BAB II LANDASAN TEORI A. Signaling Theory (Teory Signal) Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (insiders) perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi mutakhir dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor luar. (Arifin, 2005 ) Signalling theory merupakan penjelasan dari asimetri informasi. Terjadinya asimetri informasi disebabkan karena pihak manajemen mempunyai informasi lebih banyak mengenai prospek perusahaan. Untuk menghindari asimetri informasi, perusahaan harus memberikan informasi sebagai sinyal kepada pihak investor. Asimetri informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor. Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pementauan dalam menanamkan dana pada suatu perusahaan. Jadi sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account (rekening) pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk diinformasikan kepada investor maupun calon investor. Rasio - rasio dari 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ laporan keuangan seperti Return on assets (ROA), Size perusahaan, dan Economic Value added (EVA) maupun rasio-rasio lain bermanfaat bagi investor mupun calon investor sebagai salah satu dasar analisis dalam berinvestasi karena rasio rasio tersebut merupakan bagian dari rasio keuangan yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. B. Economic value added 1. Pengertian Economic Value added Definisi EVA (Young, 2001: 17 ) adalah: EVA merupakan pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal sebagai penghasilan sisa/residual income) yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal. Menurut Tunggal (2001: 1) : Economic value added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating costs) dan biaya modal (cost of capital). Berdasarkan pengertian di atas, EVA ditentukan oleh dua hal : pertama, keuntungan ekonomi menggambarkan penciptaan value di dalam perusahaan. Kedua, biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value. 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hubungan antara EVA dan nilai perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila perhitungan EVA tidak hanya pada periode masa kini tetapi juga mencakup periode yang akan datang. Hal ini disebakan karena EVA pada suatu tahun tertentu menunjukkan besarnya penciptaan nilai sekarang dari total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut (Young, 2001: 32): Nilai Sekarang = Total Modal yang diinvestasikan + EVA Persamaan di atas jelas menunjukkan bahwa EVA yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut akan tercermin pada harga saham yang lebih tinggi sebaliknya mungkin saja nilai perusahaan lebih rendah dari total modal yang diinvestasikan apabila total EVA yang dihasilkan perusahaan tersebut mempunyai nilai negatif. Dari penjelasan tersebut diatas jelas terlihat bahwa EVA sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai. Penggunaan EVA sangat terkait dengan semakin meningkatnya kesadaran para manajemen bahwa tugasnya adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai pemegang saham dan bukan untuk mencapai tujuan lain. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA para manajer akan 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. 2. Langkah – langkah menghitung EVA Ada beberapa metode dalam menentukan nilai EVA, dalam penelitian ini menggunakan rumusan EVA menurut versi S. David Young yang dikutip oleh Tunggal (2001: 1) adalah sebagai berikut: EVA = NOPAT– Capital Charges Dimana : NOPAT : Net Operating Profit After Tax Capital Charges : WACC X Invested Capital a. Menghitung NOPAT NOPAT menurut Tunggal (2001 : 5) adalah : NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash book kepping entries seperti biaya penyusutan. NOPAT = Laba Bersih Usaha – pajak penghasilan b. Menghitung Invested capital Invested capital menurut Tunggal (2001 : 5) adalah : Jumlah seluruh pinjaman diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya. Invested Capital = Total Hutang & Ekuitas - Hutang jangka pendek c. Menghitung WACC Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung weight average dari berbagai sumber dana tersebut. Menurut Tunggal (2001: 4) WACC dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : WACC = { (D x rd) (1 - TAX) + (E x re) } 1. Kelebihan EVA EVA sebagai alat pengukur kinerja memiliki beberapa kelebihan dibanding tolak ukur kinerja lain diantaranya adalah (Young, 2001 : 32) : a. EVA dapat dihitung pada tingkat divisi Jika diketahui NOPAT yang mengukur laba perusahaan yang diperoleh dari operasi yang berjalan, modal yang diinvestasikan dan WACC, maka EVA menurut teori dapat dihitung untuk setiap kesatuan 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ termasuk divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis dan sebagainya; b. EVA merupakan pengukuran aliran, bukan pengukuran saham. Karenanya, dapat dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu tertentu. EVA dikatakan sebagai suatu aliran sebab EVA mengukur laba. EVA adalah cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan pengembalian menjadi aliran; c. EVA dapat meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham. Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA merupakan laba ”ekonomis” kebalikan dari laba ”akuntansi”. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek laba ekonomis, tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Gagasan dari laba ekonomis menegaskan hubungan EVA, terhadap kekayaan pemegang saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolak ukur berdasarkan nilai. C. Return On Assets (ROA) Terdapat berbagai macam definisi mengenai return on assets. Beberapa di antaranya seperti di bawah ini : 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Dahlan Siamat (2001 : 102), ROA yaitu : Rasio yang memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasi berapa besar keuntungan dapat diperoleh rata terhadap setiap rupiah assetnya. Menurut Brigham dan Houston (2001 : 90), ROA yaitu : Rasio laba bersih terhadap total aktiva yang mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak. Rendahnya ROA disebabkan oleh Basic Earning Power (BEP) atau kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi yang rendah serta tingginya biaya bunga karena penggunaan kewajiban di atas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003 : 145), ROA yaitu : Hasil Atas Total asset (HAA) adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia, disebut juga Hasil Atas Investasi (HAI), semakin tinggi hasil yang dihasilkan semakin baik. Meskipun memiliki beragam definisi, secara umum return on assets memiliki formula sebagai berikut : Laba bersih setelah pajak ROA = D. Total aktiva x 100% SIZE Perusahaan Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Indriani:2005). A. Expected Return saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang (Jogiyanto,2003 : 109). Perhitungan Expcted Return dapat dirumuskan sebagai berikut : E ( Ri ) = αi + βi . E(RM) Di mana : E ( Ri ) = Return ekspektasi sekuritas ke-i αi = Nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar βi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan R akibat dari perubahan R (sensitifitas perubahan return i M harian saham terhadap return pasar) 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ E (RM) = Tingkat return dari indeks pasar (return yang merupakan prosentase perubahan IHSG) B. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai EVA, ROA dan EPS sudah beberapa kali dilakukan di Indonesia. Tetapi penelitian mengenai Expected return saham masih sangat sedikit dilakukan di Indonesia Tabel 2.1 Penelitian terdahulu yang dilakukan di Indonesia Nama Peneliti (tahun) Variabel yang digunakan Hasil penelitian penjelasan ROA dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham Arus kas, laba kotor dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap expected return ROA dan EVA mempunyai sig > 5% maka Ha ditolak Arus kas, laba kotor dan size perusahaan mempunyai sig < 5% maka Ha diterima EPS mempunyai sig < 5% maka Ha diterima PER dan DER mempunyai sig > 5% maka Ha ditolak ROA mempunyai sig < 5% maka Ha diterima EVA mempunyai sig > 5% maka Ha ditolak Purwanto Hadi waluja (2005) ROA, EVA dan tingkat keuntungan saham Ninna Daniati dan Suhairi (2006) Arus kas, laba kotor,size perusahaan dan expected return Esti Puji Astutik (2005) EPS, PER, DER, dan Return Saham EPS berpengaruh terhadap return saham sedangkan PER dan DER tidak berpengaruh terhadap return saham Muhammad albahi (2009) ROA, EVA dan tingkat keuntungan saham ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham, EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Noor Sasongko dan Nila Wulandari (2006) C. EVA, ROA, ROE, ROS, EPS, BEP, dan Harga Saham EPS berpengaruh terhadap harga saham sedangkan EVA, ROA, ROE, ROS, dan BEP tidak berpengaruh terhadap harga saham EPS mempunyai sig < 5% maka Ha diterima EVA, ROA, ROE, ROS, dan BEP mempunyai sig > 5% maka Ha ditolak Kerangka Penelitian Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam kerangka penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut : ROA Variabel Moderating EVA (Economic Value Added) Independen (X1) Expected Return Dependent (Y) SIZE Variabel Kontrol Gambar 2.1 Kerangka Penelitian 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/