BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Hasil penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2. Interest, yakni orang mulai tertarik terhadap stimulus 3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas. 6 Universitas Sumatera Utara Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan, menguraikan dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat Universitas Sumatera Utara dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari fomulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menganggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007). 2. Keluarga 2.1 Defenisi Keluarga Bailon dan Maglaya (1978) (dikutip dari Setyowati & Murwani, 2008) mendefinisikan keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena ada hubungan darah, perkawinan dan adopsi. Mereka Universitas Sumatera Utara saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Spredley dan Allender (1996) (dikutip dari Setyowati & Murwani, 2008) mendefinisikan keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interaksi sosial, peran dan tugas. Menurut BKKBN 1992 (Setyowati & Murwani, 2008) keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. 2.2 Karakteristik Keluarga 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik. 4. Mempunyai tujuan; (a) menciptakan dan mempertahankan budaya, (b) meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. Universitas Sumatera Utara 2.3 Fungsi Keluarga Friedmann (1986) (Setyowati & Murwani, 2008) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut: 1. Fungsi afektif a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Hubungan intim di dalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat. b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai. c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. 2. Fungsi sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi dan hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Universitas Sumatera Utara 3. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan. 4. Fungsi ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. 5. Fungsi perawatan kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut: 1. Mengenal masalah kesehatan 2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat 3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit 4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat 5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat (Setyowati & Murwani, 2008). Universitas Sumatera Utara 3. Gizi 3.1 Defenisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab gidzha, yang berarti makanan. Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organorgan, serta menghasilkan energi (Rahmah, 2006). WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari “proses yang terjadi pada organisme hidup untuk mengambil dan mengolah zat-zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ-organ tubuh, dan menghasilkan energi” (Soekirman, 2000). 3.2 Klasifikasi dan Fungsi Zat Gizi WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, BALITA, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan dan kesejahteraan (Soekirman, 2000). Empat fungsi pokok makanan untuk manusia adalah untuk: Universitas Sumatera Utara 1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/ perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak. 2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari 3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air dan mineral dan cairan tubuh yang lain 4. Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit. 1. Karbohidrat Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk berbagai senyawa tubuh, bahan pembentuk asam amino esensial, metabolisme normal lemak, menghemat protein, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus, mempertahankan gerak usus (terutama serat), meningkatkan konsumsi protein, mineral dan vitamin B. Pangan sumber karbohidrat adalah beras, ubi jalar, singkong, kentang, pisang, sagu dan gandum. a) Karbohidrat digolongkan dalam polisakarida, disakarida dan monosakarida. Monosakarida dan disakarida dikenal sebagai gula sederhana atau karbohidrat sederhana. Monosakarida penting dalam pangan dan metabolisme adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa, keempat bahan tersebut merupakan unit pembentuk disakarida. Polisakarida dikenal sebagai karbohidrat komplek seperti pati, selulosa, serat. Universitas Sumatera Utara b) Jika dibakar dalam tubuh menghasilkan energi, CO2, dan air. c) Beberapa karbohidrat dapat disintesa dalam tubuh dari lemak dan protein yang tersimpan dalam tubuh. d) Karbohidrat dapat disimpan sedikit dalam tubuh, yaitu di dalam hati dan jaringan otot sebagai glikogen. e) Jika sebagian besar karbohidrat yang diserap tubuh tidak segera digunakan maka akan diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi saat diperlukan nanti. f) Biasanya bahan makanan yang kaya karbohidrat tampak berukuran besar dan sedikit sekali mengandung zat gizi lainnya. 2. Gula Gula yang diserap digunakan dalam satu dari enam cara berikut: a) Sumber energi dan panas untuk mempertahankan suhu badan. Sistem saraf pusat dan lensa mata hanya dapat menggunakan glukosa untuk energinya, sedangkan jaringan lain dapat juga menggunakan lemak. b) Disimpan sebagai glikogen dalam otot. Glikogen juga disimpan dalam hati dan dibebaskan untuk mempertahankan gula darah jika dibutuhkan. c) Dikonversi menjadi trigliserida dan disimpan sebagai lemak dalam jaringan lemak. d) Dikonversi menjadi karbohidrat lain seperti DNA, RNA, asam glukoronat, immunopolisakarida yang merupakan senyawa pengatur metabolisme. Universitas Sumatera Utara e) Dikonversi menjadi asam amino esensial. f) Dibuang bersama urin. Jika taraf glukosa darah melebihi 160 – 190 mg/dl maka ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula dan gula tersebut dibuang melalui urin. Kadar normal glukosa dalam urin sekitar 15 mg/dl. 3. Serat Serat makanan adalah komponen makanan yang berasal dari tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Serat makanan total terdiri dari komponen serat makanan yang larut (misalnya pektin, gum) dan yang tidak dapat larut dalam air (misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin). Bahan makanan yang banyak mengandung serat antara lain buah-buahan (apel, mangga), sayuran terutama sayuran hijau (daun katuk, daun singkong, bayam, kangkung), kacang-kacangan (kacang hijau), serealia (beras). Serat bukanlah zat yang dapat diserap oleh usus. Namun, peranannya dalam proses pencernaan sangat penting, bahkan pada penderita gizi lebih dapat mencegah/mengurangi resiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes dan kanker kolon. Serat larut lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol yaitu LDL (low density lipoprotein) dan meningkatkan kadar HDL (high density lipoprotein). Serat larut sangat bermanfaat bagi penderita diabetes karena mereduksi absorbsi glukosa dalam usus. Selain itu juga dapat membuat kenyang sehingga mengontrol berat badan. Serat tak larut berperan dalam pencegahan disfungsi alat pencernaan seperti konstipasi, ambeien, kanker usus besar, infeksi usus buntu. Universitas Sumatera Utara 4. Protein Setelah air, protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dapat tubuh. Seperlima dari berat tubuh orang dewasa merupakan protein. Hampir setengah jumlah protein terdapat di otot, seperlima terdapat di tulang atau tulang rawan, sepersepuluh terdapat di kulit, sisanya terdapat di jaringan lain dan cairan tubuh. Protein mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut: a) Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh. b) Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak, aus dan mati. c) Menyediakan asam amino yang diperlukan dalam membentuk enzim pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan. d) Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga komponen yaitu intraselular, intravaskular dan interstitial e) Mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh Selama pencernaan, protein dipecah menjadi asam amino. Tubuh manusia membutuhkan 8 – 10 asam amino yang berasal dari protein makanan dan mutlak diperlukan pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Asam amino tersebut disebut asam amino esensial karena tidak dapat dibentuk di dalam tubuh. Selain itu, jika terdapat cukup gugusan amino dan vitamin B6, tubuh dapat membentuk asam amino nonesensial melalui proses transaminasi Jenis dan proporsi asam amino sangat menentukan mutu protein. Protein yang mengandung semua asam amino esensial dalam proporsi yang mampu untuk Universitas Sumatera Utara memberikan pertumbuhan secara optimal disebut protein lengkap, dan umumnya disusun oleh sepertiga asam amino esensial dan dua pertiga asam amino nonesensial. Pola asam amino hewani merupakan sumber terbaik untuk memenuhi kebutuhan manusia karena polanya menyerupai pola kebutuhan asam amino manusia. Pangan sumber protein hewani adalah daging ayam, sapi, ikan, telur, susu dan produk olahannya. Pangan nabati yang banyak mengandung protein adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau. Sebagian kecil protein terdapat dalam sayur dan buah-buahan. 5. Lemak (lipid) Lemak dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan sumbernya didapat: 1. Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (mengandung trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol yang bergabung dengan protein; dihasilkan di hati dan mukosa usus untuk mengangkut lemak yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh yaitu HDL (high density lipoprotein), LDL (low density lipoprotein) dan VLDL (very low density lipoprotein) yang berperan dalam penyakit jantung dan glikolipid. 2. Lemak yang terdapat dalam pangan yaitu trigliserida, asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh, fosfolipid, dan kolesterol. Universitas Sumatera Utara a. Trigliserida banyak ditemukan pada pangan hewani dan nabati, disebut lemak netral, dengan struktur dasar meliputi satu molekul gliserol dan tiga buah molekul asam lemak. b. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak dapat mengikat hidrogen lagi, seperti asam palmitat, asam stearat yang banyak ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan cokelat. c. Asam lemak tidak jenuh, yang mempunyai satu titik terbuka untuk mengikat hidrogen disebut asam lemak tak jenuh tunggal (monosaturated fatty acid) seperti asam oleat yang dijumpai pada minyak kacang tanah. Asam lemak tak jenuh ganda (polisaturated fatty acid) seperti asam linoleat, linoleat, asam arachidonat. Asam linoleat merupakan asam lemak esensial yang banyak terdapat dalam minyak biji bunga matahari, minyak jagung, minyak kedelai. Asam lemak omega-6 merupakan asam linoleat dan arachidonat yang banyak terdapat pada minyak sayuran; asam lemak omega-3 banyak terdapat dalam minyak ikan. d. Fosfolipid, merupakan senyawa lipid yaitu gliserol dan asam lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat dan atau nitrogen. Lemak ini merupakan lemak tak kentara dalam pangan nabati maupun hewani dan secara komersial digunakan sebagai aditif untuk membantu emulsifikasi. Universitas Sumatera Utara e. Kolesterol, semacam lemak dengan struktur cincin yang kompleks yang disebut sterol. Kolesterol hanya ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemak susu. Hati dan usus dapat mensintesis semua kolesterol yang diperlukan tubuh tanpa mengkonsumsi kolesterol dari luar. Lemak yang terdapat dalam pangan berfungsi sebagai sumber energi yang padat bagi tubuh yaitu 9 kkal/g, menghemat protein dan tiamin, memberi rasa kenyang lebih lama, memberi cita rasa pada makanan. 6. Mineral Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial. Fungsi mineral bagi tubuh sebagai berikut: a) Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam dan mineral pembentuk basa b) Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh c) Sebagai hormon dan enzim tubuh d) Membantu memelihara keseimbangan air tubuh e) Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh f) Sebagai bagian cairan usus g) Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya. Universitas Sumatera Utara Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Unsur-unsur dalam mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, magnesium. Unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon, vanadium, nikel, arsen, dan fluor. a) Kalsium dapat diperoleh dari pangan susu, lobak cina, kangkung, tiram, udang, salem, dan kinjing. b) Fosfor dapat diperoleh dari susu, keju, kuning telur, daging ikan, unggas, dan kacang-kacangan c) Kalium dapat diperoleh dari daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran. d) Natrium dapat diperoleh dari garam dapur, daging, ikan, unggas, susu dan telur. e) Khlor dapat diperoleh dari garam dapur, daging, susu dan telur. f) Sulfur dapat diperoleh dari susu, telur, daging, keju dan kacang-kacangan. g) Magnesium dapat diperoleh dari tepung gandum, kakao, kacang-kacangan, daging, makanan laut dan susu. h) Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging dan kuning telur, sayuran berdaun hijau tua, tiram, udang, salem, kinjing. i) Mangan dapat diperoleh dari tepung gandum, kacang-kacangan, daging, ikan, ayam, sayuran berdaun hijau. j) Tembaga dapat diperoleh dari hati, tiram, daging, ikan, kacang-kacangan dan tepung gandum. Universitas Sumatera Utara k) Seng dapat diperoleh dari tiram, makanan laut, hati, lembaga gandum, ragi, daging, telur, unggas dan ikan. l) Iodium dapat diperoleh dari garam beriodium dan makanan laut. m) Selenium dapat diperoleh dari ikan laut, kerang-kerangan. n) Fluor dapat diperoleh dari air minum yang cukup kandungan fluornya. 7. Vitamin Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi penting untuk fungsi metabolik dan harus didapat dari makanan. Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan vitamin B kompleks) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). a) Vitamin A berfungsi dalam proses penglihatan, pertumbuhan, reproduksi, perkembangan tulang, kekebalan, mempertahankan jaringan epitel. Sumber vitamin A adalah dari minyak ikan, hati, mentega, susu, keju, sayuran daun hijau tua, sayuran dan buah berwarna kuning. b) Vitamin D berfungsi menaikkan penyerapan Ca dan P dari usus, mempengaruhi pemeliharaan P oleh ginjal, dan dapat diperoleh dari minyak ikan, susu, sterol aktif, sedikit pada mentega, hati dan kuning telur. c) Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi vitamin dalam makanan, membantu dalam pernafasan jaringan. Vitamin E dapat diperoleh dari jaringan tumbuh-tumbuhan, minyak lembaga gandum, lembaga padi, Universitas Sumatera Utara biji kapas, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, susu, telur, daging dan ikan. d) Vitamin K berfungsi mengkatalisis reaksi karboksilasi atom karbon residu asam glutamat pada protein tertentu dan untuk aktivitas anti pembekuan darah. Sumber vitamin K adalah dari daun hijau seperti bayam, kubis, hati, sintesis dalam usus oleh aktivitas mikroorganisme. e) Vitamin C berfungsi dalam pembentukan kolagen, gigi, metabolisme tirosin, sintesis neurotransmitter, utilisasi Fe, Ca, folat, mencegah kanker. Vitamin C dapat diperoleh dari buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai hijau, selada hijau, jambu biji. f) Thiamin berfungsi sebagai unsur sistem enzim jaringan terutama dalam hubungannya dengan karboksilasi, misal asam piruvat dan ketoglutarat. Sumber thiamin adalah dari jantung, hati, ginjal, ragi, lembaga gandum, kedelai, kacang tanah, kacang-kacangan dan susu. g) Riboflavin berfungsi sebagai unsur sistem enzim pernafasan jaringan dan beberapa enzim (flavoprotein) yang berperan dalam metabolisme asam amino dan lipid. Didapat dari susu, hati, ginjal, jantung, daging, telur, sayuran daun hijau, ragi kering. h) Vitamin B6 (piridoksin) penting untuk transulfurasi dan dalam perubahan triptopan menjadi niasin, juga sebagai koenzim dalam transaminasi. Berperan dalam metabolisme asam lemak esensial. Penting dalam sintesis porfirin. Sumber B6 adalah lembaga gandum, daging, hati, ginjal, tepung gandum, kacang tanah, jagung, ubi. Universitas Sumatera Utara i) Niasin berfungsi sebagai zat pemindah H dan elektron dalam pernafasan. Triptofan dalam keadaan normal menambah suplai niasin. Niasin dapat diperoleh dari hati, ginjal, daging, ikan, ayam, dan sayuran hijau, tomat, kacang tanah, buah dan sayur sedikit mengandung niasin. j) Asam pantotenat, merupakan unsur koenzim A yang berperan dalam sintesis dan pemecahan asam lemak, sintesis kolesterol dan hormonhormon steroid. Pangan yang mengandung asam pantotenat adalah hati, ginjal, daging sapi, kuning telur, kacang tanah, brokoli, kubis, dedak tepung, susu skim dan buah. k) Asam folat berperan dalam transfer dan pemakaian gugus satu karbon, berperan dalam sintesis purin, tiamin, dan gugus metil. Mempunyai peranan spesifik dalam metabolisme histidan dan peranan dalam hemopoesis. Asam folat diperoleh dari hati, ginjal, ragi, sayuran daun hijau, kembang kol, sistesis oleh aktivitas mikroorganisme usus. l) Vitamin B12, berperan dalam metabolisme purin dan pirimidin, sintesis asam nukleat (DNA), pematangan eritrosit, metabolisme metionin dan transmetilasi. Pangan yang mengandung vitamin B12 adalah hati, ginjal, daging, telur, susu, keju, sedikit pada tumbuh-tumbuhan. Sintesis dalam usus oleh mikroorganisme (Baliwati, 2004). Universitas Sumatera Utara 4. Status Gizi 4.1 Defenisi Status Gizi Status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dengan asupan zat gizi (Uripi, 2004). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2001). Keadaan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kuantitas menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap kabutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya (Santoso & Ranti, 2004). 4.2 Klasifikasi Status Gizi Kebutuhan energi dan protein harus dicukupi dengan tepat. Jika kekurangan menyebabkan keadaan yang disebut Kekurangan Energi dan Protein (KEP). Jika berlebih, menimbulkan gizi yang lebih dikenal dengan obesitas. Status gizi BALITA dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Uripi, 2004). Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi INDEK Status Gizi Keterangan Berat Badan Menurut Gizi Lebih 3 Umur (BB/U) Gizi Baik -2 sampai +2 SD Gizi Kurang <> Gizi Buruk < -3 SD Tinggi Badan Menurut Normal -2 sampai + 2 SD Umur (TB/U) Pendek (Stunted) < -2 SD Berat Badan Menurut Gemuk 3 Tinggi Badan (BB/TB) Normal -2 sampai + 2 SD Kurus (wasted) < -2 sampai -3 SD Sangat Kurus < -3 SD 2 SD 2 SD Sumber: Depkes RI (2000) Universitas Sumatera Utara 4.3 Penilaian Status Gizi a. Penilaian Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian, yaitu antropometri, klinis, biokimia, biofisik. a.1 Antropometri Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air di dalam tubuh. a.2 Klinis Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti di kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis kekurangan salah satu zat gizi atau lebih. Metode ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. Universitas Sumatera Utara a.3 Biokimia Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan dengan berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: urine, darah, feses, beberapa jaringan tubuh lain seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. a.4 Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. b. Penilaian Secara Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu: survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. b.1 Survey Konsumsi Makanan Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi Universitas Sumatera Utara berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. b.2 Statistik Vital Adalah dengan cara menganalisis data dari beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. b.3 Faktor Ekologi Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain (Supariasa, Bakri dan fajar, 2001). 5. BALITA Secara harfiah, BALITA atau anak di bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia di bawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa. Universitas Sumatera Utara Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, BALITA usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan BATITA, dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah. BATITA sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal dengan konsumen aktif (Uripi, 2004). 6. Gizi untuk BALITA Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan dan tinggi badan. Antara asupan gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik (Uripi, 2004). 6.1 Kebutuhan Energi 1. Karbohidrat sebanyak 60% - 70% Karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi utama, membuat cadangan energi di dalam tubuh, dan memberikan rasa kenyang. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah jenis padi-padian dan umbiumbian. Jika kebutuhan energi sudah cukup, maka karbohidrat yang sudah Universitas Sumatera Utara masuk ke dalam tubuh disimpan sebagai glikogen di dalam hati atau jaringan otot dan dipakai kembali saat tubuh memerlukan. 2. Lemak sebanyak 15% - 20% Lemak merupakan sumber energi berkonsentrasi tinggi. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Selain itu, fungsi lemak adalah: a. Sumber asam lemak esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit b. Zat pelarut vitamin A, D, E, K sehingga dapat diserap dalam usus halus c. Menambah kelezatan makanan d. Menurunkan volume makanan akibat kandungan energi yang tinggi 3. Protein sebanyak 10% - 20% Protein juga dikenal sebagi zat putih telur karena ditemukan pertama kali dalam putih telur. Selain dapat menyumbangkan tenaga, zat ini lebih diharapkan berfungsi sebagai sumber zat pembangun. Dalam keadaan asupan lemak dan karbohidrat kurang, protein dapat digunakan sebagi zat tenaga. Namun hal ini dapat menyebabkan fungsi protein sebagai zat pembangun hilang dan pertumbuhan anak akan terhambat. Universitas Sumatera Utara 6.2 Kebutuhan Zat Pembangun Protein merupakan zat gizi yang multifungsi, berikut ini fungsi-fungsi protein: 1. Zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan, pembentukan darah, enzim dan hormon, serta mengganti sel-sel jaringan yang rusak akibat aus atau pun penyakit 2. Zat pengatur, yaitu mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh 3. Alat pertahanan tubuh saat diserang penyakit 4. Zat sumber tenaga jika cadangan energi dari karbohidrat dan lemak sudah habis Kebutuhan protein pada BALITA sehat dalam sehari sebagai berikut: - BATITA (1-3 tahun) = 2,5 g per kg BB sehari - Prasekolah (>3-5 tahun) = 2 g per kg BB sehari 6.3 Kebutuhan Zat Pengatur 1. Air Air merupakan bahan utama cairan tubuh, terdiri atas 50% - 75% dari total berat badan dan keberadaannya tergantung dari jumlah lemak di dalam tubuh (Zeeman (1991)) dikutip dari Uripi (2004). Fungsi air di dalam tubuh (Dudek (2001) dikutip dari Uripi (2004)). a. Memelihara bentuk dan fungsi sel b. Mengatur suhu tubuh c. Membantu mencerna makanan dan absorbsi zat gizi d. Transportasi zat gizi dan oksigen ke dalam sel Universitas Sumatera Utara e. Melarutkan vitamin, mineral, glukosa, dan asam amino sehingga fungsi berbagai alat tubuh dapat berjalan f. Berpartisipasi dalam reaksi biokimia di dalam tubuh, misalnya dalam pembentukan enzim dan hormon g. Mengeluarkan zat racun dan zat tidak berguna bagi tubuh, baik melalui air seni, keringat, pernafasan, maupun feses Kebutuhan air pada BALITA (Persagi, 1992 dikutip dari Uripi (2004). a. 1 tahun = 120 - 135 ml per kg BB sehari b. 2-3 tahun = 115 - 125 ml per kg BB sehari c. 4-5 tahun = 100 - 110 ml per kg BB sehari 2. Vitamin a. Vitamin A atau vitamin anti infeksi Menurut Aven-Hen, 1992 (dikutip dari Uripi, 2004) vitamin A terutama berperan untuk kesehatan mata, kulit, dan selaput lendir, serta paru-paru. Di dalam tubuh, vitamin A merupakan bahan utama pembuatan rhodopsin. Vitamin A juga berperan dalam menjaga keutuhan kulit dan selaput lendir termasuk selaput lendir mata agar tetap lembab dan basah. Kekurangan vitamin A menyebabkan gangguan mata, mulai dari buta senja sampai kebutaan. Selain itu dapat menyebabkan kekeringan pada selaput lendir sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Selain itu kekurangan vitamin A juga dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan. Universitas Sumatera Utara Menurut Beck, 2000 (dikutip dari Uripi, 2004) biasanya kecukupan vitamin A diukur dengan IU (International Unit) dan provitamin A dengan mg (miligram). Satu mcg (mikrogram) ekuivalen vitamin A sama dengan 3,33 IU vitamin A atau 6 mcg provitamin A. Berikut kecukupan vitamin A yang dianjurkan: - BATITA (1-3 tahun) = 1.500 IU vitamin A atau 2.700 mcg = 2,70 mg - Prasekolah (>3-5 tahun) provitamin A = 1.88 IU vitamin A atau 3.240 mcg = 3,24 mg provitamin A b. Vitamin D atau kalsiferol Peran utama vitamin D, yaitu membantu metabolisme zat kapur atau kalsium pembentuk tulang. Selain berperan dalam proses kalsifikasi, vitamin ini mengatur keseimbangan mineral dalam tubuh melalui pengaruhnya terhadap hormon paratiroid. Aven-Hen, 1992 (dikutip dari Uripi, 2004) menyebut vitamin D sebagai the sunshine vitamin. Hal ini sepenuhnya benar karena di dalam tubuh tepatnya di kulit, vitamin ini dibentuk dari berbagai sterol yang berasal dari bahan makanan nabati maupun hewani (provitamin D) dengan bantuan sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet. Menurut National Research Council, 1989 (dikutip dari Uripi, 2004) sangat sulit menentukan kebutuhan vitamin D pada setiap orang dalam sehari karena tergantung dari keterpaparannya dengan matahari. Universitas Sumatera Utara Indonesia sebagai daerah tropis dengan matahari bersinar sepanjang tahun, kekurangan vitamin D jarang ditemukan. c. Vitamin E Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang bersifat antioksidan selain vitamin A, C, dan mineral selenium. Menurut Aven-Hen, 1992 (dikutip dari Uripi, 2004) selain diperlukan dalam proses reproduksi, vitamin E berperan dalam sirkulasi darah dan melindungi anak dari gangguan jantung di kemudian hari. Vitamin ini juga berperan dalam kesehatan kulit, mempercepat penyembuhan luka bakar, dan mengurangi terjadinya jaringan parut. Menurut National Research Council, 1989 (dikutip dari Uripi, 2004) kebutuhan vitamin E pada anak meningkat sesuai dengan pertambahan berat badan, tetapi tidak secepat pada tahun-tahun pertama kehidupan. Berikut ini kecukupan vitamin E yang dianjurkan. - 1-3 tahun dengan berat 13 kg = 6 mg per hari - 7-10 tahun dengan berat 28 kg = 7 mg per hari d. Vitamin K Vitamin K dikenal sebagai vitamin anti perdarahan karena perannya dalam pembekuan darah jika luka. Menurut National Research Council (1989) (dikutip dari Uripi, 2004), vitamin ini berperan dalam pembentukan berbagai zat yang berfungsi sebagai faktor-faktor dalam pembekuan darah, misalnya protrombin. Dalam keadaan kekurangan vitamin K, pembentukan faktor-faktor tersebut kurang sempurna Universitas Sumatera Utara sehingga mudah terjadi perdarahan. Dalam keadaan sehat, saat saluran cerna sudah berkembang, kebutuhan vitamin K dapat terpenuhi dari produksi di dalam usus dan makanan. Kebutuhan ini akan meningkat pada keadaan luka dan berbagai infeksi virus yang menyebabkan perdarahan, misalnya demam berdarah. e. Vitamin B Kompleks Aven-Hen, 1992 (dikutip dari Uripi, 2004) menyebut vitamin B kompleks dengan the nerve vitamin karena pada dasarnya vitamin yang termasuk dalam kelompok ini berperan dalam kesehatan saraf walaupun secara spesifik masing-masing mempunyai peran berbeda. Berikut ini delapan vitamin yang masuk golongan vitamin B kompleks. 1. Thiamin (B1) Utamanya, vitamin ini berperan dalam merangsang nafsu makan selain memacu pertumbuhan dan kesehatan saraf. 2. Riboflavin (B2) Utamanya, vitamin ini berperan dalam kesehatan kulit dan mata, pembentukan sel darah merah dan antibodi, serta membantu penyembuhan sariawan pada anak. 3. Niasin (B3) Utamanya, vitamin ini berperan dalam fungsi otak dan peredaran darah. Universitas Sumatera Utara 4. Asam Pantotenat (B5) Vitamin ini berfungsi dalam pembentukan tenaga dan merangsang pertumbuhan. Vitamin ini sangat diperlukan oleh anak yang mendapat pengobatan dengan antibiotik dalam waktu lama. Vitamin B5 mengurangi racun yang ditimbulkan oleh obat tersebut. 5. Piridoksin (B6) Selain berperan dalam pencernaan makanan, vitamin B6 merupakan zat esensial dalam pembentukan antibodi dan sel-sel darah merah. Vitamin ini dapat mencegah mabuk perjalanan yang sering dialami oleh anak-anak. 6. Asam folat Vitamin ini melindungi anak dari serangan cacing atau parasit yang terdapat dalam saluran pencernaan. Asam folat berperan dalam pembentukan butir-butir darah merah dan pertumbuhan. 7. Siano-kobalamin (B12) Bersama asam folat, vitamin B12 berperan dalam pembentukan butir-butir darah merah dan memacu pertumbuhan. Vitamin ini juga merangsang nafsu makan dan penting untuk kesehatan saraf. 8. Biotin Biotin merupakan vitamin yang berperan dalam pertumbuhan. Menurut, vitamin dapat mencegah penyakit eksem (bintik merah dan terasa gatal) kulit kepala yang sering ditemui pada bayi. Universitas Sumatera Utara Berikut ini kecukupan vitamin B yang dianjurkan dalam sehari pada BALITA (National Research Council (1989) dikutip dari Uripi (2004)). - Thiamin (B1) = 0,3 mg/1000 kkal (kilo kalori) - Riboflavin (B2) = 0,6 mg/ 1000 kkal - Niasin (B3) = 6,6 NE/ 1000 kkal (8 mg) - Asam pantotenat (B5) = 3-4 mg - Piridoksin (B6) = 0,02 mg/ mg protein - Asam folat = sekitar 3 mcg per kg BB - Siano-kobalamin (B12) = 0,05 mcg/ kg BB maksimum 2 mcg - Biotin = 15-30 mcg f. Vitamin C atau asam askorbat Vitamin C juga merupakan salah satu vitamin yang berperan sebagai antioksidan, yaitu melindungi anak-anak dari berbagai pencemaran lingkungan. Vitamin ini berperan sebagai antibiotik dan dalam proses penyembuhan luka. Beck, 2000 (dikutip dari Uripi, 2004) berpendapat, fungsi vitamin C adalah membentuk jaringan ikat yang memegang peranan utama dalam penyembuhan luka. Selain itu vitamin ini juga berperan dalam kesehatan gigi, gusi dan tulang. Kecukupan vitamin C yang dianjurkan LIPI, 1983 (dikutip dari Uripi, 2004) adalah 20 mg sehari. Universitas Sumatera Utara 3. Mineral Mineral yaitu zat kimia anorganik yang terdapat di alam. Mineral berguna agar organ dan jaringan tubuh berfungsi efisien. Mineral yang penting bagi pertumbuhan anak, antara lain kalsium, besi, iodium, fluor, dan fosfor. 1. Kalsium (zat kapur) Utamanya, mineral ini berperan dalam pertumbuhan dan kesehatan tulang serta gigi. Di samping itu, kalsium berperan dalam proses pembekuan darah jika luka dan pengaturan denyut jantung. Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi, 1983 (dikutip dari Uripi, 2004) kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk BALITA adalah 0,5 mg sehari. 2. Fosfor Fosfor merupakan mineral yang berfungsi dalam pertumbuhan tulang dan gigi bersama dengan kalsium dan vitamin D. Mineral ini juga berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel-sel jaringan tubuh serta aktivitas otot dan saraf. Fosfor memegang peranan penting dalam pembentukan energi dan karbohidrat. Kebutuhan fosfor secara tepat belum dapat dipastikan, tetapi National Research Council, 1989 (dikutip dari Uripi, 2004) menetapkan kecukupan fosfor anak usia 1-10 tahun adalah 800 mg sehari. 3. Zat besi (ferum) Zat besi merupakan zat yang esensial untuk pembentukan hemoglobin yang berperan dalam transportasi oksigen. Menurut Widya Karya Pangan dan Universitas Sumatera Utara Gizi, 1983 (dikutip dari Uripi, 2004) kecukupan zat besi yang dianjurkan untuk anak BALITA adalah 10 mg sehari. 4. Iodium Iodium merupakan mineral utama untuk pembentukan hormon tiroksin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur metabolisme tubuh serta unsur penting bagi perkembangan fisik dan mental. 5. Fluor Utamanya, mineral ini berperan dalam pembentukan gigi, pencegahan karies (lubang gigi) (Uripi, 2004). 7. Masalah Gizi Pada BALITA Masalah gizi adalah gangguan dari beberapa segi kesejahteraan perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan (Uripi, 2004). Penyakit-penyakit gizi di Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi. Penyakit gizi lebih (over nutrition) dan keracunan pangan (food intoxication) belum dianggap telah mencapai tingkat bahaya nasional. Empat penyakit defisiensi gizi yang dianggap sudah mencapai kegawatan nasional karena kerugian yang ditimbulkannya terhadap pembangunan manusia secara nasional adalah: 1) penyakit kekurangan kalori protein (KKP), 2) penyakit defisiensi vitamin A, 3) penyakit defisiensi iodium dan 4) penyakit anemia defisiensi zat besi (Fe). Universitas Sumatera Utara 1) Penyakit Defisiensi Kalori dan Protein (KKP) a. Penggolongan KKP Salah satu gejala dari penderita KKP ialah hepatomegali yang terlihat oleh ibu-ibu sebagai pembuncitan perut. Ada berbagai variasi bentuk KKP yaitu penyakit kwashiorkor, marasmus, dan marasmikkwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit KKP dengan kekurangan protein sebagai penyebab dominan. Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang ekstrem. Marasmikkwashiorkor merupakan kombinasi defisiensi kalori dan protein pada berbagai variasi. Penyebab secara langsung dari KKP (KKP primer) adalah konsumsi kurang dan sebab tak langsungnya (KKP sekunder) adalah hambatan absorbsi dan hambatan utilisasi (penggunaan) zat gizi karena berbagai hal, misalnya karena penyakit. Penggunaan kombinasi berat badan dan tinggi badan terhadap umur diusulkan oleh Waterlow: Tabel 2.2 Klasifikasi KEP menurut BB dan TB Kategori KEP BB/U TB/U BB/TB Normal (0) 90 95 90 Ringan (I) 80-89 91-94 81-90 Sedang (II) 70-79 85-90 71-80 Buruk (III) 60 85 70 Universitas Sumatera Utara b. Upaya penanganan kurang energi protein Pada dasarnya, perawatan penderita kurang energi protein ditujukan dalam dua hal. Pertama, adalah untuk memulihkan keadaan gizinya dengan cara mengobati penyakit penyerta dan memenuhi kebutuhan gizinya. Kedua, adalah mencegah kekambuhan. Untuk pemulihan taraf gizi diperlukan makanan yang mengandung energi lebih tinggi dari yang dikonsumsi setiap hari. Setelah mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan, maka usaha berikutnya adalah mencegah kekambuhan, mempertahankan taraf gizi yang sudah dicapai dan bila mungkin ditingkatkan. 2) Penyakit Defisiensi Vitamin A a. Penggolongan defisiensi vitamin A Gambaran defisiensi vitamin A yang menyangkut kondisi mata, disebut Xerophthalmia. Konsumsi vitamin A yang kurang adalah karena kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur dan buah, atau karena daya beli yang rendah, tidak sanggup membeli bahan makanan hewani maupun nabati yang kaya akan vitamin A dan karoten tersebut. Sebagian besar kasus defisiensi vitamin A di Indonesia menyangkut anak BALITA, karena konsumsi kurang dan hambatan absorbsi. b. Usaha penanggulangan kekurangan vitamin A Upaya yang paling tepat untuk meningkatkan taraf gizi vitamin A suatu masyarakat adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan secara keseluruhan sehingga diperoleh vitamin A dan zat gizi lain yang diperlukan. Hal ini dilakukan dalam lingkungan keluarga melalui kebiasaan makan anak Universitas Sumatera Utara yaitu melalui pemberian makan berupa sumber-sumber vitamin A dan karoten dari hewani maupun nabati. 3) Penyakit Defisiensi Iodium Salah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan zat gizi iodium yang menonjol adalah pembesaran kelenjar gondok (struma simplex). Sudah menjadi konsensus di antara para ahli bahwa manifestasi defisiensi iodium terjadi karena kekurangan hormon Thyroxin, yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid. a. Hubungan defisiensi iodium dengan gondok endemik Iodium merupakan komponen struktural dari hormon Thyroxin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok. Pada defisiensi iodium pembentukan hormon Thyroxin terhambat, sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Maka kelenjar thyroid berusaha mengadakan kompensasi dengan menambah jaringan kelenjar, sehingga terjadi hipertrofi kelenjar gondok yang disebut struma simplex, dan karena terjadi di daerah tertentu secara endemik, disebut juga gondok endemik. b. Pengaruh hormon thyroxin Thyroxin berpengaruh kepada banyak fungsi tubuh, dan merupakan hormon pertumbuhan. Defisiensi Iodium juga mengakibatkan gambaran klinik lain selain goiter endemik, yang disebut juga Iodeine Deficiency Diseases (IDD). c. Upaya penanggulangan dan pencegahan gondok endemik Cara yang telah dilakukan di Indonesia adalah dengan penyuntikan lipiodol sebagai usaha jangka pendek. Usaha jangka panjang adalah melalui distribusi garam beryodium. Universitas Sumatera Utara 4) Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe) a. Pengaruh defisiensi Fe, terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin. Merupakan alat transportasi yang diperlukan pada banyak reaksi metabolik tubuh. Defisiensi Fe dapat didiagnosis berdasarkan data klinik dan data laboratorik yang ditunjang oleh konsumsi pangan. Gambaran klinik memperlihatkan kondisi anemia. b. Upaya penanggulangan anemia Fe Upaya dapat dilakukan dengan beberapa cara, pertama adalah pemberian suplementasi tablet zat besi. Kedua adalah melalui fortifikasi bahan makanan dengan zat besi seperti garam dapur, tepung terigu, dan penyedap masakan. Berikutnya adalah membatasi pembuangan zat besi dari tubuh yang bersifat patologis. Beberapa jenis penyakit, termasuk penyakit cacing akan memperbesar pengeluaran zat besi dari tubuh atau menghambat penyerapan zat besi. Mengatasi penyakit tersebut untuk mencegah timbulnya anemia (Santoso & Ranti, 2004). 8. Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk Keluarga dan Masyarakat Di dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang, penempatan kelompok bahan makanan adalah berdasarkan jumlah yang digunakan dalam menu sehari-hari. Kelompok makanan sebagai sumber energi ditempatkan pada dasar karena paling banyak dikonsumsi., kelompok bahan makanan sumber zat pengatur di tengah, sedangkan kelompok bahan makanan sumber protein ditempatkan pada bagian atas, karena relatif paling sedikit dimakan setiap hari. Universitas Sumatera Utara Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku konsumsi makanan di masyarakat yang baik dan benar. PUGS digambarkan dalam logo berbentuk kerucut. Dalam logo tersebut, bahan makanan dikelompokkan berdasarkan tiga fungsi utama zat gizi yaitu: 1) Sumber energi atau tenaga, yaitu padi-padian atau serealia seperti beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti singkong dan talas; serta hasil olahannya seperti tepung, mie, roti, makaroni, havermut, dan bihun. 2) Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging ayam, telur, susu dan keju; serta sumber nabati saperti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil olahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan oncom. 3) Sumber zat pengatur berupa sayur dan buah. Sayuran diutamakan yang berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat; serta sayur kacang-kacangan; seperti kacang panjang, buncis dan kecipir. Buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya, mangga, nenas, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak, dan jeruk. Selain bahan makanan yang dikemukakan diatas, menu sehari-hari juga menggunakan sumber lemak murni, seperti minyak goreng, margarin, mentega, serta sumber karbohidrat murni, seperti gula pasir, gula merah, madu dan sirop. Universitas Sumatera Utara PUGS menganjurkan agar 60-75% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat (terutama karbohidrat kompleks), 10-15% dari protein, dan 10-25% dari lemak (Almatsier, 2005). WHO (1990) dan FAO/WHO (1992) dalam Soekirman (2000) mendorong negara-negara anggotanya untuk mempromosikan pola makan dan pola hidup yang sehat dengan pedoman gizi seimbang. Kemudian pada tahun 1995 diterbitkan buku panduan “13 Pesan Dasar Gizi Seimbang”. Adapun ke-13 pesan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Makanlah makanan yang beraneka ragam setiap hari. Beberapa jenis makanan kaya akan zat gizi tertentu, sedang jenis makanan yang lain kaya akan zat gizi yang lainnya. Dengan makan yang beraneka ragam berarti kekurangan gizi dari suatu makanan dapat diisi oleh zat gizi dari makanan lain. 2. Makanlah makanan yang mengandung cukup energi. Energi dibutuhkan pertama-tama untuk memelihara fungsi dasar tubuh yang disebut metabolisme basal sebesar 60-70% dari kebutuhan energi total. Selain itu energi juga diperlukan untuk fungsi tubuh lain seperti mencerna, mengolah dan menyerap makanan dalam alat pencernaan, serta untuk bergerak, berjalan, bekerja dan beraktivitas lainnya. Setiap harinya tubuh memerlukan makanan yang memberikan cukup energi yang sesuai dengan kebutuhan badan. Untuk menjaga kesehatan diperlukan adanya keseimbangan antara makanan sumber energi yang kita makan dengan energi yang kita keluarkan terutama untuk bergerak dan Universitas Sumatera Utara beraktivitas. Apabila masukan energi lebih kecil dari energi yang keluar, akan terjadi defisit energi dan berat badan menurun, sebaliknya masukan energi yang lebih besar dari pengeluaran energi, terjadi surplus energi yang disimpan dalam bentuk lemak, akibatnya berat badan naik. 3. Untuk sumber energi, upayakan agar separuhnya berasal dari makanan yang mengandung zat karbohidrat komplek. Disarankan agar setidaknya separuh dari makanan sumber energi mengandung karbohidrat komplek karena alasan berikut, makanan sumber karbohidrat komplek mengandung serat yang penting untuk kelancaran proses pembuangan kotoran dari usus dan mencegah terjadinya penyakit kanker. Selain itu sumber karbohidrat komplek terutama yang berasal dari sereal juga mengandung protein, vitamin B dan Vitamin E. 4. Upayakan agar sumber energi dari minyak dan lemak tidak lebih dari seperempat dari energi total yang anda butuhkan. Selain dari karbohidrat, energi juga dihasilkan oleh zat lemak. Tetapi zat lemak tidak hanya penting untuk menghasilkan energi. Ada beberapa fungsi penting lain dari zat lemak, antara lain memberi rasa dan aroma, memberikan rasa kenyang, melindungi organ-organ penting, melindungi tubuh dari suhu yang tidak normal, pembawa vitamin dan zat gizi lain, merupakan bahan baku dinding sel, dan sebagainya. Dari susunan kimianya dikenal lemak yang baik dan lemak tidak baik. Lemak baik terdiri dari asam lemak tidak jenuh, sedang yang tidak baik adalah asam lemak jenuh. Selain memperhatikan jumlah konsumsi lemak Universitas Sumatera Utara tidak lebih dari 25 persen energi total, penting juga memperhatikan jenis lemak. 5. Gunakan hanya garam beryodium untuk memasak sehari-hari. Kekurangan yodium mengakibatkan gangguan yang disebut dengan gangguan akibat kurang yodium atau GAKY. Pada tingkat kekurangan yodium ringan, GAKY dapat menghambat perkembangan kecerdasan anak. Cara yang paling sederhana dan murah mencegah kekurangan zat yodium adalah dengan menggunakan garam beryodium. 6. Makanlah banyak makanan yang kaya akan zat besi. Zat besi terdapat dalam banyak makanan yang berasal dari hewan seperti daging, hati, jeroan, kuning telur, ikan, kacang-kacangan dan beberapa jenis sayuran mengandung banyak zat besi, tetapi pada umumnya kurang dapat diserap oleh usus. Sumber zat besi dari hewani lebih mudah diserap dan dimanfaatkan oleh darah. 7. Berikan hanya air susu ibu untuk bayi sampai usia 4 bulan. ASI adalah satu-satunya makanan yang lengkap mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, khususnya sampai usia 4 bulan. Selain mengandung semua zat yang dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, ASI juga mengandung zat kekebalan atau antibodi yang melindungi anak dari infeksi terutama diare dan ISPA. 8. Biasakan makan pagi setiap hari. Penelitian gizi anak SD di Bogor dan Jakarta tahun 1998, 90 persen anak SD menjawab “ya” atas pertanyaan “apakah kamu makan pagi sebelum ke sekolah”. Tetapi setelah ditanya Universitas Sumatera Utara ulang dengan pertanyaan lain yang lebih rinci, ternyata hanya 55 persen anak yang menjawab “ya” yang benar-benar makan pagi. Mereka mengartikan makan pagi apabila makan nasi dengan lauk pauk yang diperkirakan memberikan 20-30 persen kebutuhan energi untuk sehari. Lainnya mengartikan makan pagi meskipun hanya minum teh tawar, kue kecil, dan air putih yang tidak memberikan sumbangan energi dalam makanan mereka satu hari. 9. Minum air bersih dan sehat dalam jumlah yang cukup. Kurang lebih 60 persen tubuh orang dewasa terdiri dari air. Oleh karena itu manusia tanpa makanan dapat bertahan selama beberapa minggu, sedangkan kalau kehausan hanya bertahan beberapa hari. Air juga dapat diperoleh dari makanan padat maupun cair. Sebagai contoh, buah-buahan mengandung 85 persen air, daging 50 persen air, dan susu 90 persen. Air bersih dan sanitasi lingkungan yang bersih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PGS untuk mencapai kehidupan keluarga yang sehat. 10. Berolahraga dengan teratur untuk menjaga kebugaran badan. Salah satu syarat menjaga kesehatan adalah menjaga kebugaran dengan menjaga berat badan ideal. Berat badan adalah indikator kesehatan yang penting bagi setiap orang. Berat badan yang ideal menunjukkan status gizi yang baik atau normal. Untuk mempertahankan berat badan ideal diperlukan keseimbangan antara makanan dan aktivitas fisik termasuk olahraga. Seluruh anggota keluarga dari anak, remaja, dewasa, orangtua dapat Universitas Sumatera Utara meningkatkan kesehatan mereka dengan berolahraga dan mengatur makanan. 11. Hindarilah minuman beralkohol. Pesan ini cukup jelas bagi masyarakat Indonesia. Karena kebiasaan minum minuman beralkohol ditinjau dari gizi dan kesehatan lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Keburukan alkohol, selain menyebabkan ketagihan, juga mengganggu penyerapan zat gizi dalam usus yang berdampak pada proses pengolahan zat gizi selanjutnya dalam tubuh. 12. Makanlah makanan yang dimasak dan/ atau dihidangkan dengan bersih dan tidak tercemar. Makanan sehat adalah makanan yang aman dan bebas dari bakteri, virus, parasit, serta bebas dari pencemaran zat-zat kimia. Makanan dikatakan aman apabila kecil kemungkinan atau sama sekali tidak mungkin menjadi sumber penyakit atau dikenal sebagai penyakit yang bersumber dari makanan (food borne diseases). Untuk itu makanan harus disiapkan, diolah, disimpan, diangkut dan disajikan dengan serba bersih dan telah dimasak dengan benar. 13. Bacalah selalu label pada kemasan makanan. Pemerintah memberlakukan salah satu pasal dari Undang-Undang Pangan tentang label kemasan. Dengan itu disyaratkan bahwa setiap kemasan atau pembungkus makanan harus dicantumkan keterangan mengenai isi, bahan baku, nilai gizi dan tanggal kedaluarsa. Keterangan itu harus dituliskan dalam label yang tertera dalam kemasan (Soekirman, 2000). Universitas Sumatera Utara