PERADABAN MESIR 1. Keadaan Goegrafis Mesir terletak di Benua Afrika bagian utara. Sebagian besar wilayahnya merupakan daerah padang pasir yang tandus. Di tengah-tengah gurun yang tandus tersebut mengalir Sungai besar, yaitu Sungai Nil. Sungai Nil berasal dari Afrika Tengah yang mengalir melewati Mesir dan bermuara di Laut Tengah. Sungai Nil tersebut seringkali meluap dan membawa material lumpur hasil erosi sehingga di wilayah Mesir terbentuk Lembah Sungai Nil yang sangat subur. Daerah Lembah Sungai Nil indah yang merupakan daerah pemusatan penduduk sehingga melahirkan kebudayaan yang bernilai tinggi dan termasuk tertua di dunia. 2. Sistem Pemerintahan Masyarakat Mesir Kuno banyak tinggal di sekitar Sungai Nil sehingga daerah Lembah Sungai Nil merupakan daerah yang padat penduduknya. Pada mulanya terbentuk desa-desa dengan mata pencarian pokok sebagai petani. Tiap-tiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa. Desa-desa tersebut mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga terbentuklah kota-kota. Pada saat itu kota di Mesir Kuno yang paling besar adalah Kota Memphis. Kota Memphis dijadikan pusat pemerintahan dan ibu kota Mesir Kuno. Dengan demikian, Mesir berkembang menjadi sebuah kerajaan. Kerajaan Mesir Kuno diperintah oleh seorang raja yang bergelar Pharaoh atau Firaun, yaitu nama dinasti yang menurunkan raja-raja Mesir berikutnya. Rakyat Mesir menganggap Firaun sebagai Dewa sehingga dalam memegang pemerintahan, Firaun mempunyai kekuasaan yang mutlak. Segala keputusan yang telah diambil tidak dapat diganggu gugat. Raja Mesir juga merangkap sebagai kepala agama dan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam menjalankan pemerintahannya is dibantu oleh seorang pejabat tinggi setingkat dengan perdana menteri. Wilayah kerajaan dibagi-bagi menjadi daerahdaerah yang diperintah oleh kepala daerah. Kepala daerah memerintah atas nama raja. Raja Mesir yang berkuasa dalam mengatur perekonomian. Pemerintahan Mesir Kuno sudah teratur. Bidang hukum mendapat perhatian yang besar. Pemerintah Mesir Kuno telah menggunakan hukum secara tertulis karena Mesir Kuno pada akhir tahun 4000 SM sudah mengenal tulisan. Pemerintah Kerajaan Mesir Kuno dibagi dalam dua masa sebagai berikut. a. Masa Pemerintahan Raja Memphis Raja pertama yang berkuasa dan berhasil mempersatukan Mesir Hulu dengan Mesir Hilir adalah Pharaoh (raja) Menes, yaitu sekitar tahun 3400 SM. Oleh karena itu, la disebut Nesutbiti, artinya raja Mesir Hulu dengan Mesir Hilir. Antara tahun 28002700 SM Mesir diperintah oleh Raja Chufu (Cheops) Chefren dan Menkaure. lbu kota Kerajaan Mesir Kuno pada saat itu berada di Memphis (dekat Kairo sekarang). Pada masa itu telah dibangun piramida-piramida besar sebagai tenipat makam raja-raja. Pada masa pemerintahan raja-raja di Memphis itu telah dibangun perpusatakaan besar yang berisi buku-buku dari berbagai cabang ilmu, misalnya sastra, drama, kedokteran, anatomi, astronomi, geometri, dan aljabar. Antara tahun 2000 - 1788 SM, perdagangan lewat darat dan laut berkembang pesat. Akan tetapi, pada tahun 1750 SM mendadak bangsa Hyksos datang menyerbu dan menghancurkan peradaban Mesir pada masa itu. Mereka dapat diusir ke luar dari Mesir oleh Ahmosis I dari Thebe. b. Masa Pemeritahan Raja Thehe Setelah musuh pergi, mereka membangun kerajaan di daerah hulu Sungai Nil, yaitu Thebe. Raja-raja yang berkuasa di sini mendapat sebutan Pharaoh Farauk atau Firaun. Raja yang terkenal adalah Thutmosis III (± 1500-1447 SM). Dengan tentara yang kuat, mereka menyerbu ke daerah lain dan menguasai Ethiophia, Siria, Mesopotamia (Irak), Palestine, Cyprus, dan Sudan. Raja berikutnya yang juga kuat adalah Thut-Akh-Amon (1350 SM). Raja ini terkenal dengan makamnya yang tetap utuh beserta barang-barangnya. Raja yang lain adalah Ramses II Agung (1275-1220 SM). Raja inilah yang sering dihubungkan dengan kisah Nabi Musa. Nabi Musa yang dihanyutkan di Sungai Nil ditemukan oleh istri Raja Firaun kemudian diambil anak angkat oleh sang Raja. Akan tetapi, karena Musa mendapat wahyu dari Tuhan agar memerangi Raja Firaun yang biadab itu, akhirnya Musa tidak mau tunduk kepada Raja Firaun. Musa dikejar dan lari menyeberangi Laut Merah dengan mukjizatnya. Raja Firaun beserta bala tentaranya terus mengejar, sehingga tenggelamlah mereka di Laut Merah itu. Sejak itu Mesir terus mengalami kemunduran sampai ± 5 abad dan dikuasai oleh bangsa-bangsa lain, seperti Assiria, Parsi, Macedonia di bawah Iskandar Zulkarnain, dan Ptolomeus dari Romawi. 3. Sistem Perekonomian Penduduk Mesir Kuno banyak tinggai di lembah sungai Nil. Sebagian besar hidup dari usaha pertanian atau bercocok tanam. Hal ini didukung oleh kondisi alam yang sangat subur di sekitar Lembah Sungai Nil. Dalam kegiatan pertanian, mereka, sudah mengenal sistem irigasi yang teratur. Masyarakat Mesir Kuno telah memanfaatkan luapan banjir dari sungai Nil untuk mengairi sawah pertanian di sekitar Sungai Nil. Untuk bisa mengairi lahan pertanian yang lebih luas maka mereka membuat kolam-kolam yang besar untuk menampung air dan saluran-saluran irigasi di sepanjang aliran Sungai Nil. Hasil utamanya adalah gandum, sayuran, dan buahbuahan. Masyarakat Mesir Kuno juga memelihara binatang ternak, antara lain, sapi, kambing, dan domba. 4. Sistem Kepercayaan Masyarakat Mesir Kuno menyembah banyak dewa (politeisme). Dewa yang paling terkenal adalah Dewa Re atau Dewa Amon, yaitu Dewa Matahari. Dewa Re dianggap sebagai kepala dewa-dewa maka rakyat Mesir Kuno sangat memujanya. Untuk menyembah Dewa Re, masyarakat Mesir Kuno mendirikan bangunan tugu dari batu (obelisk). Dewa-dewa yang lain adalah Dewa Osiris, yaitu dewa yang menghakimi roh-roh orang yang sudah meninggal, Dewi Isis (Dewi Kesuburan) istri Dewa Osiris, dan Horus (putra Osiris). Masyarakat Mesir Kuno di samping menyembah banyak dewa juga memuja beberapa binatang yang dianggap keramat, misalnya ibis (burung bangau), apis (lembu jantan), buaya, dan kucing. Di samping itu, bangsa Mesir Kuno juga percaya bahwa roh seseorang yang meninggal akan tetap hidup, selama jasmaninya masih utuh. Oleh karena itu, rakyat Mesir Kuno mengadakan kebudayaan mumi atau mengawetkan mayat dengan cara membalsem. Dengan demikian, mayat seseorang dapat bertahan sampai ratusan tahun bahkan ribuan tahun. 5. Peninggalan Kebudayaan Kebudayaan Mesir Kuno telah berkembang pesat Sejak tahun 4000 SM. Kebudayaan Mesir Kuno tergolong dalam kebudayaan sungai, yaitu kebudayaan yang hidup dan berkembang di daerah aliran sungai besar. Banyak peninggalanpeninggalan kebudayaan Mesir Kuno yang bertahan sampai sekarang, antara lain, sebagai berikut. a. Ilmu Pengetahuan Bangsa Mesir Kuno telah dapat menciptakan sistem penanggalan (kalender) yang berdasarkan peredaran matahari. Bangsa Mesir Kuno telah membagi tahun dalam 12 bulan dan masing-masing bulan lamanya 30 hari. Sejak tahun 2776 SM bangsa Mesir Kuno sudah menggunakan kalender tersebut untuk menentukan waktu tanam dan waktu panen dalam kegiatan pertanian. Ilmu pengetahuan di Mesir Kuno mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sejak ribuan tahun sebelum Masehi masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal ilmu astronomi (perbintangan). Di samping itu, masyarakat Mesir juga mengenal ilmu ukur, ilmu kimia, dan ilmu fisika. b. Seni Bangunan Bidang seni bangunan (arsitektur), Mesir Kuno telah mencapai zaman gemilang. Peninggalan seni bangunan yang terkenal, antara lain, sebagai berikut. 1) Piramida, yaitu bangunan segi empat kerucut yang terbuat dari batu. Gunanya untuk menyimpan jenazah raja-raja. Piramida yang terbesar adalah Piramida Cheops di Gizeh, setinggi 137 m. Di depannya terclapat patung singa berkepala manusia yang disebut Spinx. Inilah lambang manusia yang kuat tetapi juga cerdas, yang hares dimiliki oleh raja-raja Mesir. Spinx dan Piramida di Mesir 2) Candi Abu Simbel dan patung Ramses II, patung kepala Nefretete permaisuri Iskandar, Collosi Memnon di Thebe, Candi Amon-re di Karmat dan Luxor, serta candi-candi besar di Edfu dan Dandasa yang dibangun oleh Dinasti Ptolomeus dari Romawi. 3) Obelisk, yaitu bangunan berbentuk tugu yang terbuat dari batu granit berwarna merah. Bangunan ini berfungsi untuk menyembah Dewa Matahari. 4) Medinet, yaitu jajaran candi-candi kuno dan bekas-bekas istana yang tetap dibiarkan apa adanya. 5) Mastoba adalah bangunan berbentuk tugu sebagai tempat menyimpan mumi rajaraja Mesir. c. Aksara Orang-orang Mesir Purba sejak tahun 4000 SM telah mengenal tulisan dengan huruf hyroglyph. Tulisan ini berbentuk lambang atau gambar. Mungkin huruf ini merupakan huruf yang tertua di dunia. Tulisan itu dipahat pada batu-batu. Tulisan ini dapat dibaca pertama kalinya oleh orang Prancis, bernama Champollion. Contoh dasar-dasar tulisan hiroglyph d. Teknologi Bangsa Mesir Kuno juga sudah mempunyai teknologi yang maju. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Bangunan piramida dan kuil yang telah berdiri megah sejak ribuan tahun yang lalu tentunya memerlukan ilmu ukur dan fisika serta penguasaan teknologi yang memadai. Di samping itu, bangsa Mesir Kuno juga memiliki keahlian mengawetkan mayat dengan cara membalsem. Mayat yang diawetkan disebut mumi. Mumi ini mampu bertahan sampai ratusan tahun bahkan ribuan tahun. Hal ini menunjukkan kemahiran bangsa Mesir dalam teknologi pengawetan mayat. Mumi di Mesir Kuno biasanya diperuntukkan bagi orang-orang yang terhormat pada masa hidupnya. Misalnya, seorang raja atau pemimpin suku. Mumi di Mesir Kuno berkaitan erat dengan kepercayaan bangsa Mesir bahwa roh manusia akan tetap hidup terus jika badannya tetap utuh.