BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Tinjauan Teori-teori
2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara didefinisikan sebagai kenaikan
kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan berbagai barang dan jasa ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas tersebut ditentukan oleh adanya kemajuan teknologi, institusional
(kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai keadaan yang ada (Jhingan, 2004).
Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa terdapat tiga komponen utama
yang mempunyai arti penting bagi masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi,
yaitu:
1.
Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru dalam tanah, peralatan
fisik, dan sumber daya manusia melalui perbaikan di bidang kesehatan,
pendidikan, dan keterampilan kerja.
2.
Pertumbuhan penduduk yang pada akhirnya
akan
menyebabkan
pertumbuhan angkatan kerja.
3.
Kemajuan teknologi yang akan meningkatkan produktivitas.
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik
Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik menyatakan bahwa liberalisasi atau
kebebasan pasar-pasar nasional dan internasional akan merangsang investasi, baik
investasi domestik maupun investasi asing. Hal ini dapat memacu tingkat
10
akumulasi modal negara tersebut. Di sisi lain, penambahan tingkat tabungan
domestik akan meningkat rasio modal-tenaga kerja dan pendapatan per kapita
masyarakat. Model pertumbuhan ekonomi Neoklasik Solow (Solow Neoclassical
Growth Model) yang menunjukkan bahwa output selalu berada pada tingkat full
employment, diformulasikan dalam fungsi produksi agregat standar Cobb Douglas
sebagai berikut:
Y = K (AL)1- …………………………………………………………(β.1)
dimana Y adalah Produk Domestik Bruto (PDB), K adalah stok modal fisik dan
modal manusia, L adalah tenaga kerja, serta A adalah produktivitas tenaga kerja
yang pertumbuhannya di tentukan secara eksogen.
melambangkan elastisitas
output terhadap model, yakni persentase kenaikan PDB yang bersumber dari satu
persen penambahan modal fisik dan modal manusia.
Output, Y
Modal, K
Sumber: Mankiw, 2007
Gambar 2.1
Hubungan antara Modal dan Output
11
Teori pertumbuhan Neoklasik Tradisional menyatakan bahwa pertumbuhan
output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni kenaikan
kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi)
dan penyempurnaan teknologi (Todaro dan Smith, 2006).
2.1.3 Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah atau warga negara asing di dalam negeri negara
pengimpor modal. PMA dapat dimasukan dalam bentuk modal swasta atau modal
negara (Jhingan, 2004).
Anoraga (1994) menyatakan bahwa penanaman modal asing dapat
dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu:
1.
Investasi Portofolio
Investasi Portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat
berharga seperti saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk
ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka
lapangan kerja baru. Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar
modal untuk memperluas usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula
membuka lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya
untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar hutang
bank dimana dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan
manajemen.
12
2.
Investasi Langsung
Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing
langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) merupakan bentuk investasi
dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.
2.1.4 Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment
(FDI)
Krugman & Obstfeld (1999) menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing
Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) adalah suatu arus pemberian
pinjaman atau pembelian kepemilikan perusahaan luar negeri yang sebagian besar
modalnya dimiliki oleh penduduk dari negara yang melakukan investasi (investing
country). FDI merupakan salah satu faktor utama pendorong perekonomian
negara. FDI, selain sifatnya yang permanen dalam jangka panjang, juga memberi
andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan
kerja baru.
FDI adalah investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan
pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan persediaan oleh investor
asing dimana investor tersebut terlibat langsung dalam manajemen perusahaan
dan mengontrol penanaman modal tersebut. FDI ini biasanya dimulai dengan
pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan
dimana dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh
perusahaan multinasional dengan operasi dibidang
manufaktur,
industri
pengolahan, ekstraksi pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan
sebagainya (Hady, 2001).
13
Perusahaan dari negara penanam modal secara langsung melakukan
pengawasan atas aset FDI yang ditanam di negara pengimpor modal. FDI dapat
mengambil beberapa bentuk, yaitu pembentukan suatu cabang perusahaan di
negara pengimpor modal, pembentukan suatu perusahaan dimana perusahaan di
negara pengimpor yang semata-mata dibiayai oleh perusahaan yang terletak di
negara penanam modal untuk secara khusus beroperasi di negara lain, atau
menaruh aset (aktiva tetap) di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara
penanam modal (Jhingan, 2004).
Secara konseptual, pilihan investor asing untuk menanamkan investasinya
dalam bentuk FDI, dibanding bentuk modal lainnya di suatu negara, dipengaruhi
oleh kondisi dari negara penerima FDI (pull factors) maupun kondisi dan strategi
dari penanam modal asing (push factors). Pull factors dari masuknya FDI antara
lain terdiri dari kondisi pasar, ketersediaan sumber daya, daya saing, kebijakan
yang terkait dengan perdagangan dan industri serta kebijakan liberalisasi FDI (di
dalam bentuk insentif investasi), sedangkan yang termasuk push factors antara
lain strategi investasi maupun strategi produksi dari penanam modal, serta
persepsi resiko terhadap negara penerima (Kurniati, et al, 2007).
Hady (2001) menyatakan bahwa faktor-faktor utama yang menyebabkan
terjadinya aliran modal, keterampilan dan teknologi dari negara pembawa modal
dengan negara penerima modal antara lain meliputi:
1.
Adanya iklim penanaman modal di negara-negara penerima modal itu
sendiri yang mendukung keamanan berusaha (risk country), yang
14
ditunjukkan oleh stabilitas politik serta tingkat perkembangan ekonomi
dinegara penerima modal.
2.
Prospek perkembangan usaha di negara penerima modal.
3.
Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan.
4.
Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah serta potensi pasar
dalam negara penerima modal.
5.
Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir kepada negara-negara
yang tingkat pendapatan nasionalnya per kapita relatif tinggi
Motif utama dari FDI menurut Winantyo (2008) antara lain:
1.
Resource Seeking
FDI dengan motif Resource Seeking dilakukan untuk memperoleh faktor
produksi yang lebih efisien baik dalam bentuk sumberdaya alam maupun
tenaga kerja.
2.
Market Seeking
FDI dengan motif Market Seeking dilakukan dalam rangka membuka pasar
baru atau menjaga pasar yang sudah ada. Investasi jenis ini dipandang
sebagai defensive strategy karena lebih didorong oleh ketakutan kehilangan
pasar daripada upaya mencari pasar baru.
3.
Efficiency Seeking
FDI dengan motif Efficiency Seeking dilakukan karena dorongan untuk
meningkatkan keuntungan melalui peningkatan skala ekonomis.
15
4.
Strategic Asset Seeking
FDI dengan motif Strategic Asset Seeking merupakan investasi taktis untuk
mencegah penguasaan atas sumber daya oleh perusahaan pesaing.
Kurniati, et al, (2007) menyatakan bahwa beberapa jenis FDI adalah sebagai
berikut:
1.
FDI Vertikal
FDI yang dilakukan secara vertikal menyangkut desentralisasi secara
geografis dari aliran produksi perusahaan. Perusahaan akan melakukan
kegiatan produksi di negara-negara yang memiliki biaya tenaga kerja yang
rendah, kemudian hasil produksi di negara tersebut akan disalurkan kembali
ke negara induk. Suatu produk yang proses produksinya capital-intensive
akan memindahkan proses produksinya ke negara-negara yang kaya akan
modal.
2.
FDI Horizontal
FDI yang dilakukan secara horizontal akan memproduksi barang yang
sama di beberapa negara. FDI jenis ini memiliki motivasi untuk mencari
pasar yang baru. Keuntungan dari FDI dengan jenis ini adalah efisiensi di
dalam biaya transportasi, karena tempat produksi yang ada menjadi lebih
dekat dengan konsumen.
2.1.5 Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Negara-negara yang menganut sistem perekonomian terbuka pada umumnya
memerlukan investasi asing. Di negara maju investasi asing tetap diperlukan
16
untuk memacu pertumbuhan ekonomi domestik, menghindari kelesuan pasar, dan
penciptaan kesempatan kerja. Di negara berkembang yang sangat memerlukan
modal untuk pembangunannya, terutama jika modal dalam negeri tidak
mencukupi, FDI dipandang sebagai cara yang lebih efektif untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu negara dimana modal asing dapat memberikan
kontribusi yang lebih baik ke dalam proses pembangunan. Oleh karena itu,
beberapa negara penerima modal berusaha memberikan insentif untuk mendorong
masuknya modal asing dalam bentuk FDI berupa insentif pajak, jaminan dan
asuransi atas investasinya. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat
terus-menerus
meningkatkan
kegiatan
ekonomi
dan
kesempatan
kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat.
Hady (2001) menyatakan bahwa FDI memberikan dampak positif dan
negatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dampak positif FDI terhadap
pertumbuhan ekonomi antara lain sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan
pembentukan modal serta sebagai sarana transfer teknologi dan pengetahuan di
bidang manajemen dan pemasaran. FDI tidak akan memberatkan neraca
pembayaran karena tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan
transfer keuntungan didasarkan kepada keberhasilan FDI yang dilakukan oleh
perusahaan asing tersebut. FDI diupayakan untuk meningkatkan pembangunan
regional dan sektoral, meningkatkan persaingan dalam negeri dan kewirausahaan
yang sehat, serta meningkatkan lapangan kerja.
17
Pengaruh negatif FDI terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain
mendorong munculnya dominasi industrial, meningkatkan ketergantungan
teknologi, memengaruhi perubahan budaya. Dominansi FDI dapat menimbulkan
gangguan pada perencanaan ekonomi karena terjadi intervensi oleh home
government dari negara penanam modal. Secara sektoral mungkin aliran modal
internasional ini akan ditentang oleh kelompok pemilik faktor produksi tertentu
karena terjadinya redistribusi pendapatan dari pemilik faktor produksi lainnya
(tenaga kerja, tanah/bangunan) ke pemilik modal.
2.1.6 Variabel-variabel lain yang memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
2.1.6.1 Gross Fixed Capital Formation (GFCF) atau Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB)
Gross Fixed Capital Formation (GFCF) atau Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan dan pembelian
barang-barang modal baru yang berasal dari dalam negeri (domestik) dan barang
modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang modal adalah peralatan yang
digunakan untuk berproduksi dan biasanya mempunyai umur pakai satu tahun
atau lebih. PMTB dapat dibedakan atas pembentukan modal dalam bentuk
bangunan/konstruksi, pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alatalat perlengkapan, pembentukan modal dalam bentuk alat angkutan, dan
pembentukan modal untuk barang modal lainnya. Teori Harrod-Domar
memperhatikan kedua fungsi dari pembentukan modal dalam kegiatan ekonomi.
Dalam teori Harrod-Domar pembentukan modal dipandang sebagai
pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk
18
menghasilkan barang, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah
permintaan efektif seluruh masyarakat. Apabila pada suatu masa tertentu
dilakukan sejumlah pembentukan modal,
maka pada
masa
berikutnya
perekonomian tersebut mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk
menghasilkan barang-barang (Arsyad, 1999).
2.1.6.2 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun
yang sudah bekerja, yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja
dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu:
1.
Mereka
yang
bekerja
penuh
adalah
angkatan
kerja
yang
aktif
menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi.
2.
Pengangguran terbuka atau open unemployment adalah mereka yang sama
sekali tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap
bekerja).
3.
Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang
bekerja
tidak
sesuai
dengan
pendidikan/keahliannya
atau
tidak
menggunakan sepenuh tenaganya karena kekurangan lapangan perkerjaan.
Contoh: Seorang sarjana bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya.
4.
Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment,
artinya suatu pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga
mereka tidak bekerja maksimal.
19
Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan angkatan kerja
secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu
pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan
menambah tingkat produksi. Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau
negatif dari pertumbuhan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi pada
kemampuan sistem perekonomian negara tersebut dalam menyerap dan secara
produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut
dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan
faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
2.1.6.3 Ekspor Neto
Nilai ekspor dihitung berdasarkan nilai FOB (Freight on Board) meliputi
nilai barang dan jasa, biaya angkutan barang ke wilayah pabean, biaya muat
barang ke kapal, pajak ekspor, asuransi, royalti, lisensi, dan biaya lainnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pabean di bidang ekspor.
Impor dihitung berdasarkan nilai CIF (Cost Insurance and Freight) meliputi nilai
barang dan jasa, biaya angkut, asuransi, royalti, lisensi, dan biaya lainnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pabean di bidang impor.
Nilai ekspor neto merupakan pengurangan nilai ekspor dan nilai impor suatu
negara. Salvatore (1996) menyatakan bahwa perdagangan internasional dapat
digunakan sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara (trade as
engine of growth). Aktifitas perdagangan internasional akan mendorong
percepatan pembangunan ekonomi di negara tersebut namun teori dependensi
20
menyatakan bahwa ketergantungan terhadap luar negeri memberikan dampak
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi (Arsyad, 1999).
2.1.6.4 Krisis Ekonomi
2.1.6.4.1
Krisis Moneter Asia 1997-1998
Krisis moneter Asia diawali dari krisis nilai mata uang dan keuangan
Thailand pada Juli 1997 kemudian merembet ke negara ASEAN lainnya. Dampak
krisis moneter Asia, selain terjadi runtuhnya nilai tukar mata uang dan
meningkatnya tingkat suku bunga, kebangkrutan perusahaan dan bank juga
menyebabkan krisis keuangan. Pesimisme konsumen dan investor juga
menyebabkan kontraksi investasi yang diikuti dengan krisis ekonomi dan
pengangguran. Pihak-pihak yang paling terkena dampak krisis moneter Asia
tersebut antara lain perusahaan besar yang bermain valas, saham, obligasi, dan offshore loans di pasar global, perbankan, pasar modal, properti, sektor publik yang
banyak memiliki utang luar negeri, serta importir atau pelaku bisnis yang
kandungan impor bahan baku usahanya tinggi (Kuncoro, 2010).
2.1.6.4.2
Krisis Minyak Dunia 2005
Krisis minyak dunia 2005 disebabkan oleh pasokan minyak dunia terganggu
karena badai Katrina yang juga menyebabkan beberapa kilang produksi di
Amerika rusak dan disusul dengan kerusuhan di negara produsen minyak Nigeria.
Gelombang krisis energi yang disebabkan oleh minyak, menyatakan bahwa
minyak merupakan komoditas yang sangat rentan terhadap terjadinya krisis
21
ekonomi global. Diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan energi
terhadap supply minyak bumi menjadi tren baru di banyak negara di samping
efisiensi energi (penghematan energi) yang dilakukan secara terstruktur. Hal ini
menyebabkan melonjaknya harga minyak dunia secara besar-besaran. Naiknya
harga minyak dunia menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang terhadap US
Dollar. Hal ini menimbulkan inflasi yang cukup tinggi dan mengancam stabilitas
makroekonomi yang telah dicapai negara ASEAN 1.
2.1.6.4.3
Krisis Keuangan Global 2008-2009
Krisis keuangan global diawali kredit macet perumahan beresiko tinggi
(subprime mortage) pada semester akhir 2007 di Amerika Serikat. Dampak krisis
keuangan global 2008-2009 menjalar ke Eropa dan Asia Pasifik termasuk negara
ASEAN
dalam
multinasional
bentuk
Amerika
bangkrutnya
Serikat,
bank/institusi
meningkatnya
keuangan/korporasi
inflasi,
meningkatnya
pengangguran, runtuhnya indeks bursa saham karena nilai tukar mata uang anjlok,
sampai akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2010).
2.2
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi berbeda antar negara atau
kawasan, bisa positif, negatif, bahkan bisa juga tidak signifikan memengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu negara atau kawasan. Hal ini tergantung pada kondisi
perekonomian, teknologikal, dan institusional dari negara tuan rumah FDI.
1
Yuliarto, B. β008. „Gagalnya Kebijakan Energi”. Harian Pikiran Rakyat 14 Mei
2008.
22
Tabel 2.1 Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu yang Membahas Mengenai
Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi
No
(1)
1
Peneliti
(2)
Balamurali
dan
Bogahawatte,
2004
Judul
(3)
2
Xiaohong,
2009
3
Adegbite dan The Role of
Ayadi, 2010
FDI
in
Economic
Development:
A Study of
Nigeria
4
Tiwari
dan Economic
Mustascu,
Growth
and
2011
FDI in Asia: A
Panel
Data
Approach
FDI
and
Economic
Growth
in
Srilanka
An Empirical
Analysis on the
impact of FDI
on
China’s
Economic
Growth
Data/Metode
(4)
Data time series
periode 1977-2003
di Sri Lanka, dengan
metode Johansen’s
Full
Information
Maximum Likelihood
Methoddan VAR
LnYt = 0 + 1
LnFDIt + 2 LDINt +
3 LNOPENt + t
Data time series
periode 1985-2008
di China, dengan
metode
Ordinary
Least Square
GDP = 0FDI +
1CO + 2S + 3FI
Data time series
periode 1992-2007
di Nigeria, dengan
metode
Ordinary
Least Square
GDPGR
=
1+
LPGROW
+
2
3GRCS
+ 4TRADO
+
5FDIGR + 6TFPG
+
Data panel periode
1986-2008 dari 23
negara
sedang
berkembang di Asia,
dengan
metode
Random
Effect
model
Yit = ß0+ ß1(Kit) +
ß2(Lit) + ß3(FDIit) +
ß4(Xit) + it
Hasil Penelitian
(5)
FDI merupakan
determinan utama
pertumbuhan
ekonomi Srilanka
selama tahun1977
– 2003
FDI memberikan
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan
produktivitas
tenga kerja dan
tingkat
pertumbuhan FDI
secara signifikan
memengaruhi
pertumbuhan
ekonomi
FDI, Ekspor, dan
tenaga
kerja
memberikan
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
23
No
(1)
5
Peneliti
(2)
Ramadhan,
2010
Judul
(3)
Effect Foreign
Debt, Foreign
Investment,
and Inflation
on Economic
Growth
of
Indonesia
6
Adhikary,
2011
FDI,
Trade
Openness,
Capital
Formation,
and Economic
Growth
in
Bangladesh: A
Linkage
Analysis
7
Alfaro, 2003
FDI
and
Growth: Does
the
Sector
Matter?
8
Falki, 2009
Impact of FDI
on Economic
Growth
in
Pakistan
Penelitian-penelitian
terdahulu
Data/Metode
(4)
Data time series
periode Triwulan I
1995-triwulan
IV
2009 di Indonesia,
dengan
metode
Ordinary
Least
Square
LnPE
=
ß0+ß1
LnULN +ß2LnPMA
+ ß3LnInflasi
Data time series
periode 1986-2008
di
Bangladesh,
dengan
metode
Vector
Error
Correction
Model
(VECM)
ln Yt =
+
lnFDIGt + lnGFCFt
+ lnTGDPt + t
Data panel periode
1981-1999 dari 47
Negara
OECD,
dengan
metode
Ordinary
Least
Square
GROWTHi = ß0+ß1
INITIAL
GDPi
+ß2CONTROLSi +
ß3FDIi + Vi
Data time series
periode 1980-2006
di Pakistan, dengan
metode
Ordinary
Least Square
LnYt = b0 + b1LnK +
b2LnL + b3LnFDI +
b4δnTrd + t
mengenai
pengaruh
Hasil Penelitian
(5)
FDI memberikan
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
FDI memberikan
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
FDI berpengaruh
negatif terhadap
pertumbuhan
ekonomi sektor
primer,
berpengaruh
positif terhadap
sektor sekunder,
dan berpengaruh
ambigu terhadap
sektor tersier
FDI
tidak
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
FDI
terhadap
pertumbuhan ekonomi dengan berbagai hasil disajikan dalam Tabel 2.1.
24
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah bahwa
penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi
di sepuluh negara ASEAN selama kurun waktu 1980-2009. Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini persentase FDI Inflow terhadap GDP,
persentase PMTB terhadap GDP, jumlah angkatan kerja, persentase nilai ekspor
terhadap GDP ditambah persentase nilai impor terhadap GDP, dan variabel
dummy krisis ekonomi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda data panel.
2.3
Kerangka Pemikiran
FDI dilatarbelakangi oleh fenomena pertumbuhan ekonomi negara ASEAN
yang fluktuatif dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dunia dan terjadinya
defisit arus modal keluar neto. FDI masuk ke suatu negara bersama aliran modal
yang dapat mengisi kelangkaan sumber daya modal pembangunan di negara
tersebut. FDI ,melalui perusahaan multinasional, meningkatkan transfer teknologi,
kemampuan teknis, kemampuan manajerial, dan kemampuan intelektual tenaga
ahli ke negara dimana perusahaan itu beroperasi. Hal ini memacu peningkatan
kinerja dan efisiensi proses produksi sehingga meningkatkan produktivitas
perusahaan. Pembukaan pabrik-pabrik baru meningkatkan penyerapan tenaga
kerja.
Perusahaan multinasional cenderung mengimpor bahan baku produksi
perusahaan dari negara asalnya. Padahal, akan jauh lebih menguntungkan bagi
negara tuan rumah apabila supply bahan baku produksi dipenuhi dari domestik.
25
Perusahaan multinasional biasanya bersifat monopolistik atau oligopolistik. Hal
ini memacu peningkatan daya saing dari perusahaan domestik dalam sektor yang
sama. Akan tetapi, karena kinerja dan produktivitas perusahaan multinasional
sangat tinggi, perusahaan domestik akan mengalami kesulitan untuk bertahan di
tengah persaingan.
Dengan memperhatikan dampak positif dan negatif dari FDI, ditambah
pengaruh beberapa variabel lain seperti Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB),
angkatan kerja, ekspor neto, dan krisis ekonomi ingin diketahui bagaimana
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN pada periode
penelitian. Apabila di negara ASEAN FDI berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi maka disarankan beberapa rekomendasi kebijakan untuk
meningkatkan FDI Inflow ke negara ASEAN agar dapat lebih meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara ASEAN tersebut.
- Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN yang fluktuatif dipengaruhi
gejolak perekonomian dunia
- Defisit Arus Modal Keluar Neto di Negara ASEAN
Variabel Lain:
PMTB;
Angkatan Kerja;
Ekspor Neto;
Dummy Krisis
Pertumbuhan Ekonomi
Negara ASEAN
FDI
Aliran Modal
Transfer Teknologi
Transfer Kemampuan Teknis, Manajerial, dan Intelektual Tenaga Ahli
Dampak Positif
Gambar 2.2
Dampak Negatif
Kerangka Pemikiran Pengaruh FDI
Ekonomi
Rekomendasi Kebijakan
terhadap Pertumbuhan
26
2.4
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu di Srilanka (Balamurali
dan Bogahawatte, 2004), China (Xiaohong, 2009), Nigeria (Adegbite dan Ayadi,
2010), Asia (Tiwari dan Mutascu, 2011), dan Bangladesh (Adhikary, 2011) yang
menyatakan bahwa FDI memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah bahwa
terdapat FDI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN
pada periode penelitian.
Download