Teori Desain Arsitektur Seorang Jacques Herzog

advertisement
JACQUES HERZOG
AR2211 TEORI DESAIN ARSITEKTUR
Oleh:
15213011
Retno Rasmi R.
15213017
Erma Tsania
15213021
Erdiani Erwandi
15213031
Siti Maisyaroh
15213035
Teresa Zefanya
15213037
Raudina Rachmi
15213049
Mawaddah Warrahmah
15213083
Lia Veronica
15213089
Firdha Ruqmana
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
Jacques Herzog
Arsitek berkebangsaan Swiss yang lahir 19 April 1950 ini berhasil menyabet Pritzker
Prize di tahun 2001 bersama duet ‘maut’ nya, Pierre de Meuron, dengan firma arsitekturnya
HDM (Herzog & de Meuron Architekten).
Sebuah pandangan paling terkenal dari seorang Herzog adalah :
"A building is a building. It cannot be read like a book; it doesn't have any credits, subtitles or
labels like picture in a gallery. In that sense, we are absolutely anti-representational. The
strength of our buildings is the immediate, visceral impact they have on a visitor."
Ada 2 hal yang sangat ditekankan oleh Herzog disini. Yang pertama adalah antirepresentational . Disini Herzog beranggapan bahwa sebuah bangunan yang dia dirikan
haruslah memunculkan kesubyektifan. Maksudnya, nilai bangunannya berbeda untuk tiap
orang. Tidak harus semua berpendapat itu baik atau jelek, karena setiap individu
mempunyai interpretasi tersendiri. Yang kedua adalah visceral impact. Nah, kesan individu
tadi ingin diwujudkan oleh Herzog dengan cara pengamat digiring untuk mencerap secara
langsung bagaimana ambiens yang tercipta dari bangunan. Tidak hanya mata saja, namun
Herzog membuat kelima indera kita juga ikut andil dalam proses ‘menilai’ bangunannya.
Jadi, bangunannya tidak bisa diwakili oleh satu kata, karena untuk menilainya individu perlu
merasakan secara langsung bagaimana kesan yang tercipta, yang mana tiap individu pasti
memiliki kesannya masing-masing.
Banyak karya yang dihasilkan oleh Herzog yang mendapat award, seperti Stirling
Prize (2003) untuk Laban Dance Centre, lalu ada juga Lubetkin Prize (2009) untuk Beijing
National Stadium. Namun, mungkin yang paling terkenal adalah Pritzker Prize (2001) untuk
Tate Modern.
Konversi HDM yang menjadikan Bankside Power Station raksasa di London sebagai
wajah baru dari Tate Modern berhasil membuat keduanya menjadi ‘duet’ kedua setelah
1988 (Niemeyer and Bunshaft) yang memenangkan Pritzker Prize sebagai pasangan. Tate
Modern sendiri terpilih karena keberhasilan HDM ‘merombak’ Bankside lama ini menjadi
sesuatu yang modern. Herzog adalah tipikal yang modernist, tapi dengan Bankside baru
yang modern ini dia tetap berusaha tidak menghilangkan kekhasan bangunan lamanya. Dia
berusaha menampakkan kemodernannya dan kekhasan awalnya bahkan pada tampak luar
Tate Modern itu sendiri.
Bankside lama memiliki physical power sebagai sebuah brick masif, yang oleh Herzog
dianggap sebagai sebuah kelebihan. Karena itu menurutnya dari pada men-diminish-nya, dia
lebih baik mempertahankannya. Itu seperti menggunakan kekuatan lawan untuk tujuan
pribadi, mengambil semua positif yang ada dan membentuknya menjadi sebuah kekuatan
yang tidak terduga dengan cara berbeda. Hal itu adalah hal yang sangat sulit bagi seorang
arsitek untuk bisa tetap menunjukkan identitas bangunan awalnya sebagai kekuatan baru.
Perlu pemahaman, kreatifitas, cara pandang yang berbeda, bahkan kecerdasan emosi untuk
mewujudkannya. Dan Pritzker Prize adalah penghormatan paling tinggi yang layak diberikan
untuk keberhasilannya untuk Tate Modern ini.
Gambar 1-3 (kiri-kanan) : Site Tate Modern, Interior Tate Modern dengan light beamnya, Brick massive
tower pada Tate Modern
Analisis yang kami lakukan mengenai seorang Jacques Herzog adalah fokus pada:
1. Perspektif Herzog dalam Ber-arsitektur
“ Creates pragmatic designs that solve problems through radically inventive means”.
Dari sini kita melihat bahwa sebuah kepragmatisan bisa tetap menjawab masalah
asalkan dia inventif. Misalkan, untuk kasus Perez Art Museum.
Gambar 3. Tanaman menggantung
Gambar 4. Sistem ground water
Gambar 5. Overhang
Konsep bisa jadi memang pragmatis, namun cara Herzog menjawab permasalahan
itu sangat inventif. Seperti
Gambar 3. Masalah : adalah bagaimana menciptakan sebuah desain Museum yang
berkelanjutan. Penyelesaian : adalah dengan hanging garden (vegetation).
Inventifnya, Herzog menjawab permasalahan dengan kebutuhan sitenya. Tanaman
lokal dimasukkan sebagai lanskap bangunan dan membuatnya teririgasi oleh
bangunannya sendiri. Herzog tidak ingin membebani lingkungan di sekitar bangunan,
bahkan dia berusaha menciptakan sesuatu cara untuk membantu lingkungannya
karena Herzog ingin menjawab permasalahan yang ada dengan cara inventif.
Gambar 4. Masalah : adalah bagaimana cara untuk mengurangi banjir lokal yang
datang dari Sungai Biscayne. Herzog menjawabnya dengan cara yang tidak biasa.
Tidak hanya meninggikan bangunan seperti kebanyakan, tapi dia juga memikirkan
pengolahan ruang se-efektif dan efisien mungkin untuk bagian bawah yang
ditinggikan tadi. Herzog menempatkan garage dibawahnya. Sebuah garage yang
inventif. Desain yang mengintegrasikan parkir dan planting beds dengan sistem
penyimpanan air irigasi, resapan air, penyimpanan gelombang sementara, dan
akuifer isi ulang. Inovasi lantai garasi parkir yang berpori, bersama dengan rain
gardens telah dirancang sedemikian rupa untuk bisa menangkap air hujan dan
menyalurkannya ke dalam sistem ground water. Jadi tidak hanya mencegah, bahkan
bisa mengolah sesuatu yang awalnya ‘damage’ menjadi sesuatu yang bermanfaat
bagi bangunan dan sekitar.
“create an ‘experience’ that appeals to all the senses”
Konsep desain Jacques Herzog adalah
desain yang melibatkan semua indera
manusia. Hal ini dapat terlihat dari salah satu karyanya yaitu Forum, yang berada di
Barcelona, Spain. Bangunan yang berbentuk segitiga tersebut, menyatukan berbagai macam
tekstur pada fasad bangunannya. Dinding Forum yang terbuat dari beton dan kaca ini
menampilkan dua sisi tekstur yang berbeda. Beton yang dibuat sengaja bertekstur kasar,
disatukan dengan bahan kaca dan alumunium yang licin dan mengkilat. Selain permainan
tekstur, Herzog juga mampu menyatukan warna alam Barcelona melalui warna biru laut
dinding Forum dan warna silver pada atap gedung. Penggunaan alumunium yang licin dan
mengkilat memantulkan bayangan lingkungan sekitar gedung dan cahaya pada gedung itu
sendiri yang meyebabkan permainan bayangan yang indah.
Selain di bagian eksterior, permainan tekstur dan cahaya terlihat pada bagian
interior bangunan. Pada auditorium Forum, plafonnya dilapisi oleh alumunium mengkilat
yang berbahan sama dengan fasad luar. Material alumunium ini memberikan kesan yang
misterius dan futuristik, dipadukan dengan warna abu-abu kursi, interior auditorium
menciptakan pengalaman ruang yang sangat kaya seperti berada di dalam laut mediterania.
Gambar secara lengkap dapat dilihat pada slide.
“As one thing, as a continuity of a thing”
Herzog beranggapan bahwa bangunan adalah sesuatu yang bergerak searah
perubahan. Dengan bantuan arsitek atau tidak, bangunan akan berubah sesuai dengan city
changes. Pada akhirnya, bangunan akan ditambah atau dikurangi itu semua hanya
tergantung pada sitenya. Seperti pada kasus :
Gambar 4. Plywood House
Gambar 5. Schwitter Apartment Building
Gambar 1. Disini tampak bahwa Herzog berusaha menempatkan bangunannya
dimana bangunan itu bisa mengakomodasi pohon disebelahnya. Hal ini dipikirkan
secara detail oleh Herzog terutama jarak pohon ke bangunan, mengingat pohon
yang akan terus berkembang, agar tidak merusak konstruksi bangunan itu sendiri.
Herzog tidak berusaha memangkas pohon tersebut lantaran pohon itu adalah tanda
perubahan di site itu sendiri. Pohon itu bisa menjadi elemen unik tersendiri jika
diintegrasikan ke dalam bangunannya. Selain menjadi view yang estetis, pohon
tersebut juga bisa menandakan rentang waktu kehidupan apa saja yang telah
tercipta di dalam bangunan tersebut.
Gambar 2. Herzog menciptakan bangunan yang peduli terhadap sitenya. Site yang
melengkung menginspirasi lengkungan di bangunannya juga. Bentuk mengikuti site.
Hal ini juga menunjukkan kesejalanan dengan perubahan dalam skala urban.
“organic architecture”
Konsep yang paling khas dari Herzog ialah penerapan paham organic architecture
pada karyanya. Seperti halnya Frank Lloyd Wright, Jacques Herzog menerapkan konsep
arsitektur organik ke dalam setiap desainnya. Konsep arsitektur organik dipilih Herzog
sebagai metode perancangan dikarenakan beliau menginginkan suatu bangunan sebagai
suatu organisme hidup. Melalui fasad yang menyatu dengan alam dan adanya kehidupan di
dalam interior bangunan, suatu karya arsitektur dapat bertahan mengikuti perubahan
lingkungan sekitarnya seperti hanya organisme.
Jacques Herzog menekankan pentingnya kesatuan suatu karya arsitektur dengan
linkungan sekitarnya. Bahkan dalam beberapa wawancaranya, beliau mengatakan ketidak
setujuannya dengan pemahaman arsitektur sebagai suatu karya seni. Hal ini dikarenakan
apabila karya arsitektur itu tidak dapat menyatu dengan lingkungan sekitarnya, maka sama
saja karya tersebut gagal dikatakan sebagai suatu arsitektur.
Dalam pengerjaan arsitektur berkonsep organik, Herzog menemukan suatu
pemahaman baru yaitu The Hidden Geometry of Nature. Dalam setiap hal yang tidak terlihat
dari dunia ini dimiliki pada setiap hal yang terlihat pada alam. Melalui pengkajiannya, Herzog
ingin menampilkan suatu aturan tak terlihat yang dimiliki oleh alam untuk diterapaannya
dalam karya arsitektur. Dalam lingkup ini, hal yang tidak terlihat bukanlah suatu mistik
melainkan suatu bentuk aturan geometri yang terdapat pada alam seperti atomic crystalline
structures yang tidak terlihat. Kompleksitas suatu sistem yang saling berkaitan di alam ini
menjadi hal yang menarik bagi Herzog.
Dalam persepsi desainnya, Herzog selalu menyatukan antara alam natural dan alam
buatan. Hal tersebut ditekankan untuk tercapainya keberlanjutan lingkungan binaan. Tidak
boleh membedakan alam dan artifisial, namun bagaiman seorang arsitek mampu membawa
kedua hal yang saling bertolak belakang tersebut dapat berjalan berdampingan dan
mendukung satu sama lain. Beliau mengatakan seorang arsitek tidak menciptakan suatu
karya namun ia menangkap apa yang dilihat dan dirasakannya dan menerapkannya pada
bangunan karyanya.
“We believe that architecture should merge more with life, to merge the artificial and
natural, the mechanical and biological”
Kesatuan dengan alam tersebut diperlihatkan pada karyanya yang berada di
Barcelona, Spanyol : Forum. Bangunan yang berbentuk segitiga tersebut didesain menyatu
dengan lanskap di sekitarnya yaitu alam laut mediterania. Daripada mendesain suatu
bangunan yang berdiri sendiri di ruang publik yang terbuka, Herzog mampu mendesain
Forum sebagai suatu struktur yang dapat menyatukan ruang publik dengan bangunannya.
Hal ini terlihat dari struktur segitiga yang mengadaptasi bentuk biota laut mediterania dan
warna biru beton yang menyatu dengan birunya langit dan laut biru mediterania. Selain
bentuk dan warnanya yang menyatu dengan lingkungan alam di sekitarnya, penyatuan
ruang publik tersebut, didesain Herzog dengan membut kanopi yang lebar sehingga Forum
ini dapat menyediakan naungan bagi pengunjung Forum maupun pejalan kaki di sekitar
gedung tersebut. Dengan demikian, bangunan Forum ini dapat menyediakan fasilitas bagi
pengunjung dan ruang publik bagi masyarakat di sekitarnya.
2. Cara Herzog Mendesain
“Work by observe phenomena”
Desain apapun yang Herzog ciptakan adalah semua yang ada di alam, semua yang ia
temui di sekitar. Namun hal unik dari Herzog adalah cara dia mengintrepretasikan apa yang
ia lihat ke dalam sebuah obyek. Untuk sesuatu yang umum yang bahkan sering kita lihat,
Herzog membuatnya menjadi sebuah obyek yang mungkin tidak terbayang oleh kita. Dia
seolah melihat dengan cara dan arah berbeda sehingga apa yang ia lihat bertransformasi ke
dalam bentuk yang berbeda dengan presepsi masing-masing. Hal inilah yang memungkinkan
kenapa tiap bangunannya selalu terlihat berbeda. Seperti dalam:
Gambar 6. Vitrahaus
Vitrahaus di Germany. Ini adalah sebuah bangunan Herzog di kawasan permukiman.
Fenomena yang ada adalah rumah rumah yang bertipologi. Namun, Herzog tidak
membangun rumah dengan cara yang sama. Dia hanya mengambil fenomena yang ada tapi
mentransformasikannya kebentuk yang mutlak beda. Jadi hasilnya adalah seperti gambar
diatas. Sebuah bangunan hasil dari superposisi 12 rumah dengan tipologi rumah yang sama
yang ada di permukiman tersebut. Sebuah desain yang lahir dari sesuatu yang telah ada
namun melihatnya dengan cara , arah dan presepsi yang sangat tidak biasa sehingga lahirlah
transformasi bentuk yang sungguh hebat.
“Work with alternative”
Herzog adalah seorang arsitek yang terkenal dengan banyak idenya. Herzog lebih
suka menggunakan kata ‘variatif’ daripada ‘pasti’ dalam mendesain. Dia tidak suka bekerja
dengan satu arah menggunakan berbagai intuisi yang menduga-duga. Dia bekerja dengan
memulai dari semua yang potensial lalu mengerucutkannya lalu mendiskusikannya dengan
klien untuk mencari solusi yang paling solutif.
Gambar 7. Actelion Bussines Center
Seperti yang terlihat di Actelion Business Center, Herzog juga menyukai
kekompleksan. Menurut nya, dengan tingkat kekompleksan berpikir yang tinggi akan
menghasilkan solusi yang menjawab dari berbagai sisi yang memungkinkan. Dia meyakini
bahwa kekompleksan akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang lebih tepat bukan sebuah
kebuntuan yang tidak berujung.
3. Sebuah Contrary yang Ada pada Herzog
“Againts pattern but ‘reinvent’ or ‘avant grande’ ”
Herzog sangat terkenal dengan bangunannya yang mempunyai khas masing-masing,
tidak ada yang serupa. Begitulah, Herzog memang bukan tipikal arsitek pecinta pola.
Menurutnya, arsitektur harus terus diciptakan kembali dari arsitektur yang sudah ada dan
dikenal, bukan hanya sesuatu untuk dipertahankan. Menurutnya pola hanya cocok bagi para
arsitek yang ingin mencari label diri dan dikenal dalam pasar, biasanya para arsitek muda
yang sedang berusaha membuat brand bagi dirinya. Namun, brand seperti itu tidak akan
bertahan lama, karena akan ada saat di mana masyarakat mulai bosan. Akan tetapi, hal yang
paling penting adalah bahwa tidak semua pola cocok diterapkankan di semua site. Jadi,
Herzog lebih memilih mencari sesuatu yang baru yang balance sesuai perkembangan yang
ada. Seperti kasus Museum der kulturen, Parrish art Museum, Wolker Art Museum, De
Young Museum yang keempatnya secara fungsional adalah museum namun dari segi visual
jelas berbeda karena tidak mengikuti tipologi museum pada umumnya. Dengan berbagai
pertimbangan, Herzog menciptakan bentuk, fasade, konstruksi dan sebagainya sesuai
dengan horizon yang ada. Different style for the same function.
Museum der kulturen
Walker Art Museum
Parrish art Museum
De Young Museum
“The surfaces of building should always be linked to what happens inside of a building”
Gambar 8. Galerie Goetz
Seperti pada Galerie Goetz yang menyuarakan kejujuran fungsi bangunannya.
Bangunan ini adalah sebuah galeri yang biasanya menjadi studio tari. Oleh Herzog, fungsi ini
dilihatnya adalah sesuatu yang tidak perlu ditutupi. Sifat publiknya membuatnya bisa
diekspos. Karena itu dia merancang sebuah bangunan (galeri) yang bercahaya seperti
sebuah ‘translucent light-box’.
“Reject classifications in material and keep open to approach it in as many ways”
Herzog beranggapan bahwa material yang ia gunakan pada bangunannya adalah
sebagai sarana dia untuk mengekspresikan bagaiman bangunannya direspon oleh tiap
orang. Oleh karenanya, dengan dalih membeda-bedakannya, Herzog lebih memilih untuk
mencoba memahami what ‘matter’ is. Herzog memiliki pendapat bahwa konstruksi dan
material merupakan bagian yang saling melengkapi, konstruksi seharusnya dibuat untuk
menonjolkan material dari bangunan tetapi material tidak akan memiliki makna jika
bangunan tidak dibangun. Maksudnya adalah material apa yang digunakan dan bagaimana
penggunannya untuk mencapai bentuk terbaiknya. Sehingga pada akhirnya bisa melihat
hubungan spesifik yang bisa diterapkan untuk megintegrasikan material ke bentuk terbaik
bangunan.
“Choose a change than tradition”
Jika harus memilih, Herzog akan membuat perubahan daripada mempertahankan
tradisi. Meskipun begitu, Herzog juga sebenarnya menyukai arsitektur tradisional. Arsitektur
langgam ini menurutnya dapat menceritakan banyak rahasia jika orang mau mendengarkan.
Namun menurutnya, semua orang harus tetap sadar di zaman apa ia hidup.
Waktu
berubah, meski tidak dengan sangat cepat, namun dengan kekonstanan dan invisible
rhythm-nya. Jadi, bagi Herzog arsitektur tradisional memberi wawasan peradaban arsitektur
yang didalamnya mungkin terdapat bagaimana cara-cara penyeselesaian suatu masalah di
masa lampau. Namun, jika metode yang digunakan ternyata tidak relevan lagi di jaman ini,
mengapa tidak invent sesuatu yang baru daripada memaksakan diri untuk mempertahankan
tradisi.
4. Kontroversi karya Herzog and De Meuron
Bird Nest Stadium, Beijing, China
Sebuah kritik terhadap arsitek yang bekerja untuk pemerintahan China disampaikan
oleh Christopher Hawthome, seorang kritikus arsitektur melalui majalan LA Times. Kritik
tersebut mengenai etika dalam dunia arsitektur.
Dikatakan bahwa arsitek bertanggung jawab untuk catatan politis kliennya.
Pemerintahan China dinilai sebagai rezim yang otokrasi dan totaliter. Selain itu, banyak
terjadi pelanggaran HAM di China serta polusi udara yang cukup tinggi.
Dua landmark modern di China terpaksa menjadi sasaran kritik ini, yaitu Gedung
CCTV karya Rem Koolhas dan Bird Nest Stadium karya Herzog dan de Meuron.
Herzog yang termashur dengan rancangan Bird Nest Stadium ,diwawancara oleh Der
Spiegel. Wawancara mengalir sampai suatu bagian , dimana Spiegel menilai bahwa
Olimpiade Beijing tahun 2008 adalah suatu yang unik , karena diselenggarakan di negara
yang sedang bermasalah seperti Tiongkok. Arsitek yang merancang akan menjadi pusat
perhatian global. Herzog dinilai mengorbankan moralitas dan bersikap oportunis karena
berani mengambil pekerjaan di negara yang totaliter, seperti yang disampaikan oleh Daniel
Liebskind di Bealfast yang menyerukan boikot terhadap China dan agar arsitek Eropa tidak
bekerja untuk negara totaliter.
Herzog berkata , "Hanya seorang idiot yang berkata tidak" , dan membuang
kesempatan ini. Herzog tahu bahwa ada banyak arsitek yang mempertimbangkan untuk
tidak berkarya di Tiongkok. Herzog menilai sikap mereka sebagai sikap yang naif dan arogan,
merefleksikan kurangnya pengetahuan dan sangat tidak menghormati pencapaian budaya
yang menakjubkan yang terus berkesinambungan selama lima ribu tahun terakhir ini dan
masih berlanjut sampai sekarang, yaitu merancang , membangun , media dan moralitas.
Selain masalah moralitas, Bird Nest Museum dinilai kontroversial karena kerumitan
konstruksi baja yang membuatnya jadi sangat mahal, serta kebutuhan material baja yang
sangat banyak mengingat saat itu jumlah bahan baja di China sedang menurun drastis.
Persediaan baja ini menurun karena saat itu China sedang melakukan pembangunan jalan
kereta cepat yang mencapai ribuan kilometer. Bahkan sampai tahun 2008, pembangunan
jalan arteri nasional China baru selesai.
Gambar 9. Bird Nest Stadium
Gambar 10. Jalur kereta cepat China Zengzhou-Xian
Referensi :
1. https://placesjournal.org/article/an-interview-with-jacques-herzog/
2. http://www.herzogdemeuron.com/index/practice/writings/conversations/zaera.html
Download