EDISI 209-25 OKTOBER 2012 1

advertisement
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
1
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikatEDISI
khususnya
di OKTOBER
Indonesia 2012
209-25
Kawasan Timur dan untuk
mempersiapkan umat pada kedatangan
Kristus yang kedua kali
PIMPINAN BAIT MINISTRY
Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar
Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun
Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey
Sekertaris – Janette Sepang
Bendahara – Yance Pua
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di
Indonesia Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
PENGURUS BULETIN BAIT
Penasihat
: Pdt. Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee
Pemimpin Umum : Handry Sigar
Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun
Pemred
: Willy Wuisan
Wapemred : Herschel Nayoan
Sekretaris : Meilien Langi-M
Bendahara : Yance Pua
General Controller : Ellen Mangkey, Tommy Manawan
HRD : Janette Sepang,
Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi,
Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt.
Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie
Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr.
Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas
Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological
Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing
Cerita Anak Max Kaway
Catatan Kami Denny Kalangi
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold
Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi
Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa
Liwe, Marchel Tombeng, pdtm. Raynald Makalew
Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa
Multimedia : Ellen Mangkey
Distribution Pdtm. Dale Sompotan
Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok,
GangNam Style
Berbahagiakah Anda ?
Identitas Kristen
Alasan Cinta
MENGANTISIPASI MASA KESUKARAN BESAR
ORANG-ORANG WALDENSES
Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Ellen Mangkey
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy
Abraham
Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit
Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng
Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan
Beverly Nangon Runturambi Medan Hartoyo Ismail
Semuel Mardy Rattu
Dari Oven Menjadi Freezer
Aneka Berita
2
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.”
“Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih,
1 Raja-Raja 3 : 8
B
eberapa minggu yang lalu saya sempat
menonton siaran langsung
pertandingan sepak bola Eropa, di mana ada beberapa cuplikan dari pemain
yang baru mencetak gol, ada yang bersalto, meluncurkan bandan ke tanah,
ada yang berlari atau menari dengan wajah menengada ke atas sambil mengangkat
kedua tangan dan telunjuk ke atas, tandanya dia bersyukur dan berterima kasih
kepada Tuhan, tetapi kali ini saya sangat terkesan ketika melihat salah satu pemain
menjebol jala lawan dan langsung yang ditunjukan si pencetak gol ini dengan
menyilangkan kedua tangannya dan menari ala Gangnam Style Korea seperti
seorang cowboy yang sedang menunggang kuda.
Korea Selatan seakan tak pernah berhenti menginvasi dunia hiburan dunia. Setelah
sederet nama seperti Girl Generation, Super Junior, Big Bang, dan Boyband atau
Girlband asal Korea yang sukses dengan musik K-POP, kini muncul lagi satu tren,
yaitu Gangnam Style. Ya, akhir-akhir ini, Gangnam Style ini menjadi semacam tren
yang mendunia dan kehebohan yang dipopulerkan oleh rapper tambun asal Korea
Selatan yang nama singkatannya Psy atau Park Jae Sang. Hari ini saya sempat baca
sebuah koran ibukota yang melaporkan bahwa videonya yang pertama kali di
upload di Youtube pada 15 Juli 2012 telah ditonton lebih dari setengah miliar orang
di situs Youtube. Luar biasa sekali seakan-akan seperti agama atau denominasi baru
yang baru saja lahir beberapa bulan tetapi umatnya sudah begitu banyak jumlahnya.
Baru saja bulan Agustus kemarin evangelis terkenal dari Amerika Serikat, pendeta
Mark Finley dengan penterjemah pendeta Jonathan Kuntaraf menyelesaikan satu
seri KKR ―Hope for Manado‖ yang akhirnya menghasilkan ribuan jiwa baru
menyerahkan jiwa mereka untuk dibaptis menjadi anak-anak Tuhan. Hal serupa
juga telah dilakukan di kota Metropolitan Jakarta beberapa tahun yang lalu dengan
Hope for Jakarta. Saya sempat berminpi suatu kali kelak akan datang hujan akhir
yang begitu lebat sekali sehingga membanjiri bumi ini seperti air bah dengan
banyak jiwa-jiwa yang dibaptis melalui KKR Akbar Dunia yang namanya ―Hope
For World‖ yang lebih dasyat dan lebih hebat jika dibandingkan dengan tarian
Gangnam style-nya Korea. Bukankah kita merindukan semua umat manusia di
dunia ini sebagai ciptaan Tuhan boleh diselamatkan masuk ke dalam kerajaan Surga
bilamana nanti Yesus datang ke dua kali?. Inilah tantangan dan doa kita semua.
Dalam terbitan bulletin BAIT saat ini akan menampilkan berita-berita yang menarik
di antaranya tentang pembangunan gedung gereja dan aktifitas kerohanian lainnya.
Renungan kali ini dibawakan oleh pdtm. Ronie Umboh mengenai Identitas Kristen.
Inspirational Story kembali mengulas cerita yang sangat menginspirasi mengenai
senyuman dari seorang wanita kepada dua orang papah yang tidak dipedulikan
orang lain. Ada juga artikel-artikel rohani lain termasuk cerita untuk anak yang
tentu akan sangat bermanfaat bagi semua pembaca. Semoga Tuhan memberkati
kita sekalian, amin.
Willy Wuisan
Pemimpin Redaksi
3
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Ira F. Stanphill lahir di Belview, New Mexico, tahun
1914. Ia telah mengarang dan menulis lebih dari 550 lagu
antaranya beberapa yang terkenal seperti: ―Mansion over the
Hilltop, "Room at the Cross," dan yang pasti ialah lagu,
"Happiness Is the Lord."
Melalui sejumlah peristiwa, Tuhan seringkali
memberikan sebuah lagu kepada seorang penulis lagu ketika
ia tidak mengharapkannya. Itulah yang terjadi dengan Ira
Stanphill. Pada suatu sore di tahun 1974 ketika ia pulang ke
rumah setelah melayani jemaat di Fort Worth, Texas, ia
dengar lagu-lagu dan advertensi di radio mobilnya. Para
penyiar mempromosikan rokok, alcohol dan berkomentar
betapa bahagianya orang kalau merokok dan minum
alkohol. Berulang-ulang si penyiar berkata bahwa
kebahagiaan diperoleh melalui rokok dan anggur. Ira
berpikir bahwa kebahagiaan bukan diperoleh dari hal-hal
diatas, tetapi hanya oleh mengenal Kristus.
Sementara berkendaraan ia mulai melagukan lagu
―Happiness is to Know the Savior. Dengan cepat ia
menyelesaikan lirik dan nada lagu ini. Lagu yang
dinyanyikan oleh Ira Stanphill masih tetap berkumandang
sampai saat ini di antara jutaan umat Kristen seluruh dunia.
Happiness is to know the Savior
Living a life within His favor,
Having a change in my behavior
Happinesss is the Lord
Happiness is a new creation
Jesus in me in close relation
Having a part in His salvation
Happiness is the Lord
Real joy is mine No matter if teardrops start,
I've found the secret --It's Jesus in my heart!
Happiness is to be forgiven
Living the life that worth the living
Taking a trip that leads to heaven
Happiness is the Lord, Happiness is the Lord
Happiness is the Lord!
Pandangan kita mengenai kebahagiaan sebagian
besar bergantung pada keadaan dan lingkungan. Bagi
seorang wanita muda kebahagiaan sejatinya ialah
mendapatkan seorang suami yang tepat, membentuk
rumahtangga dan memperoleh anak-anak yang cantik,
gagah, pintar dan penurut. Bagi para remaja, kebahagiaan
ialah mendapat hadiah HUT sebuah mobil, walaupun nanti
mereka juga akan menyesal kalau mobilnya itu tidak
ramping dan gesit sebagaimana yang diharapkan.
Kebahagiaan itu didasarkan atas suatu keinginan. Yang bagi
kita ialah setelah mencapai apa yang kita idam-idamkan
sebagai kebahagiaan, pada akhirnya terbukti bukan
kebahagiaan sejati.
Sebagian kita mendasarkan kebahagiaan itu pada
sesuatu atau seseorang yang dapat merubah lingkungan dan
keadaan sekitar kita sehingga kehidupan berubah menjadi
semakin baik. Itulah sebabnya kita berusaha setiap saat
merubah kain gorden, mengganti mesin cuci, mencocokkan
letak tempat tidur agar sesuai fengsui dan banyak lagi.
Manusia selalu berasumsi bahwa kalau mereka tidak
bahagia, itu dikarenakan mobil yang sudah tua, sering sakitsakitan, ada seseorang yang membuat kita kesal, dll. Tetapi
bila sudah membeli mobil baru, kita juga belum bahagia
sebab mobilnya kurang cepat, atau setelah dibedah oleh
dokter, kita masih saja belum sehat betul, atau orang yang
membuat kita kesal itu sudah berbaikan lagi, tetapi
kebahagiaan sejati belum dinikmati. Kita percaya bahwa
oleh merubah keadaan kita atau lingkungan maka kita sudah
bahagia.
Ini merupakan suatu pemburuan kebahagiaan yang
tidak pernah berakhir. Kita sangka bahwa bahagia itu
artinya selalu gembira, banyak ketawa dan senang
mengekspresikan kepribadian kita (melakukan apa semau
kita), bebas penderitaan, dukacita, kekerasan dan kaya.
Tidak heran bahwa kita tidak pernah temukan apa yang kita
idam-idamkan yaitu kebahagiaan sejati. Tidak ada salahnya
kita berkeinginan untuk menjadi bahagia. Salahnya di sini
ialah kita terlalu yakin akan kebahagiaan yang ditawarkan
dunia yang sebenarnya akan menuntun kepada dukacita.
Uang dan kekayaan saja tidak dapat membahagiakan kita
seutuhnya, karena:
Uang dapat digunakan untuk membeli……….
Sebuah rumah, tapi bukan sebuah rumahtangga;
Makanan tapi bukan selera makan;
Pakaian tapi bukan kecantikan;
Obat tetapi bukan kesehatan;
Sebuah tempat tidur tetapi bukan tidur nyenyak;
Buku tetapi bukan otak;
Kemewahan tetapi bukan kultur;
Asuransi tetapi bukan keamanan;
4
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Sebuah gedung gereja tetapi bukan keselamatan;
Kesetiaan tetapi bukan kasih;
Benda tetapi bukan kebahagiaan;
Sebuah kayu salib tetapi bukan seorang Juruselamat;
Seorang teman tetapi bukan sahabat sejati;
Sebuah perpustakaan tetapi bukan kepintaran;
Sebuah bangku gerreja tetapi bukan umat;
Pengetahuan tetapi bukan kebijaksanaan.
Uang dapat digunakan untuk membeli berbagai
jenis mainan bagi anak kita , tetapi hanya kasih sayang
saja yang dapat membuat mereka mengasihi kita.
Dan tepat sekali apa yang diutarakan Yesus dalam Matius
5:3-10 yang akan membawa pikiran dan rencana kita kepada
Kebahagiaan Sejati yang berasal dari Surga dan selanjutnya
menuntun ke Surga. Dalam Khotbah Di Atas Bukit itu
Yesus mengemukakan prinsip hidup yang menuntun kepada
kebahagiaan sejati. Camkan hal-hal berikut ini:
1.
Matius 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di
hadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga.
Bagaimana mungkin orang miskin berbahagia. Ny. Ellen G.
White dalam bukunya Kebahagiaan Sejati mengatakan
bahwa ―di jaman Yesus, para pemimpin rohani merasa
bahwa mereka kaya dengan harta rohani, yaitu pengetahuan
Alkitabiah melebihi orang lain. Ingat doa orang Parisi dalam
Lukas 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam
hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,
bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah
dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku
berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan
sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Dengan cara Parisi dan para ahli Taurat sedemikian
itulah maka anggota jemaat dan masyarakat merasa mereka
sangat miskin secara rohani. Mereka tertekan dan menjadi
stress memikir-mikirkan keberdosaannya. Dosa mereka
terasa tidak terkontrol dan tidak terampuni. Iman mereka
goyah karena kekurangan sumber rohani untuk mengatasi
depresi dan kesedihan. Tapi Yesus memberikan jaminan
berupa ucapan bahagia yaitu: ―Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga‖. Kedengarannya aneh di telinga tapi pasti
dalam kehidupan. Tidak selamanya kebahagiaan itu
diperoleh karena sudah kaya. Menyadari akan kemiskinan
rohani kitalah yang membuat kita bahagia setelah menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
2.
Matius 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita,
karena mereka akan dihibur.
Mereka ini berdukacita bukan karena ditindas
secara tidak adil, lapar, tidak punya tempat tinggal yang
pasti, pengungsi atau menderita karena peperangan atau
kerusuhan. Mereka berdukacita karena segala dosa mereka
yang telah menyebabkan Kristus harus menderita dan
disalibkan. Mereka kemudian sadar dan meninggalkan
segala dosa dan pelanggaran, bertobat dan tidak mau lagi
lakukan seperti yang diungkapkan dalam Ibrani 6:6 namun
yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi
sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka
menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan
menghina-Nya di muka umum.
Hal ini yang membuat mereka berdukacita, yaitu
hati yang menyatakan penyesalan akan perbuatan dosa.
Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari
bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu." Ketika Yesus ditinggikan di salib, semua orang ditarik
kepadaNya. Semua orang berdosa berduka karena dosa
merekalah yang telah menyebabkan Yesus tersalib. Ketika
orang berdosa ini dikasihi Tuhan dengan kasih yang tak
terbatas, sedangkan ia terus membalas dengan pelanggaran
dan dosa, maka karena kesadaran ini maka ia berduka
namun dihiburkan. Ia diampuni.
3.
Matius 5:5 Berbahagialah orang yang lemah
lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Dalam khotbah Yesus di atas bukit itu terdapat
garis pertumbuhan pengalaman keKristenan. Mereka yang
merasakan kebutuhan mereka akan Kristus, dan yang
berduka karena dosa dan telah menempatkan diri mereka
bersama Kristus dalam sekolah penderitaan, telah belajar
menjadi lemah lembut dari Guru Besar Ilahi ini.
Pilipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Mereka ini sibuk menolong orang lain dengan tidak
menonjolkan kemampuan, kesanggupan dan diri mereka.
Mereka tidak mencari keuntungan pribadi saat menolong
orang yang berkekurangan. Mereka juga tidak membangkitbangkitkan apa yang telah mereka perbuat dan tidak
sombong. Inilah orang yang berbahagia itu.
4.
Matius 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan
haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Kebenaran adalah kekudusan, yaitu kesamaan
dengan Allah. Dan karena Allah adalah kasih (1 Yohanes
4:16), dan karena semua hukum Allah adalah kebenaran
(Mazmur 119:172), dan sesuai Roma 13:10 Kasih tidak
berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih
adalah kegenapan hukum Taurat, maka ―Berbahagialah
orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka
akan dipuaskan.‖
Kebenaran adalah kasih, dan kasih itu adalah
terang dan hidup dari Allah. Kebenaran dari Allah itu
diwujudkan dalam Kristus, maka bila kita menerima
kebenaran, berarti kita menerima Kristus. Kita menerimanya
bukan melalui penyiksaan tubuh, bukan juga melalui
pemberian kurban, tetapi kebenaran diberikan kepada siapa
yang lapar dan haus untuk menerimanya. Tidak seorang
manusia pun dapat membekali dan memuaskan kelaparan
dan kehausan jiwa seseorang. Hanya Yesus saja yang dapat
memuaskan. Dan itulah kebahagiaan sejati dari Yesus
Kristus
Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan
mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku
dan
membukakan
pintu,
Aku
akan
masuk
mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama
dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
5
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Yohanes 6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti
hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan
lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak
akan haus lagi.
5.
Matius 5:7 Berbahagialah orang yang murah
hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Hati manusia itu secara alamiah dingin, kasar,
gelap dan tanpa kasih sayang. Tapi bila seseorang
menampakkan belas kasihan dan pengampunan, ia lakukan
itu bukan dari dirinya tetapi melalui pengaruh dari Roh
Kudus yang bergerak di hatinya. 1 Yohanes 4:19 Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Allah adalah sumber semua kemurahan. Keluaran
34:6
"TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan
pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan
setia-Nya,…Ia tidak memperlakukan kita sesuai dengan
pelanggaran kita. Ia juga tidak bertanya apakah kita pantas
menerima kasihNya, tetapi Ia mencurahkan kepada kita
kekayaan kasihNya dan membuat kita layak. Ia tidak
menunjukkan keinginan untuk membalas dendam. Ia tidak
mencari untuk menghukum tetapi menyelamatkan. Mereka
yang bermurah hati ialah yang menunjukkan belas kasihan
kepada orang miskin, orang yang menderita dan yang
tertindas.
Ayub 29:12 Karena aku menyelamatkan orang sengsara
yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tidak
ada penolongnya; 29:13 aku mendapat ucapan berkat
dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda
kubuat bersukaria; 29:14 aku berpakaian kebenaran
dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban;
29:15 aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi
orang lumpuh; 29:16 aku menjadi bapa bagi orang
miskin, dan perkara orang yang tidak kukenal,
kuselidiki.
6.
Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
Bangsa Yahudi menuntut kesucian dalam penurutan
undang-undang upacara sehingga sangat memberatkan
semua yang datang untuk berbhakti. Pikiran mereka
dipenuhi dengan peraturan dan berbagai larangan serta rasa
takut untuk menjadi kotor secara luar sehingga mereka tidak
menyadari bahwa noda cinta diri dan kebencian telah
menguasai jiwa. Yesus tidak membicarakan kesucian
upacara sebagai salah satu persyaratan untuk masuk Surga,
melainkan kesucian jiwalah yang patut diutamakan.
Yakobus 3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah
pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah,
penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik,
tidak memihak dan tidak munafik.
Tidak ada satu pun yang mencemarkan boleh
masuk ke dalam Kota Allah. Semua yang akan menjadi
penghuni di sana sudah harus menjadi suci di dunia. Di
dalam seseorang yang sementara belajar dari Yesus, akan
nyata suatu pertumbuhan rasa tidak senang kepada kelakuan
yang ceroboh, bahasa yang tidak pantas, dan pikiran yang
tidak sopan. Bila Yesus menetap di hati, di sana ada
kesucian dan pemurnian pikiran dan tingkah laku.
Perkataan Yesus ―berbahagialah orang yang suci
hatinya‖ memiliki arti yang mendalam – bukan hanya suci
berdasarkan pengertian dunia, tapi bebas dari kecabulan,
suci dari bernafsu, bebas dari kesombongan dan
mementingkan diri, rendah hati, tidak cinta diri, polos.
Terkecuali kita menerima prinsip cinta akan pengorbanan
diri yang merupakan prinsip kharakter Allah, kita tidak
dapat mengenal Allah. Mereka yang suci hatinya hidup di
dunia nyata terbuka di hadapan Allah yang mempercayakan
jam-jam berharga ini. Dan mereka juga akan
memandangNya nanti sama seperti Adam ketika berjalan
dengan Allah di taman Eden.
7.
Matius 5:9 Berbahagialah orang yang membawa
damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Kristus adalah ―Raja Damai‖ sesuai Yesaya 9:5
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera
telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Dan adalah merupakan misiNya untuk memulihkan bumi
dan langit akan kedamaian yang telah rusak karena dosa.
Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita
hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena
Tuhan kita, Yesus Kristus. Barangsiapa yang setuju untuk
meninggalkan dosa dan membuka hatinya kepada kasih
Kristus, akan menjadi seorang pengambil-bagian akan
damai surgawi ini.
Tidak ada pengajaran apapun yang mengajarkan
damai seperti ini. Kasih karunia Kristus bila diterima di hati
akan mengatasi permusuhan, akan menghilangkan
pertengkaran dan akan memenuhi hati dengan kasih.
Mereka yang berdamai dengan Tuhan dan sesame manusia
tidak dapat dibuat sengsara. Rasa cemburu tidak ada di
hatinya; dugaan-dugaan jahat dan kebencian tidak bertempat
di sana. Hati yang selaras dengan Tuhan akan pengambil
bagian damai Surga yang akan menyebarkan pengaruh
berkat di sekelilingnya. Roh kedamaian sebagai embun
sejuk akan hinggap di hati yang dicemaskan oleh beban
dunia.
Para pengikut Kristus diutus ke dalam dunia
dengan pekabaran damai sejahtera. Siapa saja tanpa
menyadari telah mempengaruhi orang lain dengan suatu
kehidupan yang kudus, akan menyatakan kasih Kristus;
siapa saja, oleh perkataan atau perbuatan telah memimpin
orang lain untuk meninggalkan dosa dan menyerahkan
hatinya kepada Tuhan, adalah juru damai.
1 Yohanes 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih,
marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal
dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari
Allah dan mengenal Allah.
Roma 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,
melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di
dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh
Kristus, ia bukan milik Kristus. Roma Roma 8:14
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak
Allah.
8. Matius 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh
sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga.
Yesus tidak mempercayakan kepada muridmuridNya pengharapan untuk memiliki semaraknya dunia
dan kekayaan, dan hidup yang bebas dari cobaan, tetapi Ia
menawarkan kepada mereka kesempatan untuk berjalan
bersama Guru mereka di jalan penyangkalan diri dan
celaan, karena dunia tidak mengenal mereka.
6
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Ia yang datang untuk menyelamatkan dunia yang
telah hilang, dilawan oleh gabungan kuasa kegelapan dari
musuh Allah dan manusia. Dalam suatu persatuan tanpa
belas kasihan, orang jahat dan malaikat jahat berpasukan
melawan Raja Damai. Walaupun setiap kata dan
tindakanNya bernafaskan belas kasihan, kehidupanNya
yang berbeda dengan dunia menimbulkan permusuhan yang
sengit. Karena Ia tidak memberikan kebebasan untuk
menggunakan nafsu jahat alamiah kita, maka terjadilah
perlawanan dan permusuhan yang dahsyat dari pihak Setan.
Sedemikian pula yang akan berlaku bagi semua
yang hidup saleh untuk Yesus Kristus. Antara kebajikan dan
dosa, kasih dan kebencian, kebenaran dan kepalsuan,
terdapat suatu permusuhan yang tidak dapat dicegah.
Bilamana seseorang menyajikan kasih Kristus bersama
keindahan kesucian, ia sementara menyingkirkan manusia
dari kerajaan Setan, maka raja kegelapan itu akan bangkit
menentangnya. Penganiayaan dan celaan menunggu mereka
yang diurapi dengan Roh Kristus. Sifat penganiayaan itu
sering berubah dengan waktu, tetapi prinsipnya, yaitu roh
yang mendasarinya sama saat membunuh umat pilihan
Tuhan sejak kematian Habel.
Roma 8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman
sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
2 Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang
sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal
yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
penderitaan kami
Matius 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku
kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan
segala yang jahat.
Tidak ada seorang pun yang pernah hidup di dunia
ini yang mendapat fitnaan paling kejam melebihi Anak
Manusia. Dia diejek dan dicemooh Karen-a penurutanNya
yang teguh akan prinsip-prinsip Hukum Suci. Mereka
membenciNya tanpa sebab. Namun Ia berdiri tenang di
hadapan musuh-musuhNya, sambil menyatakan bahwa
celaan yang ditujukan kepadaNya merupakan bagian
warisan Kristen, menasehati para pengikutNya bagaimana
menghadapi panah kebencian, dan mengajak mereka agar
jangan lemah saat dianiaya.
Ibrani 11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan
Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan
sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
2 Korintus 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal.
Di setiap jaman para pesuruh Allah dicaci-maki
dan dianiaya, namun melalui penderitaan mereka,
pengenalan akan Kristus tersebar di mana-mana. Setiap
murid Kristus harus melangkah masuk dalam barisan dan
mengerjakan pekerjaan yang sama, karena musuh tidak
dapat berbuat apa-apa terhadap kebenaran.
Mengertikah kita bahwa definisi Yesus mengenai
kebahagiaan bukan bergantung pada kita tetapi pada apa
yang terjadi bagi kita. Hal ini menyangkut kebahagiaan
duniawi yang bergantung atas uang, rumah, mobil baru,
bebas dari penyakit dan kematian bahkan apa saja yang
menimbulkan kabahagiaan. Kebahagiaan sejati diperoleh
dari Tuhan. Kita tidak akan mendapat kebahagiaan oleh
mencari kebahagiaan. Kita menemukan Tuhan dan temukan
tingkat agung dari Kebahagiaan tersebut. Inilah jenis
kebahagiaan itu yang memungkinkan Rasul Paul menulis
dalam Pilipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!
Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! ***
7
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Mengakhiri
Stewardship and Trust Services
Convention di Manado, barubaru ini. Di hari terakhir di
bulan September, sebelum
meninggalkan tanah ToarLumimuut,
para
peserta
mengikuti tour: Bunaken-RSAUnklab dan diakhiri di pesisir
danau
Tondano,
sebelum
akhirnya ke Manado.
MIS dengan armada busnya, siap mengantarkan para peserta
konvensi. Di komandoi Pst. Samuel Wullur, yang responsif.
Bersama Pst. W. Mandolang dari SSD, yang Nampak lebih
bersemangat di karenakan dalam pelayanan ini, sekaligus
pulang kampung. Tak ketinggalan Pst. E. Pune dari GC,
menikmati keramatamahan khas Manado yang senantiasa
makan.. makan… dan makan lagi.
Dalam perjalanan setelah makan siang di Kampus Unklab,
yang hijau sekalipun sedang kemarau panjang melanda
tanah air. Kami terpisah dengan rombongan besar yang
seolah tak sabar ingin segera tiba di pesisir Danau Tondano.
Mengeksplorasi setiap jengkal pegunungan, sungai, sawah
dan ladang memaksa setiap orang mengagumi Karya Ilahi.
Kami menyusuri jalan sempit mengikuti alur pegunungan
menyerupai ular. Lembah yang curam mengganga siap
menelan siapapun yang lengah. Saya sebagai co driver
senantiasa mengingatkan kepada pengemudi kami yang
hebat sahabat sepelayanan, Pdt. Sammy untuk tetap
berkonsentrasi. Sebab tak jarang nuansa alam nan asri
senantiasa menyapa dan mengoda setiap mata. ―Kita sudah
melewati tikungan tajam, tanjung harapan—Tanggari yang
memakan banyak korban pengendara kendaraan bermotor,‖
kata Sammy sambil memindahkan tongkat ke gigi tiga
dengan lihainya. Salah satu ketua jemaat Cawang Bp. N.
Siahaan mengatakan: ―Sudah sekian lama ingin berkunjung
ke Manado, justru baru dalam pelayanan gerejalah niat ini
terwujud sebagai utusan jemaat.‖ Saya menganggukan
kepala tanda kagum atas pernyataan ini, ―padahal enam
belas tahun yang lalu kantor pusat telah memutuskan saya
untuk sebuah proyek di Kotamobagu, entah kenapa gagal,‖
tambah ketua jemaat ini, yang memiliki perawakan yang
gagah. ―Ini adalah kali ke dua saya ke Manado‖ ujar ibu
Susi Wonoprabowo yang adalah bendahara jemaat Cawang.
Tak ketinggalan pula, Pdt. Lucky Jacob yang ada di jok
paling belakang berkata: ―lima belas tahun baru bisa pulang
kampung,‖ dengan bersemangat.
Dalam perbincangan kelompok kecil ini, pembicaraan lebih
banyak mengarah kepada tugas dan tanggung jawab sebagai
pelayan Tuhan. Perbincangan yang dinamis ini, tiba kepada
satu sosok yang bernama Jokowi yang baru saja
memenangkan Pilkada DKI. Seorang yang memikat banyak
orang, memiliki daya tarik. Pak Siahaan dengan semangat
dan berulang kali menyatakan, Jokowi, adalah ―Kristen
yang Sebenarnya: rendah hati dan sederhana!‖ Dua kata
yang mencakup semuanya. Hebat! Ini harusnya menjadi
identitas kita sebagai orang Kristen Advent. Yang dapat
mempengaruhi banyak orang.
8
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Masih segar dalam benak saya, apa yang dikemukakan oleh
Pst. Erica Pune: Sebagai pelayan penatalayanan Allah, Allah
adalah segalanya. Kita bukan apa-apa. Dalam banyak hal,
satu hal yang mudah seharusnya terlihat dalam hidup umatNya adalah hidup sederhana. Apalagi jika ditambah
kerendahan hati di sana—dampaknya pasti mengagumkan
dan menawan hati banyak orang. Bagaimana tidak, jika
sudah begini, satu-satunya yang terpenting dalam hidup
kekristenan hanya bagi Tuhan, hanya untuk kemulian Tuhan
saja. Sehingga tidak ada ruang untuk meninggikan diri,
kebangaan apalagi kesombongan. Kendatipun, kita sukses
dan memeluk dunia ini.
Seharusnya, karakter ini, menjadi identitas kita. Siapaun
kita: kecil besar, kaya ataupun miskin, berpendidikan atau
tidak. Sekalipun menduduki jabatan pelayanan tertinggi di
dalam gereja, kita semuanya sama dan sederajat dalam
pelayanan. Sebab, ―…. Aku debu dan abu‖ (Kej 18:27), di
hadapan Tuhan. Ini sudah mencakup menghormati,
mengasihi, oleh adanya prinsip yang melandasi identitas
kita tadi yakni: Kerendahan hati dan kesederhanaan. Ini
sudah cukup! Ya, sudah cukup.
Mari kita teliti: Yesus Kristus yang menjadi pusat dari segala
penyembahan kita. kekristenan ada karena-Nya. Karakter ini
menjadi identitas kita. Ia mengajak semua kita, untuk belajar
bersama-Nya. Karena Ia lemah lembut dan rendah hati (Mat
11:29). Lebih jauh lagi, saat Yohanes mengumumkan tantang
Dia yang akan datang itu, Ia akan melampauinya. Banyak
orang ingin tahu—sehebat apakah Dia? Jika mungkin kita
hadir dan mendengar khotbah Yohanes Pembaptis tentang
Yesus, sudah pasti harapan yang sangat wajar, pasti Dia yang
datang itu, sosok yang hebat, akan mampu dengan kekuatanNya, melepaskan kita dari kesulitan-kesulitan hidup dan akan
membawa kebebasan dari cengkraman pemerintahan Roma
yang menyiksa.
Harapan-harapan yang wajar. Namun apa yang terjadi? SosokNya hanya seperti ini. Perhatikan kutipan di bawah ini:
―Dalam pakaian dan pembawaan-Nya tidak ada yang
menandakan adanya derajat yang tinggi. Nampaknya Ia
hanyalah seorang sederhana, berpakaian seperti mereka
dengan pakaian hina yang dipakai oleh orang
miskin.‖Selanjutnya Ny White menambahkan: ‖Setiap
pandangan mata, setiap raut muka-Nya, ditandai dengan
kerendahan hati, dan menyatakan kasih yang tak
terperikan. Ia nampaknya dikelilingi dengan suatu suasana
pengaruh rohani. Karena tingkahlaku-Nya adalah
lemah-lembut dan rendah hati,” selanjutnya,
―Ia
memberikan kesan kepada manusia akan perasaan kuasa
yang tersembunyi, namun tidak dapat semata-mata
disembunyikan.‖—KSZ. 134
Boleh jadi banyak yang dikecewakan, atas penampilan dan
karakter—Identitas Kristen yang Yesus tampilkan?
Mungkin Anda dan saya termasuk salah satunya, yang
mengantungkan harapan kekristenan kepada hal-hal yang
bersifat powerfull dan megah. padahal, penuh kepalsuan.
Hanya, kesederhanan, kasih yang tulus, kerja keras dan
kerendahan hati—Kristus, adalah menjadi pelajaran
terpenting sebagai orang Kristen. sekarang ini! Apakah
mungkin? hanya hal sederhana ini! Mampu mengatasi setiap
persoalan kehidupan kekristenan. Pertama, kerendahan hati:
berarti siap diajar, siap dibentuk, pekah terhadap jamahan
kuasa Roh Kudus. Kesederhanaan: senantiasa bersyukur,
menerima apa adanya, Kristus yang selalu ditinggikan
dalam kehidupannya, adalah point keduanya. Semuanya
bermula dari sini. Ini bukan bersifat mutlah melaikan sebuah
hubungan yang progresif.
Kita, tidak dengan memakai baju dari karung, sebagai ganti
tanda kerendahan hati. Itu bukanlah ajarana Alkitab. Tuhan
tidak menghendaki penampilan dalam bentuk lahiriah.
Penekannya adalah sifat rohani oleh terhubungnya kita
dengan penebus kita setiap hari. Guru Agung kita,
memberikan teladan untuk diikuti. Bagi yang mau
mengalami kebaikan-Nya. Kita ada untuk belajar
mempercayai janji-Nya, karena Dia siap menolongmu
menyempurnakan tabiat kekristenan kita. Sekadar
pengakuan tidak berarti apa-apa tanpa buah. Yesus mencari
kesederhanaan dan kerendahan hatimu. Itu sudah lebih dari
cukup. Ini bukan tentang keselamatan oleh perbuatan,
melainkan Allah mau ada yang perlu kita perbuat karena Ia
telah menyelamatkan kita. Ini adalah respons alamiah jika
kita memang Orang Kristen Sejati.
Sayangnya, problem manusia tak terkecuali di dalam
lingkungan gereja kita yang menyebut ―umat yang sisa—
umat pilihan Allah‖ kesederhanaan dan kerendahan hati
semakin terdegradasi.
Pada akhirnya dua pilihan dihadapan kita. Tidak ada yang
mengambil posisi netral: Memilih karakter Kristus atau
Setan, yang membawa konsekwensi pasti.
Alkitab menyatakannya: Yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib—Pilipi 2:6-8.
Atau,
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak
naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku
mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk
di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku
hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak
menyamai Yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia
orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling
dalam di liang kubur –Yesaya 14:13-15.
Pilihan selalu terbuka di setiap saat. Anda dan saya
penentunya!
9
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Ada sepasang muda-mudi yang sedang pacaran. Mereka terlibat pembicaraan seru.
Cewek : ―Mengapa kamu menyukaiku? Mengapa kau mencitaiku?‖
Cowok : ―Aku tidak bisa memberi tahu alasannya, tetapi aku benar-benar menyukaimu.‖
Cewek : ―Tuh kan kamu bahkan tidak bisa menceritakan alasannya. Bagaimana kamu bisa bilang
kamu menyukai aku? Bagaimana kamu bisa bilang kamu mencintaiku?‖
Cowok : ― Aku benar-benar tidak tahu alasannya, tapi aku bisa membuktikan bahwa aku mencintaimu.‖
Cewek : ― BUKTI? TIDAK! Aku ingin kamu menceritakan alasannya. Pacar temanku aja bisa mengatakan padanya mengapa dia mencintainya, tetapi kenapa kamu tidak?‖
Cowok : ― Ok, ok! Hmm...karena kamu cantik, suara kamu lembut, kamu perhatian, kamu bijaksana, senyummu, setiap sentuhanmu.‖
Si cewek merasa sangat puas dengan jawabannya.
Sayangnya, beberapa hari kemudian, si cewek mengalami
kecelakaan dan menjadi koma.
Si cowok kemudian
meletakkan sebuah surat disisinya. Berikut isi suratnya :
―Darling, karena suara manismulah, aku mencintaimu.
Sekarang kamu bisa bicara? Tidak! Oleh karena itu aku
tidak bisa mencintaimu.
Karena perhatian dan
kepedulianmu, aku suka padamu. Sekarang kamu tidak
dapat menunjukkannnya lagi, maka saya tidak bisa
mencintai kamu. Karena senyumanmu, sentuhanmu aku
mencintaimu, sekarang bisakah kamu tersenyum? Sekarang
bisakah kau bergerak? Tidak, oleh karena itu aku tidak bisa
cinta padamu. Jika cinta butuh alasan, seperti sekarang,
tidak ada alasan bagiku untuk mencintai kamu lagi. Apakah
cinta butuh alasan? TIDAK Oleh karena itu, aku masih
mencintaimu. Dan cinta itu tidak memerlukan alasan.‖
10
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Inspirasi
Untuk Direnungkan : Banyak hal di dunia ini yang sering
kali sulit dijelaskan, tetapi bisa dirasakan. Cinta termasuk
hal itu. Sudahkah Anda mencintai orang lain dengan tulus
tanpa pamrih? Bisakah Anda menunjukkan cinta anda apa
pun yang terjadi pada orang-orang yang anda kasihi?
Untuk Dilakukan : “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,
janganlah takut dan jangan gentar karena mereka, sebab
Tuhan, Allahmu, dialah yang berjalan menyertai engkau;
Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau.” Ulangan 31 : 6
Alasan tertinggi kita mencintai orang lain karena memang
tidak ada alasan lain kecuali cinta. Cinta itu mengikat
persaudaraan, persahabatan dengan sesama baik di rumah
tangga, di sosial dan di gereja. Cinta yang tulus tidak
mengenal pamrih, situasi, kondisi dan rupa seseeorang.
Tapi cinta yang tulus tanpa pamrih dilandasi kasih itu akan
selalu ada walaupun keadaan berubah, cinta sejati tidak
dimakan waktu, cinta sejati tidak sebanding materi karena
itu dilandasi Kasih. Dan ketika kasih Kristus ada dalam diri
setiap manusia maka cinta itu tidak mengenal pamrih dan
rela berkorban. Cinta itulah yang diberikan oleh Yesus
Kristus sampai mati kayu Salib untuk menebus umat
manusia. Mari tunjukkan cinta sejati seperti cinta Yesus
kepada umat manusia yang berdosa. ―Allah itu Kasih‖
Dilahirkan di Kotamobagu pada tanggal 10 Maret 1966
dengan nama lengkap Mardy Semuel Rattu. Memulai
pekerjaan pengabdian di organisasi gereja kita sebagai
akuntan di daerah Konfrens Minahasa Utara tahun 1992
selanjutnya menjadi akuntan dan controller di kantor pusat
Uni Konfrens Indonesia Kawasan Timur, menjadi business
manager AECS, bendahara sekolah SMA Klabat Manado
(2007). Pada tahun 2009, setahun kemudian setelah sempat
kembali dalam team accounting Uni Konfrens Indonesia
Kawasan Timur (2008), beliau dipercayakan mengelola
keuangan gereja pada daerah Konfrens Minahasa mulai
bulan Januari 2009 sampai sekarang.
Beliau dikaruniai Tuhan tiga orang anak yaitu Erick Raldy, Senta dan Enlyta serta didampingi istri tercinta
Anthoneta Kandowangko. Bendahara yang memiliki kegemaran olahraga bulutangkis terbilang sukses
dalam mengelola keuangan gereja di konfrens Minahasa. Dengan penghasilan anggota yang mayoritas
bergantung pada pertanian yang tergantung pada musim/alam yang tidak pasti namun keuangan konfrens
dapat di atur dengan baik.
Bendahara yang satu ini senang dalam pelayanan, mengadakan KKR, menyenangi music dan lagu, dimana
beliau dengan suara bass yang khas bersama istri dan keluarga sering membawakan lagu pada kunjungan
pelayanan mereka.
Semboyan beliau dalam pekerjaan “maju terus dan tetapkan perhatian ke depan”. Ayat kesayangan
dalam Yesaya 17:7 “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, dan yang menaruh harapannya kepada
Tuhan.
11
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Oleh : Pdtm. Kalvein Mongkau
Lan jutan …..
Pembenaran Oleh Iman
Kebenaran oleh iman sudah menjadi doktrin
GMAHK sejak permulaan mereka. Hingga saat ini,
topik pembenaran oleh iman ini di kalangan gereja ini
jelas mengalami masa perkembangan pemahaman.
Tahun 1872 James White menyatakan: ―Mereka yang
mewakili para pemelihara Sabat sedang berpaling dari
Yesus, satu-satunya sumber pembenaran, dan sedang
menolak darah pendamaian-Nya dan sedang mencari
pembenaran oleh hukum yang melakukannya secara
bodoh dan secara fasik.‖ (Review and Herald 8:24,
June 10, 1852). Sementara ini adalah pandangan yang
diterima oleh orang-orang Advent pemelihara Sabat
mula-mula, sebuah penyelidikan yang dibuat oleh
penerbitan-penerbitan
Advbent
mula-mula
menyatakan sedikit diskusi mengenai pokok tersebut.
Ini disebabkan penekanan pada keprecayaankepercayaan denominasi yang unik. Ketenangan
relatif pada pokok kebenaran oleh iman ini
mrefleksikan panerimaan yang teguh dari semua orang
Advent mula-mula dengan penghormatan kepada
kepercayaan kepercayaan Kristen yang fundamental
ini.
Di tahun 1874 majalah Signs of the Times yang
baru saja berdiri itu menerbitkan satu daftar ―PrinsipPrinsip Dasar‖ gereja. Daftar isi menyatakan bahwa
―regenerasi atau pertobatan‖ adalah ―pekerjaan khusus
dari Roh Kudus,‖ yang mengikuti pertobatan dan
iman.‖
Sebuah konsep yang luas dari iman
direfleksikan didalam pernyataan berikut:
kami
bergantung kepda Kristus, pertama untuk pembenaran
dari pelanggaran-pelangran masa lalu kami, dan
kedua, untuk anugerah sedemikian rupa untuk
mempersembahkan penurutan yang berterima bagi
hukum-Nya yang suci di waktu yang akan datang‖
(Signs of the Times 1:3, June 4, 1874). Majalah The
Signs of the Times merefleksikan sebuah editorial
minat tambahan di
dalam
pokok
ini
terhadap kebenaran oleh
iman yang mencapai
sebuah
klimks
di
pertengahan
tahun
1890an.
Ellen White, yang
sudah
mengalami
pertobatan di Gereja Methodis, berdiri pada penekanan
evanglikal yang kuat, sebagaimana yang dilakukan
suaminya.
Di tahun 1875 ia menulis: ―Kristus
menyempurnakan tabiat yang benar di atas bumi ini,
bukan untuk diri-Nya, tetapi untuk manusia yang
sudah jatuh dalam dosa. Tabiat-Nya Ia tawarkan
kepada manusia jika manusia itu akan menerimanya.
Orangberdosa, melaluipertobatan akan dosa-dosanya,
iman didalam Kristus, dan penurutan kepaa hukum
Allah yang sempurna, memiliki kebenaran Kristus
yang
dihisabkan
kepadanya;
itu
menjadi
kebenarannya, dan namanya tercatat di dalam kitab
kehidupan Anak Domba.‖ (3T 371).
Lebih lanjut, penggalan-penggalan uraian berikut
ini merefleksikan tema mendasar dari pengajaran Ellen
White sepanjang kehidupannya.
Selama tahun
1880an beberapa pemimpin gereja, termasuk Ellen
White, merasakan sebuah pertumbuhan yang kurang
dari khotbah GMAHK atas tema yang terkait dengan
kebenaran oleh iman. Penekanan berlanjut pada
keunikan kedudukan-kedudukan doktrin GMAHK
yang sudah dikerumuni apa yang menjadi pengajaran
dasar injil. Pertanyaan ini menjadi sebuah isyu di
rapat General Conference yang diadakan di
Minneapolis, Minnesota, di musim gugur tahun 1888.
pada rapat ini E. J. Waggoner, sang editor majalah the
Signs of the Times, memberikan sebuah seri khotbah
mengenai hukum dan injil. Sejajar dengan khotbahkhotbah ini adalah seri pidato-pidato oleh sister White
12
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
di dalam mana ia mendiskusikan secara panjang lebar
pentingnya suatu pengertian yang jelas dari kebenaran
oleh iman. Di dalam salah satu dari khotbahkhotbahnya ia mengomentari topik dari Waggoner
berikut ini—hubungan antara hukum dan injil: ―Tidak
ada kuasa di dalam hukum untuk meyelamatkan atau
mengampuni si pelanggar. Lalu apa yang harus
dilakukan? Hukum membawa sorang berdosa yang
ebrtobat kepada Kristus…Hukum menunjuk obat
penawar bagi dosa—pertobatan terhadap Alah dan
iman di dalam Kristus‖ (MS 17, 1888, p. 2).
Mereka yang berada di rapat tahun 1888 yang
merasakan kebutuhan yang paling jelas untuk
ditambahkan pada penekanan atas kebenaran oleh
iman adalah Ellen G. White, E. J. Waggoner, dan
rekan editor lainnnya yakni A. T. Jones. Ada dari
mereka yang tidak membagikan keprihatinan mereka.
Waggoner dan Jones adalah orang-orang muda secara
relatif, dan dianggap adalah orang-orang berambisi
oleh orang-orang yang lebih tua. Beberapa merasa
takut bahw penekanan atas iman ini mungkin
melemahkan doktrin alkitabiah dari pentingnya
penurutan. Pemahaman yang salah, oposisi, dan
pemisahan mengawani catatan rapat itu. Betapun,
banyak yang enggan untuk menerima penekanan baru
di akhir tahun 1888 akhirnya merobah sudut pandang
mereka. Beberapa tetap melajutkan satu masa untuk
melawan penekanan baru itu.
Sesudah rapat berakhir, Ellen White,
Waggoner, dan Jones mengadakan perjalanan dari
Massachusetts ke California, mengkhotbahkan
pekabaran kebenaran oleh iman kepada umat, oleh
siapa pekabaran itu secara umum disambut. Sebuah
pengujian literatur GMAHK yang diterbitkan dari
tahun 1890 sampai tahun 1900 mengindikasikan
sejumlah besar jilid materi kebenaran oleh iman,
termasuk
The Desire of Ages, Steps to Christ,
Thoughts From the Mount of Blessing, Christ’s Object
Lessons, and Patriarchs and Prophets karya Ellen
White.
Keseluruhan dari buku-buku ini adalah
penekanan yang kuat yagn diringkaskan dengan baik
sebagai berikut: ―Pengharapan kita satu-satunya kita
masa kini adalah didalam kebenaran Kristus yang
dihisabkan kepada kita, dan di dalam kebenaran itu
kita ditempa oleh Roh Kudus yang bekerja di dalam
dan melalui kita‖ (Step to Christ, 63).
Pergantian abad menemukan GMAHK terlibat di
dalam sebuah misi besar luar negeri yang maju yang
memerlukansebuah penekanan pada organisasi.
Selama dua dasa warsa abad yang baru penekanan
pada kebenaran oleh iman adalah kurang dari pada itu
di dalam abad ke-19. Prihatin terhadap materi yang
baru diungkapkan di tahun 1920an oleh para
pemimpin gereja seperti Meade MacGuire, Arthur G.
Daniells, Carlyle B. Haynes, dan I. H. Evans.
Penekanan yang diperbaharui ini adalah sebuah
pernyataan ulangan yang jelas terhadap prinsip-prinsip
yang secara begitu kuat diucapkan di tahun 1888 oleh
Ellen White dan rekan-rekan sekerjanya, dan itu
berpengaruh kuat pada semua tingkatan.
Lingkaran khotbah yang berpusat pada Kristus
ini diillustrasikan oleh sebuah pernyataan dari W. W.
Prescott di tahun 1929: ―Pekabaran salib adalah kabar
baik, kebenaran yang diberkati, yang Allah di dalam
Kristus sudah berurusan dengan dosa bahwa itu tidak
lagi menjadi sebuah penghalang antara kita dan Allah,
bahwa halangan terhadap persekutuan yang sangat
intim dengan Allah sudah dihapuskan, dan bahwa
anugerah kehidupan kekal sudah dibawa di dalam
jangkauan kita. Krsitus yang sudah disalibkan dan
bangkit sudah menempa kelepasan dari baik kesalahan
maupun kuasa dosa bagi setiap jiwa yang percaya dan
dari penderitaan yang mendalam Gethsemani datang
sukacita keselamatan. Betapa ajaibnya injil itu!
Betapa berbelas-kasihannya sang Juruselamat itu‖
(The Saviour of the World, p. 48).
Doktrin kebenaran oleh iman itu dinyatakan di
dalam keempat Injil dan di dalam surat-surat Paulus
kepada jemaat di Roma dan Galatia. Mujizat-mujizat
Yesus menyediakan perumpamaan-perumpamaan
bagaimana manusia diselamatkan oleh iman. Banyak
dari perumpamaan itu mengajarkan kebenaran oleh
iman. Misalnya perumpamaan tentang anak yang
hilang
mengggambarkan
langkah-langkah
di
penebusan.
Perumpamaan tentang
jubah pesta
pernikahan secara sama mengesankanpara poin ini.
Penekanan Yohanes yaitu bahwa kepercayaan
menghasilkan kehidupan:
―tetapi semua yang
tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya,
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya
kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya‖ (Yohanes 20:31).
Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa
pembenaran datang secara ekslusif melaui iman di
dalam Kristus. Konsep bahwa seorang berdosa dapat
menjadi benar, atau, adil, di hadapan Allah oleh iman
di dalam pengorbanan Kristus yang dilakukan demi
manusia adalah jantung utama injil. Allah menerima
mereka sebagai anak-anak-Nya mereka yang
menerima dan percaya di dalam Kristus (Yohanes
1:12–13; 3:3, 16), ―bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya‖ (Titus
3:5). Pembenaran adalah hanya oleh iman sebab itu
tidak dapat dicapai oleh perbuatan-perbuatan. Oleh
anugerah kamu diselamatkan melaui iman, dan bukan
karena dirimu sendiri:
Itu adalah anugerah Allah:
bukan karena perbuatan-perbuatan, supaya jangan ada
orang yang harus memegahkan diri‖ (Efesus . 2:8, 9).
Tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di
hadapa Allah oleh perbuatn-perbuatan terhadap
hukum, tetapi haya oleh iman dialam kuasa Kristus
untuk menyelamatkan seroag individu dari dosa dan
kematian (Rom. 6:23; Gal. 2:16). ―Orang benar
akanhidupoleh imannya‖ (Gal. 3:11). ―Untuk
dibenarkan oleh iman, kita harus berdamai dengan
Allah melaui Tuhan Yesus Kristus‖; oleh iman kita
―didamaikan dengan Allah‖ (Rom. 5:1, 10). Iman di
dalam Kristus melepaskan seorang berdosa dari
penghukuman dan membuat itu mungkin bagi orang
itu sehingga orang itu dapat berdiri sebgai orang benar
di hadapan Allah (Rom. 7:24 to 8:4).
MAHK juga percaya bahwa seseorang yang
sudah mengalami pembenaran oleh iman di dalam
Kristus haruslah melanjutkan untuk ―bertumbuh
13
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
didalam Anugerah, dan di dalampengetahuan akan
mana dapat menjadi penjabaran dari konsep perpaduan
Tuhan kita dan Juruselamat Yesus Kristus‖(2 Peter
antara pembenaran dan penyucian oleh iman. Istilah
3:18).
Pembenaran menempatkan kaki seorang
pembenaran berasal dari kata Yunani
,
Kristen di atas jalan setapak keselamatan, penyucian
berarti ―tuntutan,‖ ―undang-undang,‖ ―perbuatan
aalah proses berjalan sepanjang yang berjalan maju ke
benar,‖ ―hukuman keadilan,‖dan ―pernyataan benar‖;
dapan menuju kesempurnaan Yesus Kristus. Orang
sedangkan kata
, ―pembenaran,‖ ―pemulihan
yang sudah mengalami pembenaran oleh iman di
nama baik,‖ ―pembebasan.‖ Pemakaian kata kerja
dalam Kristus tidak ―akan dipenuhi dengan dunia ini,‖
―membenarkan‖ dalam Alkitab muncul lebih sering
tetapi akan ―diubahkan oleh membaharui‖ pikirannya
dari pada kata benda ―pembenaran.‖ 2 Jadi
(baik pria maupun wanita), saat individu-individu itu
pembenaran
adalah
tindakan
ilahi
dari
menemukan dan menerapkan kepada kehidupan pria
pembebasan, menyatakan seorang berdosa yang
atau wanita itu ―apa yang baik, dan berterima, dan
bertobat dibebaskan dari kesalahan dosa dan
yang sempurna, kehendak Allah‖ bagi dia (Rom. 12:1,
dipulihkan kepada kemurahan ilahi.3 Pembenaran
2).
adalah kebenaran yang dihisabkan kepada orang
Jadi,
terkait
berdosa
yang
topik pembenaran oleh
percaya di dalam
iman
di
kalangan
Kristus.
Ini
GMAHK
mengalami
dikenal
dengan
masa
perkembangan
status
baru
pemahaman
dan
seseorang. Allah
penekanan
yang
menghisabkan
signifikan.
Istilah
kebenaran
kebenaran oleh iman di
kepadanya,
Dia
dalam gereja ini adalah
memandang
menyangkut
orang itu seperti
pengalaman
seketika
tidak
pernah
dari pertobatan melalui
berbuat
dosa
iman di dalam Kristus,
sebelumnya,
yang sering dibicarakan
sebab di dalam
sebagai
―pembenaran
fakta
bahwa
oleh
iman,‖
dan
orang
tersebut
pengalaman
seumur
sudah memasuki
hidup kehidupan orang Kristen, yang juga melalui
persekutuan atau hubungan baru dengan Dia.
iman di dalam Kristus. Gereja Masehi Advent Hari
Inilah penjelasan terkait status yang baru. Iman
Ketujuh percaya bahwa kelahiran baru, adalah sesuatu
membawa sebuah hubungan yang baru antara
hal yang penting, namun itu hanyalah permulaan dari
seseorang yang bertobat dan Allah, sesuatu yang tak
sebuah pengalaman seumur hidup bertumbuh di dalam
pernah akan eksis tanpa iman tersebut. Ketika orang
Kristus, terhadap kehidupan seseorang yang
berdosa dibenarkan, sebuah proses yang
menyesuaikan diri, tahap-demi tahap, dengan
menjadikannya serupa dengan Allah dimulai,
seperangkat teladan Kristen yang sempurna di dalam
sebuah proses yang disebut penyucian. Itu bukan
kehidupan Kristus. Penekanan Gereja Masehi Advent
hanya pemeliharaan status. Itu bukan hanya bahwa
Hari Ketujuh adalah pada fakta bahwa Kristus yang
manusia memelihara hubungan itu yang memulaikan
sama yang menyelamatkan seseorang melalui latihan
hubungan Kristen.
Itu bukan hanya berarti
iman (pria dan wanita)-nya akan juga menyanggupkan
memelihara status pembenaran.
Awal sudah
orang itu untuk mengembangkan tabiat Kristen,
dimulaikan ketika seorang manusia dibenarkan, tetapi
demikian juga melaui iman; bahwa keberanan oleh
harus ada kemajuan terus-menerus menuju kesucian.
iman di dalam Kristus adalah sebuah proses
Inilah kehidupan Kristen. Kemajuan itu dibuat oleh
berkelanjutan.
Pengajaran GMAHK secara jelas
iman.4
mengakui dan menekankan bahwa kesanggupan untuk
menghidupkan sebuah kehidupan Kristen berasal dari
Allah, bukan dari perbuatan-perbuatan diri seseorang
Bersambung ….
atau bahkan dari pemenuhan dengan hukum moral
1
Allah.
Jelas bahwa wujud dari pengudusan adalah
ketajaman rohani yang dapat membedakan yang mana
kehendak Allah yaitu yang baik dan sempurna dan
yang mana yang bukan kehendak Allah (tentu saja
2
Siegfried H. Horn, Seventh-day Adventist Bible Dictionary, rev
yang buruk dan tidak sempurna). Dengan demikian
ed.
(Washington,
D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1979),
salah satu kehendak Allah untuk dihidupkan oleh
s. v. ―Justification‖
orang-orang Kristen adalah kesalehan praktis yang
3
Don F. Neufield, ed., Seventh-day Adventist Encyclopedia, 2nd
1
SDA Encyclopedia, rev. ed., s.v. ―Righteousness by Faith‖
rev. ed., s. v. ―justification.‖
4
Edward W. H. Vick, Let Me Assure You (Mountain View, CA:
Pacific Press Publishing Association, 1968), hlm. 52
14
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Bersam
Lanjutan…..
Akan tetapi Roma telah memusatkan perhatiannya
ke Britania dan memutuskan untuk menguasainya. Pada
abad keenam, misionarisnya menobatkan orang-orang kafir
Saxon. Orang-orang barbar Saxon kafir yang sombong ini
menerima para misionaris Roma, dan mempengaruhi ribuan
orang untuk memeluk kepercayaan Romawi itu. Sementara
pekerjaan itu maju, para pemimpin kepausan bersama-sama
dengan mereka yang telah ditobatkan menhadapi orangorang Kristen primitif. Tampaklah perbedaan yang
menyolok. Orang Kristen primitif adalah sederhana, rendah
hati, berpegang pada Alkitab dalam tabiat, pengajaran dan
sikap, sementara para pemimpin kepausan bersama orangorang Saxon yang sombong ditandai dengan menganut
ketakhyulan, kemegahan dan kecongkakan kepausan.
Utusan Roma meminta agar gereja-gereja Kristen mengakui
supremasi kekuasaan kepausan. Orang-orang Briton dengan
rendah hati menjawab bahwa mereka ingin mengasihi
semua orang, tetapi paus tidak berhak menguasai gereja,
dan yang bisa mereka berikan kepadanya hanyalah sikap
tunduk yang berlaku bagi setiap pengikut Kristus. Berkalikali mereka mengusahakan agar orang-orang Kristen ini
tunduk kepada kekuasaan Roma. Tetapi orang-orang
Kristen yang rendah hati itu, yang heran melihat
kesombongan yang diperlihatkan oleh para utusan paus,
dengan tegas menjawab bahwa mereka tidak mengenal
pemimpin lain selain Kristus. Sekarang nyatalah roh
kepausan yang sebenarnya. Pemimpin-pemimpin Roma itu
berkata, "Jikalau kamu tidak menerima saudara-saudara
yang membawa perdamaian kepadamu, maka kamu akan
menerima musuh yang membawa kepadamu peperangan.
Jikalau kamu tidak mau bersatu dengan kami untuk
menunjukkan jalan kehidupan kepada orang-orang Saxon,
maka kamu akan menerima pukulan maut dari mereka." -D'Aubigne, "History of the Reformation in the Sixteenth
Century,"
b. 17, ch. 2. Ini bukanlah gertak sambal.
Peperangan, persekongkolan dan tipu muslihat telah
dilakukan terhadap saksi-saksi iman Alkitab ini, sampai
Gereja Britania dihancurkan atau dipaksa tunduk kepada
kekuasaan paus.
Di negeri-negeri di luar kekuasaan Roma, selama
berabad-abad telah terdapat kelompok-kelompok Kristen
yang tetap hampir bebas seluruhnya dari kebejatan
kepausan. Mereka dikelilingi oleh kekafiran, dan dengan
berlalunya zaman telah dipengaruhi oleh kesalahankesalahan kekafiran tersebut.
Tetapi mereka tetap
menganggap Alkitab sebagai satu-satunya ukuran iman,
dan berpegang kepada banyak kebenarannya. Orang-orang
Kristen ini percaya keabadian hukum Allah dan memelihara
hari Sabat hukum yang keempat. Jemaat-jemaat yang
memegang iman dan praktek seperti ini terdapat di Afrika
tengah dan di antara orang-orang Armenia di Asia.
Tetapi dari antara mereka yang menolak pelanggaran
kekuasaan kepausan itu, orang-orang Waldenseslah yang
berdiri paling depan. Di negeri dimana kepausan telah
memantapkan kedudukannya, maka kepalsuannya dan
kebejatannyalah yang paling di tentang. Selama berabadabad jemaat-jemaat di Piedmont mempertahankan
kebebasan mereka. Tetapi waktunya akhirnya tiba pada
waktu Roma memaksa mereka menyerah. Setelah dengan
sia-sia berjuang melawan kekejaman Roma, para pemimpin
jemaat ini dengan enggan mengakui supremasi kekuasaan
kepausan, kepada siapa nampaknya seluruh dunia memberi
pengakuan tanda takluk. Namun, ada sebagian orang yang
menolak patuh kepada kekuasaan paus atau pejabatpejabatnya.
Mereka
memutuskan
untuk
tetap
mempertahankan kesetiaannya kepada Allah, dan
memelihara kemurnian dan kesederhanaan iman mereka.
Maka pemisahanpun terjadi. Mereka yang bergabung pada
iman yang dahulu, sekarang mengasingkan diri. Sebagian
mereka meninggalkan Alpen, negeri leluhur mereka, dan
mengangkat panji-panji kebenaran di negeri asing.
Sebagian yang lain mengasingkan diri ke lembah-lembah
15
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
sempit dan celah-celah bukit terjal. Di tempat-tempat ini
mereka memelihara kebebasan mereka menyembah Allah.
Iman yang selama berabad-abad di pegang dan diajarkan
oleh orang-orang Kristen Waldenses sangat bertentangan
dengan doktrin palsu yang dikemukakan oleh Roma.
Kepercayaan agama mereka di dapat dari firman Allah
yang tertulis, sistem Kekristenan yang benar. Tetapi petanipetani yang rendah hati ini, di tempat pengasingan mereka
yang tersembunyi dan tertutup dari dunia luar, dan yang
harus mengerjakan pekerjaan mereka sehari-hari
menggembalakan ternak dan memelihara kebun anggur,
belum sampai kepada kebenaran yang menentang dogma
dan ajaran gereja yang murtad itu. Iman mereka bukanlah
iman yang baru saja di terima. Kepercayaan agama mereka
adalah warisan dari leluhur mereka. Mereka merasa puas
dengan jemaat kerasulan -- "iman yang telah disampaikan
kepada orang kudus" ( Yudas 3). "Jemaat di padang
belantara," bukan hierarkhi yang dengan sombongnya
bertahta di ibu kota besar dunia, adalah jemaat Kristus yang
benar, penjaga kebenaran yang Allah suruh umat-Nya
berikan kepada dunia ini.
Salah satu sebab utama yang menyebabkan pemisahan
jemaat yang benar dari Roma, ialah kebencian Roma
kepada hari Sabat Alkitab. Sebagaimana diberitahukan oleh
nubuatan, kekuasaan kepausan membuangkan kebenaran
itu. Hukum Allah diinjak-injak, sementara tradisi dan adat
kebiasaan manusia ditinggikan. Gereja-gereja yang telah di
bawah kekuasaan kepausan dari mulanya telah di paksa
untuk menghormati hari Minggu sebagai hari kudus. Di
tengah-tengah kesalahan dan takhyul yang merajalela itu,
banyak yang menjadi bingung, sementara mereka yang
memelihara hari Sabat, mereka juga tidak bekerja pada hari
Minggu. Hal ini tidak memuaskan para pemimpin
kepausan. Mereka di tuntut bukan saja menyucikan hari
Minggu, tetapi harus menajiskan hari Sabat. Dan mereka
akan mengumumkan dan mencaci-maki dengan bahasa
yang paling keras, mereka yang berani menghormati hari
Sabat. Hanya dengan melarika diri dari kekuasaan Roma
saja seseorang dapat menuruti hukum Allah di dalam
kedamaian.
Orang-orang Waldenses adalah di antara orang-orang
Eropa yang pertama mendapat terjemahan Kitab Suci. (lihat
Lampiran). Beratus-ratus tahun sebelum Pembaharuan
(Reformasi), mereka memiliki Alkitab dalam naskah
bahasa mereka sendiri, mereka memiliki kebenran yang
tidak dipalsukan, dan oleh karena ini mereka menjadi
sasaran kebencian dan penganiayaan. Mereka menyatakan
Gereja Roma sebagai Babilon murtad yang diwahyukan,
dan meskipun nyawa mereka di ancam bahaya mereka
berdiri teguh menolak kebejatannya. Sementara itu, di
bawah tekanan penganiayaan yang berkepanjangan,
beberapa orang berkompromi dalam iman mereka, sedikit
demi sedikit mereka menyerah dalam prinsip-prinsip
mereka yang jelas. Sebagian yang lain tetap berpegang
teguh kepada kebenaran. Selama zaman kegelapan dan
kemurtadan, terdapatlah orang-orang Waldenses yang
menyangkal supremasi Roma, yang menolak penyembahan
patung sebagai pemujaan terhadap berhala, dan yang
memelihara hari Sabat yang benar. Mereka tetap
mempertahankan iman mereka meskipun di bawah topan
oposisi yang ganas. Meskipun dilukai oleh tombak
Savoyard dan dihanguskan oleh api Romawi, mereka tetap
berdiri tabah walaupun menghadapi marabahaya demi
firman Allah dan kehormatan-Nya.
Orang-orang Waldenses mendapatkan persembunyian
mereka di balik puncak gunung-gunung pertahanan yang
tinggi -- yang sepanjang zaman menjadi perlindungan bagi
orang-orang yang di aniaya dan yang di tindas. Di sini
terang kebenaran itu tetap bersinar di tengah-tengah
kegelapan Zaman Pertengahan. Di sini, selama seribu
tahun, saksi-saksi kebenaran mempertahankan iman yang
mula-mula itu.
Allah telah menyediakan bagi umat-Nya satu kaabah
kebesaran yang dahsyat, sesuai dengan kebenaran yang
sangat besar yang dipercayakan kepada tanggungjawab
mereka. Kepada mereka yang dipengasingan yang setia,
gunung-gunung itu adalah lambang kebenaran Yehovah
yang tak terubahkan. Mereka menunjukkan puncak-puncak
gunung yang menjulang tinggi itu kepada anak-anak
mereka dalam kebesarannya yang tak berubah, dan
membicarakan kepada mereka mengenai Dia yang padaNya tidak ada keadaan berubah-ubah atau bayangan
perubahan, yang firman-Nya bertahan tetap seperti bukitbukit yang kekal. Allah telah meletakkan gunung-gunung
dan memperlengkapinya dengan kekuatan. Tak ada tangan
yang mampu selain tangan Penguasa Tak Terbatas itu, yang
dapat memindahkannya dari tempatnya. Demikianlah juga
Ia telah menetapkan hukum-Nya, yang menjadi dasar
pemerintahan-Nya di surga maupun di dunia ini. Tangan
manusia mungkin bisa menangkap sesamanya manusia dan
membinasakan hidup mereka; tetapi Tangan itu dapat
mencabut gunung-gunung itu dari dasarnya dan
melemparkannya kedalam lautan, sebagimana itu dapat
mengubah satu perintah hukum Yehovah, atau
menghapuskan salah satu janji-janji-Nya kepada mereka
yang melakukan kehendak-Nya. Dalam kesetiaan mereka
kepda hukum-Nya, hamba-hamba Allah haruslah seperti
teguhnya bukit-bukit yang tidak berubah.
Bersambung.....
Ellen G. White
16
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Kesaksian
Anak Yang
Hilang Kembali
Oleh : Imanuel Tanasale
Kisah ini Diangkat Dari Kehidupan Pribadi
Saya. Saya Dibesarkan dalam Kelurga Kristen
yang sangat ketat dalam agama dan aturan-aturan
dalam alkitab. Ayah saya seorang militer (TNIAD), yang sangat setia pada Negara dan pada
Tuhan. Dia pernah menjadi ketua jemaat.
Karena dibesarkan dengan pendidikan militer dengan
budaya yang keras, hal itu sangat mempengaruhi
kepribadian saya. Saya terkadang tidak betah tinggal di
rumah. Seringkali saya hanya pulang ke rumah untuk
makan, minum dan tidur, selebihnya saya habiskan dengan
anakanak jalanan.
Melihat kepribadian saya yang tidak baik tersebut, Ayah
saya memasukkan saya ke SLA Wayame (Skolah Advent)
dengan tujuan, mungkin di sekolah itu tabiat saya bisa
berobah..Ternyata apa yang menjadi impian orang tua saya
tdk terwujud. Bukan menjadi baik justru bertambah jahat..
Saya akhirnya dikeluarkan dari SLA Wayame dengan tidak
hormat. Mendapat rekomendasi tidak baik dari sekolah
asal, maka ketika ketika saya mau melamar ke sekolah
lainnya, saya ditolak. Tinggal satu sekolah yang saya belum
masukkan lamaran yaitu SMU Penjara 45 Ambon.
Pada waktu Melamar ke Sekolah itu saya langsung
diterima. Sekolah ini adalah sekolah penampungan
anak-anak berandalan yang sudah menjadi sampah
masyarakat tapi masih mau sekolah. Ada
pengedar narkoba, pembunuh, pencuri dan
lain sebagainya. Saat itu saya senang
karena bisa bersekolah kembali tetapi
kemudian timbul rasa benci terhadap
sekolah
Advent
yang
berkelanjutan dengan rasa benci
kepada orang Advent. Bahkan
ke gereja saja saya merasa
muak, selama 3 tahun saya
tidak pernah ke gereja.
Bahkan sempat muncul
dalam hati kalau saya
jadi tentara maka saya
akan tembak orangorang
Advent.
Pernah satu kali
seorang
pendeta
melintas di jalan dan
saya lempar kepalanya
17
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
dengan batu. Pendeta tu kemudian berbalik dan mengatakan
―pendeta berdoa supaya orang yang melempar pendeta satu
saat akan menjadi pendeta‖. Kata-kata itu begitu membekas
dalam hati saya.
teman saya yang dibelakang. 1 Peluru 2 Korban.. Jarak
penembak den gan kami sekitar 50 meter. Sayapun terjatuh.
Untuk 3 tahun lamanya saya kembali berkata sambil
berteriak "Tuhan tolong beta jua‖ (Tuhan tolong saya).
Kisah hidup jauh dari Tuhan dengan penuh kebencian
kepada umat-umat Tuhan tidak berlangsung lama. Ketika
pecah kerusuhan Ambon pada tanggal 19 Januari 1999.
Banyak dari antara pihak Kristen maupun muslim menjadi
korban. Saya tergabung dalam Pasukan AGAS (Pasukan
Cilik sebagai Pasukan pembakar dari pihak Kristen).
Pertempuran dalam kota semakin hari semakin panas. Suatu
ketika terjadi pertempuran selama 1 minggu, antara batu
Merah (Daerah Muslim) dengan Mardika (Daerah Kristen)..
Beberapa orang Pasukan Merah, menolong saya dan
langsung menaikkan saya ke sebuah mobil yang langsung
menuju ke RS Umum Kudamati Ambon. Saya tertembak
pukul 8 pagi.. Waktu tiba di RS saya melihat banyak
korban yang tergeletak, bukan di dalam ruangan saja tapi
sudah di gang-gang rumah sakit. Korban meninggal hari itu
3 orang, yang luka ringan 123 orang, yang luka parah 68
orang. Saya termasuk dalam 68 orang itu.. karena
banyaknya korban yg luka, dokter cuma sedikit jadi mereka
cuma mengobati luka saya apa adanya.
Pada hari ketiga pertempuran tanggal 10 Agustus 1999
(hari yang tidak pernah saya lupakan karena hari itu adalah
awal mula hidup baru saya) Saya mulai bersiap keluar dari
rumah menuju medan perang, tapi tanpa di ketahui ayah
saya. Sebelum pergi ayah saya katakan "hari ini kamu jaga
mama dengan adik-adik, bapak akan tugas, jangan kemanamana. Saya katakan ―iya‖. Setelah bapak saya pergi, saya
membawa keluarga saya ke Pos TNI agar aman, dan saya
menuju ke medan pertempuran. Awalnya cuma nonton tapi
ketika situasi semakin Panas, saya maju ke depan & mulai
ambil senjata dari korban yang jatuh & langsung berhadaphadapan dengan pasukan putih. Tiba-Tiba terdengar bunyi
tembakan dari arah pasukan putih. Kamipun (pasukan
merah), mulai berlari mencari tempat perlindungan agar
terhindar dari tembakan.
Selama kerusuhan Ambon, Pasukan Putih menggunkan
persenjataan organik, sedangkan Pasukan Merah
menggunakan senjata rakitan, pedang, atau senjata organic
yang didapat dari membunuh Pasukan Putih /Aparat).
Saya dengan beberapa pasukan Merah yan g lain
berlindung pada sebuah tembok bangunan yang sudah
terbakar.. Ketika akan keluar kembali untuk menyerang
balik, perasaan saya sudah mulai tidak enak. Saya melihat 2
orang yang dari pihak Putih mengarahkan senjatanya ke
arah kami. Saya cuma berpikir, Banyak orang seperti ini
pasti bukan saya. Tiba-tiba seperti ada suara yang keras
berteriak di telinga saya ―Tunduk‖. Saya menunduk den
gan segera, tidak sampai beberapa detik terdengar bunyi
tembakan dan saya merasa ada sesuatu yang liwat di atas
kepala saya dengan cepat. Rupanya itu adalah tembakan
yang ditujukan kepada saya.. Tapi tidak kena.. tembok yang
kena meninggalkan bekas lubang yang cukup besar.
Tembakan terus terdengar. Saya melihat salah satu
penembak dari pasukan putih itu terjatuh & tewas di
tempat..
Tiba-tiba suara dari teman saya di belakang terdengar.
"Saya kena tembak ….tolong". Peluru itu kena pada
lengannya. Saya cuma kaget dalam hati berkata "Koko rang
belakang bisa kena tembak sedangkan saya di depan tidak
apa-apa. Pada Waktu saya berlari untuk menolongnya,
saya merasa ada sesuatu yang tidak beres pada tubuh saya..
Kaki saya tidak bisa bergerak. Pada waktu saya lihat ke
bawah. Ternyata saya juga tertembak. Peluru yang
mengenai saya, menembus kaki saya & langsung menuju
Kejadian ini didengar oleh orangtua saya dan mereka tiba di
Rumah sakit jam 3 sore. Kaki saya sudah mengalami
pendarahan yang cukup parah, sehingga bengkaknya sudah
sebesar kaki gajah. Karena kami keluarga militer maka atas
perintah atasan, mereka membawa saya ke RST Ambon
(Rumah Sakit Tentara).
Sejak kerusuhan di ambon, RST sudah dijadikan RS Islam,
karena perang dalam kota RS Islam cuma satu yaitu Al
Fatah, tapi korban yang sangat banyak akhirnya digunakan
RST. Kalau RS Kristen dalam kota ada 3.
saya dimasukkan di ruangan UGD, bersama-sama dalam
ruangan itu beberapa korban dari Pihak Putih. Pukul 9
malam, saya menjalani operasi pertama.. Jarak kena tembak
sampai pada waktu akan dioperasi dengan pertolongan awal
yang terlambat mengakibatkan luka saya sudah infeksi,
dokter mengatakan saya harus diamputasi, tapi ayah saya
katakan kalau saya diamputasi lebih baik saya disuntik
mati. Jadi operasi pertama untuk penyelamatan kaki.
Pendek cerita... Saya mengalami 3 kali operasi. Operasi
Kedua untuk pemasangan platina.Operasi ketiga unt
pelepasan Platina...
Ada satu hal yang saya ingin ctentang mujisat Tuhan yang
terjadi pada saya pada operasi ketiga. Selesai operasi ketiga
dijalankan, saya dibawah kembali ke bangsal RS. Pesan
dokter bahwa saya harus di donorkan darah secepatnya..
Ternyata setelah tiba di ruangan pasien, mantra yang
ditugaskan untuk mendonorkan darah kepada saya tidak
memberiknnya. Alasannya bahwa HB saya normal padahal
Dokter yang operasi mengatakan HB saya sudah 3 dan
terus menurun. Mantri (Muslim) yang bertugas pada waktu
itu berniat untuk membunuh saya dengan tidak memberikan
donor darah setelah Operasi, saya kehabisan darah.
Hasilnya pukul 9 pagi semua organ2 vital pada tubuh saya
tidak berfungsi lagi.. Jantung tidak berdenyut, oksigen
untuk membantu pernafasan sudah tidak berfungsi, Infus
sudah tidak jalan, kaki & tangan saya sudah dingin seperti
es.. Ayah saya sudah panik dan marah, untung saja mantri
itu sudah melarikan diri, karena ayah saya mencarinya unt
dibunuh. Info ini saya daptkan dari ibu saya setelah saya
sadar.
Tepat pukul 3 siang, dokter datang & melihat keadaan saya.
Ketika dokter melihat saya, dia Katakan saya harus segera
18
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
dibawah ke kamar mayat, karena ruangan akan dibersihkan
dan pasien yang baru akan masuk. Ibu saya mengatakan
kepada dokter sebelum saya di bawah keluar apa boleh
berdoa dengan saya untuk yang terakhir kalinya.
Mendengar itu Dokter mengizinkannya. Ibu saya meminta
salah seorang suster untuk menemaninya di dalam ruangan
kemudian suster itu di suruh untuk menggosok telapak kaki
saya agar hangat, ibu saya yang menggosok telapak tangan
saya.. Sambil itu ibu saya membacakan Yohanes 1:1
kemudian tiup di telinga kiri saya, telinga kanan, dan pada
ubun-ubun. Pada saat tiup yang terakhir, tiba-tiba saya
langsung menarik nafas panjang. Suster yang menemani
ibu saya saat itu kaget dan langsung memanggil dokter.
Semua mereka menjadi heran, kenapa saya bisa hidup
kembali.. Saat itu juga mereka segera mendonorkan darah
kepada saya sebanyak 8 kantung dan menurut keterangan
Ibu saya pada waktu itu, setiap satu kantung darah selesai
didonorkan saya gemeteran selama sekitar 15 menit.
Saya berusaha untuk menggerakkan kaki saya tapi tidak
bisa, jadi saya berenang pelan-pelan hanya menggerakkan
kedua tangan tanpa menggunakan kaki... Usaha yang cukup
menguras tenaga, adrenalin saya semakin terpacu untuk
berjuang hidup.. Akhirnya saya tiba di pinggir pantai. Pada
saat saya berdiri, saya melihat ujung telapak kaki kiri saya
sudah berputar ke belakang.. Saya terjatuh kembali &
meminta pertolongan. Mendengar teriakan minta tolong,
beberapa tentara yang berpatroli saat itu, langsung mencari
& menemukan saya terbaring di atas pasir..saya diangkat &
dibawa kembali ke RST..
Ketika saya menceritakan kisah Ini.. Saya selalu berdoa
tanya TUHAN, kenapa saya masih di berikan kesempatan
kedua ? Padahal Kehidupan saya di waktu lalu itu jahat...
TUHAN sungguh ajaib dalam hidup saya.
Setibanya di Rumah Sakit, mereka langsung menggunkan
rontgen untuk melihat kaki saya. Saya mendengar
pembicaraan dokter kepada orang tua saya "Kaki anak bapa
sudah kembali hancur di tempat yang sama, kami tidak bisa
mengobatinya di sini lagi, karena keterbatasan alat, ada
baiknya bawa ke Jakarta, untuk sementara kami akan
membersihkan lukanya dan pasang gips saja" saya di taruh
kembali ke bangsal RST.. Selesai buka sabat,
semuanyasangat tenang. Ibu saya melihat saya kemudian
keluar dari kamar daan menangis di luar. Ayah saya cuma
diam. Untuk menghilangkan stressnya dia baca buku
kemenangan akhir. Saya melihat mereka, hati saya hancur..
Apa yang telah saya lakukan?? Orgtua saya sudah
berkorban habis-habisan, tenaga, uang, semua untuk
keselamatn saya. Tapi apa balasan saya.. Oh Tuhan.. Saya
benar-benar anak durhaka.
Setelah lolos dari maut itu, saya berada di RST itu hampir 2
bulan lamanya. Pada waktu akan Pulang ke rumah, kami
sudah tidak lagi tinggal di rumah yang lama tapi sudah
berpindah ke asrama tentara di Airsalobar. Rumah kami
yang Lama sudah terbakar habis. Setelah mulai agak baikan
dan sudah mulai sehat kembali, saya kembali kembali
kepada kehidupan lama. Kelihatan dari rupa wajah Ayah
saya, dia sepertinya sangat kecewa.
Satu kali, hari jumat sore, menjelang buka Sabat, saya mau
pergi berenang. Asrama kami dekat dengan pantai dan
hobby saya berenang. Ibu saya melarang saya dengan
mengatakan "Nak..hari inikan hari persiapan, ada baiknya
tunda dulu berenangnya". Saya tidak memperdulikan
nasihat Ibu. Saya tetap pergi berenang. Hari itu suasana di
pantai sangat sepi, cuma saya yang berenang sendiri. Sejak
kerusuhan Ambon, terjadi penembakan di laut dan tepi
pantai, baik dari pihak Kristen maupun Islam dengan
menggunakan Speed boat. Kira-kira Jarak 100 Meter dari
garis pantai, tiba-tiba saya melihat sebuah Speed bat
dengan kecepatan penuh menuju ke arah saya.. Bukan cuma
itu saja, mereka memberikan tembakan yang beruntun.
Karena panic, saya berusaha berenang kembali ke daratan,
tiba-tiba terdengar dari dalam air sesuatu yang patah,
rupanya saya kena tembak.
Dengan rasa sakit yang luar biasa dan kehabisan tenaga,
saya mulai tenggelam. Dengan melihat ke arah permukaan
air, di mana Speed boat itu berputar-putar di atas saya,
mereka kemudian pergi. Mungkin mereka mengira saya
sudah mati. Pasrah dan hampir putus harapan, saya hampir
menyerah. Tapi muncul dalam benak saya saat itu juga
"Saya tidak mau mati konyol seperti ini.. Saya harus hidup,,
Saya Berdoa dalam hati, kalau Tuhan tolong saya kali ini
lagi maka saya akan benar-benar bertobat". Tiba-tiba
seperti ada orang yang menggangkat saya dari dasar laut
dan saya sudah berada kembali di atas permukaan Air..
Saat itu saya menyadari bahwa saya adalah orang yang
paling berdosa di dunia, sudah beberapa kali ditolong
Tuhan tapi selalu saja berbuat jahat. Ketika saya
Menceritakan Ulang Kisah ini, saya selalu Menangis...
Mengapa TUHAN masih tetap mau peduli pada saya yang
setiap saat selalu mendukakan hatinya ?.
Karena saya selalu dididik dalam didikan yang keras,
seringkali saya merasa ayah saya benci saya, ternyata saya
keliru.. Dia sangat mencintai saya. Terkadang TUHAN
memberikan Ujian-ujian iman ya g keras, bukan karena
marah sama anak-anakNya tapi justru karena Dia sangt
mencintai.
Saya mulai berkata kepada Ayah saya "bapak saya minta
maaf….saya bertobat" Tiba-tiba Ayah saya melempari saya
dengan buku Kemenangan Akhir yang sedang dibacanya
sambil mengatakan "kamu munafik, waktu sakit bilang
bertobat, setelah sembuh jahat lagi, sekarang sudah
terbaring lagi di tempat tidur masih belum sadar juga‖ saya
membalas kata-katanya "Tidak Bapa kali ini saya benarbenar bertobat….saya akan jadi pendeta" Ayah saya
mendekat kepada saya, dia ambil satu gelas air putih
kemudian berkata "Bapa akan berdoa dengan kamu, tapi ini
yang terakhir….kalau kamu tidak sadar juga, biar Bapa rela
Tuhan ambil kamu saja daripada kamu buat keluarga
menderita terus " Ayah saya mulai Berdoa, doa yang sangat
sederhana tapi tidak pernah saya lupa bunyinya sebagai
berikut "YA TUHAN berkati anak saya ini, kalau dia mau
mati, mati, tapi kalau dia mau hidup, hidup, dalam nama
Tuhan Yesus , amin". Selesai berdoa dia suruh saya minum
air yang ada di gelas tapi cuma setengah saja. Sisa air itu
19
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
dia gosokkan pada kaki saya yang luka.. Sambil berkata
"besok pagi kita rontgen ulang"
Besok harinya, pagi jam 7, ayah saya membawa saya ke RS
Polisi Perigilima Ambon. Saya dirontgen pada luka saya..
Setelah itu saya dikembalikan lagi ke RST.. Jam 12 siang
ayah saya kembali membawakan hasilnya.. Waktu masuk
dengan dokter di ruangan saya, kata peryama yang saya
dengar dari dokter ―luar biasa, bekas tembakan pada kaki
anak Bapak sudah tidak ada…ini mujizat". Saya disuruh
turun, dari tempat tidur dan Ayah saya menyuruh saya
untuk jalan.. Awalnya saya ragu tapi saya coba... &
berhasil.. puji TUHAN...Satu minggu di RS, Setelah itu
saya diperbolehkan Pulang....
Sejak Kerusuhan, saya sudah tidak masuk sekolah. Dua hari
sebelum ujian nasional saya masuk sekolah. Pada saat
hasilnya diterima, saya piker saya tidak lulus tapi Tuhan
bekerja dengan ajaib, saya bisa lulus. Pulang ke rumah..
ayah saya katakan "Sekarang sudah selesai SMU, setelah
ini mau kemana?" saya katakan "Saya akan Ke UNKLAB,
sekolah pendeta".
Ayah saya peluk saya dan dia menangis setelah itu dengan
menggunakan kapal laut saya menuju Manado, melanjutkan
pendidikan di Universitas Klabat dengan mengambil
kependetaan.***
Perubahan Besar Sara dan Ivan
Dari Oven ke Freezer
Written by Sara-May Colon, age 9
(Diterjemahkan oleh Max Kaway)
Abidjan merupakan kota terbesar di Cote d'Ivoire, Afrika
Barat. Bahasa utama adalah Perancis, sehingga Ivan dan
Sara serta orang tua mereka harus belajar untuk berbicara
bahasa Perancis. Cuaca sangat panas di Abidjan dan banyak
pohon palem tapi banyak juga nyamuk.
Ivan dan Sara beserta orang tua mereka adalah misionaris di
Afrika kurang lebih empat tahun. Ivan berusia 11 tahun
dan Sara berusia 9 tahun. Mereka tinggal di kota Abidjan.
Ivan dan Sara menyukai rumah besar mereka di Afrika.
Mereka memiliki seekor kucing hitam bernama Shadow.
Dan memiliki seekor anjing gembala Jerman bernama Astra
yang senang bersahabat dengan Ivan dan Sara. Astra suka
bermain dengan anak kucing. Ivan dan Sara juga memiliki
dua ekor kura-kura yang bernama Blinky dan Winky. Ivan
dan Sara senang bermain dengan anjing dan kucing
mereka. Juga, salah satu kesukaan mereka adalah naik
sepeda di sekitar blok mereka. Sara suka mengunjungi wali
atau penjaga lingkungan pada saat mengendarai sepeda di
jalan. Para panjaga lingkungan ini menjaga rumah-rumah
siang dan malam sehingga perampok tidak akan masuk ke
lingkungan mereka.
20
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Di Afrika sangat panas dan anda tidak perlu mengenakan
sweater atau mantel atau celana panjang. Semua memakai
pakaian yang berbahan tipis atau pakaian longgar Afrika
yaitu gaun yang terasa dingin, atau celana pendek dan
kemeja.
Pada musim panas tahun di 1992 Ivan dan Sara sekeluarga
mengambil cuti ke Amerika Serikat. Apakah Anda tahu
apa artinya cuti? Ini berarti bahwa pergi dalam suatu
perjalanan liburan selama tiga bulan. Setelah beberapa
minggu Ivan dan Sara sangat rindu untuk kembali ke
Afrika. Akhirnya waktunya untuk pulang tiba. Mereka
senang karena akan segera mengeluarkan barang-barang
mereka dari koper dan akan tidur di tempat tidur mereka
sendiri. Pada perjalanan pulang dengan pesawat, mereka
berkata satu sama lain, "Saya tidak sabar untuk pulang dan
bermain dengan hewan peliharaan kita." Ketika mereka
sampai ke pintu gerbang mereka di Abidjan, wali, Michel
mengatakan, "Bon soir. Bon arrive.." Itu berarti "Selamat
malam, selamat datang kembali!" dalam bahasa Afrika
Prancis. Ketika penjaga membuka pintu gerbang, Ivan dan
Sara berlari, sehingga lupa untuk membawa barang-barang,
lalu memeluk anjing dan kucing mereka. Kucing telah
benar-benar tumbuh besar! Kemudian mereka baru ingat
untuk membawa barang-barang ke dalam rumah.
Sekitar 10 menit setelah membawa semua barang-barang ke
dalam rumah, telepon berdering. Ayah mengangkat telepon
dan mendengar bahwa General Conference memanggil
keluarga mereka untuk tinggal dan bekerja di Rusia (Divisi
Euro-Asia). Sara dan Ivan berteriak, "Maksudmu, kita akan
ke Rusia! Wow?! Perubahan apa ini! Ini akan menjadi
seperti pergi dari oven ke freezer!"
Sebagai pengganti untuk kembali ke rumah, mereka mulai
berkemas untuk pindah dari rumah. Itu sulit untuk Ivan dan
Sara. Mereka harus menjual atau memberikan beberapa
mainan favorit dan termasuk sepeda kesayangan mereka.
Salah satu hal paling sulit yang harus mereka lakukan
adalah untuk memberikan anjing Astra, kucing, Shadow,
dan membiarkan kura-kura mereka pergi. Tapi hal yang
menyenangkan terjadi, ketika berbagi beberapa mainan dan
pakaian kepada beberapa anak-anak miskin di lingkungan
mereka. Melihat mereka bahagia membuat Ivan dan Sara
ikut bahagia.
Saatnya telah tiba untuk meninggalkan Afrika dan orangorang baik yang tinggal di sana. Sara mengatakan, "Saya
akan kehilangan begitu banyak wali yang begitu baik
padaku. Saya juga akan kehilangan Ismael, pembantu
rumah kami." Ivan dan Sara akan kehilangan semua, temanteman dari sekolah dan gereja, dan seorang wanita penjual
sayuran dan buah-buahan yang ramah di gerbang, yang
sering membawa sayuran dan buah-buahan di baskom
timah besar di kepalanya.
Saat pesawat besar lepas landas, Sara dan Ivan
melambaikan tangan selamat tinggal Afrika. Itu adalah
suatu penerbangan panjang ke Amerika Serikat. Rasanya
agak aneh untuk kembali ke Amerika Serikat begitu cepat
setelah cuti.
Ketika mereka sampai ke Amerika Serikat, Ivan dan
keluarga Sara pergi dan tinggal di dekat Kantor Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia, di Silver Spring,
Maryland. Ayah dan ibu mengikuti kelas bahasa Rusia di
sana. Ivan dan Sara pergi ke sekolah baru. Sebuah sekolah
gereja yang besar yang dapat menampung hampir 200
siswa. Sebuah perubahan! Gereja sekolah mereka di Afrika
hanya memiliki 9 siswa di seluruh sekolah! Guru Rusia dari
Ibu dan ayah mereka datang ke sekolah Ivan dan Sara untuk
mengajar bahasa Rusia kepada mereka dan beberapa anak
misionaris lain yang juga akan ke Rusia. Bahasa Rusia
pasti berbeda dari bahasa Perancis! Jika Anda ingin
mengatakan "Halo" dalam bahasa Rusia, anda mengatakan
"ZDRAWS-tvitch-ya."
Ivan dan Sara beserta orang tua mereka pergi ke toko untuk
membeli pakaian hangat untuk persiapan mereka berangkat
ke Rusia. Anda lihat, Rusia menjadi sangat dingin pada
musim dingin. Wow! Suatu perubahan! Mereka yakin tidak
membutuhkan mantel hangat ketika mereka berada di
tempat yang panas, Afrika sangat panas!
Ketika cerita ini ditulis, Ivan dan Sara masih menunggu
untuk berangkat ke Rusia. Mereka bersemangat untuk
benar-benar menetap di rumah mereka sendiri lagi. Mereka
mungkin akan tinggal di sebuah gedung apartemen yang
tinggi di Moskow. Mereka belum melihat mainan dan
barang-barang lain yang mereka bawa dari Afrika selama
berbulan-bulan. Itu semua telah dikirim ke Rusia. Mereka
hanya menggunakan barang-barang yang dibawa dalam
koper. "Saya tidak sabar untuk melihat semua barangbarang saya lagi, dan saya berharap bahwa kita bisa
mendapatkan beberapa hewan peliharaan baru di Rusia,
saya merindukan Astra dan Shadow," Kata Sara. "Saya
merindukan rumah besar kami di Afrika dan berenang
setiap hari," kata Ivan.
Ivan dan Sara bertanya-tanya apakah suasana di Afrika
akan seperti di Rusia. Mereka tidak tahu apa yang
diharapkan. Suatu perubahan besar akan datang. Namun
perubahan tidak semuanya buruk. Mereka akan bertemu
teman baru, belajar permainan baru, melihat tempat-tempat
baru, belajar berbicara bahasa baru. Mereka tidak akan
bosan.
Adalah suatu hal baik untuk dapat mengetahui bahwa
Yesus adalah teman terbaik mereka. Dia adalah teman
terbaik anda juga. Dia TIDAK PERNAH berubah. Dia
selalu mengasihi kita dan akan membantu kita untuk dapat
menyesuaikan dan melakukannya. Ketika segala sesuatu
tampaknya berubah dalam hidup kita, Dia selalu akan
bersama kita sampai kita akan terbang ke rumah baru kita
di surga. Disana kita bisa menjaga hewan peliharaan kita
untuk SELAMANYA. Kita tidak pernah akan harus
berkemas dan pindah lagi. Horee!!
________________________________
Source: Empowering Families for Growth & Change: Family
Ministries Planbook. Silver Spring, MD; Department of
Family Ministries, General Conference of Seventh-day
Adventists, 1994.
21
Download