Oleh : CUCU HAYATI NRP. 3606 100 018 Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 Latar Belakang SOSIAL Demografi Urban Sprawl Terhadap Wilayah Pinggiran Tata Guna Lahan (permukiman, industri) Fisik/ Tata Guna Lahan URBAN SPRAWL FISIK EKONOMI Perubahan Struktur ekonomi (primer sekunder tersier) 1. Pertumbuhan Kegiatan Baru (permukiman, industri, perjas) 2. Perubahan proporsi Sosial-Ekonomi 1. Pertumbuhan jumlah penduduk KOTA DESA 2. Perubahan Struktur Ekonomi : primer sekundertersier 3. Peningkatan aksesibilitas Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018 Latar Belakang PROSES URBAN SPRAWL DI SURABAYA-GRESIK Tahun 1969-1981 (URDI, 2007) Surabaya berada pada titik jenuh pertumbuhan Peluberan kegiatan perkotaan ke daerah pinggiran kemampuan daya dukung spasial pinggiran perkembangan permukiman pada bagianbagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan masyarakat, potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi dan komunikasi (Koestoer, 2001). Perubahan Fisiko Spasial dari kedesaan menjadi kekotaan Perubahan proporsi lahan non pertanian semakin meningkat dibanding pertanian Perubahan pola bermukim penduduk Perubahan struktur ekonomi Transfer tenaga kerja dari sektor primer ke sekunder atau dari sektor sekunder ke tersier perubahan kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sekunder atau dari sektor sekunder ke tersier Tumbuh kegiatan industri baru seiring dengan perkembangan perumahan dengan harga terjangkau (karyawan) pengembangan infrastruktur regional Sumber : Teori : Yunus, 2005 ; Koestoer, 2001 Fakta Empiri : Dokumen FA - RTRW Kabupaten Gresik Tahun 2004-2014 Kec. Driyorejo, Kec. Menganti, Kec. Cerme, Kec. Kebomas Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018 Tambak di Kec. Cerme Tipe Perumahan di Kec. Cerme Urban sprawl Surabaya ke arah pinggiran Gresik mengindikasikan adanya perubahan elemen-elemen permukiman di pinggiran dengan diikuti perubahan struktur ekonomi. Tingkat pengaruh perubahan tersebut memberi dampak yang berbeda bagi tiap wilayah pinggiran, sehingga memberikan indikasi tingkat kemakmuran wilayah ataupun masyarakatnya. Zonifokasi kawasan pinggiran belum dilakukan sehingga dirasa perlu membedakan masing-masing wilayah pinggiran/kecamatan ditinjau dari aspek permukiman dan aspek struktur ekonomi yang sesuai (tipologi). Rumusan Masalah : Bagaimanakah penentuan tipologi wilayah pinggiran Gresik-Surabaya ditinjau dari aspek permukiman dan aspek struktur ekonomi. Tujuan penelitian : menyusun tipologi wilayah pinggiran Gresik-Surabaya. Utilitas air Bersih di Wil. Penelitian Kondisi Jalan di Wil. PEnelitian Sasaran Penelitian : Perumusan Kriteria Penentu Tipologi Wilayah Pinggiran Gresik-Surabaya. Penentuan Tipologi Wilayah Pinggiran Gresik-Surabaya. Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018 Ruang Lingkup Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018 Tinjauan Teori Dirjen Penataan Ruang (2006) mengelompokkan kawasan pinggiran dalam tiga kategori atau tipologi : Tipologi Predominantly Urban Penyederhanaan Karakteritik 1. Perumahan berkepadatan tinggi 2.Lahan untuk perdagangan dan jasa 3. Industri ringan/manufaktur 4. Kegiatannya lebih berciri urban 5. Akses ke kota inti relatif baik Semi Urban 1. Perumahan hunian berkepadatan sedang 2. Guna lahan campuran antara rural dan urban 3. Sebagian besar penggunaan lahan masih berupa pertanian dan ladang 4. Industri berorientasi tenaga kerja 5. Akses ke kota inti terbatas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 1. 2. 3. 4. Variabel Input Penelitian Kepadatan rumah Proporsi lahan permukiman Kepadatan penduduk Proporsi lahan perdagangan dan jasa Proporsi lahan industri Struktur ekonomi penduduk (di sektor primer, sekunder dan tersier) Aksesibilitas Proporsi luas lahan untuk jalan Kepadatan rumah Proporsi lahan permukiman Kepadatan penduduk Proporsi lahan industri 5. Proporsi lahan pertanian 6. Struktur ekonomi penduduk (di sektor primer, sekunder dan tersier) 7. Aksesibilitas Proporsidi luas lahanDirjen untuk jalan Ruang 2006 Sumber :8. Metropolitan Indonesia, Penataan Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018 Dirjen Penataan Ruang (2006) mengelompokkan kawasan pinggiran dalam tiga kategori atau tipologi : Tipologi Potential Urban Penyederhanaan Karakteritik 1. Ciri utamanya masih berkarakteristik rural 2. Kepadatan masih rendah, kegiatan cenderung ke pertanian dan perkebunan serta masih banyak lahan belum terbangun 3. Tidak berbatasan langsung dengan kota inti 4. Tersedia aksesibilitas berupa jaringan jalan atau kereta api melalui kawasan 5. Akses ke kota ini terbatas, hampir tidak ada 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. Variabel Input Penelitian Struktur ekonomi penduduk (di sektor primer, sekunder dan tersier) Proporsi lahan industri Proporsi lahan pertanian Kepadatan rumah Proporsi lahan lahan permukiman Kepadatan penduduk Aksesibilitas Proporsi luas lahan untuk jalan Sintesa Kajian Pustaka No. 1. 2. 3. Sumber Freeman (1974) Indikator yang diperoleh dari Teori 1. proporsi fasilitas permukiman 2. proporsi fasilitas perniagaan 3. proporsi industry 4. pergerakan manusia Dirjen Penataan Ruang 1. kepadatan penduduk (2006) 2. proporsi jumlah rumah terhadap lahan perumahan 3. proporsi lahan perumahan terhadap luas wilayah 4. proporsi lahan perdagangan dan jasa terhadap luas wilayah 5. proporsi lahan industri terhadap luas wilayah 6. proporsi luas lahan untuk jalan terhadap luas wilayah 7. proporsi lahan pertanian terhadap luas wilayah. Grigg, 2000 dalam Pritiwati, Infrastruktur perkotaan: 2009 1. Jaringan air bersih 2. Jaringan listrik 3. Jaringan drainase 4. Jaringan jalan 5. Instalasi pengolahan air limbah 6. Sarana persampahan 7. Jangkauan pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan Variabel yang digunakan dalam Penelitian 1. Penggunaan lahan : a. b. c. d. e. Proporsi lahan industri Proporsi lahan permukiman Proporsi lahan perdagangan dan jasa Proporsi lahan pertanian Proporsi luas lahan untuk jalan 2. 3. Kepadatan Penduduk Kepadatan Rumah 4. Pelayanan Infrastruktur perkotaan : a. Pelayanan air bersih (PDAM) b. Pelayanan listrik (PLN) c. Pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Tinjauan Teori Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018 Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Tinjauan Teori No. 4. 5. 6. Sumber Bahr dalam Koestoer, 2001 1. 2. John Friedman dalam Yunus 1. (2008), 2. Robinson Tarigan (2005) 3. Paul Baran dalam Kuncoro 4. (2000) 5. Clark dalam Nasoetion 1. (1991) 2. 7. Kuznets dalam Chenery (1979) 1. 2. 3. 8. Adisasmita (2006) 1. 2. 3. 4. 5. Sintesa Kajian Pustaka Indikator yang diperoleh dari Teori Variabel yang digunakan dalam Penelitian kesempatan kerja 5. Struktur Ekonomi Penduduk : aksesibilitas terhadap fasilitas a. Tenaga kerja sektor primer kegiatan ekonomi wilayah b. Tenaga kerja sektor sekunder pendapatan per kapita c. Tenaga kerja sektor tersier mata pencaharian penduduk 6. Aksesibilitas, berdasarkan mutu jalan : infrastruktur a. Kondisi jalan aspal aksesibilitas b. Kondisi jalan coor/ paving c. Kondisi jalan tanah peningkatan produktivitas tenaga kerja di setiap sektor. 7. Aksesibilitas, berdasarkan kelas jalan : a. Akses jmenuju jalan arteri transfer tenaga kerja dari sektor yang b. Akses menuju jalan kolektor produktivitas tenaga kerjanya rendah ke c. Akses menuju jalan lokal sektor yang produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi. Permintaan agregat Perdagangan luar negeri(ekspor dan impor) Penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) Pendapatan Per Kapita (PDRB) Ketimpangan Pendapatan Perubahan Struktur Perekonomian Pertumbuhan Kesempatan Kerja Tingkat Ketersediaan dan Penyebaran “Kemudahan” Sintesa Studi/ Penelitian Tentang Perubahan Struktur Ekonomi Kota No. 1. 2. Sumber Nadjib (2001) Koestoer (2001) Indikator/ Variabel 1. Aksesibilitas 2. Pertumbuhan proporsi perumahan 1. penyebaran sektor-sektor ekonomi kota 2. persebaran penduduk. Hasil Kajian Studi ini memberikan gambaran perubahan spasial ekonomi kota diikuti perubahan proporsi rumah dan tingkat aksesibilitas terhadap sarana prasarana. Studi ini memberi gambaran dinamika perkembangan spasial wilayah perkotaan berdasarkan penyebaran permukiman (ditandai dengan pola penyebaran penduduk) dan pembangunan ekonomi kota (ditandai dengan penyebaran sektorsektor ekonomi kota). Sumber : Hasil Analisis Penulis Dari Studi/penelitian terkait Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme. Dalam penelitian ini, pendekatan rasionalisme digunakan dalam menyusun kerangka konseptualisasi teoritik dan dalam pemaknaan hasil penelitian (Muhadjir,1990 dalam Pristiwati, 2009). Tugas Akhir PW09-1333 * Cucu Hayati 3606100018 Tahapan Analisis Data No. 1. Sasaran Tahapan Analisis Perumusan kriteria 1. dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian 2. 3. 2. Penentuan Tipologi 1. Wilayah Penelitian 2. Metode/ Teknik Analisis Analisis Stakeholder Penentuan stakeholder penentu kriteria dan tipologi. Output : pakar atau ahli yang memiliki peran penting dalam penentuan tipologi. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian Analisis Delphi untuk menentukan kriteira penentu tipologi wilayah penelitian. Output : kriteria penentu tipologi wilayah penelitian. Perumusan indikator penentu tipologi wilayah pinggiran 1. Analisis Data berdasarkan perkembangan permukiman dan perubahan Kuartil. struktur ekonomi di wilayah penelitian 2. Perumusan Output : indikator penentu tipologi wilayah penelitian. berdasarkan SPM Dirjen PU. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu Analisis AHP tipologi wilayah penelitian dengan menggunakan metode analisis AHP. Output : nilai/ bobot kriteria penentu tipologi wilayah penelitian. Pengklasifikasian atau penentuan tipologi wilayah pinggiran ArcGIS 9.3 menjadi 3 tipologi (Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban). Analisis pada tahun 2004, 2006 dan 2008. Output : a. Wilayah penelitian yang berada pada 3 kategori Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban . b. Pola tipologi wilayah penelitian dari tahun 2004-2008 1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian a. Penentuan stakeholder penentu kriteria dan tipologi. Pentingnya Aktivitas Stakeholders yang mempengaruhi penentuan TIPOLOGI WILAYAH PINGGIRAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI DAERAH PINGGIRAN GRESIKSURABAYA 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 Pengaruh Stakeholders terhadap penentuan TIPOLOGI WILAYAH 4 PINGGIRAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN 5 PERMUKIMAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI DAERAH PINGGIRAN GRESIKSURABAYA Tokoh masyarakat Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pertanian Badan Penanaman Modal dan Perizinan Dinas Perhubungan PDAM PLN Bappeda Dinas PU Cipta Karya BPN Kepala Kecamatan Kebomas Kepala Kecamatan Menganti Kepala Kecamatan Cerme Kepala Kecamatan Driyorejo Akademisi Bidang Ekonomi Pembangunan Akademisi Bidang Permukiman 1. Penggunaan Lahan : • Proporsi lahan permukiman • Proporsi lahan industri • Proporsi lahan perdagangan dan jasa • Proporsi lahan pertanian • Proporsi luas lahan untuk jalan 2. Pelayanan Infrastruktur Perkotaan: • Pelayanan air bersih (PDAM) • Pelayanan listrik (PLN) • Pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan 3. Struktur Ekonomi Penduduk : • Jumlah tenaga kerja pada sektor primer • Jumlah tenaga kerja pada sektor sekunder • Jumlah tenaga kerja pada sektor Bidang Ekonomi Pembanguna Akademisi Bidang Permukiman Staf Perencanaan Program Dinas PU Kab. Gresik Akademisi Sub Variabel/ Variabel Kasubsi Penatagunaa n Tanah & Kawasan Tertentu (BPN) Kasi Ekobang Camat Kec. Menganti Camat Kec. Cerme Kasi Trantib Kec. Driyorejo No. Staf Bappeda Kab. Gresik 1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian b. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran I) S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S TS S TS S S S TS S TS S S S S S S S TS S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Kasubsi Penatagunaan Tanah & Kawasan Tertentu (BPN) Kasi Ekobang Kec. Kebomas Camat Kec. Menganti Camat Kec. Cerme Kasi Trantib Kec. Driyorejo • Proporsi jalan aspal S S S S S S S S S • Proporsi jalan coor/ paving S S S S S S S S S • Proporsi jalan tanah S S S S S S S S S No. Sub Variabel/ Variabel Staf Perencanaan Program Dinas PU Kab. Gresik Akademisi Bidang Ekonomi Pembangunan Akademisi Bidang Permukiman Staf Bappeda Kab. Gresik 1. Analisis Perumusan Kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian b. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran I) 4. Aksesibilitas berdasarkan mutu jalan : 5. Aksesibilitas berdasarkan kelas jalan : • Akses menuju jalan arteri S S S S S S S S S • Akses menuju jalan kolektor S S S S S S S S S • Akses menuju jalan lokal S S S S S S S S S 6. Kepadatan wilayah : • Kepadatan Rumah S S S S S S S S S • Kepadatan Penduduk S S S S S S S S S Kasi Trantib Kec. Driyorejo Staf Perencanaan Program Dinas PU Kab. Gresik Akademisi Bidang Ekonomi Pembangunan Akademisi Bidang Permukiman Sekolah Camat Kec. Cerme Camat Kec. Menganti 2. Penggunaan Lahan : Proporsi luas lahan untuk jalan Pelayanan Infrastruktur Perkotaan: Kesehatan Kasi Ekobang Kec. Kebomas 1. Kasubsi Penatagunaan Tanah & Kawasan Tertentu (BPN) Sub Variabel/ Variabel No. Staf Bappeda Kab. Gresik 1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Pinggiran Berdasarkan Perkembangan Permukiman dan Perubahan Struktur Ekonomi Wilayah c. Penentuan dan penilaian terhadap sub variabel penelitian untuk menentukan kriteria penentu tipologi wilayah penelitian (Hasil Wawancara Putaran II) TS TS TS TS TS TS TS TS TS S S S S S S S S S S S S S S S S S S 1. Perumusan kriteria dalam Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian d. SimpulanKriteria Analisis Putaran I : Analisis Putaran II : terdapat perbedaan pendapat/ belum terjadi konsensus dalam merumuskan Kriteria yaitu sub variabel Proporsi luas lahan untuk jalan sub variabel baru yaitu fasilitas umum bidang kesehatan dan sekolah yang dijadikan bahan eksplorasi di wawancara II. sub variabel yang akan dieksplorasi pada wawancara II adalah sebagai berikut : Pada variabel Penggunaan Lahan, yaitu sub variabel Proporsi Luas Lahan Untuk Jalan Pada variabel Pelayanan Infrastruktur Perkotaan, yaitu sub variabel Fasilitas Umum Kesehatan dan Sekolah Proporsi luas lahan untuk jalan, dimana sub variabel ini tidak dapat dijadikan kriteria penentu tipologi pada penelitian ini. Kesehatan (Puskesmas), dimana sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu tipologi pada penelitian ini. Sekolah (SMA), dimana sub variabel ini dapat dijadikan kriteria penentu tipologi pada penelitian ini. Sumber : Analisis, 2010 e. Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian 1. Penggunaan Lahan : a. Proporsi lahan permukiman b. Proporsi lahan industri c. Proporsi lahan perdagangan dan jasa d. Proporsi lahan pertanian Pelayanan Infrastruktur Perkotaan: a. Pelayanan air bersih (PDAM) b. Pelayanan listrik (PLN) c. Pelayanan Pusat Pertokoan Lingkungan/ Pasar Lingkungan d. Puskesmas e. SMA 2. ≥ 62.76% lahan adalah permukiman ≥ 0.0301 % adalah lahan industri ≥12.65% lahan adalah perdagangan & jasa ≤ 7.87% lahan adalah pertanian Potensial Urban Sub Variabel/ Variabel Semi Urban No. Predominantly Urban Tipologi 16.25%-62.75% lahan adalah permukiman 0.03% – 0.001% adalah lahan industri 3.1 21% - 12.64% lahan adalah perdagangan & jasa 74.89% - 7.88% lahan adalah pertanian ≤ 16.24% lahan adalah permukiman 0 % adalah lahan industri ≤ 3.12 % lahan adalah perdagangan & jasa ≥ 74.90% lahan adalah pertanian RT ≥ 55% PELAYANAN OPTIMAL RT ≥ 100% PELAYANAN OPTIMAL Dalam radius 2000 meter RT ≤55% PELAYANAN RENDAH 0%≤ RT ≤ 99% PELAYANAN RENDAH Radius 2000 – 4000 meter RT =0 TIDAK TERLAYANI RT = 0 TIDAK TERLAYANI ≥ 4000 meter Dalam radius 1500 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter Radius 1500-3000 meter ≥ 3000 meter ≥ 3000 meter e. Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian 3. Struktur Ekonomi Penduduk : a. Jumlah tenaga kerja pada sektor primer b. Jumlah tenaga kerja pada sektor sekunder c. Jumlah tenaga kerja pada sektor tersier Aksesibilitas berdasarkan mutu jalan : a. Akses menuju jalan aspal b. Akses menuju jalan coor/ paving c. Akses menuju jalan tanah 4. Potensial Urban Sub Variabel/ Variabel Semi Urban No. Predominantly Urban Tipologi ≤ 2.46% penduduk bekerja di sektor primer ≥ 27.50% penduduk bekerja di sektor sekunder ≥ 86.03 % penduduk bekerja di sektor tersier 13.69-2.47% penduduk bekerja di sektor primer 4.92% - 27.49% penduduk bekerja di sektor sekunder 64.15%-86.02% penduduk bekerja di sektor teriser ≥ 13.70% penduduk bekerja di sektor primer ≤ 4.901% penduduk bekerja di sektor sekunder ≤64.14% penduduk bekerja di sektor tersier Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter ≥ 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter ≥ 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter ≥ 3000 meter Sumber : Hasil Analisis Data Kuartil dgn SPSS 16.0, 2010 Indikator Penentu Tipologi Wilayah Penelitian e. 5. Aksesibilitas berdasarkan kelas jalan : a. Akses menuju jalan arteri b. Akses menuju jalan kolektor c. Akses menuju jalan lokal Kepadatan wilayah : a. Kepadatan Rumah 6. b. Potensial Urban Sub Variabel/ Variabel Semi Urban No. Predominantly Urban Tipologi Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter ≥ 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter ≥ 3000 meter Dalam radius 1500 meter Radius 1500-3000 meter ≥ 3000 meter Kepadatan tinggi, dimana terdapat ≥ 200 rumah per 1 Ha lahan. Kepadatan Penduduk Kepadatan tinggi dimana suatu wilayah hanya mampu memenuhi kebutuhan ruang tiap jiwa penduduk maksimal 10 m2 per jiwa. Kepadatan sedang dimana terdapat 199 – 142 rumah per 1 Ha lahan. Kepadatan sedang dimana suatu wilayah mampu memenuhi kebutuhan ruang tiap jiwa penduduk antara 11 m2 – 50 m2 per jiwa. Sumber : Hasil Analisis Data Kuartil dgn SPSS 16.0, 2010 Kepadatan rendah dimana terdapat ≤ 142 rumah per 1 Ha lahan. Kepadatan rendah dimana dimana suatu wilayah mampu memenuhi kebutuhan ruang tiap jiwa penduduk ≥ 50 m2 per jiwa 2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian a. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu tipologi wilayah penelitian dengan menggunakan metode analisis AHP dgn Expert Choice 11. 2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian a. Penentuan nilai atau pemberian bobot kepada kriteira penentu tipologi wilayah penelitian dengan menggunakan metode analisis AHP dgn Expert Choice 11. 2. Analisis Penentuan Tipologi Wilayah Penelitian b. Pengklasifikasian atau penentuan tipologi wilayah pinggiran menjadi 3 tipologi (Predominantly Urban, Semi Urban, Potential Urban). Analisis pada tahun 2004, 2006 dan 2008. Tahapan Analisis dengan ArcGIS 9.3 Input Data : Input Data –Convert to Raster –Reclassify Variabel AHP Tahapan operasional Weighted Sum: 1. Add rasters — memasukkan data yang akan di overlay 2. Select field — pemilihan field input yang akan di overlay 3. Assign weights for input rasters — pemberian bobot pada data input. 4. Run the Weighted Sum tool — evaluasi untuk mendapatkan output overlay 2004 2006 2008 Tipologi Tahun perkembangan Wilayah 2004 2006 2008 Predomin Desa X, antly Urban Semi Urban Potential Desa X Desa X Urban Penentuan Tipologi Wilayah 1. Tipologi Berdasarkan Penggunaan Lahan Input Data : Input Data –Convert to Raster –Reclassify Variabel Formulasi Tipologi “Variabel Penggunaan Lahan” = [(0.151*permukiman) + (0.464*industri)+ (0.322*pergadangan&jasa)+ (0.064pertanian)]