BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengembangan sumber daya alam yang berpotensi untuk mendukung
ketahanan pangan dan kesehatan menjadi salah satu fokus berbagai penelitian
saat ini. Berbagai produk yang berasal dari alam dianggap lebih sehat dan
efisien dibandingkan dengan hasil olahan secara kimia atau fisik. Laut
merupakan salah satu sumber yang memiliki keanekaragaman organisme yang
tinggi baik makroorganisme maupun mikroorganisme. Salah satu komponen
organisme laut yang penting dan telah banyak diketahui manfaatnya adalah
alga. Alga mikroskopik disebut fitoplankton sedangkan alga makroskopik biasa
disebut makroalga atau rumput laut (Dawes, 1981). Makroalga banyak
ditemukan di daerah dangkal sepanjang tepi pantai pada zona intertidal atau
zona pasang surut (Trainor, 1978; Trono, 1999; Dhargalkar and Pereira, 2005).
Makroalga mempunyai manfaat yang cukup besar secara ekologis maupun
ekonomis bagi manusia. Rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai obatobatan karena diketahui mempunyai berbagai komponen yang berperan dalam
menunjang kesehatan tubuh, antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin
(A, B, dan C), mineral (kalium, kalsium, fosfor, natrium, besi, dan iodium),
dan berbagai senyawa bioaktif. Kandungan bioaktif pada makroalga berbedabeda tergantung pada jenisnya (senyawa aromatik dan peptida) (Yunizal,
2004).
Secara umum makroalga dikelompokkan ke dalam 3 divisi pigmennya,
yaitu Chlorophyta (alga hijau), Heterokontophyta (alga coklat), dan
Rhodophyta (alga merah) (Lee, 2008). Pigmen memiliki fungsi utama dalam
penyerapan energi cahaya untuk digunakan dalam proses fotosintesis sehingga
menghasilkan oksigen dan glukosa yang nantinya menjadi dasar jaring
makanan dan mendukung kehidupan organisme laut lainnya. Terdapat tiga
jenis pigmen utama pada makroalga, yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin.
Telah banyak dilakukan penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa
pigmen pada makroalga juga mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia,
1
antara lain dalam bidang industri, makanan, dan obat-obatan. Beberapa
kalangan industri telah mencoba menciptakan pewarna dari bahan alami,
misalnya klorofil dan beberapa jenis karotenoid yang lebih aman bagi
lingkungan dibandingkan pewarna sintetik. Klorofil yang dipasarkan sebagai
suplemen dipercaya dapat membantu perbaikan jaringan, meningkatkan
imunitas, menjaga peredaran darah dan pencernaan, serta membantu dalam
pengobatan berbagai jenis penyakit (Steenblock, 1987; Yoshiro, 1971).
Klorofil juga telah dikembangkan dalam terapi fotodinamik untuk pengobatan
penyakit kanker dengan memanfaatkan karakternya sebagai fotosensitizer
(Limantara dan Rahayu, 2007). Karotenoid merupakan agen antioksidan yang
sudah
banyak
dikembangkan,
selain
itu
juga
merupakan
prekursor
pembentukan vitamin A yang penting untuk kesehatan mata. Fikobilin
berpotensi sebagai marka untuk sel kanker sehingga dapat digunakan dalam
imunodiagnosis (Kronick, 1986; Britton et al., 1995). Penelitian tentang
pigmen yang dikembangkan saat ini antara lain meliputi studi tentang sumber
biopigmen, manipulasi pigmen menjadi senyawa yang memiliki fungsi
biologis, pengaruh pigmen terhadap kesehatan dan lainnya (Ma and Dolphin,
1998).
Indonesia merupakan negara maritim dan memiliki garis pantai yang
cukup panjang. Potensi Indonesia sebagai penghasil biopigmen cukup besar
karena didukung juga dengan kondisi geografisnya sebagai negara tropis
sehingga intensitas cahaya matahari mendukung untuk pertumbuhan berbagai
organisme fotosintetik. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang berbatasan dengan Samudera Hindia sehingga
memiliki sederetan pantai dan kaya organisme. Daerah Gunungkidul terkenal
dengan pantai yang berpasir putih dan kaya makroalga sehingga berpotensi
menjadi salah satu sumber biopigmen di Indonesia. Gunungkidul memiliki
sederatan pantai antara lain Pantai Kukup, Sepanjang, Drini, Sundak, Krakal,
Siung, Wediombo, dan lain-lain. Salah satu pantai yang memiliki garis pantai
terpanjang adalah Pantai Sepanjang. Hingga saat ini belum ada eksplorasi
mengenai potensi pigmen makroalga di pantai tersebut. Pantai Sepanjang
berpotensi sebagai sumber biopigmen karena memiliki area yang cukup luas
2
dan subsrat yang cocok bagi pertumbuhan berbagai jenis alga, oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian mengenai keragaman makroalga pada pantai
tersebut beserta kandungan pigmennya.
B. Permasalahan
Pigmen diketahui bermanfaat dalam bidang industri dan kesehatan
sehingga pengembangan pigmen menjadi salah satu bidang yang menarik
untuk dikaji. Makroalga merupakan organisme fotosintetik yang berpotensi
sebagai sumber pigmen. Pantai Sepanjang merupakan salah satu pantai di
Gunungkidul, D. I. Yogyakarta yang memiliki garis pantai yang panjang dan
ditutupi oleh makroalga sehingga berpotensi sebagai penghasil sumber pigmen.
Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul permasalahan bagaimanakah
kandungan
pigmen
makroalga
yang
tumbuh
di
Pantai
Sepanjang?
Bagaimanakah keragaman makroalga sebagai produsen pigmen di Pantai
Sepanjang?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pigmen
makroalga yang tumbuh di Pantai Sepanjang beserta keragaman jenis
makroalganya sehingga spesies yang berpotensi sumber pigmen di pantai
tersebut dapat diketahui.
D. Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan data kandungan pigmen
pada makroalga beserta keragaman jenis makroalga di Pantai Sepanjang
sehingga spesies-spesies yang berpotensi sebagai sumber pigmen diketahui.
Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
pengembangan potensi pigmen di berbagai bidang terutama industri, makanan,
dan obat-obatan.
3
Download