kanker menempati urutan ke-3 sebagai penyakit ti

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3
sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Prevalensi kanker nasional
yaitu 1,4 per 1000 penduduk, dimana penderita kanker cenderung lebih banyak
perempuan (2,2%) dari pada laki-laki (0,6%) disemua umur yang terdiagnosa kanker
(Riskesdas, 2013).
Provinsi dengan angka kejadian kanker tertinggi di Tanah Air adalah DIY
(Daerah Istimewa Yogyakarta) yaitu 4,1 per 1000 penduduk (Riskesdas, 2013). Hal
ini juga didukung dengan data dari bagian radioterapi RSUP Dr. Sardjito sebagai
rumah sakit terbesar dan rumah sakit rujukan di provinsi DIY, yang menyebutkan
bahwa mereka menerima sedikitnya 1.000 penderita kanker dari berbagai stadium per
tahun dan sekitar 70% penderita kanker datang pada stadium lanjut ( Wibowo, 2010).
Menurut hasil studi pendahuluan peneliti dibagian rekam medis RSUP Dr. Sardjito,
jumlah pasien kanker paliatif pada tahun 2013 di ruang rawat inap I (IRNA I)
sebanyak 260 pasien.
Pada tahun 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan surat
himbauan agar semua rumah sakit yang merawat penderita kanker hendaknya
memiliki Tim Kanker Rumah Sakit. Sebelumnya surat ini telah didahului Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 604/MENKES/SK/IX/1989 sehubungan
1
2
dengan pembentukan Komite Nasional Penaggulangan Penyakit Kanker, yang
memiliki 4 (empat) subkomite yaitu pencegahan, deteksi dini, terapi dan perawatan
paliatif dan bebas nyeri (Tejawinata, 2012). Hal tersebut juga dikuatkan dengan
adanya
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor:
812/Menkes/Sk/Vii/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif (Kemenkes, 2007).
Perawatan paliatif adalah perawatan yang berfokus pada kenyamanan pasien dari
gejala distres kanker stadium lanjut (WHO, 1990 cit. Stayer, 2012). Pada tahun 2005,
WHO
mendifinisikan
kembali
perawatan
paliatif
yaitu
pendekatan
yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah terkait
dengan penyakit mengancam jiwa, melalui pencegahan dan mengurangi penderitaan
dengan cara identifikasi dini dan pengkajian yang sempurna dan penatalaksanaan
nyeri dan masalah lain, fisik, psikososial, dan spiritual (WHO, 2005 cit. Adam, et al,
2006) dan dukungan terhadap keluarga yang merasa kehilangan atau berduka (WHO,
2007).
Pemberian pelayanan perawatan paliatif dilakukan oleh tim paliatif (Kemenkes,
2007) dan fokus pendekatannya adalah kepada pasien dan keluarga (McCorkle dan
Pasacreta, 2001). Peran tim paliatif diantaranya yaitu memberikan dukungan pada
pasien dan keluarga, menyediakan dan meningkatkan manajemen gejala fisik dan
emosional serta melakukan kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pasien (Fisher,
2006) serta memberikan informasi mengenai prognosis penyakit pasien (Innes dan
Payne, 2009).
3
Pada perawatan paliatif, pasien mendapatkan pelayanan berupa penatalaksanaan
nyeri, penetalaksanaan keluhan fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis,
dukungan sosial, dukungan kultural dan spiritual, serta dukungan persiapan dan
selama masa duka cita yang ditujukan untuk keluarga (Kemenkes, 2007).
Pertimbangan dalam penyedian pelayanan perawatan paliatif yaitu mencakup
perawatan yang kontinyu sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga (Fallon,
2006).
Pengobatan pada pasien kanker paliatif dilakukan secara farmakologis dan non
farmakologis. Pengobatan ini biasanya dilakukan 6 sampai 8 pengobatan secara
bersama (Fallon, 2006).
Pengobatan pasien kanker paliatif dapat menimbulkan berbagai efek diantaranya,
kebingungan, gelisah, mual, muntah, dan nyeri kronik (Fallon, 2006) bahkan,
prevalensi nyeri kronik pasien kanker diperkirakan mencapai 30-50% dari pasien
kanker yang aktif menjalani pengobatan (Portenoy dan Lesage, 2001 cit. Payne,
Seimor, dan Ingleton, 2008). Gejala-gejala yang dialami penderita kanker stadium
lanjut ini sangat mempengaruhi kesejahteraan emosional, tidak hanya pasien tetapi
juga keluarga. Keadaan tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari (Tanaka, Akechi,
Okuyama, Nishiwaki, dan Uchitomi, 2002).
Anggota keluarga sebagai peserta dan pengamat perawatan pasien, mereka
mengahadapi beberapa masalah psikologis. Masalah psikologis tersebut diantaranya,
stress (Kristjannson, 1993), cemas dan depresi (Grunfeld et al, 2004). Salah satu
4
sumber stress mungkin adalah tingkat kepuasan pengalaman anggota keluarga
mengenai perawatan yang mereka dan pasien terima (Kristjannson, 1993).
Hinton (1979) pada studi prospektif membandingkan antara perawatan di rumah
sakit dengan hospice care dengan hasil perawatan di hospice care skor pasien paling
baik pada depresi, kecemasan, dan kemarahan, mereka lebih sadar terhadap diagnosis
mereka, dan mereka lebih puas terhadap perawatan yang mereka terima dibandingkan
dengan perawatan di rumah sakit. Pada penelitian lain, mengenai efek dari
karakteristik klinik dari pasien dying dan kepuasan caregiver dengan perawatan
paliatif, ditemukan lebih dari setengah (52%) dari informal caregiver (salah satunya
adalah keluarga) sangat puas terhadap penyediaan perawatan oleh perawat komunitas.
Namun, jika dibandingkan dengan hanya 39% dan 35% merasa sangat puas pada
dokter umum dan dokter rumah sakit (Fakhoury et al, 1997).
Addington-Hall et al (1991) dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa pada
kebutuhan keluarga di rumah sakit ditemukan ketidakpuasan pada ketidakadekuatan
kontrol gejala, kesulitan dalam mendapatkan informasi, dan kekurangan pelayanan
komunitas yang adekuat. Hasil ini dikonfirmasi oleh Field et al (1992) yang
menyatakan bahwa carer (termasuk keluarga) mungkin tidak banyak mendapatkan
kontak dengan staf sebagaimana mereka seharusnya mendapatkan itu, mengingat
bahwa tujuan dari staf adalah memenuhi kebutuhan psikologis dari pasien dan
keluarga.
5
Di Indonesia, studi mengenai kepuasan keluarga pasien kanker terhadap pelayanan
perawatan paliatif dilakukan di RSUP Dr. Sardjito di ruang ICU. Hasil studi
menujukan bahwa keluarga merasa sangat puas terhadap perawatan pasien, merasa
tidak puas terhadap kondisi ruang tunggu ICU, merasa sangat puas terhadap proses
pengambilan keputusan, dan merasa kurang puas terhadap kebutuhan informasi
(Anjaswari, Setiyarini, dan Kristanti, 2012).
Kepuasan keluarga merupakan salah satu indikator penting tercapainya
perawatan paliatif yang efektif (Abu-Saad, 2001). Oleh karena itu, mengukur
kepuasan keluarga terhadap perawatan menjadi hal yang penting dilakukan oleh
penyedia layanan kesehatan (Kristjanson, 1993). Hal tersebut bertujuan agar penyedia
layanan kesehatan dapat memberikan perawatan yang mempromosikan kepuasan
keluarga dan meminimalkan potensi sumber stress (Kristjanson, 1993), karena ketika
terjadi ketidakpuasan dapat berakibat pelanggan/keluarga dan pasien meninggalkan
tempat penyedia layanan dan beralih ke pilihan lain (Irawan, 2003). Selain itu, dapat
berakibat pada perawatan pasien dan mempengaruhi psikologis keluarga (Gries et al,
2008).
Berdasarkan fenomena dan fakta dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai gambaran kepuasan keluarga pasien kanker paliatif
terhadap pelayanan perawatan paliatif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
6
B. Rumusan Masalah Penelitian
RSUP Dr. Sardjito setiap tahun menerima ribuan pasien kanker dan sebagian besar
dalam stadium lanjut sehingga perawatan paliatif menjadi sangat penting untuk
dilaksanakan. Dalam perawatan paliatif kepuasan keluarga adalah salah satu indikator
tercapainya perawatan yang efektif. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk
mengadakan penelitian mengenai gambaran kepuasan keluarga pasien kanker paliatif
terhadap pelayanan perawatan paliatif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan keluarga
pasien kanker paliatif terhadap pelayanan perawatan paliatif di RSUP Dr. Sardjito.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empirik
terkait kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap perawatan paliatif. Selain
bermanfaat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat juga
bagi berbagai pihak.
1.
Bagi Profesi Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh profesi kesehatan sebagai:
a) gambaran dan evaluasi pelaksanaan pelayanan perawatan paliatif sehingga
diharapkan terjadi perbaikan dan pengembangan program perawatan paliatif untuk
tercapainya kepuasan keluarga
7
b) bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas perawatan sehingga tercapai kepuasan
dalam pemberian perawatan paliatif bagi keluarga pasien
2.
Bagi Dinas Kesehatan Terkait
Memberikan masukan untuk perencanaan dan pengembangan pelaksanaan
perawatan paliatif sehingga tercapai kepuasan keluarga yang optimal
3.
Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian berikutnya mengenai
kepuasan keluarga pasien kanker paliatif terhadap perawatan paliatif
4.
Bagi Masyarakat
Memberikan informasi pada masyarakat tentang adanya perawatan paliatif di
Indonesia, khususnya Yogyakarta
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian tentang perawatan paliatif di Indonesia sudah mulai
dikembangkan meski masih sangat minim. Berdasarkan pengetahuan dan literatur
yang telah penulis telaah, penelitian dengan judul gambaran kepuasan keluarga
terhadap perawatan paliatif pasien kanker di RSUP Dr. Sardjito belum pernah
dilakukan.
Penelitian yang berkaitan dengan perawatan paliatif
yang pernah dilakukan
adalah penelitian dengan judul Pengalaman Perawatan Dalam Perawatan Paliatif Pada
Anak Dengan Kanker di Wilayah Jakarta oleh Ningsih, Afiyanti, dan Hayati (2011).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
8
deskriptif. Sampel sebanyak 7 perawat yang memberikan perawatan paliatif. Data
dikumpulkan melalui wawancara. Hasil penelitian mengidentifikasi enam tema yaitu
memahami prinsip perawatan paliatif, cara memberikan perawatan paliatif, kepuasan
dalam memberikan perawatan paliatif, tantangan dalam memberikan perawatan
paliatif, upaya mengatasi tantangan serta harapan dan kebutuhan untuk meningkatkan
perawatan paliatif. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu meneliti
perawatan paliatif. Perbedaannya yaitu dalam variabel penelitian, metode penelitian,
subjek, dan tempat penelitian.
Anjaswari, Setiyarini, dan Kristanti (2012) juga meneliti mengenai paliatif
dengan judul Gambaran Kepuasan Keluarga Terhadap Perawatan Paliatif di Ruang
Intensive Care Unit RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian adalah 37 keluarga
pasien paliatif di ICU. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner
Family
Satisfaction in the intensive care unit-24 (FS ICU-24) dengan mencari mean dan
standar deviasi. Sedangkan untuk total kepuasan menggunakan median dan rentang
nilai. Hasil dari penelitian ini menunjukan skor total kepuasan keluarga sangat tinggi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis adalah
tema yang diangkat yaitu tentang kepuasan keluarga terahadap perawatan paliatif dan
berada di RSUP Dr. Sardjito. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah tempat penelitian, pada penelitian sebelumnya berada di ruang ICU
dan penelitian yang akan dilaksanakan berada di bangsal bougenvile. Perbedaan yang
lainya adalah waktu dan instrumen penelitian.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto, Sutono, dan Kusuma (2004) dengan
judul Persepsi Petugas Kesehatan Terhadap Perawatan Paliatif di RS Dr. Sardjito
Yogyakarta menggunakan rancangan penelitian diskriptif non Analitik. Sampel
penelitian diambil dengan menggunakan Tehnik non probability sampling, yaitu
purposive sampling. Metode yang digunakan adalah melakukan diskusi kelompok
terarah, wawancara mendalam, dan pengolahan data sekunder. Responden tenaga
kesehatan terdiri dari dokter, perawat, farmasis, dan ahli gizi di instalasi rawat inap
RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi tenaga
kesehatan tentang perawatan paliatif masih bervariasi, namun ditemukan bahwa
tenaga kesehatan merasakan suatu kebutuhan akan suatu bentuk pelayanan perawatan
paliatif yang memiliki struktur, tim kerja dan SOP. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakuakan adalah teknik sampling dengan menggunakan
purpossive sampling. Perbedaannya adalah waktu, sampel dan variable penelitian.
Download