BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Bank Syariah a

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
a. Sejarah Bank Syariah di Indonesia10
Ide pendirian Bank Syariah di indonesia sudah muncul sejak tahun
1970-an. Hal ini sempat dibicarakan pada acara seminar nasional
hubungan indonesia – timur tengah pada tahun 1974 dan pada tahun 1976
dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh lembaga studi
ilmu-ilmu kemasyarakatan (LSIK) dan yayasan Bhineka Tunggal Ika.
Berdasarkan amanat munas IV MUI tersebut dibentuklah kelompok
kerja untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia. Sampai akhirnya
didirikanlah Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan ditandatanganinya
akte pendirian PT. BMI pada tanggal 1 November 1991. Bank Muamalat
Indonesia resmi beroperasi pada tanggal 1 mei 1992.
Hal tersebut selanjutnya didukung oleh pemerintah dengan adanya
Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, dimana
perbankan dengan sistem bagi hasil diakomodasi. Pada tahun 1998
muncullah UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan UU Nomor 7
10
Rifki Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah : Konsep dan Implementasi PSAK
Syariah (Yogyakarta : P3EI, 2010), hlm. 42-43.
10
11
tahun 1992 tentang perbankan. UU tersebut berisi beberapa perubahan
yang memberikan peluang besar bagi pengembangan perbankan syariah.
Bahkan pada tahun 2008 eksistensi perbankan syariah semakin mendapat
perhatian dari pemerintah dengan dikeluarkannya UU Nomor 21 tahun
2008 tentang perbankan syariah dengan pertimbangan utama bahwa
keberadaan industri ini perlu mendapat perhatian lebih serius mengingat
kekhasan yang dimiliki dalam kegiatan operasionalnya.
b. Pengertian Bank Syariah
Pada umumnya yang dimaksud Bank Syariah adalah bank yang
dalam menjalankan usahanya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah
islam. Bank Syariah sering pula disebut bank islam adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.11
Menurut Slamet Wiyono Bank Syariah adalah bank yang
berasaskan kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta
melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah.12
Menurut Ktut Silvanita Mangani13 Bank Syariah adalah bank yang
beroperasi dengan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan
hukum islam antara bank dan pihak lain dalam penyimpanan dana dan
pembiayaan kegiataan usaha.
11
M. Sultan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank (Konvensional & Syariah), (Malang :
UIN Malang Press, 2008), hlm. 125.
12
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: PT
Grasindo, 2005), hlm. 75.
13
Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta : Erlangga,
2009), hlm. 34
12
Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
c. Prinsip Dasar Bank Syariah
Adapun prinsip-prinsip dasar perbankan syariah diantaranya adalah
sebagai berikut.14
1) Prinsip Titipan
Prinsip titipan atau biasa disebut Al wadi’ah dapat diartikan
sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu
maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
saja si penitip menghendaki.
2) Prinsip Bagi Hasil
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana.
3) Prinsip Jual Beli
Sistem jual beli dalam perbankan syariah merupakan suatu
sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan
membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat
nasabah sebagai agen bank untuk melakukan pembelian barang atas
nama bank, kemuddian bank menjual barang tersebut kepada
14
M. Sultan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank (Konvensional... hlm 131-138.
13
nasabah dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan tertentu
(margin).
4) Prinsip Sewa
Prinsip sewa adalah akad pemindahan hak guna atas barang
atas jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan hak barang itu sendiri.
5) Prinsip Jasa
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang
diberikan bank.
d. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran Bank Syariah dijabarkan oleh AAOIFI
(Accounting
and
Auditing
Organization
for
Islamic
Financial
Institusions) adalah sebagai berikut.15
1) Manajer investasi yaitu Bank Syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
2) Investor yaitu Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimiliki maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran Bank Syariah
dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya.
4) Pelaksana kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas
keuangan syariah, Bank Syariah juga memiliki kewajiban untuk
15
Rifki Muhammad, 2010. Akuntansi Keuangan Syariah... hlm 44.
14
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministarikan,
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.
2. Kinerja Keuangan
a. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
efektifitas suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektifitas
apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,
sedangkan
efisiensi
diartikan
sebagai
suatu
rasio
(perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan
tertentu memperoleh keluaran yang optimal.
Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal
yang yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas dari perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode
tertentu.16 Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank
secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan
merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya,
baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan
penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia.17
16
Mamdu Hanafi, Manajemen Keuangan Edisi Pertama (Yogyakarta : BPEF, 2008),
17
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 239.
hlm. 69.
15
Kinerja keuangan sebagai refleksi gambaran dari pencapaian
keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang teleh dicapai
atas berbagai aktivitas yang teleh dilakukan.18 Secara umum dapat
dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dapat dicapai
oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja
keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan
dan sejauh mana aset yang tersedia, perusahaan sanggup meraih
keuntungan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan manajemen dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan
efisien.
Dalam penelitian ini return on assets (ROA) digunakan sebagai
ukuran kinerja perbankan. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh laba dan mengelola tingkat efisiensi
usaha bank secara keseluruhan. Analisis return on assets (ROA), rasio ini
melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengambilan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.19
Rasio ini juga mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai
perusahaan setelah disesuiakan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset
tersebut. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
18
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 64.
19
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan... hlm. 137.
16
bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.20
b. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Bank
Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung
beberapa tujuan :
1) Mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama
kondisi likuiditas, kecukupa modal dan profitabilitas yang dicapai
dalam tahun berjalan atau tahun sebelumnya.
2) Untuk mengetahui kemampun bank dalam mendayagunakan semua
jenis aset yang dimiliki bank dalam menghasilkan profit.
3) Untuk meningkatkan peran bank sebagai lembaga intermediasi
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak
yang memerlukan dana.
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah perusahaan yang berskala besar pada
umumnya lebih mudah memperoleh hutang dibandingkan dari perusahaan
kecil karena terkait dengan tingkat kepercayaan kreditur pada perusahaanperusahaan besar. Perusahaan besar juga cenderung lebih terdiversifikasi
20
Bambang Riyanto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia,
(Jakarta : Salemba Empat, 2013), hlm. 346.
17
dan lebih tahan terhadap risiko kebangkrutan.21 Ukuran perusahaan dapat
juga
diartikan
suatu
skala
atau
nilai
dimana
perusahaan
diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log
dapat
size, nilai
saham, dan lain sebagainya. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi
dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan
menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm).
Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
adalah total aset atau aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang
memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah
mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu
yang relatif lama. Selain itu aset perusahaan yang besar akan membuat
perusahaan lebih stabil dibandingkan perusahaan kecil, karena memiliki
kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar, kurang rentan terhadap
fluktuasi ekonomi, sehingga mampu menghadapi persaingan ekonomi.22
Besaran perusahaan diukur dengan besarnya penjualan, karena
besarnya penjualan lebih mencerminkan besarnya aktifitas perusahaan serta
besarnya kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Pihak investor
cenderung menyoroti besarnya perusahaan dari sisi penjualan karena
peningkatan penjualan dari tahun ke tahun berarti perusahaan semakin besar
21
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syariyyah Modern (Yogyakarta : CV
Andi Offset, 2011), hlm. 316.
22
Ririind Lahmi Febria, “Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI)”,
(Padang : Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, 2013).
18
dan keuntungan yang diperoleh juga semakin besar.23 Rumus ukuran
perusahaan adalah sebagai berikut.24
4. Kecukupan Modal
Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan
kemajuan
masyarakat.
bank
sekaligus
Modal
juga
berfungsi
harus
sebagai
dapat
penjaga
digunakan
kepercayaan
untuk
menjaga
kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas investasi pada aktiva, terutama
yang berasal dari dana-dana pihak ketiga atau masyarakat.25
Secara tradisional, modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili
kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku,
modal adalah didefinisikan sebagai kekeyaan bersih (net worth), yaitu
selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari
kewajiban (liabilities).
23
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syari’ah (Bandung : Pustaka Setia, 2013),
hlm 347.
24
Khaira Amalia Fachrudin, “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan
Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.13, No.1, Mei
2011.
25
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Rivisi (Jakarta : Azkia
Publisher, 2009), hlm. 159.
19
Modal bank dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut.26
a. Modal Inti, terdiri dari : modal disetor, agio saham, modal sumbangan,
cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, dan laba tahun berjalan
b. Modal Pelengkap, terdiri dari : cadangan revaluasi aktiva tetap,
penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman dan pinjaman
subordinasi.
Menurut Johnson dan Johnson, modal bank mempunyai tiga fungsi.
Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan
kerugian lainnya. Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum
pemberian kredit. Ketiga, modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para
partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif
dalam menghasilkan keuntungan.
Menurut Brenton C. Leavitt, staf Dewan Gubernur Federal Reserve,
menekankan empat fungsi modal bank yaitu sebagai berikut.27
a. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank
dalam keadaan insolvable dan likuidasi.
b. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkkan guna menjaga
kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi.
c. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang
diperlukan guna menawarkan pelayanan bank.
26
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,
Rajawali Pers, 2013), hlm. 153-154.
27
Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta :
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Rivisi... hlm. 159-160.
20
d. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang
tidak tepat.
Tingkat kecukupan modal bank dalam penelitian ini dinyatakan
dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio kecukupan modal atau
Capital Adequacy Ratio (CAR).28 Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (utang), dan lain-lain.
Dengan kata lain capital adequancy ratio adalah rasio kinerja bank
untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan.29 CAR sebagai salah satu indikator kemampuan bank dalam
menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank.
Besar kecilnya CAR ditentukan oleh kemampuan bank menghasilkan laba
serta komposisi pengalokasian dana pada aktiva sesuai dengan tingkat
risikonya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.30
28
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah... hlm. 138.
29
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan... hlm. 121.
30
Veithzal Rivai, dkk, Commercial Bank Management : Manajemen Perbankan dari
Teori ke Praktik, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hlm.472
21
CAR yang didasarkan pada standar Bank for International Settlements
(BIS) sebesar 8% adalah salah satu cara untuk menghitung apakah modal
yang ada pada suatu bank telah memadai atau belum. Jika modal rata-rata
suatu bank bersangkutan akan lebih baik solvabilitasnya. Ketetapan CAR
sebesar 8% berjutuan untuk sebagai berikut.31
a. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan.
b. Melindungi dana pihak ketiga pada bank yang bersangkutan.
c. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS perbankan internasional
5. Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva yang produkttif sering disebut dengan earning assets atau
aktiva yang menghasilkan karena penempatan dana bank tersebut diatas
adalah untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Dalam rangka
melakukan monitoring terhadap kinerja kegiatan bank terutama sisi
aktivanya, berdasarkan surat keputusan direksi Bank Indonesia No.
30/267/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998 menetapkan suatu ketentuan
yang berkaitan dengan penilaian terhadap penanaman dana bank dalam
bentuk aktiva produktif.32
Penilaian aktiva produktif meliputi kualitas kredit dan surat-surat
berharga yang dimiliki bank. Selanjutnya atas dasar penilaian aktiva
produktif tersebut Bank Indonesia mewajibkan semua bank membentuk
31
Malayu S.P Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta : PT Bumi Aksara,2009), hlm.
58-59.
32
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan... hlm. 274.
22
penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dimiliki guna menutup risiko
kemungkinan kerugian atas aktiva produktif tersebut. Pembentukan PPAP
merupakan salah satu upaya untuk membentuk cadangan dari kemungkinan
tidak tertagihnya penempatan dana sehingga PPAP merupakan beban bagi
bank. Semakin besar PPAP menunjukkan kinerja dari aktiva produktif
semakin menurun sehingga berakibat menurunkan ROA.
Penilaian kualitas aktiva produktif bank dilakukan berdasarkan pada :
a. Ketetapan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan
menjamin yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk
kredit yang diberikan.
b. Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan.
Penanaman dana bank syariah pada aktiva produktif wajib
dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Pengurus bank syariah
wajib mementau dan mengambil langkah-langkah antisipasi agar kualitas
aktiva produktif sementara dalam keadaan lancar. Yang dimaksud dengan
prinsip kehati-hatian dalam penanaman dana yaitu penenaman dana
dilakukan antara lain berdasarkan sebagai berikut. Pertama, Analisa
kelayakan usaha dengan memperhatikan sekurang-kurangnya faktor 5C
(character, capital, capacity, condition of economy dan collateral). Kedua,
Penilaian terhadap aspek prospek usaha, kondisi keuangan dan kemampuan
membayar.33
33
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah... hlm. 109.
23
Sementara itu, yang dimaksud dengan mementau adalah mengawasi
perkembangan kinerja usaha nasabah dari waktu ke waktu. Yang dimaksud
dengan mengambil langkah-langkah antisipasi adalah melakukan tindakan
dan upaya pencegahan atas kemungkinan timbulnya kegagalan dalam
penanaman dana. Dalam melakukan kegiatan penanaman dana, bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah mempunyai risiko
kerugian
atas
kegagalan
penanaman
danannya.
Untuk
menjaga
kelangsungan usahanya, maka bank yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syari’ah wajib membentuk penyisihan penghapusan
aktiva produktif (PPAP). Dalam pembentukan penyisihan penghapusan
aktiva produktif, agunan memegang peranan yang penting sebagai unsur
pengurang dari risiko kegagalan pengembalian penanaman dana. Rasio ini
diukur dengan rumus sebagai berikut.34
6. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan
dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat. Pentingnya
bank
mengelola
likuiditas
secara
baik
terutama
ditujukan
untuk
memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan.
34
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan... hlm.153
24
Dalam mengelola likuiditas, selalu akan terjadi benturan kepentingan antara
keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan.35
Dalam penelitian ini likuiditas diukur menggunakan rasio financing to
deposit ratio (FDR), rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur likuiditas suatu bank dalam membayarkembali penarikan dana
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah
pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).36
Semakin tinggi financing to deposit ratio(FDR) maka semakin tinggi
dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga (DPK). Dengan penyaluran dana
pihak ketiga (DPK) yang besar maka pendapatan bank return on asset
(ROA) akan semakin meningkat, sehingga financing to deposit ratio (FDR)
berpengaruh positif terhadap return on asset (ROA). Berdasarkan ketentuan
yang lama, suatu bank umum diberikan predikat “tidak sehat” (dengan nilai
kredit = 0) untuk rasio likuiditas sebesar 110% atau lebih dan diberi predikat
“sehat” (dengan nilai kredit = 100) untuk rasio likuiditas kurang dari 110%.
Berdasarkan ketentuan yang baru, pengukuran likuiditas dilakukan secara
berjenjang sejalan dengan penilaian tehadap komponen lainnya. 37 Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut.38
35
Veithzal Rivai, dkk, Commercial Bank Management... hlm.145
36
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio(FDR) terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di Indonesia” (Skripsi STAIN Malikussaleh Lhokseumawe Vol. 19, No. 1,
2011).
37
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan... hlm. 154.
38
Veithzal Rivai, dkk, Commercial Bank Management... hlm 484
25
B. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa penelitian lain yang terkait dengan permasalahan yang
diangkat dalam pokok pembahasan penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
Dalam penelitian Yacub Azwir berjudul “Analisis Pengaruh Kecukupan
Modal, Efisiensi, Likuiditas, NPL, dan PPAP terhadap ROA Bank” (studi
empiris: pada Industri Perbankan yang Listed di BEJ Periode tahun 2001-2004)
menunjukan bahwa secara parsial variabel CAR berpengaruh signifikan
terhadap variabel ROA. Variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan teradap
ROA, variabel loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA, variabel non performing loan (NPL) dan variabel PPAP tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA.39
Dalam penelitian Seniwati Sembiring yang berjudul “Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan pada
Perusahaan Bisnis Properti di Bursa Efek Jakarta”, meneliti semua perusahaan
properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian tahun
2002 sampai tahun 2006, berjumlah 39 perusahaan. Menghasilkan kesimpulan
bahwa total aktiva sebagai indikator ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
positif terhadap net profit margin (NPM) dan earning per share (EPS) sebagai
indikator kinerja keuangan, sedangakan loan term bebt to equity yang
39
Yacub Azwir, “Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas NPL dan
PPAP terhadap ROA Bank” (Semarang : Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2008).
26
digunakan sebagai indikator kebijakan pendanaan berpengaruh negatif yang
tidak signifikan terhadap NPM dan EPS sebagai indikator kinerja keuangan.40
Dalam penelitian Khaira Amalia Facruhdin yang berjudul “Analisis
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost terhadap
Kinerja Perusahaan” menunjukkan bahwa Struktur Modal berpengaruh positif
signifikan terhadap Agency Cost, tetapi Ukuran perusahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Agency Cost, sedangkan secara bersama-sama
Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Agency Cost tidak beerpengaruh
signifikan terhadap ROE sebagai indikator kinerja perusahaan.41
Dalam penelitian Gading Wira Buana yang berjudul “Pengaruh Ukuran
Bank dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Syariah di
Indonesia periode 2006-2010” menunjukkan bahwa secara parsial variabel
ukuran bank berpengaruh signifikan positif terhadap ROA bank syariah,
dimana nilai signifikansinya 0,000 lebih kecil dari 0,005 dengan nilai t sebesar
4,030. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran bank maka akan
diikuti dengan meningkatnya ROA sebagai indikator kinerja keuangan pada
bank syariah.42
40
Seniwati sembiring, “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan terhadap
Kinerja Keuangan pada Perusahaan Bisnis Properti dibursa Efek Jakarta” (Sumatera Utara : Tesis
Magister Sains Prodi Akuntansi, 2008).
41
Khaira Amalia Fachrudin, “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan
Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.13, No.1, Mei
2011.
42
Gading Wira Buana, “Pengaruh Ukuran Bank dan Leverage terhadap Kinerja
Keuangan pada Bank Syariah di Indonesia periode 2006-2010” (Pekalongan : Skripsi STAIN
Pekalongan, 2011).
27
Dalam penelitian Suryani berjudul “Analisis Pengaruh Financing To
Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia”
menunjukkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh positif Financing
to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return on Asset (ROA). Hasil analisis regresi
menunjukkan tidak adanya pengaruh signfikan Financing to Deposit Ratio
(FDR) terhadap Return on Asset (ROA), Besaran t
hitung
adalah 0,745 jauh di
bawah t tabel 2,032.43
Dalam penelitian Enggar Koesoema Sari berjudul “Analisis Pengaruh
CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR, dan Pemenuhan PPAP terhadap Kinerja
Perbankan (studi kasus pada Bank Umum di Indonesia)” menunjukkan bahwa
variabel CAR, NPL, BOPO dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Variabel NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja perbankan (ROA). Pemenuhan PPAP berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kinerja perbankan yang diukur menggunakan rasio Return
on asset (ROA).44
Dalam penelitian Diniyati berjudul “Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan
PPAP terhadap Kinerja Keuangan PT Bank Syariah Mandiri periode Januari
2009-Juni 2011” menunjukkan bahwa secara parsial variabel CAR dan PPAP
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Variabel FDR
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel
43
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio(FDR) terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di Indonesia” (Skripsi STAIN Malikussaleh Lhokseumawe Vol. 19, No. 1,
2011).
44
Enggar Koesoema Sari, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR, Dan
Pemenuhan PPAP Terhadap Kinerja Perbankan (Studi Kasus Pada Bank Umum Di Indonesia)”
(Semarang : Skripsi jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang, 2011).
28
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Secara simultan
semua variabel berpengaruh signifikan terhadap ROA.45
Dalam penelitian Defri berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEI” dapat diketahui variabel capital adequacy
ratio dan LDR memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap
return on asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI,
sedangakan variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama antara semua variabel bebas terhadap variabel terikat.46
Dalam penelitian Tius Naeni Maliya berjudul “Pengaruh CAR, NPF, dan
FDR terhadap ROA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, menunjukkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara rasio CAR, NPF dan
FDR terhadap ROA. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa CAR
berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA, NPF berpengaruh tidak
signifikan dan positif terhadap ROA, FDR berpengaruh signifikan dan positif
terhadap ROA.47
45
Diniyati, “Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan PPAP terhadap Kinerja Keuangan PT
Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009-Juni 2011” (Pekalongan : Skripsi STAIN Pekalongan,
2012).
46
Defri, “Pengaruh CAR, Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”, Jurnal Manajemen Vol.01, No.01, September 2012.
47
Tius Naeni Maliya, “Pengaruh CAR, NPF dan FDR terhadap ROA pada PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk” (Pekalongan : Skripsi STAIN Pekalongan, 2013).
Tabel 2.1
29
Penelitian Terdahulu
Variabel Yang
No
Peneliti
Hasil
Digunakan
1
Metode
Judul Penelitian
Perbedaan
Penelitian
Yacub
Analisis Pengaruh
-Independen
: -Jenis data : Data
Azwir
Kecukupan Modal,
CAR,
(2006)
Efisiensi,
LDR, NPL dan -Uji Analisis :
variabel CAR berpengaruh digunakan
Likuiditas, NPL,
PPAP
signifikan terhadap variabel BOPO,
LDR,
dan PPAP
-Depanden
ROA.
Sedangkan
BOPO, sekunder
Analisis regresi
: berganda dengan
Menunjukan bahwa secara Penelitian
partial
variabel
Sedangkan
secara PPAP.
terhadap ROA Bank ROA
persamaan
partial variabel PPAP tidak penelitian
(Studi Empiris:
kuadrat terkecil
berpengaruh
pada Industri
(OLS) dengan
terhadap variabel ROA.
Perbankan yang
model dasar.
Azwir
independen
yang
adalah
CAR,
NPL
ini
dan
dalam
variabel
signifikan independen yang digunakan
adalah ukuran perusahaan,
CAR, KAP dan FDR. Objek
Listed di BEJ
penelitian
periode
berbeda.
tahun 2001-2004)
Yacub
yang
diteliti
30
2
Seniwati
Pengaruh Ukuran
-Independen :
-Jenis Penelitian :
ukuran
Sembiring Perusahaan dan
Ukuran
desain kausal
berpengaruh
(2008)
Kebijakan
Perusahaan,
-Uji Analisis :
positif terhadap net profit penelitian ini terletak pada
Pendanaan terhadap
dan kebijakan
Analisis regresi
margin (NPM) dan earning variabel
Kinerja Keuangan
pendanaan
berganda
per
pada Perusahaan
-Dependen
Bisnis Properti di
Kinerja
sedangakan loan term bebt to keuangan
Bursa Efek Jakarta
Keuangan
equity
:
perusahaan Perbedaan
share
signifikan Seniwati Sembiring dengan
(EPS)
yang
yang
digunakan
mengukur
kinerja
dan
digunakan penelitian yang diteliti.
sebagai indikator kebijakan
pendanaan
independen,
sebagai indikator
indikator kinerja keuangan, untuk
berpengaruh
negatif yang tidak signifikan
terhadap
NPM
sebagai
indikator
keuangan.
penelitian
dan
EPS
kinerja
objek
31
3
Khaira
Analisis Pengaruh
-Variabel
Uji Analisis :
Struktur Modal berpengaruh Penelitian
Khaira
Amalia
Struktur Modal,
Independen :
Analisis regresi
positif signifikan terhadap terdapat
tiga
Facruhdin
Ukuran Perusahaan,
Struktur
berganda
Agency Cost, tetapi Ukuran independen,
(2011)
dan Agency Cost
Modal, ukuran
perusahaan
terhadap Kinerja
perusahaan dan
negatif
Perusahaan
Agency cost
terhadap
-variabel
sedangkan secara bersama-
dependen :
sama
kinerja
Ukuran
perusahaan
Agency
variabel
periode
yang
berpengaruh digunakan berbeda.
dan
signifikan
Agency
Cost,
Struktur
Modal,
Perusahaan
Cost
beerpengaruh
terhadap
hanya
ROE
dan
tidak
signifikan
sebagai
indikator kinerja perusahaan
4
Gading
Pengaruh Ukuran
-Variabel
-Pendekatan
secara
parsial
variabel Penelitian
Gading
hanya
32
Wira
Bank dan Leverage
Independen :
penelitian :
ukuran
bank
berpengaruh terdapat
dua
Buana
terhadap Kinerja
ukuran bank
penelitian
signifikan positif terhadap independen,
(2011)
Keuangan pada
dan leverage
kuantitatif
ROA bank syariah, dimana digunakan berbeda.
Bank Syariah di
-Variabel
-Uji analisis :
nilai signifikansinya 0,000
Indonesia periode
dependen :
analisis regresi
lebih kecil dari 0,005 dengan
2006-2010
Kinerja
berganda
nilai t sebesar 4,030.
-Uji Analisis :
Secara parsial tidak terdapat Penelitian
Suryani
Analisis regresi
pengaruh positif
satu
variabel
periode
yang
Keuangan
5
Suryani
Analisis Pengaruh
(2011)
Financing
Deposit
-Independen :
To FDR
Ratio -Dependen :
to
Deposit
(FDR) terhadap
Profitabilitas
terhadap
Profitabilitas
(ROA)
(ROA).
Financing terdapat
hanya
variabel
Ratio(FDR) independen yaitu Financing
Return on Asset to Deposit Ratio (FDR).
Sedengkan dalam penelitian
Perbankan Syariah
ini terdapat empat variabel
di Indonesia
independen
yaitu
ukuran
33
perusahaan, CAR, KAP dan
likuditas.
Metode
analisis
yang digunakan berbeda.
6
Enggar
Analisis
Pengaruh -Independen
Hasil
penelitian
ini Ada satu variabel independen
Koesoema CAR, NPL, BOPO, CAR,
NPL, Penelitian:
menunjukkan
Sari
NIM,
NIM, Kuantitatif
Variabel CAR dan LDR BOPO dan objek penelitian
(2011)
Pemenuhan
LDR,
terhadap
Perbankan
kasus
dan BOPO,
PPAP LDR,
dan -Uji
Kinerja Pemenuhan
Indonesia).
Analisis
Regresi
(studi PPAP
: berpengaruh
linear signifikan
sederhana.
pada Bank -Dependen
Umum
7
: -Pendekatan
:
di Kinerja
Pengaruh
(2012)
FDR, BOPO dan CAR,
negatif
terhadap
dan yang diteliti juga berbeda.
ROA.
Pemenuhan
PPAP berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap
Perbankan
Diniyati
Sedangkan
bahwa yang berbeda yaitu variabel
CAR, -Independen
ROA.
: -Jenis Penelitian :
FDR, Kuantitatif
Hasil
penelitian Perbedaan penelitian Diniyati
menunjukkan bahwa secara dengan penelitian ini terletak
34
PPAP
Kinerja
terhadap BOPO
dan -Uji
Keuangan PPAP.
PT Bank Syariah -Dependen
Mandiri
Analisis
: parsial variabel CAR dan pada
Regresi Berganda
:
variabel
independen
PPAP berpengaruh positif yang digunakan.
dan tidak signifikan terhadap
periode Kinerja
ROA.
Variabel
Januari 2009- Juni Keuangan
berpengaruh
2011.
tidak
FDR
negatif
signifikan
dan
terhadap
ROA.
8
Defri
Pengaruh
(2012)
Adequacy
(CAR),
dan
Capital -Independen
: -Jenis Penelitian : Hasil
Ratio CAR, LDR dan Penelitian
Likuiditas BOPO
Efisiensi -Dependen
Operasional
Profitabilitas
terhadap
(ROA)
Profitabilitas
Kausatif
dapat Ada satu variabel independen
diketahui variabel CAR dan yang berbeda yaitu efisiensi
LDR
: - Uji Analisis : yang
Uji asumsi klasik
penelitian
memiliki
positif
signifikan
pengaruh operasional
dan
terhadap
objek
tidak penelitian yang teliti juga
ROA berbeda.
pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI.
dan
35
Perusahaan
Perbankan
yang
terdaftar di BEI
9
Tius
Pengaruh
CAR, -Variabel
Naeni
NPF,
Maliya
terhadap ROA PT. CAR, NPF dan berganda
signifikan
dan
(2013)
Bank
terhadap
ROA,
dan
FDR independen
Muamalat FDR
Indonesia Tbk
Uji
Analisis
: Analisis
: secara parsial menunjukkan Penelitian
regresi bahwa
CAR
berpengaruh variabel
Tius
Naeni
independen
yang
positif digunakan hanya tiga, objek
NPF penelitian yang digunakan
-Variabel
berpengaruh tidak signifikan hanya Bank Muamalat saja.
dependen:
dan positif terhadap ROA,
ROA
FDR berpengaruh signifikan
dan positif terhadap ROA.
36
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian dimulai dengan meneliti bagaimana kinerja keuangan pada
perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2012-2014. Penelitian ini
menggunakan uji dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk
menguji baik secara parsial dan simultan apakah faktor ukuran perusahaan,
kecukupan modal, kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap kinerja
keuangan.
Menurut Seniwati Sembiring secara umum perusahaan yang memiliki
total aktiva yang relatif besar dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang total aktivanya rendah.
Oleh karena itu perusahaan dengan dengan total aktiva yang besar akan lebih
mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Jadi terdapat
pengaruh yang signifikan positif antara ukuran perusahaan terhadap kinerja
keuangan.48
Masalah kecukupan modal merupakan hal penting dalam bisnis
perbankan. Bank yang memiliki tingkat kecukupan modal baik menunjukkan
indikator sebagai bank yang sehat.49 Semakin besar CAR maka keuntungan
bank juga akan semakin besar, dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu
bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank.50
48
Seniwati Sembiring, “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan terhadap
Kinerja Keuangan pada Perusahaan Bisnis Properti di Bursa Efek Jakarta” (Sumatera Utara : Tesis
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan, 2008).
49
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah... hlm. 95.
50
Veithzal Rivai, dkk, Commercial Bank Management : Manajemen... hlm. 529
37
Menurut Khaerul Umam semakin tinggi capital adequacy rasio (CAR)
maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari
setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.51 Jadi terdapat pengaruh yang
signifikan positif variabel capital adeguacy ratio sebagai indikator kecukupan
modal terhadap kinerja return on asset sebagai indikator kinerja keuangan.
Kualitas aktiva merupakan penanaman atau penyediaan dana bank wajib
dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan memenuhi prinsip syariah.
Menurut Muljono yang dikutip dari penelitian Yacub Azwir52 menyatakan
bahwa pembentukan PPAP merupakan salah satu upaya untuk membentuk
cadangan dari kemungkinan tidak tertagihnya penempatan dana/kredit
sehingga PPAP merupakan beban bagi bank. Semakin besar PPAP
menunjukkan kinerja dari aktiva produktif semakin menurun sehingga
berpengaruh negatif terhadap ROA.
Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio financing to deposit ratio
(FDR), rasio ini menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya
memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini
sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi
semakin besar.53
51
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syari’ah... hlm. 250.
52
Yacub Azwir, “Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas NPL dan
PPAP terhadap ROA Bank” (Semarang : Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2008).
53
484
Veithzal Rivai, dkk, Commercial Bank Management : Manajemen Perbankan... hlm.
38
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
perbankan. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan perbankan diukur melalui ukuran perusahaan, kecukupan
modal, kualitas aktiva produktif dan likuiditas. Berdasarkan pemikiran diatas,
maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran seperti pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Ukuran Perusahaan
X1
Kecukupan Modal
X2
X3
Kualitas Aktiva
Produktif
KINERJA
KEUANGAN (Y)
X4
Likuiditas
X5
D. Hipotesis
Hipotesis
adalah
kesimpulan
sementara
yang harus
dibuktikan
kebenarannya atau dapat dikatakan proporsi tentatif tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih.
39
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
a. H01: Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Ha1: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
b. H02: Kecukupan modal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Ha2: Kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
c. H03: Kualitas aktiva produktif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.
Ha3: Kualitas aktiva produktif berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan.
d. H04: Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Ha4: Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
e. H05: Ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif dan
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Ha5: Ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif dan
likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Download