingkat kejujuran siswa sampai tingkat kesempurnaan. 3. Bahwa penerapan kantin kejujuran sekolah dalam membentuk akhlak siswa SMA 5 Surabaya menunjukkan tingkat yang tinggi dengan korelasi product moment sebesar 0,980692744 yang terletak antara interprestasi nilai r yaitu 0,800 sampai dengan 1,00. Yang artinya penerapan kantin kejujuran sekolah di SMA 5 Surabaya ini memang sangat berpengaruh dalam membentuk akhlak siswa di sekolah tersebut. B. Saran-Saran Setelah penulis mengadakan penelitian , maka di akhir penulisan ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran untuk Kapala Sekolah, guru pengelola kantin kejujuran, dan harapan penulis mudah-mudahan penelitian ini dapat dijadikan acuan. Adapun saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk Kepala Sekolah Diharapkan kegiatan di MTs. Negeri Pandaan ini selalu diawasi dengan sebaik-baiknya, misalnya mengawasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru maupun siswa juga lebih memperhatikan serta memperdalam penerapan kantin kejujuran di sekolah agar guru pengelola dibebankan secara penuh tidak hanya ada menyuplai penjualannya saja. Namun memperhatikan apakah dengan adanya kantin kejujuran di sekolah ini selama dua tahun mendapatkan kemajuan dalam hal kepribadian siswa dalam bertingkah laku. 2. Untuk Guru Pengelola kantin kejujuran Diharapkan kepada guru pengelola kantin kejujuran di SMA 5 Surabaya ini tidak hanya memperhatikan suplai barang yang akan dijual. Namun juga kembali pada fungsi awal diterapkannya kantin kejujuran SMA 5 Surabaya yakni untuk melatih siswa memegang tanggung jawab dan menjunjung tinggi kejujuran. Oleh karena itu, penulis harapkan guru pengelola untuk memberikan penjelasan tentang makna keberadaan kantin kejujuran di sekolah itu dan tetap menghimbau para siswa untuk selalu berlaku jujur di mana pun dan kapan pun.