BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) No Judul Penelitian 1 Barker, David. (2009) // Television Production Technique as Communication// Critical Studies in Mass Communication. Vol. 2 2 Teori - Communication - Programming - Television - Encoding - Decoding Ouyang, Chun. (2008) - TV Production // Camera Set , Action: - Production office Process Innovation for - Innovation Film and TV// Production Cultural Science. Vol. 1 Metodologi Hasil - Kualitatif - Grounded Theory - Kualitatif - Study case 3 Abidin, Zaenal. (2009) Teori Umum : - Kualitatif // Proses Produksi Dan - Teori Vox- Pop Acara Komunikasi - Studi Kasus Freeday Di Televisi Massa Lokal SBO TV - Media Massa Surabaya// Jurnal Ilmu - Televisi Komunikasi. Vol. 1 Teori Khusus : - Tahapan Proses Produksi - Jurnalisme Televisi 4 Febriyana, Dina. Teori Umum : (2013) // Proses - Teori Produksi Program Komunikasi Talk Show “Redaksi Massa 8” Pada Televisi Lokal - Jenis Program Tepian TV Samarinda Talk Show // eJournal Ilmu Komunikasi. Vol. 1 Teori Khusus : - Konsep Produksi Televisi - Kualitatif Interaktif - Wawancara, Dokumen (proposal, buku) Televisi menggunakan kemampuan bernarasi sebagai proses encoding Pengaplikasian teknik BPM untuk sebuah proses pembentukan innovasi Terwujudnya suatu program melalui tahapan proses produksi, yaitu: Pra produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Termasuk didalamnya pencarian VoxPop (Opini masyarakat) Proses Produksi Program Talk Show “Redaksi 8” sudah sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedure) 5 Irawan, R.E. (2013) // Pentingnya Penonton Aktif di Era Industri Televisi Indonesia Saat ini// Jurnal Humaniora. Vol. 4 Teori Umum : - Teori Komunikasi Massa - Kualitatif -,Studi Pustaka, dokumentasi Teori Khusus : - Televisi 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Posisi tawar di Indonesia masih bisa ditingkatkan melalui tindakan kritis dari penonton Komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” atau “common” dalam bahsa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi berbagai informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah ketika kita sering mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama. Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Manusia merupakan makhluk sosial, yang berarti membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Manusia hidup sebagai individu dengan cara berinteraksi sosial baik dalam kelompok sosial, organisasi, massa, maupun masyarakat. Karena komunikasi telah menjadi bagian hidup dari manusia. Tanpa adanya komunikasi interaksi antar individu, kelompok, maupun organisasi dan masa tidak akan terjadi. Dua orang dikatakan berinteraksi ketika terjadinya aksi dan reaksi yang dilakukan baik perorangan, kelompok, organisasi, maupun massa. Sementara itu, menurut Stephen W. Littlejohn dalam Sendjaja, 2005 sebagai salah satu ilmu pengetahuan social, ilmu komunikasi adalah “communication as a social science, communication involves understanding how people behave in creating, exchanging, and interpreting messages. Consequently, communication inquiry combines both scientific and humanistic methods”. Jadi komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang memiliki ciriciri: berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang berperilaku dalam menciptakan, mempertukarkan, serta menginterprestasikan pesan- pesan. Oleh karena itu, (penelitian) keilmuan yang dipergunakan dalam bidang komunikasi memerlukan kombinasi penggunaan metode pendekatan ‘scientific’ (ilmiah impirispositivistik) dan metode pendekatan ‘humanistic’ (humanistic). Dalam buku Effendy (2005) mengutip karya Harold Lasswell The Structure and Function of Communication in Society mengantakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut :who says what in which channel to whom with what effect?. Paradigma tersebut menunjukan bahwa ada lima unsur komunikasi didalamnya. Unsur yang terdapat dalam paradigm Lasswell yaitu : 1. Pemberi Pesan (Komunikator) Komunikator adalah orang yang memberi pesan kepada komunikan. Sebelum menyampaikan pesan sebaiknya komunikator mengetahui terlebih dahulu apa pesan yang akan disampaikan kepada komunikan, agar pesan yang ingin disampaikan diterima dengan baik oleh komunikan. 2. Pesan (Message) Pesan merupakan objek yang akan disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang ingin disampaikan harus mempunyai makna yang jelas, agar komunikan mudah menerima pesan yang akan disampaikan. 3. Media (Channel) Sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan disalurkan melalui media. Ada banyak media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, antara lain : radio, televisi, surat, koran, majalah,, dll. 4. Penerima Pesan (Komunikan) Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator. Sebuah komunikasi bisa dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan komunikator dimengerti dan diterima dengan baik oleh komunikan. 5. Efek Efek terjadi apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima dengan baik oleh komunikan. Pada saat itulah komunikan dapat memberikan efek atau reaksi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Berdasarkan paradigma Lasswell disimpulkan bahwa, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media untuk menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2006 :10) Proses komunikasi adalah gambaran dari cara atau proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media untuk mendapatkan efek. Proses komunikasi dibagi menjadi 2, yaitu : proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder (Effendy, 2006 : 11) 1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi ini berlangsung secara tatap muka sehingga umpan balik atau feedback yang diberikan komunikan dapat diterima secara langsung oleh komunikator. 2. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau media. Media yang sering digunakan dalam komunikasi diantaranya : surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lainnya. Proses komunikasi ini tidak terjadi secara tatap muka seperti komunikasi primer sehingga umpan balik atau feedback dalam komunikasi bermedia seperti ini menjadi tertunda. Fungsi Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, sebagai berikut : 1. Menginformasikan (to inform) Memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide, atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. 2. Mendidik (to educated) Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain) Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. 4. Mempengaruhi (to influence) Fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai yang diharapkan. 2.2.2 Komunikasi Organisasi Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare yang secara harfiah berarti panduan dari bagian- bagian yang satu sama lain saling bergantung. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Organisasi adalah suatu kumpulan atau system individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu (Bungin, 2006 : 277). Hubungan antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada indiviu yang terlibat dalam proses komunikasi, demi mencapai suatu tujuan organisasi tersebut. Jadi, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja didalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Oleh karena komunikasi organisasi melibatkan dua elemen, yaitu pemimpin dan karyawan. Yang berarti akan adanya komunikasi antar karyawan dengan karyawan maupun dengan pimpinan. Untuk mengetahui arah arus informasi komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai berikut (Wiryanto, 2008: 62- 65) 1. Komunikasi ke Atas (Upward Communication) Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, melalui rantai perintah resmi lembaga dari mata rantai paling atas ke mata rantai paling bawah. 2. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication) Komunikasi ke bawah adalah pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat hierarki yang lebh rendah, contohnya seperti komunikasi yang dilakukan bawahan dan disampaikan ke atasan melalui rantai perintah resmi lembaga dari bawah ke atas. 3. Komunikasi Lateral Komunikasi lateral atau komunikasi horizontal adalah pesan antar sesame yaitu dari manajer ke manajer, karyawan ke karyawan. Ketiga arah komunikasi tersebut menggambarkan kerangka komunikasi dalam organisasi, hal ini akan lebih memudahkan kita untuk memahami lebih baik lagi bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi. Proses komunikasi yang terjadi didalam organisasi, khususnya komunikasi antara pimpinan kepada bawahan yang merupakan factor penting dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. 2.2.3 Komunikasi Massa Menurut Josep A. Devito ialah, “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjuk kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). (Nurudin, 2009:12) Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran- saran yang tertunda) proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini (Mulyana, 2011: 83-84) Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media (Rohim, 2009:160) Jadi bisa disimpulkan bahwa komunikasi massa ialah penyampaian pesan dari komunikator ke masyarakat dengan menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan tertentu agar menimbulkan efek yang diinginkan. Sedangkan fungsi dari komunikasi massa menurut (Nurudin 2004: 64) 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen penting untuk mengetahui informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. 2. Hiburan Fungsi hiburan bagi media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibanding dengan fungsi- fungsi lainnya karena masyarakat kita menjadikan televisi menjadi sarana hiburan. 3. Persuasi Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk antara lain mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, mengubah sikap, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, memperkenalkan etika atau menawarkan sistem tertentu. 4. Transmisi budaya Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi yang paling luas, meski paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya tak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi. 5. Mendorong kohesi sosial Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. 6. Pengawasan Bagi Lasswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada di sekitar kita. 7. Korelasi Fungsi korelasi di sini adalah fungsi menghubungkan bagian- bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. 8. Pewarisan sosial Dalam hal ini media massa berperan sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun pendidikan informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Menurut Effendi, tidak ditemukan dalam komunikasi massa yang memiliki ciri khusus., yaitu berlangsung searah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, menimbulkan keserempakan, dan komunikasi heterogen. Ada 2 hal lagi yang lagi ciri-ciri komunikasi massa, yaitu mengandalkan peralatan teknis, dan dikontrol oleh gatekeeper. 1. Berlangsung Searah Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication), berarti komunikasi melalui media massa tidak mendapatkan arus balik langsung dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, komunikator tidak tahu tanggapan konsumen (pembaca, pendengar, atau pemirsa) terhadap pesan atau berita yang disiarkan karena dalam komunikasi massa tanggapan umumnya tidak langsung, tetapi disebut umpan balik yang tertunda (delayed feedback). 2. Komunikator Melembaga Dalam media massa, meskipun sumber informasi atau komunikatornya perorangan, seperti wartawan, reporter atau penyiar, tetapi dalam menyampaikan sesuatu, dia bertindak atas nama lembaga, berupa media massa yang diwakilinya (institutionalized communicator atau organized communicator). Dia tidak memiliki kebebasan secara individu untuk menyampaikan sesuatu kepada khalayak, kebebasan yang dimilikinya merupakan hanya kebebasan yang terbatas. Guna menyampaikan informasi atau pesan, komunikator lembaga selalu dibantu banyak pihak yang terkait agar informasi yang disampaikan benar, baik, dan tampilannya menarik. Dengan kenyataan itu, komunikator pada komunikasi massa disebut komunikator kolektif (collective communicator) karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah orang yang terlibat. 3. Pesan Bersifat Umum Pesan yang disebarkan media massa tidak ditujukan kepada perorangan atau kelompok orang tertentu, tetapi lebih bersifat umum (public) karena ditujukan kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum. Kondisi demikianlah yang membedakan media massa dengan media nir-massa. Surat, telepon, telegram, faksimili merupakan media nir-massa karena ditujukan kepada orang tertentu. Hal sama juga berlaku bagi koran kampus, radio komunitas, atau televisi siaran sekitar karena hanya ditujukan pada sekelompok orang tertentu. 4. Menimbulkan Keserempakan Media massa mampu menimbulkan keserempakan (simultaneity) terhadap khalayak dalam menerima pesan yang disampaikan. Informasi televisi atau radio yang berkantor di Jakarta akan dapat didengar khalayak di berbagai daerah pada waktu yang bersamaan, berita surat kabar juga dapat dibaca khalayak dalam waktu yang relatif serentak. Namun, khusus surat kabar, tentu hanya berlaku bagi daerah/negara maju yang sebaran surat kabarnya cukup luas dengan oplah yang juga besar. Keadaan itu tentu berbeda dengan poster, yang meskipun menyebar informasi untuk umum, tetapi harus dibaca bergantian di tempat itu, tidak bisa dibaca serentak atau bersamaan. 5. Komunikasi Heterogen Sasaran komunikan (pembaca, pendengar atau pemirsa) yang dituju atau menjadi sasaran media massa bersifat heterogen. Keadaan mereka juga berpencar dan tidak saling mengenal, juga tidak dapat melakukan kontak secara pribadi. Para komunikan itu juga berbeda dalam banyak hal, seperti jenis kelamin, agama, usia, pendidikan, pekerjaan, budaya, dan pandangan hidup. Heterogenitas (kemajemukan) khalayak itulah yang menimbulkan kesulitan bagi media massa dalam menyebarkan pesan karena dalam setiap individu dari khalayak itu menghendaki supaya keinginannya terpenuhi, dan adalah sesuatu yang nyaris tidak mungkin bagi pengelola media massa untuk memenuhi seluruh kegiatan konsumennya. 6. Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan elektronik yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi yang kita sebut media massa tidak akan lepas dari pemancar. Radio juga sangat membutuhkan stasiun pemancar atau relay. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa. Tidak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. Dikontrol Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut penepis informasi/palang pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melaui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Dalam komunikasi massa peranan gatekeeper sangat penting, karna peristiwa dan bahan-bahan serta data yang masih menjadi bahan mentah pesan akan disiarkan media masa dengan cara yang beragam dan sangat banyak. Disinilah perlu adanyanya pemilihan dan penyesuaian dengan media massa yang bersangkutan. Adanya gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dimiliki media massa dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, keberadaan gatekeeper m dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. Komunikasi massa juga mempunyai 9 elemen didalamnya, yaitu : 1. Komunikator (source) : sumber atau penyampai pesan 2. Pesan (message) : pesan yang ingin disampaikan 3. Komunikan (receiver) : penerima pesan 4. Umpan Balik (feedback) : tanggapan atau reaksi yang ditunjukan komunikan setelah menerima pesan dari komunikator 5. Gangguan (noise) : gangguan atau penghalang yang terjadi pada saat proses komunikasi berlangsung 6. Penjaga (gate keeper) : penyeleksi informasi, sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa. Dan gate keeper yang bertugas menyeleksi informasi yang akan disiarkan atau tidak 7. Pengatur (setting) : mengatur dan mengontrol media 8. Penyaring (filter) : berupa filter fisik, non fisik, dan budaya yang ada 9. Efek (effect) : hal yang terjadi setelah proses komunikasi berakhir Menurut Rakhmat (2005:219), ada 3 efek komunikasi massa yaitu: 1. Efek Kognitif Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan / informasi. 2. Efek Afektif Efek ini timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, maupun yang tidak disenangi khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai. 3. Efek Konatif / Behavioral Efek ini merupakan efek yang paling tinggi kadarnya. Efek ini merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pada tindakan, kegiatan, atau kebisaaan berperilaku. 2.2.4 Media Massa Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. (Rohim, 2009:160) Media Massa (Mass Media) adalah channel, media/medium, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with media). Media Massa dapat menjadi semakin luas dengan adanya media baru yang lebih memiliki kelebihan dalam informasi yang individual, beragam serta dapat mendukung terjadinya informasi yang interaktif. Tetapi persaingan dengan media konvensional tidak akan selesai karena media konvensial akan semakin meningkatkan kemampuan. (Morissan, 2010:1) Media Massa juga dapat diartikan sebagai “alat- alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu terbatas” (Nurudin, 2009:9) Media massa adalah media yang memiliki jumlah audiens yang banyak dan beragam, antara lain : usia, jenis kelamin, pendidikan, ekonomi, dan grafis. (Hardiman, 2006: 74) Sedangkan menurut Cangara (2005 :122), media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat- alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, dan tv. Media massa juga merupakan media penunujang bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun hiburan. Banyaknya media massa di Indonesia membuat masyarakat untuk bijak dan pintar untuk mengambil berita yang disiarkan oleh media tersebut. Media massa terdiri dari beberapa jenis : 1. Media Massa Cetak (Printed Media) Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas, contohnya : Koran atau surat kabar, tabloid, majalah. Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan features 2. Media Massa Elektronik (Electronic Media) Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film. 3. Media Online (Online Media, Cybermedia) Yakni media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web) Denis McQuail mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni: 1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi. 2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat. 3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat. 4. Wahana pengembangan kebudayaan –tata cara, mode, gaya hidup, dan norma. 5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat. Karakteristik Media Massa menurut Cangara (2008: 126) adalah : 1. Bersifat melembaga Pihak yang mengelolah media terdiri dari banyak orang mulai dari pengumpulan, pengelolahan, hingga penyajiaan informasi. 2. Bersifat satu arah Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim pesan dan penerima. 3. Meluas dan serempak Dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, surat kabar, majalah, dan sejenisnya 5. Bersifat terbuka Pesan yang diterima oleh siapapun dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. 2.2.5 Televisi Televisi adalah sistem telekomunikasi penyiaran penerimaan suara dan gambar dari stasiun pusat ke berbagai wilayah lain (Hardiman, 2006:130) Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media massa cetak dan radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh masyarakat dimanapun di dunia ini. Menurut DeFleur dan Dennis (1985), 98% rumah tangga di Amerika Serikat memiliki pesawat tv, dan bahkan 50% diantarannya lebih memiliki dari satu pesawat (Badjuri, 2010: 11) Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa televisi adalah media massa elektronik yang dapat menyiarkan informasi dan berita dalam bentuk audio dan visual. Televisi juga menjadi media massa yang paling populer di masyarakat, karena kelebihannya menghadirkan gambar dan suara sekaligus. Sehingga masyarakat langsung mengerti tanpa harus menebak apa maksud dari siaran tersebut. Televisi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis media lainnya yang mencakup daya jangkau luas, selektivitas, dan fleksibilitas, fokus perhatian, kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu (Morissan, 2010: 240) Menurut Ardianto (2005:128-130), televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Audio Visual Televisi memiliki kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual), maka khalayak televisi (audience) dapat melihat gambar yang bergerak. Harus ada kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua yaitu penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan orang-orang yang terampil dan terlatih. Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran stasiun televisi umum terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistk dan karya jurnalistik. Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi dari sumber pendapat, realitas atau peristiwa yang terjadi (Muda, 2005: 59). a. Program jurnalistik yaitu program yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk ke dalam proses penyajian kepada khalayak. Program jurnalistik antara lain : 1. Berita aktual (news bulletin) yang bersifat timeconcern 2. Berita non-aktual (news magazine) yang bersifat timeless 3. penjelasan masalah hangat (current affairs), seperti : a. Dialog (wawancara, talkshow, diskusi panel b. Monolog (pidato, pengumuman, khutbah dan lain-lain) c. Laporan b. Program artistik yaitu program yang di produksi melalui pendekatan artistik atau rasa keartistikan, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi keindahan. Siaran (rangkaian mata acara) program artistik antara lain: 1. Pendidikan atau agama 2. Features 3. Dokumenter 4. Seni dan budaya 5. Hiburan (musik, lawak, akrobat, sinetron dan lain-lain) 6. Iklan / Public service 7. Penerangan umum 8. Ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain sebagainya Morissan (2005:100) mengelompokkan berbagai jenis program menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: 1. Program informasi berita yang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Berita Keras (hard news) merupakan berita laporan terkini yang harus segera disiarkan b. Berita Lunak (soft news) merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini yang tidak terpaku oleh waktu 2. Program hiburan (entertainment) yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: a. Musik b. Drama permainan (game show) c. Pertunjukan (variety show) Yang akan diteliti oleh peneliti adalah program soft news “I Fashion News”di MNC Fashion. Pada program ini disampaikan berita lunak (soft news) seputar perkembangan fashion lokal dan internasioal, trend fashion yang sedang berkembang, serta refrensi pakaian artis dunia . 2.2.6 Berita Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang tertarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk. Nilai berita diartikan sebagai nilai penting atau menarik atau gabungan keduanya bagi penonton televisi. Peristiwa yang memiliki nilai berita, misalnya mengandung konflik bencana dan kemajuan, dampak, kemasyuran, segar dan kedekatan, keganjilan, human interest, seks dan aneka nilainya. (Morissan, 2010: 29) Pada penulisan berita mengandung unsur- unsur 5W + 1H, hal ini agar berita yang dismpaikan lengkap dan tidak bias kebenarannya. Unsur 5W + 1H tersebut, yaitu : 1. Who (siapa) Merupakan pertanyaan yang akan mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terkait langsung dengan kejadian. 2. What (apa) Merupakan pertanyaan yang akan menjawab apa yang terjadi dan akan mendorong wartawan untuk mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal- hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban dalam suatu kejadian. 3. Why (mengapa) Akan menjawab latar belakang atau penyebab kejadian. Meski jarang, why bisa dipakai untuk membuka sebuah berita 4. Where (dimana) Menyangkut tempat kejadian yang bisa ditulis detail maupun hanya garis besarnya 5. When (bilamana) Menyangkut waktu kejadian yang tertera tidak sebatas tanggal, tapi juga hari, jam, bahkan menit saat sebuah kejadian berlangsung. 6. How (bagaimana) Akan memberikan fakta mengenai proses suatu kejadian yang terjadi. Unsur 5W+ 1H dalam suatu berita dimaksudkan agar masyarakat mengetahui secara detail berita yang disampaikan. Sehingga masyarakat mengerti dan tidak bias dalam menerima pesan, untuk menghindari pemahaman yang salah akan suatu berita. Dalam penelitian ini akan mengangkat sebuah program softnews, yaitu “I Fashion News”. Program ini adalah sebuah program berita yang membahas berita seputar dunia fashion baik dari dalam, maupun luar negeri. Oleh karena itu penelitian ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai soft news. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita lunak dapat dibagi menjadi empat kategori: a. Current affair Merupakan program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Batasannya adalah selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat disajikan. b. Magazine Merupakan program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya, dan biasanya berdurasi 30 menit atau satu jam dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik. c. Dokumenter Merupakan program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejarah suatu masyarakat atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. d. Talk Show Merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang- orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas 2.2.7 Konsep Produksi Televisi Tahapan produksi sebuah program di televisi pada umumnya terdiri atas tiga tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap pra produksi merupakan segala perencanaan yang dirumuskan sebelum dilakukannya proses produksi. Tahap produksi adalah proses shooting itu sendiri, sedangkan tahap pasca produksi adalah kegiatan- kegiatan yang dilakukan setelah proses shooting selesai. Untuk lebih memperjelas penjabaran dari tahapan produksi yang ada, berikut ini dijelaskan pendapat dari Gerald Millerson mengenai tahapan produksi televisi, yaitu: (Fachruddin, 2012:10-16) 1. Pra Produksi Merupakan tahap yang paling penting penting dalam sebuah produksi televisi, yaitu semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. 1) Development a. Ide - Menganalisa khalayak: dalam proses ini tim menganalisis khalayak (lokal atau nasional, jenis kelamin, usia) dari program yang akan dibuat. Analisis khalayak ini digunakan sebagai tolak ukur faktor keberhasilan dalam keputusan pengembangan program. - Mencari ide program: terdiri dari bagaimana naskahnya, apa saja properti yang dibutuhkan, serta siapa talent nya. - Menentukan tipe produksi: indoor atau outdoor, live atau tapping - Menyiapkan budget program b. Target audiensi Menentukan target audiensi harus dipikirkan sejak awal. Target penonton berdasarkan jenis kelamin, usia, dan SES (socio economy status). c. Pengembangan skenario - Merumuskan ide - Riset - Penulisan outline - Sinopsis - Penulisan treatment - Penulisan naskah draft - Review naskah d. Membangun karakter Pada tahap ini tim –baik director dan creative mulai mencari pemain. e. Membangun scene f. Membangun script outline 2) Commissioning a. Budget Sebelum menulis perkiraan biaya yang dibutuhkan, seorang produser harus melakukan penyesuaian harga yang berlaku saat produksi akan dilaksanakan. Dengan perencanaan biaya yang akurat dan baik, pada saat mempresentasikan proposal, pihak client ataupun manajer program tentu akan mempertanyakan dan mengkritik seluruh argumentasi yang dijelaskan. Hal tersebut harus dipertimbangkan dengan lapang dada, karena dari sudut pandang yang berbeda bisa saja terdapat sesuatu yang tidak diperhitungkan dalam menyusun budget oleh produser. b. Presenting the proposal Proposal dipresentasikan kepada client jika berkaitan dengan sponsorship. Jika di stasiun televisi maka dipresentasikan kepada executive producer atau manajer program yang bersangkutan. Presentasi yang baik kemungkinan besar akan menghasilkan disetujuinya program untuk dieksekusi. c. Casting Pemilihan seorang pemain yang sesuai dengan karakter yang dibutuhkan. d. Memutuskan atau mencari seseorang yang akan menjadi pengisi acara/ talent/ pemain pada program tersebut. e. Set design Membangun set design berarti menerjemahkan ide/gagasan tim kreatif, membuat sketsa desain, membuat set desain, membuat maket, hingga membangun set itu sendiri. Perhitungan matematika, fisika, dan estetika harus menyatu agar sebuah set bisa menghasilkan komposisi, warna, backdrop, ornamen, dan properti yang kontras dan megah. 2. Produksi 1) Rehearsal Produksi non-berita membutuhkan persiapan yang sangat detail beberapa jam sebelum produksi. Pre-rehearsal dimulai dengan rapat (briefing) seluruh kru hingga pengisi acara yang terlibat yang dipimpin langsung oleh sutradara. Pada saat briefing, sutradara mengarahkan pengisi acara, blocking, dan pengadegan sesuai dengan treatment yang dibuat. 2) Studio Rehearsal Dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah selesai. Pengecekan dimulai dari set design, memastikan tata pencahayaan, tata suara, beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah pada posisi yang benar. Proses studio rehearsal dipimpin oleh sutradara. Secara umum persiapan itu antara lain: dry run / walk through, camera blocking, pre-dress run through, dress rehearsal, video tapping. 3) Recording Pada tahap ini dimulai proses pengambilan gambar dan suara. Tapping host dan liptan juga termasuk dalam tahap ini. 3. Pasca Produksi 1) Capturing Proses capture gambar terjadi pada editing nonlinier, yaitu mentransfer audio visual dari kaset digital ke dalam hard disk komputer. Sehingga materi editing sudah dalam bentuk file. Apabila menggunakan editing linier langsung proses logging gambar. 2) Logging Merupakan pembuatan susunan daftar gambar dari kaset hasil shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta di kaset berapa atau nama file apa gambar itu berada. 3) Editing Pictures Pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan selama produksi, selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final. 4) Editing Sound Editing suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan suasana melalui ilustrasi musik. 5) Final Cut Pada tahap ini dilakukan pemotongan dan kemudian shot- shot tersebut dihaluskan atau bisa juga dengan menambahkan frame pada setiap shot nya. Serta memasukan narasi yang sebelumnya sudah di record. 2.3 Kerangka Pemikiran I Fashion News Pra Produksi 1. Pencarian ide 2. Pencarian materi liputan 3. Penulisan naskah Produksi 1. Pengumpulan materi 2. Tapping host 3. Pengambilan voice over Pasca Produksi 1. Proses editing 2. Review tayangan 3. Kirim tayangan ke NLE