PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN INDEKS DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA Pasaman Silaban* Abstract.: The price of stock is not only infuenced by companies internal factor but also external factor. Market risk is one of risk that must investor encounter. Market risk depend on macro economic condition, such as change of inflation and interest rate. The effect of global market, such as Dow Jones Industrial Average Index can also influence market risk. Therefore, this article examine the effect of inflation rate, SBI rate, and Dow Jones Industrial Index to IHSG index. This research consist of independen variable, such as inflation rate, SBI rate, and Dow Jones Industrial Average index, and dependen variable, IHSG. Data analysis technique is multiple regression analysis. The conditional test for multiple regression shows that all of data fulfill the multiple regression requirement, and the testing of multiple linier regression model conclude that the inflation rate, SBI rate, and Dow Jones Industrial Average index are affecting the IHSG. Keywords: IHSG, Inflation rate, SBI rate', and Dow Jones Industrial Average Index. PENDAHULUAN Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling terkenal. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana. Dari sudut pandang investor, saham cukup menarik karena saham memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan return jenis investasi lainnya. Ekspektasi investor yang menanam modal di pasar saham adalah mendapat return berupa dividen yield dan capital gain yield. Jenis saham yang diperjualbelikan terdiri dari berbagai macam, mulai dari saham berkualitas tinggi sampai saham berkualitas rendah. Secara umum, saham yang berkualitas tinggi akan memberikan return yang lebih besar. Oleh karena itu, saham tersebut diminati oleh kalangan investor sehingga aktif diperjualbelikan di pasar bursa, yang menyebabkan harga saham tersebut lebih mahal dibandingkan harga saham lainnya. Kualitas saham yang dijual di bursa saham biasanya identik dengan perusahaan penerbit saham tersebut. Semakin baik kinerja dan kondisi keuangan suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut semakin mahal. Namun kenyataannya, harga saham perusahaaan dapat berfluktuasi. Harga saham tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan, tetapi juga faktor eksternal perusahaan. Salah satu resiko yang dihadapi investor ketika membeli saham yakni adanya resiko pasar. Resiko pasar berkaitan dengan kondisi yang terjadi pada perekonomian makro. Apabila perekonomian makro suatu negara mengalami gejolak, maka harga saham di negara tersebut turut mengalami dampak dari perubahan yang terjadi pada * Program Magister Manajemen Universitas HKBP Nommensen Medan (Email:[email protected]) 330