BAB 1 PENDAHULUAN A . Latar Belakang Penelitian Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan audit. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasi laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan keuangan sutau perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. ketepatan waktu itu sendiri terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri. Ketepatan perusahaan dalam mempublikasi laporan keuangan dapat mengalami ketertundaan yang disebabkan oleh lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. hal ini berdasarkan pada standar professional akuntan publik (SPAP) khususnya tentang standar pekerjaan lapangan yang mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerja lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan,pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. 1 2 Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelsaian pekerjaan auditnya. pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelsaian laporan audit, tetapi juga berdampak peningkatan kualitas hasil audit. hal yang penting adalah bagaimana agar dalam penyajian laporan keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat dalam kerahasiaan informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya.tetapi apabila terjadi hal sebaliknya yaitu terjadi ketrlambatan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat. Informasi dalam laporan audit dapat bermanfaat disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan dan manfaat informasi yang ada dalam laporan akan makin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan juga merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan. Oleh karena itu, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sangatlah penting. Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu. ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan sangatlah penting, karena jika terjadi penundaan dapat menyebabkan manfaat informasi menjadi kurang relevan bagi pengguna informasi keuangan terutama investor dalam membuat keputusan investasi. (Menurut Givolvy dan Palmon dalam Rachmawati, 2008) nilai dari ketepatan 3 waktu pelaporan keuangan merupakan fakto penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Berkaitan dengan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan tersebut, Bursa Efek Indonesia mewajibkan perusahaan perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah di audit oleh akuntan publik dalam waktu 90 hari dari tanggal penutupan tahun buku.namun BAPEPAM telah menetapkan peraturan baru pada tanggal 14 agustus 2002, yaitu mengenai kewajiban penyampaian laporan keuangan tahunan mengalami perubahan dari yang semula selambat lambatnya 120 hari menjadi selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Pengauditan yang dilakukan oleh para auditor terhadap laporan keuangan suatu perusahaan berguna untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut dapat dipercaya kepada para pihak pemakai laporan keuangan tersebut. Perusahaan - perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melaporkan laporan keuangan beserta laporan auditornya ke BEI secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang telah dikeluarkan BAPEPAM tadi. Namun pada faktanya, BAPEPAM masih menunjukkan catatan - catatan perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan. Pada periode 2 Januari- 9 Agustus 2012 terdapat 375 pihak yang terlambat melaporkan laporan keuangannya. Total denda dari keterlambatan 375 pihak tersebut sebesar tiga belas miliar delapan puluh juta rupiah. Tidak hanya denda, untuk 4 periode ini BAPEPAM telah memberikan 54 peringatan tertulis, 4 pembekuan kegiatan usaha dan 4 pencabutan izin usaha (Melani, 2012). Audit delay merupakan rentang waktu antara lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor yang dilihat dari laporan keuangan (Subekti dan Widiyanti 2004 dalam Widyantari dan Wirakusuma). Sedangkan menurut (Wiwik Utami dalam Yulianti 2011) audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal di selesaikannya laporan audit independen. Audit delay yang melewati batas waktu ketentuan BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten,sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Beberapa faktor yang telah mempengaruhi audit delay pada suatu perusahaan, salah satunya adalah ukuran perusahaan. Hasil penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Petronila (2007), dan Kartika (2009) dalam Oviek (2012) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Sementara menurut Boynton dan Kell (dalam Oviek 2012) audit delay dapat berpengaruh postif terhadap audit delay, artinya audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Menurut Mas’ud Machfoedz (1994:56) dalam Yuliyanti (2011) ukuran perusahaan dikategorikan menjadi tiga yaitu: perusahaan besar, perusahaan menengah, perusahaan kecil. 5 Menurut Sistya Rachmawati (2008:8) dalam Yuliyanti (2010) bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay yang berarti bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin panjang audit delay. Namun, hal ini berbeda dengan pendapatan Boynton dank ell (1996:152) dalam Yuliyanti (2011) bahwa audit delay semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Faktor yang dapat mempengaruhi audit delay pada suatu perusahaan, salah satunya adalah ukuran perusahaan dengan indikator total aktiva. Pengaruh ini ditujukan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga serta akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah (Subekti, 2005:48). Berikutnya faktor reputasi KAP menurut hasil Subekti dan Widiyanti (2014), Rachmawati (2008), serta Iskandar dan Trisnawati (2010), faktor reputasi KAP berpengaruh negative terhadap audit delay. Artinya, perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four akan mengalami audit delay yang lebih pendek. Sementara itu Supriyati Yulia Sri Rolinda (2007:123) dalam Yuliyanti (2010) membuktikan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap audit delay. Ukuran akuntan public dikatakan dapat berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun, hasil penelitian Yugo Trianto (2006) 6 dalam Yuliyanti (2010) mendapatkan hasil yang berbeda dimana ukuran kantor akuntan publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay, hal ini terjadi karena baik KAP besar maupun KAP kecil memiliki standar yang sama sesuai dalam standar professional akuntan publik (SPAP) dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Faktor lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap audit delay adalah kompleksitias operasi perusahaan. Menurut penelitian Owusu-Ansah dalam Widosari (2012) menemukan bukti epiris bahwa tingkat kompleksitas operasi perusahaan memiliki hubungan positif sehingga akan berpengaruh terhadap audit delay. Perusahaan yang memiliki unit operasi (cabang) leboh banyak akan memerlukan waktu yang akan lebih lama bagi auditor untuk melakukan pekerjaan auditnya. Dan menurut Givolvy dan palmon dalam Oviek (2012) kompleksitas operasi perusahaan telah ditemukan dapat memperpanjang audit delay. Hal ini dikarenakan auditor akan menghabiskan lebih banayak waktu untuk menyelesaikan tugas audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas operasi perusahaan. Hasan (2012) dalam Ardianti (2013) melakukan penelitian yang menguji ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, opini auditor dan ukuran kantor akuntan publik.hasil penelitiannya yang signifikan adalah profitabilitas,opini auditor, ukuran kantor akuntan public yang berhubungan negative terhadap audit delay. Subekti dan Widiyanti (2004) dalam Kartika (2011) berhasil membuktikan bahwa audit delay yang panjang di alami oleh perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi, ukuran perusahaan besar, perusahaan non 7 financial mendapatkan opini non WTP dan diaudit oleh KAP besar (the big six). Hasil penelitian subekti dan Widiyanti dalam Oviek (2004), Utami (2006), dan Petronila (2007) dalam Oviek (2012), opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinya bahwa audit delay yang relatif lama pada perusahaan yang menerima qualified opinion. Sedangkan menurut hasil Meiden (2007), Kartika (2009) dalam Oviek (2012) bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Ahmad dan Abidin dalam Oviek (2012), serta Iskandar Trisnawati dalam Oviek (2012), bahwa jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay atau audit report lag. Hasil dari penelitian yugo Trianto (2006) dalam Yuliyanti (2011) pada perusahaan perusahaan go public tahun 2004 menemukan adanya hubungan positif antara opini auditor dengan audit delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat unqualified opinion akan menunjukan audit delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai kabar buruk, sehingga penyapaian laporan keuangan akan diperlambat. Meskipun telah banyak penilitian yang sudah meneliti tentang audit delay tetapi banyak hasil yang berbeda, hasil penelitian tersebut beragam mungkin dikarenakan adanya perbedaan penilaian pada variable independent dan variable dependent yang di teliti. 8 Berdasarkan informasi di Harian Bisnis Indonesia (11/02/2013), mengutip ada tiga emiten terkena denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan produsen migas dari group Bakrie Energi Mega serta Cira kebun mendapatkan sanksi denda masing masing Rp.50 juta dan peringatan tertulis II. Keduanya belum menyampaikan laporan keuangan per 30 september 2012. Sementara Berlian Tanker terkena sanksi tambahan denda Rp150 juta dan peringatan tertulis III. Sanksi denda jatuh karena perseroan tidak menyampaikan laporan keuangan unaudited untuk laporan keuangan interim per 30 september 2012 dan laporan keuangan per 31 desember 2011. Hal ini disampaikan kepala divisi penilaian perusahaan perusahaan sektor riil BEI I Gede Nyoman Yetna dan kepala divisi penilaian sektor jasa BEI Umi Kulsum, jumat (8/2). Dari total 454 perusahaan, 448 perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan dan enam lainnya tidak menyampaikan laporan keuangan tepat waktu. Sembilan emiten tidak wajib menyampaikan laporan karena mereka listing di bursa antara November 2012 Januari 2013. Dan Karena terdapat perbedaan hasil, Audit delay menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terlambatnya pelaporan keuangan, menjadikan audit delay serta faktor faktor yang mempengaruhinya menjadi salah satu objek penelitian yang diteliti untuk melihat pengaruh dan hubungannya. maka dari itu adapun faktor yang akan diuji oleh penelitian ini adalah ukuran perusahaan, lamanya menjadi klien KAP (reputasi), kompleksitas operasi perusahaan, opini audit. Berdasarkan hasil uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul “ Analisis faktor faktor yang mempengaruhi audit delay pada 9 perusahaan manufaktur sektor Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013”. B. Rumusan Masalah Dalam perumusan masalah, peneliti akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan uraian latar belakang diatas, yaitu sebagai berikut 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 2. Apakah reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap audit delay? 3. Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 4. Apakah oppini audit berpengaruh terhadap audit delay? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut diatas, tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara empiris. a) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay? b) Pengaruh reputasi kantor akuntan publik(KAP) terhadap audit delay? c) Pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit delay? d) Pengaruh opini audit terhadap audit delay? 10 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah : a) Manfaat Teoritis Untuk menambah referensi faktor faktor yang mempengaruhi audit delay terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sebagai referensi untuk penelitian di masa yang akan datang. b) Manfaat Praktis 1. Bagi perusahaan Untuk mengatur dan merancang perusahaan tersebut agar tidak terjadi Audit Delay di dalam perusahaan. Hal ini bisa saja berupa pengendalian proses internal di dalam perusahaan, mengendalikan. 2. Bagi Investor Memperoleh gambaran penyebab terjadinya Audit Delay sehingga dapat menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya Audit Delay pada perusahaan yang akan diinvestasikan. Keterlambatan pelaporan keuangan pada perusahaan bisa berdampak kepada nilai investasi ataupun laba yang terdapat di dalam perusahaan. Jika perusahaan mengalami keterlambatan besar kemungkinan laba perusahaan akan berkurang untuk itu nvestor harus memperhatikan bagaimana kondisi perusahaan tersebut dan mengambil sikap jika investor telah menanamkan investasinya di dalam perusahaan tersebut.