universitas indonesia analisis prosedur test of control dan

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PROSEDUR TEST OF CONTROL DAN
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS SIKLUS PENJUALAN PT
ZPA
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi
BHARATA
0906491010
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2013
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
ii
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
iii
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
iv
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbila „alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini.
Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada Nabi akhir zaman,
Muhammad SAW yang karena jasa beliaulah cahaya iman dan islam bisa sampai
kepada kita semua.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan, dan tentunya laporan magang ini tidak akan selesai tanpa bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin berterimakasih kepada :
1. Allah SWT yang atas berkat, rahmat, hidayah , bantuan dan semua hal
yang Engkau berikan telah membuat saya dapat menyelesaikan laporan
magang ini dengan baik;
2. Nabi Muhammad SAW yang atas jasa beliaulah cahaya iman dan islam
bisa sampai kepada kita semua;
3. Orang tua penulis, Eka Triya Djaya Husin dan Dewi Kusumaning Ayu
yang atas bantuan yang tiada henti terus memompakan semangat, bantuan
dan menemani penulis di saat apapun dan dalam kondisi apapun;
4. Adik-adik penulis, Yudha Satria dan Putra Syailendra Mahesa yang selalu
membuat suasana rumah senantiasa ramai;
5. Dosen pembimbing saya yang luar biasa, Ibu Rafika Yuniasih yang
ditengah kesibukannya masih bisa membantu penulis untuk bisa
menyelesaikan laporan magang ini dengan baik;
6. Para pendidik dan karyawan FEUI yang telah memberikan banyak
pelajaran tentang kebaikan dan kehidupan;
7. KAP RSM AAJ yang telah memberikan pengalaman berharga untuk
mengikuti program magang selama 3 bulan. Terimakasih terutama untuk
kakak-kakak tim ZPA dan ZBI : Rionaldo Kapoyos, Melda Stephani,
Martha Ragela Safitri, dan Iwan W. Hartawan;
8. PT ZPA yang telah memberikan pengalaman audit yang berharga,
terutama untuk “Pak Haji” dan “Mr. Mauwooh”;
v
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
9. Teman-teman “Prikitiew N‟ Friends”, terimakasih atas dukungan, tawa,
canda, serta kekoploan yang tak pernah putus sejak kepanitiaan sosact
2011 hingga sosact 2012 dan semoga nanti sampai di surga;
10. Teman-teman seperjuangan dalam organisasi SPA dan kepanitiaan Social
Act yang telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran dalam
berorganisasi.
11. Teman-teman personil “The Payback”, Aji Dirgantara, Danang Heru,
Gromy Purba, Reda Ruslia, dan Vito Indriano yang telah memberikan
prestasi dan kenangan berharga selama semester terakhir di FEUI. Keep
rockin’ bro !
12. Teman-teman kelompok belajar Umar, Sidiq, dan rekan, yang senantiasa
membantu penulis dalam menjalankan kehidupan akademis di kampus
tercinta;
13. Aldio Alfonso dan Ikhsan Wahyudi, teman seperjuangan penulis yang
telah membantu proses pembuatan laporan ini dari awal hingga akhir,
wisuda duduk bareng di depan nih;
14. Rizky Paijo, Dida Sabana, dan Jerry Pantura yang senantiasa menemani
kesibukan penulis dalam mengisi waktu luang, semoga cepat lulus dan
sukses selalu;
15. Randy Mecon dan Om Wawa selaku sahabat penulis yang seringkali
membantu penulis dalam dunia akademis maupun non akademis;
16. Mas Indra Labkom yang senantiasa membukakan pintu labkom bagi kita
semua mulai dari awal maba hingga jadi sarjana;
17. Teman-teman tim futsal “SABANA FC”, yang walaupun tidak pernah
juara dalam kompetisi namun tetap memberikan kesegaran jasmani
tersendiri bagi penulis dalam menjalani kehidupan kampus; dan
18. Semua pihak yang penulis kenal dari lahir hingga saat ini yang telah
memberikan berbagai warna dan segala kebaikannya hingga saat ini.
Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan yang tak terhingga
Depok, Januari 2013
Bharata
vi
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
vii
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Bharata
Program Studi
: Akuntansi
Judul
: Analisis Prosedur Test of Control dan Pengendalian
Internal atas Siklus Penjualan PT ZPA
Laporan magang ini membahas mengenai prosedur Test of Control (TOC) dan
aktivitas pengendalian internal atas siklus penjualan PT ZPA. Pembahasan
dimulai dari pemahaman siklus penjualan PT ZPA. Pembahasan akan
mengungkapkan
prosedur
TOC
terhadap
siklus
penjualan
dan
juga
mengungkapkan kelengkapan dari prosedur yang telah dilakukan KAP RSM AAJ.
Selain
prosedur
TOC,
pembahasan
juga
akan
mengungkapkan
kunci
pengendalian, risiko yang dihadapi perusahaan, temuan-temuan yang terjadi
terkait pengendalian internal dan pengakuan pendapatan, serta solusi yang
ditawarkan.
Kata Kunci :
Pengendalian internal, siklus penjualan, test of control,
viii
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Bharata
Study Program
: Accounting
Tittle
: Analysis of Test of Control Procedure and Internal
Control of Sales Cycle in PT ZPA
This Internship report discusses the Test of Control (TOC) procedure and internal
control of sales cycle in PT ZPA. The discussions start with the understanding of
sales cycle in PT ZPA. Descriptions show the procedures and the completeness of
TOC done by KAP RSM AAJ. Descriptions also show the key control, the risks,
the audit findings regarding internal control and revenue recognition, as well as
the solutions offered.
Keywords:
Internal control, sales cycle, test of control,
ix
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii
TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang ......................................................2
1.3 Penjelasan Aktivitas Magang Secara Umum .................................................2
1.4 Latar Belakang Analisis dan Pembahasan .....................................................3
1.5 Ruang Lingkup Analisis dan Pembahasan ....................................................4
1.6 Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan Magang ..........................................4
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................................4
2. LANDASAN TEORI..........................................................................................6
2.1 Konsep Audit .................................................................................................6
2.1.1 Pengertian Audit .................................................................................6
2.1.2 Jenis Audit...........................................................................................7
2.1.3 Tujuan Audit .......................................................................................8
2.1.4 Bukti Audit ........................................................................................10
2.1.5 Tanggung Jawab Auditor ..................................................................13
2.1.6 Asersi Manajemen .............................................................................13
2.1.7 Proses Audit ......................................................................................15
2.2 Proses Audit atas Siklus Penjualan ..............................................................19
2.2.1 Akun-akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Piutang
Usaha .........................................................................................................19
2.2.2 Fungsi Bisnis dan Dokumen Terkait Siklus Penjualan dan Piutang
Usaha ..........................................................................................................20
x
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2.2.3 Metodologi untuk Penyusunan Test of Controls dan Substantive
Tests of Transactions untuk Penjualan.......................................................22
2.3 Konsep Pengendalian Internal .....................................................................24
2.4 Model Pengendalian Internal COSO ...........................................................24
2.5 Pendapatan ...................................................................................................27
2.5.1 Pengertian Pendapatan ......................................................................27
2.5.2 Pengakuan Pendapatan ......................................................................28
2.5.3 Pengukuran Pendapatan ....................................................................29
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT ..31
3.1 Profil Kantor Akuntan Publik ......................................................................31
3.1.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ........................................31
3.1.2 Visi, Misi, dan Nilai yang Dianut .....................................................31
3.1.3 Jenis-jenis Jasa KAP .........................................................................32
3.1.4 Audit Manual atas Test of Control ....................................................33
3.1.4.1 Gambaran Umum Audit Manual TOC ...............................33
3.1.4.2 Pengambilan Sampel TOC .................................................34
3.1.4.3 Tingkat Toleransi Maksimal atas Deviasi ..........................35
3.2 Profil PT ZPA ..............................................................................................35
3.2.1 PT ZPA Global ..................................................................................35
3.2.2 Jenis Usaha PT ZPA Global ..............................................................36
3.2.3 PT ZPA Indonesia .............................................................................37
3.2.4 Gambaran Umum Siklus Pendapatan PT ZPA ................................39
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................................41
4.1 Prosedur TOC atas Siklus Penjualan............................................................41
4.1.1 Revenue Control Documentation ......................................................41
4.1.2 Revenue Risk Control Matrix ............................................................44
4.1.3 Walkthrough ......................................................................................48
4.1.4 Test of Control ..................................................................................53
xi
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
4.2 Analisis Prosedur TOC Auditor ...................................................................56
4.3 Analisis Prosedur Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan PT ZPA ..........62
4.3.1 Pengakuan Pendapatan ......................................................................62
4.3.2 Pengukuran Pendapatan ....................................................................64
4.4 Analisis Aktivitas Pengendalian Internal atas Siklus Penjualan ..................64
4.4.1 Penerimaan Pesanan Pelanggan ........................................................64
4.4.2 Proses Penerimaan dan Pengerjaan Material Pelanggan ..................66
4.4.3 Proses Pengiriman Material .............................................................69
4.4.4 Proses Penagihan dan Pencatatan Pendapatan .................................70
4.5 Flowchart untuk Siklus Penjualan ...............................................................72
5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................85
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................85
5.2 Saran Kepada KAP RSM AAJ.....................................................................86
5.3 Saran Kepada PT ZPA .................................................................................86
DAFTAR REFERENSI .......................................................................................88
xii
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
COSO Internal Control – Integrated Framework .........................25
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT ZPA ..........................................................38
Gambar 3.2
Bagan Siklus Penjualan PT ZPA ....................................................40
Gambar 4.1
Flowchart Siklus Penjualan PT ZPA untuk Pelanggan Lama .......75
Gambar 4.2
Flowchart Siklus Penjualan PT ZPA untuk Pelanggan Baru .........80
xiii
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Sample Size Standard .........................................................................34
Tabel 4.1
Revenue Risk Control Matrix .............................................................44
Tabel 4.2
Key Control Area ...............................................................................54
Tabel 4.3
Sampel TOC atas Penjualan...............................................................55
Tabel 4.4
Revenue Risk Control Matrix Tambahan ...........................................59
Tabel 4.5
Matriks Risiko Proses Penerimaan Pesanan ......................................66
Tabel 4.6
Matriks Risiko Proses Penerimaan dan Pengerjaan Material ............78
Tabel 4.7
Matriks Risiko Proses Pengiriman .....................................................70
Tabel 4.8
Matriks Risiko Proses Penagihan dan Pencatatan Pendapatan ..........72
xiv
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman serta globalisasi yang terjadi sekarang ini semakin
meningkatkan kebutuhan akan individu yang berkualitas dan kompeten. Peluang–
peluang maupun ancaman–ancaman baru semakin bermunculan di dunia usaha
karena mudahnya pertukaran informasi dan komunikasi yang terjadi saat ini.
Institusi pendidikan dituntut untuk memberikan lebih dari sekedar kemampuan
akademis kepada para lulusannya. Dunia usaha yang semakin berkembang pada
saat ini tidak hanya memerlukan individu yang kompeten dari segi akademis
namun juga yang memiliki soft skills yang baik yang akan sangat berguna dalam
dunia kerja nantinya.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) sebagai salah satu institusi
pendidikan terkemuka di Indonesia selalu melakukan inovasi dan programprogram penting guna menciptakan individu yang kompeten dan dapat berguna
bagi bangsanya. Metode belajar mengajar yang diterapkan FEUI senantiasa
disusun untuk dapat mengikuti perkembangan zaman dan globalisasi guna
menciptakan lulusan-lulusan terbaik di negeri ini. Berdasarkan pada alasan-alasan
inilah FEUI menerapkan program magang sebagai salah satu pilihan untuk tugas
akhir para mahasiswanya yang menjadi syarat kelulusan. Program magang ini
dirasa perlu guna meningkatkan pengetahuan dan kompetensi yang berhubungan
dengan dunia kerja sesungguhnya.
Program magang yang diterapkan oleh FEUI hanya diperuntukkan untuk
mahasiswa tingkat akhir yang telah menyelesaikan minimal 120 Sistem Kredit
Semester (SKS) dan memperoleh Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 2,75.
Syarat ini dirasa perlu agar mahasiswa FEUI yang melaksanakan program magang
juga bisa memberikan kontribusi yang positif kepada institusi tempat dimana
mereka melaksanakan program magang tersebut.
Secara khusus, Departemen Akuntansi FEUI menerapkan program magang ini
agar dapat memberikan pemahaman lebih akan dunia kerja sesungguhnya,
1
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2
terutama yang berkaitan dengan bidang akuntansi dan ekonomi. Adanya berbagai
perbedaan dalam dunia kerja dan bangku kuliah mejadi salah satu alasan utama
pemberian program magang ini. Dengan mengikuti program magang, para
mahasiswa diberikan kesempatan untuk berinteraksi dan mengaplikasikan segala
kemampuan yang telah mereka pelajari selama kuliah ke dalam dalam dunia kerja
yang sesungguhnya. Selain itu, program magang dirasa dapat mengembangkan
soft skills yang belum didapatkan para mahasiswa dalam kegiatan akademis yang
telah mereka lewati.
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang
Program magang dilakukan di Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf,
Mawar & Saptoto RSM AAJ Associates (KAP RSM AAJ), salah satu KAP
terkemuka yang ada di Indonesia yang merupakan aliansi dari RSM Internasional
selaku KAP besar di dunia. KAP RSM AAJ memiliki kantor yang terletak di
Plaza Abda, Sudirman, Jakarta. Program magang ini dilaksanakan selama 3 bulan
yaitu 11 Juni hingga 11 September 2012. Posisi yang dijalankan dalam program
magang adalah sebagai junior auditor yang ditempatkan pada divisi Blue yang
merupakan salah satu divisi yang bergerak di bidang audit assurance.
1.3 Penjelasan Aktivitas Magang Secara Umum
Dalam program magang yang dijalankan di KAP RSM AAJ, penulis diberikan
tugas untuk membantu proses audit laporan keuangan 2 klien yang berbeda, yaitu:

Perum XYZ
Perum XYZ merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang
security printing yang menyediakan jasa cetak untuk beberapa produk
seperti uang, materai, perangko, dan lain-lain. Selama hampir 2 bulan
dalam pelaksanaannya, auditor melakukan prosedur audit laporan
keuangan klien secara menyeluruh.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
3

PT ZPA
PT ZPA merupakan anggota dari KFH Group yang bergerak di bidang
pelapisan logam atau yang lebih dikenal sebagai hot dip galvanizing.
Selama sekitar 3 minggu, auditor ditugaskan untuk melakukan proses audit
interim PT ZPA yang lebih difokuskan kepada prosedur Test of Controls
(TOC).
1.4 Latar Belakang Analisis dan Pembahasan
Proses audit atas laporan keuangan dan penerapan pengendalian internal
merupakan hal yang sangat penting bagi tiap perusahaan. Prosedur audit yang
dilakukan auditor dapat memberikan berbagai manfaat kepada suatu perusahaan,
yang nantinya akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya. Di
sisi lain, penerapan pengendalian internal tidaklah kalah penting dengan proses
audit. Dengan pengendalian internal yang baik, suatu perusahaan akan dapat
mengatasi berbagai risiko yang dihadapinya. Dengan pelaksanaan kedua hal ini,
maka kelangsungan hidup perusahaan akan semakin baik untuk kedepannya.
Salah satu siklus yang paling penting dalam ativitas bisnis suatu perusahaan
adalah siklus penjualan. Siklus penjualan merupakan aktivitas bisnis yang
berkaitan dengan perpindahan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.
Prosedur TOC yang dilakukan auditor atas siklus penjualan akan sangat
menentukan tingkat pelaksanaan audit keseluruhan atas penjualan. Sedangkan
untuk sisi perusahaan, pengendalian internal atas siklus penjualan amatlah
penting, karena berhubungan langsung dengan tujuan utama perusahaan dalam
memaksimalkan keuntungannya. Berdasarkan alasan-alasan inilah, maka tema
laporan magang yang diangkat adalah “Analisis Prosedur Test of Control dan
Pengendalian Internal atas Siklus Penjualan PT ZPA”.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
4
1.5 Ruang Lingkup Analisis dan Pembahasan
Dalam laporan magang ini, analisis dan pembahasan prosedur TOC atas penjualan
dibatasi hanya sampai penyusunan atribut TOC atas penjualan PT ZPA untuk
periode yang berakhir pada 31 September 2012. Sedangkan analisis dan
pembahasan mengenai pengendalian internal perusahaan dibatasi hanya pada
aktivitas pengendalian internal atas siklus penjualan, yaitu hanya sampai dengan
proses pengakuan pendapatan. Dalam laporan magang juga akan dibahas
mengenai analisis pengakuan dan pengukuran pendapatan yang dilakukan
perusahaan. Segala prosedur audit dan penerapan pengendalian internal atas siklus
lainnya tidak dibahas dalam laporan ini.
1.6 Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan Magang
Laporan magang ini disusun dengan tujuan antara lain :

Memberikan gambaran mengenai aktivitas magang yang dijalankan

Memberikan informasi mengenai proses audit laporan keuangan, terutama
untuk prosedur TOC atas penjualan

Menyajikan sebuah analisis dan pembahasan mengenai proses TOC dan
pengendalian internal atas siklus penjualan
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan ini tersusun atas lima bab utama, sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang pelaksanaan magang, waktu dan tempat
pelaksanaan magang, aktivitas penulis selama magang secara umum, latar
belakang analisis dan pembahasan, tujuan penulisan serta sistematika penulisan
dari laporan magang.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
5
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan topik laporan magang yang
akan menjadi dasar analisis dan pembahasan yang dituangkan pada BAB 4.
Landasan teori ini dibuat dengan menggunakan berbagai referensi seperti buku
teks kuliah, buku umum, standar akuntansi, dan sumber-sumber lain yang relevan.
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PELAKSANAAN
MAGANG
Bab ini berisi gambaran umum perusahaan tempat pelaksanakan program magang
terkait laporan ini. Dibahas juga mengenai gambaran umum perusahaan klien
tempat auditor ditugaskan untuk melaksanakan proses audit serta aktivitas apa
saja yang dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur tests of controls
pada PT ZPA.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis dan pembahasan yang telah disinggung pada BAB 1, yaitu
Analisis Tests of Controls dan Pengendalian Internal atas Siklus Penjualan pada
PT ZPA. Pada bab ini, akan dibahas mengenai perbandingan antara praktik TOC
yang dilakukan auditor dan aktivitas pengendalian internal perusahaan dengan
teori yang dijelaskan pada bab 2. Bab ini juga akan membahas mengenai isu yang
ditemukan yang kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang relevan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan magang yang berisi kesimpulan
mengenai program magang yang penulis lakukan dan kesimpulan atas analisis dan
pembahasan terkait topik laporan ini sendiri. Penulis juga memberikan saran
terkait prosedur tests of controls dan pengendalian internal PT ZPA.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Audit
2.1.1 Pengertian Audit
Arens
et
al.
(2009)
mengungkapkan
definisi
audit
sebagai
berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the information
and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent
person”
Dalam definisi yang diterangkan di atas, terdapat beberapa kata kunci, antara lain:

Information and Established Criteria
Untuk melaksanakan sebuah audit, maka diperlukan informasi serta
kriteria khusus untuk mengevaluasi informasi tersebut. Kriteria untuk
mengevaluasi informasi biasanya berbeda tergantung jenis informasi yang
diaudit. Contohnya untuk audit laporan keuangan, standar kriteria yang
umum digunakan adalah Generraly Accepted Accounting Principles
(GAAP), sedangkan untuk audit pengendalian internal menggunakan
Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission
(COSO).

Accumulating and Evaluating Evidence
Bukti yang dimaksud di sini adalah bukti audit, yaitu segala informasi
yang dapat digunakan untuk menentukan apakah informasi yang sedang
diaudit telah sesuai dengan kriteria yang digunakan.

Competent, Independent Person
Auditor harus memiliki kualitas serta kompetensi yang mumpuni untuk
dapat memahami proses audit yang akan dijalankan, terutama pemahaman
atas kriteria audit dan bukti-bukti audit yang harus dikumpulkan.
Independensi juga sama pentingnya dengan kompetensi bagi seorang
auditor. Independent Auditor adalah seorang auditor yang memiliki tingkat
6
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
7
independensi yang tinggi yang dapat menjaga kepercayaan dari para
pengguna laporan audit terkait.

Reporting
Tahap terakhir dari pelaksanaan audit adalah tahap pelaporan. Auditor
harus mengeluarkan sebuah laporan audit yang dapat mengkomunikasikan
temuan-temuan auditor kepada para pengguna dengan baik.
2.1.2 Jenis Audit
Berdasarkan sifat dan tujuannya, audit dibagi menjadi beberapa tipe (Arens et al.,
2009), yaitu :

Operational Audits
Operational audits adalah sebuah audit yang mengevaluasi efesiensi dan
efektifitas dari prosedur dan metode operasi sebuah perusahaan. Dalam
audit ini, evaluasi tidak hanya terbatas pada sisi akuntansi saja, namun
juga evaluasi atas struktur organisasi, sistem komputerisasi, metode
produksi, pemasaran, dan area lainnya sesuai dengan kualifikasi yang
dimiliki auditor

Compliance Audits
Compliance Audits merupakan sebuah audit untuk menentukan apakah
auditee telah memenuhi prosedur dan peraturan tertentu yang telah
ditetapkan oleh pihak yang memiliki otorisasi.

Financial Statement Audits
Audit atas laporan keuangan merupakan sebuah audit untuk menentukan
apakah laporan keuangan dari auditee telah disajikan sesuai dengan
kriteria audit yang digunakan (GAAP). Seiring dengan perkembangan
dunia bisnis yang ada, fokus auditor dalam audit ini tidaklah cukup kepada
transaksi akuntansi saja, namun juga merambah kepada kontrol operasi
terkait adanya risiko salah saji yang dapat ditimbulkan.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
8
2.1.3 Tujuan Audit
PSA 02 (SA 110) menyatakan bahwa :
“The objective of the ordinary audit of financial statements by the
independent auditor is the expression of an opinion on the fairness with
which they present fairly, in all material respects, financial position, results
of operations, and cash flows in conformity with generally accepted
accounting principles in Indonesia”
Paragraf tersebut menyatakan bahwa tujuan utama dari audit atas laporan
keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan opini tentang
kewajaran atas posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas,
dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Dalam tujuan audit tersebut terlihat bahwa fokus utama audit
disini adalah untuk dapat memberikan sebuah opini audit yang berlandaskan pada
bukti-bukti audit yang memadai. Opini yang dimaksud adalah opini atas
kewajaran atas salah saji material dari sebuah laporan keuangan.
Terkait dengan transaksi yang ada dalam laporan keuangan, beberapa tujuan audit
terkati transaksi juga harus dicapai oleh auditor untuk memastikan bahwa
informasi terkait transaksi yang ada telah disajikan secara wajar.
Secara khusus, tujuan audit sendiri dibagi menjadi beberapa fokus tersendiri
(Arens et al., 2009), yaitu :
1. Transaction-Related Audit Objectives
Terkait dengan transaksi yang ada dalam laporan keuangan, beberapa
tujuan audit terkait transaksi juga harus dicapai oleh auditor untuk
memastikan bahwa informasi terkait transaksi yang ada telah disajikan
secara wajar. Tujuan audit untuk transaksi antara lain yaitu :

Existence: transaksi benar-benar terjadi.

Completeness: semua transaksi yang terjadi telah tercatat.

Accuracy: transaksi telah tercatat secara akurat.

Classification: setiap transaksi yang terjadi telah diklasifikasikan
dengan tepat.

Timing: transaksi dicatat pada periode/waktu yang tepat.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
9

Posting and summarization: transaksi telah di-posting dengan tepat.
2. Balance-Related Audit Objectives
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo memiliki dua perbedaan utama
dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Perbedaan pertama
adalah tujuan audit terkait saldo diaplikasikan untuk saldo masing-masing
akun, sedangkan tujuan audit untuk transaksi diaplikasikan untuk
transaksi. Sedangkan perbedaan kedua adalah tujuan audit terkait dengan
saldo akun memiliki tujuan yang lebih banyak daripada tujuan audit terkait
transaksi. Tujuan audit terkait saldo akun antara lain:

Existence: saldo yang terdapat di laporan keungan memang benarbenar harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan.

Completeness: semua nilai yang harusnya dicatat telah tercatat

Accuracy: saldo akun telah tercatat dengan akurat.

Classification:
masing-masing
akun
yang
tercatat
telah
diklasifikasikan dengan tepat.

Cut-off: semua transaksi yang terjadi berdekatan dengan tanggal
rencana telah tercatat pada periode yang tepat.

Detail tie in: detail masing-masing akun telah cocok dengan master
file dan nilai total rincian telah sesuai dengan nilai di buku besar
dan neraca maupun laporan laba/rugi.

Realizable value: aset dicatat pada nilai yang akan terealisasi di
masa yang akan datang.

Rights and Obligation: aset dan kewajiban yang tercatat memang
benar-benar dimiliki oleh klien.

Presentation and disclosures: saldo setiap akun telah disajikan
dengan benar di laporan keuangan dan dengan pengungkapan yang
mencukupi.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
10
3. Presentation and Disclosure-Related Audit Objectives
Tujuan audit terkait presentasi dan pengungkapan ini memiliki konsep
yang serupa dengan konsep yang diterapkan pada tujuan audit terkait saldo
akun.
2.1.4 Bukti Audit
Bukti audit adalah segala jenis informasi yang dapat digunakan oleh auditor untuk
menentukan apakah laporan keuangan sudah sesuai dengan standar kriteria yang
telah ditentukan. Terdapat empat hal utama yang menentukan jenis dan tingkat
bukti audit yang harus dikumpulkan (Arens et al., 2009), empat hal tersebut yaitu :
1. Prosedur audit yang diterapkan
2. Ukuran sampel untuk tiap prosedur audit
3. Sampel yang diambil dari populasi
4. Waktu pelaksanaan prosedur audit
Untuk dapat mengumpulkan bukti audit yang mumpuni, auditor juga perlu
memperhatikan tingkat persuasiveness dari bukti audit itu sendiri. Bukti audit
yang diperoleh harus dapat meyakinkan pengguna laporan keuangan atas pendapat
auditor terkait penyajian laporan keuangan klien. Adapun dua hal yang
menentukan tingkat persuasiveness dari bukti audit yaitu :
1. Appropriateness
Appropriateness of evidence merupakan ukuran dari kualitas bukti audit
yang menentukan tingkat relevansi dan reliabilitas dari bukti-bukti audit
untuk dapat mencapai tujuan audit terkait kelas-kelas transaksi, saldo
akun, dan pengungkapan. Relevansi memiliki arti bahwa bukti audit yang
dikumpulkan harus memiliki keterkaitan dengan tujuan audit, sedangkan
reliabilitas adalah tingkat keterandalan dari bukti audit untuk dapat
dipercaya.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
11
2. Sufficiency
Sufficiency of evidence sangat ditentukan oleh tingkat kuantitas dari bukti
audit yang dikumpulkan, yang mana hal ini juga berkaitan dengan ukuran
sampel yang dipilih.
Selain tingkat persuasiveness dari bukti audit, di sisi lain auditor juga perlu
memperhatikan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengumpulkan bukti audit
terkait. Auditor harus dapat mengumpulkan bukti audit yang mumpuni dengan
biaya serendah mungkin.
Dalam menentukan prosedur audit yang akan diterapkan, auditor dapat memilih
berbagai tipe bukti audit yang tersedia. Berikut delapan tipe dari bukti audit (Arens
et al., 2009) :
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor
atas tangible aset yang dimiliki klien. Bukti pemeriksaan fisik merupakan
cara utama untuk melakukan verifikasi terkait asersi existence dan
completeness.
2. Konfirmasi
Konfirmasi adalah bukti berupa tanggapan dari pihak ketiga terkait
verifikasi atas suatu informasi yang diajukan oleh auditor. Konfirmasi
dapat berupa tanggapan melalui tulisan maupun lisan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bukti audit yang dikumpulkan melalui inspeksi atas
dokumen dan catatan yang dimiliki klien yang akan menentukan apakah
informasi terkait harus dicantumkan dalam laporan keuangan. Salah satu
bukti audit yang popular adalah vouching, yaitu auditor melakukan
prosedur dokumentasi untuk membuktikan kewajaran dari transaksi yang
dicatat klien.
4. Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan bukti audit yang menggunakan perbandingan
dan keterkaitan atas suatu informasi untuk dapat mengukur apakah saldo
akun terkait telah disajikan secara wajar. Prosedur analitis merupakan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
12
salah satu hal terpenting dalam proses audit karena prosedur ini
dibutuhkan untuk tiap tahap audit, mulai dari perencanaan hingga tahap
penyelesaian. Adapun empat manfaat utama dari prosedur analitis yaitu :

Memperoleh pemahaman atas kondisi bisnis dan industri klien

Mengukur tingkat going concern dari klien

Indikasi awal atas kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan

Mengurangi tes audit yang terperinci
5. Tanya Jawab dengan Klien
Proses tanya jawab dengan klien merupakan suatu proses untuk
mengumpulkan informasi melalui tanggapan klien atas pertanyaan yang
diajukan oleh auditor. Karena bukti audit yang diperoleh disini bersumber
dari klien sendiri, makan auditor harus memperhatikan tingkat independesi
dan bias dari bukti itu sendiri. Oleh karena itu, bukti tanya jawab
umumnya didukung oleh bukti lanjutan seperti dokumentasi dan observasi.
6. Penghitungan Ulang
Penghitungan ulang merupakan bukti audit yang dikumpulkan melalui
pemeriksaaan ulang perhitungan yang dilakukan oleh klien selama periode
audit.
7. Pelaksanaan Kembali
Pelaksanaan kembali merupakan pengujian independen yang dilakukan
auditor terhadap prosedur dan kontrol yang dimiliki klien yang sebenarnya
telah dilaksanakan dalam sistem akuntansi dan pengendalian internal klien.
Contohnya auditor memeriksa apakah harga yang tercantum dalam invoice
telah sesuai dengan price list klien.
8. Observasi
Obervasi merupakan suatu proses yang melibatkan panca indra yang
dimiliki auditor untuk melakukan evaluasi atas suatu hal. Contohnya
auditor mengamati suatu pekerjaan atau proses yang dijalankan klien
untuk mengevaluasi apakah proses tersebut telah sesuai dengan kriteria.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
13
2.1.5 Tanggung Jawab Auditor
PSA no. 1 (Seksi 110) dalam SPAP menyebutkan bahwa auditor memiliki
tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan
sebuah keyakinan yang memadai bahwa sebuah laporan keuangan telah bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan oleh error maupun fraud. Karena sifat
dari bukti audit serta fraud dalam laporan keuangan, maka auditor hanya memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan sebuah bukti yang reasonable, bukan absolut,
yang dapat menjamin bahwa salah saji material telah terdeteksi.
Untuk dapat mendeteksi adanya salah saji akibat error maupun fraud, auditor
harus menjalankan tahap perencanaan dan eksekusi audit dengan memiliki sifat
skeptisme professional. Sifat skeptisme yang dimaksud di sini adalah bagaimana
auditor dapat berpikir secara kritis dalam mengumpulkan bukti audit, dimana
auditor juga harus mempertimbangkan kejujuran manajemen dalam penyajian
laporan keuangan.
2.1.6 Asersi Manajemen
Asersi manajemen merupakan sebuah representasi oleh manajemen mengenai
kelas transaksi dan akun-akun serta pengungkapan terkait yang disajikan dalam
laporan keuangan (Arens et al., 2009). Asersi manajemen sendiri memiliki kaitan
yang sangat erat dengan standar akuntansi karena asersi manajemen itu sendiri
merupakan standar kriteria yang digunakan manajemen untuk melakukan
pencatatan dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
SA 326 membagi asersi ini menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Asersi Mengenai Kelas Transaksi dan Kejadian
a. Occurrence. Asersi ini bertujuan untuk menentukan apakah semua
transaksi telah tercatat dalam laporan keuangan memang muncul
pada periode tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
14
b. Completeness. Asersi ini bertujuan untuk menentukan apakah
segala transaksi yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan
telah dimasukkan.
c. Accuracy. Asersi ini bertujuan untuk menentukan apakah transaksitransaksi telah tercatat dengan jumlah yang benar.
d. Classification. Asersi ini bertujuan untuk menentukan apakah
transaksi-transaksi yang tercatat telah diklasifikasi ke akun-akun
yang tepat.
e. Cutoff. Asersi ini bertujuan untuk menentukan apakah transaksi
telah tercatat pada periode yang tepat.
2. Asersi Mengenai Saldo Akun
a. Existence. Asersi ini bertujuan untuk menentukan apakah aset,
hutang, dan ekuitas di dalam laporan posisi keuangan benar-benar
ada pada saat tanggal laporan posisi keuangan.
b. Completeness. Asersi bertujuan untuk menentukan apakah seluruh
saldo yang disajikan dalam laporan keuangan adalah benar sesuai
fakta yang ada.
c. Valuation and allocation. Asersi ini bertujuan untuk menentukan
apakah aset, liabilitas, dan ekuitas telah tercatat dalam laporan
keuangan pada jumlah yang sesuai.
d. Rights and obligations. Asersi ini bertujuan untuk memastikan hak
dan kewajiaban terkait aset dan liabilitas perusahaan yang tercatat
dalam laporan keuangan.
3. Asersi mengenai Presentasi dan Pengungkapan
a. Occurrence, and rights and obligations. Asersi ini bertujuan untuk
menentukan apakah pengungkapan kejadian tersebut memang
terjadi dan merupakan hak dan kewajiban entitas tersebut.
b. Completeness. Asersi ini bertujuan untuk menentukan apakah
semua yang dibutuhkan dalam pengungkapan telah disajikan pada
laporan keuangan.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
15
c. Accuracy and valuation. Asersi bertujuan untuk menentukan
apakah semua informasi keuangan telah diungkapkan pada jumlah
yang wajar dan sesuai.
d. Classification and understandability. Asersi ini bertujuan untuk
menentukan apakah informasi dan angka yang disajikan dalam
laporan keuangan telah diklasifikasi secara tepat dan dapat
dimengerti.
2.1.7 Proses Audit
Berdasarkan teori yang dibuat oleh Arens et al. (2009), maka ada empat tahapan
utama dalam audit, yaitu :
1. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit
Proses perencanaan audit sangat penting bagi kelangsungan proses audit
keseluruhan. Tiga alasan utama dibutuhkannya perencanaan audit adalah :

Membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang mumpuni

Membantu menjaga kewajaran biaya audit

Menghindari kesalahpahaman dengan klien
Ada beberapa tahapan dalam proses perencanaan dan perancangan
pendekatan audit, yaitu :
a. Accept client and perform initial audit planning
Ada empat kegiatan utama dalam tahap ini, yaitu :

Pengambilan keputusan terkait penerimaan klien baru maupun
melanjutkan pemberian jasa kepada klien yang sudah ada

Identifikasi alasan klien terkait permintaaan jasa audit

Membangun kesepahaman dan kesepakatan dengan klien untuk
menghindari kesalahpahaman

Pengembangan strategi audit keseluruhan, termasuk staffing atau
bahkan mempekerjakan audit specialist bila diperlukan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
16
b. Understand the client’s business and industry
Auditor harus memahami lingkungan industri dan bisnis klien, proses
operasi, dan strategi bisnis klien, manajemen, serta tata kelola dan
kinerja perusahaan klien.
c. Assess client business risk
Setelah auditor mengumpulan pemahaman dasar mengenai situasi
bisnis dan industri dari klien yang ditangani, maka auditor dapat
menggunakan pemahaman tersebut untuk mengukur risiko bisnis klien.
Fokus utama auditor dari tahap ini adalah adanya risiko salah saji
material yang disebabkan oleh risiko bisnis klien.
d. Perform preliminary analytical procedures
Salah satu metode yang lazim digunakan dalam tahap ini adalah dengan
membandingkan rasio keuangan klien dengan benchmark yang dipilih,
bisa dengan rasio keuangan industri, kompetitor, maupun rasio
keuangan tahun lalu dari klien sendiri. Fungsi utama dari tahapan ini
adalah untuk mendapatkan pemahaman lebih mengenai bisnis klien
maupun risiko bisnisnya sendiri.
e. Set materiality and assess acceptable audit risk and inherent risk
PSA 25 mengharuskan auditor untuk menentukan tingkat materialitas
pada awal mula proses audit berbarengan dengan proses pengembangan
strategi audit keseluruhan, yang mana tingkat materialitas tersebut
masih dapat berubah sewaktu-waktu dalam proses audit. Manfaat utama
penentuan materialitas pada tahap awal audit adalah untuk membantu
auditor merencanakan tingkat kepantasan dari bukti-bukti audit yang
akan dikumpulkan.
f. Understand internal control and assess control risk
Dalam standar kerja kedua dari GAAS dijelaskan mengenai kewajiban
auditor terkait
masalah
internal
mengumpulkan
pemahaman
control, yaitu auditor harus
memadai
mengenai
entitas
dan
lingkungannya, termasuk internal control, untuk dapat mengukur risiko
dari salah saji material laporan keuangan dan juga untuk mengukur
control risk dari tiap audit.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
17
g. Gather information to assess fraud risk
h. Develop overall audit plan and audit program
2. Melakukan Test Of Control (TOC) Dan Substantive Test Of Transactions
(STOT)
Pada tahap ini, auditor melakukan TOC untuk mengumpulkan bukti
pendukung terkait kontrol yang berhubungan dengan risiko kontrol yang
telah diukur dan juga STOT guna mengumpulkan bukti-bukti yang dapat
mendukung monetary correctness dari tiap transaksi. Kedua tahap ini
dijalankan secara simultan pada transaksi yang sama. Jika internal control
terbukti tidak efektif, maka STOT dapat diperdalam baik dalam tahap ini
maupun tahap berikutnya (tahap ke 3).
3. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Test Of Detail Balances (TODB)
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti
memadai untuk menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki pada
laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Prosedur analitis seringkali
dilakukan baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca, namun waktu
yang paling tepat adalah setelah klien selesai menyusun laporan keuangan.
Prosedur analitis ini juga akan menentukan seberapa dalam test balances
yang nantinya akan dilakukan. Berbeda dengan prosedur analitis, TODB
normalnya hanya dilakukan setelah tanggal neraca.
4. Penyelesaian Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
Tahap penyelesaian audit sendiri memiliki beberapa tahapan utama, yaitu :
a. Perform additional test for presentation and disclosure
Pada tahap ini auditor melakukan evaluasi atas bukti-bukti audit yang
telah dikumpulkan untuk melihat apakah diperlukan bukti-bukti
tambahan terkait dengan tujuan presentasi dan pengungkapan laporan
keuangan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan presentasi
dari laporan keuangan dan catatan kaki terkait telah sesuai dengan
GAAP.
b. Review for contingent liabilities
Standar audit yang berlaku menjelaskan secara gamblang bahwa
tanggung jawab terkait identifikasi dan perlakuan akuntansi terhadap
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
18
contingent liabilities adalah tanggung jawab management. Terkait hal
ini, auditor hanya memiliki kewajiban sebatas verifikasi atas contingent
liabilities tersebut, yiatu mengevaluasi perlakuan akuntansi terkait dan
juga identifikasi parktikal jika ada contingent liabilities yang belum
teridentifikasi oleh manajemen.
c. Review for subsequent events
Auditor berkewajiban untuk melakukan review atas berbagai transaksi
dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan
apakah ada transaksi atau kejadian tersebut yang dapat berdampak pada
presentasi dan pengungkapan laporan keuangan terkait.
d. Accumulate final evidence
Sebagai salah satu prosedur untuk peninjauan atas subsequent events,
auditor memiliki kewajiban untuk mengakumulasi beberapa bukti final
yang berkaitan dengan seluruh siklus yang ada. Ada lima tipe utama
dari proses akumulasi bukti final audit, yaitu : melakukan prosedur
analitis final, mengevaluasi asumsi going-concern, mendapatkan surat
representasi manajemen, mempertimbangkan informasi tambahan atas
laporan keuangan dasar, dan membaca informasi lain yang ada dalam
laporan tahunan.
e. Evaluate result
Pada tahap ini, auditor melakukan integrasi atas hasil-hasil audit
menjadi sebuah konklusi keseluruhan dari laporan keuangan. Auditor
juga harus memastikan apakah telah terkumpul bukti audit yang cukup
untuk mendukung konklusi final dari laporan keuangan yang dibuat.
f. Issue audit report
Setelah tahap penyelesaian audit dari a sampai dengan f telah terpenuhi,
maka barulah auditor dapat menerbitkan laporan audit terkait.
g. Communicate with audit committee and management
Setelah proses audit selesai dilakukan, dapat timbul kemungkinan
adanya komunikasi antara auditor dengan komite audit atau managemen
terkait. Standar audit yang ada menyatakan kewajban auditor untuk
memastikan bahwa komite audit atau siapapun yang bertanggung jawab
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
19
mengenai corporate governance klien telah mendapat informasi terkait
penemuan audit dan juga rekomendasi auditor. Di sisi lain, auditor
diperbolehkan untuk memberikan management letter kepada manager
terkait yang isinya mengenai saran atas proses operasi perusahaan yang
lebih efisien.
2.2 Proses Audit atas Siklus Penjualan
Dalam melaksanakan proses audit atas siklus penjualan, salah satu hal yang harus
diperhatikan adalah terkait keterandalan internal control terkait. Auditor perlu
mengukur control risk dan menentukan apakah internal control klien atas siklus
penjualan dapat diandalkan. Tahap selanjutnya dalam audit siklus penjualan
adalah menyusun TOC dan STOT atas tiap-tiap kelas transaksi dalam siklus
penjualan.
2.2.1 Akun-akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Piutang
Usaha
Tujuan utama atas audit siklus penjualan dan piutang usaha adalah untuk
menentukan apakah seluruh saldo akun terkait siklus tersebut telah disajikan
secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Untuk itu,
auditor harus memahami tiap-tiap akun dan kelas transaksi yang ada dalam siklus
ini. Adapun lima kelas transaksi yang terdapat dalam siklus penjualan dan piutang
usaha antara lain (Arens et al., 2009) :
1. Penjualan
2. Penerimaan kas
3. Return penjualan dan allowances
4. Write-off atas piutang tak tertagih
5. Estimasi bad dept expense
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
20
2.2.2 Fungsi Bisnis dan Dokumen Terkait Siklus Penjualan dan Piutang
Usaha
Siklus penjualan dan penerimaan merupakan suatu proses keseluruhan atas
perpindahan kepemilikan produk dari produsen kepada konsumen. Ada delapan
fungsi bisnis terkait siklus penjualan dan piutang usaha (Arens et al., 2009), yaitu :
1. Memproses Pesanan Konsumen
Secara formal, tahapan awal dari proses pesanan konsumen dimulai ketika
telah diterimanya customer order dari konsumen. Customer order
merupakan
permintaan
formal
yang
diajukan
konsumen
kepada
perusahaan. Customer order sendiri bisa berupa pesanan melalui telpon,
faksimili, email, salesperson, ataupun dokumen biasa. Kemudian
perusahaan akan mencatat pesanan ini menjadi sales order, yaitu sebuah
dokumen yang berisikan informasi pesanan konsumen dan juga seringkali
dianggap sebagai bukti dari credit approval dan otorisasi dari pengiriman
barang. Akun yang terkait dalam fungsi bisnis ini adalah penjualan dan
piutang.
2. Pemberian Kredit
Sebelum barang dikirimkan, maka perlu dilakukan suatu otorisasi atas
pemberian kredit oleh pihak yang memiliki otorisasi. Jika pengendalian
dalam otorisasi ini lemah, maka akan berdampak pada tingginya angka
beban piutang tak tertagih. Seringkali beberapa perusahaan menggunakan
sales order sebagai indikasi dari selesainya proses otorisasi atas pemberian
kredit. Akun yang terkait dalam fungsi bisnis ini adalah penjualan dan
piutang.
3. Pengiriman Barang
Proses pengiriman barang merupakan suatu proses yang sangat penting
bagi perusahaan karena kebanyakan perusahaan melakukan pengakuan
penjualan sesaat ketika barang telah dikirimkan. Untuk mengawali proses
pengiriman barang, perusahaan dapat membuat shipping document yang
isinya mengenai deskripsi dan segala informasi terkait barang yang
dikirim. Salah satu tipe shipping document yang umum dikenal adalah bill
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
21
of lading, yaitu kontrak tertulis antara pengirim barang dan penjual.
Biasanya dokumen ini hanya berisikan data quantitas barang dan tidak
berisikan data deskripsi lengkap lainnya.
4. Billing Customers and Recording Sales
Ada tiga aspek utama yang harus diperhatikan dalam tahapan ini, yaitu :

Semua pengiriman telah dilakukan penagihan

Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali

Tiap pengiriman ditagih dengan jumlah yang sesuai
Pada kebanyakan sistem, proses penagihan berkaitan dengan menyiapakan
beberapa salinan dari sales invoice dan proses update secara bertahap dari
file penjualan, master file piutang, dan general ledger untuk akun
penjualan dan piutang usaha.
5. Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas
Proses ini berkaitan dengan penerimaan, depostiting, dan pencatatan kas
masuk. Kas yang masuk ini dapat berupa uang tunai, deposito, cek, mata
uang asing, dan transfer elektronik. Sangat penting bagi perusahaan untuk
memastikan bahwa kas masuk telah didepositokan dan dicatat tepat waktu.
Salah satu risiko terbesar dalam siklus ini adalah risiko pencurian. Dalam
tahap ini sering digunakan remittance advice yang bertujuan untuk
membantu agar proses pencatatan berjalan tepat waktu dan juga
meningkatkan kontrol atas aset perusahaan.
6. Memproses dan Mencatat Retur Penjualan
Produsen sering kali menerima pengembalian barang dari konsumen
ketika mereka kurang puas dengan barang yang telah dikirimkan. Ketika
menerima pengembalian barang, perusahaan akan menyiapkan bukti
penerimaan dan juga credit memo untuk meng-update master file akun
piutang.
7. Penghapusan atas Piutang Tak Tertagih
Ketika telah ditentukan ada konsumen yang tidak bisa membayar sejumlah
utangnya kepada perusahaan, maka proses write off dari akun piutang
harus dilakukan.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
22
8. Menyiapkan Akun Beban Piutang Tak Tertagih
Karena tiap perusahaan tidak bisa menjamin bahwa keseluruhan piutang
yang dimiliki dapat tertagih, maka mereka diharuskan untuk melakukan
penyisihan dengan pencatatan atas akun beban piutang tak tertagih sesuai
dengan ekspektasi mereka.
2.2.3 Metodologi untuk Penyusunan Test of Controls dan Substantive Tests
of Transactions untuk Penjualan
Dalam menyusun prosedur TOC dan STOT, ada empat tahapan utama (Arens
et al., 2009), yaitu :
1. Memahami Internal Control Penjualan
Auditor harus memahami secara baik atas internal control penjualan
yang dimiliki klien. Pemahaman ini bisa didapatkan melalui
pembelajaran flowchart klien, memberikan kuisioner, dan melakukan
walktrough terkait siklus penjualan.
2. Mengukur Planned Control Risk Penjualan

Ada empat tahapan penting dalam proses pengukuran ini, yaitu :
a) Auditor
membutuhkan
framework
terkait
risiko
penjualan
b) Auditor harus dapat mengidentifikasi key internal
controls dan defisiensinya
c) Menghubungkan antara kontrol dan defisiensi dengan
tujuan audit
d) Auditor harus mengukur risiko kontrol dengan cara
mengevaluasi tiap kontrol dan defisiensi yang ada untuk
tiap tujuan audit
Untuk dapat menyelesaikan keempat tahap di atas, auditor harus
melakukan identifikasi atas aktivitas kontrol utama. Umumnya
aktivitas kontrol utama dari perusahaan antara lain terkait separation of
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
23
duties, otorisasi, proses dokumentasi dan pencatatan, prenumbered
documents, laporan bulanan, dan prosedur verifikasi internal.
3. Menentukan Tingkat dari Pengujian Kontrol
Setelah proses indentifikasi dari key internal control dan defisiensi
kontrol telah terlampaui, auditor selanjutnya dapat mengukur risiko
kontrol yang ada. Dalam menentukan tingkat ketergantungan atas
kontrol yang ada, auditor juga harus mempertimbangkan mengenai
biaya yang timbul atas peningkatan test of control dan pengurangan
substantive test of transaction yang akan terjadi. Karena semakin
rendah risiko kontrol yang diukur, maka akan semakin extensive TOC
yang dilakukan untuk memastikan keterandalan kontrol tersebut. Di
sisi sebaliknya, STOT yang akan dilakukan nantinya menjadi
berkurang.
4. Menyusun Test of Controls untuk Penjualan
Untuk tiap key control , satu atau lebih dari TOC dapat disusun untuk
menguji efektifitas atas kontrol tersebut. Sebuah desain yang baik atas
TOC dapat menghubungkan antar tujuan audit, key control, TOC,
defisiensi, dan juga STOT yang akan dilakukan. Sedangkan untuk
menguji separation of duties yang ada, auditor dapat melakukan
observasi aktifitas dan wawancara dengan personil terkait.
Dalam menyusun STOT, auditor umunya menggunakan prosedur yang ada dalam
tiap audit dimana di sisi lain juga seringkali bergantung pada keandalan kontrol
dan hasil TOC yang didapat. Desain dari STOT dapat digabung dengan desain
dari TOC yang mana dihubungkan dengan tiap tujuan audit yang bersangkutan.
Fokus utama dalam STOT adalah kepada detail dari atribut-atribut yang akan
diuji. Metode yang biasa digunakan adalah dengan langsung melakukan vouching
atau tracing.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
24
2.3 Konsep Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah sebuh proses yang diterapkan untuk menyediakan
reasonable assurance atas tercapainya segala tujuan yang diinginkan. Adapun
tujuan-tujuan dari pengendalian internal (Romney dan Steinbart, 2012), yaitu :
 Safeguard asets, yaitu mencegah atau mendeteksi adanya akuisisi atau
pelepasan aset yang tidak diotorisasi
 Maintain records dalam detail yang mumpuni untuk proses pelaporan aset
secara akurat dan fair
 Menyediakan informasi yang akurat dan andal
 Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang
digunakan
 Mempromosikan dan meningkatkan efisiensi operasional
 Mendorong ketaatan atas kebijakan manajerial
 Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku
Berdasarkan fungsinya, pengendalian internal dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

Preventive controls, yaitu mencegah permasalahan sebelum timbul

Detective controls, yaitu menemukan permasalahan yang belum berhasil
dicegah

Corrective
controls,
yaitu
mengidentifikasi
dan
menyelesaikan
permasalahan yang telah timbul
2.4 Model Pengendalian Internal COSO
Pada tahun 1992, Committee of Sponsoring Organization (COSO) mengeluarkan
sebuah kerangka pengendalian internal yang bernama Internal Control-Integrated
Framework (IC). Pada praktiknya, IC dapat diterima secara luas dan diterapkan
kepada kebijakan dan peraturan untuk proses pengendalian aktivitas bisnis.
IC sebagai kerangka pengendalian internal memiliki lima komponen utama yang
saling berkaitan. Kelima komponen ini bisa memiliki penerapan yang berbeda
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
25
untuk tiap perusahaan, tergantung dari tipe dan ukuran perusahaan itu sendiri.
Pengendalian yang ada dalam perusahaan ukuran kecil mungkin saja lebih
informal dan kurang terstruktur bila dibandingkan perusahaan besar. Adapun
kelima komponen utama tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 (Moeller, 2009).
Gambar 2.1 COSO Internal Control – Integrated Framework
Sumber: Moeller, 2009
1. Control Environment
Control environment merupakan dasar dari struktur pengendalian
internal suatu perusahaan. Bagian utama dari control environment
terdiri dari orang-orang dan lingkungan operasional suatu perusahaan.
Kedua hal ini menjadi penggerak utama yang menentukan arah dari
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
26
kegiatan perusahaan. Adapun komponen yang mempengaruhi control
environment yaitu :
o Integrity and ethical values
o Commitment to competence
o Board of directors and audit committee
o Management’s philosophy and operating style
o Organization structure
o Assignment of authority and responsibility
o Human resources policies and practices
2. Risk Assessment
Setiap entitas pastinya menghadapi berbagai macam risiko baik yang
berasal dari sumber internal maupun eksternal yang ada. Dalam risk
assessment, perusahaan harus dapat melakukan identifikasi, analisis,
dan mengelola risiko-risiko yang mereka hadapi dengan baik. Hal ini
sangat menentukan perusahaan dalam mencapai tujuan yang mereka
inginkan. COSO menjelaskan proses risk assessment menjadi tiga
tahap, yaitu:
o Melakukan estimasi atas risiko yang dihadapi
o Menilai kemungkinan dan frekuensi risiko tersebut dapat
muncul.
o Menentukan bagaimana cara untuk mengelola risiko-risiko
tersebut
3. Control Activities
Control activities terdiri dari segala kebijakan dan prosedur yang
membantu memastikan bahwa perusahaan telah berjalan sesuai dengan
tujuannya. Aktivitas kontrol yang dimiliki perusahaan juga berguna
untuk mengatasi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan
perusahaan. Aktivitas pengendalian secara umum dapat digolongkan
menjadi 5 tipe (Arens et al., 2009), yaitu :
o Adequate separation of duties
o Proper authorization of transaction and activities
o Adequate documents and recors
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
27
o Physical control over assets and records
o Independent checks on performance
4. Information and communication
Prosedur komunikasi dan aliran informasi yang efektif sangat
diperlukan perusahaan. Dengan adanya prosedur komunikasi dan
kualitas informasi yang baik, maka perusahaan dapat melakukan
pengendalian atas kegiatan operasinya. Berikut adalah kriteria dari
informasi yang berkualitas menurut COSO :
o Isi dari informasi yang dilaporkan telah sesuai
o Informasi tersedia ketika dibutuhkan secara tepat waktu
o Informasi yang tersedia merupakan informasi yang terbaru
o Data dan informasi yang disediakan adalah benar adanya
o Informasi hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang ditujukan
5. Monitoring
Keseluruhan proses dari pengendalian intenal harus selalu diawasi dari
waktu ke waktu. Modifikasi sistem pun dapat dilakukan apabila
memang diperlukan untuk penyesuaian terhadap kondisi yang ada.
Berikut adalah beberapa contoh proses monitoring dari pengendalian
internal menurut COSO :
o Operating management normal function
o Communications from external parties
o Enterprise structure and supervisory activities
o Physical inventories and aset reconciliation
2.5 Pendapatan
2.5.1 Pengertian Pendapatan
Definisi dari pendapatan dijelaskan dalan IAS 18 paragraf 7, yaitu :
“Revenue is gross inflow of economic benefits during the period arising in
the course of the ordinary activities of an entity when those inflows result in
increases in equity, other than activities of an entity when those inflows result
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
28
in increases in equity, other than increases relating to contributions from
equity participations.”
Di dalam PSAK 23 juga dijelaskan mengenai pengertian pendapatan, yaitu :
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.”
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk
dari
manfaat
ekonomi
yang
diperoleh
dari
kegiatan
operasi
utama
perusahaan.Pendapatan ini juga sifatnya hanya terbatas pada pemasukkan yang
berdampak pada peningkatan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagihkan atas nama
pihak ketiga, seperti PPN dan PPh 21, bukan merupakan pendapatan bagi
perusahaan karena bukan manfaat ekonomi yang mengalir untuk entitas dan tidak
berdampak pada kenaikan ekuitas perusahaan. Demikian juga dalam hubungan
keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi meliputi jumlah yang ditagih atas
nama prinsipal, yang tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas, bukan
merupakan pendapatan. Pendapatan yang dapat diakui hanyalah sebatas pada
komisi yang diterima.
2.5.2 Pengakuan Pendapatan
PSAK 23 menyebutkan bahwa pengakuan pedapatan dapat dilakukan bila
kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan
manfaat ini dapat diukur dengan andal. Dalam pengakuan pendapatan juga
diterapkan konsep matching cost against revenue, dimana pendapatan hanya
boleh diakui jika beban yang bersangkutan dapat diukur secara andal. Di sisi lain,
pendapatan tidak boleh diakui bila beban yang berkaitan tidak bisa diukur secara
andal. Setiap imbalan masuk dalam kondisi seperti ini hanya boleh diakui sebagai
kewajiban bagi entitas, yang mana konsep ini dikenal sebagai accrual bassis.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
29
PSAK 23 juga mengatur mengenai pengakuan atas penjualan barang dan jasa.
Untuk penjualan barang, pengakuan hanya bisa dilakukan ketika :
 Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat atas kepemilikan barang
secara signifikan kepada pembeli
 Entitas
tidak
lagi
melanjutkan
pengelolaan
ataupun
melakukan
pengendalian efektif terkait dengan kepemilikan barang yang dijual
 Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
 Kemungkinan besar manfaat ekonomi terkait transaksi penjualan barang
tesebut akan mengalir ke entitas
 Biaya yang telah terjadi atau yang akan terjadi terkait transaksi penjualan
barang tersebut dapat diukur secara andal
Sedangkan pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan jasa memiliki
kondisi yang lebih rumit daripada transaksi penjualan barang. Pengakuan
pendapatan jasa dapat didasari oleh tingkat penyelesaian dari transaksi apabila
dapat diestimasi dengan andal. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal hanya
apabila kondisi-kondisi berikut dapat dipenuhi :

Jumlah pendapatan terkait dapat diukur

Kemungkian besar manfaat ekonomi dari transaksi dapat diperoleh entitas

Tingkat penyelesaian suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
secara andal

Biaya terkait yang timbul untuk transaksi dan penyelesaiannya dapat
diukur secara andal
2.4.5 Pengukuran Pendapatan
Dalam PSAK 23 diatur mengenai pengukuran pendapatan yang berbunyi :
“Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima”,
Nilai wajar di sini memiliki arti terkait jumlah yang dapat dipertukarkan untuk
suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak yang
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
30
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar
(arm’s length transaction)
Jumlah pendapatan yang diperoleh dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan atau kontrak dari kedua belah pihak yang bersangkutan. Jumlah
tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan, yaiut nilai jual bersih yang telah
dikurangi dengan diskon dan rabat yang diperbolehkan.
Pada kebanyakan kasus, imbalan yang diterima oleh entitas adalah berupa kas,
dimana jumlah pendapatan yang dapat diakui adalah sama dengan jumlah kas
yang diterima. Berbeda ketika jumlah imbalan yang diterima berbentuk instrumen
keuangan lainnya, maka jumlah pendapatan yang boleh diakui adalah sebesar nilai
wajar saat ini dari instrumen keuangan tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT
3.1 Profil Kantor Akuntan Publik
3.1.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik
Didirikan sejak tahun 1985 oleh Amir Abadi Jusuf dengan terdaftar sebagai
akuntan publik, KAP RSM AAJ mulai melaksanakan operasinya dalam
pemberian jasa auditing and assurance services. KAP RSM AAJ memiliki kantor
pusat yang berlokasi di Gedung Plaza ABDA lantai 10-11, Jalan Jenderal
Sudirman kavling 59 Jakarta. KAP RSM AAJ juga memiliki kantor cabang yang
terletak di Surabaya, tepatnya di Jl. Mayjen Sungkono, Komplek Darmo Park I
Blok III B17-19 Surabaya.
KAP RSM AAJ termasuk anggota dari RSM internasional, salah satu dari
jaringan independent accounting and consulting firms terbesar keenam di dunia
yang memiliki lebih dari 32.000 tenaga profesional dari 700 kantor yang berada di
90 negara di seluruh dunia. RSM International sendiri memiliki kantor pusat yang
terletak di London, Inggris. Dengan terdaftarnya KAP RSM AAJ sebagai anggota
dari RSM International, maka dapat dipastikan adanya suatu konsistensi atas nilainilai dan standar yang berlaku internasional dalam KAP RSM AAJ sendiri.
Sampai saat ini KAP RSM AAJ dibawah kepemimpinan Amir Abadi Jusuf,
Aryanto Agus Mulyo, Mawar Napitupulu, dan Irwan B. Afiff sebagai Board of
Partners telah menjadi Kantor Akuntan Publik terbesar ke 5 di Indonesia.
3.1.2 Visi, Misi, dan Nilai yang Dianut
Adapun visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut oleh KAP RSM AAJ adalah:
Visi: “To be the right partner to its stakeholders.”
Misi: - Membantu pencapaian prestasi klien dengan memberikan jasa professional
yang berkelas dunia.
- Memberikan kontribusi dan ekonomi Indonesia.
- Menyediakan suasana bekerja dan belajar yang nyaman dan apresiatif.
31
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
32
Nilai-nilai :

Smart, work smarter not harder.

Trust, build trust and maintain.

Action, commit and make things happen.

Respect, respect yourself, respect others.
3.1.3 Jenis-jenis Jasa KAP
Sebagai salah satu KAP terbesar yang ada di Indonesia atau bahkan dunia, jasa
yang ditawarkan oleh KAP RSM AAJ tidaklah terbatas pada jasa audit dan
assurance. Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan konsumen, maka
KAP RSM AAJ bergerak ke berbagai jasa, diantaranya yaitu :
1. Audit and Assurance
Jasa audit and assurance merupakan jasa utama yang ditawarkan oleh
KAP RSM AAJ selaku registered public accountant. Jasa ini meliputi
general audit, special audit, review and compilation, attestation
engagement, dan financial due diligence.
2. Risk and Internal Audit
Jasa risk and internal audit merupakan jasa professional yang meliputi
corporate governance, internal audit, risk management, information
technology, performance improvement/operational audit, system and
procedures development.
3. International Financial Reporting Standards (IFRS) Services
Jasa ini meliputi IFRS conversion project, due diligence in IFRS
environment, valuation relating to purchase price allocation process,
shared based payments, audit on IFRS financial statement.
4. Tax and Corporate Services
Dalam jasa ini KAP RSM AAJ membantu para klien dalam memenuhi
kewajiban pajaknya serta jasa korporasi lainnya. Jasa yang disediakan
meliputi tax consulting, tax compliance, accounting services, payroll and
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
33
administration services, business establishment services, corporate
secretarial.
5. Transaction Support and Capital Market
Jasa yang diberikan berupa keahlian, pengetahuan dan pengalaman, dalam
membantu dalam kelancaran proses transaksi, terutama dalam pasar
modal. Jasa yang termasuk dalam kategori ini, antara lain transaction
analysis, business solution, divestment and merger & acquisition, business
turnaround, fund arranger & valuation.
3.1.4 Audit Manual atas Tests of Controls
3.1.4.1 Gambaran Umum Audit Manual TOC
Dalam audit manual yang dimiliki KAP RSM AAJ, tujuan dari TOC yang
dilakukan auditor adalah untuk mengevaluasi efektifitas dari desain dan
pelaksanaan kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang dimiliki klien.
Jika auditor mendapatkan kesimpulan bahwa pengendalian internal yang dimiliki
klien telah mumpuni, maka tingkat substantive testing dapat dikurangi secara
signifikan.
Untuk pengumpulan bukti-bukti TOC yang mumpuni, auditor dapat beberapa atau
seluruh prosedur berikut :

Inquiry kepada personil yang sesuai dengan desain atau aplikasi dari
kontrol internal yang dimiliki klien

Observation atas pelaksanaan kebijakan atau prosedur kontrol internal
klien

Inspection atas dokumen dan laporan lainnya yang merupakan bukti atas
desain atau penerapan kontrol internal yang dilakukan klien
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
34

Re-performance atas penerapan key control yang dimiliki klien, kemudian
membandingkan hasil yang didapatkan auditor dengan hasil yang
didapatkan oleh personil klien.

Testing atas kontrol internal yang diterapkan secara komputerisasi atau
melalui fungsi teknologi informasi secara menyeluruh.
3.1.4.2 Pengambilan Sampel TOC
Untuk pengambilan sampel TOC, audit manual KAP RSM AAJ telah mengatur
jumlah sampel yang harus diambil sesuai dengan frekuensi dari kontrol dan risiko
terkait kelas transaksi dan saldo akun terkait. Adapun standar untuk ukuran
sampel TOC yang diatur dalam audit manual dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Sample Size Standard
Frequency
High risk
Low risk
Daily or more
23
12
Weekly
5
3
Monthly
3
2
Quarterly
2
1
Biannual
1
1
Annual
1
1
Sumber : Audit Manual KAP RSM AAJ
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
35
3.1.4.3 Tingkat Toleransi Maksimal atas Deviasi
Pada pelaksanaan TOC, tingkat toleransi maksimal atas deviasi yang terjadi
adalah sebesar 10%. Jika deviasi yang timbul lebih dari 10%, maka auditor dapat
memilih beberapa tindak lanjut, yaitu :

Meningkatkan ukuran sampel

Menguji kontrol alternatif yang lainnya

Mengandalkan substantive audit procedure, dan tidak mengandalkan TOC
3.2 Profil PT ZPA
3.2.1 PT ZPA Global (The KFH Group)
Perusahaan KFH Group merupakan sebuah group yang dipimpin oleh WE KFH,
M KFH, CM dan KRZ sebagai direktur. KFH Group memiliki berbagai unit bisnis
yang bernaung dibawa brand Zinkpower dan Powercast, yang mempekerjakan
lebih dari 2.000 pekerja dan tersebar di 9 negara. KFH group memiliki kantor
pusat yang terletak di Kirchheim/Teck near Stuttgart.
KFH Group merupakan salah satu leading group di dunia bisnis hot-dip
galvanizing. Group ini direperesentasikan dibawah brand ZPA dengan 36 coating
shop yang tersebar di 9 negara di Eropa, Amerika, dan Asia. Zinkpower terkenal
akan keandalan pabrik yang mereka miliki terutama untuk tingginya kualitas dan
fleksibilitas, mulai dari jenis sekrup-sekrup kecil hingga balok-balok baja,
semuanya dapat diproses dengan baik oleh ZPA sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
Dalam bidang Power-Cast, KFH Group memiliki construction system yang
tersebar di 6 lokasi di Jerman, Republik Ceko, dan Meksiko. Dalam bisnis ini,
mereka memproduksi berbagai komponen mulai dari aluminium, magnesium, dan
zinc-die casting. KFH Group juga menyediakan jasa konstruksi untuk lightweight
construction systems yang berbahan aluminium, magnesium die casting dan juga
supply system untuk perusahaan automobile.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
36
Dalam menajalankan bisnisnya, PT ZPA Global (KFH Group) memiliki tiga
filosofi utama, yaitu :
1. Customer Satisfaction
2. Quality
Setiap tahapan dan proses dalam bisnis yang dilakukan PT ZPA Global
diawasi dan dikendalikan oleh para staff yang kompeten yang menjamin
kualitas tinggi akan tiap jasa yang diberikan.
3. EnvironmentalProtection
PT ZPA Global memiliki standar lingkungan yang tagas, yang mana selalu
memperhatikan kelesatarian lingkungan dalam operasinya.
3.2.2 Jenis Usaha PT ZPA
PT ZPA merupakan salah satu unit bisnis dari brand ZPA yang dimiliki PT ZPA
Global. Adapun tiga jasa utama yang ditawarkan PT ZPA yaitu :
1. Hot-Dip Galvanizing
Jasa hot-dip galvanizing yang diberikan PT ZPA adalah jasa pelapisan
baja yang dapat melindungi dari korosi dengan nilai ekonomi dan
kelestarian lingkungan yang tinggi. Proses hot-dip galvanizing sendiri
merupakan pencelupan baja ke dalam cairan zinc dengan standar suhu dan
proses khusus. Dengan pelapisan ini maka baja yang telah dilapisi akan
terlindungi dari korosi hingga jangka waktu 25 – 50 tahun.
2. Powder Coating
Powder coating merupakan suatu proses dimana besi atau baja alumunium
yang telah dilapisi zinc (hot-dip galvanizing) kemudian dilapisi lagi
dengan polyester dengan menggunakan tegangan elektrostatis.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
37
3. Perlindungan Korosi Lainnya
Adapun berbagai perlindungan korosi lain yang ditawarkan oleh PT ZPA
adalah colour coating, electro-plating, anodizing, dan phosphating.
3.2.3 PT ZPA Indonesia
PT. Zinkpower Asutrindo (ZPA) sebelumnya didirikan dengan nama PT
Austrindo Jaya Abadi merupakan salah satu anggota dari Perusahaan KFH Group.
ZPA memiliki kantor yang berlokasi di daerah Tangerang,Banten, sedangkan
pabriknya terletak di Desa Cikande, Serang, Banten. Kegiatan utama PT. ZPA
adalah melakukan usaha utama dalam jasa hot-dip galvanizing untuk pasar lokal.
Hingga saat ini struktur kepemimpinan yang terdapat di ZPA yaitu :
Commissioners
President Commissioner
:
KHM
Commissioners
:
WE KFH dan HH
President Director
:
FJT
Directors
:
M KFH dan WHM
Directors
Adapun struktur organisasi yang ada dalam kegiatan operasional harian PT ZPA
dapat dilihat pada gambar 3.1.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
38
Gambar 3.1 – Struktur Organisasi PT ZPA
Sumber : PT ZPA
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
39
3.2.4 Gambaran Umum Siklus Pendapatan PT ZPA
Berdasarkan General Ledger dari PT ZPA, dapat diketahui bahwa mereka
memiliki beberapa akun yang termasuk dalam kategori pendapatan. Adapun akunakun tersebut adalah :

Penjualan galvanize

Penjualan non-galvanize

Penjualan produk sisa zinc
Siklus pendapatan pada PT ZPA dimulai dari adanya order dari pelanggan kepada
bagian pemasaran untuk meminta quotation letter atas pesanan yang dibuat.
Selanjutnya bagian pemasaran akan menyerahkan quotation letter ke pelanggan
untuk selanjutnya dilakukan negosiasi antara pelanggan dan PT ZPA. Setelah
kesepakatan telah dicapai, bagian pemasaran akan menyiapkan sebuah kontrak
yang mengatur segala ketentuan mengenai kesepakatan yang telah dicapai antara
PT ZPA dan pelanggan. Kontrak kesepakatan antara PT ZPA dan pelanggan
terdiri dari dua jenis utama, yaitu kontrak kerja galvanizing tanpa jasa pengiriman
material dan kontrak kerja galvanizing dengan jasa pengiriman material.
Perjanjian yang diatur dalam kontrak bersifat periodik, yang biasanya berjangka
waktu antara 1 sampai dengan 2 bulan. Kontrak ini selanjutnya akan diproses
menjadi contract review yang menjadi basis pelaksanaan pengerjaan galvanizing
yang telah disepakati.
Pelaksanaan pengerjaan galvanizing akan dilakukan ketika material telah
dikirimkan oleh konsumen ke pabrik pengerjaan PT ZPA. Setelah dilakukan
proses galvanizing dari material tersebut, maka akan dilakukan penimbangan
berat yang akan menjadi basis penagihan yang akan dilakukan nantinya. Setelah
proses galvanizing dan penimbangan selesai, maka material tersebut akan
dikirimkan ke pelanggan dengan diiringi delivery docket yang berisi informasi
atas material yang dikirimkan. Pengiriman ini tidak dilakukan langsung oleh PT
ZPA, melainkan mereka menunjuk perusahaan forwarding untuk melakukan
pengiriman barang ke pelanggan. Untuk beberapa pesanan yang tidak termasuk
dengan jasa pengiriman, perlanggan sering kali menunggu/menjemput material
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
40
yang telah diproses, sehingga PT ZPA tidak bertanggung jawab atas pengiriman
barang.
Untuk penagihan pembayaran kepada pelanggan, PT ZPA mengirimkan invoice
setelah seluruh material selesai diproses, ditimbang ulang, dan dikirimkan ke
pelanggan. Proses penerbitan invoice sendiri ada yang bersifat harian maupun
mingguan, tergantung dengan kontrak yang telah disepakati. Invoice ini tentunya
diiringi dengan faktur pajak yang sesuai dengan penyerahan barang/jasa kena
pajak yang telah dilakukan. Berdasarkan data-data dari invoice inilah dilakukan
pencatatan ke dalam General Ledger (GL) oleh bagian akuntansi. Untuk
mempermudah, gambaran umum siklus penjualan dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Bagan Siklus Penjualan PT ZPA
Sumber : Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Prosedur TOC atas Siklus Penjualan
Berdasarkan standar kerja audit yang ada pada KAP RSM AAJ, maka prosedur
keseluruhan dari TOC siklus penjualan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Revenue Control Documentation
2. Revenue Risk Control Matrix
3. Walkthrough
4. Test of Control
4.1.1 Revenue Control Documentation
Untuk dapat melakukan perencanaan dan pelaksanaan proses audit penjualan
dengan baik, auditor diharuskan untuk memiliki pemahaman yang baik atas
kondisi kontrol dan sistem akuntansi yang ada dalam siklus penjualan tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memahami kontrol klien atas siklus
penjualan adalah dengan melakukan dokumentasi atas kontrol yang dilakukan
klien dalam siklus tersebut. Proses dokumentasi ini umumnya dapat dilakukan
melalui wawancara maupun penggunaan flowchart.
Dalam prosedur dokumentasi kontrol penjualan kali ini, auditor hanya melakukan
wawancara kepada pihak-pihak terkait dan tidak melakukan telaah atas flowcharts
karena klien tidak memiliki flowchart formal atas siklus penjualan. Adapun
wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang memiliki kewajiban dalam siklus
penjualan, yaitu :

Ibu Merrie manajer bagian administrasi

Ibu Lia staf administrasi penagihan

Ibu Yulia staf administrasi pembayaran

Ibu Lilies manajer bagian akuntansi

Ibu Hasti staf akuntansi

Ibu Adinda staf kontrak
41
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
42
Proses dokumentasi siklus pendapatan dibagi berdasarkan beberapa fungsi utama
yang ada, dalam tiap fungsi tersebut harus dicantumkan pihak-pihak yang
memiliki tanggung jawab pelaksanaan dan otorisasi atas fungsi terkait. Adapun
hasil dokumentasi auditor atas tiap fungsi yang ada yaitu :
A. Penerimaan Pesanan
Prosedur penerimaan pesanan dilakukan oleh staf kontrak (di bawah
manajer pemasaran). Proses pembuatan customer order diawali ketika staf
kontrak menerima pesanan dari pelanggan, kemudian dilaporkan kepada
presiden direktur untuk memperoleh daftar harga. Setelah itu, staf kontrak
membuatkan quotation letter yang akan dikirimkan via email atau fax.
Selanjutnya dilakukan negosiasi antara pelanggan dan PT ZPA (manajer
pemasaran dan presiden direktur) untuk mencapai kesepakatan. Setelah
tercapai kesepakatan, maka staf kontrak tersebut akan membuat sebuah
kontrak kerja yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu presiden
direktur PT ZPA dan pelanggan.
B. Otorisasi Kontrak
Kontrak dibuat oleh staf kontrak dengan persetujuan dari presiden
direktur. Proses pembuatan kontrak akan dilakukan ketika pelanggan telah
menyetujui quotation letter yang diberikan. Selanjutnya kontrak tersebut
akan diperiksa dan ditandatangani oleh direktur, lalu dikirimkan ke
pelanggan untuk ditandatangani. Kontrak tersebut nantinya akan diproses
menjadi contract review yang akan mendasari pelaksanaan proses
galvanizing.
C. Pengiriman Barang
Proses pengiriman barang tidak dilakukan oleh PT ZPA sendiri, melainkan
dilakukan dengan menggunakan jasa perusahaan logistik yang ditunjuk.
Setelah proses galvanizing telah selesai, staf administrasi pabrik akan
mengisi formulir pemesanan jasa pengiriman kepada perusahaan logistik.
Setelah proses galvanizing selesai, pihak workshop akan membuatkan
dokumen delivery docket berdasarkan informasi dari scaling report dan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
43
delivery note. Dokumen delivery docket akan terlebih dahulu diperiksa
oleh manajer quality control sebelum dikirimkan ke pelanggan.
D. Penagihan dan Pengakuan Pendapatan
Dokumen invoice dibuat oleh staf administrasi penagihan (Ibu Lia)
berdasarkan galvanizing report dan delivery note yang dikirimkan oleh
pihak workshop. Penerbitan invoice bisa dilakukan harian maupun
mingguan sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak. Selanjutnya invoice
akan diserahkan ke direktur untuk menerima persetujuan. Untuk proses
pencatatan, staf administrasi akan memberikan sebuah salinan invoice
kepada staf bagian akuntansi (Ibu Hasti) yang akan mencatatnya ke dalam
sistem.
E. Penerimaan Pembayaran
Receipt voucher akan dibuat oleh staf akuntansi ketika telah terjadi
pembayaran dari pelanggan. Ketika telah masuk berita pembayaran
pelanggan melalui email atau telepon, manajer administrasi (Ibu Merrie)
akan mencetak bukti transfer masuk via internet banking (e-banking),
yang kemudian diserahkan kepada bagian akuntansi. Berdasarkan bukti
transfer masuk inilah staf akuntansi akan membuatkan pre-numbered
receipt voucher terkait yang nantinya di-approve oleh direktur.
F. Nota Kredit, Pengembalian Barang, dan Diskon
Nota kredit, pengembalian barang, ataupun diskon akan muncul ketika ada
perbedaan antara harga jual atau kualitas material aktual yang terjadi
dengan apa yang ada di kontrak, namun dalam kenyataannya hal ini tidak
pernah terjadi. Keluhan dari pelanggan mengenai harga jual ataupun
kualitas jasa galvanize akan diterima oleh manajer administrasi (Ibu
Merie) yang kemudian dilaporkan kepada presiden direktur. Setelah itu
presiden direktur melakukan diskusi dengan pelanggan untuk menentukan
keputusan untuk perubahan harga jual/diskon atau pengembalian material
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
44
untuk proses ulang galvanize. Selanjutnya, staf administrasi (Ibu Merrie)
menyiapkan credit notes untuk diskon/pengembalian barang, dan
mengeluarkan sales invoice baru yang akan di-approve oleh direktur.
Untuk pencatatan credit note sendiri akan dilakukan oleh staf akuntansi
setelah menerima credit notes dari staf administrasi. Untuk proses regalvanize, material diterima oleh staf produksi dan diperiksa kondisinya
oleh plant manager untuk selanjutnya diproses ulang. Setelah proses regalvanize selesai, maka proses selanjutnya akan berlanjut kepada proses
shipping.
4.1.2 Revenue Risk Control Matrix
Langkah selanjutnya yang dilakukan auditor adalah menyusun risk control matrix
yang ada dalam siklus pendapatan. Dalam tahapan ini, pertama auditor harus
mengidentifikasi
segala risiko potensial
yang berkaitan dengan siklus
pendapatan. Selanjutnya risiko-risiko tersebut dihubungkan dengan kontrol
perusahaan yang telah didokumentasikan untuk melihat tingkat efektifitas dari
kontrol tersebut. Terakhir auditor harus menyimpulkan untuk mempercayai
kontrol perusahaan atau tidak. Berikut adalah risk control matrix yang telah
disusun auditor dalam tabel 4.1 :
TabTabel 4.1 Revenue Risk Control Matrix (telah diolah kembali)
Tahapan
Pesanan
Pelanggan
dan Otorisasi
Kontrak
Risiko
Pengendalian
Internal
Asersi
Efektivitas
Pengendalian
Kepercayaan
Terhadap
Pengendalian
Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa barang
yang dikirim
atau jasa yang
diberikan tidak
diperuntukkan
kepada
perusahaan
yang memiliki
risiko kredit
yang buruk
Staf administrasi
(Bu Merrie dan Bu
Lilies) akan
memastikan bahwa
perusahaan yang
dilayani memiliki
risiko kredit yang
sehat, dan direktur
akan memastikan
bahwa pelanggan
dapat melakukan
pembayaran pada
waktunya.
V
Ya
Ya
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
45
Tabel 4.1 (lanjutan)
Tahapan
Penagihan
dan
Pengakuan
Pendapatan
Penagihan
dan
Pengakuan
Pendapatan
Penagihan
dan
Pengakuan
Pendapatan
Risiko
Bagaimana
perusahaan
menentukan
bahwa semua
barang yang
dikirim atau
jasa yang
dilakukan telah
ditagihkan dan
juga semua
pengembalian
telah
dikreditkan
Bagaimana
perusahaan
memastikan
semua
pendapatan
telah dicatat
secara benar
dan lengkap
pada akun
masing-masing
Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa setiap
penjualan
benar-benar
terjadi
Pengendalian
Internal
Staf administrasi
menerima
galvanizing report
dan delivery note
yang telah diperiksa
oleh manajer
quality control.
Kemudian staf
administrasi
menerbitkan sales
invoice yang
nantinya di-approve
oleh direktur.
Staf menyiapkan
credit notes untuk
pemberian diskon
atau pengembalian
barang setelah ada
otorisasi dari
direktur.
Staf administrasi
menerima
galvanizing report
dan delivery docket
yang dikirimkan
oleh pihak
workshop.
Kemudian staf
administrasi
menerbitkan sales
invoice yang
nantinya di-approve
oleh direktur.
Berdasarkan
dokumen invoice
inilah bagian
akuntansi
melakukan
pencatatan
pendapatan.
.
Staf administrasi
(Bu Merrie)
menerima
galvanizing report
dan delivery
order/noted yang
dikirimkan oleh
pihak workshop.
Berdasarkan
dokumen inilah
kemudian staf
administrasi (Bu
Merrie)
Asersi
Efektivitas
Pengendalian
Kepercayaan
Terhadap
Pengendalian
C
Ya
Ya
C,A
Ya
Ya
E
Ya
Ya
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
46
Tabel 4.1 (lanjutan)
Tahapan
Penagihan
dan
Pengakuan
Pendapatan
Penagihan
dan
Pengakuan
Pendapatan
Penagihan
dan
Pengakuan
Pendapatan
Penerimaan
Pembayaran
Risiko
Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa
pengiriman
barang atau
jasa telah
dicatat sesuai
dengan
periodenya
Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa
transaksi
dengan related
party telah
teridentifikasi
Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa
peraturan
pengakuan
pendapatan
telah dipatuhi
Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa
pembayaran
masuk telah
dicatat pada
periode yang
tepat
Pengendalian
Internal
menerbitkan sales
invoice yang
kemudian disetujui
oleh direktur.
Staf administrasi
menerima
galvanizing report
dan delivery docket
yang telah diperiksa
oleh plant manager
dan bagian quality
control. Kemudian
staf administrasi
menerbitkan sales
invoice yang
nantinya di-approve
oleh direktur.
Berdasarkan
dokumen invoice
inilah bagian
akuntansi
melakukan
pencatatan
pendapatan.
Melakukan
rekonsiliasi atas
transaksi terkait
Memerika kembali
kontrak dan invoice
Staf akuntansi
membuat receipt
voucher dengan
model prenumbered dan
memasukkannya ke
dalam ACC PACK
pada periode yang
sesuai.
Pada tiap akhir
bulannya staf
akuntansi akan
menyiapkan closing
bulanan dan saldo
Asersi
Efektivitas
Pengendalian
Kepercayaan
Terhadap
Pengendalian
C,E,A
Ya
Ya
C,E,A
Ya
Ya
C,E,A
Ya
Ya
A
Ya
Ya
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
47
Tabel 4.1 (lanjutan)
Tahapan
Risiko
Pengendalian
Internal
Asersi
Efektivitas
Pengendalian
Kepercayaan
Terhadap
Pengendalian
C
Ya
Ya
A
Ya
Ya
akun pelanggan
akan di-update tiap
bulannya
berdasarkan
pembayaran yang
tertera dalam bank
statement bulanan.
Penerimaan
Pembayaran
Penerimaan
Pembayaran
H) Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa
penerimaan
pembayaran
telah
didepositokan
dan dicatat
dengan benar
I) Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa tiap
pembayaran
masuk telah
dicatat dan
dikreditkan
kepada akun
dan pelanggan
yang sesuai
(deteksi
fraud/lapping
atau error)
Staf administrasi
(Bu Merrie)
melakukan
pemeriksaan harian
atas pembayaran
pelanggan yang
kemudian akan
dilaporkan kepada
direktur. Bu Merrie
juga akan
melaporkan kepada
staf akuntansi yang
nantinya akan
memeriksa
pembayaran
melalui internet
banking dan
mencetak bukti
transfer masuk.
Berdasarkan
dokumen ini, staf
akuntansi akan
menerbitkan receipt
voucher.
Staf administrasi
(Bu Merrie)
melakukan
pemeriksaan harian
atas pembayaran
pelanggan yang
kemudian akan
dilaporkan kepada
direktur. Bu Merrie
juga akan
melaporkan kepada
staf akuntansi yang
nantinya akan
memeriksa
pembayaran
melalui internet
banking dan
mencetak bukti
transfer masuk.
Berdasarkan
dokumen ini, staf
akuntansi akan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
48
Tabel 4.1 (lanjutan)
Tahapan
Pengendalian
Internal
Risiko
Asersi
Efektivitas
Pengendalian
Kepercayaan
Terhadap
Pengendalian
V
Ya
Ya
V
-
-
menerbitkan receipt
voucher untuk
proses pencatatan
pembayaran
pelanggan.
Piutang
Jatuh Tempo
dan
Penghapusan
Piutang
Piutang
Jatuh Tempo
dan
Penghapusan
Piutang
Keterangan :
J) Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa piutang
yang telah
jatuh tempo
telah di-follow
up sesuai
waktunya
Staf administrasi
(Bu Merrie)
melakukan
pemeriksaan harian
untuk piutang yang
telah jatuh tempo
dan melakukan
follow up kepada
pelanggan
L) Bagaimana
perusahaan
memastikan
bahwa afda
telah dicatat
dengan tepat
-
C = completeness
A = accuracy
E = existence
V = valuation
Sumber : KAP RSM AAJ
Dari hasil analisis risk control matrix yang dilakukan (tabel 4.1), auditor
menyimpulkan untuk mempercayai keseluruhan kontrol yang diterapkan
perusahaan atas prosedur pendapatan yang ada.
4.1.3 Walkthrough
Setelah melewati tahap revenue control documentation dan analisis risk matriks,
langkah selanjutnya yang dilakukan auditor adalah melakukan walkthrough.
Pelaksanaan walkthrough siklus penjualan PT ZPA yang dilakukan auditor
memiliki tiga tujuan utama, yaitu :

Untuk mendapatkan pemahaman atas siklus penjualan PT ZPA

Untuk mengkonfirmasi bahwa sistem telah bekerja sesuai dengan yang
telah didokumentasikan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
49

Untuk mengukur desain dan implementasi atas key controls dalam
memitigasi risiko atas salah saji material
Berdasarkan professional judgement auditor, kali ini auditor mengambil satu
sampel penjualan yang paling besar dalam periode berjalan untuk pelaksanaan
walkthrough. Adapun sampel tersebut yaitu :
Dr. Piutang usaha
$7,422.80
Cr. PPN keluaran
674.80
Cr. Penjualan jasa galvanize 6,748.00
Dari pelaksanaan walkthrough atas sampel tersebut, auditor menyimpulkan
adanya beberapa dokumentasi penting yang dilakukan PT ZPA atas siklus
penjualan. Dokumentasi tersebut adalah :
1. Contract
Preparer
: staf kontrak
Approver
: presiden direktur dan pelanggan
Key control
: ya
Assertion
: C, A, E
Description
: Pelanggan mengajukan order via telepon, email, atau fax,
yang akan dicatat oleh staf kontrak, kemudian perusahaan akan
mengirimkan quotation letter via email atau fax. Berdasarkan kesepakatan
yang dicapai dengan pelanggan, perusahaan akan menyiapkan contract
yang mengatur ketentuan-ketentuan atas perjanjian kedua belah pihak.
Control desc : kontrak dibuat berdasarkan kesepakatan kedua belah
pihak, seperti yang tertera pada quotation letter yang telah di-approve oleh
pelanggan.
2. Contract review
Preparer
: staf kontrak
Approver
:-
Key control
:-
Assertion
:-
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
50
Description
: kontrak final kemudian akan diproses lanjut kepada
contract review yang akan menjadi basis untuk dimulainya proses
galvanizing. Contract review berisikan ruang lingkup pekerjaan yang
tertera dalam kontrak.
3. Delivery note
Preparer
: pelanggan
Approver
: petugas pabrik
Key control
:-
Assertion
:-
Description
: delivery note dikirimkan bersamaan dengan pengiriman
material dari pelanggan, dokumen ini berisikan informasi mengenai
material yang akan diproses.
4. Scaling report
Preparer
: petugas penimbangan
Approver
:-
Key control
: ya
Assertion
: C, A
Description
: material yang dikirimkan pelanggan dan siap untuk
diproses akan ditimbang terlebih dahulu sebelum diproses galvanize.
Material yang telah selesai diproses galvanize juga akan ditimbang ulang
dan hasilnya akan dicatat dalam scaling report. Informasi atas berat
material yang telah diproses akan menjadi basis untuk penagihan kepada
pelanggan, sedangkan selisih berat antara sebelum dan sesudah diproses
akan dihitung sebagai prosentase zinc (Zn%) yang terkandung dalam
material.
Control desc : scaling report dibuat berdasarkan berat dan jumlah aktual
dari material yang telah diproses. Kuantitas aktual material harus sesuai
dengan kuantitas yang dipaparkan dalam delivery note dari pelanggan,
sedangkan berat dari material yang telah diproses akan menjadi basis dari
penagihan ke pelanggan (harus sesuai dengan invoice nantinya).
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
51
5. Delivery docket
Preparer
: petugas workshop
Approver
: manajer quality control dan pihak pelanggan
Key control
: ya
Assertion
:A
Description
: delivery docket akan disiapkan setelah material ditimbang
ulang dan siap dikirim. Dokumen ini berisikan informasi atas kuantitas
dan berat dari material yang akan dikirimkan ke pelanggan. Dokumen ini
akan menemani pengiriman barang ke pelanggan, dan pelanggan akan
melakukan cek ulang atas material yang telah diproses.
Control desc : berat yang dipaparkan dalam delivery docket harus sesuai
dengan yang dipaparkan dalam scaling report, yang akan diperiksa oleh
manajer quality control terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke pelanggan.
6. Invoice
Preparer
: manajer administrasi
Approver
: presiden direktur
Key control
: ya
Assertion
: C, A, V
Description
: invoice dibuat berdasarkan informasi yang tertera dalam
scaling report. Informasi yang dipaparkan dalam invoice adalah informasi
atas delivery docket dari barang yang telah dikirim, berat total material
setelah diproses, harga, total jumlah yang harus dibayarkan dan juga PPN
terutang.
Control desc : invoice harus memaparkan dengan jelas mengenai jumlah
pembayaran yang ditagihkan berdasarkan berat material yang telah
diproses dan juga kontrak kerja yang mendasarinya. Syarat dan ketentuan
dari pembayaran juga harus dipaparkan secara jelas dalam invoice.
7. Faktur pajak
Preparer
: manajer administrasi
Approver
: presiden direktur
Key control
: ya
Assertion
: C, A,
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
52
Description
: faktur pajak berisikan informasi atas barang/jasa yang
dikenakan PPN dan jumlah PPN yang harus dibayarkan pelanggan atas
penyerahan barang/jasa yang telah dilakukan.
Control desc : jumlah PPN yang tertera dalam faktur pajak harus sesuai
dengan yang dipaparkan dalam invoice.
8. General ledger
Preparer
: staf akuntansi
Approver
: manajer akuntansi
Key control
: ya
Assertion
: C, A,
Description
: staf akuntansi melakukan pencatatan atas transaksi
penjualan dan PPN terkait ke dalam GL berdasarkan invoice yang telah
dikeluarkan. Entry jurnal yang dilakukan adalah :
Dr. Account receivable delivery & work – IDR
Cr. VAT out – IDR
Cr. Galvanize Sales (Local) - IDR
Control desc : staf akuntansi akan menyiapkan bukti jurnal yang akan
diotorisasi oleh manajer akuntansi sebelum melakukan pencatatan ke GL.
Jumlah yang dicatat sebagai sales harus sesuai dengan jumlah yang
tertera dalam invoice. Update atas saldo akun pelanggan harus dilakukan
dengan tepat, sesuai dengan entry jurnal yang dilakukan.
9. Receipt voucher
Preparer
: staf akuntansi
Approver
: manajer akuntansi
Key control
:-
Assertion
:-
Description
: staf akuntansi akan membuatkan receipt voucher
berdasarkan bukti transfer masuk yang diberikan oleh bagian administrasi.
Receipt voucher ini akan diberitahukan kepada presiden direktur untuk
diberikan approval. Pada tiap akhir bulannya staf akuntansi akan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
53
menyiapkan closing bulanan dan saldo akun pelanggan akan di-update tiap
bulannya berdasarkan pembayaran yang tertera dalam bank statement
bulanan.
Keterangan :
C = completeness
A = accuracy
E = existence
V = valuation
4.1.4 Test of Control
Setelah pelaksanaan walkthrough selesai dilakukan, langkah selanjutnya yang
dilakukan auditor adalah melakukan tes atas pengendalian internal perusahaan
klien untuk menentukan efektivitas dari pengendalian internal perusahaan klien
sehingga pada akhirnya auditor dapat menentukan tingkat kompleksitas prosedur
audit berikutnya.
Langkah-langkah yang dilakukan auditor dalam melakukan TOC atas penjualan
PT ZPA antara lain adalah:

Menentukan pengendalian-pengendalian internal yang akan diuji di test of
control

Mengambil sampel untuk diperiksa keefektifan pengendaliannya atas
sistem penjualan Mendokumentasikan prosedur
Berdasarkan proses walkthrough yang telah dilakukan, auditor menyimpulkan
adanya 6 key control area (lihat tabel 4.2) yang akan dijadikan dasar untuk
melakukan TOC.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
54
Tabel 4.2 Key Control Area
Control Description
TOC
1
Documents
Contract
Preparer
Approver
Administration
Staff
President
Director &
Customer
Kontrak dibuat berdasarkan persetujuan
kedua belah pihak, seperti yang
ditunjukkan dalam quotation letter yang
disetujui pelanggan.
--
Scaling report dibuat berdasarkan data
aktual dari material yang diproses.
Kuantitas aktual haruslah sama dengan
kuantitas yang dinyatakan dalam
dokumen pengiriman dari pelanggan.
Berat dari material yang telah diproses
akan menjadi landasan penagihan ke
pelanggan
2
Scaling
Report
Scaling Worker
3
Delivery
Docket
Quality Control
Manager
Customer
Berat yang dicantumkan dalam delivery
docket harus sesuai dengan yang
dinyatakan dalam scaling report
4
Invoice
Administration
Manager
President
Director
Invoice harus menjabarkan dengan jelas
jumlah yang ditagihkan ke pelanggan
dengan dasar berat material yang telah
diproses dan referensi terhadap kontrak
terkait. Ketentuan mengenai
pembayaran juga dipaparkan secara
jelas dalam invoice.
5
Tax Invoice
for VAT
Administration
Manager
President
Director
Jumlah PPN yang dipaparkan dalam
faktur pajak harus sesuai dengan yang
ada dalam invoice
Accounting
Manager
Jumlah yang dicatat sebagai penjualan
harus sama dengan yang ada pada
invoice. Saldo akun pelanggan juga
harus selalu diperbarui sesuai dengan
transaksi penjualan.
6
General
Ledger (GL)
Accounting
Staff
Sumber : KAP RSM AAJ
Setelah mengidentifikasi key control yang ada pada siklus penjualan klien,
selanjutnya auditor akan mengumpulkan sampel yang akan diuji berdasarkan
keenam key control tersebut. Di sini auditor tidak menentukan attribute to test atas
keenam key control tersebut secara spesifik.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
55
Sesuai dengan metodologi audit yang dimiliki RSM AAJ, auditor kemudian
mengambil 23 sampel transaksi penjualan (invoice) secara acak untuk dilakukan
uji TOC sesuai dengan key control area di atas. Sampel yang diambil akan
merujuk kepada dokumen-dokumen pendukung yang dipilih auditor untuk
melakukan TOC, yaitu contract, scaling report, delivery docket, invoice, faktur
pajak, dan GL. Berikut adalah sampel penjualan yang dipilih auditor (lihat tabel
4.3) :
Tabel 4.3 Sampel TOC atas Penjualan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Sample
#
3
981
337
1407
1018
835
610
1558
1431
1299
304
1494
1236
894
529
27
160
634
257
289
1719
776
208
Inv. No.
111003-1350
120309-0340
111122-1670
120523-0747
120316-0379
120213-0195
111231-1935
120611-0865
120528-0771
120430-0621
111115-1636
120531-0792
120425-0592
120223-0256
111220-1853
111006-1376
111028-1510
120102-0001
111108-1588
111114-1622
120605-0821
120117-0072
111101-1540
Sumber : KAP RSM AAJ
Inv.Date
03.10.2011
09.03.2012
22.11.2011
23.05.2012
16.03.2012
13.02.2012
31.12.2011
11.06.2012
28.05.2012
30.04.2012
15.11.2011
31.05.2012
25.04.2012
23.02.2012
20.12.2011
06.10.2011
28.10.2011
02.01.2012
08.11.2011
14.11.2011
05.06.2012
17.01.2012
01.11.2011
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
56
4.2 Analisis Prosedur TOC Auditor
Secara garis besar, prosedur TOC atas siklus penjualan PT ZPA yang dilakukan
auditor telah sesuai dengan teori audit yang ada, namun masih terdapat beberapa
perbedaan dan kekurangan dalam TOC yang dilakukan auditor jika dibandingkan
dengan teori terkait. Berikut analisis dan pembahasan untuk tiap tahapan TOC
yang dilakukan auditor :
1. Memahami Pengendalian Internal Klien atas Siklus Penjualan
Auditor harus memiliki pemahaman yang baik atas pengendalian internal
klien atas siklus pendapatan. Dalam hal ini, auditor telah melakukan
prosedur revenue control documentation dan walkthrough terkait
pengendalian internal siklus penjualan PT ZPA. Karena kondisi PT ZPA
sendiri yang tidak memiliki standar operasional ataupun flowchart formal
yang mengatur kegiatan operasional dalam siklus penjualan, maka auditor
hanya bisa melakukan wawancara kepada personil terkait dalam siklus
penjualan.
Walaupun
hanya
menggunakan
metode
wawancara,
dokumentasi pengendalian internal yang dilakukan auditor telah cukup
lengkap karena mencakup keseluruhan proses yang ada dalam siklus
penjualan, mulai dari penerimaan pesanan hingga proses pembuatan nota
kredit, pengembalian barang, dan diskon. Namun, masih ada beberapa
informasi mengenai pengendalian internal klien yang tidak dijabarkan
dalam revenue control documentation. Seharusnya semua informasi
mengenai pengendalian internal klien harus dijabarkan secara eksplisit
pada proses revenue control documentation agar lebih informatif.
Berdasarkan informasi dari senior auditor, beberapa pengendalian internal
yang belum dicantumkan yaitu :
a) Adanya proses review yang dilakukan oleh manajer pemasaran
sebelum kontrak diserahkan kepada presiden direktur untuk
diotorisasi
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
57
b) Adanya proses review yang dilakukan oleh manajer administrasi
sebelum invoice diserahkan kepada presiden direktur untuk
diotorisasi
c) Tiap akhir bulan, manajer akuntansi dan akan melakukan closing
dan rekonsiliasi bulanan atas invoice, receipt voucher, dan bukti
jurnal untuk proses pemeriksaan ulang atas pencatatan pendapatan
dan update saldo piutang pelanggan
d) Tiap
akhir
bulan,
manajer
administrasi
akan
melakukan
rekonsiliasi atas scaling report, invoice, dan receipt voucher untuk
membuat ringkasan atas piutang pelanggan
e) Untuk pelanggan baru, material yang telah diproses tidak akan
dikirimkan sebelum pelanggan membayar sebagaian atau seluruh
utang atas jasa galvanize material tersebut, tergantung kesepakatan
di awal
f) Pesanan pelanggan tidak akan diproses jika ada invoice yang telah
melewati jatuh tempo pembayaran
Untuk walkthrough, auditor mengambil satu sampel penjualan terbesar
untuk dilakukan uji walkthrough.
Proses ini dilakukan auditor untuk
mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal yang ada dan
juga untuk melihat apakah pengendalian ini telah berjalan sesuai apa yang
telah didokumentasikan. Dalam menyimpulkan dokumentasi penting yang
dilakukan klien, masih ada beberapa dokumen yang tidak dilengkapi
dengan asersi, yaitu untuk contract review, delivery note, dan receipt
voucher. Auditor juga tidak menggolongkan ketiga dokumen ini sebagai
bagian dari key control, padahal ini merupakan bagian penting dari
pengendalian internal yang dilakukan PT ZPA. Berikut adalah asersi yang
seharusnya diberikan pada ketiga dokumen klien tersebut :
o Contract review
:
occurrence
dan
accuracy,
untuk
memastikan bahwa bagian produksi mengerjakan jasa sesuai
dengan apa yang disepakati di kontrak
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
58
o Delivery note
:
occurrence
dan
accuracy,
untuk
memastikan bahwa bagian produksi melakukan pekerjaan hanya
untuk material yang dikirim oleh pelanggan yang sesuai dengan
kesepakatan di kontrak
o Receipt voucher
:
occurrence dan
completeness,
untuk
memastikan tiap pembayaran yang dilakukan pelanggan telah
dicatat dan membuktikan bahwa pencatatan penjualan yang
dilakukan perusahaan telah tepat
2. Mengukur Planned Control Risk Penjualan
Untuk mengukur risiko pengendalian atas penjualan klien, auditor
melakukan penyusunan revenue risk control matrix. Langkah pertama
yang dilakukan auditor adalah melakukan indentifikasi atas risiko-risiko
potensial yang ada dalam siklus penjualan (WCGW). Kemudian auditor
menghubungkan tiap WCGW dengan key control yang dimiliki klien dan
juga asersi terkait. Di sini auditor hanya menguji beberapa asersi, yaitu
completeness, accuracy, existence dan valuation. Seharusnya auditor juga
menguji asersi posting and summarization, classification, dan timing
seperti yang tertera pada tabel 4.4.
Dari analisis pada tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa risiko kontrol atas
ketiga asersi yang tidak diuji oleh auditor adalah rendah. Dari analisis
matriks risiko yang telah dilakukan, auditor menarik kesimpulan untuk
mempercayai tiap key control yang dimiliki oleh klien. Kesimpulan yang
diambil
auditor
sudah
tepat,
karena
walaupun
auditor
tidak
mengikutsertakan ketiga asersi di atas, sebenarnya dalam risk matrix yang
disusun, auditor secara tidak langsung telah menguji risiko-risiko yang
berkaitan dengan asersi-asersi tersebut, hanya saja auditor tidak
mencantumkan ketiga asersi tersebut secara eksplisit pada risk matrix yang
dibuat. Secara keseluruhan, risk matrix yang dibuat auditor memiliki
perbedaan dengan yang dicontohkan oleh Arens. Matriks risiko yang
dibuat oleh auditor menghubungkan key control dengan risiko dan asersi
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
59
terkait untuk ditarik kesimpulan atas kepercayaan auditor terhadap kontrol
klien. Sedangkan model matriks risiko yang dibuat oleh Arens hanya
menghubungkan komponen pengendalian internal dengan asersi audit
untuk ditarik kesimpulan mengenai tingkatan risiko kontrol yang dihadapi.
Perbedaan utama di sini adalah auditor bertujuan untuk mengukur
keterandalan atas key control sedangkan Arens lebih kepada mengukur
risiko kontrol yang ada. Walaupun memiliki beberapa perbedaan, pada
praktiknya format matriks yang dibuat auditor telah dapat menggambarkan
dengan baik bagaimana kondisi risiko kontrol yang ada pada klien.
Tabel 4.4 Revenue Risk Control Matrix Tambahan (telah diolah kembali)
Sales Transaction – Related Audit Objectives
Internal Control
Transaksi penjualan
telah secara tepat
dicatat pada master file
piutang dan telah
dirangkum dengan
tepat (posting and
summarization)
Transaksi
penjualan telah
diklasifikasikan
dengan tepat
(classification)
staf akuntansi akan
menyiapkan bukti jurnal
yang akan diapprove oleh
manajer akuntansi
sebelum melakukan
pencatatan ke GL
Penjualan
telah dicatat
pada tanggal
yang tepat
(timing)
C
Pencatatan jurnal
penjualan akan dilakukan
berdasarkan invoice yang
diterbitkan
C
Tiap akhir bulan, manajer
akuntansi akan melakukan
closing dan rekonsiliasi
bulanan atas invoice,
receipt voucher, dan bukti
jurnal untuk proses
pemeriksaan ulang atas
pencatatan pendapatan
dan update saldo piutang
pelanggan
C
C
Assessed control risk
Low
Low
Low
*C=control
Sumber : Arens et al., 2009
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
60
3. Menentukan Tingkat dari Pengujian Kontrol
Dari kesimpulan auditor untuk mempercayai keseluruhan key control yang
dimiliki klien, hal ini mengharuskan auditor untuk meningkatkan
pengujian kontrol yang akan dilakukan. Dalam TOC penjualan PT ZPA,
auditor memilih 23 sampel atas transaksi penjualan secara acak (populasi
sebanyak 1.739 invoice issued) berdasarkan aturan yang ada dalam audit
manual yang dimiliki RSM AAJ. Dari 23 sampel yang tersebut, jumlah
rupiah penjualan yang telah tercakup adalah sebesar Rp 483.369.176, yang
mana hanya sebesar 1,35% dari total rupiah penjualan PT ZPA pada
periode terkait (Rp35.856.724.155).
Dari audit manual yang dimiliki RSM AAJ dapat diketahui bahwa jumlah
dan hasil dari sampel TOC tersebut bukan merupakan acuan baku dan
dapat diubah jika deviasi yang didapat melebihi angka 10%. Ketika hal ini
terjadi, auditor dapat memilih tindakan lanjut yang dapat dilakukan
berdasarkan professional judgement mereka, yaitu meningkatkan sampel,
menguji kontrol alternatif (bila ada), ataupun tidak mengandalkan TOC
dan lebih mengandalkan prosedur audit lanjutan lainnya. Teori audit
terkait proses pemilihan sampel mengharuskan auditor untuk memilih
sampel representatif, yaitu sampel yang memiliki karakterikstik yang
serupa dengan populasi keseluruhan. Sampel ini sendiri sangat erat
kaitannya dengan bukti audit yang mana akan menjadi dasar opini yang
dikeluarkan auditor nantinya. Namun, pada praktiknya sangatlah sulit
untuk menentukan apakah sampel yang dipilih telah representatif, karena
satu-satunya
cara
untuk
mengetahuinya
adalah
dengan
menguji
keseluruhan populasi yang ada.
Proses pengambilan sampel sendiri secara teori dibagi menjadi dua
kategori, yaitu statistical sampling dan nonstatistical sampling. Pada
pelaksanaan TOC penjualan PT ZPA, terlihat bahwa metode sampling
yang dilakukan adalah metode nonstatistical sampling, dimana auditor
tidak melakukan kuantifikasi terkait risiko sampling yang ingin dicapai. Di
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
61
sini auditor lebih mengandalkan professional judgment dalam pelaksanaan
sampling TOC. Keunggulan dari nonstatistical sampling sendiri adalah
lebih rendahnya waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya
dibandingkan dengan metode statistical sampling. Dari analisis ini, dapat
disimpulkan bahwa metode pengambilan sampel TOC auditor telah cukup
baik, mengingat bahwa hasil dari 23 sampel TOC yang telah diambil
auditor bukan merupakan satu-satunya bukti audit yang akan digunakan
dalam penentuan opini, melainkan hanya merupakan salah satu tahapan
dari audit keseluruhan.
4. Menyusun Test of Controls untuk Penjualan
Susunan atau desain TOC dibuat oleh auditor berdasarkan walkthrough
yang telah dilakukan. Dari proses walkthrough, auditor menyimpulkan
adanya 6 key control area dalam siklus penjualan klien, namun di sini
auditor tidak menentukan atribut pengujian pengendalian atas keenam key
control area tersebut. Berdasarkan teori yang ada, seharusnya auditor
menentukan atribut atau cara pengujian secara eksplisit. Berikut adalah
atribut yang seharusnya diuji auditor berdasarkan keenam key control
areas atas penjualan :
o Menguji keberadaan approval dari presiden direktur dan pelanggan
dalam contract
o Menguji keberadaan approval dari petugas pengiriman pelanggan
dan petugas penerima barang di pabrik atas delivery note
o Menguji keberadaan approval dari pelanggan atas delivery docket
o Menguji keberadaan approval dari presiden direktur atas invoice
o Menguji keberadaan approval dari presiden direktur atas faktur
pajak
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
62
4.3 Analisis Prosedur Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan PT ZPA
4.3.1 Pengakuan Pendapatan
Kegiatan operasional utama PT ZPA dalam bidang galvanizing dapat
dikategorikan sebagai penjualan atas jasa. Pada praktiknya pengakuan pendapatan
oleh PT ZPA dilakukan pada saat dokumen invoice diterbitkan. Proses penerbitan
invoice sendiri ada yang dilakukan harian maupun mingguan, sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat dalam kontrak. Jasa yang diberikan PT ZPA kepada
pelanggan pun berbeda-beda, ada yang diikuti dengan jasa pengiriman material
dan ada pula yang tidak.
Pada praktiknya, PT ZPA mengakui semua pendapatan usahanya berdasarkan
diterbitkannya dokumen invoice, telepas dari metode penagihan maupun ada atau
tidaknya jasa pengiriman barang yang diberikan. Hal ini tentunya kurang tepat,
karena tidak sesuai dengan kriteria pengakuan pendapatan yang dijelaskan dalam
PSAK 23, yang berbunyi :
“Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi
dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus
diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal
neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal jika seluruh kondisi
berikut ini dipenuhi:
a) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
b) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut dapat diperoleh entitas;
c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat
diukur dengan andal; dan
d) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.”
Dari kutipan PSAK 23 tersebut, maka saat pengakuan pendapatan yang paling
tepat pada penjualan jasa galvanizing PT ZPA adalah ketika scaling report atas
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
63
hasil penimbangan ulang material telah didapatkan. Pada titik ini, keempat kriteria
pengakuan pendapatan yang dijabarkan pada PSAK 23 sudah terpenuhi, yaitu :

Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal melalui hasil perkalian berat
yang tertera pada scaling report dengan price/kg yang dijanjikan dalam
kontrak

Manfaat ekonomi kemunginan besar akan mengalir dari pembayaran jasa
galvanize yang akan dilakukan pelanggan sesuai dengan kesepakatan di
dalam kontrak

Tingkat penyelesaian atas transaksi penjualan jasa dapat dikukur secara
andal, dimana pada titik ini jasa galvanizing telah dilakukan 100%

Biaya yang timbul atas proses galvanize dapat dikur berdasarkan
perhitungan prosentase zinc dari selisih berat material sebelum dan
sesudah diproses.
Namun, untuk perjanjian kontrak yang mengikutsertakan jasa pengiriman
material, pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada dua titik waktu, yaitu
ketika scaling report diterbitkan dan ketika delivery docket telah ditandatangani
oleh pelanggan. Untuk pendapatan jasa galvanizing tetap diakui pada saat scaling
report diterbitkan, sedangkan untuk jasa pengiriman material dapat diakui ketika
delivery docket telah ditandatangani pihak pelanggan. Di sini sebenarnya
perusahan dapat mengidentifikasi fee untuk pengiriman material berdasarkan
selisih price/kg untuk kontrak yang mengikutsertakan jasa pengiriman dan
price/kg kontrak yang tidak mengikutsertakan jasa pengiriman untuk pemberian
jasa galvanizing yang serupa. Namun, pada praktiknya pemberian jasa pengiriman
barang dan penentuan harga terkait masih bersifat informal, dimana jumlah fee
untuk pengiriman barang tidak dicantumkan secara eksplisit dalam kontrak
perjanjian. PT ZPA sebaiknya menentukan dan mencantumkan secara eksplisit
atas fee yang dikenakan untuk jasa pengiriman barang, sehingga bagian akuntansi
akan lebih mudah untuk melakukan identifikasi atas pendapatan dari jasa
pengiriman barang tersebut. Pada nantinya, pemisahan pendapatan jasa
pengiriman barang akan membuat laporan keuangan PT ZPA lebih representatif
untuk proses pengambilan keputusan lebih lanjut.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
64
Terlepas dari sistem penagihan yang dilakukan harian maupun mingguan, proses
pengakuan pendapatan haruslah dilakukan harian, sesuai dengan waktu dimana
titik-titik penting dari penyelesaian jasa telah terjadi.
Dari hal ini, juga dapat dilihat bahwa terdapat isu mengenai klasifikasi
pendapatan. PT ZPA tidak membedakan akun penjualan jasa galvanize dengan
akun penjualan jasa pengiriman barang. Seharusnya kedua pendapatan ini
disajikan terpisah dalam laporan keuangan agar informasi pendapatan yang
dipaparkan lebih berkualitas.
4.3.1 Pengukuran Pendapatan
Dalam PSAK 23 dijelaskan bahwa pendapatan harus diukur dari nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima. Pada praktiknya, PT ZPA mengakui
pendapatan sebesar jumlah perkalian dari price/kg dengan berat material setelah
diproses galvanize. Harga per kg sendiri telah ditentukan pada tahap awal dan
dicantumkan di kontrak perjanjian antara PT ZPA dan pelanggan. Dari praktik ini,
maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran pendapatan yang dilakukan PT ZPA
telah sesuai dengan PSAK 23.
4.4 Analisis Aktivitas Pengendalian Internal atas Siklus Penjualan
4.4.1 Penerimaan Pesanan Pelanggan
Proses penerimaan pesanan pelanggan diawali ketika ada permintaan dari
pelanggan atas quotation letter dari PT ZPA. Kontrak yang dilakukan pelanggan
biasanya dilakukan melalui telepon atau email kepada staf kontrak PT ZPA yang
dibawahi manajer pemasaran. Setelah itu, staf kontrak akan melaporkan kepada
presiden direktur untuk mendapatkan daftar harga atas jasa yang akan diberikan.
Berdasarkan daftar harga yang diberikan, staf kontrak akan menyiapkan quotation
letter dan mengirimkannya ke pelanggan via email atau fax. Setelah kesepakatan
dicapai antara pelanggan dan PT ZPA, staf kontrak kemudian akan membuatkan
dokumen kontrak yang akan diotorisasi oleh presiden direktur. Setelah presiden
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
65
direktur memberikan otorisasi, barulah kontrak tersebut dikirimkan kepada
pelanggan untuk diminta otorisasinya. Dokumen kontrak di sini isinya mengatur
segala sesuatunya mengenai pengerjaan jasa galvanizing yang akan diberikan ke
pelanggan,yaitu :

Jenis material yang akan diproses

Ukuran dari material yang akan diproses

Kuantitas material yang akan diproses

Periode dari kerja sama yang dilakukan

Harga per kg dari pengerjaan jasa galvanizing

Term pembayaran (30-45 hari)

Scope of work yang akan dilakukan

Kualitas pengerjaan jasa galvanizing yang diberikan

Term and condition dari perjanjian yang dibuat
Dari proses penerimaan pesanan pelanggan pada PT ZPA, risiko yang dihadapi
dalam ini antara lain :
 Kontrak yang tidak valid/akurat – R1
 Kesalahan pricing dalam quotation letter – R2
 Piutang tidak tertagih – R3
Adapun aktivitas pengendalian internal yang telah dilakukan oleh PT ZPA dalam
proses penerimaan pesanan pelanggan antara lain :

Proses otorisasi kontrak oleh presiden direktur dan pihak pelanggan – C1

Pembatasan kepada data pricing yang hanya dimiliki presiden direktur –
C2

Pemisahan tugas antara pembuat dokumen kontrak (staf kontrak) dengan
pihak yang memberikan otorisasi (presiden direktur) – C3

Proses review oleh manajer pemasaran atas kontrak yang dibuat oleh staf
kontrak sebelum diserahkan kepada presiden direktur – C4

Proses pembayaran invoice sebelum dilakukan pengiriman barang untuk
pelanggan baru – C5
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
66

Penerapan denda per hari untuk keterlambatan pembayaran invoice
pelanggan – C6

Pesanan pelanggan tidak akan diproses jika ada invoice yang telah
melewati jatuh tempo pembayaran – C7
Dari kondisi pengendalian internal dan risiko yang ada pada proses penerimaan
pesanan pelanggan, maka dapat dibuat matriks risiko seperti tabel 4.5.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa segala risiko yang ada dalam tahap penerimaan
pesanan pelanggan sudah dapat diatasi dengan baik.
Tabel 4.5 – Matriks Risiko Proses
Risiko
Aktivitas Pengendalian
Kemampuan Aktivias
Internal
Pengendalian Internal untuk
Mengatasi Risiko
R1
C1, C3, C4
√
R2
C2
√
R3
C5, C6, C7
√
Sumber : Olahan Sendiri
4.4.2 Penerimaan dan Pengerjaan Material Pelanggan
Setelah dokumen kontrak telah ditandatangani oleh presiden direktur PT ZPA dan
pihak pelanggan, maka selanjutnya staf kontrak akan membuatkan dokumen
contract review yang menjadi dasar dari proses pengerjaan galvanizing. Dokumen
contract review ini selanjutnya akan dikirimkan ke pabrik untuk di-approve oleh
manajer pabrik dan quality control. Dalam dokumen contract review dimuat
seluruh informasi yang ada pada dokumen kontrak, hanya saja tidak dijelaskan
mengenai kesepakatan harga serta term and condition dari kontrak tersebut.
Selanjutnya pelanggan akan mengirimkan material yang akan diproses ke pabrik
workshop yang dimiliki PT ZPA. Dalam pengirimannya, material pelanggan akan
diiringi dengan surat pengiriman barang (delivery note) yang berasal dari pihak
pelanggan. Surat pengiriman ini akan sudah terlebih dahulu ditandatangani oleh
pihak pelanggan dan selanjutnya akan ditandatangani oleh pekerja pabrik yang
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
67
menerima material tersebut. Sebelum ditandatangani, pegawai pabrik akan
melakukan pemeriksaan dan penghitungan atas material tersebut, untuk
mencocokkan jumlah aktual material yang diterima dengan jumlah yang
dicantumkan dalam delivery note.
Sebelum material yang dikirimkan pelanggan akan masuk ke proses galvanizing,
petugas penimbangan akan menimbang material tersebut dan mengeluarkan
scaling report awal. Di sini beberapa material akan diikat menjadi satu bundle dan
diberi label sesuai dengan deskripsi yang ada pada surat pengiriman barang dari
pelanggan. Setelah selesai ditimbang, material tersebut akan segera masuk ke
tahapan proses galvanizing. Proses Terakhir material yang telah selesai diproses
akan ditimbang ulang untuk mendapatkan hasil scaling report akhir yang menjadi
dasar untuk penagihan pelanggan. Untuk alat ukur berat yang digunakan, PT ZPA
menggunakan jasa penilai independed yang akan menilai kondisi alat ukur secara
periodik. Selisih dari hasil timbangan awal dan akhir nantinya akan dihitung
sebagai prosentase zinc used yang akan diinput oleh bagian akuntansi ke dalam
sistem.
Dalam keseluruhan proses penerimaan dan pengerjaan material pelanggan,
beberapa risiko yang dihadapi PT ZPA adalah :

Terjadi perbedaan informasi dalam dokumen contract dengan contract
review – R1

Kesalahan atas penerimaan material yang tidak ada dalam kontrak – R2

Terjadi perbedaan antara kuantitas material aktual dengan yang
dicantumkan dalam delivery note – R3

Terjadi perbedaan antara berat aktual dengan berat yang dicantumkan
dalam scaling report – R4
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
68
Adapun aktivitas pengendalian yang telah dilakukan PT ZPA antara lain :

Pembuatan contract review yang memuat informasi lengkap mengenai
perjanjian kerja didasari oleh dokumen contract yang telah di-approve
oleh presiden direktur dan pihak pelanggan – C1

Proses approval dokumen contract review yang dilakukan oleh manajer
produksi dan quality control – C2

Pencocokan antara jumlah aktual material dengan jumlah yang
dicantumkan dalam delivery note oleh pegawai pabrik – C3

Penggunaan jasa penilai independen untuk mengukur kondisi alat ukur
berat secar periodik – C4
Dari kondisi pengendalian internal dan risiko yang ada pada proses penerimaan
dan pengerjaan material pelanggan, maka dapat dibuat matriks risiko seperti tabel
4.6.
Tabel 4.6 – Matriks Risiko Proses Penerimaan dan Pengerjaan Material
Risiko
Aktivitas Pengendalian
Kemampuan Aktivias
Internal
Pengendalian Internal
untuk Mengatasi Risiko
R1
C1
√
R2
C2
√
R3
C3
√
R4
C4
√
Sumber : Olahan Sendiri
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa risiko-risiko yang dihadapai perusahaan dalam
proses penerimaan dan pengerjaan material pelanggan dapat diatasi dengan baik
melalui aktivitas pengendalian yang ada.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
69
4.4.3 Pengiriman Material
Proses pengiriman material yang telah selesai dikerjakan akan diiringi dengan
delivery docket yang dibuat oleh manajer quality control. Delivery docket yang
dibuat didasari oleh beberapa dokumen pendahulunya, seperti dokumen contract,
delivery note, dan scaling report. Adapun beberapa informasi yang dipaparkan
dalam delivery docket antara lain :

Data pelanggan terkait, yaitu alamat, contact person, dan no telepon

Nomer dokumen contract, delivery note, dan delivery docket

Tanggal dilakukan proses galvanizing dan tanggal pembuatan delivery
note

Nama dan jenis material yang dikirimkan

Berat dan jumlah (pieces) dari material

Nomor truk pengiriman barang yang digunakan
Dokumen delivery docket ini hanya akan ditandatangani oleh manajer quality
control dan personel penerimaan barang dari pelanggan sebagai pihak yang
menerima material. Pengiriman material sendiri dilakukan dengan menggunakan
jasa perusahaan logistik.
Dalam keseluruhan proses pengiriman material pelanggan, beberapa risiko yang
dihadapi PT ZPA adalah :

Pengambilan material yang salah – R1

Kesalahan pengiriman – R2
Adapun aktivitas pengendalian yang telah dilakukan perusahaan dalam proses
pengiriman material adalah :

Pemberian label pada bundle material – C1

Pembuatan dokumen delivery docket yang didasari oleh contract, delivery
note, dan scaling report – C2

Otorisasi dari pihak pelanggan pada dokumen delivery docket – C3
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
70
Dari kondisi pengendalian internal dan risiko yang ada pada proses pengiriman
material pelanggan, maka dapat dibuat matriks risiko seperti pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 – Matriks Risiko Proses Pengiriman
Risiko
Aktivitas Pengendalian
Kemampuan Aktivias
Internal
Pengendalian Internal
untuk Mengatasi Risiko
R1
C1, C2
√
R2
C3
√
Sumber : Olahan Sendiri
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa masih risiko-risiko yang dihadapai perusahaan
dalam proses pengiriman material pelanggan telah dapat diatasi dengan baik
melalui aktivitas pengendalian yang ada.
4.4.4 Penagihan dan Pencatatan Pendapatan
Proses penagihan atas jasa yang diberikan kepada pelanggan ditandai dengan
diterbitkannya dokumen invoice.
Dokumen ini dibuat oleh staf administrasi
berdasarkan data yang ada pada scaling report akhir dari pihak workshop. Jumlah
yang ditagihkan dalam invoice didapaatkan dengan mengalikan antara berat
material dalam scaling report dan data price/kg yang ada dalam dokumen
contract. Dalam penagihannya, staf administrasi juga akan mengirimkan faktur
pajak untuk memungut PPN yang timbul dari proses penyerahan jasa berdasarkan
jumlah yang dipaparkan dalam dokumen invoice. Pembuatan invoice ini dilakukan
dengan metode periodic, yaitu diterbitkan seminggu sekali untuk tiap pelanggan.
Sebelum diberikan kepada presiden direktur untuk otorisasi, proses review akan
dilakukan oleh manajer administrasi.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
71
Selah proses pembuatan dokumen invoice selesai, bagian administrasi akan
mengirimkan sebuah salinannya kepada bagian akuntansi. Pada tahap inilah
bagian akuntansi melakukan pencatatan pendapatan ke dalam GL berdasarkan
data yang ada dalam dokumen invoice dan faktur pajak. Sebelum dilakukan
update GL, staf akuntansi akan membuat bukti jurnal yang akan terlebih dahulu
diperiksa oleh manajer akuntansi. Penjatatan jurnal pendapatan yang dilakukan
adalah :
Dr. Account receivable
xxx
Cr. Galvanize sales
xxx
Cr. Vat-out
xxx
Dalam keseluruhan proses penagihan dan pencatatan pendapatan, terdapat
beberapa risiko yang dihadapi PT ZPA, yaitu :

Terdapat scaling report yang belum diproses ke invoice – R1

Penerbitan invoice yang tidak akurat – R2

Pencatatan pendapatan yang tidak akurat – R3

Terdapat invoice dan faktur pajak yang belum dicatat ke GL – R4
Adapun aktivitas pengendalian yang telah dilakukan perusahaan dalam proses
penagihan dan pencatatan pendapatan adalah :

Proses review atas invoice yang dilakukan oleh manajer administrasi – C1

Proses review atas bukti jurnal yang dilakukan oleh manajer akuntansi –
C2

Rekonsiliasi atas scaling report, invoice, dan receipt voucher oleh manajer
administrasi – C3

Rekonsiliasi invoice, faktur pajak, dan bukti jurnal oleh manajer akuntansi
– C4
Dari kondisi pengendalian internal dan risiko yang ada pada proses pelanggan,
maka dapat dibuat matriks risiko seperti tabel 4.8.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
72
Tabel 4.8 – Matriks Risiko Proses Penagihan dan Pencatatan Pendapatan
Risiko
Aktivitas Pengendalian
Kemampuan Aktivias
Internal
Pengendalian Internal
untuk Mengatasi Risiko
R1
C3
√
R2
C1
√
R3
C2
√
R4
C4
√
Sumber : Olahan Sendiri
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pengendalian yang dilakukan oleh pihak
perusahaan telah mampu mengatasi risiko dalam proses penagihan dan pencatatan
pendapatan.
4.5 Flowchart untuk Siklus Penjualan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka berikut adalah narasi dan
flowchart yang dibutuhkan untuk siklus penjualan PT ZPA :
Pertama-tama pelanggan akan mengirimkan surat permintaan quotation letter
kepada bagian marketing. Dari surat permintaan tersebut, akan dilakukan analisis
terlebih dahulu untuk pelanggan baru dan juga outstanding invoice pelanggan
terkait. Jika permintaan pelanggan ditolak, maka surat permintaan tidak akan
diproses lanjut dan dikembalikan ke pelanggan. Jika permintaan pelanggan
diterima maka bagian marketing akan membuatkan quotation letter sebanyak dua
buah, dimana salah satu akan disimpan dan yang lainnya akan diberikan ke
pelanggan.
Jika kesepakatan terjadi, maka pelanggan akan mengirimkan quotation letter yang
telah disetujui ke bagian marketing. Dari approved quotation letter ini, bagian
marketing akan membuatkan dokumen contract sebanyak dua rangkap yang
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
73
selanjutnya dikirimkan kepada pelanggan untuk ditandatangani. Pelanggan
kemudian akan mengirimkan salah satu dokumen contract yang telah
ditandatangani ke bagian marketing. Bagian pemasaran kemudian akan
memberikan salinan kontrak kepada bagian administrasi dan akuntansi, serta
membuatkan contract review sebanyak 2 rangkap, yang akan disimpan dan
diberikan kepada bagian workshop.
Ketika pelanggan mengirimkan barang dan delivery note, bagian workshop
gudang akan mencocokan terlebih dahulu dengan informasi yang tertera dalam
contract review. Jika terjadi ketidakcocokan, maka Delivery Note (DN) akan
dikembalikan ke pelanggan untuk proses perbaikan. Jika kedua dokumen tersebut
cocok, maka bagian workshop akan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK)
sebanyak dua rangkap, yang akan disimpan dan diberikan kepada bagian
workshop produksi. Penerbitan SPK akan meningkatkan proses dokumentasi PT
ZPA, yaitu sebagai tanda formal kesesuaian pengiriman material pelanggan dan
inisasi dari pelaksanaan proses galvanizing. Di sini workshop gudang juga akan
menduplikasi dokumen delivery note untuk diberikan kepada bagian administrasi.
Berdasarkan SPK yang masuk dari bagian workshop gudang, bagian workshop
produksi akan melakukan penimbangan dan pengerjaan galvanizing terhadap
material pelanggan. Dari proses ini akan dibuatkan scaling report sebanyak 4
rangkap, yang akan diberikan kepada bagian workshop gudang, administrasi, dan
bagian akuntansi.
Bagian workshop gudang kemudian akan membuatkan dokumen delivery docket
(DD) berdasarkan scaling report yang masuk dari workshop produksi. Dokumen
DD akan dibuat sebanyak 4 rangkap, dimana 1 akan disimpan dan 3 rangkap akan
diberikan kepada pelanggan untuk ditandatangani (signed DD). Untuk pelanggan
baru, pihak workshop harus menerima surat perintah pengiriman material terlebih
dahulu dari bagian administrasi.
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
74
Bagian administrasi akan menerbitkan invoice dan faktur pajak sebanyak 2
rangkap berdasarkan dokumen scaling report, delivery note, dan signed DD. Di
sini bagian administrasi juga akan melakukan duplikasi atas ketiga dokumen
tersebut yang nantinya akan mendampingi invoice dan faktur pajak yang
dikirimkan ke pelanggan. Untuk pelanggan baru, pihak admin akan menerbitkan
invoice hanya berdasarkan dokumen scaling report dan delivery note. Setelah
diterima pembayaran dari pelanggan baru, maka bagian administrasi akan
menerbitkan surat perintah pengiriman material kepada bagian workshop sebagai
inisiasi proses pengiriman material pelanggan baru.
Bagian akuntansi akan melakukan pencatatan untuk jasa galvanizing dan juga jasa
pengiriman barang yang telah dilakukan, beserta PPN keluaran yang ada.
Pencatatan pendapatan jasa galvanizing dilakukan setelah diterimanya dokumen
scaling report dari bagian workshop produksi. Sedangkan untuk jasa pengiriman
barang, pencatatan dilakukan berdasarkan dokumen DD yang sudah ditandangani
oleh pelanggan. Pencatatan pendapatan dilakukan dengan merujuk pada dokumen
contract yang diberikan dari bagian pemasaran.
Untuk lebih jelasnya, keseluruhan proses penjualan dapat dilihat pada gambar 4.1.
dan 4.2
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
75
Gambar 4.1 Flowchart Siklus Penjualan PT ZPA untuk Pelanggan Lama
Sumber : Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
76
Gambar 4.1 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
77
Gambar 4.1 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
78
Gambar 4.1 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
79
Gambar 4.1 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
80
Gambar 4.2 Flowchart Siklus Penjualan PT ZPA untuk Pelanggan Baru
Sumber : Olahan Sendiri
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
81
Gambar 4.2 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
82
Gambar 4.2 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
83
Gambar 4.2 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
84
Gambar 4.2 (lanjutan)
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Siklus penjualan adalah satu dari beberapa bagian terpenting dari operasi
perusahaan karena merupakan inti dari bisnis perusahaan, dimana hasil produksi
didistribusikan kepada pelanggan dan selanjutnya perusahaan akan mendapatkan
pembayaran atas hasil produksi tersebut. Prosedur TOC yang dilakukan auditor
atas penjualan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses audit laporan
keuangan secara keseluruhan, karena hasil dari TOC nantinya akan menentukan
seberapa jauh TODB yang akan dilakukan. Di sisi lain pengendalian internal atas
siklus penjualan juga amatlah penting karena berkaitan langsung dengan tujuan
perusahaan untuk memaksimalkan pendapatan.
Berdasarkan pelaksanaan program magang dan analisis laporan magang yang
dilakukan, pelaksanaan prosedur TOC atas penjualan mulai dari tahap pemahaman
pengendalian internal hingga tahap penyusunan atribut sebagian besar telah
dilaksanakan oleh auditor sesuai dengan teori terkait. Namun, masih ada beberapa
perbedaan dan kekurangan dalam prosedur TOC yang dilakukan auditor jika
dibandingkan dengan teori terkait, yaitu :

Ada beberapa aktivitas pengendalian internal klien yang tidak dipaparkan
dalam revenue control documentation

Pada walkthrough, ada beberapa dokumen yang tidak dilengkapi dengan
asersi dan tidak digolongkan sebagai key control

Ada beberapa asersi audit atas penjualan yang tidak dijabarkan dalam
revenue risk control matrix

Auditor tidak menjabarkan atribut TOC secara jelas dan eksplisit
Terkait pengendalian internal siklus penjualan, PT ZPA telah melakukan aktivitas
pengendalian internal yang memadai, sehingga risiko-risiko yang terdapat dalam
siklus tersebut dapat diatasi. Namun, PT ZPA belum memiliki flowchart formal
85
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
86
atas siklus penjualan sehingga menyulitkan proses pemahaman atas siklus
tersebut.
Dari analisis pengakuan pendapatan PT ZPA, ditemukan isu mengenai timing
pengakuan pendapatan dan klasifikasi pendapatan. Berdasakan PSAK 23, PT ZPA
kurang tepat dalam melakukan pengakuan pendapatan berdasarkan dokumen
invoice, karena proses penagihan sendiri ada yang bersifat mingguan. Sedangkan
di sisi klasifikasi, PT ZPA tidak memisahkan pendapatan dari penjualan jasa
galvanize dengan pendapatan jasa pengiriman material.
5.2 Saran Kepada KAP RSM AAJ
Setelah mengikuti program magang dan melakukan analisis atas laporan magang,
ada beberapa masukan untuk KAP RSM AAJ terkait prosedur TOC yang
dilakukan, yaitu :

KAP RSM AAJ seharusnya menjabarkan seluruh aktivitas pengendalian
internal klien dalam revenue control documentation

KAP RSM AAJ seharusnya melengkapi asersi atas tiap-tiap dokumen
yang diidentifikasi dalam walkthrough, dan menggolongkannya ke dalam
key control

KAP RSM AAJ seharusnya melengkapi seluruh asersi audit penjualan
dalam penyusunan revenue risk control matrix

KAP RSM AAJ seharusnya menyusun dan menjabarkan atribut TOC
secara jelas dalam working paper TOC penjualan
5.3 Saran Kepada PT ZPA
Setelah mengikuti program magang dan melakukan analisis atas laporan magang,
ada beberapa masukan untuk PT ZPA terkait pengendalian internal siklus
penjualan dan proses pengakuan pendapatan, yaitu :

Membuat flowchart formal atas siklus penjualan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
87

Memisahkan pendapatan jasa galvanize dan jasa pengiriman barang

Melakukan pengakuan jasa galvanize pada saat scaling report telah
diterbitkan

Melakukan pengakuan jasa pengiriman barang pada saat signed delivery
docket sudah didapatkan
Universitas Indonesia
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin, Beasley, Elder, Amir Abadi Jusuf. Auditing and Assurance Services
an Integrated Approach-An Indonesian Adaption. Pearson: Prentice Hall.
2009.
RSM AAJ Associates. Employee Handbook, Version.12.01. 2012
RSM International. RSM Audit Manual, Version 2010.1. 2010
Kieso, Donald E., dan Jerry Weygandt, Warfield, Terry. Intermediate Accounting,
Vol 1, IFRS Edition. John Wiley and Sons. 2011.
Kieso, Donald E., dan Jerry Weygandt, Warfield, Terry. Intermediate Accounting,
Vol 2, IFRS Edition. John Wiley and Sons. 2011.
Ikatan Akuntan Indonesia. Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan.
“Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 23” Jakarta: Penerbit Salemba
Empat. 2009.
Moeller, R. Brink's Modern Internal Auditing 7th Edition. USA: Prentice Hall
Business Publishing. 2009.
Romney, & Steinbart. Accounting Information System 12th Edition. USA:
Prentice Hall Business Publishing. 2012.
Universitas Indonesia. Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa
Universitas Indonesia. Depok: Universitas Indonesia. 2008.
Website Internal PT ZPA
88
Analisis prosedur..., Bharata, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Download