PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca Konsolidasian................................................................................................... Halaman 1/1 – 1/4 Laba Rugi Konsolidasian........................................................................................................Halaman 2/1 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian.................................................................. Halaman 3/1 – 3/2 Laporan Arus Kas Konsolidasian.................................................................................. Halaman 4/1 – 4/2 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian...................................................... Halaman 5/1 – 5/169 Daftar Informasi Tambahan............................................................................................... Halaman 5/169 ************************ PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 2b, 2f, 2g, 5 6.282.039 5.089.094 2b, 2h, 6 21.544.291 30.755.954 10.000 13.582.076 13.592.076 65.000 16.543.818 16.608.818 (104.230) 13.487.846 (11.138) 16.597.680 ASET Kas Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp196.853 dan Rp468.338 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Efek-efek Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga 2b, 2e, 2i, 7 50a Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi, keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai efek-efek dan cadangan kerugian penurunan nilai Obligasi Pemerintah 2b, 2j, 8 82.181.334 88.363.081 Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp962.736 dan Rp1.799.927 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 2b, 2k, 9 2.469.553 1.916.824 Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar RpNihil dan Rp82.531 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 2b, 2l, 10 8.382.785 3.220.948 165.427 342.177 Tagihan Derivatif - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar RpNihil dan Rp5.963 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Kredit yang Diberikan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah Kredit yang Diberikan Dikurangi: Pendapatan yang ditangguhkan Jumlah Kredit yang Diberikan setelah pendapatan yang ditangguhkan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Kredit yang Diberikan - bersih Piutang Pembiayaan Konsumen setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp19.020 dan Rp22.724 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 2b, 2m, 11 2b, 2e, 2n, 12 50a 2b, 2o, 13 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 1/1 818.148 229.170.961 229.989.109 - 643.723 186.261.888 186.905.611 (948) 229.989.109 (11.713.196) 218.275.913 186.904.663 (12.264.551) 174.640.112 1.845.292 1.354.358 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 ASET (lanjutan) Tagihan Akseptasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp175.750 dan Rp45.943 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 2b, 2p, 14 3.619.506 3.672.060 Penyertaan Saham - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp2.404 dan Rp2.106 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 2b, 2q, 15 7.368 156.022 Investasi Pemegang Polis pada Kontrak Unit Link 16 6.810.254 - 2s, 17, 34c 4.976.981 4.730.683 2aa, 30e 5.515.381 5.188.528 2b, 2r, 2t, 18 10.058.053 7.652.476 409.365.529 366.494.185 Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi masing-masing sebesar Rp5.200.373 dan Rp4.761.587 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Aset Pajak Tangguhan - bersih Aset Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan masing-masing sebesar Rp1.849.183 dan Rp922.786 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 JUMLAH ASET Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 1/2 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Kewajiban Segera 2u Simpanan Giro Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga 2b, 2e, 2v, 19 50a Tabungan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga 2b, 2e, 2v, 20 50a Deposito berjangka Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga 2b, 2e, 2v, 21 50a Jumlah Simpanan Simpanan dari Bank Lain Giro dan tabungan Inter-bank call money Deposito berjangka Jumlah Simpanan dari Bank Lain Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali 2b, 2w, 22 2b, 2w, 23 2b, 2w, 24 2l, 25 920.893 985.328 139.542 62.627.683 62.767.225 282.980 66.511.384 66.794.364 113.860 120.218.122 120.331.982 113.522 102.217.219 102.330.741 503.968 137.595.753 138.099.721 321.198.928 659.832 125.712.062 126.371.894 295.496.999 1.838.776 263.000 6.659.129 8.760.905 2.395.112 4.543.708 6.938.820 - 1.026.948 Kewajiban Derivatif 2m, 11 65.735 64.781 Kewajiban Akseptasi 2p, 26 3.795.256 3.718.003 1.509.436 1.509.436 10.000 1.424.991 1.434.991 (1.704) 1.507.732 1.434.991 5.254.619 5.239.266 Efek-efek yang Diterbitkan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga 2b, 2e, 2x, 27 50a Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi Pinjaman yang Diterima 2b, 2y, 28 Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi 29c 323.319 377.028 Kewajiban Kepada Pemegang Polis Unit Link 16 6.810.254 - 812.271 543.429 562.594 442.780 31 13.731.722 14.170.551 2b, 2z, 32 6.144.050 2.769.892 369.888.278 333.208.816 453.903 183.045 Beban yang Masih Harus Dibayar Hutang Pajak 2aa, 30a Kewajiban Lain-lain Pinjaman Subordinasi JUMLAH KEWAJIBAN Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi 2c, 33 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 1/3 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS (lanjutan) EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar. Modal Dasar - 1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan 31.999.999.999 lembar Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan dan Disetor - 1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan 20.981.620.875 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 30 September 2010 (1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan 20.958.854.098 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 30 September 2009) 34a Dana Setoran Modal 10.490.810 10.479.427 - - Tambahan Modal Disetor/Agio Saham 34b 6.937.045 6.893.601 Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing 2d 19.023 138.675 2i, 2j (437.222) (133.803) Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan Selisih Revaluasi Aset Tetap 2s, 17a, 34c Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan 2q, 34e (17.090) (25.299) Opsi Saham 2af, 35 8.834 22.867 5.706.921 16.315.027 22.021.948 5.706.921 10.019.935 15.726.856 39.023.348 33.102.324 409.365.529 366.494.185 Saldo Laba - (saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasireorganisasi pada tanggal 30 April 2003) - Sudah Ditentukan Penggunaannya - Belum Ditentukan Penggunaannya Jumlah Saldo Laba 34b, 34d 34b, 34d JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 1/4 - - PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Jumlah Pendapatan Bunga Beban Bunga Beban bunga Beban pendanaan lainnya Jumlah Beban Bunga 2ab 2ad 36 25.633.514 25.633.514 23.670.073 689.081 24.359.154 2ab, 37 (10.898.696) (10.898.696) (11.943.485) (90.943) (12.034.428) 14.734.818 12.324.726 PENDAPATAN (BEBAN) BUNGA - BERSIH Pendapatan Premi Beban Klaim 2ac 2ac 380.695 (150.927) - 229.768 - 14.964.586 12.324.726 2ad 2d 38 3.661.274 423.365 1.592.528 5.677.167 2.960.959 495.074 359.656 3.815.689 Pembalikan/(Pembentukan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2b, 39 (2.266.254) (1.751.698) Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi 2b, 29c (5.226) (84.224) Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Kerugian 2r, 40 (949.496) (580.076) Keuntungan/(Kerugian) yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/Penurunan Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah 2i, 2j, 41 15.042 12.502 Keuntungan/(Kerugian) dari Penjualan Efek-efek dan Obligasi Pemerintah 2i, 2j, 42 147.408 169.599 PENDAPATAN PREMI (BEBAN KLAIM) - BERSIH PENDAPATAN (BEBAN) BUNGA - BERSIH DAN PENDAPATAN PREMI (BEBAN KLAIM) - BERSIH Pendapatan Operasional Lainnya Provisi dan komisi lainnya Laba selisih kurs - bersih Lain-lain Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Lain-lain - bersih Jumlah Beban Operasional Lainnya 2e, 2ae, 2af, 35, 43, 45 2s, 44 46 LABA OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional - Bersih 47 LABA SEBELUM MANFAAT/(BEBAN) PAJAK DAN HAK MINORITAS Manfaat/(Beban) Pajak Periode Berjalan Tangguhan Jumlah Manfaat/(Beban) Pajak - Bersih 2aa, 30b, 30c 2aa, 30b, 30d LABA BERSIH SETELAH PAJAK SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2c LABA BERSIH LABA PER SAHAM Dasar (dalam Rupiah penuh) Dilusian (dalam Rupiah penuh) (4.164.653) (3.775.095) (1.120.064) (9.059.812) (3.525.263) (2.941.170) (643.558) (7.109.991) 8.523.415 6.796.527 141.874 324.571 8.665.289 7.121.098 (1.690.289) (520.081) (2.210.370) (1.560.176) (916.750) (2.476.926) 6.454.919 4.644.172 (69.291) (24.460) 6.385.628 4.619.712 304,42 304,25 220,71 220,54 2ag Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 2/1 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Saldo pada tanggal 31 Desember 2009 Pembayaran dividen tunai dari laba bersih tahun 2009 Alokasi laba bersih tahun 2009 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan 34d 34d 1a, 2af, 34a, 34b, 35 2d 2i, 2j Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan Penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) – kelebihan cadangan kerugian penurunan nilai setelah dikurangi pajak tangguhan Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Saldo pada tanggal 30 September 2010 3 Modal Ditempatkan dan Disetor Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Selisih Kurs Pemerintah karena Penjabaran yang Tersedia Laporan Keuangan untuk Dijual Selisih dalam Mata Setelah Dikurangi Revaluasi Uang Asing Pajak Tangguhan Aset Tetap Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham Dana Setoran Modal 10.485.058 - 6.911.587 120.963 - - - - (260.756) - Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan - (22.890) - - - - - - - - 5.752 - 25.458 - - - - - - - - - - (101.940) - - - - - - - - (176.466) - Saldo Laba*) Opsi Saham Sudah Ditentukan Belum Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya 16.174 5.706.921 - (7.340) - Jumlah Jumlah Ekuitas 12.151.712 17.858.633 35.108.769 - (2.100.437) (2.100.437) (2.100.437) - (286.219) (286.219) (286.219) - - - 23.870 - - - (101.940) (176.466) - - - - - - - 3.028 - - - - 3.028 - - - - - - 2.772 - - 164.343 164.343 167.115 - - - - - - - - - 6.385.628 6.385.628 6.385.628 10.490.810 - 6.937.045 19.023 8.834 5.706.921 16.315.027 22.021.948 39.023.348 (437.222) - *) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003. Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 3/1 (17.090) PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Saldo pada tanggal 31 Desember 2008 Modal Ditempatkan dan Disetor Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham Dana Setoran Modal 10.452.824 Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Selisih Kurs Pemerintah karena Penjabaran yang Tersedia Laporan Keuangan untuk Dijual Selisih dalam Mata Setelah Dikurangi Revaluasi Uang Asing Pajak Tangguhan Aset Tetap - 6.809.056 239.625 (170.310) - Pembentukan cadangan umum dan khusus dari laba bersih tahun 2008 34d - - - - - - Pembayaran dividen dari laba bersih tahun 2008 34d - - - - - - Alokasi laba bersih tahun 2008 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan 34d 1a, 2af, 34a, 34b, 35 2d (50.935) Sudah Ditentukan Belum Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Ekuitas 5.680.357 - - 26.564 (26.564) - - - (1.859.488) (1.859.488) (1.859.488) - (212.512) (212.512) (212.512) - - - - - - - - 84.545 - - - - - - - - - - (31.598) - 7.498.787 Jumlah 54.465 26.603 (100.950) Saldo Laba*) Opsi Saham 13.179.144 - 30.513.869 - - - - 79.550 - - - (100.950) - - - - 36.507 - - - - - - 36.507 Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan - - - - - - 25.636 - - - - 25.636 Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 - - - - - - - - - 4.619.712 4.619.712 4.619.712 10.479.427 - 6.893.601 138.675 22.867 5.706.921 10.019.935 15.726.856 33.102.324 Saldo pada tanggal 30 September 2009 2i, 2j Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan (133.803) - *) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003. Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 3/2 (25.299) PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL Penerimaan pendapatan bunga Penerimaan pendapatan provisi dan komisi Pembayaran beban bunga Pembayaran beban pendanaan lainnya Penerimaan dari penjualan Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Pembelian Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Laba selisih kurs - bersih Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Pendapatan bukan operasional - lainnya Arus kas dari aktivitas operasional sebelum perubahan aset dan kewajiban operasional 2010 2009 24.534.927 3.891.041 (10.629.347) - 24.291.682 3.650.041 (11.391.685) (422.734) 28.272.538 8.054.245 (28.069.489) (233.354) 663.831 (2.041.663) (4.164.653) (3.436.156) 6.155 (8.097.001) 435.726 473.478 (1.647.022) (3.216.932) (2.606.857) 273.263 8.793.830 9.796.204 (Kenaikan)/Penurunan atas aset operasional: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain*) Efek-efek dan obligasi pemerintah - untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi*) Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Penerimaan atas aset produktif yang telah dihapusbukukan Aset lain-lain 41.749.595 (3.215.508) 16.934.138 558.634 (33.625.958) (1.864.312) 1.190.016 (5.147.602) 9.206.811 1.111.142 (17.632.794) (1.377.082) 1.373.552 (2.903.717) Kenaikan/(penurunan) atas kewajiban operasional: Giro Tabungan Deposito berjangka Inter-bank call money Kewajiban segera Hutang pajak Kewajiban lain-lain (14.066.431) 6.669.987 6.756.369 263.000 347.336 (2.983.525) 4.599.140 (983.422) 7.381.406 3.956.031 (7.588) 365.530 (4.291.895) 5.840.376 30.174.217 8.619.046 Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas operasional ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (Kenaikan)/Penurunan efek-efek - tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (Kenaikan)/Penurunan Obligasi Pemerintah - tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (Kenaikan)/Penurunan penyertaan saham Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembelian aset tetap (Kenaikan)/Penurunan efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kenaikan hak minoritas 17 Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas investasi *) (377.115) (1.319.706) (176.466) 179.180 1.941 (354.151) 152.482 73.500 57.110 (442.366) (3.446.756) 264.409 (2.636.401) 130.516 (3.908.958) (3.984.865) Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f) Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 4/1 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan/(Penurunan) atas efek-efek yang diterbitkan Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman yang diterima Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman subordinasi Kenaikan/(Penurunan) efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Eksekusi hak opsi saham Pembayaran dividen, dana Program Kemitraan, program Bina Lingkungan dan tantiem 2010 2009 (163.283) 1.310.263 (103.810) (316.356) 23.870 34d 418.388 (4.269.754) (98.507) 45.054 79.550 (2.386.656) (2.072.000) Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas pendanaan (1.635.972) (5.897.269) KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 24.629.287 (1.263.088) KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 32.413.361 29.237.481 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 57.042.648 27.974.393 8.698.261 15.045.245 6.294.426 21.741.144 5.263.572 9.392.615 13.421.573 5.160.205 - 57.042.648 27.974.393 Kas dan setara kas pada akhir periode terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain*) Sertifikat Bank Indonesia*) 4 5 Jumlah kas dan setara kas *) Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f) Informasi Tambahan Arus Kas Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Keuntungan/(Kerugian) dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Penambahan aset tetap yang berasal dari Perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) (176.466) 36.507 15.042 12.502 - Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. Halaman 4/2 (131.640) PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Indeks Catatan Laporan Keuangan Konsolidasian Halaman UMUM......................................................................................................................................... 3 a. Pendirian Usaha ................................................................................................................ 3 b. Penggabungan Usaha ....................................................................................................... 3 c. Rekapitalisasi..................................................................................................................... 4 d. Penawaran Umum Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi............. 5 e. Kuasi-Reorganisasi............................................................................................................ 7 f. Divestasi Kepemilikan Saham oleh Pemerintah................................................................ 7 g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi .................................................................... 7 h. Struktur dan Manajemen ................................................................................................... 11 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ....................................................................................... 14 a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian ..................................................... 14 b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan..................................................... 15 c. Prinsip-prinsip Konsolidasian............................................................................................. 28 d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing.................................................................. 29 e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa ............................. 29 f. Kas dan Setara Kas........................................................................................................... 30 g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain ......................................................................... 30 h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain ........................................................... 31 i. Efek-efek ........................................................................................................................... 31 j. Obligasi Pemerintah .......................................................................................................... 32 k. Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan....................................................................... 32 l. Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali ........................... 32 m. Tagihan dan Kewajiban Derivatif ....................................................................................... 33 n. Kredit yang Diberikan......................................................................................................... 34 o. Piutang Pembiayaan Konsumen ....................................................................................... 36 p. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi..................................................................................... 37 q. Penyertaan Saham ............................................................................................................ 37 r. Penyisihan Kerugian Aset Non-Produktif........................................................................... 38 s. Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha ........................................................................... 38 t. Aset Lain-lain ..................................................................................................................... 40 u. Kewajiban Segera.............................................................................................................. 41 v. Simpanan........................................................................................................................... 41 w. Simpanan dari Bank Lain................................................................................................... 42 x. Efek-efek yang Diterbitkan ................................................................................................ 42 y. Pinjaman yang Diterima....................................................................................................... 42 z. Pinjaman Subordinasi.......................................................................................................... 42 aa. Perpajakan......................................................................................................................... 43 ab. Pendapatan dan Beban Bunga.......................................................................................... 43 ac. Pendapatan Premi dan Beban Klaim................................................................................. 45 ad. Pendapatan Provisi dan Komisi......................................................................................... 45 ae. Imbalan Kerja..................................................................................................................... 45 af. Opsi Saham ....................................................................................................................... 46 ag. Laba per Saham ................................................................................................................ 47 ah. Informasi Segmen ............................................................................................................. 47 3. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) dan PSAK 55 (REVISI 2006).......... 47 4. GIRO PADA BANK INDONESIA ............................................................................................... 48 5. GIRO PADA BANK LAIN ........................................................................................................... 49 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN .................................................. 50 7. EFEK-EFEK ............................................................................................................................... 52 8. OBLIGASI PEMERINTAH.......................................................................................................... 57 9. TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN ............................................................. 61 10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI................. 63 11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF ................................................................................ 64 1. Halaman 5/1 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. KREDIT YANG DIBERIKAN ...................................................................................................... 66 PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN..................................................................................... 79 TAGIHAN AKSEPTASI .............................................................................................................. 80 PENYERTAAN SAHAM ............................................................................................................. 82 INVESTASI PEMEGANG POLIS DAN KEWAJIBAN KEPADA PEMEGANG POLIS PADA KONTRAK UNIT LINK .................................................................................................... 83 ASET TETAP.............................................................................................................................. 84 ASET LAIN-LAIN........................................................................................................................ 87 SIMPANAN - GIRO .................................................................................................................... 89 SIMPANAN - TABUNGAN ......................................................................................................... 89 SIMPANAN - DEPOSITO BERJANGKA ................................................................................... 90 SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO DAN TABUNGAN ........................................................ 92 SIMPANAN DARI BANK LAIN - INTER-BANK CALL MONEY ................................................ 92 SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA ..................................................... 93 KEWAJIBAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI ........... 94 KEWAJIBAN AKSEPTASI ......................................................................................................... 95 EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN........................................................................................... 95 PINJAMAN YANG DITERIMA ................................................................................................... 97 ESTIMASI KERUGIAN ATAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI ............................................. 102 PERPAJAKAN ........................................................................................................................... 103 KEWAJIBAN LAIN-LAIN ........................................................................................................... 106 PINJAMAN SUBORDINASI ....................................................................................................... 107 HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI ..... 110 EKUITAS .................................................................................................................................... 111 PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM .............................................. 118 PENDAPATAN BUNGA ............................................................................................................. 120 BEBAN BUNGA ......................................................................................................................... 121 PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN .......................................................... 121 PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI................. 122 PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) PENYISIHAN KERUGIAN.................................................. 122 KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) YANG BELUM DIREALISASI DARI KENAIKAN/PENURUNAN NILAI WAJAR EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH....... 122 KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) DARI PENJUALAN EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH ................................................................................................. 122 BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN.............................................................................................. 123 BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI ....................................................................................... 124 DANA PENSIUN DAN PESANGON........................................................................................... 124 BEBAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN - BERSIH ..................................................... 129 PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL - BERSIH ................................................................. 130 KOMITMEN DAN KONTINJENSI .............................................................................................. 130 TRANSAKSI-TRANSAKSI MATA UANG ASING ...................................................................... 131 TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA........... 131 INFORMASI SEGMEN ............................................................................................................... 135 RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) ............................................. 137 RASIO ASET PRODUKTIF BERMASALAH, RASIO PEMENUHAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET PRODUKTIF, RASIO KREDIT USAHA MIKRO DAN KECIL DAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT ................................... 138 KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT ............................................................. 139 KREDIT PENERUSAN (CHANNELING LOANS)...................................................................... 140 MANAJEMEN RISIKO ............................................................................................................... 141 PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING .................................................... 163 JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM ............. 167 STANDAR AKUNTANSI BARU ................................................................................................. 168 PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA ........................................................................... 169 DAFTAR INFORMASI TAMBAHAN .......................................................................................... 169 Halaman 5/2 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut “Bank Mandiri” atau “Bank”) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian dimaksud telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”) (selanjutnya secara bersama - sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”). Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir adalah sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program Management Stock Option Plan (“MSOP”) yang berkaitan dengan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi sampai dengan tanggal 14 Mei 2010. Perubahan Anggaran Dasar ini dilaksanakan dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM, No. 29 tanggal 17 Juni 2010 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti penerimaan laporan No. AHU-AH.01.10-15813 tanggal 24 Juni 2010 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0048031.AH.01.09 tahun 2010 tanggal 24 Juni 2010. b. Penggabungan Usaha Pada akhir bulan Februari 1998, Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut “Pemerintah”) mengumumkan rencana untuk melakukan restrukturisasi atas Bank Peserta Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan Bank Mandiri pada bulan Oktober 1998 dengan melakukan penyetoran tunai dan pengalihan saham Pemerintah pada Bank Peserta Penggabungan (Catatan 34a dan 34b). Selisih antara harga transfer dan nilai buku saham pada saat restrukturisasi tidak dihitung karena dinilai tidak praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode restrukturisasi diakui dalam Program Rekapitalisasi. Rencana restrukturisasi tersebut dirancang untuk menggabungkan usaha Bank Peserta Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan rekapitalisasi Bank Mandiri. Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan Bank Mandiri juga mencakup: • • • • Restrukturisasi kredit yang diberikan Restrukturisasi aset non-kredit yang diberikan Rasionalisasi kantor cabang di dalam dan luar negeri Rasionalisasi sumber daya manusia Berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 100 tanggal 24 Juli 1999, Bank Peserta Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999. Penggabungan tersebut dinyatakan sah oleh Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999. Halaman 5/3 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Penggabungan Usaha (lanjutan) Pada tanggal efektif penggabungan usaha: • Semua aset dan kewajiban Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan. • Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan dan dioperasikan oleh Bank Mandiri. • Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) (nilai penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan sisa saham yang dimiliki oleh Pemerintah pada masing-masing Bank Peserta Penggabungan (Catatan 34a dan 34b). Pada tanggal efektif dimaksud, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima seluruh hak dan kewajiban dari Bank Peserta Penggabungan. c. Rekapitalisasi Dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk di Indonesia pada sektor perbankan, pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio yang selanjutnya disebut “CAR”) minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan prosedur yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah antara lain harus melakukan Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum yang berstatus “Bank Take Over” oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 (PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 389/KMK.017/1999 dan No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999. Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, pada saat itu Bank Mandiri mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan penegasan Komitmen Pemerintah melalui surat dari Menteri Keuangan No. S-360/MK.017/1999 tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui surat No. S-510/M-PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999. Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober 1999 perihal penerbitan Obligasi/Surat Utang Pemerintah dalam rangka penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah tersebut di atas termasuk dalam modal inti Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan syarat bahwa selambat-lambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah telah diterima oleh Bank Indonesia. Halaman 5/4 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) c. Rekapitalisasi (lanjutan) Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri dalam rangka Program Rekapitalisasi, Pemerintah menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum Rp42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggi-tingginya sebesar Rp180.000.000. Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara Pemerintah dengan Bank Mandiri beserta perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 (dua) tahap, yaitu sebesar Rp103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp75.000.000 pada tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999 jumlah keseluruhan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian tersebut menjadi sebesar Rp178.000.000. Berdasarkan Kontrak Manajemen pada tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan Pemerintah, ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.931.000 atau lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan tersebut, sebesar Rp1.412.000 digunakan sebagai tambahan modal disetor, sedangkan sisanya sebesar Rp2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit. Sesuai Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174/MK.01/2003 tanggal 24 April 2003 tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang sebelumnya digunakan sebagai tambahan modal, Bank Mandiri telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebesar Rp1.412.000 kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 (Catatan 34b). Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan (“KMK-RI”) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan KMK-RI No. 420/KMK-02/2003 tanggal 30 September 2003 yang antara lain memutuskan jumlah final tambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri sebesar Rp173.801.315 (Catatan 34b). d. Penawaran Umum Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi Penawaran Umum Saham Bank Mandiri Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering yang selanjutnya disebut “IPO”) kepada Badan Pengawas Pasar Modal (“Bapepam”) pada tanggal 2 Juni 2003 dan telah dinyatakan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-1551/PM/2003 tanggal 27 Juni 2003. Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang dilaksanakan dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6590. Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan IPO atas 4.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B, dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga Rp675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat tersebut merupakan divestasi atas 20,00% saham Bank Mandiri milik Pemerintah (Catatan 34a). Halaman 5/5 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) d. Penawaran Umum Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi (lanjutan) Penawaran Umum Saham Bank Mandiri (lanjutan) Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar Saham Biasa Seri B Bank Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek Surabaya No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003. Perubahan Modal Saham Bank Mandiri Rincian Perubahan Modal Saham Ditempatkan dan Disetor (Catatan 34a) adalah sebagai berikut: Jumlah saham Setoran awal dalam pendirian oleh Pemerintah di tahun 1998 Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 1999 4.000.000 251.000 Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 2003 4.251.000 5.749.000 10.000.000 Penurunan nilai nominal saham dari Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi Rp500 (nilai penuh)per saham melalui stock split di tahun 2003 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2004 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2005 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2006 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2006 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2007 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2007 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2007 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2008 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2008 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2008 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2009 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2009 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2010 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2010 20.000.000.000 132.854.872 122.862.492 71.300.339 304.199.764 40.240.621 343.135 77.750.519 8.107.633 399.153 147.589.260 86.800 64.382.217 6.684.845 4.819.226 20.981.620.876 Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Bank Mandiri Pada tanggal 3 Desember 2009, Bank Mandiri mendapat persetujuan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009 untuk melakukan penawaran umum Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 dengan nilai nominal sebesar Rp3.500.000. Pada tanggal 14 Desember 2009, obligasi tersebut telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia (Catatan 32). Halaman 5/6 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) e. Kuasi-Reorganisasi Untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, Bank Mandiri melakukan kuasi-reorganisasi sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPS-LB”) tanggal 29 Mei 2003. Penyesuaian kuasi-reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham. Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi sesuai dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 130 tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003, Tambahan No. 93. Pada tanggal 30 Oktober 2003, RUPS-LB Bank Mandiri menyetujui kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003 tersebut sebagaimana terdapat dalam akta notaris Sutjipto, S.H. No. 165 tanggal 30 Oktober 2003. f. Divestasi Kepemilikan Saham oleh Pemerintah Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah telah melakukan divestasi lanjutan atas 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B melalui private placements (Catatan 34a). g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Anak Perusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Persentase Kepemilikan Nama Anak Perusahaan Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL) Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (MIR) PT Bank Syariah Mandiri (BSM) PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara PT Mandiri Sekuritas PT Bumi Daya Plaza PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) PT Mandiri Tunas Finance (MTF) PT AXA Mandiri Finacial Services Jenis Usaha Kedudukan 2010 2009 Perbankan London 100,00 100,00 Layanan Remittance Perbankan Syariah Pengelolaan Properti Sekuritas Pengelolaan Properti Perbankan Pembiayaan Konsumen Asuransi Kuala Lumpur Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Denpasar Jakarta Jakarta 100,00 99,99 99,00 95,69 93,33 81,46 51,00 51,00 99,99 99,00 95,69 93,33 80,00 51,00 49,00 - Jumlah aset Anak Perusahaan tersebut pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 (sebelum eliminasi) masing-masing berjumlah Rp42.591.763 dan Rp26.242.013 atau 10,40% dan 7,16% dari jumlah aset konsolidasian. Bank Mandiri (Europe) Limited Bank Mandiri (Europe) Limited (“BMEL”) didirikan di London, Inggris pada tanggal 22 Juni 1999 berdasarkan “The Companies Act 1985 of the United Kingdom”. BMEL didirikan melalui konversi dari Bank Exim cabang London menjadi Anak Perusahaan dan efektif beroperasi sejak 31 Juli 1999. BMEL yang berlokasi di London, Inggris, bertindak sebagai bank komersial untuk mewakili kepentingan Bank Mandiri. Halaman 5/7 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) Mandiri International Remittance Sendirian Berhad Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (“MIR”) merupakan Anak Perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan menjadi badan hukum Malaysia sejak tanggal 17 Maret 2009 dengan registrasi No. 850077-P. MIR merupakan perusahaan penyedia jasa pengiriman uang (remittances) di bawah ketentuan Bank Negara Malaysia (“BNM”). MIR telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (“BI”) melalui surat No. 10/548/DPB1 tanggal 14 November 2008 dan persetujuan dari BNM untuk melakukan kegiatan operasional melalui surat No. KL.EC.150/1/8562 tanggal 18 November 2009. Pembukaan kantor MIR dilakukan pada tanggal 29 November 2009 yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelayanan MIR masih terbatas pada jasa pengiriman uang kepada rekening di Bank Mandiri. PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”) adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha bank dengan prinsip perbankan syariah, didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni 1955 dengan nama PT Bank Industri Nasional (“PT Bina”). Selanjutnya PT Bina berubah menjadi PT Bank Maritim Indonesia pada tanggal 12 September 1968 dan kemudian berubah menjadi PT Bank Susila Bhakti pada tanggal 6 Juni 1974, yang merupakan Anak Perusahaan dari BDN. Perubahan nama perusahaan terakhir adalah berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 23 tanggal 8 September 1999, yaitu menjadi PT Bank Syariah Mandiri. PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara (“UGBDN”) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan jasa pengelolaan dan penyewaaan gedung, didirikan berdasarkan akta notaris Abdul Latief, S.H., No. 104 tanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Martin Roestamy, S.H., No. 7 tanggal 25 November 2004. UGBDN memiliki 25,00% modal saham di PT Pengelola Investama Mandiri (“PIM”), suatu perusahaan yang didirikan untuk mengelola penyertaan-penyertaan exlegacy yang kepemilikannya sudah dialihkan menjadi kepemilikan atas nama PIM. PT Mandiri Sekuritas PT Mandiri Sekuritas didirikan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 2000 berdasarkan akta notaris Ny. Vita Buena, S.H., menggantikan Notaris Sutjipto, S.H., No. 116 melalui penggabungan usaha PT Bumi Daya Sekuritas, PT Exim Sekuritas dan PT Merincorp Securindo. Penggabungan usaha tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia pada tanggal 25 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan No. C-18762.HT.01.01-TH.2000. PT Mandiri Sekuritas memiliki 99,90% dari total saham PT Mandiri Manajemen Investasi, Anak Perusahaan yang didirikan tanggal 26 Oktober 2004 dan bergerak di bidang manajemen dan penasehat investasi. PT Bumi Daya Plaza PT Bumi Daya Plaza (“BDP”) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan jasa pengelolaan dan penyewaan gedung, didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan akta notaris Ny. Subagyo Reksodipuro, S.H., No. 33 tanggal 22 Desember 1978. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir telah dicantumkan pada Tambahan Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 27 April 2001 No. 34. BDP memiliki 75,00% modal saham PIM. Halaman 5/8 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Sinar Harapan Bali (“BSHB”) didirikan pada tanggal 3 November 1992 berdasarkan akta notaris Ida Bagus Alit Sudiatmika, S.H., No. 4 di Denpasar. Pada tanggal 3 Mei 2008 dilangsungkan penandatanganan Akta Akuisisi antara pemegang saham BSHB dan Bank Mandiri, sebagaimana tertuang dalam Akta Akuisisi No. 4 tanggal 3 Mei 2008 dibuat oleh I Wayan Sugitha, S.H., Notaris di Denpasar. Penandatanganan Akta Akuisisi ini menandai awal kepemilikan Bank Mandiri atas 80,00% saham BSHB, dimana selanjutnya pengelolaan BSHB akan dilakukan secara terpisah dari Bank Mandiri sebagai bank yang tetap berdiri sendiri (standalone bank) dengan fokus utama pada pengembangan bisnis Mikro dan Usaha Kecil. Pada tanggal 22 Oktober 2009, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada BSHB sebesar 1,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau sebesar Rp1.460.657.000 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian seluruh saham BSHB yang dimiliki oleh Direktur Utama sebanyak 2.921.314 lembar saham, sebagaimana terdapat dalam Akta Jual Beli Saham No. 52 tanggal 22 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ni Wayan Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, Bali. Penambahan penyertaan modal Bank Mandiri pada BSHB tersebut dilaksanakan dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang antara lain mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen. Penambahan penyertaan Bank Mandiri di BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana terdapat dalam surat No. 11/103/DPB1/TPB1-1 tanggal 21 Agustus 2009. Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada BSHB meningkat dari 80,00% menjadi 81,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan BSHB dengan total nilai penyertaan sebesar Rp81.461 dari semula Rp80.000. Goodwill yang timbul dari akuisisi BSHB sebesar Rp19.219 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan 30 September 2010 adalah sebesar Rp2.883 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 30 September 2010 sebesar Rp9.930. PT Mandiri Tunas Finance PT Mandiri Tunas Finance (“MTF”, dahulu PT Tunas Financindo Sarana (“TFS”)) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen. MTF didirikan berdasarkan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262 tanggal 17 Mei 1989 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Sesuai dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal 6 Februari 2009, dilakukan penandatanganan akta jual beli antara pemegang saham MTF (PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dimana Bank Mandiri mengakuisisi 51,00% kepemilikan saham atas MTF melalui pembelian 1.275.000.000 lembar saham MTF (nilai nominal Rp100 (nilai penuh)) per lembar saham dengan harga Rp290.000. Pengalihan 51,00% kepemilikan kepada Bank Mandiri ini telah disahkan dalam RUPS-LB MTF sebagaimana tertuang dalam Berita Acara RUPS-LB No. 8 tanggal 6 Februari 2009 dan telah dicatatkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana ditegaskan melalui Surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHUAH.01.10-01575 tertanggal 11 Maret 2009. Halaman 5/9 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) PT Mandiri Tunas Finance (lanjutan) Akuisisi ini juga telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/3/DPB1/TPB1-1 tertanggal 8 Januari 2009. Perubahan nama TFS menjadi MTF dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2009, sesuai Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Tunas Financindo Sarana No. 181 tanggal 26 Juni 2009 yang ditandatangani oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-4056.AH.01.02.TH.09 pada tanggal 26 Agustus 2009. Goodwill yang timbul dari akuisisi MTF sebesar Rp156.807 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill periode 1 Januari 2010 sampai dengan 30 September 2010 adalah sebesar Rp23.521 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 30 September 2010 sebesar Rp104.538. PT AXA Mandiri Financial Services PT AXA Mandiri Financial Services ("AXA Mandiri") merupakan perusahaan Joint Venture antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Bank Mandiri”) dengan National Mutual International Pty Ltd (“NMI”) yang bergerak dibidang Asuransi Jiwa. AXA Mandiri didirikan pada tanggal 5 November 2003 berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, S.H., pejabat notaris pengganti dari notaris Sutjipto No. 23 di Jakarta dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM dalam surat keputusan No. C28747 HT.01.04.TH.2003 tanggal 10 Desember 2003 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara, Tambahan No. 7728 tanggal 10 Agustus 2004 dengan komposisi kepemilikan saham NMI sebesar 51% dan Bank Mandiri 49%. Sesuai dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal 20 Agustus 2010 dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli Saham antara Bank Mandiri dengan NMI, dimana Bank Mandiri melakukan penambahan saham di AXA Mandiri secara langsung dari NMI sebesar 2% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh, atau melakukan pembelian saham sebanyak 2.027.844 lembar saham. Penambahan 2% saham Bank Mandiri di AXA Mandiri tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana terdapat dalam surat Bank Indonesia tanggal 22 Juli 2010. Setelah dilaksanakannya penambahan saham tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada AXA Mandiri meningkat dari 49% menjadi 51%. Goodwill yang timbul dari akuisisi AXA Mandiri sebesar Rp40.128 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill periode 20 Agustus 2010 sampai dengan 30 September 2010 adalah sebesar Rp928 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 30 September 2010 sebesar Rp39.200. Halaman 5/10 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) h. Struktur dan Manajemen Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 - 38 Jakarta Selatan, Indonesia. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 struktur kantor dalam dan luar negeri Bank Mandiri adalah sebagai berikut: 2010 Kantor wilayah dalam negeri Cabang dalam negeri: Kantor Area Kantor Community Kantor Branch Kantor Mandiri Mitra Usaha Cash Outlet Cabang luar negeri Kantor Perwakilan 2009 12 10 64 115 861 135 121 1.296 61 116 359 509 1.045 4 1 4 1 Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Bank Mandiri memiliki cabang-cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong dan Timor Leste serta Kantor Perwakilan (Representative Office) di Shanghai, Republik Rakyat Cina. Untuk mendukung pencapaian visi Bank Mandiri menjadi To be Indonesia’s most admired and progressive financial institution, Bank Mandiri mengubah struktur organisasinya menjadi Strategic Business Units (SBU). Secara garis besar, SBU dimaksud terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu: 1. Business Units, berfungsi sebagai motor utama pengembangan bisnis Bank yang terdiri dari 6 (enam) Direktorat yaitu Institutional Banking, Corporate Banking, Commercial & Business Banking, Consumer Finance, Micro & Retail Banking dan Treasury, Financial Institution & Special Asset Management; 2. Corporate Center, berfungsi untuk menangani hal-hal strategis korporasi serta dukungan kebijakan perseroan yang terdiri dari 3 (tiga) Direktorat yaitu Risk Management, Compliance & Human Capital dan Finance & Strategy; 3. Shared Service berupa supporting unit yang mendukung operasional Bank secara keseluruhan yang ditangani oleh Direktorat Technology & Operations. Halaman 5/11 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) h. Struktur dan Manajemen (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai berikut: 2010 Dewan Komisaris Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen *) **) ***) : : : : : : : 2009 Edwin Gerungan Muchayat Mahmuddin Yasin Cahyana Ahmadjayadi*) Pradjoto Gunarni Soeworo Krisna Wijaya**) Edwin Gerungan Muchayat Mahmuddin Yasin Soedarjono***) Pradjoto Gunarni Soeworo Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia. Sejak penutupan RUPS Luar Biasa tanggal 5 Juli 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia. Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010. 2010 Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur : : : : : : : : : : : Zulkifli Zaini*) Riswinandi****) Abdul Rachman Sentot A. Sentausa Thomas Arifin Budi Gunadi Sadikin Ogi Prastomiyono Pahala N. Mansury*****) Fransisca N. Mok*****) Sunarso*****) Kresno Sediarsi******) 2009 Agus Martowardojo**) I Wayan Agus Mertayasa***) Zulkifli Zaini Sasmita***) Abdul Rachman Sentot A. Sentausa Bambang Setiawan***) Riswinandi Thomas Arifin Budi Gunadi Sadikin Ogi Prastomiyono *) Sejak penutupan RUPS Luar Biasa tanggal 5 Juli 2010 dan telah efektif menjabat sebagai Direktur Utama sesuai persetujuan Bank Indonesia tanggal 14 September 2010. **) Sampai tanggal pengunduran diri efektif tanggal 20 Mei 2010. Adapun pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) selama yang bersangkutan menjabat pada periode 1 Januari 2010 sampai dengan 20 Mei 2010 akan diputuskan pada RUPS Tahunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2011. ***) Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010. ****) Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010. *****) Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan berlaku efektif menjabat sebagai Direktur sesuai persetujuan Bank Indonesia tanggal 12 Juli 2010. ******) Sejak penutupan RUPS Luar Biasa tanggal 5 Juli 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Persetujuan dari Bank Indonesia telah diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2010. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Komite Audit Bank Mandiri terdiri dari: 2010 Ketua merangkap anggota Anggota Anggota Anggota *) : : : : Gunarni Soeworo Mahmuddin Yasin Zulkifli Djaelani Imam Soekarno Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010. Halaman 5/12 2009 Gunarni Soeworo Soedarjono*) Zulkifli Djaelani Imam Soekarno PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) h. Struktur dan Manajemen (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri terdiri dari: 2010 Ketua merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Sekretaris (ex-officio) *) **) : : : : : : : Edwin Gerungan Muchayat Gunarni Soeworo Mahmuddin Yasin Pradjoto Cahyana Ahmadjayadi*) Ridzki Juniadi 2009 Edwin Gerungan Muchayat Soedarjono**) Pradjoto Gunarni Soeworo Mahmuddin Yasin Kresno Sediarsi Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia. Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010. Pada tanggal 26 Mei 2010, Dewan Komisaris memutuskan untuk mengintegrasikan Komite Pemantau Risiko dengan Komite Good Corporate Governance menjadi Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance. Pada tanggal 30 September 2010, Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance Bank Mandiri terdiri dari: 2010 Ketua merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Sekretaris (ex-officio) *) : : : : : : Pradjoto Edwin Gerungan Muchayat Cahyana Ahmadjayadi*) Tama Widjaja Lisana Irianiwati Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia. Pada tanggal 30 September 2009, Komite Pemantau Risiko Bank Mandiri terdiri dari: 2009 Ketua merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Sekretaris (ex-officio) *) : : : : : Soedarjono*) Edwin Gerungan Gunarni Soeworo Tama Widjaja Pardi Sudradjat Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010. Pada tanggal 30 September 2009, Komite Good Corporate Governance Bank Mandiri terdiri dari: 2009 Ketua merangkap anggota : Anggota : Anggota : Sekretaris (ex - officio) : Muchayat Gunarni Soeworo Mahmuddin Yasin Mustaslimah Jumlah karyawan Bank Mandiri pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah 24.954 orang dan 22.483 orang. Halaman 5/13 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Direksi bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank dan Anak Perusahaan (“Grup”) yang telah diselesaikan pada tanggal 20 Oktober 2010. Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank dan Anak Perusahaan adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam lampiran keputusan ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan surat edaran No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi, dan Perbankan”. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan kecuali untuk aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan instrumen derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas konsolidasian, sebelum 1 Januari 2010 yang termasuk kas dan setara kas adalah kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Sejak 1 Januari 2010, untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. Perubahan ini dilakukan sehubungan dengan dicabutnya PSAK No. 31, “Akuntansi Perbankan” dan diterapkan secara prospektif. Oleh karena itu tidak terdapat penyajian kembali atas laporan arus kas untuk periode sebelumnya. Laporan keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101, “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102, “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 104, “Akuntansi Istishna”, PSAK No. 105, “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106, “Akuntansi Musyarakah”, PSAK No. 107, “Akuntansi Ijarah”, PSAK No. 59, “Akuntasi Perbankan Syariah”, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia dan BAPEPAM-LK. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: • nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian; • jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah yang terdekat. Halaman 5/14 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan Sejak tanggal 1 Januari 2010, terdapat perubahan beberapa kebijakan akuntansi utama yang disebabkan oleh penerapan beberapa PSAK baru dan pencabutan PSAK 31 “Akuntansi Perbankan”, sebagai berikut: Penerapan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam periode ini adalah konsisten dengan periode dan tahun-tahun sebelumnya kecuali kebijakan akuntansi yang dipengaruhi oleh penerapan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diterapkan sejak 1 Januari 2010. Sesuai dengan ketentuan transisi atas kedua standar tersebut, penerapan PSAK ini dilakukan secara prospektif. Oleh karena itu, tidak terdapat penyajian kembali pada informasi pembanding mengenai dampak penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) (Lihat Catatan 3). Cadangan kerugian penurunan nilai dalam laporan keuangan pada tanggal dan periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010, telah disusun berdasarkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Sebelumnya cadangan kerugian untuk laporan keuangan pada tanggal dan periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 disusun berdasarkan PSAK 31. Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah menerapkan PSAK 50 dan PSAK 55 (Revisi 2006) terbatas pada prinsip akuntansi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan belum diatur oleh PSAK Syariah, sesuai dengan surat korespondensi dari BI No. 10/1260/DPbS/2008 tanggal 15 Oktober 2008. Atas instrumen keuangan yang telah diatur oleh PSAK Syariah, Anak Perusahaan tunduk pada PSAK Syariah dimaksud. Pencabutan PSAK 31 “Akuntansi Perbankan” Kas dan setara kas dalam laporan arus kas mengalami perubahan sehubungan dengan dicabutnya PSAK 31, dan untuk perlakuan dan penyajian, lihat Catatan 2a. Perubahan kebijakan akuntansi utama sejak tanggal 1 Januari 2010 adalah sebagai berikut: (i) Aset dan kewajiban keuangan A. Aset keuangan Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Halaman 5/15 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (i) Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) A. Aset keuangan (lanjutan) (a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan) Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”. (b) Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: •) yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; •) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau •) dalam hal Grup mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai”. (c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: •) investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; •) investasi yang ditetapkan oleh Grup dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan •) investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Halaman 5/16 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (i) Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) A. Aset keuangan (lanjutan) (c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo (lanjutan) Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan konsolidasian sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. (d) Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. (e) Pengakuan Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek dan Obligasi Pemerintah, sedangkan aset keuangan lainnya menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian transaksi aset keuangan yang lazim (regular). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam neraca konsolidasian sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali. B. Kewajiban keuangan Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori (a) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (b) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan dikeluarkan ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Halaman 5/17 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (i) Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) B. Kewajiban keuangan (lanjutan) (a) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika Grup pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrumen hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. (b) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai beban bunga. Halaman 5/18 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (i) Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) C. Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Grup melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Agunan yang diserahkan oleh Grup di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena Grup secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi. (ii) Reklasifikasi aset keuangan Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Grup tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: (a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; (b) terjadi setelah Grup telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau (c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Grup, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. (iii) Klasifikasi atas instrumen keuangan Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Halaman 5/19 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (iii) Klasifikasi atas instrumen keuangan (lanjutan) Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2006) Golongan (ditentukan oleh Bank dan Anak Perusahaan) Sub-golongan Efek-efek Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan Obligasi Pemerintah Tagihan derivatif - Tidak terkait lindung nilai Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Tagihan lainnya Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Aset keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan akseptasi Pendapatan yang masih akan diterima Aset lain-lain Piutang transaksi nasabah Penjualan efek-efek yang masih harus diterima Efek-efek Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Pemerintah Efek-efek Aset keuangan tersedia untuk dijual Obligasi Pemerintah Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Kewajiban keuangan dalam kelompok diperdagangkan Kewajiban derivatif bukan lindung nilai Kewajiban segera Giro Simpanan Tabungan Deposito berjangka Kewajiban keuangan Giro dan tabungan Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Simpanan dari bank lain Inter-bank call money Deposito berjangka Kewajiban atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban akseptasi Efek-efek yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Halaman 5/20 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (iii) Klasifikasi atas instrumen keuangan (lanjutan) Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2006) Golongan (ditentukan oleh Bank dan Anak Perusahaan) Sub-golongan Hutang transaksi nasabah Kewajiban keuangan Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Kewajiban lain-lain Setoran jaminan Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar Pinjaman subordinasi Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan Rekening administratif Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diberikan Standby letters of credit (iv) Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus disajikan dalam neraca sebesar nilai bersihnya jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. (v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi Pada setiap tanggal neraca, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: 1. kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; 2. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; 3. pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; 4. terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; 5. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau 6. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi. Halaman 5/21 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Khusus untuk kredit yang diberikan, Bank menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut: 1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (lihat Catatan 2b (v)). 2. Semua kredit yang direstrukturisasi. Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan GAS di luar GAS Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp5 Miliar. 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Small, Micro dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp5 Miliar. 3. Kredit yang direstrukturisasi. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai. 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai. 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Halaman 5/22 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Perhitungan penurunan nilai secara individu Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Grup menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal pengikatan agunan. Perhitungan penurunan nilai secara kolektif Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh kewajiban yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis selama 3 (tiga) tahun. Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan. Halaman 5/23 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbuku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapusbuku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan, efek-efek dan Obligasi Pemerintah (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “cadangan kerugian penurunan nilai”. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan. Penerimaan kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode sebelumnya dicatat sebagai pendapatan non-operasional lainnya. (b) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Pada setiap tanggal neraca konsolidasian, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat Catatan 2b.(v).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi konsolidasian, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian. (c) Kontrak jaminan keuangan Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen hutang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas perbankan lainnya. Halaman 5/24 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (c) Kontrak jaminan keuangan (lanjutan) Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan konsolidasian sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal, kewajiban Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yang disyaratkan untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan penilaian manajemen. Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus. Peningkatan jumlah kewajiban yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi. (d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan/aset produktif sebelum berlakunya PSAK 55 (Revisi 2006) Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk cadangan kerugian, yang lebih dikenal dengan istilah “Penyisihan kerugian atas aset produktif dan non produktif” sebesar ketentuan minimum dari Bank Indonesia Aset produktif terdiri atas giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan lainnya - transaksi perdagangan, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit, serta aset produktif yang berasal dari kegiatan syariah. Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit terdiri atas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan, letters of credit yang diterbitkan dengan program penjaminan Bank Indonesia, garansi yang diterbitkan dalam bentuk standby letters of credit, bank garansi, kelonggaran tarik dan risk sharing. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, Bank Mandiri dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan aset produktif ke dalam satu dari lima kategori. Aset produktif tidak bermasalah (performing) diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam Perhatian Khusus”, sedangkan aset produktif bermasalah (non-performing) diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Mandiri Tunas Finance, Anak Perusahaan, menetapkan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang yang persentase kerugiannya ditentukan berdasarkan kerugian historis atau ketika terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang kemungkinan tidak dapat tertagih. Piutang raguragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan operasional selain bunga. Halaman 5/25 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan/aset produktif sebelum berlakunya PSAK 55 (Revisi 2006) (lanjutan) Pengklasifikasian aset produktif dan jumlah minimum penyisihan kerugian atas aset serta komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Dalam penerapan PBI No. 7/2/PBI/2005 tersebut, Bank melakukan klasifikasi aset produktif berdasarkan evaluasi atas kinerja debitur, prospek usaha dan kemampuan membayar kepada Bank. Untuk Bank Syariah Mandiri, pengklasifikasian aset produktif dilakukan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, sebagaimana dalam pasal-pasal tertentu telah diubah dengan PBI No. 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007. Pembentukan penyisihan minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut: Persentase minimum penyisihan kerugian Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet 1% 5% 15% 50% 100% Persentase di atas berlaku untuk saldo aset produktif dan komitmen & kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen & kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Untuk aset produktif dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Hutang Pemerintah (Obligasi Pemerintah) dan bagian aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, emas, Sertifikat Bank Indonesia atau Surat Utang Negara, Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, standby letter of credit dari prime bank yang diterbitkan sesuai dengan Uniform Customs and Practice for Documentary Credits, International Chamber of Commerce Publication No. 600 (UCP 600 ) dan International Standard Banking Practice (ISBP), tidak perlu dibentuk penyisihan. Untuk efek-efek, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, penyisihan minimum yang wajib dibentuk adalah sebagai berikut: Persentase minimum penyisihan kerugian Lancar Kurang lancar Macet Halaman 5/26 1% 15% 100% PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan/aset produktif sebelum berlakunya PSAK 55 (Revisi 2006) (lanjutan) Estimasi kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit disajikan sebagai kewajiban pada neraca konsolidasian. Saldo aset produktif dengan kualitas macet dihapusbukukan pada saat manajemen Grup berpendapat bahwa aset produktif tersebut tidak dapat tertagih. Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aset produktif selama periode berjalan. Jika terdapat kelebihan dari penerimaan pokok, kelebihannya diakui sebagai pendapatan bunga. Sesuai dengan PAPI (Revisi 2008), unit usaha syariah masih menggunakan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (“PAPSI”). Oleh karena itu pada tanggal dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 kolektibilitas dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif dari kegiatan yang berbasis syariah masih ditentukan berdasarkan PBI syariah. (vi) Penentuan nilai wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek dan Obligasi Pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti Bloomberg, Reuters atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price). Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan dengan menggunakan model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan faktor deflator. (vii) Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No.4 yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman dibawah ini: Halaman 5/27 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan) (vii) Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) (lanjutan) Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Instrumen Keuangan Majemuk Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen kewajiban dan komponen ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006). Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010. Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Kewajiban atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank Mandiri mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006). Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank Mandiri menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010. c. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Mandiri. Suatu pengendalian atas suatu Anak Perusahaan lain dianggap ada bilamana Bank Mandiri menguasai lebih dari lima puluh persen (50,00%) hak suara pada Anak Perusahaan, atau Bank Mandiri dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan, atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota Direksi di Anak Perusahaan. Pada laporan keuangan konsolidasian Bank Mandiri, semua saldo dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Hak minoritas atas laba bersih Anak Perusahaan disajikan sebagai pengurang dari laba bersih konsolidasian untuk mendapatkan jumlah laba yang menjadi hak Bank. Hak minoritas dalam aset bersih disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasian diantara ekuitas dan kewajiban. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Anak Perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh atau berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai atau sampai dengan tanggal pengendalian berakhir. Halaman 5/28 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Anak Perusahaan dan kantor cabang luar negeri Bank Mandiri menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam mata uang Rupiah. Untuk tujuan konsolidasian, laporan keuangan dalam mata uang asing milik cabang dan Anak Perusahaan luar negeri Bank Mandiri dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut: (1) Aset dan kewajiban, komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal neraca. (2) Pendapatan, beban, laba dan rugi - menggunakan kurs tengah rata-rata yang berlaku pada bulan terjadinya transaksi. (3) Akun ekuitas - menggunakan kurs historis pada tanggal transaksi. (4) Laporan arus kas - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal neraca, kecuali akunakun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan unsur-unsur ekuitas menggunakan kurs historis. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing” pada kelompok Ekuitas dalam neraca konsolidasian. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, semua aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB untuk tanggal 30 September 2010 dan 2009. Keuntungan atau kerugian yang timbul dibebankan pada laba rugi konsolidasian periode berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah pada tanggal neraca konsolidasian adalah sebagai berikut (Rupiah penuh): 2010 1 Pound Sterling Inggris 1 Euro 1 Dolar Amerika Serikat 100 Yen Jepang e. 14.178,26 12.168,79 8.925,00 10.719,00 2009 15.547,60 14.142,31 9.665,00 10.805,00 Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Bank Mandiri dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak - pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang didefinisikan antara lain: I. perusahaan di bawah pengendalian Bank dan Anak Perusahaan; II. perusahaan asosiasi; III. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; IV. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; dan V. karyawan kunci dan anggota keluarganya. Halaman 5/29 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (lanjutan) Semua transaksi penting dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan pada Catatan 50. Transaksi antara Bank Mandiri dengan Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan-perusahaan yang dimiliki/dikendalikan oleh Pemerintah, termasuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah (UP3) (institusi yang menggantikan BPPN) dan Lembaga Penjamin Simpanan (institusi baru yang menggantikan UP3) tidak diperlakukan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. f. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Cataan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro sedangkan giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Giro Wajib Minimum Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 15 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008, Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,50% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder, dan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1,00% dari DPK dalam mata uang asing. GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 5,00% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2008 dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,50% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2009. Pada tanggal 6 September 2005, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 7/29/PBI/2005 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 8 September 2005. Berdasarkan peraturan tersebut, diatur tambahan Giro Wajib Minimum dalam Rupiah untuk Bank yang memiliki rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga sebesar 50,00% - 60,00% wajib memelihara tambahan giro wajib minimum 3,00% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan Bank yang memiliki dana pihak ketiga lebih dari Rp50.000.000 wajib memelihara tambahan rasio Giro Wajib Minimum 3,00% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah sehingga rasio Giro Wajib Minimum yang harus dipelihara oleh Bank adalah sebesar 11,00% untuk Giro Wajib Minimum dalam mata uang Rupiah dan sebesar 3,00% dalam mata uang asing. Anak Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro Wajib Minimum sesuai PBI No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008, setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing yang besarnya ditetapkan sebesar 5% dan 1% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing. Halaman 5/30 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), call money, penempatan “fixed-term”, deposito berjangka dan lain-lain. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan sedangkan penempatan pada bank lain yang disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan kerugian. i. Efek-efek Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Negotiable Certificates of Deposits, medium-term notes, floating rate notes, promissory notes, Treasury Bills yang diterbitkan oleh Pemerintah Negara Lain dan Pemerintah Republik Indonesia, obligasi wajib konversi, wesel ekspor, efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan. Efek–efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Transaksi pembelian dan penjualan efek-efek baik untuk nasabah maupun bank diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada saat tanggal transaksi efek (trade date). Sebelum 1 Januari 2010 Penilaian efek-efek didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: (1) Efek-efek untuk diperdagangkan disajikan pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan. Pada saat efek-efek untuk diperdagangkan dijual, selisih antara harga penjualan dengan nilai wajar yang tercatat pada akhir periode diakui sebagai keuntungan atau kerugian dari penjualan yang direalisasi. (2) Efek-efek yang tersedia untuk dijual disajikan pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar tidak diakui pada laba rugi konsolidasian periode berjalan, melainkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba atau rugi pada saat realisasi. (3) Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai perolehan yang disesuaikan dengan diskonto atau premium yang belum diamortisasi menggunakan metode garis lurus dan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan pada tanggal neraca dibebankan pada laba rugi konsolidasian periode berjalan. Halaman 5/31 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Efek-efek (lanjutan) Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas efek-efek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi konsolidasian periode berjalan. Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut. Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diperdagangkan dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal pemindahan. j. Obligasi Pemerintah Obligasi Pemerintah adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Obligasi Pemerintah terdiri dari Obligasi Pemerintah yang diperoleh dalam rangka program rekapitalisasi dan Obligasi Pemerintah yang dibeli dari pasar. Obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Sebelum 1 Januari 2010, perlakuan akuntansi untuk Obligasi Pemerintah sama dengan perlakuan akuntansi untuk efek-efek seperti dijelaskan pada Catatan 2i. k. Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan adalah tagihan sebagai akibat dari perjanjian pemberian fasilitas perdagangan kepada debitur yang akan ditagih pada saat jatuh tempo. Tagihan lainnya diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b, untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, tagihan lainnya – transaksi perdagangan dinyatakan sebesar saldo dikurangi dengan penyisihan kerugian. l. Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam neraca konsolidasian sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi), dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Halaman 5/32 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (lanjutan) Sebelum 1 Januari 2010, selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali dengan menggunakan metode garis lurus. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai kewajiban dalam neraca konsolidasian sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi dengan bunga dibayar dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati diperlakukan sebagai biaya dibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010, selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati diperlakukan sebagai biaya dibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan menggunakan metode garis lurus. m. Tagihan dan Kewajiban Derivatif Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam neraca konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dengan menggunakan kurs Reuters pada tanggal laporan atau metode diskonto arus kas. Tagihan derivatif disajikan sebesar keuntungan yang belum direalisasi dari kontrak derivatif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Kewajiban derivatif disajikan sebesar kerugian yang belum direalisasi dari kontrak derivatif. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian berdasarkan tujuan Bank atas transaksi yaitu untuk (1) lindung nilai atas nilai wajar, (2) lindung nilai atas arus kas, (3) lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dan (4) instrumen perdagangan, sebagai berikut: 1. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai atas nilai wajar dan keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar aset dan kewajiban yang dilindungi, diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling hapus dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi menunjukkan terjadinya ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian periode berjalan. 2. Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada bagian ekuitas secara terpisah. Bagian yang tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba atau rugi konsolidasian periode berjalan. 3. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari komponen ekuitas, sepanjang transaksi tersebut dianggap efektif sebagai transaksi lindung nilai. Halaman 5/33 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Tagihan dan Kewajiban Derivatif (lanjutan) 4. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai) diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian pada periode berjalan. Tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, sedangkan kewajiban derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan dalam kelompok diperdagangkan. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam kelompok diperdagangkan. n. Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu, dan tagihan yang berasal dari transaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam waktu 15 hari. Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta penerusan dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. Di dalam kredit yang diberikan termasuk pembiayaan oleh Bank Syariah Mandiri, Anak Perusahaan, berupa pembiayaan syariah yaitu penyediaan dana atau tagihan/piutang yang dapat dipersamakan dengan kas berupa: a) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah b) transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik c) transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah dan istishna d) transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan e) transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah Mandiri dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan atau bagi hasil. Penjelasan secara ringkas dari masing-masing jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut: Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan menggunakan metode bagi untung (profit sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Musyarakah adalah penanaman dana dari para pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing. Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa baik dengan jual beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu sesuai akad sewa. Halaman 5/34 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Kredit yang Diberikan (lanjutan) Murabahah adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan barang ditambah keuntungan yang disepakati. Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan ”marjin yang ditangguhkan” yang tidak dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Istishna adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan yang diperjanjikan dengan kewajiban pihak meminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit yang diberikan dikurangi dengan penyisihan kerugiannya. Kredit yang dibeli dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2002 tanggal 27 September 2002 tentang “Prinsip Kehati-hatian Dalam Rangka Pembelian Kredit oleh Bank dari BPPN” yang berlaku untuk semua pembelian kredit dari BPPN sejak 1 Januari 2002. Selisih antara pokok kredit dan harga pembelian diakui sebagai pendapatan yang ditangguhkan jika Bank membuat perjanjian kredit baru dengan debitur dan sebagai cadangan kerugian penurunan nilai jika Bank tidak membuat perjanjian kredit baru dengan debitur. Koreksi atas pendapatan yang ditangguhkan dan cadangan kerugian penurunan nilai hanya dapat dilakukan apabila Bank telah menerima pembayaran sebesar harga beli. Pendapatan dari kredit yang dibeli dari BPPN diakui secara tunai. Jika Bank membuat perjanjian kredit baru dengan debitur, penerimaan pembayaran dari debitur diakui sebagai pengurang pokok kredit dan/atau pendapatan bunga sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam perjanjian kredit baru. Jika Bank tidak membuat perjanjian kredit baru dengan debitur, penerimaan pembayaran dari debitur harus diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan pembayaran dari saldo pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga. Bank Indonesia memperbolehkan Bank untuk mengklasifikasikan semua kredit yang dibeli dari BPPN dalam kategori lancar selama 1 (satu) tahun sejak tanggal pembukuan kredit. Setelah itu, kredit tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan peraturan Bank Indonesia mengenai klasifikasi kredit. Bank Indonesia mengharuskan Bank untuk dapat menerima pembayaran kredit sebesar harga beli dalam waktu maksimum 5 (lima) tahun sejak tanggal pembukuan kredit. Saldo kredit yang belum dilunasi setelah 5 (lima) tahun harus dihapusbukukan oleh Bank. Berdasarkan surat dari Bank Indonesia No. 9/58/DPNP/IDPnP tanggal 16 Februari 2007, Bank Mandiri dapat meneruskan pengelolaan kredit eks BPPN yang melewati jangka waktu 5 tahun setelah pembelian, sepanjang kredit tersebut pada saat mencapai jangka waktu 5 tahun tergolong lancar, baik berdasarkan faktor prospek usaha, kinerja, maupun kemampuan membayar debitur sebagaimana diatur dalam PBI Kualitas Aset yang berlaku. Kredit yang dibeli dari BPPN diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Halaman 5/35 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Kredit yang Diberikan (lanjutan) Kredit yang dibeli dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) (lanjutan) Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit yang diberikan dikurangi dengan penyisihan kerugiannya. Restrukturisasi Kredit yang Diberikan Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya. Sebelum 1 Januari 2010, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi. Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil dari nilai buku kredit yang diberikan. Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok kredit dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (deferred interest income) dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima. Kerugian restrukturisasi disajikan sebagai bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai. o. Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai. Pendapatan pembiayaan konsumen Anak Perusahaan yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan jumlah pokok pembiayaan yang diakui sebagai penghasilan sepanjang jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tarif pengembalian menurut kontrak yang dihitung secara berkala atas nilai investasi bersih terhitung sejak pembiayaan konsumen dilakukan. Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat perjanjian pembiayaan ditandatangani. Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan pada tanggal terjadinya transaksi. Halaman 5/36 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Piutang Pembiayaan Konsumen (lanjutan) Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca konsolidasian secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi konsolidasian. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Anak Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca konsolidasian secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi konsolidasian. Dalam pembiayaan bersama without recourse, Anak Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama yaitu Bank. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”. p. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Kewajiban akseptasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010, tagihan akseptasi disajikan sebesar saldo nominal dikurangi dengan penyisihan kerugian. q. Penyertaan Saham Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan. Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00% sampai dengan 50,00% dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penyertaan sementara pada perusahaan debitur hasil dari konversi kredit yang diberikan menjadi saham dicatat dengan metode biaya, tanpa memperhatikan persentase kepemilikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penyertaan saham lainnya dicatat dengan metode biaya yaitu sebesar biaya perolehan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Perubahan nilai investasi pada Anak Perusahaan yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas Anak Perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Bank dengan Anak Perusahaan, diakui sebagai bagian dari ekuitas sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. Akun ini akan diperhitungkan di dalam penentuan laba atau rugi Bank pada saat pelepasan investasi tersebut (Catatan 34e). Halaman 5/37 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Penyertaan Saham (lanjutan) Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran. Goodwill disajikan sebagai aset lain-lain dan diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun, namun periode amortisasi yang lebih panjang (maksimum 20 tahun) dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat. r. Penyisihan Kerugian Aset Non-Produktif Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Kategori untuk aset non-produktif terdiri dari “Lancar”, “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”. Efek-efek diklasifikasikan sebagai “Lancar”, “Kurang Lancar” dan “Macet”. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, sejak 20 Januari 2006, Bank juga wajib melakukan pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non-produktif seperti agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts. Dalam peraturan tersebut, klasifikasi agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut: Batas Waktu Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun Lebih dari 5 tahun Lancar Kurang lancar Diragukan Macet Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense accounts ditetapkan sebagai berikut: Batas Waktu Sampai dengan 180 hari Lebih dari 180 hari Lancar Macet s. Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha i. Aset Tetap Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (kecuali aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 1979, 1987 dan 2003 berdasarkan peraturan pemerintah) dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Selisih nilai revaluasi aset tetap disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasian. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank Mandiri menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan memilih model biaya, dan seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasian telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian pada tahun 2008 (Catatan 34c). Halaman 5/38 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s. Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan) Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis aset tetap yang diestimasi sebagai berikut: Tahun Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor, perangkat lunak/komputer dan kendaraan bermotor 20 4-5 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada periode berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif. Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya. Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam neraca konsolidasian dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan. PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal neraca untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut. Halaman 5/39 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s. Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha (lanjutan) ii. Aset Sewa Guna Usaha Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, menggantikan PSAK No. 30 (1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Bank dan Anak Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aset sewa guna usaha (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa guna usaha dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. t. Aset Lain-lain Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-lain. Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain“. Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan pada saat dijual. Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan. Halaman 5/40 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Kewajiban Segera Kewajiban segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Kewajiban segera disajikan sebesar jumlah kewajiban Bank dan Anak Perusahaan. Kewajiban segera diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. v. Simpanan Simpanan adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank dan Anak Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu. Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking dan Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank. Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijaksanaan Bank. Simpanan dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar kewajiban Bank. Simpanan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010 Giro dan tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban. Di dalam tabungan termasuk tabungan Wadiah. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal. Sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan beban bunga yang belum diamortisasi. Halaman 5/41 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) w. Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dicatat sebagai kewajiban terhadap bank lain. Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah, investasi tidak terikat yang terdiri dari tabungan mudharabah, deposito berjangka mudharabah, dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA). SIMA merupakan sertifikat investasi yang diterbitkan oleh BSM dengan sistem bagi hasil dan berupa penempatan antar bank. Jangka waktu SIMA setara dengan 1-6 bulan. Simpanan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010 simpanan dari bank lain disajikan sebesar jumlah kewajiban terhadap bank lain. x. Efek-efek yang Diterbitkan Efek-efek yang diterbitkan oleh Bank dan Anak Perusahaan, termasuk floating rate notes, medium-term notes dan travelers’ cheques, dicatat sebesar perolehan yaitu nilai nominal ditambah/dikurangi dengan premi/diskonto yang belum diamortisasi. Premi atau diskonto yang timbul dari penerbitan floating rate notes dan medium-term notes diakui sebagai pendapatan/beban yang ditangguhkan dan diamortisasi selama periode efek-efek tersebut. Efek-efek yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek yang diterbitkan disajikan sebesar nilai kewajiban. y. Pinjaman yang Diterima Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi untuk kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima disajikan sebesar jumlah kewajibannya. z. Pinjaman Subordinasi Pinjaman subordinasi pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman subordinasi. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari pinjaman subordinasi. Halaman 5/42 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) z. Pinjaman Subordinasi (lanjutan) Pinjaman subordinasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi untuk kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman subordinasi dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan pinjaman subordinasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil penerbitan pinjaman subordinasi dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sampai dengan tanggal jatuh tempo. aa. Perpajakan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan menerapkan metode kewajiban neraca (balance sheet liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode kewajiban neraca, aset dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aset dan kewajiban yang tercatat di neraca dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan kewajiban tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belum digunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial diberlakukan pada tahun dimana aset tersebut direalisasi atau kewajiban tersebut diselesaikan. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Koreksi atas kewajiban pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut diterima. Taksiran pajak penghasilan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung untuk masing-masing perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aset pajak kini (current tax assets) dan kewajiban pajak kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan dalam laporan keuangan konsolidasian. Aset pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan kewajiban pajak tangguhan di neraca konsolidasian. ab. Pendapatan dan Beban Bunga (i) Konvensional Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam “pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laporan laba rugi konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Halaman 5/43 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ab. Pendapatan dan Beban Bunga (lanjutan) (i) Konvensional (lanjutan) Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010 Pendapatan dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Pendapatan bunga yang berasal dari pinjaman yang diberikan atau aset produktif lain yang bermasalah (nonperforming) tidak diakui, kecuali pada saat pembayaran tunai diterima. Pada saat aset keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum dibayar dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi. Seluruh penerimaan pembayaran yang berhubungan dengan pinjaman yang diberikan dengan kolektibilitas diragukan dan macet, harus diakui terlebih dahulu sebagai pengurang terhadap pokok pinjaman yang diberikan. Kelebihan penerimaan pembayaran atas pokok pinjaman yang diberikan harus diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga dari kredit yang direstrukturisasi hanya dapat diakui apabila telah diterima secara tunai sebelum kualitas kredit menjadi lancar sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Pendapatan bunga yang masih harus diterima atas aset non-performing Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dicatat sebagai tagihan kontinjensi dalam laporan Komitmen dan Kontinjensi pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian. Pendapatan pembiayaan konsumen Anak Perusahaan dinyatakan sebesar pendapatan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank-bank lain sehubungan dengan transaksi-transaksi kerjasama penerusan pinjaman, kerjasama pembiayaan bersama dan pengambilalihan piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang. (ii) Syariah Didalam pendapatan dan beban bunga terdapat pendapatan dan beban berdasarkan prinsip syariah. Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib terdiri dari pendapatan atas jual beli dari transaksi murabahah, istishna, pendapatan dari sewa (ijarah) dan pendapatan atas bagi hasil dari mudharabah, musyarakah dan pendapatan usaha utama lainnya. Pengakuan keuntungan transaksi murabahah yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau tangguh, dilakukan secara proporsional sesuai dengan praktik akuntansi perbankan yang berlaku umum (vide: Surat Bank Indonesia No.10/1260/DPbS tanggal 15 Oktober 2008 dan Surat Bank Indonesia No.9/634/DPbS tanggal 20 April 2007). Dalam kaitannya dengan tingkat risiko piutang murabahah, Anak Perusahaan menetapkan kebijakan atas pengakuan keuntungan murabahah sebagai berikut: 1) Untuk murabahah dengan pembayaran tangguh satu tahun atau lebih dari satu tahun dimana risiko penagihan kas dari piutang (piutang tak tertagih) dan/atau beban pengelolaan piutang relatif kecil, keuntungan diakui dengan menggunakan metode efektif (anuitas) sesuai jangka waktu. 2) Untuk murabahah dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun dimana risiko penagihan kas dari piutang (piutang tak tertagih) dan/atau beban pengelolaan piutang serta penagihan piutangnya relatif besar, keuntungan diakui dengan menggunakan metode proporsional sesuai jangka waktu akad. Halaman 5/44 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ab. Pendapatan dan Beban Bunga (lanjutan) (ii) Syariah (lanjutan) Anak Perusahaan menetapkan kebijakan tingkat risiko berdasarkan ketentuan internal. Anak Perusahaan melakukan penghentian amortisasi keuntungan ditangguhkan pada masa pembiayaan diklasifikasikan sebagai non performing. Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode akad selesai. Pendapatan ijarah diakui selama masa akad secara proporsional. Pendapatan bagi hasil musyarakah yang menjadi hak mitra pasif diakui sebesar haknya sesuai dengan kesepakatan. Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati, dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. ac. Pendapatan Premi dan Beban Klaim Pendapatan premi dan beban klaim adalah pendapatan dan beban pokok dari AXA Mandiri, yang sejak tanggal 20 Agustus 2010, seiring dengan peningkatan kepemilikan saham dari 49,00% menjadi 51,00%, menjadi bagian dari Laporan Keuangan Konsolidasian Bank untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010. Pendapatan premi untuk asuransi berjangka waktu pendek diakui selama jangka waktu asuransi tersebut sedangkan pendapatan premi untuk asuransi berjangka waktu panjang diakui pada saat polis berakhir. Beban klaim diakui pada saat kewajiban klaim asuransi terjadi. ad. Pendapatan Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/atau yang mempunyai jangka waktu tertentu, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktunya, sedangkan untuk pendapatan provisi dan komisi yang tidak signifikan diakui pada saat terjadinya transaksi. Untuk kredit yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit yang diberikan dilunasi. Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi. ae. Imbalan Kerja Kewajiban Pensiun Bank Mandiri menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang pesertanya adalah pegawai aktif Bank Mandiri sejak tanggal 1 Agustus 1999, serta program pensiun manfaat pasti yang berasal dari masing-masing dana pensiun Bank Peserta Penggabungan. Program ini didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan secara berkala. Halaman 5/45 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ae. Imbalan Kerja (lanjutan) Kewajiban imbalan pensiun Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima oleh karyawan dari Program Pensiun pada usia pensiun normal dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 setelah dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil investasinya. Apabila manfaat pensiun lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank dan Anak Perusahaan harus membayar kekurangan tersebut. Program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimum imbalan pensiun. Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca konsolidasian adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi perusahaan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10,00% dari imbalan pasti atau 10,00% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan. Kewajiban Imbalan Pasca-Kerja Lainnya Bank memberikan gaji masa bebas tugas yaitu imbalan kepada karyawan sebelum usia pensiun jabatan karyawan dimana karyawan dibebaskan dari tugas-tugas rutin dan tidak masuk kerja, tetapi memperoleh fasilitas kepegawaian yang ditentukan. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi. Pembagian Tantiem Bank Mandiri mencatat tantiem dengan menggunakan basis akrual sejak tahun 2008 dan membebankannya pada laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan. af. Opsi Saham Bank Mandiri telah memberikan opsi saham kepada Direksi dan pegawai pimpinan berdasarkan posisi dan kriteria tertentu dalam Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP). Jumlah biaya kompensasi saham dihitung pada tanggal diberikannya opsi saham dengan menggunakan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui sebagai bagian dari akun “Biaya Gaji dan Tunjangan Pegawai” selama periode opsi saham berdasarkan program hak bertingkat (graded vesting). Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai Opsi Saham pada akun Ekuitas. Halaman 5/46 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) af. Opsi Saham (lanjutan) Nilai wajar dari opsi saham tersebut ditentukan berdasarkan pada laporan hasil penilaian aktuaria independen dengan menggunakan metode penentuan harga opsi Black Scholes. ag. Laba per Saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian akhir periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor selama periode berjalan. Laba per saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan (Catatan 34a dan 35). Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yang digunakan dalam menghitung laba per saham dilusian pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah 20.988.409.521 lembar saham dan 20.947.472.491 lembar saham. 2010 2009 Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham - Dasar Penyesuaian atas efek berpotensi saham biasa: MSOP - Tahap II MSOP - Tahap III 20.976.564.141 20.930.789.243 2.726.799 9.118.581 849.696 15.833.552 Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham - Dilusian 20.988.409.521 20.947.472.491 ah. Informasi Segmen Bank Mandiri dan Anak Perusahaan menyajikan informasi keuangan berdasarkan segmen usaha (segmen primer) dan daerah geografis (segmen sekunder). Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa (baik jasa individual maupun kelompok jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Bank dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: perbankan, Bank Syariah, sekuritas, pembiayaan, jasa pengiriman uang dan lain-lain, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam wilayah Indonesia, Asia (Singapura, Malaysia, Hong Kong dan Timor Leste), Eropa Barat (Inggris) dan Cayman Islands. 3. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) dan PSAK 55 (REVISI 2006) Grup menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut (Catatan 2b (vii)). Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Grup telah melakukan perhitungan kembali Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan sesuai dengan ketentuan transisi. Perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo cadangan yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 untuk semua aset keuangan sejumlah Rp221.896, telah dikreditkan ke Saldo Laba awal, saldo selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan dan aset pajak tangguhan masingmasing sebesar Rp164.343, Rp2.772 dan Rp54.781. Rincian penyesuaian terhadap saldo cadangan untuk masing-masing akun aset keuangan adalah sebagai berikut: Halaman 5/47 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) dan PSAK 55 (REVISI 2006) (lanjutan) Jumlah Giro pada bank lain (Catatan 5) Penempatan pada bank lain (Catatan 6) Efek-efek (Catatan 7) Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9) Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (Catatan 10) Tagihan derivatif (Catatan 11) Kredit yang diberikan (Catatan 12) Tagihan akseptasi (Catatan 14) 73.098 108.175 2.354 (59.563) 30.488 1.765 65.395 184 Dampak pada aset pajak tangguhan 221.896 (54.781) 167.115 Pada tanggal 1 Januari 2010, berkaitan dengan implementasi PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Bank telah meninjau ulang klasifikasi aset keuangan dan oleh karena itu telah melakukan reklasifikasi atas Obligasi Pemerintah sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 8c atas laporan keuangan konsolidasian. 4. GIRO PADA BANK INDONESIA 2010 Rupiah Dolar Amerika Serikat 2009 14.438.709 606.536 12.773.638 647.935 15.045.245 13.421.573 Pada tanggal 30 September 2010, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank telah sesuai dengan PBI No. 7/29/PBI/2005 tanggal 6 September 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008, selanjutnya diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada BI dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder masing-masing adalah: 2010 Rupiah - Giro Wajib Minimum Utama - Giro Wajib Minimum Sekunder Dolar Amerika Serikat 5,00% 2,50% 1,00% 2009 5,00% 1,00% GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN) dan/atau kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia. Realisasi Giro Wajib Minimum untuk rekening Rupiah dan Dolar Amerika Serikat (Bank Mandiri saja) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah: 2010 Rupiah - Giro Wajib Minimum Utama - Giro Wajib Minimum Sekunder Dolar Amerika Serikat 5,00% 36,36% 1,01% Halaman 5/48 2009 5,04% 1,01% PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. GIRO PADA BANK LAIN a. Berdasarkan Mata Uang: 2010 2009 Rupiah Mata uang asing 328.821 5.965.605 281.708 4.878.497 Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 6.294.426 (12.387) 5.160.205 (71.111) 6.282.039 5.089.094 Termasuk dalam mata uang asing adalah terutama mata uang Pound Sterling, Euro, Dolar Amerika Serikat dan Yen. b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 2009 Rupiah: Lancar 328.821 281.708 Jumlah Rupiah 328.821 281.708 Mata uang asing: Lancar Macet 5.958.433 7.172 4.867.076 11.421 Jumlah mata uang asing 5.965.605 4.878.497 Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 6.294.426 (12.387) 5.160.205 (71.111) 6.282.039 5.089.094 c. Berdasarkan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga: Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak terdapat giro pada bank lain yang mempunyai hubungan istimewa. d. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 0,21% 0,36% 2009 0,01% 0,17% e. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain: 2010 Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Lain-lain*) Saldo akhir periode 2009 86.962 87.689 (73.098) 3.044 (4.521) (5.308) (11.270) 12.387 71.111 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang dibentuk telah memadai. f. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56. Halaman 5/49 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, Jatuh Tempo dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 Jatuh Tempo Lancar Macet Jumlah Rupiah: Bank Indonesia < 1 bulan 4.184.555 - 4.184.555 Call Money < 1 bulan 1.210.000 - 1.210.000 527.439 57.275 2.000 1.500 - 527.439 57.275 2.000 1.500 1.372 - 1.372 5.984.141 - 5.984.141 < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 12 bulan 10.039.361 2.097.375 223.125 - 101.923 10.039.361 2.097.375 223.125 101.923 < 1 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 12 bulan 3.276.367 462 - 2.344 3.276.367 462 2.344 16.046 - 16.046 15.652.736 104.267 Deposito Berjangka Tabungan < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 6 bulan < 12 bulan tanpa jatuh tempo Jumlah Rupiah Mata uang asing: Call Money Penempatan “Fixed-Term” Deposito Berjangka < 1 bulan Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 15.757.003 21.741.144 (196.853) 21.544.291 2009 Jatuh Tempo Rupiah: Bank Indonesia < 1 bulan Lancar Macet Jumlah 4.678.120 - 4.678.120 Call Money < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan 810.226 175.312 - 810.226 175.312 Deposito Berjangka < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan 240.604 66.700 - 240.604 66.700 Tabungan tanpa jatuh tempo 1.694 -- 1.694 5.972.656 - 5.972.656 < 1 bulan =1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 12 bulan 17.268.686 3.092.800 1.449.750 - 193.110 17.268.686 3.092.800 1.449.750 193.110 < 1 bulan =1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 12 bulan 2.928.495 48.325 495 - 7.746 2.928.495 48.325 495 7.746 Jumlah Rupiah Mata uang asing: Call Money Penempatan “Fixed-Term” Deposito Berjangka < 1 bulan Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 262.229 - 25.050.780 200.856 262.229 25.251.636 31.224.292 (468.338) 30.755.954 b. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank Mandiri tidak memiliki penempatan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Halaman 5/50 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 6,55% 0,29% 2009 6,52% 0,24% d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat penempatan pada bank lain yang digunakan sebagai jaminan. e. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain: 2010 Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Lain-lain*) Saldo akhir periode 2009 347.184 386.708 (108.175) (34.685) (7.471) 128.152 (46.522) 196.853 468.338 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain yang dibentuk telah memadai. Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) dengan klasifikasi macet atau “mengalami penurunan nilai” dimana klaim Bank Mandiri yang diakui oleh kurator berdasarkan hasil creditors meeting pada tanggal 5 November 2009 adalah sebesar EUR16.395.092 (nilai penuh) untuk penempatan. Pada tanggal 10 Maret 2010, kurator telah membayarkan sebagian klaim kepada Bank Mandiri setelah memperhitungkan saling hapus (setoff) dengan saldo giro dan inter-bank call money serta kewajiban L/C UPAS Anak Perusahaan kepada lembaga keuangan tersebut, sehingga saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) pada tanggal 30 September 2010 menjadi sebesar EUR8.568.411 (nilai penuh). Pada tanggal 30 September 2010, Bank Mandiri telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas sisa saldo penempatan pada lembaga keuangan tersebut. Halaman 5/51 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2009, Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) dengan klasifikasi macet senilai Rp215.234 dan di lain pihak lembaga keuangan (dalam likuidasi) tersebut menempatkan dananya di Bank Mandiri dalam bentuk giro dengan jumlah sebesar Rp190 pada tanggal 30 September 2009 (Catatan 22a). Anak perusahaan juga memiliki kewajiban L/C UPAS yang telah jatuh tempo kepada lembaga keuangan tersebut sebesar USD8.054.248,50 (nilai penuh). Saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) tersebut pada tanggal 30 September 2009 telah disalinghapuskan (set-off) dengan saldo giro dan inter-bank call money yang ditempatkan lembaga keuangan tersebut di Bank Mandiri serta kewajiban L/C UPAS Anak Perusahaan (pada tanggal 31 Desember 2009). Perhitungan penyisihan kerugian yang dibentuk oleh Bank Mandiri untuk lembaga keuangan tersebut adalah selisih antara saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan tersebut dengan saldo giro dan inter-bank call money yang ditempatkan lembaga keuangan tersebut di Bank Mandiri dan kewajiban L/C UPAS Anak Perusahaan (pada tanggal 31 Desember 2009). f. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56. 7. EFEK-EFEK a. Berdasarkan Tujuan dan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga: 2010 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a): Dimiliki hingga jatuh tempo Pihak ketiga: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Jumlah Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai 10.000 65.000 5.253.291 5.526.541 2.802.244 11.990.416 569.600 3.983.802 13.582.076 16.543.818 13.592.076 16.608.818 (18.594) (24.992) 103.549 (189.185) 114.429 (100.575) 13.487.846 Halaman 5/52 2009 16.597.680 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 Nilai Perolehan/ Nilai Nominal*) Rupiah: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Sertifikat Bank Indonesia Investasi pada unit-unit reksa dana Obligasi Saham Tersedia untuk dijual Investasi pada unit-unit reksa dana Obligasi Syariah Perusahaan Reksadana Syariah Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Syariah Perusahaan Obligasi Sertifikat Bank Indonesia Syariah Sertifikat Bank Indonesia Wesel ekspor Jumlah Rupiah Mata uang asing: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi Tersedia untuk dijual Wesel ekspor Floating rate notes Obligasi Medium term notes Dimiliki hingga jatuh tempo Wesel ekspor Treasury bills Obligasi Floating rate notes Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai (Diskonto)/ Keuntungan/ Premi (Kerugian) yang Belum yang Belum Diamortisasi Direalisasi Lancar Nilai Wajar/Nilai Buku**) Kurang Lancar Macet Jumlah 4.938.502 186.043 92.948 8.988 - 54.232 9.874 1.815 (107) 4.992.734 195.917 94.518 8.881 - 245 - 4.992.734 195.917 94.763 8.881 5.226.481 - 65.814 5.292.050 - 245 5.292.295 5.007.069 80.000 15.000 - 32.728 1.162 5.039.797 80.000 16.162 - - 5.039.797 80.000 16.162 5.102.069 - 33.890 5.135.959 - - 5.135.959 953.000 526.000 350.000 65.000 50.191 337 (18.814) (165) - - 903.337 421.624 350.000 64.835 50.191 - 50.000 85.562 - 953.337 507.186 350.000 64.835 50.191 1.944.191 (18.642) - 1.789.987 - 135.562 1.925.549 12.272.741 (18.642) 99.704 12.217.996 - 135.807 12.353.803 15 26.825 - - 26.825 26.810 - 188.689 137.884 95.182 2.717 - (372) 4.051 151 188.689 137.512 99.233 2.868 - - 188.689 137.512 99.233 2.868 424.472 - 3.830 428.302 - - 428.302 692.731 94.997 62.475 17.850 (14) 783 (721) - 692.731 94.983 63.258 17.129 - - 692.731 94.983 63.258 17.129 868.053 48 - 868.101 - - 868.101 1.319.335 48 3.845 1.323.228 - - 1.323.228 103.549 13.541.224 - 135.807 13.677.031 - (87.647) 13.592.076 (18.594) (101.538) Bersih 13.439.686 *) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. **) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai buku. Halaman 5/53 - (189.185) 48.160 13.487.846 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan): 2009 Nilai Perolehan/ Nilai Nominal*) Rupiah: Diperdagangkan Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Investasi pada unit - unit reksa dana Saham Tersedia untuk dijual Reksadana Syariah Investasi pada unit - unit reksa dana Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat Bank Indonesia Syariah Obligasi Syariah Perusahaan Obligasi Sertifikat Bank Indonesia Wesel ekspor Jumlah Rupiah Mata uang asing: Tersedia untuk dijual Wesel ekspor Floating rate notes Obligasi Dimiliki hingga jatuh tempo Wesel ekspor Obligasi Treasury bills Floating rate notes Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai (Diskonto)/ Keuntungan/ Premi (Kerugian) yang Belum yang Belum Diamortisasi Direalisasi Lancar Nilai Wajar/Nilai Buku**) Kurang Lancar Macet Jumlah 10.896.548 906.442 159.291 28.135 - 92.190 9.776 7.647 6.102 10.988.738 915.928 166.938 34.237 - - 10.988.738 290 916.218 166.938 34.237 11.990.416 - 115.715 12.105.841 - 290 12.106.131 8.000 8.864 - 1.503 (362) 9.503 8.502 - - 9.503 8.502 16.864 - 1.141 18.005 - - 18.005 1.250.000 1.038.557 581.000 18.000 36.258 (303) (27.290) (26) - - 1.250.000 1.038.254 553.710 17.974 36.258 - - 1.250.000 1.038.254 553.710 17.974 36.258 2.923.815 (27.619) - 2.896.196 - - 2.896.196 14.931.095 (27.619) 116.856 15.020.042 - 290 15.020.332 404.274 104.823 43.639 - (2.796) 369 404.274 102.027 44.008 - - 404.274 102.027 44.008 552.736 - (2.427) 550.309 - - 550.309 553.892 310.039 136.897 124.159 1.197 (36) 1.466 - 553.892 282.250 136.861 125.625 28.986 - - 553.892 311.236 136.861 125.625 1.124.987 2.627 - 1.098.628 28.986 - 1.127.614 1.677.723 2.627 1.648.937 28.986 - 1.677.923 16.608.818 (24.992) 16.668.979 28.986 (2.427) 114.429 (95.937) Bersih 16.573.042 *) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. **) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai buku. Halaman 5/54 (4.348) 24.638 290 16.698.255 (290) (100.575) - 16.597.680 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) c. Berdasarkan Sisa Umur Hingga Jatuh Tempo: 2010 Rupiah: Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo < 1 tahun > 1 < 5 tahun > 5 < 10 tahun 2009 217.100 5.521.324 4.111.037 2.423.280 204.289 13.412.520 1.144.000 170.286 12.272.741 14.931.095 Mata uang asing: < 1 tahun > 1 < 5 tahun > 5 < 10 tahun 1.071.149 155.775 92.411 1.231.132 326.978 119.613 Jumlah mata uang asing 1.319.335 1.677.723 13.592.076 16.608.818 Jumlah Rupiah Jumlah Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai (18.594) (24.992) 103.549 (189.185) 114.429 (100.575) 13.487.846 16.597.680 d. Berdasarkan Golongan Penerbit: 2010 Perusahaan lain Pemerintah dan Bank Indonesia Bank Jumlah Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai 6.842.433 5.622.190 1.127.453 2.137.919 13.207.602 1.263.297 13.592.076 16.608.818 (18.594) (24.992) 103.549 (189.185) 114.429 (100.575) 13.487.846 Halaman 5/55 2009 16.597.680 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) e. Rincian Obligasi Berdasarkan Peringkat: Peringkat*) Lembaga Pemeringkat Nilai Wajar/Nilai Buku**) 2010 2009 2010 2009 Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi Pefindo idD – idAAA ***) 94.763 916.218 Tersedia untuk dijual Obligasi Syariah Perusahaan Pefindo idA – idA+ - 80.000 - Beragam BBB (idn) – A-(idn) idCCC – idAA+ CC (Fitch) – A-(idn) Baa3.id – idAA+ 953.337 1.038.254 Pefindo idAA+ idAA+ 219.817 217.939 Pefindo Pefindo idAA idCCC – idAA- idAA+ A- – idAA+ 191.859 95.510 185.863 149.908 1.460.523 1.591.964 1.635.286 2.508.182 Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Syariah Perusahaan Obligasi PT Indosat (Persero) Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi Beragam - - 26.825 - Tersedia untuk dijual Obligasi Beragam BBB+ – A BBB – A- 99.233 44.008 Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Beragam BBB – A BBB – A 63.258 311.236 189.316 355.244 Jumlah mata uang asing *) **) ***) Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia, Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings. Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai buku. Pada tanggal 30 September 2009, obligasi dengan kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terutama terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara yang tidak memiliki peringkat. Halaman 5/56 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) f. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 6,45% 8,90% 2009 8,76% 3,67% g. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek: 2010 2009 Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Lain-lain*) 53.492 44.046 (2.354) 139.634 (1.587) 58.127 (1.598) Saldo akhir periode 189.185 100.575 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek yang dibentuk telah memadai. h. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56. Pada tanggal 30 September 2010 Bank memiliki investasi dalam unit reksa dana dari Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras, Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras 2, Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan X, Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan XI dan Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan XII dengan nilai wajar pada tanggal 30 September 2010 masing-masing sebesar Rp1.509.663, Rp1.008.699, Rp805.075, Rp809.129 dan Rp900.162. 8. OBLIGASI PEMERINTAH Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diperoleh Bank Mandiri dari pasar primer dan sekunder pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut: 2010 Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar Tersedia untuk dijual, nilai wajar Dimiliki hingga jatuh tempo, nilai buku Halaman 5/57 2009 499.130 58.254.186 23.428.018 247.301 26.118.702 61.997.078 82.181.334 88.363.081 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) a. Berdasarkan Jatuh Tempo Berdasarkan jatuh temponya, Obligasi Pemerintah adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi: Kurang dari 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun Tersedia untuk dijual: Kurang dari 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun Dimiliki hingga jatuh tempo: Kurang dari 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun Jumlah Rupiah Mata uang asing Tersedia untuk dijual: 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun Dimiliki hingga jatuh tempo: 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun Jumlah mata uang asing Halaman 5/58 2009 19.857 268.748 56.953 153.572 116 247.185 - 499.130 247.301 288.833 6.436.080 51.529.273 - 651.359 14.488.119 10.928.718 58.254.186 26.068.196 60.563 2.298.118 20.780.604 119.665 1.362.451 168.335 36.647.130 23.643.030 23.258.950 61.820.946 82.012.266 88.136.443 - 31.363 19.143 - 50.506 151.232 17.836 48.110 128.022 169.068 176.132 169.068 226.638 82.181.334 88.363.081 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis 2010 Tingkat suku bunga per tahun Nominal Nilai wajar Tanggal jatuh tempo Frekuensi pembayaran bunga Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi suku bunga tetap 447.348 7,95% 14,28% 499.130 12/09/2011 15/07/2038 1 dan 6 bulan 30.055 7,95% 30.480 15/08/2013 1 bulan 25/06/2011 25/07/2020 3 bulan Tersedia untuk dijual Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga mengambang 58.831.044 SBI 3 bulan 58.223.706 58.254.186 58.861.099 Tingkat suku bunga per tahun Tanggal jatuh tempo 1.514.352 9,00% 15,58% 15/11/2010 15/05/2037 1 dan 6 bulan 21.744.598 SBI 3 bulan 25/12/2014 25/09/2017 3 bulan Nilai buku Frekuensi pembayaran bunga Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga mengambang 23.258.950 Nilai buku Tingkat suku bunga per tahun Tanggal jatuh tempo 6,75% 10,38% 10/03/2014 09/03/2017 Frekuensi pembayaran bunga Mata uang asing Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap 169.068 Halaman 5/59 6 bulan PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis (lanjutan) 2009 Tingkat suku bunga per tahun Nominal Nilai wajar Tanggal jatuh tempo Frekuensi pembayaran bunga Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi suku bunga tetap 245.904 9,28% 12,00% 247.301 28/03/2010 15/09/2013 1 bulan 350.512 9,00% 14,28% 385.340 15/06/2013 15/11/2020 6 bulan 25.682.856 25/06/2011 25/07/2020 3 bulan Tersedia untuk dijual Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga mengambang 25.831.044 SBI 3 bulan 26.181.556 26.068.196 Tingkat suku bunga per tahun Tanggal jatuh tempo 2.076.348 9,00% 15,58% 15/03/2010 15/05/2037 6 bulan 59.744.598 SBI 3 bulan 25/12/2014 25/07/2020 3 bulan Nilai buku Frekuensi pembayaran bunga Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga mengambang 61.820.946 Tingkat suku bunga per tahun Nominal Nilai wajar Tanggal jatuh tempo Frekuensi pembayaran bunga 15/01/2016 17/02/2037 6 bulan Mata uang asing Tersedia untuk dijual Obligasi suku bunga tetap 48.325 Nilai buku 6,63% 7,50% 50.506 Tingkat suku bunga per tahun Tanggal jatuh tempo 6,75% 10,38% 04/05/2014 09/03/2017 Frekuensi pembayaran bunga Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap 176.132 Halaman 5/60 1 dan 6 bulan PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) c. Informasi Lain Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Obligasi Pemerintah dengan jumlah nilai nominal sebesar RpNihil dan Rp876.539 telah dijual kepada pihak ketiga dengan janji untuk dibeli kembali (Catatan 25). Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal sebesar Rp3.967.500 dan Rp3.967.500 dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang diterima dari bank lain (Catatan 28d). Sehubungan dengan implementasi PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) efektif 1 Januari 2010, Bank memiliki kesempatan untuk meninjau ulang klasifikasi aset keuangan dan dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan tanpa terkena sanksi. Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank memutuskan untuk mereklasifikasi Obligasi Pemerintah sebesar Rp38.000.000 dari klasifikasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ke klasifikasi Tersedia Untuk Dijual. Obligasi Pemerintah tersebut direklasifikasi dengan nilai wajar pada tanggal 1 Januari 2010 dan kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp404.255 atas Obligasi Pemerintah yang dipindahkan pada tanggal reklasifikasi dicatat sebagai bagian dari kerugian bersih yang belum direalisasi dari penurunan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan di ekuitas. 9. TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN a. Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: 2010 2009 Rupiah: Pihak ketiga Usance L/C payable at sight Lain-lain 1.781.035 174.278 1.887.628 157.238 Jumlah Rupiah 1.955.313 2.044.866 805.012 671.964 925.812 746.073 Jumlah mata uang asing 1.476.976 1.671.885 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 3.432.289 (962.736) 3.716.751 (1.799.927) 2.469.553 1.916.824 Mata uang asing: Pihak ketiga Usance L/C payable at sight Lain-lain Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak terdapat tagihan lainnya - transaksi perdagangan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Halaman 5/61 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN (lanjutan) b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 2009 Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Macet 2.330.105 318.737 17.467 765.980 2.609.096 289.327 818.328 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 3.432.289 (962.736) 3.716.751 (1.799.927) 2.469.553 1.916.824 2010 2009 c. Berdasarkan Jatuh Tempo: Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan Lebih dari 12 bulan 422.601 856.315 530.453 145.944 621.112 742.878 534.932 145.944 1.955.313 2.044.866 262.875 363.271 230.795 620.035 252.399 410.653 333.665 2.784 672.384 Jumlah mata uang asing 1.476.976 1.671.885 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 3.432.289 (962.736) 3.716.751 (1.799.927) 2.469.553 1.916.824 Jumlah Rupiah Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya - transaksi perdagangan: 2010 Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Lain-lain*) 844.781 Saldo akhir periode 962.736 59.563 92.751 (34.359) 2009 1.158.049 750.072 (108.194) 1.799.927 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya transaksi perdagangan telah memadai. e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56. Halaman 5/62 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI a. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 2010 Jenis Efek Tanggal Dimulai Tanggal Jatuh Tempo Nilai Jual Kembali Pendapatan Bunga Belum Direalisasi Nilai Bersih Rupiah Obligasi FR0043 Obligasi FR0043 Obligasi FR0023 Obligasi VR0031 Obligasi VR0020 SBI Obligasi VR0023 Obligasi VR0031 Obligasi VR0020 SBI SPN Obligasi VR0029 Obligasi VR0028 Obligasi VR0021 Obligasi VR0029 Obligasi FR0043 SPN Obligasi FR0023 SBI SPN Obligasi FR0019 Saham 24/09/2010 24/09/2010 17/09/2010 23/08/2010 07/09/2010 17/09/2010 15/09/2010 17/09/2010 08/04/2010 29/09/2010 29/09/2010 09/08/2010 09/04/2010 23/08/2010 09/04/2010 24/09/2010 29/09/2010 29/09/2010 29/09/2010 17/09/2010 29/09/2010 13/08/2010 15/10/2010 15/10/2010 08/10/2010 22/11/2010 08/12/2010 18/10/2010 15/10/2010 13/12/2010 08/10/2010 01/11/2010 20/10/2010 08/11/2010 11/10/2010 22/11/2010 11/10/2010 15/10/2010 20/10/2010 20/10/2010 01/11/2010 08/10/2010 20/10/2010 11/11/2010 Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai 1.022.161 1.022.161 677.024 509.637 508.987 503.321 503.001 494.871 482.145 393.423 329.462 330.064 306.169 257.513 250.416 227.147 180.538 150.055 109.591 104.976 58.548 2.090 8.423.300 2.507 2.507 831 5.336 6.643 1.548 1.275 7.089 637 2.206 1.097 2.457 577 2.696 472 557 601 499 615 129 195 41 40.515 Bersih 1.019.654 1.019.654 676.193 504.301 502.344 501.773 501.726 487.782 481.508 391.217 328.365 327.607 305.592 254.817 249.944 226.590 179.937 149.556 108.976 104.847 58.353 2.049 8.382.785 8.382.785 2009 Jenis Efek Tanggal Dimulai Tanggal Jatuh Tempo Nilai Jual Kembali Pendapatan Bunga Belum Direalisasi Nilai Bersih Rupiah Obligasi VR0020 Obligasi VR0031 Obligasi VR0031 Obligasi VR0029 Obligasi VR0029 Obligasi VR0020 Obligasi VR0028 Obligasi VR0027 Obligasi VR0029 Obligasi VR0029 Saham Saham Obligasi VR0028 Obligasi VR0028 Saham 19/08/2009 15/09/2009 21/07/2009 03/09/2009 07/07/2009 07/07/2009 07/07/2009 29/09/2009 21/07/2009 10/09/2009 15/09/2009 24/08/2009 15/09/2009 29/09/2009 29/09/2009 19/11/2009 15/10/2009 21/10/2009 03/12/2009 21/01/2010 07/10/2009 21/01/2010 29/12/2009 21/10/2009 10/03/2010 13/11/2009 24/02/2010 15/10/2009 29/12/2009 29/10/2009 Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih 509.487 432.239 337.379 330.863 318.470 254.960 208.611 182.263 175.393 176.254 154.670 100.773 72.283 73.244 25.396 3.352.285 5.053 1.162 1.552 4.196 7.955 323 5.211 3.237 807 5.807 4.670 6.955 194 1.301 383 48.806 504.434 431.077 335.827 326.667 310.515 254.637 203.400 179.026 174.586 170.447 150.000 93.818 72.089 71.943 25.013 3.303.479 (82.531) 3.220.948 Halaman 5/63 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan) b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: Lancar Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 2010 2009 8.382.785 - 3.303.479 (82.531) 8.382.785 3.220.948 c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali: 2010 Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Lain – lain*) 2009 30.488 47.987 (30.488) (1) 1 50.000 (15.456) Saldo akhir periode - 82.531 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan atas efekefek yang dibeli dengan janji dijual kembali telah memadai. Seluruh saldo tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali per tanggal 30 September 2010 tidak mengalami penurunan nilai. 11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Transaksi Nilai Kontrak Tagihan Derivatif Nilai Wajar Pihak ketiga Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli Dolar Amerika Serikat 1.716.680 Lain-lain 1.265.039 2. Kontrak berjangka - jual Dolar Amerika Serikat 219.413 Lain-lain 13.103 3. Swap - beli Dolar Amerika Serikat 1.207.378 Lain-lain 25.031 4. Swap - jual Dolar Amerika Serikat 6.873.115 Lain-lain 119.656 5. Option Buy Lain-lain Terkait Suku Bunga 1. Swap - suku bunga Lain-lain Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Kewajiban Derivatif (28.920) (18) 10 259 28.930 277 2.152 (36) 2.210 - 58 36 (21.690) 58 241 58 21.931 - 162.454 (1.084) 162.572 31 118 1.115 46 - 165.427 - 13.270 65.735 - 165.427 65.735 Halaman 5/64 46 (13.270) PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (lanjutan) Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut: Transaksi Nilai Kontrak Tagihan Derivatif Nilai Wajar Pihak ketiga Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli Dolar Amerika Serikat 662.725 Lain-lain 43.797 2. Kontrak berjangka - jual Dolar Amerika Serikat 355.937 Lain-lain 34.623 3. Swap - beli Dolar Amerika Serikat 2.000.410 Lain-lain 476.148 4. Swap - jual Dolar Amerika Serikat 4.665.149 Lain-lain 545.569 Terkait Suku Bunga 1. Swap - suku bunga Lain-lain Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai (28.398) (1.435) Kewajiban Derivatif 1 433 28.399 1.868 10.178 580 69 222 (13.354) (6.385) 722 - 14.076 6.385 336.194 (675) 336.223 3 29 678 (13.055) 348.140 (5.963) 13.055 64.781 - 342.177 64.781 10.109 358 Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak terdapat transaksi derivatif dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Swap Mata Uang (Cross Currency Swap) Bank Mandiri telah menandatangani beberapa kontrak swap mata uang (cross currency swap) yang berkaitan dengan kontrak efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) dengan beberapa bank counterpart. Kontrak dimulai pada saat Bank Mandiri menjual Obligasi Pemerintah kepada bank counterpart dan menerima dana dalam Rupiah. Dana tersebut kemudian digunakan untuk menyelesaikan transaksi spot dari kontrak swap mata uang dan Bank Mandiri akan menerima dana dalam Dolar Amerika Serikat. Pada tanggal jatuh tempo, Bank Mandiri akan menerima dana Rupiah dan membayar dana dalam Dolar Amerika Serikat kepada bank counterpart. Selanjutnya, Bank Mandiri berkewajiban untuk menggunakan dana Rupiah tersebut untuk membeli kembali Obligasi Pemerintah yang telah dijual sebelumnya kepada bank-bank counterpart (Catatan 25). Ringkasan dari kontrak swap mata uang tersebut adalah sebagai berikut: Tanggal Efektif Tanggal Jatuh Tempo Jenis Transaksi Pembelian (Nilai Penuh) Penjualan (Nilai Penuh) 7 Juni 2005 7 Januari 2008 Spot Forward USD50 juta Rp617.500 juta Rp617.500 juta USD50 juta 3 November 2004 3 November 2009 Spot Forward USD25 juta Rp285.060 juta Rp285.060 juta USD25 juta 4 November 2004 4 November 2009 Spot Forward USD25 juta Rp284.062 juta Rp284.062 juta USD25 juta 18 Mei 2005 18 Mei 2010 Spot Forward USD25 juta Rp316.356 juta Rp316.356 juta USD25 juta Bank Mandiri telah menyelesaikan kontrak swap mata uang dan kontrak efek yang dijual dengan janji dibeli kembali terkait pada tanggal jatuh tempo 7 Januari 2008, 3 November 2009, 4 November 2009, dan 18 Mei 2010 dengan bank-bank counterpart. Halaman 5/65 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kolektibilitas Bank Indonesia untuk tagihan derivatif adalah sebagai berikut: 2010 Lancar Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 2009 165.427 - 348.140 (5.963) 165.427 342.177 Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif: 2010 Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Lain-lain*) 2009 1.765 6.313 (1.765) (3.571) 3.571 Saldo akhir periode (498) 148 - 5.963 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif telah memadai. Seluruh saldo tagihan derivatif per tanggal 30 September 2010 tidak mengalami penurunan nilai. 12. KREDIT YANG DIBERIKAN A. Kredit yang diberikan terdiri atas: a. Berdasarkan Jenis Mata Uang, Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga: 2010 2009 Rupiah: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a) Pihak ketiga 471.951 192.052.210 136.207 155.949.075 Jumlah Rupiah 192.524.161 156.085.282 Mata uang asing: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a) Pihak ketiga 346.197 37.118.751 507.516 30.312.813 Jumlah mata uang asing 37.464.948 30.820.329 Jumlah Dikurangi: Pendapatan ditangguhkan 229.989.109 - 186.905.611 (948) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 229.989.109 (11.713.196) 186.904.663 (12.264.551) 218.275.913 174.640.112 Halaman 5/66 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): b.1 Berdasarkan Jenis: 30 September 2010 Tidak mengalami penurunan nilai Rupiah: Modal kerja Investasi Konsumen Sindikasi Karyawan Program Pemerintah Jumlah Rupiah Mata uang asing: Modal kerja Investasi Sindikasi Konsumen Program Pemerintah Karyawan Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Mengalami penurunan *) nilai Jumlah 92.882.152 54.438.358 29.975.921 2.106.157 1.207.257 868.612 6.386.440 2.846.297 644.795 1.130.691 3.631 33.850 99.268.592 57.284.655 30.620.716 3.236.848 1.210.888 902.462 181.478.457 11.045.704 192.524.161 14.616.956 14.335.164 257.130 140.176 108.353 137 617.261 4.787.034 2.319.139 142.955 140.643 19.403.990 16.654.303 400.085 140.176 108.353 137 757.904 30.075.177 7.389.771 37.464.948 211.553.634 18.435.475 229.989.109 (8.978.262) (11.713.196) 9.457.213 218.275.913 (2.734.934) 208.818.700 *) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (Catatan 2.b.(v).(a)). Halaman 5/67 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): b.2 Berdasarkan Jenis dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 Dalam Perhatian Khusus Lancar Rupiah: Modal kerja Investasi Konsumen Sindikasi Karyawan Program Pemerintah Jumlah Rupiah Mata uang asing: Modal kerja Investasi Sindikasi Konsumen Program Pemerintah Karyawan Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah 90.667.225 53.728.409 26.811.111 2.106.157 1.204.581 821.154 5.856.583 2.668.558 3.076.931 1.130.691 2.676 47.458 369.947 175.871 142.839 360 11.671 467.975 148.958 135.803 66 6.409 1.906.862 562.859 454.032 3.205 15.770 175.338.637 12.782.897 700.688 759.211 2.942.728 192.524.161 14.251.443 14.207.073 190.192 139.284 108.353 137 544.901 3.911.919 2.042.139 209.893 892 72.361 1.130 116.905 16.361 194.750 - 1.044.748 288.186 124.281 19.403.990 16.654.303 400.085 140.176 108.353 137 757.904 29.441.383 6.237.204 134.396 194.750 1.457.215 37.464.948 204.780.020 19.020.101 835.084 953.961 4.399.943 229.989.109 (5.343.505) (283.106) (583.961) (3.632.029) (11.713.196) 13.676.596 551.978 370.000 (1.870.595) 202.909.425 Halaman 5/68 99.268.592 57.284.655 30.620.716 3.236.848 1.210.888 902.462 767.914 218.275.913 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): b.2 Berdasarkan Jenis dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan): 2009 Dalam Perhatian Khusus Lancar Rupiah: Modal kerja Investasi Konsumen Sindikasi Karyawan Program Pemerintah Ekspor Jumlah Rupiah Mata uang asing: Modal kerja Investasi Sindikasi Program Pemerintah Konsumen Ekspor Karyawan Lain-lain Jumlah Mata uang asing Jumlah Dikurangi: Pendapatan ditangguhkan Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah 67.090.721 43.632.518 25.627.376 1.174.822 1.279.150 419.020 256.019 5.644.527 2.336.695 2.932.801 1.171.991 2.528 31.099 - 570.203 293.328 119.711 478 86 - 319.645 64.619 115.274 19 2.888 - 1.977.153 595.264 420.308 4.971 2.068 - 139.479.626 12.119.641 983.806 502.445 2.999.764 156.085.282 8.447.603 6.872.359 3.818.542 112.014 105.390 48.154 213 741.548 4.639.239 2.201.349 235.127 4.011 177.000 11.057 167.701 15.168 34.480 383.706 - 1.675.136 851.121 279.018 393 15.156.741 10.092.530 4.347.855 112.014 109.401 48.154 213 953.421 20.145.823 7.256.726 228.406 383.706 2.805.668 30.820.329 159.625.449 19.376.367 1.212.212 886.151 5.805.432 186.905.611 159.625.449 (948) 19.375.419 1.212.212 886.151 (948) 5.805.432 186.904.663 (5.551.547) (12.264.551) (1.724.321) 157.901.128 (4.199.827) (349.915) (438.941) 15.175.592 862.297 447.210 Halaman 5/69 75.602.249 46.922.424 29.215.470 2.346.813 1.287.146 455.161 256.019 253.885 174.640.112 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): c.1 Berdasarkan Sektor Ekonomi: 30 September 2010 Tidak mengalami penurunan nilai Rupiah: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Jasa-jasa sosial/masyarakat Pertambangan Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Industri Pertambangan Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian Listrik, gas dan air Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Jasa-jasa dunia usaha Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Mengalami penurunan *) nilai Jumlah 40.353.457 4.455.588 44.809.045 26.502.132 25.647.405 23.652.581 2.206.918 652.668 886.167 28.709.050 26.300.073 24.538.748 12.973.797 8.863.137 2.992.687 2.252.533 2.351.500 35.889.228 501.874 940.606 3.827 269.498 133.521 995.037 13.475.671 9.803.743 2.996.514 2.522.031 2.485.021 36.884.265 181.478.457 11.045.704 192.524.161 7.879.282 9.794.047 5.341.876 335.773 13.221.158 10.129.820 3.126.976 3.029.705 1.769.927 1.037.660 37.157 83.245 4.164.636 3.066.862 1.853.172 1.420.263 1.363.075 1.157.307 110.550 424.044 274.158 154.140 125.710 53 1.694.421 1.517.215 1.283.017 110.550 424.097 30.075.176 7.389.772 37.464.948 211.553.633 18.435.476 229.989.109 (2.734.934) (8.978.262) (11.713.196) 208.818.699 9.457.214 218.275.913 *) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (Catatan 2.b.(v).(a)). Halaman 5/70 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): c.2 Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 Dalam Perhatian Khusus Lancar Rupiah: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Jasa-jasa sosial/masyarakat Pertambangan Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Industri Pertambangan Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian Listrik, gas dan air Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Jasa-jasa dunia usaha Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah 40.215.998 3.803.467 26.952 26.256 736.372 44.809.045 25.780.173 24.989.754 23.320.778 1.792.232 899.329 985.285 164.948 113.465 102.892 197.277 26.085 23.212 774.420 271.440 106.581 28.709.050 26.300.073 24.538.748 12.484.121 8.551.117 2.946.871 2.323.817 2.303.934 32.422.074 815.996 725.279 45.816 121.704 162.184 3.431.605 75.288 32.072 445 18.349 2.202 164.075 62.794 71.866 1.009 8.427 9.764 332.521 37.472 423.409 2.373 49.734 6.937 533.990 13.475.671 9.803.743 2.996.514 2.522.031 2.485.021 36.884.265 175.338.637 12.782.897 700.688 759.211 7.558.374 9.830.313 4.986.576 299.507 - 23.196 - 653.012 - 13.221.158 10.129.820 2.954.388 2.995.821 1.670.355 536.807 71.041 182.817 22.111 - 171.554 - 479.776 - 4.164.636 3.066.862 1.853.172 1.330.274 1.410.848 1.157.307 109.747 423.956 106.741 52.824 803 88 58.054 53.543 688 - - 199.352 125.022 53 1.694.421 1.517.215 1.283.017 110.550 424.097 29.441.383 6.237.204 134.396 194.750 1.457.215 37.464.948 204.780.020 19.020.101 835.084 953.961 4.399.943 229.989.109 (5.343.505) (283.106) (583.961) (3.632.029) (11.713.196) 13.676.596 551.978 370.000 (1.870.595) 202.909.425 Halaman 5/71 2.942.728 192.524.161 767.914 218.275.913 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): c.2 Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan): 2009 Dalam Perhatian Khusus Lancar Rupiah: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Pertambangan Jasa-jasa sosial/masyarakat Listrik, gas dan air Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Industri Pertambangan Perdagangan, restoran dan hotel Pertanian Konstruksi Jasa-jasa dunia usaha Listrik, gas dan air Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain Jumlah Mata uang asing Jumlah Dikurangi: Pendapatan ditangguhkan Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah 33.110.016 3.988.045 68.788 118.202 922.854 38.207.905 18.292.537 17.661.849 16.120.234 1.734.440 713.776 874.031 228.132 81.730 26.117 127.827 80.563 15.707 509.088 237.691 127.263 20.892.024 18.775.609 17.163.352 13.922.897 9.974.277 2.560.010 2.164.939 2.050.733 23.622.134 261.047 1.341.277 127.713 178.797 5.343 2.895.172 93.808 102.784 29.189 27.615 3.173 322.470 7.131 18.123 63 7.546 10 127.273 283.160 454.088 1.973 24.356 63 439.228 14.568.043 11.890.549 2.718.948 2.403.253 2.059.322 27.406.277 139.479.626 12.119.641 983.806 502.445 2.999.764 156.085.282 4.989.108 6.861.277 5.898.742 311.185 11.229 25.875 380.832 - 2.006.894 - 13.286.805 7.198.337 2.480.205 1.106.406 918.926 781.657 898.451 402.666 92.047 196.226 89.387 167.212 7.956 50 - 2.874 - 443.978 18.211 250.092 - 3.496.935 1.198.453 1.141.319 1.031.799 987.838 776.131 9.820 1.323.842 133.521 38.660 94.292 16.084 - 31.242 55.251 940.894 48.480 1.489.469 20.145.823 7.256.726 228.406 383.706 2.805.668 30.820.329 159.625.449 19.376.367 1.212.212 886.151 5.805.432 186.905.611 159.625.449 (948) 19.375.419 1.212.212 886.151 (948) 5.805.432 186.904.663 (5.551.547) (12.264.551) (1.724.321) 157.901.128 (4.199.827) (349.915) (438.941) 15.175.592 862.297 447.210 Halaman 5/72 253.885 174.640.112 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): d. Berdasarkan Jangka Waktu: 2010 Rupiah: Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Rupiah 2009 23.565.710 14.645.301 83.820.938 70.492.212 19.786.602 13.555.295 65.600.285 57.143.100 192.524.161 156.085.282 Mata uang asing: Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun 8.679.047 2.665.465 14.242.711 11.877.725 11.974.508 1.222.764 7.657.231 9.965.826 Jumlah mata uang asing 37.464.948 30.820.329 Jumlah Dikurangi: Pendapatan ditangguhkan 229.989.109 - 186.905.611 (948) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 229.989.109 (11.713.196) 186.904.663 (12.264.551) 218.275.913 174.640.112 Rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan secara gross (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah 2,60% dan 3,79% (Bank Mandiri saja 2,39% dan 3,64%, masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009), sedangkan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan secara neto pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah 0,74% dan 0,85% (Bank Mandiri saja 0,71% dan 0,72% masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009). Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 September 2010 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, dihitung atas dasar jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan pada bank lain sebesar Rp1.417.195. Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 September 2009 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 7/10/DPNP tanggal 30 Maret 2005, dihitung atas dasar jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan pada bank lain sebesar Rp1.740.109 dan setelah dikurangi dengan kerugian restrukturisasi sebesar Rp980.713. Termasuk dalam kredit yang diberikan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah kredit yang dibeli dari BPPN masing-masing sebesar RpNihil dan Rp176.870, dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk masing-masing sebesar RpNihil dan Rp1.753 dan pendapatan ditangguhkan masing-masing sebesar RpNihil dan Rp948. Halaman 5/73 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan: a. Termasuk di dalam kredit yang diberikan adalah pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh Anak Perusahaan masing-masing sebesar Rp21.342.209 dan Rp14.825.315 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, terdiri atas: 2010 2009 Piutang Murabahah dan Istishna Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan syariah lainnya 11.389.589 4.273.796 5.678.824 7.536.454 3.141.853 4.147.008 Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 21.342.209 (1.046.610) 14.825.315 (776.489) 20.295.599 14.048.826 b. Tingkat suku bunga rata-rata (yield) dan kisaran bagi hasil per tahun adalah sebagai berikut: Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 12,67% 5,11% 2009 12,90% 6,31% Kisaran Bagi Hasil per Tahun: 2010 Piutang Murabahah dan Istishna Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan syariah lainnya 1,13% - 15,42% 11,04% - 12,38% 14,25% - 15,55% 2009 6,90% - 14,77% 9,28% - 14,62% 13,53% - 15,74% c. Agunan Kredit Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. d. Kredit Program Pemerintah Kredit Program Pemerintah terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja permanen dan kredit modal kerja dimana Pemerintah dapat menyediakan sebagian dan/atau keseluruhan dananya. e. Kredit Sindikasi Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur melalui perjanjian pembiayaan bersama dengan bank-bank lain. Jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila sebagai agen fasilitas dalam kredit sindikasi pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah masing-masing berkisar antara 17,57% - 80,32% dan 20,36% - 80,29% dari jumlah keseluruhan kredit sindikasi. Sedangkan jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila sebagai anggota sindikasi pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah masing-masing berkisar antara 0,15% - 39,36% dan 0,19% - 38,54% dari jumlah keseluruhan kredit sindikasi. Halaman 5/74 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): f. Kredit yang Direstrukturisasi Berikut ini adalah jenis dan jumlah kredit yang telah direstrukturisasi pada tanggal 30 September 2010 dan 2009: Perpanjangan jangka waktu kredit Perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga kredit Kredit Jangka Panjang dengan Opsi Saham (KJPOS) Fasilitas kredit tambahan Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema restrukturisasi lain-lain*) 2010 2009 7.183.077 7.405.932 498.008 225.560 183.291 2.887.314 315.056 5.481.232 8.188.882 1.083.832 16.278.818 17.173.366 *) Skema restrukturisasi lain-lain terutama terdiri dari skema restrukturisasi penurunan tingkat suku bunga, penjadualan kembali bunga yang tertunggak dan perpanjangan jangka waktu pembayaran bunga tertunggak. Jumlah kredit yang telah direstrukturisasi dalam kategori kredit bermasalah untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp1.431.511 dan Rp1.926.047. g. Kredit kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan persentase terhadap total aset konsolidasian diungkapkan pada Catatan 50a. Termasuk dalam kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah kredit yang diberikan kepada karyawan Bank Mandiri. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank Mandiri terdiri dari kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 4,00% per tahun yang digunakan untuk membeli kendaraan bermotor dan/atau rumah dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 15 (lima belas) tahun yang dibayar melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan. h. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia. i. Bank Mandiri memiliki sejumlah perjanjian penerusan kredit dengan lembaga keuangan internasional (Catatan 55). Halaman 5/75 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): j. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan: Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit (tidak termasuk cadangan kerugian penurunan nilai yang berasal dari selisih nilai pokok dan harga pembelian kredit dari BPPN) adalah sebagai berikut: 2010 2009 Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)**) Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Pencatatan kembali (write back) Penghapusbukuan Lain-lain*) 12.435.525 11.860.312 (65.395) 1.930.980 183.201 (2.183.467) (587.648) 986.039 1.532.159 (1.446.715) (667.244) Saldo akhir periode 11.713.196 12.264.551 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. **) Untuk tanggal 30 September 2010, termasuk implikasi dari pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai (Catatan 36). Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai. k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi sebelum dikurangi pendapatan ditangguhkan dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) adalah sebagai berikut: Kredit Bermasalah (berdasarkan peraturan Bank Indonesia) 2010 2009 Rupiah: Perdagangan, restoran dan hotel Industri Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain 1.136.645 789.580 410.990 2.065.412 865.047 1.109.844 399.984 2.111.140 Jumlah Rupiah 4.402.627 4.486.015 676.208 673.441 125.710 311.002 2.398.955 614.064 250.142 154.619 1.786.361 3.417.780 6.188.988 7.903.795 Mata uang asing: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: Halaman 5/76 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): Minimum Penyisihan Penghapusan 2010 Rupiah: Perdagangan, restoran dan hotel Industri Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain 842.383 708.662 278.085 1.389.623 610.922 938.625 272.504 1.556.398 Jumlah Rupiah 3.218.753 3.378.449 637.775 556.478 120.275 250.988 2.043.264 515.093 229.922 129.165 1.565.516 2.917.444 4.784.269 6.295.893 Mata uang asing: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain Jumlah mata uang asing l. 2009 Penghapusbukuan Kredit Macet Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank Mandiri melaksanakan penghapusbukuan kredit macet masing-masing sebesar Rp2.144.790 dan Rp1.419.541 (Bank Mandiri saja). Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan meliputi: a. Fasilitas kredit telah digolongkan macet; b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 100,00% (seratus perseratus) dari pokok kredit macetnya; c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan penyelamatan, namun tidak berhasil; d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan membayar; dan e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh kewajiban kreditnya, termasuk yang berasal dari non-cash loan sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write-off). Penghapusbukuan kredit macet ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. m. Kredit yang dihapusbukukan dicatat di extra-comtable. Bank terus melakukan usaha-usaha penagihan atas kredit yang telah dihapusbukukan. Kredit extra-comtable ini tidak disajikan dalam neraca, tetapi disajikan di luar neraca dalam buku besar Bank. Ikhtisar mutasi kredit extra-comtable untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja): 2010 2009 Saldo awal periode Penghapusbukuan Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Pencatatan kembali (write back) Lain-lain*) 32.609.917 2.144.790 (1.129.092) (183.201) (578.113) 34.510.621 1.419.541 (1.489.496) (1.634.819) Saldo akhir periode 32.864.301 32.805.847 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Halaman 5/77 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): n. Pembelian Kredit dari BPPN Berdasarkan surat dari Bank Indonesia No. 9/58/DPNP/IDPnP tanggal 16 Februari 2007 kepada Bank Mandiri, dinyatakan bahwa Bank dapat meneruskan pengelolaan kredit eksBPPN yang mencapai jangka waktu 5 (lima) tahun setelah pembelian, sepanjang kredit tersebut pada saat mencapai jangka waktu 5 (lima) tahun tergolong lancar, baik dalam faktor prospek usaha, kinerja, maupun kemampuan membayar debitur sebagaimana diatur dalam PBI Kualitas Aset yang berlaku. Sesuai surat BI No. 10/28/DPB1 tanggal 24 Januari 2008, kredit yang tergolong lancar (performing) adalah kredit dengan kualitas 1 (Lancar) dan 2 (Dalam Perhatian Khusus). Periode 1 Januari - 30 September 2010 dan 2009 Selain cadangan kerugian penurunan nilai dan pendapatan ditangguhkan, pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang dibeli dari BPPN masing-masing sebesar RpNihil dan Rp1.753. Dari jumlah pokok kredit yang dibeli dari BPPN masing-masing sebesar RpNihil dan Rp176.870 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, seluruhnya telah dilakukan pengikatan kredit baru. Tidak ada tambahan fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur dari kredit yang dibeli dari BPPN untuk seluruh periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Jumlah pendapatan bunga dan pendapatan lainnya (up-front fee, pendapatan restrukturisasi dan provisi) yang diterima dari kredit yang dibeli dari BPPN selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar RpNihil dan Rp15.914. Mutasi jumlah pokok kredit, cadangan kerugian penurunan nilai dan pendapatan ditangguhkan atas kredit yang dibeli dari BPPN untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 yang dicatat dalam akun kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 2010 Kredit yang diberikan Saldo awal periode Pelunasan selama periode berjalan Penghapusbukuan selama periode berjalan Selisih kurs karena penjabaran mata uang asing - bersih 2009 157.088 (157.088) - Saldo akhir periode 289.292 (89.966) (22.456) - 176.870 - 1.334 Pendapatan ditangguhkan Saldo awal periode Koreksi pendapatan yang ditangguhkan karena penerimaan di atas nilai pembelian Pendapatan yang ditangguhkan digunakan untuk penghapusbukuan Selisih kurs karena penjabaran mata uang asing - bersih - (266) - (120) Saldo akhir periode - 948 Komposisi kolektibilitas Bank Indonesia untuk kredit yang dibeli dari BPPN pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Lancar Dalam perhatian khusus Halaman 5/78 2009 - 176.068 802 - 176.870 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): o. Kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan langsung (executing) dan pembiayaan bersama (joint financing) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp6.402.364 dan Rp4.566.371. 13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN a. Pada tanggal 6 Februari 2009, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pembiayaan bersama (joint financing) dengan PT Mandiri Tunas Finance (anak perusahaan Bank Mandiri sejak tanggal 6 Februari 2009). Total fasilitas pembiayaan adalah sebesar Rp2.000.000 dan berlaku sampai 31 Desember 2009. Jumlah fasilitas pembiayaan bersama ini telah diubah menjadi sebesar Rp3.000.000 dan diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2011 berdasarkan adendum perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 30 Desember 2009. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut: Piutang pembiayaan konsumen – bruto Pembiayaan sendiri Rupiah Dikurangi: Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse) Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Ditambah: Biaya transaksi Total piutang pembiayaan konsumen – bruto Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui Pembiayaan sendiri: Rupiah Pihak ketiga Dikurangi: Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse) Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Ditambah: Pendapatan kontraktual 2010 2009 4.698.854 2.624.507 (2.321.913) (14.440) (864.458) (51.676) (2.336.353) (916.134) 113.590 - 2.476.091 1.708.373 (855.758) (477.867) 337.463 798 141.601 4.975 338.261 146.576 (94.282) Total pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui (611.779) Total piutang pembiayaan konsumen 1.864.312 Cadangan kerugian penurunan nilai (19.020) Bersih 1.845.292 Halaman 5/79 (331.291) 1.377.082 (22.724) 1.354.358 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) b. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet 1.707.283 131.193 9.026 13.378 3.432 1.262.131 104.241 4.382 4.191 2.137 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 1.864.312 (19.020) 1.377.082 (22.724) 1.845.292 1.354.358 c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal periode Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Penghapusbukuan Saldo akhir periode 2009 16.343 13.540 11.025 (21.888) 13.802 25.958 2.600 (19.636) 19.020 22.724 Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen telah memadai. d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56. 14. TAGIHAN AKSEPTASI a. Berdasarkan Jenis Mata Uang dan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga: 2010 Rupiah: Tagihan kepada bank lain Pihak ketiga 50.701 Tagihan kepada debitur Pihak ketiga 2009 57.205 183.617 151.539 Jumlah Rupiah 234.318 208.744 Mata uang asing: Tagihan kepada bank lain Pihak ketiga 170.718 189.240 Tagihan kepada debitur Pihak ketiga 3.390.220 3.320.019 Jumlah mata uang asing 3.560.938 3.509.259 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 3.795.256 (175.750) 3.718.003 (45.943) 3.619.506 3.672.060 Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat tagihan akseptasi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Halaman 5/80 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. TAGIHAN AKSEPTASI (lanjutan) b. Berdasarkan Jatuh Tempo: 2010 2009 Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 103.013 96.891 34.414 119.111 85.334 4.299 Jumlah Rupiah 234.318 208.744 Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan 963.294 1.711.884 861.465 24.295 728.542 1.733.811 982.325 64.581 Jumlah mata uang asing 3.560.938 3.509.259 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 3.795.256 (175.750) 3.718.003 (45.943) 3.619.506 3.672.060 2010 2009 Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Macet 3.536.736 257.131 1.389 - 3.584.298 133.219 486 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 3.795.256 (175.750) 3.718.003 (45.943) 3.619.506 3.672.060 2010 2009 c. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi: Saldo awal periode Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3) Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) Lain-lain*) 52.773 246.008 (184) 124.264 (1.103) (215.336) 15.271 Saldo akhir periode 175.750 45.943 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi telah memadai. e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56. Halaman 5/81 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. PENYERTAAN SAHAM a. Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2010 Metode ekuitas Metode biaya Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 2009 9.772 151.839 6.289 9.772 (2.404) 158.128 (2.106) 7.368 156.022 Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan Metode Biaya: W estech Electronics*) Jenis Usaha Persentase Kepemilikan Perdagangan dan eceran 5,50% 5.738 3,99% - 10,00% 6.289 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3.000) Beragam Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Biaya Perolehan Akumulasi Ekuitas atas Bagian Laba Nilai Tercatat (2.255) 3.483 - 6.289 9.772 (2.404) 7.368 *) Penyertaan ini berasal dari restrukturisasi kredit dimana kredit yang diberikan menjadi penyertaan saham pada tanggal 2 Juni 2010. Penyertaan saham tersebut merupakan penyertaan sementara, untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Oleh karena itu, penyertaan saham tersebut dicatat dengan menggunakan metode biaya tanpa memperhatikan besarnya persentase kepemilikan, berlaku mulai 2 Juni 2010. Pada tanggal 20 Agustus 2010, Bank telah melakukan penandatanganan Akta Jual Beli (“AJB”) atas pembelian 2.027.844 (dua juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh empat) lembar saham atau 2,00% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) dari National Mutual International Pty. Ltd. (NMI) yang dilakukan dihadapan Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M. Bank sejak tanggal 20 Agustus 2010 telah efektif menjadi pemilik dari 51,00% saham dalam AXA Mandiri. Dengan efektifnya kepemilikan Bank menjadi 51,00% maka Bank melakukan konsolidasi atas Laporan Keuangan AXA Mandiri. Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan Metode Ekuitas: PT AXA Mandiri Financial Services Jenis Usaha Asuransi Metode Biaya: Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3.000) Beragam Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Persentase Kepemilikan Biaya Perolehan Akumulasi Ekuitas atas Bagian Laba Nilai Tercatat 49,00% 16.761 135.078 3,99% - 10,00% 6.289 - 151.839 6.289 158.128 (2.106) 156.022 Halaman 5/82 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) b. Klasifikasi penyertaan saham berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 Lancar Diragukan Macet Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 2009 6.233 3.483 56 9.772 (2.404) 158.072 56 158.128 (2.106) 7.368 156.022 c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham: 2010 2009 Saldo awal periode Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39) 2.106 298 1.656 450 Saldo akhir periode 2.404 2.106 Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham telah memadai. 16. INVESTASI PEMEGANG POLIS DAN KEWAJIBAN KEPADA PEMEGANG POLIS PADA KONTRAK UNIT LINK 2010 Dynamic Money Progressive Money Attractive Money Syariah Attractive Money Secure Money Active Money Syariah Money Market Active Money Fixed Money 4.214.327 2.015.884 345.954 113.451 65.766 39.114 8.101 5.860 1.797 6.810.254 Halaman 5/83 2009 - PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: Mutasi dari 1 Januari 2010 sampai 30 September 2010 Biaya Perolehan/Nilai Revaluasi Pemilikan langsung Tanah *) Bangunan *) Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/perangkat lunak Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi (Catatan 44) Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/perangkat lunak Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi**) Saldo Akhir 2.789.518 1.832.026 405 7.370 (74) - 711 1.116 2.790.560 1.840.512 4.696.691 88.948 162.696 25.600 (3.853) (7.389) 130.997 4.021 4.986.531 111.180 422.478 3.267 158.080 - 9.832.928 354.151 1.012.549 59.396 3.798.091 57.676 1.306 271.136 8.159 491 4.869.622 339.182 (11.316) (135.254) - 445.304 3.267 1.591 10.177.354 1.186 1.073.131 (3.827) (5.790) - - 4.065.400 60.045 1.797 (9.617) 1.186 5.200.373 - Nilai buku bersih Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/perangkat lunak Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha 2.790.560 767.381 921.131 51.135 4.530.207 445.304 1.470 4.976.981 *) Aset tetap tersebut direvaluasi pada tahun 1979, 1987 dan 2003. Jumlah ini sudah termasuk dengan nilai revaluasi yang merupakan hasil penilaian dari Penilai Independen PT Vigers Hagai Sejahtera atas aset tetap Bank Peserta Penggabungan dengan menggunakan nilai pasar pada tanggal 31 Juli 1999 yang dibukukan secara prospektif pada tanggal 18 Juni 2003 (Catatan 15a). **) Direklasifikasi dari pos Properti Terbengkalai dan Aset Dalam Penyelesaian. Aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Saldo Bangunan Perlengkapan dan inventaris kantor Pengembangan dan lisensi - Integrated Banking System Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi Lain-lain 122.341 106.549 105.586 104.975 5.853 445.304 Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2010 untuk perjanjian Integrated Banking System adalah berkisar 99,41% - 99,93%. Halaman 5/84 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. ASET TETAP (lanjutan) Mutasi dari 1 Januari 2009 sampai 30 September 2009 Biaya Perolehan/Nilai Revaluasi Pemilikan langsung Tanah *) Bangunan *) Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/ perangkat lunak Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi (Catatan 44) Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/ perangkat lunak Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi**) Saldo Akhir 2.761.131 1.637.465 197 143.508 (192) (1.319) 28.487 10.995 2.789.623 1.790.649 4.167.285 79.069 95.755 9.175 (5.921) (2.431) 306.991 2.724 4.564.110 88.537 416.690 3.267 193.731 - (185) - (354.152) - 256.084 3.267 9.064.907 442.366 (10.048) (4.955) 9.492.270 925.316 62.021 (782) 3.478.309 57.069 653 266.512 5.290 490 (969) (2.333) - (30.283) (309) - 3.713.569 59.717 1.143 4.461.347 334.313 (4.084) (29.989) 4.761.587 603 987.158 Nilai buku bersih Pemilikan Langsung Tanah Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/perangkat lunak Bangunan Kendaraan bermotor 2.789.623 850.541 803.491 28.820 4.472.475 256.084 2.124 Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha 4.730.683 *) Aset tetap tersebut direvaluasi pada tahun 1979, 1987 dan 2003. Jumlah ini sudah termasuk dengan nilai revaluasi yang merupakan hasil penilaian dari Penilai Independen PT Vigers Hagai Sejahtera atas aset tetap Bank Peserta Penggabungan dengan menggunakan nilai pasar pada tanggal 31 Juli 1999 yang dibukukan secara prospektif pada tanggal 18 Juni 2003 (Catatan 15a). **) Direklasifikasi dari pos Properti Terbengkalai dan Aset Dalam Penyelesaian. Aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut: Saldo Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi Pengembangan dan lisensi - Integrated Banking System Perlengkapan dan inventaris kantor Bangunan Lain-lain 126.396 65.858 33.612 27.302 2.916 256.084 Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2009 untuk perjanjian Integrated Banking System adalah berkisar 79,29% - 98,98%. Pengurangan aset tetap di atas termasuk penjualan aset dengan rincian sebagai berikut: 2010 Nilai buku Harga jual 2009 (1.699) 1.941 Laba penjualan aset tetap (Catatan 47) 242 Halaman 5/85 (5.964) 56.263 50.299 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. ASET TETAP (lanjutan) a. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) No. 211/KMK.03/2003 tanggal 14 Mei 2003 dan No. S-206/MK.01/2003 tanggal 21 Mei 2003, Bank Mandiri telah menugaskan PT Vigers Hagai Sejahtera, perusahaan jasa penilai terdaftar, untuk melaksanakan penilaian (revaluasi) aset tetap Bank Peserta Penggabungan, yaitu BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo pada tanggal 31 Juli 1999, sehubungan dengan pengalihan kerugian fiskal dan kompensasi kerugian fiskal dari wajib pajak yang melakukan pengalihan harta kepada Bank Mandiri. Berdasarkan Laporan Penilaian PT Vigers Hagai Sejahtera No. Ref-020-I/VHS/V/03 tanggal 26 Mei 2003, nilai aset tetap berikut kenaikan nilainya pada tanggal 31 Juli 1999 adalah sebagai berikut: Aset Tetap Tanah dan bangunan Perlengkapan dan peralatan kantor Kendaraan bermotor Nilai Pasar Nilai Buku Kenaikan Nilai 4.427.510 438.086 19.604 843.414 275.370 355 3.584.096 162.716 19.249 4.885.200 1.119.139 3.766.061 Pendapat PT Vigers Hagai Sejahtera mengenai nilai pasar didasarkan pada Standar Penilaian Indonesia yang dikeluarkan oleh Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia (GAPPI) dan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI). Untuk menentukan nilai pasar tersebut, PT Vigers Hagai Sejahtera telah menggunakan metodologi penilaian pendekatan data pasar dan pendekatan biaya. Hasil revaluasi aset tetap tersebut telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Negara dan Daerah dengan Surat Keputusan No. Kep01/WPJ.07/KP.0105/2003 tanggal 18 Juni 2003. Bank Mandiri membukukan hasil penilaian kembali (revaluasi) aset tetap untuk kepentingan perpajakan tersebut pada tanggal 18 Juni 2003, yaitu pada tanggal persetujuan efektif dari Direktorat Jenderal Pajak diperoleh, setelah memperhitungkan akumulasi penyusutan aset tetap terkait untuk periode 1 Agustus 1999 sampai dengan tanggal 18 Juni 2003. Kenaikan nilai bersih aset tetap sebesar Rp3.046.936. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2s, Bank telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (revisi 2007) “Aset Tetap” dan mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap sebesar Rp3.046.936 yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasian tahun 2007 ke saldo laba konsolidasian pada tahun 2008 (Catatan 34c). Pengakuan kenaikan nilai dari hasil revaluasi aset tetap tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap pajak tangguhan karena kerugian fiskal yang digunakan untuk mengkompensasi kenaikan nilai tersebut belum pernah diakui sebagai aset pajak tangguhan oleh Bank. b. Pada tanggal 22 Februari 1990, Bank menandatangani perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) dengan PT Pakuwon Jati, dimana PT Pakuwon Jati akan mendirikan bangunan pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran 17 lantai beserta fasilitas pendukung lainnya di atas tanah milik Bank Mandiri yang terletak di Jalan Basuki Rachmat No. 2, 4, 6 Surabaya. PT Pakuwon Jati berhak untuk menggunakan bangunan tersebut selama 22 tahun. Pada tanggal 22 Maret 2012 saat berakhirnya KSO, bangunan tersebut akan diserahkan kepada Bank Mandiri. Halaman 5/86 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. ASET TETAP (lanjutan) Pada tanggal 14 Juni 1991, Bank menandatangani addendum I perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) dengan PT Duta Anggada Realty, dimana PT Duta Anggada Realty akan mendirikan bangunan 2 Menara perkantoran 32 lantai di atas tanak milik Bank Mandiri yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman kavling 53-56, Jakarta. Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal 14 Juni 1991 sampai dengan 20 tahun sejak tanggal penyelesaian bangunan, akan tetapi tidak lebih lama dari 23 tahun sejak penyelesaian pembangunan (bangunan akan diserah terimakan pada bulan Juni 2014 untuk menara pertama dan bulan Juni 2016 untuk menara kedua). Pada tanggal jatuh tempo tersebut, PT Duta Anggada Realty akan menyerahkan bangunan tersebut kepada Bank Mandiri. c. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah, aset dalam penyelesaian dan aset sewa guna usaha) untuk menutupi kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam kepada PT Asuransi Dharma Bangsa, PT Staco Jasapratama, PT Asuransi Raya, PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Bumida Bumiputera, PT Asuransi Jasatania, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bosowa, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Purna Arthanugraha, PT Asuransi Bina Dana Arta, PT Asuransi Dayin Mitra, PT Asuransi Puri Asih, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan nilai jumlah pertanggungan asuransi berkisar Rp2.957.621 dan USD114.882.079,31 (nilai penuh) pada tanggal 30 September 2010 dan Rp3.161.699 dan USD7.437.549,45 (nilai penuh) pada tanggal 30 September 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. 18. ASET LAIN-LAIN Pendapatan yang masih akan diterima Lain-lain - bersih 2010 2009 2.713.673 7.344.380 1.432.518 6.219.958 10.058.053 7.652.476 Pendapatan yang masih akan diterima Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari bunga yang masih akan diterima dari penempatan, efek-efek, Obligasi Pemerintah, kredit yang diberikan dan provisi dan komisi yang masih harus diterima. Halaman 5/87 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. ASET LAIN-LAIN (lanjutan) Lain-lain - bersih 2010 Rupiah: Penjualan efek-efek yang masih harus diterima Piutang transaksi nasabah Biaya dibayar dimuka Properti terbengkalai - setelah dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih masing-masing sebesar Rp13.226 dan Rp14.628 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih masing-masing sebesar Rp10.133 dan Rp10.451 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Uang muka pajak Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Penjualan efek-efek yang masih harus diterima Biaya dibayar dimuka Piutang transaksi nasabah Uang muka pajak Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Penyisihan penghapusan 2009 4.009.186 1.054.636 1.006.646 81.161 885.095 543.298 187.975 204.921 146.545 103.374 2.039.821 8.548.183 186.139 38.976 3.238.536 5.178.126 71.321 22.244 14.395 205 537.215 645.380 9.193.563 (1.849.183) 21.287 20.279 15.306 196 1.907.550 1.964.618 7.142.744 (922.786) 7.344.380 6.219.958 Penjualan efek-efek yang masih harus diterima merupakan tagihan yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga yang belum jatuh tempo. Piutang transaksi nasabah terutama merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek PT Mandiri Sekuritas (Anak Perusahaan). Pada tanggal 30 September 2010, termasuk di dalam piutang transaksi nasabah adalah piutang yang mengalami penurunan nilai sebesar Rp360.046. Biaya dibayar dimuka terdiri dari pembayaran dimuka yang sebagian besar berkaitan dengan biaya sewa dan pemeliharaan gedung. Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor, berbagai macam tagihan kepada pihak ketiga dalam rangka transaksi, antara lain transaksi kliring dan lain-lain. Mutasi jumlah penyisihan penghapusan aset lain-lain: Saldo awal periode Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 40) Reklasifikasi selama periode berjalan Lain-lain*) 2010 936.622 879.601 32.960 Saldo akhir periode 1.849.183 2009 639.575 526.381 (212.802) (30.368) 922.786 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan ini telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari aset lain-lain. Halaman 5/88 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. SIMPANAN - GIRO a. Berdasarkan Mata Uang dan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga: 2010 2009 Rupiah: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a) Pihak ketiga 85.467 39.898.115 265.772 45.458.271 Jumlah Rupiah 39.983.582 45.724.043 Mata uang asing: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a) Pihak ketiga 54.075 22.729.568 17.208 21.053.113 Jumlah mata uang asing 22.783.643 21.070.321 62.767.225 66.794.364 Termasuk di dalam saldo simpanan giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar Rp3.470.376 dan Rp2.096.814 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun: Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 3,04% 0,17% 2009 3,71% 0,96% Kisaran bagi hasil giro wadiah per tahun: Rupiah Mata uang asing 2010 2009 0,85% - 0,99% 0,21% - 0,99% 0,93% - 1,09% 0,23% - 0,99% c. Giro yang menjadi jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran transaksi perdagangan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp689.529 dan Rp848.110. d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp139.542 dan Rp282.980 atau 0,22% dan 0,42% dari jumlah giro (Catatan 50a). 20. SIMPANAN - TABUNGAN a. Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: 2010 Rupiah: Tabungan Mandiri Tabungan Mudharabah Tabungan Mandiri Haji Mata uang asing: Tabungan Mandiri 2009 99.432.060 8.550.963 771.929 86.806.731 6.228.486 638.056 108.754.952 93.673.273 11.577.030 8.657.468 120.331.982 102.330.741 b. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tabungan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp113.860 dan Rp113.522 atau 0,09% dan 0,11% dari jumlah tabungan (Catatan 50a). Halaman 5/89 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. SIMPANAN - TABUNGAN (lanjutan) c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun: Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 2,41% 0,24% 2009 2,77% 1,91% Kisaran bagi hasil tabungan mudharabah per tahun: Rupiah 2010 2009 0,26% - 6,44% 0,29% - 7,08% 2010 2009 21. SIMPANAN - DEPOSITO BERJANGKA a. Berdasarkan Mata Uang: Rupiah Mata uang asing 127.042.532 11.057.189 109.321.334 17.050.560 138.099.721 126.371.894 b. Berdasarkan Jangka Waktu: 2010 Rupiah: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah Rupiah Mata uang asing: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah mata uang asing Halaman 5/90 2009 90.413.713 21.561.990 7.791.628 6.960.030 315.171 75.588.113 19.342.741 6.956.756 7.141.309 292.415 127.042.532 109.321.334 9.090.095 796.323 454.292 714.179 2.300 13.957.039 1.582.820 1.202.357 304.952 3.392 11.057.189 17.050.560 138.099.721 126.371.894 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. SIMPANAN - DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan) c. Berdasarkan Sisa Waktu Hingga Jatuh Tempo: 2010 Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah Rupiah 2009 95.788.618 20.155.849 6.487.355 4.491.461 119.249 79.703.133 17.993.652 7.450.468 3.962.692 211.389 127.042.532 109.321.334 Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan 9.072.415 1.025.575 366.737 591.524 938 14.442.057 1.578.583 901.598 126.366 1.956 Jumlah mata uang asing 11.057.189 17.050.560 138.099.721 126.371.894 d. Termasuk di dalam deposito berjangka adalah investasi tidak terikat mudharabah masing-masing sebesar Rp12.817.418 dan Rp7.713.380 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. e. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun: Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 6,54% 0,61% 2009 8,78% 3,38% Kisaran bagi hasil investasi tidak terikat mudharabah per tahun: Rupiah Mata uang asing 2010 2009 5,39% - 8,05% 1,69% - 2,65% 6,26% - 8,85% 1,96% - 3,00% f. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp503.968 dan Rp659.832 atau 0,36% dan 0,52% dari jumlah deposito berjangka (Catatan 50a). g. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, jumlah deposito berjangka yang dibekukan dan diblokir sebagai jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran transaksi perdagangan masing-masing adalah sebesar Rp7.687.880 dan Rp7.491.764. Deposito berjangka mudharabah yang dijaminkan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 atas piutang mudharabah yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), Anak Perusahaan, masing-masing adalah sebesar Rp272.341 dan Rp289.739. Halaman 5/91 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO DAN TABUNGAN a. Berdasarkan Mata Uang: 2010 2009 428.982 1.007.521 394.202 1.768.626 Jumlah Giro Tabungan Rupiah 1.436.503 2.162.828 402.273 232.284 Jumlah Giro dan Tabungan 1.838.776 2.395.112 Giro Rupiah Mata uang asing Saldo simpanan dari bank lain - giro dan tabungan pada tanggal 30 September 2009 sebesar Rp2.395.112 di atas adalah setelah disalinghapuskan antara saldo simpanan dari bank lain - giro dari salah satu lembaga keuangan (dalam likuidasi) yang ditempatkan di Bank Mandiri sebesar Rp190 dengan saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) tersebut dengan klasifikasi macet sebesar Rp215.234 (Catatan 6e). Termasuk dalam simpanan dari bank lain - giro adalah giro wadiah dan SIMA masing-masing sebesar Rp12.851 dan Rp32.582 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun: Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun: 2010 Giro Rupiah Mata uang asing Tabungan Rupiah Mata uang asing 2009 3,04% 0,17% 3,71% 0,96% 2,41% 0,24% 2,77% 1,91% Kisaran bagi hasil Giro wadiah per tahun: Rupiah Mata uang asing 2010 2009 0,85% - 0,99% 0,21% - 0,99% 0,93% - 1,09% 0,23% - 0,99% c. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat giro dan tabungan dari bank lain yang mempunyai hubungan istimewa. d. Giro dan Tabungan yang menjadi jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran transaksi perdagangan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, masing-masing sebesar Rp17.270 dan Rp13.918. 23. SIMPANAN DARI BANK LAIN - INTER-BANK CALL MONEY a. Berdasarkan Mata Uang: 2010 Rupiah 263.000 Halaman 5/92 2009 - PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. SIMPANAN DARI BANK LAIN - INTER-BANK CALL MONEY (lanjutan) b. Berdasarkan Sisa Waktu Hingga Jatuh Tempo: 2010 Rupiah: Kurang dari 1 bulan 2009 263.000 - c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) per Tahun: 2010 Rupiah 2009 6,54% - d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat saldo inter-bank call money dari bank lain dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. 24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA a. Berdasarkan Mata Uang: 2010 2009 6.126.306 532.823 3.686.374 857.334 6.659.129 4.543.708 2010 2009 Rupiah: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan 6.064.584 41.135 9.656 10.531 400 3.619.424 42.440 11.666 12.544 300 Jumlah Rupiah Rupiah Mata uang asing b. Berdasarkan Jangka Waktu: 6.126.306 3.686.374 Mata uang asing: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 532.823 - 165.196 135.310 307.413 249.415 Jumlah mata uang asing 532.823 857.334 6.659.129 4.543.708 Di dalam simpanan dari bank lain - deposito berjangka termasuk investasi tidak terikat - deposito berjangka mudharabah masing-masing sebesar Rp370.243 dan RpNihil pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Halaman 5/93 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan) c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun: Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun: 2010 Rupiah Mata uang asing 2009 6,54% 0,61% 8,78% 3,38% Kisaran bagi hasil deposito berjangka mudharabah per tahun: Rupiah Mata uang asing 2010 2009 5,39% - 8,05% 1,69% - 2,65% 6,26% - 8,85% 1,96% - 3,00% d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat saldo deposito berjangka dari bank lain yang mempunyai hubungan istimewa. e. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, deposito berjangka yang dibekukan dan diblokir sebagai jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran transaksi perdagangan masing-masing adalah sebesar Rp50.748 dan Rp55.407. 25. KEWAJIBAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI 2010: Nihil 2009 Jenis Efek Nilai Nominal Tanggal Dimulai Tanggal Jatuh Tempo Nilai Beli Kembali Beban Bunga yang Belum Diamortisasi Nilai Bersih Obligasi Pemerintah Rupiah Obligasi VR0019 Obligasi FR0019 Obligasi VR0017 Jumlah 355.652 231.028 289.859 18/05/2005 03/11/2004 04/11/2004 18/05/2010 03/11/2009 04/11/2009 876.539 316.356 285.060 284.063 - 316.356 285.060 284.063 885.479 - 885.479 141.956 487 141.469 1.027.435 487 1.026.948 Obligasi Non Pemerintah Rupiah ORI 006 Jumlah 150.000 13/08/2009 14/10/2009 1.026.539 Kontrak penjualan Obligasi Pemerintah dengan bank counterpart (No. Seri VR0013, VR0017, VR0019 dan FR0019) merupakan kontrak-kontrak yang berkaitan dengan kontrak-kontrak transaksi pendanaan valuta asing melalui mekanisme pertukaran mata uang asing (cross currency swap) dengan pihak-pihak tersebut di atas (Catatan 11). Tidak ada premi atau diskonto yang diakui atas kontrak-kontrak tersebut. Pada tanggal jatuh tempo, Bank Mandiri telah menyelesaikan transaksitransaksi tersebut di atas dengan bank counterpart. Halaman 5/94 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26. KEWAJIBAN AKSEPTASI a. Berdasarkan Jenis Mata Uang, Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga: 2010 2009 Rupiah: Kewajiban kepada bank lain Pihak ketiga Kewajiban kepada debitur Pihak ketiga 183.617 50.701 57.205 Jumlah Rupiah 234.318 208.744 Mata uang asing: Kewajiban kepada bank lain Pihak ketiga Kewajiban kepada debitur Pihak ketiga 3.390.220 3.320.019 170.718 189.240 Jumlah mata uang asing 3.560.938 3.509.259 3.795.256 3.718.003 151.539 Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat kewajiban akseptasi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. b. Berdasarkan Jatuh Tempo: 2010 2009 Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 103.013 96.891 34.414 119.111 85.334 4.299 Jumlah Rupiah 234.318 208.744 Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan 963.294 1.711.884 861.465 24.295 728.542 1.733.811 982.325 64.581 Jumlah mata uang asing 3.560.938 3.509.259 3.795.256 3.718.003 2010 2009 27. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: Rupiah: Medium Term Notes Cek perjalanan Mandiri Obligasi Obligasi Syariah Lain-lain Jumlah Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi 600.000 483.872 225.000 200.000 564 634.427 600.000 200.000 564 1.509.436 1.434.991 (1.704) 1.507.732 1.434.991 Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat efek-efek yang diterbitkan yang dimiliki oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Halaman 5/95 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN (lanjutan) Medium-Term Notes (MTN) Rupiah Untuk mendukung ekspansi pembiayaan konsumen, pada tanggal 18 November 2009 dan 16 Februari 2010 PT Mandiri Tunas Finance, Anak Perusahaan menerbitkan MTN I dan II masingmasing sebesar Rp250.000 dan Rp350.000 kepada PT Mandiri Manajemen Investasi dengan suku bunga tetap masing-masing sebesar 11,60% per tahun. MTN I memiliki jangka waktu 2 (dua) tahun yang berlaku sejak tanggal 18 November 2009 sampai dengan tanggal 18 November 2011 dan MTN II memiliki jangka waktu 2 (dua) tahun yang berlaku sejak tanggal 16 Februari 2010 sampai dengan tanggal 16 Februari 2012. 2010 Jenis Arranger Tanggal jatuh tempo Jangka waktu (bulan) Tingkat suku bunga per tahun Nilai nominal Medium Term Notes I PT Mandiri Manajemen Investasi 18 Nov 2011 24 11,60% 250.000 Medium Term Notes II PT Mandiri Manajemen Investasi 16 Feb 2012 24 11,60% 350.000 600.000 Obligasi Pada tanggal 8 Februari 2008, PT Tunas Financindo Sarana (sejak 20 Agustus 2009, berganti nama menjadi PT Mandiri Tunas Finance), anak perusahaan sejak 6 Februari 2009, menerbitkan Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 dengan nilai nominal sebesar Rp600.000, dimana cicilan pokok obligasi akan dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo yang terdiri dari empat seri: Obligasi Seri A Seri B Seri C Seri D Nilai Nominal 350.000 25.000 50.000 175.000 Tingkat Bunga Tetap per Tahun 10,00% 10,50% 11,00% 11,25% Jatuh Tempo 27 Februari 2009 20 Februari 2010 20 Februari 2011 20 Februari 2012 Seluruh Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 Seri A sebesar Rp350.000 dan Seri B sebesar Rp25.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya. Pada tanggal 13 Februari 2007, PT Tunas Financindo Sarana menerbitkan Obligasi Tunas Financindo Sarana IV Tahun 2007 dengan nilai nominal sebesar Rp600.000, dimana cicilan pokok obligasi akan dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo yang terdiri atas tiga seri: Obligasi Seri A Seri B Seri C Nilai Nominal 150.000 100.000 350.000 Tingkat Bunga Tetap per Tahun 10,00% 10,40% 11,00% Jatuh Tempo 27 Februari 2008 22 Februari 2009 22 Februari 2010 Seluruh Obligasi Tunas Financindo Sarana IV Tahun 2007 Seri A sebesar Rp150.000, Seri B sebesar Rp100.000 dan Seri C sebesar Rp350.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya. Halaman 5/96 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN (lanjutan) Obligasi Syariah Pada tanggal 31 Januari 2007, Bank Syariah Mandiri melakukan penawaran dan penjualan secara terbatas Subordinated Notes Syariah Mudharabah Tahun 2007 (Subnotes Bank) dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya sebesar Rp200.000. Subnotes Bank ini berjangka waktu 10 tahun dengan hak melunasi (call option) pada tahun ke-5 sejak tanggal penerbitan. Indikasi Nisbah yang diberikan kepada pemegang Subnotes Bank adalah setara dengan 21,93% per tahun dari pendapatan yang dibagihasilkan. Pendapatan bagi hasil Subnotes Bank dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal penerbitan. Pada tanggal 5 April 2007, Subnotes Bank telah terealisasi sebesar Rp200.000. Subnotes Bank tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2017. 28. PINJAMAN YANG DITERIMA 2010 Rupiah: (a) Pemerintah Republik Indonesia (Catatan 50a) (b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (c) Bank Indonesia (f) Lain-lain Mata uang asing: (d) Direct Off-shore Loans (e) Fasilitas Pendanaan Perdagangan (f) Lain-lain 2009 200.000 113.219 55.466 747.920 220.000 197.017 147.411 792.702 1.116.605 1.357.130 3.602.514 535.500 - 3.866.000 16.136 4.138.014 3.882.136 5.254.619 5.239.266 Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, pinjaman yang diterima dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing adalah Rp200.000 dan Rp220.000 (Catatan 50a). (a) Pemerintah Republik Indonesia Akun ini merupakan pinjaman yang diterima oleh Bank Mandiri dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) berdasarkan perjanjian No. KP-022/DP3/2004 tanggal 14 Mei 2004 dan amandemen perjanjian No. AMA-7/KP-022/DP3/2004 tanggal 15 Desember 2004 dan surat perjanjian No. 5-662/PB.7/2005 tanggal 13 Mei 2005 dan amandemen perjanjian No. AMA30/KP- 022/DP3/2006 tanggal 24 Agustus 2006 masing-masing tentang Perubahan terhadap Perjanjian Pinjaman antara Pemerintah RI dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. KP022/DP3/2004 tanggal 14 Mei 2004 dan Persetujuan Perubahan Terhadap Perjanjian Pinjaman antara Pemerintah RI dan Bank Mandiri dalam rangka pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil. Pinjaman ini digunakan untuk penyediaan kredit bagi usaha mikro dan kecil dengan prosedur, tata cara dan persyaratan pemberian pinjaman sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil yang telah diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 74/KMK.06/2004 tanggal 20 Februari 2004. Fasilitas ini dikenai suku bunga sebesar SBI 3 (tiga) bulanan yang ditetapkan setiap 3 (tiga) bulan sekali pada tanggal 10 Maret, 10 Juni, 10 September dan 10 Desember atas dasar lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terakhir sebelum tanggal penetapan. Pembayaran pinjaman ini akan dilakukan dalam 5 (lima) kali angsuran per semester dan pembayaran pertama jatuh tempo pada tanggal 10 Desember 2007. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada bulan Desember 2019. Halaman 5/97 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero) kepada Bank Mandiri dan Bank Sinar Harapan Bali (BSHB). Baki debet pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 untuk pinjaman Bank Mandiri adalah masing-masing sebesar Rp98.938 dan Rp166.181 dan untuk pinjaman BSHB adalah masing-masing sebesar Rp14.281 dan Rp30.836. Fasilitas ini dikenai bunga 7,00% per tahun. Jangka waktu kredit dan jadual pelunasannya tergantung dari perjanjian kredit untuk masing-masing debitur, terakhir pada bulan Desember 2013. Bank Mandiri menyalurkan kembali pinjaman tersebut kepada anggota Koperasi Primer (Kredit Koperasi Primer kepada Anggotanya [KKPA]). (c) Bank Indonesia Akun ini merupakan fasilitas kredit likuiditas yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) untuk dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur Bank Mandiri sesuai dengan Kredit Program Pemerintah. Pengelolaan dan pengawasan fasilitas kredit ini dilakukan oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero), sebuah badan usaha milik Pemerintah, berdasarkan Undangundang No. 23/1999 tanggal 17 Mei 1999 mengenai BI, Peraturan BI No. 2/3/PBI/2000 tanggal 1 Februari 2000 dan Peraturan BI No. 5/20/PBI/2003 tanggal 17 September 2003 tentang Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia dalam rangka Kredit Program. Fasilitas kredit ini dikenai suku bunga berkisar antara 3,00% sampai 9,00% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal yang berbeda-beda, yang terakhir pada tahun 2017. Rinciannya adalah sebagai berikut: 2010 Rupiah: Kredit Investasi Kecil (KIK) Kredit Investasi (KI) Kredit Koperasi Primer kepada Anggotanya (KKPA) 2009 21.042 20.035 14.389 40.572 20.253 86.586 55.466 147.411 (d) Direct Off-shore Loans Rincian pinjaman direct off-shore loans adalah sebagai berikut: Deutsche Bank International (Asia) Ltd, Singapura Asian Development Bank - Tranche A - Tranche B Wachovia Bank NA, Miami Halaman 5/98 2010 2009 2.677.500 2.899.500 660.568 264.446 - 966.500 3.602.514 3.866.000 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (d) Direct Off-shore Loans (lanjutan) Deutsche Bank International (Asia) Limited, Singapura (DBI) Pada tanggal 27 Februari 2008, Bank memperoleh pinjaman dari DBI sebesar USD300.000.000 (nilai penuh) (setara Rp2.677.500) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu untuk tahun pertama. Jika pinjaman ini diperpanjang, tingkat bunga tahun kedua dan ketiga akan dikenakan tingkat bunga tetap. Pinjaman ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 Februari 2011. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah seri VR0019 dengan nilai nominal sebesar Rp3.967.500 (Catatan 8). Asian Development Bank 2010 Jenis Tranche A Arranger Asian Development Bank Tanggal jatuh tempo 31 Oktober 2016 Jangka waktu (bulan) Tingkat suku bunga per tahun LIBOR (6 bulan) 84 + marjin tertentu Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi Tranche B Asian Development Bank 31 Oktober 2014 Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi LIBOR (6 bulan) 60 + marjin tertentu Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah 75.000.000 669.375 (986.850) 74.013.150 (8.807) 660.568 30.000.000 267.750 (370.214) 29.629.786 (3.304) 264.446 Pada tanggal 30 Oktober 2009 yang kemudian diubah dan dinyatakan kembali pada tanggal 13 November 2009, Bank Mandiri menandatangani perjanjian pinjaman jangka panjang dengan Asian Development Bank (ADB) dengan total fasilitas sebesar USD105.000.000 (nilai penuh). Pinjaman jangka panjang ini bertujuan untuk memperbaiki struktur funding Bank Mandiri. Pinjaman tersebut terbagi dalam dua fasilitas, yaitu Fasilitas Tranche A berupa pinjaman langsung dari ADB dengan total fasilitas sebesar USD75.000.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 7 (tujuh) tahun setelah tanggal perjanjian, dan Tranche B disediakan oleh ADB sebagai Lender of Record dan didanai oleh commercial bank melalui Participation Agreements antara ADB dan bank tersebut dengan total fasilitas sebesar USD30.000.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 5 (lima) tahun setelah tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut telah dicairkan pada tanggal 28 Januari 2010. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah seri VR0031 dengan nilai nominal sebesar Rp1.286.663 (Catatan 8). Wachovia Bank NA, Miami (WB) Pada tanggal 10 Desember 2008, Bank memperoleh pinjaman dari WB sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) (setara Rp892.500) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu. Pinjaman ini dicairkan pada tanggal 5 Februari 2009. Pinjaman ini berjangka waktu satu tahun, dan telah dilunasi pada tanggal 9 Desember 2009. Halaman 5/99 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (e) Fasilitas Pendanaan Perdagangan Fasilitas pendanaan perdagangan merupakan pinjaman jangka pendek dengan jangka waktu mulai dari 180 sampai dengan 365 hari dengan tingkat suku bunga sebesar LIBOR atau SIBOR ditambah marjin tertentu. Pinjaman ini dijamin dengan letters of credit yang diterbitkan oleh Bank Mandiri. Rincian saldo pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Bank of Nova Scotia, Singapura JP Morgan Chase NA, Singapura Oversea - Chinese Banking Corp. Limited, Singapura (f) 2009 178.500 178.500 178.500 - 535.500 - Lain-lain 2010 Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.) The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Bank Chinatrust PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DBS Indonesia PT Bank Permata Tbk. Bank Indonesia Mata uang asing: Standard Chartered Bank, Singapura Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura 2009 313.578 165.854 122.720 65.000 50.000 30.768 - 310.119 111.072 30.000 210.735 50.000 80.000 776 747.920 792.702 - 8.068 8.068 - 16.136 747.920 808.838 - PT Bank Central Asia Tbk. Pada tanggal 7 Maret 2001, Anak Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menandatangani perjanjian kredit dimana BCA memberikan fasilitas modal kerja. Berdasarkan addendum perjanjian No. 5 tanggal 24 Juni 2008, BCA memberikan fasilitas installment loan dengan jumlah sebesar Rp650.000 dengan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada bulan Maret 2012. Pada tanggal 5 Mei 2010, Anak Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menandatangani perjanjian kredit dimana BCA memberikan fasilitas modal kerja. Berdasarkan addendum perjanjian No. 20 tanggal 5 Mei 2010, BCA memberikan fasilitas installment loan dengan jumlah sebesar Rp100.000 dengan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada bulan Mei 2013. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Pada tanggal 20 Mei 2010, Anak Perusahaan dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Danamon) menandatangani perjanjian kredit No. 26 tanggal 20 Mei 2010. Danamon memberikan fasilitas modal kerja sebesar Rp100.000 yang akan jatuh tempo pada bulan Mei 2011. Danamon juga memberikan fasilitas installment loan sebesar Rp200.000 yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2013. Kedua fasilitas tersebut memiliki suku bunga tetap. Halaman 5/100 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (f) Lain-lain (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.) Pada tanggal 13 Desember 2001, Anak Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.) (CIMB) menandatangani perjanjian kredit dan berdasarkan adendum terakhir tanggal 15 Desember 2009, CIMB memberikan beberapa fasilitas dengan total jumlah sebesar Rp240.000. Tingkat bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku dan dapat berubah sewaktu-waktu (secara berkala atau floating). Perjanjian ini akan jatuh tempo pada tanggal 18 Februari 2013. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Pada tanggal 22 Mei 2007, Anak Perusahaan dan The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC) menandatangani perjanjian kredit, dimana HSBC memberikan fasilitas short-term funding dan fasilitas transaksi exposure risk limit/option dengan batas masing-masing sebesar Rp175.000 dan USD1.000.000 (nilai penuh). Pada 18 Februari 2008, perjanjian kredit Anak Perusahaan dengan HSBC tersebut diperpanjang dengan fasilitas short-term funding, revolving loan dan transaksi exposure risk limit/option dengan batas masing-masing sebesar Rp175.000, USD5.000.000 (nilai penuh) dan USD1.000.000 (nilai penuh). Pada Februari 2009, fasilitas ini diperpanjang dan berlaku sampai dengan Februari 2010. Tingkat bunga ditetapkan sebesar 2,50% di bawah bunga pinjaman bank per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan. Anak Perusahaan memperoleh pinjaman baru dengan tingkat bunga 8,69% yang akan jatuh tempo pada awal bulan Oktober 2010. Anak Perusahaan dan The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC) menandatangani perjanjian kredit yang telah mengalami beberapa kali perpanjangan, terakhir dengan perjanjian pemberian fasilitas perbankan korporasi (Corporate Facility Agreement) yang ditandatangani pada tanggal 2 Juli 2010. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC) memberikan beberapa fasilitas dengan total jumlah sebesar Rp30.000. Tingkat bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku dan dapat berubah sewaktuwaktu (secara berkala atau floating). Perjanjian ini akan jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober 2010. PT Bank Chinatrust Pada tanggal 22 Desember 2009, Anak Perusahaan dan PT Bank Chinatrust menandatangani perjanjian kredit. PT Bank Chinatrust memberikan beberapa fasilitas dengan total jumlah sebesar Rp50.000. Tingkat bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku dan dapat berubah sewaktu-waktu (secara berkala atau floating). Perjanjian ini akan jatuh tempo pada tanggal 22 Desember 2011. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tanggal 26 Juli 2004, Anak Perusahaan dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) menandatangani perjanjian kredit dimana BNI memberikan fasilitas modal kerja. Berdasarkan adendum perjanjian No. 10 tanggal 2 Oktober 2007, BNI memberikan beberapa fasilitas yang dapat diperpanjang dengan jumlah sebesar Rp400.000. Pada tanggal 2 Oktober 2007, fasilitas ini diperpanjang hingga 31 Desember 2011. Fasilitas ini dikenakan tingkat suku bunga tetap yang berkisar antara 11,00% - 13,00% per tahun. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Bank Mandiri dan Anak Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman yang diterima di atas. Halaman 5/101 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. ESTIMASI KERUGIAN ATAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI a. Transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Bank Mandiri dan Anak Perusahaan yang mempunyai risiko kredit adalah sebagai berikut: 2010 2009 Rupiah: Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 48) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 48) Standby letters of credit (Catatan 48) 10.465.423 1.542.291 378.071 7.507.322 1.496.117 861.965 Jumlah Rupiah 12.385.785 9.865.404 7.269.409 5.570.864 3.071.514 7.574.914 5.651.099 3.415.243 15.911.787 16.641.256 28.297.572 26.506.660 Mata uang asing: Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 48) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 48) Standby letters of credit (Catatan 48) Jumlah mata uang asing b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2010 2009 Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet 27.776.219 419.040 96.031 6.282 25.832.458 614.741 44 551 58.866 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 28.297.572 (323.319) 26.506.660 (377.028) Komitmen dan kontinjensi - bersih 27.974.253 26.129.632 c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi: 2010 2009 Saldo awal periode Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan Lain-lain*) 329.362 5.226 (11.269) 316.401 84.224 (23.597) Saldo akhir periode 323.319 377.028 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi telah memadai. d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56. Halaman 5/102 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak 2010 2009 Bank Mandiri Pajak penghasilan: Karyawan - Pasal 21 Badan - Pasal 25/29 Pasal 4 (2) Lain-lain 37.215 168.853 160.267 4.684 30.732 190.105 185.047 6.481 Anak Perusahaan 371.019 191.575 412.365 30.415 562.594 442.780 b. Beban Pajak Penghasilan Beban pajak - periode berjalan: Bank Mandiri Anak Perusahaan (Manfaat)/Beban pajak - tangguhan: Bank Mandiri Anak Perusahaan 2010 2009 1.493.220 197.069 1.429.488 130.688 1.690.289 1.560.176 527.335 (7.254) 913.470 3.280 520.081 916.750 2.210.370 2.476.926 Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2aa, pajak penghasilan untuk Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah. c. Beban Pajak - Periode berjalan Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat/(beban) pajak pada laporan laba rugi konsolidasian dan perhitungan pajak penghasilan dan beban pajak periode berjalan untuk Bank Mandiri dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: Laba konsolidasian sebelum beban pajak dan hak minoritas Dikurangi: Keuntungan sebelum beban pajak Anak Perusahaan - setelah eliminasi 2010 2009 8.665.289 7.121.098 (259.106) Laba sebelum beban pajak dan hak minoritas Bank Mandiri saja Ditambah/(Dikurangi) perbedaan permanen: (Pendapatan tidak kena pajak)/ biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak Lain-lain 8.406.183 (327.955) 4.972 Halaman 5/103 (158.428) 6.962.670 (97.200) (163.859) PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Beban Pajak - Periode berjalan (lanjutan) Ditambah/(Dikurangi) perbedaan temporer: Kelebihan/(Kekurangan) cadangan kerugian penurunan nilai dan penghapusan kredit yang diberikan Kelebihan/(Kekurangan) cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif selain kredit yang diberikan Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan biaya pegawai Kelebihan/(Kekurangan) penyusutan aset tetap Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan kerugian yang timbul dari kasus hukum Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan kerugian aset lain-lain Kelebihan/(Kekurangan) yang belum direalisasi dari kenaikan nilai efek-efek dan Obligasi Pemerintah Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan kerugian agunan yang diambil alih Selisih nilai realisasi bersih agunan yang diambil alih Selisih nilai realisasi bersih aset terbengkalai Pemulihan kredit 2010 2009 (3.447.991) (1.750.927) 343.066 161.822 6.032 (6.849) 601.316 (545.394) 44.293 60.512 114.838 771.176 65.932 - (57.428) 6.659 (29) (639) (977) (292) (71.737) Taksiran laba menurut pajak 5.972.880 5.105.314 Beban pajak - periode berjalan Bank Mandiri saja Anak Perusahaan 1.493.220 197.069 1.429.488 130.688 Taksiran beban pajak - periode berjalan 1.690.289 1.560.176 Perhitungan pajak penghasilan badan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 diatas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu Bank Mandiri menyampaikan SPT tahunannya. Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Mandiri dan Anak Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ke kantor pajak atas dasar self-assessment. Kantor Pajak berhak memeriksa atau mengoreksi pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal pajak terhutang. Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah mengumumkan adanya perubahan terhadap pajak penghasilan yang akan berlaku sejak 1 Januari 2009, yang menyatakan bahwa pajak penghasilan untuk Bank akan dikenakan satu tarif sebesar 28% pada tahun 2009 dan akan berkurang menjadi 25% sejak 2010. Perubahan dalam tarif pajak ini menyebabkan penyesuaian dalam perhitungan pajak tangguhan. Sejak tahun 2009, Bank Mandiri mengakui kredit yang dihapus buku sebagai pengurang laba bruto dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010. Halaman 5/104 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Pajak Penghasilan - Tangguhan Rekonsiliasi antara taksiran beban pajak, yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku dari laba komersial sebelum beban pajak, dengan taksiran beban pajak pada laporan laba rugi konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Laba konsolidasian sebelum beban pajak dan hak minoritas Dikurangi: Keuntungan sebelum beban pajak Anak Perusahaan - setelah eliminasi 2010 2009 8.665.289 7.121.098 (259.106) Laba sebelum beban pajak dan hak minoritas Bank Mandiri saja (158.428) 8.406.183 6.962.670 Taksiran beban pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku Kenaikan/Penurunan pajak tangguhan dari perubahan tarif pajak dan pengakuan perbedaan temporer periode sebelumnya yang belum diakui Efek pajak atas perbedaan permanen: (Pendapatan tidak kena pajak)/ biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak Lain-lain Pemulihan kredit 2.101.546 1.949.548 - 486.593 Beban pajak - Bank Mandiri saja Beban pajak - Anak Perusahaan 2.020.555 189.815 2.342.958 133.968 2.210.370 (1.690.289) 2.476.926 (1.560.176) (81.989) 1.242 (244) (80.991) Beban pajak - konsolidasian Dikurangi beban pajak kini - konsolidasian (Manfaat)/Beban pajak tangguhan - konsolidasian 520.081 (27.216) (45.881) (20.086) 393.410 916.750 e. Aset pajak tangguhan – bersih Pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer antara nilai buku menurut komersial dan menurut pajak adalah sebagai berikut: Bank Mandiri Aset pajak tangguhan: Hapus buku kredit yang diberikan Cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset produktif selain kredit yang diberikan Cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan Penyisihan untuk beban pegawai Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Keuntungan/Kerugian yang belum direalisasi atas efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah (tersedia untuk dijual) Penyisihan kerugian aset lain-lain Penyisihan atas potensi kerugian yang timbul dari kasus hukum setelah dikurangi penyisihan atas aset pajak tangguhan sebesar RpNihil untuk periode yang berakhir 30 September 2009 Penyisihan kerugian aset terbengkalai Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih aset terbengkalai Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih agunan yang diambil alih Aset pajak tangguhan Halaman 5/105 2010 2009 2.709.378 3.066.583 656.135 547.737 810.041 79.929 909.879 542.590 457.542 93.600 160.561 292.794 44.601 - 133.765 46.936 30.870 38.870 9.501 5.960 3.306 3.657 2.533 2.613 5.473.985 5.175.396 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Aset pajak tangguhan (lanjutan) 2010 Kewajiban pajak tangguhan: Nilai buku aset tetap (Keuntungan)/kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai efek- efek dan Obligasi Pemerintah (24.189) 2009 (28.627) (18.256) - Aset pajak tangguhan bersih - Bank Mandiri saja Aset pajak tangguhan - Anak Perusahaan 5.431.540 83.841 5.146.769 41.759 Jumlah aset pajak tangguhan konsolidasian - bersih 5.515.381 5.188.528 Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. 31. KEWAJIBAN LAIN-LAIN Rupiah: Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar Penyisihan biaya manfaat bebas tugas (Catatan 45) Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai (Catatan 45) Hutang transaksi nasabah Cadangan atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum (Catatan 57b) Setoran jaminan Pendapatan diterima dimuka Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Setoran jaminan Hutang transaksi nasabah Pendapatan diterima dimuka Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum (Catatan 57b) Cadangan atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai Kewajiban sewa guna usaha Lain-lain Jumlah mata uang asing 2010 2009 2.068.196 1.194.566 1.126.403 1.031.309 976.166 2.540.350 941.051 1.002.602 926.220 779.266 516.087 440.633 78.958 4.251.356 11.683.674 186.384 532.930 367.166 3.196.702 10.472.671 552.566 159.651 76.452 71.154 744.869 154.598 20.967 19.170 3.636 295 1.165.124 2.048.048 20.692 2.756.754 3.697.880 13.731.722 14.170.551 Pendapatan diterima dimuka antara lain terdiri dari pendapatan provisi/komisi kredit yang tidak terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi. Pada tanggal 30 September 2010 pendapatan provisi/komisi kredit yang terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi sebesar Rp400.353 disajikan sebagai pengurang nilai kredit yang diberikan. Pada tanggal 30 September 2010, lain-lain terutama terdiri dari berbagai macam beban yang masih harus dibayar untuk biaya operasional Bank sebesar Rp743.060 (30 September 2009: Rp604.808) dan pembayaran terkait transaksi ATM dan kartu kredit sebesar Rp1.571.734 (30 September 2009: Rp1.247.279). Halaman 5/106 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. KEWAJIBAN LAIN-LAIN (lanjutan) Mutasi penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 Saldo awal periode Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 40) Lain-lain*) 514.366 21.890 (999) 176.316 32.898 (2.138) Saldo akhir periode 535.257 207.076 *) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum telah memadai. 32. PINJAMAN SUBORDINASI Berdasarkan jenis dan mata uang: 2010 Rupiah: Two-Step Loans (TSL) (a) Nordic Investment Bank (NIB) (b) ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) 138.480 2009 159.784 32.503 45.504 Bank Indonesia Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I 170.983 2.319.559 3.476.326 205.288 2.366.859 - Jumlah Rupiah 5.966.868 2.572.147 177.182 197.745 6.144.050 2.769.892 Mata uang asing: Two-Step Loans (TSL) (c) Asian Development Bank (ADB) Two-Step Loans (TSL) (a) Nordic Investment Bank (NIB) Akun ini merupakan fasilitas kredit dari NIB kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui Departemen Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank peserta guna membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut: Fasilitas Kredit Nordic Investment Bank IV Tujuan Untuk mengembangkan dan membiayai proyek investasi prioritas utama di Indonesia, terutama sektor swasta atau yang menyangkut kepentingan bersama Indonesia dan Nordic. Jangka Waktu 15 April 1997 - 28 Februari 2017 dengan angsuran pertama pada tanggal 31 Agustus 2002. Rincian fasilitas kredit Nordic Investment Bank adalah sebagai berikut: 2010 (a) Nordic Investment Bank IV (NIB IV) 138.480 2009 159.784 Tingkat suku bunga untuk fasilitas NIB IV ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga mengambang yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu tiga bulan selama enam bulan sebelumnya. Halaman 5/107 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) Two-Step Loans (TSL) (lanjutan) (b) ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) Akun ini merupakan fasilitas kredit dari AJDF - OECF kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Keuangan Republik Indonesia untuk disalurkan kepada bank peserta guna membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut: Fasilitas Kredit Pollution Abatement Program (PAE) Tujuan Equipment Small Scale Industry (SSI) Jangka Waktu Pembelian peralatan untuk mencegah polusi. 19 Agustus 1993 - 19 Agustus 2013 dengan angsuran pertama pada tanggal 15 Agustus 1998. Membiayai industri skala kecil. 19 Agustus 1993 - 19 Agustus 2013 dengan angsuran pertama pada tanggal 15 Agustus 1998. Rincian fasilitas kredit dari ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) adalah sebagai berikut: 2010 (a) Pollution Abatement Equipment Program (PAE) (b) Small Scale Industry (SSI) 2009 31.463 1.040 44.048 1.456 32.503 45.504 Penarikan kredit dari AJDF - OECF tersebut pembayarannya berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak penarikan pertama (termasuk masa tenggang waktu 5 tahun) dan dilunasi dalam 30 (tiga puluh) kali angsuran 6 (enam) bulanan, dengan angsuran pertama mulai tanggal 15 Agustus 1998 dan berakhir pada tanggal 15 Februari 2013. Tingkat suku bunga atas fasilitas PAE adalah mengambang dan ditentukan setiap 6 (enam) bulan berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 3 (tiga) bulan selama 6 (enam) bulan sebelumnya, dikurangi 5,00% per tahun. Tingkat suku bunga atas fasilitas SSI adalah mengambang dan ditentukan setiap 6 (enam) bulan berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 3 (tiga) bulan selama 6 (enam) bulan sebelumnya, dikurangi 2,50% per tahun. (c) Asian Development Bank (ADB) Akun ini merupakan fasilitas kredit dari ADB kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui Departemen Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank peserta guna membiayai beberapa jenis proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut: Fasilitas Kredit ADB 1327 - INO (SF) Tujuan Membiayai Proyek Kredit Mikro (PKM). Jangka Waktu 15 Januari 2005 - 15 Juli 2029 dengan angsuran pertama pada tanggal 15 Januari 2005. Rincian fasilitas kredit Asian Development Bank (ADB) adalah sebagai berikut: 2010 ADB Loan 1327 - INO 177.182 Halaman 5/108 2009 197.745 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) Two-Step Loans (TSL) (lanjutan) (c) Asian Development Bank (ADB) (lanjutan) Menteri Keuangan melalui surat No. S-596/MK.6/2004 tanggal 12 Juli 2004, telah menyetujui pengalihan pengelolaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Loan ADB No. 1327 - INO (SF) dari Bank Indonesia kepada Bank Mandiri. Dengan disetujuinya pengalihan PKM tersebut, maka telah dilakukan perubahan terhadap perjanjian penerusan pinjaman No. SLA-805/DP3/1995 tanggal 27 April 1995 yang diubah dengan amandemen No. AMA-287/SLA-805/DP3/2003 tanggal 22 April 2003 antara Republik Indonesia dan Bank Indonesia menjadi Republik Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dengan No. AMA-298/SLA-805/DP3/2004 tanggal 16 Juli 2004. Pinjaman ADB untuk Proyek Kredit Mikro diberikan dalam mata uang SDR (Special Drawing Rights) sebesar SDR15.872.600,44 (nilai penuh) yang wajib dibayar kembali oleh Bank Mandiri dalam mata uang SDR kepada Pemerintah dalam 50 (lima puluh) kali angsuran setiap enam bulan secara prorata setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli, dengan angsuran pertama dilakukan pada tanggal 15 Januari 2005 dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2029. Atas pinjaman ADB tersebut, Bank Mandiri dikenakan service charge sebesar 1,50% per tahun pada setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli setiap tahunnya sejak penarikan pinjaman. Bank Indonesia Akun ini merupakan pinjaman yang berasal dari konversi Kredit Likuiditas Bank Indonesia yang digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan PT Bank Dagang Negara (BDN) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo). BDN dan Bapindo adalah ex-legacy Bank. Rincian dari fasilitas ini pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebagai berikut: Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jangka Waktu 30 November 2004 31 Maret 2014 dengan angsuran pertama pada tanggal 30 November 2004 2010 Jumlah 2009 Jumlah 2.319.559 2.366.859 2.319.559 2.366.859 Tingkat Suku Bunga 0,20% per tahun Sesuai Surat Bank Indonesia No. 6/360/BKr tanggal 23 November 2004 tentang Restrukturisasi Pinjaman Subordinasi, dinyatakan bahwa Bank Indonesia telah menyetujui restrukturisasi atas pinjaman subordinasi yang berasal dari BDN sebesar Rp736.859 dan dari Bapindo (yang sebelumnya dicatat pada pos Modal Pinjaman) sebesar Rp1.755.000. Dalam restrukturisasi tersebut, pinjaman subordinasi yang berasal dari BDN dan Bapindo dijadikan satu, sehingga menjadi Rp2.491.859, dengan jadual pelunasan pinjaman selama 10 (sepuluh) tahun dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2014. Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 0,20% per tahun yang dihitung dari sisa pokok pinjaman. Restrukturisasi atas pinjaman subordinasi ini telah disahkan melalui akta notaris tentang Perjanjian Restrukturisasi Pinjaman Subordinasi No. 4 tanggal 7 Desember 2004 oleh Notaris Ratih Gondokusumo Siswono, S.H. di Jakarta. Halaman 5/109 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) Two-Step Loans (TSL) (lanjutan) Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 Untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha, pada tanggal 14 Desember 2009, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 (Obligasi Subordinasi) sebesar Rp3.500.000. Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum Obligasi Subordinasi ini dipergunakan sebagai modal pelengkap (lower tier 2) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pada tanggal 30 September 2010, biaya penerbitan Obligasi Subordinasi yang belum diamortisasi adalah sebesar Rp23.674. Obligasi Subordinasi ini telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No.11/III/DPB1/TPB1-1 tertanggal 14 Desember 2009 dan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berdasarkan surat Ketua Bapepam-LK No. S10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009. Bank Mandiri telah mencatatkan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Desember 2009 sesuai Pengumuman Pencatatan Obligasi Subordinasi Bank Mandiri oleh BEI tanggal 11 Desember 2009. Obligasi tersebut berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016. Obligasi Subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,85% per tahun. Pada tanggal 30 September 2010, peringkat Obligasi Subordinasi ini menurut Pefindo adalah idAA+ (double A Plus). 33. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI Akun ini merupakan hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan yang dikonsolidasi sebagai berikut: 2010 AXA Mandiri Financial Services Mandiri Tunas Finance Bank Sinar Harapan Bali Bumi Daya Plaza Usaha Gedung Bank Dagang Negara Mandiri Sekuritas Halaman 5/110 2009 244.506 175.798 25.151 7.254 1.135 59 152.668 23.412 5.881 1.032 52 453.903 183.045 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. EKUITAS a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Jumlah Lembar Saham 2010 Nilai Nominal Per Lembar Saham (Jumlah Penuh) Jumlah Nilai Saham (Nilai Penuh) Persentase Kepemilikan Saham Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B 1 31.999.999.999 500 500 500 15.999.999.999.500 0,00% 100,00% Jumlah Modal Dasar 32.000.000.000 500 16.000.000.000.000 100,00% Modal Ditempatkan dan Disetor Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B 1 13.999.999.999 500 500 500 6.999.999.999.500 0,00% 66,73% 6.981.620.876 500 3.490.810.438.000 33,27% 20.981.620.876 500 10.490.810.438.000 100,00% Publik (masing-masing di bawah 5%) - Saham Biasa Seri B Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Jumlah Lembar Saham 2009 Nilai Nominal Per Lembar Saham (Jumlah Penuh) Jumlah Nilai Saham (Nilai Penuh) Persentase Kepemilikan Saham Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B 1 31.999.999.999 500 500 500 15.999.999.999.500 0,00% 100,00% Jumlah Modal Dasar 32.000.000.000 500 16.000.000.000.000 100,00% Modal Ditempatkan dan Disetor Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B 1 13.999.999.999 500 500 500 6.999.999.999.500 0,00% 66,80% 6.958.854.099 500 3.479.427.049.500 33,20% 20.958.854.099 500 10.479.427.049.500 100,00% Publik (masing-masing di bawah 5%) - Saham Biasa Seri B Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 2 Oktober 1998, modal dasar Bank Mandiri adalah sebesar Rp16.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per saham. Halaman 5/111 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) Penetapan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp4.000.000 oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal pendirian Bank Mandiri, telah dilaksanakan sebagai berikut: 1. 2. Pembayaran secara tunai melalui Bank Indonesia sejumlah Rp1.600.004. Penempatan dalam saham yang dicatat sebagai penyertaan saham pada Bank Peserta Penggabungan sejumlah Rp599.999 untuk setiap bank atau jumlah keseluruhannya Rp2.399.996, melalui pengalihan saham milik Pemerintah Republik Indonesia pada setiap Bank Peserta Penggabungan kepada Bank Mandiri, seperti yang telah disebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari Bank Peserta Penggabungan. Berdasarkan perjanjian inbreng yang telah diaktakan dengan Akta No. 9 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 2 Oktober 1998, Bank Mandiri dan Pemerintah Republik Indonesia setuju untuk mengalihkan saham-saham tersebut sebagai pembayaran untuk saham baru yang akan dikeluarkan oleh Bank Mandiri. Berdasarkan perubahan Anggaran Dasar Bank Mandiri yang dituangkan dalam Akta No. 98 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 24 Juli 1999, pemegang saham memutuskan untuk meningkatkan modal disetor (modal saham) Bank Mandiri dari Rp4.000.000 menjadi Rp4.251.000 dan jumlah tersebut akan dibayar oleh Pemerintah Republik Indonesia. Penambahan sebesar Rp251.000 merupakan hasil konversi dari tambahan modal disetor menjadi modal saham akibat dari adanya kelebihan obligasi rekapitalisasi yang diterbitkan dalam Program Rekapitalisasi Pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999. Berdasarkan Keputusan RUPS-LB tanggal 29 Mei 2003 yang dituangkan dalam Akta No. 142 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri antara lain menyetujui: (i) pelaksanaan IPO. (ii) perubahan struktur permodalan Bank Mandiri. (iii) perubahan Anggaran Dasar Bank Mandiri. Sehubungan dengan keputusan perubahan struktur permodalan di atas, modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dinaikkan menjadi Rp10.000.000 serta dilakukan stock split saham Bank Mandiri yang semula dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per lembar menjadi Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Dengan dilakukannya stock split tersebut, jumlah lembar saham modal dasar Bank Mandiri meningkat dari 16.000.000 lembar saham menjadi 32.000.000.000 lembar saham, sedangkan jumlah lembar saham modal ditempatkan dan disetor meningkat dari 10.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi 20.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) terdiri dari 1 Saham Seri A Dwiwarna dan 19.999.999.999 Saham Biasa Seri B yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Berkaitan dengan perubahan struktur permodalan Bank Mandiri, RUPS-LB juga menyetujui penetapan bagian dari Dana Rekapitalisasi sebesar Rp168.801.315 sebagai agio saham. Halaman 5/112 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) Perubahan struktur permodalan tersebut di atas berlaku efektif terhitung sejak tanggal 23 Mei 2003, dengan catatan Bank Mandiri harus melakukan kuasi-reorganisasi yang ditetapkan dalam RUPS selambat-lambatnya pada penutupan buku tahun 2003. Saham Seri A Dwiwarna merupakan saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dapat dipindahkan kepada siapapun. Saham Seri A Dwiwarna memberikan hak istimewa kepada Negara Republik Indonesia dimana dalam agenda-agenda tertentu, RUPS hanya dapat memutuskan jika pemegang saham Seri A Dwiwarna hadir dan menyetujui usul agenda dimaksud. Beberapa agenda RUPS yang wajib dihadiri dan disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna agar RUPS dapat memutus adalah agenda RUPS yang terkait dengan: 1. 2. 3. 4. 5. Penambahan modal. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris. Perubahan Anggaran Dasar. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan. Pembubaran dan likuidasi dari perusahaan. Perubahan struktur modal sebagaimana disebutkan di atas telah dicantumkan dalam Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) yang dituangkan dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan diumumkan pada tambahan No. 6590 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003. Kenaikan modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dari Rp4.251.000 menjadi Rp10.000.000 dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pengembalian sebagian modal disetor sebesar Rp251.000 kepada Pemerintah sebagai bagian dari kelebihan dana rekapitalisasi yang masih ditahan pada Bank Mandiri sebesar Rp1.412.000 dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp1.000.000 dari cadangan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2003 tanggal 29 Mei 2003 tentang Konversi Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Bank Mandiri (Persero), dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selaku Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002. 2. Penambahan modal disetor sebesar Rp5.000.000 yang berasal dari tambahan modal disetor berdasarkan KMK-RI No. 227/202.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang Besarnya Nilai Final Dan Pelaksanaan Hak Pemerintah Yang Timbul Sebagai Akibat Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Republik Indonesia Ke Dalam Modal PT Bank Mandiri (Persero) Dalam Rangka Program Rekapitalisasi Bank Umum. Halaman 5/113 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri juga menyetujui rencana kepemilikan saham oleh pegawai dan Direksi melalui Program Penjatahan Saham/Employee Stock Allocation (“ESA”) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen/Management Stock Option Plan (“MSOP”). Program ESA terdiri dari program pemberian saham bonus (Bonus Share Plan) dan program penjatahan saham dengan diskon (Share Purchase at Discount). Sedangkan program MSOP ditujukan untuk Direksi dan pegawai pimpinan pada tingkatan (grade) atau kriteria tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA tersebut menjadi tanggungan Bank Mandiri yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah dibentuk. Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris (Catatan 35). Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melepaskan 4.000.000.000 lembar sahamnya, yang mewakili 20,00% kepemilikannya di Bank Mandiri, melalui IPO. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27/2003 tanggal 2 Juni 2003 yang menyetujui divestasi sampai 30,00% atas kepemilikan Pemerintah di Bank Mandiri dan berdasarkan keputusan Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara No. Kep05/TKP/01/2004 tanggal 19 Januari 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 11 Maret 2004 melalui private placement. Pada saat pelaksanaan IPO tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri memberikan opsi pembelian saham kepada manajemen melalui program MSOP Tahap 1 sebanyak 378.583.785 opsi dengan harga eksekusi sebesar Rp742,5 (nilai penuh) per lembar saham dan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp69,71 (nilai penuh) per lembar. Sampai dengan tanggal 30 September 2010, opsi yang telah dieksekusi dari MSOP Tahap 1 adalah sebesar 375.365.957 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp187.683, penambahan Agio Saham sebesar Rp117.193. MSOP Tahap 1 dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 13 Juli 2008 sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-262/BEJ.PJS/P/07-2004 tanggal 14 Juli 2004, sehingga pada tanggal 30 September 2010 tidak ada lagi nilai opsi saham yang masih tercatat pada pos Ekuitas - Opsi Saham yang berasal dari MSOP Tahap 1. Halaman 5/114 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) Selanjutnya pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian MSOP Tahap 2 sebanyak 312.000.000 opsi. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.190,50 (nilai penuh) untuk pelaksanaan ditahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk pelaksanaan ditahun kedua dan ditahun berikutnya. Nilai nominal per lembar saham adalah Rp500 (nilai penuh). Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp642,28 (nilai penuh) per lembar. Sampai dengan tanggal 30 September 2010, opsi yang telah dieksekusi dari MSOP Tahap 2 adalah sebesar 311.713.697 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp155.857 dan penambahan Agio Saham sebesar Rp425.233, termasuk didalamnya opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 sebesar 6.684.845 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp3.342. Periode 5 (periode terakhir) pelaksanaan hak konversi opsi MSOP Tahap 2 adalah tanggal 4 Mei 2010 selama 30 hari bursa sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-97/BEJ-PSJ/P/02-2007 tanggal 2 Februari 2007, sehingga pada tanggal 30 September 2010 tidak ada lagi nilai opsi saham yang masih tercatat pada pos Ekuitas - Opsi Saham yang berasal dari MSOP Tahap 2. RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian MSOP Tahap 3 sebanyak 309.416.215 opsi. RUPS juga memberi wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan kebijakan pelaksanaan dan pengawasan program MSOP Tahap 3 dan melaporkannya pada RUPS yang akan datang. Harga eksekusi opsi per lembar saham MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp1.495,08 (nilai penuh) dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp593,89 (nilai penuh) per lembar. Sampai dengan tanggal 30 September 2010, opsi yang telah dieksekusi dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar 294.541.222 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp147.270 dan penambahan Agio Saham sebesar Rp468.017, termasuk didalamnya opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 sebesar 4.819.226 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp2.410. Pada tanggal 30 September 2010, nilai opsi saham yang masih tercatat pada pos Ekuitas - Opsi Saham yang berasal dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp8.834. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 adalah masing-masing sebesar 6.684.845 lembar saham dan 4.819.226 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp5.752 (Catatan 34b dan 35). Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah masing-masing sebesar 300 lembar saham dan 53.206.011 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp26.603 (Catatan 34b dan 35). b. Tambahan Modal Disetor/Agio Saham Tambahan modal disetor/agio saham pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp6.937.045 dan Rp6.893.601 yang berasal dari Program Rekapitalisasi (Catatan 1c), eksekusi opsi saham dan opsi saham MSOP Tahap 2 yang tidak dieksekusi. Sebanyak 286.303 lembar saham merupakan opsi saham MSOP Tahap 2 yang tidak dieksekusi atau sebesar Rp184 yang lewat periode pelaksanaan. Halaman 5/115 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. EKUITAS (lanjutan) b. Tambahan Modal Disetor/Agio Saham (lanjutan) Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 adalah masing-masing sebesar 6.684.845 lembar saham dan 4.819.226 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Agio Saham sebesar Rp25.274 (Catatan 34a dan 35). Pada tanggal 30 September 2010, penambahan Agio Saham sebesar Rp184 berasal dari opsi MSOP Tahap 2 yang pelaksanaan hak konversinya sudah berakhir tetapi tidak dieksekusi sebesar 286.303 lembar saham. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah masing-masing sebesar 300 lembar saham dan 53.206.011 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Agio Saham sebesar Rp84.545 (Catatan 34a dan 35). Berdasarkan hasil dari uji telaah/due diligence review yang dilaksanakan atas nama Pemerintah tanggal 31 Desember 1999 dan Kontrak Manajemen (IMPA) tanggal 8 April 2000, ditetapkan bahwa terdapat kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp4.069.000. Bank telah mengembalikan Rp2.657.000 dari Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah ke Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 sesuai dengan kontrak manajemen. Sedangkan atas sisa kelebihan sebesar Rp1.412.000 telah dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 sesuai dengan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat tanggal 29 Oktober 2002 dan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002. Termasuk di dalam jumlah pengembalian sisa kelebihan dana rekapitalisasi sebesar Rp1.412.000 di atas adalah bagian dari modal disetor sebesar Rp251.000. Pada tanggal 23 Mei 2003, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan (KMK - RI) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003, dan kemudian diubah dengan KMK No. 420/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 sebagai ketentuan lebih lanjut atas pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1999 dan No. 97 tahun 1999 mengenai jumlah final tambahan penyertaan modal Negara dalam modal Bank Mandiri. Hal-hal yang diputuskan dalam KMK - RI ini adalah sebagai berikut: a. Nilai final kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.801.315; b. Terhadap dana rekapitalisasi senilai Rp5.000.000 dikonversi dengan 5.000.000 lembar saham baru yang diterbitkan oleh Bank Mandiri dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per lembar saham; c. Terhadap sisa dana rekapitalisasi senilai Rp168.801.315 dibukukan sebagai agio pada struktur modal Bank Mandiri. Dengan dilaksanakannya kuasi-reorganisasi oleh Bank, saldo rugi sebelum kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003 sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio. c. Selisih Revaluasi Aset Tetap Selisih revaluasi aset tetap sebesar Rp3.046.936 terutama berasal dari revaluasi aset tetap Bank Peserta Penggabungan dengan menggunakan nilai pasar pada tanggal 31 Juli 1999. Revaluasi aset tetap ini didasarkan kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 211/KMK.03/2003 tanggal 14 Mei 2003, Surat Menteri Keuangan No. S-206/MK.01/2003 tanggal 21 Mei 2003 dan telah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak sesuai Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Negara dan Daerah No. KEP-01/WPJ.07/KP.0105/2003 tanggal 18 Juni 2003. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2s, Bank telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” dan mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap sebesar Rp3.046.936 yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasian tahun 2007 ke saldo laba ditahan konsolidasian pada tahun 2008 (Catatan 17a). Halaman 5/116 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. EKUITAS (lanjutan) d. Distribusi Laba Bersih Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan tanggal 17 Mei 2010 dan 4 Mei 2009, pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2009 dan 2008 sebagai berikut: 2009 Dividen *) Tantiem **) Dana Program Kemitraan Dana Program Bina Lingkungan Cadangan: Umum Khusus Jumlah Cadangan Laba Ditahan Dividen per lembar saham (nilai penuh) *) 2008 2.504.412 35.778 250.441 2.790.631 4.364.833 1.859.488 53.128 159.384 2.072.000 26.564 26.564 3.214.257 7.155.464 5.312.821 119,37274 88,89584 Dividen atas laba bersih tahun 2009 sebesar Rp2.504.412 dibayarkan melalui dividen interim sebesar Rp403.975 pada tanggal 22 Desember 2009 dan dividen final sebesar Rp2.100.437 pada tanggal 25 Juni 2010. Masing-masing pembayaran dividen tersebut tercermin dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian tahun 2009 untuk dividen interim dan periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 untuk dividen final. **) Untuk tahun 2009 dan 2008 tantiem diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. masing-masing sebesar Rp83.497 dan Rp61.318 yang diambil dari cadangan yang telah dibentuk pada tahun 2009 dan 2008 sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”. Dividen yang berasal dari laba bersih tahun 2009 dan 2008 dibayarkan kepada pemegang saham masing-masing pada tanggal 25 Juni 2010 dan 11 Juni 2009. Dana alokasi untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang berasal dari laba bersih tahun 2009 dan 2008 masingmasing dibayarkan pada tanggal 24 Juni 2010 dan 11 Juni 2009. e. Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Akun ini merupakan bagian Bank terhadap transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan yang bukan merupakan transaksi dengan Bank yang dihitung sesuai dengan persentase kepemilikan Bank Mandiri atas Anak Perusahaan. Bank melakukan penyesuaian terhadap keuntungan/ kerugian yang belum direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual, modal sumbangan dan selisih revaluasi aset tetap serta penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang dilakukan Anak Perusahaan sebagai bagian dari Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan. Sejak tanggal 1 Januari 2008 dengan berlakunya PSAK No. 16 (Revisi 2007), Selisih Revaluasi Aset Tetap telah direklasifikasikan seluruhnya ke saldo laba ditahan konsolidasian pada tahun 2008. Halaman 5/117 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H. No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank menyetujui rencana program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP). Tujuan dari program MSOP dimaksud adalah untuk memaksimalkan keberhasilan jangka panjang, memastikan keseimbangan kinerja Bank saat ini maupun jangka panjang, menyelaraskan tujuan manajemen dengan tujuan para pemegang saham, dan untuk menarik, mempertahankan, memotivasi pegawai pimpinan dan pegawai kunci lainnya untuk posisi dan kriteria tertentu. Sejalan dengan Peraturan Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. 1-A, Bank menerbitkan saham baru dengan program MSOP yaitu tambahan saham seri B (yang diterbitkan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) yang dilakukan sampai dengan maksimum sebesar 5,00% dari jumlah Saham yang ditempatkan dan disetor Bank atau sejumlah 1 (satu) miliar lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. MSOP Tahap 1 Masa berlaku opsi pembelian saham manajemen tahap pertama ini adalah selama 5 (lima) tahun sejak tanggal pemberian opsi. Jumlah maksimum opsi saham MSOP Tahap 1 yang dapat dieksekusi pada akhir tahun pertama masa vesting period/pengakuan hak kompensasi adalah 50,00% dari jumlah opsi yang diterima dan sisanya dapat dieksekusi pada akhir tahun kedua masa vesting period sampai dengan akhir tahun kelima masa periode opsi. Pada tanggal 14 Juli 2003, dengan persetujuan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003, Bank memberikan MSOP (MSOP Tahap 1) sebanyak 378.583.785 opsi saham dengan harga eksekusi (exercise price) sebesar Rp742,50 (nilai penuh) per lembar saham yaitu 110,00% dari harga penawaran per lembar saham dengan vesting period selama 2 (dua) tahun. Nilai wajar dari MSOP Tahap 1 yang diberikan pada tanggal 14 Juli 2003 adalah Rp69,71 (nilai penuh) berdasarkan laporan penilaian yang diberikan oleh PT Watson Wyatt Indonesia pada tanggal 4 Maret 2004. MSOP Tahap 2 Pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian opsi tahap kedua (MSOP Tahap 2) sebanyak 312.000.000 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.190,50 (nilai penuh) untuk pelaksanaan di tahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk pelaksanaan di tahun berikutnya sampai dengan akhir tahun kelima masa option life. Masa berlaku MSOP Tahap 2 ini adalah selama 5 (lima) tahun, sejak eligibility date tanggal 21 Juni 2005. MSOP Tahap 2 seluruhnya dapat di eksekusi sebesar 100,00% dari jumlah opsi setelah tanggal 4 Desember 2006. Nilai wajar dari MSOP Tahap 2 yang diberikan pada tanggal 16 Mei 2005 adalah Rp642,28 (nilai penuh) berdasarkan laporan penilaian yang diberikan oleh PT Watson Wyatt Indonesia pada tanggal 27 Februari 2006. MSOP Tahap 3 RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian opsi tahap ketiga (MSOP Tahap 3) sebanyak 309.416.215 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.495,08 (nilai penuh) selama masa periode opsi. Halaman 5/118 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (lanjutan) MSOP Tahap 3 (lanjutan) Penetapan alokasi opsi saham dan kebijakan program MSOP Tahap 3 ditetapkan oleh Dewan Komisaris pada tanggal 28 Juli 2006. Masa berlaku opsi MSOP Tahap 3 adalah selama 5 (lima) tahun dengan pelaksanaannya dilaksanakan maksimal sebanyak 2 (dua) kali dalam tiap tahunnya yang diumumkan melalui Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng989/BEJ - PSJ/P/10-2006 tanggal 31 Oktober 2006. Atas dasar kebijakan Dewan Komisaris tersebut, Bank Mandiri tanggal 30 Oktober 2007 menegaskan bahwa MSOP Tahap 3 dapat dieksekusi pada periode pertama (tanggal 7 Mei 2007 dan 5 November 2007) adalah maksimal sebesar 50,00% dari jumlah opsi yang diterima. Sedangkan sisanya dapat dieksekusi pada periode berikutnya (periode kedua dan atau periode eksekusi berikutnya). Nilai wajar dari MSOP Tahap 3 yang diberikan pada tanggal 22 Mei 2006 adalah Rp593,89 (nilai penuh) berdasarkan laporan penilaian yang diberikan oleh PT Watson Wyatt Indonesia pada 22 Februari 2007. Nilai wajar dari MSOP Tahap 1, MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 diestimasi dengan menggunakan metode penentuan harga opsi Black Scholes (Black Scholes option pricing model), dengan asumsi-asumsi sebagai berikut: MSOP Tahap 1 MSOP Tahap 2 MSOP Tahap 3 8,46% 5 tahun 24,53% 7,63% 1,00% 9,50% 5 tahun 50,00% 7,63% 1,00% 11,65% 5 tahun 50,00% 7,75% 1,00% Suku bunga bebas risiko Ekspektasi periode opsi Ekspektasi faktor ketidakstabilan harga saham Ekspektasi dividen yang dihasilkan Tingkat pengunduran diri karyawan Opsi yang dieksekusi selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 adalah sebesar 11.504.071 opsi (Catatan 34a dan 34b) yang terdiri dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 masing-masing sebesar 6.684.845 opsi dan 4.819.226 opsi. Opsi yang dieksekusi selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar 53.206.311 opsi (Catatan 34a dan 34b) yang terdiri dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 masing-masing sebesar 300 opsi dan 53.206.011 opsi. Ikhtisar dari program MSOP dan mutasinya sepanjang periode adalah sebagai berikut (nilai penuh): Jumlah Opsi 2010 Rata-rata Tertimbang Rata-rata Tertimbang Nilai Wajar Harga Eksekusi (Nilai Penuh) (Nilai Penuh) Nilai Opsi Saham Opsi beredar awal periode 26.665.367 606,54 1.755,97 16.174 Opsi yang dieksekusi selama periode berjalan (11.504.071) 622,01 2.074,96 (7.156) (286.303) 642,28 2.493,00 (184) 593,89 1.495,08 Opsi yang telah lewat masa berlakunya Opsi beredar akhir periode 14.874.993 Halaman 5/119 8.834 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (lanjutan) Ikhtisar dari program MSOP dan mutasinya sepanjang periode adalah sebagai berikut (nilai penuh): Jumlah Opsi 2009 Rata-rata Tertimbang Rata-rata Tertimbang Nilai Wajar Harga Eksekusi (Nilai Penuh) (Nilai Penuh) Nilai Opsi Saham Opsi beredar awal periode 91.134.384 597,64 1.572,36 54.465 Opsi yang dieksekusi selama periode berjalan (53.206.311) 593,89 1.495,09 (31.598) Opsi beredar akhir periode 37.928.073 602,89 1.680,77 22.867 36. PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga diperoleh dari: 2010 Kredit yang diberikan Obligasi Pemerintah Efek-efek Pendapatan pembiayaan konsumen Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Provisi dan komisi Lain-lain 2009 18.042.124 4.283.317 1.920.708 249.449 237.219 900.697 15.667.795 5.796.123 1.841.679 343.398 689.081 21.078 25.633.514 24.359.154 Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang telah berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi merupakan pendapatan yang dapat diatribusikan secara langsung pada nilai kredit yang diberikan sehingga pada tanggal 30 September 2010 pendapatan provisi dan komisi sebesar Rp385.594 dikelompokkan sebagai pendapatan bunga kredit yang diberikan. Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 adalah sebesar Rp413.350. Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan lain-lain adalah pendapatan berdasarkan prinsip syariah untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp1.652.576 dan Rp1.283.655, dengan rincian sebagai berikut: 2010 Pendapatan Murabahah Pendapatan Musyarakah Lain-lain Halaman 5/120 2009 925.010 313.692 413.874 681.562 240.722 361.371 1.652.576 1.283.655 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. BEBAN BUNGA Rincian beban bunga terdiri atas: 2010 Deposito berjangka Tabungan Giro Pinjaman subordinasi Pinjaman yang diterima Efek-efek yang diterbitkan Premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah (Catatan 58) Lain-lain 2009 6.646.814 1.902.451 1.037.358 322.868 201.289 75.538 7.657.191 1.888.960 1.421.881 18.330 294.988 40.850 712.378 423.389 197.896 10.898.696 11.943.485 Sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006), sejak 1 Januari 2010, premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah diklasifikasikan sebagai beban operasional lainnya (Catatan 46). Sebelum 1 Januari 2010, premi asuransi tersebut diklasifikasikan sebagai beban bunga. Pada tanggal 30 September 2010 premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah adalah sebesar Rp482.618. Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, beban hadiah undian yang sebelumnya dikelompokkan sebagai beban bunga lain-lain telah dikelompokkan sebagai beban umum dan administrasi - promosi (Catatan 44). Pada tanggal 30 September 2010, total beban hadiah undian sebesar Rp23.816. Termasuk dalam beban bunga atas deposito berjangka dan tabungan adalah beban berdasarkan prinsip syariah untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masingmasing adalah sebesar Rp823.336 dan Rp672.664. 38. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN 2010 Penerimaan kembali atas pinjaman yang telah dihapusbukukan di periode yang lalu sesuai dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) Pendapatan bunga kredit hapus buku Pendapatan bea materai Safety deposit box Pendapatan denda Lain-lain*) Halaman 5/121 2009 1.006.815 118.277 40.166 15.676 8.212 403.382 32.579 15.390 53.571 258.116 1.592.528 359.656 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI 2010 (Pembentukan)/pembalikan kerugian penurunan nilai atas: Giro pada bank lain (Catatan 5e) Penempatan pada bank lain (Catatan 6e) Efek-efek (Catatan 7g) Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9d) Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (Catatan 10c) Tagihan derivatif (Catatan 11) Kredit yang diberikan (Catatan 12B.j) Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 13c) Tagihan akseptasi (Catatan 14d) Penyertaan saham (Catatan 15c) 3.044 (34.685) 139.634 92.751 (1) (3.571) 1.930.980 13.540 124.264 298 2.266.254 2009 (5.308) 128.152 58.127 750.072 50.000 (498) 986.039 (215.336) 450 1.751.698 40. PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) PENYISIHAN KERUGIAN 2010 (Pembentukan)/pembalikan penyisihan atas: Estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum (Catatan 31) Estimasi kerugian yang timbul dari kasus fraud Aset lain-lain (Catatan 18) 2009 (21.890) (48.005) (879.601) (32.898) (20.797) (526.381) (949.496) (580.076) 41. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) YANG BELUM DIREALISASI DARI KENAIKAN/PENURUNAN NILAI WAJAR EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH 2010 Efek-efek Obligasi Pemerintah 2009 12.002 3.040 12.113 389 15.042 12.502 42. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) DARI PENJUALAN EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH 2010 Efek-efek Obligasi Pemerintah Halaman 5/122 2009 101.741 45.667 154.274 15.325 147.408 169.599 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 43. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN 2010 Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak Tunjangan Hari Raya (THR), cuti dan terkait lainnya Penyisihan cadangan uang penghargaan pegawai dan manfaat bebas tugas Kesejahteraan pegawai Pendidikan dan pelatihan Penyisihan cadangan tantiem Bonus dan lainnya 2009 2.366.571 423.853 2.111.490 380.077 295.893 183.269 190.400 56.214 648.453 276.144 166.806 123.370 45.828 421.548 4.164.653 3.525.263 Jumlah gaji kotor, tunjangan dan bonus Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance serta Executive Vice President dan Senior Vice President masing-masing adalah sebesar Rp229.649 dan Rp156.558 untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut: 2010 Jumlah Anggota/ Pegawai Dewan Komisaris Direksi Komite Audit Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance Executive Vice President dan Senior Vice President Gaji 8*) 15**) 2 Tunjangan Bonus Jumlah 5.651 19.706 645 5.190 19.210 226 18.067 65.430 381 28.908 104.346 1.252 234 - 143 377 60***) 27.960 18.827 47.979 94.766 86 54.196 43.453 132.000 229.649 1 *) Termasuk Sdr. Soedarjono periode Januari sampai dengan Mei 2010, Sdr. Cahyana Ahmadjayadi sejak Juni 2010 dan Sdr. Krisna Wijaya sejak September 2010. **) Termasuk Sdr. Agus Martowardojo, Sdr. I Wayan Agus Mertayasa, Sdr. Sasmita dan Sdr. Bambang Setiawan periode Januari sampai dengan Mei 2010, Sdr. Pahala N. Mansury, Sdri. Fransisca N. Mok dan Sdr. Sunarso sejak Juni 2010 dan Sdr. Kresno Sediarsi sejak Juli 2010. ***) Termasuk Sdr. Pahala N. Mansury, Sdri. Fransisca N. Mok dan Sdr. Sunarso periode Januari sampai dengan Mei 2010 dan Sdr. Kresno Sediarsi periode Januari sampai dengan Juni 2010. 2009 Jumlah Anggota/ Pegawai Dewan Komisaris Direksi Komite Audit Komite Pemantau Risiko Komite Good Corporate Governance Executive Vice President dan Senior Vice President *) Gaji 6 11 2 1 Tunjangan Bonus Jumlah 5.569 20.679 583 212 4.907 13.388 178 - 12.837 48.001 274 103 23.313 82.068 1.035 315 - - 103 103 46 22.953 6.890 19.881 49.724 67 49.996 25.363 81.199 156.558 1*) Termasuk Sdr. Anwar Isham periode Januari sampai dengan Desember 2008. Terdapat 3 (tiga) Komite di bawah Dewan Komisaris, dimana 1 (satu) Komite diantaranya, seluruh anggotanya adalah Komisaris, sementara 2 (dua) Komite yang lain masing-masing memiliki anggota yang berasal dari non-Komisaris, yakni 2 (dua) orang anggota Komite Audit dan 1 (satu) orang anggota Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance. Halaman 5/123 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 44. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2010 Beban jasa profesional Promosi Sewa Penyusutan dan amortisasi aset tetap (Catatan 17) Perbaikan dan pemeliharaan Komunikasi Alat tulis kantor Listrik, air dan gas Transportasi Barang/jasa pihak ketiga lainnya Lainnya 2009 589.164 543.963 440.339 339.182 327.819 331.430 226.924 209.715 180.461 130.649 455.449 355.566 407.031 385.710 334.313 244.196 283.797 172.874 176.367 79.225 502.091 3.775.095 2.941.170 Untuk periode yang berakhir tanggal 30 September 2010, beban promosi termasuk beban hadiah undian dana pihak ketiga sebesar Rp23.816 (Catatan 37). 45. DANA PENSIUN DAN PESANGON Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa Tunjangan Hari Raya (THR), gaji masa bebas tugas (MBT), fasilitas kesehatan, uang duka dan santunan duka, tunjangan cuti, fasilitas jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja pegawai dan Bank, dan manfaat untuk pegawai yang berhenti bekerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku. Dana Pensiun Bank Mandiri menyelenggarakan lima Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) sebagai berikut: a. Satu Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK - PPIP) atau disebut Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) dibentuk tanggal 1 Agustus 1999. Peraturan untuk DPBM telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP/300/KM.017/1999 tanggal 14 Juli 1999 dan diumumkan di dalam Tambahan Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1999, serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 004/KEP.DIR/1999 tanggal 26 April 1999 dan telah diubah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-213/KM.5/2005 tanggal 22 Juli 2005 dan diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal 27 September 2005 serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 068/KEP.DIR/2005 tanggal 28 Juni 2005. Bank Mandiri dan para pegawainya masing-masing membayar sebanyak 10,00% dan 5,00% dari Base Pension Plan Employee Income. Direksi dan Dewan Pengawas DPBM adalah pegawai aktif Bank Mandiri, sehingga Bank Mandiri memiliki pengendalian atas DPBM. Oleh karena itu, transaksi antara DPBM dan Bank Mandiri dianggap sebagai transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. DPBM menginvestasikan beberapa sumber keuangannya pada deposito berjangka Bank Mandiri. Saldo deposito berjangka tersebut pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp64.390 dan Rp14.400. Tingkat suku bunga atas deposito tersebut adalah sama dengan suku bunga atas deposito berjangka pihak ketiga. Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank telah membayar iuran pensiun masing-masing sebesar Rp132.310 dan Rp122.475. Halaman 5/124 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Dana Pensiun (lanjutan) b. Empat Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) berasal dari masing-masing Dana Pensiun Bank Peserta Penggabungan, yaitu Dana Pensiun Bank Mandiri Satu atau DPBM I (BBD), DPBM II (BDN), DPBM III (Bank Exim) dan DPBM IV (Bapindo). Peraturan untuk masing-masing Dana Pensiun tersebut telah disahkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia masing-masing No. KEP-394/KM.017/1999, No. KEP-395/KM.017/1999, No. KEP-396/KM.017/1999 dan No. KEP-397/KM.017/1999 semuanya tertanggal 15 November 1999. Berdasarkan persetujuan pemegang saham No. S-923/M-MBU/2003 tanggal 6 Maret 2003, Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP) dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan dengan surat keputusan masing-masing No. KEP/115/KM.6/2003 untuk PDP DPBM I, No. KEP/116/KM.6/2003 untuk PDP DPBM II, No. KEP/117/KM.6/2003 untuk PDP DPBM III dan No. KEP/118/KM.6/2003 untuk DPBM IV semuanya tertanggal 31 Maret 2003. Peserta program pensiun manfaat pasti adalah mereka yang berasal dari legacy bank dengan masa kerja tiga tahun atau lebih pada saat penggabungan yang terdiri dari pegawai aktif bank, bekas karyawan (karyawan yang berhenti bekerja dan tidak mengalihkan haknya ke dana pensiun lain) dan pensiunan. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Mei 2007, Bank Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat keputusan No. KEP-144/ KM.10/2007 (DPBM I); No. KEP-145/KM.10/2007 (DPBM II); No. KEP-146/KM.10/2007 (DPBM III) dan No. KEP-147/KM.10/2007 (DPBM IV) semuanya tertanggal 20 Juli 2007. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kewajiban manfaat pensiun telah dibentuk berdasarkan perhitungan kewajiban dan biaya manfaat pensiun untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 dan 2009 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Eldridge Gunaprima Solution tanggal 2 September 2010 dan 7 September 2009 masing-masing untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 dan 2009, dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: DPBM I DPBM II DPBM III DPBM IV Tingkat diskonto 9,50% per tahun (2009: 11,50%) 9,50% per tahun (2009: 11,50%) 9,50% per tahun (2009: 11,50%) 9,50% per tahun (2009: 11,50%) Tingkat pengembalian aset dana pensiun yang diharapkan 9,00% per tahun (2009: 10,00%) 9,00% per tahun (2009: 10,00%) 9,00% per tahun (2009: 10,00%) 9,00% per tahun (2009: 10,00%) Masa kerja yang digunakan Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Per 31 Juli 1999 Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) yang digunakan Per 1 Januari 2003, PhDP bank legacy yang telah disesuaikan Per 1 Januari 2003, PhDP bank legacy yang telah disesuaikan Per 1 Januari 2003, PhDP bank legacy yang telah disesuaikan Per 1 Januari 2003, PhDP bank legacy yang telah disesuaikan Tingkat kenaikan PhDP Nihil Nihil Nihil Nihil Tabel tingkat kematian 2010 dan 2009: Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II) untuk peserta aktif dan Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan 2010 dan 2009: Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II) untuk peserta aktif dan Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan 2010 dan 2009: Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II) untuk peserta aktif dan Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan 2010 dan 2009: Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II) untuk peserta aktif dan Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan Halaman 5/125 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Dana Pensiun (lanjutan) Tingkat pengunduran diri Tingkat kecacatan Metode aktuaria Usia pensiun normal Jumlah maksimum manfaat pasti Kenaikan manfaat pensiun Tarif pajak rata - rata DPBM I DPBM II DPBM III DPBM IV 2010 dan 2009: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya 2010 dan 2009: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya 2010 dan 2009: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya 2010 dan 2009: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya 10% dari TMI II (2009: 10% dari TMI II) 10% dari TMI II (2009: 10% dari TMI II) 10% dari TMI II (2009: 10% dari TMI II) 10% dari TMI II (2009: 10% dari TMI II) Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit Projected Unit Credit 56 tahun untuk semua strata 56 tahun untuk semua strata 56 tahun untuk semua strata 56 tahun untuk semua strata 80% dari PhDP 80% dari PhDP 62,50% PhDP 75% dari PhDP Nihil Nihil Nihil 4% setiap 2 tahun 3% dari manfaat pensiun (2009: 5% dari manfaat pensiun) 3% dari manfaat pensiun (2009: 5% dari manfaat pensiun) 3% dari manfaat pensiun (2009: 5% dari manfaat pensiun) 3% dari manfaat pensiun (2009: 5% dari manfaat pensiun) Nilai kini kewajiban manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: DPBM I Nilai kini kewajiban manfaat pensiun Nilai wajar aset bersih DPBM II DPBM III DPBM IV 960.707 1.525.101 1.307.695 1.655.562 504.503 710.742 323.108 540.749 564.394 347.867 206.239 217.641 - - - - Funded Status Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui (410.823) (157.976) (124.297) (111.563) Surplus berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) Batas Aset (Asset Ceiling)*) 153.571 - 189.891 - 81.942 - 106.078 - - - - - Aset Program Manfaat Pensiun yang diakui di neraca**) *) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan. **) Tidak ada aset yang diakui di neraca karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi. Halaman 5/126 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Dana Pensiun (lanjutan) Nilai kini kewajiban manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut: DPBM I Nilai kini kewajiban manfaat pensiun Nilai wajar aset bersih Funded Status DPBM II DPBM III DPBM IV 848.245 1.473.800 901.292 1.609.520 422.568 705.287 411.968 702.663 625.555 708.228 282.719 290.695 - - - - Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui (479.795) (487.169) (221.951) (211.031) Surplus berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) Batas Aset (Asset Ceiling)*) 145.760 - 221.059 - 60.768 - 79.664 - - - - - Aset Program Manfaat Pensiun yang diakui di neraca**) *) Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan. **) Tidak ada aset yang diakui di neraca karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi. Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja PSAK No. 24 (Revisi 2004) dengan mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (employee service entitlements). Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai berdasarkan UU No. 13/2003 sejumlah Rp1.126.403 (termasuk Rp3.919 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) dan Rp1.002.602 (termasuk Rp5.283 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) berdasarkan perkiraan biaya uang penghargaan pegawai sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen (Catatan 31). Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 telah dibentuk berdasarkan perhitungan kewajiban dan biaya tunjangan masa kerja pegawai untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 dan 2009 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Eldridge Gunaprima Solution tanggal 2 September 2010 dan 7 September 2009 masing-masing untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 dan 2009. Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaria adalah sebagai berikut: a. b. c. d. Tingkat diskonto 8,00% per tahun (2009: 11,50%). Tingkat kenaikan gaji 9,50% (2009: 11,00%). Tabel tingkat kematian yang digunakan Tabel Mortalita Indonesia 1999 atau TMI II (2009: TMI II). Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun (2009: Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun). e. Metode aktuaria adalah projected unit credit method. f. Usia pensiun normal 56 tahun. g. Tingkat kecacatan 10,00% dari TMI II (2009: 10,00% dari TMI II). Halaman 5/127 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (lanjutan) Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai yang diakui di neraca dan laporan laba rugi adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja): 2010 2009 Nilai kini kewajiban Biaya jasa lalu yang belum diakui (Keuntungan)/ kerugian aktuarial yang belum diakui 1.190.952 41.097 (165.406) 1.007.179 42.235 (94.313) Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai yang diakui di neraca 1.066.643 955.101 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Pengakuan segera atas biaya jasa lalu 83.647 73.317 (854) (58.831) Biaya Uang Penghargaan Pegawai 97.279 44.333 68.505 (854) 111.984 Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja): 2010 Cadangan atau tunjangan masa kerja pegawai awal periode Biaya selama periode berjalan Pembayaran manfaat Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (Catatan 31) *) 2009 983.052 97.279 (13.688) 865.543 111.984 (22.426) 1.066.643*) 955.101*) Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Jumlah tersebut tidak termasuk pesangon atas pegawai yang telah berhenti tetapi belum dibayarkan sebesar Rp3.919 dan Rp5.283 yang telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai Anak Perusahaan masing-masing adalah sebesar Rp59.760 dan Rp42.218. Masa Bebas Tugas (MBT) MBT adalah suatu jangka tertentu sebelum usia pensiun jabatan pegawai yang membebaskan pegawai dari tugas-tugas rutin sebagaimana pegawai aktif dimana pegawai tidak masuk kerja dengan tetap memperoleh fasilitas kepegawaian yang ditentukan, meliputi: gaji, fasilitas kesehatan, tunjangan hari raya keagamaan, cuti tahunan (jika pada tahun berjalan masih terdapat masa kerja pegawai aktif), cuti besar (jika perhitungan cuti besarnya jatuh tempo pada periode MBT), uang duka dan santunan duka. Fasilitas MBT juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada pegawai dalam rangka persiapan memasuki usia pensiun jabatan. Usia Pensiun Jabatan, Masa Kerja Minimal dan Lama MBT adalah sebagai berikut: No 1. 2. Usia Pensiun Jabatan Masa Kerja Minimal Lama MBT 56 tahun 46 tahun 12 tahun 9 tahun 12 bulan 9 bulan Halaman 5/128 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Masa Bebas Tugas (MBT) (lanjutan) Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaris dalam perhitungan MBT adalah sebagai berikut: a. b. c. d. Tingkat diskonto 8,50% per tahun (2009: 11,50%). Tingkat kenaikan gaji 9,50% (2009: 11,00%). Usia pensiun normal 56 tahun. Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun (2009: Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun). e. Tabel tingkat kematian yang digunakan Tabel Mortalita Indonesia 1999 atau TMI II (2009: TMI II). f. Tingkat kecacatan 10,00% dari TMI II (2009: 10,00% dari TMI II). Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, besarnya penyisihan atas tunjangan MBT untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp1.194.566 dan Rp941.051 (Catatan 31). Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa bebas tugas adalah sebagai berikut: 2010 Biaya jasa kini Biaya bunga Pengakuan kerugian aktuarial 2009 99.671 75.624 66.517 60.995 69.349 39.587 Biaya pencadangan masa bebas tugas 241.812 169.931 Cadangan atas tunjangan masa bebas tugas awal periode Biaya selama periode berjalan Pembayaran manfaat 973.347 241.812 (20.593) 794.159 169.931 (23.039) Cadangan atas masa bebas tugas (Catatan 31) 1.194.566 941.051 Anak Perusahaan tidak memiliki Imbalan Masa Bebas Tugas (MBT). 46. BEBAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN - BERSIH 2010 Premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah (Catatan 58) Beban provisi dan komisi Beban restruksturisasi tenaga kerja Beban fasilitas lainnya Lain-lain 2009 482.618 288.960 99.945 248.541 205.961 176.538 39.409 221.650 1.120.064 643.558 Sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006), sejak 1 Januari 2010, premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah diklasifikasikan sebagai beban operasional lainnya. Sebelum 1 Januari 2010, premi asuransi tersebut diklasifikasikan sebagai beban bunga. Halaman 5/129 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 47. PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL - BERSIH 2010 Pendapatan sewa gedung Laba atas penjualan aset tetap (Catatan 17) Denda Lain-lain - bersih 85.910 242 (3.385) 59.107 141.874 2009 51.145 50.299 (4.525) 227.652 324.571 48. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 2010 2009 53.863.868 33.924.675 7.113.155 7.147.216 (60.977.023) (41.071.891) KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi: Pendapatan bunga dalam penyelesaian Garansi yang diterima dari bank lain Lain-lain 5.274.724 3.394.167 32.729 6.098.864 3.277.586 32.726 Jumlah Tagihan Kontinjensi 8.701.620 9.409.176 17.646.452 88.380 15.054.273 27.963 17.734.832 15.082.236 3.449.585 35.768 4.277.208 59.800 Jumlah Kewajiban Kontinjensi 21.220.185 19.419.244 Kewajiban Kontinjensi - Bersih (12.518.565) (10.010.068) KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI - BERSIH (73.495.588) (51.081.959) KOMITMEN Kewajiban Komitmen: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan*) Pihak ketiga Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan (Catatan 29): Pihak ketiga Kewajiban Komitmen - Bersih Kewajiban Kontinjensi: Garansi yang diberikan dalam bentuk: Bank garansi (Catatan 29): Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Standby letters of credit (Catatan 29) Lain-lain *) Termasuk fasilitas kredit committed dan uncommitted yang belum digunakan. Halaman 5/130 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 49. TRANSAKSI-TRANSAKSI MATA UANG ASING Transaksi berjangka dan swap pertukaran mata uang asing disajikan dalam neraca konsolidasian sebagai tagihan/kewajiban derivatif (Catatan 11). Rincian transaksi pembelian dan penjualan tunai (spot) mata uang asing (Bank Mandiri saja) adalah sebagai berikut: 2010 Spot - Beli Mata Uang Asal (nilai penuh) Mata Uang Asal Dolar Amerika Serikat Lain-lain Spot - Jual Setara Rupiah 1.069.061.053 Mata Uang Asal (nilai penuh) 9.541.370 211.244 Setara Rupiah 1.055.990.000 9.424.711 158.278 9.752.614 9.582.989 2009 Spot - Beli Mata Uang Asal (nilai penuh) Mata Uang Asal Dolar Amerika Serikat Lain - lain Spot - Jual Setara Rupiah 58.750.200 Mata Uang Asal (nilai penuh) 554.014 23.288 Setara Rupiah 90.240.000 577.302 850.963 38.366 889.329 50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA a. Kegiatan Perbankan Normal Berikut ini adalah pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang memiliki transaksi dengan Bank Mandiri: • Hubungan sebagai pemegang saham: Pemerintah Republik Indonesia • Hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan: Pihak Terkait Sifat dari Hubungan Sifat dari Transaksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Perusahaan Asosiasi Penyertaan saham, Kredit yang diberikan, Simpanan nasabah PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia Dana Pensiun Bank Mandiri Perusahaan Asosiasi Penyertaan saham, Simpanan nasabah Dana Pensiun Karyawan Dana Pensiun Bank Mandiri 1 Dana Pensiun Bank Mandiri 2 Dana Pensiun Bank Mandiri 3 Dana Pensiun Bank Mandiri 4 PT Astra Agro Lestari Tbk. PT Astra Graphia Tbk. PT Astra International Tbk. PT Astra Sedaya Finance Bank Mandiri sebagai pendiri dan hubungan pengurus Bank Mandiri sebagai pendiri dan hubungan pengurus Bank Mandiri sebagai pendiri dan hubungan pengurus Bank Mandiri sebagai pendiri dan hubungan pengurus Bank Mandiri sebagai pendiri dan hubungan pengurus Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Halaman 5/131 Dana Pensiun Karyawan Dana Pensiun Karyawan Dana Pensiun Karyawan Dana Pensiun Karyawan Simpanan nasabah Simpanan nasabah, Bank Garansi Simpanan nasabah, Bank Garansi Simpanan nasabah, Efek-efek PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) a. Kegiatan Perbankan Normal (lanjutan) • Hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan (lanjutan): Pihak Terkait PT Astratel Nusantara PT Asuransi Dharma Bangsa PT Asuransi Permata Nipponkoa PT Asuransi Staco Jasapratama PT Bali Securities PT Bank Permata Tbk. PT Bina Pertiwi PT Caraka Mulia PT Estika Daya Mandiri PT Federal International Finance PT Gedung Bank Exim PT Gelora Karya Jasatama PT Gelora Karya Jasatama Putera PT Great River International PT Griyawisata HM & C PT Jardine Tangguh Transport PT Koexim Mandiri Finance PT Komatsu Remanufacturing Asia PT Krida Upaya Tunggal PT Mandiri Management Investasi PT Marga Mandala Sakti PT Marga Trans Nusantara PT Mulia Sasmita Bhakti PT Pamapersada Nusantara PT Pengelola Investama Mandiri PT Puri Pariwara PT Sasana Artha Finance PT Serasi Auto Raya PT Staco Estika Sedaya Finance PT Surya Artha Nusantara (SAN) Finance Sifat dari Hubungan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 1 Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 2 Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 3 Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 1 Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 2 Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 2 Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 2 Bank Mandiri sebagai kuasa pemegang saham Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 3 Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 4 Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 3 Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham akhir yang sama Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 3 Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 2 dan dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Halaman 5/132 Sifat dari Transaksi Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain, Bank Garansi Simpanan nasabah, Bank Garansi Simpanan nasabah Simpanan nasabah, Kredit yang diberikan Simpanan nasabah, Efek-efek Simpanan nasabah, Bank Garansi Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah, Kredit yang diberikan Simpanan nasabah, Bank Garansi Simpanan nasabah, Bank Garansi, Kredit yang diberikan Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah, Kredit yang diberikan Simpanan nasabah PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) a. Kegiatan Perbankan Normal (lanjutan) • Hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan (lanjutan): Pihak Terkait PT Surya Sudeco PT Tatapuri Perdana PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. PT Tunas Andalan Pratama PT Tunas Dwipa Matra PT Tunas Mobilindo Parama PT Tunas Ridean Tbk. PT United Tractors Tbk. PT United Tractors Pandu Engineering PT United Tractors Semen Gresik PT Wahana Optima Permai PT Wana Rimba Kencana Sifat dari Hubungan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 3 Hubungan pengurus Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh pemegang saham minoritas anak perusahaan Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 4 Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 4 Sifat dari Transaksi Simpanan nasabah, Kredit yang diberikan Simpanan nasabah Simpanan nasabah, Bank Garansi, Kredit yang diberikan Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah, Kredit yang diberikan Simpanan nasabah Simpanan nasabah, Bank Garansi Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah Simpanan nasabah • Hubungan manajemen atau karyawan kunci Bank Mandiri Gaji, tunjangan dan bonus untuk Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance serta Executive Vice President dan Senior Vice President (Catatan 43) untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp229.649 dan Rp156.558 atau 0,98% dan 0,73% dari jumlah beban operasional konsolidasian. Saham yang dimiliki oleh Direksi yang berasal dari program MSOP untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 26.373.642 lembar saham dan 57.926.198 lembar saham atau 0,08% dan 0,18% dari jumlah lembar saham modal dasar. Rincian saldo transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 Aset Efek-efek (Catatan 7a) Kredit yang diberikan (Catatan 12A.a dan 12B.g) 10.000 818.148 65.000 643.723 Jumlah aset dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa 828.148 708.723 409.365.529 366.494.185 0,20% 0,19% Jumlah aset konsolidasian Persentase jumlah aset kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah aset konsolidasian Halaman 5/133 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) a. Kegiatan Perbankan Normal (lanjutan) • Hubungan manajemen atau karyawan kunci Bank Mandiri (lanjutan): Persentase Efek-efek dan Kredit yang diberikan terhadap jumlah aset konsolidasian adalah sebagai berikut: 2010 2009 Aset Efek-efek Kredit yang diberikan 0,20% 0,02% 0,17% Jumlah 0,20% 0,19% 2010 2009 Kewajiban Simpanan - Giro (Catatan 19a dan 19d) Simpanan - Tabungan (Catatan 20b) Simpanan - Deposito berjangka (Catatan 21f) Efek-efek yang diterbitkan (Catatan 27) Pinjaman yang diterima (Catatan 28) 139.542 113.860 503.968 200.000 282.980 113.522 659.832 10.000 220.000 Jumlah kewajiban kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa 957.370 1.286.334 369.888.278 333.208.816 0,26% 0,39% Jumlah kewajiban konsolidasian Persentase jumlah kewajiban kepada pihak - pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban konsolidasian Persentase Simpanan - Giro, Simpanan - Tabungan, Simpanan - Deposito berjangka, Efekefek yang diterbitkan dan Pinjaman yang diterima dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban konsolidasian masing-masing adalah sebagai berikut: 2010 2009 Kewajiban Simpanan - Giro Simpanan - Tabungan Simpanan - Deposito berjangka Efek-efek yang diterbitkan Pinjaman yang diterima 0,04% 0,03% 0,14% 0,05% 0,09% 0,03% 0,20% 0,07% Jumlah 0,26% 0,39% Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan kebijakan harga dan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, kecuali kredit diberikan kepada karyawan Bank (Catatan 12B.g). Halaman 5/134 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) b. Transaksi Signifikan Lainnya Pada tahun 2000, hutang PT Garuda Indonesia (Persero) (”Garuda”) di Bank Mandiri secara bilateral direstrukturisasi, dimana hutang Garuda di Bank Mandiri sebesar USD103.000.000 (nilai penuh) yang terdiri dari USD80.000.000 (nilai penuh) dan Rp168.409 dikonversi menjadi Mandatory Convertible Bond (MCB) dalam valuta Rupiah, bunga kupon 4,00% per tahun, tenor 5 tahun dan IRR yang diharapkan sebesar 18,00% per tahun. Fasilitas MCB ini telah jatuh tempo pada tanggal 2 November 2006. Pada tanggal 10 November 2009, Bank Mandiri telah menerima surat dari Bank Indonesia yang menyatakan bahwa Bank Indonesia tidak berkeberatan atas rencana penyelesaian MCB Garuda dengan melakukan konversi MCB tersebut menjadi penyertaan saham sementara Bank Mandiri pada Garuda. Pada tanggal 30 Desember 2009, Bank Mandiri dan Garuda menandatangani Perjanjian Penyelesaian MCB berdasarkan Akta No. 272 tanggal 30 Desember 2009 yang dibuat di hadapan Notaris Aulia Taufani S.H., pengganti dari Notaris Sutjipto S.H. Pada tanggal penandatanganan akta tersebut, Garuda telah melakukan pembayaran tunai sebesar 5,00% dari nilai pokok MCB sebesar Rp50.940 serta pelaksanaan konversi atas nilai sisanya sebesar 95,00% dari pokok MCB menjadi penyertaan saham Bank Mandiri di Garuda sebesar Rp967.869 atau sebanyak 967.869 lembar saham (setara dengan 10,60% kepemilikan). Sesuai dengan surat Menteri Negara BUMN, penyertaan saham tersebut akan dilepas (dijual) pada saat Garuda melakukan penawaran perdana saham (IPO) yang diperkirakan akan dilaksanakan pada tahun 2011. Sesuai Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6, lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No. 06/PM/2001 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum, maka pelepasan saham Garuda oleh Bank Mandiri hanya dapat dilakukan jika Pernyataan Pendaftaran IPO Garuda disampaikan lebih dari 6 (enam) bulan setelah tanggal konversi MCB ke penyertaan saham sementara. Pada tanggal 30 September 2010, penyertaan saham sementara di Garuda tidak dicatat di neraca konsolidasian tetapi sebagai akun extra-comtable. 51. INFORMASI SEGMEN Bank mempertimbangkan industri atau aktivitas bisnis sebagai segmen primer dan lokasi geografis sebagai segmen sekunder. Aktivitas bisnis Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dan lokasi geografisnya adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan Jenis Usaha Lokasi Geografis 2010 2009 __ __ - Induk Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. - Anak Perusahaan Bank Mandiri (Europe) Limited Mandiri International Remittance Sendirian Berhad PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Syariah Mandiri PT Mandiri Sekuritas PT Mandiri Tunas Finance (MTF) PT AXA Mandiri Financial Services PT Bumi Daya Plaza dan Anak Perusahaan PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara dan Anak Perusahaan Perbankan Indonesia, Singapura, Hong Kong, Cayman Islands dan Timor Leste v v Perbankan Layanan Remittance Perbankan Bank Syariah Sekuritas Pembiayaan Asuransi Inggris v v Malaysia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia v v v v v v v v v v - Lain-lain Indonesia v v Lain-lain Indonesia v v Keterangan: v : sudah menjadi Anak Perusahaan - : belum menjadi Anak Perusahaan Halaman 5/135 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 51. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Informasi Segmen Primer untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010: Perbankan Pendapatan operasional 27.923.505 Pendapatan operasional antar segmen 369.990 Pendapatan operasional termasuk pendapatan operasional antar segmen 28.293.495 Beban operasional Beban operasional antar segmen Beban operasional termasuk beban operasional antar segmen Bank Syariah Sekuritas Layanan Pembiayaan Remittance Lain-lain Eliminasi Konsolidasian Asuransi 2.310.031 334.781 955.193 309.190 1.864 19.262 - - - - - - - (369.990) (369.990) 31.853.826 - 2.310.031 334.781 955.193 309.190 1.864 19.262 19.997.874 1.877.526 276.251 854.171 254.497 5.730 64.362 27.332 - - - - - (20.004) - 64.362 (20.004) 23.330.411 (45.100) (349.986) 8.523.415 (7.328) 20.025.206 1.877.526 276.251 846.843 254.497 5.730 Laba operasional 8.268.289 432.505 58.530 108.350 54.693 (3.866) Laba bersih 6.193.565 320.049 65.244 84.049 50.025 (3.866) Jumlah aset 374.172.876 28.053.984 2.016.687 7.884.788 2.010.542 8.607 90,27% 6,77% 0,49% 1,90% 0,49% 0,00% Jumlah aset (persentase dari jumlah aset konsolidasian sebelum eliminasi) - 26.548 31.853.826 23.330.411 (349.986) 6.385.628 351.426 (5.133.381) 409.365.529 0,08% Informasi Segmen Sekunder untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010: Indonesia Pendapatan operasional Pendapatan operasional antar segmen Asia Eropa Barat Cayman Islands 31.377.511 215.443 69.106 191.766 Eliminasi Konsolidasian - 31.853.826 369.990 - - - (369.990) - Pendapatan operasional termasuk pendapatan operasional antar segmen 31.747.501 215.443 69.106 191.766 (369.990) 31.853.826 Beban operasional Beban operasional antar segmen 22.781.516 20.004 142.352 - 166.997 - 239.546 - (20.004) 23.330.411 - Beban operasional termasuk beban operasional antar segmen 22.801.520 142.352 166.997 239.546 (20.004) 23.330.411 Laba operasional 8.945.981 73.091 (97.891) (47.780) (349.986) 8.523.415 Laba bersih 6.808.137 73.163 (97.906) (47.780) (349.986) 6.385.628 Jumlah aset 403.572.645 5.630.623 1.406.945 3.888.697 (5.133.381) 409.365.529 97,36% 1,36% 0,34% 0,94% Jumlah aset (persentase dari jumlah aset konsolidasian sebelum eliminasi) Halaman 5/136 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 51. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Informasi Segmen Primer untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009: Perbankan Pendapatan operasional Pendapatan operasional antar segmen Pendapatan operasional termasuk pendapatan operasional antar segmen Beban operasional Beban operasional antar segmen Beban operasional termasuk beban operasional antar segmen Bank Syariah Sekuritas Pembiayaan Lain-lain Eliminasi Konsolidasian 26.188.451 1.731.730 190.461 242.860 3.442 283.199 - 13.302 - - (296.501) - 26.471.650 1.731.730 203.763 242.860 3.442 (296.501) 28.356.944 19.708.051 1.448.434 161.768 190.581 51.583 - 21.560.417 - - - - 10.488 - (10.488) - 28.356.944 19.697.563 1.448.434 161.768 190.581 51.583 10.488 21.560.417 Laba operasional 6.774.087 283.296 41.995 52.279 (48.141) (306.989) 6.796.527 Laba bersih 4.630.922 198.306 29.957 50.404 17.112 (306.989) 4.619.712 Jumlah aset 347.027.124 19.391.748 2.118.087 1.623.217 351.833 (4.017.824) 366.494.185 93,66% 5,23% 0,57% 0,44% 0,10% Jumlah aset (persentase dari jumlah aset konsolidasian sebelum eliminasi) Informasi Segmen Sekunder untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009: Indonesia Pendapatan operasional Pendapatan operasional antar segmen Asia Eropa Barat Cayman Islands 27.940.872 214.342 123.276 78.454 Eliminasi Konsolidasian - 28.356.944 296.501 - - - (296.501) - Pendapatan operasional termasuk pendapatan operasional antar segmen 28.237.373 214.342 123.276 78.454 (296.501) 28.356.944 Beban operasional Beban operasional antar segmen 21.068.500 (10.488) 175.543 - 87.429 - 228.945 - 10.488 21.560.417 - Beban operasional termasuk beban operasional antar segmen 21.058.012 175.543 87.429 228.945 10.488 21.560.417 Laba operasional 7.179.361 38.799 35.847 (150.491) (306.989) 6.796.527 Laba bersih 4.773.767 59.537 27.235 66.162 (306.989) 4.619.712 Jumlah aset 359.280.856 5.017.043 2.257.816 3.956.294 (4.017.824) 366.494.185 96,97% 1,35% 0,61% 1,07% Jumlah aset (persentase dari jumlah aset konsolidasian sebelum eliminasi) 52. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ration [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap (“Tier II”) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (“Tier III”) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal. Rasio Kecukupan Modal (Bank Mandiri saja) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Halaman 5/137 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 52. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) (lanjutan) 2010 2009 Modal: Modal inti* ) Modal pelengkap 26.484.029 7.695.313 22.203.679 4.371.917 Jumlah modal untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar 34.179.342 26.575.596 Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) operasional Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pasar 234.725.536 22.544.113 533.259 187.177.276 863.875 Jumlah ATMR untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar 257.802.908 188.041.151 *) Tidak termasuk pengaruh (beban)/manfaat pajak tangguhan masing-masing sebesar Rp527.335 dan Rp913.470 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 dan kerugian yang belum direalisasi atas Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual masing-masing sebesar Rp(642.244) dan Rp(115.419) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Pada tanggal 30 April 2003 Bank Mandiri melakukan kuasireorganisasi dimana saldo rugi sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham. 2010 CAR untuk risiko kredit CAR untuk risiko kredit dan operasional CAR untuk risiko kredit dan pasar CAR untuk risiko kredit, operasional dan pasar CAR Minimum 2009 14,56% 13,29% 14,53% 13,26% 14,20% 14,13% - 8,00% 8,00% Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank secara konsolidasian pada tanggal 30 September 2010 dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar adalah 13,32% dan dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional adalah 13,36%. 53. RASIO ASET PRODUKTIF BERMASALAH, RASIO PEMENUHAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET PRODUKTIF, RASIO KREDIT USAHA MIKRO DAN KECIL DAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Bank Mandiri saja) adalah masing-masing sebesar 1,67% dan 2,33%. Untuk rasio kredit bermasalah lihat Catatan 12.A.d. Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 30 September 2010 dan rasio jumlah penyisihan kerugian aset produktif yang telah dibentuk oleh Bank Mandiri pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 terhadap jumlah minimum penyisihan kerugian aset produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia masing-masing adalah sebesar 107,84% dan 113,20%. Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Mandiri pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 4,98% dan 5,56%. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak melampaui ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimun Pemberian Kredit Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Halaman 5/138 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT Kegiatan Jasa Kustodian Bank Mandiri telah memberikan Jasa Kustodian sejak tahun 1995 dengan surat izin operasi yang telah diperbaharui oleh Bapepam-LK berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.01/PM/Kstd/1999 tertanggal 4 Oktober 1999. Kustodian Bank Mandiri merupakan bagian dari Capital Market Services Department, Financial Institutions Coverage & Solutions Group dimana jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut: a. Penyelesaian transaksi (settlement) jual & beli efek dengan maupun tanpa warkat (scriptless); b. Penyimpanan (safekeeping) dan administrasi (administration) atas efek-efek maupun dokumen berharga lainnya; c. Pengurusan hak-hak nasabah atas kepemilikan efek-efek yang disimpan sampai dengan hak tersebut efektif di rekening nasabah (corporate action); d. Perwalian (proxy) pada Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Obligasi; e. Penyampaian laporan (reporting) dan informasi (information) yang terkait dengan efek-efek dan/atau dokumen berharga milik nasabah yang disimpan dan diadministrasikan oleh kustodian Bank Mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan investor dalam melakukan investasi pada berbagai instrumen efek-efek, Kustodian Bank Mandiri memfasilitasinya dengan menyediakan beragam layanan: a. Kustodian umum untuk melayani investor yang melakukan investasi pada instrumen pasar modal maupun pasar uang di Indonesia; b. Kustodian lokal untuk American Depository Receipts (ADRs) dan Global Depository Receipts (GDR) yang dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan konversi dari saham perusahaan yang terdaftar di bursa lokal dan luar negeri (dual/multi listing); c. Sub-Registry untuk melayani investor yang melakukan transaksi dan investasi pada Surat Utang Negara (SUN, baik Obligasi Negara maupun Surat Perbendaharaan Negara) serta Sertifikat Bank Indonesia (SBI); d. Kustodian mutual fund (reksadana) dan discretionary fund (kontrak pengelolaan dana) yang diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi; e. Kustodian Euroclear bagi nasabah yang akan melakukan investasi dan penyelesaian transaksi efek-efek yang tercatat di Euroclear Operations Centre, Brussels. Kustodian Bank Mandiri merupakan direct member dari Euroclear; f. Kustodian Pinjam Meminjam Efek (securities lending & borrowing) bagi nasabah yang ingin memaksimalkan hasil investasinya dengan meminjamkan efek-efeknya (saham) kepada perusahaan sekuritas melalui perantara dan penjaminan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT KPEI); Halaman 5/139 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT (lanjutan) Kegiatan Jasa Kustodian (lanjutan) g. Kustodian Exchange Traded Fund (ETF) yang diterbitkan dan dikelola oleh manager investasi dimana nasabah yang akan melakukan investasi reksa dana yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa. Kustodian Bank Mandiri memiliki 448 dan 436 nasabah pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, yang terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, bank, yayasan, perusahaan sekuritas, reksadana, institusi/badan hukum lain maupun perseorangan. Nilai portofolio yang disimpan pada tanggal 30 September 2010 sebesar Rp137.095.580, USD292.588.082 (nilai penuh), JPY1.344.444.444 (nilai penuh) dan EUR105.704 (nilai penuh) dan pada tanggal 30 September 2009 sebesar Rp115.728.418, USD421.354.275 (nilai penuh) dan JPY1.344.444.444 (nilai penuh). Bank Mandiri mengasuransikan portofolio nasabah yang disimpan di kustodian terhadap kemungkinan kerugian yang timbul dari penyimpanan dan pemindahan efek-efek sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Kegiatan Wali Amanat Bank Mandiri telah memberikan Jasa Wali Amanat sejak tahun 1983. Surat ijin operasi untuk kegiatan wali amanat telah diperbaharui dan didaftarkan kembali ke BAPEPAM berdasarkan Surat Keputusan No.17/STTD-WA/PM/1999 tertanggal 27 Oktober 1999. Jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. Jasa Wali Amanat (Trustee) untuk obligasi & MTN Jasa Agen Pengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent) Jasa Agen Pembayaran (Paying Agent) Jasa Penampungan Dana IPO/Initial Public Offering (Receiving Bank) Jasa Agen Penjaminan (Security Agent) Bank Mandiri selaku Wali Amanat pada tanggal 30 September 2010 telah mengelola 17 emisi dengan nilai emisi (Obligasi dan MTN) sebesar Rp17.775.000 dan pada tanggal 30 September 2009 telah mengelola 19 emisi dengan nilai emisi (Obligasi dan MTN) sebesar Rp12.434.400. Dana yang dikelola (dana pihak ketiga dan bank) pada tanggal 30 September 2010 adalah sebesar Rp1.684.400 untuk 12 nasabah dan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar Rp130.240 untuk 14 nasabah. Baik Wali Amanat maupun Kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu pelayanan ISO 9001:2000. 55. KREDIT PENERUSAN (CHANNELING LOANS) Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut: Pemerintah: Listrik, gas dan air Transportasi dan komunikasi Pertanian Industri Konstruksi Lain-lain Halaman 5/140 2010 2009 8.996.981 2.692.756 1.079.713 419.157 11.273 82.700 9.440.680 3.199.311 1.144.516 443.110 11.273 83.855 13.282.580 14.322.745 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 55. KREDIT PENERUSAN (CHANNELING LOANS) (lanjutan) Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah Indonesia dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga keuangan bilateral dan multilateral untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN, BUMD dan Pemda, antara lain: Overseas Economic Cooperation Fund, Protocol France, International Bank for Reconstruction and Development, Asian Development Bank, The Swiss Confederation 30.09.1985, Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, BNP Paribas, Nederland Urban Sector Loan & De Nederlanse Inveseringsbank voor Ontwikkelingslanden NV, Swiss Government, Banque Français & Credit National, US Export Import Bank, Ryosin Int’l Ltd, Austria, Swiss Banks Consortium 16.12.1994, European Investment Bank, West Merchant Bank Ltd, Sumisho, Fuyo, LTCB, Orix & Sinco, Export Finance And Insurance Corporation (EFIC) Australia, Japan Bank for International Cooperation, Calyon & BNP Paribas, BNP Paribas & CAI, Belgia, Pemerintah Perancis, US AID, Barclays, IDA, RDI - KI, Lyonnais, U.B Denmark, Bank of China, Spanyol, CDC NES, NORDISKA dan Sumitomo Corporation. Kredit penerusan tidak disajikan dalam neraca konsolidasian karena Bank Mandiri dan Anak Perusahaan tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di atas Bank Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada Pemerintah pembayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan dokumentasi kredit. Sebagai gantinya Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan (banking fee) yang berkisar antara 0,15% - 0,40% dari setoran bunga nasabah dan 0,50% dari rata-rata saldo baki debet kredit selama satu tahun. 56. MANAJEMEN RISIKO Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) sebagai salah satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah (value added) bagi Bank dan stakeholders terutama dikaitkan dengan pelaksanaan organisasi berbasis Strategic Business Units (SBU) dan penilaian kinerja berbasis risiko (Risk Based Performance). ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank seharihari. Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar & risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan pengelolaan risiko secara konsolidasi dengan perusahaan anak secara bertahap untuk memaksimalkan efektivitas pengawasan dan nilai perusahaan berdasarkan PBI No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006. Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential banking dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi. Halaman 5/141 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pengawasan aktif dari Direksi dan Komisaris dan terhadap aktivitas manajemen risiko Bank diimplementasikan melalui pembentukan Risk & Capital Committee (RCC) dan Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance (GCG). RCC terdiri dari empat sub komite yaitu: Asset & Liability Committee, Risk Management Committee, Capital & Investment Committee, dan Operational Risk Committe. Komite-Komite di bawah RCC ini bertanggung jawab atas penetapan kebijakan dan strategi risiko yang dihadapi Bank yaitu risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan. Selain itu, RCC juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan assets & liabilities, evaluasi rencana penyertaan modal dan divestasi untuk Perusahaan Anak dan Strategic Business Unit (SBU) serta pengelolaan kebijakan dan prosedur risiko operasional yang bersifat strategis di Bank Mandiri. Komite Pemantau Risiko dan GCG memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka pengambilan keputusan. Direktorat Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi dan sekaligus menjadi anggota dengan hak suara (voting member) pada Risk and Capital Committee. Selain itu Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berada di bawah Direktorat Manajemen Risiko (Risk Management Directorate). Dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat Manajemen Risiko ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu 1) Credit Approval sebagai bagian dari four - eye principle, 2) Independent Risk Management yang dibagi menjadi dua grup, yaitu Credit Risk & Portfolio Management Group yang berkaitan dengan risiko kredit dan portofolio serta integrasi manajemen risiko melalui ERM, dan Market & Operational Risk Group yang terkait dengan risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional. Direktorat Manajemen Risiko bersama-sama unit kerja terkait bertanggung jawab dalam mengelola/mengkoordinasikan seluruh risiko yang dihadapi Bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan termasuk menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan risiko. Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko perusahaan anak secara konsolidasi. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit Bank terutama diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL), serta mengoptimalkan penggunaan modal untuk memperoleh Return On Risk Adjusted Capital (RORAC) yang optimal. Untuk mendukung hal tersebut, Bank secara periodik melakukan review dan penyempurnaan terhadap Kebijakan Perkreditan Bank Mandiri (KPBM), Standar Prosedur Kredit (SPK) per segmen bisnis dan Memorandum Prosedur yang bersifat sementara dan mengatur tentang prosedur yang belum terakomodasi dalam SPK. Ketiga pedoman kerja dimaksud memberikan petunjuk pengelolaan risiko kredit secara lengkap, untuk mengidentifikasi risiko, mengukur serta mitigasi risiko dalam proses pemberian kredit secara end to end mulai dari penentuan target market, analisa kredit, persetujuan, dokumentasi, penarikan kredit, pemantauan/pengawasan, hingga proses penyelesaian kredit bermasalah/restrukturisasi. Halaman 5/142 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) Untuk meningkatkan peran sosial dan kepedulian Bank terhadap risiko lingkungan serta sebagai salah satu wujud penerapan prinsip tanggung jawab dalam tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Bank Mandiri telah menyusun manual Petunjuk Teknis Analisa Lingkungan Hidup dan Sosial dalam Pemberian Kredit yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan analisa lingkungan pada analisa pemberian kredit. Petunjuk teknis ini merupakan kodifikasi dari kebijakan dan prosedur kredit terkait aspek lingkungan yang tertuang antara lain dalam KPBM dan SPK serta Standar Prosedur Operasional. Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dimana dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum diatur bahwa penilaian prospek usaha debitur dikaitkan pula dengan upaya debitur dalam memelihara lingkungan hidup. Secara prinsip pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat portofolio. Pada tingkat transaksional diterapkan four - eye principle yaitu setiap pemutusan kredit melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh keputusan yang obyektif. Mekanisme four - eye principle dilakukan oleh Credit Committee sesuai limit kewenangan dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite Kredit. Pemegang Kewenangan Memutus Kredit sebagai anggota Credit Committee memiliki kompetensi, kemampuan dan integritas yang tinggi sehingga proses pemberian kredit dilakukan secara obyektif, komprehensif dan hati-hati. Untuk memonitor kinerja pemegang kewenangan dalam memutus kredit, Bank telah mengembangkan system monitoring database pemegang kewenangan. Dengan sistem ini Bank setiap saat dapat memantau jumlah maupun kualitas kredit yang telah diputus oleh Pemegang Kewenangan, sehingga performance dari Pemegang Kewenangan memutus kredit dapat diketahui setiap waktu. Untuk mengidentifikasi serta mengukur tingkat risiko transaksional pada setiap aplikasi kredit yang diproses, digunakan Rating dan Scoring system. Rating dan Scoring system terdiri dari Bank Mandiri Rating System (BMRS), Small Medium Enterprise Scoring System (SMESS), Micro Banking Scoring System (MBSS) serta Consumer Scoring System. Bank juga telah mengembangkan Rating System untuk Financial Institution - Bank, berupa Bank Mandiri Financial Institution Rating (BMFIR), sehingga Bank dapat melakukan identifikasi dan pengukuran risiko Bank Counterparty yang dapat ditoleransi dalam memberikan fasilitas Credit Line. Sebagai upaya perbaikan pengukuran tingkat risiko transaksional segmen Middle Commercial, pada triwulan I 2010 telah diimplementasikan BMRS untuk segmen tersebut, sehingga Bank dapat menentukan tinggi-rendahnya risiko per individual debitur berdasarkan risk class (rating)-nya masing-masing. Bank juga sedang mengembangkan Rating System untuk Financial Institution – Non Bank, yaitu multifinance. Hal ini untuk melengkapi alat ukur tingkat risiko pada debitur multifinance. Untuk segmen Consumer, pada triwulan II 2010 telah diimplementasikan model scoring untuk produk KTA Payroll dan KTA Non Payroll menggantikan model scoring existing yang secara statistik sudah menurun kekuatan prediksinya. Untuk produk kartu kredit sedang dilakukan pengembangan model scoring atas dasar Wilayah/RCC (Regional Card Center) dan channel (sales/non sales) untuk menggantikan model scoring existing yang secara statistik juga sudah menurun kekuatan prediksinya. Halaman 5/143 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) Untuk menunjang pengembangan alat tersebut, Bank telah memiliki Pedoman Penyusunan dan Pengembangan Model Credit Rating dan Credit Scoring, yang merupakan pedoman lengkap bagi Bank dalam menyusun model credit rating dan credit scoring. Disamping hal tersebut, guna memonitor performance model credit rating dan credit scoring, Bank melakukan review atas hasil scoring dan hasil rating yang dilakukan oleh Business Unit. Dengan melakukan pemantauan dan review terhadap model rating dengan pendekatan metodologi validasi akan diketahui performance model secara berkesinambungan. Saat ini validasi model telah dilakukan secara internal oleh Model Risk Validation, yaitu unit yang independent dan terpisah dari pengembang model. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan analis dalam pengukuran risiko kredit, khususnya dalam menetapkan nilai Probability of Default (PD) dan peringkat (rating) debitur. Dalam rangka pengukuran economic capital untuk risiko kredit serta comply dengan Basel II, Bank telah mengembangkan Long Term PD, melakukan review model internal untuk Exposure at Default (EAD) & Lost Given Default (LGD). Sebagai upaya pemantauan rating & scoring yang dikelola dalam database, disusun laporan Credit Scoring Review dan Rating Outlook yang diterbitkan secara triwulan dan semesteran. Laporan tersebut memuat informasi mengenai parameter scoring dan rating yang disusun menurut sektor industri. Hal ini bermanfaat bagi Business Unit khususnya sebagai acuan dalam menetapkan targeted customer dengan klasifikasi baik (perform), sehingga proses ekspansi kredit lebih berkualitas. Sebagai salah satu bagian dari pelaksanaan prudential banking, untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memonitor risiko dalam pemberian kredit, disamping Rating dan Scoring tools, Bank menggunakan alat (tools) berupa spread sheet keuangan secara lengkap, format Nota Analisa Kredit (NAK) yang comprehensive dan Loan Monitoring System yang telah terintegrasi dalam sistem Integrated Loan Processing (ILP)/Loan Origination System (LOS) secara end to end process. Sedangkan sebagai upaya memitigasi risiko kredit per debitur, Credit Committee menentukan Struktur Kredit termasuk penentuan covenant yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi debitur, sehingga kredit yang diberikan benar-benar efektif dan menguntungkan bagi debitur maupun Bank Mandiri. Sejalan dengan kondisi ekonomi global yang belum stabil, untuk mengidentifikasi debitur-debitur yang berpotensi mengalami kesulitan pembayaran kewajiban kredit, melalui Loan Monitoring System, Bank melakukan deteksi dini dengan analisa Watch List (Early Warning Analysis) Wholesale terhadap seluruh kredit debitur Corporate dan Commercial. Berdasarkan hasil analisa tersebut, Bank menetapkan account strategy dan tindakan dini untuk mencegah terjadinya NPL. Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan mempertajam analisa Watch List untuk debitur Corporate dan Commercial dilakukan back testing. Beradasrkan hasil back testing yang dilakukan pada triwulan III 2010 atas parameter-parameter yang digunakan dalam analisa Watch List Wholesale bahwa sampai dengan saat ini parameter Watch List masih mampu menangkap sinyal-sinyal penurunan kinerja/kolektibilitas kredit. Demikian pula untuk meningkatkan upaya monitoring yang lebih ketat terhadap debitur Business Banking, pada triwulan I 2010 telah diimplementasikan Watch List Business Banking untuk deteksi dini debitur Business Banking agar pengelolaan tingkat NPL (Non Performing Loan) debitur Business Banking menjadi semakin lebih baik. Pada tingkat portofolio, pengelolaan risiko dilakukan dengan pendekatan active portfolio management yang secara proaktif memelihara diversifikasi portofolio pada tingkat optimal dengan risk exposure yang berada pada risk appetite yang ditetapkan oleh Bank. Dalam pelaksanaannya Bank menggunakan tools yang dinamakan Portfolio Guideline (PG). PG terdiri dari tiga bagian yaitu Industry Classification, Industry Acceptance Criteria dan Industry Limit. Halaman 5/144 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) Industry Classification (IC) mengelompokan sektor industri kedalam 3 kelompok berdasarkan prospek industri dan risikonya. IC digunakan Bank dalam menetapkan target market industry. Tools yang kedua adalah Industry Acceptance Criteria (IAC) yang merupakan kriteria dasar (kualitatif dan kuantitatif) yang menjadi key success factors pada suatu sektor industri tertentu. IAC digunakan Bank dalam menetapkan targeted customer. Tools ketiga adalah Industry Limit (IL) yang memberikan batasan jumlah exposure maksimal yang dapat diberikan pada sektor industri tertentu. PG secara mendasar mengubah konsep bisnis perkreditan dimana Bank secara proaktif memprioritaskan industri-industri yang memberikan nilai tambah secara ekonomis dan menyeleksi perusahaan atau individu terbaik didalam masing-masing industri tersebut (winner players) yang dijadikan targeted customer. Dengan proactive approach Bank telah berhasil menarik perusahaan yang profitable dan bergerak di bidang industri yang prospektif. Proactive approach ini juga menghindari terjadinya konsentrasi risiko pada suatu industri tertentu atau debitur tertentu karena Bank secara aktif melakukan pembatasan eksposur melalui Kebijakan Limit (Industry Limit dan Limit Debitur). PG secara rutin di review dan dilakukan back testing sehingga senantiasa relevan dan up to date serta memiliki predictive value pada tingkat yang dapat diterima. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, salah satu bagian dari PG adalah Industry Classification yang mengelompokan sektor industri kedalam 3 kelompok berdasarkan prospek industri dan risikonya. Saat ini Bank sedang mereview Industry Classification guna memastikan bahwa klasifikasi industri dari setiap sektor masih sesuai dengan perkembangan terkini. Bank juga menerbitkan Portfolio Outlook secara ad hoc dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Penerbitan Portfolio Outlook merupakan langkah antisipasi (early warning) sebelum perubahan kondisi ekonomi dimaksud mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Sebagai bagian dari active portfolio management, Bank senantiasa melakukan monitoring perkembangan risiko portofolio kredit melalui perhitungan credit risk profile yang menggambarkan potensi inherent risk dan efektifitas risk control system. Bank juga melakukan monitoring perkembangan dan kualitas portofolio berdasarkan konsentrasi, baik per segmen bisnis, 25 debitur besar, sektor industri, per wilayah, jenis produk, jenis valuta serta risk class. Dengan demikian Bank dapat mengambil langkah-langkah antisipatif dan mitigasi risiko secara portofolio maupun secara individu. Untuk memantau kualitas dan menguji elastisitas kualitas portofolio (NPL dan Yield) terhadap perubahan variabel-variabel ekonomi yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank secara rutin maupun ad hoc melakukan stress test terhadap seluruh portofolio kredit baik per kelompok debitur besar, segmen bisnis, industri maupun produk dengan berbagai scenario. Dengan stress test ini, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-langkah pengendalian portofolio dan solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian kualitas portofolio kredit dan kecukupan modal Bank terjaga dengan baik. Dalam rangka mengembangkan secara berkesinambungan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan risiko, Bank telah membentuk Risk Management Academy yang memiliki 18 (delapan belas) modul yang disusun khusus untuk meningkatkan knowledge dan risk awareness karyawan. Halaman 5/145 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya Eksposur risiko kredit terhadap aset pada neraca pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Pendapatan yang masih akan diterima Piutang transaksi nasabah Penjualan efek-efek yang masih harus diterima Eksposur Maksimum 15.045.245 6.294.426 21.741.144 5.319.120 5.564.261 2.793.650 499.130 58.254.186 23.428.018 8.382.785 165.427 229.989.109 1.864.312 3.432.289 3.795.256 2.713.673 1.069.031 4.080.507 394.431.569 Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Garansi yang diterbitkan Standby letter of credit Eksposur Maksimum 16.015.752 7.113.155 17.734.832 3.449.585 44.313.324 Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank Mandiri pada tanggal 30 September 2010, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset neraca, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian. Halaman 5/146 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit a) Sektor geografis Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank Mandiri pada nilai tercatat (tanpa memperhitungan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 30 September 2010. Untuk tabel ini, Bank Mandiri telah mengalokasikan eksposur area berdasarkan wilayah geografis dimana kantor pencatatan transaksi dilakukan. Jawa Bali Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia Efek-efek - Diukur pada nilai wajar melaui laporan laba rugi - Tersedia untuk dijual - Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Pemerintah - Diukur pada nilai wajar melaui laporan laba rugi - Tersedia untuk dijual - Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan akseptasi Tagihan lainnya transaksi perdagangan Aset lain-lain - Pendapatan yang masih harus diterima dan lainnya - Piutang transaksi nasabah - Penjualan efek yang masih harus diterima 30 September 2010 Kalimantan Sulawesi Sumatera Lain-lain Jumlah 15.045.245 5.195.262 1 2.757 - 1.096.406 15.045.245 6.294.426 18.100.508 - - - 3.640.636 21.741.144 5.292.295 5.135.959 1.925.549 - - - 26.825 428.302 868.101 5.319.120 5.564.261 2.793.650 499.130 58.254.186 23.258.950 - - - 169.068 499.130 58.254.186 23.428.018 8.382.785 164.971 163.635.819 1.171.526 3.695.031 38.433.784 522.169 5.409 13.234.066 133.877 - 8.067.434 36.740 - 456 6.618.006 94.816 8.382.785 165.427 229.989.109 1.864.312 3.795.256 3.399.517 2.237 - - 30.535 3.432.289 2.489.879 1.069.031 115.061 - 43.266 - 38.589 - 26.878 - 2.713.673 1.069.031 4.080.507 - - - - 4.080.507 320.796.150 39.078.661 13.413.966 8.142.763 13.000.029 394.431.569 Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut: Jawa Bali Rekening Administratif Fasilitas kredit yang diberikan yang Belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Garansi yang diterbitkan Standby letter of credit Sumatera 30 September 2010 Kalimantan Sulawesi Lain-lain Jumlah 10.624.200 3.825.033 754.299 563.988 248.232 16.015.752 6.621.400 17.436.594 3.041.635 28.208 - 7.745 - 8.888 - 491.755 253.397 407.950 7.113.155 17.734.832 3.449.585 37.723.829 3.853.241 762.044 572.876 1.401.334 44.313.324 Halaman 5/147 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) b) Sektor industri Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri. 30 September 2010 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia Efek-efek - Diukur pada nilai wajar melaui laporan laba rugi - Tersedia untuk dijual - Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Pemerintah - Diukur pada nilai wajar melaui laporan laba rugi - Tersedia untuk dijual - Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan akseptasi Tagihan lainnya transaksi perdagangan Aset lain-lain - Pendapatan yang masih harus diterima dan lainnya - Piutang transaksi nasabah - Penjualan efek yang masih harus diterima Pemerintah Lembaga keuangan Bank 15.045.245 5.724.946 569.480 - - - - 15.045.245 6.294.426 4.184.554 17.556.590 - - - - 21.741.144 Industri Jasa dunia usaha Pertanian Lain-lain Jumlah 5.077.465 89.891 509.818 197.560 5.375.272 814.585 4.099 50.000 484.869 26 80.098 36.623 30.000 768.586 3.347 19.098 135.694 5.319.120 5.564.261 2.793.650 499.130 58.254.186 23.428.018 - - - - - 499.130 58.254.186 23.428.018 3.763.148 - 4.619.637 163.210 221.419 58.030.202 1.297.254 27.605.611 94.430.147 25.554 - 2.217 49.923.149 1.864.312 2.251.029 8.382.785 165.427 229.989.109 1.864.312 3.795.256 - 765.980 476.181 17.451 - 2.172.677 3.432.289 620.227 - 68.541 602.958 66.533 - 294 - 15.970 - 1.942.108 466.073 2.713.673 1.069.031 - 4.080.507 - - - - 4.080.507 117.196.628 35.035.739 60.409.138 27.729.034 95.281.326 58.779.704 394.431.569 Eksposur risiko kredit yang terkait dengan unsur rekening administratif adalah sebagai berikut: 30 September 2010 Rekening Administratif Fasilitas kredit yang diberikan yang Belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Garansi yang diterbitkan Standby letter of credit Pemerintah Lembaga keuangan Bank 9.574 1.139.849 52.713 601 714.571 317 - 39.277 3.792.400 - 2.134.260 4.003.509 211.683 724.462 4.971.526 6.402.165 Industri Halaman 5/148 Pertanian Jasa dunia usaha Lain-lain Jumlah 24.383 14.788.632 16.015.752 26.254 9.386 156.188 193.076 91.223 1.093.524 4.005.717 9.837.997 1.988.190 7.113.155 17.734.832 3.449.585 192.429 1.402.206 30.620.536 44.313.324 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) (ii) Giro pada bank lain 30 September 2010 Tidak mengalami Penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah Rupiah Mata uang asing 328.821 5.958.433 7.172 328.821 5.965.605 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 6.287.254 7.172 6.294.426 (5.215) (7.172) 6.282.039 - (12.387) 6.282.039 (iii) Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia 30 September 2010 Tidak mengalami Penurunan nilai Rupiah: Bank Indonesia Call money Deposito berjangka Tabungan Jumlah Rupiah Mata uang asing: Call money Penempatan “Fixed-Term” Deposito berjangka Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah 4.184.555 1.210.000 588.214 1.372 5.984.141 - 4.184.555 1.210.000 588.214 1.372 5.984.141 12.359.861 3.276.829 16.046 15.652.736 101.923 2.344 104.267 12.461.784 3.279.173 16.046 15.757.003 21.636.877 104.267 21.741.144 (92.586) 21.544.291 Halaman 5/149 (104.267) - (196.853) 21.544.291 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) (iv) Efek-efek 30 September 2010 Tidak mengalami Penurunan nilai Rupiah: Investasi pada unit-unit reksa dana Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Syariah Perusahaan Obligasi Sertifikat Bank Indonesia Syariah Wesel ekspor Reksadana Syariah Saham Jumlah Rupiah Mata uang asing: Wesel ekspor Obligasi Floating rate notes Treasury bills Medium term notes Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah 5.235.714 5.057.569 983.337 516.142 350.000 50.191 16.162 8.881 12.217.996 50.000 85.807 135.807 5.235.714 5.057.569 1.033.337 601.949 350.000 50.191 16.162 8.881 12.353.803 791.912 189.316 154.641 94.983 2.868 1.233.720 89.508 89.508 881.420 189.316 154.641 94.983 2.868 1.323.228 13.451.716 225.315 13.677.031 (46.355) 13.405.361 (142.830) 82.485 (189.185) 13.487.846 (v) Tagihan lainnya – transaksi perdagangan 30 September 2010 Tidak mengalami Penurunan nilai Rupiah: Usance L/C payable at sight Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Usance L/C payable at sight Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah 1.592.602 28.334 1.620.936 188.433 145.944 334.377 1.781.035 174.278 1.955.313 641.393 43.478 684.871 163.619 628.486 792.105 805.012 671.964 1.476.976 2.305.807 1.126.482 3.432.289 (224.464) 2.081.343 Halaman 5/150 (738.272) 388.210 (962.736) 2.469.553 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Kredit (lanjutan) (vi) Tagihan akseptasi 30 September 2010 Tidak mengalami Penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah Rupiah Mata uang asing 227.589 3.280.458 6.729 280.480 234.318 3.560.938 Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 3.508.047 287.209 3.795.256 (18.669) 3.489.378 (157.081) 130.128 (175.750) 3.619.506 (vii) Piutang pembiayaan konsumen 30 September 2010 Tidak mengalami Penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah Rupiah Mata uang asing 1.838.476 - 25.836 - 1.864.312 - Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai 1.838.476 25.836 1.864.312 (14.749) 1.823.727 (4.271) 21.565 (19.020) 1.845.292 (viii) Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi 30 September 2010 Tidak mengalami Penurunan nilai Rupiah: Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Bank garansi yang diterbitkan Standby letters of credit Jumlah Rupiah Mata uang asing: Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Bank garansi yang diterbitkan Standby letters of credit Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Mengalami penurunan nilai Jumlah 1.542.291 10.364.738 378.071 12.285.100 100.685 100.685 1.542.291 10.465.423 378.071 12.385.785 5.569.675 7.268.970 3.071.514 15.910.159 1.189 439 1.628 5.570.864 7.269.409 3.071.514 15.911.787 28.195.259 102.313 28.297.572 (302.632) 27.892.627 Halaman 5/151 (20.687) 81.626 (323.319) 27.974.253 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas a. Manajemen Risiko Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu dengan harga wajar. Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, aset likuid, kewajiban kepada counterparty dan komitmen kredit kepada debitur. Risiko likuiditas disebabkan oleh ketidakmampuan Bank untuk menyediakan likuiditas dengan harga wajar yang akan berdampak pada profitabilitas dan modal Bank. Bank menetapkan kebijakan pengelolaan risiko likuiditas, yang mencakup antara lain pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan limit risiko likuiditas, penyusunan analisa skenario dan contingency plan, penyusunan strategi pendanaan serta memiliki akses pasar. Indikator risiko likuiditas Bank diukur antara lain melalui Giro Wajib Minimum (GWM) dan secondary reserve. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, GWM dipenuhi dalam Rupiah dan valuta asing. Pada tanggal 30 September 2010, GWM Rupiah (GWM Utama dan GWM Sekunder) adalah 41,36% dari dana pihak ketiga Rupiah sedangkan GWM valuta asing adalah 1,01% dari dana pihak ketiga valuta asing. Secondary reserve Bank ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Deposit Facility (dahulu FasBI), Term Deposit di Bank Indonesia, penempatan antar bank (termasuk kelebihan likuiditas valas yang ditempatkan pada rekening Nostro) dan efek-efek yang mudah diperjualbelikan (portfolio diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan available for sale). Pada tanggal 30 September 2010 Bank memelihara secondary reserve sebesar 7,74% dari total dana masyarakat. Bank menggunakan metodologi liquidity gap untuk mengestimasi risiko likuiditas yang akan dihadapi Bank di masa mendatang, baik kondisi defisit maupun surplus. Proyeksi kondisi defisit likuiditas dipantau melalui limit Maximum Cumulative Outflow (MCO). Berdasarkan rencana bisnis Bank dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2010, sampai dengan 12 bulan ke depan likuiditas Bank diproyeksikan akan berada dalam posisi surplus yang optimal. Untuk mengetahui kemampuan Bank dalam menghadapi berbagai situasi, Bank melakukan analisa skenario likuiditas, yang mencakup skenario kondisi normal dan tidak normal termasuk kondisi ekstrim atau krisis dengan melakukan stress testing yang dilengkapi dengan penyusunan rencana kontinjensi. Kondisi krisis mencakup kondisi bank specific crisis dan general market crisis. Sesuai dengan rencana kontinjensi tersebut, untuk kondisi bank specific crisis, Bank dapat memenuhi kebutuhan likuiditas melalui pinjaman (seperti repurchase agreement, bilateral funding, collateralised facility agreement, foreign exchange swap), penjualan aset likuid (seperti Surat Utang Negara) dan pricing dana pihak ketiga. Sedangkan untuk kondisi general market crisis, Bank memenuhi kebutuhan likuiditas melalui fasilitas likuiditas dari Bank Indonesia. Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 didasarkan pada jangka waktu yang tersisa sejak tanggal-tanggal tersebut. Secara historis, terdapat bagian dari simpanan dalam jumlah yang cukup besar yang diperpanjang pada saat jatuh tempo. Selain itu, jika terdapat keperluan likuiditas, Obligasi Pemerintah (portofolio diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan tersedia untuk dijual) dapat dicairkan dengan menjual atau menggunakannya sebagai jaminan dalam pasar antar bank. Langkah yang diambil oleh Bank sehubungan dengan maturity gap antara aset dan kewajiban moneter adalah dengan menetapkan gap limit yang disesuaikan dengan kemampuan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan untuk memperoleh likuiditas segera. Halaman 5/152 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) a. Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Pelaporan jatuh tempo aset dan kewajiban adalah sebagai berikut: 2010 Keterangan Jumlah Tidak mempunyai Kontrak Jatuh Tempo <1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan >12 bulan Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bruto Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bruto Efek-efek - bruto Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya - transaksi perdagangan - bruto Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - bruto Tagihan derivatif - bruto Kredit yang diberikan - bruto Piutang pembiayaan konsumen - bruto Tagihan akseptasi - bruto Penyertaan saham - bruto Investasi pemegang polis pada kontrak unit link Aset tetap - bersih Aset pajak tangguhan - bersih Aset lain-lain - bruto 8.698.261 15.045.245 6.294.426 - 8.698.261 15.045.245 6.287.254 - - - 7.172 21.741.144 13.677.031 82.181.334 1.372 - 19.253.768 4.238.456 - 2.154.650 1.875.936 3.321 225.587 365.681 365.932 1.500 374.713 81.812.081 104.267 6.822.245 - 3.432.289 - 685.476 1.219.585 761.248 - 765.980 8.382.785 165.427 229.989.109 - 5.803.692 61.777 14.419.404 2.579.093 92.330 18.328.202 110 19.045.380 11.210 37.211.193 140.984.930 1.864.312 3.795.256 9.772 9.772 70.439 1.066.307 - 140.089 1.808.775 - 205.374 895.879 - 380.123 24.295 - 1.068.287 - 6.810.254 4.976.981 5.515.381 11.907.237 6.810.254 4.976.981 5.515.381 334.520 6.657.544 3.886.283 - 1.028.890 - 424.486.244 17.648.280 82.287.623 32.088.264 21.865.191 120.844.005 149.752.881 - 920.893 62.767.225 120.331.982 104.861.033 21.181.424 6.854.092 5.082.985 120.187 - 1.838.776 263.000 6.496.557 37.155 109.946 15.071 400 - 10.550 1.066.308 483.872 245.681 37.025 1.808.774 23.971 1.938 895.879 49.933 3.102.818 7.868 24.295 973.927 28.583 8.354 1.853.566 323.319 - - - - - 6.810.254 - - - - - 535.256 - 812.271 197.482 8.780.578 - 993.200 89.300 155.410 19.792 365.112 979.802 19.792 2.287.476 6.015.166 369.888.278 7.668.829 309.076.208 24.170.849 11.189.808 7.497.435 10.285.149 Perbedaan jatuh tempo 54.597.966 9.979.451 (226.788.585) 7.917.415 10.675.383 113.346.570 139.467.732 Posisi neto setelah cadangan kerugian penurunan nilai 39.477.251 Cadangan kerugian penurunan nilai (15.120.715) Jumlah 409.365.529 Kewajiban Kewajiban segera 920.893 Simpanan - Giro 62.767.225 Simpanan - Tabungan 120.331.982 Simpanan - Deposito berjangka 138.099.721 Simpanan dari bank lain - Giro dan tabungan 1.838.776 - Inter-bank Call Money 263.000 - Deposito berjangka 6.659.129 Kewajiban atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban derivatif 65.735 Kewajiban akseptasi 3.795.256 Efek-efek yang diterbitkan 1.507.732 Pinjaman yang diterima 5.254.619 Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi 323.319 Kewajiban kepada pemegang polis unit link 6.810.254 Beban yang masih harus dibayar 812.271 Hutang pajak 562.594 Kewajiban lain-lain 13.731.722 Pinjaman subordinasi 6.144.050 Jumlah Halaman 5/153 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) a. Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Pelaporan jatuh tempo aset dan kewajiban adalah sebagai berikut (lanjutan): 2009 Keterangan Jumlah Tidak mempunyai Kontrak Jatuh Tempo <1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan >12 bulan Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bersih Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bersih Efek-efek - bersih Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya - transaksi perdagangan - bersih Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - bersih Tagihan derivatif - bersih Kredit yang diberikan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Tagihan akseptasi - bersih Penyertaan saham - bersih Aset tetap - bersih Aset pajak tangguhan - bersih Aset lain-lain - bersih 9.392.615 13.421.573 5.089.094 - 9.392.615 13.421.573 5.089.094 - - - - 30.755.954 16.597.680 88.363.081 216.987 - 25.970.904 8.162.009 - 3.349.307 3.522.798 - 1.435.743 2.255.910 1.362.566 723.162 - 1.716.814 87.000.515 1.916.824 - 102.398 960.214 851.456 2.756 - 3.220.948 342.177 174.640.112 - 1.230.800 86.207 11.332.327 1.219.749 167.928 13.496.888 770.399 3.722 15.626.045 84.320 33.540.620 100.644.232 1.354.358 3.672.060 156.022 4.730.683 5.188.528 7.652.476 156.022 4.730.683 5.188.528 6.219.958 65.493 835.233 - 129.125 1.800.171 1.432.518 183.839 972.720 - 322.623 63.936 - 653.278 - 366.494.185 16.512.178 75.688.653 26.078.698 23.462.400 34.737.417 190.014.839 Kewajiban segera 985.328 Simpanan - Giro 66.794.364 Simpanan - Tabungan 102.330.741 Simpanan - Deposito berjangka 126.371.894 Simpanan dari bank lain - Giro dan tabungan 2.395.112 - Inter-bank Call Money - Deposito berjangka 4.543.708 Kewajiban atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali 1.026.948 Kewajiban derivatif 64.781 Kewajiban akseptasi 3.718.003 Efek-efek yang diterbitkan 1.434.991 Pinjaman yang diterima 5.239.266 Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi 377.028 Beban yang masih harus dibayar 543.429 Hutang pajak 442.780 Kewajiban lain-lain 14.170.551 Pinjaman subordinasi 2.769.892 - 985.328 66.794.364 102.330.741 94.145.190 19.572.236 8.352.066 4.089.058 213.344 - 2.395.112 3.531.399 19.094 463.864 7.441 521.910 - 141.469 29.678 847.653 634.427 162.213 16.323 1.819.145 1.029.117 569.122 8.367 986.624 58.918 4.434 64.581 375.000 111.007 316.357 5.979 425.564 3.878.011 377.028 - - - - - 14.170.551 - 543.429 - 47.300 20.118 2.966 442.780 2.699.508 Jumlah Kewajiban 333.208.816 14.547.579 272.541.003 22.503.215 10.459.079 4.654.487 8.503.453 33.285.369 1.964.599 (196.852.350) 3.575.483 13.003.321 30.082.930 181.511.386 Jumlah Aset Kewajiban Aset/(kewajiban) - bersih Halaman 5/154 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) b. Manajemen Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko yang mempengaruhi kenaikan/penurunan nilai finansial assets dan liabilities Bank (Banking Book) karena adanya perubahan suku bunga yang berdampak pada pendapatan dan modal Bank. Risiko suku bunga terutama disebabkan perbedaan time to repricing antara assets yang sensitif (RSA = Rate Sensitive Assets) dan liabilities yang sensitif (RSL = Rate Sensitive Liabilities). Dalam pengelolaan risiko suku bunga, Bank menggunakan metodologi repricing gap, duration gap dan simulasi. Untuk menggambarkan besarnya eksposur risiko suku bunga, Bank menggunakan pendekatan repricing gap, sedangkan untuk mengukur sensitivitas pendapatan (Net Interest Income Sensitivity / NII Sensitivity) dan nilai modal ekonomis (Economic Value of Equity / EVE Sensitivity) akibat pergerakan suku bunga, Bank melakukan simulasi dengan skenario kenaikan dan penurunan suku bunga (rate shock) secara parallel shift sebesar 100 basis points (bps). RSA Bank didominasi oleh kredit dan obligasi pemerintah, dan RSL didominasi oleh Dana Pihak Ketiga (giro, tabungan dan deposito berjangka). Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan suku bunga Rupiah dan Valuta Asing sebesar 100 bps akan berpotensi terhadap penurunan NII 12 bulan sebesar 0,79% dari target NII dan penurunan EVE sebesar 1,08% dari target Equity. Selain melakukan analisa sensitivitas, Bank juga menggunakan pendekatan statistik untuk mengukur dampak volatility suku bunga terhadap pendapatan (Earning at Risk, EaR) dan Equity (Capital at Risk, CaR). Pada tanggal 30 September 2010 EaR dan CaR Bank masing-masing sebesar 0,27% dan 0,90% dari Equity. Bank juga melaksanakan analisa sensitivitas untuk kondisi ekstrim dengan melakukan stress testing untuk melihat dampak perubahan suku bunga yang signifikan terhadap NII dan modal Bank. Untuk memberikan peringatan dini akan terjadinya risiko suku bunga, Bank menetapkan kebijakan limit dan melakukan pemantauan atas indikator risiko suku bunga yaitu: Repricing Gap, NII Sensitivity dan Economic Value of Equity Sensitivity, Earning at Risk dan Capital at Risk. Mitigasi risiko dilakukan melalui strategi restrukturisasi Asset dan Liabilities serta strategi hedging. Hedging dilakukan dengan instrumen derivative antara lain interest rate swap dan forward rate agreement. Halaman 5/155 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) b. Manajemen Risiko Suku Bunga (lanjutan) Eksposur nilai wajar terhadap interest risk (repricing date) 30 September 2010 Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain Efek-efek Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan Derivatif Kredit yang Diberikan Piutang Pembiayaan Konsumen Tagihan Akseptasi Aset lain-lain - pendapatan yang masih akan diterima Simpanan dari nasabah - Giro - Tabungan - Deposito berjangka Simpanan dari bank lain - Giro dan tabungan - Interbank Call Money - Deposito berjangka Hutang atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Kewajiban Derivatif Kewajiban Akseptasi Efek-efek yang Diterbitkan Pinjaman yang Diterima Beban yang Masih Harus Dibayar Kewajiban Lain-lain Obligasi Subordinasi Kurang dari 1 bulan Lebih dari 1 bulan tapi tidak lebih dari 3 bulan Lebih dari 3 bulan tapi tidak lebih dari 1 tahun 6.137.065 - - - - - - 17.621.673 3.331.351 31.692.280 2.148.117 1.687.153 48.279.346 227.087 297.961 77.100 329.371 118.679 71.323 163.895 180.661 178.301 97.457 177.322 106.050 398.966 1.744.267 7.575.704 1.095.445 21.741.144 13.677.031 82.181.334 - - - - - - - - 3.432.289 3.432.289 5.803.691 452 35.050.005 70.439 - 2.579.094 152.789.162 140.088 - 1.615.005 1.035.780 585.497 632.764 - 980.999 341.514 - 992.493 83.556 - 164.975 790.652 3.698.394 33.036.619 10.454 3.795.256 8.382.785 165.427 229.989.109 1.864.312 3.795.256 - - - - 99.706.956 - 15.045.245 157.361 - Jumlah 15.045.245 6.294.426 207.622.960 2.802.650 2.116.594 1.557.731 1.435.011 1.075.885 4.203.410 68.760.834 389.282.031 201.455 194.661 98.761.105 59.095.394 111.586.359 16.148.399 9.995.293 137.755 6.503 - 233.248 62.767.225 120.331.982 138.099.721 6.216 263.000 5.857.762 1.731.475 185.598 245.209 317 - - - - 101.085 370.243 1.838.776 263.000 6.659.129 135.000 3.587.743 442.884 62.738 238.435 91.385 93.891 88.231 249.483 357.021 238.911 523.915 147.758 239.389 - - - 253.268 4.204.943 480.216 - - 65.735 3.795.256 200.065 812.271 13.731.722 1.271.125 65.735 3.795.256 1.507.732 5.254.619 812.271 13.731.722 6.144.050 189.491.282 10.514.009 983.487 917.565 733.484 4.438.191 - 45.186.258 361.271.218 (7.711.359) 1.133.107 640.166 701.527 (3.362.306) 4.203.410 23.574.576 28.010.813 18.131.678 - Tidak dikenakan bunga 2.713.673 (9.299.986) - Lebih dari 5 tahun 2.713.673 109.006.942 Jumlah gap repricing suku bunga - 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun sampai 2 sampai 3 sampai 4 sampai 5 tahun tahun tahun tahun 3.470.376 8.550.962 - 12.817.418 c. Manajemen Pricing Pricing Management merupakan salah satu strategi yang dilakukan dalam upaya mendukung Bank menguasai pangsa pasar pendapatan (revenue market share) dengan cara memaksimalkan Net Interest Margin (NIM) terutama melalui pricing Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit. Dalam penetapan pricing DPK, Bank mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain biaya dana, struktur dan target pendanaan. Faktor eksternal antara lain likuiditas pasar, suku bunga pasar dan guarantee suku bunga. Dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal tersebut, Bank menerapkan strategi aggressive atau defensive. Untuk penetapan pricing Kredit, Bank menerapkan tingkat suku bunga berdasarkan risiko (Risk Based Pricing). Struktur pembentukan suku bunga kredit terdiri dari Cost of Funds, Overhead Cost, Cost of Allocated Capital dan Risk Premium. Bank menetapkan Required Yield yang merupakan tingkat imbal hasil minimum yang diinginkan Bank. Halaman 5/156 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) d. Manajemen Risiko Pasar Manajemen risiko pasar atas aktivitas trading trerasury dilaksanakan melalui proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko trading. Proses manajemen risiko tersebut berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia dan international best practices yang dituangkan dalam kebijakan dan standar prosedural internal. Bank mengidentifikasi risiko trading melalui proses pemantauan pergerakan faktor pasar (suku bunga dan nilai tukar) untuk mengetahui besarnya eksposur risiko trading. Bank menggunakan pendekatan Standard Model untuk menghitung cadangan modal yang meng-cover risiko pasar dan terus berupaya untuk mengembangkan metode-metode yang lebih risk sensitive sehingga pengelola risiko memberikan nilai tambah bagi stakeholder. Alokasi modal untuk risiko pasar berdasarkan pendekatan Standard Model per tanggal 30 September 2010 adalah sebesar Rp42,66 miliar, sehingga nilai CAR dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar adalah 14,53%. Perhitungan risiko pasar, dilaksanakan tidak hanya berdasarkan kondisi pasar normal, tetapi juga berdasarkan pada kondisi krisis melalui pelaksanaan Stress Testing/Scenario Analysis secara periodik. Disamping itu, Bank juga melakukan back testing secara berkala untuk menilai efektivitas dan akurasi metodologi yang telah digunakan. Untuk proses monitoring, Bank menetapkan limit transaksi yang sesuai dengan risk appetite dan rencana bisnis Bank. Limit yang ditetapkan tersebut antara lain meliputi limit Value at Risk (VaR), intra-day monitoring limit, open position limit dan dealer loss limit. Hasil monitoring tersebut dituangkan dalam laporan Trading Risk Profile yang disusun secara harian, mingguan dan bulanan. Laporan ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang risiko trading yang dihadapi Bank dalam kondisi normal maupun dalam kondisi krisis. e. Manajemen Risiko Nilai Tukar Bank mengukur dan mengelola risiko nilai tukar untuk mengetahui dampak pergerakan nilai tukar terhadap pendapatan dan modal Bank. Posisi valuta asing Bank sebagian besar dalam denominasi US Dolar, dengan liabilities terutama adalah Dana Pihak Ketiga dan Pinjaman Diterima sementara disisi aset terutama adalah kredit, penempatan antar bank dan efek-efek. Dalam upaya melakukan pengelolaan dan mitigasi risiko nilai tukar, pembiayaan kredit dan penempatan valuta asing diutamakan dibiayai dengan valuta yang sama dan untuk melindungi posisi terbuka valuta asing yang signifikan, Bank menggunakan instrumen derivatif seperti FX forward, swap dan option. Pengelolaan Posisi Devisa Neto (PDN) Bank dilakukan untuk selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan bank untuk memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) Keseluruhan secara konsolidasi untuk seluruh valuta asing tidak melebihi 20,00% dari modal Bank (Tier I dan II). Sesuai ketentuan terbaru Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Perubahan Ketiga Atas PBI No. 5/13/PBI/2010 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum, maka Bank tidak lagi memantau PDN Neraca. Namun demikian dalam rangka prinsip kehati-hatian, Bank menetapkan limit internal 10,00% dari modal. Halaman 5/157 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) e. Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan) Perhitungan Posisi Devisa Neto pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Bank disyaratkan untuk menjaga Posisi Devisa Neto neraca dan secara keseluruhan maksimum 20,00% dari jumlah modal. Sesuai dengan panduan Bank Indonesia, rasio Posisi Devisa Neto secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan kewajiban dalam neraca untuk setiap mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi, yang dicatat dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang asing, yang dinyatakan dalam Rupiah. Sedangkan posisi devisa neto untuk neraca adalah selisih bersih jumlah aset dan jumlah kewajiban dalam mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah. Posisi Devisa Neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Mata Uang Aset Kewajiban Posisi Devisa Neto KESELURUHAN (NERACA DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Dolar Australia Yen Pound Sterling Dolar Hong Kong Lain-lain 69.622.202 1.651.362 1.086.824 231.291 222.197 109.994 84.671 91.663 69.650.476 1.737.719 989.130 238.212 216.041 91.668 78.135 (86.885) Jumlah 28.274 86.357 97.694 6.921 6.156 18.326 6.536 178.548*) 428.812 NERACA Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Dolar Australia Yen Dolar Hong Kong Pound Sterling Lain-lain 57.295.641 1.508.318 1.070.702 196.361 187.455 84.671 56.684 84.255 53.106.963 1.617.707 887.401 119.847 120.116 45.200 45.589 (115.596) Jumlah 4.188.678 (109.389) 183.301 76.514 67.339 39.471 11.095 199.851**) 4.656.860 Jumlah Modal Tier I dan Tier II dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan (Catatan 52) Rasio PDN (Neraca) Rasio PDN (Keseluruhan) 34.179.342 13,62% 1,25% Rasio PDN pada tanggal 30 September 2010 jika menggunakan modal bulan Agustus 2010 adalah sebagai berikut: Modal bulan Agustus 2010 Rasio PDN (Neraca) Rasio PDN (Keseluruhan) 33.584.306 13,87% 1,28% *) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya. **) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya. Halaman 5/158 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) e. Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan) Posisi Devisa Neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut: Mata Uang Aset Kewajiban Posisi Devisa Neto KESELURUHAN (NERACA DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Yen Jepang Dolar Hong Kong Dolar Australia Pound Sterling Inggris Lain - lain 62.203.173 2.345.291 688.270 345.706 179.206 171.265 135.528 307.235 61.881.231 2.317.534 668.386 343.314 247.017 160.655 134.598 9.183 Jumlah 321.942 27.757 19.884 2.392 67.811 10.610 930 299.420*) 750.746 NERACA Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Yen Jepang Dolar Hong Kong Dolar Australia Pound Sterling Inggris Lain-lain 59.543.818 1.881.937 582.159 249.569 179.206 166.451 132.418 307.235 56.894.356 1.897.596 350.685 120.386 80.395 116.724 110.596 9.183 Jumlah 2.649.462 (15.659) 231.474 129.183 98.811 49.727 21.822 298.052**) 3.462.872 Jumlah Modal Tier I dan Tier II dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan (Catatan 52) Rasio PDN (Neraca) Rasio PDN (Keseluruhan) 26.575.596 13,03% 2,82% Rasio PDN pada tanggal 30 September 2009 jika menggunakan modal bulan Agustus 2009 adalah sebagai berikut: Modal bulan Agustus 2009 Rasio PDN (Neraca) Rasio PDN (Keseluruhan) 26.009.284 13,31% 2,89% *) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya. **) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya. Halaman 5/159 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) e. Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan) Dollar Amerika Serikat Euro 387.940 606.536 5.672.944 99.942 128.036 120.284 42.400 15.149.023 1.159.549 169.068 456 36.680.315 3.364.707 578.850 50.020 168.717 140.114 1.463.618 3.483 Dolar Australia Dollar Hong Kong 40.177 33.418 83.127 16.318 255 3.709 4.146 56.415 28.123 12.365 763.994 606.536 5.965.605 95.158 382.640 19.956 8.287 14.530 35.787 46 - 10.214 89.307 - 129.439 374 29.130 - 15.757.003 1.323.228 169.068 502 37.464.948 3.560.938 13.358 - - - - - - 5.499 1.476.976 8.982 76.892 14.395 213 - 403 - 293 - - 73 - - 1 - 77.875 14.395 71.321 - - - - - - - 71.321 64.820.247 1.179.250 660.841 132.492 99.491 103.558 190.374 75.118 67.261.371 21.870.564 11.424.304 10.782.766 534.979 104.576 195.456 150.784 93.237 51.213 1.942 111 56.086 45.942 9.861 19.818 58.371 10.739 7.113 - 22.783.643 11.577.030 11.057.189 1.003.570 532.823 509 3.365.874 4.138.014 52.949 177.182 448 138.947 4 - 3.503 19.956 35 - 35.787 - 47 - 22 - 374 34 - - 1.007.521 532.823 509 3.560.938 4.138.014 53.091 177.182 Jumlah Kewajiban 53.348.555 778.954 462.971 89.053 102.075 29.701 69.518 7.113 54.887.940 Posisi keuangan - neraca bersih 11.471.692 400.296 197.870 43.439 (2.584) 73.857 120.856 68.005 12.373.431 Rekening administratif bersih (4.216.952) 23.033 (85.607) (61.184) (83.435) (32.935) (21.302) (4.471.151) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi Pemerintah Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi Tagihan lainnya transaksi perdagangan Penyertaan saham Aset lain-lain - Pendapatan yang masih akan diterma - Piutang transaksi nasabah - Penjualan efek yang masih harus diterima Jumlah Aset KEWAJIBAN Simpanan dari nasabah - Giro - Tabungan - Deposito Simpanan dari bank lain - Giro - Deposito Kewajiban derivatif Kewajiban akseptasi Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Pinjaman subordinasi Dolar Singapura Yen Halaman 5/160 Pound Sterling Lain-lain 7.231 Jumlah PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) f. Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan Pada tanggal 30 September 2010, nilai tercatat dari aset dan kewajiban keuangan Bank Mandiri memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut: 30 September 2010 Nilai tercatat Aset Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Pemerintah Dimiliki hingga jatuh tempo Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Tagihan lainnya – transaksi perdagangan Tagihan akseptasi Kewajiban Efek-efek yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi (i) Nilai wajar 6.282.039 21.544.291 6.287.084 21.636.877 2.793.650 2.745.115 23.428.018 218.275.913 1.845.292 2.469.553 3.619.506 280.258.262 23.313.636 220.631.397 1.864.312 2.481.736 3.637.232 282.597.389 1.507.732 5.254.619 6.144.050 12.906.401 1.506.868 5.245.520 5.751.101 12.503.489 Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, Penempatan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan lainnya – transaksi perdagangan, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), FASBI Syariah, call money, penempatan “fixed term”, deposito berjangka dan lain-lain. Nilai tercatat dari giro, penempatan dan simpanan overnight mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. dengan suku bunga Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya – transaksi perdagangan, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk hutang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya – transaksi perdagangan, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. Halaman 5/161 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) f. Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) (ii) Efek-efek (dimiliki hingga jatuh tempo) dan Obligasi Pemerintah (dimiliki hingga jatuh tempo) Nilai wajar untuk efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek (dealer). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa atau dinilai dengan menggunakan metode valuasi internal. (iii) Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar dari kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Nilai wajar dari kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus kas yang diharapkan pada tingkat suku bunga pasar terkini. (iv) Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, kewajiban atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali, kewajiban akseptasi dan beban yang masih harus dibayarkewajiban lain-lain Estimasi nilai wajar simpanan tanpa jatuh tempo, termasuk simpanan tanpa bunga, adalah sebesar jumlah terhutang ketika hutang tersebut dibayarkan. Estimasi nilai wajar simpanan dengan tingkat suku bunga tetap , kewajiban atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali, kewajiban akseptasi dan kewajiban lain-lain kewajiban akseptasi dan beban yang masih harus dibayar yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dengan tingkat bunga tetap, kewajiban atas efekefek yang dijual dengan janji dibeli kembali, kewajiban akseptasi dan kewajiban lain-lain kewajiban akseptasi dan beban yang masih harus dibayar adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. (v) Efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi Nilai wajar agregat dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia, model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa periode jatuh temponya. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Bank melakukan manajemen risiko operasional secara proaktif dengan menjalankan serangkaian program yang efektif untuk melindungi kepentingan nasabah, mengurangi potensi kerugian, meningkatkan citra Bank dan membantu pencapaian target usaha Unit Kerja. Strategi yang digunakan oleh Bank untuk meningkatkan kualitas pengelolaan risiko operasional adalah: Halaman 5/162 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. MANAJMEN RISIKO (lanjutan) Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) a. Mitigasi Risiko Operasional - - - Sebagai pedoman dalam pengelolaan risiko operasional, Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko operasional sesuai dengan perkembangan terkini dan terus dilakukan penyesuaian secara berkala, yaitu dengan melakukan review dan penyesuaian ketentuan-ketentuan Manajemen Risiko Operasional Bank dalam bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO) Manajemen Risiko Operasional dan SPO Produk dan Aktivitas Baru (PAB). Bank melaksanakan implementasi dan perbaikan metodologi secara berkala terhadap Operational Risk Management (ORM) Tools yang dimiliki (Mandiri Loss Event Database, Risk & Control Self Assessment, dan Key Risk Indicators). Pelaksanaan implementasi dilaksanakan pada seluruh unit kerja Bank dengan tujuan agar risiko operasional yang melekat dalam aktivitas Bank di unit-unit kerja dapat dikelola melalui ORM Tools yang dimiliki. Bank memonitor secara berkala profil risiko operasional melalui Laporan Profil Risiko Operasional baik per unit kerja maupun secara Bankwide, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai besarnya potensi risiko bagi unit kerja dan Bank. b. Perhitungan Modal untuk Risiko Operasional Sesuai ketentuan Bank Indonesia SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009, Bank telah melakukan perhitungan Asset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko operasional dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Beban modal risiko operasional Bank periode Juli sampai dengan Desember 2010 adalah sebesar Rp1.803,53 miliar (audited), yang diperoleh dengan menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) dan nilai alpha sebesar 10%. Nilai ATMR risiko operasional adalah sebesar Rp22,54 Triliun (audited). Mulai semester I tahun 2009, Bank telah melakukan simulasi perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan Standardised Approach sejalan dengan pelaksanaan pengukuran kinerja SBU berbasis risiko. 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING a. Perjanjian Integrated Banking System Dengan Vendor Pada tanggal 21 Juli 2001, Bank Mandiri mengadakan perjanjian Sistem Perbankan Terpadu dengan Vendor untuk pengadaan piranti lunak dan jasa instalasi untuk sistem perbankan terpadu, yang disebut eMAS (Enterprise Mandiri Advanced System), dengan nilai kontrak termasuk PPN 10% sebesar USD47.535.022,70 (nilai penuh). Perjanjian tambahan juga diadakan pada tanggal 23 April 2002, 28 Agustus 2003, 12 April 2004, 4 Juli 2005, 8 September 2008, 22 September 2008 dan Desember 2009 dengan nilai kontrak masing-masing (termasuk PPN) sebesar USD20.467.218,20 (nilai penuh), USD462.000 (nilai penuh), USD1.014.344,21 (nilai penuh), USD44.000 (nilai penuh), USD1.155.000 (nilai penuh), USD44.000 (nilai penuh) dan USD44.000 (nilai penuh). Realisasi pembayaran sampai dengan 30 September 2010 sebesar USD65.458.716,88 (nilai penuh, setelah PPN) dan telah dibukukan sebagai Aset Tetap sebesar USD65.521.171,68 (nilai penuh, setelah PPN). Estimasi persentase penyelesaian proyek posisi 30 September 2010 mencapai 99,93%. Pada tanggal 1 Agustus 2006, Bank Mandiri mengadakan perjanjian untuk menambah fitur eMAS dengan Vendor, dengan nilai kontrak (setelah PPN 10%) sebesar USD2.934.352,08 (nilai penuh). Realisasi pembayaran sampai dengan 30 September 2010 (setelah PPN) sebesar USD2.132.928,25 (nilai penuh) telah dibukukan sebagai Aset Dalam Penyelesaian sebesar USD12.672,00 (nilai penuh) dan sebagai Aset Tetap sebesar USD2.120.256,25 (nilai penuh). Estimasi penyelesaian proyek posisi 30 September 2010 mencapai 99,41%. Halaman 5/163 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) a. Perjanjian Integrated Banking System Dengan Vendor (lanjutan) Pada tanggal 14 September 2009, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian untuk menambah fitur eMAS dengan Vendor dengan nilai kontrak (setelah PPN) sebesar USD693.000 (nilai penuh). Realisasi pembayaran sampai dengan 30 September 2010 (setelah PPN) sebesar USD547.112,50 (nilai penuh), dibukukan sebagai Aset Tetap sebesar USD449.350,00 (nilai penuh) dan dibukukan sebagai Aset Dalam Penyelesaian sebesar USD97.762,50 (nilai penuh). Estimasi penyelesaian proyek posisi 30 September 2010 adalah 82,13%. b. Perkara Hukum Bank Mandiri menerima surat permohonan pencairan rekening giro dan deposito Nasabah karena pemblokiran dan penyitaan atas rekening giro dan deposito atas nama Nasabah tersebut telah dicabut oleh Direktorat Jenderal Pajak. Permohonan tersebut tidak dapat dipenuhi secara serta merta karena Bank Mandiri masih harus melakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada BPPN. Setelah melakukan somasi karena permintaan pencairan rekening giro dan deposito tidak dipenuhi Bank Mandiri karena tidak disetujui BPPN, Nasabah pada tanggal 7 Juni 2006 menggugat Bank Mandiri sebagai Tergugat I dan Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai Tergugat II di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat tertanggal 27 Agustus 2008 dan 28 Agustus 2008 telah meminta Bank Mandiri untuk mencairkan rekening giro dan deposito atas nama Nasabah yang merupakan jaminan hutang Nasabah karena perjanjian jual beli piutang Nasabah yang dijamin dengan giro dan deposito tersebut telah dibatalkan. Dengan pembatalan perjanjian jual beli piutang Nasabah maka giro dan deposito yang menjadi agunan tersebut menjadi hak negara untuk diperhitungkan dengan utang Nasabah. Pencairan dana tersebut telah dilaksanakan dan dananya disimpan pada rekening Bendahara Umum Negara di Bank Indonesia. Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Mandiri menerima pemberitahuan putusan Kasasi Mahkamah Agung atas permohonan kasasi yang diajukan oleh Nasabah yang pada pokoknya memutuskan bahwa Nasabah adalah pemilik giro dan deposito yang ada pada Bank Mandiri dan memerintahkan Bank Mandiri agar mencairkan giro dan deposito berikut bunganya kepada Nasabah. Atas putusan kasasi tersebut pada tanggal 31 Maret 2009 Bank Mandiri dan Menteri Keuangan Republik Indonesia mengajukan permohonan Peninjauan Kembali. Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp2.223.061 dan Rp1.239.794. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank Mandiri telah membentuk penyisihan (disajikan dalam akun Kewajiban Lain-lain) untuk sejumlah tuntutan hukum yang belum diputuskan masing-masing sebesar Rp535.257 dan Rp207.076 (Catatan 31). Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan yang dibentuk atas kemungkinan timbulnya kerugian akibat tuntutan hukum yang belum diputuskan atau yang sedang dalam proses telah memadai. Halaman 5/164 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri (BSM) Terdapat perbedaan cara pandang mengenai pengenaan pajak atas transaksi pembiayaan Murabahah antara Tim Pemeriksa Direktorat Jenderal Pajak dengan Anak Perusahaan, Bank Syariah Mandiri (BSM). Tim Pemeriksa Direktorat Jenderal Pajak berpendapat bahwa transaksi pembiayaan Murabahah merupakan obyek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang No. 18 tahun 2000 pasal 1A ayat (1). Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas PPN tahun pajak 2003 untuk kantor pusat dan beberapa kantor cabang BSM dengan total sebesar Rp37.649. Dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan Murabahah yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha bank syariah khususnya pembiayaan Murabahah, maka BSM mengajukan keberatan pada tanggal 10 Januari 2005 dan belum melaksanakan pembayaran terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas. Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 10/24/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008 menyatakan bahwa transaksi jual beli dalam akad Murabahah adalah merupakan transaksi pembiayaan. BSM berpendapat bahwa transaksi pembiayaan murabahah merupakan jasa perbankan yang dikecualikan dari obyek PPN sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang - undang No. 18 tahun 2000 pasal 4A ayat (3) huruf (d), bahwa jasa perbankan tidak termasuk sebagai obyek pajak PPN dan hal ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 144 tahun 2000 pasal 5 huruf (d). Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) sependapat dengan BSM dan pada tanggal 3 Agustus 2005, ASBISINDO menyampaikan surat No. 58/KU-DPP/08.05 kepada Direktorat Jenderal Pajak dan memohon untuk tidak memberlakukan PPN pada pembiayaan dengan skema Murabahah di perbankan syariah. Pada tanggal 1 Desember 2005 Direktorat Jenderal Pajak menolak permohonan keberatan BSM dengan surat No. Kep-277/PJ.54/2005. Untuk menyelesaikan permasalahan mengenai perbedaan pengenaan PPN atas transaksi pembiayaan Murabahah, BSM terus melakukan pembahasan dengan ASBISINDO, Bank Indonesia dan instansi lain yang terkait, namun sampai dengan saat ini pembahasan masih berlangsung dan belum ada keputusan. Oleh karena itu, BSM belum melakukan pencadangan atas SKPKB dan STP tahun pajak 2003 tersebut di atas. Halaman 5/165 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri (BSM) (lanjutan) Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 42 tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah diatur bahwa jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dikecualikan dari objek PPN. Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010. d. Trade Financing dengan Asian Development Bank Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) melalui Trade Finance Facilitation Program (TFFP), yaitu Confirmation Bank Agreement (CBA), Issuing Bank Agreement (IBA) dan Revolving Credit Agreement (RCA). Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat bertindak baik sebagai confirming bank maupun sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor impor nasabah dengan basis Letter of Credit (L/C). Sebagai confirming bank, Bank Mandiri dapat diberikan jaminan oleh ADB atas L/C yang diterbitkan oleh issuing bank, dan sebagai issuing bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan confirmation guarantee oleh ADB atas L/C yang diterbitkan. Skema TFFP tersebut merupakan program ADB untuk memfasilitasi transaksi perdagangan berbasis L/C di negara–negara berkembang Asia untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume perdagangan. Dengan menjadi participant bank dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki kemudahan akses untuk meningkatkan trade finance credit lines serta meningkatkan volume trade Perseroan dan membuka peluang bisnis baru khususnya ke negara–negara yang selama ini volume perdagangan dengan Indonesia masih cukup rendah. Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri menerima fasilitas kredit revolving sampai dengan jumlah maksimal USD25.000.000 (nilai penuh). Fasilitas kredit revolving ini dikenakan bunga sebesar jumlah total margin dan LIBOR selama periode bunga. Halaman 5/166 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) e. Perjanjian Kredit dengan Agence Française de Développement Pada tanggal 17 Juni 2010, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman senilai USD100.000.000 (nilai penuh) dari Agence Française de Développement (AFD) untuk membantu pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi. Fasilitas jangka panjang ini memiliki tenor 5 sampai 10 tahun (termasuk grace period) dengan suku bunga LIBOR ditambah margin tertentu dan akan digunakan untuk membiayai proyekproyek yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon. Sebagai bagian dari perjanjian pinjaman dimaksud, Bank Mandiri dan AFD juga secara bersama akan membiayai program pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas Bank Mandiri khususnya terhadap topik-topik perubahan iklim dan efisiensi energi. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Bank Mandiri belum melakukan realisasi penarikan atas fasilitas pinjaman AFD dimaksud. 58. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, Pemerintah Republik Indonesia menjamin beberapa kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito harian, obligasi, efek-efek, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, transaksi swap mata uang asing dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit dan kewajiban lainnya, tidak termasuk pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, dewan komisaris dan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN No. 32/46/KEP/DIR dan No. 181/BPPN/0599 tanggal 14 Mei 1999, jangka waktu jaminan tersebut telah diperpanjang dengan sendirinya, kecuali BPPN dalam waktu sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu tersebut menerbitkan pemberitahuan bahwa BPPN tidak bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu jaminan tersebut. Pada tahun 2001, Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN dibatalkan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 3/7/PBI/2001 dan Keputusan Ketua BPPN No. 1035/BPPN/0401. Pada tahun 2001, Ketua BPPN mengeluarkan Surat Keputusan No. SK-1036/BPPN/0401 yang mengatur petunjuk pelaksanaan khusus mengenai jaminan Pemerintah Republik Indonesia terhadap kewajiban pembayaran bank umum. Pemerintah membebankan premi berkaitan dengan program penjaminan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku (Catatan 46). Berdasarkan Keputusan Presiden No. 15/2004 tanggal 27 Februari 2004 tentang berakhirnya tugas dan penutupan BPPN, dan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Februari 2004, Pemerintah Republik Indonesia membentuk Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3), sebuah institusi baru yang menggantikan BPPN, untuk melanjutkan pelaksanaan Program Penjaminan Pemerintah atas Kewajiban pada Bank-bank Lokal. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005, terhitung sejak tanggal 18 April 2005 jenis kewajiban bank umum yang dijamin berdasarkan Program Penjaminan Pemerintah meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi Pasar Uang Antar Bank. Halaman 5/167 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 58. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan) Program Penjaminan Pemerintah melalui Unit Pelaksana Penjamin Pemerintah (UP3) telah berakhir pada tanggal 22 September 2005, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 68/PMK.05/2005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang Perhitungan dan Pembayaran Premi Program Penjaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum Untuk periode 1 Juli sampai dengan 21 September 2005. Sebagai pengganti UP3, Pemerintah telah membentuk lembaga independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006 tentang Program Penjaminan Simpanan, besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah paling tinggi sebesar Rp100.000.000 (nilai penuh). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, maka nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank yang dijamin oleh Pemerintah naik menjadi sebesar Rp2.000.000.000.000 (nilai penuh) dari semula Rp100.000.000 (nilai penuh), terhitung efektif tanggal 13 Oktober 2008. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang-undang sejak tanggal 13 Januari 2009. 59. STANDAR AKUNTANSI BARU Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2011 sebagai berikut: - PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas, PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi, PSAK 7 (Revisi 2009) - Pihak-pihak yang Berelasi, PSAK 12 (Revisi 2009) - Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama, PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi pada Entitas Asosiasi, PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Takberwujud, PSAK 22 (Revisi 2010) - Kombinasi Bisnis, PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan, PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset, PSAK 57 (Revisi 2009) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, PSAK 58 (Revisi 2009) - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim ISAK 7 (Revisi 2009) - Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus, ISAK 9 - Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa, ISAK 10 - Program Loyalitas Pelanggan, ISAK 11 - Distribusi Aset Non-kas Kepada Pemilik, ISAK 12 - Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer, ISAK 14 - Aset tidak berwujud - Biaya Situs Web. Halaman 5/168 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 59. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) DSAK-IAI juga telah mengeluarkan revisi atas beberapa standard akuntansi yang berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut: - PSAK 10 (Revisi 2009) - Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, - ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto Kegiatan Usaha Luar Negeri. Bank dan Anak perusahaan sedang melakukan evaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian. 60. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA Penawaran Umum Terbatas (PUT) Bank merencanakan untuk melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) pada semester I tahun 2011. Rencana ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris melalui suratnya tertanggal 29 April 2010. Bank telah menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana tersebut kepada Bank Indonesia melalui surat tertanggal 17 September 2010. Rencana PUT ini telah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 8 Oktober 2010 dan sedang menunggu Peraturan Pemerintah (PP) tentang pelaksanaannya. PUT tersebut direncanakan maksimal sebesar 10,13% dari total jumlah saham Bank Mandiri setelah PUT dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan pelaksanaan PUT ini, komposisi kepemilikan saham Bank Mandiri akan menjadi Pemerintah : Masyarakat = 60% : 40%. Penyelesaian Kredit Domba Mas Group Pada tanggal 22 Oktober 2010, Bank Mandiri menandatangani perjanjian penyelesaian kredit atas nama Domba Mas Group dengan salah satu investor dan mitra strategisnya sebesar USD178,5 juta. Kredit tersebut akan diselesaikan dalam jangka waktu antara 18 bulan hingga 7 tahun dan dikenakan suku bunga komersial. Permohonan Pencairan Rekening Giro dan Deposito atas nama Nasabah Sesuai pemberitahuan isi putusan Mahkamah Agung RI Nomor 530 PK/Pdt/2009 tanggal 12 Oktober 2010 yang diterima dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bahwa Mahkamah Agung RI telah mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Bank Mandiri dan Menteri Keuangan RI. 61. DAFTAR INFORMASI TAMBAHAN Informasi yang disajikan pada Lampiran 6/1 – 6/9 merupakan informasi keuangan tambahan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., perusahaan induk, yang menyajikan penyertaan Bank pada Anak Perusahaan berdasarkan metode ekuitas. Lampiran 6/10 – 6/13 menyajikan informasi mengenai kualitas aset produktif sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 7/50/PBI/2005 tanggal 29 November 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010. Oleh karena perbedaan antara laporan keuangan perusahaan induk dengan laporan keuangan konsolidasian tidak material, maka Catatan atas Laporan Keuangan perusahaan induk saja tidak disajikan dalam informasi keuangan tambahan ini. Halaman 5/169 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. NERACA - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 7.824.959 8.862.897 13.745.011 12.484.393 5.717.773 4.533.066 19.599.720 30.097.390 10.000 11.554.462 11.564.462 65.000 13.309.529 13.374.529 (54.201) 11.510.261 (5.227) 13.369.302 80.758.917 87.845.693 Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp962.736 dan Rp1.799.927 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 2.432.666 1.898.300 Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar RpNihil dan Rp82.531 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 8.380.736 2.952.117 164.975 341.491 ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp7.172 dan Rp65.806 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp194.543 dan Rp468.304 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Efek-efek Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi, keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai efek-efek dan cadangan kerugian penurunan nilai Obligasi Pemerintah Tagihan Derivatif - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar RpNihil dan Rp5.963 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Kredit yang Diberikan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah Kredit yang Diberikan Dikurangi: Pendapatan yang ditangguhkan Jumlah Kredit yang Diberikan setelah Pendapatan yang ditangguhkan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Kredit yang Diberikan - bersih Halaman 6/1 792.658 206.512.776 207.305.434 - 632.555 170.083.462 170.716.017 (948) 207.305.434 (10.433.376) 196.872.058 170.715.069 (11.470.906) 159.244.163 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. NERACA - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 Tagihan Akseptasi - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp175.750 dan Rp45.943 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 3.619.506 3.672.060 Penyertaan Saham - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp116.956 dan Rp2.106 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 3.919.940 3.550.934 Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi masing-masing sebesar Rp4.755.714 dan Rp4.385.252 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 4.659.758 4.527.116 Aset Pajak Tangguhan - bersih 5.431.540 5.146.769 Aset Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan kerugian masing-masing sebesar Rp1.826.504 dan Rp895.868 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 7.269.327 5.744.306 371.907.147 344.269.997 ASET (lanjutan) JUMLAH ASET Halaman 6/2 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. NERACA - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Kewajiban Segera 881.853 914.812 428.709 58.956.007 59.384.716 312.623 63.652.688 63.965.311 99.021 111.487.339 111.586.360 110.459 95.838.470 95.948.929 720.664 124.182.903 124.903.567 295.874.643 742.285 117.329.770 118.072.055 277.986.295 1.913.796 325.000 5.975.961 8.214.757 2.412.841 3.764.908 6.177.749 - 885.479 65.472 59.686 3.795.256 3.718.003 484.436 634.991 4.492.418 4.400.369 Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi 319.717 374.401 Beban yang Masih Harus Dibayar 434.912 447.082 Hutang Pajak 371.020 412.365 11.800.015 12.386.549 6.149.300 2.769.892 332.883.799 311.167.673 Simpanan Giro Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Tabungan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Deposito berjangka Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Jumlah Simpanan Simpanan dari Bank Lain Giro dan tabungan Inter-bank call money Deposito berjangka Jumlah Simpanan dari Bank Lain Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Kewajiban Derivatif Kewajiban Akseptasi Efek-efek yang Diterbitkan - setelah dikurangi diskonto yang belum diamortisasi masing-masing sebesar RpNihil dan RpNihil pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Pinjaman yang Diterima Kewajiban Lain-lain Pinjaman Subordinasi JUMLAH KEWAJIBAN Halaman 6/3 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. NERACA - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS (lanjutan) EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar. Modal Dasar - 1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan 31.999.999.999 lembar Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan dan Disetor - 1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan 20.981.620.875 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 30 September 2010 (1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan 20.958.854.098 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 30 September 2009) Dana Setoran Modal Tambahan Modal Disetor/Agio Saham Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan Selisih Revaluasi Aset Tetap 10.490.810 10.479.427 - - 6.937.045 6.893.601 19.023 138.675 (437.222) (133.803) - Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan - (17.090) (25.299) 8.834 22.867 Saldo Laba - (saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi - reorganisasi pada tanggal 30 April 2003) - Sudah Ditentukan Penggunaannya - Belum Ditentukan Penggunaannya Jumlah Saldo Laba 5.706.921 16.315.027 22.021.948 5.706.921 10.019.935 15.726.856 JUMLAH EKUITAS 39.023.348 33.102.324 371.907.147 344.269.997 Opsi Saham JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Halaman 6/4 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN LABA RUGI - PERUSAHAAN INDUK UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Jumlah Pendapatan Bunga 22.592.459 22.592.459 21.834.736 615.850 22.450.586 Beban Bunga Beban bunga Beban pendanaan lainnya Jumlah Beban Bunga (9.253.676) (9.253.676) (11.070.508) (90.943) (11.161.451) PENDAPATAN BUNGA - BERSIH 13.338.783 11.289.135 3.089.385 412.005 1.906.973 5.408.363 2.617.642 483.756 615.126 3.716.524 (1.861.042) (1.542.933) (4.508) (84.102) (953.648) (574.076) Pendapatan Operasional Lainnya Provisi dan komisi lainnya Laba selisih kurs - bersih Lain-lain Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya Pembalikan/(Pembentukan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Kerugian Keuntungan/(Kerugian) yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/Penurunan Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah 4.939 Keuntungan/(Kerugian) dari Penjualan Efek-efek dan Obligasi Pemerintah 127.558 Beban Operasional Lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Lain-lain - bersih Jumlah Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional - Bersih LABA SEBELUM MANFAAT/(BEBAN) PAJAK Manfaat/(Beban) Pajak Periode Berjalan Tangguhan Jumlah Beban Pajak - Bersih LABA BERSIH Halaman 6/5 (2.121) 125.779 (3.597.254) (3.100.852) (975.116) (7.673.222) (3.082.941) (2.556.892) (561.474) (6.201.307) 8.387.223 6.726.899 18.960 235.771 8.406.183 6.962.670 (1.493.220) (527.335) (2.020.555) (1.429.488) (913.470) (2.342.958) 6.385.628 4.619.712 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - PERUSAHAAN INDUK UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Modal Ditempatkan dan Disetor Saldo pada tanggal 31 Desember 2009 Pembayaran dividen tunai dari laba bersih tahun 2009 Alokasi laba bersih tahun 2009 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Selisih Kurs Pemerintah karena Penjabaran yang Tersedia Laporan Keuangan untuk Dijual Selisih dalam Mata Setelah Dikurangi Revaluasi Uang Asing Pajak Tangguhan Aset Tetap Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham Dana Setoran Modal 10.485.058 - 6.911.587 120.963 - - - - (260.756) - - Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan (22.890) - - - - - - - - 5.752 - 25.458 - - - - - - - - - - (101.940) Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan - - - - Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan - - - - (176.466) - Saldo Laba*) Opsi Saham Sudah Ditentukan Belum Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya 16.174 5.706.921 - (7.340) - Jumlah Jumlah Ekuitas 12.151.712 17.858.633 35.108.769 - (2.100.437) (2.100.437) (2.100.437) - (286.219) (286.219) (286.219) - - - 23.870 - - - (101.940) (176.466) - - - - - - - 3.028 - - - - 3.028 Penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) – kelebihan cadangan kerugian penurunan nilai setelah dikurangi pajak tangguhan - - - - - - 2.772 - - 164.343 164.343 167.115 Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 - - - - - - - - - 6.385.628 6.385.628 6.385.628 10.490.810 - 6.937.045 19.023 8.834 5.706.921 16.315.027 22.021.948 39.023.348 Saldo pada tanggal 30 September 2010 (437.222) *) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003. Halaman 6/6 - (17.090) PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - PERUSAHAAN INDUK UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Modal Ditempatkan dan Disetor Saldo pada tanggal 31 Desember 2008 Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham Dana Setoran Modal 10.452.824 Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Selisih Kurs Pemerintah karena Penjabaran yang Tersedia Laporan Keuangan untuk Dijual Selisih dalam Mata Setelah Dikurangi Revaluasi Uang Asing Pajak Tangguhan Aset Tetap - 6.809.056 239.625 (170.310) - Pembentukan cadangan umum dan khusus dari laba bersih tahun 2008 - - - - - - Pembayaran dividen dari laba bersih tahun 2008 - - - - - - Alokasi laba bersih tahun 2008 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan (50.935) Sudah Ditentukan Belum Ditentukan Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Ekuitas 5.680.357 - - 26.564 (26.564) - - - (1.859.488) (1.859.488) (1.859.488) - (212.512) (212.512) (212.512) - - - - - - - - 84.545 - - - - - - - - - - (31.598) - 7.498.787 Jumlah 54.465 26.603 (100.950) Saldo Laba*) Opsi Saham 13.179.144 - 30.513.869 - - - - 79.550 - - - (100.950) Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan - - - - 36.507 - - - - - - 36.507 Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan - - - - - - 25.636 - - - - 25.636 Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 - - - - - - - - - 4.619.712 4.619.712 4.619.712 10.479.427 - 6.893.601 138.675 22.867 5.706.921 10.019.935 15.726.856 33.102.324 Saldo pada tanggal 30 September 2009 (133.803) *) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003. Halaman 6/7 - (25.299) PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN ARUS KAS - PERUSAHAAN INDUK UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL Penerimaan pendapatan bunga Penerimaan pendapatan provisi dan komisi Pembayaran beban bunga Pembayaran beban pendanaan lainnya Penerimaan dari penjualan Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Pembelian Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Laba selisih kurs - bersih Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Pendapatan bukan operasional - lainnya Arus kas dari aktivitas operasional sebelum perubahan aset dan kewajiban operasional 2009 20.956.881 3.089.385 (9.262.528) - 22.430.020 3.233.486 (10.535.197) (422.734) 28.272.538 8.054.245 (28.069.489) 298.736 905.097 (1.757.479) (3.597.254) (2.832.935) (51.879) (8.097.001) 476.072 383.711 (1.728.179) (2.774.611) (2.265.430) 208.110 7.951.073 8.962.492 (Kenaikan)/Penurunan atas aset operasional: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain*) Efek-efek dan obligasi pemerintah - untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi*) Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Kredit yang diberikan Penerimaan atas aset produktif yang telah dihapusbukukan Aset lain-lain 40.671.825 2.660.885 15.346.033 576.972 (29.762.379) 1.006.815 (3.851.590) 8.007.831 1.110.316 (16.698.510) 1.343.807 (2.270.207) Kenaikan/(Penurunan) atas kewajiban operasional: Giro Tabungan Deposito berjangka Inter-bank call money Kewajiban segera Hutang pajak Kewajiban lain-lain (14.493.638) 5.181.894 3.618.526 325.000 328.968 (2.871.992) 3.990.668 (1.690.487) 6.340.586 4.592.608 (7.588) 365.493 (4.157.919) 5.480.622 28.018.175 14.039.929 Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas operasional ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (Kenaikan)/Penurunan efek-efek - tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (Kenaikan)/Penurunan Obligasi Pemerintah - tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo (Kenaikan)/Penurunan penyertaan saham Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembelian aset tetap (Kenaikan)/Penurunan efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas investasi *) (358.333) (5.603.640) (176.466) (343.324) 1.941 (200.822) 31.586 (304.145) 51.969 (379.058) (3.565.993) (2.906.183) (4.642.997) (9.109.471) Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f) Halaman 6/8 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN ARUS KAS - PERUSAHAAN INDUK UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan/(Penurunan) atas efek-efek yang diterbitkan Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman yang diterima Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman subordinasi Kenaikan/(Penurunan) efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Eksekusi hak opsi Pembayaran dividen, dana Program Kemitraan, program Bina Lingkungan dan tantiem (2.386.656) (2.072.000) Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas pendanaan (1.700.505) (6.473.384) KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 21.674.673 (1.542.926) KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 30.263.242 27.489.088 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 51.937.915 25.946.162 Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain*) Sertifikat Bank Indonesia*) 7.824.959 13.745.011 5.724.945 19.794.263 4.848.737 8.862.897 12.484.393 4.598.872 - Jumlah kas dan setara kas 51.937.915 25.946.162 (138.183) 1.184.588 (67.768) (316.356) 23.870 (144.213) (4.238.214) (98.507) 79.550 Kas dan setara kas pada akhir periode terdiri dari: Informasi Tambahan Arus Kas Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Keuntungan/(Kerugian) dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Penambahan aset tetap yang berasal dari Perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) *) (176.466) 36.507 4.939 (2.121) - (131.640) Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f) Halaman 6/9 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) BANK NO POS-POS 30 September 2010 L I 1 PIHAK TERKAIT Penempatan pada bank lain a. Rupiah b. Valuta asing DPK D M JUMLAH - - - - - - - - - - 9.948 - - - - - 9.948 - Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) a. Rupiah b. Valuta asing - - - - - - 5 Tagihan Akseptasi - - - - - - 6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan a. Rupiah b. Valuta asing - - - - - - - - - 2.622 2.622 790.037 552.147 237.890 515 515 2.030 4.033.413 2 3 4 7 Tagihan spot dan derivatif a. Rupiah b. Valuta asing Surat berharga a. Rupiah b. Valuta asing Kredit a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) i. Rupiah ii. Valuta asing b. Bukan debitur UMKM i. Rupiah ii. Valuta asing c. Kredit yang direstrukturisasi i. Rupiah ii. Valuta asing d. Kredit properti 8 Penyertaan 9 Penyertaan modal sementara 233.205 KL 2.582 2.582 789.796 551.906 237.890 515 515 1.962 40 40 240 240 67 1 - - - - - - - - - - 82.185 6.195 - - - - 82.185 6.195 - - - - - - 4.000.805 21.173.759 - - - 175.209 50 - - - - 91.135.084 1.165.470 - - - 85.562 - 91.220.646 1.165.470 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) a. Rupiah b. Valuta asing 8.380.736 - - - - - 8.380.736 - 5 Tagihan Akseptasi 3.536.736 257.131 1.389 - - 3.795.256 6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan a. Rupiah b. Valuta asing 1.639.233 653.985 153.784 164.953 16.351 1.116 26.092.520 25.765.643 326.877 157.770.210 130.279.704 27.490.506 5.636.236 4.990.541 645.695 13.213.597 2.499.452 2.476.009 23.443 14.997.771 9.037.502 5.960.269 8.500.330 3.452.293 5.048.037 1.723.650 170.680 169.595 1.085 371.964 255.013 116.951 177.084 60.179 116.905 53.862 10 11 II 1 2 3 4 7 Komitmen dan kontinjensi a. Rupiah b. Valuta asing Aset yang diambil alih PIHAK TIDAK TERKAIT Penempatan pada bank lain a. Rupiah b. Valuta asing Tagihan spot dan derivatif a. Rupiah b. Valuta asing Surat berharga a. Rupiah b. Valuta asing Kredit a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) i. Rupiah ii. Valuta asing b. Bukan debitur UMKM i. Rupiah ii. Valuta asing c. Kredit yang direstrukturisasi i. Rupiah ii. Valuta asing d. Kredit properti 4.033.413 1 1 233.205 257.508 257.508 560.064 365.313 194.751 15.423 15.423 48.592 111.439 4.000.805 21.285.198 175.209 50 145.944 620.035 1.955.312 1.440.089 779.641 777.073 2.568 3.012.966 1.683.149 1.329.817 835.893 568.270 267.623 302.218 29.799.801 29.445.828 353.973 176.712.975 141.620.681 35.092.294 15.164.966 9.086.706 6.078.260 15.341.919 8 Penyertaan - - - - - - 9 Penyertaan modal sementara - - - 3.483 - 3.483 94.640 1.390 - 6.045 238 10 11 Transaksi Rekening Administratif a. Rupiah b. Valuta asing Aset yang diambil alih 11.832.602 15.521.490 154.872 264.169 - Halaman 6/10 - - 133.614 - 12.088.159 15.787.287 133.614 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) BANK NO POS-POS 30 September 2010 L III 1 DPK KL D M INFORMASI LAIN Total aset bank yang dijaminkan: a. Pada Bank Indonesia b. Pada pihak lain JUMLAH - 2 Total CKPN aset keuangan atas aset produktif 12.017.420 3 Total PPA yang wajib dibentuk atas aset 11.101.985 4 Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit 5 Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total kredit 6 Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur 29,82% 7 Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total debitur 28,29% 8 Lainnya a. Penerusan kredit b. Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah c. Aset produktif yang dihapus buku d. Aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan/berhasil ditagih e. Aset produktif yang dihapus tagih 14,38% 4,98% 13.282.580 2.144.790 1.129.092 - CADANGAN PENYISIHAN KERUGIAN 30 September 2010 CKPN No POS-POS 1 Penempatan pada bank lain Individual PPA wajib dibentuk Umum Khusus Kolektif 90.276 111.439 226.537 - - 1.650 - 92.830 34.056 46.459 85.562 - - 46.176 - 5 Tagihan Akseptasi 157.081 18.669 35.367 13.065 6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan 949.610 13.126 22.932 784.537 7.273.979 3.159.397 2.208.175 7.518.295 8 Penyertaan - 115.216 50 - 9 Penyertaan modal sementara - 1.741 - 1.741 2 Tagihan spot dan derivatif 3 Surat berharga 4 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) 7 Kredit Halaman 6/11 111.439 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) BANK NO POS-POS 30 September 2009 L I 1 PIHAK TERKAIT Penempatan pada bank lain a. Rupiah b. Valuta asing DPK D M JUMLAH - - - - - - - - - - 64.225 - - - - - 64.225 - Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) a. Rupiah b. Valuta asing - - - - - - 5 Tagihan Akseptasi - - - - - - 6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan a. Rupiah b. Valuta asing - - - - - - - - - 10.720 10.720 621.836 255.416 366.420 36.515 36.515 3.896 3.553.040 2 3 4 7 Tagihan spot dan derivatif a. Rupiah b. Valuta asing Surat berharga a. Rupiah b. Valuta asing Kredit a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) i. Rupiah ii. Valuta asing b. Bukan debitur UMKM i. Rupiah ii. Valuta asing c. Kredit yang direstrukturisasi i. Rupiah ii. Valuta asing d. Kredit properti 8 Penyertaan 9 Penyertaan modal sementara 251.379 KL 10.688 10.688 621.799 255.379 366.420 36.515 36.515 3.859 32 32 37 37 37 - - - - - - - - - - 27.493 470 - - - - 27.493 470 - - - - - - 5.364.328 29.336.581 - - - 349.412 480 - - - - 349.412 480 100.112.354 1.091.385 - 28.986 - - 100.112.354 1.120.371 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) a. Rupiah b. Valuta asing 3.034.648 - - - - - 3.034.648 - 5 Tagihan Akseptasi 3.584.298 133.219 486 3.718.003 6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan a. Rupiah b. Valuta asing 1.730.530 860.044 168.393 120.932 145.944 672.384 2.044.867 1.653.360 21.994.223 21.733.810 260.413 122.943.343 104.706.233 18.237.110 5.388.210 4.565.428 822.782 11.043.307 2.539.411 2.513.596 25.815 15.608.971 8.682.860 6.926.111 9.822.594 3.881.238 5.941.356 2.447.611 624.168 614.391 9.777 4.709.166 1.914.260 2.794.906 1.510.914 583.695 927.219 416.808 25.507.737 25.209.201 298.536 144.574.776 116.049.504 28.525.272 17.136.852 9.278.190 7.858.662 14.073.752 10 11 II 1 2 3 4 7 Komitmen dan kontinjensi a. Rupiah b. Valuta asing Aset yang diambil alih PIHAK TIDAK TERKAIT Penempatan pada bank lain a. Rupiah b. Valuta asing Tagihan spot dan derivatif a. Rupiah b. Valuta asing Surat berharga a. Rupiah b. Valuta asing Kredit a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) i. Rupiah ii. Valuta asing b. Bukan debitur UMKM i. Rupiah ii. Valuta asing c. Kredit yang direstrukturisasi i. Rupiah ii. Valuta asing d. Kredit properti 3.553.040 251.379 - - 163.853 161.322 2.531 688.471 505.032 183.439 306.517 139.212 167.305 111.709 186.082 186.082 624.825 241.119 383.706 108.617 108.617 54.317 212.278 5.364.328 29.548.859 8 Penyertaan - - - - - - 9 Penyertaan modal sementara - - - - - - 10 11 Transaksi Rekening Administratif a. Rupiah b. Valuta asing Aset yang diambil alih 9.246.610 16.274.934 399.491 215.250 - Halaman 6/12 - - 45 551 - 169.373 35.186 19.330 - 9.681.332 16.510.065 169.373 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) BANK NO POS-POS 30 September 2009 L III 1 DPK KL D M INFORMASI LAIN Total aset bank yang dijaminkan: a. Pada Bank Indonesia b. Pada pihak lain JUMLAH - 2 Total CKPN aset keuangan atas aset produktif 14.023.441 3 Total PPA yang wajib dibentuk atas aset 12.377.797 4 Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit 5 Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total kredit 6 Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur 61,86% 7 Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total debitur 60,09% 8 Lainnya a. Penerusan kredit b. Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah c. Aset produktif yang dihapus buku d. Aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan/berhasil ditagih e. Aset produktif yang dihapus tagih 16,93% 5,56% 14.322.745 1.419.541 1.489.496 - CADANGAN PENYISIHAN KERUGIAN 30 September 2009 CKPN No POS-POS Individual PPA wajib dibentuk Umum Khusus Kolektif 1 Penempatan pada bank lain - 534.110 306.032 212.278 2 Tagihan spot dan derivatif - 5.963 3.475 4.348 3 Surat berharga - 81.955 15.176 4 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) - 82.531 30.346 - 5 Tagihan Akseptasi - 45.943 35.843 7.146 6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan - 1.799.927 25.906 832.794 7 Kredit - 11.470.906 1.578.420 9.324.454 8 Penyertaan - 2.106 1.579 - 9 Penyertaan modal sementara - - - - Halaman 6/13