BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Setelah dilanda berbagai krisis di tahun 1997, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan tanda‐tanda pemulihan. Tingkat suku bunga yang mulai menurun, inflasi yang cendrung stabil, dan tingkat kepercayaan konsumen yang semakin meningkat, merupakan indikator yang menunjukkan hal tersebut. Indikator‐indikator tersebut pun menjadi pertanda akan menggeliatnya kembali pasar modal sebagai salah satu sarana untuk investasi. Ini dapat dilihat dari kenaikan indeks harga saham gabungan yang hampir mencapai 60% pada tahun 2006. Peluang ini tentu akan memberikan imbas yang positip kepada PT. Danareksa sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa finansial. Akan tetapi peluang ini pun mengundang perusahaan‐perusahaan penyedia jasa finansial lainnya untuk ikut serta memanfaatkan peluang yang ada. Semakin banyaknya perusahaan penyedia jasa finansial ini, tentu menuntut PT. Danareksa untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada konsumennya. Peningkatan kualitas ini dapat berupa kecepatan eksekusi perintah transaksi dari nasabah, kemudahan dalam penyampaian perintah transaksi, penyediaan layanan dalam satu atap (One Stop Service), maupun dukungan riset yang cepat dan akurat. 15 Dukungan riset menjadi sesuatu yang sangat penting bagi nasabah, terutama bagi nasabah perorangan (ritel), mengingat akses mereka ke sumber informasi yang terbatas. Dukungan riset ini dapat berupa riset mengenai makro ekonomi, mikro ekonomi, maupun pergerakan harga instrumen pasar modal terutama saham dan obligasi. Dalam analisa pergerakan harga saham, ada dua metode yang dikenal secara umum yaitu metode teknikal dan metode fundamental. Analisa teknikal merupakan analisa yang dasar perhitungannya berdasarkan kinerja harga saham di pasar atau bursa saham, sedangkan analisa fundamental mendasari perhitungan trend pergerakan harga sahamnya berdasarkan kinerja finansial perusahaannya(O’neil, 2003). a. Analisa Fundamental Pada dasarnya analisa ini bertujuan untuk membandingkan nilai intrisik suatu saham dengan nilai pasarnya. Analisa ini biasanya menggunakan kinerja masa lalu sebagai titik awal analisanya, kemudian memprediksi kinerja yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Analisa ini meliputi analisa free cash flow, ratio, perkembangan pendapatan perusahaan, kinerja manajemen, dan faktor‐faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. b. Analisa Teknikal Analisa ini didasari oleh trend pergerakan harga dipasar. Metode ini berpendapat bahwa pergerakan harga saham dipasar lebih dipengaruhi oleh hukum supply/demand dimana hukum ini akan menimbulkan trend yang dapat diprediksi sebelumnya. 16 Dow theory dapat dikatakan merupakan teori yang mendasari pengembangan metode analisa teknikal. Teori ini memiliki enam dalil utama yaitu (Pring, 1988): 1. Rata‐rata dari harga penutupan telah mendiskon semuanya. Menurut teori Dow, harga penutupan telah menggambarkan ekspetasi pasar atas pergerakan suatu saham. 2. Pasar memiliki tiga trend utama, yaitu: trend primer, trend sekunder/intermediate, trend minor. 3. Garis menentukan trend, garis yang dimaksud adalah pergerakan harga saham selama 2 atau 3 minggu disekitar 5% dari rata‐rata berjalannya. Jika harga cenderung berada diatas garis maka trend akan bergerak menguat dan berlaku juga sebaliknya. 4. Hubungan harga dan volume harus saling mendukung, hubungan harga dan volume yang normal adalah jika harga naik, maka volume harus ikut bertambah, begitu juga sebaliknya, jika harga turun, maka volume harus berkurang. Prinsip ini sejalan dengan hukum supply dan demand. 5. Pergerakan harga menentukan trend, pergerakan harga menggambarkan trend yang terjadi. Jika puncak‐puncak harga yang terjadi mengalami penurunan, maka trend pergerakan saham akan menurun. 6. Pergerakan rata‐rata indeks harus mendukung, untuk memastikan pergerakan saham sejalan dengan pergerakan pasar, maka pergerakan indeks harus sejalan dengan pergerakan harga saham. 17 Teori Dow menjadi dasar berbagai metode analisa teknikal seperti moving average, MACD, Relative Strength Index (RSI), Stochactic Oscillator, dll. Jika melihat dari rentang waktu yang digunakan, maka analisa fundamental cenderung digunakan untuk menganalisa trend primer yang dalam analisanya menggunakan rentang waktu acuan yang panjang (tahunan). Analisa teknikal cenderung digunakan untuk memprediksi trend yang rentang waktunya cenderung lebih pendek. Sebagai perusahaan penyedian jasa finansial, PT. Danareksa harus mampu memprediksi trend pergerakan harga saham ini secara akurat. Terlebih lagi dengan semakin rendahnya suku bunga simpanan maka jumlah investor individual menjadi bertambah, dan mereka cenderung merupakan investor yang memiliki rentang waktu investasi yang relatif pendek. Untuk itu diperlukan suatu metode peramalan trend yang dapat menjadi metode alternatif selain metode peramalan yang telah ada, yang mampu memberikan tingkat keakuratan dan kecepatan yang lebih tinggi. 3.2 Perumusan Masalah Metode berjalan (Moving Methods) merupakan metode peramalan trend yang telah umum dan banyak digunakan. Metode ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya kesederhanaan proses perhitungan, variabel yang dibutuhkan sangat sedikit, dan dapat digunakan pada metode lain untuk menstabilkan sinyal yang muncul. 18 Dalam penerapannya, metode berjalan tidak dapat berdiri sendiri. Untuk memastikan suatu sinyal benar diperlukan metode lain untuk mengkonfirmasikan hal tersebut, metode yang biasanya digunakan untuk memastikan sinyal yang muncul pada metode berjalan adalah MACD (Moving Average Convergence Divergence). Sesuai dengan namanya, MACD merupakan suatu metode turunan dari metode berjalan. Jika dilihat dari type grafik yang dihasilkan, maka MACD termasuk dalam type Oscillator, dan tujuan utama dari metode MACD adalah untuk mengetahui kecenderungan trend yang dihasilkan dari perhitungan metode berjalan. Dalam perhitungannya, MACD menggunakan hasil perhitungan dari metode berjalan yang digunakan. MACD sangat membantu dalam membaca trend yang dihasilkan oleh metode berjalan, sehingga jika terdapat false signal pada metode berjalan, maka akan menghasilkan false signal pula pada hasil perhitungan metode MACD. 3.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah: • Meningkatkan akurasi sinyal trend. • Memberikan metode alternative dalam penentuan trend pergerakan harga saham. 19 3.4 Pembatasan Masalah Pembahasan permasalahan dalam tesis ini hanya dibatasi pada hal‐hal berikut: 1. Peramalan trend pergerakan harga saham dengan metode berjalan. 2. Peramalan trend pergerakan harga saham dengan metode MACD. 3. Peramalan trend pergerakan harga saham dengan Moving Average Momentum Oscillator (MAMO). 4. Data yang digunakan hanya data harga penutupan dari sebagaian saham LQ 45 yang dipilih mulai dari bulan Oktober 2006 hingga Februari 2007. 20