BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Persepsi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Pada hakekatnya persepsi meliputi proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi dan proses pemahaman ini melalui penglihatan, pendengaran dan perasaan. Dengan demikian persepsi merupakan proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, memahami, mengorganisir, menafsirkan yang memungkinkan situasi, peristiwa yang dapat memberikan kesan perilaku yang positif atau negatif. Dengan menyadari tentang apa yang diterima melalui inderanya, berarti seseorang akan menginterpretasikan dan menilai suatu objek yang akan tercermin dari respon yang timbul, yang dapat berupa tanggapan atau perilaku. Persepsi menurut Miftah (2007: 141-142) adalah: “proses kognitif yang di alami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”. Lebih kompleks dan luas kalau dibandingkan dengan penginderaan. Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan, dan penafsiran. Walaupun persepsi sangat tergantung pada penginderaan data, proses kognitif barang kali bisa menyaring, menyederhanakan, atau mengubah secara sempurna data tersebut (Luthans dalam Miftah, 2007:143). Universitas Sumatera Utara Menurut Robbins (2003:90), mengatakan “Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam lingkungan mereka.” Sama halnya menurut Kotler dan Amstrong (2004: 193) yang menyatakan persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan informasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai persepsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang melibatkan aspek kognitif dan efektif individu untuk melakukan pemilihan, pengaturan, dan pemahaman serta menginterpretasikan rangsangan-rangsangan indrawi menjadi suatu gambar obyek tertentu secara utuh. 2.1.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Proses perseptual ini dimulai dengan perhatian, yaitu merupakan proses pengamatan selektif. Didalamnya mencakup pemahaman dan mengenali atau mengetahui objek-objek serta kejadian-kejadian. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat yang sama tetapi memahaminya berbeda. Menurut Robbin (2003:92) ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu: 1) Orang yang mempersepsikan 2) Objek atau sasaran yang dipersepsikan 3) Konteks dimana persepsi itu dibuat Universitas Sumatera Utara Berikut ini penjelasannya 1). Orang yang mempersepsikan Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterpretasikan apa yang dilihatnya, interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan. 2). Objek atau sasaran yang dipersepsikan Karakteristik sasaran yang diobservasi dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. 3). Konteks dimana persepsi itu dibuat Waktu dimana suatu objek, peristiwa atau pernyataan dilihat dapat mempengaruhi pemahaman seperti juga lokasi, perasaan hati, cuaca atau faktor situsional lainnya. Menurut Miftah (2007:141-156) faktor-faktor pembentuk persepsi adalah : 1) Faktor dari dalam diri yang terdiri dari : a. proses belajar b. motivasi c. kepribadian 2) Faktor lingkungan yang terdiri dari : a. Ukuran b. Kontras c. Pengulangan d. Gerakan Universitas Sumatera Utara Berikut ini penjelasannya a) Proses belajar, merupakan proses perolehan pengetahuan melalui pengalaman. b) Motivasi, merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuan. Konsep motivasi dipergunakan untuk menunjukkan arah perilaku serta menjelaskan perbedaan dalam intensitas perilaku. c) Kepribadian seseorang, merupakan pola total cara berpikir, perasaan dan perilaku yang memberikan keabsahan mengenai perbedaan individu dalam kaitannya dengan lingkungannya. Dengan demikian kepribadian berkaitan dengan proses belajar dan motivasi. d) Ukuran merupakan dimensi penafsiran seseorang terhadap objek yang dipersepsikan, semakin kuat objek yang dipersepsikan maka persepsinya juga akan semakin kuat. e) Kontras merupakan karakteristik objek secara fisik seperti warna, berat atau bentuk dan tidak sadar seseorang akan memilih sendiri stimulus atau rangsangan yang menarik dan sesuai bagi dirinya. f) Pengulangan, seseorang akan menangkap stimulus yang telah ia seleksi sebagai suatu kesatuan yang utuh dan berulang secara terus menerus. g) Gerakan, seseorang mempunyai interprestasi yang tidak sama terhadap suatu fenomena yang bersifat individual dan unik setelah ada proses seleksi dan pengorganisasian stimulus yang diterima. Universitas Sumatera Utara 2.1.2. Harga 2.1.2.1. Pengertian Harga Kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Para pakar mendefenisikan harga berbeda-beda, secara sempit harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Berikut ini akan penulis kemukakan pendapat atau pandangan beberapa ahli mengenai harga. Menurut Sofjan Asauri (2010:223) “Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut”. Swastha (2003:146) mengatakan bahwa: “Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.” J. Supranto (2010: 12) : “Harga ialah jumlah uang seseorang harus membayar untuk mendapatkan hak menggunakan produk. Seseorang bisa membeli pemilikan suatu produk, banyak produk, hak penggunaan terbatas.” Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa harga jual sangat erat kaitannya dengan membicarakan harga pokok produksi. Untuk itu dalam menentukan harga jual harus selalu berpedoman kepada harga pokok produksi karena bila perusahaan menetapkan harga jual di bawah harga pokok maka perusahaan akan Universitas Sumatera Utara mengalami kerugian, dan bila harga jualnya jauh di atas dari harga pokok maka akan sulit dijangkau konsumen akibatnya akan sulit mencapai laba. Kebijakan harga dipergunakan untuk merebut pembeli dari produk perusahaan. Pada hakekatnya tujuan pemasaran itu adalah menciptakan permintaan atas suatu produk. Kebijakan bauran pemasaran merupakan alat yang dipergunakan untuk tujuan tersebut. Variabel harga di dalam marketing mix tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya. Penetapan harga atau suatu produk dapat menentukan apakah produk itu akan laku di pasar atau tidak. 2.1.2.2. Tujuan Penetapan Harga Dalam mendirikan suatu perusahaan haruslah terlebih dahulu menentukan apa yang ingin dicapainya. Bila perusahaan telah menetapkan tujuannya pada suatu terget tertentu maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Rahman (2010: 79) mengatakan : Terdapat tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga 1) Tujuan berorientasi pendapatan, hampir sebagian besar bisnis berorientasi pada pendapatan, hanya perusahaan nirlaba atau pelayanan jasa publik yang biasanya berfokus pada titik impas. 2) Tujuan berorientasi kapasitas, beberapa sektor bisnis biasanya menyelaraskan antara permintaan dan penawaran dengan memanfaatkan kapasitas produksi maksimal. Universitas Sumatera Utara 3) Tujuan berorientasi pelanggan, biasanya penetapan harga yang diberikan cukup representatif mengakomodasi segala tipe pelanggan, segmen pasar, dan perbedaan daya beli. Menurut Kotler dan AB Susanto dalam Rahman (2010: 79), terdapat enam tujuan penetapan harga yaitu: 1). Kelangsungan hidup 2). Laba sekarang maksimal 3). Pendapatan sekarang maksimal. 4). Pertumbuhan penjualan maksimal 5). Skiming pasar maksimal 6). Kepemimpinan mutu produk Berikut keterangan untuk kutipan di atas: 1). Kelangsungan hidup Bagaimanapun juga, sebuah perusahaan ingin survive. Namun Fakta lapangan menyebutkan masa kritis sebuah perusahaan adalah lima tahun pertama dan lebih dari 50 % bangkrut di dua tahun pertama. Untuk menjaga agar usaha tetap bertahan, tidak jarang keputusan menurunkan harga menjadi salah satu pilihan, laba tidak lagi penting selama semua biaya dapat ditutupi. 2). Laba sekarang maksimal Orientasi perusahaan pada memaksimalkan laba sekarang. Hal ini mengasumsikan perusahaan mengetahui dengan baik fungsi biaya dan permintaannya. Universitas Sumatera Utara 3). Pendapatan sekarang maksimal. Memaksimalkan pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi permintaan. Strategi ini diharapkan dapat memberikan hasil jangka panjang dan pertumbuhan pasar. 4). Pertumbuhan penjualan maksimal Memaksimalkan unit penjualan, dengan pemikiran bahwa volume penjualan yang tinggi akan menghasilkan biaya per unit rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. 5). Skiming pasar maksimal Perusahaan menetapkan harga yang tinggi, dengan memperkirakan harga yang ditetapkan tersebut akan memberikan keuntungan komperatif dari produk barunya dari pengganti yang tersedia. 5). Kepemimpinan mutu produk Mengarahkan perusahaan untuk menjadi pemimpin kualitas di pasaran. 2.1.3. Promosi 2.1.3.1. Pengertian Promosi Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk kegiatan tersebut, tujuannya yaitu agar terciptanya proses promosi yang efektif sehingga pencapaian tujuan program promosi khususnya dan pemasaran secara keseluruhan yaitu tercapainya tingkat penjualan yang diharapkan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Tjiptono (2006: 219) Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan Universitas Sumatera Utara informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Sofjan Asauri (2010: 223) mengatakan Promosi yang dilakukan suatu perusahaan merupakan penggunaan kombinasi yang terdapat dari unsurunsur atau peralatan promosi, yang mencerminkan pelaksanaan kebijakan promosi dari perusahaan tersebut. Kombinasi dari unsur-unsur atau peralatan promosi ini dikenal dengan apa yang disebut acuan/ bauran promosi (promotional mix) yang terdiri dari advertasing, personal selling, promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity) Menurut Peter dan Olson (2005, hal. 180), mengatakan :Pemasar menggabungkan promosi (promotions) untuk mengkomunikasikan informasi tentang produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk membelinga. Ada empat jenis promosi yang utama iklan, promosi penjualan, penjualan personal dan publisitas. Dari uraian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur promosi itu adalah: advertising (periklanan), personal selling (penjualan perseorangan), dan periklanan (advertising) merupakan salah satu unsur yang penting dan utama untuk digunakan dalam promosi. Dalam penelitian ini menggunakan indikator periklanan sebagai kebijakan promosi yang dilakukan perusahaan. Semua bentuk promosi berusaha untuk memberikan kontribusinya terhadap tujuan umum dari pada perusahaan yaitu untuk mencapai long run profit Universitas Sumatera Utara secara maksimum. Adapun bentuk-bentuknya yang dapat dilaksanakan suatu perusahaan adalah: 1) Periklanan (Advertising) Iklan merupakan sarana untuk menyampaikan informasi tentang produk kepada konsumen secara tidak langsung, melalui media yang banyak digunakan masyarakat luas misalnya surat kabar, majalah, radio, film, spanduk dan media lainnya. Pengertian periklanan itu lebih dalam lagi dikemukakan oleh Peter dan Olson penyajian (2005:181) yaitu: “Periklanan (advertising) adalah informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau took yang dilakukan dengan bayaran tertentu”. Agar periklanan dapat berhasil dengan baik dalam arti mencapai sasaran dengan biaya yang sekecil mungkin, maka perusahaan harus memilih cara yang paling baik dari beberapa alternatif. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: pemilihan media, cara pemasangan dan penyajiannya, sehinga dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk membeli barang dan jasa tersebut. Sebaliknya perlu diteliti kelebihan-kelebihan positif dari produk perusahaan sendiri dibanding dengan produk perusahaan lain. Kelebihan-kelebihan tersebut perlu ditonjolkan dalam iklan yang dipilih. 2) Penjualan Pribadi (Personal Selling) Personal selling merupakan cara yang paling efektif untuk menentukan pilihan pembeli, keyakinan pembeli dan tindakan pembeli Universitas Sumatera Utara pada tingkat tertentu dalam pasar pembelian. Ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung mengetahui keinginan motif dan perilaku konsumen sehingga dapat segera melakukan pembelian. Tetapi cara ini memerlukan biaya yang sangat besar apabila penggunaannya sangat luas dan keberhasilannya tergantung pada kemampuan para tenaga penjual (salesmen) di dalam meyakinkan pembeli. Definisi personal selling menurut Peter dan Olson (2005: 183) adalah sebagai berikut: Penjualan personal (Personal selling) melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dengan seorang selesmen. Penjualan personal dapat menjadi metode promosi yang hebat untuk paling tidak untuk dua alasan. Pertama, komunikasi personal dengan selesmen dapat meningkatkan keterlibatan konsumen dengan produk. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif kebutuhan informasi setiap pembeli potensial. 3) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan meliputi bermacam-macam siasat promosi sebagai pendorong untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek yang dirancang sedemikian rupa dalam menggiatkan pemasaran secara luas dan efisien. Promosi penjualan yang terlalu sering dilakukan dan kurang hatihati akan menimbulkan kesan bahwa merek produk tersebut kurang Universitas Sumatera Utara bermutu. Jadi dalam hal ini perusahaan harus berhati-hati untuk mengambil kebijaksanaan promosi penjualan. Menurut Peter dan Olson (2005: 182) : “Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.”. Suatu hal yang menguntungkan dalam pelaksanaan promosi penjualan adalah ketidak tergantungan pada suatu media tertentu. Dengan demikian promosi penjualan ini lebih dapat menimbulkan ideide baru yang lebih atau menarik. 4) Publisitas (Publicity) Peter dan Olson (2005: 183) menyatakan bahwa: “Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran”. Dari definisi tersebut terdapat perbedaan yang lebih menonjol antara jenis promosi dengan publisitas, dimana mempublisitas ke media massa tidak membutuhkan biaya. Oleh sebab itu bagi perusahaan yang baru berdiri dan pertama kalinya memasarkan produk, artinya tidak mempunyai dana yang cukup untuk membayar iklan atau memberi komisi untuk wiraniaga, dapat memanfaatkan publisitas dalam usaha memperkenalkan produknya kepada masyarakat dengan memuat berita di koran-koran tentang adanya produk baru. Sarana publisitas lainnya yang dapat digunakan adalah hubungan masyarakat yang berfungsi memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas suatu kebijakan secara individu atau organisasi. Universitas Sumatera Utara 2.1.3.2. Tujuan Promosi Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang dan jasa. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Peter dan Olson (2005: 188), ada tujuh urutan unsur tujuan dari promosi: 1) Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan suatu kategori produk atau bentuk produk. 2) Konsumen harus sadar (aware) akan merek. 3) Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand attitude) 4) Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to purchase). 5) Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various behaviors) untuk membeli merek tertentu Rahman (2010:219), juga membagi fungsi iklan dalam strategi promosi sebagai berikut: 1) Branding building, gunanya untuk membangun rekognisi konsumen dalam jangka panjang agar produk mereka diperkirakan pertama kali oleh konsumen yang siap.. 2) Keakraban, lebih mudah bagi seseorang untuk membeli produk perusahaan terkenal, alih-alih mengambil risiko membeli produk perusahaan yang tidak dikenal. 3) Iklan meningkatkan kepuasan di antara konsumen yang telah membeli produk suatu perusahaan. Universitas Sumatera Utara 4) Menjaga pembuat keputusan yang mempengaruhi pihak ketiga, iklan berhasil menciptakan tingkat brand recognition yang lebih tinggi di antara konsumen, tetapi juga sekaligus meningkatkan kesediaan penasihat keuangan sebagai pihak ketiga untuk memberikan referensi bisnis. 5) Mempertahankan pangsa pasar, perusahaan mungkin terpaksa melakukan kampanye periklanan defensif konten iklan yang sederhana untuk menyaingi belanja iklan pesaing dan menghindari kehilangan pangsa pasar. 6) Meningkatkan moral pegawai, iklan dapat menimbulkan efek positif bagi motivasi karyawan dan memudahkan rekrutmen. Sofjan Assauri (2010, hal. 264), mengatakan :Kegiatan promosi yang digunakan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta direncanakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar. 2.1.4. Konsep Go Green 2.1.4.1. Pengertian Konsep Go Green Memelihara lingkungan bukanlah hal yang merugikan sebuah perusahaan. Bahkan jika suatu perusahaan mampu ikut melestarikan lingkungan itu akan menjadi kebanggaan bagi para pekerjanya. (Fachruddin : 2006 : 111). Menurut Caring for the earth dalam buku (Fachruddin, 2006 : 114) langkah yang harus ditetapkan perusahaan dalam memelihara lingkungan: 1. Menerapkan praktek yang membangun kepedulian lingkungan. Universitas Sumatera Utara 2. Memperkenalkan proses yang meminimalkan pemakaian bahan baku dan pencemaran lingkungan. 3. Membuat produk yang ramah lingkungan. (2006 : 114) Rekomendasi dan solusi mendasar menurut Tainter dalam buku Marwan, pelestarian lingkungan harus dimulai dengan pengakuan peran energi dalam sistem pemecahan masalah yang berkelanjutan. (2009 : 42) Berdasarkan UUPLH Pasal 3 UU No.4 tahun 1982, mengatakan “pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia”. (Siahaan : 2004 : 170). Hatta (2011:20) menjelaskan tentang konsep Go Green ialah Kegiatan Go Green yang dilakukan dengan konsep Energi Terbarukan merupakan suatu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap alam dan lingkungan hidup, karena kegiatan ini mengurangi proses eksplorasi dan eksploitasi Sumber Energi Fossil yang saat ini jumlahnya semakin terbatas. Energi Terbarukan juga dapat mengurangi dan mencegah meningkatnya emisi penyebab gas rumah kaca yang dapat mempengaruhi perubahan iklim global. Berdasarkan pendapat di atas maka dalam melakukan konsep Go Green dapat menggunakan strategi dengan cara : 1. Menganalisis atau batasan tentang program Go Green yang akan dilakukan oleh perusahaan otomotif. 2. Perencanaan program Go Green secara matang dengan melihat maksud Universitas Sumatera Utara dan tujuan program yang dilakukan. 3. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan program yang telah direncanakan. Komunikasi dan implementasi membuat khalayak mengetahui bahwa mobil murah dengan konsep ramah lingkungan melaksanakan program Go Green dan membuat khalayak ikut berpartisipasi dalam mendukung program Go Green. 4. Melakukan evaluasi program-program Go Green. Program Go Green haruslah dievaluasi demi kemajuan dan perkembangannya yang dapat menjadi daya tarik masyarakat umum. 2.1.4.2. Pengukuran Konsep Go Green Kegiatan Go Green bidang lingkungan dengan konsep energi terbarukan dimulai dari identifikasi peluang pengembangan atau penelitian energi tersebut. Sebagai contoh suatu perusahaan yang berada di daerah yang jauh dari penduduk. Perusahaan tersebut memiliki konsumen yang tinggal disuatu daerah dekat dengan laut (nelayan) dengan kondisi kekurangan energi atau belum mendapat jaringan listrik. Akan tetapi daerah tersebut memiliki kecepatan angin cukup besar yang potensial untuk dikembangkan sebagai tenaga listrik. Dengan demikian maka perusahaan dapat mengembangkan energi angin di daerah tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik. Penggunaan energi angin juga tidak menimbulkan emisi C02 dan dalam jangka panjang dapat mengurangi kegiatan penambangan, karena tidak menggunakan bahan tambang dalam operasionalnya. Hatta (2011:20) menjelaskan Kegiatan Energi Terbarukan yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Menggunakan sumber energi terbarukan dalam proses produksi, seperti Micro Hydro, Solar Cell, Turbin Angin, Biogas, Biodiesel, dan etanol. 2. Membangun dan menyediakan sarana/infrastruktur energi terbarukan bagi masyarakat. 3. Melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan pengembangan Energi Terbaru. 4. Melakukan konversi limbah biologi menjadi sumber energi terbarukan 5. Memelihara ketersediaan energi dan meningkatkan kualitas dan keanekaragamannya. 6. Melakukan upaya pengembangan energi alternatif bersama masyarakat 2.2 Penelitian Terdahulu Muhammad Ardi dan Linda Aryani (2011) meneliti hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat organisasi pada mahasiswa fakultas Psikologi UIN Suska. Hasil penelitian menggunakan teknik correlation product moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,865 (p<0,01), dengan kontribusi variabel persepsi sebesar 0,748. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Wandy Rarun (2013) meneliti tentang persepsi kualitas, persepsi nilai dan niat pembelian terhadap harga telepon Genggam Samsung pada PT. Megamitra Makmur Sejahtera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi Kualitas, Persepsi Nilai dan Niat Pembelian tidak berpengaruh secara simultan Universitas Sumatera Utara terhadap harga. Persepsi Nilai dan Niat Pembelian secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga, sedangkan Persepsi Kualitas tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga telepon genggam Samsung pada PT. MMS Manado. Mohamad Iqbal (2013) pengaruh persepsi nilai, harapan dan kepercayaan terhadap Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK. Dari hasil penelitian variabel persepsi nilai dan kepercayaan mempengaruhi Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK secara langsung dan signifikan. Sedangkan untuk variabel harapan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Keberadaan Low Cost Green Car (LCGC) di JABODETABEK. 2.3 Kerangka Konseptual Menurut Sugiyono (2005:49) Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan dari beberapa variable yang diteliti yang disusun dari beberapa teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar pembuatan hipotesis. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Harga Promosi Persepsi Konsep Green Car Universitas Sumatera Utara 2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2005:306) Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah : 1. Harga (price) berpengaruh negatif terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah di Indonesia. 2. Promosi (promotion) berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah di Indonesia. 3. Konsep Green Car berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat tentang mobil murah di Indonesia Universitas Sumatera Utara