BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Teori-Teori Dasar/Umum Teori-teori berikut ini merupakan teori dasar yang diperoleh dari berbagai sumber dan akan dijadikan sebagai landasan penulisan skripsi ini: 1.1.1 Sistem Menurut O’Brien (2005:29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan memproduksi output dalam sebuah proses transformasi yang teratur. Sistem ini biasa disebut sebagai sistem yang dinamis, memiliki tiga fungsi dasar yang saling berinteraksi, yaitu: a. Input, berfungsi sebagai penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki suatu sistem untuk diproses. b. Proses, berfungsi sebagai suatu proses transformasi yang mengubah input menjadi output. c. Output, berfungsi sebagai suatu proses dimana input yang diproses menjadi output. Menurut Romney dan Steinbart (2004: 2), sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Menurut McLeod dan Scheel (2007:10), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan, dimana elemen-elemen tersebut terdiri dari sumber daya input, proses transformasi, dan sumber daya output. 1.1.2 Informasi Menurut McLeod dan Scheel (2007:11), informasi adalah data yang telah diproses sehingga lebih berarti dan lebih bermanfaat bagi pemakai tertentu. Menurut Romney dan Steinbart (2004:11), informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan suatu arti. Nilai suatu informasi (Value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu: 1. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. 2. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila informasi tersebut tidak dinilai dengan keuntungan nilai uang tetapi ditafsirkan dengan nilai efektif. Menurut Laudon, Kenneth C. & Jane P.Laudon (2006:13), informasi adalah data yang telah dibentuk sehingga mengandung pengertian dan berguna bagi manusia. Menurut Turban (2009:6), informasi adalah data yang telah diorganisasikan sehingga mengandung arti dan berguna bagi penerima. 1.1.3 Sistem Informasi Menurut Whitten (2004:10), sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, meyimpan, dan menyediakan output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi. Menurut Turban (2009:16), sistem informasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Menurut Laudon, Kenneth dan Jane(2006:13), sistem informasi adalah seperangkat komponen terkait yang mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam suatu organisasi. Menurut O’Brien (2005:5), sistem informasi adalah dapat diartikan sebagai kombinasi sumber daya yang teroganisir dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan data yang dikumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi pada suatu organisasi. Komponen-komponen dalam sistem informasi memperlihatkan hubungan antara komponen. Model komponen tersebut memberikan kerangka kerja yang menekankan pada lima konsep utama, yang dapat diaplikasikan ke semua jenis sistem informasi, yang terdiri dari: a) Sumber Daya Manusia Manusia dibutuhkan dalam suatu pengoperasian semua sistem informasi. Manusia sebagai pemakai akhir dan pakar sistem informasi adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Sebagai pakar sistem informasi manusia mempunyai tugas membuat dan mendesain sistem informasi yang berdasarkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir. b) Sumber Daya Hardware Konsep sumber daya Hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Dalam hal ini, sumber daya Hardware tidak hanya meliputi mesin komputer, printer atau perakatan keras lainnya. Hardware juga merupakan perangkat keras, suatu alat yang bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung yang mendukung proses komputerisasi. c) Sumber Daya Software Konsep sumber daya Software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum Software ini meliputi tidak hanya perintah informasi yang disebut program, dengan Hardware komputer pengendalian langsung. Sumber daya Software antara lain sistem Software dan Software aplikasi. d) Sumber Daya Data Data lebih dari pada hanya bahan baku sistem informasi. Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manager dan pakar sistem informasi. Mereka menyadari bahwa data membentuk sumber daya lainnya dalam perusahaan. e) Sumber Daya Jaringan Jaringan telekomunikasi terdiri dari komputer, dan peralatan lainnya yang dihubungkan satu sama lain melalui media komunikasi. Sumber daya jaringan telekomunikasi menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jeringan adalah komponen sumber daya dasar dari sistem informasi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan pengertian sistem informasi adalah seperangkat komponen terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi untuk mencapai tujuan tertentu. 1.1.4 Pengertian Teknologi Informasi Menurut Turban (2009:6), teknologi informasi adalah hubungan antara alat berbasis komputer yang digunakan manusia untuk bekerja dengan informasi dan untuk mendukung informasi dan memproses informasi yang dibutuhkan organisasi. Menurut O’Brien (2006:5), teknologi informasi adalah Hardware, Software, jaringan telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pengolah informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah sistem Hardware, software, jaringan, manajemen database dan pengolah teknologi informasi lainnya yang digunakan untuk mendukung informasi dan memproses berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. 1.1.5 Pengertian Proyek Menurut Schwalbe.K (2004:4), suatu proyek dapat didefinisikan sebagai suatu upaya sementara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang unik. Proyek biasanya melibatkan beberapa orang untuk melakukan aktivitas yang saling terkait dan sponsor utama dalam mengerjakan proyek sering terkait dengan penggunaan sumber daya secara efektif. Penggunaan sumber daya tersebut ditujukan untuk menyelesaikan proyek dalam tepat waktu. 1.1.6 Database Management System (DBMS) 2.1.6.1 Definisi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010:66), pengertian DBMS adalah sebuah sistem piranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, menjaga, dan mengontrol akses ke dalam basis data. 2.1.6.2 Tujuan DBMS Tujuan utama pengolahan data dalam basis data adalah agar dapat memperoleh data yang dicari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini : 1. Kecepatan dan kemudahan (speed) 2. Efisiensi ruang penyimpanan (space) 3. Keakuratan (accuracy) 4. Ketersediaan (availability) 5. Kelengkapan (completeness) 6. Keamanan (security) 7. Kebersamaan pemakai (sharebility) 2.1.6.3 Komponen – Komponen DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010:68), Database Management System (DBMS) memiliki 5 komponen penting, yaitu: 1. Hardware (Perangkat Keras) Dalam menjalankan aplikasi dan DBMS diperlukan perangkat keras. Perangkat keras dapat berupaa single personal computer, single mainframe, sampai jaringan komputer. Perangkat keras yang digunakan bergantung pada persyaratan dari organisasi dan DBMS yang digunakan. 2. Software (Perangkat Lunak) Komponen perangkat lunak meliputi DBMS software dan program aplikasi beserta Sistem Operasi, termasuk perangkat lunak tentang jaringan bila DBMS digunakan dalam jaringan seperti LAN (Local Area Network). 3. Data Data merupakan komponen terpenting dari DBMS dan juga merupakan komponen penghubung antara komponen mesin (Hardware dan Software) dan komponen human (Procedures dan People). 4. Prosedur Prosedur merupakan panduan dan instruksi dalam membuat desain dan menggunakan basis data Penggunaan dari sistem dan staf dalam mengelola basis data membutuhkan prosedur dalam menjalankan sistem dan mengelola basis data itu sendiri. Prosedur di dalam basis data dapat berupa: login di dalam basis data, penggunaan sebagian fasilitas DBMS, cara menjalankan dan memberhentikan DBMS, membuat salinan backup database, memeriksa hardware dan software yang sedang berjalan, mengubah struktur basis data, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data pada media penyimpanan sekunder. 5. Manusia Komponen terakhir yaitu manusia sendiri yang terlibat dalam sistem tersebut. Komponen ini meliputi data and database administrator, database designers, application developers, dan endusers. 2.1.6.4 Keuntungan dan Kerugian DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010:77), keuntungan DBMS adalah sebagai berikut: 1. Mengontrol redudansi data 2. Mendapat informasi yang lebih dari jumlah data yang sama 3. Peningkatan integritas data 4. Peningkatan produktifitas 5. Peningkatan keamanan serta layanan backup dan recovery Menurut Connolly dan Begg (2010:80), kerugian DBMS adalah sebagai berikut : 1. Kompleksitas 2. Ukuran 3. Biaya dari DBMS 4. Biaya tambahan perangkat keras 5. Biaya proses konversi 6. Performa 7. Pengaruh kegagalan yang lebih tinggi 1.1.7 Database Design Menurut Bagley,Thompson dan Sward (2005 : 1) dalam jurnalnya yang berjudul “Modeling and Teaching Techniques for Conceptual and Logical Relational Database Design” mereka menjelaskan database design merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kurikulum informasi, dan database design terdiri dari 4 fase utama yaitu: determining user requirements, conceptual design, logical design, and physical design. Berikut kutipan yang menjelaskan hal tersebut “Database design is an important component of a healthcare informatics curriculum. Even students who do not plan on designing databases after graduation need to understand the basics of database design. Informaticists need to understand the database designer’s approach and basic techniques in order to communicate their needs to them. Database design consists of four primary phases: determining user requirements, conceptual design, logical design, and physical design. Determining user requirements is the process of collecting data from users, current systems, and available documentation to determine the design specifications. Conceptual design is the process of transferring user requirements to a specific graphical data model. An Entity Relationship Diagram (ERD) is the most commonly used modeling technique for relational databases” Sedangkan menurut Bemowski (2007:1) dalam jurnalnya yang berjudul “Database Design Tools” dijelaskan bahwa ada 3 jenis dari model data yaitu: conseptual data model, logical data model, dan physical data model. Berikut kutipan yang menjelaskannya : “ In broad terms, it involves learning about and analyzing an organization's information needs, conceptualizing what the database will look like and what data it should store to meet those needs, transforming that conceptual representation to a logical design that includes rules and information about the structure and type of data, and adapting the logical design to a database management system (DBMS). There are three types of data models: * A conceptual data model describes in nontechnical terms what's important to an organization, what data the organization collects about those important elements, and the relationships between the elements. * A logical data model turns the information in the conceptual data model into a technical database design that illustrates how to build the database. * A physical data model specifies how to implement a logical data model in a specific DBMS, such as SQL Server.” 1.2 Teori khusus Selain teori umum, terdapat juga teori-teori khusus yang mendukung dalam pembuatan sistem basis data. Berikut teori-teori khusus yang mendukung dalam pembuatan sistem : 1.2.1 Database Language 2.2.2.1 Data Definition Language (DDL) Menurut Connolly dan Begg (2010:92), pengertian Data Definition Language adalah suatu bahasa yang memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi nama suatu entitas, atribut, dan relasi data yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan integritas data yang diasosiasikan dan batasan (constraint) keamanan data. Perintah dalam bahasa tersebut secara umum antara lain: 1. CREATE, digunakan untuk membuat suatu objek basis data yang baru. 2. ALTER, digunakan untuk mengubah atribut-atribut dari objek basis data yang sudah terdapat pada basis data. 3. DROP, digunakan untuk menghapus objek tertentu. 2.2.2.2 Data Manipulation Language (DML) Menurut Connolly dan Begg (2010:92), pengertian Data Manipulation Language adalah suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung manipulasi data yang berada pada basis data. Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi : 1. Penambahan data baru ke dalam basis data. 2. Modifikasi data yang disimpan ke dalam basis data. 3. Pengembalian data yang terdapat di dalam basis data. 4. Penghapusan data dari basis data. DML dibagi menjadi 2 jenis yaitu Procedural dan Nonprocedural. Menurut Connolly dan Begg (2010:93), pengertian Procedural DML adalah suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk mendeskripsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan Non-procedural DML adalah sebuah bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa memperhatikan bagaimana data diperoleh. Perintah-perintah dalam DML antara lain : 1. SELECT, digunakan untuk melakukan query. 2. INSERT, digunakan untuk memasukan data ke tabel. 3. UPDATE, digunakan untuk memperbaharui data pada tabel. 4. DELETE, digunakan untuk menghapus data dari tabel. 5. FROM, digunakan untuk menentukan tabel yang ingin digunakan selama proses pengeksekusian query. 6. WHERE, digunakan untuk melakukan filtrasi data pada table yang dilakukan query berdasarkan kondisi tertentu. 1.2.2 Normalisasi Normalisasi adalah suatu teknik dimana digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antara atribut dengan memberikan kebutuhan data yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Seperti yang disampaikan oleh Connolly dan Begg, (2010:416) normalisasi merupakan sebuah teknik untuk memproduksi satu set hubungan dengan sifat yang diinginkan, memberikan kebutuhan data pada perusahaan. Proses Normalisasi antara lain : 1. Unnormalized Form (UNF) Merupakan sebuah tabel awal yang belum ternormalisasi yang berisikan satu atau lebih kumpulan data yang berulang. Untuk membuat tabel UNF yaitu dengan memindahkan data dari sumber informasi yang di dapat ke dalam tabel dengan format baris dan kolom, jika ada atribut yang mempunyai banyak nilai (multivalue) akan masuk ke dalam bentuk UNF. 2. First Normal Form (1NF) Bentuk normalisasi tahap pertama yang merupakan sebuah relasi dimana sebuah titik pertemuan antara setiap baris dan kolom yang berisi satu dan hanya satu nilai. 3. Second Normal Form (2NF) Tahapan kedua setelah 1NF terpenuhi yaitu 2NF dimana merupakan sebuah relasi yang terdapat di dalam 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung pada primary key. 4. Third Normal Form (3NF) Merupakan tahapan ketiga dalam normalisasi dimana sebuah relasi yang terdapat pada bentuk normalisasi pertama dan kedua, yang mana atribut primary key bergantung pada primary key. Menurut Ghandi dan Beer (2012:1) dalam jurnalnya yang berjudul “Group Normalization for Genomic Data” normalisai merupakan suatu fase yang sangat penting dalam analisis Genomic Dataset karena setiap DNA memiliki dataset yang berbeda-beda. Berikut kutipan yang menjelaskannya: “Data normalization is a crucial preliminary step in analyzing genomic datasets. The goal of normalization is to remove global variation to make readings across different experiments comparable. In addition, most genomic loci have non-uniform sensitivity to any given assay because of variation in local sequence properties. In microarray experiments, this nonuniform sensitivity is due to different DNA hybridization and crosshybridization efficiencies, known as the probe effect. In this paper we introduce a new scheme, called Group Normalization (GN), to remove both global and local biases in one integrated step, whereby we determine the normalized probe signal by finding a set of reference probes with similar responses. Compared to conventional normalization methods such as Quantile normalization and physically motivated probe effect models, our proposed method is general in the sense that it does not require the assumption that the underlying signal distribution be identical for the treatment and control, and is flexible enough to correct for nonlinear and higher order probe effects. The Group Normalization algorithm is computationally efficient and easy to implement. We also describe a variant of the Group Normalization algorithm, called Cross Normalization, which efficiently amplifies biologically relevant differences between any two genomic datasets” Normalisasi sangat membantu dalam proses Data Mining, seperti yang dijelaskan dalam jurnal yang berjudul “Ranking Normalization Methods for Improving the Accuracy of SVM Algorithm by DEA Method” yang ditulis oleh Eftekhary, Gholami, Safari dan Shojaee (2012:1), berikut kutipan yang dapat menjelaskannya “Data mining techniques, extracting patterns from large databases have become widespread in all life's aspect. One of the most important data mining tasks is classification. Classification is an important and widely studied topic in many disciplines, including statistics, artificial intelligent, operations research, computer science and data mining and knowledge discovery. One of the important things that should be done before using classification algorithms is preprocessing operations which cause to improve the accuracy of classification algorithms. Preprocessing operations include various methods that one of them is normalization. In this paper, we selected five applicable normalization methods and then we normalized selected data sets afterward we calculated the accuracy of classification algorithm before and after normalization. In this study the SVM algorithm was used in classification because this algorithm works based on n-dimension space and if the data sets become normalized the improvement of results will be expected. Eventually Data Envelopment Analysis (DEA) is used for ranking normalization methods. We have used four data sets in order to rank the normalization methods due to increase the accuracy then using DEA and AP-model outrank these methods.” 1.2.3 Database Lifecycle Menurut Connoly dan Begg (2010:313), sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar sehingga siklus hidup aplikasi database berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Tahapan-tahapan siklus hidup aplikasi adalah sebagaimana terlihat pada gambar berikut : Gambar 2.1 Database Lifecycle (Sumber : Connoly, 2010:314) 2.2.4.1 Definisi Sistem Menurut Connolly dan Begg (2010:316), sistem adalah menggambarkan lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan user view yang utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi basis data diperlukan untuk mengenali batasan sistem dan bagaimana antarmuka dengan bagian sistem informasi lainnya dalam organisasi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah batasan pemakai dan aplikasi mendatang. Mengidentifikasikan user view sangat penting dalam mengembangkan aplikasi basis data agar dapat memastikan tidak ada pemakai utama yang terlupakan ketika mengembangkan keperluan untuk aplikasi baru. Menurut O’Brien (2003:8) sistem adalah kumpulan elemen yang saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu kesatuan atau sekumpulan komponen yang saling terhubung dan bekerja sama untuk mencapai sasaran dengan menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang teroganisir. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang berhubungan untuk melaksanakan kegiatankegiatan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. 2.2.4.2 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan Menurut Connolly dan Begg (2010:316), pengumpulan dan analisis kebutuhan adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang bagian organisasi yang didukung oleh sistem aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru. Pengumpulan dan analisis kebutuhan adalah tahapan persiapan merancang basis data. Jumlah data yang dikumpulkan tergantung pada masalah alamiah dan kebijakan suatu perusahaan. Lebih banyak mempelajari lebih cepat membimbing ke analisis permasalahan. Lebih sedikit berpikir dapat mengakibatkan membuang waktu dan uang secara sia-sia karena bekerja pada solusi yang salah ke masalah yang salah. Beberapa teknik atau cara untuk mendapatkan informasi adalah dengan teknik Fact Findng. Fact Finding adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan kebutuhan. 2.2.4.3 Metodologi Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:466), metodologi perancangan basis data adalah suatu pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, alat-alat, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Menurut Connolly dan Begg (2010:467) proses perancangan terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1. Perancangan Basis Data Konseptual Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun suatu model informasi yang digunakan suatu perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua pertimbangan fisikal. 2. Perancangan Basis Data Logikal Perancangan basis data logikal adalah proses membangun model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada spesifik data model, tetapi berdiri sendiri terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisikal lainnya. 3. Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan satu deskripsi mengenai implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder; dia menggambarkan dasar relasi, file organisasi, dan indeks- indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas constraint dan pengukuran keamanan 2.2.4.4 Seleksi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010:325), pengertian seleksi DBMS adalah menyeleksi DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data. Seleksi DBMS dilakukan antara tahapan perancangan database logikal dan perancangan database fisikal. Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS, piranti lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai. 2.2.4.5 Perancangan Aplikasi Menurut Connolly dan Begg (2010:329), pengertian perancangan aplikasi adalah merancang antarmuka pemakai dan program aplikasi, yang akan memproses basis data. Perancangan basis data dan aplikasi merupakan aktivitas yang dilakukan secara bersamaan pada database application life cycle. 2.2.4.6 Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian prototyping adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan fitur-fitur sistem berjalan dengan baik atau tidak, dan bila memungkinkan untuk menyarankan peningkatan atau bahkan penambahan fitur-fitur baru ke dalam sistem database. Ada dua macam strategi prototyping yang digunakan sekarang : 1. Prototyping Kebutuhan (Requirement Prototyping) Menggunakan suatu prototype untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data dan ketika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang. 2. Prototyping Evolusioner (Evolutionary Prototyping) Prototype Evolusioner digunakan dengan tujuan yang sama. Perbedaan yang penting adalah bahwa prototype tidak dibuang tetapi dengan mengembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang dikerjakan. 2.2.4.7 Implementasi Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian implementasi adalah realisasi fisik suatu basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dapat dicapai menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI). Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur-struktur basis data dan file-file basis data yang kosong. Semua spesifikasi user view juga diimplementasikan pada tahap ini. 2.2.4.8 Data Conversion And Loading Menurut Connolly dan Begg (2010:334), pengertian data convertion and loading adalah mentransfer semua data yang telah ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang baru. Tahap ini hanya dibutuhkan ketika sistem basis data yang baru menggantikan sistem basis data yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk memasukkan file ke dalam basis data baru tujuannya adalah untuk memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru. 2.2.4.9 Pengujian Menurut Connolly dan Begg (2010:334), pengertian pengujian adalah proses menjalankan program aplikasi dengan maksud untuk mencari kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Untuk mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan perencanaan strategi uji dan menggunakan data asli untuk semua proses penguji. Pengguna-pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian suatu sistem adalah dengan menguji basis data pada sistem hardware yang berbeda, tetapi sering kali ini tidak tersedia. Jika data sesungguhnya digunakan, sangat penting sekali untuk memiliki backup untuk menangkap kesalahan yang terjadi Setelah pengujian selesai , system aplikasi siap digunakan dan diserahkan ke pemakai. 2.2.4.10 Operasional dan Pemeliharaan Menurut Connolly dan Begg (2010:335), pengertian operasional dan pemeliharaan adalah proses memonitor dan memelihara sistem yang telah di-install. 1.2.4 Ekspor dan Impor Peraturan dalam tata cara melakukan ekspor dan impor sangatlah ketat, tidak semua barang dapat dikirim dan diterima secara bebas. Tata cara ekspor dan impor pun sudah diatur oleh Badan BeaCukai. Menurut www.beacukai.go.id(2010) ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean, sedangkan kegiatan impor adalah kegiatan memasukan barang ke daerah pabean. Daerah pabean merupakan daerah suatu Negara dimana terdapat batas-batas yang diatur, sehingga ada kewajiban yang harus dipenuhi jika ingin melewati wilayah tersebut, baik darat, perairan, maupun udara. Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban kepabeanan dibidang ekspor dan impor dalam bentuk tulisan di atas formulir atau data elektronik. Berikut beberapa peraturan ekspor dan impor yang wajib di penuhi oleh eksportir maupun importir dan sanksi yang harus dilaksanakan jika melanggar peraturan: Prosedur proses perijinan ekspor dan impor • Eksportir atau importir wajib memberitahukan barang yang akan diekspor ke kantor pabean pemuatan dengan menggunakan PEB atau PIB disertai Dokumen Pelengkap Pabean. • PEB dan PIBdisampaikan paling cepat 7 hari sebelum tanggal perkiraan ekspor,impor dan paling lambat sebelum barang ekspor atau impor masuk Kawasan Pabean • Penyampaian PEB atau PIB dapat dilakukan oleh eksportir/importir atau dikuasakan kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) • Pada Kantor Pabean yang sudah menerapkan sistem PDE (Pertukaran Data Elektronik) kepabeanan, eksportir atau importir /PPJK wajib menyampaikan PEB dengan menggunakan sistem PDE Kepabeanan Sanksi • Mengekspor dan mengimpor tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean dipidana penjara paling singkat 1 tahun paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit lima puluh juta rupiah paling banyak lima miliar rupiah. • Menyampaikan pemberitahuan pabean yang tidak benar, palsu atau dipalsukan dipidana penjara paling singkat 2 tahun paling lama 8 tahun dan pidana denda paling sedikit seratus juta rupiah paling banyak lima miliar rupiah. • Tidak menyampaikan atau terlambat menyampaikan pembatalan ekspor atau impornya dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar lima juta rupiah. • Salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit 100% dari pungutan negara di bidang ekspor/impor yang kurang dibayar dan paling banyak1.000% dari pungutan negara di bidang ekspor/impor yang kurang dibayar. Penjaluran • JALUR MERAH, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan dilakukan pemeriksaan fisik, dan dilakukan penelitian dokumen sebelum penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB); • JALUR HIJAU, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB); • JALUR KUNING, adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran Barang Impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen sebelum penerbitan SPPB; • JALUR MITA Non-Prioritas; • JALUR MITA Prioritas.