BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu negara didefinisikan sebagai kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang dan jasa ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut ditentukan oleh adanya kemajuan teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai keadaan yang ada (Jhingan, 2004). Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa terdapat tiga komponen utama yang mempunyai arti penting bagi masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu: 1. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru dalam tanah, peralatan fisik, dan sumber daya manusia melalui perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan, dan keterampilan kerja. 2. Pertumbuhan penduduk yang pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan angkatan kerja. 3. Kemajuan teknologi yang akan meningkatkan produktivitas. 2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik menyatakan bahwa liberalisasi atau kebebasan pasar-pasar nasional dan internasional akan merangsang investasi, baik investasi domestik maupun investasi asing. Hal ini dapat memacu tingkat 10 akumulasi modal negara tersebut. Di sisi lain, penambahan tingkat tabungan domestik akan meningkat rasio modal-tenaga kerja dan pendapatan per kapita masyarakat. Model pertumbuhan ekonomi Neoklasik Solow (Solow Neoclassical Growth Model) yang menunjukkan bahwa output selalu berada pada tingkat full employment, diformulasikan dalam fungsi produksi agregat standar Cobb Douglas sebagai berikut: Y = K (AL)1- …………………………………………………………(β.1) dimana Y adalah Produk Domestik Bruto (PDB), K adalah stok modal fisik dan modal manusia, L adalah tenaga kerja, serta A adalah produktivitas tenaga kerja yang pertumbuhannya di tentukan secara eksogen. melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni persentase kenaikan PDB yang bersumber dari satu persen penambahan modal fisik dan modal manusia. Output, Y Modal, K Sumber: Mankiw, 2007 Gambar 2.1 Hubungan antara Modal dan Output 11 Teori pertumbuhan Neoklasik Tradisional menyatakan bahwa pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi (Todaro dan Smith, 2006). 2.1.3 Penanaman Modal Asing (PMA) Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah atau warga negara asing di dalam negeri negara pengimpor modal. PMA dapat dimasukan dalam bentuk modal swasta atau modal negara (Jhingan, 2004). Anoraga (1994) menyatakan bahwa penanaman modal asing dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu: 1. Investasi Portofolio Investasi Portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka lapangan kerja baru. Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk memperluas usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula membuka lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar hutang bank dimana dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen. 12 2. Investasi Langsung Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. 2.1.4 Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) Krugman & Obstfeld (1999) menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) adalah suatu arus pemberian pinjaman atau pembelian kepemilikan perusahaan luar negeri yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh penduduk dari negara yang melakukan investasi (investing country). FDI merupakan salah satu faktor utama pendorong perekonomian negara. FDI, selain sifatnya yang permanen dalam jangka panjang, juga memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. FDI adalah investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan persediaan oleh investor asing dimana investor tersebut terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut. FDI ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan dimana dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan multinasional dengan operasi dibidang manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya (Hady, 2001). 13 Perusahaan dari negara penanam modal secara langsung melakukan pengawasan atas aset FDI yang ditanam di negara pengimpor modal. FDI dapat mengambil beberapa bentuk, yaitu pembentukan suatu cabang perusahaan di negara pengimpor modal, pembentukan suatu perusahaan dimana perusahaan di negara pengimpor yang semata-mata dibiayai oleh perusahaan yang terletak di negara penanam modal untuk secara khusus beroperasi di negara lain, atau menaruh aset (aktiva tetap) di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara penanam modal (Jhingan, 2004). Secara konseptual, pilihan investor asing untuk menanamkan investasinya dalam bentuk FDI, dibanding bentuk modal lainnya di suatu negara, dipengaruhi oleh kondisi dari negara penerima FDI (pull factors) maupun kondisi dan strategi dari penanam modal asing (push factors). Pull factors dari masuknya FDI antara lain terdiri dari kondisi pasar, ketersediaan sumber daya, daya saing, kebijakan yang terkait dengan perdagangan dan industri serta kebijakan liberalisasi FDI (di dalam bentuk insentif investasi), sedangkan yang termasuk push factors antara lain strategi investasi maupun strategi produksi dari penanam modal, serta persepsi resiko terhadap negara penerima (Kurniati, et al, 2007). Hady (2001) menyatakan bahwa faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya aliran modal, keterampilan dan teknologi dari negara pembawa modal dengan negara penerima modal antara lain meliputi: 1. Adanya iklim penanaman modal di negara-negara penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan berusaha (risk country), yang 14 ditunjukkan oleh stabilitas politik serta tingkat perkembangan ekonomi dinegara penerima modal. 2. Prospek perkembangan usaha di negara penerima modal. 3. Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan. 4. Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal. 5. Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir kepada negara-negara yang tingkat pendapatan nasionalnya per kapita relatif tinggi Motif utama dari FDI menurut Winantyo (2008) antara lain: 1. Resource Seeking FDI dengan motif Resource Seeking dilakukan untuk memperoleh faktor produksi yang lebih efisien baik dalam bentuk sumberdaya alam maupun tenaga kerja. 2. Market Seeking FDI dengan motif Market Seeking dilakukan dalam rangka membuka pasar baru atau menjaga pasar yang sudah ada. Investasi jenis ini dipandang sebagai defensive strategy karena lebih didorong oleh ketakutan kehilangan pasar daripada upaya mencari pasar baru. 3. Efficiency Seeking FDI dengan motif Efficiency Seeking dilakukan karena dorongan untuk meningkatkan keuntungan melalui peningkatan skala ekonomis. 15 4. Strategic Asset Seeking FDI dengan motif Strategic Asset Seeking merupakan investasi taktis untuk mencegah penguasaan atas sumber daya oleh perusahaan pesaing. Kurniati, et al, (2007) menyatakan bahwa beberapa jenis FDI adalah sebagai berikut: 1. FDI Vertikal FDI yang dilakukan secara vertikal menyangkut desentralisasi secara geografis dari aliran produksi perusahaan. Perusahaan akan melakukan kegiatan produksi di negara-negara yang memiliki biaya tenaga kerja yang rendah, kemudian hasil produksi di negara tersebut akan disalurkan kembali ke negara induk. Suatu produk yang proses produksinya capital-intensive akan memindahkan proses produksinya ke negara-negara yang kaya akan modal. 2. FDI Horizontal FDI yang dilakukan secara horizontal akan memproduksi barang yang sama di beberapa negara. FDI jenis ini memiliki motivasi untuk mencari pasar yang baru. Keuntungan dari FDI dengan jenis ini adalah efisiensi di dalam biaya transportasi, karena tempat produksi yang ada menjadi lebih dekat dengan konsumen. 2.1.5 Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara-negara yang menganut sistem perekonomian terbuka pada umumnya memerlukan investasi asing. Di negara maju investasi asing tetap diperlukan 16 untuk memacu pertumbuhan ekonomi domestik, menghindari kelesuan pasar, dan penciptaan kesempatan kerja. Di negara berkembang yang sangat memerlukan modal untuk pembangunannya, terutama jika modal dalam negeri tidak mencukupi, FDI dipandang sebagai cara yang lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara dimana modal asing dapat memberikan kontribusi yang lebih baik ke dalam proses pembangunan. Oleh karena itu, beberapa negara penerima modal berusaha memberikan insentif untuk mendorong masuknya modal asing dalam bentuk FDI berupa insentif pajak, jaminan dan asuransi atas investasinya. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Hady (2001) menyatakan bahwa FDI memberikan dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dampak positif FDI terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pembentukan modal serta sebagai sarana transfer teknologi dan pengetahuan di bidang manajemen dan pemasaran. FDI tidak akan memberatkan neraca pembayaran karena tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan transfer keuntungan didasarkan kepada keberhasilan FDI yang dilakukan oleh perusahaan asing tersebut. FDI diupayakan untuk meningkatkan pembangunan regional dan sektoral, meningkatkan persaingan dalam negeri dan kewirausahaan yang sehat, serta meningkatkan lapangan kerja. 17 Pengaruh negatif FDI terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain mendorong munculnya dominasi industrial, meningkatkan ketergantungan teknologi, memengaruhi perubahan budaya. Dominansi FDI dapat menimbulkan gangguan pada perencanaan ekonomi karena terjadi intervensi oleh home government dari negara penanam modal. Secara sektoral mungkin aliran modal internasional ini akan ditentang oleh kelompok pemilik faktor produksi tertentu karena terjadinya redistribusi pendapatan dari pemilik faktor produksi lainnya (tenaga kerja, tanah/bangunan) ke pemilik modal. 2.1.6 Variabel-variabel lain yang memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 2.1.6.1 Gross Fixed Capital Formation (GFCF) atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Gross Fixed Capital Formation (GFCF) atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru yang berasal dari dalam negeri (domestik) dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya mempunyai umur pakai satu tahun atau lebih. PMTB dapat dibedakan atas pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi, pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alatalat perlengkapan, pembentukan modal dalam bentuk alat angkutan, dan pembentukan modal untuk barang modal lainnya. Teori Harrod-Domar memperhatikan kedua fungsi dari pembentukan modal dalam kegiatan ekonomi. Dalam teori Harrod-Domar pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk 18 menghasilkan barang, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk menghasilkan barang-barang (Arsyad, 1999). 2.1.6.2 Angkatan Kerja Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah bekerja, yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Mereka yang bekerja penuh adalah angkatan kerja yang aktif menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi. 2. Pengangguran terbuka atau open unemployment adalah mereka yang sama sekali tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap bekerja). 3. Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh tenaganya karena kekurangan lapangan perkerjaan. Contoh: Seorang sarjana bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya. 4. Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment, artinya suatu pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka tidak bekerja maksimal. 19 Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi. Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi pada kemampuan sistem perekonomian negara tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi. 2.1.6.3 Ekspor Neto Nilai ekspor dihitung berdasarkan nilai FOB (Freight on Board) meliputi nilai barang dan jasa, biaya angkutan barang ke wilayah pabean, biaya muat barang ke kapal, pajak ekspor, asuransi, royalti, lisensi, dan biaya lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pabean di bidang ekspor. Impor dihitung berdasarkan nilai CIF (Cost Insurance and Freight) meliputi nilai barang dan jasa, biaya angkut, asuransi, royalti, lisensi, dan biaya lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pabean di bidang impor. Nilai ekspor neto merupakan pengurangan nilai ekspor dan nilai impor suatu negara. Salvatore (1996) menyatakan bahwa perdagangan internasional dapat digunakan sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth). Aktifitas perdagangan internasional akan mendorong percepatan pembangunan ekonomi di negara tersebut namun teori dependensi 20 menyatakan bahwa ketergantungan terhadap luar negeri memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi (Arsyad, 1999). 2.1.6.4 Krisis Ekonomi 2.1.6.4.1 Krisis Moneter Asia 1997-1998 Krisis moneter Asia diawali dari krisis nilai mata uang dan keuangan Thailand pada Juli 1997 kemudian merembet ke negara ASEAN lainnya. Dampak krisis moneter Asia, selain terjadi runtuhnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya tingkat suku bunga, kebangkrutan perusahaan dan bank juga menyebabkan krisis keuangan. Pesimisme konsumen dan investor juga menyebabkan kontraksi investasi yang diikuti dengan krisis ekonomi dan pengangguran. Pihak-pihak yang paling terkena dampak krisis moneter Asia tersebut antara lain perusahaan besar yang bermain valas, saham, obligasi, dan offshore loans di pasar global, perbankan, pasar modal, properti, sektor publik yang banyak memiliki utang luar negeri, serta importir atau pelaku bisnis yang kandungan impor bahan baku usahanya tinggi (Kuncoro, 2010). 2.1.6.4.2 Krisis Minyak Dunia 2005 Krisis minyak dunia 2005 disebabkan oleh pasokan minyak dunia terganggu karena badai Katrina yang juga menyebabkan beberapa kilang produksi di Amerika rusak dan disusul dengan kerusuhan di negara produsen minyak Nigeria. Gelombang krisis energi yang disebabkan oleh minyak, menyatakan bahwa minyak merupakan komoditas yang sangat rentan terhadap terjadinya krisis 21 ekonomi global. Diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan energi terhadap supply minyak bumi menjadi tren baru di banyak negara di samping efisiensi energi (penghematan energi) yang dilakukan secara terstruktur. Hal ini menyebabkan melonjaknya harga minyak dunia secara besar-besaran. Naiknya harga minyak dunia menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang terhadap US Dollar. Hal ini menimbulkan inflasi yang cukup tinggi dan mengancam stabilitas makroekonomi yang telah dicapai negara ASEAN 1. 2.1.6.4.3 Krisis Keuangan Global 2008-2009 Krisis keuangan global diawali kredit macet perumahan beresiko tinggi (subprime mortage) pada semester akhir 2007 di Amerika Serikat. Dampak krisis keuangan global 2008-2009 menjalar ke Eropa dan Asia Pasifik termasuk negara ASEAN dalam multinasional bentuk Amerika bangkrutnya Serikat, bank/institusi meningkatnya keuangan/korporasi inflasi, meningkatnya pengangguran, runtuhnya indeks bursa saham karena nilai tukar mata uang anjlok, sampai akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2010). 2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu Pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi berbeda antar negara atau kawasan, bisa positif, negatif, bahkan bisa juga tidak signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara atau kawasan. Hal ini tergantung pada kondisi perekonomian, teknologikal, dan institusional dari negara tuan rumah FDI. 1 Yuliarto, B. β008. „Gagalnya Kebijakan Energi”. Harian Pikiran Rakyat 14 Mei 2008. 22 Tabel 2.1 Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu yang Membahas Mengenai Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi No (1) 1 Peneliti (2) Balamurali dan Bogahawatte, 2004 Judul (3) 2 Xiaohong, 2009 3 Adegbite dan The Role of Ayadi, 2010 FDI in Economic Development: A Study of Nigeria 4 Tiwari dan Economic Mustascu, Growth and 2011 FDI in Asia: A Panel Data Approach FDI and Economic Growth in Srilanka An Empirical Analysis on the impact of FDI on China’s Economic Growth Data/Metode (4) Data time series periode 1977-2003 di Sri Lanka, dengan metode Johansen’s Full Information Maximum Likelihood Methoddan VAR LnYt = 0 + 1 LnFDIt + 2 LDINt + 3 LNOPENt + t Data time series periode 1985-2008 di China, dengan metode Ordinary Least Square GDP = 0FDI + 1CO + 2S + 3FI Data time series periode 1992-2007 di Nigeria, dengan metode Ordinary Least Square GDPGR = 1+ LPGROW + 2 3GRCS + 4TRADO + 5FDIGR + 6TFPG + Data panel periode 1986-2008 dari 23 negara sedang berkembang di Asia, dengan metode Random Effect model Yit = ß0+ ß1(Kit) + ß2(Lit) + ß3(FDIit) + ß4(Xit) + it Hasil Penelitian (5) FDI merupakan determinan utama pertumbuhan ekonomi Srilanka selama tahun1977 – 2003 FDI memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan produktivitas tenga kerja dan tingkat pertumbuhan FDI secara signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi FDI, Ekspor, dan tenaga kerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 23 No (1) 5 Peneliti (2) Ramadhan, 2010 Judul (3) Effect Foreign Debt, Foreign Investment, and Inflation on Economic Growth of Indonesia 6 Adhikary, 2011 FDI, Trade Openness, Capital Formation, and Economic Growth in Bangladesh: A Linkage Analysis 7 Alfaro, 2003 FDI and Growth: Does the Sector Matter? 8 Falki, 2009 Impact of FDI on Economic Growth in Pakistan Penelitian-penelitian terdahulu Data/Metode (4) Data time series periode Triwulan I 1995-triwulan IV 2009 di Indonesia, dengan metode Ordinary Least Square LnPE = ß0+ß1 LnULN +ß2LnPMA + ß3LnInflasi Data time series periode 1986-2008 di Bangladesh, dengan metode Vector Error Correction Model (VECM) ln Yt = + lnFDIGt + lnGFCFt + lnTGDPt + t Data panel periode 1981-1999 dari 47 Negara OECD, dengan metode Ordinary Least Square GROWTHi = ß0+ß1 INITIAL GDPi +ß2CONTROLSi + ß3FDIi + Vi Data time series periode 1980-2006 di Pakistan, dengan metode Ordinary Least Square LnYt = b0 + b1LnK + b2LnL + b3LnFDI + b4δnTrd + t mengenai pengaruh Hasil Penelitian (5) FDI memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi FDI memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi FDI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor primer, berpengaruh positif terhadap sektor sekunder, dan berpengaruh ambigu terhadap sektor tersier FDI tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi FDI terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai hasil disajikan dalam Tabel 2.1. 24 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di sepuluh negara ASEAN selama kurun waktu 1980-2009. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini persentase FDI Inflow terhadap GDP, persentase PMTB terhadap GDP, jumlah angkatan kerja, persentase nilai ekspor terhadap GDP ditambah persentase nilai impor terhadap GDP, dan variabel dummy krisis ekonomi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda data panel. 2.3 Kerangka Pemikiran FDI dilatarbelakangi oleh fenomena pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang fluktuatif dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dunia dan terjadinya defisit arus modal keluar neto. FDI masuk ke suatu negara bersama aliran modal yang dapat mengisi kelangkaan sumber daya modal pembangunan di negara tersebut. FDI ,melalui perusahaan multinasional, meningkatkan transfer teknologi, kemampuan teknis, kemampuan manajerial, dan kemampuan intelektual tenaga ahli ke negara dimana perusahaan itu beroperasi. Hal ini memacu peningkatan kinerja dan efisiensi proses produksi sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan. Pembukaan pabrik-pabrik baru meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Perusahaan multinasional cenderung mengimpor bahan baku produksi perusahaan dari negara asalnya. Padahal, akan jauh lebih menguntungkan bagi negara tuan rumah apabila supply bahan baku produksi dipenuhi dari domestik. 25 Perusahaan multinasional biasanya bersifat monopolistik atau oligopolistik. Hal ini memacu peningkatan daya saing dari perusahaan domestik dalam sektor yang sama. Akan tetapi, karena kinerja dan produktivitas perusahaan multinasional sangat tinggi, perusahaan domestik akan mengalami kesulitan untuk bertahan di tengah persaingan. Dengan memperhatikan dampak positif dan negatif dari FDI, ditambah pengaruh beberapa variabel lain seperti Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB), angkatan kerja, ekspor neto, dan krisis ekonomi ingin diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN pada periode penelitian. Apabila di negara ASEAN FDI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi maka disarankan beberapa rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan FDI Inflow ke negara ASEAN agar dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ASEAN tersebut. - Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN yang fluktuatif dipengaruhi gejolak perekonomian dunia - Defisit Arus Modal Keluar Neto di Negara ASEAN Variabel Lain: PMTB; Angkatan Kerja; Ekspor Neto; Dummy Krisis Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN FDI Aliran Modal Transfer Teknologi Transfer Kemampuan Teknis, Manajerial, dan Intelektual Tenaga Ahli Dampak Positif Gambar 2.2 Dampak Negatif Kerangka Pemikiran Pengaruh FDI Ekonomi Rekomendasi Kebijakan terhadap Pertumbuhan 26 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu di Srilanka (Balamurali dan Bogahawatte, 2004), China (Xiaohong, 2009), Nigeria (Adegbite dan Ayadi, 2010), Asia (Tiwari dan Mutascu, 2011), dan Bangladesh (Adhikary, 2011) yang menyatakan bahwa FDI memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat FDI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN pada periode penelitian.