Surat 1 Yohanes 5

advertisement
Surat 1 Yohanes 5
(Bagian 62)
Wednesday, September 9, 2015
Kepastian Kelima: Inilah Keberanian Percaya
1 Yoh. 5:14-16
5:14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya
menurut kehendak-Nya. 5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita
telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
-
-
-
-
-
Doa orang percaya adalah doa yang didasarkan atas kehendak Tuhan. Orang percaya tahu apa yang
harus dimohonkan kepada Tuhan, sebab dia tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan. Sehingga
orang percaya tahu, bahwa apa yang didoakan pasti didengar oleh Tuhan, dan jika dia menerima
segala sesuatu, dia tahu bahwa yang dia terima, berasal dari Allah.
Orang percaya tahu dengan pasti, bahwa doa adalah cara yang terbaik dan yang tepat untuk
mengatasi masalah, bahwa di dalam doa ada kekuatan untuk mengatasi masalah yang terbesar
sekalipun (maut), bahwa doa adalah keadilan Tuhan.
Sekarang yang harus kita ketahui adalah bagaimana kita menyikapi, apabila doa belum dijawab
oleh Tuhan. Menghadapi hal ini, kita jangan putus asa, jangan kita berselisih pendapat dengan
Tuhan, dan jangan melakukan apa pun di luar ketetapan Firman Allah.
Yang harus kita tahu adalah bahwa di dalam ‘doa’ ada 3 kegiatan, yaitu: meminta, mencari, dan
mengetok (Luk. 11:9-10). Semua kegiatan ditandai dengan keberhasilan. Jika permintaan kita belum
dikabulkan oleh Tuhan, maka masih ada dua perkara yang berkaitan dengan doa, yaitu: mencari
dan meminta.
Yang pertama harus kita periksa jika doa belum dijawab adalah hal ‘mencari’. Apa yang harus kita
cari? Ada dua hal yang kita cari dalam doa. Sebelum Tuhan menjawab doa kita, apalagi jika doa itu
tidak ada jawaban (gagal), ada dua hal yang harus kita cari, yaitu:
1. Mencari, apa yang menjadi halangan
 Kita mencari apa yang menjadi penyebab sehingga doa belum dijawab. Coba periksa hal berikut:
a. Apakah kita mempunyai mezbah? (kehidupan kita)
b. Apakah kita mempunyai kurban untuk dipersembahkan? (perbuatan dosa dan tabiat dosa)
c. Apakah ada api yang membakar persembahan yang kita persembahkan? (Api Roh Kudus)
Kehidupan yang percaya itu bagaimana? Kehidupan yang dipilih, diukur, dibentuk, disalut dengan
tembaga atau emas.
Page
1
2. Ketoklah
 Menghadapi doa yang belum dikabulkan, pertama adalah carilah. Mencari apa yang menjadi
penyebab sehingga doa terhalang. Kemudian yang kedua adalah ketoklah, maka ‘pintu’ akan
dibukakan bagimu.
 Yang dimaksud ‘pintu’ di sini adalah pintu hati Tuhan. Pintu hati Tuhan adalah ‘belas kasihan’.
Mengetuk pintu artinya mencari apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Jadi, ada dua perkara yang kita cari:
a. Mencari penyebab atau halangan atau kendala
b. Mencari kehendak Tuhan, bagaikan seorang yang mengetok pintu
 Kita mencari kehendak Tuhan sampai hati Tuhan terketuk, sampai hati Tuhan tergetar. Jika kita
mengetuk pintu, pintu itu harus sampai bergetar dan mengeluarkan bunyi. Jangan mengetuk pintu
tetapi pintunya tidak berbunyi, percuma.

Kita sudah sampai di depan pintu, sudah berpegang pada pintu, tetapi tidak mengeluarkan bunyi
apa-apa sehingga pintu tidak dibuka. Kita harus mengetuk pintu sampai terdengar bunyi di dalam
ruangan itu.
Bunyi - Getaran
 Bunyi adalah suatu getaran atau gelombang suara yang bisa ditangkap. Kita mengetok pintu hati
Tuhan sampai hati Tuhan bergetar. Getaran ini menyatakan belas kasihan Tuhan. Kapan pintu
bergetar dan menghasilkan bunyi tentang belas kasihan Tuhan? Saat kita menemukan apa yang
menjadi kehendak Tuhan.
 Jadi, bukan kehendak kita yang kita paksakan. Lain kali kita berteriak-teriak tetapi pintu tidak
berbunyi, kita berteriak-teriak tetapi tidak menggetarkan hati Tuhan, sebab yang kita teriakkan
adalah suara atau kehendak daging kita.
 Rumus: Hati Tuhan bergetar oleh belas kasihan jika sesuatu yang kita lakukan itu benar-benar
berkenan dengan kehendak Tuhan. Carilah getaran hati Tuhan, carilah kehendak Tuhan, maka pintu
hati Tuhan pasti dibukakan bagi kita.
Contoh doa yang mengetarkan dan tidak mengetarkan
 Dalam Markus pasal 10, ada doa yang dinaikkan. Doanya sama, tetapi yang satu dijawab oleh
Tuhan, sementara yang lain tidak dijawab oleh Tuhan. Yang satu tidak menghasilkan getaran di
dalam hati Tuhan, tidak menghasilkan belas kasihan Tuhan. Sekalipun doa itu seperti permohonan
rohani, tetapi itu bukan kehendak Allah.
 Sementara ada satu doa yang menggetarkan hati Tuhan. Ada dua doa, yang satu dinaikkan dua
orang murid (bahkan murid yang dikasihi, Yakobus dan Yohanes), tetapi doa itu tidak menggetarkan hati
Tuhan. Dia mendapat kesempatan dari Tuhan → "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"
Kemudian mereka menyampaikan doanya. Doanya memang kedengaran sangat rohani, tetapi tidak
menggetarkan hati Tuhan.
Doa Pertama
Mar. 10:35
Doa Yakobus dan Yohanes
10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya
Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" 10:36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku
perbuat bagimu?" 10:37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di
sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."
-
-
Yakobus dan Yohanes adalah murid, bahkan murid yang pertama kali dipilih oleh Yesus. Pada
mereka ada suatu permintaan yang disampaikan kepada Yesus → "Guru, kami harap supaya Engkau
kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!"
Perhatikan jawaban Tuhan Yesus → "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" Jawaban ini
berarti Tuhan sudah memberikan suatu peluang, tetapi tidak otomatis Tuhan langsung beri. Dan
perhatikan apa yang mereka minta → "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang
Page
-
Permintaan mereka kedengaran sangat rohani, minta masuk Surga dan duduk dalam kemuliaan.
Tetapi pada ayat 38, Yesus katakan “kamu tidak tahu yang kamu minta”. Kita seringkali juga memiliki
doa yang rohani semacam ini, seperti: Tuhan ijinkan saya masuk gereja, ijinkan saya melayani,
ijinkan saya mendengar Firman Allah, dan lain-lain. Tetapi doa yang kedengaran rohani ini tidak
menggetarkan hati Tuhan.
Mengapa hati Tuhan tidak bergetar? Sebab Tuhan tidak melihat dalam doa itu ada suatu kurban.
Ingat: masing-masing di atas mezbah harus ada kurban binatang atau kurban dupa, yang semuanya
menunjuk tetang Kurban Kristus. Tuhan belum melihat adanya saksi darah dan saksi air dalam
kehidupan kedua murid-Nya ini. Pada saatnya, di mana mereka sudah mengalami kesaksian ‘darah
dan air’, mereka benar-benar diijinkan. Seperti yang kita ketahui, bahwa nama Yakobus dan
Yohanes ditulis di Yerusalem Baru.
2
seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."
-
10:38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang
harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" 10:39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata
kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus
Kuterima.
-
Yakobus dan Yohanes adalah mezbah. Di sini Tuhan tuntut mezbah, kesaksian apa yang ada di
dalam hidup ini? Perkataan → Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum (kesaksian darah)
dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima (kesaksian air)?"
-
-
-
-
-

Saat Yesus bertanya, mereka belum menerima tanda ‘darah dan air’ ini. Mereka menjawab “Kami
dapat” dan memang pada saatnya mereka mendapat kesempatan untuk menerima ‘tanda darah
dan tanda air’, dan setelah itu baru doa mereka dijawab.
Tetapi saat mereka menaikkan permohonan ini, doa mereka tidak didukung oleh kesaksian ‘darah
dan air’, sehingga tidak menggetarkan hati Tuhan, sekalipun yang menjadi permintaan mereka itu
kelihatan rohani.
Seandainya saat itu Tuhan katakan ‘ya, Aku kabulkan permintaan kalian, yang satu duduk disebelah
kanan-Ku dan yang satu duduk disebelah kiri-Ku’, mereka akan menjadi berbangga dan menjadi
sombong terhadap yang lain. Perhatikan akibat yang timbul (pertengkaran), terbukti bahwa
permintaan mereka didasari hawa nafsu, bukan dari Roh Kudus, sebab tanpa darah dan air.
Belum di Surga saja kita masih sering merasa lebih besar, merasa lebih berharga dari yang lain,
merasa lebih benar dari yang lain. Seringkali Tuhan menunda jawaban atas doa kita, sebab wadah
ini belum siap dengan dukungan kekuatan kesaksian. Baik kesaksian Roh Kudus, kesaksian darah,
maupun kesaksian air.
Jika kita masih berkeinginan macam-macam, Tuhan tahu bahwa jika orang semacam ini diberkati,
pasti keliling ke mana-mana atau bahkan menempatkan diri sebagai raja, dan dia akan menyembah
bukan kepada Tuhan, tetapi kepada berkat yang dia terima.
Perhatikan: Doa harus sampai menggetarkan hati Tuhan, itulah doa yang berkenan kepada Tuhan.
Doa yang dinaikkan oleh dua murid ini belum memenuhi kehendak Allah. Mereka merindukan yang
kelihatannya rohani, tetapi setelah diukur oleh Tuhan dengan dua ukuran (saksi darah dan saksi air),
mereka belum layak menerima berkat. Tuhan belum mengijinkan mereka menerima berkat sebab
doanya belum menggetarkan hati Tuhan.
Mar. 10:46-51 Doa Bartimeus
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
-
Bartimeus adalah kehidupan yang terlantar di pinggir jalan. Dia sudah miskin, buta pula. Dia
seorang tunawisma dan hidup begitu menderita. Pada dia ada doa → "Yesus, Anak Daud, kasihanilah
-
-
Di dalam dia, iman mulai bertumbuh, dia bisa memandang dengan tepat bahwa doa mampu
menyelesaikan masalah yang mengganggu kehidupannya, masalah yang selama ini menjadi beban
bagi hidupnya.
Dia miskin, tuna wisma, buta, dan tidak ada seorang yang mampu mengentaskan dia dari
kemiskinan, dari kebutaannya. Dalam Yoh. 9:32 dikatakan → Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah
terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Tetapi Bartimeus memiliki
iman. Perkataan → "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" adalah doa yang didorong oleh iman dan
keberanian percaya, bahwa doanya bisa dijawab oleh Yesus.
Banyak orang yang menghalangi dia, tetapi dia terus (bertalu-talu) berdoa kepada Yesus. Doa tidak
hanya menyelesaikan masalah, tetapi doa juga menyingkirkan segala rintangan supaya doa kita
sampai ke hadapan Tuhan.
Page
-
3
aku!" (Daud adalah raja yang berkemenangan).
Reaksi Yesus
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan
hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
-
-
-
-
-

Di sini kita temukan ada suatu jawaban “Panggilah dia!”. Sekalipun belum secara langsung, tetapi
kesempatan untuk datang kepada Tuhan sudah mulai merupakan jawaban dari Allah. Tuhan ijinkan
untuk datang menghampiri DIA (ini sudah merupakan jawaban).
Jangan melepaskan kesempatan di mana Tuhan ijinkan kita untuk datang menghampiri DIA (dalam
ibadah), sebab kita menerima jawaban atas permasalahan kita melalui Firman Allah yang
disampaikan di dalam ibadah.
Lebih dari konseling, jawaban melalui Firman Allah atas segala permasalahan adalah jawaban murni
dari Tuhan. Bartimeus dipanggil oleh Tuhan untuk mendekat Tuhan, sama seperti kita sekarang
diijinkan Tuhan untuk beribadah.
Mungkin kita sekarang sedang berada dalam pencobaan, tetapi jika kita berhasil mengalahkan
segala rintangan sehingga masih bisa mendekatkan diri, masuk dalam ibadah, dan menerima
pemberitaan Firman, itu sudah merupakan permulaan jawaban dari Tuhan.
Jangan karena banyak masalah, malah tidak datang kepada ibadah. Justru ada masalah, kita harus
semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Mendengarkan Firman Allah adalah permulaan jawaban
yang kita tunggu-tunggu!
Perhatikan apa yang dikatakan Yesus “Panggilah dia!”, dipanggil supaya datang. Dan orang yang
disuruh memanggil, juga memberi kekuatan (tidak melemahkan) → "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia
memanggil engkau."

Kita juga harus peka terhadap saudara kita, ini sikap yang benar (Ibr.10:24-25). Jika mungkin ada
saudara kita yang berada dalam kelemahan, kuatkan dengan Firman Allah, jangan dengan pendapat
sendiri (kita jadi tongkat estafet dari Firman Allah), supaya dia datang kepada Tuhan dan
mendengarkan Firman Allah. Jangan malah menjadi penghalang, jangan malah melemahkan
imannya.
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
-
-
Jubah kemiskinannya ditanggalkan, jubah pengemisnya ditanggalkan, dan datang kepada Tuhan.
Inilah sikap yang benar untuk menghampiri Tuhan. Mari kita tanggalkan hal-hal yang memberatkan
dan menghalangi kita selama ini.
Untuk memenuhi pangggilan Tuhan, baik dalam ibadah maupun pelayanan, bahkan sampai
melakukan perintah Tuhan, kita harus mau menanggalkan pakaian lama yang selama ini sudah
membebani dan menghalangi kita.
-
-
-
Perhatikan pertanyaan Yesus kepada Bartemius → "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat
bagimu?" Pertanyaan ini sama dengan pertanyaan yang disampaikan oleh Yesus kepada Yakobus
dan Yohanes (ayat 36).
Tuhan memberi kesempatan yang sama, tetapi doa yang dinaikkan berbeda. Jika Yohanes dan
Yakobus berdoa menurut kehendaknya sendiri dan belum sesuai dengan kehendak Tuhan, tetapi
berbeda dengan doa yang disampaikan oleh Bartemius.
Perhatikan doa Bartimeus → "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Sebagai pengemis yang tinggal di
jalan, dia pasti butuh uang, butuh rumah, butuh pakaian, dan lain-lain. Tetapi yang sangat dia
butuhkan adalah ‘terang’ (supaya jangan terus berada dalam kegelapan).
Dia tidak memusingkan kebutuhan dagingnya, tetapi yang dia rindukan adalah bagaimana dia bisa
terhubung kembali dengan terang, dan tidak lagi dikuasai kegelapan.
Page
-
4
10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya
aku dapat melihat!"

Pada kisah pertama (Yakobus dan Yohanes), Yesus menunjuk kepada kurban di atas mezbah (darah
dan air). Tetapi dalam kisah Batimeus, hal darah dan air ini belum terlalu jelas. Doa di sini adalah
doa untuk membuka mata rohani (ini jauh lebih besar). Doa semacam Bartimeus inilah yang
dibutuhkan gereja di hari-hari ini.
Kerangka Doa
 Kita akan meilihat beberapa kisah yang ada di dalam Alkitab, dan melalui kisah-kisah ini kita bisa
melihat bagaimana Tuhan memberikan suatu ‘kerangka’. Kisah Pertama, ada doa di mana ada
tanda ‘darah dan air’ yang keluar dari lambung Kristus di atas kayu salib. Hal inilah yang
menggetarkan hati Tuhan.
Kisah Pertama: Kisah orang kusta
Mar. 1:40-41 Mata yang terbuka untuk memandang Yesus yang tersalib
1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau
Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
-
-


Perhatikan kalimat “Kalau Engkau mau,” Seorang kusta adalah seorang yang benar-benar menderita
bukan saja secara jasmani, tetapi menderita sampai kepada jiwa dan rohnya, sebab dia harus
dikucilkan (kusta menyerang tubuh, jiwa, roh). Dia harus terpisah dari ibadah, dari keluarga, sanak
saudara, dan sahabat-sahabatnya. Hal ini merupakan penghukuman batin yang sangat berat.
Dan setiap kali dia berjalan, dia harus berteriak ‘najis … najis’ supaya semua orang minggir. Mereka
menderita batin yang sangat berat. Tetapi dia datang kepada Yesus untuk mohon belas kasihan →
"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Ini adalah doa di atas mezbah kurban bakaran.
Kusta berbicara dari dosa. Dosa yang paling tidak disadari manusia adalah dosa putih (sekalipun
putih, tetapi dosa), itulah dosa merasa benar sendiri, benar tetapi dosa. Orang yang merasa benar,
tidak akan mengaku bahwa dia berdosa. Mengaku karena berbuat dosa (mencuri, berdusta,
membunuh) ada banyak, tetapi mengaku dosa karena selama ini merasa lebih benar atau lebih suci
dari yang lain, hampir-hampir tidak ada.
Kebenaran diri sendiri adalah kusta yang mendalam sampai ke dalam sumsum manusia. Dosa
‘merasa benar’ lebih parah, lebih berbahaya, dari seorang penjahat yang paling jahat. Siapa yang
dapat menolong si kusta ini? Hanya Yesus!
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya:
"Aku mau, jadilah engkau tahir."1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
-
-
5
-
Perkataan → tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, adalah getaran yang ada di dalam hati. Inilah
pintu yang diketok dan berbunyi, ada getaran Kasih dalam hati. Belas kasihan adalah getaran dari
pintu hati Tuhan yang diketok.
Di sini ada doa yang dikabulkan, sebab doa itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Terlebih dahulu kita
harus ‘datang’ kepada DIA dan ‘memandang’ DIA yang ada di atas kayu salib. Hal ini yang
dipandang oleh si kusta (sekalipun pada saat itu Yesus belum disalib).
Pada saat itu, memang Yesus belum disalibkan, tetapi orang kusta ini sudah memandang Yesus di
atas kayu salib, DIA yang mengeluarkan tanda ‘darah dan air’ yang membasuh dosa kita dan yang
menyembuhkan dari segala penyakit.
Orang kusta ini sudah mampu melihat tanda darah dan tanda air yang ada pada Yesus. Dari mana
kita tahu? Dari ucapannya → "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Apa arti kata ‘mau’
di sini? Mau melakukan kehendak Bapa. Apa kehendak Bapa? Yesus yang tidak berdosa dijadikan
berdosa oleh karena aku yang berdosa (yang kusta, yang najis).
Page
-





Bagi kita sekarang, sebenarnya kita mendapat kekuatan, sebab Yesus sudah disalibkan. Mata kita
seharusnya sudah terbuka, bahwa ‘Yesus mau’. Yesus sudah disalibkan, berarti Yesus mau
melakukan kehendak Tuhan.
Karena Yesus mau disalibkan, maka tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Karena Yesus mau
disalibkan, maka Yesus bisa melakukan apa saja, dan itu berkenan di hadapan Tuhan. Inilah doa
yang menggetarkan hati Tuhan (Ibr.2:18).
Jika kita memandang DIA yang berada di atas kayu salib, kita mau menghancurkan dosa-dosa kita.
Ini doa yang didengar oleh Tuhan, sebab melakukan kehendak Tuhan. Jika kita datang untuk
memohon ampun kepada Tuhan, inilah yang Tuhan tunggu, sebab DIA sudah mau.
DIA naik ke atas kayu salib untuk mengerjakan pendamaian antara Allah dan kita, dengan
mengurbankan diri-Nya. Pelayanan pendamaian semacam ini dipercayakan kepada kita (2 Kor. 5:19).
Orang yang dipercayakan berita pendamaian adalah utusan-utusan Kristus.
DIA yang tidak mengenal dosa, didosakan karena kita. DIA mau dijadikan dosa karena kita, DIA mau
memikul dosa kita, itu sebabnya DIA dapat mengampuni dosa kita. DIA mau memikul segala
penyakit kita, itu sebabnya DIA mampu menyembuhkan kita.
Penghargaan terhadap Kurban Kristus
 Doa orang kusta adalah doa yang menggetarkan hati Tuhan. Doa yang menghargai kurban Kristus.
Sekarang bagaimana penghargaan kita terhadap Kurban Kristus? Kita menerima pengampunan.
Penghargaan kita terhadap pengampunan adalah tidak melakukan dosa yang sudah Tuhan ampuni.
 Orang kusta setelah ditahirkan, dia tidak mau kusta lagi. Sekalipun dia ditawari uang begitu banyak
untuk kembali berpenyakit kusta, saya percaya dia tidak akan mau. Sekarang, perasaan ini hampir
tidak ada pada kita, sebab pengampunan tidak didasarkan pada Kurban Kristus, sehingga kita tidak
merasa bahwa kita benar-benar sudah diampuni.
 Kita sangat meringankan pengampunan, begitu ada halangan dan godaan, kita kembali kepada
dosa. Dosa = kusta. Jika kita pernah benar-benar merasa berdosa (kusta) dan sudah ditahirkan oleh
Tuhan, saya percaya kita tidak mau kembali menjadi kusta sekalipun harus berhadapan dengan
halangan dan godaan. Tawaran apa pun pasti kita tolak, asal jangan kusta lagi.
 Yang menjadi masalah adalah kita ‘tidak pernah merasa’ berdosa (kusta). Bibir bisa berkata bahwa
kita semua berdosa, tetapi merasa dan mengakui dosa, tidak. Sehingga tidak heran jika kita tidak
datang kepada Tuhan untuk mohon ampun dengan sungguh-sungguh.
 Mari kita mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan di dalam kehidupan kita, sebab Allah adalah
Allah yang penuh kemurahan dan Kasih sayang kepada kita. Jangan sampai kehidupan kita menjadi
kehidupan yang dinajiskan kembali oleh dosa.
 Inilah kehendak Tuhan. Jika kita datang kepada Tuhan dengan kehendak-Nya, maka Tuhan pasti
akan memberi pertolongan kepada kita. Sebagai orang kusta sejati, begitu dia menerima
pentahiran dari Tuhan, dia pasti tidak mau kembali kepada kustanya, sebab kusta itu penderitaan.
6

Jadi, pada Mar. 1:40-45, ada orang kusta yang doanya bisa menggerakkan hati Tuhan. Inilah doa
yang terjadi di atas mezbah kurban bakaran. Doa penghapusan dosa sangat berkenan di hadapan
Tuhan, sangat menggetarkan pintu hati Tuhan, sampai keluar bunyi “Aku mau”.
Jika kita berdoa kepada Tuhan supaya kita jangan berdosa, Tuhan pasti akan berikan
pengampunan, Tuhan akan lepaskan kita dari dosa dan memberikan hidup yang benar dan suci.
Dan jika kita sudah menerima pengampunan dan kelepasan, kita harus jaga pengampunan dan
kelepasan yang sudah Tuhan kerjakan atas hidup kita.
Page

Kisah Kedua: Kisah orang buta
Mat. 20:30-34
Tentang gerakan hati Tuhan
20:32 Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" 20:33
Jawab mereka: "Tuhan, supaya mata kami dapat melihat." 20:34 Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia
menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.
-
-
Doa orang buta ini sempat menggerakkan hati Tuhan. Ada pintu yang diketok dan terjadi suatu
getaran dan bunyi, sehingga pintu dibuka. Doa orang buta ini berkenan di hati Tuhan, sehingga
matanya dibuka oleh Tuhan.
Awalnya matanya buta, sekarang menjadi terbuka dan bisa melihat terang. Jika dulu, yang buta
adalah mata jasmani, tetapi di akhir zaman ada kebutaan yang lebih celaka dari sekedar buta secara
jasmani, yaitu mata hati yang buta.
Mat. 6:22-23
Mata hati yang buta
6:22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; 6:23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
-
-
-
Pada ayat 23, Tuhan memakai istilah ‘matamu jahat’. Perkataan ‘matamu jahat’ berarti ‘hati yang
buta’. Istilah yang ada kaitannya dengan ‘mata’, biasanya jahat, seperti mata keranjang, mata
duitan, dan lain-lain.
Jika pada zaman Yesus, yang buta dari Bartimeus adalah mata jasmaninya dan itu sudah sangat
berat dan merupakan suatu penderitaan. Sekarang Tuhan awasi, sebab pada ayat sebelumnya
Yesus berbicara tentang ‘uang’. Mammon bisa membutakan banyak manusia sehingga tidak bisa
memandang Tuhan (Terang Firman) dengan benar.
Jika mata hati jahat, maka gelaplah seluruh tubuh. Mata yang jahat mengakibatkan suatu
penderitaan yang amat sangat, bahkan sampai kepada kematian. Bukan kematian biasa, tetapi
kematian kedua, itulah penghukuman kekal.
Rom. 1:18-21
1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
-
-
-

Perhatikan ayat 21, ayat itu ditujukan justru kepada kita yang sudah mengenal Tuhan. Sebagai
orang yang mengenal Allah, seharusnya doa semakin meningkat. Jika kita dikatakan mengenal
Allah, seharusnya kita mempunyai pandangan seperti orang kusta, bahwa ‘Yesus dapat’ atau ‘Yesus
mau’ mengampuni dosa kita.
Tetapi sekarang bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan penyembahan kita? Di sini Tuhan
berbicara tentang ‘pandangan’, jika pandangan kita sudah tidak benar, pikiran menjadi sia-sia, dan
hati yang bodoh menjadi gelap, maka bisa dipastikan kehidupan manusia akan merosot.
Inilah kegenapan dari perkataan Tuhan → jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya
kegelapan itu. Mereka dikatakan mengenal Allah, tetapi tidak memuliakan Allah, sebab pikirannya
‘menjadi’ sia-sia dan mata hatinya yang bodoh ‘menjadi’ gelap.
Jika kita baca pada ayat selanjutnya (ayat 24-31), perbuatan dari orang yang pikirannya sia-sia dan
hatinya gelap adalah perbuatan-perbuatan yang tidak dilakukan binatang, tetapi malah dilakukan
oleh mereka.
Ayat 32
Bagi Allah, orang yang memiliki pikiran yang sia-sia dan mata hati yang gelap, patut dihukum mati.
Tetapi bagi dunia untuk sementara waktu ini, mereka tidak dihukum mati, malah diberi kebebasan
demi hak asasi. Di sini kita bisa melihat betapa gelapnya dunia ini.
Page
-
7
1:32 Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal
demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang
melakukannya.
-
-

Mereka tidak berbuat sendiri, tetapi malah menarik orang lain untuk melakukan hukum Sodom
Gomora. Perkataan ‘setuju’ bukan hanya setuju, tetapi malah memanggil orang-orang lain supaya
ikut berbuat dosa bersama-sama.
Inilah kegelapan yang dikatakan oleh Yesus dalam Mat. 6:23 → jika matamu jahat, gelaplah seluruh
tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Ini kegelapan yang ada
di dalam api neraka.
Orang buta yang sudah jatuh ke dalam dosa dan sekarang hidup di dalam kegelapan yang paling
gelap, jika saja dia mau datang kepada Tuhan untuk berseru → "Tuhan, supaya mata kami dapat
melihat." Maka hati Tuhan pasti tergerak oleh belas kasihan.
Kegelapan hati
2 Kor. 4:3-4
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,4:4 yaitu orang-orang
yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
-
-
Inilah orang yang hidup dalam kegelapan, yaitu binasa. Injil yang diberitakan tetutup, mereka tidak
percaya sebab pikirannya telah dibutakan (salah satu yang bisa membutakan adalah mammon). Pikiran
yang telah dibutakan berarti hati yang sudah membatu, hati yang sudah sangat keras.
Hati yang keras lebih parah dari orang yang ‘berbuat’ dosa. Sebab orang semacam ini hanya
disediakan untuk binasa. Perhatikan kembali ucapan Bartimesus →"Rabuni, supaya aku dapat
melihat!" Dia merindu supaya matanya terbuka (hatinya yang keras itu dilembutkan) dan bisa melihat
terang (pribadi/ wajah Kristus). Terang apa? Terang Injil tentang kemuliaan Kristus.
Page
Memandang DIA
 Supaya kita bisa memandang Terang Kemuliaan Yesus, hati jangan keras. Jika manusia bisa
mengerti tentang ‘Berita Mempelai’, itu bukan karena pikiran atau kepandaian seseorang, tetapi
hati harus dilembutkan, dan Tuhan mampu melembutkan hati.
 Dalam Yeh. 36:26 disebutkan bahwa Tuhan mampu mengganti hati yang keras bagai batu, dengan
hati yang lembut, supaya bisa memandang Kristus dalam terang kemuliaan yang diberitakan dalam
Injil tentang kemuliaan Kristus.
8
Berita Injil
 Berita Injil pertama adalah Mezbah Kurban Bakaran, dalam Efe. 1:13 disebut Injil Keselamatan.
Segala perbuatan dosa dihapuskan → "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Yesus mau
disalibkan dan DIA dapat menyelamatkan. Berita bahwa Yesus dapat menyelamatkan, diberitakan
sampai ke seluruh dunia supaya semua manusia beroleh selamat.
 Tuhan tidak mau ada orang yang harus binasa. Tuhan masih memberikan perpanjangan sabar-Nya
supaya jangan ada orang yang binasa. Kusta atau dosa harus ditahirkan sebelum DIA datang
kembali, sebab dalam Kerajaan Surga tidak boleh ada dosa masuk.
 Sebelum Yesus datang kembali, DIA bekerja dengan kuasa, dengan getaran hati yang berbelas
kasihan, supaya manusia mendapat pengampunan dosa. Tetapi Yesus tidak berhenti hanya sampai
di Mezbah Kurban Bakaran, harus dilanjut kepada Mezbah Dupa Emas (suatu penyembahan).
 Penyembahan untuk memandang Yesus. Di dalam penyembahan, kita tidak hanya memandang
Yesus yang disalibkan, bukan hanya menjadi Anak Domba Allah, tetapi DIA adalah Mempelai Pria
Surga, supaya kita bisa masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba Allah.
 Supaya mata kita terbuka memandang Yesus dalam ‘Terang Kemuliaan’. Ini adalah Berita Mempelai
supaya kita bisa memandang Yesus yang bukan hanya Juru Selamat, seorang yang mati
menanggung dosa, tetapi supaya mata kita bisa memandang DIA sebagai Mempelai Pria.




Berita ini tidak bisa dinalar dengan akal, tetapi harus diterima dengan hati yang dilembutkan oleh
Allah. Belajarkan kepada Yesus, sebab DIA rendah hati dan lemah lembut. Jika kita ada dalam
Pengajaran Mempelai malah menjadi sombong, maka harus ada koreksi yang mendalam.
Kita memang diberkati oleh Tuhan dengan Pengajaran Mempelai, tetapi jika dengan pengajaran ini
kita malah merasa lebih benar dan lebih suci dari yang lain, itu berarti kita tidak memandang
Kristus, sehingga hati menjadi keras, menjadi batu, sehingga tidak menjadi berkat bagi sesama.
Tuhan mengajar kita menjadi lemah lembut supaya bisa mengerti dan bisa memandang tentang
kemuliaan Kristus yang diberitakan dalam Injil tentang kemuliaan Kristus. Hati yang keras adalah
illah akhir zaman!
Perhatikan: Hati yang keras bukan hanya membutakan, tetapi membuat kita tidak bisa masuk
dalam Kerajaan Surga. Perbuatan dosa sudah diampuni, tetapi bagaimana hati kita? Hati yang keras
tidak akan pernah mampu menggerakkan hati Tuhan dengan belas kasihan untuk menjawab doa.
Rasul Paulus
 Dia adalah orang yang keras. Dulu dia berpendapat → aku disunat pada hari kedelapan, dari bangsa
Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang
Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat
aku tidak bercacat (Fil. 3:5-6). Semua ini menunjukkan betapa keras hati Saulus.
 Dalam hal pendidikan, dia seorang sarjana yang dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel
dalam hukum Taurat, sehingga dia menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah (Kis. 22:3). Dia
memiliki segalanya, tetapi hatinya keras, sehingga tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Mesias
dan Anak Allah yang hidup.
 Pada saatnya, ‘terang’ menyinari dia. Terang apa? Terang Injil tentang kemuliaan Kristus. Saulus
disorot saat hendak menganiaya pengikut Yesus. Begitu disinari oleh Firman Allah, hati yang keras
itu menjadi lembut.
 Dia bisa memandang dengan benar, sehingga bisa menulis surat-surat tentang Injil Kemuliaan
Kristus, dengan jelas. Sehingga dia katakan → Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka, yang akan binasa,

Berita ini sangat jelas. Jika ada orang yang menolak Pengajaran Mempelai, pasti ada dosa yang
dipertahankan, pasti ada dosa yang disinari oleh terang pengajaran, tetapi dipertahankan. Dosa itu
bisa dalam hal kedudukan, keinginan akan mammon, atau nikah. Biarlah hati kita disinari oleh
Pengajaran Injil tentang Kemuliaan Kristus yang adalah wujud Allah.
Kesimpulan
A. Mezbah Kurban Bakaran, berbicara tentang perbuatan dosa yang harus dimatikan (kusta)
B. Mezbah Dupa Emas, Tuhan ingin melihat dalam penyembahan, agar hati jangan keras. Hati yang
keras harus dihancurkan. Secepat Yesus melihat hati yang hancur, Tuhan berkenan.
Kesaksian Raja Daud
Maz. 51:16
Jika hanya sekedar kurban, raja Daud punya banyak binatang yang bisa dikurbankan, tetapi itu
bukan kurban yang sesungguhnya. Hati yang hancur, hati yang remuk redam, hati yang tunduk dan
bertobat, itulah persembahan.
Page
-
9
51:16 Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilanMu! 51:17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! 51:18 Sebab Engkau tidak berkenan
kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. 51:19 Korban sembelihan
kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
-
Hati yang hancur, hati yang mau bertobat, adalah kurban sembelihan. Hati yang patah dan remuk
adalah dupa yang bisa kita persembahkan, bukan hati yang keras. Di Mezbah Dupa Emas harus
terjadi penghancuran hati, itulah hati yang dimuliakan Tuhan.
Jadi, ada dua masalah menghadapi hari kedatangan Tuhan
1. Bagaimana dosa
2. Bagaimana hati

10

Apakah hati tetap keras seperti yang disebutkan dalam Roma pasal 1? Hati yang keras akan
memuncak sampai melawan – mendurhaka – menghujat kepada Tuhan. Tetapi jika kita mau
merendahkan diri dan mohon ampun kepada Tuhan, itu menggerakkan belas kasihan Tuhan.
Bukan berapa banyak kurban yang dipersembahkan yang mampu menggerakkan hati Tuhan, tetapi
kurban hati yang hancur, patah, dan remuk, yang mampu menggetarkan belas kasihan Tuhan.
Jadi, doa yang didengar oleh Tuhan adalah doa yang membawa kita sampai kepada ‘pintu’, itulah
Tuhan Yesus Kristus. Jika kita mengetok, menghasilkan bunyi dan getaran hati yang namanya belas
kasihan. Sehingga dosa kita diampuni oleh Tuhan, hati kita remuk redam, dan itulah penyembahan
kepada Tuhan.
Page

Download