BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada bab ini penulis memaparkan beberapa simpulan berkaitan dengan konsep kesetaraan gender perspektif R.A. Kartini dalam pendidikan Islam. Beberapa item yang dapat diambil dari isi karya ilmiah ini sebagai berikut: 1. R.A. Kartini dalam konsep kesetaraan gender dalam bidang pendidikan mengemukakan beberapa prinsip bahwa kunci kemajuan bangsa terletak pada pendidikan, karena itu setiap putra bangsa harus dapat menerima pendidikan secara sama. Selain itu, sistem dan praktik pendidikan tidak mengenal diskriminasi dengan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, agama, keturunan, status sosial, dan sebagainya. Pendidikan selain diorientasikan pada pengetahuan dan keterampilan, hendaknya juga diarahkan kepada pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. 2. Konsep keadilan dalam pendidikan Islam yaitu tercermin dalam prinsipprinsip demokrasi pendidikan Islam, yang mana dalam pendidikan Islam ada persamaan hak dan kesempatan yang sama dalam belajar tanpa dibedakan stratifikasi sosialnya, apakah ia berada pada kelas bawah (under class), kelas menengah (middle class), ataupun kelas atas (high class), setiap individu mempunyai hak otonomi untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan sesuai dengan nilai-nilai 99 100 pembebasan yang benar, dengan mengembangkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an. 3. Pandangan pendidikan Islam sendiri terhadap kesetaraan ini bahwa dalam pendidikan Islam terdapat prinsip-prinsip demokrasi dan kebebasan, yaitu adanya persamaan dan kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, kaya miskin, yang membedakan disisi Allah hanyalah ketakwaannya, selain itu juga menuntut ilmu merupakan kewajiban agama. 4. Teori-teori yang diungkapkan R.A. Kartini dengan prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan Islam ini, masih belum terealisasi dalam realita pendidikan Islam sekarang, dimana masih adanya bias gender dalam praktik pendidikan, misalnya dalam proses pembelajaran masih terdapat buku pelajaran keagamaan seperti buku figh yang uraiannya masih mengandung pemahaman yang bias gender sehingga mengarah pada diskriminasi dan ketidakadilan (hegemoni pada kelompok manusia tertentu). A. Saran Dari uraian diatas penulis melihat banyak hal yang mungkin untuk disesuaikan dengan konsep kesetaraan gender perspektif R.A.Kartini, sehubungan dengan praktik pendidikan yang dikembangkan selama ini. 1. Sebagai institusi pendidikan terutama dalam proses pembelajaran harus tercipta demokrasi dan persamaan dalam pengajaran tanpa adanya 101 diskriminasi dan ketidakadilan pada kelompok tertentu. Seperti apa yang dicita-citakan R.A. Kartini. 2. Sebagai seorang guru, pendidik tidak membeda-bedakan peserta didik, lakilaki maupun perempuan, kaya dan miskin, semuanya memiliki hak yang sama untuk belajar. 3. Pelaku pendidikan Islam sendiri harus mampu menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan dan pembebasan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Al-Qur'an. 4. Harus mampu merekonstruksi kembali sistem pendidikan Islam yang didalamnya ada pengetahuan yang berwawasan gender.