25 Juni 2006 Text untuk direnungkan pagi ini Kisah - sp

advertisement
25 Juni 2006
Text untuk direnungkan pagi ini Kisah Para Rasul 20:17-35.
Tema: “Mempelajari Jiwa Rasul Paulus Melalui Khotbahnya Kepada Jemaat
Efesus”
Kita akan menyimak khotbah yang Paulus sampaikan kepada jemaat Efesus, guna
mempelajari suri teladan yang ia berikan kepada kita sekalian. Ada tiga hal dalam
kehidupan Paulus yang dapat kita pelajari dari perikop ini.
(1). Paulus setia dalam pelayanannya terhadap jemaat di Efesus Ay. 18-19, 27, 33.
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari. Yang pertama Paulus mempunyai suatu
karakter yang kokoh, yaitu ketabahan dan ketekunannya seperti yang tertulis pada ayat
18 “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama …” cf.
Roma 5:2-5, 2 Petrus 1: 5-9.
Yang ke dua, pelayanan rasul Paulus juga ditandai dengan kerendahan hati dihadapan
Tuhan. Karena ia mengetahui hanya karena karunia kasih Allah ia dapat berkata “Aku
adalah sebagaimana aku ada sekarang.” 1 Korintus 15:10. Ia juga berkata kalau
“Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan
diantara mereka akulah yang paling berdosa. 1 Timotius 1:15. Dengan ucapan
syukur dan segala kerendahan hati ia melayani Tuhan. Banyak tetesan air mata yang ia
curahkan dalam pelayanan karena kepedihan dalam hatinya. Bukan saja demikian ia juga
menghadapi segala mara bahaya dan ancaman akan nyawanya dari pihak lawan.
Yang ke tiga Paulus juga menyatakan kebersihan moral dari ketamakan akan materi. Ia
berkata “perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun.” ay.
33. Hal ini menunjukkan kalau ia tidak tamak akan materi.
(2). Paulus setia dalam pemberitaan Injil.
Pemberitaan Injil adalah suatu pelayanan yang sentral di dalam kehidupan Paulus. Oleh
karena itu ay. 21 (“ Aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orangorang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan
kita, Yesus Kristus.”) merupakan satu kesaksian Paulus. Memang memberitakan Injil
tidak mudah, hal itu akan berakibat keletihan jasmani dan korban perasaan. Namun
memberitakan Injil adalah hal kesukaan Allah. Ia memberi janji Imanuel kepada kita
yang melakukannya, serta menyebut orang yang memberitakan Injil sebagai kawan
sekerja Allah. (1 Korintus 3:9).
(3). Paulus waspada terhadap keadaan ladang pelayanan. Ay.27-31.
Ladang pelayanan Tuhan dimuali pada diri kita sendiri, kemudian meluas ke lingkaran
keluarga, gereja, masyarakat, negara dan dunia. Khusus dalam pelayanan gerejawi Paulus
mengingatkan kalau sepergiannya dari Jemaat Efesus maka “Srigala-srigala yang ganas
akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan
ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan
supaya mengikut mereka.” (ay.29-30) Kita diingatkan kalau Yesus sebagai Gembala
yang baik ia tidak mencari keuntungan pribadi. Hendaklah kita waspada terhadap.
Marilah kita belajar dari teladan rasul Paulus, sebagaimana ia meneladani Kristus Yesus
(1Korintus 11:1)..
Download