1~YJ-/ f`/Gt /r/,, . ·

advertisement
1~YJ-/ f'/Gt
/r/,, . ·
// 'I
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM
MENINGKATKAN VOLUME PEMBIAYAAN PADA
PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) SYARIAH
Oleh:
DEDY AKHMADI
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI' AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKON<)MI ISLAM)
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUICUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAlfI
JAKARTA
1427 HI 2006
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN
VOLUME PEMBIAYAAN PADA PT FEDERAL INTJE:RNATIONAL
FINANCE (FIF) SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakulatas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh:
DEDY AKHMA
10216 25323
//
Di 1Bawa Bimbingan
/
I -n
Dr/ H. Anw
bbas MM M.A .
I
\__
131 273 007
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI'AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOJVll ISLAM)
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 HI 2006
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi
yang
berjudul
MENINGKATKAN
"ANALISIS
VOLUME
STRATEGI
PEMBIAYAAN
PEMASARAN
PADA
PT
DALAM
FEDERAL
INTERNATIONAL FINANCE (FIF) SY ARIAH" telah diujikan dalam Sidang
Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum VIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada
tanggal 23 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Program Studi Muamalat
PROF.DR.H. uhammad Amin Suma,SH,MA,MM
NIP. 150 210 422
P ANITIA UJIAN
Ketua
: Drs. Yayan Sopyan, M.Ag
NIP.150277991
Sekretaris
: Ah. Azharuddin
Lathit~
M.Ag
NIP. 150 318 308
Pembimbing: Drs. H. Anwar Abbas, MM, M.Ag
NIP. 131 273 007
Penguji I :Dr.Ir. M.Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc (
NIP. 450 005 016
Penguji II
: H. Irfan Humaidi, S.Ag, MM
4. Bapak Nurcahyo, PT Federal International Finance, yang telah dengan sabar
mau memberikan kesempatan penulis untuk dapat meminta data. Mungkin
tanpa kesediaannya skripsi ini tidak dapat terlaksana.
5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, atas fasilitas
perpustakaan, buku - buku dan literatur yang sm1gat banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Kakak kakaku yang selalu membantu segala keperluan penulis,
Keluarga Roy Suryadian yang menjadi inspirasi bagi penulis, dan seluruh
Keluarga Besar HM Ichsom.
7. Kedua Orang Tua, Alm. Ayahku HM Ichsom, maafkanlah kesalahan kesalahan anak-Mu ini. Rabbiglifirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fu'anhu.
Amiiin ..
8. Yang terakhir dan sangat berarti bagi penulis "Silvi Yanti" yang selalu
memberikan kasih sayang dan semangat senantiasa. Semoga semuanya
berjalan seperti apa yang kita harapkan bersmna. Amin!
9. Teman - temanku se-angkatan dan seperjuangan, ya11g telah bersama - smna
menuntut ilmu selama ini. Semoga persahabatan kita tetap terjalin.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Jazakumullah
Khairan Katsiro ..
Jakarta, 15 November 2006
I Dzulqa'dah 1427 H
Penulis
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR. .............................................................................................. .iv
DAFTAR 181 .................................................................................... vi
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalab ............................ , ....... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... , ................ 8
D. Metode Penelitian .......................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ..................................................... 11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pernasaran Jasa ............................................................... 13
B. Pengertian Strategi Pernasaran Islami ............................................... 17
C. Karakteristik dan Tujuan Strategi Pernasaran Islami
................ 20
D. Analisa Situasi Pemasaran ................................................. 23
E. Desain Strategi Pernasaran .................................................. 24
F. Bauran Pemasaran Islami ................................................... 25
BAB III
GAMBARAN UMUM PT FEDERAL INTERNATIONAi, FINANCE
(FIF)
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan ..................................... .46
B. Kegiatan Usaha ............................................................. 49
C. Visi dan Misi ...................................... , ......................... 50
D. Struktur Organisasi Dan Manajemen .................................... 53
E. Produk - Produk ............................................................. 56
F. FIF Syariah Dan Konvensional .......................................... 56
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN FIF' SYARIAH DALAM
MENINGKATKAN VOLUME PEMBIAYAAN
A. Strategi Pemasaran Pada FIF Syariah .................................... 63
I. Aplikasi Pembiayaan Pada FIF Syariah ............................ 63
2. Strategi Pemasaran Pembiayaan Pada FIF Syariah ................72
B. Analisis Terhadap Strategi Pemasaran FIF Syariah .................... 78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................. 93
B. Saran ......................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 98
LAMPI RAN - LAMP IRAN .................................................................................. 100
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi Islam merupakan salah satu bagian dari muamalat, yang mengatur
hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Asal hukumnya adalah boleh I
jaiz, selama tidak ada hukum yang melarangnya. Jika telah ada hukum baik itu Al Qur'an maupun Hadits yang melarangnya maka ha! itu menjadi terlarang untuk
dilakukan. Nabi Muhammad Saw. Sendiri merupakan seorang pedagang yang cakap
dan jujur dalam bermuamalah. Sifat dan cara - cara Nabi inilah yang kemudian
menjadi contoh bagi Umat Islam untuk melakukan Muamalah Khususnya kegiatan
ekonomi.
Prinsip prinsip dari ekonomi Islam sendiri adalah sebagai berikut :
I. Prinsip Tauhid dan Kekeluargaan
Prinsip ini merupakan salah satu prinsip pokok dalan1 ekonomi islam. Dalam
konteks ekonomi islam tauhid berarti inti dari seluruh intisari ekonomi islam,
yaitu mengajarkan manusia bagaimana untuk berhubungan dan berjual beli
dengan orang lain di dalam pandangannya hubungan dengan Tuhan. Disamping
cara berfikir ekonomi berdasarkan pasar
bursa, alokasi sumber daya,
memaksimalkan kegunaan keuntungan, ada kebenaran yang lebih mendasar yaitu
keadilan sosial. Keadilan sosial yang ada dalam ekonomi islan1 praktek dan
2
ilmunya diambil dari Al qur'an sebagai pedoman hidup manusia. Prinsip
m1
dalam pelaksanaannya antara lain meniadakan riba (bunga).
2. Prinsip Kerja dan Produktivitas
Prinsip dasar kedua dari ekonomi islam adalah tentang kerja dan penilaian
ke1ja berdasarkan kerja yang dihasilkan. Pernyataan ini bahwa upah harus
proporsional terhadap jumlah dan kategori kerja yang dihasilkannya (buruh).
Pendapatan individu lebih baik dari yang meajadi haknya berkat tenaga kerja
dan sumber lainnya, yang menghasilkan pendapatan. Ia melakukan apa yang
dinamakan dengan rububiyah yaitu pemilik tunggal alat-alat produksi. Karena
gagasan ekonomi islam berdasar sernua alat-alat produksi termasuk Tuhan, jadi
yang dilakukan individu melampaui batas dan berlebihan.
3. Prinsip Keadilan Distribusi
Prinsip dasar ketiga dari ekonomi islam adalah hak masyarakat untuk
mebagikan harta benda /kekayaan sendiri. Dan ini sudah banyak keterangannya
dalam Al qur'an. Hal-hal utama pendapatan nasional dan pembayaran transfer
digunakan untuk tujuan pembagian kembali dalam ekonomi islam adalah, zakat
sadaqah, ghanimah, fai ', jidht, kharaj, dan us hr. Pendeknya pembagian kembali
yang adil atas pendapatan dan kekayaan diwajibkan kepada negara islam dan
individunya, dan harus berdasar pada asas tauhid dan persaudaraan. Tujuan dari
pembagian kembali ini adalah untuk meningkatkan transformasi yang produktif
3
atas pendapatan dan kekayaan nasional untuk lapangan kerja dan kesejahteraan
masyarakat.
Pertwnbuhan ekonomi islam di indonesia dimulai dengan
twnbuhnya bank
syariah di indonesia, yaitu pada tahun 1992, yang sebelumnya di dahului dengan
lokakarya MUI yang membahas tentang perbankan syariah. Sejak saat itulah, bank
syari'ah mulai tumbuh dan berkembang di Indonesia. Perkembangan syari'ah yang
pesat barn terasa semenjak pemerintah dan Bank Indonesia memberikan komitmen
besar dan menempuh berbagai kebijakan untuk mengembangkan sistem ekonomi
syari'ah dengan serius. Walaupun lebih fokus pada kegia1an perbankan, klmsusnya
sejak perubahan undang-undang perbankan dengan undang-undang No. 10 tahun
1998.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi Islam bukanlah hanya bank
Syariah saja. Itu hanya merupakan salah satu bagian dari ekonomi Islam. Lembaga
keuangan non bank pun sudah mulai banyak menjamur di Indonesia. Walaupun
kemudian tanpa di dukung oleh regulasi dari pemerintah yang memadai untuk
operasionalnya.
Salah satu dari lembaga keuangan lainnya selain bank adalah lembaga
pembiayaan I leasing. Sebagai pembiayaan alternatif, lembaga ini telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat dewasa ini. Ditambah lagi telah adanya pembiayaan
secara Syariah untu kebutuhan kendaraan bermotor roda dua yaitu FIF Syariah.
Aktifitas perusahaan pembiayaan adalah memenuhi pembiayaan untuk barang -
4
barang kebutuhan masyarakat, terutama untuk barang -· barang elektronik, dan
kendaraan bermotor, seperti mobil dan motor. Usaha pembiayaan
ini juga
memungkinkan masyarakat pemakai modal yang disewa untuk memiliki barang
tersebut yang belum mereka lunasi. Yang pada akhirnya mereka angsur untuk
pembayaran barang tersebut.
Diantara faktor yang menjadikan bisnis pembiayaan begitu cepat berkembang,
adalah karena bisnis pembiayaan merupakan suatu sistem yang sesuai dengan arah
perkembangan ekonomi dewasa ini, yang sangat cepat berkembang. Dimana dalam
keadaan masyarakat yang daya belinya menurun, mereka akan lebih membeli suatu
kebutuhan atau barang secara tidak tunai, akan tetapi secara angsur I kredit. Hal ini
dianggap lebih menguntungkan mereka karena mereka dapat memakai kebutuhan
mereka tanpa harus membayar secara penuh I lunas sekaligus. Dan juga system
pemasaran mereka yang memungkinkan mereka melakukan ·~kspansi lebihjauh.
Kehadiran FIF Syariah merupakan fenomena tersendiri bagi perekonomian
Indonesia, di satu sisi mampu memberikan kontribusi yang besar bagi pergerakan
perekonomian Indonesia dan disisi lain mereka juga mampu memberikan kontribusi
yang besar dalam penyediaan jasa pembiayaan Syariah bagi masyarakat. Faktor daya
beli masyarakat yang sebagian besar masih rendah memberikan peluang bagi
perusahaan jasa pembiayaan S yariah kendaraan berrnotor roda dua untuk
memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor
roda dua dengan menggunakan sistem kredit secara Syariah.
6
apa yang disebut dengan pemasaran. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
melalui proses itu individu dan kelompok akan memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan mernpertukarkan produk dan
nilai dengan individu dan kelompok lain.
Menurut William J Stanton, pemasaran didefinisikan berdasarkan bisnis yaitu
sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi
harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang - barang pemuas
kebutuhan dan keinginan pasar. Kebutuhan akan pemasaran tidak dapat dielakkan
karena perkembangan pasar dan persaingan yang sernakin ketat. Pemasaran
dibuthkan tidak hanya oleh perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur, tetapi juga pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
pembiayaan seperti halnya FIF Syariah.
Pakar ekonomi Islam Dr Jafril Khalil
mengungkapkan, perspektif pemasaran
dalam Islam yakni ekonomi Rabbani (divinity), realistis, humanis, dan keseimbangan.
Inilah
yang membedakan sistem
ekonomi
Islam dengan
sistem
ekonomi
konvensional. Marketing menurut Islam memiliki nilai dan karakteristik yang
menarik. Marketing syariah meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang
akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Selain itu, marketing syariah
mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral didalam pelaksanaannya. Karena
7
itu, marketing syariah menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk melakukan
.
penetras1 pasar.
I
Strategi pemasaran antara kovensional dengan yang islami tentulah berbeda
dalam prosesnya akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana
meningkatkan jumlah pembiayaan dalam ha! ini. Maju atau mundurnya perusahaan
dapat dilihat dari strategi pemasaran mereka yang berdampak pada volume penjualan
perusahaan tersebut. Sehingga pemasaran
yang baik akan berdampak signifikan
terhadap pendapatan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji melalui
penelitian dengan topik Strategi Pemasaran syari' ah ini dan menuangkannya ke
dalam bentuk skripsi dengan judul: "ANALIS][S STRATEGI PEMASARAN
DALAM MENINGKATKAN VOLUME PEMBIAYAAN PADA PT FEDERAL
INTERNATIONAL FINANCE (FIF) SYARI' AH " sebagai salah satu syarat guna
meraih gelar kesarjanaan di fakultas syari'ah dan hukum L'IN Syarif Hidayatullah.
Selain itu juga karena berdasarkan kenyataan bahwa belum adanya penelitian tentang
strategi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga leasing secara syari 'ah tersebut,
terutama yang dilakukan oleh FIF syariah, karena memang juga merupakan ha! yang
barn bagi perkembangan Ekonomi Islam dan masyarakat kita saat ini.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
I. Pembatasan Masalah
1
\V\V\v.republika.corn
8
Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembahasan hanya
dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan pada FIF syari'ah terhadap
produk pembiayaannya yang akan dianalisis dari sudut pandang islami, serta
pengaruhnya terhadap peningkatan volume pembiayaan yang ada yang
berpengarnh terhadap laba perusahaan.
2. Perumusan Masalah
Perumusan dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana strategi pemasaran yang sesuai dengan ajaran Islam ?
b. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh FIF Syariah agar
dapat meningkatkan volume pembiayaan ?
c. Sejauh mana strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh FIF Syariah
sesuai dengan prinsip - prinsip strategi pemasaran Islami.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang
dilakukan oleh FIF Syariah telah tepat dan berpengarnh secara signifikan dalam
meningkatkan jumlah pembiayaan. Dan dapat memberikan masukan - masukan
kepada para pelakn dan pengambil kebijakan dalan1 menentnkan strategi
pemasaran yang beik dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
jumlah pembiayaan. Bahkan mungkin bisa dalam cangkupan yang lebih besar lagi
9
yakni pemerintah untuk dapat memberikan dasar hukum yang lebih baik untuk
berjalannya usaha ini.
2. Manfaat Penelitian
a. Mengetahui bagaimana sebenarnya strategi pemasaran yang baik dan
tepat guna serta tidak bertentangan dengan nilai - nilai syariah,
sehingga dapat diidentifikasi faktor-faktor yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam menyempumakan pemasaran pembiayaan pada
FIF syariah, sebagai lembaga leasing
syariah yang pertama di
Indonesia.
b. Dapat membuat suatu strategi pemasaran yang tepat untuk lebih
meningkatkan volume pembiayaan sehingga dapat mengembangkan
salah satu lembaga keuangan islam non bank tersebut khususnya FIF
syariah.
c. Menarnbah
khasanah
ilmu
pengetahuan
khususnya
dibidang
pemasaran dalarn ekonomi islam yang merupakan ha! yang baru dan
sedang berkembang dengan pesat khususnya di Indonesia.
D. Mctode Penelitian
Dalarn penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode - metode sebagai
berikut:
!. Metode Pengumpulan Data.
10
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berik:ut :
a. Field Research, yakni penelitian lapangan yang dilak:ukan melalui
survey langsung ke FIF Syariah yang berkantor pusat di Sunter Jakarta
Utara, yang bertujuan untuk memperoleh data yang valid dan akurat.
Hal ini dilakukan dengan earn:
1)
Interview atau wawancara kepada pihak- pihak FIF syari'ah
yang terkait dan juga meminta data - data yang berhubungan dengan
kegiatan penelitian ini.
2)
Observasi (pengamatan) terhadap jalannya sistem pemasaran
yang ada pada FIF syariah, dan kondisi FIF syariah secara umum.
b. Library Research, yaitu melakukan penelitian dengan mencari
literatur-literatur yang berupa bahan - bahan pustaka dan dokumen dokumen mengenai strategi pemasaran secara umum dan bagaimana
dalan1 analisis islam, dengan mencari dasar hukumnya dari Nash nash yang ada dan pendapat - pendapat para ulama. Kemudian ha!
tersebut dihubungkan dengan peningkatan volume pembiayaan pada
FIF syariah melalui analisis.
2. Metode Pengolahan Data
a. Deskriptif, yaitu data - data yang terkumpul
digambarkan dan dipaparkan secara apa adanya.
itu kemudian
11
b. Analitis, setelah data - data dipaparkan secara apa adanya kemudian
dianalisis
secara
kualitatif.
Dengan
analisa
mengacu pada
perspektif Strategi Pemasaran Islami.
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada buku
"Pedoman Penulisan Skripsi" Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Yang meliputi Pemasaran Jasa, Pengertian Strategi Pemasaran Islami,
Karakteristik dan Tujuan Strategi pemasaran Islami, Analisa Situasi
Pemasaran, Desain Strategi Pemasaran, serta bahasan mengenai Bauran
P emasaran Isl ami
BAB III
GAMBARAN UMUM PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE
(FIF)
Mencakup Sejarah Singkat dan Perkembangan, uaraian mengenai
Kegiatan Usahanya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi Dan Manajemen,
12
Produk
-
Produk
pembiayaan
yang
dipasarkan,
serta
babasan
perbandingan mengenai FIF Syariah dan Konvensional
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN FIF SYARIAH DALAM
MENINGKATKAN VOLUME PEMBIAYAAN
Membabas tentang Strategi Pemasaran Pada FIF Syariab, yang meliputi
aplikasi pembiayaan yang digunakan pada FIF Syariab, dan Strategi
Pemasaran Pembiayaan yang digunakan oleh FIF Syariab, serta
menganalisis strategi pemasaran tersebut melalui analisis SWOT.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini dimuat kesimpulan dari hasil penelitian ini dan saran
(rekomendasi) yang didasarkan pada hasil penelitian, dimaksudkan demi
kebaikan dan kesempurnaan strategi pemasaran terhadap produk-produk
yang telab ada pada FIF syariab. Selain itu juga dapat merekomendasi halhal yang menjadi permasalahan supaya dapat diatasi oleh perusahaan
tersebut, sehingga diharapkan dapat diatasi dan dapat berkembang dengan
baik.
BABU
TINJAUAN TEORITIS
A. Pemasaran Jasa
Bisnis jasa sangat komplek, karena banyak elemen yang mempengaruhinya,
seperti system internal organisasi, lingkungan fisik, kontak personal, iklan, tagihan
dan pembayaran, komentar dari mulut - kemulut, dan sebagainya. Oleh karena itu,
Gronroos (dalam Kotler, et al., 1996) menegaskan bahwa pemasaranjasa tidak hanya
membutuhkan pemasaran ekstemal, tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran
interaktif. 1 Sebagaimana Tabel berikut :
Pemegang
saham (pemilik)
Pemasaran
Internal
""'
Karyawan
Pemasaran lnteraktif
(
Pemasaran
~ternal
Pelanggan
Tabel 2.1
Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh
perusahaan dalam mempersiapkan jasa, menetapkan harga, melakukan distribusi, dan
mempromosikan jasa yang bemilai superior kepada pelanggan. Bila ini bisa
1
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI, 1997), Cet. Ke-2, h. 144
14
dilakukan dengan baik, maka pelanggan akan "terikat" dengan perusahaan, sehingga
laba jangka panjang bisa terjamin.
Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan dalam
rangka melatih dan memotivasi para karyawan (sebagai asset utama perusahaan dan
ujung tombak pelayanan) agar dapat melayani para pelanggan dengan baik. Yang tak
kalah pentingnya adalah pemberian penghargaan dan pengakuan yang sepadan dan
manusiawi. Aspek ini bisa membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga,
loyalitas dan rasa "memiliki" setiap orang dalarn organisasi, yang pada gilirannya
dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang
dilayani.
Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dan karyawan.
Diharapkan setiap karyawan yang loyal, bermotivasi tinggi, dan diberdayakan
(empowered) dapat memberikan Total Quality Service kepada setiap pelanggan dan
calon pelanggan. Bila ini terealisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin
hubungan berkesinambungan dengan personil dan perusaham1 yang bersangkutan.
Secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan dengan tiga hal
berikut:
1. Melakukan diferensiasi kompetitif
2. mengelola kualitas jasa
3. mengelola produktivitas
Melalmkan Diferensisasi Kompetitif
Perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat
15
pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive
disini maksudnya adalah
implementasi suatu strategi yang baru bagi bisnis tertentu, karena merupakan yang
pertama maka dapat menghasilkan keterampilan atau asset yang dapat merintangi,
mencegah atau menghalangi pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat
tandingannya.
Perusahaan jasa dapat mendiferensiasi dirinya melalui citra di mata
pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan merek yang digunakan. Selain itu
perusahaan dapat melakukan diferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa (service
delivery) melalui tiga aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa,
yaitu melalui :
I. Orang (People)
Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih
karyawan yang lebih mampu dan lebih dapat diandalkan dalam berhubungan
dengan pelanggan, daripada karyawan pesaingnya.
2. Lingkungan Fisik (Physical Environment)
Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih atraktif.
3. Proses (Process)
Perusahaan jas dapat merancang proses penyampaian jasa yang supenor,
misalnya home banking yang dibentuk oleh bank tertentu.
Mengelola Knalitas Jasa
Cara lain untuk melakuan diferensiasi adalah konsisten memberikan kualitas
yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat tercapai dengan memenuhi atau
16
bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan oleh pelanggan. Kualitas jasa
sendiri
di~engaruhi
oleh dua variable, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service)
dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil
daripada jasa yang diharapkan, maka pelanggar1 menjadi tidak tertarik lagi pada
penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya,
maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyediajasa itu lagi.
Mengelola Produktivitas
Ada enam pendekatan yang
dapat
diterapkan untuk
meningkatkan
produktivitas jasa yaitu :
I. Penyedia jasa bekerja lebih keras atau lebih cekatan daripada biasanya
2. Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi sebagian kualitasnya.
3. Mengindustrialisasikan jasa tersebuut dengan menambah perlengkapan dan
melakukan standarisasi produksi.
4. Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu dengan
jalan menemukan
suatu
solusi
berupa produk,
seperti
halnya TV
menggantikan hiburan luar rumah, pakaian wash and wear mengurangi akan
commercial laundries.
5. Merancang jasa yang lebih efektif.
6. Memberikan insentif kepada para pelannggan untuk melakukan sebagian
tugas perusahaan.
17
B. Pengertian Strategi Pemasaran Islami
Menurut Sufjan Assauri, strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan paduan tentang kegiatan
yang akan di jalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. 2
Sedangkan menurut Muhammad Syakir Sula bahwa pemasaran Islami haruslah
dilakukan oleh pelaku pemasaran atau marketer yang Islami dan memiliki moral dan
etika yang baik. Hal ini sangat penting karena itulah yang membedakan antara
pema5aran Islami dan konvensional. Aspek moral dan etika i:ni kemudian tidak hanya
berguna bagi hubungan bermuamalat di dunia saja namun juga lebih dari itu akan
berimbas pada akhirat nanti, yaitu dengan pahala yang diterimanya.
Strategi pemasaran dalam Islam termasuk kepada lingkup Muarnalat, yaitu
hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya. HU:kum asal dari muamalat
dalam kaidah Ushuliyah adalah jaiz/boleh, selama ticlak ada hukum yang
melarangnya. Apabila terdapat hukum yang melarangnya maka hal tersebut menjadi
haram. Hal ini membuat strategi pemasaran yang dilakukan oleh konvensional dapat
dilakukan pada usaha syariah selama tidak bertentangan dengan kaidah - kaidah
Islam.
Strategi pemasaran yang masuk ke dalam sebuah perekonomian yang diatur
secara islami bila diterapkan dengan disiplin, tidak akan pemah ada pralctek yang
tidak sehat dalam bisnis karena tidak bertentangan dengan ajaran - ajaran Islam yang
2
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004), eel. 7, Hal.168
18
dibawa Rasulullah Saw. Prinsip bertransaksi atau berdagang menurut Islam bahwa
dalam setiap transaksi perdagangan harus menjauhi hal - ha! yang mengandung unsur
- unsur penipuan, riba, judi, ketidakpastian, keraguan, eksploitasi, pengambilan
untung yang berlebihan, dan pasar gelap. 3
Islam melarang umatnya mengeksploitasi orang lain
d1~ngan
menggunakan cara
yang curang untuk mendapatkan sesuatu. Tetapi Islam mengizinkan seseorang untuk
menggunakan strategi/ cara yang baik untuk memperoleh tujuan yang ingin diraih.
Dengan kata lain, Islam tidak menghalangi cara orang memperoleh harta dan menjadi
kaya dengan jalan yang adil dan halal. Namun Islam melarang menggunakan jalan
yang salah dan tidak adil untuk mendapatkan kekayaan atau keuntungan.
Islam telah menentukan dengan jelas cara - cara tertentu yang dianggap
berbahaya. Dalam hukum Islam minuman keras adalah salaht satu penyebab kejahatan
maka minuman keras dinyatakan haram bahkan para penjual, pembeli, dan
pemiliknya juga dinyatakan ikut berdosa/haram. Islam melarang transaksi yang
menguntungkan individu, tetapi menimbulkan penderitaan dan kerugian kepada pihak
lain, atau masyarakat secara keseluruhan.
Setiap pencurian, perjudian, spekulasi, penipuan, penimbunan harta, penimbunan
kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya dengan niat untuk mengacaukan harga, dan
memonopoli sarana produksi oleh seseorang atau lebih, adalah cara - cara yang
dilarang. Untuk menjaga dari kegiatan - kegiatan yang terlarang, maka seorang
3
Muhammad Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjaya Kusuma, Menggagas Btsnis lslami,
(Jakarta: Gema Jnsani Press, 2002), hal. 170
19
muslim yang profesional haruslah memiliki sifat amanah,' 1 yakni terpercaya dan
bertanggungjawab. Sikap amanah pada diri seseorang timbul karena menyadari
bahwa aktifitas apapun yang dilakukan, tennasuk pada saat dia bekerja, dia merasa
yakin bahwa segala perilaku dan tindakan harus dipertanggungjawabkan dan yakin
Tuhan selalu mengetahui apa yang dilakukan hambanya. Sifat amanah pada masa
sekarang telah menjadi barang langka, banyak orang yang ahli serta memiliki etos
kerja yang tinggi, tapi karena tidak memiliki sifat amanalt, justru memanfaatkan
keahliannya untuk melakukan berbagai tindak kejahatan atau melakukan tindakan
yang menguntungkan diri sendiri. Bagi perusahaan, sikap tidak amanah akan
menimbulkan kerugian dan inefisiensi, timbul konflik dengar: mitra usaha dan hilang
kepercayaan dari konsumen. Kalau ha! ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin
perusahaan itu akan berakhir bangkrut (pailit).
Sifat amanah bisa diterapkan pada setiap bidang kegiatan dan aktivitas - aktivitas
apapun, misalnya amanah dalam proses manajemen yaitu strategi, sumber daya
manusia (SDM), operasi keuangan, pemasaran yang meliputi input seperti energi,
material, tenaga kerja, informasi dan modal. Begitu pula output seperti barang, jasa,
kualitas, kuantitas. Bila diterapkan system amanah tentunya tidak ada sikap zalim,
tindak korupsi, penipuan, suap, proses input dan proses output bebas dari barang atau
jasa yang diharamkan, ingkar janji, makan riba, memberi hadiah, komisi, sebagai
pelican atau !obi bisnis seperti memberi uang, hadiah, dan sebagainya.
Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus berusaha keras agar tidak terlibat dalam
4
Ibid, hal. 105
20
praktek - praktek semacam itu, hanya karena sekadar demi kelancaran urusan bisnis.
Karena dalam pandangan Islam, memberi dan menerima kekayaan yang haram adalah
dosa.
C. Karakteristik, dan Tujuan Strategi Pemasarau Islami
Karakteristik Pemasaran Islami
Karakteristik pemasaran yang Islami menurut Jafril Khalil pada Republika. Com
adalah sebagai berikut :
I. Theistis (Rabbaniyyah), yaitu bersifat religius dan berpandangan dunia
akbirat. Sehingga tidak hanya demi untuk memenuhi kebutuhan saja akan
tetapi lebih daripada itu sebagai bekal untuk akbirat nanti. Keadaan tersebut
menjadikan para pelaku pemasaran dapat menyeimbangkan antara kehidupan
di dunia dan akbirat nanti. Yaitu melakukan pemasaran untuk mendapatkan
untung secara materi untuk kebutuhan di dunia dan juga berbuat dengan
baik
secara syariah dalam pemasarannya untuk mendapatkan pahala di
akbirat nanti. Dengan terpenuhinya kebutuhan dunia akhirat ini maka pelaku
pemasaran dapat bekerja dengan tenang dan ba.ik serta mendapatkan
ketenteraman hati. Tentunya hal ini dapat membuat kinerja perusahaan
menjadi semakin baik sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Hal ini pula membuat pelaku pemasaran menghindari hal - hal yang tidak
baik dalam pemasaran.
2. Elis (Akhlaqiyyah), memperhatikan dan menonjolkan masalah akhlak (moral,
21
etika) sehingga dapat dihindari ha! - ha! yang dapat merugikan dalam
kegiatan muamalat. Dengan ha! ini maka hal - hal yang seharusnya dihindari
dalam pemasaran dapat dihindari oleh para pelaku pemasaran. Seperti
pempuan, gharar, kata - kata promosi yang mefljebak, dan perbuatan perbuatan marketer yang buruk lainnya. Hal pastinya dapat menjadi nilai
tambah bagi perusahaan karena masyarakat pasti akan lebih respect dan suka
dengan perusahaan tersebut. Maka selain keuntungan perusahaan yang di
dapat nilai tambah perusahaan juga di dapat dari ha! tersebut.
3. Realistis (Waqi'iyyah), yaitu bersifat fleksibel dan luwes dalam tafsir hukum
dan implementasinya karena didasarkan pada kaidah "memudahkan urusan
dan menghapus bahaya". dengan ini maka sebenarnya pemasran Islami
tersebut merupakan hal yang fleksibel I luwes Karena tujuannya pun
memenuhi kebutuhan seseorang dengan baik. Kaluwesan tersebut dibalut
dengan moral dan etika maka akan semakin mempertegas ciri Islaminya.
4. Humanistis (Insaniyyah), yaitu dapat menciptakan marketer yang memiliki
akhlak, etika dan moral terhormat. Pemasaran Islami juga memiliki peran
dalam menciptakan pelaku pemasaran yang baik, memiliki akhlak dan moral,
serta bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan Agama Islam. Hal ini
juga mendorong terciptanya masyarakat yang bermora1 dan beretika.
Tujuau Strategi Pemasaran Islami
Adapun tujuan dari strategi pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan arah tujuan dari kegiatan perusahaan yang mencakup analisis
22
pasar produk, segmentasi pasar, analisis persaingan dan system informasi.
2. Sarana untuk mengantisispasi berbagai permasalahan dan keadaan yang
berubah dimasa mendatang, agar dapat membentuk dan menyempurnakan
usaha dan produk perusahaan sehingga meme:nubi tujuan !aha dan
pertumbuhan.
3. Membantu perusahaan dalam mencapai peningkatan volume penjualan.
4. Memberi kemudahan perusahaan dalam mengevaluasi, dan mengontrol
kegiatan pemasaran. 5
Selain daripada ha! - ha! tersebut di atas dalam Islam strategi pemasaran juga
dapat digunakan sebagai media dakwah. Yaitu dakwah selain sebagai syi'ar Islam
juga sebagai media silaturahmi Hablumminannas. Karena sdain menggunakan cara
- cara yang sesuai dengan arah kemajuan bisnis, strateg;i pemasaran Islam juga
menitikberatkan pada etika dan kaidah Islami. Sehingga setiap perilaku marketer
islami akan selalu seiring dengan prinsip - prinsip Islam. Dengan demikian ha! ini
akan semakin menegaskan bahwa agama Islam memang sebagai Rahmatan Lil
'Alamin,
dan dapat memberikan citra yang positif bagi umat Islam itu sendiri.
Tujuan dakwah tersebut juga dilandasi dengan semangat kekeluargaan, dengan tidak
memandang ras, suku, golongan dan agama yang dianut.
' David W Cravens, Pemasaran Strategis, Lina Salim (terj.), (Jakarta, Erlangga, 1996), edisi
4, cet. 3, jilid I, hal. 94
23
D. Analisa Situasi Pemasaran
Sebelum perusahaan memiliki strategi pemasaran yang mereka sepakati
sebelumnya, strategi pemasaran dilalui melalui tahapan - tahapan antara lain adalah
menganalisa situasi pemasaran. Dalam menganalisis situasi pemasaran, tanggung
jawab utama pemasar setidak - tidaknya perlu memperhatikan tiga ha! penting :
analisis lingkungan, analisis perilaku konsumen dan analisis perilaku pesaing. Untuk
membantu menganalisis ketiga ha! tersebut, pemasar hams melakukan riset.
I. Analisis Lingkungan
Dalam
analisis
lingkungan, tanggung jawab utama pemasar adalah
mengidentifikasi perubahan signifikan dalam lingkungan makro yang terkait
dengan perusahaan. Pemasar paling sedikit hams m.emantau enam kekuatan
utama Iingkuangan yaitu demografi, ekonomi , alarn, teknologi, politik, social
dan budaya. 6
2. Analisis perilaku konsumen
Engel, Black Well, dan Miniard mendefinisikan pe:rilaku kosumen sebagai
tindakan - tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha
memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa termasuk
proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tindakan tersebut. 7 Terdapat tiga faktor yang utama yang berpengamh
6
Ibid, hal. 81
7
James F Engel, (et.all), Consumer Behavior (Ford worth: The Dryden Press, 1995), hal.4
24
terhadap para konsumen, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan
proses psikologis.
3. Analisis perilaku pesaing
Perusahaan yang berhasil selalu berusaha mengenali perilaku pesaingnya
sebaik mungkin seperti yang dilakukannya terhadap para konsumen. Analisis
dan situasi perilaku pesaing
akan membantu manajer untuk memutuskan
tempat akan bersaing dan bagaimana menentukan posisi menghadapi
pesaingnya pada setiap pasar sasaran. 8
Untuk mempersiapkan strategi pemasaran yang efoktif, perusahaan harus
mempelajari pesaing aktual dan potensialnya. Perusahaan perlu mengidentifikasi
strategi, tujuan, kekuatan, kelemahan, dan pola reaksi pesaing. Perusahaan juga perlu
mengetahui bagaimana merancang system intelligent kompetitif yang efektif, pesaing
mana yang akan dihadapi dan yang mana akan dihindari.
E. Desain Strategi Pemasaran
Mendesain strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah secara
sistematis. Bermula dari strategi segmentasi pasar, kemudian strategi penentuan pasar
sasaran dan yang terakhir adalah strategi penentuan posisi pasar.
I. Segmentasi pasar
Pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar dengan
'David W Cravens, Pemasaran Strategis, Lina Salim (terj.), Loe. Cit.
25
cara pengelompokan pembeli aktual maupun potensial yang berbeda, yang
mungkin meminta produk atau bauran pemasaran tersendiri.
2. Penentuan pasar sasaran
Penentuan pasar sasaran dilakukan untuk memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dilayani, oleh karan itu perusahaan atau pemasar harus dapat
membedakan pasarnya antara pasar jangka pendek (menghasilkan penjualan
dalam waktu dekat) dan pasar jangka panjang/pasar masa depan, yaitu pasar
tiga atau lima tahun kemudian, Karena adanya perubahan produk, mengubah
pasar dan pertimbangan ha! lainnya.
3. Penentuan posisi pasar
Setelah dilakukan penentuan pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah
penentuan posisi pasar yaitu membentuk clan mengkomunikasikan manfaat
utarna yang membedakan produk dalam pasar. 9 Dan merupakan tindakan
untuk merancang penawaran dan citra pemsahaan, agar menempati posisi
kompetitif yang berarti.
F. Bauran Pemasaran Islami
Tinjauan ekonomi Islam terhadap strategi pemasaran yang meliputi bauran
pemasaran adalah sebagai berikut :
I . Strategi Produk
9
David W Cravens, Pemasaran Strategis, Lina Salim (terj.), (Jakarta, Erlangga, 1996), edisi
4, cet. 3, jilid 2, hal. 3
26
Dalam ajaran Islam semua aspek kehidupan manusia diatur dengan sempurna
tennasuk bidang ekonomi yang di antaranya adalah produksi. Dalam
perusahaan memproduksi barang adalah ha! yang utama karena dengan
pergerakan produksi yang baik akan menjaga keseimbangan produk di pasar
tetap terjaga, dan permintaan konsumen pun akan tetap terpenuhi, dengan
begitu sirkulasi produk yang ada akan berjalan dengan baik.
Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran
pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar
sasaran dan memberi manfaat serta kepuasan dalam bentuk barang, jasa,
organisasi, tempat, orang, ide, dan segalanya. 10 Strategi produk sendiri itu
terdiri dari strategi lini produk dan strategi bauran produk. Strategi produk
membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinir atas bauran produk,
lini produk, merek, pengemasan dan pelabelan.
Seorang muslim agar dalam meajalankan aktivitas ekonomi senantiasa
berpegang teguh pada prinsip keadilan dan kebajikan. Firman Allah Swt. :
{ 8:5/ ;;~WI }
10
Philip Kotler, Manqjemen Pe1nasaran :Analisis, Perencanaan dan pengendalian, 1-Ierujati
Purwoko dan Jaka Wasana (terj.), (Jakarta, Erlangga, 1987), edisi 5 jilid II,, ha!. 89
27
Artinya:
Hai orang - orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang - orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali - kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu keljakan. (al-Maidah/5:8)
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha, memerlukan
strategi pemasaran yang pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran
pemasaran dari produk yang dihasilkan tersebut dapat tercapai. Produk adalah
ha! penting yang perlu diperhatikan dalam strategi bauran pemasaran, karena
tanpa adanya produk strategi bauran pemasaran lainnya tidak dapat
dilakukan. 11 Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. 12
Setelah mendesain strategi pemasaran, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan program pemasaran yang terdiri dari. strategi produk, strategi
harga strategi promosi dan strategi distribusi.
Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk
yang menawarkan mutu, kinerja, dan pelengkap inovasi yang terbaik. Manajer
yang berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk
11
C.M. Lingga Pumama, Strategic Marketing Plan: Panduan lengkap dan Praktis
menyusun Rencana Pemasaran yangSstrategis dan Efektif, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
2002), ha!. I 09
12
hal.416
David W. Craven, Strategic Marketing, (Burr Ridge, Illinois, Richard D. Irwin Inc., tth.),
28
menghasilkan produk yang unggul dan terns menyempumakannya. 13 Firman
Allah Swt.:
Artinya:
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hiijan itu
berbagai buah-buahan merifadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan
bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya,
dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai··sungai. Dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar
(dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia
telah memberikan kepadamu {keperluanmu) dari segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni 'mat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan
sangat mengingkari (ni 'mat Allah). (lbrahim/14:32-34)
Implementasi syariah dalam variabel - variabel pemasaran, khususnya
pada strategi produk adalah bahwa Islam melarang produk - produk yang
memiliki ke mudharatan untuk dijual, baik itu barang maupun jasa seperti
Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli~ Manajemen Pe111asaran: Ana/isis, Perencanaan,
lmplementasi dan Kontrol, (Jakarta, PT Prenhallindo, 1997), ha!. 16
13
29
minuman keras, narkoba, produk rokok seperti Gudang Garam, Sampoema
dan lain - lain, serta pembunuh bayaran dan lainnya. Disamping itu, Islam
melarang pemalsuan produk serta penipuan pengemasan produk yang dijual. 14
Produk yang didukung oleh ajaran Islam adalah produk yang mempunyai
manfaat, bersih dari zat - zat yang dihararnkan. Penampilan kualitas dan
kuantitas serta manfaat produk harus sesuai dengan apa yang telah dijanjikan
oleh sebuah perusahaan, bila perlu produk diberi garansi untuk meyakinkan
konsumen akan kebenaran dari manfaat produk yang ditawarkan. Adapun
syarat - syarat suatu produk dalam Islam termuat pada sabda Rasulullah Saw.
Yang berbunyi :
Artinya:
Dari Jabir Bin Abdullah, Rasulullah Saw. Berkata, "sesungguhnya
Allah mengharamkan menjual arak dan bangkai begitu juga babi dan
berhala. "Pendengar bertanya, "Bagaimana dengan lemak bangkai, ya
Rasulullah? Karena lemak babi itu berguna buat cat perahu, buat minyak
kulit dan minyak lampu. ''jawab beliau, "Tidak semua itu haram, celakalah
14
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro fs/ami, (Jakarta, llIT Indonesia, 2002), edisi pertama,
cet. l, hal. 127
30
bagi orang - orang yahudi tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai,
mereka hancurkan lemak itu sampai menjadi minyak, kemudian mereka
menjual minyaknya, lalu mereka makan uangnya." (Mutafak 'Alaih)
Adakalanya perusahaan perlu mempertahankan produk lama agar dapat
tetap bersaing dengan produk - produk baru yang beredar di pasaran. Karena
selain untuk menekan biaya produksi, produk lama pun kadang - kadang
masih dapat dipasarkan, tentunya dengan strategi tertentu. Strategi tersebut
antara lain :
a. Penurunan biaya, biaya rendah memberikan perusahaan keunggulan dalam
persaingan. Biaya produk dapat dikurangi dengan mengubah desain,
perbaikan produksi, dan peningkatan produktifitas. Produk dapat
dikembangkan pula dengan mengubah ciri, kualitas, dan gaya.
b. Ciri. Salah satu untuk membedakan suatu merek dari pesaingnya adalah
dengan ciri yang unik.
c. Mutu. Suatu strategi penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing
adalah perbaikan atau peningkatan mutu.
d. Gaya. Walaupun mutu produk mungkin lebih penting, gaya mungkin
menawarkan suatu keunggulan bersaing yang penting untuk produk produk tertentu. Selain itu gaya mungkin dapat merupakan cermin mutu
dalam beberapa kategori produk.
e. Perubahan strategi pemasaran. Beberapa perubahan dalam penentuan
sasaran dan posisi pasar sering kali merupakan ha! penting dalam daur
31
hidup produk tersebut. Masalah yang timbul dan adanya kesempatan
kadang memerlukan penyesuaina strategi pemasaran.
f.
Eliminasi produk. Membuang suatu produk bermasalah mungkin perlu
dilakukan apabila strategi penurunan biaya, perbaikan produk, atau
perubahan bauran pemasaran tidak tepat. 15
Setiap tindakan pembelian suatu produk dapat dipastikan hanya akan
mendatangkan dua sikap, yakni puas atau tidak puas. Sikap pasca pembelian
ini bergantung pada kesesuaian harapan dan keinginan pembeli dengan
performasi dan kinerja produk yang dibeli. Kepuasa.n akan berdampak positif
berupa keinginan untuk membeli produk yang sama suatu saat nanti bila
kebutuhan yang sama kembali muncul. Di sisi lain, kepuasan yang
dimunculkan dalam perbincangan keseharian ol.eh si pembeli, sengan
sendirinya akan membawa efek promosi yang efektif buat calon pembeli
lainnya.
Sementara itu, ketidakpuasan akan membawa setidaknya dua dampak
buruk. Pertama, si pembeli akan mengambil keputusan untuk tidak pemah lagi
membelinya di masa mendatang. Kedua, mempengaruhi sikap calon pembeli
lainnya untuk
berpikir ulang
atau
bahkan
membatalkan keputusan
pembeliannya. Untuk menjaga kepuasan para konsumen, maim solusi terbaik
perusahaan adalah menjaga produksi barang yang berkualitas.
15
C.M. Lingga Pumama, Strategic Marketing Plan, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
2002), hal. 181
32
2. Strategi penetapan harga
Untuk membangun strategi pemasaran yang efoktif, suatu perusahaan
menggunakan variable - variable yang diantaranya adalah penetapan harga.
Pada dasarnya Islam memberikan kebebasan dalam perdagangan dan dalam
menetapkan harga pada suatu produk baik berupa barang maupun jasa, tetapi
yang dimaksud dengan kebebasan menurut Islam adalalh berpegang pada prinsip
keadilan dan kemanusiaan.
Harga merupakan satu - satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, 16 sedangkan unsur lainnya
(produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya pengeluaran).
Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci dalam berbagai
perusahaan, karena harga mempengaruhi kinerja keuangan serta persepsi
pembeli dan penentuan posisi merek. Harga. menjadi satu ukuran mengenai
mutt1 produk, bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk produk yang kompleks.
Selain itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel
artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda dengan karakteristik produk atau
komitmen terhadap saluran distribusi, keduanya ticlak dapat diubah atau
disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut kebutuhan
16
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, Andi, 1997), edisi 2, ha!. 151
33
. k a panJang.
.
17
Jang
Penetapan harga hampir selalu merupakan masalah bagi setiap perusahaan
karena penetapan harga bukan merupakan kekuasaan atau kewenangan yang
mutlak dari seorang penguasa. Dengan penetapan harga, perusahaan dapat
menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang dihasilkan dan
dipasarkan .
Dalam
penetapan harga perlu diperhatikan factor -
factor
yang
mempengaruhi secara langsung, adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya
pemasaran, peraturan - peraturan pemerintah, dan factor lainnya. Factor yang
tidak langsung namun era! hubungannya dalam penetapan harga adalah harga
produk sejenis yang dijual pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara
produk subtitusi dan produk komplementer, serta potongan untuk para penyalur
dan konsumen. 18 Oleh karena itu seorang produsen hams memperhatikan dan
memperhitungkan factor - factor tersebut dalam penetuan kebijakan harga
produk yang dipasarkan.
Penetapan harga oleh perusahaan terhadap produk yang dihasilkan hams
didasarkan pada konsep harga Islami dalam artian harga yang ditetapkan tidak
menjerat konsumen. Disamping itu penetapan harga yang dilakukan oleh
perusahaan harus bebas dari praktek kecurangan dan kezaliman, seperti
mengeksploitasi kebutuhan konsumen dengan menetapkan harga yang tinggi
17
Ibid.
18
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, Op. Cit., haL 224
34
ketika produk tersebut sangat dibutuhkan oleh konsumen. Penetapan harga juga
harus diwarnai dengan prinsip - prinsip ekonomi Islam yang terdiri dari :
a. Prinsip Ketuhanan
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan ketuhanan, system ini
bertolak dari Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat
Allah. 19
Firman Allah Swt.:
15:67 .ill.JI} '..JJ~~.~l\
Artinya:
Dia/ah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (al-Mulk/67:15)
Prinsip ini memberikan pandangan kepada perusahaan untulc tidak
mengambil keuntungan yang berlebihan terhadap penetapan harga
konsumen dan menghindari dari segala macam bentuk eksploitasi harga
terhadap
konswnen.
Dikarenakan
ha!
ha!
tersebut
akan
dipertanggungjawabkan pada hari akhir.
b. Prinsip Keseimbangan
Prinsip ini mengajarkan kepada perusahaan agar tidak melakukan
19
Zainal Arifin dan Dahlia Husin, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta, Gema lnsani
Press, 1997), cet. Ke 2, hat. 31
35
monopoli dan pemusatan kegiatan ekonomi pada satu tangan saja, sesuai
dengan firman Allah Swt. :
. ··-I\
{ 7 ·.59 I ~
}
·
• • • '-t~
~- y l:J.·'
__ic
\tl -. ,. ti.J::i -.(..).J~")
' < ...
- '.r'
~~
Artinya:
.....Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang - orang
kaya saja diantara kamu ... (al-Hasyr/59:7)
Hal yang dapat mengganggu plinsip keseimbangan adalah penimbunan
barang dengan maksud untuk mendapatkan kcuntungan yang lebih,
penimbunan yang dimaksud adalah menahan barang yang dijual dengan
niat untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan membuat
kelangkaan barang.
c. Prinsip kebebasan
Dalam Islam segala jenis usaha tidak dibatasi, pembatasan hanya
diberikan pada pelaksanaannya saja agar tidak menjalaukan usaha yang
haran1 dan yang mengandung unsur kebatilan.
Artinya:
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu denganjalan yang batil. (al-Baqarah/2:188)
d. Prinsip Tanggung Jawab
Prinsip ini membelikan batasan pada kebebasan perusahaan dalam
36
menetapkan harga dengan tidak menguntungkan pihaknya saja. Karena
nanti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Swt. :
Artinya:
Barang siapa yang menge1jakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. Dan barang siapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun niscaya dia akan melihat
(balasan) nya pula. (al-Zalzalah/99:7-8)
Setiap harga yang ditetapkan oleh perusahaan memiliki tujuan tertentu,
tujuan tersebut adalah :
I) Memperoleh keuntungan
Dalam Islam memperoleh keuntungan (yang tidak berlebih - lebihan
sehingga menjerat para konsumen) dalam bisnis pada prinsipnya
merupakan perkara yang jaiz (boleh) dan dibenarkan oleh syara' .20
Oleh karena itu Islam memberikan pedoman hidup untuk umatnya
dalam bermuamalat, bagaimana cara jual beli yang baik didasarkan
pada suka sama suka(ikhlas) sesuai Firman Allah Swt.:
{ 29:4 I ~w1
} ~ ~1:;
Artinya:
Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
20
Setiawan Bodi Utomo, Fiqh Kontemporer, (Jakarta, Pustaka Sakti, 2002), hal. 55
37
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu .. .(an-Nisa/4:29)
Juga sesuai dengan hadist Nabi yang diriwayatkan oleh al-Bazar :
Artinya:
Dari Rif;ah Jbnu Rafi': sesungguhnya Nabi Saw. Ditanya :
"sumber pendapatan mana yang paling baik? Nabi Saw. Menjawab :
"setiap perbuatan seseorang yang dilakukan dengan tangnnya sendiri
dan laba dari perdagangan yang mabrur ".
(HR. Bazar dan
dibenarkan oleh Hakim).
Ibnu Taimiyah juga mengakui gagasan berupa hak atas keuntungan
dan hak atas pembeli. Ia menganjurkan mereka berhak memperoleh
keuntungan
yang
diterima
secara
unmm,
tanpa
merusak
kepentingannya dan kepentingan konsumen. 21
Menurut Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin yang dikutip
oleh Dr. Setiawam Budi Utomo :
Beliau menganjurkan perilaku yang benar clalam berbisnis sebagai
sumber keberkahan yakni mengambil keuntur1gan rasional yang lazim
berlaku pada bisnis tersebut di tempat itu. Beliau juga menegaskan
bahwa siapapun yang qana'ah (puas) dengan kaclar keuntungan yang
sedikit maka niscaya akan meningkatkan volume penjualan dengan
21
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Js/ami, Op. Cit., ha!. 143
38
frekuensi yang berulang -
ulang (sering) maka justru akan
mendapatkan margin keuntungan banyak dan akan menimbulkan
berkab.-?2
2) Memperoleh citra
Tujuan dari ditetapkan harga jual pada produk yang dihasilkan adalab
memperoleh citra. Dalam membangun citra baik dari konsumen,
perusabaan harus menyesuaikan dengan kiat membangun citra uswab
Rasulullab Saw.,yaitu:
a) Penampilan
Tidak
membohongi
pelanggan,
baik
menyangkut
besaran
(kuantitas) maupun kualitas. Sesuai dengan Firman Allah Swt:
{ 26 :181
Artinya:
Sernpurnakanlah takaran dan jangnlah karnu terrnasuk orangorang yang rnerugikan, dan tirnbanglah dengan tirnbangan yang
lurus. Dan janganlah karnu rnerugikan rnanusia pada hak haknya dan janganlah karnu rnerajalela dirnuka burni dengan
rnarnbuat kerusakan. (asy-Syu 'ara/26: 181-183)
b) Pelayanan
Pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan hendaknya diberi
22
Setiawan Budi Utomo, Fiqh Kontemporer, Op. Cit., hal. 53
39
tempo untulc melunasinya.
Artinya:
Hudzaifah nr. Berkata : ketika dihadapkan kepada
Allah seorang hamba yang telah diberinya kekayaan dan
ditanya : apakah yang kau lakukan terhadap kekayaan yang
telah aku berikan kepada kamu di dunia? Hudzaifa berkata :
dan mereka ketika itu tidak dapat menyembunyikan sesuatu
apapun dari Allah. Maka jawab orang itu kepada Allah :
Tuhanku saya dahulu telah mendapat karunia berupa harta,
maka saya telah melakukan hubungan dagang dengan orang orang yang tidak punya. Maka Allah berjirman (jawab) : saya
lebih suka berhak dari padamu untuk demikian. Maajkanlah
hambaKu. Keterangan ini disambut oleh Uqbah bi Amir dan
Abu Mas'ud bahwa kedua orang ini telah mendengar
keterangan itu dari Rasulullah Saw. (HR Muslim)
c) Persuasi
Menjauhi sumpah yang berlebihan dalam menjual barang. Dalam
hadits riwayat H.R. Bulchari dan Muslim diklatakan bahwa sumpah
dengan maksud melariskan barang dagangan adalah penghapusan
40
berkah.
Maksudnya adalah ketika perusahaan atau seorang pedagang ingin
produknya terjual habis maka ia menggunakan kata sumpah
serapah untuk melariskan barang dagangannya contohnya, demi
Allah panic ini terbuat dari baja atau ketika ingin menjual
produknya sang pedagang memuji - muji pembeli dengan niat
agar konsumen mau membeli barangnya.
d) Pemuasan
Harga ditetapkan hanya dengan kesepakatan bersama antara
penjual dan pembeli.23 Harga yang telah ditetapkan oleh seorang
manajer terhadap produk yang dihasilkan perusahaan akan
menimbulkan reaksi yang berbeda di pasatran. Apakah harga yang
telah ditetapkan tersebut telah diterima atau tidak, disinilah
terdapat unsur ketidakpastian, maka seorang manajer perusahaan
dalam menetapkan harga haruslah toleran dan berlandaskan pada
syariat Islam.
3. Strategi Distribusi
Strategi distribusi merupakan strategi yang terkait erat dengan upaya produsen
untuk mendistribnsikan atau meuyalurkan produknya kepada konsumen. Oleh
karena itu peranan saluran distribusi atau saluran pemasaran sebagai perantara
23
Muhammad Ismail Yusanto dan Karebet Widjaya Kusuma, Menggagas Bisnis Jslami, Op.
Cit., hal. 168
41
produk dari produsen ke konsumen sangat penting.
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling terlibat dalam
usaha menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau
dikonsumsi. 24 Saluran distribusi yang digunakan olch perusahaan biasanya
melalui grosir, distributor, pengecer dan lain - lain. Saluran distribusi
memiliki fungsi - fungsi utama seperti informasi, promosi, negosiasi,
pemesanan, pembiayaan, pengambilan resiko, pemilikan fisik, pembayaran,
dan hak milik. Oleh karena itu saluran distribusi sangat penting, karena
memiliki keunggulan efisiensi dalam membuat barang - barang tersedia luas
dan mudah diperoleh di pasar sasaran.
Dalam operasi distribusi pertama - tama barang diambil di gudang kemudian
barang di kirim dengan transportasi dan logistic dengan tingkat pelayanan
yang tinggi dan terakhir barang beredar dan siap dikonsumsi. 25
Prinsip utama strategi distribusi dalan1 pandangan Islam adalah adil dan baik
pada saluran distribusi pelaku bisnis muslim sekali - kali tidak akan pemah
melakukan tindakan kezaliman terhadap pesaing lain, melakukan suap untuk
melicinkan saluran pasamya, dan tindakan menghalalkan segala cara lainnya.
Sebagaimana baginda Rasulullah Saw. Memberikan ketauladanannya kepada
umatnya dalam berbuat dan bersikap, dalan1 ha! ini Rasulullah melarang orang
yang bertindak zalim kepada orang lain. Dalam hadits Rasulullah Saw.
24
Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, Op. Cit., hal. 48
25
M Ismail Yusanto, Op. Cit., hal. 171
42
Bersabda:
Artinya:
Dari Ibnu Abbas ra. Bahwa Rasulullah Saw. Bersabda : ''janganlah kamu
mencegat orang - orang yang akan ke pasar di' jalan sebelum mereka
mencapai di pasar" (mutafaq 'alaih)
Hal ini tidak diperbolehkan karena dapat merngikan gerakan pemasaran dan
barang tidak sampai di pasaran. Oleh karena itu, ketika perusahaan
memutuskan pilihan jaringan distribusi yang dipandang efektif dan efisien
untuk menghubungkan produsen dan konsumen tanpa harus menzalimi
pesaing lain.
4. Strategi promosi
Promosi adalah alat bauran pemasaran ke empat, meliputi semua kegiatan
yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan
produknya kepada pasar sasaran atau masyarakat luas. Pemasaran modem
memerlukan lebih dari sekedar pengembangan produk yang baik, menetapkan
harga yang menarik, dan membuat produk mudah dijangkau oleh pelanggan
sasaran, karena itu perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pelanggan
yang ada sekarang dan pelanggan yang potensial, pengecer, pemasok, pihak pihak yang
berkepentingan lainnya, dan masyarakat umum. Bauran
komunikasi pemasaran terdiri dari empat model komunikasi utama yaitu
periklanan, promosi penjualan, dan publisitas, penjualan personal, dan
43
pemasaran langsung. 26
Strategi
promosi
adalah
tindakan
perencanaan,
implementasi
dan
pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelimggan dan target sasaran
lainnya. Strategi promosi mengkombinasikan periklanan, penjualan personal,
promosi penjualan, publisitas dalam hubungan masyarakat, dan hubungan
langsung dalam program terkoordinasi untuk berkomunikasi dengan pembeli
dan pihak lainnya yang mempengaruhi keputusan pembelian. Aktivitas
promosi memberi pengaruh yang penting untuk keberhasilan penjualan
perusahaan.
Promosi digunakan untuk memberikan informasi kepada orang - orang
tentang produk dan mempersuasi pembeli/target pasar., saluran distribusi dan
public untuk membeli mereknya. Masing - masing bentuk promosi memiliki
kekuatan dan kelemahannya, sehingga diperlukan strategi yang terintegrasi
untuk dapat meningkatkan kekuatan masing - masing komponen dalam
berpromosi dan mendesain bauran promosi yang efektif dan efisien.
Dalam strategi pemasaran, perusahaan harus memilih dengan tepat bauran
promosi apa yang sesuai dengan strategi yang ditetapkan perusahaan, karena
setiap perusahaan biasanya mempunyai cara tersendiri untukn mengenalkan
produknya kepada masyarakat luas, baik melalui presentasi maupun melalui
media elektro atau cetak. Oleh karena itu ada beberapa pertanyaan yang harus
26
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran :Ana/isis, Perencanaan dan pengendalian, I-Ierujati
Purwoko dan Jaka Wasana (terj.), edisi 5 jilid II, hal. 236 - 237
44
dijawab perusahaan tentang factor - factor promosi.
Adapun pertanyaan yang berhubungan dengan factor promosi adalah :
a.
Prioritas promosi dan pendekatan bagaimana yang akan dipilih?
b.
Media promosi mana yang paling tepat digunakan?
c.
Bagaimana kaitan isi iklan dengan moral dan etika?
d.
Pembiayaan bagaimana yang perlu diberikan dalam menunjang
promosi '?
e.
Siapa sasaran iklan yang dituju?27
Promosi lebih luas dari sekedar iklan, keputusannya dapat berupa salah satu
kombinasi dari penggunaan ke empat elemen berikut :
a. Promosi penjualan diantaranya melalui perta:ndingan, kontes, contoh
gratis, pameran perdagangan, harga promosi.
b. Iklan cetak, iklan tayangan, iklan billboard, serta logo infmmasi pada
kemasan.
c. Publisitas, seperti mencetak atau menayangkan berita di media,
laporan tahunan, juga pidato karyawan.
d. Penjualan personal, seperti presentasi penjualan secara perorangan
atau pemasaranjarakjauh.28
Islam mempunyai pendapat yang bijaksana yang rnemberikan contoh yang
27
1-lusain Umar, StrategicManagenzent in Action : Konsep Teori dan Teknik Menganalisis
Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David
dan Wheelen-Hunger, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 200 I), ha!. 321
45
mendidik bagaimana mempromosikan suatu produk dengan benar, Islam
mendukung segala sesuatu kegiatan promosi yang telah dijelaskan diatas
selama semua elemen promosi diatas jauh dari tindakan kebohongan,
penipuan, ilusi, serta publikasi produk yang menghalalkan segala cara, serta
tindakan tercela lainnya.
Islam mempunyai pedoman pada keamanahan di segala bidang. Dalam hadits
yang dijelaskan seorang pedagang harus menjauhi sumpah yang berlebihan
dalam menjual produknya, sumpah yang dimaksud adalah untuk melariskan
barang dagangannya dan disinilah nilai keberkahan dari suatu usaha akan
hilang. Tindakan tersebut adalah tennasuk pada tinclakan ketidakjujuran dari
seorang pedagang karena berusaha menipu pembeli agar mau membeli barang
dagangannya dan ha! inilah yang dilarang dalam Islam, yaitu unsur penipuan
atau ketidalgujuran karena sudah berusaha
membeli barang dagangannya.
menipu pembeli agar mau
BAB III
GAMBARAN UMUM PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF)
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan
Pada tahun 1989 berdirilah PT Mitra Pusaka Artha Finance, yang menjadi awal
berdirinya FIF.
Kemudian pada tahun berubah menjadi !PT Federal International
Finance, bergerak dalam pembiayaan umum. Baru kemudian pada tahun 1996 FIF
fokus pada pembiayaan motor roda dua langsung kepada konsumen.
Selama ini lembaga keuangan syari'ah yang banyak berdiri adalah perbankan,
karena dari BI sendiri belum banyak mengeluarkan UU sebagai dasar hukum
berdirinya lembaga keuangan syariah lainnya. Undang - undang tentang perbankan
syariah pun belum secara rinci mengatur tentang pelaksanaannya. Namun pada
pertengahan 2005 terdapat satu kemajuan yang cnknp menarik dari lembaga
keuangan syari 'ah. Kalan saat ini lembaga kenangan syari 'ah non Bank yang kita
ketahni adalah pegadaian juga pasar modal, maka saat ini telah berdiri lembaga
leasing syariah, yaitu FIF syari'ah anak perusahaan dari PT Federal International
Finance (FIF). Yang bergerak pada bidang pembiayaan leasing nntuk kendaraan
motor roda dua khususnya motor dengan merk Honda, karena FIF merupakan
perusahaan kredit resmi sepeda motor Honda. Di Indonesia ha! ini merupakan ha!
yang barn. FIF Syari' ah, sampai saat ini adalah satu-satunya perusahaan pembiayaan
motor yang berbasis syari 'ah di Indonesia. Dengan segala keterbatasan Perundang
46
I
Fi
47
Undangan untuk usaha leasing syari'ah, bahkan untuk leasing konvensional
sekalipun, FIF syari'ah tetap dapat berdiri sampai saat ini.
FIF syari'ah merupakan suatu bentuk usaha pembiayaan kendaraan roda yang
merupakan anak perusahaan dari PT Astra International, yang bertujuan untuk
mendongkrak daya beli masyarakat terhadap produk Sepeda motor Honda khususnya.
Sebelum FIF syari'ah berdiri, FIF yang konvensional telah lama berdiri dan terbukti
telah berhasil sebagai perusahaan pembiayaan. Berdirinya FIF syari' ah tidak lepas
dari perkembangan industri kendaraan bermotor roda dua di Indonesia yang dari
tahun ke tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Setelah mengalami
penurunan tajam ketika krisis ekonomi berlangsung, kini industri ini mampu
memberikan angin segar bagi perekonomian Indonesia. Di tengah kondisi
perekonomian yang kurang stabil, industri kendaraan bermotor roda dua Indonesia
mampu memberikan
kontribusi
yang
sangat signifikan bagi
pertumbuhan
perekonomian Indonesia yang secara umum masih buruk.
Maka seiring dengan makin menggeliatnya sektor industri kendaraan bermotor
roda dua di Indonesia dampak yang paling nyata adalah semakin berkembangnya
bisnis pembiayaan kendaraan bermotor roda dua. Dari tahun ke tahun semakin
banyak perusahaan yang bermunculan. Seperti halnya FIF yang membuka FIF
syari'ah, selain karena ekonomi syariah sedang berkembang pesat juga untuk
membidik pangsa pasar syari 'ah yang memang potensial. F'IF Syariah juga melirik
kalangan syariah loyalis dan kalangan masyarakat yang analitis. Kepada golongan
48
syariah loyalis, FIF Syariah adalah jalan keluar bagi mereka yang mengidamkan
motor, tapi terbebas dari riba bunga yang haram. Sedangkan bagi golongan analitis,
pembiayaan motor berbasis syariah ini memiliki beberapa kelebihan dibanding
pembiayaan konvesional. Yaitu dua keuntungan, di antaranya. adalah bebas denda dan
akan mendapat bagi hasil dari premi asuransi yang telah termasuk ke dalam cicilan
pembayaran motor konsumen. Dengan dua target ini, FIF Syari'ah membidik semua
kalangan dan golongan ekonomi. Tidak terbatas pada kalangan ekonomi menengal1
atau bawah. Selain itu, alasan kehadiran FIF Syari'ah ini adalah tanggapan FIF atas
masukkan nasabah FIF konvensional yang menginginkan perusahaan pembiayaan
yang halal dan menenangkan. 1
Dengan luasnya wilayah Indonesia, maka FIF dituntut untuk dapat menjangkau
seluruh wilayah Indonesia jika ingin berkembang dengan pesat. Jaringan Kantor FIF
saat ini telah ada di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini memudahkan FIF untuk
melakukan ekspansi bisnis dan distribusi. Apalagi ditambah dengan jaringan
kerjasama dengan dealer yang juga tersebar di seluruh Indonesia. Berikut daftar area
jaringan kantor FIF di seluruh Indonesia :
Area:
SUMBAGUT
Medan
Pematangsiantar
Rantauprapat
Pekanbaru
Rengat
Batam
1
www .republika.com
Padang
Bukittinggi
Aceh
Dumai
Binjai
Cirebon
Jatibarang
Subang
Kadi paten
Tasikmalaya
Area : JABAR I
Bandung
Area: JATIM I
Surabaya
Lamongan
Gresik
Sidoarjo
Mojokerto
Tuban
Bojonegoro
49
Area : SUMBAGSEL
Palembang
Pangkal Pinang
Bengkulu
Lampung
BandarJaya
Jambi
MuaraBungo
Lubuk Linggau
Bangko
Batu Raja
KotaBumi
Pangkalanbun
Area: JATACI
Jakarta 1
Jakarta 2
Tangerang
Cilegon
Area: JATENG
Semarang
Solo
Kudus
Purwodadi
Jepara
Pekalongan
Tega!
Blora
Area: DIY
Yogyakarta
Magclang
Purwokerto
Cilacap
Area: JATIM II
Jember
Banyuwangi
Lumajang
Area: JATIM Ill
Kediri
Madiun
Malang
Probolinggo
Kupang
Area:
KALil\.iANTAN
Banjarmasin
Sampit
Samarinda
Pontianak
Balikpapan
Singkawang
Palangkaraya
Tanjung
Sanggau
Area: BALI&
LOMBOK
Denpasar
Tabanan
Singaraja
Gianyar
Klungkung
Mataram
Bima
Selong
Sumbawa
Area : IRJA
Jayapura
Tabel 3.1
B. Kegiatan Usaha
PT Federal International Finance (FIF)
adalah perusahaan pembiayaan, yaitu
badan usaha diluar Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank, yang kbusus didirikan
untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan
dimana kegiatan usaha perusahaan Pembiayaan adalah :
I. Sewa guna Usaha I Leasing
50
2. Anjak piutang I Factoring
3. Usaha K.artu kredit
4. Pembiayaan Konsumen
Dari usaha - usaha perusahaan pembiayaan diatas FIF Fokus: pada usaha pembiayaan
konsumen, lebih khususnya lagi pembiayaan Motor Honda untuk End User, baik baru
maupun bekas.
C. Visi dan Misi
Visi dari FIF adalah : "Menawarkan solusi keuangau yang terbaik bagi
pelanggan secara individual" (I'o offer the best financial solutions to retail
customers.)
Perifelasannya : Yang dimaksud dengan Solusi Keuangan yang terbaik adalah
fasilitas pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen
dengan prinsip Mudah, Aman,dan Menguntungkan.
Mudah:
1. Proses pengajuan permohonan pembiayaan sederhana dengan persyaratan
yang standar Seperti identitas diri ( KTP I SIM I Keterangan Domisili ).
2. Proses persetujuan cepat dimana pada hari yang sama sudah dapat
diketahui keputusan persetujuan tsb tergantung dari prasyarat yang telah
ditentukan.
3. Proses pembayaran angsuran dapat dilakukan dibanyak tempat seperti
51
Dealer, Kantor Pos, Kantor FIF, Bank dan ATM
Aman:
1. Barang yang dibiayai diasuransikan ke perusabaan asuransi Astra.(
Asuransi Astra Buana )
2. BPKB disimpan dalam tempat yang aman di kantor Cabang FIF dan tidak
dij aminkan ke pihak lain.
Menguntungkan :
I. Diikutkan program - program loyalti Konsumen , ( seperti Temu
Konsumen , program berhadiah )
2. Apabila repeat order maka akan mendapatkan fasilitas kredit yang lebih
menarik seperti bunga yang lebih rendab, dan tidak perlu melampirkan
Prasyarat ulang .
3. Pake! Kredit yang kompetitif ( Uang Muka, Angsuran, Jangka waktu)
Misi dari FIF adalah sebagai berikut :
I. (Nimble but prudent operation with balanced risk)
Beroperasi secara lugas dengan tetap mengindahkan aspek kehati-hatian.
Penjelasannya adalah : Menjalankan bisnis dengan prosedur dan aturan main
yang simple, efisien dan cepat tetapi tetap menjalankan fungsi kontrol untuk
meminimalisasi resiko bisnis
2. (Leverage and add value to Astra motorcycle distributionship)
52
Berkontribusi dalam meningkatkan distribusi sepeda motor produk Astra,
yaitu mendukung peningkatan penjualan sepeda motor merek Honda sebagai
produk Astra melalui penyediaan jasa pembiayaan.
3. To offer affordable and beneficial financial products to lower customer
segment
Memberikan produk berupa keuntungan finasial atau jasa keuangan kepada
konsumen kelas bawah.
4. Leverage FIF irifi'astructure for micro credit and unsecured loan
FIF Memperkuat dan melebarkan infrastuktur (fasilitas) untuk mendukung
kredit mikro (kredit untuk kebutuhan yang sifatnya konsumstif) dan kredit
tanpa jaminan.
5. Mencapai harapan para konsumen, karyawan, pemegang saham, kreditur
dan pemerintah (J'o meet the required return to stakeholders)
Mencapaiharapan
a. Konsumen
: Memberikan pelayanan yang memuaskan
b. Karyawan
: - Kesinambungan pekerjaan dan lingkungan kerja
yang baik
- Pengembangan karir
- Kesejahteraan
c. Pemegang saham : Peningkatan nilai pemsahaan
d. Kreditur
: Kelancaran pembayaran kewajiban
53
e. Pemerintah
: - Penyerapan tenaga kerja
- Pendapatan negara
D. Stiruktur Organisasi Dan Manajemen
Pemegang saham
FIF adalah anak perusahaan Astra International denga:n komposisi Pemegang
Saham sebagai berikut :
I. PT Astra International, Tbk
: 99,99%
2. PT Arya Kharisma
: 0,01%
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan FIF
mayoritas bahkan mutlak
adalah PT Astra International dan hanya 0,01 % persennya merupakan milik PT Arya
Kharisma.
Komisaris
Komisaris adalah pihak yang ditunjuk untuk mewakili pemegang saham dalam
mengawasi berjalannya suatu perusahaan. Adapun susunan Komisaris dan Direktur
pada FIF adalah Sebagai berikut :
1. Presiden Komisaris
: Gunawan Geniusahardja
2. Komisaris
: Michael Dharmawan Ruslim
3. Komisaris
: Johanes Hermawan
4. Komisaris
: Angky Utarya Tisnadisastra
5. Komisaris Independen
: Buyung Syamsudin
54
Direksi
1. Presiden Direktur
: Ida Purwaningsih Lunardi
2. Wakil Presiden Direktur
: Suhartono
3. Direktur Biz. Support
: Thaufik Noograha
4. Direktur Operation
: Rusdimin Adikarta
5. Direktur Finance
: Arietta Adrianti
Tabet Struktur Organisasinya adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi FIF
Board of Commisioners
I
Board of Directors
I
I
President Directors
I
-1
I
MKT.
DIRECTOR
~
~
MKT.
DIVISION
OP. DIRECTOR
I
-
REM&
LEGAL DIV
l
AUDIT
I
BIZ. SUP.
DIRECTOR
OP. DIVISION
-
>---
-
FIN.
DIVISION
~
Tabel 3.2
I
IT.
DIVISION
COORPORATE
DEV. DIV.
COORPORATE
COMM.
55
Struktur Organisasi Syariah Pada Kantor Pusat
President
Direktur
_ •_ •_ . _ [
Dewan Pengawas
Syariah (DPS)
Direktur
Marketing
Syariah
I
I
!
Divisi Motor
Baru (NMC)
Divisi Others
I
I
I
I
t
I
I
UMC/
MotorBekas
Kawii
I
Electronic
Tabel 3.3
Struktur Organisasi Syariah Pada Kantor Cabang
MFM
(NMC) & (UMC)
j
-
-
I
Account
Officer (AO)
Syariah
......
-
-------I
Ka.Cab.
-- I
Dept. AIR
Tabel 3.4
Dept. Credit
J
J
I
Dept.
Remedial
56
E. Produk- Produk
Saat ini produk - produk atau pembiayaan yang dilakukan pada FIF adalah:
I. Pembiayaan Motor Barn (New Motor Cycle)
2. Pembiayaan Motor Bekas (Used Motor Cycle)
3. Pembiayaan Barang- Barang Electronic
Yang terakhir disebut merupakan produk pembiayaan barn dari FIF sebagai bentuk
mengikuti tren yang sedang berkembang pada masyarakat dan untuk menambah daya
saing FIF dan juga untuk meningkatkan jumlah pembiayaan.
Untuk produk pembiayaan motor barn (NMC) dan motor bekas (UMC) FIF
mengkhususkan diri pada Motor dengan merk Honda. Karena FIF memang
merupakan Iembaga pembiayaan resmi sepeda motor Honda
F. FIF Syariah Dan Konvensional
Saal ini FIF dan FIF Syariah masih berada dalam satu m:ap manajemen, karena
FIF Syariah masih berupa departemen pada FIF sebagai induknya. Ibaratnya bayi
yang baru lahir maka ia pun belum waktunya untuk dilepas, harns dipersiapkan
terlebih dahulu segala sesuatunya terutama yang menyangkut regulasi yang memang
belum ada. Walaupun belum ada regulasi yang mendukung usaha FIF Syariah, akan
tetapi mereka di dukung penuh oleh DSN MUI sehingga FIF :Syariah dapat memiliki
Dewan Pengawas Syariah (DPS), yang bertugas untuk mengawasi jalannya prinsip prinsip Syariah yang ada.
57
Latar belakang berdirinya FIF Syariah :
1. Konversi bank tugu menjadi "Bank Syariah Mega Indonesia". Selanjutnya
BSMI menjadi Funding tunggal dari pembiayaan Murabahah FIF Syariah.
Dengan akad kerjasama Wakalah dengan FIF.
2. Diversifikasi produk. Hal ini lazim dilakukan perusabaan - perusahaan untuk
menambah daya saing, apalagi FIF Syariah merupakan satu - satunya
perusahaan pembiayaan/leasing berdasarkan Syariah. Tentunya hal ini
merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi FIF Syariah.
3. Prospek ke depan :
a. Segmentasi pasar.
Yaitu untuk menggali segmen pasar Emosional yang memang memiliki
potensi yang besar.
b. Diferensiasi produk (daya saing dibanding konvensional).
Dengan
masih
sedikitnya
produk
syariah
dibandingkan
dengan
konvensional yang sudah banyak, maka hal ini mempakan suatu kekuatan
saing tersendiri buat FIF Syariah.
c. Kesadaran akan moral
Yaitu semakin religius dan mendekatkan diri pada nilai - nilai dan moral
agama
d. Sumber pendanaan (investor syariah).
58
Tidak dipWlgkiri juaga makin menjamurnya Bank Syariah semakin
menambah peluang Wltuk mendapatkan FWlding dana Wltuk pembiayaan
yang dilakukan FIF Syariah. Sehingga terbuka kemWlgkinan Wltuk
menambahjumlah pembiayaan kedepannya.
4. Fatwa MUI perihal "Haramnya" BWlga Bartle Dengan dikeluarkannya fatwa
MUI mengenai haramnya bWlga Bank, mau tidak mau hal ini sedikit banyak
mempengaruhi pertimbangan orang (khususnya beragama Islam) dalam
memilih pembiayaan. Maka FIF Syariah hadir Wltuk menjawab dan
menampWlg aspirasi tersebut.
5. Dukungan dari management FIF dan Astra International. DukWlgan yang kuat
dari induk FIF yaitu PT Astra International rnerupakan salah satu kekuatan
tersendiri sehingga dapat terbentuknya FIF Syariah.
Dengan peraturan dan regulasi yang terbatas FIF Syariah dapat terbentuk.
Saat ini regulasi yang menjadi acuan terbentuknya FIF Syariah adalah sebagai
berikut, Regulasi :
a. KMK No : 448/KMK.017/2000
pasal 7 ayat I (dalam rnenjalankan
kegiatan usahanya, perusahaan pembiayaan dapat rnelakukan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah)
b. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No : 04/DSNMUI/IV/2000 tentang Murabahah
59
c. Surat Keputusan MUI tanggal 4 Desember 2003, No
U-208/DSN-
MUUXII/2003
Prinsip - prinsip pembiayaan yang dianut oleh FIF Syariah adalah :
I. Prinsip Jual Beli Syariah
Yaitu menempatkan nilai - nilai religi saat menjalankan idealisme usaha
dalam bingkai semangat yang dilandasi nilai - nilai universal untuk
kemaslahatan ummat dalam mewujudkan transaksi yang adil dan mencegah
kerugian atau beban yang memberatkan di kemudian hari.
2. Universal
Tidak membeda - bedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan
dalam memberikan pelayanan.
3. Jelas
Prinsip ini tercermin dari penyampaian informasi dalam kontrak mengenai
tanggungjawab dari kondisi pembiayaan yang disepakati bersama.
4. Bersih
Hanya menggunakan tata cara pembiayaan Syariah untuk menjamin semua
transaksi dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariah.
5. Terbuka
Penawaran harga disampaikan secara detail dan transparan mengenai harga
pokok produk dan margin keuntungan yang diinginkan oleh FIF sebagai total
60
biaya yang harus ditanggung oleh pembeli sesuai dengan kesepakatan
bersama.
6. Adil
Melalui pembiayaan syariah, FIF menempatkan nasabah pengguna
dana
dalam hak, dan kewajiban, keuntungan dan resiko yang berimbang.
7. Jujur
Jujur dalam menyampaikan informasi yang ada.
Berikot perbandiugau autara FIF Kouveusional dengai11 FIF Syariah
PRINSIP
FIF KONVENSIONAJL
FIJ?SYARIAH
Akad I perjanjian
Pembiayaan Konsumen
Akad Pembiayaan
Murabahah berdasarkan
"Kesepakatan" (sukarela)
Hokum
Kerangka
hukum
yang Kerangka
hukum
yang
digunakan mengacu pad a digunakan mengacu pad a
hukum positif saja
hukum positif dan hukum
syariah
Keontungan
Menjadi milik perusahaan Menjadi milik perusahaan
sepenuhnya yang disebut sepenuhnya yang disebut
dengan bunga.
Somber Pembiayaan
Pinjaman
pemerintah
mar gm.
dari
atau
Bank Harus dari Bank Syariah
Bank yaitu BSMI, dengan porsi
61
swasta dalam bentuk joint 100%
financing
Operasional
- Pembayaran denda masuk - Penalti customer ada dua :
pendapatan perusahaan.
untuk dana sosial dan ganti
rugi (pendapatan)
- biaya administrasi jika terjadi
pelunasan,
dari sisa HP.
tidak
7,5% administrasi
ada
biaya
jika
terjadi
pelunasan.
- Price list dibuat secara - Price list dibuat secara
global
iinci
- apabila customer tidak - Apabila customer tidak
pernah klaim maka premi pernah klaim maka akan
akan menjadi pendapatan ada Bonus I hadiah jika
Asuransi.
surplus.
DPS (Dewan Pengawas Tidak ada
Ada,
Syariah)
pengawas
tugasnya
dan
sebagai
penasehat
dari produk syariah yang
dijalankan.
Tabel 3.5
62
Berdasarkan keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 4 Desember 2003
No : U-208/DSN-MUT/XII/2003 telah diputuskan Dewan Pengawas Syariah (DPS)
FIF Syariah yang terdiri dari :
1. H. Iwan P. Pontjowinoto, MM
2. Drs. H. Aminuddin Yaqub, MA
3. Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, AAAIJ
Dengan demikian FIF Syariah telah memiliki dasar hukum syariah yang kuat bagi
berdirinya perusahaan tersebut.
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN FIF SYARIAH DALAM
MENINGKATKAN VOLUME PEMBIAYAAN
A. Strategi Pemasaran Pada FIF Syariah
1. Aplikasi Pembiayaan Pada FIF Syariah
Pada FIF Syariah akad yang digunakan dalam operasionalnya adalah akad
murabahah atau jual
beli.
Sedangkan sumber pendanaannya (funding)
menggunakan akad wakalah dengan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Jadi
FIF Syariah menyediakan barang untuk dana "titipan" I wakalah dari BSMI yang
digunakan untuk pembiayaan murabahah.
Murabahah adalah teknik jual beli barang deng:an menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam
murabahah ditentukan beberapa required rate of profit - nya (keuntungan yang
ingin diperoleh) 1
Kemudian menurut praktisi perbankan islam Muhammad Syafi'i Antonio
menjelaskan bahwa Ba'i Al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual harus
1
Adiwarman A. karim, (Jakarta, Bank Islam analisis Fiqh dan Keuntungan, 2004), h.
63
64
memberi tahu harga produk yang ia beli dan m•:nentukan suatu tingkat
keuntungansebagaitrunbahannya.
2
Sedangkan menurut Adiwarman A. Karim murabahah berarti suatu penjualan
barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya,
seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan
tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal
rupiah tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya,
misalnyal0% atau 20%.
3
Selama akad belum berakhir maka harga jual beli yang telah disepakati pada
awal akad tidak boleh berubah. Apabila terjadi perubahan maka akad tersebut
menjadi batal. Cara pembayaran dan jangka waktunya harus disepakati bersama,
bisa secara lumpsum ataupun secara angsuran.
Murab~ihah
dengan pembayaran
secara angsuran ini disebut juga ba 'i bi Isaman ajil. Dalam prakteknya nasabah
yang memesan untuk membeli
barang menunjuk pemasok yang telah
diketahuinya menyediakan barang dengan spesifikasi dan harga yang sesuai
dengan keinginannya. Atas dasar itulah FIF melakukan pembelian secara tunai
dari pemasok yang dikehendaki oleh nasabahnya, kemudian menjualnya secara
tangguh kepada nasabah yang bersangkutan. Dalam kontrak murabahah, FIF
Syariah akan membeli barang (sepeda motor honda) dari dealer secara tunai atas
2
Muhammad Syafi'I Antonio, Bank Syari'ah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema lnsani,
2005), Cet. Ke 9, h. I 0 I
' Adiwarman A. Karim , Bank Islam Ana/isis Fiqh Dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. I 03
65
nama BSMI sebagai pemilik dana seutulmya, lalu menjualnya kepada nasabahnya
dengan mengambil margin keuntungan. FIF Syariah memberikan waktu tangguh
bayar kepada nasabahnya selama jangka waktu yang disepakati bersama antara
perusahaan dengan nasabah. Melalui akad murabahah, n:asabah dapat memenuhi
kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan, dalam
hal ini sepeda motor Honda, tanpa harus menyediakan uang tunai lebih <lulu.
Dengan kata lain nasabah telah memperoleh pembiayaan dari FIF Syariah untuk
dapat memiliki barang tersebut.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) telah
menetapkan syarat untuk akad murabahah yang diterapkan dalam Usaha Syariah,
di antaranya:
a. Harns ada akad antara perusahaan dan nasabah
b. Komoditas yang diperjualbelikan bukan barang haram
c. Perusahaan membeli barang untuk nasabah atas nama perusahaan sendiri,
kemudian menjual kembali kepada nasabah sesuai harga beli ditambah margin
d. Apabila perusahaan mendapat potongan dari pemasok, maka harga beli yang
diperhitungkan adalah setelah adanya potongan tersebut
e. Perusahaan dapat meminta uang muka kepada nasabah yang dapat
diperhitungkan sebagai pembayaran cicilan utang nasabah kepada perusahaan.
Berdasarkan dari syarat akad murabahah yang telah ditetapkan oleh MUI
tersebut diatas maka FIF Syariah telah memenuhi syarat - syarat tersebut.
66
Pada FIF Syariah skema pembiayaannya adalah sebagai berikut :
FIF Syariah
Channeling
(\Vakalah)
Tabarru'
<;~
Bank
Syari'ah
www.fifkredit.com
/
2
3
Pencairan
1
Sepeda Motor HONDA.
Tabet 4.1.
Pertama dealer memberikan sepeda motor kepada customer setelah adanya
kesepakatan. Sebelumnya dari pihak dealer menawarkan calon customer untuk
mengunakan pembiayaan FIF konvensional atau Syariah; Setelah disepakati
menggunakan pembiayaan Syariah, FIF Syariah kemudian mencairkan dana tunai
sebagai pembayaran sepeda motor yang dikredit oleh customer kepada dealer.
Dana tersebut diadapat dari akad wakalah (channeling) antara FIF dengan pihak
Bank Syariah dalam ha! ini yaitu Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). BSMI
67
sepenuhnya yang menjadi penanggung dana (Funding). Lalu setiap bulannnya
customer membayar angsuran motor kepada FIF Syariah sebesar jumlah yang
telah disepakati bersama yaitu harga pokok perolehan barang ditambah dengan
margin keuntungan yang telah disepakati dan disebutkan diawal selama dalam
jangka waktu tertentu. Margin yang ditentukan oleh FIF Syariah adalah 24 %
untuk 2 tahun. Akad antara FIF Syariah dengan customer adalah akad murabahah
dengan pembayaran diangsur. Sedangkan antara dealer dengan FIF Syariah
adalah akad jual beli tunai.
Contoh perhitungan Murabahah :
Harga - On The Road
Rp. 11.000.000
Op Gross
Rp. 3.500.000
Administrasi
Rp. 150.000
Asuransi
Rp. 350.000 -
Op Nett
E,p. 3.000.000 -
Harga Beli/Pokok Pembiayaan
Rp. 8.000.000
Jangka Waktu:
24 Bulan
Margin I Tingkat Keuntungan
E,p. 3.500.000 +
Harga Jual
R1[>. ll.500.000
Angsuran I Bulan
=
11.500.000 :
24 bulan
=
Rp 480.000
Uang muka I DP yang diserahkan oleh customer d.iawal dihitung sebagai
angsuran pertama ditambah dengan biaya asuransi. Asuransi yang digunakan oleh
FIF Syariah adalah asuransi Astra Cabang Syariah. Asuransi
Syariah
68
menggunakan akad dengan niat Tabarru' (aqad Takafulli), yaitu suatu niat tolong
menolong pada sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah.
Pada akhir periode asuransi, jika perusahaan asurans:i memperoleh laba dan
konsumen tidak pernah mengajukan klaim, maka konsumen yang bersangkutan
berhak atas nisbah (hadiah/Bonus) dengan jumlah tertentu sesuai tingkat
insvestasi tahun tersebut. Apabila nisbah yang menjadi hak konsumen tidak
diambil dalam jangka waktu yang disepakati, maka dana yang mengendap
tersebut akan diserahkan sebagai dana sosial.
Simulasi Refund Nisbah Tabarru FIF Syariah :
Titipan
Premi
Tabarru
Rp
600.000
l l l l lBl l l l l !I~ ~
Investasi di
NISBAH / BAGI
HASIL
Rp. 200.000
I
AAB
Rp.
50.000
Rek.AAB
:_I______. .,
• De1posito Syariah
• Obligasi Syariah
• Reksadana Syariah
JIKA TIDAK TERJADI CLAIM
NISBAH
NET:
Rp.
150.000
•
I
Rp
~5.000
I
Rp
l75,000
Tabcl 4.2.
AAB
50 O/o
Nasabah
50 O/o
69
Dari simulasi diatas, diketahui bahwa nisbah nett. bagi hasil dari pendapatan
investasi dibagi dua antara perusahaan asuransi (AAB) dengan nasabah.
Berikut ha! - ha! yang terdapat pada asuransi syariah :
a. Produk Asuransi Syariah merupakan asuransi berlandaskan Syariah dengan
prinsip tolong menolong sesama anggota ( ta'awwun ). Dimana peserta
menyerahkan pengelolahan keuangannya ke AAB dengan jasa 45 % dari
premi, sedangkan 55% untuk dikelola oleh pihak asuransi dalam kumpulan
dana tabarru ( Tabarru Fund)
b. Pengelolaan dana tabarru dilakukan melaiui investasi secara syariah antara
lain pada deposito syariah, obligasi syariah dan reksadana syariah dan juga
usaha - usaha lainnya.
c.
Apabila total biaya klaim yg dikeluarkan dalam suatu periode lebih kecil dari
dana tabarru, maka akhir periode akan diberikan kelebihan dana tersebut
(berupa Nisbah I bonus I hadiah )
d.
Perhitungan Nisbah/bonus dilakukan di akhir periode pertanggungan jika
tidak pemah klaim selama periode pertanggungan.
e.
Apabila Nisbah I keuntungan lebih kecil dari Rp. I 0.000, akan dihibahkan ke
Dinas Sosial melalui perusahaan asuransi.
Apabila pada waktunya customer tidak dapat I lalai melakukan kewajibannya
yaitu berupa pembayaran angsuran, maka akan dikenakan penalti. Dalam
konvensional jika hai ini terjadi customer akan dikenakan bunga yang besamya
telah ditentukan.
70
Penalti yang dikenakan oleh FIF Syariah ada dua yaitu sebagai berikut :
a. Dana sosial (Fatwa No. 17/DSN-MUI/IX/2002) :
- Sebesar Rp 5000 dari jumlah angsuran yang terlambat
- Tidak boleh di nego I di hapus
- Dibukukan sebagai "Dana Sosial"
b. Ganti rugi (Fatwa No. 43/DSN-MUUVIII/2004):
- Sebesar 0,5 % x total angsuran x jumlah hari
- Boleh di nego I di hapus.
- Dibukukan sebagai sebagai pendapatan lainnya.
Skema penyelesaian masalah nasabah :
MAU
Ta pi
TIDAK
MAMPU
(UNABLE)
•Maintain
Longterm
• W I 0 Policy ??
?
•
Tabet 4.3.
J}
MAM PU
Ta pi
TIDAK
MAU
71
Dalam FIF Syariah, customer I nasabah yang tidak melakukan pembayaran
angsuran saat tiba waktunya dalam beberapa bulan angsuran akan dibedakan
menjadi dua, yaitu nasabah yang mau membayar tetapi tidak mampu membayar
karena satu dan lain hal ; dan nasabah yang mampu membayar tapi tidak mau
membayar. Pada dasarnya apabila hal ini terjadi maka barang akan ditarik I
diambil kembali oleh FIF Syariah untuk kemudian dijual untuk memenuhi
angsuran nasabah yang menunggak tadi. Akan tetapi untuk nasabah yang berada
dalam kriteria yang pertama tadi akan diberikan sedikit kemudahan atas dasar
itikad baik yang ditunjukkan oleh nasabah.
Bagi nasabah atau customer yag tidak mampu melanjutkan pembayaran
angsuran akan dikenakan sebagai berikut :
a. Objek dan Jaminan lainnya ditarik I diambil dan dijual dengan harga pasar
yang disepakati
b. Nasabah melunasi sisa hutangnya dari hasil penjualan objek jaminan tersebut.
c. Apabila hasil penjualan tersebut lebih maka sisanya dikembalikan kepada
nasabah.
d. Apabila kurang, maka tetap menjadi hutang nasabah yang harus dilunasi.
e. Apabila benar - benar tidak mampu membayar sisa hutangnya, maka FIF
Syariah dapat membebaskannya
Dalam melakukan eksekusi datas FIF Syariah tentunya mengutamakan prinsip
- prinsip kemanusiaan. Karena dalam Islam tidaklah diperbolehkan menggunakan
cara - cara yang tidak baik dan dapat melukai fisik maupun perasaan seseorang.
72
2. Strategi Pemasaran Pembiayaan Pada FIF Syariah
a. Segmentasi Pasar
Dalam Strategi pemasaran Strategi segmentasi pasar merupakan salah satu
hal yang terpenting. Hal ini merupakan penentu arah bagi FIF Syariah untuk
merumuskan bauran pemasaran apa yang tepat bagi segmen pasar tertentu.
Karena dalam segmentasi pasar ini akan dikelompokkan beberapa segmen
pembeli I customer, dan tentunya sifat - sifat dari kelompok tersebut haruslah
di pahami oleh FIF Syariah. Setelah dapat dikelompokkan kemudian dibuat
strategi berdasarkan daripada karakter dan sifat - sifat kelompok tersebut.
Dal am
menentukan
segmentasi
pasamya
FIF
Syariah
mengelompokkannya berdasarkan pada cara pandartg masyarakat terhadap
pembiayaan syariah. Karena pembiayaan syariah berbeda dengan pembiayaan
konvensional yaitu terdapat nilai - nilai agama di dalamnya. Untuk itulah
perlu diperhatikannya respon dan pola pikir masyarakat selain daripada
muslim terhadap pembiayaan syariah. Hal ini diperlukan supaya pembiayaan
syariah dapat kompetitif menjangkau semua kalangan sehingga peluang pasar
semakin terbuka lebar.
Berikut segmentasi pasar yang dibuat oleh FIF Syariah :
a) Customer rasional
Customer ini mempunyai sifat - sifat sebagai berikut :
(I) Orientasi kepada keuntungan yang didapat
(2) Tidak terlalu mempemrnsalahkan prinsip syariah
73
(3) Cakupan pasarnya lebih luas
b) Customer emosional :
Segmentasi ini mempunyai sifat I ciri - ciri sebagai berikut :
(1) Berpegang teguh kepada prinsip - prinsip syariah
(2) Cakupan pasarnya terbatas pada orang - orang Islam saja.
(3) Tidak berorientasi kepada keuntungan / laba.
(4) Berpandangan Akhirat I hari akhir.
b. Penentuan Pasar Sasaran dan Posisi Pasar
Menentukan pasar sasaran sangatlah penting karena dengan menentukan
pasar sasaran dapat dipetakan arah dan tujuan dari peluncuran produk yang
ditawarkan. Dengan begitu pemasaran menjadi tepat sasaran dan efisien, serta
tentunya menguntungkan peusahaan.
Dalam menentukan pasar sasarannya FIF Syariah ingin menjangkau
semua kalangan. Yaitu tidak terbatas kepada agama, dan suku bangsa.
Walaupun pembiayaan yang ditawarkan adalah Islami namun pangsa
pasranya tidaklah boleh terbatas kepada Umat Islam saja. Karena agama Islam
sendiri merupakan Rahmatan Lil 'a/amiin yaitu berkah bagi seluruh alam.
Sedangkan Posisi pasar yang diraih oleh FIF Syruriah adalah, FIF Syariah
menempatkan perusahaannya untuk jenis pembiayaan motor roda dua dengan
berbasiskan syariah. Maka dari itu dapat diketahui bal1wa segmentasi
pasarnya adalah menengah dan menengah kebawah.
74
c. Bauran Pemasaran
Produk
Dalam pemasaran jasa produknya adalah tidak terlihat tidak seperti
halnya barang yang berwujud. Oleh klarena itu produk jasa mempunyai
elemen - elemen yang lebih komplek. Produk jasa haruslah berorientasi
pada kepuasan customer dan dapat bersaing dengan produk - produk
pesaing lainnya. Pada FIF Syariah telah clapat diketahui bahwa peoduknya
adalah pembiayaan sepeda motor secara syariah. Produk ini merupakan
hal yang baru dalam masyarakat Indonesia. Pesaing FIF Syariah dalam
memasarkan produk pembiayaan ini dapat dikatakan belum ada, karena
baru FIF Syariah yang meluncurkan pembiayaan ini. Namun system
pembiayaan syariah yaitu
telah banyak dilakukan oleh bank - bank
syariah dengan produk murabahahnya.
Dalam menentukan produk jasa ini FIF Syariah berpatokan kepada fatwa
- fatwa MUI yang telah ada dengan diawasi oleh Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang berjumlah tiga orang. Yang berfungsi sebagai
pengawas tentang produk - produk, dalam hal ini pembiayaan yang akan
ditawarkan kepada masyarakat. Masyarakat pun akan mendapat jaminan
untuk produk syariah tersebut.
Dalam menentukan produk pembiayaan yang akan ditawarkan kepada
masyarakat, FIF Syariah selalu berdiskusi dan berkonsultasi kepada DPS nya seperti contoh dalam menentukan akad apa yang akan digunakan
75
dalam pembiayaan. Dipilihnya akad murabahah selain karena memang
identik dengan pembiayaan yang telah dikenal oleh masyarakat, juga
dapat dengan mudah dimengerti oleh calon customer.
Harga
Penentuan harga sangatlah berpengaruh terhadap penenmaan laba
perusahaan. Sehingga harus ditetapkan dengan tapat. Tentunya FIF
Syariah berpatokan bahwa dalam Islam harga tidaklah boleh menjerat dan
berlebihan. Namun juga tidak boleh dikesampingkan laba perusahaan
yang
dapat
diperoleh
haruslah
seimbang
karena
FIF
Syariah
bagaimanapun juga bukan lembaga nirlaba. Walaupun tidak menggunakan
sistem bunga namun tidak dapat dipungkiri bahwa penentuan margin
keuntungannya tidak lepas dari pengaruh tingkat suku bunga ha! ini
dikarenakan masyarakat kita yang memang mengukur hal - ha! seperti itu
dengan tingkat suku bunga.
Persentase margin keuntungan FIF Syariah sebesar 24 % untuk jangka
waktu dua tahun. Hal ini mungkin tidak berbeda jauh dengan pembiayaan
konvensional. Karena memang ha! in merupakan persaingan usaha, tetapi
pada FIF Syariah bersifat lebih kekeluargaan, 1idak menjerat dengan
bunga. Karena margin keuntungan tidak berubah dan tidak menjadi bunga
- berbunga. Untuk menyiasati margin keuntungan yang tidak terlalu
berbeda dengan konvensional FIF Syariah mell1berikan pelayanan dengan
lebih bersifat kekeluargaan.
76
Distribusi
Dalam distribusi terdapat unsur penting yaitu bagaimana produk dapat
tersebar dengan baik. Walaupun tidak merata tetapi distribusi diutamakan
untuk dapat menjangkau daerah - daerah potensiall pamasaran. Dan itulah
yang
dilakukan oleh FIF Syariah saat ini. Sdain Jakarta
sebagai
pusatnya, FIF Syariah juga membuka cabang - cabang di kota - kota
besar lainnya di Indonesia.
Di Aceh FIF Syariah bukan lagi mempakan bagian dari konvensional.
Jika di cabang - cabang lain FIF Syariah hanya sebagai
Channeling,
Office
yaitu masih dalam satu kantor dengan yang konvensional
namun di Aceh hanya terdapat FIF Syariah. Hal ini dikarenakan tingkat
keberagamaan dan sosial masyaralrnt yang memegang teguh Agama Islam.
Bahkan mempakan satu - satunya Daerah Istimewa yang her- UU syariah.
Fif Syariah dalam setiap keputusannya untuk mebuka cabang di kota kota selalu mengadakan pemetaan tingkat keberagamaan dan sosial
masyarakat.
Promosi
Promosi merupakan salah satu komponen bauran pemasaran yang sangat
penting karena ia berhubungan langsung dengan customer dan calon
customer. Kadangkala citra dari pemsahaan pun dapat dibentuk dari
promosi. Intensitas promosi pun menjadi penting untuk meraih pasar.
Pada FIF Syariah intensitas promosinya ditetapkan minimal 4 kali dalam
77
satu bulan pada media elektronik dan cetak. Kemudian setiap event event keagamaan paling tidak mensponsori satu kegiatan.
Program strategi pemasaran produk FIF syariah yang baru, yang mulai
dilaksanakan pada bulan Januari 2006, yaitu sebagai berikut :
I) Program pemasaran ke dealer:
Modifikasi insentif matrik dengan memasukkan persentase booking
syariah sebagai kompensasi atas insentif scheme.
2) Program pemasaran ke end customer :
Customer Rasional
l) Melakukan promosi dengan mengedepankan sisi rasionalitas
2) Menonjolkan sisi transparansi dan keadilan pada kredit syariah
3) Menonjolkan keuntungan kredit syariah yang tidak terdapat
pada sistem konvensional
4) Diversifikasi "magic words"
Customer Emosional
l) Iklan pada bulletin Jumat
2) Event promotion (hari besar Islam)
3) Promosi dengan hadiah haji/umroh
4) Cluster canvasing
5) Menampilkan endorser produk
3) Manpower (Tenaga Kerja) atau Sumber Daya Insani
78
a) Menempatkan tenaga marketing pada posisi AO (Accow1t Officer)
Syariah
b) Mengadakan sales force Wltuk program syariah
c) Mengadakan pelatihan dan sosialisasi terhadap karyawan tentang
produk Syariah
B. Analisis Terhadap Strategi Pemasaran FIF Syariah
Identifikasi masalah - masalah pemasaran produk FIF Syariah agar dapat dibuat
suatu strategi pemasaran baru yang lebih baik. Masalah - masalah tersebut kemudian
dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keengganan Dealer Terhadap Kredit Syariah,
2. Produk syariah relatif masih baru, 3. Program Marketing Syariah Masih Minimal,
4. Keterbatasan Manpower.
Berdasarkan dari identifikasi masalah pemasaran tersebut kemudian dibuatlah
program strategi promosi produk FIF syariah yang baru. Yang meliputi Program
promosi ke dealer, kepada End customer, dan dari segi Manpower.
Untuk mendorong Dealer agar mau ikut mempromosikan pembiayaan tersebut,
FIF Syariah melakukan cara memodifikasi insenlif matrik dengan memasukkan
persentase booking syariah sebagai kompensasi atas insentifscheme.
Jnsentif scheme adalah perhitWlgan insentif atau keuntw1gan yang akan didapat
oleh dealer apabila dapat memasukkan customer I pembeli sepeda motor kepada
pembiayaan FIF sebanyak - banyaknya. Tujuannya adalah untuk memberikan
stimulus kepada dealer, sehingga dealer bergairah untuk memasukkan customer
79
kepada pembiayaan FIF. Insentif ini dapat berupa uang tunai, barang seperti mobil,
serta jalan - jalan ke luar negeri. Perhitungan insentif scheme ini berdasm·kan atas
banyaknya customer yang masuk kepada pembiayaan FIF. Sehingga semakin banyak
customer yang berhasil masuk pembiayaan FIF, semakin menarik pula insentif I
bonus yang di dapat dealer.
Sebelumnya untuk pembiayaan FIF Syariah tidak tenmasuk ke dalillll skema
insentif terse but, sehingga dealer tidak tertarik I enggan untuk memasukkan customer
kepada pembiayaan FIF Syariah, karena mereka tidak akan mendapatkan keuntungan
darinya. Namun saat ini pembiayaan FIF Syariah telah dimasukkan ke dalam insentif
scheme. Sehingga dealer akan mendapatkan keuntungan dari pembiayaan FIF Syariah
ini. Hal ini bertujuan agar dealer juga mau bekerjasilllla untuk ikut mempromosikan
· pembiayaan FIF Sym·iah kepada customer. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan
jumlah customer.
Berdasarkan dari permasalahan pemasaran diatas bahwa pembiayaan syariah
masih relatif baru dan masih minimnya program marketing pembiayaan syariah ini
maka FIF syariah juga membidik End Customer dengan strategi pemasaran yang
memang dibuat untuk menarik calon customer. End Customer atau konsumen,
merupakan sasaran dari strategi pemasaran tersebut. Sebagai pengguna ( disebut juga
nasabah) end customer-lah yang kemudian menjadi akhir dari tujuan pemasaran itu
sendiri. Pada FIF konvensional konsumennya adalah orang - orang I nasabah yang
berfikir rasional terhadap pembiayaan FIF. Seperti halnya untung - rugi dan manfaat
yang akan mereka dapat dari pembiayaan FIF.
80
Namun pada FIF Syariah selain berfikir rasional nasabah yang berfikir secara
emosional, karena tidak dapat dipungkiri sistem syar:iah sendiri merupakan
implementasi dari hukum agama islam. Tidak hanya untung - rugi, manfaat yang
mereka peroleh dari pembiayaan FIF Syariah dasar pemikiran mereka, namun juga
baik - buruk, halal - haram, dan pahala yang akan mereka dapat dari pembiayaan FIF
Syariah. Dan segmentasi customer emosional - !ah yang saat ini belum digarap oleh
FIF konvensional.
Tidak dapat dipungkiri pula bahwa pembiayaan FIF Syariah juga memiliki tingkat
keuntungan yang tidak kalah dibanding dengan FIF Konvensional. Untuk itulah
perlunya dibuat segmentasi cutomer untuk kemudian dibuat
suatu strategi yang
berbeda antara customer rasional dan customer emosional. Tujuannya adalah agar
strategi yang dibuat dapat mengena tepat sasaran berdasarkan segmentasinya dan juga
efektif dalam menjaring customer sebanyak - banyaknya. Segmentasi End Customer.
Untuk customer rasional
FIF
Syariah antara
lain
berpromosi
dengan
mengedepankan sisi rasionalitas yaitu dengan cara mengedepankan keuntungan keuntungan pembiayaan FIF Syariah. Seperti bebas penalti, tidak ada biaya
administrasi apabila melakukan pelunasan lebih awal dan yang pasti bebas bunga
yang dapat melilit.
Dengan adanya strategi ini maka pangsa pasar FIF Syariah akan lebih terbuka
lebar dan tidak hanya terpaku pada agama Islam saja. Karena Floa1ing Market justru
merupakan pasar yang sangat berpotensi. Sehingga masyarakat berbagai kalangan
81
pun dapat ikut menikmati pembiayaan syariab. Hal ini sesuai dengan pemyataan
babwa agama Islam memang merupakan rabmat bagi segenap alam.
FIF Syariab juga Menonjolkan sisi transparansi dan keadilan pada kredit syariab
sebagai strateginya kepada customer rasional. Untuk kalangan rasional yang terbiasa
dengan sistem bunga, mereka telab pabam betul jika peruntukan bunga adalab milik
perusabaan secara mutlak. Berbeda dengan syariab babwa diawal kontrak telab dapat
diketahui harga pokok dari barang tersebut, dan berapa perusabaan mengambil
keuntungan dari barang tersebut. Sehingga semuanya menjadi transparan dan jelas.
Bagi sebagian orang ha! ini menjadi penting karena mereka tidak mau tertipu dan
juga konsumen saat ini telab makin pintar dalam memilih produk.
Keadilannya yaitu pembayaran syariah menggunakan kerangka hukum positif
yang berlaku namun tetap dalam bingkai syariah. Transasi dilakukan dengan akad
murababab yang memakai prinsip jual beli barang nyata pada harga dasar dan
tambahan keuntungan yang sesuai dengan kesepakatan bersama, sehingga semua
pihak dapat menikmati rasa tentram saat bertansaksi. Ditambah lagi dengan tidak
adanya penalti, ha! ini makin menarik end user yang rasional. Maka ha! - ha! ini perlu
untuk ditonjolkan sebagai sesuatu yang dapat menarik end user.
Hal ini sesuai
dengan ketentuan bahwa pemasaran Islami haruslab menghindari praktek - praktek
penipuan dan tidak adanya eksploitasi pada satu pihak atau konsumen.
Menonjolkan keuntungan kredit syariab yang tidak terdapat pada sistem
konvensional. Seperti halnya menonjolkan sisi transparansi dan keadilan, ada juga
82
ha! - ha! lain yang perlu ditonjolkan. Salah satunya yaitu keuntungan kredit syariah
yang tidak terdapat pada konvensional.
Diversifikasi juga dilakukan oleh FIF Syariah untuk menonjolkan sisi Syariahnya.
Hal ini perlu, agar masyarakat dapat dengan mudah mengenal FIF Syariah. Dan juga
masyarakat dapat dengan mudah membedakan antara pembiayaan syariah dengan
yang konvensional.
Kemudian strategi yang diterapkan untuk menjaring customer emosional salah
satunya adalah dengan Cluster canvasing. Yaitu dengan mendirikan tenda - tenda
FIF pada tempat - tempat keramaian. Seperti pusat - pusat perbelanjaan, Mall,
Bazaar, dll. Pada tenda tersebut tersedia produk - produk FIF Syariah yang
ditawarkan kepada konsumen dengan disertai oleh personel pemasaran yang
berpromosi kepada orang - orang yang melewati tenda tersebut.
Promosi seperti ini dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh tenaga
sales I pemasaran yang handal dan persuasif. Karena pada pusat - pusat perbelanjaan
I Mall kebanyakan orang hanya lalu lalang dan melihat - lihat saja. Untuk itulah
perlu diadakan acara - acara yang menarik dan atraktif sehingga dapat menarik orang
untuk mendekat pada Cluster canvasing FIF Syariah.
Selain itu strategi yang diterapkan untuk menjaring customer emosional antara
lain adalah dengan
beriklan pada bulletin Jumat. Yaitu dengan beriklan pada
selebaran yang biasa disebar pada masjid - masjid ketika shalat Jumat berlangsung.
Dengan beriklan pada buletin Jumat maka sudah pasti bahwa segmentasi pembacanya
adalah orang muslim sehingga tidak akan salah sasaran.
83
FIF Syariah juga berpromosi pada acara - acara hari besar Islam. Yaitu dengan
menjadi sponsor pada kegiatan hari - hari besar dalam Islam. Seperti Isra' Mi'raj,
Hari Raya Idhul Adha, di!. Selain sebagai sponsor FIF Sayariah juga juga dapat
menempatkan Produk - produknya pada saat kegiatan tersebut berlangsung. Maka
selain berpromosi FIF Syariah juga turut menyemarakk<m kegiatan - kegiatan
keagamaan, dan ha! ini sangatlah baik sekali.
Promosi dengan hadiah haj i I umroh tentunya sangat menarik bagi customer
emosional. Hal inilah yang juga
dilakukan oleh FIF Syariah dalam strategi
pemasarannya. Promosi dengan hadiah - hadiah menarik biasa dilakukan
untuk
menarik customer sebanyak - banyaknya. Untuk segmen emosional ini, hadiah yang
tepat untuk diberikan adalah hadiah perjalanan ibadah haji atau umrah ke tanah suci
Mekkah.
Selain itu Kekuatan - kekuatan dan juga pendukung - pendukung produk juga
ditampilkan dalam promosi pembiayaan syaiiah, karena ha! ini merupakan salah satu
kunci utama dalam strategi pemasaran FIF Syariah. Seperd adanya Fatwa MUI
tentang Harammya Bunga dan juga landasan - landasan dari praktek pembiayaan
syariah ini.
Salah satu kelemahan dari FIF Syariah adalah kurangnya Manpower atau tenaga
kerja yang benar - benar mengerti akan sistem syariah tersebut. Hal ini wajar terjadi
karena memang hal ini masih merupakan sesuan1 yang baru. Namun kiranya hal
tersebut tidak menjadikan FIF Syariah tidak dapat berkembang. Solusi yang
84
dilakukan FIF Syariah dalam mengatasi masalah tenaga kerja ini adalah sebagai
berikut:
I. Menempatkan tenaga marketing pada posisi AO (Account Officer) Syariah
Mubanunad Syakir Sula4 pada republika.com mengatakan bahwa dalam Islam
terdapat sembilan macam etika (akhlaq) yang harus dimiliki seorang tenaga
pemasaran. Dalam buku berjudul Spiritual Marketing yang dirumuskannya
bersama pakar pemasaran Hermawan Kertajaya, Beliau menyebutkan, kesembilan
etika tersebut adalah :
a. Memiliki kepribadian spiritual (Taqwa)
b. Berkepribadian baik dan simpatik (Shiddiq)
c. Berlaku adil dalam berbisnis (al-'adl)
d. Melayani nasabah dengan senyum dan rendah hati (khitmah).
e. Selalu menepati janji dan tidak curang (tahfif)
f.
Jujur dan terpercaya (amanah)
g. Tidak suka berburnk sangka
h. Tidak suka menjelek - jelekkan, dan
I.
Tidak melakukan suap (riswah).
Dengan kesembilan etika pemasaran yang hams dimiliki seorang tenaga
marketing tersebut, maka optimis produk-produk syariah akan laku dan mampu
bersaing dengan produk konvensional yang telah lebih <lulu eksis, untuk
4
Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), President Sharia Financial Planner
Club, serta CEO Balasa Tazkia
85
kemudian merebut pangsa pasarnya sendiri. Maka dengan ditempatkannya tenaga
marketing pada posisi Account Officer (AO) Syariah maka akan mempermudah
promosi produk syariah tersebut.
2. Mengadakan sales force untuk program syariah
Walaupun program - program FIF Syariah masih menumpang pada FIF
konvensional, akan tetapi dapat dilakukan penekanan terhadap penjualan produk
syariah. Antara lain dengan menawarkan produk syariah kepada calon customer
ketika mereka
akan menggunakan pembiayaan FIF. S:ehingga mereka dapat
memilih antara produk syariah dan konvensional. Penekanan terhadap program program syariah dirasakan sangat penting mengingat usianya yang sangat muda
dan juga masih belum adanya kompetitor sejenis yang ha! ini memberikan
peluang besar tersendiri bagi FIF Syariah.
3. Mengadakan pelatihan dan sosialisasi terhadap karyawan tentang produk
Syariah.
Dengan diadakannya pelatihan ini maka diharapkan karyawan
FIF
konvensional dapat mengerti akan pnns1p -· prinsip sistem syariah yang
diterapkan pada FIF. Sehinggga
mereka dapat menjadi representasi dari
karyawan FIF Syariah.
Strategi pemasaran dalam Islam haruslah menjunjung tinggi nilai - nilai kejujuran
dan amanah. Antara lain tidak melakukan promosi yang menipu ataupun mengelabuhi
konsumen. Yang telah diterapkan oleh FIF Syariah dalam meningkatkan volume
86
pembiayaan antara lain adalah membuat program pemasaran bagi dealer, dan end
customer.
Produk yang diatawarkan oleh FIF Syariah adalah pembiayaan sepeda motor
merek Honda, sehingga barangnya jelas ada, dan pasti halal karena sebagai alat
transportasi. Hal ini sejalan dengan dasar pembiayaan Islami yang mensyaratkan
barangnya harus jelas dan halal. Karena percuma saja apabila akad yang digunakan
syariah akan tetapi barang yang
dipakai adalah barang -- barang haram. Tidak
menutup kemungkinan nantinya FIF Syariah akan membiayai barang - barang selain
sepeda motor, seperti barang - barang elektronik, sama sepertii yang sudah dilakukan
oleh FIF konvensional. Dan ha! seperti itu sah - sah saja.
Dari segi penetapan harga sebagai salah satu dari komponen bauran pemasaran,
FIF tidak mengambil keuntungan secara berlebihan. Dapat dilihat dari bagaimana
cara FIF memperlakukan penalty yang pada konvensional dana penalty ini masuk ke
dalam pendapatan perusahaan, maka pada FIF Syariah penalty ini dialokasikan
sebagai dana sosial. Dana sosial ini dipergunakan sebagai sed•ekah atau pun memberi
santunan kepada para fakir miskin, serta kegiatan - kegiatan sosial lainnya. Hal ini
sesuai dengan prinsip syariah yaitu mengambil keuntungan dengan wajar dan benar.
FIF Syariah mendapat keuntungan dari margin antara harga beli dari dealer dengan
harga jual kepada end customer. Dan margin ini pun harus telah disepakati bersama
antara kedua pihak.
Kemudian dari segi sumber daya insaninya, walaupun masih merupakan konversi
orang - orang dari konvensional yang menjadi tenaga syariah, akan tetapi FIF Syariah
87
tetap menjunjung tinggi nilai - nilai syariah dengan tentunya memberikan training
mengenai system syariah ini untuk mereka.
Mengenai distribusi, karena FIF merupakan perusahaan penyediajasa maka sudah
tentu pendistribusiannya lebih baik dan merata. Ditambah lagi jaringan kantor FIF
yang memang telah tersebar ke seluruh pelosok Indonesia. Khusus untuk daerah
Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) disana FIF nya merupakan sepenuhnya
Syariah atau tidak ada konvensionalnya. Hal ini tidak lain juga melihat pangsa pasar
yang ada, yang mayoritas besar warganya muslim dan daerahnya menggunakan
hukum Islam.
FIF Syariah yang baru belum lama
berdiri ini
pada awal
berdiri dalam
promosinya masih mengikut pada konvensional. Yaitu dengan tenaga marketing
konvesional yang menawarkan produk syariah kepada konsumen. Pada awal
berdirinya yaitu pada bulan Oktober FIF Syariah masih mengunakan strategi yang
biasa dilakukan, yaitu Pemasangan spanduk, Menitipkan brosur kredit syariah ke
dealer - dealer, dan Pameran secara tidak langsung karena masih menginduk pada
pameran FIF konvensional.
Dengan strategi ini tingkat penjualan FIF Syariah masih dirasa kurang dan tidak
ada peningkatan yang berarti. Untuk itulah kemudian FIF Syariah menggunakan
strategi pemasaran yang baru yaitu dengan memperhatikan pihak dealer sebagai mitra
FIF Syariah. Dengan strategi yang baru untuk dealer, membuat pihak dealer menjadi
tertarik untuk mempromosikan pembiayaan syariah kepada calon customer. Karena
merekajuga akan mendapat keuntungan dminya.
88
Untuk selain dealer, FIF Syariah juga melihat pangsa pasar yang berbeda pada
end customer, antara yang rasional dan emosional. Untuk itulah dibuat strategi yang
berbeda untuk kedua pangsa pasar tersebut. Dengan adanya segmentasi pasar tersebut
maka strategi yang diterapkan akan tepat sasaran.
Dengan demikian
terjadi peningkatan yang signifikan setelah diterapkannya
program strategi pemasaran tersebut diatas. Terutama pada bulan Februari, yaitu
kenaikan volume pembiayaan mencapai 10 kali lipat atau 1000 %. Jika pada bulan
Desember terakhir volume pembiayaan mencapai enam puluh unit atau 0,60 persen
dari pencapaian target maka pada bulan Januari mencapai I 00 unit atau I 0 persen dari
pencapaian target dan meningkat lagi menjadi 800 unit pada bulan Februari atau
14, 79 persen dari pencapaian target.
Hal ini menunjukkan strategi yang dilakukan oleh FIF
Syariah telah tepat
mengena sasaran sehingga dapat meningkatkan jumlah pembiayaannya. Walaupun
demikian peningkatan tersebut masih harus dilakukan karena belum dapat memenuhi
target yang diharapkan perusahaan.
Peningkatan pembiayaan tersebut yang dapat dilihat pada table berikut ini :
w
00
80
70
60
;
50
40
30
20
20
10
0
4
5
c:::=J ---- I
c::::J
Okt05
Nov05
6
l==:J.
Des05
10
D
D
Janos
Feb06
PERIODE
T.~L-1
,4
,.
Mar06
89
Pada tabel diatas peningkatan yang sangat tajam terjadi pada bulan Februari.
Walaupun kemudian diikuti dengan penurunan. Namun ha! ini mengindikasikan
adanya lonjakan yang cukup berarti akibat dari perubahan strategi pemasaran yang
dilakukan
FIF
Syariah. Strategi pemasaran tersebut agaknya
perlu terus
ditingkatkan lagi karena kemudian pada bulan Aprilnya menurun lagi. Dan memang
jika dibandingkan dengan FIF
konvensional masih sangat jauh peningkatannya
namun ha! ini merupakan indikasi mulai diterimanya FIF Syariah pada masyarakat.
Yang pada akhirnya tidak menutup kemungkinan nantinya dapat menyamai atau
bahkan melampaui FIF konvensional.
Yang menarik juga bahwa ternyata customer dari pembiayaan syariah ini tidaklah
seluruhnya berasal dari pemeluk agama Islam, akan tetapi bermacam - macam
agama. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Presentase Customer Syariah Berdasarkan Agama :
22
•1J lslam(59.09%)
•IJ Katolik (12.12%)
.IJ Pro1es1an (12.11'/o)
iJ ~(16.()SO~L-
Tahel 4.5
90
Tabel diatas menarik untuk disimak,
dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
customer dari pembiayaan syariah ini tidak semuanya yang beragama Islam. Bahkan
hampir separnh dari customer tersebut yakni kurang lebih 41 % adalah beragama
selain Islam, Kristen protestan, Katolik dan Budha.
Hal ini menuajukkan bahwa FIF Syariah berhasil menjaring end customer yang
rasional. Artinya FIF Syariah berhasil menunjukkan kepada masyarakat bahwa
pembiayaan seperti ini bersifat universal, tidak terpaku pada orang Islam saja. Dan
FIF Syariah juga berhasil meyakinkan masyarakat bahwa pembiayaan syariah juga
menguntungkan bahkan lebih aman dan menenangkan, karena customer rasional
tidak memikirkan halal atau haramnya ; menggunakan bunga atau tidak, tetapi lebih
kepada untung mginya.
Analisis SWOT (Strengtheness, Weakness, Opportunity, Tlircathy)
1. Strengtheness (Kekuatan)
Kekuatan dalam strategi pemasaran FIF Syariah adalah :
a. Belum adanya pesaing dalam bisnis pembiayaan syariah saat mi.
Sehingga masih leluasa dalan1 menggarap pasar syariah.
b. Dalam strategi pemasarannya FIF Syariah didukung oleh induk
pemsahaannya yaitu FIF konvensional yang telah terkenal memiliki
reputasi
yang baik sebagai
anak pernsahaan dari
PT Astra
International. Sehingga pencitraan FIF Syariah sedikit banyak telah
terbentuk dengan baik.
91
c. Segmentasi pasar yang sangat tepat, sehingga setiap segmen diberikan
strategi yang berbeda yang memang mengena dan tepat sasaran. Hal
ini tentunya perlu dipertahankan oleh FIF Syariah.
2.
Weakn~ss
(Kelemahan)
Kelemahan dalam strategi pemasaran FIF Syariah adalah sebagai berikut :
a. Sebagian besar strategi masih dilakukan oleh karyawan dari FIF
Konvensional, sehingga masih terasa sekali kurangnya penekanan
pada sisi syariahnya. Hal ini dapat berimbas pada kepercayaan
customer tentang kesyariah-an dari FIF Syariah, terutama customer
emosional.
b. Strategi pemasaran masih banyak yang terbentur oleh status FIF
Syariah yang masih merupakan
salah satu divisi pada FIF
konvensional. Sehingga belum begitu dapat berkembang lebih luas.
3. Opportunity (Peluang)
Peluang pada strategi pemasaran pembiayaan FIF Syaruiah masih terbuka
lebar. Terutama jika F!F Syariah telah dapat membuka cabang- cabangnya di
kota - kota lainnya di Indonesia. Karena dengan demi kian peluang pasar akan
semakin terbuka lebar. Namun dengan semakin besarnya pangsa pasar maka
strategi tersebut pun harus dilakukan improvement agar selalu sesuai dengan
keadaan pasar.
Dan dengan cliharamkannya Bunga oleh MUI maka ha! ini dapat mendorong
masyarakat muslim untuk berhijrah kepacla pembiayaan syariah.
92
4. Threathy (Tantangan)
Ancaman bagi strategi pemasaran FIF syariah adalah, saat ini akan mulai
muncul pesaing - pesaing potensial yang juga meluncurkan pembiayaan
syariah. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap cakupan pasar yang sedang
digarap FIF Syariah dapat menyusut apabila pesaing te,rsebut muncul.
Selain itu ancaman juga terdapat jika ternyata FIF Syariah kurang konsisten
terhadap prinsip - prinsip syariah dalam strateginya. Tentunya ha! ini dapat
merusak citra perusahaan. Lebih buruk lagi dapat diti:nggalkan oleh customer
emosionalnya yang berpegang teguh pada prinsip - prinsip syariah.
Ancaman juga dapat datang dari perusahaan pembiayaan konvensional yang
telah lebih dahulu banyak berdiri, apabila strategi pernasaran mereka mampu
menyedot calon customer rasional FIF Syariah. Yaitu dengan strategi
pemasaran yang menonjolkan keuntungan financial lebih dibandingkan
dengan FIF Syariah.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari semua yang telah dibahas diatas, maka kira - kira dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut ini :
1. Dalam Ekonomi Islam strategi pemasaran haruslah memenuhi prinsip -
prinsip syariah yang telah ada. Islam melarang adanya penipuan, tindakan tindakan marketing yang tidak terpuji dan strategi yang mematikan usaha
orang lain demi untuk meraup keuntungan. Lebih dali itu strategi pemasaran
dalam Islam juga sebagai media dakwah dan ajang menjalin silaturahmi
antara perusahaan dengan customer.
2. FIF merupakan anak perusahaan dari PT Astra International yang bergerak
pada bidang pembiayaan sepeda motor Honda, dan mempunyai divisi syariah
yang berbasis pembiayaan syariah. Dengan funding dana dari Bank Syariah
Mega Indonesia (BSMI)
menggunakan akad wakalah, dan sistem
pembiayaannya menggunakan akad murabahah. Dan dalam pembiayaannya
FIF Syariah menggunakan Asuransi Syariah dari Asuransi Astra.
3. Perbedaan yang mendasar antara FIF konvensional dengan FIF Syariah adalah
pada system yang digunakannya. Walaupun kemudian FIF Syariah masih
berupa divisi pada FIF konvensional.
93
94
4. Sistem syariah dalam pembiayaan yang dilak:ukan oleh FIF syariah telah
sesuai dengan prinsip - prinsip dasar syariah. Yang antara lain kerangka
hukum yg digunakan adalah hukum Syariah dan hukum positif ; Isi dari
perjanjian menjelaskan secara rinci seperti : Administrasi dan Margin ;
Tingkat keuntungan
=
Margin dan tidak ada bunga ; Penalty ada 2 yaitu:
untuk dana sosial (Fixed) dan Ganti Rugi (Nego) ; Jika ada Pelunasan, maka
tidak ada biaya administrasi (administrasi NOL) ; Tidak ada bunga berjalan ;
Objek yg ditransaksikan jelas yaitu berupa barang (sepeda motor Honda)
dengan akad murabahah ; Apabila ada discount unit, menjadi milik customer
dengan mengurangi harga jual ; Price list di buat secara rinci ; Asuransi :
apabila tidak ada klaim akan ada Nisbah I Bagi hasil, jika surplus Refund
Premi yang tidak diambil customer akan masuk ke "Dana Sosial".
5. Strategi pemasaran yang tel ah dilakukan oleh FIF Syariah telah menggunakan
tata - cara dan prinsip pemasaran secara Islami. St!perti tidak ada unsur
penipuan, gharar I tidak jelas dan tindakan - tindakan marketing yang tidak
baik. Namun memang dari segi manajemen perusahrum masih berada dalam
satu atap dengan yang konvensional, sehingga strategi pemasaran yang
dilakukan pun masih bercampur dengan konvensional.
6. Strategi pemasaran pada FIF Syariah, agar dapat meningkatkan volume
pembiyaan adalah dengan cara membuat program pernasaran ke dealer, end
customer dan peningkatan Manpower sebagai mesi11 penggerak jalannya
pemasaran. Dengan program pemasaran yang menyeluruh seperti ini, saat ini
95
FIF masih sebagai pionir dalam pembiayaan syariah khususnya pembiayaan
sepeda motor roda dua.
7. FIF Syariah memang masih berada dalam satu manajemen dengan yang
_konvensional dan hanya berupa divisi tersendiri. Hal ini semata - mata karena
FIF Syariah masih sangat muda usianya. Seperti halnya "bayi" yang baru
lahir, diberi fasilitas yang baik dan hidup serumah dengan "orang tuanya"
agar dapat tumbuh kembang dan diberikan perhatian dengan baik. Baru
setelah dapat berdiri sendiri dan turnbuh dengan baik, dapat kemudian dilepas
untuk berusaha sendiri.
8. Dengan adanya program strategi pemasaran yang baru dari FIF Syariah dapat
meningkatkan volume pembiayaan syariah. Hal ini dapat terlihat dari
meningkatnya volume pembiayaan setelah adanya program pemasaran yang
barn dari FIF Syariah.
9. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh FIF Syariah haruslah didukung dan
diikuti oleh peningkatan sumber daya manusia f manpower yang mengerti
dan paham betul mengenai syariah itu sendiri. Karena jangan sampai strategi
yang baik namun orang - orangnya tidak paham betul mengenai syariah itu
sendiri.
B. Saran
Saran - saran yang dapat dihimpun berdasarkan dari pembahasan diatas adalah
sebagai berikut :
96
1. UntuJc dapat lebih menambah jumlah pembiayaan, FIF Syariah harus juga
mencari sumber pendanaan I funding yang lainnya selain daripada Bank
Syariah Mega Indonesia (BSMI). Selain untuk menambah modal pembiayaan
yang dikucurkan juga dapat sebagai diversijikasi Funding, apalagi saat ini
banyak sekali Bank - bank syariah yang bermunculan . Salah satu cara untuk
itu adalah dengan menawarkan kerjasama wakalah dengan Bank Syariah
untuk pembiayaan murabahah, karena saat ini pada Bank Syariah terkadang
akad murabahah bank hanya bertindak sebagai pemberi dana dan tidak
menyediakan barang yang dijual.
2. Strategi pemasaran yang telah tepat dan sesuai dengan syariah juga harus
dibarengi dengan tenaga - tenaga marketing yang islami. Seperti telah
disebutkan diatas tentang etika yang harus dimiliki oleh tenaga pemasaran
Islami.
3. Sesegera mungkin untuk dapat dipisahkan manajemen dari FIF Syariah dan
konvensional. Hal ini memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan FIF
Syariah sendiri. Salah satu contoh dengan terpisahnya FIF Syariah dari
konvensionat maka marketernya pun hams dari orang - orang syariah pula,
sehingga dapat dihindari praktek - praktek yang dapat menyimpang dari
prinsip - prinsip syariah.
4. FIF Syariah dapat mengikuti diversifikasi produk seperti yang konvensional
terapkan, yaitu dengan juga memberikan pembiayaan untuk produk - produk
elektronik. Hal ini dapat menambah daya saing FIF Syariah, karena sampai
97
saat ini belum ada perusabaan pembiayaan untuk barang - barang elektronik
di Indonesia yang menggunakan prinsip syariah. Sehingga FIF dapat
selangkab lebih maju dari calon - calon pesaingnya yang akan segera
bermunculan. Selain itu juga saat ini minat masyarakat untuk barang - barang
elektronik cukup tinggi
5. FIF Syariah hendaknya tidak "menjual" kata - kata syariab, akan tetapi yang
lebih penting adalab esensi dari system syariab itu sendiri yang memang lebih
baik dan menjangkau semua kalangan dan tidak terbatas pada agama Islam.
Karena terbukti
bahwa setengab dari customer FIF Syariab adalab
masyarakat non muslim yang notebene berfikir secara rasional terhadap FIF
Syariah dan tidak menghiraukan system syarialmya.
6. Yang tak kalab pentingnya juga pemerintab dapat segera memberikan jalan
yang lebih baik yaitu berupa regulasi yang memadai bagi perkembangan
lembaga pembiayaan seperti FIF Syariab agar dapat semakin berkembang
dengan pesat menyusul perkembangan Bank - bank syariab yang telah lebih
dabulu hadir di Indonesia. Karena saat ini FIF Syariah tidak mempunyai
payung hukum yangjelas dan memadai dalam operasionalnya.
Daftar Pustaka
Al- Qur'an dan Te1jemahnya.
Aminuddin, Membangun sistem Ekonomi Alternatif : Perspektif Islam, (Surabaya,
Risalah Gusti, 1996)
Andasasmita, Komar, Leasing Dalam Teori Dan Praktek, (Bandung: INI 1989)
Antonio, Muhammad Syafi'I, Bank Syari 'ah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta:
Gema Insani, 2005), Cet. Ke 9, h. 101
Anwari, Achmad, Leasing Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2000) Cet.Ke-2
Arifin, Zaenal clan Husin, Dahlia, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta, Gema
lnsani Press, 1997) Cet. Ke 2
Arifin, Zainul, MBA., Drs., Memahami Bank Syari'ah: Lingkup, Peluang,
Tantangan, dan Prospek, Jakarta, Alvabet, 1999
Budi, Utomo, Setiawan, Fiqh Kontemporer, (Jakarta, Pustaka Sakti, 2002)
C.M. Lingga Purnama, Strategic Marketing Plan, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama, 2002), ha!. 181
Craven, David, W., Strategic lvfarketing, (Burr Ridge, Illinois : Richard D. Irwin,
Inc., 1994)
Hendra Teguh, Roni A. Rusli, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
lmplementasi dan control, (Jakarta, PT. Prenhallindo, 1997), Jilid I, ha!. 140
QR
99
Hilman, Iman, Ir., dkk, Perbankan Syari'ah Masa Depan, Jakarta, Senayan Abadi
Publishing, Cet. Ke 1, 2003
Husain Umar, StrategicManagement in Action : Konsep Teori dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan
Konsep Michael R. Porter, Fred R. David dan Wheelen-Hunger, (Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama, 2001), ha!. 321
J. Paul Peter dan Jerry L. Olson, Consumer Behavior : Perilaku dan Strategi
Pemasaran, Damos Sihombing (terj.) (Jakarta, Erlangga, 1999)
Karim, A. Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta,. IIIT Indonesia,
2002), edisi pertama, cet. I, hal. 127
Karim, A. Adiwarman, Bank Islam analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta 2004
Karim, A. Adiwaiman, S.E., M.B.A., M.A.E.P., Bank Islam Analisis Fiqh dan
Keuangan, Jakarta, RajaGrafindo Persada, Cet. Kel, 2005
Kasmir, MM, SE., Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Pustaka 2001)
Kotler, Phillip dan Gary Amstrong, Dasar - dasar Pemasaran, (Principle of
Marketing), Jakarta, Prenhallindo, 1996
Mannan, M. Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta, PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1995)
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, (Bandung, PT Al - Ma'arif, 1987)
100
Sembiring, Sentosa, SH,MH., Hukum Dagang, (Bandung, PT Citra Aditya Bak:ti,
2001) Cet. Ke-1
Soekadi, P, Eddy, Mekanisme Leasing (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990) Cet.ke-1
Suyatmi, Sri dan Sudiarto J, Problematika Leasing J)i Indonesia (Jakarta: Arikha
Media Cipta,1992), Cet. Ke-3
Suyatno, Thomas Dkk., Kelembagaan Perbankan, Jakarta, Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama,2001) Cet.Ke-11
Tjiptono, Fandi, Strategi Pemasaran, (yogyakarta, Andi, 1997) edisi 2
Tunggal, Widjaja, Amin dan Arief Djohan Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994) Cet.Ke-1
www.fifkredit.co.id
·'" \\\\. rqoubl i ka. c:o. id.
Yusanto, M. Ismail dan M. Karebet Widjaya Kusuma, 1'1enggagas Bisnis
Jslami, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002)
Download