BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of The Art No. Peneliti Judul Hasil Penelitian 1 Customer-Based Hasil penelitian menunjukkan Brand Equity: a bahwa penelitian mengenai dimensi Literature Review ekuitas merek dari literatur Lee; Fayrene akademik dan menyediakan kedalaman penelitian yang diperlukan dan luasnya pemahaman tentang ekuitas merek. Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai pentingnya meningkatkan ekuitas merek untuk mencapai kesuksesan dalam memperoleh brand awareness dan brand loyalty. Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana ekuitas merek dapat menjadi faktor penting untuk membedakan suatu merek perusahaan dengan merek pesaing. Penelitian ini dilakukan di Negara Malaysia. 2 Thiripurasundari, U., Factors & Natarajan Facilitating Brand Equity Dynamics (A Study on Indian Car Industry) Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian mengenai brand equity pada sebuah perusahaan mobil di India. Pada penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah promosi dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan penjualan, namun juga akan membentuk suatu brand equity yang kuat. Promosi yang dilakukan mempengaruhi harus dapat konsumen yang belum menjadi pelanggan maupun yang sudah menjadi pelanggan. 3 Rahman, M. S. Brand Image and Its Impact on Consumer’s Perception: Structural Equation Modeling Approach on Young Consumer’s in Bangladesh Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan pada konsumen Bangladesh mereka muda mengenai terhadap dalam industri di persepsi brand image minuman. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa konsumen muda di Bangladesh sangat peduli dan terpengaruh oleh brand image industri minuman yang ada, sehingga kompetisi industri minuman di Bangladesh sangat ketat. Penelitian ini menjelaskan bahwa sebuah industri harus membangun citranya kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Membangun brand image yang kuat juga dapat menempatkan marketing manager pada posisi yang baik dan lebih mudah untuk melakukan tugasnya dalam meningkatkan penjualan. 4 Rizan, M., Saidani, B., Pengaruh Brand & Sari, Y. Image dan Brand Trust terhadap Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang membahas Brand Loyalty Teh mengenai brand image produk teh Botol Sosro botol sosro pada benak konsumennya di wilayah Jakarta Timur. Pada penelitian ini menjelaskan bagaimana teh botol sosro telah memiliki brand image yang positif di benak konsumen sehingga dapat memperoleh brand loyalty dari konsumennya, penelitian ini juga menjelaskan bagaimana memberikan brand image dampak dapat positif terhadap brand loyalty kosumen. 5 Sibagariang, S. C., & Pengaruh Brand Hasil penelitian menunjukkan Nursanti, Image dan Brand bahwa penelitian terhadap PT. Bank Trust terhadap Sinarmas mengenai pengaruh brand Brand Loyalty image dan brand trust terhadap Pada PT. Bank brand loyalty pada perusahaan. Sinarmas Pada penelitian tersebut menjelaskan bagaimana brand image memiliki hubungan yang kurang signifikan dan searah dengan brand loyalty, namun brand trust memiliki hubungan yang kuat dan signifikan dengan brand loyalty. Penelitian ini dilakukan di Indonesia Tabel 2.1 State of The Art 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan suatu pengertian yang sangat luas maknanya apabila ingin dijelaskan. Pemahaman mengenai ilmu komunikasi yang terus meningkat dan berkembang sampai saat ini membuat banyak sekali definisi-definisi mengenai komunikasi. Dikarenakan banyak dan luasnya pengertian mengenai komunikasi, maka definisi komunikasi perlu dijelaskan berdasarkan definisi dari para ahli sehingga akan didapatkan pengertian mengenai komunikasi yang dapat diterima. Katherine Miller mengatakan bahwa terdapat begitu banyak konseptualisasi mengenai komunikasi, dan konseptualisasi ini telah mengalami banyak perubahan dalam tahun-tahun terakhir ini (West; Turner, 2007 : 4). Menurut Richard West dan Lynn Turner pada bukunya komunikasi adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West; Turner, 2007 : 5) Menurut Gerald R. Miller pada buku karangan Deddy Mulyana komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2009 : 60). Berdasarkan definisi komunikasi yang telah ada, maka dapat disimpulkan komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menginterpretasikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima pesan. Komunikasi dapat terjadi tidak hanya secara verbal, melainkan secara non-verbal seperti simbol-simbol. Pada model ini terdapat Information Source (pengirim pesan), transmitter (media yang digunakan untuk mengirim pesan), noise (gangguan yang mungkin ada dan menghalangi pesan untuk sampai kepada penerima), message (pesan), destination (penerima pesan) (Mulyana, 2009 : 149). 2.2.2 Public Relations Definisi menurut British Institute of Public Relations (IPR) yaitu Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (Frank Jefkins, 2004 : 9) Menurut The Mexican Statement, pertemuan asosiasi Public Relations yang diadakan di Mexico City pada bulan Agustus 1978, telah menghasilkan sebuah pernyataan yang menjelaskan akan pengertian tentang definisi Public Relations, yaitu sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, member masukan dan saransaran para pemimpin kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan programprogram tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya. Seorang public relations adalah seorang yang harus mampu menjadi seorang komunikator, mampu menjadi seorang penasehat, dan beserta mampu menjadi seorang perencana kampanye yang tepat dan baik (Suleyman, 2011). Dalam setiap organisasi atau perusahaan yang berjalan harus mempunyai dan memiliki seorang Public Relations yang memiliki kemampuan dan mampu bertindak menjadi seorang juru bicara bagi perusahaan atau organisasi tersebut. Seorang Public Relations biasanya akan selalu menghadapi banyak pihak yang terkait, mulai dari jenjang kalangan dari para staff dan pekerja, anggota atau pegawai dari organisasi tersebut, mulai dari kalangan internal, hingga kepada kalangan luar seperti pihak para agen, pihak distributor atau perantara konsumen, para rekan kerjasama, hingga pihak lainnya (Suleyman, 2011). Seorang Public Relations juga harus tahu sebenarnya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi atau perusahaan, atau harus mengetahui segala inti dan informasi mendalam yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. Selain itu, seorang Public Relations juga harus mampu menjadi seorang yang mewakili dalam berbagai kesempatan atau keperluan yang dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan tersebut. Oleh karena itu, maka jelas sekali bahwa seorang pejabat Public Relations harus menjalankan hubungan dengan biak dan berhubungan dengan dekat dan dengan berkelanjutan terhadap semua pihak yang berhubungan dengan organisasi atau perusahaan tersebut (Frank Jefkins, 2004 : 12) Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Beliau juga menambahkan bahwa seorang Public Relations harus mampu berkomunikasi dengan baik terhadap semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat (Harrison, 2008 : 30). Berdasarkan definisi dari para pakar tentang Public Relations, maka dapat didefinisikan bahwa Public Relations adalah seseorang yang mampu menjadi komunikator, menjadi seorang negosiator dan mampu menjalankan seluruh proses penyampaian komunikasi, dan menjadi seseorang yang mampu menghadapi serta menjalin hubungan baik degnan seluruh pihak, dan tentunya mampu membangun serta mengelola komunikasi dalam internal dan eksternal. 2.2.2.1 Fungsi Public Relations Sebagai fungsi manajemen bagi perusahaan atau organisasi (Harrison, 2008 : 31), sebagai berikut : 1. mengantisipasi, menganalisis dan menafsirkan opini publik, sikap dan isu-isu yang dapat mempengaruhi operasi dan rencana organisasi. 2. Konseling manajemen di semua tingkatan dalam organisasi tentang keputusan kebijakan, program aksi dan komunikasi dengan mempertimbangkan konsekuensi publik dan tanggung jawab organisasi sosial. 3. Meneliti, pelaksanaan dan evaluasi, secara berkelanjutan program aksi dan komunikasi untuk mencapai pemahaman pubik informasi yang diperlukan bagi keberhasilan tujuan organisasi. Program komunikasi dapat meliputi : 1. Pemasaran, keuangan, fundarising, karyawan, masyarakat dan hubungan pemerintah, dan program-program lainnya. 2. Perencanaan dan pelaksanaan upaya organisasi untuk mempengaruhi atau mengubah kebijakan publik. 3. Menetapkan tujuan, perencanaan, penganggaran, perekrutan dan pelatihan staf, pengembangan fasilitas, dan mengelola sumber daya untuk melaksanakan kegiatan komunikasi. Berdasarkan dari penjelasan dari fungsi seorang public relations, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari public relations adalah seorang yang mampu menjalankan, merencanakan dan mengelola seluruh proses penyebaran informasi dan komunikasi, baik internal dan eksternal, serta melakukan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi dengan seluruh pihak. 2.2.2.2 Tujuan Public Relations Tujuan Public Relations dalam sebuah perusahaan (Harrison, 2008 :32), sebagai berikut : 1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai. 3. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. 4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar ekspor baru. 5. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akan go public. 6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan. 7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. 8. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis. 9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambil-alihan. 10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru. 11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. 12. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelenggaraan suatu acara. 13. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatankegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang dan kebijakan pemerintah yang merugikan. 14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan. Berdasarkan penjelasan mengenai tujuan dari public relations, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari public relations adalah untuk menjalankan dan mengatur, serta mengelola seluruh hal yang menyangkut tentang komunikasi, bagaimana komunikasi dan pesan yang disampaikan, baik dalam pihak internal dan eksternal, dan menjadi seseorang yang mampu mewakili identitas dari perusahaan atau organisasi. Menurut Karl Marx terdapat asumsi-asumsi Public Relations, yang dimaksud sebagai asumsi-asumsi tersebut dijelaskan sebagai berikut : Asumsi mengenai marxisme yang menjelaskan perubahan sosial pada tingkat masyarakat, dan tidak hanya melalui agregasi perubahan tingkat individu. Dalam hal ini, public relations harus bisa melakukan perubahan sosial di dalam masyarakat berupa upaya untuk menciptakan opini publik yang menguntungkan semua pihak. Dengan cara menyebarkan informasi-informasi dari organisasi/lembaga kepada publik den kemudian menyalurkan opini publik yang terbentuk di masyarakat kepada organisasi. Terdapat ideologi normatif tersirat dalam proposisi ini: bahwa ketidaksetaraan dan konflik sosial yang tidak diinginkan. Tersirat di sini juga adalah sifat kritis marxisme. Lanjut, seseorang dapat mendeteksi implikasi dari seleksi alam Darwin dan perjuangan untuk eksistensi sebagai elemen penting dari teori marxis. Asumsi tersebut merepresentasikan peranan public relations, yakni pencitraan atau proses mengkomunikasikan perusahaan/organisasi agar citra organisasi tersebut positif di mata publik. Menciptakan citra perusahaan/lembaga merupakan tujuan (goals) akhir dari suatu aktivitas PR. Peranan public relations mencakup bidang yang luas menyangkut hubungan dengan berbagai pihak, bagaimana meningkatkan kesadaran, pengertian dan pemahaman tentang aktivitas perusahaan/lembaga, termasuk membentuk sikap yang menyenangkan, iktikad baik (good will), dan pada akhirnya akan menciptakan citra baik (good image). Menurut marxisme, pada dasarnya manusia bersifat berhubungan (relational) dan beriorientasi pada proses (process oriented), hal ini di didukung oleh argumen Marx bahwa manusia sekiranya bertindak karena adanya proses sosial yang saling berhubungan (Rupert, 2007:150). Public relations berupaya membangun dan membina hubungan (relationship) yang positif, harmonis, serta saling menguntungkan antara lembaga dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan publik eksternal. Khususnya dalam menciptakan rasa saling mempercayai dan saling memperoleh manfaat bersama antara lembaga dan publiknya. Aplikasi teori Karl Marx dalam Public Relations bisa dikategorikan dalam fungsi pemahaman. Teori karl marx memberi pemahaman untuk melihat perbedaan kelas social dan konflik. Bagaimana teori ini mengajarkan seorang Public Relations untuk selalu optimis terhadap apa yang dikerjakan, meskipun sedang tersangkut sebuah konflik ataupun masalah sehingga tujuannya dapat tercapai. Aktivitas Public Relations itu sendiri salah satunya adalah menumbuhkan hubungan baik antar segenap komponen sebuah organisasi dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, menggiatkan partisipasi dengan tujuan menumbuhkan dan mengembangkan relasi, pengertian dan kemungkinan baik antara organisasi dengan publiknya atau sebaliknya yang menguntungkan kedua belah pihak. Dalam penerapan teori Karl Marx dalam aktivitas Public Relations bisa dicontohkan pada hubungan internal dalam aktivitas Public Relations yang terjadi. Misalnya dalam sebuah organisasi antara atasan dan bawahan harus saling bekerja sama, bisa dengan cara menghilangkan kelas-kelas sosial yang akan menghambat kinerja sebuah organisasi. Agar terjadi suatu hubungan timbal balik serta terwujudnya sikap terbuka antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi yaitu dengan menggunakan komunikasi dua arah. Dengan cara tersebut dimungkinkan terjalin kekuatan relasi secara intern yang mana berguna untuk memaksimalkan kinerja setiap individu yang berperan dalam organisasi tersebut. Selain itu teori ini juga mengantarkan seorang praktisi Public Relations untuk memberikan nilai ekonomi pada perusahaan. Apabila tujuan PR untuk menciptakan citra yang baik dan mengatasi masalah maka nilai ekonomi akan naik dan secara tidak langsung akan memberi pandangan kepada public bahwa perusahaan tersebut mempunyai reputasi yang tinggi Bisa dikatakan seorang Public Relations harus mampu menciptakan citra yang baik dan mampu mengatasi segala masalah yang berhubungan dengan isu-isu yang berdampak buruk bagi citra perusahaan, dan seorang Public Relations yang baik harus bisa mempertahankan citra perusahaan yang baik serta meningkatkannya menuju citra perusahaan yang lebih positif lagi dari waktu ke waktu. 2.2.3 Integrated Marketing Communications Di jaman yang semakin berkembang menuju ke arah yang lebih modern, komunikasi pun semakin bertumbuh ke arah yang lebih modern juga. Pada saat ini, sudah banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menggunakan sosial media untuk mempromosikan brand mereka. Cara-cara untuk mempromosikan suatu brand menggunakan sosial media yang terus bertambah dan bervariasi pada saat ini, salah satunya dijelaskan pada Integrated Marketing Communications (IMC). Menurut Kenneth Clow dan Donald Baack dalam bukunya Integrated Marketing Communications adalah koordinasi dan integrasi dari semua alat-alat, cara-cara, dan sumber-sumber dalam suatu perusahaan yang merupakan suatu program untuk memaksimalkan dampak kepada konsumen dan stakeholders (Clow; Baack, 2012 : 24). Menurut Philip J. Kitchen dan Patrick De Pelsmacker Integrated Marketing Communications adalah proses pengembangan dan implementasi dari berbagai macam program komunikasi persuasif dengan konsumen yang dilakukan dari waktu ke waktu (Kithcen; Pelsmacker, 2004 : 6). Berdasarkan definisi Integrated Marketing Communications yang telah ada, peneliti maka dapat disimpulkan Integrated Marketing Communications adalah proses pengembangan suatu program dari semua alat, cara, dan sumber-sumber dalam suatu perusahaan untuk memaksimalkan dampak kepada konsumen dan stakeholders dari waktu ke waktu. Integrated Marketing Communications tidak hanya ditujukan kepada konsumen saja, namun ditujukan juga kepada stakeholders karena nasib suatu perusahaan tidak hanya bergantung kepada konsumen. Dalam melakukan Integrated Marketing Communications sebuah perusahaan harus mempunyai planning yang baik dan benar agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Langkah-langkah dalam melakukan Integrated Marketing Communications yang baik (Duncan, 2012 : 173-198), yaitu : 1. Identifying Target Audiences Mempromosikan suatu produk kepada semua orang merupakan pekerjaan yang sia-sia, karena tidak ada produk yang semua orang ingin membeli atau mampu membelinya. Oleh karena itu, dalam mempromosikan suatu produk kita harus mengetahui dan menentukan target pasar yang diinginkan. 2. Analyzing SWOT Dalam mempromosikan suatu produk, perusahaan harus melakukan analisis SWOT terlebih dahulu. Analisis SWOT terdapat strength, weakness, opportunity, threat. Strength menjelaskan apa kelebihan dan kekuatan dari produk, weakness mengetahui kelemahan dan kekurangan dari produk perusahaan itu sendiri, opportunity merupakan kesempatan-kesempatan yang bisa diperoleh produk untuk dapat berkembang dan dikenal oleh konsumen, threat merupakan halangan-halangan atau sesuatu yang dapat menghambat perkembangan produk. 3. Determining Marketing Communications Objectives Tujuan utama dari penentuan objektif adalah untuk mengetahui apa yang harus dicapai. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan tentang analisis SWOT, analisis SWOT membuat perusahaan dapat menentukan tujuan objektif yang akan dicapai. Objektif yang baik memiliki unsur challenging). SMAC (specific, measurable, achievable, 4. Developing Strategies and Tactics Setiap tujuan perlu didukung oleh satu strategi atau lebih. Strategi merupakan ide-ide tentang bagaimana mencapai tujuan. Sedangkan taktik merupakan aksi nyata yang akan diambil dan dilakukan dalam melakukan strategi yang telah dibuat. 5. Setting the Budget Dalam melakukan kegiatan Integrated Marketing Communications (IMC), perusahaan biasanya telah menyediakan a fixed amount of money for a fixed period of time, dengan kata lain, sebuah anggaran. Dalam melakukan kegiatannya IMC memang menghabiskan banyak dana, namun kebanyakkan orang yang bekerja di bidang IMC melihat kegiatan yang dilakukannya itu adalah sebuah bentuk investasi. Mereka melihat bahwa dana yang dihabiskan untuk kegiatan IMC akan berdampak positif pada akhirnya terhadap pengenalan brand mereka terhadap konsumen yang tentunya akan meningkatkan penjualan produk. 6. Evaluating Effectiveness Dalam melakukan evaluasi pada tahap ini terdapat 3 cara. Pertama, market testing karena pasar selalu berubah-ubah secara spontan, satusatunya cara untuk mengetahui apakah suatu hal dapat bekerja atau tidak adalah dengan mencoba melakukannya. Kedua, campaign effectiveness merupakan evaluasi berdasarkan bagaimana usaha-usaha yang dilakukan bisa mencapai tujuannya. Ketiga, the role of feedback salah satu aspek dari IMC yang berbeda dari traditional marketing communication adalah adanya feedback (umpan balik). Umpan balik merupakan respon atau efek dari konsumen terhadap kegiatan IMC yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan langkah-langkah dalam melakukan Integrated Marketing Communication yang ada, dapat dikatakan relevan dengan penulisan penelitian karena sebelum melakukannya kegiatan promosi harus memahami terlebih dahulu mengenai langkah-langkah dalam melakukan Integrated Marketing Communication yang memiliki beberapa tahapan diantaranya adalah menentukan siapa target konsumen yang diinginkan, SWOT yang dimiliki oleh produk yang akan dipromosikan, apa yang harus dicapai dari kegiatan promosi, mengatur bagaimana cara atau strategi yang terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menentukan anggaran yang diperlukan, dan melakukan evaluasi dari kegiatan promosi tersebut apakah sudah baik atau belum. 2.2.4 Brand Brand merupakan suatu hal yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan pesaing lainnya. Produk dari suatu perusahaan mungkin memiliki kelebihan-kelebihan dari produk pesaingnya, namun apabila suatu brand telah memiliki ekuitas yang tinggi maka akan tercipta suatu loyalitas konsumen terhadap suatu brand. Alina Wheeler mengatakan brand adalah suatu janji, ide, dan ekspektasiekspektasi yang ada pada setiap pikiran konsumen mengenai suatu produk, jasa, dan perusahaan (Wheeler, 2005 : 2). Robin Landa dalam bukunya mengatakan brand adalah suatu nama paten untuk sebuah produk, jasa, dan perusahaan (Landa, 2008 : 4). Berdasarkan definisi yang telah ada, maka dapat disimpulkan brand adalah suatu nama paten dari sebuah produk, jasa, dan perusahaan yang dilihat sebagai suatu janji, ide, dan ekspektasi oleh konsumen. Konsumen akan selalu melihat suatu brand yang ditawarkan sebagai bentuk janji, ide yang memberikan ekspektasi kepada diri konsumen agar apa yang ditawarkan sesuai dengan apa yang benar-benar didapat oleh konsumen. Audiens adalah siapapun yang menjadi penerima akhir dari brand experience, brand advertising, dan social cause communication – baik orang banyak maupun individu. Target audiens adalah suatu spesifik grup dari orang-orang atau konsumenkonsumen yang telah ditargetkan untuk suatu brand tertentu (Landa, 2008 : 6). Ada banyak macam-macam cara dalam melakukan branding (Landa, 2008 : 14-16), diantaranya : 1. Consumer Pada permasalahan ini, brand diaplikasikan langsung kepada konsumen. Pada saat konsumen masuk ke sebuah supermarket, konsumen akan membeli barang berdasarkan brand yang telah diketahuinya. Oleh karena itu, persaingan brand di supermarket sangat ketat. 2. Corporate Branding lebih ditujukan kepada perusahaan dibandingkan untuk produk atau jasa. Identitas merek (brand) diciptakan untuk perusahaan-perusahaan baru, perusahaan yang bergabung menjadi 1, perusahaan yang mengubah namanya. Brand lebih ditujukan agar konsumen mengetahui suatu perusahaan, bukan hanya suatu produk dan jasa dari perusahaan tersebut. 3. Digital Branding Proses branding dalam dunia digital dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya dapat dilakukan melalui website, sosial media, blogspot, dan media-media elektronik lain yang dapat digunakan. Di jaman modern ini, segala sesuatu yang berhubungan dengan internet merupakan hal yang biasa. Segala sesuatu dapat diakses melalui telepon genggam, sehingga membuat banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan digital branding. 4. Organizations Branding dan advertising untuk organisasi bersifat nasional dan internasional. Segala sesuatu yang menjadi ketertarikan publik (public interest) dapat dikaitkan dengan hal ini. 5. Cause-related marketing and advertising Melakukan permodalan (funding) pada organisasi yang memiliki profit yang kurang baik dapat didukung oleh brands dan corporations. Walaupun perusahaan yang dipilih bukan perusahaan yang memiliki profit yang besar, namun dengan dilakukannya branding dan advertising yang baik maka akan dapat meningkatkan profit pada perusahaan tersebut. 6. Global Dalam melakukan branding perusahaan dapat membuat target audiensnya menjadi bersifat internasional. Monolithic brand strategy adalah sebuah strategi yang menyajikan sebuah brand dengan cara yang sama kepada semua target audiens. 7. Branded environment Merupakan sebuah identitas visual yang diformulasikan, terstruktur, dan teraplikasikan ke berbagai variasi lingkungan yang ada untuk berbagai variasi tujuan. Suatu brand harus diperkenalkan dengan baik dan benar kepada konsumen. Perusahaan harus dapat menciptakan brand awareness kepada para konsumennya agar brand dari perusahaan tersebut diingat dan dikonsumsi. Konsumen tidak mungkin membeli suatu produk apabila ia tidak memiliki brand awareness terhadap brand dari produk itu. Dengan terciptanya brand awareness pada konsumen, perusahaan berharap brandnya dapat diingat dan dapat meningkatkan penjualan dikarenakan konsumen akan lebih memilih produk dengan brand milik perusahaannya dibandingkan dengan milik perusahaan pesaing. Seperti dikatakan oleh Marshall dan Keller bahwa brand awareness merupakan penentu utama yang diidentifikasi di hampir semua model ekuitas merek (Fayrene; Lee, 2011 : 35). Berdasarkan pembahasan mengenai branding dan brand awareness sebelumnya, terdapat strategi-strategi dalam melakukan branding (Landa, 2008 : 3037), diantaranya 1. Research and Analysis Pada tahap ini, perusahaan perlu mengumpulkan informasiinformasi dan melakukan analisis. Melakukan pengumpulan data membuat klien dan tim kreatif pada suatu perusahaan memahami brand perusahaan dengan baik. Apabila suatu brand masih baru tercipta maka penting untuk mencari tahu target pasar, perusahaan pesaing, kebutuhan dari brand, dan mendefinisikan brand tersebut. 2. Brand Essence and Differentiation Brand essence adalah kombinasi dari aspek-aspek dari brand yang masih kental menjadi suatu inti utama dari konsep brand. Sedangkan di dalam differentiation suatu brand harus memiliki faktor pembeda dari competitor agar brand miliknya dapat dikenal dan memiliki suatu cirri-ciri pembeda yang menonjol dibandingkan oleh brand competitor. 3. Develop Brand Architecture Pada tahap ini, perusahaan harus melakukan analisis brand dan saling ketergantungan, termasuk penataan bagaimana semua nilainilai brand dapat dimaksimalkan pada setiap tingkat dan seluruh posisi strategis dari brand. 4. The Creative Brief Pada tahap ini, tim kreatif perusahaan melakukan suatu strategi yang biasa disebut creative work plan. Pada umumnya pada tahap ini akan dibuat pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut seputar tujuan dari branding, konteks branding yang diinginkan, audiens yang ditargetkan keseluruhan mengenai brand. agar dapat memahami secara 5. Concept Tahap yang paling sulit untuk dilakukan. Pada tahap ini perusahaan harus membuat konsep dari branding yang akan dilakukan. Inti utama dari brand harus fleksibel dan cukup baik untuk dijadikan landasan dari seluruh perencanaan branding, dan untuk dapat bekerja dengan baik terhadap seluruh pengaplikasian brand, tetapi jangan bersifat umum dan tidak mengandung unsur menarik dan spesifik. 6. Applications Pada tahap ini perusahaan membuat perencanaan yang sudah ada ke dalam bentuk visual dan verbal, memilihnya mana yang lebih baik untuk diaplikasikan kepada audiens dan pilih media yang memiliki dampak paling banyak. 7. Implementation Setelah desain secara visual dan verbal telah terbentuk dan siap untuk digunakan, perusahaan akan melakukan kegiatan pengaplikasian desain-desain yang telah tercipta kepada audiens dengan harapan audiens akan semakin mengenal brand perusahaan. 2.2.5 Brand Image Hasibuan dalam buku karangannya menjelaskan brand image sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek (Hasibuan, 2004 : 63). Brand image adalah suatu karakteristik sejumlah asosiasi yang menimbulkan kesatuan arti, yang pada akhirnya akan menentukan respon konsumen secara terpadu dalam memberikan penilaian terhadap suatu brand perusahaan (Nursanti; Masruroh; Adhikara, 2009 : 75). Dalam membangun brand suatu produk, perusahaan harus mengetahui target pasar yang dituju (menengah keatas atau menengah kebawah). Suatu brand harus dipasarkan dan diperkenalkan dengan cara yang sesuai target pasarnya karena setiap kalangan konsumen akan berbeda memandang suatu brand. Apabila konsumen menengah kebawah tidak mungkin akan mencari sesuatu yang bersifat kelas atas, konsumen menengah kebawah pasti akan mencari suatu brand yang terlihat murah namun dapat digunakan dengan baik sesuai kebutuhannya (Parameswaran, 2006 : 123). Berdasarkan definisi brand image yang ada, maka dapat disimpulkan brand image adalah suatu kesatuan dari keyakinan, ide, dan kesan dari konsumen yang akan menentukan penilaian konsumen terhadap suatu brand perusahaan. Jadi, baik atau buruknya suatu brand akan ditentukan oleh penilaian dari konsumen. Walaupun produk yang ditawarkan memiliki nilai yang tinggi, tetapi brand dari suatu produk atau perusahaan belum tentu memiliki nilai yang baik dari konsumen. 2.2.5.1 Komponen Brand Image Ada 3 komponen brand image (Hasibuan, 2004 : 65), yaitu : 1. Corporate Image Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa 2. User Image Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa 3. Product Image Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Brand yang positif selalu menjadi harapan dan tujuan dari sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki brand positif akan jauh lebih mudah untuk berkembang karena brand yang ada telah dikenal dan diingat oleh konsumen. Brand merupakan janji perusahaan yang konsisten dalam hal memberikan manfaat, ciri khas tertentu kepada kepada konsumen (Durianto; Sugiarto; Budiman, 2004 : 2), ada beberapa pengertian yang terkandung di dalam brand image : 1. Atribut Produk Nilai jual, gengsi, desain. BMW menyatakan sesuatu yang mahal, produk yang dibuat dengan baik, tahan lama, bergengsi tinggi, dan sebagainya. 2. Manfaat Walaupun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen pada dasarnya akan membeli manfaat dari produk tersebut. 3. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. BMW menyatakan sebagai produk yang aman, bergengsi, dan memiliki kualitas yang tinggi. Dengan demikian nilai BMW pada mata masyarakat tinggi. 4. Budaya Merek mencerminkan kepribadian tertentu. BMW mencerminkan buadaya Jerman yang konsisten, terorganisir, tingkat keseriusan yang tinggi dan berkualitas tinggi. 5. Kepribadian Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu, seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk menopang merek produknya. 6. Pemakai Merek menentukan jenis konsumen yang membeli produk tersebut. Pengguna BMW pada umumnya diasosiasikan dengan orang yang HighClass. Dalam upaya memperoleh brand image yang baik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan (Febriani, 2008 : 41), yaitu : 1. Recognition Mencerminkan tingkatan atau level dari brand awareness. Awareness menggambarkan keberadaan merek di dalam benak konsumen yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori yang biasanya mempunyai peranan penting dalam brand equity. 2. Reputation Reputasi merupakan status yang dibentuk oleh produsen terhadap suatu produk dengan cara meningkatkan kualitas keseluruhan produk itu sendiri. Reputasi sejajar perceived quality yang dibentuk perusahaan untuk konsumen 3. Affinity Emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya. Affinity sejajar dengan asosiasi positif yang membuat konsumen menyukai suatu produk. 4. Domain Domain menyangkut seberapa besar dan luas jangkauan yang secara potensial didapat suatu merek yang berkaitan dengan suatu produk. 2.2.6 Promosi Freddy Rangkuti dalam buku karangannya menjelaskan bahwa promosi merupakan suatu arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran atau pemasaran (Rangkuti, 2009 : 50). Menurut William P. Dommermuth, promosi adalah suatu aktivitas atau materi yang aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian (Machfoedz, 2010 : 31). Berdasarkan definisi promosi yang ada, peneliti menyimpulkan promosi adalah suatu arus informasi satu arah yang bersifat persuasif mengenai produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Kegiatan promosi yang baik harus bersifat persuasif agar pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari konsumen. Liliweri dalam bukunya menjelaskan cara untuk melakukan promotion mix yang baik (Liliweri, 2011 : 497), berikut cara-cara yang dimaksudkan : 1. Personal Selling Orang yang bertugas oleh sebuah perusahaan untuk menjual produk kepada orang-orang lain. Para penjual diharapkan bertindak atas nama organisasi. 2. Sales Promotion Merupakan salah satu teknik dalam bauran promosi dan cara memasarkan suatu produk. 3. Public Relations Merupakan promosi yang paling lama dikenal dalam dunia pemasaran. Dari tugas dan fungsinya maka humas, baik sebagai lembaga maupun sebagai perorangan, diwajibkan menyebarkan informasi tentang sebuah perusahaan atau organisasi, juga semua hasil karyanya kepada publik dengan tujuan utama membentuk citra positif publik terhadap organisasi. 4. Direct Mail Merupakan salah satu metode atau teknik promosi yang difokuskan untuk menyebarkan informasi kepada target audiens yang sudah tercatat dalam database. Database ini dibentuk melalui penyediaan fasilitas komunikasi berupa direct mail yang terhubung melalui e-mail atau jaringan situs perusahaan. 5. Pameran Merupakan media yang berbentuk suatu forum di mana pihak penyelenggara menyediakan ruang fisik (bangunan, blok, kamar, dan dinding penyekat) bagi organisasi, perusahaan, atau pribadi tertentu untuk mempertunjukkan hasil karya mereka kepada publik. 6. Periklanan Regulasi yang mengatur mekanisme penyebaran informasi tentang produk yang dikemas dalam “iklan” melalui media massa cetak, elektronik, atau media-ruang lain. 7. Sponsorship Sponsor merupakan kondisi dimana seseorang, sekelompok orang atau organisasi membayar sejumlah uang sehubungan dengan penyelenggaraan suatu event tertentu. Dalam melakukan suatu kegiatan promosi untuk meningkatkan brand image, komunikasi merupakan suatu hal yang harus digunakan dan pasti akan digunakan. Komunikasi yang baik akan dapat mempermudah dalam melakukannya, dikarenakan komunikasi adalah dasar dari segala kegiatan yang akan dilakukan. Bagaimana suatu produk dapat dipromosikan dengan baik bisa dikatakan tergantung oleh bagaimana cara perusahaan mengkomunikasikan produknya melalui kegiatan-kegiatan promosi. Terdapat cara-cara atau langkah-langkah dalam melakukan kegiatan promosi yang baik seperti yang telah ada, pada penelitian ini akan dilihat kesesuaian landasan konseptual mengenai cara-cara melakukan promosi yang baik dengan strategistrategi kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT WD Karakter Indonesia. 2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran