KEMENTERIAN KEHUTANAN DIRJEN PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA REHABILITASI TERUMBU KARANG DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA TAHUN 2012 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................. 2 DAFTAR TABEL .......................................................................................... 3 I. PENDAHULUAN ............................................................................. 4 A. Latar Belakang ....................................................................... 4 B. Rumusan Masalah .................................................................. 5 C. Tujuan .................................................................................... 6 D. ................................................................................................ 6 II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7 A. Dasar Hukum ......................................................................... 7 B. BiologiTerumbu Karang ........................................................ 7 C. Tipe Terumbu Karang ............................................................ 8 D. Manfaat terumbu Karang ....................................................... 8 E. Ancaman Terumbu Karang .................................................... 9 F. Taman Nasional Karimunjawa .............................................. 9 G. Ekosistem terumbu Karangdi TN Karimunjawa .................... 15 H. Transplantasi Terumbu Karang di TN Karimunjawa ............ 17 III. MATERI DAN METODE ................................................................. 18 IV. PENUTUP.......................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21 LAMPIRAN ................................................................................................... 22 2 DAFTAR TABEL Tabel 1. Zona-zona di dalam Kawasan Taman Nasional Karimunjawa ........ 12 Tabel 2. Upaya Pengawetan Keanekaragaman Hayati Balai TN Karimunjawa .................................................................... 15 Tabel 3. Genus Karang di TN Karimunjawa ................................................. 16 Tabel 4. Alat yang digunakan ........................................................................ 18 Tabel 5. Bahan yang digunakan .................................................................... 19 3 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri atas zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain sesuai dengan keperluan dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, wisata alam serta rekreasi (Undang-Undang No.5 tahun 1990). Kawasan Taman Nasional Karimunjawa telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 78/Kpts-II/1999 Tanggal 22 Pebruari 1999 dengan luas kawasan 111.625 Ha yang mencakup kawasan perairan seluas 110.117,30 Ha dan kawasan daratan seluas 1.507,70 Ha yang terdiri atas kawasan hutan hujan tropis di Pulau Karimunjawa dan hutan mangrove di Pulau Kemujan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 74 / Kpts-II / 2001 tanggal 15 Januari 2001 kawasan perairan laut di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa seluas 110.117,30 Ha yang ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam (KPA) perairan. Saat ini Taman Nasional Karimunjawa mempunyai 7 (tujuh) zona yaitu zona inti, zona perlindungan, zona pemukiman, zona rehabilitasi, zona zona budidaya, zona pemanfaatan perikanan tradisional dan zona pemanfaatan pariwisata. Kawasan Taman Nasional Karimunjawa merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekositem yang unik dan lengkap. Kawasan ini mempunyai 5 (lima) tipe ekosistem yaitu ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan rumput laut, ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai dan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. Ekosistem terumbu karang di kawasan Taman Nasional Karimunjawa terdiri atas 64 genera karang dari tahun ke tahun semakin membaik persentase penutupan mencapai 54,5 %. 4 Keberadaan ekosistem terumbu karang masih menghadapi berbagai ancaman yang berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi ancaman yang terjadi secara alami dan ancaman yang terjadi akibat aktivitas manusia/antropogenik. Ancaman antropogenik terhadap kelestarian terumbu karang berupa aktifitas wisata yang merusak seperti menginjak karang, penempatan jangkar kapal di areal terumbu karang, pemakaian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti bom ikan, penggunaan apotas, jaring muroami dan sebagainya. Sedangkan ancaman yang bersifat alami terhadap terumbu karang yaitu perubahan musim (arus atau ombak) , hama dan penyakit karang, predasi, serta global warming yang menyebabkan terjadinya pemutihan karang. B. Rumusan Masalah Balai TN Karimunjawa sebagai pengelola telah melaksanakan serangkaian upaya pengelolaan ekosistem terumbu karang yaitu monitoring ekosistem terumbu karang dan rehabilitasi terumbu karang yang keduanya telah dilakukan secara rutin. Metode yang dipilih dalam pelaksanaan rehabilitasi terumbu karang adalah metode transplantasi terumbu karang. Secara umum upaya transplantasi bertujuan untuk mengurangi laju kerusakan terumbu karang serta meningkatkan pertumbuhan dan penutupan terumbu karang. Namun upaya rehabilitasi yang telah dilakukan dirasa belum optimal, mengingat luasnya zona rehabilitasi yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa serta keterbatasan sumber daya baik sumber daya manusia, dana dan sarana prasarana dalam upaya rehabilitasi terumbu karang. Dalam rangka upaya rehabilitasi terumbu karang diperlukan keterlibatan dan dukungan stakeholder baik dari instansi pemerintah, akademisi, swasta maupun masyarakat umum. 5 C. Tujuan Tujuan kegiatan rehabilitasi terumbu karang di kawasan TN Karimunjawa adalah untuk memulihkan kondisi penutupan terumbu karang di zona rehabilitasi TN Karimunjawa yang saat ini rata-rata masih dalam kondisi rusak (penutupan <25%). D. Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan rehabilitasi terumbu karang adalah memulihkan kondisi penutupan terumbu karang di zona rehabilitasi TN Karimunjawa yang saat ini rata-rata masih dalam kondisi rusak (penutupan <25%). 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Hukum Berikut ini adalah beberapa dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Terumbu Karang di kawasan Taman Nasional Karimunjawa yaitu: 1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 2. Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 2011, tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. 3. Peraturan Pemerintah RI No.7 tahun 1999, tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. 4. Peraturan Pemerintah RI No.8 tahun 1999, tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa. 5. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. B. Biologi Terumbu Karang Terumbu karang merupakan endapan-endapan masif berupa kalsium karbonat yang terbentuk sebagai hasil simbiosis antara karang dan tumbuhan alga mikroskopik yang disebut sebagai zooxanthellae (Nybakken, 1988). Alga ini akan membagi energi dan oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis dengan hewan karang. Sebagai balasan zooxanthellae akan mendapatkan perlindungan dan CO2 sebagai hasil metabolisme hewan karang. Namun demikian, hewan karang juga menggunakan tentakelnya untuk mencari mangsa makanannya. 7 Terdapat dua jenis karang yaitu hermatipik atau karang yang membentuk terumbu dan ahermatipik yaitu karang yang tidak membentuk terumbu. Di dunia luas terumbu karang mencapai 250.000 km2 dan umumnya tersebar di perairan tropis atau perairan dengan kisaran suhu perairan mencapai 20o C dan kedalaman perairan sampai dengan 50-70 meter. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan karang adalah suhu, cahaya matahari, sedimentasi dan salinitas. Sampai dengan saat ini tercatat 800 jenis karang hermatipik telah teridentifikasi. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia mempunyai sekitar 60% jenis terumbu karang yang ada di dunia. C. Tipe Terumbu Karang Terumbu karang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu terumbu karang tepi (fringing reef), rataan terumbu (patch reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan atoll. Diantara terumbu karang penghalang dengan daratan terdapat goba (laguna). Ekosistem terumbu karang mencakup rataan terumbu, lereng terumbu, laguna serta gosong karang. Tipe terumbu karang di karimunjawa sebagin besar adalah terumbu karang tepi (fringing reef) yang tersebar hampir di semua pulau di kawasan kepulauan Karimunjawa. Sedangkan untuk barrier reef terdapat disebelah barat kepulauan Karimunjawa yaitu di Karang Kapal, dan Karang Besi. Untuk patch reef dapat ditemukan di Gosong Cemara, Gosong Selikur, gosong kumbang, Taka menyawakan, Gosong Tengah dan lain-lain yang menyebar di seluruh kepulauan Karimunjawa. D. Manfaat Terumbu Karang Secara ekologis, ekosistem ini mempunyai peranan yang sangat besar yaitu diantaranya sebagai habitat bagi berbagai organisme termasuk di dalamnya ikan yang secara ekonomis dimanfaatkan oleh manusia, sebagai daerah mencari makan (feeding ground) sekaligus sebagai daerah pengasuhan (nursery ground) bagi berbagai organisme yang hidup di dalamnya. Sedangkan secara fisik, 8 bersama dengan ekosistem mangrove dan lamun, ekosistem terumbu karang berfungsi melindungi pesisir pantai dari hempasan gelombang. Dari segi social ekonomis, terumbu karang memberikan banyak manfaat karena merupakan sumber produksi perikanan yang produktif, antara lain sebagai produksi ikan hias air laut dan habitat dari ikan konsumsi. Data di Karimunjawa menunjukkan lebih dari 350 jenis ikan baik hias maupun konsumsi, dari jenisjenis tersebut diantaranya berasosiasi dengan terumbu karang. E. Ancaman Terumbu Karang Secara umum, ancaman terhadap keberadaan ekosistem terumbu karang di kawasan Taman Nasional Karimunjawa berasal dari aktifitas manusia dan pengaruh faktor alam. Berbagai aktifitas manusia yang mengancam keutuhan ekosistem terumbu karang diantaranya adalah penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan kompresor, apotas , bom, jangkar yang ditambatkan di karang, serta kerusakan karang akibat aktivitas wisata bahari seperti diving, snorkeling, berenang dan sebagainya. Sedangkan faktor alam yang menyebabkan kerusakan terumbu karang diantaranya adalah kerusakan akibat pengaruh musiman terutama musim baratan dan musim timuran, predasi yang dilakukan oleh Bulu Seribu (Acanthaster plancii) serta adanya fenomena perubahan iklim. Peningkatan suhu permukaan air laut yang merupakan salah satu akibat fenomena perubahan iklim akan menimbulkan efek pemucatan pada terumbu karang (bleaching), penyakit karang dan gejala asidifikasi yang akan menyebabkan pengeroposan struktur komponen penyusun terumbu karang . F. Taman Nasional Karimunjawa Secara geografis Taman Nasional Karimunjawa terletak pada koordinat 5°40’ - 5°57’ LS dan 110°4’ - 110°40’ BT. Secara administratif kawasan ini 9 terdiri dari tiga desa yakni Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah. Taman Nasional Karimunjawa merupakan satusatunya kawasan pelestarian alam perairan di wilayah Propinsi Jawa Tengah yang merepresentasikan keutuhan dan keunikan pantai utara Jawa Tengah. Taman Nasional Karimunjawa mempunyai luas kawasan adalah 111.625 hektar yang terdiri atas: - Wilayah daratan di Pulau Karimunjawa yang berupa 1.285,50 hektar ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah - Wilayah daratan di Pulau Kemujan yang berupa 222,20 hektar ekosistem hutan mangrove - Wilayah perairan Dalam perkembangannya kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam (KPA) berdasarkan 110.117,30 hektar Surat Keputusan Menhut No. 74/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001. Potensi Sumber Daya Alam Taman Nasional Karimunjawa mempunyai ekosistem yang asli dengan keanekaragaman hayati yang tinggi mulai dari daratan hingga perairannya yang perlu dipertahankan dan dimanfaatkan secara lestari dan bijaksana sebagai asset Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah dan tentunya Indonesia. Keanekaragaman hayati yang cukup tinggi ditandai dengan keberadaan lima tipe ekosistem utama yaitu ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah, hutan mangrove, hutan pantai, padang lamun dan ekosistem terumbu karang yang merupakan habitat bagi berbagai flora fauna yang hidup di dalamnya. Kawasan ini merupakan perwakilan ekosistem di wilayah pantai utara Jawa Tengah yang 10 relatif masih berada dalam kondisi utuh dan baik. Kawasan Taman Nasional Karimunjawa merupakan perwakilan lima tipe ekosistem yaitu ekosistem terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, hutan mangrove, hutan pantai, serta hutan hujan tropis dataran rendah. Keberadaan ekosistem tersebut sangat penting untuk menjaga kestabilan sistem hidrologi dan iklim mikro wilayah kepulauan Karimunjawa. Hilang atau rusaknya salah satu ekosistem yang ada akan menyebabkan ketidakseimbangan fungsi ekosistem lainnya. Valuasi Ekonomi Keberadaan lima tipe ekosistem di kawasan Taman Nasional Karimunjawa ternyata memberikan kontribusi nyata secara ekonomi. Valuasi ekonomi dihitung berdasarkan manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung berasal dari produksi perikanan dan aktivitas wisata, sedangkan manfaat tidak langsung merupakan manfaat keberadaan ekosistem yang ada. Manfaat ekonomi langsung dari produksi perikanan di sekitar kawasan TN Karimunjawa adalah Rp 6, 421 M. Manfaat ekonomi dari kegiatan wisata berkisar antara 2,9 M sampai dengan 7,5M per tahun. Sedangkan, secara ekonomis nilai keberadaan ekosistem di Taman Nasional Karimunjawa adalah sebesar Rp 11,2 M per tahun (asumsi 1US$ = Rp 9.000,-) (Nababan dkk, 2010). Zonasi Menurut UU NO. 5 tahun 1990 tentang KSDAH& E, taman nasional adalah kawasan pelestarian alam (KPA) yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, wisata alam dan rekreasi. Zonasi Taman Nasional Karimunjawa tertuang dalam Keputusan Dirjen Perlindungan 11 Hutan dan Konservasi Alam No.SK.79/IV/Set-3/2005 yang menyatakan bahwa terdapat 7 zona dalam kawasan TN Karimunjawa yaitu zona inti, zona perlindungan, zona pemanfaatan pariwisata, zona budidaya, zona rehabilitasi, zona pemukiman dan zona pemanfaatan perikanan tradisional (Gambar 1). . Tabel 1. Zona-zona di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa Zonasi Zona Inti Zona Perlindungan Luas (Ha) 444,629 Lokasi Sebagian perairan P. Kumbang, Taka Menyawakan, Taka Malang, dan Tanjung Bomang Hutan Tropis Dataran Rendah di Pulau Karimunjawa dah Hutan Mangrove 2,587,711 Perairan P. Geleang, P. Burung, Tanjung Gelam, P. Sintok, P. Cemara Kecil, P. Katang, Gosong Selikur, Gosong Tengah Zona Pemanfaatan Pariwisata 1,226,525 Perairan P. Menjangan Besar, P. Menjangan Kecil, P. Menyawakan, P. Kembar, P. Tengah, sebelah Timur P. Kumbang, P. Bengkoang, Indonor dan Karang Kapal Zona Pemukiman 2,571,546 P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang dan P. Nyamuk Zona Rehabilitasi 122,514 Perairan sebelah Timur P. Parang, sebelah Timur P. Nyamuk, sebelah Barat P. Kemujan dan sebelah Barat P. Karimunjawa Zona Budidaya 788,213 Perairan P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Menjangan Besar, P. Parang dan P. Nyamuk Zona Pemanfaatan Perikanan Tradisional 103,883,862 TOTAL 111.625,000 Seluruh perairan di luar zona yang telah ditetapkan yang berada di dalam kawasan TN. Karimunjawa 12 13 Upaya Pengelolaan Berdasarkan UU No.5 tahun 1990, upaya pengelolaan kawasan taman nasional mengacu pada 3 pokok kegiatan yaitu (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan (2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan (3) pemanfaatan secara lestari SDAH dan ekosistemnya. Ketiga pokok kegiatan ini diharapkan menjamin keberlangsungan fungsi ekologis kelestarian ekosistem di kawasan Taman Nasional Karimunjawa, keberlanjutan fungsi social dan budaya masyarakat Karimunjawa dan mewujudkan terwujudnya fungsi ekonomis yang menopang kehidupan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa. SDAH & E TN Karimunjawa Perlindungan Pengawetan Fungsi Sosial Budaya Pemanfaatan Gambar 2. Konsep Pengelolaan TN Karimunjawa 14 Upaya Pengawetan Taman Nasional Karimunjawa menyimpan potesi keanekaragaman hayati yang tinggi. Bahkan sampai saat ini masih terdapat beberapa potensi keankeragaman hayati yang belum teridentifikasi dan terdata secara lengkap. Di sisi lain, hasil monitoring menunjukkan bahwa terjadi degradasi potensi keanekaragaman hayati pada beberapa jenis fauna ekonomis penting maupun fauna dilindungi. Saat ini diketahui bahwa terjadi penurunan biomassa beberapa jenis ikan ekonomis penting seperti kerapu dan ekor kuning. Populasi teripang pun diindikasikan menurun. Masyarakat melaporkan bahwa hasil tangkapan saat ini hanya 10% dari hasil tangkapan sepuluh yang lalu. •Intervensi habitat •Over Fishing •Destructive Fishing •Perambahan Kawasan •Perburuan Ilegal Upaya Pengendalian/ Penjarangan Kondisi KondisiNormal Normal Over populasi Kondisi Normal/yg dipertahankan Kondisi Rentan Kondisi Normal Over populasi SDAH&E Normal Punah Kondisi Kritis Punah di alam Perlindungan & Pengamanan Konservasi Jenis dan Genetis Penyuluhan dan pemberdayaan Konservasi dan rehabilitasi Punah Spesies Gambar 3. Konsep Pemanfaatan di TN Karimunjawa 15 Menyadari tingginya upaya pemanfaatan sumber daya perikanan di sekitar kawasan Taman Nasional Karimunjawa oleh masyarakat maupun oleh nelayan pantura maka BTNKJ berusaha untuk menyeimbangkan dengan meningkatkan upaya pengawetan melalu berbagai pokok kegiatan yaitu rehabilitasi yang intensiveyang dibarengi dengan kegiatan identifikasi dan inventarisasi, pembinaan habitat, pembinaan populasi dan rehabilitasi. Tabel 2. Upaya Pengawetan Keanekaragaman Hayati Balai TN Karimunjawa Identifikasi dan inventarisasi Identifikasi dan inventarisasi ikan hias, Monitoring terumbu karang dan ikan, Monitoring teripang, Monitoring daerah pemijahan ikan kerapu (SPAGS), dll Pembinaan habitat Pembinaan Pembinaan habitat rusa, Pembinaan habitat teripang Pelestarian penyu dengan metode penetasan semi alami populasi Rehabilitasi Restocking teripang (melepas 2000 teripang) Restocking kerapu (dalam proses) Transplantasi terumbu karang Translokasi Kima 16 G.Ekosistem Terumbu Karang di TN Karimunjawa Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem utama di kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Citra satelit menunjukkan bahwa luasan ekosistem ini mencapai 713, 11 hektar (Nababan dkk, 2010). Saat ini tercatat terdapat 69 genera karang yang termasuk dalam 14 famili ordo scleractinian dan 3 ordo non sceractinian di kawasan ini (Anonim, 2008). Jenis yang mendominasi ekosistem ini adalah genera Acropora dan Porites. Sampai dengan tahuan 2009, tutupan karang keras di kawasan Taman Nasional Karimunjawa mencapai 54,64% (Ardiwijaya dkk, 2010). Penutupan karang keras menunjukkan peningkatan signifikan selama lima tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi kerusakan karang yang berarti di dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa baik disebabkan faktor alam maupun antropogenik. Tabel 3. Genus Karang di Taman Nasional Karimunjawa(Nababan dkk, 2010) Acanthastrea Echinophyllia Leptastrea Pachyseris Seriatopora Acropora Echinopora Leptoria Palauastrea Siderastrea Alveopora Euphyllia Leptoseris Pavona Stylocoeniell Astreopora Favia Lithophyllon Pectinia Stylophora Barabattola Favites Lobophyllia Physogyra Symphillia Blastomussa Fungia Madracis Platygyra Trachyphyllia Caulastrea Galaxea Merulina Plerogyra Tubastrea Coeloseris Gardineroseris Micromussa Pocillopora Tubipora Coscinaraea Goniatrea Millepora Podabacia Turbinaria Ctenactis Goniopora Montastrea Polyphyllia Cyloseris Halomitra Montipora Porites Cynarina Heliofungia Moseleya Psammocora Cyphastrea Heliopora Mycedium Sandalolitha Diploastrea Herpolitha Oulophyllia Scapophyllia Diploria Hydnophora Oxypora Scolymia 17 Terumbu karang dapat dikenali dari life form (diartikan sebagai bentuk pertumbuhan) yang merupakan deskripsi morfologi hewan karang di dalam ekosistem terumbu karang (English dkk, 1997). Lebih lanjut English dkk (1997) membedakan life form ke dalam 2 kategori utama yaitu Hard Coral dan Other Fauna. Hard Coral terdiri atas Dead Coral, Dead Coral with Algae, Acropora dan Non Acropora, sedangkan Other Fauna terdiri atas Soft Coral, Sponges, Zoanthids,Others, Algae, Abiotic dan Other. Secara umum life form untuk Hard Coral dapat dibedakan menjadi 6 kategori yaitu karang bercabang (branching), karang padat (massive), karang mengerak (encrusting),karang meja (tabulate), karang berbentuk daun (foliose), dan karang jamur (mushroom). G. Transplantasi Terumbu Karang di TN Karimunjawa Sejak tahun 2002 Balai TN Karimunjawa secara berkesinambungan telah melaksanakan rehabilitasi terumbu karang menggunakan metode transplantasi terumbu karang. Rehabilitasi belum seluruhnya dilaksanakan di kawasan zona rehabilitasi TN Karimunjawa namun telah mencakup beberapa lokasi yaitu perairan Pulau Menjangan Besar, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Burung dan Pantai Batu Putih. Jenis karang yang ditranplantasikan adalah Acropora formosa dan Acropora grandis. Adapun metode yang secara uum digunakan dalam transplantasi adalah: a. Metode kombinas artifisial reef dan relokasi. Bahan artifisial reef berbentuk balok beton disususn secara piramid dan diberi pipa-pipa paralon berisi semen sebagai pengikat fragmen karang. Artifisial reef berfungsi sebagai substrat karang yang ditransplantasikan. b. Metode jaring, kerangka dan substrat. Transplantasi dengan metoda jaring, kerangka dan substrat merupakan metode yang memiliki nilai estetika dan ekonomis, kokoh dan kuat. 18 III. MATERI DAN METODE A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam kegiatan rehabilitasi terumbu karang selengkapnya tersaji dalam Tabel 4 sedangkan bahan yang digunakan dalam pelatihan tersaji dalam Tabel 5. Tabel 4. Alat yang digunakan No Nama Alat 1 Masker 2 Snorkel 3 Fins dan Booties 4 Peralatan SCUBA 5 Kapal 6 Laptop 7 LCD 8 Kaliper 9 Tang/Gunting karang 10 Kamera 11 GPS 12 Katrol 19 Tabel 5. Bahan yang digunakan No Nama Bahan 1 Substrat transplantasi terumbu karang berbentuk balok 2 Meja substrat 3 Substrat transplantasi terumbu karang berbentuk bulat 4 Tali strap/ ties 5 Semen 6 Fragmen terumbu karang 7 Rangka Paralon 8 Pasir 9 Alat tulis B. Metode Secara umum metode yang digunakan dalam kegiatan rehabilitasi terumbu karang adalah metoda transplantasi terumbu karang. Metode transplantasi yang digunakan adalah metode transplantasi menggunakan substrat berbentuk balok dan metode menggunakan substrat bulat yang disusun dalam meja transplantasi (Lampiran 1). C. Lokasi Rehabilitasi terumbu karang akan dilaksanakan di zona rehabilitasi kawasan TN Karimunjawa yaitu di sebelah barat Pulau Kemujan seluas 1 hektar dan sebelah barat Pulau Karimunjawa seluas 1 hektar dan seluas 1 hektar di plot percontohan rehabilitasi terumbu karang menggunakan metode transplantasi dengan substrat buat dan meja. 20 D. Rencana Anggaran Rencana anggaran biaya untuk kegiatan rehabilitasi terumbu karang selengkapnya tersaji dalam Lampiran 2. IV. PENUTUP Demikian profil upaya rehabilitasi terumbu karang di kawasan TN Karimunjawa ini disusun, sesuai arahan dan masukan dari berbagai pihak. Semoga informasi yangkami sampaikan bermanfaat untuk kepentingan institusi Balai Taman Nasional Karimunjawa maupun pihak lainnya. 21 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. Pedoman Identifikasi Jenis-Jenis Karang di Kawasan Konservasi Laut. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 52pp. Anonim. 2005. Pengenalan jenis Biota Laut Karang. Direktorat Konservasi Kawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Departemen Kehutanan. 6pp. Ardiwijaya,R.L., S.T.Pardede, T.Kartawijaya, R.Prasetia, F.Setiawan.2010. Laporan Teknis Monitoring Ekologi Taman Nasional Karimunjawa 2009, Monitoring Fase 4.WCS-IP.Bogor. 21pp English,S., Wilkinson, C., Baker,V. 1997. Survey manual For Tropical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science. Australia. 390pp. Nababan,M.G, Munasik, I.Yulianto, T.Kartawijaya, R.Prasetia, R.L.Ardiwijaya,S.T.Pardede, R.Sulisyati,Mulyadi,Y.Syaifudin.2010. Status Ekosistem di Taman Nasional Karimunjawa;2010. Wildlife Conservation Indonesia Programme. Bogor.xi+78pp. Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.Gramedia. Jakarta.459pp. Veron,J.E.N., J.D.Terence.2000. Corals of The World Vol.1-3, Australian Institute of Marine Science.Townsville. 22 Lampiran 1. SUBSTRAT REHABILITASI TERUMBU KARAN Substrat bulat dan meja 23 24