RUANG LINGKUP PORTOFOLIO KAPITA SELEKTA KEUANGAN Disusun Oleh: KELOMPOK II Fandy Indrawan Agustina Retno Dewi Irianty Naika Permata Steven Juli Doy Winner Maulana (10206341) (10206042) (10206236) (10206665) (10206940) (11206263) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2010 1. TEORI PORTOFOLIO Harry Markowitz, William Sharpe, John Lintner, Jan Mossin dan lain-lain adalah ilmuwan yang banyak memberikan kontribusi dalam pengembangan teori portofolio modern. Teori ini berkembang sejak diketemukan cara berinvestasi yang efisien dan optimal sebagaimana di kemukakan Harry Markowittz pada tahun 1952. Berkat penemuan ini, Harry Markowitz memperoleh hadiah Nobel pada tahun 1990. Teori portofolio yang dikemukakan Markowitz dikenal dengan model Markowitz, memberikan suatu cara bagaimana berinvestasi dengan efisien dan optimal, yaitu dengan membentuk portofolio optimal. Tujuan membentuk portofolio optimal adalah untuk memenuhi prinsip dalam berinvestasi “Memperoleh imbal hasil (return) pada tingkat yang dikehendaki dengan resiko yang paling minimum”. Untuk meminimumkan resiko, perlu dilakukan diversifikasi dalam berinvestasi, yaitu membentuk portofolio atau menginvestasikan dana tidak hanya disatu asset saja melainkan kebeberapa asset. Permasalahannya adalah berapa besar proporsi dana harus diinvestasikan pada masingmasing asset agar diperoleh tingkat imbal hasil yang dikehendaki dengan resiko yang paling minimum. Harry Markowitz mengemukakan model matematik untuk menjawab permasalahan tersebut. Dua belas tahun kemudian teori portofolio model Markowitz lebih dikembangkan oleh William Sharpe dalam Journal of Finance September 1964 dalam artikelnya “Capital Asset Prices: A Theory of Market Equilibrium“, John Lintner dalam artikelnya: “The Valuation of Risk Assets and the Selection of Risky Investments in Stock Portfolios and Capital Budgets” dalam Review of Economics and Statistic, Februari 1965 dan Jan Mossin dalam artikelnya “Equilibrium in Capital Asset Market” di Econometrica, Oktober 1966. Ketiga Ilmuwan ini memberikan kontribusi dalam pengembangan teori portofolio, yang dikenal dengan Teori Keseimbangan Pasar Modal, bahwa jika seluruh investor dalam berinvestasi melakukan hal yang sama sebagaimana dikemukakan oleh Markowitz, maka asset yang diperdagangkan di pasar modal akan habis terbagi dibeli oleh investor, dan proporsi masing-masing surat berharga yang dipegang oleh investor akan identik dengan kapitalisasi pasar asset tersebut di pasar modal. Kesimpulannya, portofolio yang effisien dan optimal adalah portofolio pasar itu 2 sendiri. Dengan demikian, investor dalam berinvestasi tidak perlu membentuk portofolio efisien dan optimal sebagaimana dikemukakan Markowitz, melainkan cukup membentuk portofolio yang identik dengan portofolio pasar. Proporsi masing-masing surat berharga dalam portofolio identik dengan kapitalisasi pasar surat berharga tersebut. Naik turunnya nilai portofolio akan sebanding dengan naik-turunnya imbal hasil pasar, yaitu mengikuti naik-turunnya Index Harga Saham Gabungan. Resiko investasi yang relevan pada teori keseimbangan pasar adalah resiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi harga di pasar modal, dikenal dengan “resiko sistematik”. Resiko lain yang tidak berkaitan dengan fluktuasi harga di pasar modal akan sama dengan nol (resiko tidak sistematik). Hal ini sejalan dengan diversifikasi dalam teori keseimbangan pasar yang melibatkan seluruh surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal. Investor yang menerapkan teori ini dalam berinvestasi, menganut strategi pasif. 2. ANALISIS PORTOFOLIO 2.1 Dalil Efisien Set (Efficient Set Theorem) Seperti telah disebut sebelumnya, jumlah portofolio yang tidak terbatas dapat dibentuk dari sejumlah N sekuritas. Misalkan situasi dengan perusahaan Abi, Bian, dan Charli, dengan N=3. Investor hanya dapat membeli saham Abi, Bian dan Charli. Alternatifnya, investor dapat membeli kombinasi saham Abi dan Bian. Contoh investor dapat menempatkan 50% uangnya untuk masing-masing perusahaan, atau 25% di satu perusahaan dan 75% di perusahaan lainnya, atau 33% di satu perusahaan dan 67% di perusahaan lainnya atau berapa persen pun (antara 0 sampai 100) di satu perusahaan dan sisanya di perusahaan lain. Bahkan tanpa mempertimbangkan investasi di Charli telah terdapat kemungkinan portofolio yang tidak terbatas dapat dibeli. Apakah investor perlu menevaluasi semua portofolio tersebut? Jawaban untuk pertanyaan ini “tidak” . Kunci mengapa investor hanya perlu melihat portofolio terletak dalam dalil efisien set (efficient set theorem), yang menyatakan: 3 Investor akan memilih portofolio yang optimal dari sejumlah portofolio yang: 1. Menawarkan ekspektasi return maksimum untuk berbagai tingkat risiko. 2. Menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat ekspektasi return. Sejumlah portofolio yang memenuhi dua kondisi ini disebut efficient set atau efficient frontier. Gambar 6.1. Feasible Set dan Efficient Set P S H Fe asible Set E G P Gambar 6.1 menyajikan ilustrasi lokasi feasible set, yang juga dikenal sebagai opportunity set, dari feasible set dapat diidentifikasi efficient set. Feasible set menunjukkan semua portofolio yang dapat dibentuk dari N sekuritas yang terletak di atau dalam batas feasible set (titik yang dinotasikan G,E,S, dan H pada gambar adalah contoh portofolio yang seperti itu). 2.2 Kecekungan Efficient Set Untuk melihat mengapa efficient set cekung, perhatikan contoh dua sekuritas berikut. Sekuritas 1, PT. ABC, memiliki ekspektasi return 5% dan standar diviasi 20%. Sekuritas 2, PT.Good Year memiliki ekspektasi return 15% dan standar diviasi 40%. Lokasi mereka diidentifikasi huruf A dan G pada gambar 6.2. 4 Batas Lokasi Portofolio Sekarang misalkan semua kemungkinan portofolio yang dapat dibeli investor dengan mengkombinasikan dua sekuritas tersebut. X1 = notasi proporsi dana investor yang diinvestasikan di PT ABC dan X2 (= 1 – X1) = notasi proporsi dana investor yang diinvestasikan di PT Good Year. Meskipun banyak kemungkinan kombinasi, hanya 7 portofolio berikut yang akan dipertimbangkan: Portofolio Portofolio Portofolio Portofolio Portofolio Portofolio Portofolio 1 2 3 4 5 6 7 X1 1,00 0,83 0,87 0,50 0,33 0,17 0,00 X2 0,00 0,17 0,13 0,50 0,67 0,83 1,00 Untuk mempertimbangkan ke tujuh portofolio tersebut sebagai kemungkinan investasi, ekspektasi return ( E (rp), dan standar diviasi (δp) harus dihitung. N rp X i ri 6.1 i 1 2 X i ri i 1 = X1r1 + X2r2 = (X1. 5%) + (X2. 15%) Ekspektasi return untuk porofolio 1 dan 2, perhitungan ini adalah hal yang mudah karena investor hanya membeli saham dari satu perusahaan. Jadi ekspektasi return untuk portofolio 2,3,4,5, 6 sebagai berikut: r2 = (0,83 x 5%) + ( 0,17 x 15%) = 6,70% r3 = (0,67 x 5%) + ( 0,33 x 15%) = 8,30% r4 = (0,50 x 5%) + ( 0,50 x 15%) = 10% r5 = (0,33 x 5%) + ( 0,67 x 15%) = 11,70% r6 = (0,17 x 5%) + ( 0,83 x 15%) = 13,30% 5 Dalam menghitung standar diviasi digunakan persamaan: N N p X i X j ij i 1 j 1 2 2 p X i X j ij i 1 j 1 1/ 2 6.2 1/ 2 = [X1X1δ1.1 + X1X2δ1.2+ X2X1δ2.1 + X2X2δ2.2]1/2 = [X12 δ12 + X22 δ22 + 2 X1X2δ1.2]1/2 = [X12 .x 20% + X22 x 40% + 2 X1X2δ1.2]1/2 Penerapan persamaan 6.2 mengidentifikasikan bahwa standar diviasi tergantung pada besarnya kovarian antara kedua sekuritas. Kovarian ini sama dengan korelasi antara dua sekuritas dikalikan standar diviasi masing-masing sekuritas: δij = ρij x δi x δj jadi dengan i = 1 dan j = 2, maka δ1.2 = ρ12 x δ1 x δ2 = ρ12 x 20% x 40% = 800 ρ12 Hal ini berarti standar diviasi setiap portofolio PT ABC dan PT Good Year dapat dihitung sesuai dengan persamaan 6.2 diatas. 6 Gambar 6.2 Batas Atas dan Batas Bawah Kombinasi Sekuritas A dan G P G 15 % Batas Ata s 10 % Batas Bawah 8,3 % 5% A 10 % 20 % 30 % 40 % P 2.3. Model Pasar (Market Model) Apabila return saham biasa untuk periode tertentu (missal satu bulan) berhubungan dengan return yang diperoleh dari indeks pasar seperti S&P 500 untuk periode yang sama. Jadi jika pasar naik maka kemungkinan besar saham akan naik dan jika pasar turun maka kemungkinan besar saham akan turun. Satu cara untuk mengetahui hubungan ini adalah dengan model pasar. ri = αit + βit rM + €it 6.3 dimana : ri = return sekuritas I untuk periode waktu tertentu rM= return di indeks pasar M untuk periode yang sama. αit= notasi titik potong. βit= notasi kemiringan. €it= random error term 7 Dengan asumsi bahwa kemiringan (slope) positif, persamaan 6.3 mengidentifikasikan bawa semakin tinggi return di indeks pasar, return sekuritas akan semakin tinggi juga (perhatikan bahwa ekspektasi return dari random error termnya nol). Apabila saham A sebagai contoh, yang memiliki αit= 2% dan βit= 1,2. Model pasar saham A adalah: rA = 2% + 1,2 rM 6.4 Jika indeks pasar memiliki return 10%, maka ekspektasi return sekuritas 14% = 2% + (1,2 x 10%). Gambar 6.3. Model Pasar (A) Sekurit as A (B) Sekurit as B 14% 8% 7% 3% M = 2% 5% 10% B1 = 1 -1% 5% 10% Penggambaran Model Pasar Secara Grafis Garis di panel (a) dari Gambar 6.3 menunjukkan grafik model pasar sekuritas A. Garis ini sesuai dengan persamaan 6.4, tetapi tanpa radom error term. Garis yang digambarkan untuk sekuritas A adalah: rA = 2% + 1,2 rM 6.5 8 1 Di sini sumbu vertical mengukur return sekuritas tertentu (rA) sedangkan smbu horizontal mengukur return pada indeks pasar (rM). Garis yang melalui titik pada sumbu vertical dan berhubungan dengan nilai αAt yang untuk contoh ini adalah 2%. Sebagai tambahan, garis memiliki kemiringan βAt atau 1,2. Panel (b) pada Gambar 6.2 menunjukkan grafik model pasar untuk sekuritas B. Garis dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut: rB = - 1% + 0,8 rM 6.6 Beta Kemiringan model pasar sekuritas mengukur sensitifitas return sekuritas terhadap return indeks pasar. Pada Gambar 6.3, kedua garis memiliki kemiringan positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi return indeks pasar, semakin tinggi pula return kedua sekuritas. Namun kedua sekuritas memiliki kemiringan yang berbeda, mengindifikasikan bahwa kedua garis memiliki sensitifitas yang berbeda terhadap return indek pasar. A memiliki kemiringan yang lebih besar dari B, menunjukkan bahwa return A lebih sensitif disbanding return B. Sebagai contoh, asumsikan bahwa ekspektasi return indeks pasar adalah 5%. Jika ternyata return indeks pasar adalah 10%, maka indeks pasar 5% lebih tinggi dari yang diperkirakan. Panel (a) dari Gambar 6.3 menunjukkan bahwa sekuritas A seharusnya memiliki return 6% (= 14% - 8%) lebih besar dari pada perkiraan awal. Panel (b) menunjukkan bahwa sekuritas B seharusnya memiliki return 4% (=7% 3%) lebih besar dari yang diperkirakan awal. Alasan perbedaan 2% (= 6% - 4%) adalah bahwa kemiringan sekuritas A yang lebih besar sari B – jadi sensitifitas A terhadap return indeks pasar lebih tinggi disbanding B. Notasi kemiringan dari model pasa, sering disebut beta, dan persamaannya: βiI = δiI / δi2 6.7 Dengan δiI , menotasikan kovarian return untuk saham I dan indeks pasar, dan δi2 , menotasikan varian dari return indeks pasar. Suatu saham yang memiliki return yang mencerminkan return indeks pasar akan memiliki beta sama dengan satu (dan memotong nol, yang menghasilkan model pasar: 9 ri = rI - €iI ). Jadi saham dengan beta yang lebih besar dari satu (seperti A) lebih tidak stabil disbanding indeks pasar dan disebut saham agresif (aggressive stock). Sebalikya, saham dengan beta yang kurang dari satu (seperti saham B) lebih stabil disbanding indeks pasar dan disebut saham defensif (defensive stocks). Return Nyata Random error term menyatakan bahwa untuk suatu return tertentu pada indeks pasar, return nyata sekuritas biasanya tidak akan terletak di garis model pasar. Jika return nyata sekuritas sekuritas A dan B adalah 9% dan 11%, dan return nyata indeks pasar adalah 10%, maka return nyata sekuritas A dan B dapat dipandang sebagai memiliki komponen berikut: - Titik Potong Sekuritas A Sekuritas B 2% - 1% - return nyata pada indeks pasar x Beta 12% = 10% x 1,2 8% = 10% x 0,8 - Hasil Random Error -5%=9%-(2%+12%) 4%=11%-(-1%+8%) - Return Nyata 9% 11% 2.4 Diversifikasi Menurut model pasar, risiko total setiap sekuritas I, diukur oleh varian dan dinotasikan δi2 dan terdiri dari 2 bagian: (1) risiko pasa (atau sistematik = Systimatic Risk) dan (2) risiko unik (atau tidak sistemik = Unsystimatic Risk). Jadi δi2 sama dengan: i2 iI2 I2 2i 6.8 dengan δi2 menotasikan varian return pada indeks pasar. Jadi βiI2 δI2 menotasikan risiko pasar sekuritas i dan δ€i menotasikan risiko unik sekuritas i seperti yang diukur oleh varian random error term €iI pada Persamaan 6.3. 10 Risiko Total Portofolio Jika return dari setiap sekuritas berisiko suatu portofolio berhubungan dengan return pada indeks pasar seperti yang ditunjukkan model pasar, apa yang dapat dinyatakan mengenai risiko total portofolio? Jika proporsi dana diinvestasikan ke sekuritas i untuk portofolio tertentu p dinotasikan oleh Xi, maka return portofolio adalah: N X rp i 1 r 6.9 i i Substitusi Persamaan 6.3 untuk ri pada Persamaan 6.9 memberi hasil model pasar portofolio sebagai berikut: N X rp i 1 i ( iI iI ri iI ) rp pI pI rI pI 6.10a dengan: N pI X i iI 6.10b i 1 N pI X i iI 6.10c i 1 N pI X i iI 6.10d i 1 Dari Persamaan 6.10a, risiko total portofolio, diukur oleh varian return portofolio dan dinotasikan αp2 adalah: p2 pI2 I2 2p 6.11a 11 dengan: 2 pI N X i iI i 1 2 6.11b dan dengan mengasumsikan komponen random error sekuritas tidak berkorelasi: N X i2 2i 2 p 6.11c i 1 Persamaan 6.11a menunjukkan bahwa risiko total setiap portofolio dapat dipandang memiliki 2 komponen, sama dengan 2 komponen risiko total dari sekuritas individual. Komponen tersebut adalah risiko pasar (βpI2δi2) dan risiko unik ( δεi2 ). Risiko Pasar Portofolio Umumnya, semakin terdiversifikasi suatu portofolio (semakin besar jumlah sekuritas di portofolio), masing-masing proporsi Xi akan semakin kecil. Hal ini tidak akan menyebabkan βpI turun atau naik secara signifikan kecuali merubah dengan sengaja baik dengan menambah sekuritas yang memiliki beta rendah atau tinggi ke portofolio. Karena beta portofolio adalah rata-rata dari beta sekuritas komponennya, tidak alasan menduga bahwa meningkatnya diversifikasi akan menyebabkan beta portofolio, dan juga risiko pasar, berubah ke arah tertentu. Jadi: Diversifikasi mengarah kepada pemerataan risiko pasar Hal ini masuk akal karena prospek ekonomi memburuk, sebagian besar harga sekuritas akan turun. Terlepas dari tingkat diversifikasi, return portofolio akan selalu terkena pengaruh seperti itu. Risiko Unik Portofolio Jika jumlah yang diinvestasikan untuk setiap sekuritas adalah sama, maka proporsi Xi adalah 1/N dan tingkat risiko unik, seperti ditunjukkan pada Persamaan 6.11c adalah: 12 2 N1 2i N 2 p .... i 1 1 N 2I 22 ..... 2N N 6.12 Nilai di dalam kurung pada Persamaan 6.12 adalah rata-rata risiko unik dari sekurias komponen. Tetapi risiko unik portofolio hanya 1/N darinya, karena 1/N terletak di luar tanda kurung. Sekarang setelah portofolio lebih terdiversifikasi, jumlah sekuritas di dalamnya (yaitu N) menjadi lebih besar. Hal ini berarti bahwa 1/N menjadi lebih kecil yang berakibat makin kurangnya risiko unik portofolio. Jadi: Diversifikasi dapat mengurangi risiko unik secara substansial Suatu portofolio yang memiliki 30 atau lebih sekuritas yang dipilih secara random akan memiliki risiko unik yang relatif kecil. Artinya bahwa risiko total portofolio hanya akan sedikit lebih besar dari risiko pasar yang ada. Portofolio semacam itu adalah portofolio yang “terdiversifikasi dengan baik”. Gambar 6.4 menunjukkan bagaimana hasil diversifikasi memberi hasil pengurangan risiko unik tetapi meratakan risiko pasar. Gambar 6.4 Risiko dan Diversifikasi σp Β pσi Risiko Unik Risiko Total Risiko Pasar N 13 DAFTAR PUSTAKA http://www.scribd.com/doc/2560883/Analisis-portofolio http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/santi.pdf 14