BAB 4 KESIMPULAN Isu nuklir Korea Utara telah menjadi sebuah

advertisement
BAB 4
KESIMPULAN
Isu nuklir Korea Utara telah menjadi sebuah permasalahan yang sangat penting bagi
negara-negara di kawasan Asia Timur selama dua dekade terakhir. Korea Utara mempergunakan
isu nuklir ini sebagai alat tawar untuk mendapatkan perhatian dunia internasional, khususnya AS
sebagai negara adidaya yang dianggap sebagai ancaman di Asia Timur baginya dan untuk
mendapatkan bantuan domestik negaranya yang dilanda berbagai kekurangan.
Jepang adalah negara tetangga Korea Utara yang paling merasakan ancaman dari isu nuklir
ini. Hal ini disebabkan karena kedekatan geografis Jepang dengan Korea Utara, hubungan yang
kurang harmonis antara kedua negara akibat isu penculikan dan konflik sejarah yang tak
terselesaikan, serta karena persekutuan Jepang dengan AS yang terjalin sejak Perang Dunia II
dan mengharuskan Jepang menjalankan politik luar negeri yang sejalan dengan kepentingan
strategis global AS.
Percobaan-percobaan senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara, baik berbentuk
peluncuran roket, rudal, maupun misil; selalu jatuh atau melewati wilayah Jepang, sehingga
Jepang merasa terancam dengan program proliferasi nuklir Korea Utara ini.
Ancaman yang dirasakan Jepang berasal dari persepsi yang terbentuk dari nilai, keyakinan,
dan pengamatan Jepang karena pengalamannya semasa perang dan pernah menjadi korban bom
atom yang menyebabkan banyak korban jiwa serta trauma berkepanjangan, sehingga Jepang
memutuskan menjadi negara pecinta damai.
Menghadapi isu nuklir Korea Utara ini, Jepang mengeluarkan berbagai kebijakan luar
negeri agar kepentingan nasionalnya terpenuhi dalam rangka mempertahankan kelangsungan
pemerintahannya yang didasari oleh insting untuk bertahan yang sudah tertanam pada bangsa
Jepang sejak jaman dahulu.
Kebijakan luar negeri yang dijalankan Jepang terhadap Korea Utara adalah dengan melakukan
diplomasi dialog dan tekanan, serta diplomasi ekonomi. Dalam diplomasi dialog, Jepang
menggabungkan antara diplomasi bilateral dan multilateral yang saling melengkapi. Diplomasi
multilateral dijalankan Jepang dengan bergabung dalam Six Party Talks (SPT) bersama AS, Rusia, China,
dan Korea Selatan. Diplomasi tekanan dijalankan
74
Kebijakan luar negeri...., Dwi Arsita Waskitarini, Program Pascasarjana, 2009
74
diplomasi dialog, Jepang menggabungkan antara diplomasi bilateral dan
multilateral yang saling melengkapi. Diplomasi multilateral dijalankan Jepang
dengan bergabung dalam Six Party Talks (SPT) bersama AS, Rusia, China, dan
Korea Selatan. Diplomasi tekanan dijalankan dengan mengeluarkan sanksi-sanksi
bagi Korea Utara dan diplomasi ekonomi dengan memberikan bantuan luar negeri
bagi Korea Utara.
Kepentingan strategis jangka pendek Jepang dalam mengeluarkan kebijakan
luar negeri terhadap Korea Utara adalah agar dapat melakukan dialog dengan
Korea Utara terkait penyelesaian isu penculikan yang telah menjadi prioritas
dalam diplomasi Jepang. Sedangkan kepentingan strategis jangka panjang Jepang
adalah normalisasi hubungan antara Korea Utara dan penyelesaian isu nuklir
Korea Utara dengan target akhir denuklirisasi seluruh fasilitas nuklir di Korea
Utara, sehingga stabilitas dan keamanan kawasan tercapai. Tetapi kebijakan luar
negeri Jepang terhadap Korea Utara kurang berhasil karena peran Jepang dalam
SPT dinilai sangat minimal dan lebih mementingkan kepentingan nasionalnya
yang
bukan
merupakan
topik
utama
dalam
perundingan
tersebut.
Ketidakberhasilan kebijakan Jepang juga terlihat dari pemerintah Korea Utara
yang tetap menunjukkan sikap yang tidak konsisten selama proses penyelesaian
melalui perundingan tersebut. Korea Utara tetap bertahan di bawah tekanan dunia
internasional, AS, dan Jepang; serta terlihat tidak sungguh-sungguh untuk
melakukan denuklirisasi, bahkan tetap melanjutkan program pengembangan
nuklir di negaranya.
Normalisasi hubungan antara Jepang dan Korea hanya bisa dicapai dengan
membangun persepsi yang sama melalui dialog yang baik, kompromi dengan
menekan ego masing-masing negara yang cenderung bersikap menuntut pihak lain
tanpa bercermin atau memulai niat baik terlebih dahulu, serta bekerjasama melalui
proses aktif untuk mencapai tujuan bersama yaitu terciptanya stabilitas dan
keamanan kawasan.
Selain memikirkan untuk memaksimalkan kepentingan nasionalnya, kedua
negara tersebut juga harus bekerjasama menciptakan mutual understanding dan
mutual trust sehingga terbentuk hubungan bilateral yang lebih harmonis dari
sebelumnya. Bila hal itu terwujud, tentu akan membawa dampak yang positif bagi
Universitas Indonesia
Kebijakan luar negeri...., Dwi Arsita Waskitarini, Program Pascasarjana, 2009
75
wilayah Asia Timur dan juga bagi perdamaian dunia. Kepentingan strategis AS di
Asia Timur telah memecah negara-negara Asia Timur sejak akhir Perang Dunia II,
selama Perang Dingin, bahkan hingga saat ini. Hal tersebut mengakibatkan
bertambah besarnya kekuatan AS di sehingga eksistensi AS sebagai satu-satunya
negara adidaya di dunia tetap terjaga. Apabila integrasi regional di Asia Timur
tercapai, maka negara-negara yang serumpun dan bertetangga yang sekarang
mempunyai hubungan yang tidak harmonis karena saling curiga dan tidak
percaya; akan saling rukun dan saling melindungi serta tidak akan terpecah belah.
Hal ini akan menjadi sebuah konsep fundamental yang kuat untuk stabilitas dan
keamanan kawasan.
.
Demikianlah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini. Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia ilmu pendidikan apabila
terdapat penelitian-penelitian lain yang membutuhkan data atau informasi
tambahan mengenai penerapan kebijakan luar negeri Jepang terhadap negaranegara lain di dunia.
Universitas Indonesia
Kebijakan luar negeri...., Dwi Arsita Waskitarini, Program Pascasarjana, 2009
Download