Berdasarkan hasil penelitian Bonar Hutapea

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of Art)
Berdasarkan hasil penelitian Bonar Hutapea (2010) yang berjudul “Studi
Korelasi Intensitas Menonton Tayangan yang Mengandung Kekerasan di Televisi
dengan Perilaku Agresif pada Anak”, menyimpulkan bahwa intensitas menonton
tayangan yang mengandung kekerasan di televisi tidak selalu berkaitan dengan
tendensi bertindak agresif. Dapat juga dimaknai bahwa tindakan agresif anak-anak
belum tentu terkait dengan intensitas menononton tayangan yang mengandung
kekerasan di televisi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tersebut karena adanya kesamaan
dalam penggunaan konsentrasi dalam penelitian ini, yaitu korelasi program televisi
dengan perilaku khalayak. Sedangkan perbedaan dari penelitian saat ini ada pada
variabel terikat penelitian. Penelitian saat ini mengacu pada minat penonton untuk
memasak juga seperti pada tayangan televisi.
Sementara itu, referensi lain dalam penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Riza Hernawati dan Maya Amalia Oesman Palapah (2011), yaitu
“Televisi pada Kehidupan Anak”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan
gambaran mengenai efek dari kehadiran media televisi terhadap anak yang diterpa
media literacy dan anak yang tidak diterpa media literacy. Melalui amatan terhadap
bagaimana anak mengkonsumsi media dan bagaimana pemaknaan mereka terhadap
media.
Referensi lain dari penelitian Setyo Ferry Wibowo dan Maya Puspita
Karimah (2012) yang berjudul “Pengaruh Iklan Televisi dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Sabun Lux (Survei Pada Pengunjung Mega Bekasi
Hypermall)" memiliki persamaan dengan penelitian saat ini. Teori yang digunakan
uses and effect, memfokuskan pada pengaruh sebuah iklan televisi dan minat
menjadi unsur persamaan dengan penelitian saat ini. Namun memiliki perbedaan
dimana penelitian saat ini memfokuskan pada minat memasak.
Referensi dari penelitian Sri Kusumo Hapsari (2014) yang berjudul
“Masculine Domination and Power in Indonesian TV Cook Shows”. Persamaan
dengan penelitian saat ini yaitu memfokuskan pada program masak yang ada di
televisi Indonesia, namun perbedaannya terdapat pada fokus penelitian dimana
5
6
penelitian karya Sri Kusumo Hapsari (2014) fokus kepada pemilihan host atau
pembawa acara dari sebuah program, sedangkan penelitian saat ini fokus kepada
pengaruh atau efek yang disebabkan dari program.
Selain itu referensi dari jurnal internasional dalam penelitian ini yaitu
penelitian karya Flego Anna yang berjudul
“Jamie's Ministry of Food: Quasi-
Experimental Evaluation of Immediate and Sustained Impacts of a Cooking Skills
Program in Australia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dari
sebuah program masak di televisi Australia dalam kepercayaan diri seseorang dalam
memasak dalam memasak makanan sehat. Fokus penelitian ini memiliki unsur yang
mirip terhadap penelitian saat ini dalam hal efek dari sebuah program di televisi.
Terakhir, jurnal internasional dalam penelitian ini yaitu karya Fiona Chew &
Sushma Palmer yang berjudul “Television Health Promotion in Four Countries.
Penelitian ini melakukan perbandingan, percobaan lapangan memanjang di Rusia,
Hungaria, Republik Ceko, dan Polandia untuk mengevaluasi efek dari serial televisi
promosi kesehatan gizi dan umum. Seri ditujukan empat topik kesehatan: diet sehat,
menghindari penggunaan tembakau dan penyalahgunaan alkohol, dan meningkatkan
aktivitas fisik.
7
Berikut terdapat perbandingan secara singkat penelitian sebelumnya dengan
penelitian saat ini:
Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Saat Ini
No.
1.
Judul Penelitian
Teori yang
dan Nama Peneliti
Digunakan
Studi Korelasi
Teori yang
Intensitas Menonton
digunakan
Tayangan yang
dalam penelitian
Mengandung
ini adalah teori
Kekerasan di Televisi
Kultivasi
dengan Perilaku
Agresif pada Anak
Metodologi
Penelitian
Positivistik
Kuantitatif
Eksplanatif
Oleh : Bonar Hutapea
Universitas
Tarumanegara
2010
2.
3.
4.
Televisi dalam
Kehidupan Anak
Oleh : Riza
Hernawati dan Maya
Amalia Oesman
Palapah
Universitas Islam
Bandung
2011
Pengaruh Iklan
Televisi dan Harga
Terhadap Keputusan
Pembelian Sabun
Lux (Survei Pada
Pengunjung Mega
Bekasi Hypermall)
Oleh : Setyo Ferry
Wibowo dan Maya
Puspita Karimah
Universitas Negri
Jakarta
2012
Masculine
Domination and
Power in Indonesian
TV Cook Shows
Oleh : Sri Kusumo
Habsari
Hasil Penelitian
tidak ada hubungan
antara intensitas
menonton tayngan yang
mengandung kekerasan
di televisi dengan
perilaku agresif pada
anak sekolah dasar di
Keramat Sawah
Kecamatan Senen
Jakarta Pusat.
Teori yang
digunakan
dalam penelitian
ini adalah teori
Kultivasi
Fenomenologi
Kualitatif
Adanya perbedaan yang
signifikan dari efek
kehadiran media
televisi bagi anak yang
diterpa media literacy
dan yang tidak diterpa
media literacy.
Teori yang
digunakan
dalam penelitian
adalah teori uses
and effect dan
keputusan
pembelian.
Positifistik
Kuantitatif
Riset Deskriptif
Iklan televisi memiliki
pengaruh terhadap
keputusan pembelian
dengan nilai
signifikansi 0,004 dan
R2 (R square) sebesar
0,075 atau 7,5%. Angka
tersebut menjelaskan
bahwa iklan televisi
menjelaskan terhadap
keputusan pembelian
sebesar 7,5%.
Teori yang
digunakan
dalam penelitian
adalah teori SO-R (stimulus
respon)
Fenomenologi
Kualitatif
Gaya maskulin dari
host pria memancing
rasa respect atau rasa
hormat dari para
penonton wanita.
8
5.
6.
Sebelas Maret
University
2014
Jamie's Ministry of
Food: QuasiExperimental
Evaluation of
Immediate and
Sustained Impacts of
a Cooking Skills
Program in Australia
Oleh : Flego Anna
The Australian
National University
2014
Television Health
Promotion in Four
Countries
Oleh : Fiona Chew &
Sushma Palmer
Syracuse University,
Syracuse, New York,
USA
2005
7.
Teori yang
digunakan
dalam penelitian
adalah teori uses
and effect
Positifistik
Kuantitatif
Eksplanatif
52% penonton
memasak sayuran
sebagai makanan utama
meningkat selama enam
bulan paska program
tayang.
Teori yang
digunakan
dalam penelitian
adalah teori uses
and effect
Positifistik
Kuantitatif
Hongaria dengan
proporsi tertinggi
menunjukkan mereka
telah membuat
perubahan gaya hidup
sehat (45%). Pemirsa
Rusia (30,6%), pemirsa
Polandia (21,4%), dan
pemirsa Ceko (16,7%)
Penelitian saat ini.
Teori yang
Positifistik
Pengaruh Terpaan
digunakan
Kuantitatif
Program Master Chef dalam penelitian
Eksplanatif
Terhadap Minat
adalah teori uses
Memasak
and effect dan
teori minat
Oleh : Viona Merline
BINUS University
2015
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2015
-
9
2.2 Teori Umum
2.2.1 Definisi Komunikasi
Secara etimologis, “komunikasi” berasal dari kata latin communicatio yang
diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar kata communis adalah communico
yang artinya berbagi. Dalam hal ini yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui
pertukaran pesan (Verdiansyah, 2005: 24).
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa
komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita demi kelangsungan hidup.
Orang yang tidak berkomunikasi bisa dipastikan tidak bisa membangun konsep
untuk kelangsungan hidupnya, karena tidak bisa menetapkan posisi dirinya di tengah
lingkungan sosial.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup seorang
diri. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia hidup di dalam kelompok sosial,
komunitas,
organisasi,
dan
masyarakat.
Masing-masing
individu
saling
berkomunikasi untuk membangun relasi satu sama lain serta membangun makna dari
semua stimuli yang ada. Itu alasannya komunikasi menjadi sangat penting dalam
kehidupan manusia.
Komunikasi itu sendiri merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan melalui sebuah channel. Namun menurut Richard
West dan Lynn H. Turner dalam buku Pengantar Teori Komunikasi (Mulyana, 2008:
5), komunikasi adalah sebuah proses sosial dimana individu-individu menggunakan
simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan
mereka.
Secara
etimologi
istilah
komunikasi
atau
dalam
bahasa
Inggris
communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata
communis yang berarti “sama”. “Sama” disini maksudnya adalah “sama makna”.
Jadi komunikasi dapat terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang dipercakapkan (Effendy, 2006: 9).
10
2.2.2 Konsep Komunikasi
Dikutip dari buku Pengantar Ilmu Komunikasi karya Deddy Mulyana (2008:
67-69), John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan
Edward M. Bodake, mengemukakan tiga konseptualisasi komunikasi, yaitu:
1.
Komunikasi Sebagai Tindakan Satu-Arah
Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi massa adalah komunikasi yang
mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga)
kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap
muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah,
radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh
Michael Burgoon disebut “definisi berorientasi-sumber” (source-oriented
definition). Definisi ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan
yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan
untuk membangkitkan respons orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi
dianggap tindakan yang sengaja (international act) untuk menyampaikan pesan
demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada
orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu.
2.
Komunikasi Sebagai Interaksi
Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah interaksi.
Dalam arti sempit interaksi berarti saling mempengaruhi (mutual influence).
Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan
proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Selain itu terdapat
unsur yang ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik
(feed back), yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan,
yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas
pesan yang ia sampaikan sebelumnya: apakah dapat mengerti, dapat diterima,
menghadapi kendala dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik itu,
sumber dapat mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya.
Konsep umpan balik dari penerima (pertama) ini sebenarnya sekaligus
merupakan pesan penerima (yang berganti peran menjadi pengirim kedua) yang
disampaikan kepada pengirim pertama (yang saat itu berganti peran menjadi
penerima kedua).
11
3.
Komunikasi Sebagai Transaksi
Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau
pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Hingga derajat
tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran orang lain di dekatnya dan bahwa
komunikasi sedang berlangsung, meskipun pelaku tidak dapat mengontrol
sepenuhnya
bagaimana
orang
lain
menafsirkan
perilaku
verbal
dan
nonverbalnya. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah
berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku
verbal maupun perilaku non verbalnya.
2.2.3 Fungsi Komunikasi
Menurut Mulyana dalam Pengantar Ilmu Komunikasi (2008: 5), terdapat
empat fungsi komunikasi sebagai berikut :
1.
Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk
hubungan dengan orang lain. Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah
fungsi komunikasi kultural. Para ilmuan sosial mengakui bahwa budaya dan
komunikasi itu mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari mata
uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya
komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan, atau
mewariskan budaya. Pada satu sisi, komunikasi merupakan mekanisme untuk
mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal, dari
suatu generasi kepada generasi berikutnya. Pada sisi lain, budaya menetapkan
norma-norma (komunikasi) yang dianggap sesuai untuk suatu kelompok,
misalnya “Laki-laki tidak gampang menangis, tidak bermain boneka,” anak
perempuan tidak bermain pistol-pistolan, pedang-pedangan, atau mobilmobilan,” dan sebagainya.
12
2.
Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang
dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif
tidak otomatis bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan
perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan tersbut dikomunikasikan terutama
melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati,
gembira, sedih takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat katakata, namun terutama lewat perilaku nonverbal.
3.
Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang
biasanya dilakukan dengan kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacaraupacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para
antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, pernikahan
(ijab-qabul, sungkem,sawer, dan sebagainya), ulang tahun perkawinan, hingga
upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau
menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Komunikasi ritual juga sering bersifat
ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Seperti contohnya saat
menziarahi makam Nabi Muhammad, orang bahkan menangis di dekatnya,
untuk menunjukkan kecintaannya kepadanya.
4.
Komunikasi Instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan
umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan
mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Bila
diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat
persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to
inform)
mengandung
muatan
persuasif
dalam
arti
bahwa
pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang
disampaikannya akurat dan layak diketahui. Sebagai instrumen, komunikasi
tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun
juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita
peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita
dalam bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama.
Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi
13
dan pekerjaan, baik tujuan jangka-pedek ataupun tujuan jangka-jauh. Tujuan
jangka-pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang
baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik.
Perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.
Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih takut, prihatin, marah
dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku
nonverbal.
2.3 Teori Komunikasi Massa
2.3.1 Definisi Komunikasi Massa
Terdapat banyak bentuk dalam komunikasi, salah satunya adalah komunikasi
massa. Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukanan oleh para
ahli. Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi
satu sama lain. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa baik berupa media cetak maupun media elektronik. Media massa sendiri
merupakan sebuah perkembangan teknologi yang dapat memudahkan dalam
komunikasi terutama komunikasi massa (Nurudin, 2007: 3).
Sedangkan menurut Rahmat (Elvinaro, 2009: 6), komunikasi massa diartikan
sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
2.3.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Beberapa ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurudin (2007: 19):
1.
Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang.
Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam
sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud menyerupai sebuah system.
2.
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikasi massa bersifat luas. Artinya siapa pun dapat menikmati dalam
keadaan apapun dan dimana pun mereka berada.
14
3.
Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan
pada khalayak yang plural.
4.
Komunikasinya berlangsung satu arah
Komunikan hanya bisa melihat, mendengar dan menikmati pesan yang
disampaikan tanpa bisa langsung memberikan respon terkait hal yang dibahas.
5.
Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesan. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hamper
bersamaan.
6.
Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Peralatan teknis yang dimaksud seperti pemancar untuk media elektronik.
7.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih
mudah dipahami.
2.3.3 Fungsi Komunikasi Massa
Keberadaan media massa mempunyai peranan penting dalam usaha
memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat
memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang tidak
kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk memberikan
kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agara memotivasi masyarakat.
Secara keseluruhan fungsi komunikasi massa terbagi atas (Nurudin, 2007: 66):
1.
Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang
terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi
informasi ini adalah berita-berita yang disajikan harus melaporkan peristiwa di
dalam masyarakat yang lebih kompleks, memberikan makna terhadap peristiwaperistiwa tersebut, dan peristiwanya sendiri merupakan sesuatu yang objektif.
Dalam istilah jurnalistik, fakta-fakta yang akan dijadikan informasi oleh
wartawan di lapangan diringkas dalam istilah 5W + 1H (What, Where, Who,
15
When, Why, + How) atau Apa, Di mana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan
Bagaimana.
2.
Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Hal ini disebabkan oleh
masyarakat yang menjadikan televisi sebagai media hiburan. Oleh sebab itu
media massa membuat program dengan ide dan kreatifitas tinggi yang berfungsi
untuk menghibur, pelepas ketegangan, dan mengatasi kejenuhan masyarakat.
3.
Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
informasi dan hiburan. Fungsi
persuasi yaitu untuk mengukuhkan atau
meperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang,
mengubah sikap,
kepercayan atau nilai seseorang, dan menggerakan seseorang untuk melakukan
sesuatu . Banyak bentuk Tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa
informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi
persuasi. Tulisan pada Tajuk Rencana, artikel, dan surat pembaca merupakan
contoh tulisan persuasif.
4.
Transmisi Budaya
Tramsmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling
luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat
dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai
dampak pada penerimaan individu. Hal ini ditransmisikan oleh individu, orang
tua, kawan sebaya, kelompok primer atau sekunder, dan proses pendidikan.
Budaya komunikasi tersebut secara rutin dimodifikasi oleh pengalaman baru
yang didapat.
5.
Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa
merangsang masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa
merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan
keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan
arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu
mendorong kohesi sosial.
16
6.
Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,
menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada di dekitar kita. Fungsi pengawasan dibagi menjadi dua, yakni
warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental
surveillance atau pengawasan instrumental.
7.
Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagianbagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya
dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara
berbagai komponen masyarakat. Hal ini berlaku pada iklan, iklan akan
menghubungkan antara pemasang iklan dengan sasaran iklan tersebut.
8.
Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Dalam kurun waktu yang lama, komunikasi massa dipahami secara linier
memerankan fungsi-fungsi klasik seperti yang di ungkapkan sebelumnya.
Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi yang
diungkapkannya ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan
kemapanan. Memang diakui komunikasi massa dapat berperan memperkuat
kekuasaan, tapi juga bisa sebaliknya.
9.
Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolah belakang antara tiga pihak.
Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan
masyarakat. Ketiga pihak ini tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan
kepentingan masing-masing pihak.
2.4 Media Massa
2.4.1 Definisi Media Massa
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yakni media
massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria media
massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi
kriteria media massa adalah radio siaran, televisi, film, media on-line (internet).
Setiap media memiliki karakteristiknya masing-masing (Elvinaro 2009: 120).
Peran media massa secara umum adalah sebagai sarana atau sumber
informasi dalam komunikasi massa. Hal ini dapat dilihat apabila media massa
17
dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menyebarkan informasi. Menurut Burhan
Bungin (2007: 85) media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of
change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan.
Istilah “media massa” memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang
bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan
melibatkan siapa saja dalam masyarakat dalam skala yang sangat luas. Istilah media
massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu
tetap digunakan hingga saat ini seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, dan
internet (Morissan, 2013: 479).
2.4.2 Jenis-jenis Media Massa
Terdapat beberapa jenis media massa, yaitu (Suryawati, 2011: 37):
1.
Media Cetak, sebuah media komunikasi yang sifatnya tertulis atau tercetak.
Media cetak terdiri dari surat kabar, tabloit, dan majalah.
2.
Media Elektronik, perkembangan teknologi dalam media massa. Media
elektronik sangat menarik oleh publik sebab media elektronik sangat cepat
dalam penyampaian pesannya. Media elektronik sendiri terdiri dari radio dan
televisi.
3.
Media Internet (Media Online), media komunikasi yang menggunakan
perangkat internet. Dengan hal itu, media internet termasuk media massa yang
sangat populer dan memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas ini dilihat dari
penggunaan media internet dalam perangkat komputer, handphone, dan tablet.
2.4.3 Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh
di dalam kehidupan manusia. 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya.
Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari
(Elvinaro 2009: 134).
Televisi sebagai salah satu media elektronik merupakan media yang universal
karena dapat menginformasikan audiovisual gerak. Kebanyakan rumah telah
memiliki televisi, bahkan televisi portable sekarang sudah semakin mudah dibawa
kemana-mana, termasuk dibawa dalam kendaraan (Agnes, 2007: 1).
Menurut Morissan (2005: 6), televisi merupakan media massa yang termasuk
kedalam media elektronik dan televisi dapat menampilkan sebuah gambar bergerak
18
yang berwarna maupun hitam putih kemudian dapat mengeluarkan gelombang suara.
Gambarnya sendiri bisa berwarna atau hanya hitam putih yang ditampilkannya. Alat
elektronik yang telah mengalami perubahan dan alat dalam penyampaian informasi
kepada penontonnya. Kemudian penonton bisa menonton televisi dengan jauh dan
tidak perlu menontonnya secara dekat sebab televisi sendiri dapat berukuran besar
namun tiap televisi memiliki ukuran yang berbeda-beda.
2.4.3.1 Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk.
Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil
penelitian-penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama
khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk
memperoleh informasi (Elvinaro, 2009: 137).
Menurut
Harold D. Laswell (Ardianto, 2007: 137), terdapat tiga fungsi
televisi, dimana setiap fungsinya tidak berdiri sendiri namun dapat saling menunjang
satu sama lain, yaitu :
1.
Media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan dan selalu akan berbagi
informasi atas hal-hal yang tidak dapat terjangkau oleh khalayak.
2.
Media massa sebagai gatekeeper yang artinya lebih menekankan kepada
pemilihan, penilaian, penafsiran tentang apa yang patut disampaikan kepada
khalayak.
3.
Media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari generasi satu
ke generasi berikutnya atau dapat dikatakan sebagai media.
2.4.3.2 Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar, dan
majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan
pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Berbeda dengan
televisi yang melibatkan lebih dari satu alat indra manusia.
19
Berikut merupakan karakteristik dari televisi menurut Elvinaro (2009: 137):
1.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat di dengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata,
music, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar bergerak.
Namun demikian, tidak berarti gambar bergerak lebih penting daripada katakata. Keduanya harus berjalan secara harmonis. Betapa mengjengkelkan bila
acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar.
2.
Berpikir dalam Gambar
Pihak yang paling bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah
pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar
(think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan
menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat
melakukan berpikir dalam gambar. Terdapat dua tahap yang dilakukan dalam
proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization) yaitu
menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar
secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha
menunjukkan
objek-objek
tertentu
menjadi
gambar
yang
jelas
dan
menjadikannya sedemikian rupa sehingga mengandung suatu makna. Tahap
kedua dalam berpikir dalam gambar adalah penggambaran (picturization) yakni
kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3.
Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks,
dan melibatkan lebih banyak orang. Untuk menayangkan program berita yang
dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang.
Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio,
pemadu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru
suara, dan lain-lain. Apabila menyangkut drama music yang lokasinya diluar
studio, akan melibatkan lebih banyak lagi orang kerabat kerja televisi (crew).
20
2.4.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Menurut Badjuri (2010: 41), televisi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan dalam televisi, yaitu:
1.
Kesan realistik: audio visual.
2.
Masyarakat lebih tanggap: menonton dalam suasana santai, rekreatif.
3.
Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang
mengefektifkan penjangkauan masyarakat.
4.
Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat.
5.
Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas.
Sedangkan beberapa kelemahan dari televisi, yaitu:
1.
Jangkauan penonton massal, sehingga pemilihan (sulit menentukan untuk pangsa
pasar tertentu) sering sulit dilakukan.
2.
Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila
diperlukan konsumen).
3.
Relatif mahal.
4.
Pembuatan iklan tv cukup mahal.
2.4.3.4 Program Televisi
Menurut Morisson (2011: 209), Pengertian program acara televisi yaitu kata
“program” itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau program yang
berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan
kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan
sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.
Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di
Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program
adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan
audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas.
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien
tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio
atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang
(goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien
dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan
orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan
21
dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau
penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan
pendengar atau penonton.
Terdapat dua jenis program televisi, yaitu:
1.
Program Informasi adalah sebuah program yang memberitakan mengenai
informasi-informasi terbaru kepada para penonton atau audience.
-
Berita keras (hard news) adalah sebuah berita yang bertujuan untuk
memberikan informasi terbaru kepada penonton dan sifatnya harus secepat
mungkin untuk ditayangkan agar penonton pun dapat menonton berita
tersebut.
a. Straight News, sebuah berita singkat yang hanya menayangkan informasi
pentingnya pada proram televisi.
b. Feature, sebuah berita yang menayangkan mengenai berita-berita yang ringan
untuk ditonton namun tetap menarik.
c. Infotainment, sebuah berita yang menayangkan mengenai kehidupan
masyarakat yang terkenal seperti seorang celebrity.
-
Berita Lunak (soft news) adalah sebuah informasi yang berguna untuk
ditonton kepada penonton namun berita tersebut tidak harus secepatnya untuk
ditayangkan.
a. Current Affair, sebuah program televisi yang menayangkan informasi yang
penting dan telah ditayangkan sebelumnya namun disini dibuat lebih lengkap
dan mendalam.
b. Magazine, sebuah program televisi yang menayangkan informasi yang ringan
dan mendalam.
c. Dokumenter, sebuah program televisi yang bertujuan untuk memberikan
pendidikan namun isi program tersebut tetap ringan.
d. Talk Show, menayangkan sebuah perbincangan antara beberapa orang yang
membahas mengenai topik yang di bicarakan oleh pembawa acara.
2.
Program hiburan adalah berbagai bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur penontonnya yang dalam bentuk drama, musik, cerita, dan
permainan.
a. Drama, sebuah program televisi yang menunjukkan sebuah cerita mengenai
kehidupan seseorang dan diperankan oleh seorang artis yang memerankan
22
kehidupan seseorang lalu di kehidupan tersebut menampilkan konflik,
perselisihan, persahabatan, percintaan dan lain-lain.
b. Permainan, sebuah program televisi yang menayangkan beberapa individu
atau kelompok dan mereka bersaing dalam mendapatkan sebuah hadiah dari
permainan tersebut.
c. Musik, program yang menayangkan seorang penyanyi atau grup band dan
bertujuan untuk menghibur para penontonnya (Morisson, 2011: 218-229).
Berdasarkan jenisnya, program Master Chef di RCTI termasuk ke dalam jenis
program reality show, karena program ini menayangkan beberapa individu yang
saling berkompetisi dalam memasak yang berlangsung tanpa dilengkapi skenario,
baik di indoor ataupun outdoor untuk mendapatkan hadiah tertentu.
2.5
Reality Show
Reality show berasal dari kata real yang berarti asli, tidak direkayasa.
Kejadian diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat apa adanya. Reality show
merupakan program televisi yang menayangkan program realties, atau realita
kehidupan seseorang, biasanya bukan public figure, melainkan masyarakat biasa atau
orang awam.
Program ini mencoba menyajikan sesuatu yang nyata (riil) dengan cara yang
sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Sesuai dengan namanya, maka program
menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan
realitas sebenarnya. Terdapat beberapa bentuk reality show, yaitu:
-
Hidden camera atau kamera tersembunyi
Ini merupakan program paling realitas yang menunjukkan situasi yang
dihadapi seseorang secara sebenarnya. Kamera ditempatkan di tempat
tersembunyi untuk merekam gerak-gerik atau tingkah laku subjek yang
berada di tengah situasi yang sudah di persiapkan sebelumnya (rekayasa)
-
Competition show
Program ini melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi
yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu untuk memenangkan
perlombaan permainan (game) atau pertanyaan. Setiap peserta akan tersingkir
satu persatu melalui pemungutan suara (voting) baik oleh peserta sendiri
maupun audience. Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan.
23
-
Relationship show
Satu kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berniat
menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian
kontestan agar tidak tersingkir dari permainan. Pada setiap episodenya ada
satu peminat yang harus disingkirkan.
-
Fly on the wall
Program yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari seseorang
(biasanya public figure) mulai dari kegiatan pribadi sampai aktivitas
profesionalnya. Dalam hal ini kamera membuntuti kemanapun otang tersebut
pergi.
-
Mistik
Program ini berkaitan dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangantayangan yag berkaitan dengan dunia gaib, para normal, klenik, praktik
spiritual magis, mistik, kontak dengan roh, dan lain-lain. Program mistik
adalah program yang paling diragukan realitas nya, apakah peserta benarbenar melihat makhluk halus atau tidak, dan apakah penampakkan tersebut
benar-benar ada atau tidak (Morissan, 2008: 217).
2.6
Konten Program
Di dalam sebuah program acara memilki beberapa konten yang diantaranya
adalah narator, narasumber, lokasi dan materi acara.
1. Narasi
Naskah merupakan idea atau gagasan dalam bentuk susunan kalimat dan dari
susunan kalimat tadi bisa diketahui maksud dan tujuannya, karena, di dalamnya
terdapat informasi/pesan yang ingin disampaikan (Darwanto, 2007: 2002).
Hal-hal yang perlu diperehatikan dalam naskah antara lain :
-
Jelas
Yaitu kejelasan menempati prioritas utama dalam penelitian naskah. Clarity
has top priority! Kata dan kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung
dimengerti”. Narator hanya memilki satu kesempatan untuk berkomunikasi
dengan penonton. Berbeda dengan pembaca Koran yang dapat membaca
artikel secara berulang-ulang sampai dapat memahami secara jelas.
24
-
Ringkas
Satu ide untuk satu kalimat dihindari pemakaian anak kalimat. Naskah harus
disusun dengan kalimat-kalimat ringkas sebagaimana kalimat yang biasa
diucapkan saat bercakap-cakap.
-
Sederhana
Yaitu kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam
percakapan keseharian, tidak rumit atau tidak teknis-ilmiah yang kurang
dikenal kalangan awam. Sekuat mungkin hindari istilah asing, gaya bahasa
birokrasi, bahasa hukum atau jargon.
-
Aktif
Yaitu digunakan kalimat aktif, bahan pasif. Contoh: “mahasiswa memprotes
dosen” bukan: “dosen diprotes mahasiswa”.
-
Imajinatif
Yaitu naskah harus mampu mengembangakan imajinasi penonton dengan
kekuatan audio dan visual.
-
Hindari akronim
Yaitu kalaupun harus menggunakannya beri keterangan sesudah atau sebelum
dikemukakan.
-
Global
Yaitu hindari sedapat mungkin detail yang tidak perlu, sesederhana fakta.
Penonton hanya perlu inti berita, waktu anda pun terbatas.
-
Bercerita
Yaitu gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat
langsung. Naskah harus “berbicara”, yakni “menceritakan” orang berbicara
apa, dimana, bagaimana, kenapa, dan sebagainya.
2. Narasumber
a. Definisi Narasumber
Narasumber erat kaitannya dengan proses wawancara karena tujuan dari
wawancara adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dari sumber berita yaitu
keterangan aktual dari pelaku atau saksi peristiwa, itulah yang disebut dengan
narasumber.
Narasumber yang paling baik adalah seseorang yang berpengetahuan dalam
sesuatu bidang dan yang memilki perasaan tajam yang sama dengan sang wartawan
25
tentang perlunya publik mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya. Narasumber
semacam ini, bahkan akan menelpon wartawan jika mengetahui tentang adanya
sesuatu yang penting bagi publik. Ia memahami kebutuhan wartawan bertanya
padanya tentang hal itu.
Wartawan harus bersyukur jika menemui narasumber yang seperti itu dan
memupuknya dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan bila diperlukan. Yang
penting setiap narasumber memilki motif dalam memberikan keterangan kepada
wartawan. Demikian pula narasumber memiliki keberatan-keberatan untuk
memberikan informasi pada wartawan (Kusumaningrat, 2006: 250).
b.
Menentukan narasumber
Narsumber dari suatu wawancara biasanya memilki latar belakang yang tidak
sama. Narasumber yang akan diwawancarai secara garis besar jika dilihat dari
kepentingan yang mereka wakili, yaitu:
-
Pemerintah atau penguasa
-
Kelompok ahli atau pakar dan pengamat
-
Orang terkenal (Celebrity)
-
Masyarakat biasa (man in the street)
Setiap kelompok ini berbeda cara pendekatannya. Reporter atau presenter
harus memilki strategi yang berbeda ketika mewawancarai masing-masing
kelompok. Pertanyaan pada kelompok pertama harus dapat memberikan jawaban
terhadap alasan-alasan dikeluarkannya suatu kebijakan atau keputusan.
Pertanyaan terhadap pakar atau ahli lebih kepada pandangan atau pendapat
terhadap kebijakan itu, apakah itu baik atau buruk dan apa implikasinya kepada
masyarakat dan bagaimana jalan keluarnya. Pertanyaan kepada 3 golongan adalah
mengenai apa mereka pikirkan atau tanggapan mereka mengenai suatu peristiwa
yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat, sedangkan hal yang ditanyakan
kepada golongan ke-4 adalah tanggapan mereka mengenai kebijakan pemerintah
yang mempunyai implikasi kepada kehidupan masyarakat (Morissan, 2013: 45).
c.
Kriteria narasumber
Wawancara tidak bisa dilakukan dengan sembarang narasumber. Seorang
narasumber harus memiliki informasi tentang suatu masalah atau peristiwa dan
narasumber yang hendak diwawancarai atau dimintai keterangan oleh wartawan
(interviewer) tentang sebuah peristiwa, masalah aktual, atau pendapat dan kehidupan
26
pribadinya. Karena itu ada beberapa kriteria yang harus dimilki oleh seorang
narasumber, yaitu antara lain :
-
Kredibel, misalnya orang nomor satu di komunitas atau di organisasinya,
orang terkenal atau terkemuka, pakar dibidangnya, memilki kewenangan
memberika keterangan, berprestasi, dan lainnya.
-
Tajam dan analitis, yakni memilki ketajaman memandang dalam memandang
suatu masalah dan mampu menganalisis masalah tersebut secara tepat dan
jelas.
-
Kaya informasi atau memiliki banyak data dan info yang mutakhir yang bisa
digali atau dikembangkan.
-
Berani berbicara apa adanya, yakni jujur dan mau berterus terang.
-
Berwawasan luas.
-
Konsisten alias tidak plin-plan dalam memberikan pendapat.
-
Gampang dihubungi.
-
Paham dunia jurnalistik (M.Romli, 2006 : 75).
3. Materi Acara
Berdasarkan materi isinya berita dapat dikelompokkan ke dalam berita
pernyataan, pendapat, ide/gagasan, berita ekonomi, berita keuangan, berita politik,
berita sosial masyarakat, berita olahraga, berita hiburan, berita tentang aspek-aspek
ketertarikan manusiawi atau minat insani (Sumadiria, 2010 : 67).
Materi acara dalam program Master Chef adalah kompetisi. Dimana
program memberikan pengetahuan seputar memasak melalui kompetisi yang diikuti
oleh sejumlah kontestan, dikemas secara menarik dan menghibur para penonton.
4. Lokasi
Lokasi siaran langsung (live event) merupakan salah satu jenis program
acara pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dapat dibedakan dalam dua
kategori, yaitu:
1. Siaran langsung dari studio
Siaran langsung dari studio lebih sedikit mempunyai resiko untuk gagal.
Karena sistem jaringan yang terhubung langsung dengan bagian penyiaran (materi
control on air) naik melalui cable coaxial sebagai standar normal pengiriman yang
lebih bagus.
27
Antara studio master control on air terdapat hubungan jaringan pengiriman
sinyal bolak- balik. Sebab ada beberapa event siaran langsung dari luar yang harus
dikirim dan diproses produksi di ruangan studio terlebih dahulu sebelum
ditayangkan.
2. Siaran langsung dari luar studio (satelit)
Siaran langsung dengan menggunakan jasa satelit sebenarnya tidak berbeda
dengan sistem siaran menggunakan gelombang pendek (micorowave) untuk
penyiarannya setelah masuk mastercontrol.
Perbedaan penggunaan kedua perangkat tersebut akibat karaterisktik sistem
pengiriman gambarnya yang berbeda, sehingga perlakuan terhadap sistemnya pun
lain. Siaran langsung menggunakan satelit akan dipakai apabila:
-
Media penyiaran (venue) yang digunakan sulit atau banyak penghalang
(obstacle) seperti gedung bertingkat, gunning, dan lain – lain.
-
Jauh dari pusat penyiaran stasiun televisi tersebut misalnya di luar kota.
Kekurangan menggunakan sistem satelit yaitu:
-
Biaya sewa transponder yang mahal.
-
Kemungkinan gangguan alam (noise) besar bila dibanding microwave
(Setyobudi, 2006 : 49-51).
2.7
Teori Khusus
2.7.1 (Teori Uses and Effect)
Konsep kegunaan atau use adalah bagian yang sangat penting dari pemikiran
teori ini. Pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan
memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari proses
komunikasi massa (Sendjaja,dkk, 2007:5.43).
Penggunaan media massa dapat memiliki banyak pengertian. Ini dapat berarti
“exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks
lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, di mana isi
tertentu di konsumsi dalam kondisi tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini
lebih kepada pengertian yang kedua (Rohim, 2009 : 189).
Pada uses and gratifications, pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar
individu, pada uses and effects kebutuhan hanya salah satu faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan, dan
28
persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu
kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa
(Sendjaja,dkk, 2007: 43).
Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan pengunaan media
akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara
penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memiliki
beberapa bentuk yang berbeda, yaitu sebagai berikut (Sendjaja, dkk, 2007: 44-45):
1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan
sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap
sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam
pengertian ini juga, uses and gratifications hanya dianggap berperan perantara,
yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media.
2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat pengguna daripada
karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau
mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memiliki konsekuensi
psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan
merupakan penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi.
3. Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media
(melalui perantara penggunanya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu
sendiri. Oleh karenanya, ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang
bersama-sama menyebabkan suatu hasil yang disebut “conseffects” (gabungan
antara konsekuensi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil
yang berbentuk “conseffects”. Dimana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi
yang mendorong pembelajaran atau efek, dan sebagian lain merupakan hasil dari
suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan
menyimpan pengetahuan.
Ilustrasi mengenai hubungan – hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
29
Gambar 2.1
Gambar Uses and Effects
2.7.2 Pengaruh
Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting
untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh
dapat dikatakan mengena jika perubahan (P) yang terjadi pada penerima sama
dengan tujuan (T) yang diinginkan oleh komunikator (P=T), atau seperti rumus yang
dibuat oleh Jamias (1989), yakni pengaruh (P) sangat ditentukan oleh sumber, pesan,
media, dan penerima. (P=S/P/M/P).
Pengaruh dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge),
sikap (attitude), dan perilaku (behavior). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa
terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat (Cangara, 2008:
165).
2.7.3 Definisi Minat
Minat adalah sebuah hal yang bersifat pribadi dan karenanya minat sangat
berbeda dari waktu ke waktu, tetapi beberapa upaya telah di kembangkan untuk
mengkategorikan yang akan bermanfaat untuk tuntutan dalam menemukan minat
khusus seseorang (Sarwono, 2006:58).
Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan derajat yang lebih
tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik
tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang
diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi
komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya
30
keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action)
sebagaimana diharapkan komunikator (Sarwono, 2006: 66).
Menurut Sarwono (2006:70), minat atau interest dapat diartikan sebagai
berikut:
-
Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberikan pola pada
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minat.
-
Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek
yang berharga atau berarti bagi individu.
-
Suatu keadaan motivasi atau set motivasi yang menuntut tingkah laku
menuju satu arah tertentu.
Aspek dalam minat yaitu :
-
Kognitif
Proses berpikir sebagai dasar yang menentukan semua tingkah laku.
Manusia dipandang sebagai suatu akal pikiran yang mencoba
memecahkan masalah disekitarnya secara rasional.
-
Afektif
Komponen yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang
terhadap objek, terutama penilaian komponen ini bersifat sederhana,
namun
merupakan
penentu
pembentuk
perilaku
utama,
yang
menyebabkan perubahan sikap menjadi lebih sulit.
-
Konatif
Merupakan kesiapan orang dalam bereaksi atau kecenderungan untuk
bertindak terhadap objek dengan kata lain bertingkah laku. Perilaku nyata
dapat mengontrol komponen afektif dan kognitif yang berarti individu
dapat berperilaku dengan cara tertentu dan sikap mereka mungkin sejalan
(Ahmadi, 2007: 212).
31
2.7.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat
terhadap individu menurut Crow and Crow oleh buku “Psikologi Belajar” (Khairani,
2013: 139-140), faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu:
1. The factor inner urge
Rangsangan yang dating dari lingkungan atau suatu ruang lingkup yang
sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah
menimnulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap minat belajar,
dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu
pengetahuan.
2. The factor of social motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga
dipengaruhi oleh faktor dari daam diri manusia dan oleh motif sosial.
Misalnya seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial
yang tinggi pula.
3. Emotional factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek.
Misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan
tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah
semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya,
kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
Menurut Milton (Khairani, 2013: 140) minat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Minat subyektif: Perasaan yang menyatakan bahwa pengalamanpengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan.
2. Minat obyektif: Reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan dalam
lingkungannya.
Menurut Samsudin (Khairani, 2013: 140) minat jika dilihat dari segi
timbulnya terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Minat spontan: Minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung.
2. Minat yang disengaja: Minat yang dimiliki karena dibangkitkan atau
ditimbulkan.
32
2.8
Kerangka Pemikiran
Terpaan Program Master
Chef (X)
ISI
PROGRAM
PENGGUNAAN
MEDIA
Frekuensi,
Intensitas,
Durasi
Narasi
Materi
Acara
Hubungan
dengan
Media
Lokasi
Minat Memasak (Y)
Kognitif
Afektif
Konatif
Sumber:
(Darwanto, 2007: 2002)
(Sumandiria, 2010: 67)
(Setyobudi, 2006: 49-51)
Sumber:
(Ahmadi, 2007: 212)
Download