BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Persepsi 2.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Uraian Teoritis
2.1.1 Persepsi
2.1.1.1 Pengertian Persepsi
Pada hakekatnya persepsi meliputi proses yang dilakukan seseorang dalam
memahami
informasi
dan
proses
pemahaman
ini
melalui
penglihatan,
pendengaran dan perasaan. Dengan demikian persepsi merupakan proses aktivitas
seseorang
dalam
memberikan
kesan,
penilaian,
pendapat,
memahami,
mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan situasi, peristiwa yang dapat
memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif. Dengan menyadari tentang
apa yang diterima melalui inderanya, berarti seseorang akan menginterpretasikan
dan menilai suatu objek yang akan tercermin dari respon yang timbul, yang dapat
berupa tanggapan atau perilaku.
Persepsi menurut Miftah (2007: 141-142) adalah: “proses kognitif yang di
alami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,
baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”.
Lebih kompleks dan luas kalau dibandingkan dengan penginderaan. Proses
persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan, dan
penafsiran. Walaupun persepsi sangat tergantung pada penginderaan data, proses
kognitif barang kali bisa menyaring, menyederhanakan, atau mengubah secara
sempurna data tersebut (Luthans dalam Miftah, 2007:143).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Robbins (2003:90), mengatakan “Persepsi konsumen adalah
proses dimana seseorang mengorganisir dan mengartikan kesan dari panca indera
dalam tujuan untuk memberi arti dalam lingkungan mereka.”
Sama halnya menurut Kotler dan Amstrong (2004: 193) yang menyatakan
persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang dapat memilih, mengatur, dan
mengartikan informasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai persepsi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang melibatkan aspek kognitif
dan efektif individu untuk melakukan pemilihan, pengaturan, dan pemahaman
serta menginterpretasikan rangsangan-rangsangan indrawi menjadi suatu gambar
obyek tertentu secara utuh.
2.1.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Proses perseptual ini dimulai dengan perhatian, yaitu merupakan proses
pengamatan selektif. Didalamnya mencakup pemahaman dan mengenali atau
mengetahui objek-objek serta kejadian-kejadian. Riset tentang persepsi secara
konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat yang sama
tetapi memahaminya berbeda.
Menurut Robbin (2003:92) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi yaitu:
1) Orang yang mempersepsikan
2) Objek atau sasaran yang dipersepsikan
3) Konteks dimana persepsi itu dibuat
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini penjelasannya
1). Orang yang mempersepsikan
Ketika
seorang
individu
melihat
suatu
sasaran
dan
berusaha
menginterpretasikan apa yang dilihatnya, interpretasi itu sangat
dipengaruhi
oleh
karakteristik
pribadi
individu
yang
melihat.
Karakteristik pribadi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan,
pengalaman masa lalu dan harapan.
2). Objek atau sasaran yang dipersepsikan
Karakteristik sasaran yang diobservasi dapat mempengaruhi apa yang
dipersepsikan.
3). Konteks dimana persepsi itu dibuat
Waktu dimana suatu objek, peristiwa atau pernyataan dilihat dapat
mempengaruhi pemahaman seperti juga lokasi, perasaan hati, cuaca atau
faktor situsional lainnya.
Menurut Miftah (2007:141-156) faktor-faktor pembentuk persepsi
adalah :
1) Faktor dari dalam diri yang terdiri dari :
a. proses belajar
b. motivasi
c. kepribadian
2) Faktor lingkungan yang terdiri dari :
a. Ukuran
b. Kontras
c. Pengulangan
d. Gerakan
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini penjelasannya
a) Proses belajar, merupakan proses perolehan pengetahuan melalui
pengalaman.
b) Motivasi, merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan
kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai
tujuan. Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukkan arah perilaku
serta menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku.
c) Kepribadian seseorang, merupakan pola total cara berpikir, perasaan dan
perilaku yang memberikan keabsahan mengenai perbedaan individu dalam
kaitannya dengan lingkungannya. Dengan demikian kepribadian berkaitan
dengan proses belajar dan motivasi.
d) Ukuran merupakan dimensi penafsiran seseorang terhadap objek yang
dipersepsikan, semakin kuat objek yang dipersepsikan maka persepsinya
juga akan semakin kuat.
e) Kontras merupakan karakteristik objek secara fisik seperti warna, berat
atau bentuk dan tidak sadar seseorang akan memilih sendiri stimulus atau
rangsangan yang menarik dan sesuai bagi dirinya.
f) Pengulangan, seseorang akan menangkap stimulus yang telah ia seleksi
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan berulang secara terus menerus.
g) Gerakan, seseorang mempunyai interprestasi yang tidak sama terhadap
suatu fenomena yang bersifat individual dan unik setelah ada proses
seleksi dan pengorganisasian stimulus yang diterima.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Harga
2.1.2.1. Pengertian Harga
Kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya menetapkan
harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa
lain serta keuntungan yang memuaskan. Para pakar mendefenisikan harga
berbeda-beda, secara sempit harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh
pembeli. Berikut ini akan penulis kemukakan pendapat atau pandangan beberapa
ahli mengenai harga.
Menurut Sofjan Asauri (2010:223) “Harga merupakan satu-satunya unsur
marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur
lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan
penting masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani
permasalahan penetapan harga tersebut”.
Swastha (2003:146) mengatakan bahwa: “Harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.”
J. Supranto (2010: 12) : “Harga ialah jumlah uang seseorang harus
membayar untuk mendapatkan hak menggunakan produk. Seseorang bisa
membeli pemilikan suatu produk, banyak produk, hak penggunaan terbatas.”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa harga jual sangat erat kaitannya
dengan membicarakan harga pokok produksi. Untuk itu dalam menentukan harga
jual harus selalu berpedoman kepada harga pokok produksi karena bila
perusahaan menetapkan harga jual di bawah harga pokok maka perusahaan akan
Universitas Sumatera Utara
mengalami kerugian, dan bila harga jualnya jauh di atas dari harga pokok maka
akan sulit dijangkau konsumen akibatnya akan sulit mencapai laba.
Kebijakan harga dipergunakan untuk merebut pembeli dari produk
perusahaan. Pada hakekatnya tujuan pemasaran itu adalah menciptakan
permintaan atas suatu produk. Kebijakan bauran pemasaran merupakan alat yang
dipergunakan untuk tujuan tersebut. Variabel harga di dalam marketing mix tidak
kalah pentingnya dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Penetapan harga
atau suatu produk dapat menentukan apakah produk itu akan laku di pasar atau
tidak.
2.1.2.2. Tujuan Penetapan Harga
Dalam
mendirikan
suatu
perusahaan
haruslah
terlebih
dahulu
menentukan apa yang ingin dicapainya. Bila perusahaan telah menetapkan
tujuannya pada suatu terget tertentu maka akan semakin mudah bagi perusahaan
untuk mencapai tujuannya.
Menurut Rahman (2010: 79) mengatakan :
Terdapat tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga
1) Tujuan
berorientasi
pendapatan,
hampir
sebagian
besar
bisnis
berorientasi pada pendapatan, hanya perusahaan nirlaba atau pelayanan
jasa publik yang biasanya berfokus pada titik impas.
2) Tujuan
berorientasi
kapasitas,
beberapa
sektor
bisnis
biasanya
menyelaraskan antara permintaan dan penawaran dengan memanfaatkan
kapasitas produksi maksimal.
Universitas Sumatera Utara
3) Tujuan berorientasi pelanggan, biasanya penetapan harga yang diberikan
cukup representatif mengakomodasi segala tipe pelanggan, segmen pasar,
dan perbedaan daya beli.
Menurut Kotler dan AB Susanto dalam Rahman (2010: 79), terdapat
enam tujuan penetapan harga yaitu:
1). Kelangsungan hidup
2). Laba sekarang maksimal
3). Pendapatan sekarang maksimal.
4). Pertumbuhan penjualan maksimal
5). Skiming pasar maksimal
6). Kepemimpinan mutu produk
Berikut keterangan untuk kutipan di atas:
1). Kelangsungan hidup
Bagaimanapun juga, sebuah perusahaan ingin survive. Namun
Fakta lapangan menyebutkan masa kritis sebuah perusahaan adalah lima
tahun pertama dan lebih dari 50 % bangkrut di dua tahun pertama. Untuk
menjaga agar usaha tetap bertahan, tidak jarang keputusan menurunkan
harga menjadi salah satu pilihan, laba tidak lagi penting selama semua
biaya dapat ditutupi.
2). Laba sekarang maksimal
Orientasi perusahaan pada memaksimalkan laba sekarang. Hal ini
mengasumsikan perusahaan mengetahui dengan baik fungsi biaya dan
permintaannya.
Universitas Sumatera Utara
3). Pendapatan sekarang maksimal.
Memaksimalkan pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi
permintaan. Strategi ini diharapkan dapat memberikan hasil jangka
panjang dan pertumbuhan pasar.
4). Pertumbuhan penjualan maksimal
Memaksimalkan unit penjualan, dengan pemikiran bahwa volume
penjualan yang tinggi akan menghasilkan biaya per unit rendah dan laba
jangka panjang yang lebih tinggi.
5). Skiming pasar maksimal
Perusahaan menetapkan harga yang tinggi, dengan memperkirakan
harga yang ditetapkan tersebut akan memberikan keuntungan komperatif
dari produk barunya dari pengganti yang tersedia.
5). Kepemimpinan mutu produk
Mengarahkan perusahaan untuk menjadi pemimpin kualitas di pasaran.
2.1.3. Promosi
2.1.3.1. Pengertian Promosi
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
kegiatan tersebut, tujuannya yaitu agar terciptanya proses promosi yang efektif
sehingga pencapaian tujuan program promosi khususnya dan pemasaran secara
keseluruhan yaitu tercapainya tingkat penjualan yang diharapkan dan memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Menurut Tjiptono (2006: 219) Promosi pada hakekatnya adalah suatu
komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
Universitas Sumatera Utara
informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Sofjan Asauri (2010: 223) mengatakan Promosi yang dilakukan
suatu perusahaan merupakan penggunaan kombinasi yang terdapat dari unsurunsur atau peralatan promosi, yang mencerminkan pelaksanaan kebijakan promosi
dari perusahaan tersebut. Kombinasi dari unsur-unsur atau peralatan promosi ini
dikenal dengan apa yang disebut acuan/ bauran promosi (promotional mix) yang
terdiri dari advertasing, personal selling, promosi penjualan (sales promotion)
dan publisitas (publicity)
Menurut Peter dan Olson
(2005, hal. 180), mengatakan :Pemasar
menggabungkan promosi (promotions) untuk mengkomunikasikan informasi
tentang produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk membelinga. Ada
empat jenis promosi yang utama iklan, promosi penjualan, penjualan personal dan
publisitas.
Dari uraian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur promosi
itu adalah: advertising (periklanan), personal selling (penjualan perseorangan),
dan periklanan (advertising) merupakan salah satu unsur yang penting dan utama
untuk digunakan dalam promosi. Dalam penelitian ini menggunakan indikator
periklanan sebagai kebijakan promosi yang dilakukan perusahaan.
Semua bentuk promosi berusaha untuk memberikan kontribusinya
terhadap tujuan umum dari pada perusahaan yaitu untuk mencapai long run profit
Universitas Sumatera Utara
secara maksimum. Adapun bentuk-bentuknya yang dapat dilaksanakan suatu
perusahaan adalah:
1) Periklanan (Advertising)
Iklan merupakan sarana untuk menyampaikan informasi tentang
produk kepada konsumen secara tidak langsung, melalui media yang
banyak digunakan masyarakat luas misalnya surat kabar, majalah, radio,
film, spanduk dan media lainnya.
Pengertian periklanan itu lebih dalam lagi dikemukakan oleh
Peter dan Olson
penyajian
(2005:181) yaitu: “Periklanan (advertising) adalah
informasi
nonpersonal
tentang
suatu
produk,
merek,
perusahaan, atau took yang dilakukan dengan bayaran tertentu”.
Agar periklanan dapat berhasil dengan baik dalam arti mencapai
sasaran dengan biaya yang sekecil mungkin, maka perusahaan harus
memilih cara yang paling baik dari beberapa alternatif. Untuk itu hal-hal
yang perlu diperhatikan antara lain: pemilihan media, cara pemasangan
dan penyajiannya, sehinga dapat menimbulkan keinginan konsumen
untuk membeli barang dan jasa tersebut. Sebaliknya perlu diteliti
kelebihan-kelebihan positif dari produk perusahaan sendiri dibanding
dengan produk perusahaan lain. Kelebihan-kelebihan tersebut perlu
ditonjolkan dalam iklan yang dipilih.
2) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Personal selling merupakan cara yang paling efektif untuk
menentukan pilihan pembeli, keyakinan pembeli dan tindakan pembeli
Universitas Sumatera Utara
pada tingkat tertentu dalam pasar pembelian. Ini disebabkan karena
tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung mengetahui keinginan
motif dan perilaku konsumen sehingga dapat segera melakukan
pembelian. Tetapi cara ini memerlukan biaya yang sangat besar apabila
penggunaannya sangat luas dan keberhasilannya tergantung pada
kemampuan para tenaga penjual (salesmen) di dalam meyakinkan
pembeli.
Definisi personal selling menurut Peter dan Olson (2005: 183)
adalah sebagai berikut: Penjualan personal (Personal selling) melibatkan
interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan
seorang selesmen. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi
yang hebat untuk paling tidak untuk dua alasan. Pertama, komunikasi
personal dengan selesmen dapat meningkatkan keterlibatan konsumen
dengan produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif
kebutuhan informasi setiap pembeli potensial.
3) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan meliputi bermacam-macam siasat promosi
sebagai pendorong untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek
yang dirancang sedemikian rupa dalam menggiatkan pemasaran secara
luas dan efisien.
Promosi penjualan yang terlalu sering dilakukan dan kurang hatihati akan menimbulkan kesan bahwa merek produk tersebut kurang
Universitas Sumatera Utara
bermutu. Jadi dalam hal ini perusahaan harus berhati-hati untuk
mengambil kebijaksanaan promosi penjualan.
Menurut Peter dan Olson (2005: 182) : “Promosi penjualan (sales
promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada
konsumen untuk melakukan pembelian.”.
Suatu hal yang menguntungkan dalam pelaksanaan promosi
penjualan adalah ketidak tergantungan pada suatu media tertentu.
Dengan demikian promosi penjualan ini lebih dapat menimbulkan ideide baru yang lebih atau menarik.
4) Publisitas (Publicity)
Peter dan Olson
(2005: 183) menyatakan bahwa: “Publisitas
(publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan,
produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran”.
Dari definisi tersebut terdapat perbedaan yang lebih menonjol
antara jenis promosi dengan publisitas, dimana mempublisitas ke media
massa tidak membutuhkan biaya. Oleh sebab itu bagi perusahaan yang
baru berdiri dan pertama kalinya memasarkan produk, artinya tidak
mempunyai dana yang cukup untuk membayar iklan atau memberi
komisi untuk wiraniaga, dapat memanfaatkan publisitas dalam usaha
memperkenalkan produknya kepada masyarakat dengan memuat berita di
koran-koran tentang adanya produk baru.
Sarana publisitas lainnya yang dapat digunakan adalah hubungan
masyarakat yang berfungsi memberikan penilaian tentang sikap
masyarakat, identitas suatu kebijakan secara individu atau organisasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2. Tujuan Promosi
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang dan jasa. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah
mengadakan komunikasi secara efektif.
Peter dan Olson (2005: 188), ada tujuh urutan unsur tujuan dari promosi:
1) Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan
suatu kategori produk atau bentuk produk.
2) Konsumen harus sadar (aware) akan merek.
3) Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand attitude)
4) Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to
purchase).
5) Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various
behaviors) untuk membeli merek tertentu
Rahman (2010:219), juga membagi fungsi iklan dalam strategi promosi
sebagai berikut:
1) Branding building, gunanya untuk membangun rekognisi konsumen dalam
jangka panjang agar produk mereka diperkirakan pertama kali oleh
konsumen yang siap..
2) Keakraban, lebih mudah bagi seseorang untuk membeli produk perusahaan
terkenal, alih-alih mengambil risiko membeli produk perusahaan yang
tidak dikenal.
3) Iklan meningkatkan kepuasan di antara konsumen yang telah membeli
produk suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4) Menjaga pembuat keputusan yang mempengaruhi pihak ketiga, iklan
berhasil menciptakan tingkat brand recognition yang lebih tinggi di antara
konsumen, tetapi juga sekaligus meningkatkan kesediaan penasihat
keuangan sebagai pihak ketiga untuk memberikan referensi bisnis.
5) Mempertahankan pangsa pasar, perusahaan mungkin terpaksa melakukan
kampanye periklanan defensif konten iklan yang sederhana untuk
menyaingi belanja iklan pesaing dan menghindari kehilangan pangsa
pasar.
6) Meningkatkan moral pegawai, iklan dapat menimbulkan efek positif bagi
motivasi karyawan dan memudahkan rekrutmen.
Sofjan Assauri (2010, hal. 264), mengatakan :Kegiatan promosi yang
digunakan sejalan dengan
rencana pemasaran secara keseluruhan, serta
direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat
berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar.
2.1.4. Konsep Go Green
2.1.4.1. Pengertian Konsep Go Green
Memelihara lingkungan bukanlah hal yang merugikan sebuah perusahaan.
Bahkan jika suatu perusahaan mampu ikut melestarikan lingkungan itu akan
menjadi kebanggaan bagi para pekerjanya. (Fachruddin : 2006 : 111).
Menurut Caring for the earth dalam buku (Fachruddin, 2006 : 114)
langkah yang harus ditetapkan perusahaan dalam memelihara lingkungan:
1.
Menerapkan praktek yang membangun kepedulian lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
2.
Memperkenalkan proses yang meminimalkan pemakaian bahan
baku dan pencemaran lingkungan.
3.
Membuat produk yang ramah lingkungan. (2006 : 114)
Rekomendasi dan solusi mendasar menurut Tainter dalam buku Marwan,
pelestarian lingkungan harus dimulai dengan pengakuan peran energi dalam
sistem pemecahan masalah yang berkelanjutan. (2009 : 42)
Berdasarkan UUPLH Pasal 3 UU No.4 tahun 1982, mengatakan
“pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan
yang
serasi
dan
seimbang
untuk
menunjang
pembangunan
yang
berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia”. (Siahaan : 2004 :
170).
Hatta (2011:20) menjelaskan tentang konsep Go Green ialah Kegiatan Go
Green yang dilakukan dengan konsep Energi Terbarukan merupakan suatu bentuk
tanggung jawab perusahaan terhadap alam dan lingkungan hidup, karena kegiatan
ini mengurangi proses eksplorasi dan eksploitasi Sumber Energi Fossil yang saat
ini jumlahnya semakin terbatas. Energi Terbarukan juga dapat mengurangi dan
mencegah meningkatnya emisi penyebab gas rumah kaca yang dapat
mempengaruhi perubahan iklim global.
Berdasarkan pendapat di atas maka dalam melakukan konsep Go Green
dapat menggunakan strategi dengan cara :
1.
Menganalisis atau batasan tentang program Go Green yang akan
dilakukan oleh perusahaan otomotif.
2.
Perencanaan program Go Green secara matang dengan melihat maksud
Universitas Sumatera Utara
dan tujuan program yang dilakukan.
3. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan program yang telah
direncanakan. Komunikasi dan implementasi membuat khalayak
mengetahui bahwa mobil murah dengan konsep ramah lingkungan
melaksanakan program Go Green dan membuat khalayak ikut
berpartisipasi dalam mendukung program Go Green.
4. Melakukan evaluasi program-program Go Green.
Program
Go
Green
haruslah
dievaluasi
demi
kemajuan
dan
perkembangannya yang dapat menjadi daya tarik masyarakat umum.
2.1.4.2. Pengukuran Konsep Go Green
Kegiatan Go Green bidang lingkungan dengan konsep energi terbarukan
dimulai dari identifikasi peluang pengembangan atau penelitian energi tersebut.
Sebagai contoh suatu perusahaan yang berada di daerah yang jauh dari penduduk.
Perusahaan tersebut memiliki konsumen yang tinggal disuatu daerah dekat dengan
laut (nelayan) dengan kondisi kekurangan energi atau belum mendapat jaringan
listrik. Akan tetapi daerah tersebut memiliki kecepatan angin cukup besar yang
potensial untuk dikembangkan sebagai tenaga listrik. Dengan demikian maka
perusahaan dapat mengembangkan energi angin di daerah tersebut untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik. Penggunaan energi angin juga tidak
menimbulkan emisi C02 dan dalam jangka panjang dapat mengurangi kegiatan
penambangan, karena tidak menggunakan bahan tambang dalam operasionalnya.
Hatta (2011:20) menjelaskan Kegiatan Energi Terbarukan yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Menggunakan sumber energi terbarukan dalam proses produksi, seperti Micro
Hydro, Solar Cell, Turbin Angin, Biogas, Biodiesel, dan etanol.
2. Membangun dan menyediakan sarana/infrastruktur energi terbarukan bagi
masyarakat.
3. Melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan pengembangan Energi
Terbaru.
4. Melakukan konversi limbah biologi menjadi sumber energi terbarukan
5. Memelihara
ketersediaan
energi
dan
meningkatkan
kualitas
dan
keanekaragamannya.
6. Melakukan upaya pengembangan energi alternatif bersama masyarakat
2.2
Penelitian Terdahulu
Muhammad Ardi dan Linda Aryani (2011) meneliti hubungan antara
persepsi terhadap organisasi dengan minat organisasi pada mahasiswa fakultas
Psikologi UIN Suska. Hasil penelitian menggunakan teknik correlation product
moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,865 (p<0,01), dengan kontribusi
variabel persepsi sebesar 0,748. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam
penelitian diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi terhadap organisasi
dengan minat berorganisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau.
Wandy Rarun (2013) meneliti tentang persepsi kualitas, persepsi nilai
dan niat pembelian terhadap harga telepon Genggam Samsung pada PT.
Megamitra Makmur Sejahtera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi
Kualitas, Persepsi Nilai dan Niat Pembelian tidak berpengaruh secara simultan
Universitas Sumatera Utara
terhadap harga. Persepsi Nilai dan Niat Pembelian secara parsial memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap harga, sedangkan Persepsi Kualitas tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga telepon genggam Samsung
pada PT. MMS Manado.
Mohamad Iqbal (2013) pengaruh persepsi nilai, harapan dan kepercayaan
terhadap Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK. Dari
hasil penelitian variabel persepsi nilai dan kepercayaan mempengaruhi
Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK secara langsung
dan signifikan. Sedangkan untuk variabel harapan mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2005:49) Kerangka konseptual merupakan sintesa
tentang hubungan dari beberapa variable yang diteliti yang disusun dari beberapa
teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar pembuatan
hipotesis.
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Harga
Promosi
Persepsi
Konsep Green
Car
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2005:306) Hipotesis merupakan jawaban yang
sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji
dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis
penelitian adalah :
1. Harga (price)
berpengaruh negatif terhadap persepsi masyarakat tentang
mobil murah di Indonesia.
2. Promosi (promotion)
berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat
tentang mobil murah di Indonesia.
3. Konsep Green Car berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat tentang
mobil murah di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Download