8 Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perspektif/ Paradigma Kajian
Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah paradigma adalah
Thomas Khun. Istilah paradigma sinonim dengan disciplinary matrix yang berarti
perspektif atau weltanschauung yang menyusun penelitian dalam masyarakat
ilmiah. Secara lebih formal paradigm didefinisikan sebagai suatu pandangan dunia
dan model konseptual yang dimiliki oleh anggota masyarakat ilmiah yang
menentukan cara mereka meneliti. Paradigma akan menentukan kualitas
pertanyaan yang akan ditanyakan oleh peneliti dan jenis data yang bagaimana
untuk menghasilkan jawaban (Bulaeng, 2004: 2).
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paradigma
Konstruktivisme dengan model pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini,
paradigma dan pandangan yang digunakan membimbing peneliti untuk masuk dan
memahami proses pembentukan konsep diri. Paradigma konstruktivisme dalam
ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivisme, karena paradigma
konstruktivisme menolak pandangan logika positivisme (Bulaeng, 2004: 12).
Paradigma Konstruktivisme beranggapan bahwa dunia empiris tidaklah
independen, melainkan persepsi dan interpretasi peneliti akan mempengaruhi apa
yang dilihat peneliti saat meneliti. Konstruktivisme menolak perspektif
deduksionis yang mempercayai bahwa pengalaman itu tidak berdiri sendiri,
melainkan terpadu. Konstruktivisme beranggapan bahwa teori-teori komunikasi
lebih dari sekedar hubungan statistik saja. Melainkan juga menjelaskan perilaku
komunikasi dengan mengacu pada alasan-alasan seseorang berbicara dengan
lainnya (Bulaeng, 2004: 12).
2.1.1 Implikasi Paradigma Konstruktivisme
Menurut Khun, Hanson, dan Toulmin Implikasi dari paradigma
konstruktivisme menerangkan bahwa penelitian ilmiah dilaksanakan dalam suatu
perspektif global pandangan dunia yang membentuk proses penelitian.
Konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
8
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
9
bahwa pengetahuan kita adalah hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri. Implikasi
dari paradigma konstruktivisme digambarkan dengan komunikasi berbasis pada
“Konsep diri”. Prinsip dasar konstruktivisme menerangkan bahwa tindakan
seseorang ditentukan oleh konstruk diri sekaligus lingkungan luar dari perspektif
diri. Sehingga komunikasi itu dapat dirumuskan, dimana ditentukan oleh diri di
tengah pengaruh lingkungan luar (Bulaeng, 2004: 11).
2.2 Kajian Pustaka
Teori dalam arti luas mampu untuk menyatukan semua pengetahuan
tentang komunikasi yang kita miliki kedalam suatu kerangka teori yang
terintegrasi (Craig dalam West & Turner 2009: 49). Hal ini mungkin dapat atau
tidak dapat menjadi tujuan yang berarti (West & Turner, 2009: 49). Berdasarkan
defenisi dan alasan tersebut, peneliti menggunakan teori-teori yang relavan
dengan topik permasalahan yang akan diteliti, yakni sebagai berikut :
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu istilah paling populer dalam kehidupan
Manusia. Sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan manusia.
Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Jika manusia normal merupakan
makhluk sosial yang selalu membangun interaksi antar sesamanya, maka
komunikasi adalah sarananya. Banyak alasan kenapa manusia berkomunikasi.
Thomas M. Scheidel mengatakan, orang berkomunikasi terutama untuk
menyatakan dan mendukung identitas diri, dan untuk membangun kontak sosial
dengan orang disekitarnya, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa,
berpikir, atau berperilaku sebagaimana yang diinginkan. Namun tujuan utama
komunikasi sejatinya adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan
psikologis. (Mulyana dalam Harapan, 2003: 3)
2.2.2 Komunikasi antarpribadi
Operrario dan Fiske (dalam Liliweri, 2015: 26), untuk membedakannya
dengan jenis (konteks, level) komunikasi yang lain maka kita berpatokan pada
beberapa aspek antara lain, jumlah komunikator dan komunikan, kedekatan fisik,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
10
sifat kegeseran umpan balik, jumlah saluran sensoris yang digunakan, deraajat
formalitas, dan hakikat tujuan komunikasi.
Miller (dalam Liliweri, 2015: 26) Komunikasi antar pribadi telah
didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi pada basis tertentu denga sejumlah
partisipan tertentu. Komunikasi antar pribadi terjadi antara dua orang ketika
mereka mempunyai hubungan yang dekat sehingga mereka bisa segera
menyampaikan umpan balik segera dengan banyak cara
Joseph A.Devito (dalam Liliweri, 2015: 26) dalam bukunya interpersonal
communication; komunikasi antar pribadi adalah :
a. Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di
antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika.
b. Komunikasi yang menghubungkan antara para mitra yang romantik, para
pelaku bisnis, dokter, pasien, dan lain-lain yang meliputi seluruh
kehidupan manusia sehingga komunikasi antarpribadi terjadi karena
interaksi antar pribadi yang mempengaruhi individu lain dalam berbagai
cara tertentu.
c. Interaksi verbal dan nonverbal antara dua atau lebih orang yang saling
bergantung satu sama lain, interdependent people, dimana yang
dimaksudkan dengan “interdependent individuals” adalah komunikasi
antar pribadi yang terjadi antara orang-orang yang saling terkait dimana di
antara mereka saling mempengaruhi satu sama lain (Liliweri, 2015: 26).
Kebanyakan pakar ilmu komunikasi mendefinisikan komunikasi antar
pribadi berdasarkan tingkat kepersonalan (personalness), atau kualitas penerimaan
keberterimaan (perceived quality) interaksi (Harley dalam Liliweri, 2015: 27).
Menurut dia, komunikasi antar pribadi meliputi komunikasi yang dilakukan secara
personal antara beberapa jumlah kecil orang yang mempunyaihubungan yang
sangat dekat (more than acquaintances) (Liliweri, 2015: 27).
Menurut definisinya, fungsi adalah sebagai tujuan dimana komunikasi
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi utama komunikasi ialah
mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa
fisik,
ekonomi,
dan
sosial.
Sebagaimana
komunikasi
insani
(human
communication) baik yang non-antarpribadi maupun yang antarpribadi semuanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
11
mengenai pengedalian lingkungan guns mendapatkan imbalan seperti dalam
bentuk fisik, ekonomi, dan sosial yang dinilai positif (Miller dan Steinberg dalam
Budyatna & Ganiem, 2011: 27). Keberhasilan yang relative dalam melakukan
pengendalian lingkungan melalui komunikasi menambah kemungkinan menjadi
bahagia, kehidupan pribadi yang produktif. Kegagalan relatif mengarah kepada
ketidakbahagiaan akhirnya bisa terjadi krisis identitas diri (Budyatna & Ganiem,
2011: 27).
Griffin, 2010; Allan, 1984; Robbins, 2009; Spitzberg, 1984 (dalam
Liliweri, 2015: 88) komunikasi antar pribadi mengisyaratkan empat tujuan
sebagai berikut; agar, (1) saya ingin dimengerti orang lain (to be understood), (2)
saya dapat mengerti orang lain (to understand others), (3) saya ingin diterima
orang lain (to be accepted), dan (4) agar saya dan orang lain bersama-sama
memperoleh sesuatu yang harus dikerjakan bersama-sama memperoleh sesuatu
yang harus dikerjakan bersama (to get something done).
2.2.3 Teori Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhui individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen dalam Harapan, 2014: 87).
Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
dan objek, tujuan serta keinginan. Sedangkan Beck, William dan Rawlin (dalam
harapan, 2014: 87) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh, baik fiskal, emosional intelektual, sosial, dan
spiritual.
Diri sebagaimana dijelaskan William James (dalam Sobur, 2013: 108)
yang kemudian berkembang ialah komposisi pikiran dan perasaan yang menjadi
kesadaran seseorang mengenai eksistensi individualitasnya, pengamatannya
tentang apa yang merupakan miliknya, pengertiannya mengenai siapakah dia itu,
serta perasaannya tentang sifat-sifatnya kualitas
dan segala miliknya. Diri
seseorang adalah jumlah total dari apa yang kita sebut kepunyaannya.
Konsep diri merupakan pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu
hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
12
Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin
memunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita sadar bahwa kita
manusia karena orang-orang di sekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat
perilaku verbal dan non verbal mereka bahwa kita manusia (Mulyana, 2007:8).
William D. Brooks (dalam Harapan, 2014: 87), konsep diri merupakan
faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar pribadi.
Kunci keberhasilan hidup seseorang guru adalah konsep diri positif. Konsep diri
memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup
seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating system
dalam menjalankan komputer. Tingkah laku individu sangat bergantung pada
kualitas konsep dirinya, yaitu konsep diri positif ataupun konsep diri negatif.
Konsep diri terbentuk bisa dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
a. Konsep Diri Positif
Brooks dan Emmart (dalam Harapan, 2014: 89), orang yang memiliki
konsep diri poisitif menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
-
Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap
kemampuan subjektif untuk mengatasi persoalan-persoalan objekfif
yang dihadapi.
-
Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia
dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan.
Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja
sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak
merasa lebih atau kurang dibandingkan dengan orang lain.
-
Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau
penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil
apa yang telah dikerjakannya sebelumnya.
-
Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan
proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
b. Konsep Diri Negatif
Sedangkan orang yang memiliki konsep diri negatif menunjukkan
karakteristik sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
13
-
Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik
dari orang lain sebagai proses refleksi diri.
-
Bersikap responsive terhadap pujian. Bersikap berlebihan terhadap
tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakkannya
perlu mendapat penghargaan.
-
Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subjektif bahwa
setiap orang disekitarnya memandang dirinya negative.
-
Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif
berlebihan terhadap orang lain.
-
Mengalamihambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Merasa kurang mampu dalam berintekrasi dengan orang-orang lain di
sekitarnya (Harapan, 2014: 89).
Faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah orang lain, significant
others, reference group (William D.Brooks dalam Harapan 2014: 90). Ada
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktorfaktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, significant other, dan self
perception (Struart dan Sydeen dalam Harapan 2014: 90).
a. Teori Perkembangan
Konsep diri belum ada sewaktu seseorang dilahirkan. Konsep diri
berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri
yang terpisah daril ingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi
lingkungan melalui bahasa, pengalaman, atau pengenalan tubuh, nama panggilan,
pengalaman budaya dan hubungan antarpribadi, kemampuan pada area tertentu
yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan
merealisasi potensi yang nyata. (Harapan, 2014: 90).
b. Significant Other
Significant Other adalah istilah lain untuk orang yang terpenting atau yang
terdekat. Dalam hal ini konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman
dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara
pandang diri merupakan interpretasi diri dari pandangan lain terhadap dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
14
Seoran anak sangat dipengaruhi orang yang ada di dekatnya. Seorang remaja
dipengaruhui oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat
atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi sangat
penting dalam membentuk konsep diri (Harapan, 2014: 90).
c. Self Perception
Merupakan persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta
perspsi individu terhadap pengalamannya pada situasi tertentu. Konsep diri dapat
dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman positif. Sehingga konsep
merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan
konsep diri positif dapat berfungsi lebih efektif bila dilihat dari kemampuan
antarpribadi, kemampuan intelektual, dan penguasaan lingkungan. Sedangkan
konsep diri negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan social yang
terganggu. (Harapan, 2014: 90).
Stuart dan Sendeen (dalam Harapan, 2014: 91) penilaian tentang konsep
diri dapat dilihat berdasarkan tentang respons konsep diri, mulai dari respon
adaptif sampai respon maladatif seperti terlihat pada gambar berikut. Parks Subert
(dalam harapan, 2014: 91) menyatakan komunikasi antarpribadi bertujuan untuk
memahami dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Dari hubungan dan
jalinan komunikasi antarpribadi yang terlihat. Abizar (dalam Harapan, 2014: 91)
mengatakan “dalam komunikasi antarpribadi aka nada suatu hubungan antara
konsep diri seseorang dengan apa yang dipikirkan orang lain mengenai dirinya”.
Dalam hubungannya dengan komunikasi antarpribadi, maka bagaimana
watak dari komunikasi antarpribadi tersebut, semuanya akan bersumber dari
konsep diri. Terdapat interkorelasi antara konsep diri dengan apa yang orang lain
pikirkan mengenai dirinya. Misalnya anda mepersentasikan diri pada orang lain,
dan keadaan ini mempengaruhi impresinya, mempengaruhi konsep anda tentang
diri. Harus dibayangkan bahwa proses yang sama juga terjadi pada individu
dengan siapa ia berhubungan. Atas dasar peran timbal balik tersebut, dengan
singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi antarpribadi fungsinya adalah
membentuk consensus mengenai konsep diri. Strukturnya adalah hubungan dua
orang dalam persahabatan atau jejaring keluarga dan prosesnya adalah
pengembangan, presentasi, dan validasi konsep diri. Perlu diterangkan bahwa
prinsip komunikasi antarpribadi bertitik tolak pada fungsi, lalu struktur dan proses
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
15
yang diterangkan oleh fungsi tersebut. Secara Tradisional, konsep diri dipandang
sebagai informasi yang dimiliki individu mengenai hubungan objek ataupun
kelompok objek dengan dirinya. Objek adalah segala sesuatu yang ditemui dalam
lingkungan dan dapat dibedakan atas orang-orang , tempat-tempat, benda-benda
hidup dan mati, dan pesan-pesan.(Harapan, 2014: 93)
Abiza (dalam Harapan, 2014: 93) bila mau bertindak sehubungan dengan
objek tersebut, seseorang harus memastikan apakah objek tersebut dan bagaimana
objek tersebut dengan dirinya, dari segi aksi yang tepat dalam keadaan yang tepat.
LaRossan dan Reitzes (dalam West & Turner, 2009: 101), menggambarkan
individu dengan diri yang aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang
lainnya dan cara orang mengembangkan konsep diri, yaitu :
a Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang
lain.
Asumsi ini menyatakan bahwa kita membangun perasaan akan diri tidak
selamanya melalui kontak dengan orang lain. Orang-orang tidak lahir dengan
konsep diri, mereka belajar tentang diri mereka melalui interaksi. Menurut SI
(Symbolic Interaction Theory), bayi tidak mempunyai perasaan mengenai dirinya
sebagai individu. Selama tahun pertama kehidupannya, anak-anak mulai untuk
membedakan dirinya dari alam sekitanya. Ini merupakan perkembangan paling
awal dari konsep diri. Proses ini terus berlanjut melalui proses anak mempelajari
bahasa dan kemampuan untuk memberikan respons kepada orang lain serta
menginternalisasi umpan balik yang dia terima.
b. Konsep diri memberikan motif yang penting untuk perilaku.
Pemikiran bahwa keyakinan, nilai, perasaan, penilaian-penilaian mengenai
diri mempengaruhi perilaku adalah sebuah prinsip pentimg pada SI (Symbolic
Interaction Theory). Mead berpendapat bahwa karena manusia memiliki diri,
mereka memiliki mekanisme untuk berinteraksi dengan dirinya sendiri.
Mekanisme ini digunakan untuk menuntun perilaku dan sikap. Mead melihat diri
sebagai proses, bukan struktur. Memiliki diri memaksa orang untuk mengontruksi
tindakan dan responsnya, daripada sekedar mengeksperisikannya. Proses ini
sering kali. Proses ini sering kali dikatakan sebagai prediksi pemenuhan diri (selffulfilling prophecy), atau pengharapan akan diri yang menyebabkan seseorang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
16
untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga harapannya terwujud (West &
Turner, 2009: 102).
2.2.4 Human Relation
Human relation adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam
semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati
pada kedua belah pihak (Effendy, 2009: 48). Ada dua faktor yang menentukan
sifat tabeat manusia yakni pembawaan sejak lahir (heredity) dan lingkungan
hidupnya (environment).Yang menjadi dasar dari watak sifat tabeat seseorang
ialah sifat-sifat yang dimilikinya begitu ia dilahirkan, sifat mana adalah warisan
dari orang tuanya dan nenek moyangnya. (Effendy, 2009: 54).
Sifat-sifat tersebut terpengaruhi oleh lingkungan di mana ia hidup.
Lingkungan akan menentukan apakah sifat-sifat yang dibawanya sejak lahir itu
akan
berkembang
atau
tertahan.
Interaksi
dengan
orang-orang
dalam
lingkungannya akan berpengaruh kepada sifat-sifat yang sudah ada padanya.
Yang diartikan pengaruh di sini ialah bahwa sifat-sifat yang sudah ada itu
berkembang atau tertahan, tetapi tidak mematikan. Dalam perjalanan hidupnya,
dalam beritnteraksi dengan lingkungannya, seseorang menangkap kesan-kesan
dari luar dirinya melalui panca inderanya. Yang ia lihat, yang ia dengar, dan
sebagainya masuk di alam sadarnya dan berhimpun di alam bawah sadarnya,
berpadu dengan kesan-kesan pengalaman warisan nenek moyangnya yang ada
sejak ia lahir. Kesan-kesan pengalaman sendiri yang bersatu dengan kesan-kesan
pengalaman nenek moyangnya, pada orang yang satu berbrda dengan orang
lainnya. Dan itulah yang menimbulkan perbedaan sifat tabeat manusia. Karena itu
untuk mengetahui pribadi harus mengetahui pula pula kehidupan orang tua dan
enenk moyangnya (Effendy, 2009: 54).
2.2.5 Teori Penilaian Sosial
Teori ini dikembangkan oleh Muzafer Sheriff, dkk, dan membahas
mengenai bagaimana orang memberi penilaian terhadap pesan-pesan yang ada.
Penelitian menunjukkan bahwa orang membuat penilaian berdasarkan jangkar
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
17
atau poin-poin referensi. Pada persepsi sosial, jangkar merupakan sesuatu yang
internal dan berdasarkan pengalaman. (Hutagalung, 2015: 68).
Teori penilaian sosial membuat prediksi mengenai perubahan sikap
sebagai berikut :
a. Suatu pesan yang berada dalam ruangan penerimaan cenderung
mendukung adanya perubahan sikap.
b. Pada saat seseorang menilai sebuah pesan yang berada dalam ruang
penolakan, perubahan sikap akan berkurang atau bahkan tidak ada sama
sekali.
c. Diantara ruang penerimaan dan ruang tanpa komitmen semakin dekat
pesan dilihat dari sudut pandang pribadi, maka semakin mungkin
terjadinya perubahan sikap (Hutagalung, 2015: 68).
d. Semakin kuat keterlibatan ego pada suatu isu, semakin besar ruang
penolakan, semakin kecil ruang tanpa komitmen, dan saat itu semakin
kecil adanya perubahan sikap yang diharapkan (Hutagalung, 2015: 69).
2.3 Model Teoritik
Kerangka pemikiran merupakan suatu orientasi sederhana terhadap hal
yang akan diteliti. Kerangka tersebut merumuskan suatu model terperinci dari
masalah yang ada beserta pemecahannya. Dalam pengertian ini, kerangka
pemikirannya adalah sebagai berikut:
Mahasiswi yang
Menikah Usia Muda di
Kota Medan
Persepsi Masyarakat
Konsep Diri
Mahasiswi yang
Menikah Muda di
Kota Medan
(Konsep Diri Positif
dan Konsep Diri
Negatif)
Komunikasi
Antarpribadi
Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Download