REC A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah Pengkhotbah Votum Pengkhotbah Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Persembahan Liturgos & Jemaat Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Petugas Doa Pengkhotbah Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com 2 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Bahaya Ketamakan (Matius 6:19-24) | Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M K ekristenan bukan hanya tentang praktek-praktek relijius tertentu, misalnya sedekah (6:1-4), doa (6:5-13), dan puasa (6:16-18). Kekristenan juga mencakup halhal praktis sehari-hari seperti harta (6:19-24) maupun kebutuhan seharihari (6:25-34). Tidak ada perbedaan antara yang sakral dan sekular. Pembedaan populer antara rohani dan jasmani merupakan dikotomi yang keliru dan tidak perlu. Ibadah kepada Allah tidak boleh dibatasi pada aktivitas, tempat, dan hari tertentu. Tidak sulit untuk menemukan dukungan bagi kebenaran ini. Kedaulatan Allah yang mutlak atas segala sesuatu membuat segala sesuatu bersentuhan dengan Dia. Dengan demikian segala sesuatu adalah (seharusnya) rohani. Cara kita memandang dan memperlakukan harta (6:19-24) juga termasuk salah satu area yang berada di bawah keTuhanan Kristus. 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Akar persoalan: (ayat 19-23) segala kejahatan bukanlah uang, melainkan cinta uang (1 Tim 6:10). ketamakan Ada beberapa petunjuk dalam teks yang mengarah pada kesimpulan ini. Pembacaan secara sekilas mungkin menimbulkan kesan bahwa Tuhan Yesus sangat anti terhadap kekayaan. Kepemilikan harta pada dirinya sendiri dipandang keliru. Tabungan dan investasi masa depan ditentang. Asuransi sebagai sebuah proteksi pun dilarang. Kesan semacam ini jelas keliru. Alkitab tidak pernah melarang kepemilikan harta. Perintah ke10 (“Jangan mengingini harta milik sesamamu”) bertujuan untuk melindungi harta pribadi masingmasing orang. Nasihat untuk belajar kepada semut yang menyiapkan perbekalan di saat susah (Ams 6:68; 30:25) menyiratkan bahwa kerja keras, tabungan, dan asuransi pada dirinya sendiri tidaklah salah. Allah tidak anti terhadap kekayaan. Pertama, kata “bagimu” (hymin) di ayat 19-20. Kata ini muncul dua kali, namun penerjemah LAI:TB lalai menerjemahkan yang pertama. Ayat 19a seharusnya berbunyi: “Janganlah kalian mengumpulkan bagi kalian (hymin) harta di atas bumi ini”. Kelalaian ini cukup disayangkan, sebab inti larangan justru terletak pada kata hymin. Kata ini menyiratkan orang yang mengumpulkan harta secara egois. Mereka hanya mementingkan diri sendiri dan keluarganya. Bukan orang lain. Bukan kerajaan Allah. Kedua, kata “hati” (kardia) di ayat 21. Ayat ini menerangkan bahwa yang dipersoalkan bukanlah jumlah harta, tetapi posisi hati. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa ketamakan bukan hanya menjadi Yang menjadi inti masalah di ayat 19- milik orang-orang kaya. Siapa 23 adalah ketamakan, bukan harta. saja, termasuk orang miskin dan Sama seperti ajaran Paulus, akar sederhana, berpotensi terjerumus pada ketamakan. 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Ketiga, metafora mata di ayat 22-23. Ungkapan “mata adalah pelita tubuh” (ayat 22) mengajarkan bahwa seluruh aktivitas seseorang ditentukan (atau, paling tidak, dipengaruhi) oleh mata. Bagi kita yang tidak tuna netra maupun tidak terbiasa, seluruh aktivitas kita sehari-hari membutuhkan mata. Secara metaforis, mata menyiratkan sebuah cara pandang. Ini berbicara tentang nilai dan arti hidup. Ini tentang fokus dalam kehidupan. Cara pandang mempengaruhi seluruh tindakan. Jika seseorang menganggap harta sebagai hal yang paling penting, orang tersebut tentu akan mengejarnya sekuat tenaga. Seluruh waktu, tenaga, dan pikiran dicurahkan pada harta. Hal-hal lain menjadi tidak terlalu berarti. Peringatan bagi orang-orang tamak (ayat 19-23) Ketamakan dan kenikmatan tidak selalu berteman. Ada masa bulan madu. Ada pula masa kelabu. Mereka yang tamak perlu menyadari bahwa suatu ketika mereka pasti akan kehilangan harta mereka (ayat 19). Anehnya, mereka tetap saja meletakkan hati pada harta. Dengan demikian ketamakan merupakan sebuah kebodohan yang ironis. Orang yang tamak pasti mengumpulkan harta sebanyakbanyaknya bagi diri mereka sendiri. Pengumpulan ini dimaksudkan agar mereka memiliki persediaan yang melimpah untuk masa yang panjang di depan. Ironisnya, kekayaan duniawi justru bersifat sementara. Ada banyak penyebab yang dapat merenggut harta seseorang. Binatang (ngengat), alam (karat), maupun orang lain (pencuri) dapat meniadakan harta orang. Dalam konteks budaya kuno, peringatan ini tentu sangat mengena. Pada zaman itu belum ada teknologi mutakhir yang bisa menjaga ketahanan hasil panen, makana, maupun barang yang lain. Belum ditemukan berbagai sistem pengamanan canggih. Belum ada bank dan deposito yang terbilang aman. Menyimpan harta dalam tanah pun tidak selalu aman. Peperangan seringkali menghancurleburkan kota sehingga tempat penyimpanan seringkali sukar dikenali lagi. Binatang dalam 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ tanah pun berpotensi merusak barang yang dipendam. Belum lagi jika pemilik harta tersebut terbunuh dalam peperangan. Jika semua ini terjadi, untuk apa mengumpulkan harta sebanyak itu? Apa yang disiapkan untuk jangka panjang ternyata dapat hilang dalam sekejap. Dalam konteks sekarang, tingkat bahaya kehilangan harta mungkin tidak sebesar pada zaman dulu. Namun, bukan berarti tidak ada bahaya sama sekali. Inflasi, devaluasi, spekulasi bisnis yang gagal, maupun krisis ekonomi (nasional maupun global) dapat menjadi perenggut kekayaan yang menakutkan. Kebakaran, bencana alam, kecelakaan, dan kerusuhan dapat menjadi momok mematikan. Apa yang disebut “krisis generasi ketiga” masih menjadi persoalan yangg merisaukan bagi bisnis keluarga yang sudah mapan. Pendeknya, hanya orang-orang tamak yang takabur yang merasa bahwa hartanya akan aman untuk selama-lamanya. Orang-orang yang tamak juga perlu memperhatikan peringatan yang lain. Hidup mereka akan terasa seperti dalam kegelapan (ayat 23). Lebih parahnya, kegelapan ini bukan disebabkan tidak ada terang. Kegelapan ini disebabkan penglihatan buruk (kebutaan). Seandainya persoalan yang ada hanya sekadar tidak ada terang, sebuah pelita atau obor mungkin dapat menjadi solusi. Jika yang menjadi persoalan adalah kebutaan, tidak ada yang dapat dilakukan. Ini adalah kegelapan yang benar-benar gelap. Seperti itulah orang-orang yang tamak. Mereka mempunyai cara pandang yang keliru. Mereka tidak mampu membedakan mana yang penting. Apa yang bersifat sementara justru dikejar sedemikian rupa. Fokus mereka hanya pada harta, harta, dan harta. Fokus yang sempit ini pasti menghalangi mereka melihat hal-hal lain yang lebih bermakna di dalam kehidupan. Usaha keras untuk mendapatkan harta seringkali harus dibayar dengan kehilangan hal-hal lain yang lebih penting: keluarga, integritas, dan keselamatan jiwa. 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Menggali lebih dalam (ayat 24) Ibarat sebuah gunung es di tengah samudera, ketamakan hanyalah sebuah persoalan yang tampak dari luar. Di bawahnya masih ada persoalan lain yang lebih besar dan lebih serius: salah mendedikasikan hidup. Orangorang yang tamak pada dasarnya telah gagal mendedikasikan hidup kepada Allah, karena seseorang tidak dapat mengabdi kepada Allah dan Mamon (harta) sekaligus (ayat 24; Luk 16:13). Di telinga orang-orang zaman sekarang, pernyataan Tuhan Yesus di sini mungkin terdengar terlalu keras. Sebagian orang sekarang memiliki dua atau tiga pekerjaan sekaligus. Semua bisa dikerjakan dengan baik. Mengapa mendedikasikan diri pada dua tuan dianggap tidak mungkin dilakukan secara sekaligus? Untuk memahami perkataan ini kita perlu mempertimbangkan konteks perbudakan kuno. Esensi dari perbudakan adalah kepemilikan yang tunggal dan dedikasi sepenuh waktu. Tidak ada seorang budak yang menjadi milik bersama beberapa tuan. Seorang budak hanya mengabdi pada satu tuan. Pengabdian ini bersifat sepenuh waktu (24 jam sehari). Seorang budak hanya bisa bebas dari tuannya apabila ia dibeli oleh tuan yang lain. Kalaupun seorang budak dimiliki bersama oleh dua tuan, mustahil budak itu dapat menjadi budak yang baik bagi dua tuannya. Demikian pula dengan tuntutan Allah kepada kita. Allah adalah pemilik tunggal kehidupan kita. Ia yang menciptakan kita. Ia yang menebus kita dari dosa-dosa kita. Seluruh hidup kita – tenaga, fokus, hati, dan waktu – harus ditujukan pada Allah saja. Apa yang kita pikirkan setiap hari adalah bagaimana menyenangkan hati tuan kita. Nilai hidup kita ditentukan oleh seberapa besar dedikasi kita pada Allah. 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Dengan konsep seperti ini kita sekarang dapat mengerti mengapa memberikan diri pada Allah dan Mamon merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan. Mereka yang mengabdi pada Allah pasti akan mencari harta di surga (ayat 20). Sebaliknya, mereka yang tamak pasti akan menghabiskan seluruh energi, waktu, dan pikiran demi hal-hal yang sementara di dalam dunia ini (ayat 19). Tidak ada netralitas. Tidak ada yang berdiri di atas pagar: entah ia di dalam atau di luar pagar. Tidak ada jalan tengah. Saudara termasuk pada kelompok yang mana? Apakah yang berharga bagi Saudara adalah hal-hal yang bernilai kekal, misalnya karakter Kristiani, iman, pengharapan, kasih, dan pengetahuan tentang Allah? Apakah Saudara secara konkrit dan sungguh-sungguh melibatkan diri dalam pekabaran injil sehingga menjadi sarana keselamatan bagi jiwa orang lain? Apakah Saudara sudah maksimal dalam menggunakan harta dan talenta untuk pelebaran kerajaan Allah di muka bumi? Soli Deo Gloria. 8 e MAGZ Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT 1. Doakan untuk persiapan Natal keluarga besar REC yang akan diadakan pada tanggal 25 Desember 2016 pk 17.00 WIB. •Doakan untuk panitia yang mempersiapkan acara. •Doakan untuk dana yang dibutuhkan. •Doakan agar acara Natal ini akan memberikan makna yang dalam bagi setiap jemaat. 2. Doakan untuk pasangan suami istri di REC. •Doakan agar mereka dapat menerapkan nilai-nilai rohani di dalam rumah tangga mereka (saling berkorban, saling mendahulukan, saling memperhatikan, saling memberikan waktu) •Doakan agar mereka dapat memberikan teladan yang baik bagi anak-anak •Doakan agar Tuhan dimuliakan melalui rumah tangga mereka. 9 e MAGZ K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 92: Apa itu’ hukum kesusilaan’? Jawaban : Hukum kesusilaan ialah penyataan kehendak Allah kepada umat manusia, yang mengarahkan dan mewajibkan tiap-tiap orang untuk takluk dan taat padanya secara perseorangan, sempurna, dan terus-menerus. Dalam hal itu seluruh manusia, jiwa dan raga, perlu dikerahkan dan disiapkan, untuk memenuhi segala karya tugas kesucian dan kebenaran yang wajib ditunjukkannya terhadap Allah dan sesamanya manusia. Hukum itu menjanjikan kehidupan kalau orang menggenapinya, dan mengancamkan maut kalau orang melanggarnya. a. Ula 5:1-3, 31, 33; Luk 10:26-27; Gal 3:10; 1Te 5:23. b. Luk 1:75; Kis 24:16. c. Rom 10:5; Gal 3:10,12. 10 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Kekuatan dan Keteguhan Hati P ada intinya, kisah Tamar adalah tentang keteguhan hati untuk bertindak saat hidupnya berantakan. Ini merupakan sebuah kisah tentang bagaimana Allah mengajar seorang wanita untuk mempercayai-Nya di dalam banyak hal di hidupnya dan bagaimana Allah menggunakan seorang wanita untuk “menelanjangi” seorang Yehuda dari semua alasan dan pembenaran dirinya sendiri dan untuk menjadikan lelaki ini sebagai sosok manusia baru. Keteguhan Hati yang Mampu Mengatasi Ketakutan. Cobalah untuk membayangkan kondisi emosi Tamar. Tentu saja dia marah kepada Yehuda. Yehuda menyuruhnya pulang ke rumah ayahnya dengan janji akan dinikahkan dengan Syela bila anaknya itu sudah dewasa. Syela sudah dewasa, tetapi Tamar tidak mendapatkan kabar apapun dari Yehuda. Dia pasti merasa sangat putus asa dengan situasi yang dihadapinya. Dia adalah seorang 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ janda – malah dua kali menjanda. Suaminya yang pertama sangat jahat, dan suaminya yang kedua tidak mau meneruskan garis keturunan kakaknya. Allah membunuh kedua lelaki itu karena kejahatan mereka. Dan di puncak keadaannya yang menyedihkan, dia dituduh sebagai wanita mandul dan dicurigai sebagai penyebab kematian kedua suaminya. Di dalam keadaan seperti itu, tidak akan ada lelaki yang mau menikahinya. Tamar putus asa mencari jalan keluar dari keadaannya yang penuh dilema. Hanya satu kemungkinan jalan keluar. Tujuannya jelas, tetapi semua kesulitan dan ketidakpastian yang timbul di dalam rencananya itu membuat jantungnya seolah berhenti berdenyut. Tamar terus bergelut dengan kepedihan dan keputusasaannya, tetapi dia meneguhkan hatinya, melepas pakaian kejandaannya, lalu melaksanakan rencana untuk merayu Yehuda. Allah Sedang Bekerja . . . Dengan Teliti Kisah Tamar dengan jelas mengilustrasikan bahwa Allah tetap sedang bekerja di saat hidup ini berantakan. Kita bisa melihat dengan jelas campur tangan Allah. Betapa menakjubkan bagaimana Allah membuat semua bagianbagian yang telah rusak itu disusun kembali dengan cara yang sangat mengejutkan. Allah bekerja dengan cara yang tentu saja tidak terlihat nyata, baik oleh Tamar ataupun Dia harus menghadapi kemungkinan bahwa Yehuda tidak bisa dikelabui oleh pakaiannya. Jika penyamarannya gagal, apakah dia akan terancam mati? Dan jika dia gagal merayu lelaki itu sehingga tidak bisa mengandung, maka ia tidak memiliki apa-apa lagi untuk bisa membuatnya hidup. 12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Yehuda. Saat Yehuda bertemu dengan Tamar dalam penyamarannya sebagai perempuan sundal – Yehuda tidak membawa apaapa sebagai alat pembayaran. Karena satu-satunya tujuan Tamar adalah agar dia bisa mengandung, maka reaksi Tamar meminta tanggungan adalah di luar rencananya. Respon Tamar yang hati-hati terhadap janji Yehuda untuk membayarnya nanti bisa dipahami karena Yehuda pernah lalai untuk memenuhi janjinya yang pertama yaitu untuk memberikan Syela untuk menjadi suaminya. Tetapi, jika permohonannya meminta tanggungan membuat Yehuda marah, maka dia tidak akan mencapai tujuan utamanya – mengandung anak Yehuda, seorang anak yang merupakan keturunan yang sah dari anak sulung Yehuda, Er. Di sini kita melihat Allah bekerja dengan tiga cara. Pertama, cap meterai, kalung, tongkatnya adalah benda-benda yang paling kuat sebagai bukti DNA yang dimiliki Tamar untuk digunakan pada waktunya. Kedua, pada saat Tamar mengajukan tuntutannya untuk mendapatkan tanggungan, Yehuda memenuhi permohonannya. Ketiga, Allah tidak akan membiarkan Yehuda melarikan diri dari dosadosanya sampai dia menghadapi kenyataan yang sebenarnya dan menjadi sosok laki-laki yang diinginkan Allah, yaitu laki-laki yang mau bertanggung jawab sebagai pemimpin dan memberikan kesejahteraan kepada mereka yang menjadi tanggung jawabnya. Ketika Segala Sesuatunya Berubah dari Buruk Menjadi Lebih Buruk Ketika satu bulan telah berlalu dan Tamar mendapati dirinya mengandung, pada akhirnya dia harus menyadari bahwa situasinya yang buruk akan menjadi lebih buruk lagi. Yang tadinya sebagai janda mandul yang tidak memiliki harapan untuk menikah, sekarang mengandung di luar nikah – suatu keadaan yang sangat sulit bagi seorang wanita pada masa itu. Namun tampaknya dia tidak diliputi oleh rasa takut karena dia membiarkan kehamilannya yang masih muda diketahui orang. 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Tamar tidak bertindak secara emosional atau tergesa-gesa. Dia memiliki waktu enam sampai delapan minggu untuk mempertimbangkan dengan baik apa langkah selanjutnya yang harus dia lakukan. Mungkin dia menunggu sampai tahap aman usia kehamilannya. Mungkin dia memiliki iman kepada Allah. Tamar begitu tenang, penuh perhitungan, dan tidak sembrono. Dia tidak meminta keluarganya untuk melindunginya. Dia tidak berusaha untuk melarikan diri. Dia tidak menyerang Yehuda dengan kemarahan atau ancaman. Tamar hanya mengeluarkan cap meterai, dan benda-benda lainnya sambil mengatakan bahwa ayah dari anak yang dikandungnya adalah lelaki yang memiliki benda-benda itu. Kemudian dia terinspirasi ucapan Yehuda saat menunjukkan jubah Yusuf kepada Yakub: “Apakah engkau mengenali, milik siapakah barang-barang ini?” Allah memberikan Tamar kata-kata yang bisa menelanjangi kemunafikan dan keegoisan Yehuda. Suatu gambaran dari tekad dan keteguhan hati yang sangat luar biasa! Tamar adalah seorang wanita yang dipersiapkan untuk berani menghadapi segala sesuatunya, seorang wanita yang merasa yakin bisa mendapatkan keadilan untuk perkaranya dan siap untuk menanggung risiko hanya untuk melihat bagiannya dalam janji Allah kepada Abraham digenapi. Dia adalah seorang wanita yang akhirnya melihat Allah bekerja di dalam hal-hal yang paling kecil di dalam hidupnya. Kita yakin bahwa iman inilah yang memberikan keberanian dan keteguhan hati untuk dengan tenang menghadapi kemarahan Yehuda dan mendapatkan kembali tempatnya yang sah di dalam keluarga Yehuda sebagai ibu dari seorang ahli waris. Dia benar-benar seorang wanita yang memiliki suatu bentuk kekuatan yang berbeda. Biarlah Allah Menjadi Allah Terlepas dari kesulitan dan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab di dalam kisah ini, siapa yang dapat membantah bahwa permohonan Tamar untuk meminta 14 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ tanggungan berupa cap meterai dan benda-benda lainnya merupakan bukti dari pekerjaan Allah di dalam hal-hal kecil untuk melaksanakan rencana dan tujuan ilahi-Nya. Kisah Tamar berbicara kepada kita tentang sebuah keteguhan hati yang di dalamnya terdapat sikap mau belajar untuk melihat Allah menyatakan diri-Nya dengan cara-Nya sendiri, tanpa kita mempertanyakan kebaikan atau kasih-Nya bagi kita. Jalan Menuju Keteguhan Hati Kisah Tamar dengan jelas menunjukkan bahwa Allah selalu bekerja untuk membawa kita kepada suatu hubungan yang benar yang dilandasi oleh ketaatan kepadaNya, dan bahwa Dia berbicara kepada kita di waktu-waktu yang berbeda dengan cara yang berbeda yang sesuai dengan kehendak-Nya. Bagian dari kedisiplinan iman adalah menerima pilihan-Nya tentang apa yang baik bagi kita sebagai pilihan yang tepat – meskipun di saat hidup kita berantakan seperti hidup Tamar dan meskipun di saat kita tidak bisa memahaminya. C. S.Lewis menulis: “Keteguhan hati bukan hanya salah satu kebajikan, tetapi bentuk dari semua kebajikan pada masa-masa pencobaan.” Jika Yehuda tidak berani menghadapi kebenaran yang berhubungan dengan Tamar dan bertanggung jawab, dia tidak akan pernah menjadi pemimpin yang Allah tetapkan. Dan, yang lebih tragis adalah kematian anak kembarnya yang belum sempat lahir, yang bakal menurunkan Daud. Tanpa keteguhan hati Tamar, Yehuda mungkin sudah mengorbankan tempatnya di dalam rencana Allah yang abadi. Ringkasan tentang Tamar: A Different Kind of Strength Beverly LaHaye & Janice Shaw Crouse ~ bersambung ~ 15 e Ap ak ah Kita M e n gan ggap O r an g N o n - K r i s t en K afi r?|#Q and A MAGZ APAKAH KITA MENGANGGAP Orang nonkristen sebagai kafir? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M (Lanjutan tgl 27 November 2016) D engan muatan kultural dan relijius seperti di atas, istilah “kafir” memang riskan untuk disalahpahami apabila digunakan dalam lingkup kekristenan. Cara pandang kita terhadap kelompok lain berbeda. Pengelompokan menjadi harbi, muahid, dan zimi tidak ada analoginya dalam kekristenan. Lalu bagaimana Perjanjian Lama membedakan antara umat Allah (bangsa Israel) dengan yang bukan umat Allah? Bagaimana pula Perjanjian Baru membedakan antara orang-orang Kristen dan yang bukan? Untuk menjawab hal ini, kita perlu sekali lagi melakukan studi kosa kata sederhana terhadap kata gôyim atau ethnē. 16 e Ap ak ah Kita M e n gan ggap O r an g N o n - K r i s t en K afi r?|#Q and A MAGZ Bentuk tunggal gôy digunakan khususnya untuk merujuk pada kelompok orang tertentu secara politis, etnis, maupun geografis, tanpa melekatkan nuansa relijius maupun moral tertentu (TWOT 326e). Masing-masing keturunan yang terbesar di berbagai belahan bumi di Kejadian 10 disebut sebagai gôy. Kata Ibrani ini juga ditemukan dalam janji Allah kepada Abraham untuk menjadikannya sebuah bangsa yang besar. Musa menggunakan kata yang sama untuk merujuk bangsa Israel (Kel 33:13). Pemunculan bentuk jamak gôyim juga memberikan gambaran yang hampir sama. Istilah digunakan untuk bangsa-bangsa di dunia ini tanpa mengaitkan dengan sikap relijius maupun moralitas mereka (Kej 10:31; Hak 2:23). Janji Allah kepada Abraham untuk menjadi cikal-bakal sejumlah besar bangsa juga memakai kata yang sama. Walaupun demikian, penggunaan kata gôyim dalam arti relijius dan moral juga ada di dalam Alkitab. Penduduk asli tanah Kanaan disebut sebagai bangsa-bangsa yang fasik (Ul 9:4-5). Orang-orang yang tidak bersunat juga disebut (Yer 9:26). Gôyim adalah bangsa-bangsa yang tidak memiliki pertimbangan maupun pengertian (Ul 32:28). Sekarang mari kita melihat penggunaan kata ethnē dalam Perjanjian Baru. Hasil yang diperoleh melalui studi kata ini tidak jauh berbeda dengan kata gôyim dalam Perjanjian Lama. Istilah ethnē dipakai untuk bangsabangsa yang ada di muka bumi ini, tanpa memusingkan agama mereka (Mat 24:7; Kis 10:35). Kadangkala ethnē digunakan untuk membedakan bangsa Yahudi atau orang-orang Kristen dari kelompok yang lain (Rm 3:29). Bahkan orang-orang Kristen yang bukan beretnis Yahudi (Rm 11:13; 15:27; 16:4; Gal 2:12). Walaupun demikian, pembedaan secara moral juga muncul di Alkitab. Orang-orang Kristen memiliki gaya hidup yang berbeda dengan bangsabangsa yang lain (Mat 20:25). Kita tidak boleh meniru perilaku mereka (Ef 17 e MAGZ Ap ak ah Kita M e n gan ggap O r an g N o n - K r i s t en K afi r?|#Q and A 4:17). Tindakan yang tidak terpuji juga pernah disebut sebagai tindakan yang ethnikos (Gal 2:14). Dari semua penjelasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa kata gôyim maupun ethnē memiliki arti yang beragam tergantung pada konteks masing-masing. Arti yang ada tidak selalu berkonotasi relijius maupun moral. Umat Allah bahkan kadangkala dianggap sebagai salah satu bagian dari gôyim maupun ethnē. Arti yang berkaitan dengan aspek relijius dan moral juga ada. Dari keragaman ini, kita dapat memikirkan beragam terjemahan yang tepat: bangsa-bangsa non-Yahudi, semua bangsa di dunia, orang-orang yang tidak mengenal Allah, dsb. Dalam hal ini konteks adalah penentunya. Bagaimana seandainya gôyim maupun ethnē mengandung makna relijius dan moral serta merujuk pada bangsa-bangsa yang bukan umat Allah? Apakah dalam hal ini terjemahan “kafir” dapat digunakan? Secara pribadi saya tetap menganggap terjemahan “kafir” tidak sepenuhnya tepat. Terjemahan “bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah” tampaknya secara linguistik lebih baik. Ini adalah pilihan bijaksana dari sebagian besar penerjemah LAI:TB (lihat Mat 6:7, 32; 18:17, dsb). Soli Deo Gloria. 18 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ DASAR-DASAR ALKITAB PENEBUSAN TERBATAS (Lanjutan tgl 27 November 2016) ang perlu kita perhatikan kemudian adalah hidup “yang kekal”. Ini berarti hidup ini adalah untuk selamanya. Atau satu kali diselamatkan, untuk seterusnya diselamatkan; selalu, selamanya diselamatkan. Bila pandangan Arminian benar, dan seorang percaya yang sudah dilahirkan kembali dapat kehilangan imannya dan menjadi terhilang, maka mereka tidak dapat menyatakan bahwa orang percaya Y mempunyai hidup yang kekal. Mereka dapat mengatakan bahwa orang percaya mempunyai hidup yang baik, atau hidup yang kudus, atau hidup yang supernatural, atau hidup yang bahagia, tetapi mereka tidak pernah dapat mengatakan bahwa orang percaya memiliki hidup yang kekal. Karena sesuai dengan pandangan Arminian, orang percaya belum tentu memiliki hidup yang kekal. Ia memiliki hidup yang sementara, hidup yang terbatas 19 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ waktunya, tetapi bukan hidup yang berlangsung terus-menerus tanpa akhir. Ini bertentangan dengan Firman Allah. Yesus mengatakan bahwa “barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia tidak akan binasa.” Kaum Arminian berpendapat: “ada sebagian orang percaya yang tidak memiliki hidup yang kekal, tetaoi hidup yang sementara saja.” Yesus mengatakan: “jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya” (Yoh. 6:51), tetapi kaum Arminian mengatakan: “belum tentu!” Yesus mengatakan: “Akulah kebangkitan dan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh. 11:25-26). “Tidak akan mati,” kata Yesus. Tetapi kaum Arminian berkata, “mungkin akan mati.” Tetapi penggunaan kata “kekal” secara tetap di dalam ayat-ayat Alkitab membawa sukacita bagi orangorang percaya. Karena kesaksian Alkitab secara jelas menyatakan bahwa orang yang percaya kepada Yesus tidak akan mati selamalamanya tetapi akan beroleh hidup yang tidak akan pernah berakhir. Bersyukurlah kepada Allah untuk hidup kekal yang dikaruniakan-Nya kepada kita. Yohanes 6:39 “dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.” Yesus baru saja mengatakan bahwa semua yang diberikan Bapa kepada-Nya akan datang kepadaNya (ay.37). itu merupakan suatu kepastian. Yesus datang ke dunia ini untuk melakukan kehendak bapa, dan kehendak Bapa adalah “supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.” Dan pada ayat 44 Yesus mengatakan: “Ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Kata “akhir zaman” berarti hari terakhir di dunia, Hari Penghakiman. Dengan kata lain, semua orang yang datang kepada Yesus akan dibangkitkan pada akhir zaman untuk dibawa ke sorga. Tak ada satu pun dari mereka 20 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ yang hilang. Inilah ketekunan orang-orang kudus. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer 21 e Pen cip taan B inat an g d i Ke j ad i an 1 d an 2 . . . | #D OYO U KNOW MAGZ Penciptaan Binatang di Kejadian 1 dan 2 S epintas lalu dalam Kejadian 1 dan 2 terdapat 2 versi penciptaan bintang yang berbeda (1:24-25; 2:19). Dalam pasal 1 penciptaan yang dilakukan Tuhan hanya melalui media Firman (“Hendaklah bumi mengeluarkan...”), sedangkan pada pasal 2 penciptaan dilakukan oleh tangan Allah sendiri (“Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah...”) Bagaimana seharusnya kita memahami perbedaan ini? Apakah keduanya bertentangan? Apakah pasal 2 merupakan penjelasan detil terhadap pasal 1? Apakah pasal 2 merupakan penciptaan yang lain? Sebagian sarjana menganggap dua kisah penciptaan binatang tersebut merujuk pada satu penciptaan saja. Pendapat ini bukan tanpa alasan yang jelas. Mereka berpendapat bahwa sebagaimana penciptaan manusia di pasal 2 hanya merupakan penjelasan detil tentang catatan penciptaan di 1:26-27, demikian pula penciptaan binatang di 2:19 hanya merupakan penjelasan detil terhadap 1:24-25. Mereka menganggap bahwa Kejadian 1:24 sebenarnya hanya menjelaskan asal materi binatang. Ayat ini tidak berarti bahwa darat secara tiba-tiba memunculkan banyak binatang, karena ayat 25 22 e Pen cip taan B inat an g d i Ke j ad i an 1 d an 2 . . . | #D OYO U KNOW MAGZ selanjutnya menjelaskan bahwa Allahlah yang menciptakan semua itu (“Allah menjadikan...”). Bagaimana Allah menjadikan (yasar) binatangbinatang tersebut? Jawabannya terdapat di pasal 2:19 (“Lalu TUHAN Allah membentuk...”). Beberapa sarjana lain mendasarkan argumen mereka pada Kejadian 2:19. Ayat ini dianggap tidak membicarakan tentang penciptaan binatang. Alasan yang dikemukakan berhubungan dengan tense imperfect dari kata Ibrani yasar (“membentuk”) di 2:19. Secara gramatikal, kata yasar bisa diterjemahkan “telah membentuk” (band. NIV “Now the LORD God had formed...”). Seandainya ini bisa diterima, Kejadian 2:19 hanya menceritakan tindakan Allah membawa binatangbinatang yang sudah diciptakan tersebut ke hadapan manusia di taman Eden. Di sisi yang lain, sebagian sarjana berpendapat bahwa penciptaan binatang di Kejadian 1 memang berbeda dengan penciptaan di Kejadian 2. Dilihat dari data Alkitab yang ada, pandangan ini lebih bisa diterima. Bentuk tense imperfect yasar di Kejadian 2:19 lebih lazim diterjemahkan dengan “membentuk” bukan “telah membentuk” (lihat mayoritas terjemahan). Pilihan ini lebih sesuai dengan hasil penyelidikan terhadap pemunculan kata yeser dalam bentuk imperfect consecutive (wayeser) di Perjanjian Lama yang muncul sebanyak 18 kali (Kej 32:8; 46:24; Kel 32:4; Hak 2:15; 2Sam 13:2; 1 Raj 7:15; 20:1; 2Raj 5:23; 6:24; 17:5; 18:9; 1Taw 7:13; 20:1; 2Taw 28:20; Yes 29:16; Dan 1:1; Zak 12:1). Terjemahan di atas membawa kita pada kesimpulan selanjutnya. Seandainya terjemahan itu diterima, penciptaan binatang di Kejadian 2:19 jelas terjadi setelah Allah menciptakan manusia, sedangkan di Kejadian 1:24-25 terjadi sebelumnya. Dengan demikian, penciptaan binatang di pasal 1 berbeda dengan yang di pasal 2. Lebih jauh, dari konteks Kejadian 2 kita juga bisa melihat alasan mengapa binatang di pasal 2 diciptakan setelah manusia ada. 23 e Pen cip taan B inat an g d i Ke j ad i an 1 d an 2 . . . | #D OYO U KNOW MAGZ Penciptaan binatang tersebut berkaitan dengan rencana Allah mencarikan pasangan yang sepadan bagi manusia. Setelah ayat 18 menjelaskan kesendirian manusia sebagai sesuatu yang tidak baik, ayat 19 dimulai dengan kata “lalu”. Kata sambung ini jelas menunjukkan tujuan Allah menjadikan binatang-binatang di sana, yaitu sebagai kandidat pasangan manusia. Hal ini juga didukung oleh tujuan manusia memberi nama binatang, yaitu menemukan pasangan yang sepadan bagi dirinya. Ayat 20 menjelaskan “manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia”. Bagaimana dengan Kejadian 1:25 (“Allah menjadikan..”) yang menyiratkan tindakan Allah membuat binatang dengan tangan-Nya (bukan hanya menciptakan dengan firman-Nya)? Kita perlu tahu bahwa dalam Kejadian 1 Musa dua kali menulis “Berfirmanlah Allah....” yang selanjutnya diikuti “Allah menjadikan” (ayat 14 dan 16; ayat 24 dan 25). Frase “[dan/maka] Allah menjadikan..” sebaiknya dimengerti sebagai komentar penulis terhadap peristiwa yang ia catat (bukan bagian dari cerita itu sendiri). Komentar ini bertujuan untuk membantu pembaca menangkap makna sesungguhnya dari narasi yang dicatat (band. Kejadian 2:24 yang juga adalah komentar penulis). Komentar di pasal 1:16 dan 25 dimaksudkan untuk menekankan bahwa Allah [bukan yang lain] yang menjadikan itu. Penekanan ini mungkin berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir kuno waktu itu yang menjadikan benda-benda penerang di langit dan berbagai binatang sebagai objek penyembahan berhala. Musa seakan-akan ingin mengatakan, “Semua yang disembah itu sebenarnya bukan allah. Mereka hanya ciptaan dan Allah (Elohim) saja yang menjadikan hal itu semua”. Jadi, kembali pada topik tentang penciptaan binatang, Kejadian 1:25 tidak mengajarkan bahwa Allah membentuk binatang dengan tanganNya sendiri. Binatang di pasal 1:24-25 dicipta hanya dengan firman-Nya, sedangkan binatang-binatang di pasal 2:19 diciptakan dari tanah dengan tangan-Nya. NK_P 24 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ HAK atas privasi (Lanjutan tgl 27 November 2016) uatu hari, saat saya dan beberapa misionaris ke luar kota untuk menyendiri dari kepenatan pelayanan.... Ternyata walaupun kami berada di luar kota, kami tidak sendiri, di sekeliling terdapat pemandangan desa-desa dan jalanjalan setapak saling bersilangan di mana-mana. Para petani sedang sibuk membajak ladang mereka yang kecil. Pemandangan lain lagi, kami melihat beberapa kelompok S yang terdiri dari dua atau tiga orang pekerja kasar, sedang berjalan pulang dari kota, berpencar ke semua jurusan melewati berbagai jalan setapak. Orang, di manamana terdapat begitu banyak orang, baik di desa mau di kota-kota di Cina! Tetapi untuk mencari orangorang inilah, kami datang ke Cina, namun seandainya saja kami bisa menjauh mereka sejenak, di mana kami bisa bersembunyi. Tetapi tidak ada tempat bagi kami untuk 25 e MAGZ B AB V | #MI S S I O N bersembunyi tanpa melihat orang-orang! Tiba-tiba saya menyadari kekuatan penuh dari sebuah fakta yang tidak menyenangkan. Fakta yang tidak saya sadari sebelumnya, bahwa benarbenar tidak ada satu tempatpun ke mana saya bisa pergi untuk menyendiri! Yang terbaik yang dapat saya lakukan adalah pulang ke pos misi, masuk ke dalam kamar saya dan menutup pintu. Bahkan saya tidak tahu beberapa lama saya bisa dibiarkan seperti itu. Saya teringat sebuah cerita, tentang seorang ibu yang selalu sibuk sepanjang hari. Suatu hari dia dikunjungi temannya dari kota. Keluarga ibu itu miskin dan terdiri dari banyak anggota keluarga, sedangkan rumah itu terdiri dari satu ruangan. Bagi si pengunjung, ruangan tunggal itu terkesan penuh dengan kerumunan anak-anak. Dengan penasaran temannya bertanya, “bagaimana Anda bisa begitu bahagia, jika Anda tidak pernah mendapatkan waktu semenitpun untuk sendirian? Bagaimana Anda bisa mendapat ketenangan dalam berdoa? Ibu itu menjawab dengan tersenyum, “Dahulu hal itu juga meresahkan saya, sampai saya menemukan rahasianya. Di saat saya merasa tidak tahan dengan semua ini, saya menudungi kepala saya dengan celemek dan saya berada sendirian dengan Tuhan.” Saya tersadar dan memohon ampun kepada Tuhan. Pikir saya bagaimana dengan ibu yang miskin itu. Dan bagaimana dengan Tuhan Yesus? Tuhan juga menghendaki kesendirian sama seperti kita dan Dia pergi bersamasama murid-murid-Nya ke seberang danau mencari tempat terpencil untuk mendapat ketenangan dan berdoa. Tetapi orang banyak yang mendengar tentang Yesus juga turut serta ke manapun Yesus pergi dan mengikuti dari darat. Ketika Ia melangkah turun dari perahu, beribu-ribu orang sedang menantikan Dia. Bagaimana Dia beraksi? Adakah kemarahan dalam hatiNya atau kejengkelan, karena tidak pernah dibiarkan sendiri? Tidak, sebab dikatakan bahwa ketika Ia melihat orang banyak itu, Ia menerima mereka (Luk 9:11). Ya Tuhan, berilah saya hati yang dipenuhi kasih seperti-Mu 26 e MAGZ B AB V | #MI S S I O N bagi orang banyak! Tidak diragukan lagi bahwa privasi dan kesendirian adalah hal-hal yang baik – dalam batas-batas yang wajar. Kebanyakan misionaris tidak mendapat cukup banyak privasi seperti yang mereka inginkan. Barangkali ada segelintir misionaris yang tidak pernah mempermasalahkan saat rumah mereka dan diri mereka disorot oleh orang lain yang ingin tahu, dengan pandangan menyelidik yang disertai keheranan atau kegembiraan atau bahkan cemoohan. Apakah mereka tidak bisa bersikap sopan dan tidak mencampuri urusan orang lain, pikir si misionaris. Namun apabila kita adalah anak-anak terang, haruskah perbuatan kita atau milik kita, perlu disembunyikan di dalam gelap? Ini bukan suatu anjuran untuk mengungkapkan segala hal. Tetapi marilah kita ingat, bahwa orang-orang harus terlebih dahulu mengenal kita secara pribadi, barulah mereka bisa menerima kita dan pemberitaan kita, barulah kesaksian kita mempunyai nilai bagi mereka. Untuk apa saya menyembunyikan hal apa yang berkaitan dengan diri saya - Apabila pengungkapan hal tersebut bisa bermanfaat untuk menarik seseorang kepada Juruselamat? Memang kamu dahulu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8). Bersambung……. 27 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 5 Desember 2016 WASPADAI KETAMAKAN (Bacaan: Lukas 12: 15) Ada seseorang yang membutuhkan sebidang tanah yang akan ia jadikan ladang sebagai sumber mata pencahariannya. Suatu ketika berjumpalah ia dengan seorang tuan tanah yang murah hati. Sang tuan tanah kemudian menyampaikan sebuah tawaran menarik bagi orang itu demikian, “Saudara boleh mendapatkan tanah seluas yang bisa Saudara kelilingi. Sebelum matahari terbenam Saudara harus sudah kembali lagi ke sini.” Tanpa membuang waktu lagi orang itu mulai berlari. “Makin jauh aku berlari, maka makin banyak tanah aku miliki. Kapan lagi bisa dapat tanah seluas ini?”, pikirnya. Ia terus berlari. Ia sudah sangat lelah, tetapi ia paksa terus berlari. Akhirnya ketika matahari terbenam, ia terhuyung-huyung tiba di tempat si empunya tanah. Dengan terengah-engah dia berkata, “Aku dapat, aku dapat 500 ribu meter persegi.” Tetapi seketika itu juga ia roboh. Nafasnya habis dan matilah dia, dan ia hanya mendapatkan tanah dua kali satu meter. Pas untuk menguburkan jenazahnya. Mengapa kita diperintahkan oleh teks ini untuk “berjaga-jaga dan mewaspadai” ketamakan? karena manusia sering tertipu dengan tipu daya iblis. Manusia berpikir hidupnya akan sangat menyenangkan bahkan ia dapat menyelesaikan semua kesulitan hidupnya jika memiliki banyak harta. Itu sebabnya kebanyakan manusia menghabiskan waktu hidupnya untuk mengumpulkan harta. Kita perlu mewaspadai kebodohan ini, karena kekayaan tidak pernah menjadi sumber hidup kita. Si jahat senang mengecohkan manusia dengan kekayaan, itu sebabnya kita perlu waspada. Persoalannya bukan terdapat pada kekayaan, karena kekayaan adalah sesuatu yang netral. Persoalannya terletak pada cara psaudarang kita 28 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ terhadap kekayaan. Jika kekayaan menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi saudara hingga saudara akan menghabiskan semua waktu yang ada, saudara berani berkompromi dengan dosa, saudara mengabaikan hal-hal yang prinsip demi mengejar kekayaan maka saudara sedang dikuasai oleh dosa ketamakan. Bagaimana saudara memsaudarang harta menentukan apakah saudara tamak atau tidak. Selasa, 6 Desember 2016 HARTA YANG KEKAL (Bacaan: Filipi 3:7-14) Saat membongkar garasi putranya, sang ibu menemukan semua trofi yang pernah dimenangkan putranya melalui berbagai macam pertandingan atletik selama bertahun-tahun. Semuanya itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak kardus, dan siap untuk dibuang. Sang ibu mengenang darah, keringat, dan air mata yang mengucur demi mendapatkan semua penghargaan itu. Namun sekarang ia membuangnya. Semuanya itu tidak berharga lagi baginya. Itulah yang terjadi di akhir hidup kita. Semua milik kita, semua benda yang kita perjuangkan di sepanjang hidup kita seperti tabungan, rumah, mobil, karir, status, semuanya menjadi tidak berarti apa-apa. Saat kita divonis penyakit yang belum ada obatnya, saat itulah menyadari bahwa sesungguhnya semua yang kita peroleh semasa hidup tidak mampu menolong kita sama sekali. Ketika kita menghadap Tuhan, kita sadar bahwa kita telah mengisi hidup kita dengan hal yang sia-sia, kita telah berfokus pada hal yang salah. Paulus telah menetapkan fokus hidup dengan tepat. “Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus” (ay.7). Kita perlu bersyukur untuk kekayaan yang Tuhan berikan kepada kita, namun psaudaranglah kekayaan dengan cara yang benar. Kekayaan 29 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ diberikan Allah bukan untuk menguasai kita, tetapi untuk kita kelola sedemikian rupa agar menolong kita hidup efektif bagi Allah. Sebenarnya kita telah memiliki harta yang paling bernilai, yaitu pengenalan akan Kristus Yesus Tuhan kita. Kiranya mata kita hanya akan tertuju pada harta kita yang kekal ini, semua yang ada di dunia ini adalah alat untuk menolong kita untuk mengejar harta yang kekal. Rabu, 7 Desember 2016 UANG BUKAN PENGUASA (Bacaan: 1 Timotius 6:7-11) Korban penipuan berkedok pelipatgsaudaraan uang, menang undian, atau investasi berbunga-bunga adalah orang Kristen, mereka langsung kehilangan akal sehat, nurani dan imannya ketika digoda oleh tawaran untuk mendapatkan banyak uang dengan cepat dan mudah! Mereka yang jatuh bangkrut karena kalah berjudi sebagian juga beragama Kristen tetapi tidak mampu mengalahkan nafsu berjudi. Orang-orang yang terjerat dalam praktek penjualan VCD porno, memalsu merek barang, menjual narkotika, memperdagangkan seks juga ada yang orang yang rajin bergereja namun terlalu menikmati cara cepat menghasilkan uang. Alkitab mengatakan bahwa orang yang menginginkan kaya akan jatuh dalam pencobaan ke dalam jerat dan ke dalam berbagai nafsu yang hampa dan mencelakaan. Perhatikan dua kata yang muncul dalam teks kita, “ingin” dan “cinta” jelas menunjukan kecondongan hati kita. Ketika kita mencintai dan menginginkan sesuatu, kita akan terus memikirkannya, mendengar panggilannya, memimpikannya, ingin selalu bersamanya, ingin selalu memilikinya. Ketika kita mencintai sesuatu kita akan mengijinkan ia menyentuh hidup kita, dimasuki olehnya, dikuasai olehnya dan diubahkan olehnya. Bayangkan jika yang kita cintai adalah uang, maka kita akan dibuat mabuk kepayang oleh uang. 30 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ Uang adalah sesuatu yang kita butuhkan untuk kelangsungan hidup kita, tapi ingatlah bahwa uang bukan penguasa hidup kita. Tuhanlah sang Pemelihara, Ia tahu dengan pasti kebutuhan setiap umatNya. Yang perlu kita lakukan adalah bekerjalah dengan sungguhsungguh dengan prinsip-prinsip yang benar dan Tuhan yang akan menentukan takarannya yang tepat bagi kita. Kamis, 8 Desember 2016 WASPADAI SPIRIT DUNIA (Bacaan: 2 Timotius 3:1-2a) Menjelang perjalanan misi di sebuah gereja, seorang peserta menelpon seorang hamba Tuhan, Selama berbulan-bulan mereka berencana untuk pergi ke sebuah sekolah khusus anak tunarungu untuk membangun lapangan bermain yang sangat dibutuhkan. Hamba Tuhan ini menebak, mungkin anak ini berencana untuk membatalkan niat untuk ikut dalam perjalanan misi kali ini. Namun, ketika mereka bertemu untuk makan siang, ia mengatakan bahwa ia akan menyumbangkan seluruh tabungannya untuk membantu biaya perjalanan. Tabungan itu sebenarnya hendak ia pakai untuk membeli sebuah mobil, namun dua hari terakhir ini setiap kali ia berdoa, ia yakin bahwa Tuhan ingin ia memberikan semua uangnya untuk pelayanan ini. Sayangnya kesaksian seperti ini jarang kita saksikan. Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyakbanyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan perintah Tuhan. Yang mengaku sebagai orang berimanpun rela ‘menjual’ imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. Paulus memang telah mengingatkan kita bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Banyak orang akan menjadi egois dan cinta uang. Kita harus mewaspadai spirit dunia ini “egois dan cinta uang”. 31 e Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E MAGZ Bagaimana dengan hidup saudara? sudahkah saudara mewaspadai dua spirit dunia ini? Sudahkah saudara menjadi orang yang peduli dengan kebenaran-kebenaran ilahi? sadahkah saudara memiliki karakter seperti Yesus yang rela melayani orang lain? Jumat, 9 Desember 2016 JANGANLAH BODOH (Bacaan : Lukas 12:16-21) Dunia akan menilai orang kaya ini sebagai orang yang sangat berhasil, Si petani dalam perumpamaan ini juga merasa bahwa ia sudah mendapatkan kesuksesan. Yang menjadi persoalan adalah bahwa keberhasilan secara duniawi tidaklah sama dengan keberhasilan rohani. itu sebabnya Yesus mengatakannya bodoh (ay.20). Mengapa Yesus Menyebutnya Bodoh? Apa masalahnya? Persoalan moral apa yang bisa kita amati dari sini? Kita tidak dapat menuduhnya secara moral karena tidak disebutkan bahwa ia adalah orang yang berbuat dosa, ia tidak dikatakan sudah melakukan perbuatan jahat seperti perampokan ataupun penipuan. Masalahnya adalah orang ini tidak paham tentang fakta rohani bahwa sesungguhnya kita diciptakan untuk melakukan kehendak Allah untuk menjadi berkat bagi orang lain, bukan sebaliknya hidup dan menimbun kekayaan untuk diri sendiri. Apakah Saudara benar-benar mengerti fakta-fakta rohani? Sudahkah Saudara menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini akan segera berlalu? Apakah arah tujuan hidup ini sangat jelas bagi Saudara? Untuk apa Saudara menjalani kehidupan ini? Apa tujuan hidup Saudara? Apa sasaran yang sedang Saudara kejar? Ingatlah bahwa waktu hidup kita segera berlalu. Jangan mengejar dan menumpuk kekayaan untuk diri sendiri, orang yang demikian tidak kaya di hadapan Allah (ay.21). Bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Tuhan jika waktu kita usai? 32 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 10 Desember 2016 TAWANLAH HATIMU PADA YANG KEKAL (Bacaan : Matius 6:19-21) Enam orang perampok bersenjata api menerobos penyimpanan kotak deposit di sebuah bank di kota London dan mencuri barang-barang berharga senilai lebih dari tujuh juta dolar (kira-kira 70 miliar rupiah). Seorang wanita, yang memiliki perhiasan senilai 500.000 dolar (kira-kira lima miliar rupiah), meratap, “Semua yang saya miliki ada di situ. Seluruh hidup saya ada di dalam kotak itu.” Orang hatinya melekat pada harta akan nekat menyerbu masuk ke dalam rumah yang terbakar api atau terbunuh karena melawan para perampok yang membawa senjata api. Mereka merasa bahwa tanpa harta benda, hidup menjadi tidak ada artinya lagi. Orang yang lain jatuh ke dalam keputusasaan, bahkan langsung bunuh diri saat harta benda mereka hilang. Itu sebabnya Tuhan menasehati kita, “Janganlah kamu mengumpulkan harta bagi dirimu di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya” (Matius 6:19). Harta duniawi mudah sekali hilang, dicuri, dirusak, atau jatuh nilainya. Jika itu menjadi fokus kita, maka kita hanya akan mengalami frustrasi. Jangan biarkan hati kita ditawan oleh apa yang fana, tawanlah hatimu pada nilai-nilai kekal (karakter ilahi, hubungan, jiwa-jiwa yang perlu dimenangkan) maka kita tidak akan menyesal. Kita justru akan menjadi kaya dengan hal-hal yang berhubungan dengan Kristus. Selain itu, tidak ada seorang pun yang dapat merampas harta karun yang kita kumpulkan di surga! 33 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 5 Desember 2016 23.00 Senin, 7 Desember 2016 19.00 Kamis, 8 Desember 2016 06.00 19.00 Sabtu, 10 Desember 2016 06.00 17.30 18.30 22.00 Minggu, 11 Desember 2016 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM Latihan Musik KU 3 HUT: Ibu Nike Pamela HUT: Bp. Tontji D Pairikas Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 Doa Pemuridan Perayaan Natal Sekolah Minggu “AKU BERHARGA” Oleh Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Sdr. Sumito HUT: Anak Nathanael Tjandra Kepada jemaat yang berulang tahun, segenap hamba Tuhan, penatua, dan jemaat mengucapkan, “Selamat bertambah usia, kiranya kasih karunia dan hikmat Tuhan menyertai senantiasa, serta semakin mengasihi dan bertumbuh dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesama.” 34 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 4 Desember 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M. Liturgos Ev. Heri Pelayan Musik Bp. Felix Bp. Eliazar Pelayan LCD Sdr. Lutfi Gabung Um u m Ibu Nunuk Sdr. Andreas Ibu Herlin Ibu Ike Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Toni Sdr. Daniel Sdr. Kevin Sdri. Caroline Sdri. Tata Sdr. Calvin Sdr. Aurel Sdr. Kevin Die Sdri. Brenda Sdri. Erista Sdri. Karina Doa Syafaat Doa Persembahan Ibu Mei Ev. Heri Bp. Felix Ev. Dodik Bp. Stevi Sdri. Ririt Sdri. Lia Sdri. Risty Ev. Heri Petugas Minggu Ini Singer Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian (07.00) (Pk. 10.00) B a h a y a Ke t a m a k a n ( M a t i u s 6 : 1 9 - 2 4 ) Tema Penyambut Jemaat Ibadah Umum II Ibu Debby Bp. Stevi Pdt. Agung Gunawan Ibu Wilis Ev. Edo Walla Sdri. Jane Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia Sdri. Marlin Sdr. Andi Sdri. Eunice Sdr. Efraim Sdri. Stevani Ibu Wilis Ev. Edo Walla Sdr. Andi Sdr. Efraim Sdri. Lina Sdri. Virgin Sdr. Dennis Sdri. Virgin 35 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 11 Desember 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Ev. Heri Kristanto Liturgos Sdr. Aaron Pelayan Musik Sdr. Ikhsan Sdr. Calvin Sdr. Aurel Sdr. Faith Pelayan LCD Sdri. Caroline Sdr. Andreas Sdri. Dewi Pdt. Novida Lassa, M.Th Bp. Andreas W Petugas Minggu Ini Singer (07.00) (Pk. 10.00) Sdr. Michael Sdri. Eveelyn Ev. Edo Walla, M.Div. Ibu Natalia Sdr. Mito Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Willy Sdr. James Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia Sdri. Helen Sdr. Lutfi Sdri. Melissa Sdri. Zizi Sdri. Wella Sdri. Marlin Ibu Titik Sdri. Krisna Sdr. Yori Bp. Soegianto Ibu Lily Kristina Bp. Hendri Ibu Melly Bp. Imbo Ibu Suyatmi Bp. Andreas K Ibu Rini Sdr. Joy Sdri. Lovie Sdri. Eka Sdri. Lina Ibu Natalia Sdr. Mito Sdri. Lovie Sdri. Lina Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian B a h a y a Ke k u a t i r a n ( M a t i u s 6 : 2 5 - 3 4 ) Tema Penyambut Jemaat Ibadah Umum I Ibu Titik Bp. Soegianto Bp. Andreas K Sdri. Henny Sdr. Joseph Ibu Mei Ev. Heri Sdr. Joseph Sdri. Glory Sdri. Sdri. Sdri. Chris- Christine Eveelyn tine Sdri. Lina Sdr. Fredy Sdri. Febe 36 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU 4 Desember 2016 11 Desember 2016 Liturgis Kak Kezia Kak Venna Pelayan Musik Calvin Kak WIlly Doa Pra/Pasca SM Kak Budi Kak Fenny Tema Pauul Selamat Dari Badai Paulus Menulis Surat Dari Penjara Bahan Alkitab (Kis 27: 28-:16) (Kis 28:11-22,31) Sion Kak Budi Kak Budi Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Venna Kak Mei Nazareth Kak Evelyn Kak Debby Betlehem Kak Santi Kak Kezia Kak Santi (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) IBADAH PEMUDA Sabtu, 3 Desember 2016 Sabtu, 10 Desember 2016 Tema “Bagaimana dengan cinta dan seks?” “Apakah Allah mengasihi orang-orang Gay?” Pengkhotbah Pdt. Reyco Pdt. Reyco Litrugos Sdri. Risty Sdri. Lia Pelayan Musik TEAM TEAM Pelayan LCD Sdri. Clara Sdr. Kevin Penyambut Jemaat Sdr. Nikson Sdr. Iyan Sdr. Anel Sdri. Ester Petugas Doa Sdri. Wati Sdri. Lia Singer Sdr. Yance Sdri. Christine Sdri. Clara Sdri. Alyn.P Keterangan (Pk. 18.30 WIB) (Pk. 18.30 WIB) 37 e Data Keh adir an Je m aat DATA KEHADIRAN JEMAAT MAGZ Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan Umum 1 Minggu, 27 Nov 2016 33 orang Umum 2 Minggu, 27 Nov 2016 80 orang Umum 3 Minggu, 27 Nov 2016 63 orang Remaja Minggu, 27 Nov 2016 21 Orang Pemuda Minggu, 27 Nov 2016 50 Orang Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 27 Nov 2016 43 orang SM : 1 Orang Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 27 Nov 2016 49 orang SM : - POS Batam Minggu, 27 Nov 2016 27 Orang SM: 61 Remaja: 30 SM: 34 orang 38