BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art)
No
Judul Penelitian
1
Barker, David. (2009)
// Television
Production Technique
as Communication//
Critical Studies in
Mass Communication.
Vol. 2
2
Teori
- Communication
- Programming
- Television
- Encoding
- Decoding
Ouyang, Chun. (2008) - TV Production
// Camera Set , Action: - Production office
Process Innovation for - Innovation
Film and TV//
Production Cultural
Science. Vol. 1
Metodologi
Hasil
- Kualitatif
- Grounded
Theory
- Kualitatif
- Study case
3
Abidin, Zaenal. (2009) Teori Umum :
- Kualitatif
// Proses Produksi Dan - Teori
Vox- Pop Acara
Komunikasi
- Studi Kasus
Freeday Di Televisi
Massa
Lokal SBO TV
- Media Massa
Surabaya// Jurnal Ilmu - Televisi
Komunikasi. Vol. 1
Teori Khusus :
- Tahapan Proses
Produksi
- Jurnalisme
Televisi
4
Febriyana, Dina.
Teori Umum :
(2013) // Proses
- Teori
Produksi Program
Komunikasi
Talk Show “Redaksi
Massa
8” Pada Televisi Lokal - Jenis
Program
Tepian TV Samarinda
Talk Show
// eJournal Ilmu
Komunikasi. Vol. 1
Teori Khusus :
- Konsep
Produksi Televisi
- Kualitatif
Interaktif
- Wawancara,
Dokumen
(proposal,
buku)
Televisi
menggunakan
kemampuan
bernarasi
sebagai proses
encoding
Pengaplikasian
teknik BPM
untuk sebuah
proses
pembentukan
innovasi
Terwujudnya
suatu program
melalui tahapan
proses produksi,
yaitu: Pra
produksi,
Produksi, dan
Pasca Produksi.
Termasuk
didalamnya
pencarian VoxPop (Opini
masyarakat)
Proses Produksi
Program Talk
Show “Redaksi
8” sudah sesuai
dengan SOP
(Standart
Operational
Procedure)
5
Irawan, R.E. (2013) //
Pentingnya Penonton
Aktif di Era Industri
Televisi Indonesia
Saat ini// Jurnal
Humaniora. Vol. 4
Teori Umum :
- Teori
Komunikasi
Massa
- Kualitatif
-,Studi
Pustaka,
dokumentasi
Teori Khusus :
- Televisi
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1
Komunikasi
Posisi tawar di
Indonesia masih
bisa ditingkatkan
melalui tindakan
kritis dari
penonton
Komunikasi berasal dari bahasa Latin “communis” atau “common” dalam
bahsa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk
mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain,
melalui komunikasi kita mencoba berbagi berbagai informasi, gagasan, atau sikap
kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah ketika
kita sering mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.
Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan penyampaian pesan dari
seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Manusia merupakan
makhluk sosial, yang berarti membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri.
Manusia hidup sebagai individu dengan cara berinteraksi sosial baik dalam
kelompok sosial, organisasi, massa, maupun masyarakat. Karena komunikasi telah
menjadi bagian hidup dari manusia. Tanpa adanya komunikasi interaksi antar
individu, kelompok, maupun organisasi dan masa tidak akan terjadi. Dua orang
dikatakan berinteraksi ketika terjadinya aksi dan reaksi yang dilakukan baik
perorangan, kelompok, organisasi, maupun massa.
Sementara itu, menurut Stephen W. Littlejohn dalam Sendjaja, 2005 sebagai
salah satu ilmu pengetahuan social, ilmu komunikasi adalah “communication as a
social science, communication involves understanding how people behave in
creating, exchanging, and interpreting messages. Consequently, communication
inquiry combines both scientific and humanistic methods”.
Jadi komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang memiliki ciriciri: berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang berperilaku dalam
menciptakan, mempertukarkan, serta menginterprestasikan pesan- pesan. Oleh
karena itu, (penelitian) keilmuan yang dipergunakan dalam bidang komunikasi
memerlukan kombinasi penggunaan metode pendekatan ‘scientific’ (ilmiah
impirispositivistik) dan metode pendekatan ‘humanistic’ (humanistic).
Dalam buku Effendy (2005) mengutip karya Harold Lasswell The Structure
and Function of Communication in Society mengantakan bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut :who says
what in which channel to whom with what effect?. Paradigma tersebut menunjukan
bahwa ada lima unsur komunikasi didalamnya. Unsur yang terdapat dalam paradigm
Lasswell yaitu :
1. Pemberi Pesan (Komunikator)
Komunikator adalah orang yang memberi pesan kepada komunikan. Sebelum
menyampaikan pesan sebaiknya komunikator mengetahui terlebih dahulu apa
pesan yang akan disampaikan kepada komunikan, agar pesan yang ingin
disampaikan diterima dengan baik oleh komunikan.
2. Pesan (Message)
Pesan merupakan objek yang akan disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang ingin disampaikan harus mempunyai makna yang jelas,
agar komunikan mudah menerima pesan yang akan disampaikan.
3. Media (Channel)
Sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
disalurkan melalui media. Ada banyak media yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan, antara lain : radio, televisi, surat, koran, majalah,, dll.
4. Penerima Pesan (Komunikan)
Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator. Sebuah
komunikasi bisa dikatakan berhasil apabila pesan
yang disampaikan
komunikator dimengerti dan diterima dengan baik oleh komunikan.
5. Efek
Efek terjadi apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima dengan
baik oleh komunikan. Pada saat itulah komunikan dapat memberikan efek atau
reaksi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.
Berdasarkan paradigma Lasswell disimpulkan bahwa, komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
untuk menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2006 :10)
Proses komunikasi adalah gambaran dari cara atau proses penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan melalui media untuk mendapatkan efek. Proses
komunikasi dibagi menjadi 2, yaitu : proses komunikasi secara primer dan proses
komunikasi secara sekunder (Effendy, 2006 : 11)
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Proses
komunikasi ini berlangsung secara tatap muka sehingga umpan balik atau
feedback yang diberikan komunikan dapat diterima secara langsung oleh
komunikator.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau media. Media yang
sering digunakan dalam komunikasi diantaranya : surat kabar, majalah, radio,
televisi, dan lainnya. Proses komunikasi ini tidak terjadi secara tatap muka seperti
komunikasi primer sehingga umpan balik atau feedback dalam komunikasi
bermedia seperti ini menjadi tertunda.
Fungsi Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek, sebagai berikut :
1. Menginformasikan (to inform)
Memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat
mengenai peristiwa yang terjadi, ide, atau pikiran dan tingkah laku orang lain,
serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik (to educated)
Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat
menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain
mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
3. Menghibur (to entertain)
Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan
mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur
orang lain.
4. Mempengaruhi (to influence)
Fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha
saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha
merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai yang diharapkan.
2.2.2
Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare yang secara harfiah
berarti panduan dari bagian- bagian yang satu sama lain saling bergantung. Everet M.
Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi
sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Organisasi adalah suatu kumpulan atau system individual yang berhierarki
secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu
(Bungin, 2006 : 277). Hubungan antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak
pada indiviu yang terlibat dalam proses komunikasi, demi mencapai suatu tujuan
organisasi tersebut.
Jadi, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja
didalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan.
Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Oleh karena komunikasi organisasi melibatkan dua elemen, yaitu
pemimpin dan karyawan. Yang berarti akan adanya komunikasi antar karyawan
dengan karyawan maupun dengan pimpinan.
Untuk mengetahui arah arus informasi komunikasi organisasi dapat dilihat
sebagai berikut (Wiryanto, 2008: 62- 65)
1. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang
lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, melalui rantai perintah resmi
lembaga dari mata rantai paling atas ke mata rantai paling bawah.
2. Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah adalah pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang
lebih tinggi ke tingkat hierarki yang lebh rendah, contohnya seperti
komunikasi yang dilakukan bawahan dan disampaikan ke atasan melalui
rantai perintah resmi lembaga dari bawah ke atas.
3. Komunikasi Lateral
Komunikasi lateral atau komunikasi horizontal adalah pesan antar sesame
yaitu dari manajer ke manajer, karyawan ke karyawan.
Ketiga arah komunikasi tersebut menggambarkan kerangka komunikasi
dalam organisasi, hal ini akan lebih memudahkan kita untuk memahami lebih baik
lagi bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif dalam organisasi. Proses
komunikasi yang terjadi didalam organisasi, khususnya komunikasi antara pimpinan
kepada bawahan yang merupakan factor penting dalam menciptakan suatu organisasi
yang efektif.
2.2.3 Komunikasi Massa
Menurut Josep A. Devito ialah, “Pertama, komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditunjuk kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa
banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua
orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu
besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa
adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar yang audio atau visual.
Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut
bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita). (Nurudin,
2009:12)
Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga
(dalam bentuk saran- saran yang tertunda) proses komunikasi didominasi oleh
lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi
komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan komunikasi organisasi berlangsung
juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini
(Mulyana, 2011: 83-84)
Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu
proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada
publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari,
digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi
massa adalah media (Rohim, 2009:160)
Jadi bisa disimpulkan bahwa komunikasi massa ialah penyampaian pesan
dari komunikator ke masyarakat dengan menggunakan media massa untuk
menyampaikan pesan tertentu agar menimbulkan efek yang diinginkan. Sedangkan
fungsi dari komunikasi massa menurut (Nurudin 2004: 64)
1. Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen penting untuk mengetahui informasi ini adalah
berita-berita yang disajikan.
2. Hiburan
Fungsi hiburan bagi media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi
dibanding dengan fungsi- fungsi lainnya karena masyarakat kita menjadikan
televisi menjadi sarana hiburan.
3. Persuasi
Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk antara lain mengukuhkan atau
memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, mengubah sikap,
menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, memperkenalkan etika atau
menawarkan sistem tertentu.
4. Transmisi budaya
Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi yang paling luas, meski
paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya tak dapat dielakkan selalu hadir
dalam berbagai bentuk komunikasi.
5. Mendorong kohesi sosial
Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu.
6. Pengawasan
Bagi Lasswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,
menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada di sekitar kita.
7. Korelasi
Fungsi korelasi di sini adalah fungsi menghubungkan bagian- bagian dari
masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.
8. Pewarisan sosial
Dalam hal ini media massa berperan sebagai seorang pendidik, baik yang
menyangkut pendidikan formal maupun pendidikan informal yang mencoba
meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika
dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Menurut Effendi, tidak ditemukan dalam komunikasi massa yang memiliki
ciri khusus., yaitu berlangsung searah, komunikator melembaga, pesan bersifat
umum, menimbulkan keserempakan, dan komunikasi heterogen. Ada 2 hal lagi yang
lagi ciri-ciri komunikasi massa, yaitu mengandalkan peralatan teknis, dan dikontrol
oleh gatekeeper.
1. Berlangsung Searah
Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication), berarti
komunikasi melalui media massa tidak mendapatkan arus balik langsung dari
komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, komunikator tidak tahu
tanggapan konsumen (pembaca, pendengar, atau pemirsa) terhadap pesan atau
berita yang disiarkan karena dalam komunikasi massa tanggapan umumnya
tidak langsung, tetapi disebut umpan balik yang tertunda (delayed feedback).
2. Komunikator Melembaga
Dalam media massa, meskipun sumber informasi atau komunikatornya
perorangan, seperti wartawan, reporter atau penyiar, tetapi dalam menyampaikan
sesuatu, dia bertindak atas nama lembaga, berupa media massa yang diwakilinya
(institutionalized communicator atau organized communicator). Dia tidak
memiliki kebebasan secara individu untuk menyampaikan sesuatu kepada
khalayak, kebebasan yang dimilikinya merupakan hanya kebebasan yang
terbatas.
Guna menyampaikan informasi atau pesan, komunikator lembaga selalu dibantu
banyak pihak yang terkait agar informasi yang disampaikan benar, baik, dan
tampilannya menarik. Dengan kenyataan itu, komunikator pada komunikasi
massa disebut komunikator kolektif (collective communicator) karena
tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah
orang yang terlibat.
3. Pesan Bersifat Umum
Pesan yang disebarkan media massa tidak ditujukan kepada perorangan atau
kelompok orang tertentu, tetapi lebih bersifat umum (public) karena ditujukan
kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum. Kondisi demikianlah
yang membedakan media massa dengan media nir-massa. Surat, telepon,
telegram, faksimili merupakan media nir-massa karena ditujukan kepada orang
tertentu. Hal sama juga berlaku bagi koran kampus, radio komunitas, atau
televisi siaran sekitar karena hanya ditujukan pada sekelompok orang tertentu.
4. Menimbulkan Keserempakan
Media massa mampu menimbulkan keserempakan (simultaneity) terhadap
khalayak dalam menerima pesan yang disampaikan. Informasi televisi atau radio
yang berkantor di Jakarta akan dapat didengar khalayak di berbagai daerah pada
waktu yang bersamaan, berita surat kabar juga dapat dibaca khalayak dalam
waktu yang relatif serentak. Namun, khusus surat kabar, tentu hanya berlaku
bagi daerah/negara maju yang sebaran surat kabarnya cukup luas dengan oplah
yang juga besar. Keadaan itu tentu berbeda dengan poster, yang meskipun
menyebar informasi untuk umum, tetapi harus dibaca bergantian di tempat itu,
tidak bisa dibaca serentak atau bersamaan.
5. Komunikasi Heterogen
Sasaran komunikan (pembaca, pendengar atau pemirsa) yang dituju atau
menjadi sasaran media massa bersifat heterogen. Keadaan mereka juga
berpencar dan tidak saling mengenal, juga tidak dapat melakukan kontak secara
pribadi. Para komunikan itu juga berbeda dalam banyak hal, seperti jenis
kelamin, agama, usia, pendidikan, pekerjaan, budaya, dan pandangan hidup.
Heterogenitas (kemajemukan) khalayak itulah yang menimbulkan kesulitan bagi
media massa dalam menyebarkan pesan karena dalam setiap individu dari
khalayak itu menghendaki supaya keinginannya terpenuhi, dan adalah sesuatu
yang nyaris tidak mungkin bagi pengelola media massa untuk memenuhi seluruh
kegiatan konsumennya.
6. Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan elektronik
yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau
elektronik). Televisi yang kita sebut media massa tidak akan lepas dari
pemancar. Radio juga sangat membutuhkan stasiun pemancar atau relay.
Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media
massa. Tidak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih
cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.
7. Dikontrol Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penepis informasi/palang pintu/penjaga
gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melaui
media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau
mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami.
Dalam komunikasi massa peranan gatekeeper sangat penting, karna peristiwa
dan bahan-bahan serta data yang masih menjadi bahan mentah pesan akan
disiarkan media masa dengan cara yang beragam dan sangat banyak. Disinilah
perlu adanyanya pemilihan dan penyesuaian dengan media massa yang
bersangkutan. Adanya gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis
yang harus dimiliki media massa dalam komunikasi massa. Oleh karena itu,
keberadaan gatekeeper m dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.
Komunikasi massa juga mempunyai 9 elemen didalamnya, yaitu :
1. Komunikator (source) : sumber atau penyampai pesan
2. Pesan (message) : pesan yang ingin disampaikan
3. Komunikan (receiver) : penerima pesan
4. Umpan Balik (feedback) : tanggapan atau reaksi yang ditunjukan komunikan
setelah menerima pesan dari komunikator
5. Gangguan (noise) : gangguan atau penghalang yang terjadi pada saat proses
komunikasi berlangsung
6. Penjaga (gate keeper) : penyeleksi informasi, sebagaimana diketahui bahwa
komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media
massa. Dan gate keeper yang bertugas menyeleksi informasi yang akan
disiarkan atau tidak
7. Pengatur (setting) : mengatur dan mengontrol media
8. Penyaring (filter) : berupa filter fisik, non fisik, dan budaya yang ada
9. Efek (effect) : hal yang terjadi setelah proses komunikasi berakhir
Menurut Rakhmat (2005:219), ada 3 efek komunikasi massa yaitu:
1. Efek Kognitif
Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau
dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan / informasi.
2. Efek Afektif
Efek ini timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, maupun
yang tidak disenangi khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau
nilai.
3. Efek Konatif / Behavioral
Efek ini merupakan efek yang paling tinggi kadarnya. Efek ini merujuk pada
perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pada tindakan, kegiatan, atau
kebisaaan berperilaku.
2.2.4 Media Massa
Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa
produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam
masyarakat. (Rohim, 2009:160)
Media Massa (Mass Media) adalah channel, media/medium, saluran, sarana,
atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang
diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). Komunikasi
massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa
(communicate with media).
Media Massa dapat menjadi semakin luas dengan adanya media baru yang
lebih memiliki kelebihan dalam informasi yang individual, beragam serta dapat
mendukung terjadinya informasi yang interaktif. Tetapi persaingan dengan media
konvensional tidak akan selesai karena media konvensial akan semakin
meningkatkan kemampuan. (Morissan, 2010:1)
Media Massa juga dapat diartikan sebagai “alat- alat dalam komunikasi yang
bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan
heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain
adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu terbatas” (Nurudin, 2009:9)
Media massa adalah media yang memiliki jumlah audiens yang banyak dan
beragam, antara lain : usia, jenis kelamin, pendidikan, ekonomi, dan grafis.
(Hardiman, 2006: 74)
Sedangkan menurut Cangara (2005 :122), media massa adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima)
dengan menggunakan alat- alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, dan
tv. Media massa juga merupakan media penunujang bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan informasi maupun hiburan. Banyaknya media massa di
Indonesia membuat masyarakat untuk bijak dan pintar untuk mengambil berita yang
disiarkan oleh media tersebut. Media massa terdiri dari beberapa jenis :
1. Media Massa Cetak (Printed Media)
Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas, contohnya : Koran atau surat
kabar, tabloid, majalah. Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga
jenis tulisan: berita, opini, dan features
2. Media Massa Elektronik (Electronic Media)
Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan
suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
3. Media Online (Online Media, Cybermedia)
Yakni media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web)
Denis McQuail mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa
selama ini, yakni:
1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri
lain utamanya dalam periklanan/promosi.
2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4. Wahana pengembangan kebudayaan –tata cara, mode, gaya hidup, dan norma.
5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.
Karakteristik Media Massa menurut Cangara (2008: 126) adalah :
1. Bersifat melembaga
Pihak yang mengelolah media terdiri dari banyak orang mulai dari
pengumpulan, pengelolahan, hingga penyajiaan informasi.
2. Bersifat satu arah
Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara
pengirim pesan dan penerima.
3.
Meluas dan serempak
Dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang
sama.
4.
Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, surat kabar, majalah, dan
sejenisnya
5.
Bersifat terbuka
Pesan yang diterima oleh siapapun dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis
kelamin, dan suku bangsa.
2.2.5
Televisi
Televisi adalah sistem telekomunikasi penyiaran penerimaan suara dan
gambar dari stasiun pusat ke berbagai wilayah lain (Hardiman, 2006:130)
Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling
fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media massa cetak dan
radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh
masyarakat dimanapun di dunia ini. Menurut DeFleur dan Dennis (1985), 98%
rumah tangga di Amerika Serikat memiliki pesawat tv, dan bahkan 50%
diantarannya lebih memiliki dari satu pesawat (Badjuri, 2010: 11)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa televisi adalah media massa
elektronik yang dapat menyiarkan informasi dan berita dalam bentuk audio dan
visual. Televisi juga menjadi media massa yang paling populer di masyarakat, karena
kelebihannya menghadirkan gambar dan suara sekaligus. Sehingga masyarakat
langsung mengerti tanpa harus menebak apa maksud dari siaran tersebut.
Televisi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis media
lainnya yang mencakup daya jangkau luas, selektivitas, dan fleksibilitas, fokus
perhatian, kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu (Morissan, 2010: 240)
Menurut Ardianto (2005:128-130), televisi mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1. Audio Visual
Televisi memiliki kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio
visual), maka khalayak televisi (audience) dapat melihat gambar yang bergerak.
Harus ada kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata.
2. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama
adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua
yaitu penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan
orang.
Peralatan
yang
digunakan
pun
lebih
banyak
dan
untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan orang-orang yang terampil
dan terlatih.
Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran stasiun televisi umum terbagi
menjadi dua, yakni siaran karya artistk dan karya jurnalistik. Siaran karya jurnalistik
merupakan
produksi
acara
televisi
dengan
pendekatan
jurnalistik
yang
mengutamakan kecepatan penyampaian informasi dari sumber pendapat, realitas
atau peristiwa yang terjadi (Muda, 2005: 59).
a.
Program
jurnalistik
yaitu
program
yang
diproduksi
melalui
pendekatan jurnalistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi
kecepatan, termasuk ke dalam proses penyajian kepada khalayak. Program
jurnalistik antara lain :
1. Berita aktual (news bulletin) yang bersifat timeconcern
2. Berita non-aktual (news magazine) yang bersifat timeless
3. penjelasan masalah hangat (current affairs), seperti :
a. Dialog (wawancara, talkshow, diskusi panel
b. Monolog (pidato, pengumuman, khutbah dan lain-lain)
c. Laporan
b.
Program artistik yaitu program yang di produksi melalui pendekatan artistik
atau rasa keartistikan, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi
keindahan. Siaran (rangkaian mata acara) program artistik antara lain:
1. Pendidikan atau agama
2. Features
3. Dokumenter
4. Seni dan budaya
5. Hiburan (musik, lawak, akrobat, sinetron dan lain-lain)
6. Iklan / Public service
7. Penerangan umum
8. Ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain sebagainya
Morissan (2005:100) mengelompokkan berbagai jenis program menjadi dua
bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:
1. Program informasi berita yang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Berita Keras (hard news) merupakan berita laporan terkini yang harus segera
disiarkan
b. Berita Lunak (soft news) merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini
yang tidak terpaku oleh waktu
2. Program hiburan (entertainment) yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Musik
b. Drama permainan (game show)
c. Pertunjukan (variety show)
Yang akan diteliti oleh peneliti adalah program soft news “I Fashion
News”di MNC Fashion. Pada program ini disampaikan berita lunak (soft news)
seputar perkembangan fashion lokal dan internasioal, trend fashion yang sedang
berkembang, serta refrensi pakaian artis dunia .
2.2.6 Berita
Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang tertarik atau
penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk.
Nilai berita diartikan sebagai nilai penting atau menarik atau gabungan
keduanya bagi penonton televisi. Peristiwa yang memiliki nilai berita, misalnya
mengandung konflik bencana dan kemajuan, dampak, kemasyuran, segar dan
kedekatan, keganjilan, human interest, seks dan aneka nilainya. (Morissan, 2010:
29)
Pada penulisan berita mengandung unsur- unsur 5W + 1H, hal ini agar berita
yang dismpaikan lengkap dan tidak bias kebenarannya. Unsur 5W + 1H tersebut,
yaitu :
1. Who (siapa)
Merupakan pertanyaan yang akan mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap
orang yang terkait langsung dengan kejadian.
2. What (apa)
Merupakan pertanyaan yang akan menjawab apa yang terjadi dan akan
mendorong wartawan untuk mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal- hal
yang dilakukan oleh pelaku maupun korban dalam suatu kejadian.
3. Why (mengapa)
Akan menjawab latar belakang atau penyebab kejadian. Meski jarang, why bisa
dipakai untuk membuka sebuah berita
4. Where (dimana)
Menyangkut tempat kejadian yang bisa ditulis detail maupun hanya garis besarnya
5. When (bilamana)
Menyangkut waktu kejadian yang tertera tidak sebatas tanggal, tapi juga hari, jam,
bahkan menit saat sebuah kejadian berlangsung.
6. How (bagaimana)
Akan memberikan fakta mengenai proses suatu kejadian yang terjadi.
Unsur 5W+ 1H dalam suatu berita dimaksudkan agar masyarakat mengetahui
secara detail berita yang disampaikan. Sehingga masyarakat mengerti dan tidak bias
dalam menerima pesan, untuk menghindari pemahaman yang salah akan suatu berita.
Dalam penelitian ini akan mengangkat sebuah program softnews, yaitu “I
Fashion News”. Program ini adalah sebuah program berita yang membahas berita
seputar dunia fashion baik dari dalam, maupun luar negeri. Oleh karena itu penelitian
ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai soft news.
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik
yang disampaikan secara mendalam (in-depth) namun tidak bersifat harus segera
ditayangkan. Berita lunak dapat dibagi menjadi empat kategori:
a.
Current affair
Merupakan program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita
penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
Batasannya adalah selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak,
maka current affair dapat disajikan.
b.
Magazine
Merupakan program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau
dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.
Magazine ditayangkan pada program tersendiri yang terpisah dari program
berita. Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi
ketimbang aspek pentingnya, dan biasanya berdurasi 30 menit atau satu jam
dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik.
c.
Dokumenter
Merupakan program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan
pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter
yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang
tokoh, kehidupan atau sejarah suatu masyarakat atau kehidupan hewan di
padang rumput dan sebagainya.
d.
Talk Show
Merupakan program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk
membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara
(host). Mereka yang diundang adalah orang- orang yang berpengalaman
langsung dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka yang
ahli dalam masalah yang tengah dibahas
2.2.7
Konsep Produksi Televisi
Tahapan produksi sebuah program di televisi pada umumnya terdiri atas tiga
tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap pra produksi
merupakan segala perencanaan yang dirumuskan sebelum dilakukannya proses
produksi. Tahap produksi adalah proses shooting itu sendiri, sedangkan tahap pasca
produksi adalah kegiatan- kegiatan yang dilakukan setelah proses shooting selesai.
Untuk lebih memperjelas penjabaran dari tahapan produksi yang ada, berikut
ini dijelaskan pendapat dari Gerald Millerson mengenai tahapan produksi televisi,
yaitu: (Fachruddin, 2012:10-16)
1. Pra Produksi
Merupakan tahap yang paling penting penting dalam sebuah produksi televisi,
yaitu semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai.
1) Development
a. Ide
-
Menganalisa khalayak: dalam proses ini tim menganalisis khalayak
(lokal atau nasional, jenis kelamin, usia) dari program yang akan dibuat.
Analisis khalayak ini digunakan sebagai tolak ukur faktor keberhasilan
dalam keputusan pengembangan program.
-
Mencari ide program: terdiri dari bagaimana naskahnya, apa saja properti
yang dibutuhkan, serta siapa talent nya.
-
Menentukan tipe produksi: indoor atau outdoor, live atau tapping
-
Menyiapkan budget program
b. Target audiensi
Menentukan target audiensi harus dipikirkan sejak awal. Target penonton
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan SES (socio economy status).
c. Pengembangan skenario
-
Merumuskan ide
- Riset
- Penulisan outline
- Sinopsis
- Penulisan treatment
- Penulisan naskah draft
- Review naskah
d. Membangun karakter
Pada tahap ini tim –baik director dan creative mulai mencari pemain.
e. Membangun scene
f. Membangun script outline
2) Commissioning
a. Budget
Sebelum menulis perkiraan biaya yang dibutuhkan, seorang produser
harus melakukan penyesuaian harga yang berlaku saat produksi akan
dilaksanakan. Dengan perencanaan biaya yang akurat dan baik, pada saat
mempresentasikan proposal, pihak client ataupun manajer program tentu
akan mempertanyakan dan mengkritik seluruh argumentasi yang
dijelaskan. Hal tersebut harus dipertimbangkan dengan lapang dada,
karena dari sudut pandang yang berbeda bisa saja terdapat sesuatu yang
tidak diperhitungkan dalam menyusun budget oleh produser.
b. Presenting the proposal
Proposal
dipresentasikan
kepada
client
jika
berkaitan
dengan
sponsorship. Jika di stasiun televisi maka dipresentasikan kepada
executive producer atau manajer program yang bersangkutan. Presentasi
yang baik kemungkinan besar akan menghasilkan disetujuinya program
untuk dieksekusi.
c. Casting
Pemilihan seorang pemain yang sesuai dengan karakter yang dibutuhkan.
d. Memutuskan atau mencari seseorang yang akan menjadi pengisi acara/
talent/ pemain pada program tersebut.
e. Set design
Membangun set design berarti menerjemahkan ide/gagasan tim kreatif,
membuat sketsa desain, membuat set desain, membuat maket, hingga
membangun set itu sendiri. Perhitungan matematika, fisika, dan estetika
harus menyatu agar sebuah set bisa menghasilkan komposisi, warna,
backdrop, ornamen, dan properti yang kontras dan megah.
2. Produksi
1) Rehearsal
Produksi non-berita membutuhkan persiapan yang sangat detail beberapa jam
sebelum produksi. Pre-rehearsal dimulai dengan rapat (briefing) seluruh kru
hingga pengisi acara yang terlibat yang dipimpin langsung oleh sutradara.
Pada saat briefing, sutradara mengarahkan pengisi acara, blocking, dan
pengadegan sesuai dengan treatment yang dibuat.
2) Studio Rehearsal
Dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah selesai. Pengecekan
dimulai dari set design, memastikan tata pencahayaan, tata suara, beserta
penempatan peralatan pendukungnya harus sudah pada posisi yang benar.
Proses studio rehearsal dipimpin oleh sutradara. Secara umum persiapan itu
antara lain: dry run / walk through, camera blocking, pre-dress run through,
dress rehearsal, video tapping.
3) Recording
Pada tahap ini dimulai proses pengambilan gambar dan suara. Tapping host
dan liptan juga termasuk dalam tahap ini.
3. Pasca Produksi
1) Capturing
Proses capture gambar terjadi pada editing nonlinier, yaitu mentransfer audio
visual dari kaset digital ke dalam hard disk komputer. Sehingga materi
editing sudah dalam bentuk file. Apabila menggunakan editing linier
langsung proses logging gambar.
2) Logging
Merupakan pembuatan susunan daftar gambar dari kaset hasil shooting secara
detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta di kaset berapa atau nama
file apa gambar itu berada.
3) Editing Pictures
Pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan selama produksi, selanjutnya
disusun dan dirangkai menjadi produk final.
4) Editing Sound
Editing suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan suasana
melalui ilustrasi musik.
5) Final Cut
Pada tahap ini dilakukan pemotongan dan kemudian shot- shot tersebut
dihaluskan atau bisa juga dengan menambahkan frame pada setiap shot nya.
Serta memasukan narasi yang sebelumnya sudah di record.
2.3 Kerangka Pemikiran
I Fashion News
Pra Produksi
1. Pencarian ide
2. Pencarian
materi liputan
3. Penulisan
naskah
Produksi
1. Pengumpulan
materi
2. Tapping host
3. Pengambilan
voice over
Pasca Produksi
1. Proses editing
2. Review tayangan
3. Kirim tayangan
ke NLE
Download