PENDAHULUAN Latar Belakang Beberapa dekade yang lalu, orang menggunakan istilah bulk atau roughage (bagian yang kasar) untuk memperkenalkan kepada masyarakat yang sekarang dikenal sebagai serat makanan. Serat makanan (dietary fiber) adalah komponen dalam makanan yang tidak tercerna secara enzimatis menjadi bagian-bagian yang dapat diserap di saluran pencernaan. Serat secara alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai substansi yang kebanyakan di antaranya adalah karbohidrat kompleks. Awalnya, serat hanya diketahui bermanfaat untuk mencegah konstipasi. Pada awal tahun 1970-an, beberapa ilmuwan menyatakan bahwa serat memiliki manfaat lain untuk kesehatan. Selama ini serat dianggap tidak berguna karena seluruhnya tidak dapat dicerna melainkan dibuang keluar badan dalam bentuk kotoran. Kebanyakan dari sumber serat makanan seperti sayuran yang kita konsumsi selama ini tidak sepenuhnya kita konsumsi (ada bagian yang kita buang). Padahal dari bagian yang kita buang dari sayuran tersebut seperti kulit mentimun, kulit wortel, kulit labu siam, dan kulit labu kuning bisa kita manfaatkan sebagai sumber serat melalui beberapa proses agar lebih disukai konsumen. Serat dalam makanan atau disebut juga serat makanan umumnya berasal dari serat buah dan sayuran atau sedikit yang berasal dari biji-bijian dan serealia. Serat makanan terdiri dari serat kasar (crude fiber) dan serat makanan. Serat kasar adalah 1 Universitas Sumatera Utara 2 serat yang secara laboratorium dapat menahan asam kuat (acid) atau basa kuat (alkali), sedangkan serat makanan adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. Oleh sebab itu kadar serat kasar selalu lebih rendah dibanding serat makanan, karena asam kuat (asam sulfat) dan basa kuat (natrium hidroksida) mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk memecahkan (menghidrolisa) komponenkomponen makanan dibandingkan dengan enzim pencernaan. Kandungan serat dalam bahan pangan (serat makanan) sangat tergantung kepada jenis bahan pangan tersebut. Serat dalam makanan digolongkan menjadi dua golongan yaitu serat yang tidak larut seperti selulosa dan hemiselulosa yang terdapat hampir di semua jenis bahan pangan nabati khususnya buah dan sayuran. Sedangkan serat yang larut adalah pektin yang banyak terdapat dalam buah-buahan. Ada juga beta-glukan terdapat pada oat dan barley, seaweed seperti alginat, karagenan dan agar yang merupakan serat dari tumbuhan laut. Serat bakteri seperti nata de coco dan lignin yang terdapat pada buah dan sayur. Serat sekarang banyak tersedia baik dalam bentuk instan maupun dalam bentuk yang telah dimurnikan. Biasanya serat dalam minuman instan adalah hasil ekstraksi tumbuhan baik dari daun, kulit, atau akar. Selain itu juga tersedia serat dalam bentuk alami tanpa melalui ekstraksi tetapi hasil sampingan pengolahan pangan dari dedak atau kulit biji-bijian atau sereal yang dihaluskan. Serat kasar menghambat lewatnya glukosa melalui dinding saluran pencernaan menuju pembuluh darah. Serat dari buah dan sayur adalah serat makanan, bukan sekedar serat alami Universitas Sumatera Utara 3 yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Keunggulan serat dari buah dan sayur adalah kandungan vitamin dan mineral. Suplemen serat sebagai serat alami yang diakstrak dari kulit sayuran dipercaya dan telah terbukti dapat menangkal berbagai jenis penyakit degeneratif seperti kanker usus besar, penyakit jantung, diabetes, sembelit, wasir, dan sekaligus untuk mengontrol berat badan. Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa kulit dari sayuran memiliki serat yang tinggi dan juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Sehingga mereka membuang begitu saja dan menjadikannya sebagai limbah rumah tangga. Dalam proses pengolahan kulit sayuran menjadi serat digunakan beberapa jenis asam, seperti asam asetat, asam sitrat, asam klorida, dan asam sulfat sebagai pengekstraksi yang dapat berperan dalam membantu proses dipolimerisasi yang dapat menimbulkan degradasi atau pektinat sehingga terbentuk polimer-polimer asam pektinat yang pendek. Semakin pendek polimer-polimer asam pektinat, akan lebih mudah melepas air (akan terjadi penguapan larutan yang digunakan sebagai larutan pengekstrak), sehingga menyebabkan kadar air semakin menurun. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Penulis mencoba melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah tanaman sayuran dengan perendaman berbagai jenis asam yang diharapkan dapat meningkatkan daya guna limbah tersebut dan mampu berkembang menjadi industri besar serta dapat mengetahui penggunaan jenis asam yang tepat. Universitas Sumatera Utara 4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh jenis limbah tanaman sayuran dan perendaman dalam larutan asam terhadap mutu serat yang dihasilkan. Kegunaan Penelitian − Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. − Sebagai sumber informasi dalam pembuatan serat makanan dari kulit sayuran. Hipotesa Penelitian Ada pengaruh jenih kulit sayuran dan pengaruh jenis asam yang digunakan serta interaksi antara jenis kulit sayuran dengan jenis asam yang digunakan dalam ekstraksi terhadap mutu serat makanan yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara