tipologi wilayah pinggiran berdasarkan perkembangan

advertisement
Oleh :
CUCU HAYATI
NRP. 3606 100 018
Dosen Pembimbing
Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2010
Latar Belakang
SOSIAL
Demografi
Urban Sprawl Terhadap
Wilayah Pinggiran
Tata Guna Lahan
(permukiman,
industri)
Fisik/ Tata Guna Lahan
URBAN
SPRAWL
FISIK
EKONOMI
Perubahan
Struktur ekonomi
(primer sekunder tersier)
1. Pertumbuhan Kegiatan
Baru (permukiman,
industri, perjas)
2. Perubahan proporsi
Sosial-Ekonomi
1. Pertumbuhan jumlah
penduduk
KOTA
DESA
2. Perubahan Struktur
Ekonomi : primer
sekundertersier
3. Peningkatan aksesibilitas
Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Latar Belakang
PROSES URBAN SPRAWL DI SURABAYA-GRESIK
Tahun 1969-1981 (URDI, 2007)
Surabaya berada
pada titik jenuh
pertumbuhan
Peluberan kegiatan
perkotaan ke daerah
pinggiran
kemampuan daya
dukung spasial
pinggiran
perkembangan permukiman pada bagianbagian kota tidaklah sama, tergantung pada
karakteristik kehidupan masyarakat, potensi
sumber daya (kesempatan kerja) yang tersedia,
kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang
terutama berkaitan dengan transportasi dan
komunikasi (Koestoer, 2001).
Perubahan Fisiko Spasial
dari kedesaan menjadi
kekotaan
Perubahan proporsi lahan non pertanian
semakin meningkat dibanding pertanian
Perubahan pola bermukim penduduk
Perubahan struktur
ekonomi
Transfer tenaga kerja dari sektor primer ke
sekunder atau dari sektor sekunder ke tersier
perubahan kegiatan ekonomi dari sektor primer
ke sekunder atau dari sektor sekunder ke tersier
Tumbuh kegiatan industri baru seiring dengan
perkembangan perumahan dengan harga
terjangkau (karyawan)
pengembangan infrastruktur regional
Sumber :
Teori : Yunus, 2005 ; Koestoer, 2001
Fakta Empiri : Dokumen FA - RTRW Kabupaten Gresik Tahun 2004-2014
Kec. Driyorejo, Kec. Menganti,
Kec. Cerme, Kec. Kebomas
Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Tambak di Kec. Cerme
Tipe Perumahan di Kec. Cerme
 Urban sprawl Surabaya ke arah pinggiran Gresik mengindikasikan adanya
perubahan elemen-elemen permukiman di pinggiran dengan diikuti
perubahan struktur ekonomi.
 Tingkat pengaruh perubahan tersebut memberi dampak yang berbeda bagi
tiap wilayah pinggiran, sehingga memberikan indikasi tingkat
kemakmuran wilayah ataupun masyarakatnya.
 Zonifokasi kawasan pinggiran belum dilakukan sehingga dirasa perlu
membedakan masing-masing wilayah pinggiran/kecamatan ditinjau dari
aspek permukiman dan aspek struktur ekonomi yang sesuai
(tipologi).
Rumusan Masalah :
Bagaimanakah penentuan tipologi wilayah pinggiran Gresik-Surabaya ditinjau dari
aspek permukiman dan aspek struktur ekonomi.
Tujuan penelitian :
menyusun tipologi wilayah pinggiran Gresik-Surabaya.
Utilitas air Bersih di Wil. Penelitian
Kondisi Jalan di Wil. PEnelitian
Sasaran Penelitian :
 Perumusan Kriteria Penentu Tipologi Wilayah Pinggiran Gresik-Surabaya.
 Penentuan Tipologi Wilayah Pinggiran Gresik-Surabaya.
Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Ruang Lingkup
Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Tinjauan Teori
Dirjen Penataan Ruang (2006) mengelompokkan kawasan pinggiran
dalam tiga kategori atau tipologi :
Tipologi
Predominantly Urban
Penyederhanaan Karakteritik
1. Perumahan berkepadatan tinggi
2.Lahan untuk perdagangan dan jasa
3. Industri ringan/manufaktur
4. Kegiatannya lebih berciri urban
5. Akses ke kota inti relatif baik
Semi Urban
1. Perumahan hunian berkepadatan
sedang
2. Guna lahan campuran antara rural
dan urban
3. Sebagian besar penggunaan lahan
masih berupa pertanian dan ladang
4. Industri berorientasi tenaga kerja
5. Akses ke kota inti terbatas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
Variabel Input Penelitian
Kepadatan rumah
Proporsi lahan permukiman
Kepadatan penduduk
Proporsi lahan perdagangan dan jasa
Proporsi lahan industri
Struktur ekonomi penduduk (di sektor
primer, sekunder dan tersier)
Aksesibilitas
Proporsi luas lahan untuk jalan
Kepadatan rumah
Proporsi lahan permukiman
Kepadatan penduduk
Proporsi lahan industri
5. Proporsi lahan pertanian
6. Struktur ekonomi penduduk (di sektor
primer, sekunder dan tersier)
7. Aksesibilitas
Proporsidi luas
lahanDirjen
untuk
jalan Ruang 2006
Sumber :8.
Metropolitan
Indonesia,
Penataan
Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Dirjen Penataan Ruang (2006) mengelompokkan kawasan pinggiran
dalam tiga kategori atau tipologi :
Tipologi
Potential Urban
Penyederhanaan Karakteritik
1. Ciri utamanya masih berkarakteristik
rural
2. Kepadatan masih rendah, kegiatan
cenderung ke pertanian dan
perkebunan serta masih banyak lahan
belum terbangun
3. Tidak berbatasan langsung dengan
kota inti
4. Tersedia aksesibilitas berupa jaringan
jalan atau kereta api melalui kawasan
5. Akses ke kota ini terbatas, hampir
tidak ada
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
Variabel Input Penelitian
Struktur ekonomi penduduk
(di sektor primer, sekunder
dan tersier)
Proporsi lahan industri
Proporsi lahan pertanian
Kepadatan rumah
Proporsi lahan lahan
permukiman
Kepadatan penduduk
Aksesibilitas
Proporsi luas lahan untuk
jalan
Sintesa Kajian Pustaka
No.
1.
2.
3.
Sumber
Freeman (1974)
Indikator yang diperoleh dari Teori
1.
proporsi fasilitas permukiman
2.
proporsi fasilitas perniagaan
3.
proporsi industry
4.
pergerakan manusia
Dirjen Penataan Ruang
1.
kepadatan penduduk
(2006)
2.
proporsi jumlah rumah terhadap lahan
perumahan
3.
proporsi lahan perumahan terhadap luas
wilayah
4.
proporsi lahan perdagangan dan jasa
terhadap luas wilayah
5.
proporsi lahan industri terhadap luas
wilayah
6.
proporsi luas lahan untuk jalan terhadap luas
wilayah
7.
proporsi lahan pertanian terhadap luas
wilayah.
Grigg, 2000 dalam Pritiwati, Infrastruktur perkotaan:
2009
1.
Jaringan air bersih
2.
Jaringan listrik
3.
Jaringan drainase
4.
Jaringan jalan
5.
Instalasi pengolahan air limbah
6.
Sarana persampahan
7.
Jangkauan pelayanan Pusat Pertokoan
Lingkungan/ Pasar Lingkungan
Variabel yang digunakan dalam Penelitian
1.
Penggunaan lahan :
a.
b.
c.
d.
e.
Proporsi lahan industri
Proporsi lahan permukiman
Proporsi lahan perdagangan dan jasa
Proporsi lahan pertanian
Proporsi luas lahan untuk jalan
2.
3.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan Rumah
4.
Pelayanan Infrastruktur perkotaan :
a. Pelayanan air bersih (PDAM)
b. Pelayanan listrik (PLN)
c. Pelayanan Pusat Pertokoan
Lingkungan/ Pasar Lingkungan
Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Tinjauan Teori
Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Tinjauan Teori
No.
4.
5.
6.
Sumber
Bahr dalam Koestoer, 2001
1.
2.
John Friedman dalam Yunus 1.
(2008),
2.
Robinson Tarigan (2005)
3.
Paul Baran dalam Kuncoro 4.
(2000)
5.
Clark dalam Nasoetion
1.
(1991)
2.
7.
Kuznets dalam Chenery
(1979)
1.
2.
3.
8.
Adisasmita (2006)
1.
2.
3.
4.
5.
Sintesa Kajian Pustaka
Indikator yang diperoleh dari Teori
Variabel yang digunakan dalam Penelitian
kesempatan kerja
5.
Struktur Ekonomi Penduduk :
aksesibilitas terhadap fasilitas
a. Tenaga kerja sektor primer
kegiatan ekonomi wilayah
b. Tenaga kerja sektor sekunder
pendapatan per kapita
c. Tenaga kerja sektor tersier
mata pencaharian penduduk
6.
Aksesibilitas, berdasarkan mutu jalan :
infrastruktur
a. Kondisi jalan aspal
aksesibilitas
b. Kondisi jalan coor/ paving
c. Kondisi jalan tanah
peningkatan produktivitas tenaga kerja di
setiap sektor.
7.
Aksesibilitas, berdasarkan kelas jalan :
a. Akses jmenuju jalan arteri
transfer tenaga kerja dari sektor yang
b. Akses menuju jalan kolektor
produktivitas tenaga kerjanya rendah ke
c. Akses menuju jalan lokal
sektor yang produktivitas tenaga kerjanya
lebih tinggi.
Permintaan agregat
Perdagangan luar negeri(ekspor dan impor)
Penawaran agregat (produksi dan
penggunaan faktor-faktor produksi, seperti
tenaga kerja dan modal)
Pendapatan Per Kapita (PDRB)
Ketimpangan Pendapatan
Perubahan Struktur Perekonomian
Pertumbuhan Kesempatan Kerja
Tingkat Ketersediaan dan Penyebaran
“Kemudahan”
Sintesa Studi/ Penelitian Tentang Perubahan Struktur Ekonomi Kota
No.
1.
2.
Sumber
Nadjib
(2001)
Koestoer
(2001)
Indikator/ Variabel
1. Aksesibilitas
2. Pertumbuhan
proporsi
perumahan
1. penyebaran
sektor-sektor
ekonomi kota
2. persebaran
penduduk.
Hasil Kajian
Studi ini memberikan gambaran
perubahan spasial ekonomi kota diikuti
perubahan proporsi rumah dan tingkat
aksesibilitas terhadap sarana prasarana.
Studi ini memberi gambaran dinamika
perkembangan spasial wilayah perkotaan
berdasarkan penyebaran permukiman
(ditandai dengan pola penyebaran
penduduk) dan pembangunan ekonomi
kota (ditandai dengan penyebaran sektorsektor ekonomi kota).
Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Studi/penelitian terkait
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme.
Dalam penelitian ini, pendekatan rasionalisme digunakan dalam menyusun kerangka
konseptualisasi teoritik dan dalam pemaknaan hasil penelitian
(Muhadjir,1990 dalam Pristiwati, 2009).
Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018
Tahapan Analisis Data
No.
1.
Sasaran
Tahapan Analisis
Perumusan kriteria 1.
dalam Penentuan
Tipologi Wilayah
Penelitian
2.
3.
2.
Penentuan Tipologi 1.
Wilayah Penelitian
2.
Metode/ Teknik
Analisis
Analisis Stakeholder
Penentuan stakeholder penentu kriteria dan tipologi.
Output : pakar atau ahli yang memiliki peran penting dalam
penentuan tipologi.
Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian
Analisis Delphi
untuk menentukan kriteira penentu tipologi wilayah penelitian.
Output : kriteria penentu tipologi wilayah penelitian.
Perumusan indikator penentu tipologi wilayah pinggiran
1. Analisis Data
berdasarkan perkembangan permukiman dan perubahan
Kuartil.
struktur ekonomi di wilayah penelitian
2. Perumusan
Output : indikator penentu tipologi wilayah penelitian.
berdasarkan SPM
Dirjen PU.
Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu Analisis AHP
tipologi wilayah penelitian dengan menggunakan metode
analisis AHP.
Output : nilai/ bobot kriteria penentu tipologi wilayah
penelitian.
Pengklasifikasian atau penentuan tipologi wilayah pinggiran ArcGIS 9.3
menjadi 3 tipologi (Predominantly Urban, Semi Urban,
Potential Urban). Analisis pada tahun 2004, 2006 dan 2008.
Output :
a. Wilayah penelitian yang berada pada 3 kategori
Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban .
b. Pola tipologi wilayah penelitian dari tahun 2004-2008
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian
a. Penentuan stakeholder penentu kriteria dan tipologi.
Pentingnya Aktivitas Stakeholders yang mempengaruhi penentuan TIPOLOGI WILAYAH PINGGIRAN BERDASARKAN
PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI DAERAH PINGGIRAN GRESIKSURABAYA
0
1
2
3
4
5
0
1
2
3
Pengaruh
Stakeholders
terhadap penentuan
TIPOLOGI
WILAYAH
4
PINGGIRAN
BERDASARKAN
PERKEMBANGAN
5
PERMUKIMAN
DAN PERUBAHAN
STRUKTUR
EKONOMI DI
DAERAH
PINGGIRAN
GRESIKSURABAYA
 Tokoh
masyarakat


 Dinas Tenaga
Kerja,
 Dinas
Pertanian
Badan Penanaman Modal dan 
Perizinan

Dinas Perhubungan









PDAM
PLN
Bappeda
Dinas PU Cipta Karya
BPN
Kepala Kecamatan Kebomas
Kepala Kecamatan Menganti
Kepala Kecamatan Cerme
Kepala Kecamatan Driyorejo
Akademisi Bidang Ekonomi
Pembangunan
Akademisi Bidang Permukiman
1. Penggunaan Lahan :
•
Proporsi lahan permukiman
•
Proporsi lahan industri
•
Proporsi lahan perdagangan dan
jasa
•
Proporsi lahan pertanian
•
Proporsi luas lahan untuk jalan
2. Pelayanan Infrastruktur Perkotaan:
•
Pelayanan air bersih (PDAM)
•
Pelayanan listrik (PLN)
•
Pelayanan Pusat Pertokoan
Lingkungan/ Pasar Lingkungan
3. Struktur Ekonomi Penduduk :
•
Jumlah tenaga kerja pada sektor
primer
•
Jumlah tenaga kerja pada sektor
sekunder
•
Jumlah tenaga kerja pada sektor
Bidang
Ekonomi
Pembanguna
Akademisi
Bidang
Permukiman
Staf
Perencanaan
Program
Dinas PU
Kab.
Gresik
Akademisi
Sub Variabel/ Variabel
Kasubsi
Penatagunaa
n Tanah &
Kawasan
Tertentu
(BPN)
Kasi
Ekobang
Camat Kec.
Menganti
Camat Kec.
Cerme
Kasi Trantib
Kec.
Driyorejo
No.
Staf Bappeda
Kab. Gresik
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian
b. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria
penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran I)
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
TS
S
TS
S
S
S
TS
S
TS
S
S
S
S
S
S
S
TS
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
Kasubsi
Penatagunaan
Tanah &
Kawasan
Tertentu (BPN)
Kasi Ekobang
Kec. Kebomas
Camat Kec.
Menganti
Camat Kec.
Cerme
Kasi Trantib
Kec. Driyorejo
•
Proporsi jalan aspal
S
S
S
S
S
S
S
S
S
•
Proporsi jalan coor/ paving
S
S
S
S
S
S
S
S
S
•
Proporsi jalan tanah
S
S
S
S
S
S
S
S
S
No.
Sub Variabel/ Variabel
Staf
Perencanaan
Program
Dinas PU Kab.
Gresik
Akademisi
Bidang
Ekonomi
Pembangunan
Akademisi
Bidang
Permukiman
Staf Bappeda
Kab. Gresik
1. Analisis Perumusan Kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian
b. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria
penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran I)
4. Aksesibilitas berdasarkan mutu
jalan :
5. Aksesibilitas berdasarkan kelas
jalan :
•
Akses menuju jalan arteri
S
S
S
S
S
S
S
S
S
•
Akses menuju jalan kolektor
S
S
S
S
S
S
S
S
S
•
Akses menuju jalan lokal
S
S
S
S
S
S
S
S
S
6. Kepadatan wilayah :
•
Kepadatan Rumah
S
S
S
S
S
S
S
S
S
•
Kepadatan Penduduk
S
S
S
S
S
S
S
S
S
Kasi Trantib
Kec. Driyorejo
Staf
Perencanaan
Program
Dinas PU Kab.
Gresik
Akademisi
Bidang
Ekonomi
Pembangunan
Akademisi
Bidang
Permukiman
Sekolah
Camat Kec.
Cerme

Camat Kec.
Menganti
2.
Penggunaan
Lahan :

Proporsi luas
lahan untuk
jalan
Pelayanan
Infrastruktur
Perkotaan:

Kesehatan
Kasi Ekobang
Kec. Kebomas
1.
Kasubsi
Penatagunaan
Tanah &
Kawasan
Tertentu (BPN)
Sub Variabel/
Variabel
No.
Staf Bappeda
Kab. Gresik
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Pinggiran Berdasarkan
Perkembangan Permukiman dan Perubahan Struktur Ekonomi Wilayah
c. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria
penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran II)
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TS
TS
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian
d. SimpulanKriteria
 Analisis Putaran I :
 Analisis Putaran II :




terdapat perbedaan pendapat/
belum terjadi konsensus dalam
merumuskan Kriteria yaitu sub
variabel Proporsi luas lahan untuk
jalan
sub variabel baru yaitu fasilitas
umum bidang kesehatan dan
sekolah yang dijadikan bahan
eksplorasi di wawancara II.
sub variabel yang akan dieksplorasi
pada wawancara II adalah sebagai
berikut :
 Pada variabel Penggunaan Lahan,
yaitu sub variabel Proporsi Luas
Lahan Untuk Jalan
 Pada variabel Pelayanan
Infrastruktur Perkotaan, yaitu sub
variabel Fasilitas Umum
Kesehatan dan Sekolah


Proporsi luas lahan untuk jalan,
dimana sub variabel ini tidak dapat
dijadikan kriteria penentu tipologi
pada penelitian ini.
Kesehatan (Puskesmas), dimana sub
variabel ini dapat dijadikan kriteria
penentu tipologi pada penelitian ini.
Sekolah (SMA), dimana sub variabel
ini dapat dijadikan kriteria penentu
tipologi pada penelitian ini.
Sumber : Analisis, 2010
e.
Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian
1.
Penggunaan Lahan :
a.
Proporsi lahan
permukiman
b.
Proporsi lahan
industri
c.
Proporsi lahan
perdagangan dan jasa
d.
Proporsi lahan
pertanian
Pelayanan Infrastruktur
Perkotaan:
a.
Pelayanan air bersih
(PDAM)
b. Pelayanan listrik
(PLN)
c.
Pelayanan Pusat
Pertokoan
Lingkungan/ Pasar
Lingkungan
d.
Puskesmas
e.
SMA
2.
≥ 62.76% lahan adalah
permukiman
≥ 0.0301 % adalah lahan
industri
≥12.65% lahan adalah
perdagangan & jasa
≤ 7.87% lahan adalah
pertanian
Potensial Urban
Sub Variabel/ Variabel
Semi Urban
No.
Predominantly
Urban
Tipologi
16.25%-62.75% lahan
adalah permukiman
0.03% – 0.001% adalah
lahan industri
3.1 21% - 12.64% lahan
adalah perdagangan & jasa
74.89% - 7.88% lahan
adalah pertanian
≤ 16.24% lahan adalah permukiman
0 % adalah lahan industri
≤ 3.12 % lahan adalah perdagangan &
jasa
≥ 74.90% lahan adalah pertanian
RT ≥ 55%
PELAYANAN OPTIMAL
RT ≥ 100%
PELAYANAN OPTIMAL
Dalam radius 2000 meter
RT ≤55%
PELAYANAN RENDAH
0%≤ RT ≤ 99%
PELAYANAN RENDAH
Radius 2000 – 4000 meter
RT =0
TIDAK TERLAYANI
RT = 0
TIDAK TERLAYANI
≥ 4000 meter
Dalam radius 1500 meter
Dalam radius 1500 meter
Radius 1500-3000 meter
Radius 1500-3000 meter
≥ 3000 meter
≥ 3000 meter
e.
Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian
3.
Struktur Ekonomi
Penduduk :
a.
Jumlah tenaga kerja
pada sektor primer
b.
Jumlah tenaga kerja
pada sektor sekunder
c.
Jumlah tenaga kerja
pada sektor tersier
Aksesibilitas berdasarkan
mutu jalan :
a.
Akses menuju jalan
aspal
b.
Akses menuju jalan
coor/ paving
c.
Akses menuju jalan
tanah
4.
Potensial Urban
Sub Variabel/ Variabel
Semi Urban
No.
Predominantly
Urban
Tipologi
≤ 2.46% penduduk
bekerja di sektor primer
≥ 27.50% penduduk
bekerja di sektor sekunder
≥ 86.03 % penduduk
bekerja di sektor tersier
13.69-2.47% penduduk
bekerja di sektor primer
4.92% - 27.49% penduduk
bekerja di sektor sekunder
64.15%-86.02% penduduk
bekerja di sektor teriser
≥ 13.70% penduduk bekerja di sektor
primer
≤ 4.901% penduduk bekerja di sektor
sekunder
≤64.14% penduduk bekerja di sektor
tersier
Dalam radius 1500 meter
Radius 1500-3000 meter
≥ 3000 meter
Dalam radius 1500 meter
Radius 1500-3000 meter
≥ 3000 meter
Dalam radius 1500 meter
Radius 1500-3000 meter
≥ 3000 meter
Sumber : Hasil Analisis Data Kuartil dgn SPSS 16.0, 2010
Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian
e.
5.
Aksesibilitas berdasarkan
kelas jalan :
a.
Akses menuju jalan
arteri
b.
Akses menuju jalan
kolektor
c.
Akses menuju jalan
lokal
Kepadatan wilayah :
a.
Kepadatan Rumah
6.
b.
Potensial Urban
Sub Variabel/ Variabel
Semi Urban
No.
Predominantly
Urban
Tipologi
Dalam radius 1500 meter
Radius 1500-3000 meter
≥ 3000 meter
Dalam radius 1500 meter
Radius 1500-3000 meter
≥ 3000 meter
Dalam radius 1500 meter
Radius 1500-3000 meter
≥ 3000 meter
Kepadatan tinggi, dimana
terdapat ≥ 200 rumah per
1 Ha lahan.
Kepadatan Penduduk Kepadatan tinggi dimana
suatu wilayah hanya
mampu memenuhi
kebutuhan ruang tiap jiwa
penduduk maksimal 10
m2 per jiwa.
Kepadatan sedang dimana
terdapat 199 – 142 rumah
per 1 Ha lahan.
Kepadatan sedang dimana
suatu wilayah mampu
memenuhi kebutuhan
ruang tiap jiwa penduduk
antara 11 m2 – 50 m2 per
jiwa.
Sumber : Hasil Analisis Data Kuartil dgn SPSS 16.0, 2010
Kepadatan rendah dimana terdapat ≤
142 rumah per 1 Ha lahan.
Kepadatan rendah dimana dimana
suatu wilayah mampu memenuhi
kebutuhan ruang tiap jiwa penduduk ≥
50 m2 per jiwa
2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian
a. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu tipologi wilayah penelitian
dengan menggunakan metode analisis AHP dgn Expert Choice 11.
2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian
a. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu tipologi wilayah penelitian
dengan menggunakan metode analisis AHP dgn Expert Choice 11.
2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian
b. Pengklasifikasian atau penentuan tipologi wilayah pinggiran menjadi 3 tipologi
(Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban). Analisis pada tahun 2004, 2006
dan 2008.
Tahapan Analisis dengan ArcGIS 9.3
Input Data : Input Data –Convert to Raster –Reclassify Variabel
AHP
Tahapan operasional
Weighted Sum:
1. Add rasters —
memasukkan data
yang akan di overlay
2. Select field —
pemilihan field input
yang akan di overlay
3. Assign weights for
input rasters —
pemberian bobot
pada data input.
4. Run the Weighted
Sum tool — evaluasi
untuk mendapatkan
output overlay
2004
2006
2008
Tipologi
Tahun perkembangan
Wilayah
2004
2006
2008
Predomin Desa X,
antly
Urban
Semi
Urban
Potential
Desa X
Desa X
Urban
Penentuan Tipologi Wilayah
1.
Tipologi Berdasarkan Penggunaan Lahan
Input Data : Input Data –Convert to Raster –Reclassify Variabel
Formulasi Tipologi “Variabel Penggunaan
Lahan” = [(0.151*permukiman) + (0.464*industri)+
(0.322*pergadangan&jasa)+ (0.064pertanian)]
Download