E Magazine Edisi 4 Desember 2016

advertisement
REC
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa
Pengkhotbah
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Telp : 0812 3378 0070
Email: ev.yohanesdodik@gmail.
com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Bahaya Ketamakan
(Matius 6:19-24) | Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
K
ekristenan
bukan
hanya
tentang praktek-praktek relijius
tertentu, misalnya sedekah (6:1-4),
doa (6:5-13), dan puasa (6:16-18).
Kekristenan juga mencakup halhal praktis sehari-hari seperti harta
(6:19-24) maupun kebutuhan seharihari (6:25-34). Tidak ada perbedaan
antara yang sakral dan sekular.
Pembedaan populer antara rohani
dan jasmani merupakan dikotomi
yang keliru dan tidak perlu. Ibadah
kepada Allah tidak boleh dibatasi
pada aktivitas, tempat, dan hari
tertentu.
Tidak sulit untuk menemukan
dukungan bagi kebenaran ini.
Kedaulatan Allah yang mutlak atas
segala sesuatu membuat segala
sesuatu bersentuhan dengan Dia.
Dengan demikian segala sesuatu
adalah (seharusnya) rohani. Cara kita
memandang dan memperlakukan
harta (6:19-24) juga termasuk salah
satu area yang berada di bawah keTuhanan Kristus.
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Akar persoalan:
(ayat 19-23)
segala kejahatan bukanlah uang,
melainkan cinta uang (1 Tim 6:10).
ketamakan Ada beberapa petunjuk dalam teks
yang mengarah pada kesimpulan
ini.
Pembacaan secara sekilas mungkin
menimbulkan kesan bahwa Tuhan
Yesus sangat anti terhadap kekayaan.
Kepemilikan harta pada dirinya
sendiri dipandang keliru. Tabungan
dan investasi masa depan ditentang.
Asuransi sebagai sebuah proteksi
pun dilarang.
Kesan semacam ini jelas keliru.
Alkitab tidak pernah melarang
kepemilikan harta. Perintah ke10 (“Jangan mengingini harta
milik sesamamu”) bertujuan untuk
melindungi harta pribadi masingmasing orang. Nasihat untuk belajar
kepada semut yang menyiapkan
perbekalan di saat susah (Ams 6:68; 30:25) menyiratkan bahwa kerja
keras, tabungan, dan asuransi pada
dirinya sendiri tidaklah salah. Allah
tidak anti terhadap kekayaan.
Pertama, kata “bagimu” (hymin)
di ayat 19-20. Kata ini muncul dua
kali, namun penerjemah LAI:TB
lalai menerjemahkan yang pertama.
Ayat 19a seharusnya berbunyi:
“Janganlah kalian mengumpulkan
bagi kalian (hymin) harta di atas
bumi ini”. Kelalaian ini cukup
disayangkan, sebab inti larangan
justru terletak pada kata hymin.
Kata ini menyiratkan orang yang
mengumpulkan harta secara egois.
Mereka hanya mementingkan diri
sendiri dan keluarganya. Bukan
orang lain. Bukan kerajaan Allah.
Kedua, kata “hati” (kardia) di ayat
21. Ayat ini menerangkan bahwa
yang dipersoalkan bukanlah jumlah
harta, tetapi posisi hati. Hal ini
sekaligus menunjukkan bahwa
ketamakan bukan hanya menjadi
Yang menjadi inti masalah di ayat 19- milik orang-orang kaya. Siapa
23 adalah ketamakan, bukan harta. saja, termasuk orang miskin dan
Sama seperti ajaran Paulus, akar sederhana, berpotensi terjerumus
pada ketamakan.
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Ketiga, metafora mata
di ayat 22-23. Ungkapan
“mata adalah pelita tubuh” (ayat 22)
mengajarkan bahwa seluruh aktivitas
seseorang ditentukan (atau, paling
tidak, dipengaruhi) oleh mata. Bagi
kita yang tidak tuna netra maupun
tidak terbiasa, seluruh aktivitas kita
sehari-hari membutuhkan mata.
Secara metaforis, mata menyiratkan
sebuah cara pandang. Ini berbicara
tentang nilai dan arti hidup. Ini
tentang fokus dalam kehidupan.
Cara pandang mempengaruhi
seluruh tindakan. Jika seseorang
menganggap harta sebagai hal yang
paling penting, orang tersebut tentu
akan mengejarnya sekuat tenaga.
Seluruh waktu, tenaga, dan pikiran
dicurahkan pada harta. Hal-hal lain
menjadi tidak terlalu berarti.
Peringatan bagi orang-orang
tamak (ayat 19-23)
Ketamakan dan kenikmatan tidak
selalu berteman. Ada masa bulan
madu. Ada pula masa kelabu.
Mereka yang tamak perlu menyadari
bahwa suatu ketika mereka pasti
akan kehilangan harta mereka (ayat
19). Anehnya, mereka tetap saja
meletakkan hati pada harta. Dengan
demikian ketamakan merupakan
sebuah kebodohan yang ironis.
Orang
yang
tamak
pasti
mengumpulkan harta sebanyakbanyaknya bagi diri mereka sendiri.
Pengumpulan ini dimaksudkan agar
mereka memiliki persediaan yang
melimpah untuk masa yang panjang
di depan. Ironisnya, kekayaan
duniawi justru bersifat sementara.
Ada banyak penyebab yang dapat
merenggut
harta
seseorang.
Binatang (ngengat), alam (karat),
maupun orang lain (pencuri) dapat
meniadakan harta orang. Dalam
konteks budaya kuno, peringatan ini
tentu sangat mengena. Pada zaman
itu belum ada teknologi mutakhir
yang bisa menjaga ketahanan hasil
panen, makana, maupun barang
yang lain. Belum ditemukan berbagai
sistem
pengamanan
canggih.
Belum ada bank dan deposito
yang terbilang aman. Menyimpan
harta dalam tanah pun tidak selalu
aman.
Peperangan
seringkali
menghancurleburkan kota sehingga
tempat penyimpanan seringkali
sukar dikenali lagi. Binatang dalam
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ tanah pun berpotensi
merusak barang yang
dipendam. Belum lagi jika pemilik
harta tersebut terbunuh dalam
peperangan. Jika semua ini terjadi,
untuk apa mengumpulkan harta
sebanyak itu? Apa yang disiapkan
untuk jangka panjang ternyata dapat
hilang dalam sekejap.
Dalam konteks sekarang, tingkat
bahaya kehilangan harta mungkin
tidak sebesar pada zaman dulu.
Namun, bukan berarti tidak
ada bahaya sama sekali. Inflasi,
devaluasi, spekulasi bisnis yang
gagal, maupun krisis ekonomi
(nasional maupun global) dapat
menjadi perenggut kekayaan yang
menakutkan. Kebakaran, bencana
alam, kecelakaan, dan kerusuhan
dapat menjadi momok mematikan.
Apa yang disebut “krisis generasi
ketiga” masih menjadi persoalan
yangg merisaukan bagi bisnis
keluarga yang sudah mapan.
Pendeknya, hanya orang-orang
tamak yang takabur yang merasa
bahwa hartanya akan aman untuk
selama-lamanya.
Orang-orang yang tamak juga perlu
memperhatikan peringatan yang
lain. Hidup mereka akan terasa
seperti dalam kegelapan (ayat
23). Lebih parahnya, kegelapan
ini bukan disebabkan tidak ada
terang. Kegelapan ini disebabkan
penglihatan buruk (kebutaan).
Seandainya persoalan yang ada
hanya sekadar tidak ada terang,
sebuah pelita atau obor mungkin
dapat menjadi solusi. Jika yang
menjadi persoalan adalah kebutaan,
tidak ada yang dapat dilakukan. Ini
adalah kegelapan yang benar-benar
gelap.
Seperti itulah orang-orang yang
tamak. Mereka mempunyai cara
pandang yang keliru. Mereka tidak
mampu membedakan mana yang
penting. Apa yang bersifat sementara
justru dikejar sedemikian rupa.
Fokus mereka hanya pada harta,
harta, dan harta. Fokus yang sempit
ini pasti menghalangi mereka melihat
hal-hal lain yang lebih bermakna di
dalam kehidupan. Usaha keras untuk
mendapatkan harta seringkali harus
dibayar dengan kehilangan hal-hal
lain yang lebih penting: keluarga,
integritas, dan keselamatan jiwa.
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Menggali lebih dalam (ayat 24)
Ibarat sebuah gunung es di tengah samudera, ketamakan hanyalah sebuah
persoalan yang tampak dari luar. Di bawahnya masih ada persoalan lain
yang lebih besar dan lebih serius: salah mendedikasikan hidup. Orangorang yang tamak pada dasarnya telah gagal mendedikasikan hidup
kepada Allah, karena seseorang tidak dapat mengabdi kepada Allah dan
Mamon (harta) sekaligus (ayat 24; Luk 16:13).
Di telinga orang-orang zaman sekarang, pernyataan Tuhan Yesus di sini
mungkin terdengar terlalu keras. Sebagian orang sekarang memiliki dua
atau tiga pekerjaan sekaligus. Semua bisa dikerjakan dengan baik. Mengapa
mendedikasikan diri pada dua tuan dianggap tidak mungkin dilakukan
secara sekaligus?
Untuk memahami perkataan ini kita perlu mempertimbangkan konteks
perbudakan kuno. Esensi dari perbudakan adalah kepemilikan yang
tunggal dan dedikasi sepenuh waktu. Tidak ada seorang budak yang
menjadi milik bersama beberapa tuan. Seorang budak hanya mengabdi
pada satu tuan. Pengabdian ini bersifat sepenuh waktu (24 jam sehari).
Seorang budak hanya bisa bebas dari tuannya apabila ia dibeli oleh tuan
yang lain. Kalaupun seorang budak dimiliki bersama oleh dua tuan,
mustahil budak itu dapat menjadi budak yang baik bagi dua tuannya.
Demikian pula dengan tuntutan Allah kepada kita. Allah adalah pemilik
tunggal kehidupan kita. Ia yang menciptakan kita. Ia yang menebus kita
dari dosa-dosa kita. Seluruh hidup kita – tenaga, fokus, hati, dan waktu –
harus ditujukan pada Allah saja. Apa yang kita pikirkan setiap hari adalah
bagaimana menyenangkan hati tuan kita. Nilai hidup kita ditentukan oleh
seberapa besar dedikasi kita pada Allah.
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Dengan konsep seperti ini kita sekarang dapat mengerti mengapa
memberikan diri pada Allah dan Mamon merupakan hal yang
mustahil untuk dilakukan. Mereka yang mengabdi pada Allah pasti akan
mencari harta di surga (ayat 20). Sebaliknya, mereka yang tamak pasti
akan menghabiskan seluruh energi, waktu, dan pikiran demi hal-hal yang
sementara di dalam dunia ini (ayat 19). Tidak ada netralitas. Tidak ada
yang berdiri di atas pagar: entah ia di dalam atau di luar pagar. Tidak ada
jalan tengah.
Saudara termasuk pada kelompok yang mana? Apakah yang berharga bagi
Saudara adalah hal-hal yang bernilai kekal, misalnya karakter Kristiani,
iman, pengharapan, kasih, dan pengetahuan tentang Allah? Apakah
Saudara secara konkrit dan sungguh-sungguh melibatkan diri dalam
pekabaran injil sehingga menjadi sarana keselamatan bagi jiwa orang lain?
Apakah Saudara sudah maksimal dalam menggunakan harta dan talenta
untuk pelebaran kerajaan Allah di muka bumi? Soli Deo Gloria.
8
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk persiapan Natal keluarga besar REC yang akan
diadakan pada tanggal 25 Desember 2016 pk 17.00 WIB.
•Doakan untuk panitia yang mempersiapkan acara.
•Doakan untuk dana yang dibutuhkan.
•Doakan agar acara Natal ini akan memberikan makna yang
dalam bagi setiap jemaat.
2. Doakan untuk pasangan suami istri di REC.
•Doakan agar mereka dapat menerapkan nilai-nilai rohani
di dalam rumah tangga mereka (saling berkorban, saling
mendahulukan, saling memperhatikan, saling memberikan
waktu)
•Doakan agar mereka dapat memberikan teladan yang baik bagi
anak-anak
•Doakan agar Tuhan dimuliakan melalui rumah tangga mereka.
9
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 92:
Apa itu’ hukum kesusilaan’?
Jawaban :
Hukum kesusilaan ialah penyataan kehendak Allah kepada umat
manusia, yang mengarahkan dan mewajibkan tiap-tiap orang
untuk takluk dan taat padanya secara perseorangan, sempurna,
dan terus-menerus. Dalam hal itu seluruh manusia, jiwa dan raga,
perlu dikerahkan dan disiapkan, untuk memenuhi segala karya
tugas kesucian dan kebenaran yang wajib ditunjukkannya terhadap
Allah dan sesamanya manusia. Hukum itu menjanjikan kehidupan
kalau orang menggenapinya, dan mengancamkan maut kalau orang
melanggarnya.
a. Ula 5:1-3, 31, 33; Luk 10:26-27; Gal 3:10; 1Te 5:23. b. Luk 1:75; Kis
24:16. c. Rom 10:5; Gal 3:10,12.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan?
Menebus Realitas Pernikahan | Kekuatan dan Keteguhan Hati
P
ada intinya, kisah Tamar adalah tentang keteguhan hati untuk bertindak saat hidupnya berantakan. Ini merupakan sebuah kisah
tentang bagaimana Allah mengajar seorang wanita untuk mempercayai-Nya di dalam banyak hal
di hidupnya dan bagaimana Allah
menggunakan seorang wanita untuk “menelanjangi” seorang Yehuda
dari semua alasan dan pembenaran
dirinya sendiri dan untuk menjadikan lelaki ini sebagai sosok manusia baru.
Keteguhan Hati yang Mampu
Mengatasi Ketakutan.
Cobalah untuk membayangkan
kondisi emosi Tamar. Tentu
saja dia marah kepada Yehuda.
Yehuda menyuruhnya pulang ke
rumah ayahnya dengan janji akan
dinikahkan dengan Syela bila
anaknya itu sudah dewasa. Syela
sudah dewasa, tetapi Tamar tidak
mendapatkan kabar apapun dari
Yehuda. Dia pasti merasa sangat
putus asa dengan situasi yang
dihadapinya. Dia adalah seorang
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
janda – malah dua kali
menjanda. Suaminya yang
pertama sangat jahat, dan suaminya
yang kedua tidak mau meneruskan
garis keturunan kakaknya. Allah
membunuh kedua lelaki itu karena
kejahatan mereka. Dan di puncak
keadaannya yang menyedihkan, dia
dituduh sebagai wanita mandul dan
dicurigai sebagai penyebab kematian
kedua suaminya. Di dalam keadaan
seperti itu, tidak akan ada lelaki yang
mau menikahinya.
Tamar putus asa mencari jalan
keluar dari keadaannya yang penuh
dilema. Hanya satu kemungkinan
jalan keluar. Tujuannya jelas, tetapi
semua kesulitan dan ketidakpastian
yang timbul di dalam rencananya
itu membuat jantungnya seolah
berhenti berdenyut.
Tamar terus bergelut dengan
kepedihan dan keputusasaannya,
tetapi dia meneguhkan hatinya,
melepas pakaian kejandaannya,
lalu melaksanakan rencana untuk
merayu Yehuda.
Allah Sedang Bekerja . . . Dengan Teliti
Kisah
Tamar
dengan
jelas
mengilustrasikan bahwa Allah
tetap sedang bekerja di saat hidup
ini berantakan. Kita bisa melihat
dengan jelas campur tangan Allah.
Betapa menakjubkan bagaimana
Allah membuat semua bagianbagian yang telah rusak itu disusun
kembali dengan cara yang sangat
mengejutkan. Allah bekerja dengan
cara yang tentu saja tidak terlihat
nyata, baik oleh Tamar ataupun
Dia
harus
menghadapi
kemungkinan bahwa Yehuda tidak
bisa dikelabui oleh pakaiannya. Jika
penyamarannya gagal, apakah dia
akan terancam mati? Dan jika dia
gagal merayu lelaki itu sehingga
tidak bisa mengandung, maka ia
tidak memiliki apa-apa lagi untuk
bisa membuatnya hidup.
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Yehuda.
Saat
Yehuda
bertemu dengan Tamar dalam
penyamarannya sebagai perempuan
sundal – Yehuda tidak membawa apaapa sebagai alat pembayaran. Karena
satu-satunya tujuan Tamar adalah
agar dia bisa mengandung, maka
reaksi Tamar meminta tanggungan
adalah di luar rencananya.
Respon Tamar yang hati-hati
terhadap janji Yehuda untuk
membayarnya nanti bisa dipahami
karena Yehuda pernah lalai untuk
memenuhi janjinya yang pertama
yaitu untuk memberikan Syela
untuk menjadi suaminya. Tetapi,
jika permohonannya meminta
tanggungan membuat Yehuda
marah, maka dia tidak akan mencapai
tujuan utamanya – mengandung
anak Yehuda, seorang anak yang
merupakan keturunan yang sah dari
anak sulung Yehuda, Er.
Di sini kita melihat Allah bekerja
dengan tiga cara. Pertama, cap
meterai, kalung, tongkatnya adalah
benda-benda yang paling kuat
sebagai bukti DNA yang dimiliki
Tamar untuk digunakan pada
waktunya. Kedua, pada saat Tamar
mengajukan tuntutannya untuk
mendapatkan tanggungan, Yehuda
memenuhi permohonannya. Ketiga,
Allah tidak akan membiarkan
Yehuda melarikan diri dari dosadosanya sampai dia menghadapi
kenyataan yang sebenarnya dan
menjadi sosok laki-laki yang
diinginkan Allah, yaitu laki-laki
yang mau bertanggung jawab
sebagai pemimpin dan memberikan
kesejahteraan kepada mereka yang
menjadi tanggung jawabnya.
Ketika Segala Sesuatunya Berubah
dari Buruk Menjadi Lebih Buruk
Ketika satu bulan telah berlalu
dan Tamar mendapati dirinya
mengandung, pada akhirnya dia
harus menyadari bahwa situasinya
yang buruk akan menjadi lebih
buruk lagi. Yang tadinya sebagai
janda mandul yang tidak memiliki
harapan untuk menikah, sekarang
mengandung di luar nikah –
suatu keadaan yang sangat sulit
bagi seorang wanita pada masa
itu. Namun tampaknya dia tidak
diliputi oleh rasa takut karena dia
membiarkan kehamilannya yang
masih muda diketahui orang.
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Tamar tidak bertindak
secara emosional atau
tergesa-gesa. Dia memiliki waktu
enam sampai delapan minggu
untuk mempertimbangkan dengan
baik apa langkah selanjutnya yang
harus dia lakukan. Mungkin dia
menunggu sampai tahap aman
usia kehamilannya. Mungkin dia
memiliki iman kepada Allah.
Tamar begitu tenang, penuh
perhitungan, dan tidak sembrono.
Dia tidak meminta keluarganya
untuk melindunginya. Dia tidak
berusaha untuk melarikan diri. Dia
tidak menyerang Yehuda dengan
kemarahan atau ancaman. Tamar
hanya mengeluarkan cap meterai,
dan benda-benda lainnya sambil
mengatakan bahwa ayah dari anak
yang dikandungnya adalah lelaki
yang memiliki benda-benda itu.
Kemudian dia terinspirasi ucapan
Yehuda saat menunjukkan jubah
Yusuf kepada Yakub: “Apakah
engkau mengenali, milik siapakah
barang-barang
ini?”
Allah
memberikan Tamar kata-kata yang
bisa menelanjangi kemunafikan dan
keegoisan Yehuda.
Suatu gambaran dari tekad dan
keteguhan hati yang sangat luar
biasa! Tamar adalah seorang wanita
yang dipersiapkan untuk berani
menghadapi segala sesuatunya,
seorang wanita yang merasa
yakin bisa mendapatkan keadilan
untuk perkaranya dan siap untuk
menanggung risiko hanya untuk
melihat bagiannya dalam janji Allah
kepada Abraham digenapi. Dia
adalah seorang wanita yang akhirnya
melihat Allah bekerja di dalam
hal-hal yang paling kecil di dalam
hidupnya. Kita yakin bahwa iman
inilah yang memberikan keberanian
dan keteguhan hati untuk dengan
tenang menghadapi kemarahan
Yehuda dan mendapatkan kembali
tempatnya yang sah di dalam
keluarga Yehuda sebagai ibu dari
seorang ahli waris. Dia benar-benar
seorang wanita yang memiliki suatu
bentuk kekuatan yang berbeda.
Biarlah Allah Menjadi Allah
Terlepas dari kesulitan dan
pertanyaan-pertanyaan yang tak
terjawab di dalam kisah ini, siapa
yang dapat membantah bahwa
permohonan Tamar untuk meminta
14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ tanggungan berupa cap
meterai dan benda-benda
lainnya merupakan bukti dari
pekerjaan Allah di dalam hal-hal
kecil untuk melaksanakan rencana
dan tujuan ilahi-Nya. Kisah Tamar
berbicara kepada kita tentang sebuah
keteguhan hati yang di dalamnya
terdapat sikap mau belajar untuk
melihat Allah menyatakan diri-Nya
dengan cara-Nya sendiri, tanpa kita
mempertanyakan kebaikan atau
kasih-Nya bagi kita.
Jalan Menuju Keteguhan Hati
Kisah
Tamar
dengan
jelas
menunjukkan bahwa Allah selalu
bekerja untuk membawa kita kepada
suatu hubungan yang benar yang
dilandasi oleh ketaatan kepadaNya, dan bahwa Dia berbicara
kepada kita di waktu-waktu yang
berbeda dengan cara yang berbeda
yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Bagian dari kedisiplinan iman adalah
menerima pilihan-Nya tentang apa
yang baik bagi kita sebagai pilihan
yang tepat – meskipun di saat hidup
kita berantakan seperti hidup Tamar
dan meskipun di saat kita tidak bisa
memahaminya.
C. S.Lewis menulis: “Keteguhan hati
bukan hanya salah satu kebajikan,
tetapi bentuk dari semua kebajikan
pada masa-masa pencobaan.” Jika
Yehuda tidak berani menghadapi
kebenaran yang berhubungan
dengan Tamar dan bertanggung
jawab, dia tidak akan pernah menjadi
pemimpin yang Allah tetapkan. Dan,
yang lebih tragis adalah kematian
anak kembarnya yang belum sempat
lahir, yang bakal menurunkan Daud.
Tanpa keteguhan hati Tamar, Yehuda
mungkin sudah mengorbankan
tempatnya di dalam rencana Allah
yang abadi.
Ringkasan tentang Tamar: A Different
Kind of Strength
Beverly LaHaye & Janice Shaw
Crouse
~ bersambung ~
15
e
Ap ak ah Kita M e n gan ggap O r an g N o n - K r i s t en K afi r?|#Q and A
MAGZ
APAKAH KITA MENGANGGAP Orang nonkristen sebagai kafir?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 27 November 2016)
D
engan muatan kultural dan relijius seperti di atas, istilah “kafir”
memang riskan untuk disalahpahami apabila digunakan dalam
lingkup kekristenan. Cara pandang kita terhadap kelompok lain berbeda.
Pengelompokan menjadi harbi, muahid, dan zimi tidak ada analoginya
dalam kekristenan.
Lalu bagaimana Perjanjian Lama membedakan antara umat Allah (bangsa
Israel) dengan yang bukan umat Allah? Bagaimana pula Perjanjian
Baru membedakan antara orang-orang Kristen dan yang bukan? Untuk
menjawab hal ini, kita perlu sekali lagi melakukan studi kosa kata sederhana
terhadap kata gôyim atau ethnē.
16
e
Ap ak ah Kita M e n gan ggap O r an g N o n - K r i s t en K afi r?|#Q and A
MAGZ
Bentuk tunggal gôy digunakan khususnya untuk merujuk pada kelompok
orang tertentu secara politis, etnis, maupun geografis, tanpa melekatkan
nuansa relijius maupun moral tertentu (TWOT 326e). Masing-masing
keturunan yang terbesar di berbagai belahan bumi di Kejadian 10
disebut sebagai gôy. Kata Ibrani ini juga ditemukan dalam janji Allah
kepada Abraham untuk menjadikannya sebuah bangsa yang besar. Musa
menggunakan kata yang sama untuk merujuk bangsa Israel (Kel 33:13).
Pemunculan bentuk jamak gôyim juga memberikan gambaran yang
hampir sama. Istilah digunakan untuk bangsa-bangsa di dunia ini tanpa
mengaitkan dengan sikap relijius maupun moralitas mereka (Kej 10:31;
Hak 2:23). Janji Allah kepada Abraham untuk menjadi cikal-bakal sejumlah
besar bangsa juga memakai kata yang sama.
Walaupun demikian, penggunaan kata gôyim dalam arti relijius dan moral
juga ada di dalam Alkitab. Penduduk asli tanah Kanaan disebut sebagai
bangsa-bangsa yang fasik (Ul 9:4-5). Orang-orang yang tidak bersunat
juga disebut (Yer 9:26). Gôyim adalah bangsa-bangsa yang tidak memiliki
pertimbangan maupun pengertian (Ul 32:28).
Sekarang mari kita melihat penggunaan kata ethnē dalam Perjanjian Baru.
Hasil yang diperoleh melalui studi kata ini tidak jauh berbeda dengan
kata gôyim dalam Perjanjian Lama. Istilah ethnē dipakai untuk bangsabangsa yang ada di muka bumi ini, tanpa memusingkan agama mereka
(Mat 24:7; Kis 10:35). Kadangkala ethnē digunakan untuk membedakan
bangsa Yahudi atau orang-orang Kristen dari kelompok yang lain (Rm
3:29). Bahkan orang-orang Kristen yang bukan beretnis Yahudi (Rm 11:13;
15:27; 16:4; Gal 2:12).
Walaupun demikian, pembedaan secara moral juga muncul di Alkitab.
Orang-orang Kristen memiliki gaya hidup yang berbeda dengan bangsabangsa yang lain (Mat 20:25). Kita tidak boleh meniru perilaku mereka (Ef
17
e
MAGZ
Ap ak ah Kita M e n gan ggap O r an g N o n - K r i s t en K afi r?|#Q and A
4:17). Tindakan yang tidak terpuji juga pernah disebut sebagai
tindakan yang ethnikos (Gal 2:14).
Dari semua penjelasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
kata gôyim maupun ethnē memiliki arti yang beragam tergantung pada
konteks masing-masing. Arti yang ada tidak selalu berkonotasi relijius
maupun moral. Umat Allah bahkan kadangkala dianggap sebagai salah
satu bagian dari gôyim maupun ethnē. Arti yang berkaitan dengan aspek
relijius dan moral juga ada. Dari keragaman ini, kita dapat memikirkan
beragam terjemahan yang tepat: bangsa-bangsa non-Yahudi, semua
bangsa di dunia, orang-orang yang tidak mengenal Allah, dsb. Dalam hal
ini konteks adalah penentunya.
Bagaimana seandainya gôyim maupun ethnē mengandung makna relijius
dan moral serta merujuk pada bangsa-bangsa yang bukan umat Allah?
Apakah dalam hal ini terjemahan “kafir” dapat digunakan? Secara pribadi
saya tetap menganggap terjemahan “kafir” tidak sepenuhnya tepat.
Terjemahan “bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah” tampaknya
secara linguistik lebih baik. Ini adalah pilihan bijaksana dari sebagian
besar penerjemah LAI:TB (lihat Mat 6:7, 32; 18:17, dsb). Soli Deo Gloria.
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
DASAR-DASAR ALKITAB PENEBUSAN
TERBATAS
(Lanjutan tgl 27 November 2016)
ang perlu kita perhatikan
kemudian adalah hidup “yang
kekal”. Ini berarti hidup ini adalah
untuk selamanya. Atau satu kali
diselamatkan, untuk seterusnya
diselamatkan; selalu, selamanya
diselamatkan. Bila pandangan
Arminian benar, dan seorang percaya
yang sudah dilahirkan kembali dapat
kehilangan imannya dan menjadi
terhilang, maka mereka tidak dapat
menyatakan bahwa orang percaya
Y
mempunyai hidup yang kekal.
Mereka dapat mengatakan bahwa
orang percaya mempunyai hidup
yang baik, atau hidup yang kudus,
atau hidup yang supernatural, atau
hidup yang bahagia, tetapi mereka
tidak pernah dapat mengatakan
bahwa orang percaya memiliki
hidup yang kekal. Karena sesuai
dengan pandangan Arminian,
orang percaya belum tentu memiliki
hidup yang kekal. Ia memiliki hidup
yang sementara, hidup yang terbatas
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ waktunya, tetapi bukan
hidup yang berlangsung
terus-menerus tanpa akhir.
Ini
bertentangan
dengan
Firman Allah. Yesus mengatakan
bahwa “barangsiapa percaya kepada
Anak Allah, ia tidak akan binasa.”
Kaum Arminian berpendapat: “ada
sebagian orang percaya yang tidak
memiliki hidup yang kekal, tetaoi
hidup yang sementara saja.” Yesus
mengatakan: “jikalau seorang makan
dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya” (Yoh. 6:51), tetapi kaum
Arminian mengatakan: “belum
tentu!” Yesus mengatakan: “Akulah
kebangkitan dan hidup walaupun ia
sudah mati, dan setiap orang yang
hidup dan yang percaya kepada-Ku,
tidak akan mati selama-lamanya”
(Yoh. 11:25-26). “Tidak akan mati,”
kata Yesus. Tetapi kaum Arminian
berkata, “mungkin akan mati.”
Tetapi penggunaan kata “kekal”
secara tetap di dalam ayat-ayat Alkitab
membawa sukacita bagi orangorang percaya. Karena kesaksian
Alkitab secara jelas menyatakan
bahwa orang yang percaya kepada
Yesus tidak akan mati selamalamanya tetapi akan beroleh hidup
yang tidak akan pernah berakhir.
Bersyukurlah kepada Allah untuk
hidup kekal yang dikaruniakan-Nya
kepada kita.
Yohanes 6:39
“dan inilah kehendak Dia yang telah
mengutus Aku, yaitu supaya dari
semua yang telah diberikan-Nya
kepada-Ku jangan ada yang hilang,
tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman.”
Yesus baru saja mengatakan
bahwa semua yang diberikan Bapa
kepada-Nya akan datang kepadaNya (ay.37). itu merupakan suatu
kepastian. Yesus datang ke dunia ini
untuk melakukan kehendak bapa,
dan kehendak Bapa adalah “supaya
dari semua yang telah diberikan-Nya
kepada-Ku jangan ada yang hilang,
tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman.” Dan pada ayat 44 Yesus
mengatakan: “Ia akan Kubangkitkan
pada akhir zaman.” Kata “akhir
zaman” berarti hari terakhir di
dunia, Hari Penghakiman. Dengan
kata lain, semua orang yang datang
kepada Yesus akan dibangkitkan
pada akhir zaman untuk dibawa ke
sorga. Tak ada satu pun dari mereka
20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ yang hilang. Inilah ketekunan orang-orang kudus.
Bersambung………
Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
21
e
Pen cip taan B inat an g d i Ke j ad i an 1 d an 2 . . . | #D OYO U KNOW
MAGZ
Penciptaan Binatang di Kejadian 1 dan 2
S
epintas lalu dalam Kejadian 1
dan 2 terdapat 2 versi penciptaan
bintang yang berbeda (1:24-25;
2:19). Dalam pasal 1 penciptaan
yang dilakukan Tuhan hanya melalui
media Firman (“Hendaklah bumi
mengeluarkan...”), sedangkan pada
pasal 2 penciptaan dilakukan oleh
tangan Allah sendiri (“Lalu TUHAN
Allah membentuk dari tanah...”)
Bagaimana
seharusnya
kita
memahami perbedaan ini? Apakah
keduanya bertentangan? Apakah
pasal 2 merupakan penjelasan detil
terhadap pasal 1? Apakah pasal 2
merupakan penciptaan yang lain?
Sebagian sarjana menganggap dua
kisah penciptaan binatang tersebut
merujuk pada satu penciptaan saja.
Pendapat ini bukan tanpa alasan yang
jelas. Mereka berpendapat bahwa
sebagaimana penciptaan manusia di
pasal 2 hanya merupakan penjelasan
detil tentang catatan penciptaan di
1:26-27, demikian pula penciptaan
binatang di 2:19 hanya merupakan
penjelasan detil terhadap 1:24-25.
Mereka
menganggap
bahwa
Kejadian 1:24 sebenarnya hanya
menjelaskan asal materi binatang.
Ayat ini tidak berarti bahwa darat
secara tiba-tiba memunculkan
banyak binatang, karena ayat 25
22
e
Pen cip taan B inat an g d i Ke j ad i an 1 d an 2 . . . | #D OYO U KNOW
MAGZ
selanjutnya menjelaskan
bahwa Allahlah yang
menciptakan semua itu (“Allah
menjadikan...”). Bagaimana Allah
menjadikan (yasar) binatangbinatang tersebut? Jawabannya
terdapat di pasal 2:19 (“Lalu TUHAN
Allah membentuk...”).
Beberapa sarjana lain mendasarkan
argumen mereka pada Kejadian
2:19. Ayat ini dianggap tidak
membicarakan tentang penciptaan
binatang. Alasan yang dikemukakan
berhubungan dengan tense imperfect
dari kata Ibrani yasar (“membentuk”)
di 2:19. Secara gramatikal, kata
yasar bisa diterjemahkan “telah
membentuk” (band. NIV “Now
the LORD God had formed...”).
Seandainya ini bisa diterima,
Kejadian 2:19 hanya menceritakan
tindakan Allah membawa binatangbinatang yang sudah diciptakan
tersebut ke hadapan manusia di
taman Eden.
Di sisi yang lain, sebagian sarjana
berpendapat bahwa penciptaan
binatang di Kejadian 1 memang
berbeda dengan penciptaan di
Kejadian 2. Dilihat dari data
Alkitab yang ada, pandangan
ini lebih bisa diterima. Bentuk
tense imperfect yasar di Kejadian
2:19 lebih lazim diterjemahkan
dengan “membentuk” bukan “telah
membentuk” (lihat mayoritas
terjemahan). Pilihan ini lebih
sesuai dengan hasil penyelidikan
terhadap pemunculan kata yeser
dalam bentuk imperfect consecutive
(wayeser) di Perjanjian Lama yang
muncul sebanyak 18 kali (Kej 32:8;
46:24; Kel 32:4; Hak 2:15; 2Sam 13:2;
1 Raj 7:15; 20:1; 2Raj 5:23; 6:24; 17:5;
18:9; 1Taw 7:13; 20:1; 2Taw 28:20;
Yes 29:16; Dan 1:1; Zak 12:1).
Terjemahan di atas membawa
kita pada kesimpulan selanjutnya.
Seandainya terjemahan itu diterima,
penciptaan binatang di Kejadian
2:19 jelas terjadi setelah Allah
menciptakan manusia, sedangkan di
Kejadian 1:24-25 terjadi sebelumnya.
Dengan demikian, penciptaan
binatang di pasal 1 berbeda dengan
yang di pasal 2.
Lebih jauh, dari konteks Kejadian
2 kita juga bisa melihat alasan
mengapa binatang di pasal 2
diciptakan setelah manusia ada.
23
e
Pen cip taan B inat an g d i Ke j ad i an 1 d an 2 . . . | #D OYO U KNOW
MAGZ
Penciptaan binatang tersebut berkaitan dengan rencana Allah
mencarikan pasangan yang sepadan bagi manusia. Setelah ayat
18 menjelaskan kesendirian manusia sebagai sesuatu yang tidak baik,
ayat 19 dimulai dengan kata “lalu”. Kata sambung ini jelas menunjukkan
tujuan Allah menjadikan binatang-binatang di sana, yaitu sebagai kandidat
pasangan manusia. Hal ini juga didukung oleh tujuan manusia memberi
nama binatang, yaitu menemukan pasangan yang sepadan bagi dirinya.
Ayat 20 menjelaskan “manusia itu memberi nama kepada segala ternak,
kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi
baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia”.
Bagaimana dengan Kejadian 1:25 (“Allah menjadikan..”) yang menyiratkan
tindakan Allah membuat binatang dengan tangan-Nya (bukan hanya
menciptakan dengan firman-Nya)? Kita perlu tahu bahwa dalam Kejadian
1 Musa dua kali menulis “Berfirmanlah Allah....” yang selanjutnya diikuti
“Allah menjadikan” (ayat 14 dan 16; ayat 24 dan 25). Frase “[dan/maka]
Allah menjadikan..” sebaiknya dimengerti sebagai komentar penulis
terhadap peristiwa yang ia catat (bukan bagian dari cerita itu sendiri).
Komentar ini bertujuan untuk membantu pembaca menangkap makna
sesungguhnya dari narasi yang dicatat (band. Kejadian 2:24 yang juga
adalah komentar penulis). Komentar di pasal 1:16 dan 25 dimaksudkan
untuk menekankan bahwa Allah [bukan yang lain] yang menjadikan itu.
Penekanan ini mungkin berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir
kuno waktu itu yang menjadikan benda-benda penerang di langit dan
berbagai binatang sebagai objek penyembahan berhala. Musa seakan-akan
ingin mengatakan, “Semua yang disembah itu sebenarnya bukan allah.
Mereka hanya ciptaan dan Allah (Elohim) saja yang menjadikan hal itu
semua”. Jadi, kembali pada topik tentang penciptaan binatang, Kejadian
1:25 tidak mengajarkan bahwa Allah membentuk binatang dengan tanganNya sendiri. Binatang di pasal 1:24-25 dicipta hanya dengan firman-Nya,
sedangkan binatang-binatang di pasal 2:19 diciptakan dari tanah dengan
tangan-Nya. NK_P
24
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
HAK atas privasi
(Lanjutan tgl 27 November 2016)
uatu hari, saat saya dan beberapa
misionaris ke luar kota untuk
menyendiri
dari
kepenatan
pelayanan.... Ternyata walaupun
kami berada di luar kota, kami
tidak sendiri, di sekeliling terdapat
pemandangan desa-desa dan jalanjalan setapak saling bersilangan di
mana-mana. Para petani sedang
sibuk membajak ladang mereka
yang kecil. Pemandangan lain lagi,
kami melihat beberapa kelompok
S
yang terdiri dari dua atau tiga orang
pekerja kasar,
sedang berjalan
pulang dari kota, berpencar ke
semua jurusan melewati berbagai
jalan setapak. Orang, di manamana terdapat begitu banyak orang,
baik di desa mau di kota-kota di
Cina! Tetapi untuk mencari orangorang inilah, kami datang ke Cina,
namun seandainya saja kami bisa
menjauh mereka sejenak, di mana
kami bisa bersembunyi. Tetapi
tidak ada tempat bagi kami untuk
25
e
MAGZ
B AB V | #MI S S I O N
bersembunyi tanpa melihat orang-orang!
Tiba-tiba saya menyadari kekuatan penuh dari sebuah fakta yang tidak
menyenangkan. Fakta yang tidak saya sadari sebelumnya, bahwa benarbenar tidak ada satu tempatpun ke mana saya bisa pergi untuk menyendiri!
Yang terbaik yang dapat saya lakukan adalah pulang ke pos misi, masuk ke
dalam kamar saya dan menutup pintu. Bahkan saya tidak tahu beberapa
lama saya bisa dibiarkan seperti itu.
Saya teringat sebuah cerita, tentang seorang ibu yang selalu sibuk sepanjang
hari. Suatu hari dia dikunjungi temannya dari kota. Keluarga ibu itu miskin
dan terdiri dari banyak anggota keluarga, sedangkan rumah itu terdiri dari
satu ruangan. Bagi si pengunjung, ruangan tunggal itu terkesan penuh
dengan kerumunan anak-anak. Dengan penasaran temannya bertanya,
“bagaimana Anda bisa begitu bahagia, jika Anda tidak pernah mendapatkan
waktu semenitpun untuk sendirian? Bagaimana Anda bisa mendapat
ketenangan dalam berdoa? Ibu itu menjawab dengan tersenyum, “Dahulu
hal itu juga meresahkan saya, sampai saya menemukan rahasianya. Di
saat saya merasa tidak tahan dengan semua ini, saya menudungi kepala
saya dengan celemek dan saya berada sendirian dengan Tuhan.”
Saya tersadar dan memohon ampun kepada Tuhan. Pikir saya bagaimana
dengan ibu yang miskin itu. Dan bagaimana dengan Tuhan Yesus? Tuhan
juga menghendaki kesendirian sama seperti kita dan Dia pergi bersamasama murid-murid-Nya ke seberang danau mencari tempat terpencil untuk
mendapat ketenangan dan berdoa. Tetapi orang banyak yang mendengar
tentang Yesus juga turut serta ke manapun Yesus pergi dan mengikuti dari
darat. Ketika Ia melangkah turun dari perahu, beribu-ribu orang sedang
menantikan Dia. Bagaimana Dia beraksi? Adakah kemarahan dalam hatiNya atau kejengkelan, karena tidak pernah dibiarkan sendiri? Tidak, sebab
dikatakan bahwa ketika Ia melihat orang banyak itu, Ia menerima mereka
(Luk 9:11). Ya Tuhan, berilah saya hati yang dipenuhi kasih seperti-Mu
26
e
MAGZ
B AB V | #MI S S I O N
bagi orang banyak!
Tidak diragukan lagi bahwa privasi dan kesendirian adalah hal-hal
yang baik – dalam batas-batas yang wajar. Kebanyakan misionaris tidak
mendapat cukup banyak privasi seperti yang mereka inginkan. Barangkali
ada segelintir misionaris yang tidak pernah mempermasalahkan saat
rumah mereka dan diri mereka disorot oleh orang lain yang ingin tahu,
dengan pandangan menyelidik yang disertai keheranan atau kegembiraan
atau bahkan cemoohan. Apakah mereka tidak bisa bersikap sopan dan
tidak mencampuri urusan orang lain, pikir si misionaris. Namun apabila
kita adalah anak-anak terang, haruskah perbuatan kita atau milik kita,
perlu disembunyikan di dalam gelap? Ini bukan suatu anjuran untuk
mengungkapkan segala hal. Tetapi marilah kita ingat, bahwa orang-orang
harus terlebih dahulu mengenal kita secara pribadi, barulah mereka bisa
menerima kita dan pemberitaan kita, barulah kesaksian kita mempunyai
nilai bagi mereka. Untuk apa saya menyembunyikan hal apa yang berkaitan
dengan diri saya - Apabila pengungkapan hal tersebut bisa bermanfaat
untuk menarik seseorang kepada Juruselamat? Memang kamu dahulu
adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan.
Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8).
Bersambung…….
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 5 Desember 2016
WASPADAI KETAMAKAN
(Bacaan: Lukas 12: 15)
Ada seseorang yang membutuhkan sebidang tanah yang akan ia jadikan
ladang sebagai sumber mata pencahariannya. Suatu ketika berjumpalah ia
dengan seorang tuan tanah yang murah hati. Sang tuan tanah kemudian
menyampaikan sebuah tawaran menarik bagi orang itu demikian, “Saudara
boleh mendapatkan tanah seluas yang bisa Saudara kelilingi. Sebelum
matahari terbenam Saudara harus sudah kembali lagi ke sini.” Tanpa
membuang waktu lagi orang itu mulai berlari. “Makin jauh aku berlari,
maka makin banyak tanah aku miliki. Kapan lagi bisa dapat tanah seluas
ini?”, pikirnya. Ia terus berlari. Ia sudah sangat lelah, tetapi ia paksa terus
berlari. Akhirnya ketika matahari terbenam, ia terhuyung-huyung tiba
di tempat si empunya tanah. Dengan terengah-engah dia berkata, “Aku
dapat, aku dapat 500 ribu meter persegi.” Tetapi seketika itu juga ia roboh.
Nafasnya habis dan matilah dia, dan ia hanya mendapatkan tanah dua
kali satu meter. Pas untuk menguburkan jenazahnya.
Mengapa kita diperintahkan oleh teks ini untuk “berjaga-jaga dan
mewaspadai” ketamakan? karena manusia sering tertipu dengan tipu
daya iblis. Manusia berpikir hidupnya akan sangat menyenangkan bahkan
ia dapat menyelesaikan semua kesulitan hidupnya jika memiliki banyak
harta. Itu sebabnya kebanyakan manusia menghabiskan waktu hidupnya
untuk mengumpulkan harta. Kita perlu mewaspadai kebodohan ini,
karena kekayaan tidak pernah menjadi sumber hidup kita. Si jahat senang
mengecohkan manusia dengan kekayaan, itu sebabnya kita perlu waspada.
Persoalannya bukan terdapat pada kekayaan, karena kekayaan adalah
sesuatu yang netral. Persoalannya terletak pada cara psaudarang kita
28
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ
terhadap kekayaan. Jika kekayaan menjadi sesuatu yang sangat
menarik bagi saudara hingga saudara akan menghabiskan semua
waktu yang ada, saudara berani berkompromi dengan dosa, saudara
mengabaikan hal-hal yang prinsip demi mengejar kekayaan maka saudara
sedang dikuasai oleh dosa ketamakan. Bagaimana saudara memsaudarang
harta menentukan apakah saudara tamak atau tidak.
Selasa, 6 Desember 2016
HARTA YANG KEKAL
(Bacaan: Filipi 3:7-14)
Saat membongkar garasi putranya, sang ibu menemukan semua trofi yang
pernah dimenangkan putranya melalui berbagai macam pertandingan
atletik selama bertahun-tahun. Semuanya itu dimasukkan ke dalam
sebuah kotak kardus, dan siap untuk dibuang. Sang ibu mengenang
darah, keringat, dan air mata yang mengucur demi mendapatkan semua
penghargaan itu. Namun sekarang ia membuangnya. Semuanya itu tidak
berharga lagi baginya.
Itulah yang terjadi di akhir hidup kita. Semua milik kita, semua benda
yang kita perjuangkan di sepanjang hidup kita seperti tabungan, rumah,
mobil, karir, status, semuanya menjadi tidak berarti apa-apa. Saat kita
divonis penyakit yang belum ada obatnya, saat itulah menyadari bahwa
sesungguhnya semua yang kita peroleh semasa hidup tidak mampu
menolong kita sama sekali. Ketika kita menghadap Tuhan, kita sadar
bahwa kita telah mengisi hidup kita dengan hal yang sia-sia, kita telah
berfokus pada hal yang salah.
Paulus telah menetapkan fokus hidup dengan tepat. “Apa yang dahulu
merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus”
(ay.7). Kita perlu bersyukur untuk kekayaan yang Tuhan berikan kepada
kita, namun psaudaranglah kekayaan dengan cara yang benar. Kekayaan
29
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ diberikan Allah bukan untuk menguasai kita, tetapi untuk kita
kelola sedemikian rupa agar menolong kita hidup efektif bagi
Allah. Sebenarnya kita telah memiliki harta yang paling bernilai,
yaitu pengenalan akan Kristus Yesus Tuhan kita. Kiranya mata kita hanya
akan tertuju pada harta kita yang kekal ini, semua yang ada di dunia ini
adalah alat untuk menolong kita untuk mengejar harta yang kekal.
Rabu, 7 Desember 2016
UANG BUKAN PENGUASA
(Bacaan: 1 Timotius 6:7-11)
Korban penipuan berkedok pelipatgsaudaraan uang, menang undian,
atau investasi berbunga-bunga adalah orang Kristen, mereka langsung
kehilangan akal sehat, nurani dan imannya ketika digoda oleh tawaran
untuk mendapatkan banyak uang dengan cepat dan mudah! Mereka yang
jatuh bangkrut karena kalah berjudi sebagian juga beragama Kristen
tetapi tidak mampu mengalahkan nafsu berjudi. Orang-orang yang
terjerat dalam praktek penjualan VCD porno, memalsu merek barang,
menjual narkotika, memperdagangkan seks juga ada yang orang yang
rajin bergereja namun terlalu menikmati cara cepat menghasilkan uang.
Alkitab mengatakan bahwa orang yang menginginkan kaya akan jatuh
dalam pencobaan ke dalam jerat dan ke dalam berbagai nafsu yang hampa
dan mencelakaan. Perhatikan dua kata yang muncul dalam teks kita,
“ingin” dan “cinta” jelas menunjukan kecondongan hati kita. Ketika kita
mencintai dan menginginkan sesuatu, kita akan terus memikirkannya,
mendengar panggilannya, memimpikannya, ingin selalu bersamanya,
ingin selalu memilikinya. Ketika kita mencintai sesuatu kita akan
mengijinkan ia menyentuh hidup kita, dimasuki olehnya, dikuasai olehnya
dan diubahkan olehnya. Bayangkan jika yang kita cintai adalah uang,
maka kita akan dibuat mabuk kepayang oleh uang.
30
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Uang adalah sesuatu yang kita butuhkan untuk kelangsungan
hidup kita, tapi ingatlah bahwa uang bukan penguasa hidup
kita. Tuhanlah sang Pemelihara, Ia tahu dengan pasti kebutuhan setiap
umatNya. Yang perlu kita lakukan adalah bekerjalah dengan sungguhsungguh dengan prinsip-prinsip yang benar dan Tuhan yang akan
menentukan takarannya yang tepat bagi kita.
Kamis, 8 Desember 2016
WASPADAI SPIRIT DUNIA
(Bacaan: 2 Timotius 3:1-2a)
Menjelang perjalanan misi di sebuah gereja, seorang peserta menelpon
seorang hamba Tuhan, Selama berbulan-bulan mereka berencana untuk
pergi ke sebuah sekolah khusus anak tunarungu untuk membangun
lapangan bermain yang sangat dibutuhkan. Hamba Tuhan ini menebak,
mungkin anak ini berencana untuk membatalkan niat untuk ikut dalam
perjalanan misi kali ini. Namun, ketika mereka bertemu untuk makan
siang, ia mengatakan bahwa ia akan menyumbangkan seluruh tabungannya
untuk membantu biaya perjalanan. Tabungan itu sebenarnya hendak ia
pakai untuk membeli sebuah mobil, namun dua hari terakhir ini setiap
kali ia berdoa, ia yakin bahwa Tuhan ingin ia memberikan semua uangnya
untuk pelayanan ini.
Sayangnya kesaksian seperti ini jarang kita saksikan. Bukankah kini
banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyakbanyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan perintah Tuhan. Yang
mengaku sebagai orang berimanpun rela ‘menjual’ imannya demi
kekayaan dan popularitas yang fana. Paulus memang telah mengingatkan
kita bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Banyak orang
akan menjadi egois dan cinta uang. Kita harus mewaspadai spirit dunia
ini “egois dan cinta uang”.
31
e
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
MAGZ Bagaimana dengan hidup
saudara? sudahkah saudara
mewaspadai dua spirit dunia ini? Sudahkah saudara menjadi
orang yang peduli dengan kebenaran-kebenaran ilahi? sadahkah saudara
memiliki karakter seperti Yesus yang rela melayani orang lain?
Jumat, 9 Desember 2016
JANGANLAH BODOH
(Bacaan : Lukas 12:16-21)
Dunia akan menilai orang kaya ini sebagai orang yang sangat berhasil, Si
petani dalam perumpamaan ini juga merasa bahwa ia sudah mendapatkan
kesuksesan. Yang menjadi persoalan adalah bahwa keberhasilan secara
duniawi tidaklah sama dengan keberhasilan rohani. itu sebabnya Yesus
mengatakannya bodoh (ay.20). Mengapa Yesus Menyebutnya Bodoh?
Apa masalahnya? Persoalan moral apa yang bisa kita amati dari sini? Kita
tidak dapat menuduhnya secara moral karena tidak disebutkan bahwa
ia adalah orang yang berbuat dosa, ia tidak dikatakan sudah melakukan
perbuatan jahat seperti perampokan ataupun penipuan. Masalahnya
adalah orang ini tidak paham tentang fakta rohani bahwa sesungguhnya
kita diciptakan untuk melakukan kehendak Allah untuk menjadi berkat
bagi orang lain, bukan sebaliknya hidup dan menimbun kekayaan untuk
diri sendiri.
Apakah Saudara benar-benar mengerti fakta-fakta rohani? Sudahkah
Saudara menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini akan segera
berlalu? Apakah arah tujuan hidup ini sangat jelas bagi Saudara? Untuk
apa Saudara menjalani kehidupan ini? Apa tujuan hidup Saudara? Apa
sasaran yang sedang Saudara kejar? Ingatlah bahwa waktu hidup kita segera
berlalu. Jangan mengejar dan menumpuk kekayaan untuk diri sendiri,
orang yang demikian tidak kaya di hadapan Allah (ay.21). Bagaimana kita
bisa mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Tuhan jika waktu
kita usai?
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 10 Desember 2016
TAWANLAH HATIMU PADA YANG KEKAL
(Bacaan : Matius 6:19-21)
Enam orang perampok bersenjata api menerobos penyimpanan kotak
deposit di sebuah bank di kota London dan mencuri barang-barang
berharga senilai lebih dari tujuh juta dolar (kira-kira 70 miliar rupiah).
Seorang wanita, yang memiliki perhiasan senilai 500.000 dolar (kira-kira
lima miliar rupiah), meratap, “Semua yang saya miliki ada di situ. Seluruh
hidup saya ada di dalam kotak itu.”
Orang hatinya melekat pada harta akan nekat menyerbu masuk ke dalam
rumah yang terbakar api atau terbunuh karena melawan para perampok
yang membawa senjata api. Mereka merasa bahwa tanpa harta benda,
hidup menjadi tidak ada artinya lagi. Orang yang lain jatuh ke dalam
keputusasaan, bahkan langsung bunuh diri saat harta benda mereka hilang.
Itu sebabnya Tuhan menasehati kita, “Janganlah kamu mengumpulkan
harta bagi dirimu di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan
pencuri membongkar serta mencurinya” (Matius 6:19). Harta duniawi
mudah sekali hilang, dicuri, dirusak, atau jatuh nilainya. Jika itu menjadi
fokus kita, maka kita hanya akan mengalami frustrasi.
Jangan biarkan hati kita ditawan oleh apa yang fana, tawanlah hatimu
pada nilai-nilai kekal (karakter ilahi, hubungan, jiwa-jiwa yang perlu
dimenangkan) maka kita tidak akan menyesal. Kita justru akan menjadi
kaya dengan hal-hal yang berhubungan dengan Kristus. Selain itu, tidak
ada seorang pun yang dapat merampas harta karun yang kita kumpulkan
di surga!
33
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 5 Desember 2016
23.00
Senin, 7 Desember 2016
19.00
Kamis, 8 Desember 2016 06.00
19.00
Sabtu, 10 Desember 2016 06.00
17.30
18.30
22.00
Minggu, 11 Desember
2016
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio
Bahtera Yudha , 96,4 FM
Latihan Musik KU 3
HUT: Ibu Nike Pamela
HUT: Bp. Tontji D Pairikas
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
Doa Pemuridan
Perayaan Natal Sekolah Minggu
“AKU BERHARGA”
Oleh Ev. Yohanes Dodik Iswanto,
M.A
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM
HUT: Sdr. Sumito
HUT: Anak Nathanael Tjandra
Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan,
penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia,
kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa,
serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada
Tuhan dan sesama.”
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 4 Desember 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Liturgos
Ev. Heri
Pelayan
Musik
Bp. Felix
Bp. Eliazar
Pelayan
LCD
Sdr. Lutfi
Gabung
Um u m
Ibu Nunuk
Sdr.
Andreas
Ibu Herlin
Ibu Ike
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Toni
Sdr. Daniel
Sdr. Kevin
Sdri.
Caroline
Sdri. Tata
Sdr. Calvin
Sdr. Aurel
Sdr. Kevin
Die
Sdri.
Brenda
Sdri. Erista
Sdri.
Karina
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Ibu Mei
Ev. Heri
Bp. Felix
Ev. Dodik
Bp. Stevi
Sdri. Ririt
Sdri. Lia
Sdri. Risty
Ev. Heri
Petugas
Minggu Ini
Singer
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
(07.00)
(Pk. 10.00)
B a h a y a Ke t a m a k a n ( M a t i u s 6 : 1 9 - 2 4 )
Tema
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum II
Ibu Debby
Bp. Stevi
Pdt. Agung Gunawan
Ibu Wilis
Ev. Edo Walla
Sdri. Jane
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Vino
Sdr. Hizkia
Sdri. Marlin
Sdr. Andi
Sdri.
Eunice
Sdr. Efraim
Sdri. Stevani
Ibu Wilis
Ev. Edo Walla
Sdr. Andi
Sdr. Efraim
Sdri. Lina
Sdri.
Virgin
Sdr. Dennis
Sdri. Virgin
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 11 Desember 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Heri
Kristanto
Liturgos
Sdr. Aaron
Pelayan
Musik
Sdr.
Ikhsan
Sdr. Calvin
Sdr. Aurel
Sdr. Faith
Pelayan
LCD
Sdri. Caroline
Sdr.
Andreas
Sdri. Dewi
Pdt. Novida Lassa, M.Th
Bp. Andreas W
Petugas
Minggu Ini
Singer
(07.00)
(Pk. 10.00)
Sdr. Michael
Sdri.
Eveelyn
Ev. Edo Walla, M.Div.
Ibu
Natalia
Sdr. Mito
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Willy
Sdr.
James
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Vino
Sdr. Hizkia
Sdri. Helen
Sdr. Lutfi
Sdri.
Melissa
Sdri. Zizi
Sdri.
Wella
Sdri. Marlin
Ibu Titik
Sdri. Krisna
Sdr. Yori
Bp.
Soegianto
Ibu Lily
Kristina
Bp. Hendri
Ibu Melly
Bp. Imbo
Ibu
Suyatmi
Bp.
Andreas K
Ibu Rini
Sdr. Joy
Sdri.
Lovie
Sdri. Eka
Sdri. Lina
Ibu Natalia
Sdr. Mito
Sdri.
Lovie
Sdri. Lina
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
B a h a y a Ke k u a t i r a n ( M a t i u s 6 : 2 5 - 3 4 )
Tema
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum I
Ibu Titik
Bp.
Soegianto
Bp. Andreas K
Sdri. Henny
Sdr. Joseph
Ibu Mei
Ev. Heri
Sdr. Joseph Sdri. Glory
Sdri.
Sdri.
Sdri. Chris- Christine
Eveelyn
tine
Sdri. Lina
Sdr. Fredy
Sdri. Febe
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
4 Desember 2016
11 Desember 2016
Liturgis
Kak Kezia
Kak Venna
Pelayan Musik
Calvin
Kak WIlly
Doa Pra/Pasca SM
Kak Budi
Kak Fenny
Tema
Pauul Selamat Dari Badai
Paulus Menulis Surat Dari Penjara
Bahan Alkitab
(Kis 27: 28-:16)
(Kis 28:11-22,31)
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Kak Mei
Nazareth
Kak Evelyn
Kak Debby
Betlehem
Kak Santi
Kak Kezia
Kak Santi
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
IBADAH PEMUDA
Sabtu, 3 Desember 2016
Sabtu, 10 Desember 2016
Tema
“Bagaimana dengan cinta dan
seks?”
“Apakah Allah mengasihi
orang-orang Gay?”
Pengkhotbah
Pdt. Reyco
Pdt. Reyco
Litrugos
Sdri. Risty
Sdri. Lia
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Clara
Sdr. Kevin
Penyambut Jemaat
Sdr. Nikson
Sdr. Iyan
Sdr. Anel
Sdri. Ester
Petugas Doa
Sdri. Wati
Sdri. Lia
Singer
Sdr. Yance
Sdri. Christine
Sdri. Clara
Sdri. Alyn.P
Keterangan
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
37
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 27 Nov
2016
33 orang
Umum 2
Minggu, 27 Nov
2016
80 orang
Umum 3
Minggu, 27 Nov
2016
63 orang
Remaja
Minggu, 27 Nov
2016
21 Orang
Pemuda
Minggu, 27 Nov
2016
50 Orang
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 27 Nov
2016
43 orang
SM : 1 Orang
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 27 Nov
2016
49 orang
SM : -
POS Batam
Minggu, 27 Nov
2016
27 Orang
SM: 61
Remaja: 30
SM: 34 orang
38
Download