Ni Kadek Marina Dwi Cahyani 1509 100 067 Dosen Pembimbing: Ir. Sri Nurhatika, MP Dr. Ir. Anton Muhibuddin, SP., MP JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 Latar Belakang Madura memiliki banyak lahan kering, sehingga hanya dapat ditanami saat musim penghujan. Kabupaten Pamekasan termasuk dalam pengembangan daerah dengan basis produksi pertanian tanaman pangan (www.pamekasan.go.id, 2012). Mikoriza Isolasi dan identifikasi spora mikoriza Permasalahan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous apa sajakah yang diperoleh dari jenis tanah aluvial di Pamekasan Madura? Berapa jumlah spora Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous yang diperoleh dari jenis tanah aluvial di Pamekasan Madura? Batasan Masalah Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous diperoleh dari jenis tanah aluvial Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous diambil dari satu desa di Kecamatan Pamekasan, Kecamatan Pademawu, dan Kecamatan Tlanakan di Kabupaten Pamekasan Madura. Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous diidentifikasi pada tingkat genus. Mengetahui jumlah spora Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous yang diperoleh dari jenis tanah aluvial di Pamekasan Madura. Tujuan Mengetahui Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous apa saja yang diperoleh dari jenis tanah aluvial di Pamekasan Madura. Manfaat Memberikan informasi awal tentang genus Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) indigenous yang terdapat pada tanah aluvial di Kabupaten Pamekasan Madura, yang berpotensi sebagai salah satu biofertilizer dan pupuk hayati. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Tugas akhir ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 – Juli 2013 di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan dan Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Lokasi pengambilan sampel berada Kabupaten Pamekasan Madura tepatnya di Kecamatan Pamekasan, Kecamatan Pademawu, dan Kecamatan Tlanakan. Pengambilan Sampel Tanah Diambil dari 5 titik diagonalnya sebanyak 100 gram, dimasukkan toples plastik Analisis Tanah C-organik Suhu N, P, K Kelembaban Kadar air pH 100gr tanah+ 500ml air Sentrifuge kecepatan 2000rpm, 7menit Sukrosa 60% 0,038 mm Dimasukkan cawan petri untuk diamati Identifikasi Mikoriza Indigenus Pengamatan spora Identifikasi Deskriptif, menurut Brundrett (2006) Dengan bantuan mikroskop dan pinset spora, spora yang didapat dikumpulkan berdasarkan karakter morfologi spora mikoriza meliputi: bentuk spora, ukuran spora, warna spora. Spora diamati pada perbesaran 400X Hasil dan Pembahasan Hasil Analisis Tanah Lokasi N (%) P K C-organik pH (mg kg-1) (me/100g) 1,31 0,16 Suhu Kadar ( ̊C) air (%) (%) 0,87 5,2 34 21 Pamekasan 0,03 Pademawu 0,02 1,31 0,12 0,87 5,8 31 21 Tlanakan 0,01 1,29 0,16 0,46 6,2 34 16 Kecamatan Pademawu Liat berdebu Kecamatan Pamekasan Lempung berpasir Kecamatan Tlanakan Lempung berliat Dari hasil analisis tanah, kandungan unsur hara tanah (N,P,K, C-Organik) pada ketiga tempat pengambilan sampel termasuk kategori sangat rendah sampai rendah, hal ini menurut penelitian dari Lembaga Penelitian Tanah (1983). Hasil Identifikasi Mikoriza di Tiga Lokasi (Kecamatan Pamekasan, Kecamatan Pademawu, dan Kecamatan Tlanakan) Lokasi Genus Glomus Gigaspora Acaulospora Pademawu 5 2 3 Tlanakan 5 - 4 Pamekasan 6 1 - Kecamatan Pademawu Glomus Jumlah: 5 Keterangan: 1 1. Dinding spora 2. Miselia Karakteristik morfologi: Bentuk bulat beraturan, dinding spora tebal teratur, 2 berwarna kuning kecoklatan, ukuran spora 73,80 µm Gigaspora 1 2 Jumlah: 3 Keterangan: 1. Dinding spora 2. Bulbous suspensor Karakteristik morfologi: Terdapat bulbus suspensor, bentuk spora bulat, dinding spora tipis teratur, warna kuning kecoklatan, ukuran spora 62,15 µm Acaulospora 1 2 Jumlah: 3 Keterangan: 1. Dinding spora 2. Hifa Karakteristik morfologi: Bentuk spora agak lonjong, dinding spora tipis tidak beraturan, warna spora kuning, ukuran spora 59,28 µm Kecamatan Tlanakan Glomus 1 Jumlah: 5 Keterangan : 1. Dinding spora Karakter morfologi: Spora berbentuk bulat teratur, dinding spora tebal, warna spora coklat kekuningan, ukuran spora 14,62 µm 1 Acaulospora Jumlah: 4 Keterangan: 1. Dinding spora Karakter morfologi: Bentuk oval , dinding spora tipis tidak beraturan, warna kuning kecoklatan, ukuran spora 8,51 µm Kecamatan Pamekasan 1 2 Gigaspora Jumlah: 1 Keterangan: 1. Dinding spora 2. Bulbous suspensor Karakteristik morfologi: Terdapat bulbous suspensor, bentuk spora oval beraturan, dinding spora tipis, warna kuning terang, ukuran spora 78,06 µm 1 2 Glomus Jumlah: 6 Keterangan: 1. Dinding spora 2. Miselia Karakteristik morfologi: Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal beraturan, warna spora kuning kecoklatan, ukuran spora 162,77 µm Spora mikoriza yang ditemukan sedikit Bahan organik tanah yang rendah, yaitu <1% Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organik 1-2% sedangkan pada tanah-tanah berbahan organik kurang dari 0,5% kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001). Faktor yang mempengaruhi jumlah spora: Tekstur tanah Bahan Organik Tanah Musim saat pengambilan sampel Tanaman inang Pada tiga kecamatan tersebut spora yang mendominasi adalah Glomus Hal ini sesuai dengan Widiastuti dan Kramadibrata (1992) yang menduga bahwa contoh tanah yang didominasi oleh fraksi liat sesuai untuk perkembangan dan pertumbuhan spora Glomus Tanah dengan fraksi lempung merupakan tanah yang baik bagi perkembangan Glomus (Baon, 1998) KESIMPULAN Tekstur tanah aluvial di kecamatan Pademawu yaitu Liat berdebu, Pamekasan Lempung berpasir, dan Tlanakan Lempung berliat. Jumlah spora Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous yang ditemukan pada tiap kecamatan yaitu Pademawu 11 spora, Tlanakan 9 spora, dan Pamekasan 7 spora Pada kecamatan Pademawu didapatkan spora mikoriza vesikular arbuskular dari genus Glomus 5 spora ,Gigaspora 3 spora, dan Acaulospora sebanyak 3 spora. Pada kecamatan Pamekasan genus Glomus berjumlah 6 dan Gigaspora sebanyak 1 spora, tidak ditemukan Acaulospora. Kecamatan Tlanakan hanya ditemukan Glomus dan Acaulospora, spora Glomus sebanyak 5 dan Acaulospora sebanyak 4 spora.