BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

advertisement
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA
NOMOR 14 TAHUN 2010
TENTANG
JAMINAN KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA)
KABUPATEN BANJARNEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANJARNEGARA,
Menimbang
:
a. bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang sehat, perlu dilakukan berbagai upaya
pemeliharaan
kesehatan
yang
bersifat
menyeluruh, berkesinambungan dan bermutu;
b. bahwa salah satu upaya yang perlu dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
sehat adalah dengan menyelenggarakan jaminan
kesehatan
bagi
masyarakat
Kabupaten
Banjarnegara;
Mengingat
:
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota,
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya;
d. bahwa
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Banjarnegara Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
sudah tidak sesuai dengan perkembangan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf
d, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Jaminan
Kesehatan
Daerah
(JAMKESDA)
Kabupaten Banjarnegara;
1.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
2.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2576);
3.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
2
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nomor 2273);
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3821);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
3
10.
11.
12.
13.
14.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437 ), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
4844);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4456);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4676);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
4
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
tentang Penetapan Mulai Berlakunya UndangUndang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 142,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4676);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4597);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
5
22.
23.
24.
25.
26.
27.
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor
4737);
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan
Peraturan Perundang-Undangan;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6);
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang
Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah
Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 4 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 7);
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
10 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
25);
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
6
28.
29.
7 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 7 Seri A,
Tambahan
Lembaran
Daerah
Kabupaten
Banjarnegara Nomor 99);
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 14
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 106);
Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor
3 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008
Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 114);
Dengan Persetujuan Bersama
7
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
BANJARNEGARA
dan
BUPATI BANJARNEGARA
Menetapkan : PERATURAN
DAERAH
TENTANG
JAMINAN
KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA) KABUPATEN
BANJARNEGARA
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintahan
Daerah
adalah
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah menurut asas otonomi daerah dan asas tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Daerah adalah Daerah Kabupaten Banjarnegara.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah
Kabupaten sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
4. Kabupaten adalah Kabupaten Banjarnegara.
5. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
6. Bupati adalah Bupati Banjarnegara.
7.
Jaminan Kesehatan adalah suatu sistem untuk memberikan
8
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
perlindungan dan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat
dengan prinsip kendali mutu dan biaya.
Jaminan Kesehatan Daerah Kabupaten Banjarnegara yang
selanjutnya disebut JAMKESDA adalah suatu tata cara
penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Daerah oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah bagi seluruh
masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Badan Penyelenggara JAMKESDA yang selanjutnya disebut
BAPEL JAMKESDA adalah Lembaga Non Struktural yang
berbadan Hukum Publik yang dibentuk oleh Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara
untuk menyelenggarakan Program
JAMKESDA.
Badan Pembina JAMKESDA yang selanjutnya disebut BAPEM
JAMKESDA adalah unsur Pembina BAPEL JAMKESDA yang
terdiri dari perwakilan unsur Pemerintah Kabupaten, ahli yang
membidangi tentang asuransi kesehatan dan perwakilan peserta.
Tim Verifikasi adalah Tim yang bertugas untuk menilai administrasi
klaim yang diajukan Pemberi Pelayanan Kesehatan yang
dilakukan oleh pelaksana verifikasi dengan mengajukan pada
standar penilaian klaim.
Peserta JAMKESDA yang selanjutnya disebut peserta adalah
setiap warga masyarakat dan / atau anggota keluarganya yang
memenuhi persyaratan untuk dapat ikut program JAMKESDA.
Masyarakat miskin non kuota adalah masyarakat miskin yang
belum memiliki jaminan pelayanan kesehatan dari Pemerintah.
Kelompok Informal adalah pekerja sektor informal non miskin yang
belum memiliki jaminan kesehatan.
Pemberi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut PPK
adalah sarana pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan dasar
sampai lanjutan baik institusi milik pemerintah, swasta dan atau
perorangan yang memberikan pelayanan kesehatan pada peserta
dalam penyelenggaraan Program JAMKESDA.
16. Pemberi Pelayanan Kesehatan I (strata pertama) yang selanjutnya
9
17.
18.
19.
20.
21.
22.
disebut PPK I adalah Sarana Pelayanan Kesehatan dasar milik
Pemerintah di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Pos Kesehatan Desa maupun Sarana Pelayanan
Kesehatan Swasta baik institusi / perorangan seperti Balai
Pengobatan (BP), dokter dan bidan praktek swasta yang memiliki
kerjasama dengan BAPEL JAMKESDA.
Pemberi Pelayanan Kesehatan II (strata kedua) yang selanjutnya
disebut PPK II adalah pemberi pelayanan Kesehatan lanjutan
yaitu Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama (RSU Kelas C dan
Kelas D) di Rumah Sakit Umum Daerah atau Rumah Sakit Swasta
yang setara dan telah memiliki kerjasama dengan BAPEL
JAMKESDA.
Pemberi Pelayanan Kesehatan III (strata ketiga) yang selanjutnya
disebut PPK III adalah Pemberi Pelayanan Kesehatan Lanjutan
yaitu Rumah Sakit Rujukan Tingkat Lanjut meliputi Rumah Sakit
kelas B dan kelas A serta Rumah Sakit Swasta yang setara dan
telah memiliki kerjasama dengan BAPEL JAMKESDA.
Paket Pemeliharaan Kesehatan adalah kumpulan pelayanan
kesehatan bersifat komprehensif yang diselenggarakan oleh
BAPEL JAMKESDA dan dilaksanakan oleh PPK untuk
kepentingan peserta dalam rangka melindungi dan meningkatkan
derajat kesehatan.
Pelayanan kesehatan bersifat komprehensif adalah pelayanan
kesehatan yang terdiri atas pelayanan promotif (peningkatan
pengetahuan,sikap dan perilaku), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).
Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan /atau
serangkaian pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan
kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.
Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
23. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan /atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk
10
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas (fungsi/kondisi)
penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat semaksimal mungkin sesuai kemampuannya.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang
merupakan sarana untuk melaksanakan pelayanan bidang
kesehatan secara paripurna kepada masyarakat.
Puskesmas Pembantu yang selanjutnya disebut Pustu adalah unit
organisasi kesehatan yang merupakan penunjang kegiatan
Puskesmas.
Puskesmas Keliling yang selanjutnya disebut Pusling adalah
pelayanan kesehatan secara keliling ke desa-desa atau kelurahan
yang merupakan bagian dari kegiatan pelayanan kesehatan oleh
Puskesmas.
Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut RSUD
adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara
Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit di Kabupaten
Banjarnegara dan atau di luar Kabupaten Banjarnegara yang telah
memiliki kerjasama dengan BAPEL JAMKESDA.
Rumah Sakit Swasta adalah Rumah Sakit Swasta yang ada di
wilayah Kabupaten Banjarnegara dan atau di luar Kabupaten
Banjarnegara yang telah memiliki kerjasama dengan BAPEL
JAMKESDA.
Iuran Kepesertaan JAMKESDA yang selanjutnya disebut Premi
adalah besarnya uang yang dibayarkan oleh peserta kepada
BAPEL JAMKESDA.
32. Sumber dana lain yang tidak mengikat adalah sumber dana yang
berasal antara lain dari organisasi profesi, organisasi masyarakat,
11
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
Lembaga Swadaya Masyarakat dan sumber dana lain yang sah
menurut hukum.
Implementasi Indonesia Diagnosis Related Group yang
selanjutnya disebut INA-DRG adalah suatu sistem klasifikasi
kombinasi beberapa jenis penyakit dan prosedur/tindakan
pelayanan di suatu rumah sakit dengan pembiayaan yang
dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan kesehatan
terhadap pasien.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
kasus penyakit atau masalah yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata pelayanan kesehatan lainnya,
maupun horisontal dalam arti antar strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh
badan penyelenggara kepada pemberi pelayanan berdasarkan
kesepakatan harga untuk setiap peserta yang dipertanggungkan.
Klaim adalah sistem pembayaran yang dilakukan oleh Badan
Penyelenggara kepada pemberi pelayanan kesehatan, setelah
pemberi pelayanan kesehatan memberikan pelayanan kesehatan
kepada peserta.
Kader JAMKESDA adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut
dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu
kelancaran perekrutan calon peserta JAMKESDA.
Penyidik adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi
wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan
penyidikan.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi guna menemukan
tersangkanya.
40. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS
adalah Pejabat penyidik pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan
12
Pemerintah Kabupaten yang diberi wewenang khusus oleh
Undang-Undang
untuk
melakukan
penyidikan
terhadap
pelanggaran Peraturan Daerah.
BAB II
ASAS,TUJUAN DAN PRINSIP PENYELENGGARAAN
Pasal 2
JAMKESDA diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas
manfaat, dan asas keadilan kesehatan bagi seluruh masyarakat
Kabupaten.
Pasal 3
Tujuan JAMKESDA adalah untuk memberikan jaminan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat Kabupaten dan atau peserta JAMKESDA.
Pasal 4
JAMKESDA diselenggarakan dengan prinsip-prinsip :
a. kegotongroyongan;
b. nirlaba;
c. keterbukaan;
d. kehati-hatian;
e. akuntabilitas;
f. portabilitas /kesinambungan;
g. dana amanat;
h. kepesertaan bersifat wajib;
i. equitas /kesetaran, dan
j. hasil pengelolaan dana
BAB III
KEPESERTAAN
13
Bagian Kesatu
Sasaran dan Syarat Kepesertaan
Pasal 5
(1) Sasaran kepesertaaan adalah seluruh masyarakat Kabupaten
yang dicapai secara bertahap meliputi :
a.
masyarakat miskin non kuota yang tidak termasuk dalam
Keputusan Bupati yang mengatur Jaminan Kesehatan
Masyarakat;
b.
masyarakat miskin non kuota dan kelompok informal;
dan
c.
masyarakat yang belum menjadi peserta JAMKESDA.
(2) Tahapan kepesertaan JAMKESDA dapat dilaksanakan secara
berurutan, tidak berurutan dan atau bersama-sama menyesuaikan
dengan kondisi yang berkembang yang selanjutnya akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 6
(1) Kepesertaan JAMKESDA dimulai pada saat ditandatangani
kesepakatan.
(2) Prosedur dan tata cara kepesertaan JAMKESDA diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati.
14
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Peserta
Pasal 7
Setiap peserta berhak :
a. mendapatkan Kartu JAMKESDA.
b. mendapatkan
Pelayanan
kesehatan
yang
bersifat
komprehensif.
c. mendapatkan informasi dan penjelasan yang memadai dan
diperlukan dalam penyelenggaraan JAMKESDA.
d. memberikan masukan dan saran terhadap mutu pelayanan,
mengajukan keluhan dan memperoleh penyelesaian atas keluhan
yang diajukan kepada pihak terkait baik yang menyangkut
pelayanan oleh BAPEL JAMKESDA maupun PPK.
Pasal 8
Setiap peserta berkewajiban :
a. membayar premi kepesertaan.
b. membawa kartu JAMKESDA setiap kali berkunjung ke PPK.
c. mematuhi dan mengikuti semua prosedur standar yang berlaku
dalam penyelenggaraan JAMKESDA.
Pasal 9
Besarnya premi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
15
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban PPK
Pasal 10
(1)PPK mempunyai hak untuk mendapatkan biaya pelayanan
dalam bentuk kapitasi, klaim dan/atau standar diagnostik nasional
INA-DRG atau sistem yang sejenis sesuai perjanjian kerjasama
yang ditandatangani dengan BAPEL.
(2)Besarnya kapitasi atau klaim sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Bupati.
(3)PPK mempunyai hak memberikan masukan dan saran terhadap
mutu pelayanan BAPEL JAMKESDA baik secara langsung
ataupun melalui pihak-pihak terkait.
Pasal 11
Setiap PPK berkewajiban untuk :
a. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif
kepada peserta JAMKESDA.;
b. mematuhi segala peraturan perundangan yang berlaku serta
aturan lain yang disepakati antara pihak BAPEL JAMKESDA dan
PPK.
Pasal 12
Hak dan kewajiban BAPEL JAMKESDA, PPK dan peserta secara lebih
rinci diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
16
BAB IV
TAHAPAN PELAYANAN JAMKESDA
Pasal 13
Pelayanan JAMKESDA diselenggarakan melalui tahap-tahap:
a. Tahapan awal diarahkan pada penyediaan pelayanan
kesehatan tingkat I dan ditingkat II.
b. Tahapan lanjutan diarahkan pada penyediaan pelayanan
kesehatan tingkat II ataupun tingkat III.
BAB V
PENYELENGGARAAN JAMKESDA
Bagian Kesatu
BAPEM JAMKESDA
Pasal 14
(1)
BAPEM JAMKESDA terdiri dari perwakilan unsur
Pemerintah Daerah, ahli yang membidangi asuransi kesehatan
dan perwakilan peserta JAMKESDA.
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembentukan
BAPEM JAMKESDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
(3)
Tugas dan wewenang BAPEM JAMKESDA meliputi :
a.
melakukan pengkajian dan penelitian yang berkaitan
dengan penyelenggaraan JAMKESDA;
b.
mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pejabat
pengelola kepada Bupati;
c.
menetapkan peraturan internal dan kebijakan BAPEL
JAMKESDA sesuai dengan kewenangannya;
17
d.
meminta keterangan, memeriksa dan atau mengusulkan
kepada Bupati tentang sanksi bagi pejabat pengelola;
e.
memeriksa
dan
menyelesaikan
keluhan
serta
pendapat/saran dari peserta terhadap penyelenggaraan
JAMKESDA bersama pejabat pengelola; dan
f.
melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
JAMKESDA dan melaporkan hasilnya kepada Bupati.
(4)
Anggota BAPEM JAMKESDA diangkat dan
diberhentikan dengan Keputusan Bupati.
(5)
BAPEM JAMKESDA bertanggungjawab kepada
Bupati.
Bagian kedua
BAPEL JAMKESDA
Pasal 15
(1)BAPEL JAMKESDA dibentuk, diangkat dan diberhentikan
dengan Keputusan Bupati
(2)Pembentukan BAPEL JAMKESDA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dimaksudkan untuk menyelenggarakan JAMKESDA.
(3)Tujuan pembentukan BAPEL JAMKESDA untuk:
a.
menyelenggarakan JAMKESDA berdasarkan
pada asas dan prinsip penyelenggaraan JAMKESDA;
b.
mengupayakan perluasan cakupan kepesertaan
bagi seluruh warga masyarakat;
c.
memberikan jaminan ketepatan sasaran dan
kepastian hukum serta jaminan keberlangsungan perlindungan
kesehatan bagi masyarakat;
d.
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
Penyelenggaraan Jamkesda dengan sebaik-baiknya; dan
e.
meningkatkan kemampuan JAMKESDA dan
membangun kerjasama antar daerah dan pihak lain dalam
menjalankan kewajiban mengembangan sisten JAMKESDA.
18
(4)
Susunan Organisasi BAPEL JAMKESDA terdiri dari :
a.
ketua;
b.
sekretaris;
c.
bendahara;
d.
bidang Pembiayaan dan Pengawasan;
e.
bidang Kepesertaan, Promosi dan Sistem Informasi
Manajemen (SIM);
f.
bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Pelayanan
Kesehatan dan Pengaduan; dan
g.
bidang Hukum dan Kerjasama.
(5)Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur organisasi, tugas
pokok dan fungsi BAPEL JAMKESDA diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga
PPK
Pasal 16
(1)PPK meliputi :
a. PPK I;
b. PPK II; dan
c. PPK III.
(2)Sarana Pelayanan Kesehatan yang menjadi PPK harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BAPEL JAMKESDA.
(3)PPK dalam menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan
masyarakat dilaksanakan melalui paket pemeliharaan kesehatan.
(4)Paket pemeliharaan kesehatan dalam penyelenggaraan
JAMKESDA meliputi:
a.
paket pemeliharaan kesehatan dasar; dan
b.
paket pemeliharaan kesehatan rujukan.
(5)Paket pemeliharaan kesehatan dasar sebagaimana dimaksud
19
pada ayat (4) huruf a meliputi pelayanan :
a.
pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan tertentu;
b.
kegawatdaruratan;
c.
imunisasi dasar pada bayi dan ibu hamil;
d.
pelayanan keluarga berencana;
e.
pemeriksaan kehamilan dan nifas;
f.
persalinan normal;
g.
pelayanan promotif dan preventif.
(6)Paket Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 17
Pemeliharaan kesehatan dalam JAMKESDA dapat dilakukan pada
sarana pelayanan atau PPK antara lain:
a.
PPK I untuk pelayanan kesehatan dengan rawat
jalan dan atau rawat inap bagi Puskesmas dan jaringannya, BP
Swasta, Dokter atau Bidan Praktek Swasta sebagai sarana
pelayanan kesehatan rawat jalan yang menyediakan fasilitas
tersebut;
b.
PPK II untuk pelayanan kesehatan dengan rawat
jalan dan atau rawat inap serta dengan rujukan spesialistik medis
yaitu RSUD atau RSU Swasta; dan
c.
PPK III untuk pelayanan kesehatan spesialistik yaitu
RSU sebagai pusat rujukan tingkat lanjut.
Pasal 18
(1)
PPK dilarang memungut biaya tambahan dari
peserta, sepanjang pelayanan yang diberikan sesuai dengan paket
kesehatan yang telah disepakati.
20
(2)
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku bagi peserta yang meminta pelayanan diluar paket
yang telah ditentukan.
Pasal 19
PPK wajib melayani dan dilarang menolak peserta yang memerlukan
pertolongan pelayanan.
Pasal 20
(1)
PPK dalam memberikan pelayanan kesehatan harus
melaksanakan sesuai dengan ketentuan pelayanan
(2)
PPK dilarang menghentikan perawatan dalam suatu
proses pelayanan.
(3)
Ketentuan mengenai standar pelayanan dilakukan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
PENGELOLAAN JAMKESDA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 21
(1)
Pelayanan kesehatan yang dijamin JAMKESDA
mencakup pelayanan kesehatan antar wilayah Kecamatan dan
atau Kabupaten.
(2)
Hubungan tata kerja dan organisasi antara BAPEL
JAMKESDA dengan BAPEL JAMKESDA Kabupaten lain diatur
dalam bentuk kerjasama antara Bupati dengan Bupati/Walikota
lain.
21
(3)
Hubungan tata kerja dan organisasi antara BAPEL
JAMKESDA dengan BAPEL JAMKESDA Provinsi Jawa Tengah
diatur dalam bentuk kerjasama antara Bupati dengan Gubernur.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pelayanan
kesehatan yang dijamin JAMKESDA diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Bagian Kedua
Pembiayaan
Paragraf 1
Pengelolaan Dana JAMKESDA
Pasal 22
(1)
Sumber dana untuk pembiayaan penyelenggaraan
JAMKESDA berasal dari masyarakat dan atau premi peserta
JAMKESDA, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi serta
sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2)
Dana yang ada pada BAPEL JAMKESDA digunakan
untuk biaya pelayanan kesehatan dan operasional BAPEL dalam
penyelenggaraan JAMKESDA dan dipertanggungjawabkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3)
Dana yang berasal dari Pemerintah Kabupaten dan
atau Pemerintah Provinsi alokasinya digunakan sesuai dengan
peruntukannya.
(4)
Dana yang berasal dari masyarakat dan atau premi
peserta JAMKESDA disetorkan secara perorangan langsung ke
BAPEL JAMKESDA atau dikumpulkan secara kolektif oleh Kader
JAMKESDA.
22
(5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak, kewajiban dan
wewenang Kader JAMKESDA serta mekanisme pengumpulan
dana sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan
Peraturan Bupati.
(6)
Sistem pembayaran untuk pelayanan kesehatan
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(7)
Besaran biaya untuk pelayanan kesehatan,
termasuk obat yang diberikan, ditentukan sesuai perjanjian
kerjasama antara PPK dan BAPEL yang mengacu pada tarif
standar dan daftar obat standar yang disepakati.
(8)
Apabila dalam pengelolaan JAMKESDA ada sisa
dana pengelolaan JAMKESDA, maka sisa dana tersebut akan
digunakan untuk Program Pengembangan JAMKESDA dan
dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan
kesehatan promotif dan atau preventif serta untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan, yang akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati.
Paragraf 2
Pembiayaan Untuk Masyarakat Miskin Non Kuota
Pasal 23
(1)
Biaya pelayanan kesehatan tingkat dasar, PPK I,
PPK II dan PPK III untuk masyarakat miskin non kuota
mendapatkan subsidi dari Pemerintah Daerah.
(2)
Besarnya subsidi pembiayaan pelayanan kesehatan
rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditentukan
berdasarkan besarnya kemampuan masyarakat dan kemampuan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
(3)
Besarnya
pembagian
beban
pembiayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
23
Peraturan Bupati.
BAB VII
PENGGERAKAN JAMKESDA
Pasal 24
(1)
Untuk menggerakan kepesertaan masyarakat dalam
JAMKESDA, wajib dilakukan oleh seluruh jajaran pemerintahan
daerah dan seluruh komponen masyarakat.
(2)
Tata cara menggerakan kepesertaan masyarakat
dalam JAMKESDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 25
(1)
Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
penyelenggaraan JAMKESDA dilakukan oleh BAPEM JAMKESDA
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2)
Tata cara pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Bupati.
BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 26
24
(1)
PPNS berwenang melakukan penyidikan terhadap
pelanggaran atas peraturan daerah ini sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2)
Wewenang PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat
1) adalah:
a.
menerima laporan atau pengaduan dari seseorang
tentang adanya tindak pidana;
b.
melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat
kejadian dan melakukan pemeriksaan;
c.
menyuruh berhenti tersangka dan memeriksa tanda
pengenal dari tersangka;
d.
melakukan penyitaan benda dan atau surat;
e.
mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f.
memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
g.
mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
h.
mengadakan penghentian penyedikan setelah mendapat
petunjuk dari penyelidik polisi negara Republik Indonesia; dan
i.
mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat di
pertanggungjawabkan.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 27
(1)
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 11,
Pasal 18, Pasal 19 dan Pasal 20 diancam dengan pidana
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2)
Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.
25
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
(1)
Pembentukan dan tata kerja BAPEL JAMKESDA
ditetapkan dan diatur oleh Bupati.
(2)
Sebelum BAPEL JAMKESDA terbentuk maka
penyelenggaraan tugas dan fungsi BAPEL JAMKESDA
dilaksanakan oleh BAPEL Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM).
(3)
Pemberlakuan sistem INA DRG dilaksanakan secara
bertahap paling lambat 2 (dua) tahun setelah Peraturan Daerah ini
diundangkan.
(4)
Pembentukan BAPEL JAMKESDA paling lambat 1
(satu) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
(1)
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah
ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya akan diatur lebih
lanjut diatur dengan Peraturan Bupati
(2)
Peraturan pelaksanaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling lama 1 (satu) tahun sejak peraturan daerah
ini diundangkan.
Pasal 30
26
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan
Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 Nomor 8 Seri E) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 31
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara.
Ditetapkan di Banjarnegara
Pada tanggal 15-3-2011
BUPATI BANJARNEGARA,
Cap ttd,
DJASRI
Diundangkan di Banjarnegara
Pada tanggal 15-3-2011
Plt. SEKRETARIS DAERAH,
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Cap ttd,
FAHRUDIN SLAMET SUSIADI
27
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E
Salinan sesuai dengan aslinya
Plt. Sekretaris Daerah
Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Drs. Fahrudin Slamet Susiadi, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19600519 198510 1 001
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA
NOMOR 14 TAHUN 2010
TENTANG
JAMINAN KESEHATAN DAERAH (JAMKESDA)
KABUPATEN BANJARNEGARA
I.
UMUM
Kesehatan adalah hak dan investasi, semua warga
masyarakat berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat
miskin, dengan demikian diperlukan sistem yang mengatur
pelaksanaan upaya pemenuhan hak warga untuk tetap hidup sehat,
28
dengan mengutamakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin.
Dalam rangka pemenuhan hak masyarakat miskin
sebagaimana diamanatkan Pasal 34 ayat (2) UUD 1945,
Pemerintah mempunyai tugas menggerakkan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan,
dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap terjamin.
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
termasuk pembiayaannya perlu digerakkan dan diarahkan sehingga
dapat berdayaguna dan berhasil guna, dengan memperhatikan
fungsi sosial dan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
Fungsi sosial sarana kesehatan mempunyai arti bahwa
dalam menyelenggarakan kegiatan setiap sarana kesehatan baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat
harus memperhatikan kebutuhan pelayanan kesehatan golongan
masyarakat yang kurang mampu dan tidak semata-mata mencari
keuntungan.
Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) adalah suatu cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan masyarakat yang
paripurna berdasarkan asas bersama dan kekeluargaan yang
berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta
pembiayaan yang dilakukan secara pra upaya. Tujuan JAMKESDA
adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui:
a. Implementasi dan pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan
b. Penerapan Sistem Pembiayaan Kesehatan yang bersumber dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara serta masyarakat.
c. Penjaminan keterjangkauan masyarakat dengan mewujudkan
pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu.
d. Pemberdayaan masyarakat dalam memilih dan membiayai
pelayanan kesehatan yang diperlukan secara mandiri;
29
e. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
f. Pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan bagi peserta
dengan pelayanan yang komprehensif (pelayanan preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif), berkesinambungan, bermutu
dan disusun dalam bentuk paket pemeliharaan kesehatan bagi
peserta JAMKESDA.
Pengembangan manfaat Program Jaminan Kesehatan
Daerah dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan daya beli
masyarakat, berkelanjutan, kearah manfaat Program Jaminan
Kesehatan Daerah Kabupaten Banjarnegara yang bersifat
menyeluruh (komprehensif) yang meliputi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif serta meliputi jaminan rawat jalan tingkat pertama,
rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap, gawat darurat dan
penunjang.
I.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan” adalah asas
berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia.
Yang dimaksud dengan “asas manfaat” adalah asas yang
bersifat operasional menggambarkan pengelolaan yang
efisien dan efektif.
Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah asas yang
bersifat keadilan.
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Yang dimaksud dengan prinsip “kegotongroyongan” adalah
prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung
beban biaya jaminan kesehatan, yang diwujudkan dengan
30
kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan
tingkat gaji, upah atau penghasilannya.
Yang dimaksud dengan prinsip “nirlaba” adalah pengelolaan
usaha
yang
mengutamakan
penggunaan
hasil
pengembangan dana untuk memberiakan manfaat sebesarbesarnya bagi seluruh peserta.
Yang dimaksud dengan prinsip “keterbukaan” adalah prinsip
mempermudah akses informasi yang lengkap, benar dan
jelas bagi setiap peserta.
Yang dimaksud dengan “kehati-hatian” adalah prinsip
pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan tertib.
Yang dimaksud dengan prinsip “akuntabilitas” adalah prinsip
pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Yang dimaksud dengan prinsip “portabilitas” adalah prinsip
memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah
Provinsi Jawa Tengah.
Yang dimaksud dengan prinsip “dana amnat” adalah bahwa
iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan
dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi
kepentingaanpeserta jaminan kesehatan daerah.
Yang dimaksud dengan prinsip “kepesertaan bersifat wajib”
adalah prinsip yang mengaharuskan seluruh penduduk
Kabupaten Banjarnegara menjadi
peserta jaminan
kesehatan daerah.
Yang dimaksud dengan prinsip “ekuitas” adalah kesamaan
dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medisnya yamg tidak terikat dengan besaran iuran yang
telah dibayarkannya.
Yang dimaksud dengan prinsip “hasil pengelolaan dana”
adalah hasil berupa deviden yang dikembalikan untuk
kepentingan peserta jaminan kesehatan daerah.
31
Pasal 5
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Keputusan Bupati”
adalah
Keputusan Bupati yang menetapkan
nama-nama masyarakat miskin non-kuota yang
ada di Kabupaten Banjarnegara.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “kesepakatan” adalah saat
ditandatanganinya formulir pendaftaran peserta dan
membayar premi kepesertaan
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan Kartu JAMKESDA adalah
Kartu Tanda Kepesertaan JAMKESDA yang diterbitkan
oleh BAPEL JAMKESDA
Ayat (2)
Yang dimaksud “pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif” adalah bersifat preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif. Namun dalam pelaksanaannya
mengutamakan preventif, promotif dan kuratif tanpa
mengabaikan pelayanan kesehatan yang bersifat
rehabilitatif.
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
32
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Tahapan
pelayanan
JAMAKESDA
dilaksanakan
menyesuiakan dengan kondisi yang berkembang dari sisi
jumlah kepesertaan dan besarnya kemampuan masyarakat
dalam membayar premi.
Pasal 14
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “perwakilan peserta” adalah
perwakilan dari organisasi pemeberi kerja sektor
informal dan non formal, organisasi pekerja atau
peserta.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
33
Paket pelayanan JAMKESDA ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara BAPEL JAMKESDA dengan PPK.
Paket pelayanan tersebut harus disosialisasikan
dengan peserta.
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Pelayanan kesehatan antar Kabupaten yang dijamin
JAMKESDA adalah pelayanan kesehatan yang diatur
dengan perjanjian
kerjasama antar BAPEL
JAMKESDA Kabupaten dan BAPEL JAMKESDA
Provinsi.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
34
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 133
35
Download