PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK

advertisement
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasian................................................................................................... Halaman 1/1 – 1/4
Laba Rugi Konsolidasian........................................................................................................Halaman 2/1
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian.................................................................. Halaman 3/1 – 3/2
Laporan Arus Kas Konsolidasian.................................................................................. Halaman 4/1 – 4/2
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian...................................................... Halaman 5/1 – 5/169
Daftar Informasi Tambahan............................................................................................... Halaman 5/169
************************
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009
2a, 2b, 2f
8.698.261
9.392.615
Giro pada Bank Indonesia
2b, 2f, 2g, 4
15.045.245
13.421.573
Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai masing-masing
sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009
2b, 2f, 2g, 5
6.282.039
5.089.094
2b, 2h, 6
21.544.291
30.755.954
10.000
13.582.076
13.592.076
65.000
16.543.818
16.608.818
(104.230)
13.487.846
(11.138)
16.597.680
ASET
Kas
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp196.853 dan
Rp468.338 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
Efek-efek
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
2b, 2e, 2i, 7
50a
Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi,
keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi
dari kenaikan/(penurunan) nilai efek-efek dan
cadangan kerugian penurunan nilai
Obligasi Pemerintah
2b, 2j, 8
82.181.334
88.363.081
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan
- setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp962.736 dan
Rp1.799.927 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
2b, 2k, 9
2.469.553
1.916.824
Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual
Kembali - setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai masing-masing sebesar RpNihil
dan Rp82.531 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
2b, 2l, 10
8.382.785
3.220.948
165.427
342.177
Tagihan Derivatif - setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai masing-masing sebesar
RpNihil dan Rp5.963 pada tanggal
30 September 2010 dan 2009
Kredit yang Diberikan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Jumlah Kredit yang Diberikan
Dikurangi: Pendapatan yang ditangguhkan
Jumlah Kredit yang Diberikan setelah
pendapatan yang ditangguhkan
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah Kredit yang Diberikan - bersih
Piutang Pembiayaan Konsumen setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp19.020 dan Rp22.724
pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
2b, 2m, 11
2b, 2e, 2n, 12
50a
2b, 2o, 13
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 1/1
818.148
229.170.961
229.989.109
-
643.723
186.261.888
186.905.611
(948)
229.989.109
(11.713.196)
218.275.913
186.904.663
(12.264.551)
174.640.112
1.845.292
1.354.358
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009
ASET (lanjutan)
Tagihan Akseptasi - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai masing-masing
sebesar Rp175.750 dan Rp45.943 pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009
2b, 2p, 14
3.619.506
3.672.060
Penyertaan Saham - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai masing-masing
sebesar Rp2.404 dan Rp2.106 pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009
2b, 2q, 15
7.368
156.022
Investasi Pemegang Polis pada Kontrak Unit Link
16
6.810.254
-
2s, 17, 34c
4.976.981
4.730.683
2aa, 30e
5.515.381
5.188.528
2b, 2r, 2t, 18
10.058.053
7.652.476
409.365.529
366.494.185
Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan amortisasi masing-masing sebesar
Rp5.200.373 dan Rp4.761.587 pada tanggal
30 September 2010 dan 2009
Aset Pajak Tangguhan - bersih
Aset Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan
penghapusan masing-masing sebesar
Rp1.849.183 dan Rp922.786 pada tanggal
30 September 2010 dan 2009
JUMLAH ASET
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 1/2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Kewajiban Segera
2u
Simpanan
Giro
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
2b, 2e, 2v, 19
50a
Tabungan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
2b, 2e, 2v, 20
50a
Deposito berjangka
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
2b, 2e, 2v, 21
50a
Jumlah Simpanan
Simpanan dari Bank Lain
Giro dan tabungan
Inter-bank call money
Deposito berjangka
Jumlah Simpanan dari Bank Lain
Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan
Janji Dibeli Kembali
2b, 2w, 22
2b, 2w, 23
2b, 2w, 24
2l, 25
920.893
985.328
139.542
62.627.683
62.767.225
282.980
66.511.384
66.794.364
113.860
120.218.122
120.331.982
113.522
102.217.219
102.330.741
503.968
137.595.753
138.099.721
321.198.928
659.832
125.712.062
126.371.894
295.496.999
1.838.776
263.000
6.659.129
8.760.905
2.395.112
4.543.708
6.938.820
-
1.026.948
Kewajiban Derivatif
2m, 11
65.735
64.781
Kewajiban Akseptasi
2p, 26
3.795.256
3.718.003
1.509.436
1.509.436
10.000
1.424.991
1.434.991
(1.704)
1.507.732
1.434.991
5.254.619
5.239.266
Efek-efek yang Diterbitkan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
2b, 2e, 2x, 27
50a
Dikurangi: Biaya penerbitan yang
belum diamortisasi
Pinjaman yang Diterima
2b, 2y, 28
Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi
29c
323.319
377.028
Kewajiban Kepada Pemegang Polis Unit Link
16
6.810.254
-
812.271
543.429
562.594
442.780
31
13.731.722
14.170.551
2b, 2z, 32
6.144.050
2.769.892
369.888.278
333.208.816
453.903
183.045
Beban yang Masih Harus Dibayar
Hutang Pajak
2aa, 30a
Kewajiban Lain-lain
Pinjaman Subordinasi
JUMLAH KEWAJIBAN
Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak
Perusahaan yang Dikonsolidasi
2c, 33
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 1/3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (lanjutan)
EKUITAS
Modal Saham - nilai nominal Rp500 (nilai penuh)
per lembar. Modal Dasar - 1 lembar Saham
Dwiwarna Seri A dan 31.999.999.999 lembar
Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan dan
Disetor - 1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan
20.981.620.875 lembar Saham Biasa Seri B pada
tanggal 30 September 2010 (1 lembar Saham
Dwiwarna Seri A dan 20.958.854.098 lembar
Saham Biasa Seri B pada tanggal 30 September 2009)
34a
Dana Setoran Modal
10.490.810
10.479.427
-
-
Tambahan Modal Disetor/Agio Saham
34b
6.937.045
6.893.601
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan
dalam Mata Uang Asing
2d
19.023
138.675
2i, 2j
(437.222)
(133.803)
Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi
dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan
Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk
Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
Selisih Revaluasi Aset Tetap
2s, 17a, 34c
Selisih Transaksi Perubahan
Ekuitas Anak Perusahaan
2q, 34e
(17.090)
(25.299)
Opsi Saham
2af, 35
8.834
22.867
5.706.921
16.315.027
22.021.948
5.706.921
10.019.935
15.726.856
39.023.348
33.102.324
409.365.529
366.494.185
Saldo Laba - (saldo rugi sebesar Rp162.874.901
telah dieliminasi dengan tambahan modal
disetor/agio saham pada saat kuasireorganisasi pada tanggal 30 April 2003)
- Sudah Ditentukan Penggunaannya
- Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Saldo Laba
34b, 34d
34b, 34d
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 1/4
-
-
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga
Pendapatan provisi dan komisi
Jumlah Pendapatan Bunga
Beban Bunga
Beban bunga
Beban pendanaan lainnya
Jumlah Beban Bunga
2ab
2ad
36
25.633.514
25.633.514
23.670.073
689.081
24.359.154
2ab, 37
(10.898.696)
(10.898.696)
(11.943.485)
(90.943)
(12.034.428)
14.734.818
12.324.726
PENDAPATAN (BEBAN) BUNGA - BERSIH
Pendapatan Premi
Beban Klaim
2ac
2ac
380.695
(150.927)
-
229.768
-
14.964.586
12.324.726
2ad
2d
38
3.661.274
423.365
1.592.528
5.677.167
2.960.959
495.074
359.656
3.815.689
Pembalikan/(Pembentukan) Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
2b, 39
(2.266.254)
(1.751.698)
Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Estimasi
Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi
2b, 29c
(5.226)
(84.224)
Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Kerugian
2r, 40
(949.496)
(580.076)
Keuntungan/(Kerugian) yang Belum Direalisasi
dari Kenaikan/Penurunan Nilai Wajar Efek-efek
dan Obligasi Pemerintah
2i, 2j, 41
15.042
12.502
Keuntungan/(Kerugian) dari Penjualan
Efek-efek dan Obligasi Pemerintah
2i, 2j, 42
147.408
169.599
PENDAPATAN PREMI (BEBAN KLAIM) - BERSIH
PENDAPATAN (BEBAN) BUNGA - BERSIH DAN
PENDAPATAN PREMI (BEBAN KLAIM) - BERSIH
Pendapatan Operasional Lainnya
Provisi dan komisi lainnya
Laba selisih kurs - bersih
Lain-lain
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
Beban Operasional Lainnya
Beban gaji dan
tunjangan
Beban umum dan administrasi
Lain-lain - bersih
Jumlah Beban Operasional Lainnya
2e, 2ae, 2af,
35, 43, 45
2s, 44
46
LABA OPERASIONAL
Pendapatan Bukan Operasional - Bersih
47
LABA SEBELUM MANFAAT/(BEBAN) PAJAK
DAN HAK MINORITAS
Manfaat/(Beban) Pajak
Periode Berjalan
Tangguhan
Jumlah Manfaat/(Beban) Pajak - Bersih
2aa, 30b, 30c
2aa, 30b, 30d
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
SEBELUM HAK MINORITAS
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
2c
LABA BERSIH
LABA PER SAHAM
Dasar (dalam Rupiah penuh)
Dilusian (dalam Rupiah penuh)
(4.164.653)
(3.775.095)
(1.120.064)
(9.059.812)
(3.525.263)
(2.941.170)
(643.558)
(7.109.991)
8.523.415
6.796.527
141.874
324.571
8.665.289
7.121.098
(1.690.289)
(520.081)
(2.210.370)
(1.560.176)
(916.750)
(2.476.926)
6.454.919
4.644.172
(69.291)
(24.460)
6.385.628
4.619.712
304,42
304,25
220,71
220,54
2ag
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 2/1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009
Pembayaran dividen tunai dari laba bersih
tahun 2009
Alokasi laba bersih tahun 2009 untuk Dana
Program Kemitraan dan Dana Bina
Lingkungan
Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi
Manajemen Berbasis Saham (MSOP)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam mata uang asing
Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi
dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek
dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual
Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
34d
34d
1a, 2af, 34a,
34b, 35
2d
2i, 2j
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan
Penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) – kelebihan
cadangan kerugian penurunan nilai setelah
dikurangi pajak tangguhan
Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir
pada tanggal 30 September 2010
Saldo pada tanggal 30 September 2010
3
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Keuntungan/(Kerugian)
Bersih yang Belum
Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan)
nilai wajar
Efek-efek
dan Obligasi
Selisih Kurs
Pemerintah
karena Penjabaran
yang Tersedia
Laporan Keuangan
untuk Dijual
Selisih
dalam Mata
Setelah Dikurangi
Revaluasi
Uang Asing
Pajak Tangguhan
Aset Tetap
Tambahan
Modal Disetor/
Agio Saham
Dana Setoran
Modal
10.485.058
-
6.911.587
120.963
-
-
-
-
(260.756)
-
Selisih
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Anak Perusahaan
-
(22.890)
-
-
-
-
-
-
-
-
5.752
-
25.458
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(101.940)
-
-
-
-
-
-
-
-
(176.466)
-
Saldo Laba*)
Opsi
Saham
Sudah Ditentukan Belum Ditentukan
Penggunaannya
Penggunaannya
16.174
5.706.921
-
(7.340)
-
Jumlah
Jumlah Ekuitas
12.151.712
17.858.633
35.108.769
-
(2.100.437)
(2.100.437)
(2.100.437)
-
(286.219)
(286.219)
(286.219)
-
-
-
23.870
-
-
-
(101.940)
(176.466)
-
-
-
-
-
-
-
3.028
-
-
-
-
3.028
-
-
-
-
-
-
2.772
-
-
164.343
164.343
167.115
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6.385.628
6.385.628
6.385.628
10.490.810
-
6.937.045
19.023
8.834
5.706.921
16.315.027
22.021.948
39.023.348
(437.222)
-
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 3/1
(17.090)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2008
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Tambahan
Modal Disetor/
Agio Saham
Dana Setoran
Modal
10.452.824
Keuntungan/(Kerugian)
Bersih yang Belum
Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan)
nilai wajar
Efek-efek
dan Obligasi
Selisih Kurs
Pemerintah
karena Penjabaran
yang Tersedia
Laporan Keuangan
untuk Dijual
Selisih
dalam Mata
Setelah Dikurangi
Revaluasi
Uang Asing
Pajak Tangguhan
Aset Tetap
-
6.809.056
239.625
(170.310)
-
Pembentukan cadangan umum dan khusus dari
laba bersih tahun 2008
34d
-
-
-
-
-
-
Pembayaran dividen dari laba bersih
tahun 2008
34d
-
-
-
-
-
-
Alokasi laba bersih tahun 2008 untuk Dana
Program Kemitraan dan Dana Bina
Lingkungan
Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi
Manajemen Berbasis Saham (MSOP)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam mata uang asing
Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi
Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah
Dikurangi Pajak Tangguhan
34d
1a, 2af, 34a,
34b, 35
2d
(50.935)
Sudah Ditentukan Belum Ditentukan
Penggunaannya
Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
5.680.357
-
-
26.564
(26.564)
-
-
-
(1.859.488)
(1.859.488)
(1.859.488)
-
(212.512)
(212.512)
(212.512)
-
-
-
-
-
-
-
-
84.545
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(31.598)
-
7.498.787
Jumlah
54.465
26.603
(100.950)
Saldo Laba*)
Opsi
Saham
13.179.144
-
30.513.869
-
-
-
-
79.550
-
-
-
(100.950)
-
-
-
-
36.507
-
-
-
-
-
-
36.507
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan
-
-
-
-
-
-
25.636
-
-
-
-
25.636
Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir
pada tanggal 30 September 2009
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.619.712
4.619.712
4.619.712
10.479.427
-
6.893.601
138.675
22.867
5.706.921
10.019.935
15.726.856
33.102.324
Saldo pada tanggal 30 September 2009
2i, 2j
Selisih
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Anak Perusahaan
(133.803)
-
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 3/2
(25.299)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL
Penerimaan pendapatan bunga
Penerimaan pendapatan provisi dan komisi
Pembayaran beban bunga
Pembayaran beban pendanaan lainnya
Penerimaan dari penjualan Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Pembelian Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Laba selisih kurs - bersih
Pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Beban gaji dan tunjangan
Beban umum dan administrasi
Pendapatan bukan operasional - lainnya
Arus kas dari aktivitas operasional sebelum
perubahan aset dan kewajiban operasional
2010
2009
24.534.927
3.891.041
(10.629.347)
-
24.291.682
3.650.041
(11.391.685)
(422.734)
28.272.538
8.054.245
(28.069.489)
(233.354)
663.831
(2.041.663)
(4.164.653)
(3.436.156)
6.155
(8.097.001)
435.726
473.478
(1.647.022)
(3.216.932)
(2.606.857)
273.263
8.793.830
9.796.204
(Kenaikan)/Penurunan atas aset operasional:
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain*)
Efek-efek dan obligasi pemerintah - untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi*)
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Penerimaan atas aset produktif yang telah dihapusbukukan
Aset lain-lain
41.749.595
(3.215.508)
16.934.138
558.634
(33.625.958)
(1.864.312)
1.190.016
(5.147.602)
9.206.811
1.111.142
(17.632.794)
(1.377.082)
1.373.552
(2.903.717)
Kenaikan/(penurunan) atas kewajiban operasional:
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Inter-bank call money
Kewajiban segera
Hutang pajak
Kewajiban lain-lain
(14.066.431)
6.669.987
6.756.369
263.000
347.336
(2.983.525)
4.599.140
(983.422)
7.381.406
3.956.031
(7.588)
365.530
(4.291.895)
5.840.376
30.174.217
8.619.046
Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk)
aktivitas operasional
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
(Kenaikan)/Penurunan efek-efek - tersedia untuk
dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo
(Kenaikan)/Penurunan Obligasi Pemerintah - tersedia
untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo
(Kenaikan)/Penurunan penyertaan saham
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Pembelian aset tetap
(Kenaikan)/Penurunan efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali
Kenaikan hak minoritas
17
Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk)
aktivitas investasi
*)
(377.115)
(1.319.706)
(176.466)
179.180
1.941
(354.151)
152.482
73.500
57.110
(442.366)
(3.446.756)
264.409
(2.636.401)
130.516
(3.908.958)
(3.984.865)
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh
tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 4/1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Kenaikan/(Penurunan) atas efek-efek
yang diterbitkan
Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman yang diterima
Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman subordinasi
Kenaikan/(Penurunan) efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali
Eksekusi hak opsi saham
Pembayaran dividen, dana Program Kemitraan,
program Bina Lingkungan dan tantiem
2010
2009
(163.283)
1.310.263
(103.810)
(316.356)
23.870
34d
418.388
(4.269.754)
(98.507)
45.054
79.550
(2.386.656)
(2.072.000)
Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk)
aktivitas pendanaan
(1.635.972)
(5.897.269)
KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS
DAN SETARA KAS
24.629.287
(1.263.088)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
32.413.361
29.237.481
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
57.042.648
27.974.393
8.698.261
15.045.245
6.294.426
21.741.144
5.263.572
9.392.615
13.421.573
5.160.205
-
57.042.648
27.974.393
Kas dan setara kas pada akhir periode terdiri dari:
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain*)
Sertifikat Bank Indonesia*)
4
5
Jumlah kas dan setara kas
*)
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh
tempo tiga bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f)
Informasi Tambahan Arus Kas
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:
Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan)
nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia
untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
Keuntungan/(Kerugian) dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar
Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi
Penambahan aset tetap yang berasal dari
Perjanjian Kerjasama Operasional (KSO)
(176.466)
36.507
15.042
12.502
-
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 4/2
(131.640)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Indeks Catatan Laporan Keuangan Konsolidasian
Halaman
UMUM......................................................................................................................................... 3
a.
Pendirian Usaha ................................................................................................................ 3
b.
Penggabungan Usaha ....................................................................................................... 3
c.
Rekapitalisasi..................................................................................................................... 4
d.
Penawaran Umum Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi............. 5
e.
Kuasi-Reorganisasi............................................................................................................ 7
f.
Divestasi Kepemilikan Saham oleh Pemerintah................................................................ 7
g.
Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi .................................................................... 7
h.
Struktur dan Manajemen ................................................................................................... 11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI ....................................................................................... 14
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian ..................................................... 14
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan..................................................... 15
c.
Prinsip-prinsip Konsolidasian............................................................................................. 28
d.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing.................................................................. 29
e.
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa ............................. 29
f.
Kas dan Setara Kas........................................................................................................... 30
g.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain ......................................................................... 30
h.
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain ........................................................... 31
i.
Efek-efek ........................................................................................................................... 31
j.
Obligasi Pemerintah .......................................................................................................... 32
k.
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan....................................................................... 32
l.
Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali
dan Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali ........................... 32
m. Tagihan dan Kewajiban Derivatif ....................................................................................... 33
n.
Kredit yang Diberikan......................................................................................................... 34
o.
Piutang Pembiayaan Konsumen ....................................................................................... 36
p.
Tagihan dan Kewajiban Akseptasi..................................................................................... 37
q.
Penyertaan Saham ............................................................................................................ 37
r.
Penyisihan Kerugian Aset Non-Produktif........................................................................... 38
s.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha ........................................................................... 38
t.
Aset Lain-lain ..................................................................................................................... 40
u.
Kewajiban Segera.............................................................................................................. 41
v.
Simpanan........................................................................................................................... 41
w.
Simpanan dari Bank Lain................................................................................................... 42
x.
Efek-efek yang Diterbitkan ................................................................................................ 42
y.
Pinjaman yang Diterima....................................................................................................... 42
z.
Pinjaman Subordinasi.......................................................................................................... 42
aa. Perpajakan......................................................................................................................... 43
ab. Pendapatan dan Beban Bunga.......................................................................................... 43
ac. Pendapatan Premi dan Beban Klaim................................................................................. 45
ad. Pendapatan Provisi dan Komisi......................................................................................... 45
ae. Imbalan Kerja..................................................................................................................... 45
af. Opsi Saham ....................................................................................................................... 46
ag. Laba per Saham ................................................................................................................ 47
ah. Informasi Segmen ............................................................................................................. 47
3. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) dan PSAK 55 (REVISI 2006).......... 47
4. GIRO PADA BANK INDONESIA ............................................................................................... 48
5. GIRO PADA BANK LAIN ........................................................................................................... 49
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN .................................................. 50
7. EFEK-EFEK ............................................................................................................................... 52
8. OBLIGASI PEMERINTAH.......................................................................................................... 57
9. TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN ............................................................. 61
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI................. 63
11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF ................................................................................ 64
1.
Halaman 5/1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
KREDIT YANG DIBERIKAN ...................................................................................................... 66
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN..................................................................................... 79
TAGIHAN AKSEPTASI .............................................................................................................. 80
PENYERTAAN SAHAM ............................................................................................................. 82
INVESTASI PEMEGANG POLIS DAN KEWAJIBAN KEPADA PEMEGANG POLIS
PADA KONTRAK UNIT LINK .................................................................................................... 83
ASET TETAP.............................................................................................................................. 84
ASET LAIN-LAIN........................................................................................................................ 87
SIMPANAN - GIRO .................................................................................................................... 89
SIMPANAN - TABUNGAN ......................................................................................................... 89
SIMPANAN - DEPOSITO BERJANGKA ................................................................................... 90
SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO DAN TABUNGAN ........................................................ 92
SIMPANAN DARI BANK LAIN - INTER-BANK CALL MONEY ................................................ 92
SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA ..................................................... 93
KEWAJIBAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI ........... 94
KEWAJIBAN AKSEPTASI ......................................................................................................... 95
EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN........................................................................................... 95
PINJAMAN YANG DITERIMA ................................................................................................... 97
ESTIMASI KERUGIAN ATAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI ............................................. 102
PERPAJAKAN ........................................................................................................................... 103
KEWAJIBAN LAIN-LAIN ........................................................................................................... 106
PINJAMAN SUBORDINASI ....................................................................................................... 107
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI ..... 110
EKUITAS .................................................................................................................................... 111
PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM .............................................. 118
PENDAPATAN BUNGA ............................................................................................................. 120
BEBAN BUNGA ......................................................................................................................... 121
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN .......................................................... 121
PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI................. 122
PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) PENYISIHAN KERUGIAN.................................................. 122
KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) YANG BELUM DIREALISASI DARI
KENAIKAN/PENURUNAN NILAI WAJAR EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH....... 122
KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) DARI PENJUALAN EFEK-EFEK
DAN OBLIGASI PEMERINTAH ................................................................................................. 122
BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN.............................................................................................. 123
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI ....................................................................................... 124
DANA PENSIUN DAN PESANGON........................................................................................... 124
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN - BERSIH ..................................................... 129
PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL - BERSIH ................................................................. 130
KOMITMEN DAN KONTINJENSI .............................................................................................. 130
TRANSAKSI-TRANSAKSI MATA UANG ASING ...................................................................... 131
TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA........... 131
INFORMASI SEGMEN ............................................................................................................... 135
RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) ............................................. 137
RASIO ASET PRODUKTIF BERMASALAH, RASIO PEMENUHAN CADANGAN
KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET PRODUKTIF, RASIO KREDIT USAHA
MIKRO DAN KECIL DAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT ................................... 138
KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT ............................................................. 139
KREDIT PENERUSAN (CHANNELING LOANS)...................................................................... 140
MANAJEMEN RISIKO ............................................................................................................... 141
PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING .................................................... 163
JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM ............. 167
STANDAR AKUNTANSI BARU ................................................................................................. 168
PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA ........................................................................... 169
DAFTAR INFORMASI TAMBAHAN .......................................................................................... 169
Halaman 5/2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
a. Pendirian Usaha
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut “Bank Mandiri” atau “Bank”) didirikan pada
tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian
dimaksud telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada
Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998.
Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”),
PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank
Exim”) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”) (selanjutnya secara bersama
- sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”).
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah
melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran
Dasar terakhir adalah sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor yang
dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program Management Stock Option Plan
(“MSOP”) yang berkaitan dengan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi sampai
dengan tanggal 14 Mei 2010. Perubahan Anggaran Dasar ini dilaksanakan dengan akta notaris
Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM, No. 29 tanggal 17 Juni 2010 yang telah dilaporkan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti penerimaan laporan No.
AHU-AH.01.10-15813 tanggal 24 Juni 2010 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No.
AHU-0048031.AH.01.09 tahun 2010 tanggal 24 Juni 2010.
b. Penggabungan Usaha
Pada akhir bulan Februari 1998, Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut
“Pemerintah”) mengumumkan rencana untuk melakukan restrukturisasi atas Bank Peserta
Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan
Bank Mandiri pada bulan Oktober 1998 dengan melakukan penyetoran tunai dan pengalihan
saham Pemerintah pada Bank Peserta Penggabungan (Catatan 34a dan 34b). Selisih antara
harga transfer dan nilai buku saham pada saat restrukturisasi tidak dihitung karena dinilai tidak
praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode restrukturisasi diakui dalam Program
Rekapitalisasi.
Rencana restrukturisasi tersebut dirancang untuk menggabungkan usaha Bank Peserta
Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan rekapitalisasi Bank Mandiri.
Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan Bank Mandiri juga mencakup:
•
•
•
•
Restrukturisasi kredit yang diberikan
Restrukturisasi aset non-kredit yang diberikan
Rasionalisasi kantor cabang di dalam dan luar negeri
Rasionalisasi sumber daya manusia
Berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 100 tanggal 24 Juli 1999, Bank Peserta
Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta
penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur
Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999.
Penggabungan tersebut dinyatakan sah oleh Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
Halaman 5/3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
b. Penggabungan Usaha (lanjutan)
Pada tanggal efektif penggabungan usaha:
• Semua aset dan kewajiban Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke Bank Mandiri sebagai
Bank Hasil Penggabungan.
• Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan dan dioperasikan
oleh Bank Mandiri.
• Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) (nilai
penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan sisa saham yang dimiliki
oleh Pemerintah pada masing-masing Bank Peserta Penggabungan (Catatan 34a dan 34b).
Pada tanggal efektif dimaksud, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa
proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima seluruh hak dan
kewajiban dari Bank Peserta Penggabungan.
c. Rekapitalisasi
Dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk di Indonesia pada sektor perbankan,
pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84
Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan
permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio
yang selanjutnya disebut “CAR”) minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan
prosedur yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur
Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah antara lain harus melakukan
Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan
Daerah dan Bank Umum yang berstatus “Bank Take Over” oleh Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (“BPPN”).
Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999
(PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada
Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan
dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 389/KMK.017/1999
dan No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999.
Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, pada saat itu Bank Mandiri
mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan
penegasan Komitmen Pemerintah melalui surat dari Menteri Keuangan No. S-360/MK.017/1999
tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui
surat No. S-510/M-PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober 1999 perihal
penerbitan Obligasi/Surat Utang Pemerintah dalam rangka penyertaan modal Pemerintah
Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah
tersebut di atas termasuk dalam modal inti Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio
Kecukupan Modal (CAR) pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan
syarat bahwa selambat-lambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah
telah diterima oleh Bank Indonesia.
Halaman 5/4
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
c. Rekapitalisasi (lanjutan)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang
penambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri dalam rangka Program
Rekapitalisasi, Pemerintah menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum
Rp42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggi-tingginya sebesar
Rp180.000.000.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di
atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara Pemerintah dengan Bank Mandiri
beserta perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
dalam 2 (dua) tahap, yaitu sebesar Rp103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan
Rp75.000.000 pada tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999
jumlah keseluruhan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
tersebut menjadi sebesar Rp178.000.000.
Berdasarkan Kontrak Manajemen pada tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan Pemerintah,
ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.931.000 atau
lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan tersebut, sebesar
Rp1.412.000 digunakan sebagai tambahan modal disetor, sedangkan sisanya sebesar
Rp2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi
Rekapitalisasi Pemerintah sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit.
Sesuai Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174/MK.01/2003 tanggal 24 April 2003
tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang sebelumnya digunakan
sebagai tambahan modal, Bank Mandiri telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
sebesar Rp1.412.000 kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 (Catatan 34b).
Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan (“KMK-RI”)
No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan KMK-RI No. 420/KMK-02/2003 tanggal
30 September 2003 yang antara lain memutuskan jumlah final tambahan penyertaan modal
Pemerintah di Bank Mandiri sebesar Rp173.801.315 (Catatan 34b).
d. Penawaran Umum Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi
Penawaran Umum Saham Bank Mandiri
Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan dengan Penawaran
Umum Perdana Saham (Initial Public Offering yang selanjutnya disebut “IPO”) kepada Badan
Pengawas Pasar Modal (“Bapepam”) pada tanggal 2 Juni 2003 dan telah dinyatakan efektif
berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-1551/PM/2003 tanggal 27 Juni 2003.
Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang dilaksanakan dengan akta notaris
Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003
tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal
8 Agustus 2003, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6590.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan IPO atas 4.000.000.000 lembar Saham
Biasa Seri B, dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan
harga Rp675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat tersebut
merupakan divestasi atas 20,00% saham Bank Mandiri milik Pemerintah (Catatan 34a).
Halaman 5/5
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
d. Penawaran Umum Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi (lanjutan)
Penawaran Umum Saham Bank Mandiri (lanjutan)
Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar Saham Biasa Seri B Bank Mandiri
telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan
dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek
Surabaya No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.
Perubahan Modal Saham Bank Mandiri
Rincian Perubahan Modal Saham Ditempatkan dan Disetor (Catatan 34a) adalah sebagai berikut:
Jumlah saham
Setoran awal dalam pendirian oleh Pemerintah di tahun 1998
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 1999
4.000.000
251.000
Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 2003
4.251.000
5.749.000
10.000.000
Penurunan nilai nominal saham dari Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi
Rp500 (nilai penuh)per saham melalui stock split di tahun 2003
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2004
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2005
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2006
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2006
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2007
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2007
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2007
Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2008
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2008
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2008
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2009
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2009
Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2010
Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2010
20.000.000.000
132.854.872
122.862.492
71.300.339
304.199.764
40.240.621
343.135
77.750.519
8.107.633
399.153
147.589.260
86.800
64.382.217
6.684.845
4.819.226
20.981.620.876
Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Bank Mandiri
Pada tanggal 3 Desember 2009, Bank Mandiri mendapat persetujuan efektif dari Ketua
Bapepam-LK dengan suratnya No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009 untuk melakukan
penawaran umum Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 dengan nilai nominal
sebesar Rp3.500.000. Pada tanggal 14 Desember 2009, obligasi tersebut telah dicatat pada
Bursa Efek Indonesia (Catatan 32).
Halaman 5/6
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
e. Kuasi-Reorganisasi
Untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, Bank Mandiri
melakukan kuasi-reorganisasi sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(“RUPS-LB”) tanggal 29 Mei 2003.
Penyesuaian kuasi-reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi
sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan
tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi sesuai dengan akta notaris Sutjipto,
S.H., No. 130 tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-25309.HT.01.04.TH.2003
tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 910
tanggal 23 Oktober 2003, Tambahan No. 93.
Pada tanggal 30 Oktober 2003, RUPS-LB Bank Mandiri menyetujui kuasi-reorganisasi pada
tanggal 30 April 2003 tersebut sebagaimana terdapat dalam akta notaris Sutjipto, S.H. No. 165
tanggal 30 Oktober 2003.
f. Divestasi Kepemilikan Saham oleh Pemerintah
Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah telah melakukan divestasi lanjutan atas 10,00%
kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B melalui
private placements (Catatan 34a).
g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi
Anak Perusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal
30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Persentase Kepemilikan
Nama Anak Perusahaan
Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL)
Mandiri International Remittance
Sendirian Berhad (MIR)
PT Bank Syariah Mandiri (BSM)
PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara
PT Mandiri Sekuritas
PT Bumi Daya Plaza
PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB)
PT Mandiri Tunas Finance (MTF)
PT AXA Mandiri Finacial Services
Jenis Usaha
Kedudukan
2010
2009
Perbankan
London
100,00
100,00
Layanan Remittance
Perbankan Syariah
Pengelolaan Properti
Sekuritas
Pengelolaan Properti
Perbankan
Pembiayaan Konsumen
Asuransi
Kuala Lumpur
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Denpasar
Jakarta
Jakarta
100,00
99,99
99,00
95,69
93,33
81,46
51,00
51,00
99,99
99,00
95,69
93,33
80,00
51,00
49,00
-
Jumlah aset Anak Perusahaan tersebut pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 (sebelum
eliminasi) masing-masing berjumlah Rp42.591.763 dan Rp26.242.013 atau 10,40% dan 7,16%
dari jumlah aset konsolidasian.
Bank Mandiri (Europe) Limited
Bank Mandiri (Europe) Limited (“BMEL”) didirikan di London, Inggris pada tanggal 22 Juni 1999
berdasarkan “The Companies Act 1985 of the United Kingdom”. BMEL didirikan melalui konversi
dari Bank Exim cabang London menjadi Anak Perusahaan dan efektif beroperasi sejak 31 Juli
1999. BMEL yang berlokasi di London, Inggris, bertindak sebagai bank komersial untuk mewakili
kepentingan Bank Mandiri.
Halaman 5/7
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan)
Mandiri International Remittance Sendirian Berhad
Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (“MIR”) merupakan Anak Perusahaan yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan menjadi badan hukum Malaysia sejak tanggal
17 Maret 2009 dengan registrasi No. 850077-P. MIR merupakan perusahaan penyedia jasa
pengiriman uang (remittances) di bawah ketentuan Bank Negara Malaysia (“BNM”). MIR telah
mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (“BI”) melalui surat No. 10/548/DPB1 tanggal 14
November 2008 dan persetujuan dari BNM untuk melakukan kegiatan operasional melalui surat
No. KL.EC.150/1/8562 tanggal 18 November 2009. Pembukaan kantor MIR dilakukan pada
tanggal 29 November 2009 yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelayanan MIR masih
terbatas pada jasa pengiriman uang kepada rekening di Bank Mandiri.
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”) adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha bank
dengan prinsip perbankan syariah, didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni 1955
dengan nama PT Bank Industri Nasional (“PT Bina”). Selanjutnya PT Bina berubah menjadi
PT Bank Maritim Indonesia pada tanggal 12 September 1968 dan kemudian berubah menjadi
PT Bank Susila Bhakti pada tanggal 6 Juni 1974, yang merupakan Anak Perusahaan dari BDN.
Perubahan nama perusahaan terakhir adalah berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 23
tanggal 8 September 1999, yaitu menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara
PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara (“UGBDN”) adalah perusahaan yang bergerak dalam
kegiatan jasa pengelolaan dan penyewaaan gedung, didirikan berdasarkan akta notaris Abdul
Latief, S.H., No. 104 tanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Martin Roestamy, S.H., No. 7
tanggal 25 November 2004. UGBDN memiliki 25,00% modal saham di PT Pengelola Investama
Mandiri (“PIM”), suatu perusahaan yang didirikan untuk mengelola penyertaan-penyertaan exlegacy yang kepemilikannya sudah dialihkan menjadi kepemilikan atas nama PIM.
PT Mandiri Sekuritas
PT Mandiri Sekuritas didirikan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 2000 berdasarkan akta notaris
Ny. Vita Buena, S.H., menggantikan Notaris Sutjipto, S.H., No. 116 melalui penggabungan usaha
PT Bumi Daya Sekuritas, PT Exim Sekuritas dan PT Merincorp Securindo. Penggabungan usaha
tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia pada
tanggal 25 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan No. C-18762.HT.01.01-TH.2000.
PT Mandiri Sekuritas memiliki 99,90% dari total saham PT Mandiri Manajemen Investasi, Anak
Perusahaan yang didirikan tanggal 26 Oktober 2004 dan bergerak di bidang manajemen dan
penasehat investasi.
PT Bumi Daya Plaza
PT Bumi Daya Plaza (“BDP”) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan jasa pengelolaan
dan penyewaan gedung, didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan akta notaris Ny. Subagyo
Reksodipuro, S.H., No. 33 tanggal 22 Desember 1978. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir telah dicantumkan pada Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia pada tanggal 27 April 2001 No. 34. BDP memiliki 75,00% modal
saham PIM.
Halaman 5/8
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan)
PT Bank Sinar Harapan Bali
PT Bank Sinar Harapan Bali (“BSHB”) didirikan pada tanggal 3 November 1992 berdasarkan akta
notaris Ida Bagus Alit Sudiatmika, S.H., No. 4 di Denpasar. Pada tanggal 3 Mei 2008
dilangsungkan penandatanganan Akta Akuisisi antara pemegang saham BSHB dan Bank
Mandiri, sebagaimana tertuang dalam Akta Akuisisi No. 4 tanggal 3 Mei 2008 dibuat oleh
I Wayan Sugitha, S.H., Notaris di Denpasar. Penandatanganan Akta Akuisisi ini menandai awal
kepemilikan Bank Mandiri atas 80,00% saham BSHB, dimana selanjutnya pengelolaan BSHB
akan dilakukan secara terpisah dari Bank Mandiri sebagai bank yang tetap berdiri sendiri (standalone bank) dengan fokus utama pada pengembangan bisnis Mikro dan Usaha Kecil.
Pada tanggal 22 Oktober 2009, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada
BSHB sebesar 1,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau
sebesar Rp1.460.657.000 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian seluruh saham BSHB yang
dimiliki oleh Direktur Utama sebanyak 2.921.314 lembar saham, sebagaimana terdapat dalam
Akta Jual Beli Saham No. 52 tanggal 22 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ni Wayan
Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, Bali.
Penambahan penyertaan modal Bank Mandiri pada BSHB tersebut dilaksanakan dalam rangka
memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang antara lain
mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen. Penambahan
penyertaan Bank Mandiri di BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia
sebagaimana terdapat dalam surat No. 11/103/DPB1/TPB1-1 tanggal 21 Agustus 2009.
Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan modal tersebut, porsi kepemilikan Bank
Mandiri pada BSHB meningkat dari 80,00% menjadi 81,46% dari total seluruh saham yang telah
dikeluarkan BSHB dengan total nilai penyertaan sebesar Rp81.461 dari semula Rp80.000.
Goodwill yang timbul dari akuisisi BSHB sebesar Rp19.219 diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis
atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan
30 September 2010 adalah sebesar Rp2.883 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi
konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 30 September 2010 sebesar
Rp9.930.
PT Mandiri Tunas Finance
PT Mandiri Tunas Finance (“MTF”, dahulu PT Tunas Financindo Sarana (“TFS”)) adalah
perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen. MTF didirikan berdasarkan
akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262 tanggal 17 Mei 1989 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989.
Sesuai dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal 6 Februari 2009,
dilakukan penandatanganan akta jual beli antara pemegang saham MTF (PT Tunas Ridean Tbk.
dan PT Tunas Mobilindo Parama) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dimana Bank Mandiri
mengakuisisi 51,00% kepemilikan saham atas MTF melalui pembelian 1.275.000.000 lembar
saham MTF (nilai nominal Rp100 (nilai penuh)) per lembar saham dengan harga Rp290.000.
Pengalihan 51,00% kepemilikan kepada Bank Mandiri ini telah disahkan dalam RUPS-LB MTF
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara RUPS-LB No. 8 tanggal 6 Februari 2009 dan telah
dicatatkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
sebagaimana ditegaskan melalui Surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHUAH.01.10-01575 tertanggal 11 Maret 2009.
Halaman 5/9
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan)
PT Mandiri Tunas Finance (lanjutan)
Akuisisi ini juga telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 11/3/DPB1/TPB1-1 tertanggal 8 Januari 2009.
Perubahan nama TFS menjadi MTF dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2009, sesuai Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT Tunas Financindo Sarana No. 181 tanggal 26 Juni 2009 yang
ditandatangani oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Anggaran dasar tersebut telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. AHU-4056.AH.01.02.TH.09 pada tanggal 26 Agustus 2009.
Goodwill yang timbul dari akuisisi MTF sebesar Rp156.807 diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis
atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill periode 1 Januari 2010 sampai dengan 30
September 2010 adalah sebesar Rp23.521 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi
konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 30 September 2010 sebesar
Rp104.538.
PT AXA Mandiri Financial Services
PT AXA Mandiri Financial Services ("AXA Mandiri") merupakan perusahaan Joint Venture antara
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Bank Mandiri”) dengan National Mutual International Pty Ltd
(“NMI”) yang bergerak dibidang Asuransi Jiwa. AXA Mandiri didirikan pada tanggal 5 November
2003 berdasarkan akta notaris Aulia Taufani, S.H., pejabat notaris pengganti dari notaris Sutjipto
No. 23 di Jakarta dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM dalam surat keputusan No. C28747 HT.01.04.TH.2003 tanggal 10 Desember 2003 serta diumumkan dalam Lembaran Berita
Negara, Tambahan No. 7728 tanggal 10 Agustus 2004 dengan komposisi kepemilikan saham
NMI sebesar 51% dan Bank Mandiri 49%.
Sesuai dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal 20 Agustus 2010
dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli Saham antara Bank Mandiri dengan NMI, dimana
Bank Mandiri melakukan penambahan saham di AXA Mandiri secara langsung dari NMI sebesar
2% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh, atau melakukan pembelian
saham sebanyak 2.027.844 lembar saham. Penambahan 2% saham Bank Mandiri di AXA
Mandiri tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana terdapat
dalam surat Bank Indonesia tanggal 22 Juli 2010. Setelah dilaksanakannya penambahan saham
tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada AXA Mandiri meningkat dari 49% menjadi 51%.
Goodwill yang timbul dari akuisisi AXA Mandiri sebesar Rp40.128 diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi
manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill periode 20 Agustus 2010
sampai dengan 30 September 2010 adalah sebesar Rp928 dan telah dibebankan ke dalam
laporan laba rugi konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 30
September 2010 sebesar Rp39.200.
Halaman 5/10
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
h. Struktur dan Manajemen
Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 - 38 Jakarta Selatan,
Indonesia. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 struktur kantor dalam dan luar negeri
Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
2010
Kantor wilayah dalam negeri
Cabang dalam negeri:
Kantor Area
Kantor Community
Kantor Branch
Kantor Mandiri Mitra Usaha
Cash Outlet
Cabang luar negeri
Kantor Perwakilan
2009
12
10
64
115
861
135
121
1.296
61
116
359
509
1.045
4
1
4
1
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Bank Mandiri memiliki cabang-cabang luar negeri
yang berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong dan Timor Leste serta Kantor
Perwakilan (Representative Office) di Shanghai, Republik Rakyat Cina.
Untuk mendukung pencapaian visi Bank Mandiri menjadi To be Indonesia’s most admired and
progressive financial institution, Bank Mandiri mengubah struktur organisasinya menjadi Strategic
Business Units (SBU). Secara garis besar, SBU dimaksud terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu:
1. Business Units, berfungsi sebagai motor utama pengembangan bisnis Bank yang terdiri dari
6 (enam) Direktorat yaitu Institutional Banking, Corporate Banking, Commercial & Business
Banking, Consumer Finance, Micro & Retail Banking dan Treasury, Financial Institution &
Special Asset Management;
2. Corporate Center, berfungsi untuk menangani hal-hal strategis korporasi serta dukungan
kebijakan perseroan yang terdiri dari 3 (tiga) Direktorat yaitu Risk Management, Compliance
& Human Capital dan Finance & Strategy;
3. Shared Service berupa supporting unit yang mendukung operasional Bank secara
keseluruhan yang ditangani oleh Direktorat Technology & Operations.
Halaman 5/11
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
h. Struktur dan Manajemen (lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mandiri
adalah sebagai berikut:
2010
Dewan Komisaris
Komisaris Utama merangkap
Komisaris Independen
Wakil Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Komisaris Independen
*)
**)
***)
:
:
:
:
:
:
:
2009
Edwin Gerungan
Muchayat
Mahmuddin Yasin
Cahyana Ahmadjayadi*)
Pradjoto
Gunarni Soeworo
Krisna Wijaya**)
Edwin Gerungan
Muchayat
Mahmuddin Yasin
Soedarjono***)
Pradjoto
Gunarni Soeworo
Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia.
Sejak penutupan RUPS Luar Biasa tanggal 5 Juli 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia.
Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010.
2010
Direksi
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Zulkifli Zaini*)
Riswinandi****)
Abdul Rachman
Sentot A. Sentausa
Thomas Arifin
Budi Gunadi Sadikin
Ogi Prastomiyono
Pahala N. Mansury*****)
Fransisca N. Mok*****)
Sunarso*****)
Kresno Sediarsi******)
2009
Agus Martowardojo**)
I Wayan Agus Mertayasa***)
Zulkifli Zaini
Sasmita***)
Abdul Rachman
Sentot A. Sentausa
Bambang Setiawan***)
Riswinandi
Thomas Arifin
Budi Gunadi Sadikin
Ogi Prastomiyono
*)
Sejak penutupan RUPS Luar Biasa tanggal 5 Juli 2010 dan telah efektif menjabat sebagai Direktur Utama sesuai persetujuan Bank
Indonesia tanggal 14 September 2010.
**)
Sampai tanggal pengunduran diri efektif tanggal 20 Mei 2010. Adapun pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya
(acquit et de charge) selama yang bersangkutan menjabat pada periode 1 Januari 2010 sampai dengan 20 Mei 2010 akan diputuskan
pada RUPS Tahunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2011.
***)
Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010.
****) Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010.
*****) Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan berlaku efektif menjabat sebagai Direktur sesuai persetujuan Bank
Indonesia tanggal 12 Juli 2010.
******) Sejak penutupan RUPS Luar Biasa tanggal 5 Juli 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Persetujuan dari Bank Indonesia telah diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2010.
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Komite Audit Bank Mandiri terdiri dari:
2010
Ketua merangkap anggota
Anggota
Anggota
Anggota
*)
:
:
:
:
Gunarni Soeworo
Mahmuddin Yasin
Zulkifli Djaelani
Imam Soekarno
Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010.
Halaman 5/12
2009
Gunarni Soeworo
Soedarjono*)
Zulkifli Djaelani
Imam Soekarno
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (lanjutan)
h. Struktur dan Manajemen (lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri
terdiri dari:
2010
Ketua merangkap anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Sekretaris (ex-officio)
*)
**)
:
:
:
:
:
:
:
Edwin Gerungan
Muchayat
Gunarni Soeworo
Mahmuddin Yasin
Pradjoto
Cahyana Ahmadjayadi*)
Ridzki Juniadi
2009
Edwin Gerungan
Muchayat
Soedarjono**)
Pradjoto
Gunarni Soeworo
Mahmuddin Yasin
Kresno Sediarsi
Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia.
Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010.
Pada tanggal 26 Mei 2010, Dewan Komisaris memutuskan untuk mengintegrasikan Komite
Pemantau Risiko dengan Komite Good Corporate Governance menjadi Komite Pemantau Risiko
dan Good Corporate Governance.
Pada tanggal 30 September 2010, Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance
Bank Mandiri terdiri dari:
2010
Ketua merangkap anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Sekretaris (ex-officio)
*)
:
:
:
:
:
:
Pradjoto
Edwin Gerungan
Muchayat
Cahyana Ahmadjayadi*)
Tama Widjaja
Lisana Irianiwati
Sejak penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010 dan akan berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, Bank masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia.
Pada tanggal 30 September 2009, Komite Pemantau Risiko Bank Mandiri terdiri dari:
2009
Ketua merangkap anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Sekretaris (ex-officio)
*)
:
:
:
:
:
Soedarjono*)
Edwin Gerungan
Gunarni Soeworo
Tama Widjaja
Pardi Sudradjat
Sampai dengan penutupan RUPS Tahunan tanggal 17 Mei 2010.
Pada tanggal 30 September 2009, Komite Good Corporate Governance Bank Mandiri terdiri dari:
2009
Ketua merangkap anggota :
Anggota
:
Anggota
:
Sekretaris (ex - officio)
:
Muchayat
Gunarni Soeworo
Mahmuddin Yasin
Mustaslimah
Jumlah karyawan Bank Mandiri pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing
adalah 24.954 orang dan 22.483 orang.
Halaman 5/13
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Direksi bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank dan Anak
Perusahaan (“Grup”) yang telah diselesaikan pada tanggal 20 Oktober 2010.
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Bank dan Anak Perusahaan adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
(“PAPI”) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam lampiran
keputusan ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan surat edaran
No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan
Gas Bumi, dan Perbankan”.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan kecuali untuk aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan kewajiban
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan instrumen derivatif yang
diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi
berbasis akrual.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung yang
dimodifikasi dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi
dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas konsolidasian, sebelum 1 Januari 2010 yang
termasuk kas dan setara kas adalah kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.
Sejak 1 Januari 2010, untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro
pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan
jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. Perubahan ini dilakukan sehubungan dengan
dicabutnya PSAK No. 31, “Akuntansi Perbankan” dan diterapkan secara prospektif. Oleh karena
itu tidak terdapat penyajian kembali atas laporan arus kas untuk periode sebelumnya.
Laporan keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah disusun
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101, “Penyajian Laporan
Keuangan Syariah”, PSAK No. 102, “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 104, “Akuntansi
Istishna”, PSAK No. 105, “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106, “Akuntansi Musyarakah”,
PSAK No. 107, “Akuntansi Ijarah”, PSAK No. 59, “Akuntasi Perbankan Syariah”, Pedoman
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, mencakup pula pedoman akuntansi dan
pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia dan BAPEPAM-LK.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
• nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi
pada tanggal laporan keuangan konsolidasian;
• jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan
menjadi jutaan Rupiah yang terdekat.
Halaman 5/14
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan
Sejak tanggal 1 Januari 2010, terdapat perubahan beberapa kebijakan akuntansi utama yang
disebabkan oleh penerapan beberapa PSAK baru dan pencabutan PSAK 31 “Akuntansi
Perbankan”, sebagai berikut:
Penerapan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan
PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam periode ini adalah konsisten dengan periode dan
tahun-tahun sebelumnya kecuali kebijakan akuntansi yang dipengaruhi oleh penerapan PSAK
50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi
2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diterapkan sejak 1 Januari
2010. Sesuai dengan ketentuan transisi atas kedua standar tersebut, penerapan PSAK ini
dilakukan secara prospektif. Oleh karena itu, tidak terdapat penyajian kembali pada informasi
pembanding mengenai dampak penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
(Lihat Catatan 3).
Cadangan kerugian penurunan nilai dalam laporan keuangan pada tanggal dan periode
sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010, telah disusun berdasarkan
PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Sebelumnya cadangan kerugian
untuk laporan keuangan pada tanggal dan periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal
30 September 2009 disusun berdasarkan PSAK 31.
Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah menerapkan PSAK 50 dan
PSAK 55 (Revisi 2006) terbatas pada prinsip akuntansi yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan belum diatur oleh PSAK Syariah, sesuai dengan surat korespondensi dari BI
No. 10/1260/DPbS/2008 tanggal 15 Oktober 2008. Atas instrumen keuangan yang telah diatur
oleh PSAK Syariah, Anak Perusahaan tunduk pada PSAK Syariah dimaksud.
Pencabutan PSAK 31 “Akuntansi Perbankan”
Kas dan setara kas dalam laporan arus kas mengalami perubahan sehubungan dengan
dicabutnya PSAK 31, dan untuk perlakuan dan penyajian, lihat Catatan 2a.
Perubahan kebijakan akuntansi utama sejak tanggal 1 Januari 2010 adalah sebagai berikut:
(i)
Aset dan kewajiban keuangan
A. Aset keuangan
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan
piutang, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan tersedia
untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal
pengakuannya.
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal
telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh
atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat
atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang
dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam
kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai
instrumen lindung nilai.
Halaman 5/15
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(i)
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
A. Aset keuangan (lanjutan)
(a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai
wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke
dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan
laba rugi konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian)
dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari
penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan
dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
(b) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar
aktif, kecuali:
•) yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
•) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk
dijual; atau
•) dalam hal Grup mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara
substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari
aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di
dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai
pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai
“Cadangan kerugian penurunan nilai”.
(c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan, serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
•) investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
•) investasi yang ditetapkan oleh Grup dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
•) investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada
nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Halaman 5/16
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(i)
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
A. Aset keuangan (lanjutan)
(c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo (lanjutan)
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan
laba rugi konsolidasian dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan
nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat
investasi dan diakui didalam laporan keuangan konsolidasian sebagai “Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai”.
(d) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif
yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam
rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang
tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada
nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya
dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan
perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih
kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia
untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan
perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Pendapatan bunga
dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian
yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan
sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
(e) Pengakuan
Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi
efek-efek dan Obligasi Pemerintah, sedangkan aset keuangan lainnya
menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian transaksi aset keuangan yang lazim
(regular). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi
syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam neraca konsolidasian sebagai
“Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau
mentransfer kembali.
B. Kewajiban keuangan
Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori (a) kewajiban keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (b) kewajiban keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan dikeluarkan ketika
kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Halaman 5/17
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(i)
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
B. Kewajiban keuangan (lanjutan)
(a) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal
telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika
merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali
ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban
keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba
rugi konsolidasian sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar
instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.
Jika Grup pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu
sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya,
penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrumen
hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan
derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam
“Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
(b) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui
sebagai beban bunga.
Halaman 5/18
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(i)
Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
C. Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas
yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut
telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak
ditransfer, maka Grup melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan
atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban
keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan
atau kadaluwarsa.
Agunan yang diserahkan oleh Grup di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli
kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya
karena Grup secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat agunan
tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan di
awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
(ii) Reklasifikasi aset keuangan
Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori
instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama
instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Grup tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih
dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali
penjualan atau reklasifikasi tersebut:
(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian
kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
(b) terjadi setelah Grup telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau
(c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Grup, tidak berulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok
tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut
dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
(iii) Klasifikasi atas instrumen keuangan
Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang
mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen
keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Halaman 5/19
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(iii) Klasifikasi atas instrumen keuangan (lanjutan)
Kategori yang didefinisikan
oleh PSAK 55 (Revisi 2006)
Golongan (ditentukan oleh Bank
dan Anak Perusahaan)
Sub-golongan
Efek-efek
Aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba
rugi
Aset keuangan dalam
kelompok diperdagangkan
Obligasi Pemerintah
Tagihan derivatif - Tidak terkait
lindung nilai
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Tagihan lainnya
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Aset keuangan
Pinjaman yang diberikan dan
piutang
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan akseptasi
Pendapatan yang masih akan
diterima
Aset lain-lain
Piutang transaksi nasabah
Penjualan efek-efek yang masih
harus diterima
Efek-efek
Aset keuangan dimiliki
hingga jatuh tempo
Obligasi Pemerintah
Efek-efek
Aset keuangan tersedia
untuk dijual
Obligasi Pemerintah
Kewajiban keuangan yang
diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Kewajiban keuangan dalam
kelompok diperdagangkan
Kewajiban derivatif bukan
lindung nilai
Kewajiban segera
Giro
Simpanan
Tabungan
Deposito berjangka
Kewajiban
keuangan
Giro dan tabungan
Kewajiban keuangan yang
diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi
Simpanan dari bank lain
Inter-bank call money
Deposito berjangka
Kewajiban atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Kewajiban akseptasi
Efek-efek yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Halaman 5/20
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(iii) Klasifikasi atas instrumen keuangan (lanjutan)
Kategori yang didefinisikan
oleh PSAK 55 (Revisi 2006)
Golongan (ditentukan oleh Bank
dan Anak Perusahaan)
Sub-golongan
Hutang transaksi nasabah
Kewajiban
keuangan
Kewajiban keuangan yang
diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi
Kewajiban lain-lain
Setoran jaminan
Pembelian efek-efek yang masih
harus dibayar
Pinjaman subordinasi
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan
Rekening
administratif
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
Garansi yang diberikan
Standby letters of credit
(iv) Saling hapus instrumen keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus disajikan dalam neraca sebesar nilai
bersihnya jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku
atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.
(v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
Pada setiap tanggal neraca, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif
bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan
nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan
nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang
merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan
nilai adalah sebagai berikut:
1. kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
2. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga;
3. pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan
kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan
(konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam
tidak mengalami kesulitan tersebut;
4. terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
5. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau
6. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur
atas estimasi.
Halaman 5/21
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Khusus untuk kredit yang diberikan, Bank menggunakan kriteria tambahan untuk
menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut:
1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet
(kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (lihat Catatan 2b
(v)).
2. Semua kredit yang direstrukturisasi.
Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas
aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang
signifikan yang mengalami penurunan nilai, dengan menggunakan metode discounted
cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai
dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan
penilaian secara kolektif.
Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas
aset keuangan yang dinilai secara individual, maka aset keuangan tersebut akan
dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan
secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual,
dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk
dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit
menjadi 3 kategori, sebagai berikut:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai
akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan Gross
Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan GAS di luar
GAS Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp5 Miliar.
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Small, Micro
dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp5 Miliar.
3. Kredit yang direstrukturisasi.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual,
jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif
penurunan nilai.
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika
memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti
obyektif penurunan nilai.
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
Halaman 5/22
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Perhitungan penurunan nilai secara individu
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan
menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai
tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan
beban kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Jika pinjaman yang
diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel,
maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan
nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan
agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan
dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Grup menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang
apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber
dari agunan;
2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek
legal pengikatan agunan.
Perhitungan penurunan nilai secara kolektif
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan
segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan
dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang
mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh
kewajiban yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah
dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan
karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang
pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi
untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya
kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada
periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method
dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara
kolektif dengan menggunakan data historis selama 3 (tiga) tahun.
Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara
terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang
diidentifikasi, yaitu 12 bulan.
Halaman 5/23
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
(a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbuku dengan
menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapusbuku
setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah
ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan, efek-efek
dan Obligasi Pemerintah (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman
yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “cadangan kerugian penurunan
nilai”.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan
laba rugi konsolidasian.
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada
periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan. Penerimaan
kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode
sebelumnya dicatat sebagai pendapatan non-operasional lainnya.
(b) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Pada setiap tanggal neraca konsolidasian, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti
yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami
penurunan nilai. Lihat Catatan 2b.(v).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan
nilai.
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari
investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti
obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan
nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untuk aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai
wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah
diakui pada laporan laba rugi konsolidasian, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada
laporan laba rugi konsolidasian.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara
obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian
penurunan nilai pada laporan laba rugi konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai
tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian.
(c)
Kontrak jaminan keuangan
Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk
melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak
atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran
pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen hutang. Jaminan
keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan
lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas perbankan
lainnya.
Halaman 5/24
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
(c) Kontrak jaminan keuangan (lanjutan)
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan konsolidasian sebesar
nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada
saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk
jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal,
kewajiban Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara
jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yang
disyaratkan untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan
berdasarkan pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu,
dilengkapi dengan penilaian manajemen. Pendapatan provisi yang diperoleh
diamortisasi selama jangka waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus.
Peningkatan jumlah kewajiban yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan
sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi.
(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan/aset produktif sebelum
berlakunya PSAK 55 (Revisi 2006)
Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk
cadangan kerugian, yang lebih dikenal dengan istilah “Penyisihan kerugian atas aset
produktif dan non produktif” sebesar ketentuan minimum dari Bank Indonesia
Aset produktif terdiri atas giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada
Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan lainnya - transaksi perdagangan,
efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang
diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, penyertaan saham dan
komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit, serta aset produktif yang
berasal dari kegiatan syariah.
Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit terdiri atas letters of credit
yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan, letters of credit yang diterbitkan
dengan program penjaminan Bank Indonesia, garansi yang diterbitkan dalam bentuk
standby letters of credit, bank garansi, kelonggaran tarik dan risk sharing.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, Bank Mandiri dan Anak Perusahaan
mengklasifikasikan aset produktif ke dalam satu dari lima kategori. Aset produktif tidak
bermasalah (performing) diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam Perhatian
Khusus”, sedangkan aset produktif bermasalah (non-performing) diklasifikasikan
kedalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan “Macet”.
Mandiri Tunas Finance, Anak Perusahaan, menetapkan cadangan kerugian
penurunan nilai berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang yang
persentase kerugiannya ditentukan berdasarkan kerugian historis atau ketika terdapat
bukti obyektif bahwa saldo piutang kemungkinan tidak dapat tertagih. Piutang raguragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat
piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penerimaan dari piutang yang telah
dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan operasional selain bunga.
Halaman 5/25
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan/aset produktif sebelum
berlakunya PSAK 55 (Revisi 2006) (lanjutan)
Pengklasifikasian aset produktif dan jumlah minimum penyisihan kerugian atas aset
serta komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI
No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Dalam penerapan PBI No. 7/2/PBI/2005
tersebut, Bank melakukan klasifikasi aset produktif berdasarkan evaluasi atas kinerja
debitur, prospek usaha dan kemampuan membayar kepada Bank.
Untuk Bank Syariah Mandiri, pengklasifikasian aset produktif dilakukan berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah, sebagaimana dalam pasal-pasal tertentu telah diubah
dengan PBI No. 9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007.
Pembentukan penyisihan minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut
adalah sebagai berikut:
Persentase minimum penyisihan kerugian
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
1%
5%
15%
50%
100%
Persentase di atas berlaku untuk saldo aset produktif dan komitmen & kontinjensi,
dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen & kontinjensi yang
dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset
produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan.
Untuk aset produktif dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Hutang
Pemerintah (Obligasi Pemerintah) dan bagian aset produktif yang dijamin dengan
agunan tunai berupa giro, deposito, tabungan, setoran jaminan, emas, Sertifikat Bank
Indonesia atau Surat Utang Negara, Jaminan Pemerintah Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, standby letter of credit dari prime bank
yang diterbitkan sesuai dengan Uniform Customs and Practice for Documentary
Credits, International Chamber of Commerce Publication No. 600 (UCP 600 ) dan
International Standard Banking Practice (ISBP), tidak perlu dibentuk penyisihan.
Untuk efek-efek, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal
20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, penyisihan minimum
yang wajib dibentuk adalah sebagai berikut:
Persentase minimum penyisihan kerugian
Lancar
Kurang lancar
Macet
Halaman 5/26
1%
15%
100%
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(v) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
(d) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan/aset produktif sebelum
berlakunya PSAK 55 (Revisi 2006) (lanjutan)
Estimasi kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit
disajikan sebagai kewajiban pada neraca konsolidasian.
Saldo aset produktif dengan kualitas macet dihapusbukukan pada saat manajemen
Grup berpendapat bahwa aset produktif tersebut tidak dapat tertagih. Penerimaan
kembali aset produktif yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan
penyisihan kerugian aset produktif selama periode berjalan. Jika terdapat kelebihan
dari penerimaan pokok, kelebihannya diakui sebagai pendapatan bunga.
Sesuai dengan PAPI (Revisi 2008), unit usaha syariah masih menggunakan Pedoman
Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (“PAPSI”). Oleh karena itu pada tanggal dan
untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan
2009 kolektibilitas dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif dari
kegiatan yang berbasis syariah masih ditentukan berdasarkan PBI syariah.
(vi) Penentuan nilai wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efek-efek
dan Obligasi Pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal
neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang
terpercaya, seperti Bloomberg, Reuters atau harga yang diberikan oleh broker (quoted
price). Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset
bersih dari reksadana pada tanggal neraca.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia
sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer),
perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan
rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar
aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih
yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih
harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau
dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan
dengan menggunakan model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa
depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan faktor
deflator.
(vii) Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi
2006)
Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No.4 yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan
Indonesia, memberikan tambahan pedoman dibawah ini:
Halaman 5/27
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi pada periode berjalan (lanjutan)
(vii) Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi
2006) (lanjutan)
Perhitungan Suku Bunga Efektif
Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal
1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak
penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan
tersebut.
Penghentian Pengakuan
Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari
2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK
55 (Revisi 2006).
Instrumen Keuangan Majemuk
Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan
antara komponen kewajiban dan komponen ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK 50
(Revisi 2006). Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan
hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010.
Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Kewajiban atau Ekuitas
Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank Mandiri mengklasifikasikan instrumen keuangan
sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).
Penurunan Nilai Instrumen Keuangan
Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank Mandiri menentukan penurunan nilai instrumen
keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan
penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya
diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.
c.
Prinsip-prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Mandiri. Suatu
pengendalian atas suatu Anak Perusahaan lain dianggap ada bilamana Bank Mandiri
menguasai lebih dari lima puluh persen (50,00%) hak suara pada Anak Perusahaan, atau Bank
Mandiri dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan, atau
mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota Direksi di
Anak Perusahaan. Pada laporan keuangan konsolidasian Bank Mandiri, semua saldo dan
transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Hak minoritas
atas laba bersih Anak Perusahaan disajikan sebagai pengurang dari laba bersih konsolidasian
untuk mendapatkan jumlah laba yang menjadi hak Bank. Hak minoritas dalam aset bersih
disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasian diantara ekuitas dan kewajiban.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Anak
Perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh atau berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha
entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian
dimulai atau sampai dengan tanggal pengendalian berakhir.
Halaman 5/28
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
d.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Anak Perusahaan dan kantor cabang luar negeri
Bank Mandiri menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam mata uang Rupiah. Untuk tujuan
konsolidasian, laporan keuangan dalam mata uang asing milik cabang dan Anak Perusahaan
luar negeri Bank Mandiri dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut:
(1) Aset dan kewajiban, komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada
tanggal neraca.
(2) Pendapatan, beban, laba dan rugi - menggunakan kurs tengah rata-rata yang berlaku pada
bulan terjadinya transaksi.
(3) Akun ekuitas - menggunakan kurs historis pada tanggal transaksi.
(4) Laporan arus kas - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal neraca, kecuali akunakun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan unsur-unsur ekuitas menggunakan
kurs historis.
Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan sebagai “Selisih
Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing” pada kelompok Ekuitas
dalam neraca konsolidasian.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, semua aset dan kewajiban moneter dalam mata
uang asing dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters
pada pukul 16.00 WIB untuk tanggal 30 September 2010 dan 2009. Keuntungan atau kerugian
yang timbul dibebankan pada laba rugi konsolidasian periode berjalan.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah pada tanggal
neraca konsolidasian adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):
2010
1 Pound Sterling Inggris
1 Euro
1 Dolar Amerika Serikat
100 Yen Jepang
e.
14.178,26
12.168,79
8.925,00
10.719,00
2009
15.547,60
14.142,31
9.665,00
10.805,00
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Bank Mandiri dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak - pihak yang
mempunyai hubungan istimewa seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang
“Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dan sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI
No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang didefinisikan antara lain:
I. perusahaan di bawah pengendalian Bank dan Anak Perusahaan;
II. perusahaan asosiasi;
III. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang
signifikan;
IV. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; dan
V. karyawan kunci dan anggota keluarganya.
Halaman 5/29
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (lanjutan)
Semua transaksi penting dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang
dilakukan atau tidak dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan pada Catatan 50. Transaksi
antara Bank Mandiri dengan Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan-perusahaan yang
dimiliki/dikendalikan oleh Pemerintah, termasuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN), Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah (UP3) (institusi yang menggantikan BPPN)
dan Lembaga Penjamin Simpanan (institusi baru yang menggantikan UP3) tidak diperlakukan
sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
f.
Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan investasi
jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak
tanggal perolehan.
Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro
pada bank lain.
g.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Cataan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Sebelum 1 Januari 2010, giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro sedangkan
giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian
penurunan nilai.
Giro Wajib Minimum
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 15 Oktober 2008
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta
Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008,
Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,50% dari Dana Pihak Ketiga
(DPK) dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder, dan GWM dalam mata
uang asing ditetapkan sebesar 1,00% dari DPK dalam mata uang asing. GWM Utama dalam
Rupiah ditetapkan sebesar 5,00% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24
Oktober 2008 dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,50% dari DPK dalam
Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2009.
Pada tanggal 6 September 2005, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 7/29/PBI/2005
tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib
Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini
berlaku efektif 8 September 2005. Berdasarkan peraturan tersebut, diatur tambahan Giro Wajib
Minimum dalam Rupiah untuk Bank yang memiliki rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga
sebesar 50,00% - 60,00% wajib memelihara tambahan giro wajib minimum 3,00% dari dana
pihak ketiga dalam Rupiah dan Bank yang memiliki dana pihak ketiga lebih dari Rp50.000.000
wajib memelihara tambahan rasio Giro Wajib Minimum 3,00% dari dana pihak ketiga dalam
Rupiah sehingga rasio Giro Wajib Minimum yang harus dipelihara oleh Bank adalah sebesar
11,00% untuk Giro Wajib Minimum dalam mata uang Rupiah dan sebesar 3,00% dalam mata
uang asing.
Anak Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro
Wajib Minimum sesuai PBI No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib
Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha
berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/23/PBI/2006 tanggal
5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008,
setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing yang
besarnya ditetapkan sebesar 5% dan 1% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing.
Halaman 5/30
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
h.
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
(FASBIS), call money, penempatan “fixed-term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan
dan piutang.
Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo
penempatan setelah dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan sedangkan penempatan
pada bank lain yang disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan
kerugian.
i.
Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara
(SPN), Negotiable Certificates of Deposits, medium-term notes, floating rate notes, promissory
notes, Treasury Bills yang diterbitkan oleh Pemerintah Negara Lain dan Pemerintah Republik
Indonesia, obligasi wajib konversi, wesel ekspor, efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal
seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan
obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan.
Efek–efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia
untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas
aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh
tempo.
Transaksi pembelian dan penjualan efek-efek baik untuk nasabah maupun bank diakui dalam
laporan keuangan konsolidasian pada saat tanggal transaksi efek (trade date).
Sebelum 1 Januari 2010
Penilaian efek-efek didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut:
(1) Efek-efek untuk diperdagangkan disajikan pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi
konsolidasian periode berjalan. Pada saat efek-efek untuk diperdagangkan dijual, selisih
antara harga penjualan dengan nilai wajar yang tercatat pada akhir periode diakui sebagai
keuntungan atau kerugian dari penjualan yang direalisasi.
(2) Efek-efek yang tersedia untuk dijual disajikan pada nilai wajar. Keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar tidak diakui pada laba rugi
konsolidasian periode berjalan, melainkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas.
Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba atau rugi pada saat realisasi.
(3) Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai perolehan yang disesuaikan
dengan diskonto atau premium yang belum diamortisasi menggunakan metode garis lurus
dan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan.
Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari
reksadana pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan pada
tanggal neraca dibebankan pada laba rugi konsolidasian periode berjalan.
Halaman 5/31
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
i.
Efek-efek (lanjutan)
Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut
umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada
tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga
pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar
instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan
terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas efek-efek untuk
dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi konsolidasian
periode berjalan.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual
dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif
selama sisa umur efek tersebut.
Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi diperdagangkan
dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dibebankan ke
laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal pemindahan.
j.
Obligasi Pemerintah
Obligasi Pemerintah adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Obligasi Pemerintah terdiri dari Obligasi Pemerintah yang diperoleh dalam rangka program
rekapitalisasi dan Obligasi Pemerintah yang dibeli dari pasar.
Obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan,
tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi
atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga
jatuh tempo.
Sebelum 1 Januari 2010, perlakuan akuntansi untuk Obligasi Pemerintah sama dengan
perlakuan akuntansi untuk efek-efek seperti dijelaskan pada Catatan 2i.
k.
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan adalah tagihan sebagai akibat dari perjanjian
pemberian fasilitas perdagangan kepada debitur yang akan ditagih pada saat jatuh tempo.
Tagihan lainnya diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b, untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Sebelum 1 Januari 2010, tagihan lainnya – transaksi perdagangan dinyatakan sebesar saldo
dikurangi dengan penyisihan kerugian.
l.
Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Kewajiban atas
Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam neraca
konsolidasian sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga yang
belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga
jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi),
dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual
kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan
akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Halaman 5/32
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
l.
Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Kewajiban atas
Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (lanjutan)
Sebelum 1 Januari 2010, selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai
pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan
selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali dengan menggunakan
metode garis lurus.
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai kewajiban dalam neraca
konsolidasian sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi dengan bunga
dibayar dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang
disepakati diperlakukan sebagai biaya dibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga selama
jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai kewajiban
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan
akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati
diperlakukan sebagai biaya dibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga selama jangka
waktu efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan menggunakan metode garis lurus.
m. Tagihan dan Kewajiban Derivatif
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan
perdagangan) dicatat dalam neraca konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar
tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dengan menggunakan kurs Reuters pada tanggal
laporan atau metode diskonto arus kas.
Tagihan derivatif disajikan sebesar keuntungan yang belum direalisasi dari kontrak derivatif,
setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Kewajiban derivatif disajikan sebesar
kerugian yang belum direalisasi dari kontrak derivatif.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif disajikan dalam laporan keuangan
konsolidasian berdasarkan tujuan Bank atas transaksi yaitu untuk (1) lindung nilai atas nilai
wajar, (2) lindung nilai atas arus kas, (3) lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi
luar negeri dan (4) instrumen perdagangan, sebagai berikut:
1. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat
sebagai instrumen lindung nilai atas nilai wajar dan keuntungan atau kerugian atas
perubahan nilai wajar aset dan kewajiban yang dilindungi, diakui sebagai laba atau rugi yang
dapat saling hapus dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi
menunjukkan terjadinya ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai
laba atau rugi konsolidasian periode berjalan.
2. Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai
lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada bagian
ekuitas secara terpisah. Bagian yang tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba
atau rugi konsolidasian periode berjalan.
3. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas
investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dilaporkan sebagai pendapatan
komprehensif lainnya sebagai bagian dari komponen ekuitas, sepanjang transaksi tersebut
dianggap efektif sebagai transaksi lindung nilai.
Halaman 5/33
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
m. Tagihan dan Kewajiban Derivatif (lanjutan)
4. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen
lindung nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen
lindung nilai) diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian pada periode berjalan.
Tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan,
sedangkan kewajiban derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan dalam kelompok
diperdagangkan. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi untuk aset keuangan dan
kewajiban keuangan dalam kelompok diperdagangkan.
n.
Kredit yang Diberikan
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan
debitur untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu, dan tagihan
yang berasal dari transaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam
waktu 15 hari.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta
penerusan dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung
oleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan.
Di dalam kredit yang diberikan termasuk pembiayaan oleh Bank Syariah Mandiri, Anak
Perusahaan, berupa pembiayaan syariah yaitu penyediaan dana atau tagihan/piutang yang
dapat dipersamakan dengan kas berupa:
a) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
b) transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiyah bittamlik
c) transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah dan istishna
d) transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan
e) transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah Mandiri dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan atau bagi hasil.
Penjelasan secara ringkas dari masing-masing jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai
berikut:
Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan menggunakan metode bagi
untung (profit sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
Musyarakah adalah penanaman dana dari para pemilik dana/modal untuk mencampurkan
dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik
dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing.
Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik obyek sewa
termasuk kepemilikan hak pakai atas obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan
imbalan atas obyek sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa
antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang
disewakan dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa baik dengan jual beli atau pemberian
(hibah) pada saat tertentu sesuai akad sewa.
Halaman 5/34
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
n.
Kredit yang Diberikan (lanjutan)
Murabahah adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dengan harga jual
sebesar biaya perolehan barang ditambah keuntungan yang disepakati. Piutang murabahah
dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan ”marjin yang ditangguhkan” yang
tidak dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian.
Istishna adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan
pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan yang diperjanjikan dengan kewajiban pihak
meminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit yang diberikan
dikurangi dengan penyisihan kerugiannya.
Kredit yang dibeli dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2002 tanggal 27 September
2002 tentang “Prinsip Kehati-hatian Dalam Rangka Pembelian Kredit oleh Bank dari BPPN”
yang berlaku untuk semua pembelian kredit dari BPPN sejak 1 Januari 2002.
Selisih antara pokok kredit dan harga pembelian diakui sebagai pendapatan yang ditangguhkan
jika Bank membuat perjanjian kredit baru dengan debitur dan sebagai cadangan kerugian
penurunan nilai jika Bank tidak membuat perjanjian kredit baru dengan debitur. Koreksi atas
pendapatan yang ditangguhkan dan cadangan kerugian penurunan nilai hanya dapat dilakukan
apabila Bank telah menerima pembayaran sebesar harga beli.
Pendapatan dari kredit yang dibeli dari BPPN diakui secara tunai. Jika Bank membuat perjanjian
kredit baru dengan debitur, penerimaan pembayaran dari debitur diakui sebagai pengurang
pokok kredit dan/atau pendapatan bunga sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam
perjanjian kredit baru. Jika Bank tidak membuat perjanjian kredit baru dengan debitur,
penerimaan pembayaran dari debitur harus diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok
kredit. Kelebihan penerimaan pembayaran dari saldo pokok kredit diakui sebagai pendapatan
bunga.
Bank Indonesia memperbolehkan Bank untuk mengklasifikasikan semua kredit yang dibeli dari
BPPN dalam kategori lancar selama 1 (satu) tahun sejak tanggal pembukuan kredit. Setelah itu,
kredit tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan peraturan Bank Indonesia mengenai klasifikasi
kredit.
Bank Indonesia mengharuskan Bank untuk dapat menerima pembayaran kredit sebesar harga
beli dalam waktu maksimum 5 (lima) tahun sejak tanggal pembukuan kredit. Saldo kredit yang
belum dilunasi setelah 5 (lima) tahun harus dihapusbukukan oleh Bank. Berdasarkan surat dari
Bank Indonesia No. 9/58/DPNP/IDPnP tanggal 16 Februari 2007, Bank Mandiri dapat
meneruskan pengelolaan kredit eks BPPN yang melewati jangka waktu 5 tahun setelah
pembelian, sepanjang kredit tersebut pada saat mencapai jangka waktu 5 tahun tergolong
lancar, baik berdasarkan faktor prospek usaha, kinerja, maupun kemampuan membayar debitur
sebagaimana diatur dalam PBI Kualitas Aset yang berlaku.
Kredit yang dibeli dari BPPN diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman
yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Halaman 5/35
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
n.
Kredit yang Diberikan (lanjutan)
Kredit yang dibeli dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) (lanjutan)
Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit yang diberikan
dikurangi dengan penyisihan kerugiannya.
Restrukturisasi Kredit yang Diberikan
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau
instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Sebelum 1 Januari 2010, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan
modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan
datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang
diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan
yang tercatat sebelum restrukturisasi.
Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau
instrumen keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui apabila nilai wajar
penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi biaya untuk
menjualnya adalah lebih kecil dari nilai buku kredit yang diberikan.
Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok kredit dalam perjanjian kredit yang baru
dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (deferred
interest income) dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara
proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat
pembayaran kredit diterima. Kerugian restrukturisasi disajikan sebagai bagian dari cadangan
kerugian penurunan nilai.
o.
Piutang Pembiayaan Konsumen
Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan merupakan jumlah piutang setelah dikurangi
dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan
bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan konsumen yang
belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Pendapatan pembiayaan konsumen Anak Perusahaan yang belum diakui merupakan selisih
antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan
jumlah pokok pembiayaan yang diakui sebagai penghasilan sepanjang jangka waktu kontrak
berdasarkan suatu tarif pengembalian menurut kontrak yang dihitung secara berkala atas nilai
investasi bersih terhitung sejak pembiayaan konsumen dilakukan.
Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan diklasifikasikan sebagai aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk perlakuan
akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen diakui dalam
laporan laba rugi konsolidasian pada saat perjanjian pembiayaan ditandatangani.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai
pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan
laba rugi konsolidasian periode berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Halaman 5/36
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
o.
Piutang Pembiayaan Konsumen (lanjutan)
Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without
recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang
pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak
menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca
konsolidasian secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait
dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi
konsolidasian. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana
Anak Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca konsolidasian
secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan
pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi
konsolidasian.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Anak Perusahaan berhak menentukan tingkat
bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian
dengan pemberi pembiayaan bersama yaitu Bank. Selisihnya merupakan pendapatan dan
disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.
p.
Tagihan dan Kewajiban Akseptasi
Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam
kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Kewajiban akseptasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, tagihan akseptasi disajikan sebesar saldo nominal dikurangi dengan
penyisihan kerugian.
q.
Penyertaan Saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta
penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang
diberikan.
Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00% sampai
dengan 50,00% dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya
perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi
dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai.
Penyertaan sementara pada perusahaan debitur hasil dari konversi kredit yang diberikan
menjadi saham dicatat dengan metode biaya, tanpa memperhatikan persentase kepemilikan,
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Penyertaan saham lainnya dicatat dengan metode biaya yaitu sebesar biaya perolehan
dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Perubahan nilai investasi pada Anak Perusahaan yang disebabkan terjadinya perubahan nilai
ekuitas Anak Perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Bank dengan Anak
Perusahaan, diakui sebagai bagian dari ekuitas sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas
Anak Perusahaan”. Akun ini akan diperhitungkan di dalam penentuan laba atau rugi Bank pada
saat pelepasan investasi tersebut (Catatan 34e).
Halaman 5/37
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
q.
Penyertaan Saham (lanjutan)
Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Bank atas nilai
wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran. Goodwill
disajikan sebagai aset lain-lain dan diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya
dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih
tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun, namun periode
amortisasi yang lebih panjang (maksimum 20 tahun) dapat digunakan apabila terdapat dasar
yang tepat.
r.
Penyisihan Kerugian Aset Non-Produktif
Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan antara lain dalam bentuk agunan
yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account.
Kategori untuk aset non-produktif terdiri dari “Lancar”, “Kurang Lancar”, “Diragukan” dan
“Macet”. Efek-efek diklasifikasikan sebagai “Lancar”, “Kurang Lancar” dan “Macet”.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
“Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, sejak 20 Januari 2006, Bank juga wajib melakukan
pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non-produktif seperti agunan yang
diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts.
Dalam peraturan tersebut, klasifikasi agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai
ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu
Sampai dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun
Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Lancar
Kurang lancar
Diragukan
Macet
Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense accounts ditetapkan sebagai berikut:
Batas Waktu
Sampai dengan 180 hari
Lebih dari 180 hari
Lancar
Macet
s.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha
i. Aset Tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (kecuali
aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 1979, 1987 dan 2003 berdasarkan
peraturan pemerintah) dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak
disusutkan). Selisih nilai revaluasi aset tetap disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam
neraca konsolidasian.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank Mandiri menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset
Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK
No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan memilih model
biaya, dan seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap yang masih dimiliki pada saat
penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari
ekuitas dalam neraca konsolidasian telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian pada
tahun 2008 (Catatan 34c).
Halaman 5/38
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
s.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha (lanjutan)
i. Aset Tetap (lanjutan)
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian
bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap.
Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam
jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi
kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya.
Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur
manfaat ekonomis aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Tahun
Bangunan
Perlengkapan, peralatan kantor, perangkat lunak/komputer dan kendaraan bermotor
20
4-5
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak
ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap)
dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada periode berjalan aset tetap tersebut
dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan
dikaji ulang, dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai
bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan,
akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya.
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi
sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan
pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut,
ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya
perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun
“Aset Lain-lain” dalam neraca konsolidasian dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas
tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali
memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.
PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap
dikaji ulang setiap tanggal neraca untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya
lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aset tetap
tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali
dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat
diperoleh kembali dari aset tetap tersebut.
Halaman 5/39
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
s.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha (lanjutan)
ii. Aset Sewa Guna Usaha
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, menggantikan PSAK No.
30 (1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007),
penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang
mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan
apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian
tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini,
sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Bank dan Anak
Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasian pada awal masa
sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara
bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban
sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga
menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban
keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aset sewa guna usaha (disajikan
sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur
manfaat aset sewa guna usaha dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang
memadai bahwa Bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis
lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
t.
Aset Lain-lain
Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan
diterima, tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, properti
terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-lain.
Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan
secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari
pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai
bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain“.
Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang
dimiliki Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas
tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Anak Perusahaan.
AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net
realisable value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih
dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang
diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap
cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat
direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian periode
berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan
ke laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan
nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan
tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan.
Halaman 5/40
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
u.
Kewajiban Segera
Kewajiban segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban, baik dari masyarakat maupun dari
bank lain. Kewajiban segera disajikan sebesar jumlah kewajiban Bank dan Anak Perusahaan.
Kewajiban segera diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi kewajiban keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
v.
Simpanan
Simpanan adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank dan Anak Perusahaan
yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk
dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang
dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM),
atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran
lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui
counter dan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau dengan cara pemindahbukuan melalui
SMS Banking, Phone Banking dan Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati,
tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara
lainnya.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito
berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang
deposito berjangka dengan Bank.
Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan
sebagai instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro
wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijaksanaan Bank.
Simpanan dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar kewajiban Bank.
Simpanan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan
simpanan diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang
estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010
Giro dan tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban. Di dalam tabungan termasuk tabungan
Wadiah.
Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal.
Sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan beban bunga yang belum
diamortisasi.
Halaman 5/41
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
w.
Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri,
dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut
perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dicatat
sebagai kewajiban terhadap bank lain.
Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah,
investasi tidak terikat yang terdiri dari tabungan mudharabah, deposito berjangka mudharabah,
dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA). SIMA merupakan sertifikat investasi
yang diterbitkan oleh BSM dengan sistem bagi hasil dan berupa penempatan antar bank.
Jangka waktu SIMA setara dengan 1-6 bulan.
Simpanan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan
simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang
estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010 simpanan dari bank lain disajikan sebesar jumlah kewajiban terhadap
bank lain.
x.
Efek-efek yang Diterbitkan
Efek-efek yang diterbitkan oleh Bank dan Anak Perusahaan, termasuk floating rate notes,
medium-term notes dan travelers’ cheques, dicatat sebesar perolehan yaitu nilai nominal
ditambah/dikurangi dengan premi/diskonto yang belum diamortisasi. Premi atau diskonto yang
timbul dari penerbitan floating rate notes dan medium-term notes diakui sebagai
pendapatan/beban yang ditangguhkan dan diamortisasi selama periode efek-efek tersebut.
Efek-efek yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek yang diterbitkan disajikan sebesar nilai kewajiban.
y.
Pinjaman yang Diterima
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain
dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang diterima.
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi untuk kewajiban keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima disajikan sebesar jumlah kewajibannya.
z.
Pinjaman Subordinasi
Pinjaman subordinasi pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman subordinasi.
Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari
pinjaman subordinasi.
Halaman 5/42
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
z.
Pinjaman Subordinasi (lanjutan)
Pinjaman subordinasi diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi untuk kewajiban keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman subordinasi dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto
yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan pinjaman subordinasi
diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil penerbitan pinjaman subordinasi dan
diamortisasi menggunakan metode garis lurus sampai dengan tanggal jatuh tempo.
aa. Perpajakan
Bank Mandiri dan Anak Perusahaan menerapkan metode kewajiban neraca (balance sheet
liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode kewajiban
neraca, aset dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai
aset dan kewajiban yang tercatat di neraca dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan
kewajiban tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya
pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belum digunakan apabila besar kemungkinan
bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial diberlakukan pada tahun dimana aset tersebut direalisasi atau kewajiban tersebut
diselesaikan. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan
oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi
yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi atas kewajiban pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila
diajukan keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan
dan/atau banding tersebut diterima.
Taksiran pajak penghasilan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung untuk masing-masing
perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aset pajak kini (current tax assets) dan kewajiban
pajak kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan
dalam laporan keuangan konsolidasian. Aset pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi
dengan kewajiban pajak tangguhan di neraca konsolidasian.
ab. Pendapatan dan Beban Bunga
(i)
Konvensional
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing
dicatat dalam “pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laporan laba rugi
konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran
atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan,
atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat
bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga
efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan
kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian
kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain
yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Halaman 5/43
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
ab. Pendapatan dan Beban Bunga (lanjutan)
(i)
Konvensional (lanjutan)
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai
akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui
atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang
mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto
arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Sebelum 1 Januari 2010
Pendapatan dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Pendapatan bunga yang
berasal dari pinjaman yang diberikan atau aset produktif lain yang bermasalah (nonperforming) tidak diakui, kecuali pada saat pembayaran tunai diterima. Pada saat aset
keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum
dibayar dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui
sebagai tagihan kontinjensi.
Seluruh penerimaan pembayaran yang berhubungan dengan pinjaman yang diberikan
dengan kolektibilitas diragukan dan macet, harus diakui terlebih dahulu sebagai pengurang
terhadap pokok pinjaman yang diberikan. Kelebihan penerimaan pembayaran atas pokok
pinjaman yang diberikan harus diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi.
Pendapatan bunga dari kredit yang direstrukturisasi hanya dapat diakui apabila telah
diterima secara tunai sebelum kualitas kredit menjadi lancar sebagaimana diatur di dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum, sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI
No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
Pendapatan bunga yang masih harus diterima atas aset non-performing Bank Mandiri dan
Anak Perusahaan dicatat sebagai tagihan kontinjensi dalam laporan Komitmen dan
Kontinjensi pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
Pendapatan pembiayaan konsumen Anak Perusahaan dinyatakan sebesar pendapatan
bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank-bank lain sehubungan
dengan transaksi-transaksi kerjasama penerusan pinjaman, kerjasama pembiayaan
bersama dan pengambilalihan piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.
(ii)
Syariah
Didalam pendapatan dan beban bunga terdapat pendapatan dan beban berdasarkan
prinsip syariah. Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib terdiri dari
pendapatan atas jual beli dari transaksi murabahah, istishna, pendapatan dari sewa (ijarah)
dan pendapatan atas bagi hasil dari mudharabah, musyarakah dan pendapatan usaha
utama lainnya.
Pengakuan keuntungan transaksi murabahah yang pembayarannya dilakukan secara
angsuran atau tangguh, dilakukan secara proporsional sesuai dengan praktik akuntansi
perbankan yang berlaku umum (vide: Surat Bank Indonesia No.10/1260/DPbS tanggal 15
Oktober 2008 dan Surat Bank Indonesia No.9/634/DPbS tanggal 20 April 2007).
Dalam kaitannya dengan tingkat risiko piutang murabahah, Anak Perusahaan menetapkan
kebijakan atas pengakuan keuntungan murabahah sebagai berikut:
1) Untuk murabahah dengan pembayaran tangguh satu tahun atau lebih dari satu tahun
dimana risiko penagihan kas dari piutang (piutang tak tertagih) dan/atau beban
pengelolaan piutang relatif kecil, keuntungan diakui dengan menggunakan metode
efektif (anuitas) sesuai jangka waktu.
2) Untuk murabahah dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun dimana risiko
penagihan kas dari piutang (piutang tak tertagih) dan/atau beban pengelolaan piutang
serta penagihan piutangnya relatif besar, keuntungan diakui dengan menggunakan
metode proporsional sesuai jangka waktu akad.
Halaman 5/44
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
ab. Pendapatan dan Beban Bunga (lanjutan)
(ii)
Syariah (lanjutan)
Anak Perusahaan menetapkan kebijakan tingkat risiko berdasarkan ketentuan internal.
Anak Perusahaan melakukan penghentian amortisasi keuntungan ditangguhkan pada
masa pembiayaan diklasifikasikan sebagai non performing.
Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau
metode akad selesai.
Pendapatan ijarah diakui selama masa akad secara proporsional.
Pendapatan bagi hasil musyarakah yang menjadi hak mitra pasif diakui sebesar haknya
sesuai dengan kesepakatan.
Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai
nisbah yang disepakati, dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil
usaha.
ac. Pendapatan Premi dan Beban Klaim
Pendapatan premi dan beban klaim adalah pendapatan dan beban pokok dari AXA Mandiri,
yang sejak tanggal 20 Agustus 2010, seiring dengan peningkatan kepemilikan saham dari
49,00% menjadi 51,00%, menjadi bagian dari Laporan Keuangan Konsolidasian Bank untuk
periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010.
Pendapatan premi untuk asuransi berjangka waktu pendek diakui selama jangka waktu
asuransi tersebut sedangkan pendapatan premi untuk asuransi berjangka waktu panjang diakui
pada saat polis berakhir. Beban klaim diakui pada saat kewajiban klaim asuransi terjadi.
ad. Pendapatan Provisi dan Komisi
Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi
yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang)
dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara
diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang
berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit dan/atau yang mempunyai jangka waktu
tertentu, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka
waktunya, sedangkan untuk pendapatan provisi dan komisi yang tidak signifikan diakui pada
saat terjadinya transaksi. Untuk kredit yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya,
saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit yang
diberikan dilunasi.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan
perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi.
ae. Imbalan Kerja
Kewajiban Pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang pesertanya adalah pegawai
aktif Bank Mandiri sejak tanggal 1 Agustus 1999, serta program pensiun manfaat pasti yang
berasal dari masing-masing dana pensiun Bank Peserta Penggabungan. Program ini didanai
melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam
perhitungan aktuaria yang dilakukan secara berkala.
Halaman 5/45
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
ae. Imbalan Kerja (lanjutan)
Kewajiban imbalan pensiun Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung dengan
membandingkan manfaat yang akan diterima oleh karyawan dari Program Pensiun pada usia
pensiun normal dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan UU Ketenagakerjaan No.
13/2003 setelah dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil investasinya.
Apabila manfaat pensiun lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank
dan Anak Perusahaan harus membayar kekurangan tersebut.
Program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti karena UU
Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimum imbalan
pensiun. Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah
imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti
usia, masa kerja atau kompensasi.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca konsolidasian adalah nilai kini
kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aset program, serta
disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode
projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan
estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi perusahaan
berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan
dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan
yang bersangkutan.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan
pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.
Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10,00% dari imbalan pasti atau
10,00% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada
pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan.
Kewajiban Imbalan Pasca-Kerja Lainnya
Bank memberikan gaji masa bebas tugas yaitu imbalan kepada karyawan sebelum usia pensiun
jabatan karyawan dimana karyawan dibebaskan dari tugas-tugas rutin dan tidak masuk kerja,
tetapi memperoleh fasilitas kepegawaian yang ditentukan.
Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia
pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang
masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan
metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun
disederhanakan. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
Pembagian Tantiem
Bank Mandiri mencatat tantiem dengan menggunakan basis akrual sejak tahun 2008 dan
membebankannya pada laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan.
af. Opsi Saham
Bank Mandiri telah memberikan opsi saham kepada Direksi dan pegawai pimpinan berdasarkan
posisi dan kriteria tertentu dalam Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP).
Jumlah biaya kompensasi saham dihitung pada tanggal diberikannya opsi saham dengan
menggunakan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui sebagai bagian dari akun “Biaya
Gaji dan Tunjangan Pegawai” selama periode opsi saham berdasarkan program hak bertingkat
(graded vesting). Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai Opsi Saham pada akun
Ekuitas.
Halaman 5/46
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
af. Opsi Saham (lanjutan)
Nilai wajar dari opsi saham tersebut ditentukan berdasarkan pada laporan hasil penilaian
aktuaria independen dengan menggunakan metode penentuan harga opsi Black Scholes.
ag. Laba per Saham
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian akhir periode berjalan
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor selama periode
berjalan.
Laba per saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi
saham dilaksanakan pada saat penerbitan (Catatan 34a dan 35).
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yang digunakan dalam menghitung laba per
saham dilusian pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah
20.988.409.521 lembar saham dan 20.947.472.491 lembar saham.
2010
2009
Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham - Dasar
Penyesuaian atas efek berpotensi saham biasa:
MSOP - Tahap II
MSOP - Tahap III
20.976.564.141
20.930.789.243
2.726.799
9.118.581
849.696
15.833.552
Jumlah rata-rata tertimbang lembar saham - Dilusian
20.988.409.521
20.947.472.491
ah. Informasi Segmen
Bank Mandiri dan Anak Perusahaan menyajikan informasi keuangan berdasarkan segmen
usaha (segmen primer) dan daerah geografis (segmen sekunder). Segmen usaha adalah
komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa (baik jasa individual maupun
kelompok jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan
risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen Bank dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko
dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada
lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: perbankan, Bank Syariah,
sekuritas, pembiayaan, jasa pengiriman uang dan lain-lain, sedangkan segmen sekunder dibagi
ke dalam wilayah Indonesia, Asia (Singapura, Malaysia, Hong Kong dan Timor Leste), Eropa
Barat (Inggris) dan Cayman Islands.
3.
DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) dan PSAK 55 (REVISI 2006)
Grup menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010
secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut (Catatan 2b (vii)).
Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari
2010, Grup telah melakukan perhitungan kembali Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset
Keuangan sesuai dengan ketentuan transisi. Perbedaan antara saldo cadangan tersebut per
31 Desember 2009 dengan saldo cadangan yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) per
1 Januari 2010 untuk semua aset keuangan sejumlah Rp221.896, telah dikreditkan ke Saldo Laba
awal, saldo selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan dan aset pajak tangguhan masingmasing sebesar Rp164.343, Rp2.772 dan Rp54.781. Rincian penyesuaian terhadap saldo cadangan
untuk masing-masing akun aset keuangan adalah sebagai berikut:
Halaman 5/47
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50 (REVISI 2006) dan PSAK 55 (REVISI 2006) (lanjutan)
Jumlah
Giro pada bank lain (Catatan 5)
Penempatan pada bank lain (Catatan 6)
Efek-efek (Catatan 7)
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9)
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (Catatan 10)
Tagihan derivatif (Catatan 11)
Kredit yang diberikan (Catatan 12)
Tagihan akseptasi (Catatan 14)
73.098
108.175
2.354
(59.563)
30.488
1.765
65.395
184
Dampak pada aset pajak tangguhan
221.896
(54.781)
167.115
Pada tanggal 1 Januari 2010, berkaitan dengan implementasi PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55
(Revisi 2006) Bank telah meninjau ulang klasifikasi aset keuangan dan oleh karena itu telah
melakukan reklasifikasi atas Obligasi Pemerintah sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 8c atas
laporan keuangan konsolidasian.
4.
GIRO PADA BANK INDONESIA
2010
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
2009
14.438.709
606.536
12.773.638
647.935
15.045.245
13.421.573
Pada tanggal 30 September 2010, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank telah sesuai dengan PBI No.
7/29/PBI/2005 tanggal 6 September 2005 yang telah diubah dengan PBI No. 10/19/PBI/2008 tanggal
14 Oktober 2008, selanjutnya diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008
mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada BI dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama
dan GWM Sekunder masing-masing adalah:
2010
Rupiah
- Giro Wajib Minimum Utama
- Giro Wajib Minimum Sekunder
Dolar Amerika Serikat
5,00%
2,50%
1,00%
2009
5,00%
1,00%
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo
Rekening Giro pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang
wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN) dan/atau kelebihan saldo
Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia.
Realisasi Giro Wajib Minimum untuk rekening Rupiah dan Dolar Amerika Serikat (Bank Mandiri saja)
pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah:
2010
Rupiah
- Giro Wajib Minimum Utama
- Giro Wajib Minimum Sekunder
Dolar Amerika Serikat
5,00%
36,36%
1,01%
Halaman 5/48
2009
5,04%
1,01%
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
GIRO PADA BANK LAIN
a. Berdasarkan Mata Uang:
2010
2009
Rupiah
Mata uang asing
328.821
5.965.605
281.708
4.878.497
Jumlah
Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
6.294.426
(12.387)
5.160.205
(71.111)
6.282.039
5.089.094
Termasuk dalam mata uang asing adalah terutama mata uang Pound Sterling, Euro, Dolar
Amerika Serikat dan Yen.
b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
2009
Rupiah:
Lancar
328.821
281.708
Jumlah Rupiah
328.821
281.708
Mata uang asing:
Lancar
Macet
5.958.433
7.172
4.867.076
11.421
Jumlah mata uang asing
5.965.605
4.878.497
Jumlah
Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
6.294.426
(12.387)
5.160.205
(71.111)
6.282.039
5.089.094
c. Berdasarkan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga:
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak terdapat giro pada bank lain yang mempunyai
hubungan istimewa.
d. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
0,21%
0,36%
2009
0,01%
0,17%
e. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain:
2010
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Lain-lain*)
Saldo akhir periode
2009
86.962
87.689
(73.098)
3.044
(4.521)
(5.308)
(11.270)
12.387
71.111
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain
yang dibentuk telah memadai.
f. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai”
dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56.
Halaman 5/49
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, Jatuh Tempo dan Kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
Jatuh Tempo
Lancar
Macet
Jumlah
Rupiah:
Bank Indonesia
< 1 bulan
4.184.555
-
4.184.555
Call Money
< 1 bulan
1.210.000
-
1.210.000
527.439
57.275
2.000
1.500
-
527.439
57.275
2.000
1.500
1.372
-
1.372
5.984.141
-
5.984.141
< 1 bulan
> 1 bulan < 3 bulan
> 3 bulan < 6 bulan
> 12 bulan
10.039.361
2.097.375
223.125
-
101.923
10.039.361
2.097.375
223.125
101.923
< 1 bulan
> 3 bulan < 6 bulan
> 12 bulan
3.276.367
462
-
2.344
3.276.367
462
2.344
16.046
-
16.046
15.652.736
104.267
Deposito Berjangka
Tabungan
< 1 bulan
> 1 bulan < 3 bulan
> 3 bulan < 6 bulan
> 6 bulan < 12 bulan
tanpa jatuh tempo
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Call Money
Penempatan “Fixed-Term”
Deposito Berjangka
< 1 bulan
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
15.757.003
21.741.144
(196.853)
21.544.291
2009
Jatuh Tempo
Rupiah:
Bank Indonesia
< 1 bulan
Lancar
Macet
Jumlah
4.678.120
-
4.678.120
Call Money
< 1 bulan
> 1 bulan < 3 bulan
810.226
175.312
-
810.226
175.312
Deposito Berjangka
< 1 bulan
> 1 bulan < 3 bulan
240.604
66.700
-
240.604
66.700
Tabungan
tanpa jatuh tempo
1.694
--
1.694
5.972.656
-
5.972.656
< 1 bulan
=1 bulan < 3 bulan
> 3 bulan < 6 bulan
> 12 bulan
17.268.686
3.092.800
1.449.750
-
193.110
17.268.686
3.092.800
1.449.750
193.110
< 1 bulan
=1 bulan < 3 bulan
> 3 bulan < 6 bulan
> 12 bulan
2.928.495
48.325
495
-
7.746
2.928.495
48.325
495
7.746
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Call Money
Penempatan “Fixed-Term”
Deposito Berjangka
< 1 bulan
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
262.229
-
25.050.780
200.856
262.229
25.251.636
31.224.292
(468.338)
30.755.954
b. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank Mandiri tidak memiliki penempatan pada pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.
Halaman 5/50
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan)
c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
6,55%
0,29%
2009
6,52%
0,24%
d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat penempatan pada bank lain yang
digunakan sebagai jaminan.
e. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain:
2010
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Lain-lain*)
Saldo akhir periode
2009
347.184
386.708
(108.175)
(34.685)
(7.471)
128.152
(46.522)
196.853
468.338
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada
bank lain yang dibentuk telah memadai.
Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) dengan klasifikasi
macet atau “mengalami penurunan nilai” dimana klaim Bank Mandiri yang diakui oleh kurator
berdasarkan hasil creditors meeting pada tanggal 5 November 2009 adalah sebesar
EUR16.395.092 (nilai penuh) untuk penempatan. Pada tanggal 10 Maret 2010, kurator telah
membayarkan sebagian klaim kepada Bank Mandiri setelah memperhitungkan saling hapus (setoff) dengan saldo giro dan inter-bank call money serta kewajiban L/C UPAS Anak Perusahaan
kepada lembaga keuangan tersebut, sehingga saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga
keuangan (dalam likuidasi) pada tanggal 30 September 2010 menjadi sebesar EUR8.568.411
(nilai penuh). Pada tanggal 30 September 2010, Bank Mandiri telah membentuk cadangan
kerugian penurunan nilai atas sisa saldo penempatan pada lembaga keuangan tersebut.
Halaman 5/51
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2009, Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan
(dalam likuidasi) dengan klasifikasi macet senilai Rp215.234 dan di lain pihak lembaga keuangan
(dalam likuidasi) tersebut menempatkan dananya di Bank Mandiri dalam bentuk giro dengan
jumlah sebesar Rp190 pada tanggal 30 September 2009 (Catatan 22a). Anak perusahaan juga
memiliki kewajiban L/C UPAS yang telah jatuh tempo kepada lembaga keuangan tersebut
sebesar USD8.054.248,50 (nilai penuh). Saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga
keuangan (dalam likuidasi) tersebut pada tanggal 30 September 2009 telah disalinghapuskan
(set-off) dengan saldo giro dan inter-bank call money yang ditempatkan lembaga keuangan
tersebut di Bank Mandiri serta kewajiban L/C UPAS Anak Perusahaan (pada tanggal
31 Desember 2009). Perhitungan penyisihan kerugian yang dibentuk oleh Bank Mandiri untuk
lembaga keuangan tersebut adalah selisih antara saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga
keuangan tersebut dengan saldo giro dan inter-bank call money yang ditempatkan lembaga
keuangan tersebut di Bank Mandiri dan kewajiban L/C UPAS Anak Perusahaan (pada tanggal
31 Desember 2009).
f. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai”
dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56.
7.
EFEK-EFEK
a. Berdasarkan Tujuan dan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga:
2010
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a):
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pihak ketiga:
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Tersedia untuk dijual
Dimiliki hingga jatuh tempo
Jumlah
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi
Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan) nilai efek-efek
Cadangan kerugian penurunan nilai
10.000
65.000
5.253.291
5.526.541
2.802.244
11.990.416
569.600
3.983.802
13.582.076
16.543.818
13.592.076
16.608.818
(18.594)
(24.992)
103.549
(189.185)
114.429
(100.575)
13.487.846
Halaman 5/52
2009
16.597.680
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
EFEK-EFEK (lanjutan)
b. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
Nilai
Perolehan/
Nilai
Nominal*)
Rupiah:
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Sertifikat Bank Indonesia
Investasi pada unit-unit reksa dana
Obligasi
Saham
Tersedia untuk dijual
Investasi pada unit-unit reksa dana
Obligasi Syariah Perusahaan
Reksadana Syariah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Syariah Perusahaan
Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sertifikat Bank Indonesia
Wesel ekspor
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Obligasi
Tersedia untuk dijual
Wesel ekspor
Floating rate notes
Obligasi
Medium term notes
Dimiliki hingga jatuh tempo
Wesel ekspor
Treasury bills
Obligasi
Floating rate notes
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(Diskonto)/ Keuntungan/
Premi
(Kerugian)
yang Belum yang Belum
Diamortisasi Direalisasi
Lancar
Nilai Wajar/Nilai Buku**)
Kurang
Lancar
Macet
Jumlah
4.938.502
186.043
92.948
8.988
-
54.232
9.874
1.815
(107)
4.992.734
195.917
94.518
8.881
-
245
-
4.992.734
195.917
94.763
8.881
5.226.481
-
65.814
5.292.050
-
245
5.292.295
5.007.069
80.000
15.000
-
32.728
1.162
5.039.797
80.000
16.162
-
-
5.039.797
80.000
16.162
5.102.069
-
33.890
5.135.959
-
-
5.135.959
953.000
526.000
350.000
65.000
50.191
337
(18.814)
(165)
-
-
903.337
421.624
350.000
64.835
50.191
-
50.000
85.562
-
953.337
507.186
350.000
64.835
50.191
1.944.191
(18.642)
-
1.789.987
-
135.562
1.925.549
12.272.741
(18.642)
99.704
12.217.996
-
135.807 12.353.803
15
26.825
-
-
26.825
26.810
-
188.689
137.884
95.182
2.717
-
(372)
4.051
151
188.689
137.512
99.233
2.868
-
-
188.689
137.512
99.233
2.868
424.472
-
3.830
428.302
-
-
428.302
692.731
94.997
62.475
17.850
(14)
783
(721)
-
692.731
94.983
63.258
17.129
-
-
692.731
94.983
63.258
17.129
868.053
48
-
868.101
-
-
868.101
1.319.335
48
3.845
1.323.228
-
-
1.323.228
103.549
13.541.224
-
135.807 13.677.031
-
(87.647)
13.592.076
(18.594)
(101.538)
Bersih
13.439.686
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai buku.
Halaman 5/53
-
(189.185)
48.160 13.487.846
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
EFEK-EFEK (lanjutan)
b. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan):
2009
Nilai
Perolehan/
Nilai
Nominal*)
Rupiah:
Diperdagangkan
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi
Investasi pada unit - unit reksa dana
Saham
Tersedia untuk dijual
Reksadana Syariah
Investasi pada unit - unit reksa dana
Dimiliki hingga jatuh tempo
Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Obligasi Syariah Perusahaan
Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia
Wesel ekspor
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Tersedia untuk dijual
Wesel ekspor
Floating rate notes
Obligasi
Dimiliki hingga jatuh tempo
Wesel ekspor
Obligasi
Treasury bills
Floating rate notes
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(Diskonto)/ Keuntungan/
Premi
(Kerugian)
yang Belum yang Belum
Diamortisasi Direalisasi
Lancar
Nilai Wajar/Nilai Buku**)
Kurang
Lancar
Macet
Jumlah
10.896.548
906.442
159.291
28.135
-
92.190
9.776
7.647
6.102
10.988.738
915.928
166.938
34.237
-
- 10.988.738
290
916.218
166.938
34.237
11.990.416
-
115.715
12.105.841
-
290 12.106.131
8.000
8.864
-
1.503
(362)
9.503
8.502
-
-
9.503
8.502
16.864
-
1.141
18.005
-
-
18.005
1.250.000
1.038.557
581.000
18.000
36.258
(303)
(27.290)
(26)
-
-
1.250.000
1.038.254
553.710
17.974
36.258
-
-
1.250.000
1.038.254
553.710
17.974
36.258
2.923.815
(27.619)
-
2.896.196
-
-
2.896.196
14.931.095
(27.619)
116.856
15.020.042
-
290 15.020.332
404.274
104.823
43.639
-
(2.796)
369
404.274
102.027
44.008
-
-
404.274
102.027
44.008
552.736
-
(2.427)
550.309
-
-
550.309
553.892
310.039
136.897
124.159
1.197
(36)
1.466
-
553.892
282.250
136.861
125.625
28.986
-
-
553.892
311.236
136.861
125.625
1.124.987
2.627
-
1.098.628
28.986
-
1.127.614
1.677.723
2.627
1.648.937
28.986
-
1.677.923
16.608.818
(24.992)
16.668.979
28.986
(2.427)
114.429
(95.937)
Bersih
16.573.042
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal.
**) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai buku.
Halaman 5/54
(4.348)
24.638
290 16.698.255
(290)
(100.575)
- 16.597.680
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
EFEK-EFEK (lanjutan)
c. Berdasarkan Sisa Umur Hingga Jatuh Tempo:
2010
Rupiah:
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo
< 1 tahun
> 1 < 5 tahun
> 5 < 10 tahun
2009
217.100
5.521.324
4.111.037
2.423.280
204.289
13.412.520
1.144.000
170.286
12.272.741
14.931.095
Mata uang asing:
< 1 tahun
> 1 < 5 tahun
> 5 < 10 tahun
1.071.149
155.775
92.411
1.231.132
326.978
119.613
Jumlah mata uang asing
1.319.335
1.677.723
13.592.076
16.608.818
Jumlah Rupiah
Jumlah
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi
Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan) nilai efek-efek
Cadangan kerugian penurunan nilai
(18.594)
(24.992)
103.549
(189.185)
114.429
(100.575)
13.487.846
16.597.680
d. Berdasarkan Golongan Penerbit:
2010
Perusahaan lain
Pemerintah dan Bank Indonesia
Bank
Jumlah
Dikurangi:
Diskonto yang belum diamortisasi
Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan) nilai efek-efek
Cadangan kerugian penurunan nilai
6.842.433
5.622.190
1.127.453
2.137.919
13.207.602
1.263.297
13.592.076
16.608.818
(18.594)
(24.992)
103.549
(189.185)
114.429
(100.575)
13.487.846
Halaman 5/55
2009
16.597.680
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
EFEK-EFEK (lanjutan)
e. Rincian Obligasi Berdasarkan Peringkat:
Peringkat*)
Lembaga
Pemeringkat
Nilai Wajar/Nilai Buku**)
2010
2009
2010
2009
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
Obligasi
Pefindo
idD – idAAA
***)
94.763
916.218
Tersedia untuk dijual
Obligasi Syariah
Perusahaan
Pefindo
idA – idA+
-
80.000
-
Beragam
BBB (idn) – A-(idn)
idCCC – idAA+
CC (Fitch) – A-(idn)
Baa3.id – idAA+
953.337
1.038.254
Pefindo
idAA+
idAA+
219.817
217.939
Pefindo
Pefindo
idAA
idCCC – idAA-
idAA+
A- – idAA+
191.859
95.510
185.863
149.908
1.460.523
1.591.964
1.635.286
2.508.182
Dimiliki hingga
jatuh tempo
Obligasi Syariah
Perusahaan
Obligasi
PT Indosat
(Persero) Tbk.
PT Indofood Sukses
Makmur Tbk.
Lain-lain
Jumlah Rupiah
Mata uang asing
Diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
Obligasi
Beragam
-
-
26.825
-
Tersedia untuk dijual
Obligasi
Beragam
BBB+ – A
BBB – A-
99.233
44.008
Dimiliki hingga
jatuh tempo
Obligasi
Beragam
BBB – A
BBB – A
63.258
311.236
189.316
355.244
Jumlah mata uang asing
*)
**)
***)
Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti
Pemeringkat Efek Indonesia, Standard and Poor’s, Moody’s dan Fitch Ratings.
Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai buku.
Pada tanggal 30 September 2009, obligasi dengan kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terutama terdiri dari Surat
Perbendaharaan Negara yang tidak memiliki peringkat.
Halaman 5/56
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
EFEK-EFEK (lanjutan)
f. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
6,45%
8,90%
2009
8,76%
3,67%
g. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek:
2010
2009
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Lain-lain*)
53.492
44.046
(2.354)
139.634
(1.587)
58.127
(1.598)
Saldo akhir periode
189.185
100.575
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek yang
dibentuk telah memadai.
h. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai”
dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56.
Pada tanggal 30 September 2010 Bank memiliki investasi dalam unit reksa dana dari Reksa Dana
Terproteksi BNP Paribas Selaras, Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras 2, Reksa Dana
Terproteksi Schroder Regular Income Plan X, Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income
Plan XI dan Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan XII dengan nilai wajar pada
tanggal 30 September 2010 masing-masing sebesar Rp1.509.663, Rp1.008.699, Rp805.075,
Rp809.129 dan Rp900.162.
8.
OBLIGASI PEMERINTAH
Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diperoleh
Bank Mandiri dari pasar primer dan sekunder pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 dengan
rincian sebagai berikut:
2010
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar
Tersedia untuk dijual, nilai wajar
Dimiliki hingga jatuh tempo, nilai buku
Halaman 5/57
2009
499.130
58.254.186
23.428.018
247.301
26.118.702
61.997.078
82.181.334
88.363.081
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan)
a. Berdasarkan Jatuh Tempo
Berdasarkan jatuh temponya, Obligasi Pemerintah adalah sebagai berikut:
2010
Rupiah
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi:
Kurang dari 1 tahun
1 - 5 tahun
5 - 10 tahun
Lebih dari 10 tahun
Tersedia untuk dijual:
Kurang dari 1 tahun
1 - 5 tahun
5 - 10 tahun
Lebih dari 10 tahun
Dimiliki hingga jatuh tempo:
Kurang dari 1 tahun
1 - 5 tahun
5 - 10 tahun
Lebih dari 10 tahun
Jumlah Rupiah
Mata uang asing
Tersedia untuk dijual:
5 - 10 tahun
Lebih dari 10 tahun
Dimiliki hingga jatuh tempo:
1 - 5 tahun
5 - 10 tahun
Jumlah mata uang asing
Halaman 5/58
2009
19.857
268.748
56.953
153.572
116
247.185
-
499.130
247.301
288.833
6.436.080
51.529.273
-
651.359
14.488.119
10.928.718
58.254.186
26.068.196
60.563
2.298.118
20.780.604
119.665
1.362.451
168.335
36.647.130
23.643.030
23.258.950
61.820.946
82.012.266
88.136.443
-
31.363
19.143
-
50.506
151.232
17.836
48.110
128.022
169.068
176.132
169.068
226.638
82.181.334
88.363.081
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan)
b. Berdasarkan Jenis
2010
Tingkat
suku bunga
per tahun
Nominal
Nilai wajar
Tanggal
jatuh tempo
Frekuensi
pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
Obligasi suku
bunga tetap
447.348
7,95% 14,28%
499.130
12/09/2011 15/07/2038
1 dan 6 bulan
30.055
7,95%
30.480
15/08/2013
1 bulan
25/06/2011 25/07/2020
3 bulan
Tersedia untuk dijual
Obligasi suku
bunga tetap
Obligasi suku bunga
mengambang
58.831.044
SBI 3 bulan
58.223.706
58.254.186
58.861.099
Tingkat suku
bunga per tahun
Tanggal
jatuh tempo
1.514.352
9,00% 15,58%
15/11/2010 15/05/2037
1 dan 6 bulan
21.744.598
SBI 3 bulan
25/12/2014 25/09/2017
3 bulan
Nilai buku
Frekuensi
pembayaran bunga
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku
bunga tetap
Obligasi suku bunga
mengambang
23.258.950
Nilai buku
Tingkat suku
bunga per tahun
Tanggal
jatuh tempo
6,75% 10,38%
10/03/2014 09/03/2017
Frekuensi
pembayaran bunga
Mata uang asing
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku
bunga tetap
169.068
Halaman 5/59
6 bulan
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan)
b. Berdasarkan Jenis (lanjutan)
2009
Tingkat
suku bunga
per tahun
Nominal
Nilai wajar
Tanggal
jatuh tempo
Frekuensi
pembayaran bunga
Rupiah
Diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
Obligasi suku
bunga tetap
245.904
9,28% 12,00%
247.301
28/03/2010 15/09/2013
1 bulan
350.512
9,00% 14,28%
385.340
15/06/2013 15/11/2020
6 bulan
25.682.856
25/06/2011 25/07/2020
3 bulan
Tersedia untuk dijual
Obligasi suku
bunga tetap
Obligasi suku bunga
mengambang
25.831.044
SBI 3 bulan
26.181.556
26.068.196
Tingkat suku
bunga per tahun
Tanggal
jatuh tempo
2.076.348
9,00% 15,58%
15/03/2010 15/05/2037
6 bulan
59.744.598
SBI 3 bulan
25/12/2014 25/07/2020
3 bulan
Nilai buku
Frekuensi
pembayaran bunga
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku
bunga tetap
Obligasi suku bunga
mengambang
61.820.946
Tingkat
suku bunga
per tahun
Nominal
Nilai wajar
Tanggal
jatuh tempo
Frekuensi
pembayaran bunga
15/01/2016 17/02/2037
6 bulan
Mata uang asing
Tersedia untuk dijual
Obligasi suku
bunga tetap
48.325
Nilai buku
6,63% 7,50%
50.506
Tingkat suku
bunga per tahun
Tanggal
jatuh tempo
6,75% 10,38%
04/05/2014 09/03/2017
Frekuensi
pembayaran bunga
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi suku
bunga tetap
176.132
Halaman 5/60
1 dan 6 bulan
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan)
c. Informasi Lain
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Obligasi Pemerintah dengan jumlah nilai nominal
sebesar RpNihil dan Rp876.539 telah dijual kepada pihak ketiga dengan janji untuk dibeli kembali
(Catatan 25).
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal sebesar
Rp3.967.500 dan Rp3.967.500 dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang diterima dari bank lain
(Catatan 28d).
Sehubungan dengan implementasi PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) efektif
1 Januari 2010, Bank memiliki kesempatan untuk meninjau ulang klasifikasi aset keuangan dan
dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan tanpa terkena sanksi. Pada tanggal 1 Januari 2010,
Bank memutuskan untuk mereklasifikasi Obligasi Pemerintah sebesar Rp38.000.000 dari
klasifikasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo ke klasifikasi Tersedia Untuk Dijual. Obligasi Pemerintah
tersebut direklasifikasi dengan nilai wajar pada tanggal 1 Januari 2010 dan kerugian yang belum
direalisasi sebesar Rp404.255 atas Obligasi Pemerintah yang dipindahkan pada tanggal
reklasifikasi dicatat sebagai bagian dari kerugian bersih yang belum direalisasi dari penurunan
nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak
tangguhan di ekuitas.
9.
TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN
a. Berdasarkan Jenis dan Mata Uang:
2010
2009
Rupiah:
Pihak ketiga
Usance L/C payable at sight
Lain-lain
1.781.035
174.278
1.887.628
157.238
Jumlah Rupiah
1.955.313
2.044.866
805.012
671.964
925.812
746.073
Jumlah mata uang asing
1.476.976
1.671.885
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.432.289
(962.736)
3.716.751
(1.799.927)
2.469.553
1.916.824
Mata uang asing:
Pihak ketiga
Usance L/C payable at sight
Lain-lain
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak terdapat tagihan lainnya - transaksi
perdagangan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Halaman 5/61
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN (lanjutan)
b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
2009
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Macet
2.330.105
318.737
17.467
765.980
2.609.096
289.327
818.328
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.432.289
(962.736)
3.716.751
(1.799.927)
2.469.553
1.916.824
2010
2009
c. Berdasarkan Jatuh Tempo:
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
Lebih dari 12 bulan
422.601
856.315
530.453
145.944
621.112
742.878
534.932
145.944
1.955.313
2.044.866
262.875
363.271
230.795
620.035
252.399
410.653
333.665
2.784
672.384
Jumlah mata uang asing
1.476.976
1.671.885
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.432.289
(962.736)
3.716.751
(1.799.927)
2.469.553
1.916.824
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya - transaksi perdagangan:
2010
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Lain-lain*)
844.781
Saldo akhir periode
962.736
59.563
92.751
(34.359)
2009
1.158.049
750.072
(108.194)
1.799.927
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya transaksi perdagangan telah memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai”
dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56.
Halaman 5/62
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI
a. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
2010
Jenis Efek
Tanggal
Dimulai
Tanggal
Jatuh Tempo
Nilai Jual
Kembali
Pendapatan
Bunga Belum
Direalisasi
Nilai
Bersih
Rupiah
Obligasi FR0043
Obligasi FR0043
Obligasi FR0023
Obligasi VR0031
Obligasi VR0020
SBI
Obligasi VR0023
Obligasi VR0031
Obligasi VR0020
SBI
SPN
Obligasi VR0029
Obligasi VR0028
Obligasi VR0021
Obligasi VR0029
Obligasi FR0043
SPN
Obligasi FR0023
SBI
SPN
Obligasi FR0019
Saham
24/09/2010
24/09/2010
17/09/2010
23/08/2010
07/09/2010
17/09/2010
15/09/2010
17/09/2010
08/04/2010
29/09/2010
29/09/2010
09/08/2010
09/04/2010
23/08/2010
09/04/2010
24/09/2010
29/09/2010
29/09/2010
29/09/2010
17/09/2010
29/09/2010
13/08/2010
15/10/2010
15/10/2010
08/10/2010
22/11/2010
08/12/2010
18/10/2010
15/10/2010
13/12/2010
08/10/2010
01/11/2010
20/10/2010
08/11/2010
11/10/2010
22/11/2010
11/10/2010
15/10/2010
20/10/2010
20/10/2010
01/11/2010
08/10/2010
20/10/2010
11/11/2010
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
1.022.161
1.022.161
677.024
509.637
508.987
503.321
503.001
494.871
482.145
393.423
329.462
330.064
306.169
257.513
250.416
227.147
180.538
150.055
109.591
104.976
58.548
2.090
8.423.300
2.507
2.507
831
5.336
6.643
1.548
1.275
7.089
637
2.206
1.097
2.457
577
2.696
472
557
601
499
615
129
195
41
40.515
Bersih
1.019.654
1.019.654
676.193
504.301
502.344
501.773
501.726
487.782
481.508
391.217
328.365
327.607
305.592
254.817
249.944
226.590
179.937
149.556
108.976
104.847
58.353
2.049
8.382.785
8.382.785
2009
Jenis Efek
Tanggal
Dimulai
Tanggal
Jatuh Tempo
Nilai Jual
Kembali
Pendapatan
Bunga Belum
Direalisasi
Nilai
Bersih
Rupiah
Obligasi VR0020
Obligasi VR0031
Obligasi VR0031
Obligasi VR0029
Obligasi VR0029
Obligasi VR0020
Obligasi VR0028
Obligasi VR0027
Obligasi VR0029
Obligasi VR0029
Saham
Saham
Obligasi VR0028
Obligasi VR0028
Saham
19/08/2009
15/09/2009
21/07/2009
03/09/2009
07/07/2009
07/07/2009
07/07/2009
29/09/2009
21/07/2009
10/09/2009
15/09/2009
24/08/2009
15/09/2009
29/09/2009
29/09/2009
19/11/2009
15/10/2009
21/10/2009
03/12/2009
21/01/2010
07/10/2009
21/01/2010
29/12/2009
21/10/2009
10/03/2010
13/11/2009
24/02/2010
15/10/2009
29/12/2009
29/10/2009
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
Bersih
509.487
432.239
337.379
330.863
318.470
254.960
208.611
182.263
175.393
176.254
154.670
100.773
72.283
73.244
25.396
3.352.285
5.053
1.162
1.552
4.196
7.955
323
5.211
3.237
807
5.807
4.670
6.955
194
1.301
383
48.806
504.434
431.077
335.827
326.667
310.515
254.637
203.400
179.026
174.586
170.447
150.000
93.818
72.089
71.943
25.013
3.303.479
(82.531)
3.220.948
Halaman 5/63
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. TAGIHAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan)
b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia:
Lancar
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2010
2009
8.382.785
-
3.303.479
(82.531)
8.382.785
3.220.948
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual
kembali:
2010
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Lain – lain*)
2009
30.488
47.987
(30.488)
(1)
1
50.000
(15.456)
Saldo akhir periode
-
82.531
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan atas efekefek yang dibeli dengan janji dijual kembali telah memadai.
Seluruh saldo tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali per tanggal 30
September 2010 tidak mengalami penurunan nilai.
11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut:
Transaksi
Nilai Kontrak
Tagihan
Derivatif
Nilai Wajar
Pihak ketiga
Terkait Nilai Tukar
1. Kontrak berjangka - beli
Dolar Amerika Serikat
1.716.680
Lain-lain
1.265.039
2. Kontrak berjangka - jual
Dolar Amerika Serikat
219.413
Lain-lain
13.103
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat
1.207.378
Lain-lain
25.031
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat
6.873.115
Lain-lain
119.656
5. Option Buy
Lain-lain
Terkait Suku Bunga
1. Swap - suku bunga
Lain-lain
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Kewajiban
Derivatif
(28.920)
(18)
10
259
28.930
277
2.152
(36)
2.210
-
58
36
(21.690)
58
241
58
21.931
-
162.454
(1.084)
162.572
31
118
1.115
46
-
165.427
-
13.270
65.735
-
165.427
65.735
Halaman 5/64
46
(13.270)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (lanjutan)
Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
Transaksi
Nilai Kontrak
Tagihan
Derivatif
Nilai Wajar
Pihak ketiga
Terkait Nilai Tukar
1. Kontrak berjangka - beli
Dolar Amerika Serikat
662.725
Lain-lain
43.797
2. Kontrak berjangka - jual
Dolar Amerika Serikat
355.937
Lain-lain
34.623
3. Swap - beli
Dolar Amerika Serikat
2.000.410
Lain-lain
476.148
4. Swap - jual
Dolar Amerika Serikat
4.665.149
Lain-lain
545.569
Terkait Suku Bunga
1. Swap - suku bunga
Lain-lain
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(28.398)
(1.435)
Kewajiban
Derivatif
1
433
28.399
1.868
10.178
580
69
222
(13.354)
(6.385)
722
-
14.076
6.385
336.194
(675)
336.223
3
29
678
(13.055)
348.140
(5.963)
13.055
64.781
-
342.177
64.781
10.109
358
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak terdapat transaksi derivatif dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
Swap Mata Uang (Cross Currency Swap)
Bank Mandiri telah menandatangani beberapa kontrak swap mata uang (cross currency swap) yang
berkaitan dengan kontrak efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) dengan beberapa bank
counterpart. Kontrak dimulai pada saat Bank Mandiri menjual Obligasi Pemerintah kepada bank
counterpart dan menerima dana dalam Rupiah. Dana tersebut kemudian digunakan untuk
menyelesaikan transaksi spot dari kontrak swap mata uang dan Bank Mandiri akan menerima dana
dalam Dolar Amerika Serikat. Pada tanggal jatuh tempo, Bank Mandiri akan menerima dana Rupiah
dan membayar dana dalam Dolar Amerika Serikat kepada bank counterpart. Selanjutnya, Bank
Mandiri berkewajiban untuk menggunakan dana Rupiah tersebut untuk membeli kembali Obligasi
Pemerintah yang telah dijual sebelumnya kepada bank-bank counterpart (Catatan 25).
Ringkasan dari kontrak swap mata uang tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal Efektif
Tanggal
Jatuh Tempo
Jenis
Transaksi
Pembelian
(Nilai Penuh)
Penjualan
(Nilai Penuh)
7 Juni 2005
7 Januari 2008
Spot
Forward
USD50 juta
Rp617.500 juta
Rp617.500 juta
USD50 juta
3 November 2004
3 November 2009
Spot
Forward
USD25 juta
Rp285.060 juta
Rp285.060 juta
USD25 juta
4 November 2004
4 November 2009
Spot
Forward
USD25 juta
Rp284.062 juta
Rp284.062 juta
USD25 juta
18 Mei 2005
18 Mei 2010
Spot
Forward
USD25 juta
Rp316.356 juta
Rp316.356 juta
USD25 juta
Bank Mandiri telah menyelesaikan kontrak swap mata uang dan kontrak efek yang dijual dengan
janji dibeli kembali terkait pada tanggal jatuh tempo 7 Januari 2008, 3 November 2009, 4 November
2009, dan 18 Mei 2010 dengan bank-bank counterpart.
Halaman 5/65
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (lanjutan)
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kolektibilitas Bank Indonesia untuk tagihan derivatif
adalah sebagai berikut:
2010
Lancar
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2009
165.427
-
348.140
(5.963)
165.427
342.177
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif:
2010
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Lain-lain*)
2009
1.765
6.313
(1.765)
(3.571)
3.571
Saldo akhir periode
(498)
148
-
5.963
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif telah
memadai.
Seluruh saldo tagihan derivatif per tanggal 30 September 2010 tidak mengalami penurunan nilai.
12. KREDIT YANG DIBERIKAN
A. Kredit yang diberikan terdiri atas:
a. Berdasarkan Jenis Mata Uang, Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga:
2010
2009
Rupiah:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a)
Pihak ketiga
471.951
192.052.210
136.207
155.949.075
Jumlah Rupiah
192.524.161
156.085.282
Mata uang asing:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a)
Pihak ketiga
346.197
37.118.751
507.516
30.312.813
Jumlah mata uang asing
37.464.948
30.820.329
Jumlah
Dikurangi: Pendapatan ditangguhkan
229.989.109
-
186.905.611
(948)
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
229.989.109
(11.713.196)
186.904.663
(12.264.551)
218.275.913
174.640.112
Halaman 5/66
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan):
b.1 Berdasarkan Jenis:
30 September 2010
Tidak mengalami
penurunan
nilai
Rupiah:
Modal kerja
Investasi
Konsumen
Sindikasi
Karyawan
Program Pemerintah
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Modal kerja
Investasi
Sindikasi
Konsumen
Program Pemerintah
Karyawan
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Mengalami
penurunan
*)
nilai
Jumlah
92.882.152
54.438.358
29.975.921
2.106.157
1.207.257
868.612
6.386.440
2.846.297
644.795
1.130.691
3.631
33.850
99.268.592
57.284.655
30.620.716
3.236.848
1.210.888
902.462
181.478.457
11.045.704
192.524.161
14.616.956
14.335.164
257.130
140.176
108.353
137
617.261
4.787.034
2.319.139
142.955
140.643
19.403.990
16.654.303
400.085
140.176
108.353
137
757.904
30.075.177
7.389.771
37.464.948
211.553.634
18.435.475
229.989.109
(8.978.262)
(11.713.196)
9.457.213
218.275.913
(2.734.934)
208.818.700
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan
dan macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi
(Catatan 2.b.(v).(a)).
Halaman 5/67
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan):
b.2 Berdasarkan Jenis dan Kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
Dalam
Perhatian
Khusus
Lancar
Rupiah:
Modal kerja
Investasi
Konsumen
Sindikasi
Karyawan
Program Pemerintah
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Modal kerja
Investasi
Sindikasi
Konsumen
Program Pemerintah
Karyawan
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan
kerugian
penurunan nilai
Kurang
Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
90.667.225
53.728.409
26.811.111
2.106.157
1.204.581
821.154
5.856.583
2.668.558
3.076.931
1.130.691
2.676
47.458
369.947
175.871
142.839
360
11.671
467.975
148.958
135.803
66
6.409
1.906.862
562.859
454.032
3.205
15.770
175.338.637
12.782.897
700.688
759.211
2.942.728 192.524.161
14.251.443
14.207.073
190.192
139.284
108.353
137
544.901
3.911.919
2.042.139
209.893
892
72.361
1.130
116.905
16.361
194.750
-
1.044.748
288.186
124.281
19.403.990
16.654.303
400.085
140.176
108.353
137
757.904
29.441.383
6.237.204
134.396
194.750
1.457.215
37.464.948
204.780.020
19.020.101
835.084
953.961
4.399.943 229.989.109
(5.343.505)
(283.106)
(583.961)
(3.632.029) (11.713.196)
13.676.596
551.978
370.000
(1.870.595)
202.909.425
Halaman 5/68
99.268.592
57.284.655
30.620.716
3.236.848
1.210.888
902.462
767.914 218.275.913
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan):
b.2 Berdasarkan Jenis dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan):
2009
Dalam
Perhatian
Khusus
Lancar
Rupiah:
Modal kerja
Investasi
Konsumen
Sindikasi
Karyawan
Program Pemerintah
Ekspor
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Modal kerja
Investasi
Sindikasi
Program Pemerintah
Konsumen
Ekspor
Karyawan
Lain-lain
Jumlah Mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Pendapatan
ditangguhkan
Jumlah
Dikurangi: Cadangan
kerugian
penurunan nilai
Kurang
Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
67.090.721
43.632.518
25.627.376
1.174.822
1.279.150
419.020
256.019
5.644.527
2.336.695
2.932.801
1.171.991
2.528
31.099
-
570.203
293.328
119.711
478
86
-
319.645
64.619
115.274
19
2.888
-
1.977.153
595.264
420.308
4.971
2.068
-
139.479.626
12.119.641
983.806
502.445
2.999.764 156.085.282
8.447.603
6.872.359
3.818.542
112.014
105.390
48.154
213
741.548
4.639.239
2.201.349
235.127
4.011
177.000
11.057
167.701
15.168
34.480
383.706
-
1.675.136
851.121
279.018
393
15.156.741
10.092.530
4.347.855
112.014
109.401
48.154
213
953.421
20.145.823
7.256.726
228.406
383.706
2.805.668
30.820.329
159.625.449
19.376.367
1.212.212
886.151
5.805.432 186.905.611
159.625.449
(948)
19.375.419
1.212.212
886.151
(948)
5.805.432 186.904.663
(5.551.547) (12.264.551)
(1.724.321)
157.901.128
(4.199.827)
(349.915)
(438.941)
15.175.592
862.297
447.210
Halaman 5/69
75.602.249
46.922.424
29.215.470
2.346.813
1.287.146
455.161
256.019
253.885 174.640.112
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan):
c.1 Berdasarkan Sektor Ekonomi:
30 September 2010
Tidak mengalami
penurunan
nilai
Rupiah:
Industri
Perdagangan, restoran
dan hotel
Jasa-jasa dunia usaha
Pertanian
Pengangkutan, pergudangan
dan komunikasi
Konstruksi
Listrik, gas dan air
Jasa-jasa sosial/masyarakat
Pertambangan
Lain-lain
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Industri
Pertambangan
Perdagangan, restoran
dan hotel
Pertanian
Listrik, gas dan air
Pengangkutan, pergudangan
dan komunikasi
Konstruksi
Jasa-jasa dunia usaha
Jasa-jasa sosial/masyarakat
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Mengalami
penurunan
*)
nilai
Jumlah
40.353.457
4.455.588
44.809.045
26.502.132
25.647.405
23.652.581
2.206.918
652.668
886.167
28.709.050
26.300.073
24.538.748
12.973.797
8.863.137
2.992.687
2.252.533
2.351.500
35.889.228
501.874
940.606
3.827
269.498
133.521
995.037
13.475.671
9.803.743
2.996.514
2.522.031
2.485.021
36.884.265
181.478.457
11.045.704
192.524.161
7.879.282
9.794.047
5.341.876
335.773
13.221.158
10.129.820
3.126.976
3.029.705
1.769.927
1.037.660
37.157
83.245
4.164.636
3.066.862
1.853.172
1.420.263
1.363.075
1.157.307
110.550
424.044
274.158
154.140
125.710
53
1.694.421
1.517.215
1.283.017
110.550
424.097
30.075.176
7.389.772
37.464.948
211.553.633
18.435.476
229.989.109
(2.734.934)
(8.978.262)
(11.713.196)
208.818.699
9.457.214
218.275.913
*) Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan
dan macet (kredit non-performing) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi
(Catatan 2.b.(v).(a)).
Halaman 5/70
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan):
c.2 Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
Dalam
Perhatian
Khusus
Lancar
Rupiah:
Industri
Perdagangan, restoran
dan hotel
Jasa-jasa dunia usaha
Pertanian
Pengangkutan, pergudangan
dan komunikasi
Konstruksi
Listrik, gas dan air
Jasa-jasa sosial/masyarakat
Pertambangan
Lain-lain
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Industri
Pertambangan
Perdagangan, restoran
dan hotel
Pertanian
Listrik, gas dan air
Pengangkutan, pergudangan
dan komunikasi
Konstruksi
Jasa-jasa dunia usaha
Jasa-jasa sosial/masyarakat
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Kurang
Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
40.215.998
3.803.467
26.952
26.256
736.372
44.809.045
25.780.173
24.989.754
23.320.778
1.792.232
899.329
985.285
164.948
113.465
102.892
197.277
26.085
23.212
774.420
271.440
106.581
28.709.050
26.300.073
24.538.748
12.484.121
8.551.117
2.946.871
2.323.817
2.303.934
32.422.074
815.996
725.279
45.816
121.704
162.184
3.431.605
75.288
32.072
445
18.349
2.202
164.075
62.794
71.866
1.009
8.427
9.764
332.521
37.472
423.409
2.373
49.734
6.937
533.990
13.475.671
9.803.743
2.996.514
2.522.031
2.485.021
36.884.265
175.338.637
12.782.897
700.688
759.211
7.558.374
9.830.313
4.986.576
299.507
-
23.196
-
653.012
-
13.221.158
10.129.820
2.954.388
2.995.821
1.670.355
536.807
71.041
182.817
22.111
-
171.554
-
479.776
-
4.164.636
3.066.862
1.853.172
1.330.274
1.410.848
1.157.307
109.747
423.956
106.741
52.824
803
88
58.054
53.543
688
-
-
199.352
125.022
53
1.694.421
1.517.215
1.283.017
110.550
424.097
29.441.383
6.237.204
134.396
194.750
1.457.215
37.464.948
204.780.020
19.020.101
835.084
953.961
4.399.943 229.989.109
(5.343.505)
(283.106)
(583.961)
(3.632.029) (11.713.196)
13.676.596
551.978
370.000
(1.870.595)
202.909.425
Halaman 5/71
2.942.728 192.524.161
767.914 218.275.913
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan):
c.2 Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan):
2009
Dalam
Perhatian
Khusus
Lancar
Rupiah:
Industri
Perdagangan, restoran dan
hotel
Jasa-jasa dunia usaha
Pertanian
Pengangkutan, pergudangan
dan komunikasi
Konstruksi
Pertambangan
Jasa-jasa sosial/masyarakat
Listrik, gas dan air
Lain-lain
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Industri
Pertambangan
Perdagangan, restoran dan
hotel
Pertanian
Konstruksi
Jasa-jasa dunia usaha
Listrik, gas dan air
Pengangkutan, pergudangan
dan komunikasi
Jasa-jasa sosial/masyarakat
Lain-lain
Jumlah Mata uang asing
Jumlah
Dikurangi:
Pendapatan ditangguhkan
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Kurang
Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
33.110.016
3.988.045
68.788
118.202
922.854
38.207.905
18.292.537
17.661.849
16.120.234
1.734.440
713.776
874.031
228.132
81.730
26.117
127.827
80.563
15.707
509.088
237.691
127.263
20.892.024
18.775.609
17.163.352
13.922.897
9.974.277
2.560.010
2.164.939
2.050.733
23.622.134
261.047
1.341.277
127.713
178.797
5.343
2.895.172
93.808
102.784
29.189
27.615
3.173
322.470
7.131
18.123
63
7.546
10
127.273
283.160
454.088
1.973
24.356
63
439.228
14.568.043
11.890.549
2.718.948
2.403.253
2.059.322
27.406.277
139.479.626
12.119.641
983.806
502.445
2.999.764 156.085.282
4.989.108
6.861.277
5.898.742
311.185
11.229
25.875
380.832
-
2.006.894
-
13.286.805
7.198.337
2.480.205
1.106.406
918.926
781.657
898.451
402.666
92.047
196.226
89.387
167.212
7.956
50
-
2.874
-
443.978
18.211
250.092
-
3.496.935
1.198.453
1.141.319
1.031.799
987.838
776.131
9.820
1.323.842
133.521
38.660
94.292
16.084
-
31.242
55.251
940.894
48.480
1.489.469
20.145.823
7.256.726
228.406
383.706
2.805.668
30.820.329
159.625.449
19.376.367
1.212.212
886.151
5.805.432 186.905.611
159.625.449
(948)
19.375.419
1.212.212
886.151
(948)
5.805.432 186.904.663
(5.551.547) (12.264.551)
(1.724.321)
157.901.128
(4.199.827)
(349.915)
(438.941)
15.175.592
862.297
447.210
Halaman 5/72
253.885 174.640.112
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan):
d. Berdasarkan Jangka Waktu:
2010
Rupiah:
Kurang dari 1 tahun
1 - 2 tahun
2 - 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah Rupiah
2009
23.565.710
14.645.301
83.820.938
70.492.212
19.786.602
13.555.295
65.600.285
57.143.100
192.524.161
156.085.282
Mata uang asing:
Kurang dari 1 tahun
1 - 2 tahun
2 - 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
8.679.047
2.665.465
14.242.711
11.877.725
11.974.508
1.222.764
7.657.231
9.965.826
Jumlah mata uang asing
37.464.948
30.820.329
Jumlah
Dikurangi: Pendapatan ditangguhkan
229.989.109
-
186.905.611
(948)
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
229.989.109
(11.713.196)
186.904.663
(12.264.551)
218.275.913
174.640.112
Rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan secara gross (sebelum dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing
adalah 2,60% dan 3,79% (Bank Mandiri saja 2,39% dan 3,64%, masing-masing pada tanggal 30
September 2010 dan 2009), sedangkan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan secara neto pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah
0,74% dan 0,85% (Bank Mandiri saja 0,71% dan 0,72% masing-masing pada tanggal 30
September 2010 dan 2009).
Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan pada tanggal 30
September 2010 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 12/11/DPNP tanggal
31 Maret 2010 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP
tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank
Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, dihitung atas dasar
jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan pada bank lain sebesar Rp1.417.195.
Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan pada tanggal 30
September 2009 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 3/30/DPNP tanggal 14
Desember 2001 perihal Laporan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan
Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Surat
Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 7/10/DPNP tanggal 30 Maret 2005, dihitung atas dasar
jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan pada bank lain sebesar Rp1.740.109 dan
setelah dikurangi dengan kerugian restrukturisasi sebesar Rp980.713.
Termasuk dalam kredit yang diberikan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah kredit
yang dibeli dari BPPN masing-masing sebesar RpNihil dan Rp176.870, dengan cadangan
kerugian penurunan nilai yang dibentuk masing-masing sebesar RpNihil dan Rp1.753 dan
pendapatan ditangguhkan masing-masing sebesar RpNihil dan Rp948.
Halaman 5/73
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan:
a. Termasuk di dalam kredit yang diberikan adalah pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diberikan oleh Anak Perusahaan masing-masing sebesar Rp21.342.209 dan Rp14.825.315
pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, terdiri atas:
2010
2009
Piutang Murabahah dan Istishna
Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan syariah lainnya
11.389.589
4.273.796
5.678.824
7.536.454
3.141.853
4.147.008
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
21.342.209
(1.046.610)
14.825.315
(776.489)
20.295.599
14.048.826
b. Tingkat suku bunga rata-rata (yield) dan kisaran bagi hasil per tahun adalah sebagai berikut:
Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
12,67%
5,11%
2009
12,90%
6,31%
Kisaran Bagi Hasil per Tahun:
2010
Piutang Murabahah dan Istishna
Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan syariah lainnya
1,13% - 15,42%
11,04% - 12,38%
14,25% - 15,55%
2009
6,90% - 14,77%
9,28% - 14,62%
13,53% - 15,74%
c. Agunan Kredit
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak
tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat
diterima oleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan.
d. Kredit Program Pemerintah
Kredit Program Pemerintah terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja permanen dan kredit
modal kerja dimana Pemerintah dapat menyediakan sebagian dan/atau keseluruhan dananya.
e. Kredit Sindikasi
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur melalui perjanjian
pembiayaan bersama dengan bank-bank lain. Jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila
sebagai agen fasilitas dalam kredit sindikasi pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
adalah masing-masing berkisar antara 17,57% - 80,32% dan 20,36% - 80,29% dari jumlah
keseluruhan kredit sindikasi. Sedangkan jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila sebagai
anggota sindikasi pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah masing-masing berkisar
antara 0,15% - 39,36% dan 0,19% - 38,54% dari jumlah keseluruhan kredit sindikasi.
Halaman 5/74
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan):
f. Kredit yang Direstrukturisasi
Berikut ini adalah jenis dan jumlah kredit yang telah direstrukturisasi pada tanggal
30 September 2010 dan 2009:
Perpanjangan jangka waktu kredit
Perpanjangan jangka waktu dan penurunan
suku bunga kredit
Kredit Jangka Panjang dengan Opsi Saham (KJPOS)
Fasilitas kredit tambahan
Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema
restrukturisasi lain-lain*)
2010
2009
7.183.077
7.405.932
498.008
225.560
183.291
2.887.314
315.056
5.481.232
8.188.882
1.083.832
16.278.818
17.173.366
*) Skema restrukturisasi lain-lain terutama terdiri dari skema restrukturisasi penurunan tingkat suku bunga, penjadualan kembali bunga
yang tertunggak dan perpanjangan jangka waktu pembayaran bunga tertunggak.
Jumlah kredit yang telah direstrukturisasi dalam kategori kredit bermasalah untuk periode
sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing
sebesar Rp1.431.511 dan Rp1.926.047.
g. Kredit kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Jumlah kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan persentase terhadap
total aset konsolidasian diungkapkan pada Catatan 50a.
Termasuk dalam kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah kredit yang diberikan kepada karyawan Bank Mandiri. Kredit yang diberikan kepada
karyawan Bank Mandiri terdiri dari kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 4,00% per tahun
yang digunakan untuk membeli kendaraan bermotor dan/atau rumah dengan jangka waktu 1
(satu) sampai 15 (lima belas) tahun yang dibayar melalui pemotongan gaji karyawan setiap
bulan.
h. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
i.
Bank Mandiri memiliki sejumlah perjanjian penerusan kredit dengan lembaga keuangan
internasional (Catatan 55).
Halaman 5/75
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan):
j. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan:
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit (tidak termasuk cadangan kerugian
penurunan nilai yang berasal dari selisih nilai pokok dan harga pembelian kredit dari BPPN)
adalah sebagai berikut:
2010
2009
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)**)
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan
Pencatatan kembali (write back)
Penghapusbukuan
Lain-lain*)
12.435.525
11.860.312
(65.395)
1.930.980
183.201
(2.183.467)
(587.648)
986.039
1.532.159
(1.446.715)
(667.244)
Saldo akhir periode
11.713.196
12.264.551
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
**) Untuk tanggal 30 September 2010, termasuk implikasi dari pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami
penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai (Catatan 36).
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang
diberikan telah memadai.
k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi sebelum dikurangi pendapatan
ditangguhkan dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) adalah sebagai berikut:
Kredit Bermasalah
(berdasarkan peraturan Bank Indonesia)
2010
2009
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel
Industri
Jasa-jasa dunia usaha
Lain-lain
1.136.645
789.580
410.990
2.065.412
865.047
1.109.844
399.984
2.111.140
Jumlah Rupiah
4.402.627
4.486.015
676.208
673.441
125.710
311.002
2.398.955
614.064
250.142
154.619
1.786.361
3.417.780
6.188.988
7.903.795
Mata uang asing:
Industri
Perdagangan, restoran dan hotel
Jasa-jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
Jumlah minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai peraturan Bank Indonesia
adalah sebagai berikut:
Halaman 5/76
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan):
Minimum Penyisihan Penghapusan
2010
Rupiah:
Perdagangan, restoran dan hotel
Industri
Jasa-jasa dunia usaha
Lain-lain
842.383
708.662
278.085
1.389.623
610.922
938.625
272.504
1.556.398
Jumlah Rupiah
3.218.753
3.378.449
637.775
556.478
120.275
250.988
2.043.264
515.093
229.922
129.165
1.565.516
2.917.444
4.784.269
6.295.893
Mata uang asing:
Industri
Perdagangan, restoran dan hotel
Jasa-jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
l.
2009
Penghapusbukuan Kredit Macet
Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank
Mandiri melaksanakan penghapusbukuan kredit macet masing-masing sebesar Rp2.144.790
dan Rp1.419.541 (Bank Mandiri saja). Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan
meliputi:
a. Fasilitas kredit telah digolongkan macet;
b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar
100,00% (seratus perseratus) dari pokok kredit macetnya;
c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan penyelamatan, namun tidak berhasil;
d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada
kemampuan membayar; dan
e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh kewajiban kreditnya, termasuk yang berasal dari
non-cash loan sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya
(partial write-off).
Penghapusbukuan kredit macet ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan
tetap dilakukan.
m. Kredit yang dihapusbukukan dicatat di extra-comtable. Bank terus melakukan usaha-usaha
penagihan atas kredit yang telah dihapusbukukan. Kredit extra-comtable ini tidak disajikan
dalam neraca, tetapi disajikan di luar neraca dalam buku besar Bank. Ikhtisar mutasi kredit
extra-comtable untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010
dan 2009 adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
2010
2009
Saldo awal periode
Penghapusbukuan
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan
Pencatatan kembali (write back)
Lain-lain*)
32.609.917
2.144.790
(1.129.092)
(183.201)
(578.113)
34.510.621
1.419.541
(1.489.496)
(1.634.819)
Saldo akhir periode
32.864.301
32.805.847
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Halaman 5/77
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan):
n. Pembelian Kredit dari BPPN
Berdasarkan surat dari Bank Indonesia No. 9/58/DPNP/IDPnP tanggal 16 Februari 2007
kepada Bank Mandiri, dinyatakan bahwa Bank dapat meneruskan pengelolaan kredit eksBPPN yang mencapai jangka waktu 5 (lima) tahun setelah pembelian, sepanjang kredit
tersebut pada saat mencapai jangka waktu 5 (lima) tahun tergolong lancar, baik dalam faktor
prospek usaha, kinerja, maupun kemampuan membayar debitur sebagaimana diatur dalam
PBI Kualitas Aset yang berlaku. Sesuai surat BI No. 10/28/DPB1 tanggal 24 Januari 2008,
kredit yang tergolong lancar (performing) adalah kredit dengan kualitas 1 (Lancar) dan 2
(Dalam Perhatian Khusus).
Periode 1 Januari - 30 September 2010 dan 2009
Selain cadangan kerugian penurunan nilai dan pendapatan ditangguhkan, pada tanggal 30
September 2010 dan 2009, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang
dibeli dari BPPN masing-masing sebesar RpNihil dan Rp1.753.
Dari jumlah pokok kredit yang dibeli dari BPPN masing-masing sebesar RpNihil dan
Rp176.870 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, seluruhnya telah dilakukan pengikatan
kredit baru.
Tidak ada tambahan fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur dari kredit yang dibeli dari
BPPN untuk seluruh periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
Jumlah pendapatan bunga dan pendapatan lainnya (up-front fee, pendapatan restrukturisasi
dan provisi) yang diterima dari kredit yang dibeli dari BPPN selama periode yang berakhir pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar RpNihil dan Rp15.914.
Mutasi jumlah pokok kredit, cadangan kerugian penurunan nilai dan pendapatan ditangguhkan
atas kredit yang dibeli dari BPPN untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September
2010 dan 2009 yang dicatat dalam akun kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
2010
Kredit yang diberikan
Saldo awal periode
Pelunasan selama periode berjalan
Penghapusbukuan selama periode berjalan
Selisih kurs karena penjabaran mata uang asing - bersih
2009
157.088
(157.088)
-
Saldo akhir periode
289.292
(89.966)
(22.456)
-
176.870
-
1.334
Pendapatan ditangguhkan
Saldo awal periode
Koreksi pendapatan yang ditangguhkan karena
penerimaan di atas nilai pembelian
Pendapatan yang ditangguhkan digunakan untuk
penghapusbukuan
Selisih kurs karena penjabaran mata uang asing - bersih
-
(266)
-
(120)
Saldo akhir periode
-
948
Komposisi kolektibilitas Bank Indonesia untuk kredit yang dibeli dari BPPN pada tanggal 30
September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010
Lancar
Dalam perhatian khusus
Halaman 5/78
2009
-
176.068
802
-
176.870
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan):
o. Kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan langsung (executing) dan pembiayaan
bersama (joint financing) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah
sebesar Rp6.402.364 dan Rp4.566.371.
13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
a. Pada tanggal 6 Februari 2009, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pembiayaan
bersama (joint financing) dengan PT Mandiri Tunas Finance (anak perusahaan Bank Mandiri
sejak tanggal 6 Februari 2009). Total fasilitas pembiayaan adalah sebesar Rp2.000.000 dan
berlaku sampai 31 Desember 2009. Jumlah fasilitas pembiayaan bersama ini telah diubah
menjadi sebesar Rp3.000.000 dan diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2011 berdasarkan
adendum perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 30 Desember 2009.
Rincian dari piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:
Piutang pembiayaan konsumen – bruto
Pembiayaan sendiri
Rupiah
Dikurangi:
Pembiayaan yang dibiayai bersama
pihak-pihak lain (without recourse)
Rupiah
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Ditambah:
Biaya transaksi
Total piutang pembiayaan konsumen – bruto
Pendapatan pembiayaan konsumen
yang belum diakui
Pembiayaan sendiri:
Rupiah
Pihak ketiga
Dikurangi:
Pembiayaan yang dibiayai bersama
pihak-pihak lain (without recourse)
Rupiah
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Ditambah:
Pendapatan kontraktual
2010
2009
4.698.854
2.624.507
(2.321.913)
(14.440)
(864.458)
(51.676)
(2.336.353)
(916.134)
113.590
-
2.476.091
1.708.373
(855.758)
(477.867)
337.463
798
141.601
4.975
338.261
146.576
(94.282)
Total pendapatan pembiayaan konsumen
yang belum diakui
(611.779)
Total piutang pembiayaan konsumen
1.864.312
Cadangan kerugian penurunan nilai
(19.020)
Bersih
1.845.292
Halaman 5/79
(331.291)
1.377.082
(22.724)
1.354.358
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
b. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan berdasarkan kolektibilitas Bank
Indonesia pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010
2009
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
1.707.283
131.193
9.026
13.378
3.432
1.262.131
104.241
4.382
4.191
2.137
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
1.864.312
(19.020)
1.377.082
(22.724)
1.845.292
1.354.358
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai
berikut:
2010
Saldo awal periode
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan
Penghapusbukuan
Saldo akhir periode
2009
16.343
13.540
11.025
(21.888)
13.802
25.958
2.600
(19.636)
19.020
22.724
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan
konsumen telah memadai.
d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai”
dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56.
14. TAGIHAN AKSEPTASI
a. Berdasarkan Jenis Mata Uang dan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga:
2010
Rupiah:
Tagihan kepada bank lain
Pihak ketiga
50.701
Tagihan kepada debitur
Pihak ketiga
2009
57.205
183.617
151.539
Jumlah Rupiah
234.318
208.744
Mata uang asing:
Tagihan kepada bank lain
Pihak ketiga
170.718
189.240
Tagihan kepada debitur
Pihak ketiga
3.390.220
3.320.019
Jumlah mata uang asing
3.560.938
3.509.259
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.795.256
(175.750)
3.718.003
(45.943)
3.619.506
3.672.060
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat tagihan akseptasi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
Halaman 5/80
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. TAGIHAN AKSEPTASI (lanjutan)
b. Berdasarkan Jatuh Tempo:
2010
2009
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
103.013
96.891
34.414
119.111
85.334
4.299
Jumlah Rupiah
234.318
208.744
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
963.294
1.711.884
861.465
24.295
728.542
1.733.811
982.325
64.581
Jumlah mata uang asing
3.560.938
3.509.259
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.795.256
(175.750)
3.718.003
(45.943)
3.619.506
3.672.060
2010
2009
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Macet
3.536.736
257.131
1.389
-
3.584.298
133.219
486
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.795.256
(175.750)
3.718.003
(45.943)
3.619.506
3.672.060
2010
2009
c. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia:
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi:
Saldo awal periode
Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan
penerapan PSAK 55 (Revisi 2006) (Catatan 3)
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
Lain-lain*)
52.773
246.008
(184)
124.264
(1.103)
(215.336)
15.271
Saldo akhir periode
175.750
45.943
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi telah
memadai.
e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai”
dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56.
Halaman 5/81
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PENYERTAAN SAHAM
a. Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut:
2010
Metode ekuitas
Metode biaya
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2009
9.772
151.839
6.289
9.772
(2.404)
158.128
(2.106)
7.368
156.022
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut:
Nama
Perusahaan
Metode Biaya:
W estech Electronics*)
Jenis Usaha
Persentase
Kepemilikan
Perdagangan
dan eceran
5,50%
5.738
3,99% - 10,00%
6.289
Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp3.000)
Beragam
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Biaya
Perolehan
Akumulasi Ekuitas
atas Bagian Laba
Nilai
Tercatat
(2.255)
3.483
-
6.289
9.772
(2.404)
7.368
*)
Penyertaan ini berasal dari restrukturisasi kredit dimana kredit yang diberikan menjadi penyertaan saham pada tanggal 2 Juni 2010.
Penyertaan saham tersebut merupakan penyertaan sementara, untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun, sesuai dengan peraturan
Bank Indonesia. Oleh karena itu, penyertaan saham tersebut dicatat dengan menggunakan metode biaya tanpa memperhatikan
besarnya persentase kepemilikan, berlaku mulai 2 Juni 2010.
Pada tanggal 20 Agustus 2010, Bank telah melakukan penandatanganan Akta Jual Beli (“AJB”)
atas pembelian 2.027.844 (dua juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh empat)
lembar saham atau 2,00% dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh PT
AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) dari National Mutual International Pty. Ltd. (NMI)
yang dilakukan dihadapan Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M. Bank sejak tanggal 20
Agustus 2010 telah efektif menjadi pemilik dari 51,00% saham dalam AXA Mandiri. Dengan
efektifnya kepemilikan Bank menjadi 51,00% maka Bank melakukan konsolidasi atas Laporan
Keuangan AXA Mandiri.
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
Nama
Perusahaan
Metode Ekuitas:
PT AXA Mandiri Financial
Services
Jenis Usaha
Asuransi
Metode Biaya:
Lain-lain (masing-masing
di bawah Rp3.000)
Beragam
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Persentase
Kepemilikan
Biaya
Perolehan
Akumulasi Ekuitas
atas Bagian Laba
Nilai
Tercatat
49,00%
16.761
135.078
3,99% - 10,00%
6.289
-
151.839
6.289
158.128
(2.106)
156.022
Halaman 5/82
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan)
b. Klasifikasi penyertaan saham berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2009
6.233
3.483
56
9.772
(2.404)
158.072
56
158.128
(2.106)
7.368
156.022
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham:
2010
2009
Saldo awal periode
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 39)
2.106
298
1.656
450
Saldo akhir periode
2.404
2.106
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham
telah memadai.
16. INVESTASI PEMEGANG POLIS DAN KEWAJIBAN KEPADA PEMEGANG POLIS PADA KONTRAK
UNIT LINK
2010
Dynamic Money
Progressive Money
Attractive Money Syariah
Attractive Money
Secure Money
Active Money Syariah
Money Market
Active Money
Fixed Money
4.214.327
2.015.884
345.954
113.451
65.766
39.114
8.101
5.860
1.797
6.810.254
Halaman 5/83
2009
-
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
Mutasi dari 1 Januari 2010
sampai 30 September 2010
Biaya Perolehan/Nilai Revaluasi
Pemilikan langsung
Tanah *)
Bangunan *)
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer/perangkat lunak
Kendaraan bermotor
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa guna usaha
Akumulasi Penyusutan
dan Amortisasi (Catatan 44)
Pemilikan langsung
Bangunan
Perlengkapan, peralatan kantor
dan komputer/perangkat lunak
Kendaraan bermotor
Aset sewa guna usaha
Saldo
Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi**)
Saldo
Akhir
2.789.518
1.832.026
405
7.370
(74)
-
711
1.116
2.790.560
1.840.512
4.696.691
88.948
162.696
25.600
(3.853)
(7.389)
130.997
4.021
4.986.531
111.180
422.478
3.267
158.080
-
9.832.928
354.151
1.012.549
59.396
3.798.091
57.676
1.306
271.136
8.159
491
4.869.622
339.182
(11.316)
(135.254)
-
445.304
3.267
1.591
10.177.354
1.186
1.073.131
(3.827)
(5.790)
-
-
4.065.400
60.045
1.797
(9.617)
1.186
5.200.373
-
Nilai buku bersih
Pemilikan Langsung
Tanah
Bangunan
Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/perangkat lunak
Kendaraan bermotor
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa guna usaha
2.790.560
767.381
921.131
51.135
4.530.207
445.304
1.470
4.976.981
*)
Aset tetap tersebut direvaluasi pada tahun 1979, 1987 dan 2003. Jumlah ini sudah termasuk dengan nilai revaluasi yang merupakan hasil
penilaian dari Penilai Independen PT Vigers Hagai Sejahtera atas aset tetap Bank Peserta Penggabungan dengan menggunakan nilai pasar
pada tanggal 31 Juli 1999 yang dibukukan secara prospektif pada tanggal 18 Juni 2003 (Catatan 15a).
**) Direklasifikasi dari pos Properti Terbengkalai dan Aset Dalam Penyelesaian.
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut:
Saldo
Bangunan
Perlengkapan dan inventaris kantor
Pengembangan dan lisensi - Integrated Banking System
Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi
Lain-lain
122.341
106.549
105.586
104.975
5.853
445.304
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2010
untuk perjanjian Integrated Banking System adalah berkisar 99,41% - 99,93%.
Halaman 5/84
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. ASET TETAP (lanjutan)
Mutasi dari 1 Januari 2009
sampai 30 September 2009
Biaya Perolehan/Nilai Revaluasi
Pemilikan langsung
Tanah *)
Bangunan *)
Perlengkapan, peralatan
kantor dan komputer/
perangkat lunak
Kendaraan bermotor
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa guna usaha
Akumulasi Penyusutan
dan Amortisasi (Catatan 44)
Pemilikan langsung
Bangunan
Perlengkapan, peralatan
kantor dan komputer/
perangkat lunak
Kendaraan bermotor
Aset sewa guna usaha
Saldo
Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi**)
Saldo
Akhir
2.761.131
1.637.465
197
143.508
(192)
(1.319)
28.487
10.995
2.789.623
1.790.649
4.167.285
79.069
95.755
9.175
(5.921)
(2.431)
306.991
2.724
4.564.110
88.537
416.690
3.267
193.731
-
(185)
-
(354.152)
-
256.084
3.267
9.064.907
442.366
(10.048)
(4.955)
9.492.270
925.316
62.021
(782)
3.478.309
57.069
653
266.512
5.290
490
(969)
(2.333)
-
(30.283)
(309)
-
3.713.569
59.717
1.143
4.461.347
334.313
(4.084)
(29.989)
4.761.587
603
987.158
Nilai buku bersih
Pemilikan Langsung
Tanah
Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer/perangkat lunak
Bangunan
Kendaraan bermotor
2.789.623
850.541
803.491
28.820
4.472.475
256.084
2.124
Aset dalam penyelesaian
Aset sewa guna usaha
4.730.683
*)
Aset tetap tersebut direvaluasi pada tahun 1979, 1987 dan 2003. Jumlah ini sudah termasuk dengan nilai revaluasi yang merupakan hasil
penilaian dari Penilai Independen PT Vigers Hagai Sejahtera atas aset tetap Bank Peserta Penggabungan dengan menggunakan nilai pasar
pada tanggal 31 Juli 1999 yang dibukukan secara prospektif pada tanggal 18 Juni 2003 (Catatan 15a).
**) Direklasifikasi dari pos Properti Terbengkalai dan Aset Dalam Penyelesaian.
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut:
Saldo
Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi
Pengembangan dan lisensi - Integrated Banking System
Perlengkapan dan inventaris kantor
Bangunan
Lain-lain
126.396
65.858
33.612
27.302
2.916
256.084
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 September 2009
untuk perjanjian Integrated Banking System adalah berkisar 79,29% - 98,98%.
Pengurangan aset tetap di atas termasuk penjualan aset dengan rincian sebagai berikut:
2010
Nilai buku
Harga jual
2009
(1.699)
1.941
Laba penjualan aset tetap (Catatan 47)
242
Halaman 5/85
(5.964)
56.263
50.299
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. ASET TETAP (lanjutan)
a.
Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
(KMK)
No. 211/KMK.03/2003 tanggal 14 Mei 2003 dan No. S-206/MK.01/2003 tanggal 21 Mei 2003,
Bank Mandiri telah menugaskan PT Vigers Hagai Sejahtera, perusahaan jasa penilai terdaftar,
untuk melaksanakan penilaian (revaluasi) aset tetap Bank Peserta Penggabungan, yaitu BBD,
BDN, Bank Exim dan Bapindo pada tanggal 31 Juli 1999, sehubungan dengan pengalihan
kerugian fiskal dan kompensasi kerugian fiskal dari wajib pajak yang melakukan pengalihan
harta kepada Bank Mandiri.
Berdasarkan Laporan Penilaian PT Vigers Hagai Sejahtera No. Ref-020-I/VHS/V/03 tanggal
26 Mei 2003, nilai aset tetap berikut kenaikan nilainya pada tanggal 31 Juli 1999 adalah sebagai
berikut:
Aset Tetap
Tanah dan bangunan
Perlengkapan dan peralatan kantor
Kendaraan bermotor
Nilai Pasar
Nilai Buku
Kenaikan Nilai
4.427.510
438.086
19.604
843.414
275.370
355
3.584.096
162.716
19.249
4.885.200
1.119.139
3.766.061
Pendapat PT Vigers Hagai Sejahtera mengenai nilai pasar didasarkan pada Standar Penilaian
Indonesia yang dikeluarkan oleh Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia (GAPPI) dan
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).
Untuk menentukan nilai pasar tersebut, PT Vigers Hagai Sejahtera telah menggunakan
metodologi penilaian pendekatan data pasar dan pendekatan biaya.
Hasil revaluasi aset tetap tersebut telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Negara dan Daerah dengan Surat Keputusan No. Kep01/WPJ.07/KP.0105/2003 tanggal 18 Juni 2003.
Bank Mandiri membukukan hasil penilaian kembali (revaluasi) aset tetap untuk kepentingan
perpajakan tersebut pada tanggal 18 Juni 2003, yaitu pada tanggal persetujuan efektif dari
Direktorat Jenderal Pajak diperoleh, setelah memperhitungkan akumulasi penyusutan aset tetap
terkait untuk periode 1 Agustus 1999 sampai dengan tanggal 18 Juni 2003. Kenaikan nilai bersih
aset tetap sebesar Rp3.046.936. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2s, Bank telah
memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan
PSAK No. 16 (revisi 2007) “Aset Tetap” dan mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai revaluasi
aset tetap sebesar Rp3.046.936 yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca
konsolidasian tahun 2007 ke saldo laba konsolidasian pada tahun 2008 (Catatan 34c).
Pengakuan kenaikan nilai dari hasil revaluasi aset tetap tersebut tidak memberikan pengaruh
terhadap pajak tangguhan karena kerugian fiskal yang digunakan untuk mengkompensasi
kenaikan nilai tersebut belum pernah diakui sebagai aset pajak tangguhan oleh Bank.
b.
Pada tanggal 22 Februari 1990, Bank menandatangani perjanjian Kerjasama Operasional
(KSO) dengan PT Pakuwon Jati, dimana PT Pakuwon Jati akan mendirikan bangunan pusat
perbelanjaan dan gedung perkantoran 17 lantai beserta fasilitas pendukung lainnya di atas
tanah milik Bank Mandiri yang terletak di Jalan Basuki Rachmat No. 2, 4, 6 Surabaya.
PT Pakuwon Jati berhak untuk menggunakan bangunan tersebut selama 22 tahun. Pada
tanggal 22 Maret 2012 saat berakhirnya KSO, bangunan tersebut akan diserahkan kepada Bank
Mandiri.
Halaman 5/86
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. ASET TETAP (lanjutan)
Pada tanggal 14 Juni 1991, Bank menandatangani addendum I perjanjian Kerjasama
Operasional (KSO) dengan PT Duta Anggada Realty, dimana PT Duta Anggada Realty akan
mendirikan bangunan 2 Menara perkantoran 32 lantai di atas tanak milik Bank Mandiri yang
terletak di Jalan Jenderal Sudirman kavling 53-56, Jakarta. Perjanjian tersebut berlaku sejak
tanggal 14 Juni 1991 sampai dengan 20 tahun sejak tanggal penyelesaian bangunan, akan
tetapi tidak lebih lama dari 23 tahun sejak penyelesaian pembangunan (bangunan akan diserah
terimakan pada bulan Juni 2014 untuk menara pertama dan bulan Juni 2016 untuk menara
kedua). Pada tanggal jatuh tempo tersebut, PT Duta Anggada Realty akan menyerahkan
bangunan tersebut kepada Bank Mandiri.
c.
Bank Mandiri dan Anak Perusahaan telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas
tanah, aset dalam penyelesaian dan aset sewa guna usaha) untuk menutupi kemungkinan
kerugian terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam kepada PT Asuransi Dharma
Bangsa, PT Staco Jasapratama, PT Asuransi Raya, PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi
Ramayana, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Parolamas, PT
Asuransi Bumida Bumiputera, PT Asuransi Jasatania, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi
Bosowa, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Purna Arthanugraha, PT Asuransi Bina Dana Arta,
PT Asuransi Dayin Mitra, PT Asuransi Puri Asih, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi
Jasaraharja Putera dengan nilai jumlah pertanggungan asuransi berkisar Rp2.957.621 dan
USD114.882.079,31 (nilai penuh) pada tanggal 30 September 2010 dan Rp3.161.699 dan
USD7.437.549,45 (nilai penuh) pada tanggal 30 September 2009. Manajemen berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang
terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan.
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki
Bank pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
18. ASET LAIN-LAIN
Pendapatan yang masih akan diterima
Lain-lain - bersih
2010
2009
2.713.673
7.344.380
1.432.518
6.219.958
10.058.053
7.652.476
Pendapatan yang masih akan diterima
Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari bunga yang masih akan diterima dari penempatan,
efek-efek, Obligasi Pemerintah, kredit yang diberikan dan provisi dan komisi yang masih harus
diterima.
Halaman 5/87
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. ASET LAIN-LAIN (lanjutan)
Lain-lain - bersih
2010
Rupiah:
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima
Piutang transaksi nasabah
Biaya dibayar dimuka
Properti terbengkalai - setelah dikurangi akumulasi rugi penurunan
nilai realisasi bersih masing-masing sebesar Rp13.226 dan Rp14.628
pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi akumulasi rugi penurunan
nilai realisasi bersih masing-masing sebesar Rp10.133 dan Rp10.451
pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
Uang muka pajak
Lain-lain
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima
Biaya dibayar dimuka
Piutang transaksi nasabah
Uang muka pajak
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Penyisihan penghapusan
2009
4.009.186
1.054.636
1.006.646
81.161
885.095
543.298
187.975
204.921
146.545
103.374
2.039.821
8.548.183
186.139
38.976
3.238.536
5.178.126
71.321
22.244
14.395
205
537.215
645.380
9.193.563
(1.849.183)
21.287
20.279
15.306
196
1.907.550
1.964.618
7.142.744
(922.786)
7.344.380
6.219.958
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima merupakan tagihan yang timbul dari transaksi
penjualan surat berharga yang belum jatuh tempo.
Piutang transaksi nasabah terutama merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek
PT Mandiri Sekuritas (Anak Perusahaan). Pada tanggal 30 September 2010, termasuk di dalam
piutang transaksi nasabah adalah piutang yang mengalami penurunan nilai sebesar Rp360.046.
Biaya dibayar dimuka terdiri dari pembayaran dimuka yang sebagian besar berkaitan dengan biaya
sewa dan pemeliharaan gedung.
Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor, berbagai macam tagihan kepada pihak ketiga
dalam rangka transaksi, antara lain transaksi kliring dan lain-lain.
Mutasi jumlah penyisihan penghapusan aset lain-lain:
Saldo awal periode
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 40)
Reklasifikasi selama periode berjalan
Lain-lain*)
2010
936.622
879.601
32.960
Saldo akhir periode
1.849.183
2009
639.575
526.381
(212.802)
(30.368)
922.786
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan ini telah memadai untuk menutupi
kemungkinan kerugian yang timbul dari aset lain-lain.
Halaman 5/88
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. SIMPANAN - GIRO
a. Berdasarkan Mata Uang dan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga:
2010
2009
Rupiah:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a)
Pihak ketiga
85.467
39.898.115
265.772
45.458.271
Jumlah Rupiah
39.983.582
45.724.043
Mata uang asing:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 50a)
Pihak ketiga
54.075
22.729.568
17.208
21.053.113
Jumlah mata uang asing
22.783.643
21.070.321
62.767.225
66.794.364
Termasuk di dalam saldo simpanan giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar Rp3.470.376
dan Rp2.096.814 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun:
Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
3,04%
0,17%
2009
3,71%
0,96%
Kisaran bagi hasil giro wadiah per tahun:
Rupiah
Mata uang asing
2010
2009
0,85% - 0,99%
0,21% - 0,99%
0,93% - 1,09%
0,23% - 0,99%
c. Giro yang menjadi jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran
transaksi perdagangan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah
sebesar Rp689.529 dan Rp848.110.
d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa
masing-masing sebesar Rp139.542 dan Rp282.980 atau 0,22% dan 0,42% dari jumlah giro
(Catatan 50a).
20. SIMPANAN - TABUNGAN
a. Berdasarkan Jenis dan Mata Uang:
2010
Rupiah:
Tabungan Mandiri
Tabungan Mudharabah
Tabungan Mandiri Haji
Mata uang asing:
Tabungan Mandiri
2009
99.432.060
8.550.963
771.929
86.806.731
6.228.486
638.056
108.754.952
93.673.273
11.577.030
8.657.468
120.331.982
102.330.741
b. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tabungan dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa masing-masing sebesar Rp113.860 dan Rp113.522 atau 0,09% dan 0,11% dari jumlah
tabungan (Catatan 50a).
Halaman 5/89
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. SIMPANAN - TABUNGAN (lanjutan)
c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun:
Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
2,41%
0,24%
2009
2,77%
1,91%
Kisaran bagi hasil tabungan mudharabah per tahun:
Rupiah
2010
2009
0,26% - 6,44%
0,29% - 7,08%
2010
2009
21. SIMPANAN - DEPOSITO BERJANGKA
a. Berdasarkan Mata Uang:
Rupiah
Mata uang asing
127.042.532
11.057.189
109.321.334
17.050.560
138.099.721
126.371.894
b. Berdasarkan Jangka Waktu:
2010
Rupiah:
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah mata uang asing
Halaman 5/90
2009
90.413.713
21.561.990
7.791.628
6.960.030
315.171
75.588.113
19.342.741
6.956.756
7.141.309
292.415
127.042.532
109.321.334
9.090.095
796.323
454.292
714.179
2.300
13.957.039
1.582.820
1.202.357
304.952
3.392
11.057.189
17.050.560
138.099.721
126.371.894
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. SIMPANAN - DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan)
c. Berdasarkan Sisa Waktu Hingga Jatuh Tempo:
2010
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah Rupiah
2009
95.788.618
20.155.849
6.487.355
4.491.461
119.249
79.703.133
17.993.652
7.450.468
3.962.692
211.389
127.042.532
109.321.334
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
9.072.415
1.025.575
366.737
591.524
938
14.442.057
1.578.583
901.598
126.366
1.956
Jumlah mata uang asing
11.057.189
17.050.560
138.099.721
126.371.894
d. Termasuk di dalam deposito berjangka adalah investasi tidak terikat mudharabah masing-masing
sebesar Rp12.817.418 dan Rp7.713.380 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
e. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun:
Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
6,54%
0,61%
2009
8,78%
3,38%
Kisaran bagi hasil investasi tidak terikat mudharabah per tahun:
Rupiah
Mata uang asing
2010
2009
5,39% - 8,05%
1,69% - 2,65%
6,26% - 8,85%
1,96% - 3,00%
f. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, deposito berjangka dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp503.968 dan Rp659.832 atau 0,36% dan 0,52%
dari jumlah deposito berjangka (Catatan 50a).
g. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, jumlah deposito berjangka yang dibekukan dan
diblokir sebagai jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran
transaksi perdagangan masing-masing adalah sebesar Rp7.687.880 dan Rp7.491.764. Deposito
berjangka mudharabah yang dijaminkan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 atas piutang
mudharabah yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), Anak Perusahaan, masing-masing
adalah sebesar Rp272.341 dan Rp289.739.
Halaman 5/91
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO DAN TABUNGAN
a. Berdasarkan Mata Uang:
2010
2009
428.982
1.007.521
394.202
1.768.626
Jumlah Giro
Tabungan
Rupiah
1.436.503
2.162.828
402.273
232.284
Jumlah Giro dan Tabungan
1.838.776
2.395.112
Giro
Rupiah
Mata uang asing
Saldo simpanan dari bank lain - giro dan tabungan pada tanggal 30 September 2009 sebesar
Rp2.395.112 di atas adalah setelah disalinghapuskan antara saldo simpanan dari bank lain - giro
dari salah satu lembaga keuangan (dalam likuidasi) yang ditempatkan di Bank Mandiri sebesar
Rp190 dengan saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam likuidasi)
tersebut dengan klasifikasi macet sebesar Rp215.234 (Catatan 6e).
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - giro adalah giro wadiah dan SIMA masing-masing
sebesar Rp12.851 dan Rp32.582 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.
b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun:
Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
2010
Giro
Rupiah
Mata uang asing
Tabungan
Rupiah
Mata uang asing
2009
3,04%
0,17%
3,71%
0,96%
2,41%
0,24%
2,77%
1,91%
Kisaran bagi hasil Giro wadiah per tahun:
Rupiah
Mata uang asing
2010
2009
0,85% - 0,99%
0,21% - 0,99%
0,93% - 1,09%
0,23% - 0,99%
c. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat giro dan tabungan dari bank lain yang
mempunyai hubungan istimewa.
d. Giro dan Tabungan yang menjadi jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas
pembayaran transaksi perdagangan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, masing-masing
sebesar Rp17.270 dan Rp13.918.
23. SIMPANAN DARI BANK LAIN - INTER-BANK CALL MONEY
a. Berdasarkan Mata Uang:
2010
Rupiah
263.000
Halaman 5/92
2009
-
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. SIMPANAN DARI BANK LAIN - INTER-BANK CALL MONEY (lanjutan)
b. Berdasarkan Sisa Waktu Hingga Jatuh Tempo:
2010
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan
2009
263.000
-
c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) per Tahun:
2010
Rupiah
2009
6,54%
-
d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat saldo inter-bank call money dari bank
lain dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA
a. Berdasarkan Mata Uang:
2010
2009
6.126.306
532.823
3.686.374
857.334
6.659.129
4.543.708
2010
2009
Rupiah:
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
Lebih dari 12 bulan
6.064.584
41.135
9.656
10.531
400
3.619.424
42.440
11.666
12.544
300
Jumlah Rupiah
Rupiah
Mata uang asing
b. Berdasarkan Jangka Waktu:
6.126.306
3.686.374
Mata uang asing:
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
532.823
-
165.196
135.310
307.413
249.415
Jumlah mata uang asing
532.823
857.334
6.659.129
4.543.708
Di dalam simpanan dari bank lain - deposito berjangka termasuk investasi tidak terikat - deposito
berjangka mudharabah masing-masing sebesar Rp370.243 dan RpNihil pada tanggal 30
September 2010 dan 2009.
Halaman 5/93
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan)
c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun:
Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun:
2010
Rupiah
Mata uang asing
2009
6,54%
0,61%
8,78%
3,38%
Kisaran bagi hasil deposito berjangka mudharabah per tahun:
Rupiah
Mata uang asing
2010
2009
5,39% - 8,05%
1,69% - 2,65%
6,26% - 8,85%
1,96% - 3,00%
d. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat saldo deposito berjangka dari bank
lain yang mempunyai hubungan istimewa.
e. Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, deposito berjangka yang dibekukan dan diblokir
sebagai jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran transaksi
perdagangan masing-masing adalah sebesar Rp50.748 dan Rp55.407.
25. KEWAJIBAN ATAS EFEK-EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI
2010: Nihil
2009
Jenis Efek
Nilai
Nominal
Tanggal
Dimulai
Tanggal
Jatuh Tempo
Nilai
Beli Kembali
Beban Bunga
yang Belum
Diamortisasi
Nilai Bersih
Obligasi Pemerintah
Rupiah
Obligasi VR0019
Obligasi FR0019
Obligasi VR0017
Jumlah
355.652
231.028
289.859
18/05/2005
03/11/2004
04/11/2004
18/05/2010
03/11/2009
04/11/2009
876.539
316.356
285.060
284.063
-
316.356
285.060
284.063
885.479
-
885.479
141.956
487
141.469
1.027.435
487
1.026.948
Obligasi Non
Pemerintah
Rupiah
ORI 006
Jumlah
150.000
13/08/2009
14/10/2009
1.026.539
Kontrak penjualan Obligasi Pemerintah dengan bank counterpart (No. Seri VR0013, VR0017,
VR0019 dan FR0019) merupakan kontrak-kontrak yang berkaitan dengan kontrak-kontrak transaksi
pendanaan valuta asing melalui mekanisme pertukaran mata uang asing (cross currency swap)
dengan pihak-pihak tersebut di atas (Catatan 11). Tidak ada premi atau diskonto yang diakui atas
kontrak-kontrak tersebut. Pada tanggal jatuh tempo, Bank Mandiri telah menyelesaikan transaksitransaksi tersebut di atas dengan bank counterpart.
Halaman 5/94
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. KEWAJIBAN AKSEPTASI
a. Berdasarkan Jenis Mata Uang, Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan Pihak Ketiga:
2010
2009
Rupiah:
Kewajiban kepada bank lain
Pihak ketiga
Kewajiban kepada debitur
Pihak ketiga
183.617
50.701
57.205
Jumlah Rupiah
234.318
208.744
Mata uang asing:
Kewajiban kepada bank lain
Pihak ketiga
Kewajiban kepada debitur
Pihak ketiga
3.390.220
3.320.019
170.718
189.240
Jumlah mata uang asing
3.560.938
3.509.259
3.795.256
3.718.003
151.539
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat kewajiban akseptasi dengan pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.
b. Berdasarkan Jatuh Tempo:
2010
2009
Rupiah:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
103.013
96.891
34.414
119.111
85.334
4.299
Jumlah Rupiah
234.318
208.744
Mata uang asing:
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
963.294
1.711.884
861.465
24.295
728.542
1.733.811
982.325
64.581
Jumlah mata uang asing
3.560.938
3.509.259
3.795.256
3.718.003
2010
2009
27. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN
Berdasarkan Jenis dan Mata Uang:
Rupiah:
Medium Term Notes
Cek perjalanan Mandiri
Obligasi
Obligasi Syariah
Lain-lain
Jumlah
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
600.000
483.872
225.000
200.000
564
634.427
600.000
200.000
564
1.509.436
1.434.991
(1.704)
1.507.732
1.434.991
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tidak terdapat efek-efek yang diterbitkan yang dimiliki
oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Halaman 5/95
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN (lanjutan)
Medium-Term Notes (MTN)
Rupiah
Untuk mendukung ekspansi pembiayaan konsumen, pada tanggal 18 November 2009 dan 16
Februari 2010 PT Mandiri Tunas Finance, Anak Perusahaan menerbitkan MTN I dan II masingmasing sebesar Rp250.000 dan Rp350.000 kepada PT Mandiri Manajemen Investasi dengan suku
bunga tetap masing-masing sebesar 11,60% per tahun. MTN I memiliki jangka waktu 2 (dua) tahun
yang berlaku sejak tanggal 18 November 2009 sampai dengan tanggal 18 November 2011 dan MTN
II memiliki jangka waktu 2 (dua) tahun yang berlaku sejak tanggal 16 Februari 2010 sampai dengan
tanggal 16 Februari 2012.
2010
Jenis
Arranger
Tanggal jatuh
tempo
Jangka
waktu
(bulan)
Tingkat
suku bunga
per tahun
Nilai nominal
Medium Term
Notes I
PT Mandiri Manajemen
Investasi
18 Nov 2011
24
11,60%
250.000
Medium Term
Notes II
PT Mandiri Manajemen
Investasi
16 Feb 2012
24
11,60%
350.000
600.000
Obligasi
Pada tanggal 8 Februari 2008, PT Tunas Financindo Sarana (sejak 20 Agustus 2009, berganti nama
menjadi PT Mandiri Tunas Finance), anak perusahaan sejak 6 Februari 2009, menerbitkan Obligasi
Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 dengan nilai nominal sebesar Rp600.000, dimana cicilan
pokok obligasi akan dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo yang terdiri dari empat seri:
Obligasi
Seri A
Seri B
Seri C
Seri D
Nilai Nominal
350.000
25.000
50.000
175.000
Tingkat
Bunga Tetap
per Tahun
10,00%
10,50%
11,00%
11,25%
Jatuh Tempo
27 Februari 2009
20 Februari 2010
20 Februari 2011
20 Februari 2012
Seluruh Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 Seri A sebesar Rp350.000 dan Seri B
sebesar Rp25.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya.
Pada tanggal 13 Februari 2007, PT Tunas Financindo Sarana menerbitkan Obligasi Tunas
Financindo Sarana IV Tahun 2007 dengan nilai nominal sebesar Rp600.000, dimana cicilan pokok
obligasi akan dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo yang terdiri atas tiga seri:
Obligasi
Seri A
Seri B
Seri C
Nilai Nominal
150.000
100.000
350.000
Tingkat
Bunga Tetap
per Tahun
10,00%
10,40%
11,00%
Jatuh Tempo
27 Februari 2008
22 Februari 2009
22 Februari 2010
Seluruh Obligasi Tunas Financindo Sarana IV Tahun 2007 Seri A sebesar Rp150.000, Seri B
sebesar Rp100.000 dan Seri C sebesar Rp350.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya.
Halaman 5/96
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN (lanjutan)
Obligasi Syariah
Pada tanggal 31 Januari 2007, Bank Syariah Mandiri melakukan penawaran dan penjualan secara
terbatas Subordinated Notes Syariah Mudharabah Tahun 2007 (Subnotes Bank) dengan nilai
nominal sebanyak-banyaknya sebesar Rp200.000. Subnotes Bank ini berjangka waktu 10 tahun
dengan hak melunasi (call option) pada tahun ke-5 sejak tanggal penerbitan. Indikasi Nisbah yang
diberikan kepada pemegang Subnotes Bank adalah setara dengan 21,93% per tahun dari
pendapatan yang dibagihasilkan. Pendapatan bagi hasil Subnotes Bank dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan terhitung sejak tanggal penerbitan. Pada tanggal 5 April 2007, Subnotes Bank telah terealisasi
sebesar Rp200.000. Subnotes Bank tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2017.
28. PINJAMAN YANG DITERIMA
2010
Rupiah:
(a) Pemerintah Republik Indonesia (Catatan 50a)
(b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero)
(c) Bank Indonesia
(f) Lain-lain
Mata uang asing:
(d) Direct Off-shore Loans
(e) Fasilitas Pendanaan Perdagangan
(f) Lain-lain
2009
200.000
113.219
55.466
747.920
220.000
197.017
147.411
792.702
1.116.605
1.357.130
3.602.514
535.500
-
3.866.000
16.136
4.138.014
3.882.136
5.254.619
5.239.266
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, pinjaman yang diterima dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa masing-masing adalah Rp200.000 dan Rp220.000 (Catatan 50a).
(a) Pemerintah Republik Indonesia
Akun ini merupakan pinjaman yang diterima oleh Bank Mandiri dari Pemerintah Republik
Indonesia (RI) berdasarkan perjanjian No. KP-022/DP3/2004 tanggal 14 Mei 2004 dan
amandemen perjanjian No. AMA-7/KP-022/DP3/2004 tanggal 15 Desember 2004 dan surat
perjanjian No. 5-662/PB.7/2005 tanggal 13 Mei 2005 dan amandemen perjanjian No. AMA30/KP- 022/DP3/2006 tanggal 24 Agustus 2006 masing-masing tentang Perubahan terhadap
Perjanjian Pinjaman antara Pemerintah RI dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. KP022/DP3/2004 tanggal 14 Mei 2004 dan Persetujuan Perubahan Terhadap Perjanjian Pinjaman
antara Pemerintah RI dan Bank Mandiri dalam rangka pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil.
Pinjaman ini digunakan untuk penyediaan kredit bagi usaha mikro dan kecil dengan prosedur,
tata cara dan persyaratan pemberian pinjaman sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha
Mikro dan Kecil yang telah diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Keuangan
No. 74/KMK.06/2004 tanggal 20 Februari 2004. Fasilitas ini dikenai suku bunga sebesar SBI 3
(tiga) bulanan yang ditetapkan setiap 3 (tiga) bulan sekali pada tanggal 10 Maret, 10 Juni,
10 September dan 10 Desember atas dasar lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terakhir
sebelum tanggal penetapan. Pembayaran pinjaman ini akan dilakukan dalam 5 (lima) kali
angsuran per semester dan pembayaran pertama jatuh tempo pada tanggal 10 Desember 2007.
Fasilitas ini akan jatuh tempo pada bulan Desember 2019.
Halaman 5/97
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
(b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero)
Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT Permodalan Nasional Madani
(Persero) kepada Bank Mandiri dan Bank Sinar Harapan Bali (BSHB). Baki debet pada tanggal
30 September 2010 dan 2009 untuk pinjaman Bank Mandiri adalah masing-masing sebesar
Rp98.938 dan Rp166.181 dan untuk pinjaman BSHB adalah masing-masing sebesar Rp14.281
dan Rp30.836. Fasilitas ini dikenai bunga 7,00% per tahun. Jangka waktu kredit dan jadual
pelunasannya tergantung dari perjanjian kredit untuk masing-masing debitur, terakhir pada
bulan Desember 2013. Bank Mandiri menyalurkan kembali pinjaman tersebut kepada anggota
Koperasi Primer (Kredit Koperasi Primer kepada Anggotanya [KKPA]).
(c) Bank Indonesia
Akun ini merupakan fasilitas kredit likuiditas yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) untuk
dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur Bank Mandiri sesuai dengan Kredit Program
Pemerintah. Pengelolaan dan pengawasan fasilitas kredit ini dilakukan oleh PT Permodalan
Nasional Madani (Persero), sebuah badan usaha milik Pemerintah, berdasarkan Undangundang No. 23/1999 tanggal 17 Mei 1999 mengenai BI, Peraturan BI No. 2/3/PBI/2000 tanggal
1 Februari 2000 dan Peraturan BI No. 5/20/PBI/2003 tanggal 17 September 2003 tentang
Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia dalam rangka Kredit Program.
Fasilitas kredit ini dikenai suku bunga berkisar antara 3,00% sampai 9,00% per tahun dan akan
jatuh tempo pada tanggal yang berbeda-beda, yang terakhir pada tahun 2017. Rinciannya
adalah sebagai berikut:
2010
Rupiah:
Kredit Investasi Kecil (KIK)
Kredit Investasi (KI)
Kredit Koperasi Primer kepada Anggotanya (KKPA)
2009
21.042
20.035
14.389
40.572
20.253
86.586
55.466
147.411
(d) Direct Off-shore Loans
Rincian pinjaman direct off-shore loans adalah sebagai berikut:
Deutsche Bank International (Asia) Ltd, Singapura
Asian Development Bank
- Tranche A
- Tranche B
Wachovia Bank NA, Miami
Halaman 5/98
2010
2009
2.677.500
2.899.500
660.568
264.446
-
966.500
3.602.514
3.866.000
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
(d) Direct Off-shore Loans (lanjutan)
Deutsche Bank International (Asia) Limited, Singapura (DBI)
Pada tanggal 27 Februari 2008, Bank memperoleh pinjaman dari DBI sebesar USD300.000.000
(nilai penuh) (setara Rp2.677.500) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah
marjin tertentu untuk tahun pertama. Jika pinjaman ini diperpanjang, tingkat bunga tahun kedua
dan ketiga akan dikenakan tingkat bunga tetap. Pinjaman ini telah diperpanjang dan akan jatuh
tempo pada tanggal 1 Februari 2011. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah
seri VR0019 dengan nilai nominal sebesar Rp3.967.500 (Catatan 8).
Asian Development Bank
2010
Jenis
Tranche A
Arranger
Asian Development
Bank
Tanggal jatuh
tempo
31 Oktober 2016
Jangka
waktu
(bulan)
Tingkat
suku bunga
per tahun
LIBOR (6 bulan)
84 + marjin tertentu
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Tranche B
Asian Development
Bank
31 Oktober 2014
Dikurangi:
Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
LIBOR (6 bulan)
60 + marjin tertentu
Nilai nominal
USD
Setara
(nilai penuh)
Rupiah
75.000.000
669.375
(986.850)
74.013.150
(8.807)
660.568
30.000.000
267.750
(370.214)
29.629.786
(3.304)
264.446
Pada tanggal 30 Oktober 2009 yang kemudian diubah dan dinyatakan kembali pada tanggal 13
November 2009, Bank Mandiri menandatangani perjanjian pinjaman jangka panjang dengan
Asian Development Bank (ADB) dengan total fasilitas sebesar USD105.000.000 (nilai penuh).
Pinjaman jangka panjang ini bertujuan untuk memperbaiki struktur funding Bank Mandiri.
Pinjaman tersebut terbagi dalam dua fasilitas, yaitu Fasilitas Tranche A berupa pinjaman
langsung dari ADB dengan total fasilitas sebesar USD75.000.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo
7 (tujuh) tahun setelah tanggal perjanjian, dan Tranche B disediakan oleh ADB sebagai Lender
of Record dan didanai oleh commercial bank melalui Participation Agreements antara ADB dan
bank tersebut dengan total fasilitas sebesar USD30.000.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 5
(lima) tahun setelah tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut telah dicairkan pada tanggal 28
Januari 2010. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah seri VR0031 dengan
nilai nominal sebesar Rp1.286.663 (Catatan 8).
Wachovia Bank NA, Miami (WB)
Pada tanggal 10 Desember 2008, Bank memperoleh pinjaman dari WB sebesar
USD100.000.000 (nilai penuh) (setara Rp892.500) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan
ditambah marjin tertentu. Pinjaman ini dicairkan pada tanggal 5 Februari 2009. Pinjaman ini
berjangka waktu satu tahun, dan telah dilunasi pada tanggal 9 Desember 2009.
Halaman 5/99
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
(e) Fasilitas Pendanaan Perdagangan
Fasilitas pendanaan perdagangan merupakan pinjaman jangka pendek dengan jangka waktu
mulai dari 180 sampai dengan 365 hari dengan tingkat suku bunga sebesar LIBOR atau SIBOR
ditambah marjin tertentu. Pinjaman ini dijamin dengan letters of credit yang diterbitkan oleh
Bank Mandiri. Rincian saldo pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010
Bank of Nova Scotia, Singapura
JP Morgan Chase NA, Singapura
Oversea - Chinese Banking Corp. Limited, Singapura
(f)
2009
178.500
178.500
178.500
-
535.500
-
Lain-lain
2010
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.)
The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd.
Bank Chinatrust
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank DBS Indonesia
PT Bank Permata Tbk.
Bank Indonesia
Mata uang asing:
Standard Chartered Bank, Singapura
Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura
2009
313.578
165.854
122.720
65.000
50.000
30.768
-
310.119
111.072
30.000
210.735
50.000
80.000
776
747.920
792.702
-
8.068
8.068
-
16.136
747.920
808.838
-
PT Bank Central Asia Tbk.
Pada tanggal 7 Maret 2001, Anak Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA)
menandatangani perjanjian kredit dimana BCA memberikan fasilitas modal kerja. Berdasarkan
addendum perjanjian No. 5 tanggal 24 Juni 2008, BCA memberikan fasilitas installment loan
dengan jumlah sebesar Rp650.000 dengan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas ini akan jatuh
tempo pada bulan Maret 2012.
Pada tanggal 5 Mei 2010, Anak Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA)
menandatangani perjanjian kredit dimana BCA memberikan fasilitas modal kerja. Berdasarkan
addendum perjanjian No. 20 tanggal 5 Mei 2010, BCA memberikan fasilitas installment loan
dengan jumlah sebesar Rp100.000 dengan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas ini akan jatuh
tempo pada bulan Mei 2013.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Pada tanggal 20 Mei 2010, Anak Perusahaan dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
(Danamon) menandatangani perjanjian kredit No. 26 tanggal 20 Mei 2010. Danamon
memberikan fasilitas modal kerja sebesar Rp100.000 yang akan jatuh tempo pada bulan Mei
2011. Danamon juga memberikan fasilitas installment loan sebesar Rp200.000 yang akan jatuh
tempo pada bulan Juni 2013. Kedua fasilitas tersebut memiliki suku bunga tetap.
Halaman 5/100
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan)
(f)
Lain-lain (lanjutan)
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT Bank Lippo Tbk.)
Pada tanggal 13 Desember 2001, Anak Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu
PT Bank Lippo Tbk.) (CIMB) menandatangani perjanjian kredit dan berdasarkan adendum
terakhir tanggal 15 Desember 2009, CIMB memberikan beberapa fasilitas dengan total jumlah
sebesar Rp240.000. Tingkat bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku
dan dapat berubah sewaktu-waktu (secara berkala atau floating). Perjanjian ini akan jatuh
tempo pada tanggal 18 Februari 2013.
The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd.
Pada tanggal 22 Mei 2007, Anak Perusahaan dan The Hong Kong and Shanghai Banking
Corporation Ltd. (HSBC) menandatangani perjanjian kredit, dimana HSBC memberikan fasilitas
short-term funding dan fasilitas transaksi exposure risk limit/option dengan batas masing-masing
sebesar Rp175.000 dan USD1.000.000 (nilai penuh). Pada 18 Februari 2008, perjanjian kredit
Anak Perusahaan dengan HSBC tersebut diperpanjang dengan fasilitas short-term funding,
revolving loan dan transaksi exposure risk limit/option dengan batas masing-masing sebesar
Rp175.000, USD5.000.000 (nilai penuh) dan USD1.000.000 (nilai penuh). Pada Februari 2009,
fasilitas ini diperpanjang dan berlaku sampai dengan Februari 2010. Tingkat bunga ditetapkan
sebesar 2,50% di bawah bunga pinjaman bank per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak
Perusahaan. Anak Perusahaan memperoleh pinjaman baru dengan tingkat bunga 8,69% yang
akan jatuh tempo pada awal bulan Oktober 2010.
Anak Perusahaan dan The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC)
menandatangani perjanjian kredit yang telah mengalami beberapa kali perpanjangan, terakhir
dengan perjanjian pemberian fasilitas perbankan korporasi (Corporate Facility Agreement) yang
ditandatangani pada tanggal 2 Juli 2010. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation
Ltd. (HSBC) memberikan beberapa fasilitas dengan total jumlah sebesar Rp30.000. Tingkat
bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku dan dapat berubah sewaktuwaktu (secara berkala atau floating). Perjanjian ini akan jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober
2010.
PT Bank Chinatrust
Pada tanggal 22 Desember 2009, Anak Perusahaan dan PT Bank Chinatrust menandatangani
perjanjian kredit. PT Bank Chinatrust memberikan beberapa fasilitas dengan total jumlah
sebesar Rp50.000. Tingkat bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku
dan dapat berubah sewaktu-waktu (secara berkala atau floating). Perjanjian ini akan jatuh
tempo pada tanggal 22 Desember 2011.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Pada tanggal 26 Juli 2004, Anak Perusahaan dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
(BNI) menandatangani perjanjian kredit dimana BNI memberikan fasilitas modal kerja.
Berdasarkan adendum perjanjian No. 10 tanggal 2 Oktober 2007, BNI memberikan beberapa
fasilitas yang dapat diperpanjang dengan jumlah sebesar Rp400.000. Pada tanggal 2 Oktober
2007, fasilitas ini diperpanjang hingga 31 Desember 2011. Fasilitas ini dikenakan tingkat suku
bunga tetap yang berkisar antara 11,00% - 13,00% per tahun.
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 Bank Mandiri dan Anak Perusahaan telah memenuhi
semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman yang diterima di atas.
Halaman 5/101
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. ESTIMASI KERUGIAN ATAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI
a. Transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Bank Mandiri dan Anak Perusahaan
yang mempunyai risiko kredit adalah sebagai berikut:
2010
2009
Rupiah:
Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 48)
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 48)
Standby letters of credit (Catatan 48)
10.465.423
1.542.291
378.071
7.507.322
1.496.117
861.965
Jumlah Rupiah
12.385.785
9.865.404
7.269.409
5.570.864
3.071.514
7.574.914
5.651.099
3.415.243
15.911.787
16.641.256
28.297.572
26.506.660
Mata uang asing:
Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 48)
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 48)
Standby letters of credit (Catatan 48)
Jumlah mata uang asing
b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia:
2010
2009
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
27.776.219
419.040
96.031
6.282
25.832.458
614.741
44
551
58.866
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
28.297.572
(323.319)
26.506.660
(377.028)
Komitmen dan kontinjensi - bersih
27.974.253
26.129.632
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi:
2010
2009
Saldo awal periode
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan
Lain-lain*)
329.362
5.226
(11.269)
316.401
84.224
(23.597)
Saldo akhir periode
323.319
377.028
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi
telah memadai.
d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai”
dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 56.
Halaman 5/102
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERPAJAKAN
a. Hutang Pajak
2010
2009
Bank Mandiri
Pajak penghasilan:
Karyawan - Pasal 21
Badan - Pasal 25/29
Pasal 4 (2)
Lain-lain
37.215
168.853
160.267
4.684
30.732
190.105
185.047
6.481
Anak Perusahaan
371.019
191.575
412.365
30.415
562.594
442.780
b. Beban Pajak Penghasilan
Beban pajak - periode berjalan:
Bank Mandiri
Anak Perusahaan
(Manfaat)/Beban pajak - tangguhan:
Bank Mandiri
Anak Perusahaan
2010
2009
1.493.220
197.069
1.429.488
130.688
1.690.289
1.560.176
527.335
(7.254)
913.470
3.280
520.081
916.750
2.210.370
2.476.926
Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2aa, pajak penghasilan untuk Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah.
c. Beban Pajak - Periode berjalan
Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat/(beban) pajak pada laporan laba rugi konsolidasian
dan perhitungan pajak penghasilan dan beban pajak periode berjalan untuk Bank Mandiri dan
Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
Laba konsolidasian sebelum beban pajak
dan hak minoritas
Dikurangi: Keuntungan sebelum beban pajak
Anak Perusahaan - setelah eliminasi
2010
2009
8.665.289
7.121.098
(259.106)
Laba sebelum beban pajak dan hak minoritas Bank Mandiri saja
Ditambah/(Dikurangi) perbedaan permanen:
(Pendapatan tidak kena pajak)/
biaya yang tidak dapat
dikurangkan menurut pajak
Lain-lain
8.406.183
(327.955)
4.972
Halaman 5/103
(158.428)
6.962.670
(97.200)
(163.859)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Beban Pajak - Periode berjalan (lanjutan)
Ditambah/(Dikurangi) perbedaan temporer:
Kelebihan/(Kekurangan) cadangan kerugian penurunan nilai
dan penghapusan kredit yang diberikan
Kelebihan/(Kekurangan) cadangan kerugian penurunan nilai
aset produktif selain kredit yang diberikan
Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan biaya pegawai
Kelebihan/(Kekurangan) penyusutan aset tetap
Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan estimasi
kerugian atas komitmen dan kontijensi
Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan kerugian
yang timbul dari kasus hukum
Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan kerugian aset lain-lain
Kelebihan/(Kekurangan) yang belum direalisasi dari kenaikan
nilai efek-efek dan Obligasi Pemerintah
Kelebihan/(Kekurangan) penyisihan kerugian agunan yang diambil alih
Selisih nilai realisasi bersih agunan yang diambil alih
Selisih nilai realisasi bersih aset terbengkalai
Pemulihan kredit
2010
2009
(3.447.991)
(1.750.927)
343.066
161.822
6.032
(6.849)
601.316
(545.394)
44.293
60.512
114.838
771.176
65.932
-
(57.428)
6.659
(29)
(639)
(977)
(292)
(71.737)
Taksiran laba menurut pajak
5.972.880
5.105.314
Beban pajak - periode berjalan
Bank Mandiri saja
Anak Perusahaan
1.493.220
197.069
1.429.488
130.688
Taksiran beban pajak - periode berjalan
1.690.289
1.560.176
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September
2010 dan 2009 diatas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi
dan dapat berubah pada waktu Bank Mandiri menyampaikan SPT tahunannya.
Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Mandiri dan Anak Perusahaan
menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ke kantor pajak atas dasar self-assessment.
Kantor Pajak berhak memeriksa atau mengoreksi pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
setelah tanggal pajak terhutang.
Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah mengumumkan adanya perubahan terhadap
pajak penghasilan yang akan berlaku sejak 1 Januari 2009, yang menyatakan bahwa pajak
penghasilan untuk Bank akan dikenakan satu tarif sebesar 28% pada tahun 2009 dan akan
berkurang menjadi 25% sejak 2010. Perubahan dalam tarif pajak ini menyebabkan penyesuaian
dalam perhitungan pajak tangguhan.
Sejak tahun 2009, Bank Mandiri mengakui kredit yang dihapus buku sebagai pengurang laba
bruto dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan sesuai dengan Undang-Undang No. 36
Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 yang
telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010.
Halaman 5/104
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERPAJAKAN (lanjutan)
d. Pajak Penghasilan - Tangguhan
Rekonsiliasi antara taksiran beban pajak, yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku dari
laba komersial sebelum beban pajak, dengan taksiran beban pajak pada laporan laba rugi
konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
Laba konsolidasian sebelum beban pajak
dan hak minoritas
Dikurangi: Keuntungan sebelum beban pajak
Anak Perusahaan - setelah eliminasi
2010
2009
8.665.289
7.121.098
(259.106)
Laba sebelum beban pajak dan hak minoritas Bank Mandiri saja
(158.428)
8.406.183
6.962.670
Taksiran beban pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku
Kenaikan/Penurunan pajak tangguhan dari perubahan tarif pajak dan
pengakuan perbedaan temporer periode sebelumnya yang belum diakui
Efek pajak atas perbedaan permanen:
(Pendapatan tidak kena pajak)/
biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak
Lain-lain
Pemulihan kredit
2.101.546
1.949.548
-
486.593
Beban pajak - Bank Mandiri saja
Beban pajak - Anak Perusahaan
2.020.555
189.815
2.342.958
133.968
2.210.370
(1.690.289)
2.476.926
(1.560.176)
(81.989)
1.242
(244)
(80.991)
Beban pajak - konsolidasian
Dikurangi beban pajak kini - konsolidasian
(Manfaat)/Beban pajak tangguhan - konsolidasian
520.081
(27.216)
(45.881)
(20.086)
393.410
916.750
e. Aset pajak tangguhan – bersih
Pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer antara nilai buku menurut komersial dan
menurut pajak adalah sebagai berikut:
Bank Mandiri
Aset pajak tangguhan:
Hapus buku kredit yang diberikan
Cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset
produktif selain kredit yang diberikan
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan
Penyisihan untuk beban pegawai
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi
Keuntungan/Kerugian yang belum direalisasi atas efek-efek
dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
(tersedia untuk dijual)
Penyisihan kerugian aset lain-lain
Penyisihan atas potensi kerugian yang timbul
dari kasus hukum setelah dikurangi penyisihan
atas aset pajak tangguhan sebesar RpNihil
untuk periode yang berakhir 30 September 2009
Penyisihan kerugian aset terbengkalai
Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
aset terbengkalai
Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih
agunan yang diambil alih
Aset pajak tangguhan
Halaman 5/105
2010
2009
2.709.378
3.066.583
656.135
547.737
810.041
79.929
909.879
542.590
457.542
93.600
160.561
292.794
44.601
-
133.765
46.936
30.870
38.870
9.501
5.960
3.306
3.657
2.533
2.613
5.473.985
5.175.396
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERPAJAKAN (lanjutan)
e. Aset pajak tangguhan (lanjutan)
2010
Kewajiban pajak tangguhan:
Nilai buku aset tetap
(Keuntungan)/kerugian yang belum direalisasi dari
kenaikan/penurunan nilai efek- efek dan Obligasi Pemerintah
(24.189)
2009
(28.627)
(18.256)
-
Aset pajak tangguhan bersih - Bank Mandiri saja
Aset pajak tangguhan - Anak Perusahaan
5.431.540
83.841
5.146.769
41.759
Jumlah aset pajak tangguhan konsolidasian - bersih
5.515.381
5.188.528
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal neraca.
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa
mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset
pajak tangguhan tersebut.
31. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Rupiah:
Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar
Penyisihan biaya manfaat bebas tugas (Catatan 45)
Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai (Catatan 45)
Hutang transaksi nasabah
Cadangan atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai
Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul
dari kasus hukum (Catatan 57b)
Setoran jaminan
Pendapatan diterima dimuka
Lain-lain
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Setoran jaminan
Hutang transaksi nasabah
Pendapatan diterima dimuka
Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar
Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul
dari kasus hukum (Catatan 57b)
Cadangan atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai
Kewajiban sewa guna usaha
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
2010
2009
2.068.196
1.194.566
1.126.403
1.031.309
976.166
2.540.350
941.051
1.002.602
926.220
779.266
516.087
440.633
78.958
4.251.356
11.683.674
186.384
532.930
367.166
3.196.702
10.472.671
552.566
159.651
76.452
71.154
744.869
154.598
20.967
19.170
3.636
295
1.165.124
2.048.048
20.692
2.756.754
3.697.880
13.731.722
14.170.551
Pendapatan diterima dimuka antara lain terdiri dari pendapatan provisi/komisi kredit yang tidak terkait
langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi. Pada tanggal 30 September 2010
pendapatan provisi/komisi kredit yang terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum
diamortisasi sebesar Rp400.353 disajikan sebagai pengurang nilai kredit yang diberikan.
Pada tanggal 30 September 2010, lain-lain terutama terdiri dari berbagai macam beban yang masih
harus dibayar untuk biaya operasional Bank sebesar Rp743.060 (30 September 2009: Rp604.808)
dan pembayaran terkait transaksi ATM dan kartu kredit sebesar Rp1.571.734 (30 September 2009:
Rp1.247.279).
Halaman 5/106
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. KEWAJIBAN LAIN-LAIN (lanjutan)
Mutasi penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum untuk periode yang berakhir
pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010
2009
Saldo awal periode
Penyisihan/(Pembalikan) selama periode berjalan (Catatan 40)
Lain-lain*)
514.366
21.890
(999)
176.316
32.898
(2.138)
Saldo akhir periode
535.257
207.076
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum telah
memadai.
32. PINJAMAN SUBORDINASI
Berdasarkan jenis dan mata uang:
2010
Rupiah:
Two-Step Loans (TSL)
(a) Nordic Investment Bank (NIB)
(b) ASEAN Japan Development Fund - Overseas
Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF)
138.480
2009
159.784
32.503
45.504
Bank Indonesia
Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I
170.983
2.319.559
3.476.326
205.288
2.366.859
-
Jumlah Rupiah
5.966.868
2.572.147
177.182
197.745
6.144.050
2.769.892
Mata uang asing:
Two-Step Loans (TSL)
(c) Asian Development Bank (ADB)
Two-Step Loans (TSL)
(a) Nordic Investment Bank (NIB)
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari NIB kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui
Departemen Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank peserta guna
membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut:
Fasilitas Kredit
Nordic Investment Bank IV
Tujuan
Untuk mengembangkan dan membiayai proyek
investasi prioritas utama di Indonesia, terutama
sektor swasta atau yang menyangkut
kepentingan bersama Indonesia dan Nordic.
Jangka Waktu
15 April 1997 - 28 Februari 2017 dengan
angsuran
pertama
pada
tanggal
31 Agustus 2002.
Rincian fasilitas kredit Nordic Investment Bank adalah sebagai berikut:
2010
(a) Nordic Investment Bank IV (NIB IV)
138.480
2009
159.784
Tingkat suku bunga untuk fasilitas NIB IV ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
mengambang yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu tiga bulan selama enam bulan sebelumnya.
Halaman 5/107
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan)
Two-Step Loans (TSL) (lanjutan)
(b) ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF)
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari AJDF - OECF kepada Pemerintah Republik Indonesia
melalui Departemen Keuangan Republik Indonesia untuk disalurkan kepada bank peserta guna
membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut:
Fasilitas Kredit
Pollution Abatement
Program (PAE)
Tujuan
Equipment
Small Scale Industry (SSI)
Jangka Waktu
Pembelian peralatan untuk mencegah polusi.
19 Agustus 1993 - 19 Agustus 2013
dengan angsuran pertama pada tanggal
15 Agustus 1998.
Membiayai industri skala kecil.
19 Agustus 1993 - 19 Agustus 2013
dengan angsuran pertama pada tanggal
15 Agustus 1998.
Rincian fasilitas kredit dari ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation
Fund (AJDF - OECF) adalah sebagai berikut:
2010
(a) Pollution Abatement Equipment Program (PAE)
(b) Small Scale Industry (SSI)
2009
31.463
1.040
44.048
1.456
32.503
45.504
Penarikan kredit dari AJDF - OECF tersebut pembayarannya berjangka waktu 20 (dua puluh)
tahun terhitung sejak penarikan pertama (termasuk masa tenggang waktu 5 tahun) dan dilunasi
dalam 30 (tiga puluh) kali angsuran 6 (enam) bulanan, dengan angsuran pertama mulai tanggal
15 Agustus 1998 dan berakhir pada tanggal 15 Februari 2013.
Tingkat suku bunga atas fasilitas PAE adalah mengambang dan ditentukan setiap 6 (enam) bulan
berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 3 (tiga)
bulan selama 6 (enam) bulan sebelumnya, dikurangi 5,00% per tahun.
Tingkat suku bunga atas fasilitas SSI adalah mengambang dan ditentukan setiap 6 (enam) bulan
berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 3 (tiga)
bulan selama 6 (enam) bulan sebelumnya, dikurangi 2,50% per tahun.
(c) Asian Development Bank (ADB)
Akun ini merupakan fasilitas kredit dari ADB kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui
Departemen Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank peserta guna
membiayai beberapa jenis proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut:
Fasilitas Kredit
ADB 1327 - INO (SF)
Tujuan
Membiayai Proyek Kredit Mikro (PKM).
Jangka Waktu
15 Januari 2005 - 15 Juli 2029 dengan
angsuran pertama pada tanggal 15
Januari 2005.
Rincian fasilitas kredit Asian Development Bank (ADB) adalah sebagai berikut:
2010
ADB Loan 1327 - INO
177.182
Halaman 5/108
2009
197.745
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan)
Two-Step Loans (TSL) (lanjutan)
(c) Asian Development Bank (ADB) (lanjutan)
Menteri Keuangan melalui surat No. S-596/MK.6/2004 tanggal 12 Juli 2004, telah menyetujui
pengalihan pengelolaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Loan ADB No. 1327 - INO (SF) dari Bank
Indonesia kepada Bank Mandiri. Dengan disetujuinya pengalihan PKM tersebut, maka telah
dilakukan perubahan terhadap perjanjian penerusan pinjaman No. SLA-805/DP3/1995 tanggal
27 April 1995 yang diubah dengan amandemen No. AMA-287/SLA-805/DP3/2003 tanggal 22 April
2003 antara Republik Indonesia dan Bank Indonesia menjadi Republik Indonesia dan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk., dengan No. AMA-298/SLA-805/DP3/2004 tanggal 16 Juli 2004.
Pinjaman ADB untuk Proyek Kredit Mikro diberikan dalam mata uang SDR (Special Drawing
Rights) sebesar SDR15.872.600,44 (nilai penuh) yang wajib dibayar kembali oleh Bank Mandiri
dalam mata uang SDR kepada Pemerintah dalam 50 (lima puluh) kali angsuran setiap enam
bulan secara prorata setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli, dengan angsuran pertama dilakukan
pada tanggal 15 Januari 2005 dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2029. Atas pinjaman ADB
tersebut, Bank Mandiri dikenakan service charge sebesar 1,50% per tahun pada setiap tanggal
15 Januari dan 15 Juli setiap tahunnya sejak penarikan pinjaman.
Bank Indonesia
Akun ini merupakan pinjaman yang berasal dari konversi Kredit Likuiditas Bank Indonesia yang
digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan PT Bank Dagang Negara (BDN) dan PT Bank
Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo). BDN dan Bapindo adalah ex-legacy Bank.
Rincian dari fasilitas ini pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebagai berikut:
Bank
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
Jangka Waktu
30 November 2004 31 Maret 2014 dengan
angsuran pertama
pada tanggal 30
November 2004
2010
Jumlah
2009
Jumlah
2.319.559
2.366.859
2.319.559
2.366.859
Tingkat Suku Bunga
0,20% per tahun
Sesuai Surat Bank Indonesia No. 6/360/BKr tanggal 23 November 2004 tentang Restrukturisasi
Pinjaman Subordinasi, dinyatakan bahwa Bank Indonesia telah menyetujui restrukturisasi atas
pinjaman subordinasi yang berasal dari BDN sebesar Rp736.859 dan dari Bapindo (yang
sebelumnya dicatat pada pos Modal Pinjaman) sebesar Rp1.755.000. Dalam restrukturisasi tersebut,
pinjaman subordinasi yang berasal dari BDN dan Bapindo dijadikan satu, sehingga menjadi
Rp2.491.859, dengan jadual pelunasan pinjaman selama 10 (sepuluh) tahun dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2014. Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 0,20% per tahun yang dihitung dari
sisa pokok pinjaman. Restrukturisasi atas pinjaman subordinasi ini telah disahkan melalui akta
notaris tentang Perjanjian Restrukturisasi Pinjaman Subordinasi No. 4 tanggal 7 Desember 2004
oleh Notaris Ratih Gondokusumo Siswono, S.H. di Jakarta.
Halaman 5/109
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan)
Two-Step Loans (TSL) (lanjutan)
Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009
Untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung ekspansi kredit dalam rangka
pengembangan usaha, pada tanggal 14 Desember 2009, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi
Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 (Obligasi Subordinasi) sebesar Rp3.500.000. Dana
yang diperoleh dari hasil penawaran umum Obligasi Subordinasi ini dipergunakan sebagai modal
pelengkap (lower tier 2) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pada tanggal 30 September 2010,
biaya penerbitan Obligasi Subordinasi yang belum diamortisasi adalah sebesar Rp23.674.
Obligasi Subordinasi ini telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat
No.11/III/DPB1/TPB1-1 tertanggal 14 Desember 2009 dan pernyataan efektif dari Badan Pengawas
Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berdasarkan surat Ketua Bapepam-LK No. S10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009.
Bank Mandiri telah mencatatkan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14
Desember 2009 sesuai Pengumuman Pencatatan Obligasi Subordinasi Bank Mandiri oleh BEI
tanggal 11 Desember 2009. Obligasi tersebut berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dan akan jatuh tempo
pada tanggal 11 Desember 2016. Obligasi Subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat dengan tingkat
bunga tetap sebesar 11,85% per tahun. Pada tanggal 30 September 2010, peringkat Obligasi
Subordinasi ini menurut Pefindo adalah idAA+ (double A Plus).
33. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
Akun ini merupakan hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan yang dikonsolidasi sebagai
berikut:
2010
AXA Mandiri Financial Services
Mandiri Tunas Finance
Bank Sinar Harapan Bali
Bumi Daya Plaza
Usaha Gedung Bank Dagang Negara
Mandiri Sekuritas
Halaman 5/110
2009
244.506
175.798
25.151
7.254
1.135
59
152.668
23.412
5.881
1.032
52
453.903
183.045
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. EKUITAS
a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor
Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 30 September
2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Jumlah Lembar
Saham
2010
Nilai Nominal
Per Lembar Saham
(Jumlah Penuh)
Jumlah Nilai
Saham
(Nilai Penuh)
Persentase
Kepemilikan
Saham
Modal Dasar
- Saham Seri A Dwiwarna
- Saham Biasa Seri B
1
31.999.999.999
500
500
500
15.999.999.999.500
0,00%
100,00%
Jumlah Modal Dasar
32.000.000.000
500
16.000.000.000.000
100,00%
Modal Ditempatkan dan Disetor
Negara Republik Indonesia
- Saham Seri A Dwiwarna
- Saham Biasa Seri B
1
13.999.999.999
500
500
500
6.999.999.999.500
0,00%
66,73%
6.981.620.876
500
3.490.810.438.000
33,27%
20.981.620.876
500
10.490.810.438.000
100,00%
Publik (masing-masing
di bawah 5%)
- Saham Biasa Seri B
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor
Jumlah Lembar
Saham
2009
Nilai Nominal
Per Lembar Saham
(Jumlah Penuh)
Jumlah Nilai
Saham
(Nilai Penuh)
Persentase
Kepemilikan
Saham
Modal Dasar
- Saham Seri A Dwiwarna
- Saham Biasa Seri B
1
31.999.999.999
500
500
500
15.999.999.999.500
0,00%
100,00%
Jumlah Modal Dasar
32.000.000.000
500
16.000.000.000.000
100,00%
Modal Ditempatkan dan Disetor
Negara Republik Indonesia
- Saham Seri A Dwiwarna
- Saham Biasa Seri B
1
13.999.999.999
500
500
500
6.999.999.999.500
0,00%
66,80%
6.958.854.099
500
3.479.427.049.500
33,20%
20.958.854.099
500
10.479.427.049.500
100,00%
Publik (masing-masing
di bawah 5%)
- Saham Biasa Seri B
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor
Berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H. tanggal 2 Oktober 1998, modal
dasar Bank Mandiri adalah sebesar Rp16.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai
penuh) per saham.
Halaman 5/111
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. EKUITAS (lanjutan)
a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan)
Penetapan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp4.000.000 oleh Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal pendirian Bank Mandiri, telah dilaksanakan sebagai berikut:
1.
2.
Pembayaran secara tunai melalui Bank Indonesia sejumlah Rp1.600.004.
Penempatan dalam saham yang dicatat sebagai penyertaan saham pada Bank Peserta
Penggabungan sejumlah Rp599.999 untuk setiap bank atau jumlah keseluruhannya
Rp2.399.996, melalui pengalihan saham milik Pemerintah Republik Indonesia pada setiap Bank
Peserta Penggabungan kepada Bank Mandiri, seperti yang telah disebut dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa dari Bank Peserta Penggabungan. Berdasarkan perjanjian
inbreng yang telah diaktakan dengan Akta No. 9 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal
2 Oktober 1998, Bank Mandiri dan Pemerintah Republik Indonesia setuju untuk mengalihkan
saham-saham tersebut sebagai pembayaran untuk saham baru yang akan dikeluarkan oleh
Bank Mandiri.
Berdasarkan perubahan Anggaran Dasar Bank Mandiri yang dituangkan dalam Akta No. 98 yang
dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 24 Juli 1999, pemegang saham memutuskan untuk
meningkatkan modal disetor (modal saham) Bank Mandiri dari Rp4.000.000 menjadi Rp4.251.000
dan jumlah tersebut akan dibayar oleh Pemerintah Republik Indonesia. Penambahan sebesar
Rp251.000 merupakan hasil konversi dari tambahan modal disetor menjadi modal saham akibat dari
adanya kelebihan obligasi rekapitalisasi yang diterbitkan dalam Program Rekapitalisasi Pertama
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999.
Berdasarkan Keputusan RUPS-LB tanggal 29 Mei 2003 yang dituangkan dalam Akta No. 142
yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri
antara lain menyetujui:
(i) pelaksanaan IPO.
(ii) perubahan struktur permodalan Bank Mandiri.
(iii) perubahan Anggaran Dasar Bank Mandiri.
Sehubungan dengan keputusan perubahan struktur permodalan di atas, modal saham
ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dinaikkan menjadi Rp10.000.000 serta dilakukan stock split
saham Bank Mandiri yang semula dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per lembar
menjadi Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Dengan dilakukannya stock split tersebut, jumlah
lembar saham modal dasar Bank Mandiri meningkat dari 16.000.000 lembar saham menjadi
32.000.000.000 lembar saham, sedangkan jumlah lembar saham modal ditempatkan dan disetor
meningkat dari 10.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh)
menjadi 20.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) terdiri dari
1 Saham Seri A Dwiwarna dan 19.999.999.999 Saham Biasa Seri B yang dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia.
Berkaitan dengan perubahan struktur permodalan Bank Mandiri, RUPS-LB juga menyetujui
penetapan bagian dari Dana Rekapitalisasi sebesar Rp168.801.315 sebagai agio saham.
Halaman 5/112
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. EKUITAS (lanjutan)
a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan)
Perubahan struktur permodalan tersebut di atas berlaku efektif terhitung sejak tanggal 23 Mei
2003, dengan catatan Bank Mandiri harus melakukan kuasi-reorganisasi yang ditetapkan dalam
RUPS selambat-lambatnya pada penutupan buku tahun 2003.
Saham Seri A Dwiwarna merupakan saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan
tidak dapat dipindahkan kepada siapapun. Saham Seri A Dwiwarna memberikan hak istimewa
kepada Negara Republik Indonesia dimana dalam agenda-agenda tertentu, RUPS hanya dapat
memutuskan jika pemegang saham Seri A Dwiwarna hadir dan menyetujui usul agenda
dimaksud.
Beberapa agenda RUPS yang wajib dihadiri dan disetujui oleh Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna agar RUPS dapat memutus adalah agenda RUPS yang terkait dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
Penambahan modal.
Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris.
Perubahan Anggaran Dasar.
Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan.
Pembubaran dan likuidasi dari perusahaan.
Perubahan struktur modal sebagaimana disebutkan di atas telah dicantumkan dalam Pernyataan
Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) yang dituangkan dalam
Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003. Perubahan tersebut telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan
No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan diumumkan pada tambahan No. 6590
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003.
Kenaikan modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dari Rp4.251.000 menjadi
Rp10.000.000 dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengembalian sebagian modal disetor sebesar Rp251.000 kepada Pemerintah sebagai
bagian dari kelebihan dana rekapitalisasi yang masih ditahan pada Bank Mandiri sebesar
Rp1.412.000 dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp1.000.000 dari cadangan,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2003 tanggal 29 Mei 2003 tentang Konversi
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Bank Mandiri
(Persero), dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selaku
Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober
2002.
2. Penambahan modal disetor sebesar Rp5.000.000 yang berasal dari tambahan modal disetor
berdasarkan KMK-RI No. 227/202.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang Besarnya Nilai Final
Dan Pelaksanaan Hak Pemerintah Yang Timbul Sebagai Akibat Penambahan Penyertaan
Modal Pemerintah Republik Indonesia Ke Dalam Modal PT Bank Mandiri (Persero) Dalam
Rangka Program Rekapitalisasi Bank Umum.
Halaman 5/113
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. EKUITAS (lanjutan)
a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan)
Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam Akta
Notaris Sutjipto, S.H., No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri juga
menyetujui rencana kepemilikan saham oleh pegawai dan Direksi melalui Program Penjatahan
Saham/Employee Stock Allocation (“ESA”) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada
Manajemen/Management Stock Option Plan (“MSOP”). Program ESA terdiri dari program
pemberian saham bonus (Bonus Share Plan) dan program penjatahan saham dengan diskon
(Share Purchase at Discount). Sedangkan program MSOP ditujukan untuk Direksi dan pegawai
pimpinan pada tingkatan (grade) atau kriteria tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA
tersebut menjadi tanggungan Bank Mandiri yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah
dibentuk. Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi,
sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris (Catatan 35).
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melepaskan 4.000.000.000 lembar
sahamnya, yang mewakili 20,00% kepemilikannya di Bank Mandiri, melalui IPO.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27/2003 tanggal 2 Juni
2003 yang menyetujui divestasi sampai 30,00% atas kepemilikan Pemerintah di Bank Mandiri dan
berdasarkan keputusan Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara No. Kep05/TKP/01/2004 tanggal 19 Januari 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi
lanjutan 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa
Seri B pada tanggal 11 Maret 2004 melalui private placement.
Pada saat pelaksanaan IPO tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri memberikan opsi pembelian
saham kepada manajemen melalui program MSOP Tahap 1 sebanyak 378.583.785 opsi dengan
harga eksekusi sebesar Rp742,5 (nilai penuh) per lembar saham dan nilai nominal Rp500 (nilai
penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham
dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp69,71 (nilai penuh) per lembar. Sampai dengan tanggal
30 September 2010, opsi yang telah dieksekusi dari MSOP Tahap 1 adalah sebesar 375.365.957
lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar
Rp187.683, penambahan Agio Saham sebesar Rp117.193. MSOP Tahap 1 dapat dieksekusi
sampai dengan tanggal 13 Juli 2008 sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek
Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-262/BEJ.PJS/P/07-2004 tanggal 14 Juli 2004,
sehingga pada tanggal 30 September 2010 tidak ada lagi nilai opsi saham yang masih tercatat
pada pos Ekuitas - Opsi Saham yang berasal dari MSOP Tahap 1.
Halaman 5/114
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. EKUITAS (lanjutan)
a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan)
Selanjutnya pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian MSOP Tahap 2
sebanyak 312.000.000 opsi. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.190,50 (nilai
penuh) untuk pelaksanaan ditahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk pelaksanaan ditahun
kedua dan ditahun berikutnya. Nilai nominal per lembar saham adalah Rp500 (nilai penuh).
Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi
saham sebesar Rp642,28 (nilai penuh) per lembar. Sampai dengan tanggal 30 September 2010,
opsi yang telah dieksekusi dari MSOP Tahap 2 adalah sebesar 311.713.697 lembar saham
sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp155.857 dan
penambahan Agio Saham sebesar Rp425.233, termasuk didalamnya opsi yang dieksekusi dari
MSOP Tahap 2 selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 sebesar
6.684.845 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor
sebesar Rp3.342. Periode 5 (periode terakhir) pelaksanaan hak konversi opsi MSOP Tahap 2
adalah tanggal 4 Mei 2010 selama 30 hari bursa sebagaimana diumumkan pada Pengumuman
Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-97/BEJ-PSJ/P/02-2007 tanggal 2
Februari 2007, sehingga pada tanggal 30 September 2010 tidak ada lagi nilai opsi saham yang
masih tercatat pada pos Ekuitas - Opsi Saham yang berasal dari MSOP Tahap 2.
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian MSOP Tahap 3 sebanyak
309.416.215 opsi. RUPS juga memberi wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan
kebijakan pelaksanaan dan pengawasan program MSOP Tahap 3 dan melaporkannya pada
RUPS yang akan datang.
Harga eksekusi opsi per lembar saham MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp1.495,08 (nilai penuh)
dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan
pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp593,89 (nilai penuh)
per lembar. Sampai dengan tanggal 30 September 2010, opsi yang telah dieksekusi dari MSOP
Tahap 3 adalah sebesar 294.541.222 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan
Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp147.270 dan penambahan Agio Saham sebesar
Rp468.017, termasuk didalamnya opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 3 selama periode yang
berakhir pada tanggal 30 September 2010 sebesar 4.819.226 lembar saham sehingga
mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp2.410. Pada tanggal 30
September 2010, nilai opsi saham yang masih tercatat pada pos Ekuitas - Opsi Saham yang
berasal dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp8.834.
Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir
pada tanggal 30 September 2010 adalah masing-masing sebesar 6.684.845 lembar saham dan
4.819.226 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor
sebesar Rp5.752 (Catatan 34b dan 35).
Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir
pada tanggal 30 September 2009 adalah masing-masing sebesar 300 lembar saham dan
53.206.011 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan
Disetor sebesar Rp26.603 (Catatan 34b dan 35).
b. Tambahan Modal Disetor/Agio Saham
Tambahan modal disetor/agio saham pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing
sebesar Rp6.937.045 dan Rp6.893.601 yang berasal dari Program Rekapitalisasi (Catatan 1c),
eksekusi opsi saham dan opsi saham MSOP Tahap 2 yang tidak dieksekusi. Sebanyak 286.303
lembar saham merupakan opsi saham MSOP Tahap 2 yang tidak dieksekusi atau sebesar Rp184
yang lewat periode pelaksanaan.
Halaman 5/115
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. EKUITAS (lanjutan)
b. Tambahan Modal Disetor/Agio Saham (lanjutan)
Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir
pada tanggal 30 September 2010 adalah masing-masing sebesar 6.684.845 lembar saham dan
4.819.226 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Agio Saham sebesar Rp25.274
(Catatan 34a dan 35). Pada tanggal 30 September 2010, penambahan Agio Saham sebesar
Rp184 berasal dari opsi MSOP Tahap 2 yang pelaksanaan hak konversinya sudah berakhir tetapi
tidak dieksekusi sebesar 286.303 lembar saham.
Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 selama periode yang berakhir
pada tanggal 30 September 2009 adalah masing-masing sebesar 300 lembar saham dan
53.206.011 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Agio Saham sebesar Rp84.545
(Catatan 34a dan 35).
Berdasarkan hasil dari uji telaah/due diligence review yang dilaksanakan atas nama Pemerintah
tanggal 31 Desember 1999 dan Kontrak Manajemen (IMPA) tanggal 8 April 2000, ditetapkan
bahwa terdapat kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp4.069.000. Bank telah mengembalikan
Rp2.657.000 dari Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah ke Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000
sesuai dengan kontrak manajemen. Sedangkan atas sisa kelebihan sebesar Rp1.412.000 telah
dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 sesuai dengan persetujuan dari
pemegang saham dalam rapat tanggal 29 Oktober 2002 dan Surat Keputusan Menteri BUMN
No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002.
Termasuk di dalam jumlah pengembalian sisa kelebihan dana rekapitalisasi sebesar Rp1.412.000
di atas adalah bagian dari modal disetor sebesar Rp251.000.
Pada tanggal 23 Mei 2003, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat
Keputusan (KMK - RI) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003, dan kemudian diubah dengan
KMK No. 420/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 sebagai ketentuan lebih lanjut atas
pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1999 dan No. 97 tahun 1999 mengenai jumlah
final tambahan penyertaan modal Negara dalam modal Bank Mandiri.
Hal-hal yang diputuskan dalam KMK - RI ini adalah sebagai berikut:
a. Nilai final kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.801.315;
b. Terhadap dana rekapitalisasi senilai Rp5.000.000 dikonversi dengan 5.000.000 lembar saham
baru yang diterbitkan oleh Bank Mandiri dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per
lembar saham;
c. Terhadap sisa dana rekapitalisasi senilai Rp168.801.315 dibukukan sebagai agio pada
struktur modal Bank Mandiri.
Dengan dilaksanakannya kuasi-reorganisasi oleh Bank, saldo rugi sebelum kuasi-reorganisasi
pada tanggal 30 April 2003 sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal
disetor/agio.
c. Selisih Revaluasi Aset Tetap
Selisih revaluasi aset tetap sebesar Rp3.046.936 terutama berasal dari revaluasi aset tetap Bank
Peserta Penggabungan dengan menggunakan nilai pasar pada tanggal 31 Juli 1999. Revaluasi
aset tetap ini didasarkan kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 211/KMK.03/2003
tanggal 14 Mei 2003, Surat Menteri Keuangan No. S-206/MK.01/2003 tanggal 21 Mei 2003 dan
telah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak sesuai Surat Keputusan Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Negara dan Daerah No. KEP-01/WPJ.07/KP.0105/2003
tanggal 18 Juni 2003.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2s, Bank telah memilih model biaya sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” dan
mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap sebesar Rp3.046.936 yang disajikan
sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasian tahun 2007 ke saldo laba ditahan
konsolidasian pada tahun 2008 (Catatan 17a).
Halaman 5/116
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. EKUITAS (lanjutan)
d. Distribusi Laba Bersih
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan tanggal 17 Mei 2010 dan 4 Mei
2009, pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2009 dan 2008 sebagai berikut:
2009
Dividen *)
Tantiem **)
Dana Program Kemitraan
Dana Program Bina Lingkungan
Cadangan: Umum
Khusus
Jumlah Cadangan
Laba Ditahan
Dividen per lembar saham (nilai penuh)
*)
2008
2.504.412
35.778
250.441
2.790.631
4.364.833
1.859.488
53.128
159.384
2.072.000
26.564
26.564
3.214.257
7.155.464
5.312.821
119,37274
88,89584
Dividen atas laba bersih tahun 2009 sebesar Rp2.504.412 dibayarkan melalui dividen interim sebesar Rp403.975 pada tanggal 22
Desember 2009 dan dividen final sebesar Rp2.100.437 pada tanggal 25 Juni 2010. Masing-masing pembayaran dividen tersebut
tercermin dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian tahun 2009 untuk dividen interim dan periode yang berakhir pada tanggal 30
September 2010 untuk dividen final.
**) Untuk tahun 2009 dan 2008 tantiem diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. masing-masing
sebesar Rp83.497 dan Rp61.318 yang diambil dari cadangan yang telah dibentuk pada tahun 2009 dan 2008 sesuai dengan PSAK No.
24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”.
Dividen yang berasal dari laba bersih tahun 2009 dan 2008 dibayarkan kepada pemegang saham
masing-masing pada tanggal 25 Juni 2010 dan 11 Juni 2009. Dana alokasi untuk Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan yang berasal dari laba bersih tahun 2009 dan 2008 masingmasing dibayarkan pada tanggal 24 Juni 2010 dan 11 Juni 2009.
e. Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Akun ini merupakan bagian Bank terhadap transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan yang
bukan merupakan transaksi dengan Bank yang dihitung sesuai dengan persentase kepemilikan
Bank Mandiri atas Anak Perusahaan. Bank melakukan penyesuaian terhadap keuntungan/
kerugian yang belum direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual, modal sumbangan dan
selisih revaluasi aset tetap serta penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
yang dilakukan Anak Perusahaan sebagai bagian dari Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak
Perusahaan. Sejak tanggal 1 Januari 2008 dengan berlakunya PSAK No. 16 (Revisi 2007), Selisih
Revaluasi Aset Tetap telah direklasifikasikan seluruhnya ke saldo laba ditahan konsolidasian pada
tahun 2008.
Halaman 5/117
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM
Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris
Sutjipto, S.H. No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank menyetujui rencana program
kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP).
Tujuan dari program MSOP dimaksud adalah untuk memaksimalkan keberhasilan jangka panjang,
memastikan keseimbangan kinerja Bank saat ini maupun jangka panjang, menyelaraskan tujuan
manajemen dengan tujuan para pemegang saham, dan untuk menarik, mempertahankan,
memotivasi pegawai pimpinan dan pegawai kunci lainnya untuk posisi dan kriteria tertentu. Sejalan
dengan Peraturan Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. 1-A, Bank menerbitkan
saham baru dengan program MSOP yaitu tambahan saham seri B (yang diterbitkan tanpa Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu) yang dilakukan sampai dengan maksimum sebesar 5,00% dari
jumlah Saham yang ditempatkan dan disetor Bank atau sejumlah 1 (satu) miliar lembar saham seri B
dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham.
MSOP Tahap 1
Masa berlaku opsi pembelian saham manajemen tahap pertama ini adalah selama 5 (lima) tahun
sejak tanggal pemberian opsi. Jumlah maksimum opsi saham MSOP Tahap 1 yang dapat dieksekusi
pada akhir tahun pertama masa vesting period/pengakuan hak kompensasi adalah 50,00% dari
jumlah opsi yang diterima dan sisanya dapat dieksekusi pada akhir tahun kedua masa vesting period
sampai dengan akhir tahun kelima masa periode opsi.
Pada tanggal 14 Juli 2003, dengan persetujuan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003, Bank memberikan
MSOP (MSOP Tahap 1) sebanyak 378.583.785 opsi saham dengan harga eksekusi (exercise price)
sebesar Rp742,50 (nilai penuh) per lembar saham yaitu 110,00% dari harga penawaran per lembar
saham dengan vesting period selama 2 (dua) tahun.
Nilai wajar dari MSOP Tahap 1 yang diberikan pada tanggal 14 Juli 2003 adalah Rp69,71 (nilai
penuh) berdasarkan laporan penilaian yang diberikan oleh PT Watson Wyatt Indonesia pada tanggal
4 Maret 2004.
MSOP Tahap 2
Pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian opsi tahap kedua (MSOP
Tahap 2) sebanyak 312.000.000 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar
Rp1.190,50 (nilai penuh) untuk pelaksanaan di tahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk
pelaksanaan di tahun berikutnya sampai dengan akhir tahun kelima masa option life.
Masa berlaku MSOP Tahap 2 ini adalah selama 5 (lima) tahun, sejak eligibility date tanggal 21 Juni
2005. MSOP Tahap 2 seluruhnya dapat di eksekusi sebesar 100,00% dari jumlah opsi setelah
tanggal 4 Desember 2006.
Nilai wajar dari MSOP Tahap 2 yang diberikan pada tanggal 16 Mei 2005 adalah Rp642,28 (nilai
penuh) berdasarkan laporan penilaian yang diberikan oleh PT Watson Wyatt Indonesia pada tanggal
27 Februari 2006.
MSOP Tahap 3
RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian opsi tahap ketiga (MSOP Tahap 3)
sebanyak 309.416.215 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.495,08
(nilai penuh) selama masa periode opsi.
Halaman 5/118
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (lanjutan)
MSOP Tahap 3 (lanjutan)
Penetapan alokasi opsi saham dan kebijakan program MSOP Tahap 3 ditetapkan oleh Dewan
Komisaris pada tanggal 28 Juli 2006. Masa berlaku opsi MSOP Tahap 3 adalah selama 5 (lima) tahun
dengan pelaksanaannya dilaksanakan maksimal sebanyak 2 (dua) kali dalam tiap tahunnya yang
diumumkan melalui Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng989/BEJ - PSJ/P/10-2006 tanggal 31 Oktober 2006.
Atas dasar kebijakan Dewan Komisaris tersebut, Bank Mandiri tanggal 30 Oktober 2007 menegaskan
bahwa MSOP Tahap 3 dapat dieksekusi pada periode pertama (tanggal 7 Mei 2007 dan 5 November
2007) adalah maksimal sebesar 50,00% dari jumlah opsi yang diterima. Sedangkan sisanya dapat
dieksekusi pada periode berikutnya (periode kedua dan atau periode eksekusi berikutnya).
Nilai wajar dari MSOP Tahap 3 yang diberikan pada tanggal 22 Mei 2006 adalah Rp593,89 (nilai
penuh) berdasarkan laporan penilaian yang diberikan oleh PT Watson Wyatt Indonesia pada
22 Februari 2007.
Nilai wajar dari MSOP Tahap 1, MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3 diestimasi dengan
menggunakan metode penentuan harga opsi Black Scholes (Black Scholes option pricing model),
dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
MSOP Tahap 1
MSOP Tahap 2
MSOP Tahap 3
8,46%
5 tahun
24,53%
7,63%
1,00%
9,50%
5 tahun
50,00%
7,63%
1,00%
11,65%
5 tahun
50,00%
7,75%
1,00%
Suku bunga bebas risiko
Ekspektasi periode opsi
Ekspektasi faktor ketidakstabilan harga saham
Ekspektasi dividen yang dihasilkan
Tingkat pengunduran diri karyawan
Opsi yang dieksekusi selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 adalah
sebesar 11.504.071 opsi (Catatan 34a dan 34b) yang terdiri dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3
masing-masing sebesar 6.684.845 opsi dan 4.819.226 opsi.
Opsi yang dieksekusi selama periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah
sebesar 53.206.311 opsi (Catatan 34a dan 34b) yang terdiri dari MSOP Tahap 2 dan MSOP Tahap 3
masing-masing sebesar 300 opsi dan 53.206.011 opsi.
Ikhtisar dari program MSOP dan mutasinya sepanjang periode adalah sebagai berikut (nilai penuh):
Jumlah Opsi
2010
Rata-rata Tertimbang Rata-rata Tertimbang
Nilai Wajar
Harga Eksekusi
(Nilai Penuh)
(Nilai Penuh)
Nilai Opsi Saham
Opsi beredar awal periode
26.665.367
606,54
1.755,97
16.174
Opsi yang dieksekusi
selama periode berjalan
(11.504.071)
622,01
2.074,96
(7.156)
(286.303)
642,28
2.493,00
(184)
593,89
1.495,08
Opsi yang telah lewat
masa berlakunya
Opsi beredar akhir periode
14.874.993
Halaman 5/119
8.834
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (lanjutan)
Ikhtisar dari program MSOP dan mutasinya sepanjang periode adalah sebagai berikut (nilai penuh):
Jumlah Opsi
2009
Rata-rata Tertimbang Rata-rata Tertimbang
Nilai Wajar
Harga Eksekusi
(Nilai Penuh)
(Nilai Penuh)
Nilai Opsi Saham
Opsi beredar awal periode
91.134.384
597,64
1.572,36
54.465
Opsi yang dieksekusi
selama periode berjalan
(53.206.311)
593,89
1.495,09
(31.598)
Opsi beredar akhir periode
37.928.073
602,89
1.680,77
22.867
36. PENDAPATAN BUNGA
Pendapatan bunga diperoleh dari:
2010
Kredit yang diberikan
Obligasi Pemerintah
Efek-efek
Pendapatan pembiayaan konsumen
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Provisi dan komisi
Lain-lain
2009
18.042.124
4.283.317
1.920.708
249.449
237.219
900.697
15.667.795
5.796.123
1.841.679
343.398
689.081
21.078
25.633.514
24.359.154
Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang telah berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2010,
pendapatan provisi dan komisi merupakan pendapatan yang dapat diatribusikan secara langsung pada
nilai kredit yang diberikan sehingga pada tanggal 30 September 2010 pendapatan provisi dan komisi
sebesar Rp385.594 dikelompokkan sebagai pendapatan bunga kredit yang diberikan.
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian
yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk periode
sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 adalah sebesar Rp413.350.
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan dan lain-lain adalah pendapatan
berdasarkan prinsip syariah untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
masing-masing adalah sebesar Rp1.652.576 dan Rp1.283.655, dengan rincian sebagai berikut:
2010
Pendapatan Murabahah
Pendapatan Musyarakah
Lain-lain
Halaman 5/120
2009
925.010
313.692
413.874
681.562
240.722
361.371
1.652.576
1.283.655
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. BEBAN BUNGA
Rincian beban bunga terdiri atas:
2010
Deposito berjangka
Tabungan
Giro
Pinjaman subordinasi
Pinjaman yang diterima
Efek-efek yang diterbitkan
Premi asuransi untuk program penjaminan
dana nasabah (Catatan 58)
Lain-lain
2009
6.646.814
1.902.451
1.037.358
322.868
201.289
75.538
7.657.191
1.888.960
1.421.881
18.330
294.988
40.850
712.378
423.389
197.896
10.898.696
11.943.485
Sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006), sejak 1 Januari 2010, premi asuransi untuk
program penjaminan dana nasabah diklasifikasikan sebagai beban operasional lainnya (Catatan 46).
Sebelum 1 Januari 2010, premi asuransi tersebut diklasifikasikan sebagai beban bunga. Pada
tanggal 30 September 2010 premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah adalah
sebesar Rp482.618.
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, beban hadiah undian yang sebelumnya dikelompokkan sebagai
beban bunga lain-lain telah dikelompokkan sebagai beban umum dan administrasi - promosi
(Catatan 44). Pada tanggal 30 September 2010, total beban hadiah undian sebesar Rp23.816.
Termasuk dalam beban bunga atas deposito berjangka dan tabungan adalah beban berdasarkan
prinsip syariah untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masingmasing adalah sebesar Rp823.336 dan Rp672.664.
38. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN
2010
Penerimaan kembali atas pinjaman yang telah dihapusbukukan di
periode yang lalu sesuai dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006)
Pendapatan bunga kredit hapus buku
Pendapatan bea materai
Safety deposit box
Pendapatan denda
Lain-lain*)
Halaman 5/121
2009
1.006.815
118.277
40.166
15.676
8.212
403.382
32.579
15.390
53.571
258.116
1.592.528
359.656
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39. PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
2010
(Pembentukan)/pembalikan kerugian penurunan nilai atas:
Giro pada bank lain (Catatan 5e)
Penempatan pada bank lain (Catatan 6e)
Efek-efek (Catatan 7g)
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9d)
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (Catatan 10c)
Tagihan derivatif (Catatan 11)
Kredit yang diberikan (Catatan 12B.j)
Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 13c)
Tagihan akseptasi (Catatan 14d)
Penyertaan saham (Catatan 15c)
3.044
(34.685)
139.634
92.751
(1)
(3.571)
1.930.980
13.540
124.264
298
2.266.254
2009
(5.308)
128.152
58.127
750.072
50.000
(498)
986.039
(215.336)
450
1.751.698
40. PEMBALIKAN/(PEMBENTUKAN) PENYISIHAN KERUGIAN
2010
(Pembentukan)/pembalikan penyisihan atas:
Estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum (Catatan 31)
Estimasi kerugian yang timbul dari kasus fraud
Aset lain-lain (Catatan 18)
2009
(21.890)
(48.005)
(879.601)
(32.898)
(20.797)
(526.381)
(949.496)
(580.076)
41. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) YANG BELUM DIREALISASI DARI KENAIKAN/PENURUNAN NILAI
WAJAR EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH
2010
Efek-efek
Obligasi Pemerintah
2009
12.002
3.040
12.113
389
15.042
12.502
42. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) DARI PENJUALAN EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH
2010
Efek-efek
Obligasi Pemerintah
Halaman 5/122
2009
101.741
45.667
154.274
15.325
147.408
169.599
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN
2010
Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak
Tunjangan Hari Raya (THR), cuti dan terkait lainnya
Penyisihan cadangan uang penghargaan pegawai
dan manfaat bebas tugas
Kesejahteraan pegawai
Pendidikan dan pelatihan
Penyisihan cadangan tantiem
Bonus dan lainnya
2009
2.366.571
423.853
2.111.490
380.077
295.893
183.269
190.400
56.214
648.453
276.144
166.806
123.370
45.828
421.548
4.164.653
3.525.263
Jumlah gaji kotor, tunjangan dan bonus Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau
Risiko dan Good Corporate Governance serta Executive Vice President dan Senior Vice President
masing-masing adalah sebesar Rp229.649 dan Rp156.558 untuk periode yang berakhir pada tanggal
30 September 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut:
2010
Jumlah
Anggota/
Pegawai
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Audit
Komite Pemantau Risiko dan
Good Corporate Governance
Executive Vice President dan
Senior Vice President
Gaji
8*)
15**)
2
Tunjangan
Bonus
Jumlah
5.651
19.706
645
5.190
19.210
226
18.067
65.430
381
28.908
104.346
1.252
234
-
143
377
60***)
27.960
18.827
47.979
94.766
86
54.196
43.453
132.000
229.649
1
*)
Termasuk Sdr. Soedarjono periode Januari sampai dengan Mei 2010, Sdr. Cahyana Ahmadjayadi sejak Juni 2010 dan Sdr. Krisna Wijaya
sejak September 2010.
**) Termasuk Sdr. Agus Martowardojo, Sdr. I Wayan Agus Mertayasa, Sdr. Sasmita dan Sdr. Bambang Setiawan periode Januari sampai
dengan Mei 2010, Sdr. Pahala N. Mansury, Sdri. Fransisca N. Mok dan Sdr. Sunarso sejak Juni 2010 dan Sdr. Kresno Sediarsi sejak Juli
2010.
***) Termasuk Sdr. Pahala N. Mansury, Sdri. Fransisca N. Mok dan Sdr. Sunarso periode Januari sampai dengan Mei 2010 dan Sdr. Kresno
Sediarsi periode Januari sampai dengan Juni 2010.
2009
Jumlah
Anggota/
Pegawai
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Audit
Komite Pemantau Risiko
Komite Good Corporate
Governance
Executive Vice President dan
Senior Vice President
*)
Gaji
6
11
2
1
Tunjangan
Bonus
Jumlah
5.569
20.679
583
212
4.907
13.388
178
-
12.837
48.001
274
103
23.313
82.068
1.035
315
-
-
103
103
46
22.953
6.890
19.881
49.724
67
49.996
25.363
81.199
156.558
1*)
Termasuk Sdr. Anwar Isham periode Januari sampai dengan Desember 2008.
Terdapat 3 (tiga) Komite di bawah Dewan Komisaris, dimana 1 (satu) Komite diantaranya, seluruh
anggotanya adalah Komisaris, sementara 2 (dua) Komite yang lain masing-masing memiliki anggota
yang berasal dari non-Komisaris, yakni 2 (dua) orang anggota Komite Audit dan 1 (satu) orang
anggota Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance.
Halaman 5/123
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
2010
Beban jasa profesional
Promosi
Sewa
Penyusutan dan amortisasi aset tetap (Catatan 17)
Perbaikan dan pemeliharaan
Komunikasi
Alat tulis kantor
Listrik, air dan gas
Transportasi
Barang/jasa pihak ketiga lainnya
Lainnya
2009
589.164
543.963
440.339
339.182
327.819
331.430
226.924
209.715
180.461
130.649
455.449
355.566
407.031
385.710
334.313
244.196
283.797
172.874
176.367
79.225
502.091
3.775.095
2.941.170
Untuk periode yang berakhir tanggal 30 September 2010, beban promosi termasuk beban hadiah
undian dana pihak ketiga sebesar Rp23.816 (Catatan 37).
45. DANA PENSIUN DAN PESANGON
Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan
berupa Tunjangan Hari Raya (THR), gaji masa bebas tugas (MBT), fasilitas kesehatan, uang duka
dan santunan duka, tunjangan cuti, fasilitas jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk
pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja pegawai dan Bank, dan manfaat untuk pegawai yang
berhenti bekerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku.
Dana Pensiun
Bank Mandiri menyelenggarakan lima Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
sebagai berikut:
a.
Satu Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK - PPIP) atau disebut
Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) dibentuk tanggal 1 Agustus 1999. Peraturan untuk DPBM
telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. KEP/300/KM.017/1999 tanggal 14 Juli 1999 dan diumumkan di dalam Tambahan Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1999, serta Keputusan Direksi Bank
Mandiri No. 004/KEP.DIR/1999 tanggal 26 April 1999 dan telah diubah berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-213/KM.5/2005 tanggal 22 Juli 2005
dan diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal
27 September 2005 serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 068/KEP.DIR/2005 tanggal 28
Juni 2005.
Bank Mandiri dan para pegawainya masing-masing membayar sebanyak 10,00% dan 5,00%
dari Base Pension Plan Employee Income.
Direksi dan Dewan Pengawas DPBM adalah pegawai aktif Bank Mandiri, sehingga Bank Mandiri
memiliki pengendalian atas DPBM. Oleh karena itu, transaksi antara DPBM dan Bank Mandiri
dianggap sebagai transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. DPBM
menginvestasikan beberapa sumber keuangannya pada deposito berjangka Bank Mandiri.
Saldo deposito berjangka tersebut pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing
adalah sebesar Rp64.390 dan Rp14.400. Tingkat suku bunga atas deposito tersebut adalah
sama dengan suku bunga atas deposito berjangka pihak ketiga.
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Bank telah membayar
iuran pensiun masing-masing sebesar Rp132.310 dan Rp122.475.
Halaman 5/124
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan)
Dana Pensiun (lanjutan)
b.
Empat Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) berasal
dari masing-masing Dana Pensiun Bank Peserta Penggabungan, yaitu Dana Pensiun Bank
Mandiri Satu atau DPBM I (BBD), DPBM II (BDN), DPBM III (Bank Exim) dan DPBM IV
(Bapindo). Peraturan untuk masing-masing Dana Pensiun tersebut telah disahkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia masing-masing No. KEP-394/KM.017/1999,
No. KEP-395/KM.017/1999,
No. KEP-396/KM.017/1999
dan
No. KEP-397/KM.017/1999
semuanya tertanggal 15 November 1999. Berdasarkan persetujuan pemegang saham
No. S-923/M-MBU/2003 tanggal 6 Maret 2003, Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian
manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan tersebut telah dituangkan
dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP) dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Keuangan dengan surat keputusan masing-masing No. KEP/115/KM.6/2003 untuk PDP DPBM
I, No. KEP/116/KM.6/2003 untuk PDP DPBM II, No. KEP/117/KM.6/2003 untuk PDP DPBM III
dan No. KEP/118/KM.6/2003 untuk DPBM IV semuanya tertanggal 31 Maret 2003.
Peserta program pensiun manfaat pasti adalah mereka yang berasal dari legacy bank dengan
masa kerja tiga tahun atau lebih pada saat penggabungan yang terdiri dari pegawai aktif bank,
bekas karyawan (karyawan yang berhenti bekerja dan tidak mengalihkan haknya ke dana
pensiun lain) dan pensiunan.
Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Mei 2007, Bank
Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan
manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat keputusan No. KEP-144/
KM.10/2007 (DPBM I); No. KEP-145/KM.10/2007 (DPBM II); No. KEP-146/KM.10/2007 (DPBM
III) dan No. KEP-147/KM.10/2007 (DPBM IV) semuanya tertanggal 20 Juli 2007.
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kewajiban manfaat pensiun telah dibentuk
berdasarkan perhitungan kewajiban dan biaya manfaat pensiun untuk periode tujuh bulan yang
berakhir 31 Juli 2010 dan 2009 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT
Eldridge Gunaprima Solution tanggal 2 September 2010 dan 7 September 2009 masing-masing
untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 dan 2009, dengan menggunakan asumsi
sebagai berikut:
DPBM I
DPBM II
DPBM III
DPBM IV
Tingkat diskonto
9,50% per tahun
(2009: 11,50%)
9,50% per tahun
(2009: 11,50%)
9,50% per tahun
(2009: 11,50%)
9,50% per tahun
(2009: 11,50%)
Tingkat pengembalian
aset dana pensiun yang
diharapkan
9,00% per tahun
(2009: 10,00%)
9,00% per tahun
(2009: 10,00%)
9,00% per tahun
(2009: 10,00%)
9,00% per tahun
(2009: 10,00%)
Masa kerja yang
digunakan
Per 31 Juli 1999
Per 31 Juli 1999
Per 31 Juli 1999
Per 31 Juli 1999
Penghasilan Dasar
Pensiun (PhDP) yang
digunakan
Per 1 Januari
2003, PhDP bank
legacy yang telah
disesuaikan
Per 1 Januari
2003, PhDP bank
legacy yang telah
disesuaikan
Per 1 Januari
2003, PhDP bank
legacy yang telah
disesuaikan
Per 1 Januari
2003, PhDP bank
legacy yang telah
disesuaikan
Tingkat kenaikan PhDP
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Tabel tingkat kematian
2010 dan 2009: Tabel
Mortalita Indonesia
1999 (TMI II) untuk
peserta aktif dan
Group Annuity
Mortality 1983 (GAM’
83) untuk pensiunan
2010 dan 2009: Tabel
Mortalita Indonesia
1999 (TMI II) untuk
peserta aktif dan
Group Annuity
Mortality 1983 (GAM’
83) untuk pensiunan
2010 dan 2009: Tabel
Mortalita Indonesia
1999 (TMI II) untuk
peserta aktif dan
Group Annuity
Mortality 1983 (GAM’
83) untuk pensiunan
2010 dan 2009: Tabel
Mortalita Indonesia
1999 (TMI II) untuk
peserta aktif dan
Group Annuity
Mortality 1983 (GAM’
83) untuk pensiunan
Halaman 5/125
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan)
Dana Pensiun (lanjutan)
Tingkat pengunduran diri
Tingkat kecacatan
Metode aktuaria
Usia pensiun normal
Jumlah maksimum
manfaat pasti
Kenaikan manfaat pensiun
Tarif pajak rata - rata
DPBM I
DPBM II
DPBM III
DPBM IV
2010 dan 2009: 5,00%
untuk pegawai dengan
usia sampai dengan
25 tahun dan menurun
secara linear sebesar
0,167% tiap tahunnya
sampai 0% diusia 55
tahun dan sesudahnya
2010 dan 2009: 5,00%
untuk pegawai dengan
usia sampai dengan
25 tahun dan menurun
secara linear sebesar
0,167% tiap tahunnya
sampai 0% diusia 55
tahun dan sesudahnya
2010 dan 2009: 5,00%
untuk pegawai dengan
usia sampai dengan
25 tahun dan menurun
secara linear sebesar
0,167% tiap tahunnya
sampai 0% diusia 55
tahun dan sesudahnya
2010 dan 2009: 5,00%
untuk pegawai dengan
usia sampai dengan
25 tahun dan menurun
secara linear sebesar
0,167% tiap tahunnya
sampai 0% diusia 55
tahun dan sesudahnya
10% dari TMI II
(2009: 10% dari
TMI II)
10% dari TMI II
(2009: 10% dari
TMI II)
10% dari TMI II
(2009: 10% dari
TMI II)
10% dari TMI II
(2009: 10% dari
TMI II)
Projected Unit Credit
Projected Unit Credit
Projected Unit Credit
Projected Unit Credit
56 tahun untuk semua
strata
56 tahun untuk semua
strata
56 tahun untuk semua
strata
56 tahun untuk semua
strata
80% dari PhDP
80% dari PhDP
62,50% PhDP
75% dari PhDP
Nihil
Nihil
Nihil
4% setiap 2 tahun
3% dari manfaat
pensiun
(2009: 5% dari
manfaat pensiun)
3% dari manfaat
pensiun
(2009: 5% dari
manfaat pensiun)
3% dari manfaat
pensiun
(2009: 5% dari
manfaat pensiun)
3% dari manfaat
pensiun
(2009: 5% dari
manfaat pensiun)
Nilai kini kewajiban manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 30 September 2010
adalah sebagai berikut:
DPBM I
Nilai kini kewajiban
manfaat pensiun
Nilai wajar aset bersih
DPBM II
DPBM III
DPBM IV
960.707
1.525.101
1.307.695
1.655.562
504.503
710.742
323.108
540.749
564.394
347.867
206.239
217.641
-
-
-
-
Funded Status
Biaya jasa lalu yang belum
diakui
Keuntungan aktuarial yang
belum diakui
(410.823)
(157.976)
(124.297)
(111.563)
Surplus berdasarkan PSAK
No. 24 (Revisi 2004)
Batas Aset (Asset Ceiling)*)
153.571
-
189.891
-
81.942
-
106.078
-
-
-
-
-
Aset Program Manfaat
Pensiun yang diakui
di neraca**)
*)
Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis
yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.
**) Tidak ada aset yang diakui di neraca karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja” tidak
terpenuhi.
Halaman 5/126
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan)
Dana Pensiun (lanjutan)
Nilai kini kewajiban manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 30 September 2009
adalah sebagai berikut:
DPBM I
Nilai kini kewajiban
manfaat pensiun
Nilai wajar aset bersih
Funded Status
DPBM II
DPBM III
DPBM IV
848.245
1.473.800
901.292
1.609.520
422.568
705.287
411.968
702.663
625.555
708.228
282.719
290.695
-
-
-
-
Biaya jasa lalu yang
belum diakui
Keuntungan aktuarial yang
belum diakui
(479.795)
(487.169)
(221.951)
(211.031)
Surplus berdasarkan PSAK
No. 24 (Revisi 2004)
Batas Aset (Asset Ceiling)*)
145.760
-
221.059
-
60.768
-
79.664
-
-
-
-
-
Aset Program Manfaat
Pensiun yang diakui
di neraca**)
*)
Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis
yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan.
**) Tidak ada aset yang diakui di neraca karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja” tidak
terpenuhi.
Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja PSAK No. 24 (Revisi 2004) dengan
mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (employee service entitlements). Pada tanggal
30 September 2010 dan 2009, Bank mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
berdasarkan UU No. 13/2003 sejumlah Rp1.126.403 (termasuk Rp3.919 yang merupakan pesangon
atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan
aktuarial) dan Rp1.002.602 (termasuk Rp5.283 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah
berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) berdasarkan
perkiraan biaya uang penghargaan pegawai sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria
independen (Catatan 31).
Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 telah
dibentuk berdasarkan perhitungan kewajiban dan biaya tunjangan masa kerja pegawai untuk periode
tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 dan 2009 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria
independen PT Eldridge Gunaprima Solution tanggal 2 September 2010 dan 7 September 2009
masing-masing untuk periode tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2010 dan 2009. Asumsi-asumsi yang
digunakan oleh aktuaria adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Tingkat diskonto 8,00% per tahun (2009: 11,50%).
Tingkat kenaikan gaji 9,50% (2009: 11,00%).
Tabel tingkat kematian yang digunakan Tabel Mortalita Indonesia 1999 atau TMI II (2009: TMI II).
Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun
secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun (2009: Tingkat
pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear
sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun).
e. Metode aktuaria adalah projected unit credit method.
f. Usia pensiun normal 56 tahun.
g. Tingkat kecacatan 10,00% dari TMI II (2009: 10,00% dari TMI II).
Halaman 5/127
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan)
Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (lanjutan)
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai yang diakui di neraca dan laporan laba
rugi adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja):
2010
2009
Nilai kini kewajiban
Biaya jasa lalu yang belum diakui
(Keuntungan)/ kerugian aktuarial yang belum diakui
1.190.952
41.097
(165.406)
1.007.179
42.235
(94.313)
Cadangan atas tunjangan masa kerja
pegawai yang diakui di neraca
1.066.643
955.101
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui
Pengakuan segera atas biaya jasa lalu
83.647
73.317
(854)
(58.831)
Biaya Uang Penghargaan Pegawai
97.279
44.333
68.505
(854)
111.984
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai adalah sebagai berikut (Bank Mandiri
saja):
2010
Cadangan atau tunjangan masa kerja pegawai awal periode
Biaya selama periode berjalan
Pembayaran manfaat
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (Catatan 31)
*)
2009
983.052
97.279
(13.688)
865.543
111.984
(22.426)
1.066.643*)
955.101*)
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Jumlah tersebut tidak termasuk pesangon atas pegawai yang telah berhenti tetapi belum
dibayarkan sebesar Rp3.919 dan Rp5.283 yang telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial.
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai Anak
Perusahaan masing-masing adalah sebesar Rp59.760 dan Rp42.218.
Masa Bebas Tugas (MBT)
MBT adalah suatu jangka tertentu sebelum usia pensiun jabatan pegawai yang membebaskan
pegawai dari tugas-tugas rutin sebagaimana pegawai aktif dimana pegawai tidak masuk kerja
dengan tetap memperoleh fasilitas kepegawaian yang ditentukan, meliputi: gaji, fasilitas kesehatan,
tunjangan hari raya keagamaan, cuti tahunan (jika pada tahun berjalan masih terdapat masa kerja
pegawai aktif), cuti besar (jika perhitungan cuti besarnya jatuh tempo pada periode MBT), uang duka
dan santunan duka.
Fasilitas MBT juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada pegawai dalam rangka
persiapan memasuki usia pensiun jabatan.
Usia Pensiun Jabatan, Masa Kerja Minimal dan Lama MBT adalah sebagai berikut:
No
1.
2.
Usia Pensiun Jabatan
Masa Kerja Minimal
Lama MBT
56 tahun
46 tahun
12 tahun
9 tahun
12 bulan
9 bulan
Halaman 5/128
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan)
Masa Bebas Tugas (MBT) (lanjutan)
Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaris dalam perhitungan MBT adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Tingkat diskonto 8,50% per tahun (2009: 11,50%).
Tingkat kenaikan gaji 9,50% (2009: 11,00%).
Usia pensiun normal 56 tahun.
Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun
secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun (2009: Tingkat
pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear
sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun).
e. Tabel tingkat kematian yang digunakan Tabel Mortalita Indonesia 1999 atau TMI II (2009: TMI II).
f. Tingkat kecacatan 10,00% dari TMI II (2009: 10,00% dari TMI II).
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, besarnya penyisihan atas tunjangan MBT untuk periode yang
berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp1.194.566
dan Rp941.051 (Catatan 31).
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa bebas tugas adalah sebagai berikut:
2010
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pengakuan kerugian aktuarial
2009
99.671
75.624
66.517
60.995
69.349
39.587
Biaya pencadangan masa bebas tugas
241.812
169.931
Cadangan atas tunjangan masa bebas tugas awal periode
Biaya selama periode berjalan
Pembayaran manfaat
973.347
241.812
(20.593)
794.159
169.931
(23.039)
Cadangan atas masa bebas tugas (Catatan 31)
1.194.566
941.051
Anak Perusahaan tidak memiliki Imbalan Masa Bebas Tugas (MBT).
46. BEBAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN - BERSIH
2010
Premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah (Catatan 58)
Beban provisi dan komisi
Beban restruksturisasi tenaga kerja
Beban fasilitas lainnya
Lain-lain
2009
482.618
288.960
99.945
248.541
205.961
176.538
39.409
221.650
1.120.064
643.558
Sehubungan dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2006), sejak 1 Januari 2010, premi asuransi untuk
program penjaminan dana nasabah diklasifikasikan sebagai beban operasional lainnya. Sebelum 1
Januari 2010, premi asuransi tersebut diklasifikasikan sebagai beban bunga.
Halaman 5/129
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47. PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL - BERSIH
2010
Pendapatan sewa gedung
Laba atas penjualan aset tetap (Catatan 17)
Denda
Lain-lain - bersih
85.910
242
(3.385)
59.107
141.874
2009
51.145
50.299
(4.525)
227.652
324.571
48. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
2010
2009
53.863.868
33.924.675
7.113.155
7.147.216
(60.977.023)
(41.071.891)
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi:
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Garansi yang diterima dari bank lain
Lain-lain
5.274.724
3.394.167
32.729
6.098.864
3.277.586
32.726
Jumlah Tagihan Kontinjensi
8.701.620
9.409.176
17.646.452
88.380
15.054.273
27.963
17.734.832
15.082.236
3.449.585
35.768
4.277.208
59.800
Jumlah Kewajiban Kontinjensi
21.220.185
19.419.244
Kewajiban Kontinjensi - Bersih
(12.518.565)
(10.010.068)
KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI - BERSIH
(73.495.588)
(51.081.959)
KOMITMEN
Kewajiban Komitmen:
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan*)
Pihak ketiga
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih
berjalan (Catatan 29):
Pihak ketiga
Kewajiban Komitmen - Bersih
Kewajiban Kontinjensi:
Garansi yang diberikan dalam bentuk:
Bank garansi (Catatan 29):
Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Standby letters of credit (Catatan 29)
Lain-lain
*) Termasuk fasilitas kredit committed dan uncommitted yang belum digunakan.
Halaman 5/130
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49. TRANSAKSI-TRANSAKSI MATA UANG ASING
Transaksi berjangka dan swap pertukaran mata uang asing disajikan dalam neraca konsolidasian
sebagai tagihan/kewajiban derivatif (Catatan 11).
Rincian transaksi pembelian dan penjualan tunai (spot) mata uang asing (Bank Mandiri saja) adalah
sebagai berikut:
2010
Spot - Beli
Mata Uang Asal
(nilai penuh)
Mata Uang Asal
Dolar Amerika Serikat
Lain-lain
Spot - Jual
Setara
Rupiah
1.069.061.053
Mata Uang Asal
(nilai penuh)
9.541.370
211.244
Setara
Rupiah
1.055.990.000
9.424.711
158.278
9.752.614
9.582.989
2009
Spot - Beli
Mata Uang Asal
(nilai penuh)
Mata Uang Asal
Dolar Amerika Serikat
Lain - lain
Spot - Jual
Setara
Rupiah
58.750.200
Mata Uang Asal
(nilai penuh)
554.014
23.288
Setara
Rupiah
90.240.000
577.302
850.963
38.366
889.329
50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
a. Kegiatan Perbankan Normal
Berikut ini adalah pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang memiliki transaksi
dengan Bank Mandiri:
• Hubungan sebagai pemegang saham:
Pemerintah Republik Indonesia
• Hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan:
Pihak Terkait
Sifat dari Hubungan
Sifat dari Transaksi
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Perusahaan Asosiasi
Penyertaan saham, Kredit yang
diberikan, Simpanan nasabah
PT Sarana Bersama Pembiayaan
Indonesia
Dana Pensiun Bank Mandiri
Perusahaan Asosiasi
Penyertaan saham, Simpanan
nasabah
Dana Pensiun Karyawan
Dana Pensiun Bank Mandiri 1
Dana Pensiun Bank Mandiri 2
Dana Pensiun Bank Mandiri 3
Dana Pensiun Bank Mandiri 4
PT Astra Agro Lestari Tbk.
PT Astra Graphia Tbk.
PT Astra International Tbk.
PT Astra Sedaya Finance
Bank Mandiri sebagai pendiri dan
hubungan pengurus
Bank Mandiri sebagai pendiri dan
hubungan pengurus
Bank Mandiri sebagai pendiri dan
hubungan pengurus
Bank Mandiri sebagai pendiri dan
hubungan pengurus
Bank Mandiri sebagai pendiri dan
hubungan pengurus
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Halaman 5/131
Dana Pensiun Karyawan
Dana Pensiun Karyawan
Dana Pensiun Karyawan
Dana Pensiun Karyawan
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah, Bank Garansi
Simpanan nasabah, Bank Garansi
Simpanan nasabah, Efek-efek
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
a. Kegiatan Perbankan Normal (lanjutan)
• Hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan (lanjutan):
Pihak Terkait
PT Astratel Nusantara
PT Asuransi Dharma Bangsa
PT Asuransi Permata Nipponkoa
PT Asuransi Staco Jasapratama
PT Bali Securities
PT Bank Permata Tbk.
PT Bina Pertiwi
PT Caraka Mulia
PT Estika Daya Mandiri
PT Federal International Finance
PT Gedung Bank Exim
PT Gelora Karya Jasatama
PT Gelora Karya Jasatama Putera
PT Great River International
PT Griyawisata HM & C
PT Jardine Tangguh Transport
PT Koexim Mandiri Finance
PT Komatsu Remanufacturing Asia
PT Krida Upaya Tunggal
PT Mandiri Management Investasi
PT Marga Mandala Sakti
PT Marga Trans Nusantara
PT Mulia Sasmita Bhakti
PT Pamapersada Nusantara
PT Pengelola Investama Mandiri
PT Puri Pariwara
PT Sasana Artha Finance
PT Serasi Auto Raya
PT Staco Estika Sedaya Finance
PT Surya Artha Nusantara (SAN)
Finance
Sifat dari Hubungan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 1
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 2
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 3
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 1
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 2
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 2
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 2
Bank Mandiri sebagai kuasa
pemegang saham
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 3
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 4
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 3
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
akhir yang sama
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 3
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 2 dan dimiliki oleh
pemegang saham minoritas
anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Halaman 5/132
Sifat dari Transaksi
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan dari bank lain, Bank
Garansi
Simpanan nasabah, Bank Garansi
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah, Kredit yang
diberikan
Simpanan nasabah, Efek-efek
Simpanan nasabah, Bank Garansi
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah, Kredit yang
diberikan
Simpanan nasabah, Bank Garansi
Simpanan nasabah, Bank Garansi,
Kredit yang diberikan
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah, Kredit yang
diberikan
Simpanan nasabah
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
a. Kegiatan Perbankan Normal (lanjutan)
• Hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan (lanjutan):
Pihak Terkait
PT Surya Sudeco
PT Tatapuri Perdana
PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk.
PT Tunas Andalan Pratama
PT Tunas Dwipa Matra
PT Tunas Mobilindo Parama
PT Tunas Ridean Tbk.
PT United Tractors Tbk.
PT United Tractors Pandu Engineering
PT United Tractors Semen Gresik
PT Wahana Optima Permai
PT Wana Rimba Kencana
Sifat dari Hubungan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 3
Hubungan pengurus
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh pemegang saham
minoritas anak perusahaan
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 4
Dimiliki oleh Dana Pensiun Bank
Mandiri 4
Sifat dari Transaksi
Simpanan nasabah, Kredit yang
diberikan
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah, Bank Garansi,
Kredit yang diberikan
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah, Kredit yang
diberikan
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah, Bank Garansi
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
Simpanan nasabah
• Hubungan manajemen atau karyawan kunci Bank Mandiri
Gaji, tunjangan dan bonus untuk Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau
Risiko dan Good Corporate Governance serta Executive Vice President dan Senior Vice
President (Catatan 43) untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan
2009 masing-masing sebesar Rp229.649 dan Rp156.558 atau 0,98% dan 0,73% dari jumlah
beban operasional konsolidasian.
Saham yang dimiliki oleh Direksi yang berasal dari program MSOP untuk periode yang
berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 26.373.642
lembar saham dan 57.926.198 lembar saham atau 0,08% dan 0,18% dari jumlah lembar
saham modal dasar.
Rincian saldo transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010
2009
Aset
Efek-efek (Catatan 7a)
Kredit yang diberikan (Catatan 12A.a dan 12B.g)
10.000
818.148
65.000
643.723
Jumlah aset dari pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
828.148
708.723
409.365.529
366.494.185
0,20%
0,19%
Jumlah aset konsolidasian
Persentase jumlah aset kepada pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa
terhadap jumlah aset konsolidasian
Halaman 5/133
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
a. Kegiatan Perbankan Normal (lanjutan)
• Hubungan manajemen atau karyawan kunci Bank Mandiri (lanjutan):
Persentase Efek-efek dan Kredit yang diberikan terhadap jumlah aset konsolidasian adalah
sebagai berikut:
2010
2009
Aset
Efek-efek
Kredit yang diberikan
0,20%
0,02%
0,17%
Jumlah
0,20%
0,19%
2010
2009
Kewajiban
Simpanan - Giro (Catatan 19a dan 19d)
Simpanan - Tabungan (Catatan 20b)
Simpanan - Deposito berjangka (Catatan 21f)
Efek-efek yang diterbitkan (Catatan 27)
Pinjaman yang diterima (Catatan 28)
139.542
113.860
503.968
200.000
282.980
113.522
659.832
10.000
220.000
Jumlah kewajiban kepada pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
957.370
1.286.334
369.888.278
333.208.816
0,26%
0,39%
Jumlah kewajiban konsolidasian
Persentase jumlah kewajiban kepada pihak - pihak yang mempunyai
hubungan istimewa terhadap jumlah kewajiban konsolidasian
Persentase Simpanan - Giro, Simpanan - Tabungan, Simpanan - Deposito berjangka, Efekefek yang diterbitkan dan Pinjaman yang diterima dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa terhadap jumlah kewajiban konsolidasian masing-masing adalah sebagai berikut:
2010
2009
Kewajiban
Simpanan - Giro
Simpanan - Tabungan
Simpanan - Deposito berjangka
Efek-efek yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima
0,04%
0,03%
0,14%
0,05%
0,09%
0,03%
0,20%
0,07%
Jumlah
0,26%
0,39%
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan kebijakan
harga dan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa, kecuali kredit diberikan kepada karyawan Bank (Catatan 12B.g).
Halaman 5/134
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
b. Transaksi Signifikan Lainnya
Pada tahun 2000, hutang PT Garuda Indonesia (Persero) (”Garuda”) di Bank Mandiri secara
bilateral direstrukturisasi, dimana hutang Garuda di Bank Mandiri sebesar USD103.000.000 (nilai
penuh) yang terdiri dari USD80.000.000 (nilai penuh) dan Rp168.409 dikonversi menjadi
Mandatory Convertible Bond (MCB) dalam valuta Rupiah, bunga kupon 4,00% per tahun, tenor 5
tahun dan IRR yang diharapkan sebesar 18,00% per tahun. Fasilitas MCB ini telah jatuh tempo
pada tanggal 2 November 2006.
Pada tanggal 10 November 2009, Bank Mandiri telah menerima surat dari Bank Indonesia yang
menyatakan bahwa Bank Indonesia tidak berkeberatan atas rencana penyelesaian MCB
Garuda dengan melakukan konversi MCB tersebut menjadi penyertaan saham sementara Bank
Mandiri pada Garuda.
Pada tanggal 30 Desember 2009, Bank Mandiri dan Garuda menandatangani Perjanjian
Penyelesaian MCB berdasarkan Akta No. 272 tanggal 30 Desember 2009 yang dibuat di hadapan
Notaris Aulia Taufani S.H., pengganti dari Notaris Sutjipto S.H. Pada tanggal penandatanganan
akta tersebut, Garuda telah melakukan pembayaran tunai sebesar 5,00% dari nilai pokok MCB
sebesar Rp50.940 serta pelaksanaan konversi atas nilai sisanya sebesar 95,00% dari pokok MCB
menjadi penyertaan saham Bank Mandiri di Garuda sebesar Rp967.869 atau sebanyak 967.869
lembar saham (setara dengan 10,60% kepemilikan). Sesuai dengan surat Menteri Negara BUMN,
penyertaan saham tersebut akan dilepas (dijual) pada saat Garuda melakukan penawaran
perdana saham (IPO) yang diperkirakan akan dilaksanakan pada tahun 2011. Sesuai Peraturan
Bapepam-LK No. IX.A.6, lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No. 06/PM/2001 tentang
Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum, maka pelepasan saham
Garuda oleh Bank Mandiri hanya dapat dilakukan jika Pernyataan Pendaftaran IPO Garuda
disampaikan lebih dari 6 (enam) bulan setelah tanggal konversi MCB ke penyertaan saham
sementara. Pada tanggal 30 September 2010, penyertaan saham sementara di Garuda tidak
dicatat di neraca konsolidasian tetapi sebagai akun extra-comtable.
51. INFORMASI SEGMEN
Bank mempertimbangkan industri atau aktivitas bisnis sebagai segmen primer dan lokasi geografis
sebagai segmen sekunder. Aktivitas bisnis Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dan lokasi
geografisnya adalah sebagai berikut:
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
Lokasi Geografis
2010
2009
__
__
- Induk Perusahaan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
- Anak Perusahaan
Bank Mandiri (Europe) Limited
Mandiri International
Remittance Sendirian Berhad
PT Bank Sinar Harapan Bali
PT Bank Syariah Mandiri
PT Mandiri Sekuritas
PT Mandiri Tunas Finance (MTF)
PT AXA Mandiri Financial Services
PT Bumi Daya Plaza
dan Anak Perusahaan
PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara
dan Anak Perusahaan
Perbankan
Indonesia, Singapura, Hong Kong,
Cayman Islands dan Timor Leste
v
v
Perbankan
Layanan
Remittance
Perbankan
Bank Syariah
Sekuritas
Pembiayaan
Asuransi
Inggris
v
v
Malaysia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
-
Lain-lain
Indonesia
v
v
Lain-lain
Indonesia
v
v
Keterangan:
v : sudah menjadi Anak Perusahaan
- : belum menjadi Anak Perusahaan
Halaman 5/135
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
Informasi Segmen Primer untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September
2010:
Perbankan
Pendapatan operasional 27.923.505
Pendapatan operasional
antar segmen
369.990
Pendapatan operasional
termasuk pendapatan
operasional antar
segmen
28.293.495
Beban operasional
Beban operasional
antar segmen
Beban operasional
termasuk beban
operasional antar
segmen
Bank
Syariah
Sekuritas
Layanan
Pembiayaan Remittance Lain-lain Eliminasi Konsolidasian
Asuransi
2.310.031
334.781
955.193
309.190
1.864
19.262
-
-
-
-
-
-
-
(369.990)
(369.990)
31.853.826
-
2.310.031
334.781
955.193
309.190
1.864
19.262
19.997.874
1.877.526
276.251
854.171
254.497
5.730
64.362
27.332
-
-
-
-
-
(20.004)
-
64.362
(20.004)
23.330.411
(45.100) (349.986)
8.523.415
(7.328)
20.025.206
1.877.526
276.251
846.843
254.497
5.730
Laba operasional
8.268.289
432.505
58.530
108.350
54.693
(3.866)
Laba bersih
6.193.565
320.049
65.244
84.049
50.025
(3.866)
Jumlah aset
374.172.876
28.053.984
2.016.687
7.884.788
2.010.542
8.607
90,27%
6,77%
0,49%
1,90%
0,49%
0,00%
Jumlah aset
(persentase dari
jumlah aset
konsolidasian
sebelum eliminasi)
-
26.548
31.853.826
23.330.411
(349.986)
6.385.628
351.426 (5.133.381)
409.365.529
0,08%
Informasi Segmen Sekunder untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30
September 2010:
Indonesia
Pendapatan operasional
Pendapatan operasional
antar segmen
Asia
Eropa Barat Cayman Islands
31.377.511
215.443
69.106
191.766
Eliminasi
Konsolidasian
-
31.853.826
369.990
-
-
-
(369.990)
-
Pendapatan operasional termasuk
pendapatan operasional
antar segmen
31.747.501
215.443
69.106
191.766
(369.990)
31.853.826
Beban operasional
Beban operasional antar segmen
22.781.516
20.004
142.352
-
166.997
-
239.546
-
(20.004)
23.330.411
-
Beban operasional termasuk
beban operasional
antar segmen
22.801.520
142.352
166.997
239.546
(20.004)
23.330.411
Laba operasional
8.945.981
73.091
(97.891)
(47.780)
(349.986)
8.523.415
Laba bersih
6.808.137
73.163
(97.906)
(47.780)
(349.986)
6.385.628
Jumlah aset
403.572.645
5.630.623
1.406.945
3.888.697
(5.133.381)
409.365.529
97,36%
1,36%
0,34%
0,94%
Jumlah aset (persentase dari
jumlah aset konsolidasian
sebelum eliminasi)
Halaman 5/136
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
Informasi Segmen Primer untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September
2009:
Perbankan
Pendapatan operasional
Pendapatan operasional antar
segmen
Pendapatan operasional termasuk
pendapatan operasional
antar segmen
Beban operasional
Beban operasional antar
segmen
Beban operasional termasuk
beban operasional
antar segmen
Bank
Syariah
Sekuritas
Pembiayaan
Lain-lain
Eliminasi
Konsolidasian
26.188.451
1.731.730
190.461
242.860
3.442
283.199
-
13.302
-
-
(296.501)
-
26.471.650
1.731.730
203.763
242.860
3.442
(296.501)
28.356.944
19.708.051
1.448.434
161.768
190.581
51.583
-
21.560.417
-
-
-
-
10.488
-
(10.488)
-
28.356.944
19.697.563
1.448.434
161.768
190.581
51.583
10.488
21.560.417
Laba operasional
6.774.087
283.296
41.995
52.279
(48.141)
(306.989)
6.796.527
Laba bersih
4.630.922
198.306
29.957
50.404
17.112
(306.989)
4.619.712
Jumlah aset
347.027.124
19.391.748
2.118.087
1.623.217
351.833
(4.017.824)
366.494.185
93,66%
5,23%
0,57%
0,44%
0,10%
Jumlah aset (persentase dari
jumlah aset konsolidasian
sebelum eliminasi)
Informasi Segmen Sekunder untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30
September 2009:
Indonesia
Pendapatan operasional
Pendapatan operasional antar
segmen
Asia
Eropa Barat Cayman Islands
27.940.872
214.342
123.276
78.454
Eliminasi
Konsolidasian
-
28.356.944
296.501
-
-
-
(296.501)
-
Pendapatan operasional termasuk
pendapatan operasional
antar segmen
28.237.373
214.342
123.276
78.454
(296.501)
28.356.944
Beban operasional
Beban operasional antar segmen
21.068.500
(10.488)
175.543
-
87.429
-
228.945
-
10.488
21.560.417
-
Beban operasional termasuk
beban operasional
antar segmen
21.058.012
175.543
87.429
228.945
10.488
21.560.417
Laba operasional
7.179.361
38.799
35.847
(150.491)
(306.989)
6.796.527
Laba bersih
4.773.767
59.537
27.235
66.162
(306.989)
4.619.712
Jumlah aset
359.280.856
5.017.043
2.257.816
3.956.294
(4.017.824)
366.494.185
96,97%
1,35%
0,61%
1,07%
Jumlah aset (persentase dari
jumlah aset konsolidasian
sebelum eliminasi)
52. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO)
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ration [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang
menurut risiko (Risk Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal
untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap (“Tier II”) dikurangi penyertaan
pada Anak Perusahaan. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen
Modal Pelengkap Tambahan (“Tier III”) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi
kriteria tertentu sebagai komponen Modal. Rasio Kecukupan Modal (Bank Mandiri saja) pada tanggal
30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Halaman 5/137
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
52. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) (lanjutan)
2010
2009
Modal:
Modal inti* )
Modal pelengkap
26.484.029
7.695.313
22.203.679
4.371.917
Jumlah modal untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar
34.179.342
26.575.596
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) kredit
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) operasional
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pasar
234.725.536
22.544.113
533.259
187.177.276
863.875
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar
257.802.908
188.041.151
*)
Tidak termasuk pengaruh (beban)/manfaat pajak tangguhan masing-masing sebesar Rp527.335 dan Rp913.470 pada tanggal 30 September
2010 dan 2009 dan kerugian yang belum direalisasi atas Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual masing-masing sebesar
Rp(642.244) dan Rp(115.419) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009. Pada tanggal 30 April 2003 Bank Mandiri melakukan kuasireorganisasi dimana saldo rugi sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
2010
CAR untuk risiko kredit
CAR untuk risiko kredit dan operasional
CAR untuk risiko kredit dan pasar
CAR untuk risiko kredit, operasional dan pasar
CAR Minimum
2009
14,56%
13,29%
14,53%
13,26%
14,20%
14,13%
-
8,00%
8,00%
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank secara konsolidasian pada tanggal 30 September
2010 dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar adalah 13,32% dan dengan
memperhitungkan risiko kredit dan operasional adalah 13,36%.
53. RASIO ASET PRODUKTIF BERMASALAH, RASIO PEMENUHAN CADANGAN KERUGIAN
PENURUNAN NILAI ASET PRODUKTIF, RASIO KREDIT USAHA MIKRO DAN KECIL DAN
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 30 September 2010
dan 2009 (Bank Mandiri saja) adalah masing-masing sebesar 1,67% dan 2,33%. Untuk rasio kredit
bermasalah lihat Catatan 12.A.d.
Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 30 September 2010 dan rasio jumlah
penyisihan kerugian aset produktif yang telah dibentuk oleh Bank Mandiri pada tanggal 30
September 2010 dan 2009 terhadap jumlah minimum penyisihan kerugian aset produktif sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia masing-masing adalah sebesar 107,84% dan 113,20%.
Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Mandiri pada tanggal
30 September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 4,98% dan 5,56%.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 tidak
melampaui ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK dihitung sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas
Maksimun Pemberian Kredit Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006
tanggal 5 Oktober 2006.
Halaman 5/138
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT
Kegiatan Jasa Kustodian
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Kustodian sejak tahun 1995 dengan surat izin operasi yang
telah diperbaharui oleh Bapepam-LK berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.01/PM/Kstd/1999
tertanggal 4 Oktober 1999. Kustodian Bank Mandiri merupakan bagian dari Capital Market Services
Department, Financial Institutions Coverage & Solutions Group dimana jasa-jasa yang ditawarkan
adalah sebagai berikut:
a. Penyelesaian transaksi (settlement) jual & beli efek dengan maupun tanpa warkat (scriptless);
b. Penyimpanan (safekeeping) dan administrasi (administration) atas efek-efek maupun dokumen
berharga lainnya;
c. Pengurusan hak-hak nasabah atas kepemilikan efek-efek yang disimpan sampai dengan hak
tersebut efektif di rekening nasabah (corporate action);
d. Perwalian (proxy) pada Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Obligasi;
e. Penyampaian laporan (reporting) dan informasi (information) yang terkait dengan efek-efek
dan/atau dokumen berharga milik nasabah yang disimpan dan diadministrasikan oleh kustodian
Bank Mandiri.
Untuk memenuhi kebutuhan investor dalam melakukan investasi pada berbagai instrumen efek-efek,
Kustodian Bank Mandiri memfasilitasinya dengan menyediakan beragam layanan:
a. Kustodian umum untuk melayani investor yang melakukan investasi pada instrumen pasar modal
maupun pasar uang di Indonesia;
b. Kustodian lokal untuk American Depository Receipts (ADRs) dan Global Depository Receipts
(GDR) yang dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan konversi dari saham perusahaan
yang terdaftar di bursa lokal dan luar negeri (dual/multi listing);
c. Sub-Registry untuk melayani investor yang melakukan transaksi dan investasi pada Surat Utang
Negara (SUN, baik Obligasi Negara maupun Surat Perbendaharaan Negara) serta Sertifikat Bank
Indonesia (SBI);
d. Kustodian mutual fund (reksadana) dan discretionary fund (kontrak pengelolaan dana) yang
diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi;
e. Kustodian Euroclear bagi nasabah yang akan melakukan investasi dan penyelesaian transaksi
efek-efek yang tercatat di Euroclear Operations Centre, Brussels. Kustodian Bank Mandiri
merupakan direct member dari Euroclear;
f. Kustodian Pinjam Meminjam Efek (securities lending & borrowing) bagi nasabah yang ingin
memaksimalkan hasil investasinya dengan meminjamkan efek-efeknya (saham) kepada
perusahaan sekuritas melalui perantara dan penjaminan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(PT KPEI);
Halaman 5/139
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT (lanjutan)
Kegiatan Jasa Kustodian (lanjutan)
g. Kustodian Exchange Traded Fund (ETF) yang diterbitkan dan dikelola oleh manager investasi
dimana nasabah yang akan melakukan investasi reksa dana yang unit penyertaannya
diperdagangkan di bursa.
Kustodian Bank Mandiri memiliki 448 dan 436 nasabah pada tanggal 30 September 2010 dan 2009,
yang terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, bank, yayasan, perusahaan sekuritas,
reksadana, institusi/badan hukum lain maupun perseorangan. Nilai portofolio yang disimpan pada
tanggal 30 September 2010 sebesar Rp137.095.580, USD292.588.082 (nilai penuh),
JPY1.344.444.444 (nilai penuh) dan EUR105.704 (nilai penuh) dan pada tanggal 30 September 2009
sebesar Rp115.728.418, USD421.354.275 (nilai penuh) dan JPY1.344.444.444 (nilai penuh).
Bank Mandiri mengasuransikan portofolio nasabah yang disimpan di kustodian terhadap
kemungkinan kerugian yang timbul dari penyimpanan dan pemindahan efek-efek sesuai dengan
ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Kegiatan Wali Amanat
Bank Mandiri telah memberikan Jasa Wali Amanat sejak tahun 1983. Surat ijin operasi untuk
kegiatan wali amanat telah diperbaharui dan didaftarkan kembali ke BAPEPAM berdasarkan Surat
Keputusan No.17/STTD-WA/PM/1999 tertanggal 27 Oktober 1999. Jasa-jasa yang ditawarkan
adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Jasa Wali Amanat (Trustee) untuk obligasi & MTN
Jasa Agen Pengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent)
Jasa Agen Pembayaran (Paying Agent)
Jasa Penampungan Dana IPO/Initial Public Offering (Receiving Bank)
Jasa Agen Penjaminan (Security Agent)
Bank Mandiri selaku Wali Amanat pada tanggal 30 September 2010 telah mengelola 17 emisi
dengan nilai emisi (Obligasi dan MTN) sebesar Rp17.775.000 dan pada tanggal 30 September 2009
telah mengelola 19 emisi dengan nilai emisi (Obligasi dan MTN) sebesar Rp12.434.400. Dana yang
dikelola (dana pihak ketiga dan bank) pada tanggal 30 September 2010 adalah sebesar Rp1.684.400
untuk 12 nasabah dan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebesar Rp130.240 untuk 14
nasabah.
Baik Wali Amanat maupun Kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu
pelayanan ISO 9001:2000.
55. KREDIT PENERUSAN (CHANNELING LOANS)
Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
Pemerintah:
Listrik, gas dan air
Transportasi dan komunikasi
Pertanian
Industri
Konstruksi
Lain-lain
Halaman 5/140
2010
2009
8.996.981
2.692.756
1.079.713
419.157
11.273
82.700
9.440.680
3.199.311
1.144.516
443.110
11.273
83.855
13.282.580
14.322.745
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
55. KREDIT PENERUSAN (CHANNELING LOANS) (lanjutan)
Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah
Indonesia dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga keuangan bilateral dan multilateral
untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN, BUMD dan Pemda, antara lain:
Overseas Economic Cooperation Fund, Protocol France, International Bank for Reconstruction and
Development, Asian Development Bank, The Swiss Confederation 30.09.1985, Kreditanstalt Fur
Wiederaufbau, BNP Paribas, Nederland Urban Sector Loan & De Nederlanse Inveseringsbank voor
Ontwikkelingslanden NV, Swiss Government, Banque Français & Credit National, US Export Import
Bank, Ryosin Int’l Ltd, Austria, Swiss Banks Consortium 16.12.1994, European Investment Bank,
West Merchant Bank Ltd, Sumisho, Fuyo, LTCB, Orix & Sinco, Export Finance And Insurance
Corporation (EFIC) Australia, Japan Bank for International Cooperation, Calyon & BNP Paribas, BNP
Paribas & CAI, Belgia, Pemerintah Perancis, US AID, Barclays, IDA, RDI - KI, Lyonnais, U.B
Denmark, Bank of China, Spanyol, CDC NES, NORDISKA dan Sumitomo Corporation.
Kredit penerusan tidak disajikan dalam neraca konsolidasian karena Bank Mandiri dan Anak
Perusahaan tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di atas Bank
Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada Pemerintah
pembayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan dokumentasi
kredit. Sebagai gantinya Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan (banking fee) yang berkisar
antara 0,15% - 0,40% dari setoran bunga nasabah dan 0,50% dari rata-rata saldo baki debet kredit
selama satu tahun.
56. MANAJEMEN RISIKO
Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang
merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan
internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) sebagai salah
satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan
kebutuhan bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah (value added)
bagi Bank dan stakeholders terutama dikaitkan dengan pelaksanaan organisasi berbasis Strategic
Business Units (SBU) dan penilaian kinerja berbasis risiko (Risk Based Performance).
ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya
pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank seharihari. Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan
menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar & risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal
dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan
pengelolaan risiko secara konsolidasi dengan perusahaan anak secara bertahap untuk
memaksimalkan efektivitas pengawasan dan nilai perusahaan berdasarkan PBI No. 8/6/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003
tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah
diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini
tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana
penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut
diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis
dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential banking dengan menerapkan proses manajemen risiko
yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi.
Halaman 5/141
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Pengawasan aktif dari Direksi dan Komisaris dan terhadap aktivitas manajemen risiko Bank
diimplementasikan melalui pembentukan Risk & Capital Committee (RCC) dan Komite Pemantau
Risiko dan Good Corporate Governance (GCG). RCC terdiri dari empat sub komite yaitu: Asset &
Liability Committee, Risk Management Committee, Capital & Investment Committee, dan Operational
Risk Committe. Komite-Komite di bawah RCC ini bertanggung jawab atas penetapan kebijakan dan
strategi risiko yang dihadapi Bank yaitu risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas,
risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan. Selain itu, RCC juga bertanggung
jawab terhadap pengelolaan assets & liabilities, evaluasi rencana penyertaan modal dan divestasi untuk
Perusahaan Anak dan Strategic Business Unit (SBU) serta pengelolaan kebijakan dan prosedur risiko
operasional yang bersifat strategis di Bank Mandiri.
Komite Pemantau Risiko dan GCG memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan
evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka pengambilan keputusan.
Direktorat Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi
dan sekaligus menjadi anggota dengan hak suara (voting member) pada Risk and Capital Committee.
Selain itu Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berada di bawah
Direktorat Manajemen Risiko (Risk Management Directorate).
Dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat Manajemen Risiko ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar,
yaitu 1) Credit Approval sebagai bagian dari four - eye principle, 2) Independent Risk Management yang
dibagi menjadi dua grup, yaitu Credit Risk & Portfolio Management Group yang berkaitan dengan risiko
kredit dan portofolio serta integrasi manajemen risiko melalui ERM, dan Market & Operational Risk
Group yang terkait dengan risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional.
Direktorat Manajemen Risiko bersama-sama unit kerja terkait bertanggung jawab dalam
mengelola/mengkoordinasikan seluruh risiko yang dihadapi Bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko
operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan termasuk
menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan risiko.
Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan
untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko
perusahaan anak secara konsolidasi.
Risiko Kredit
Pengelolaan risiko kredit Bank terutama diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi
kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau
menjadi Non Performing Loan (NPL), serta mengoptimalkan penggunaan modal untuk memperoleh
Return On Risk Adjusted Capital (RORAC) yang optimal.
Untuk mendukung hal tersebut, Bank secara periodik melakukan review dan penyempurnaan terhadap
Kebijakan Perkreditan Bank Mandiri (KPBM), Standar Prosedur Kredit (SPK) per segmen bisnis dan
Memorandum Prosedur yang bersifat sementara dan mengatur tentang prosedur yang belum
terakomodasi dalam SPK. Ketiga pedoman kerja dimaksud memberikan petunjuk pengelolaan risiko
kredit secara lengkap, untuk mengidentifikasi risiko, mengukur serta mitigasi risiko dalam proses
pemberian kredit secara end to end mulai dari penentuan target market, analisa kredit, persetujuan,
dokumentasi, penarikan kredit, pemantauan/pengawasan, hingga proses penyelesaian kredit
bermasalah/restrukturisasi.
Halaman 5/142
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
Untuk meningkatkan peran sosial dan kepedulian Bank terhadap risiko lingkungan serta sebagai salah
satu wujud penerapan prinsip tanggung jawab dalam tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance), Bank Mandiri telah menyusun manual Petunjuk Teknis Analisa Lingkungan
Hidup dan Sosial dalam Pemberian Kredit yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan analisa
lingkungan pada analisa pemberian kredit. Petunjuk teknis ini merupakan kodifikasi dari kebijakan dan
prosedur kredit terkait aspek lingkungan yang tertuang antara lain dalam KPBM dan SPK serta Standar
Prosedur Operasional. Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dimana
dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum diatur bahwa penilaian
prospek usaha debitur dikaitkan pula dengan upaya debitur dalam memelihara lingkungan hidup.
Secara prinsip pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat portofolio.
Pada tingkat transaksional diterapkan four - eye principle yaitu setiap pemutusan kredit melibatkan
Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh keputusan
yang obyektif. Mekanisme four - eye principle dilakukan oleh Credit Committee sesuai limit kewenangan
dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite Kredit. Pemegang
Kewenangan Memutus Kredit sebagai anggota Credit Committee memiliki kompetensi, kemampuan
dan integritas yang tinggi sehingga proses pemberian kredit dilakukan secara obyektif, komprehensif
dan hati-hati. Untuk memonitor kinerja pemegang kewenangan dalam memutus kredit, Bank telah
mengembangkan system monitoring database pemegang kewenangan. Dengan sistem ini Bank setiap
saat dapat memantau jumlah maupun kualitas kredit yang telah diputus oleh Pemegang Kewenangan,
sehingga performance dari Pemegang Kewenangan memutus kredit dapat diketahui setiap waktu.
Untuk mengidentifikasi serta mengukur tingkat risiko transaksional pada setiap aplikasi kredit yang
diproses, digunakan Rating dan Scoring system. Rating dan Scoring system terdiri dari Bank Mandiri
Rating System (BMRS), Small Medium Enterprise Scoring System (SMESS), Micro Banking Scoring
System (MBSS) serta Consumer Scoring System. Bank juga telah mengembangkan Rating System
untuk Financial Institution - Bank, berupa Bank Mandiri Financial Institution Rating (BMFIR), sehingga
Bank dapat melakukan identifikasi dan pengukuran risiko Bank Counterparty yang dapat ditoleransi
dalam memberikan fasilitas Credit Line. Sebagai upaya perbaikan pengukuran tingkat risiko
transaksional segmen Middle Commercial, pada triwulan I 2010 telah diimplementasikan BMRS untuk
segmen tersebut, sehingga Bank dapat menentukan tinggi-rendahnya risiko per individual debitur
berdasarkan risk class (rating)-nya masing-masing. Bank juga sedang mengembangkan Rating System
untuk Financial Institution – Non Bank, yaitu multifinance. Hal ini untuk melengkapi alat ukur tingkat
risiko pada debitur multifinance.
Untuk segmen Consumer, pada triwulan II 2010 telah diimplementasikan model scoring untuk produk
KTA Payroll dan KTA Non Payroll menggantikan model scoring existing yang secara statistik sudah
menurun kekuatan prediksinya. Untuk produk kartu kredit sedang dilakukan pengembangan model
scoring atas dasar Wilayah/RCC (Regional Card Center) dan channel (sales/non sales) untuk
menggantikan model scoring existing yang secara statistik juga sudah menurun kekuatan prediksinya.
Halaman 5/143
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
Untuk menunjang pengembangan alat tersebut, Bank telah memiliki Pedoman Penyusunan dan
Pengembangan Model Credit Rating dan Credit Scoring, yang merupakan pedoman lengkap bagi Bank
dalam menyusun model credit rating dan credit scoring. Disamping hal tersebut, guna memonitor
performance model credit rating dan credit scoring, Bank melakukan review atas hasil scoring dan hasil
rating yang dilakukan oleh Business Unit. Dengan melakukan pemantauan dan review terhadap model
rating dengan pendekatan metodologi validasi akan diketahui performance model secara
berkesinambungan. Saat ini validasi model telah dilakukan secara internal oleh Model Risk Validation,
yaitu unit yang independent dan terpisah dari pengembang model. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan kesalahan analis dalam pengukuran risiko kredit, khususnya dalam menetapkan nilai
Probability of Default (PD) dan peringkat (rating) debitur. Dalam rangka pengukuran economic capital
untuk risiko kredit serta comply dengan Basel II, Bank telah mengembangkan Long Term PD,
melakukan review model internal untuk Exposure at Default (EAD) & Lost Given Default (LGD).
Sebagai upaya pemantauan rating & scoring yang dikelola dalam database, disusun laporan Credit
Scoring Review dan Rating Outlook yang diterbitkan secara triwulan dan semesteran. Laporan tersebut
memuat informasi mengenai parameter scoring dan rating yang disusun menurut sektor industri. Hal ini
bermanfaat bagi Business Unit khususnya sebagai acuan dalam menetapkan targeted customer
dengan klasifikasi baik (perform), sehingga proses ekspansi kredit lebih berkualitas.
Sebagai salah satu bagian dari pelaksanaan prudential banking, untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
memonitor risiko dalam pemberian kredit, disamping Rating dan Scoring tools, Bank menggunakan alat
(tools) berupa spread sheet keuangan secara lengkap, format Nota Analisa Kredit (NAK) yang
comprehensive dan Loan Monitoring System yang telah terintegrasi dalam sistem Integrated Loan
Processing (ILP)/Loan Origination System (LOS) secara end to end process.
Sedangkan sebagai upaya memitigasi risiko kredit per debitur, Credit Committee menentukan Struktur
Kredit termasuk penentuan covenant yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi debitur, sehingga kredit
yang diberikan benar-benar efektif dan menguntungkan bagi debitur maupun Bank Mandiri.
Sejalan dengan kondisi ekonomi global yang belum stabil, untuk mengidentifikasi debitur-debitur yang
berpotensi mengalami kesulitan pembayaran kewajiban kredit, melalui Loan Monitoring System, Bank
melakukan deteksi dini dengan analisa Watch List (Early Warning Analysis) Wholesale terhadap
seluruh kredit debitur Corporate dan Commercial. Berdasarkan hasil analisa tersebut, Bank
menetapkan account strategy dan tindakan dini untuk mencegah terjadinya NPL.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan mempertajam analisa Watch List untuk debitur Corporate
dan Commercial dilakukan back testing. Beradasrkan hasil back testing yang dilakukan pada triwulan III
2010 atas parameter-parameter yang digunakan dalam analisa Watch List Wholesale bahwa sampai
dengan saat ini parameter Watch List masih mampu menangkap sinyal-sinyal penurunan
kinerja/kolektibilitas kredit. Demikian pula untuk meningkatkan upaya monitoring yang lebih ketat
terhadap debitur Business Banking, pada triwulan I 2010 telah diimplementasikan Watch List Business
Banking untuk deteksi dini debitur Business Banking agar pengelolaan tingkat NPL (Non Performing
Loan) debitur Business Banking menjadi semakin lebih baik.
Pada tingkat portofolio, pengelolaan risiko dilakukan dengan pendekatan active portfolio management
yang secara proaktif memelihara diversifikasi portofolio pada tingkat optimal dengan risk exposure yang
berada pada risk appetite yang ditetapkan oleh Bank. Dalam pelaksanaannya Bank menggunakan tools
yang dinamakan Portfolio Guideline (PG). PG terdiri dari tiga bagian yaitu Industry Classification,
Industry Acceptance Criteria dan Industry Limit.
Halaman 5/144
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
Industry Classification (IC) mengelompokan sektor industri kedalam 3 kelompok berdasarkan prospek
industri dan risikonya. IC digunakan Bank dalam menetapkan target market industry. Tools yang kedua
adalah Industry Acceptance Criteria (IAC) yang merupakan kriteria dasar (kualitatif dan kuantitatif) yang
menjadi key success factors pada suatu sektor industri tertentu. IAC digunakan Bank dalam
menetapkan targeted customer. Tools ketiga adalah Industry Limit (IL) yang memberikan batasan
jumlah exposure maksimal yang dapat diberikan pada sektor industri tertentu.
PG secara mendasar mengubah konsep bisnis perkreditan dimana Bank secara proaktif
memprioritaskan industri-industri yang memberikan nilai tambah secara ekonomis dan menyeleksi
perusahaan atau individu terbaik didalam masing-masing industri tersebut (winner players) yang
dijadikan targeted customer. Dengan proactive approach Bank telah berhasil menarik perusahaan yang
profitable dan bergerak di bidang industri yang prospektif. Proactive approach ini juga menghindari
terjadinya konsentrasi risiko pada suatu industri tertentu atau debitur tertentu karena Bank secara aktif
melakukan pembatasan eksposur melalui Kebijakan Limit (Industry Limit dan Limit Debitur).
PG secara rutin di review dan dilakukan back testing sehingga senantiasa relevan dan up to date serta
memiliki predictive value pada tingkat yang dapat diterima. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
salah satu bagian dari PG adalah Industry Classification yang mengelompokan sektor industri kedalam
3 kelompok berdasarkan prospek industri dan risikonya. Saat ini Bank sedang mereview Industry
Classification guna memastikan bahwa klasifikasi industri dari setiap sektor masih sesuai dengan
perkembangan terkini.
Bank juga menerbitkan Portfolio Outlook secara ad hoc dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi
yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Penerbitan Portfolio Outlook
merupakan langkah antisipasi (early warning) sebelum perubahan kondisi ekonomi dimaksud
mempengaruhi kinerja portofolio kredit.
Sebagai bagian dari active portfolio management, Bank senantiasa melakukan monitoring
perkembangan risiko portofolio kredit melalui perhitungan credit risk profile yang menggambarkan
potensi inherent risk dan efektifitas risk control system. Bank juga melakukan monitoring perkembangan
dan kualitas portofolio berdasarkan konsentrasi, baik per segmen bisnis, 25 debitur besar, sektor
industri, per wilayah, jenis produk, jenis valuta serta risk class. Dengan demikian Bank dapat mengambil
langkah-langkah antisipatif dan mitigasi risiko secara portofolio maupun secara individu.
Untuk memantau kualitas dan menguji elastisitas kualitas portofolio (NPL dan Yield) terhadap
perubahan variabel-variabel ekonomi yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank
secara rutin maupun ad hoc melakukan stress test terhadap seluruh portofolio kredit baik per kelompok
debitur besar, segmen bisnis, industri maupun produk dengan berbagai scenario. Dengan stress test
ini, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-langkah pengendalian portofolio dan
solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian
kualitas portofolio kredit dan kecukupan modal Bank terjaga dengan baik.
Dalam rangka mengembangkan secara berkesinambungan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam pengelolaan risiko, Bank telah membentuk Risk Management Academy yang memiliki 18
(delapan belas) modul yang disusun khusus untuk meningkatkan knowledge dan risk awareness
karyawan.
Halaman 5/145
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
(i)
Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit
lainnya
Eksposur risiko kredit terhadap aset pada neraca pada tanggal 30 September 2010 adalah
sebagai berikut:
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Efek-efek
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Tersedia untuk dijual
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Pemerintah
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Tersedia untuk dijual
Dimiliki hingga jatuh tempo
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan
Tagihan akseptasi
Aset lain-lain
Pendapatan yang masih akan diterima
Piutang transaksi nasabah
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima
Eksposur Maksimum
15.045.245
6.294.426
21.741.144
5.319.120
5.564.261
2.793.650
499.130
58.254.186
23.428.018
8.382.785
165.427
229.989.109
1.864.312
3.432.289
3.795.256
2.713.673
1.069.031
4.080.507
394.431.569
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 30 September 2010 adalah
sebagai berikut:
Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed)
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan
Garansi yang diterbitkan
Standby letter of credit
Eksposur Maksimum
16.015.752
7.113.155
17.734.832
3.449.585
44.313.324
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank Mandiri pada
tanggal 30 September 2010, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya.
Untuk aset neraca, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang
diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.
Halaman 5/146
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
(i)
Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit
lainnya (lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit
a) Sektor geografis
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank Mandiri pada nilai tercatat
(tanpa memperhitungan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan
berdasarkan area geografis pada tanggal 30 September 2010. Untuk tabel ini, Bank Mandiri
telah mengalokasikan eksposur area berdasarkan wilayah geografis dimana kantor
pencatatan transaksi dilakukan.
Jawa Bali
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank lain dan
Bank Indonesia
Efek-efek
- Diukur pada nilai wajar melaui
laporan laba rugi
- Tersedia untuk dijual
- Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Pemerintah
- Diukur pada nilai wajar melaui
laporan laba rugi
- Tersedia untuk dijual
- Dimiliki hingga jatuh tempo
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan akseptasi
Tagihan lainnya transaksi perdagangan
Aset lain-lain
- Pendapatan yang masih harus
diterima dan lainnya
- Piutang transaksi nasabah
- Penjualan efek yang
masih harus diterima
30 September 2010
Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
Lain-lain
Jumlah
15.045.245
5.195.262
1
2.757
-
1.096.406
15.045.245
6.294.426
18.100.508
-
-
-
3.640.636
21.741.144
5.292.295
5.135.959
1.925.549
-
-
-
26.825
428.302
868.101
5.319.120
5.564.261
2.793.650
499.130
58.254.186
23.258.950
-
-
-
169.068
499.130
58.254.186
23.428.018
8.382.785
164.971
163.635.819
1.171.526
3.695.031
38.433.784
522.169
5.409
13.234.066
133.877
-
8.067.434
36.740
-
456
6.618.006
94.816
8.382.785
165.427
229.989.109
1.864.312
3.795.256
3.399.517
2.237
-
-
30.535
3.432.289
2.489.879
1.069.031
115.061
-
43.266
-
38.589
-
26.878
-
2.713.673
1.069.031
4.080.507
-
-
-
-
4.080.507
320.796.150
39.078.661
13.413.966
8.142.763
13.000.029
394.431.569
Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut:
Jawa Bali
Rekening Administratif
Fasilitas kredit yang diberikan yang
Belum digunakan (committed)
Letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan
Garansi yang diterbitkan
Standby letter of credit
Sumatera
30 September 2010
Kalimantan
Sulawesi
Lain-lain
Jumlah
10.624.200
3.825.033
754.299
563.988
248.232
16.015.752
6.621.400
17.436.594
3.041.635
28.208
-
7.745
-
8.888
-
491.755
253.397
407.950
7.113.155
17.734.832
3.449.585
37.723.829
3.853.241
762.044
572.876
1.401.334
44.313.324
Halaman 5/147
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
(i)
Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit
lainnya (lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
b) Sektor industri
Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat (tanpa
memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan
sektor industri.
30 September 2010
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank lain dan
Bank Indonesia
Efek-efek
- Diukur pada nilai wajar melaui
laporan laba rugi
- Tersedia untuk dijual
- Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Pemerintah
- Diukur pada nilai wajar melaui
laporan laba rugi
- Tersedia untuk dijual
- Dimiliki hingga jatuh tempo
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan akseptasi
Tagihan lainnya transaksi perdagangan
Aset lain-lain
- Pendapatan yang masih harus
diterima dan lainnya
- Piutang transaksi nasabah
- Penjualan efek yang
masih harus diterima
Pemerintah
Lembaga
keuangan
Bank
15.045.245
5.724.946
569.480
-
-
-
-
15.045.245
6.294.426
4.184.554 17.556.590
-
-
-
-
21.741.144
Industri
Jasa dunia
usaha
Pertanian
Lain-lain
Jumlah
5.077.465
89.891
509.818
197.560
5.375.272
814.585
4.099
50.000
484.869
26
80.098
36.623
30.000
768.586
3.347
19.098
135.694
5.319.120
5.564.261
2.793.650
499.130
58.254.186
23.428.018
-
-
-
-
-
499.130
58.254.186
23.428.018
3.763.148
-
4.619.637
163.210
221.419
58.030.202
1.297.254
27.605.611 94.430.147
25.554
-
2.217
49.923.149
1.864.312
2.251.029
8.382.785
165.427
229.989.109
1.864.312
3.795.256
-
765.980
476.181
17.451
-
2.172.677
3.432.289
620.227
-
68.541
602.958
66.533
-
294
-
15.970
-
1.942.108
466.073
2.713.673
1.069.031
-
4.080.507
-
-
-
-
4.080.507
117.196.628 35.035.739
60.409.138
27.729.034 95.281.326
58.779.704
394.431.569
Eksposur risiko kredit yang terkait dengan unsur rekening administratif adalah sebagai
berikut:
30 September 2010
Rekening Administratif
Fasilitas kredit yang diberikan yang
Belum digunakan (committed)
Letters of credit yang tidak
dapat dibatalkan yang
masih berjalan
Garansi yang diterbitkan
Standby letter of credit
Pemerintah
Lembaga
keuangan
Bank
9.574
1.139.849
52.713
601
714.571
317
-
39.277
3.792.400
-
2.134.260
4.003.509
211.683
724.462
4.971.526
6.402.165
Industri
Halaman 5/148
Pertanian
Jasa dunia
usaha
Lain-lain
Jumlah
24.383
14.788.632
16.015.752
26.254
9.386
156.188
193.076
91.223
1.093.524
4.005.717
9.837.997
1.988.190
7.113.155
17.734.832
3.449.585
192.429
1.402.206
30.620.536
44.313.324
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
(ii)
Giro pada bank lain
30 September 2010
Tidak mengalami
Penurunan
nilai
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
Rupiah
Mata uang asing
328.821
5.958.433
7.172
328.821
5.965.605
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
6.287.254
7.172
6.294.426
(5.215)
(7.172)
6.282.039
-
(12.387)
6.282.039
(iii) Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia
30 September 2010
Tidak mengalami
Penurunan
nilai
Rupiah:
Bank Indonesia
Call money
Deposito berjangka
Tabungan
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Call money
Penempatan “Fixed-Term”
Deposito berjangka
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
4.184.555
1.210.000
588.214
1.372
5.984.141
-
4.184.555
1.210.000
588.214
1.372
5.984.141
12.359.861
3.276.829
16.046
15.652.736
101.923
2.344
104.267
12.461.784
3.279.173
16.046
15.757.003
21.636.877
104.267
21.741.144
(92.586)
21.544.291
Halaman 5/149
(104.267)
-
(196.853)
21.544.291
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
(iv) Efek-efek
30 September 2010
Tidak mengalami
Penurunan
nilai
Rupiah:
Investasi pada unit-unit reksa dana
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi Syariah Perusahaan
Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Wesel ekspor
Reksadana Syariah
Saham
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Wesel ekspor
Obligasi
Floating rate notes
Treasury bills
Medium term notes
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
5.235.714
5.057.569
983.337
516.142
350.000
50.191
16.162
8.881
12.217.996
50.000
85.807
135.807
5.235.714
5.057.569
1.033.337
601.949
350.000
50.191
16.162
8.881
12.353.803
791.912
189.316
154.641
94.983
2.868
1.233.720
89.508
89.508
881.420
189.316
154.641
94.983
2.868
1.323.228
13.451.716
225.315
13.677.031
(46.355)
13.405.361
(142.830)
82.485
(189.185)
13.487.846
(v) Tagihan lainnya – transaksi perdagangan
30 September 2010
Tidak mengalami
Penurunan
nilai
Rupiah:
Usance L/C payable at sight
Lain-lain
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Usance L/C payable at sight
Lain-lain
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
1.592.602
28.334
1.620.936
188.433
145.944
334.377
1.781.035
174.278
1.955.313
641.393
43.478
684.871
163.619
628.486
792.105
805.012
671.964
1.476.976
2.305.807
1.126.482
3.432.289
(224.464)
2.081.343
Halaman 5/150
(738.272)
388.210
(962.736)
2.469.553
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Kredit (lanjutan)
(vi) Tagihan akseptasi
30 September 2010
Tidak mengalami
Penurunan
nilai
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
Rupiah
Mata uang asing
227.589
3.280.458
6.729
280.480
234.318
3.560.938
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
3.508.047
287.209
3.795.256
(18.669)
3.489.378
(157.081)
130.128
(175.750)
3.619.506
(vii) Piutang pembiayaan konsumen
30 September 2010
Tidak mengalami
Penurunan
nilai
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
Rupiah
Mata uang asing
1.838.476
-
25.836
-
1.864.312
-
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
1.838.476
25.836
1.864.312
(14.749)
1.823.727
(4.271)
21.565
(19.020)
1.845.292
(viii) Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi
30 September 2010
Tidak mengalami
Penurunan
nilai
Rupiah:
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
Bank garansi yang diterbitkan
Standby letters of credit
Jumlah Rupiah
Mata uang asing:
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan
Bank garansi yang diterbitkan
Standby letters of credit
Jumlah mata uang asing
Jumlah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
1.542.291
10.364.738
378.071
12.285.100
100.685
100.685
1.542.291
10.465.423
378.071
12.385.785
5.569.675
7.268.970
3.071.514
15.910.159
1.189
439
1.628
5.570.864
7.269.409
3.071.514
15.911.787
28.195.259
102.313
28.297.572
(302.632)
27.892.627
Halaman 5/151
(20.687)
81.626
(323.319)
27.974.253
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas
a. Manajemen Risiko Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan Bank untuk memenuhi seluruh kewajiban finansial yang sudah
diperjanjikan secara tepat waktu dengan harga wajar. Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur
pendanaan, aset likuid, kewajiban kepada counterparty dan komitmen kredit kepada debitur. Risiko
likuiditas disebabkan oleh ketidakmampuan Bank untuk menyediakan likuiditas dengan harga wajar
yang akan berdampak pada profitabilitas dan modal Bank.
Bank menetapkan kebijakan pengelolaan risiko likuiditas, yang mencakup antara lain pemeliharaan
cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan limit risiko likuiditas, penyusunan
analisa skenario dan contingency plan, penyusunan strategi pendanaan serta memiliki akses pasar.
Indikator risiko likuiditas Bank diukur antara lain melalui Giro Wajib Minimum (GWM) dan
secondary reserve. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, GWM dipenuhi dalam Rupiah dan valuta
asing. Pada tanggal 30 September 2010, GWM Rupiah (GWM Utama dan GWM Sekunder)
adalah 41,36% dari dana pihak ketiga Rupiah sedangkan GWM valuta asing adalah 1,01% dari
dana pihak ketiga valuta asing. Secondary reserve Bank ditempatkan dalam Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Deposit Facility (dahulu FasBI), Term Deposit di Bank Indonesia, penempatan
antar bank (termasuk kelebihan likuiditas valas yang ditempatkan pada rekening Nostro) dan
efek-efek yang mudah diperjualbelikan (portfolio diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
dan available for sale). Pada tanggal 30 September 2010 Bank memelihara secondary reserve
sebesar 7,74% dari total dana masyarakat.
Bank menggunakan metodologi liquidity gap untuk mengestimasi risiko likuiditas yang akan
dihadapi Bank di masa mendatang, baik kondisi defisit maupun surplus. Proyeksi kondisi defisit
likuiditas dipantau melalui limit Maximum Cumulative Outflow (MCO). Berdasarkan rencana bisnis
Bank dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2010, sampai dengan 12
bulan ke depan likuiditas Bank diproyeksikan akan berada dalam posisi surplus yang optimal.
Untuk mengetahui kemampuan Bank dalam menghadapi berbagai situasi, Bank melakukan
analisa skenario likuiditas, yang mencakup skenario kondisi normal dan tidak normal termasuk
kondisi ekstrim atau krisis dengan melakukan stress testing yang dilengkapi dengan penyusunan
rencana kontinjensi.
Kondisi krisis mencakup kondisi bank specific crisis dan general market crisis. Sesuai dengan
rencana kontinjensi tersebut, untuk kondisi bank specific crisis, Bank dapat memenuhi kebutuhan
likuiditas melalui pinjaman (seperti repurchase agreement, bilateral funding, collateralised facility
agreement, foreign exchange swap), penjualan aset likuid (seperti Surat Utang Negara) dan pricing
dana pihak ketiga. Sedangkan untuk kondisi general market crisis, Bank memenuhi kebutuhan
likuiditas melalui fasilitas likuiditas dari Bank Indonesia.
Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 didasarkan pada jangka waktu
yang tersisa sejak tanggal-tanggal tersebut. Secara historis, terdapat bagian dari simpanan dalam
jumlah yang cukup besar yang diperpanjang pada saat jatuh tempo. Selain itu, jika terdapat
keperluan likuiditas, Obligasi Pemerintah (portofolio diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
dan tersedia untuk dijual) dapat dicairkan dengan menjual atau menggunakannya sebagai jaminan
dalam pasar antar bank. Langkah yang diambil oleh Bank sehubungan dengan maturity gap antara
aset dan kewajiban moneter adalah dengan menetapkan gap limit yang disesuaikan dengan
kemampuan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan untuk memperoleh likuiditas segera.
Halaman 5/152
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
a. Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan)
Pelaporan jatuh tempo aset dan kewajiban adalah sebagai berikut:
2010
Keterangan
Jumlah
Tidak mempunyai
Kontrak Jatuh
Tempo
<1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
>12 bulan
Aset
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain - bruto
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank
lain - bruto
Efek-efek - bruto
Obligasi Pemerintah
Tagihan lainnya - transaksi
perdagangan - bruto
Tagihan atas efek-efek yang
dibeli dengan janji dijual
kembali - bruto
Tagihan derivatif - bruto
Kredit yang diberikan - bruto
Piutang pembiayaan
konsumen - bruto
Tagihan akseptasi - bruto
Penyertaan saham - bruto
Investasi pemegang polis
pada kontrak unit link
Aset tetap - bersih
Aset pajak tangguhan - bersih
Aset lain-lain - bruto
8.698.261
15.045.245
6.294.426
-
8.698.261
15.045.245
6.287.254
-
-
-
7.172
21.741.144
13.677.031
82.181.334
1.372
-
19.253.768
4.238.456
-
2.154.650
1.875.936
3.321
225.587
365.681
365.932
1.500
374.713
81.812.081
104.267
6.822.245
-
3.432.289
-
685.476
1.219.585
761.248
-
765.980
8.382.785
165.427
229.989.109
-
5.803.692
61.777
14.419.404
2.579.093
92.330
18.328.202
110
19.045.380
11.210
37.211.193
140.984.930
1.864.312
3.795.256
9.772
9.772
70.439
1.066.307
-
140.089
1.808.775
-
205.374
895.879
-
380.123
24.295
-
1.068.287
-
6.810.254
4.976.981
5.515.381
11.907.237
6.810.254
4.976.981
5.515.381
334.520
6.657.544
3.886.283
-
1.028.890
-
424.486.244
17.648.280
82.287.623
32.088.264
21.865.191
120.844.005
149.752.881
-
920.893
62.767.225
120.331.982
104.861.033
21.181.424
6.854.092
5.082.985
120.187
-
1.838.776
263.000
6.496.557
37.155
109.946
15.071
400
-
10.550
1.066.308
483.872
245.681
37.025
1.808.774
23.971
1.938
895.879
49.933
3.102.818
7.868
24.295
973.927
28.583
8.354
1.853.566
323.319
-
-
-
-
-
6.810.254
-
-
-
-
-
535.256
-
812.271
197.482
8.780.578
-
993.200
89.300
155.410
19.792
365.112
979.802
19.792
2.287.476
6.015.166
369.888.278
7.668.829
309.076.208
24.170.849
11.189.808
7.497.435
10.285.149
Perbedaan jatuh tempo
54.597.966
9.979.451
(226.788.585)
7.917.415
10.675.383
113.346.570
139.467.732
Posisi neto setelah cadangan
kerugian penurunan nilai
39.477.251
Cadangan kerugian
penurunan nilai
(15.120.715)
Jumlah
409.365.529
Kewajiban
Kewajiban segera
920.893
Simpanan - Giro
62.767.225
Simpanan - Tabungan
120.331.982
Simpanan - Deposito berjangka 138.099.721
Simpanan dari bank lain
- Giro dan tabungan
1.838.776
- Inter-bank Call Money
263.000
- Deposito berjangka
6.659.129
Kewajiban atas efek-efek
yang dijual dengan janji
dibeli kembali
Kewajiban derivatif
65.735
Kewajiban akseptasi
3.795.256
Efek-efek yang diterbitkan
1.507.732
Pinjaman yang diterima
5.254.619
Estimasi kerugian atas
komitmen dan kontinjensi
323.319
Kewajiban kepada pemegang
polis unit link
6.810.254
Beban yang masih harus
dibayar
812.271
Hutang pajak
562.594
Kewajiban lain-lain
13.731.722
Pinjaman subordinasi
6.144.050
Jumlah
Halaman 5/153
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
a. Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan)
Pelaporan jatuh tempo aset dan kewajiban adalah sebagai berikut (lanjutan):
2009
Keterangan
Jumlah
Tidak mempunyai
Kontrak Jatuh
Tempo
<1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
>12 bulan
Aset
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain - bersih
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank
lain - bersih
Efek-efek - bersih
Obligasi Pemerintah
Tagihan lainnya - transaksi
perdagangan - bersih
Tagihan atas efek-efek yang
dibeli dengan janji dijual
kembali - bersih
Tagihan derivatif - bersih
Kredit yang diberikan - bersih
Piutang pembiayaan
konsumen - bersih
Tagihan akseptasi - bersih
Penyertaan saham - bersih
Aset tetap - bersih
Aset pajak tangguhan - bersih
Aset lain-lain - bersih
9.392.615
13.421.573
5.089.094
-
9.392.615
13.421.573
5.089.094
-
-
-
-
30.755.954
16.597.680
88.363.081
216.987
-
25.970.904
8.162.009
-
3.349.307
3.522.798
-
1.435.743
2.255.910
1.362.566
723.162
-
1.716.814
87.000.515
1.916.824
-
102.398
960.214
851.456
2.756
-
3.220.948
342.177
174.640.112
-
1.230.800
86.207
11.332.327
1.219.749
167.928
13.496.888
770.399
3.722
15.626.045
84.320
33.540.620
100.644.232
1.354.358
3.672.060
156.022
4.730.683
5.188.528
7.652.476
156.022
4.730.683
5.188.528
6.219.958
65.493
835.233
-
129.125
1.800.171
1.432.518
183.839
972.720
-
322.623
63.936
-
653.278
-
366.494.185
16.512.178
75.688.653
26.078.698
23.462.400
34.737.417
190.014.839
Kewajiban segera
985.328
Simpanan - Giro
66.794.364
Simpanan - Tabungan
102.330.741
Simpanan - Deposito berjangka 126.371.894
Simpanan dari bank lain
- Giro dan tabungan
2.395.112
- Inter-bank Call Money
- Deposito berjangka
4.543.708
Kewajiban atas efek-efek
yang dijual dengan janji
dibeli kembali
1.026.948
Kewajiban derivatif
64.781
Kewajiban akseptasi
3.718.003
Efek-efek yang diterbitkan
1.434.991
Pinjaman yang diterima
5.239.266
Estimasi kerugian atas
komitmen dan kontinjensi
377.028
Beban yang masih harus
dibayar
543.429
Hutang pajak
442.780
Kewajiban lain-lain
14.170.551
Pinjaman subordinasi
2.769.892
-
985.328
66.794.364
102.330.741
94.145.190
19.572.236
8.352.066
4.089.058
213.344
-
2.395.112
3.531.399
19.094
463.864
7.441
521.910
-
141.469
29.678
847.653
634.427
162.213
16.323
1.819.145
1.029.117
569.122
8.367
986.624
58.918
4.434
64.581
375.000
111.007
316.357
5.979
425.564
3.878.011
377.028
-
-
-
-
-
14.170.551
-
543.429
-
47.300
20.118
2.966
442.780
2.699.508
Jumlah Kewajiban
333.208.816
14.547.579
272.541.003
22.503.215
10.459.079
4.654.487
8.503.453
33.285.369
1.964.599
(196.852.350)
3.575.483
13.003.321
30.082.930
181.511.386
Jumlah Aset
Kewajiban
Aset/(kewajiban) - bersih
Halaman 5/154
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
b. Manajemen Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang mempengaruhi kenaikan/penurunan nilai finansial assets
dan liabilities Bank (Banking Book) karena adanya perubahan suku bunga yang berdampak pada
pendapatan dan modal Bank. Risiko suku bunga terutama disebabkan perbedaan time to
repricing antara assets yang sensitif (RSA = Rate Sensitive Assets) dan liabilities yang sensitif
(RSL = Rate Sensitive Liabilities).
Dalam pengelolaan risiko suku bunga, Bank menggunakan metodologi repricing gap, duration
gap dan simulasi. Untuk menggambarkan besarnya eksposur risiko suku bunga, Bank
menggunakan pendekatan repricing gap, sedangkan untuk mengukur sensitivitas pendapatan
(Net Interest Income Sensitivity / NII Sensitivity) dan nilai modal ekonomis (Economic Value of
Equity / EVE Sensitivity) akibat pergerakan suku bunga, Bank melakukan simulasi dengan
skenario kenaikan dan penurunan suku bunga (rate shock) secara parallel shift sebesar 100 basis
points (bps).
RSA Bank didominasi oleh kredit dan obligasi pemerintah, dan RSL didominasi oleh Dana Pihak
Ketiga (giro, tabungan dan deposito berjangka). Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa
perubahan suku bunga Rupiah dan Valuta Asing sebesar 100 bps akan berpotensi terhadap
penurunan NII 12 bulan sebesar 0,79% dari target NII dan penurunan EVE sebesar 1,08% dari
target Equity. Selain melakukan analisa sensitivitas, Bank juga menggunakan pendekatan
statistik untuk mengukur dampak volatility suku bunga terhadap pendapatan (Earning at Risk,
EaR) dan Equity (Capital at Risk, CaR). Pada tanggal 30 September 2010 EaR dan CaR Bank
masing-masing sebesar 0,27% dan 0,90% dari Equity.
Bank juga melaksanakan analisa sensitivitas untuk kondisi ekstrim dengan melakukan stress
testing untuk melihat dampak perubahan suku bunga yang signifikan terhadap NII dan modal
Bank.
Untuk memberikan peringatan dini akan terjadinya risiko suku bunga, Bank menetapkan kebijakan
limit dan melakukan pemantauan atas indikator risiko suku bunga yaitu: Repricing Gap, NII
Sensitivity dan Economic Value of Equity Sensitivity, Earning at Risk dan Capital at Risk. Mitigasi
risiko dilakukan melalui strategi restrukturisasi Asset dan Liabilities serta strategi hedging. Hedging
dilakukan dengan instrumen derivative antara lain interest rate swap dan forward rate agreement.
Halaman 5/155
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
b. Manajemen Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Eksposur nilai wajar terhadap interest risk (repricing date)
30 September 2010
Giro Pada Bank Indonesia
Giro Pada Bank Lain
Penempatan Pada Bank Indonesia
dan Bank Lain
Efek-efek
Obligasi Pemerintah
Tagihan lainnya - transaksi
perdagangan
Tagihan atas efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali
Tagihan Derivatif
Kredit yang Diberikan
Piutang Pembiayaan Konsumen
Tagihan Akseptasi
Aset lain-lain - pendapatan
yang masih akan diterima
Simpanan dari nasabah
- Giro
- Tabungan
- Deposito berjangka
Simpanan dari bank lain
- Giro dan tabungan
- Interbank Call Money
- Deposito berjangka
Hutang atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali
Kewajiban Derivatif
Kewajiban Akseptasi
Efek-efek yang Diterbitkan
Pinjaman yang Diterima
Beban yang Masih Harus Dibayar
Kewajiban Lain-lain
Obligasi Subordinasi
Kurang dari
1 bulan
Lebih dari 1
bulan tapi
tidak lebih
dari 3 bulan
Lebih dari
3 bulan
tapi tidak
lebih dari
1 tahun
6.137.065
-
-
-
-
-
-
17.621.673
3.331.351
31.692.280
2.148.117
1.687.153
48.279.346
227.087
297.961
77.100
329.371
118.679
71.323
163.895
180.661
178.301
97.457
177.322
106.050
398.966
1.744.267
7.575.704
1.095.445
21.741.144
13.677.031
82.181.334
-
-
-
-
-
-
-
-
3.432.289
3.432.289
5.803.691
452
35.050.005
70.439
-
2.579.094
152.789.162
140.088
-
1.615.005 1.035.780
585.497
632.764
-
980.999
341.514
-
992.493
83.556
-
164.975
790.652 3.698.394 33.036.619
10.454
3.795.256
8.382.785
165.427
229.989.109
1.864.312
3.795.256
-
-
-
-
99.706.956
- 15.045.245
157.361
-
Jumlah
15.045.245
6.294.426
207.622.960
2.802.650 2.116.594 1.557.731 1.435.011 1.075.885 4.203.410 68.760.834
389.282.031
201.455
194.661
98.761.105
59.095.394
111.586.359
16.148.399
9.995.293
137.755
6.503
-
233.248
62.767.225
120.331.982
138.099.721
6.216
263.000
5.857.762
1.731.475
185.598
245.209
317
-
-
-
-
101.085
370.243
1.838.776
263.000
6.659.129
135.000
3.587.743
442.884
62.738
238.435
91.385
93.891
88.231
249.483
357.021
238.911
523.915
147.758
239.389
-
-
-
253.268 4.204.943
480.216
-
-
65.735
3.795.256
200.065
812.271
13.731.722
1.271.125
65.735
3.795.256
1.507.732
5.254.619
812.271
13.731.722
6.144.050
189.491.282 10.514.009
983.487
917.565
733.484 4.438.191
- 45.186.258
361.271.218
(7.711.359) 1.133.107
640.166
701.527 (3.362.306) 4.203.410 23.574.576
28.010.813
18.131.678
-
Tidak
dikenakan
bunga
2.713.673
(9.299.986)
-
Lebih
dari 5
tahun
2.713.673
109.006.942
Jumlah gap repricing suku bunga
-
1 tahun
2 tahun
3 tahun
4 tahun
sampai 2 sampai 3 sampai 4 sampai 5
tahun
tahun
tahun
tahun
3.470.376
8.550.962
- 12.817.418
c. Manajemen Pricing
Pricing Management merupakan salah satu strategi yang dilakukan dalam upaya mendukung Bank
menguasai pangsa pasar pendapatan (revenue market share) dengan cara memaksimalkan Net
Interest Margin (NIM) terutama melalui pricing Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit.
Dalam penetapan pricing DPK, Bank mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Faktor
internal antara lain biaya dana, struktur dan target pendanaan. Faktor eksternal antara lain likuiditas
pasar, suku bunga pasar dan guarantee suku bunga. Dengan mempertimbangkan faktor internal
dan eksternal tersebut, Bank menerapkan strategi aggressive atau defensive.
Untuk penetapan pricing Kredit, Bank menerapkan tingkat suku bunga berdasarkan risiko (Risk
Based Pricing). Struktur pembentukan suku bunga kredit terdiri dari Cost of Funds, Overhead Cost,
Cost of Allocated Capital dan Risk Premium. Bank menetapkan Required Yield yang merupakan
tingkat imbal hasil minimum yang diinginkan Bank.
Halaman 5/156
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
d. Manajemen Risiko Pasar
Manajemen risiko pasar atas aktivitas trading trerasury dilaksanakan melalui proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko trading. Proses manajemen risiko tersebut
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia dan international best practices yang dituangkan
dalam kebijakan dan standar prosedural internal.
Bank mengidentifikasi risiko trading melalui proses pemantauan pergerakan faktor pasar (suku
bunga dan nilai tukar) untuk mengetahui besarnya eksposur risiko trading. Bank menggunakan
pendekatan Standard Model untuk menghitung cadangan modal yang meng-cover risiko pasar
dan terus berupaya untuk mengembangkan metode-metode yang lebih risk sensitive sehingga
pengelola risiko memberikan nilai tambah bagi stakeholder. Alokasi modal untuk risiko pasar
berdasarkan pendekatan Standard Model per tanggal 30 September 2010 adalah sebesar
Rp42,66 miliar, sehingga nilai CAR dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar
adalah 14,53%.
Perhitungan risiko pasar, dilaksanakan tidak hanya berdasarkan kondisi pasar normal, tetapi juga
berdasarkan pada kondisi krisis melalui pelaksanaan Stress Testing/Scenario Analysis secara
periodik. Disamping itu, Bank juga melakukan back testing secara berkala untuk menilai
efektivitas dan akurasi metodologi yang telah digunakan.
Untuk proses monitoring, Bank menetapkan limit transaksi yang sesuai dengan risk appetite dan
rencana bisnis Bank. Limit yang ditetapkan tersebut antara lain meliputi limit Value at Risk (VaR),
intra-day monitoring limit, open position limit dan dealer loss limit. Hasil monitoring tersebut
dituangkan dalam laporan Trading Risk Profile yang disusun secara harian, mingguan dan
bulanan. Laporan ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang risiko trading yang
dihadapi Bank dalam kondisi normal maupun dalam kondisi krisis.
e. Manajemen Risiko Nilai Tukar
Bank mengukur dan mengelola risiko nilai tukar untuk mengetahui dampak pergerakan nilai tukar
terhadap pendapatan dan modal Bank. Posisi valuta asing Bank sebagian besar dalam
denominasi US Dolar, dengan liabilities terutama adalah Dana Pihak Ketiga dan Pinjaman
Diterima sementara disisi aset terutama adalah kredit, penempatan antar bank dan efek-efek.
Dalam upaya melakukan pengelolaan dan mitigasi risiko nilai tukar, pembiayaan kredit dan
penempatan valuta asing diutamakan dibiayai dengan valuta yang sama dan untuk melindungi
posisi terbuka valuta asing yang signifikan, Bank menggunakan instrumen derivatif seperti FX
forward, swap dan option.
Pengelolaan Posisi Devisa Neto (PDN) Bank dilakukan untuk selalu memenuhi ketentuan Bank
Indonesia yang mensyaratkan bank untuk memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) Keseluruhan
secara konsolidasi untuk seluruh valuta asing tidak melebihi 20,00% dari modal Bank (Tier I dan
II). Sesuai ketentuan terbaru Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010
tentang Perubahan Ketiga Atas PBI No. 5/13/PBI/2010 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum,
maka Bank tidak lagi memantau PDN Neraca. Namun demikian dalam rangka prinsip
kehati-hatian, Bank menetapkan limit internal 10,00% dari modal.
Halaman 5/157
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
e. Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan)
Perhitungan Posisi Devisa Neto pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005. Berdasarkan surat
keputusan tersebut, Bank disyaratkan untuk menjaga Posisi Devisa Neto neraca dan secara
keseluruhan maksimum 20,00% dari jumlah modal. Sesuai dengan panduan Bank Indonesia,
rasio Posisi Devisa Neto secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih
antara aset dan kewajiban dalam neraca untuk setiap mata uang asing yang dinyatakan dalam
Rupiah ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi,
yang dicatat dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang asing, yang dinyatakan dalam
Rupiah. Sedangkan posisi devisa neto untuk neraca adalah selisih bersih jumlah aset dan jumlah
kewajiban dalam mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah.
Posisi Devisa Neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang pada tanggal 30 September 2010
adalah sebagai berikut:
Mata Uang
Aset
Kewajiban
Posisi Devisa Neto
KESELURUHAN (NERACA DAN
REKENING ADMINISTRATIF)
Dolar Amerika Serikat
Euro
Dolar Singapura
Dolar Australia
Yen
Pound Sterling
Dolar Hong Kong
Lain-lain
69.622.202
1.651.362
1.086.824
231.291
222.197
109.994
84.671
91.663
69.650.476
1.737.719
989.130
238.212
216.041
91.668
78.135
(86.885)
Jumlah
28.274
86.357
97.694
6.921
6.156
18.326
6.536
178.548*)
428.812
NERACA
Dolar Amerika Serikat
Euro
Dolar Singapura
Dolar Australia
Yen
Dolar Hong Kong
Pound Sterling
Lain-lain
57.295.641
1.508.318
1.070.702
196.361
187.455
84.671
56.684
84.255
53.106.963
1.617.707
887.401
119.847
120.116
45.200
45.589
(115.596)
Jumlah
4.188.678
(109.389)
183.301
76.514
67.339
39.471
11.095
199.851**)
4.656.860
Jumlah Modal Tier I dan Tier II
dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan (Catatan 52)
Rasio PDN (Neraca)
Rasio PDN (Keseluruhan)
34.179.342
13,62%
1,25%
Rasio PDN pada tanggal 30 September 2010 jika menggunakan modal bulan Agustus 2010
adalah sebagai berikut:
Modal bulan Agustus 2010
Rasio PDN (Neraca)
Rasio PDN (Keseluruhan)
33.584.306
13,87%
1,28%
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya.
**) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya.
Halaman 5/158
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
e. Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan)
Posisi Devisa Neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang pada tanggal 30 September 2009
adalah sebagai berikut:
Mata Uang
Aset
Kewajiban
Posisi Devisa Neto
KESELURUHAN (NERACA DAN
REKENING ADMINISTRATIF)
Dolar Amerika Serikat
Euro
Dolar Singapura
Yen Jepang
Dolar Hong Kong
Dolar Australia
Pound Sterling Inggris
Lain - lain
62.203.173
2.345.291
688.270
345.706
179.206
171.265
135.528
307.235
61.881.231
2.317.534
668.386
343.314
247.017
160.655
134.598
9.183
Jumlah
321.942
27.757
19.884
2.392
67.811
10.610
930
299.420*)
750.746
NERACA
Dolar Amerika Serikat
Euro
Dolar Singapura
Yen Jepang
Dolar Hong Kong
Dolar Australia
Pound Sterling Inggris
Lain-lain
59.543.818
1.881.937
582.159
249.569
179.206
166.451
132.418
307.235
56.894.356
1.897.596
350.685
120.386
80.395
116.724
110.596
9.183
Jumlah
2.649.462
(15.659)
231.474
129.183
98.811
49.727
21.822
298.052**)
3.462.872
Jumlah Modal Tier I dan Tier II
dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan (Catatan 52)
Rasio PDN (Neraca)
Rasio PDN (Keseluruhan)
26.575.596
13,03%
2,82%
Rasio PDN pada tanggal 30 September 2009 jika menggunakan modal bulan Agustus 2009
adalah sebagai berikut:
Modal bulan Agustus 2009
Rasio PDN (Neraca)
Rasio PDN (Keseluruhan)
26.009.284
13,31%
2,89%
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya.
**) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya.
Halaman 5/159
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
e. Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan)
Dollar
Amerika
Serikat
Euro
387.940
606.536
5.672.944
99.942
128.036
120.284
42.400
15.149.023
1.159.549
169.068
456
36.680.315
3.364.707
578.850
50.020
168.717
140.114
1.463.618
3.483
Dolar
Australia
Dollar
Hong Kong
40.177
33.418
83.127
16.318
255
3.709
4.146
56.415
28.123
12.365
763.994
606.536
5.965.605
95.158
382.640
19.956
8.287
14.530
35.787
46
-
10.214
89.307
-
129.439
374
29.130
-
15.757.003
1.323.228
169.068
502
37.464.948
3.560.938
13.358
-
-
-
-
-
-
5.499
1.476.976
8.982
76.892
14.395
213
-
403
-
293
-
-
73
-
-
1
-
77.875
14.395
71.321
-
-
-
-
-
-
-
71.321
64.820.247
1.179.250
660.841
132.492
99.491
103.558
190.374
75.118
67.261.371
21.870.564
11.424.304
10.782.766
534.979
104.576
195.456
150.784
93.237
51.213
1.942
111
56.086
45.942
9.861
19.818
58.371
10.739
7.113
-
22.783.643
11.577.030
11.057.189
1.003.570
532.823
509
3.365.874
4.138.014
52.949
177.182
448
138.947
4
-
3.503
19.956
35
-
35.787
-
47
-
22
-
374
34
-
-
1.007.521
532.823
509
3.560.938
4.138.014
53.091
177.182
Jumlah Kewajiban
53.348.555
778.954
462.971
89.053
102.075
29.701
69.518
7.113
54.887.940
Posisi keuangan - neraca bersih
11.471.692
400.296
197.870
43.439
(2.584)
73.857
120.856
68.005
12.373.431
Rekening administratif bersih
(4.216.952)
23.033
(85.607)
(61.184)
(83.435)
(32.935)
(21.302)
(4.471.151)
ASET
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain
Efek-efek
Obligasi Pemerintah
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Tagihan lainnya transaksi perdagangan
Penyertaan saham
Aset lain-lain
- Pendapatan yang masih
akan diterma
- Piutang transaksi nasabah
- Penjualan efek yang masih
harus diterima
Jumlah Aset
KEWAJIBAN
Simpanan dari nasabah
- Giro
- Tabungan
- Deposito
Simpanan dari bank lain
- Giro
- Deposito
Kewajiban derivatif
Kewajiban akseptasi
Pinjaman yang diterima
Beban yang masih harus dibayar
Pinjaman subordinasi
Dolar
Singapura
Yen
Halaman 5/160
Pound
Sterling
Lain-lain
7.231
Jumlah
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
f. Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan
Pada tanggal 30 September 2010, nilai tercatat dari aset dan kewajiban keuangan Bank Mandiri
memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut:
30 September 2010
Nilai tercatat
Aset
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Efek-efek
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi Pemerintah
Dimiliki hingga jatuh tempo
Kredit yang diberikan
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan lainnya – transaksi perdagangan
Tagihan akseptasi
Kewajiban
Efek-efek yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima
Pinjaman subordinasi
(i)
Nilai wajar
6.282.039
21.544.291
6.287.084
21.636.877
2.793.650
2.745.115
23.428.018
218.275.913
1.845.292
2.469.553
3.619.506
280.258.262
23.313.636
220.631.397
1.864.312
2.481.736
3.637.232
282.597.389
1.507.732
5.254.619
6.144.050
12.906.401
1.506.868
5.245.520
5.751.101
12.503.489
Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, Penempatan penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain, tagihan lainnya – transaksi perdagangan, tagihan atas efek-efek
yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain-lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), FASBI Syariah, call money, penempatan “fixed
term”, deposito berjangka dan lain-lain.
Nilai tercatat dari giro, penempatan dan simpanan overnight
mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
dengan suku bunga
Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya –
transaksi perdagangan, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali,
tagihan akseptasi dan aset lain-lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan
menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk hutang dengan risiko kredit dan
sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai
tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya – transaksi
perdagangan, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan
akseptasi dan aset lain-lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
Halaman 5/161
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
f. Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
(ii)
Efek-efek (dimiliki hingga jatuh tempo) dan Obligasi Pemerintah (dimiliki hingga jatuh tempo)
Nilai wajar untuk efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo
ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek
(dealer). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga
pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa atau
dinilai dengan menggunakan metode valuasi internal.
(iii) Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen
Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan jumlah
nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar dari kredit
yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen mencerminkan jumlah diskonto dari
estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Nilai wajar dari kredit
yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus
kas yang diharapkan pada tingkat suku bunga pasar terkini.
(iv) Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, kewajiban atas efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali, kewajiban akseptasi dan beban yang masih harus
dibayarkewajiban lain-lain
Estimasi nilai wajar simpanan tanpa jatuh tempo, termasuk simpanan tanpa bunga, adalah
sebesar jumlah terhutang ketika hutang tersebut dibayarkan.
Estimasi nilai wajar simpanan dengan tingkat suku bunga tetap , kewajiban atas efek-efek
yang dijual dengan janji dibeli kembali, kewajiban akseptasi dan kewajiban lain-lain
kewajiban akseptasi dan beban yang masih harus dibayar yang tidak memiliki kuotasi di
pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga
hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah satu
tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dengan tingkat bunga tetap, kewajiban atas efekefek yang dijual dengan janji dibeli kembali, kewajiban akseptasi dan kewajiban lain-lain
kewajiban akseptasi dan beban yang masih harus dibayar adalah perkiraan yang layak atas
nilai wajar.
(v) Efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi
Nilai wajar agregat dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak
tersedia, model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai
dengan sisa periode jatuh temponya.
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya faktor eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank. Bank melakukan manajemen risiko operasional secara proaktif
dengan menjalankan serangkaian program yang efektif untuk melindungi kepentingan nasabah,
mengurangi potensi kerugian, meningkatkan citra Bank dan membantu pencapaian target usaha Unit
Kerja. Strategi yang digunakan oleh Bank untuk meningkatkan kualitas pengelolaan risiko operasional
adalah:
Halaman 5/162
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56. MANAJMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan)
a. Mitigasi Risiko Operasional
-
-
-
Sebagai pedoman dalam pengelolaan risiko operasional, Bank telah memiliki kebijakan dan
prosedur pengelolaan risiko operasional sesuai dengan perkembangan terkini dan terus
dilakukan penyesuaian secara berkala, yaitu dengan melakukan review dan penyesuaian
ketentuan-ketentuan Manajemen Risiko Operasional Bank dalam bentuk Standar Prosedur
Operasional (SPO) Manajemen Risiko Operasional dan SPO Produk dan Aktivitas Baru
(PAB).
Bank melaksanakan implementasi dan perbaikan metodologi secara berkala terhadap
Operational Risk Management (ORM) Tools yang dimiliki (Mandiri Loss Event Database, Risk
& Control Self Assessment, dan Key Risk Indicators). Pelaksanaan implementasi
dilaksanakan pada seluruh unit kerja Bank dengan tujuan agar risiko operasional yang
melekat dalam aktivitas Bank di unit-unit kerja dapat dikelola melalui ORM Tools yang dimiliki.
Bank memonitor secara berkala profil risiko operasional melalui Laporan Profil Risiko
Operasional baik per unit kerja maupun secara Bankwide, sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai besarnya potensi risiko bagi unit kerja dan Bank.
b. Perhitungan Modal untuk Risiko Operasional
Sesuai ketentuan Bank Indonesia SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009, Bank telah
melakukan perhitungan Asset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko operasional dan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum. Beban modal risiko operasional Bank periode Juli sampai dengan
Desember 2010 adalah sebesar Rp1.803,53 miliar (audited), yang diperoleh dengan
menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) dan nilai alpha sebesar 10%. Nilai ATMR
risiko operasional adalah sebesar Rp22,54 Triliun (audited). Mulai semester I tahun 2009, Bank
telah melakukan simulasi perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan Standardised
Approach sejalan dengan pelaksanaan pengukuran kinerja SBU berbasis risiko.
57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING
a. Perjanjian Integrated Banking System Dengan Vendor
Pada tanggal 21 Juli 2001, Bank Mandiri mengadakan perjanjian Sistem Perbankan Terpadu
dengan Vendor untuk pengadaan piranti lunak dan jasa instalasi untuk sistem perbankan terpadu,
yang disebut eMAS (Enterprise Mandiri Advanced System), dengan nilai kontrak termasuk PPN
10% sebesar USD47.535.022,70 (nilai penuh). Perjanjian tambahan juga diadakan pada tanggal
23 April 2002, 28 Agustus 2003, 12 April 2004, 4 Juli 2005, 8 September 2008, 22 September
2008 dan Desember 2009 dengan nilai kontrak masing-masing (termasuk PPN) sebesar
USD20.467.218,20 (nilai penuh), USD462.000 (nilai penuh), USD1.014.344,21 (nilai penuh),
USD44.000 (nilai penuh), USD1.155.000 (nilai penuh), USD44.000 (nilai penuh) dan USD44.000
(nilai penuh). Realisasi pembayaran sampai dengan 30 September 2010 sebesar
USD65.458.716,88 (nilai penuh, setelah PPN) dan telah dibukukan sebagai Aset Tetap sebesar
USD65.521.171,68 (nilai penuh, setelah PPN). Estimasi persentase penyelesaian proyek posisi
30 September 2010 mencapai 99,93%.
Pada tanggal 1 Agustus 2006, Bank Mandiri mengadakan perjanjian untuk menambah fitur eMAS
dengan Vendor, dengan nilai kontrak (setelah PPN 10%) sebesar USD2.934.352,08 (nilai penuh).
Realisasi pembayaran sampai dengan 30 September 2010 (setelah PPN) sebesar
USD2.132.928,25 (nilai penuh) telah dibukukan sebagai Aset Dalam Penyelesaian sebesar
USD12.672,00 (nilai penuh) dan sebagai Aset Tetap sebesar USD2.120.256,25 (nilai penuh).
Estimasi penyelesaian proyek posisi 30 September 2010 mencapai 99,41%.
Halaman 5/163
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan)
a. Perjanjian Integrated Banking System Dengan Vendor (lanjutan)
Pada tanggal 14 September 2009, Bank Mandiri mengadakan Perjanjian untuk menambah fitur
eMAS dengan Vendor dengan nilai kontrak (setelah PPN) sebesar USD693.000 (nilai penuh).
Realisasi pembayaran sampai dengan 30 September 2010 (setelah PPN) sebesar
USD547.112,50 (nilai penuh), dibukukan sebagai Aset Tetap sebesar USD449.350,00 (nilai
penuh) dan dibukukan sebagai Aset Dalam Penyelesaian sebesar USD97.762,50 (nilai penuh).
Estimasi penyelesaian proyek posisi 30 September 2010 adalah 82,13%.
b. Perkara Hukum
Bank Mandiri menerima surat permohonan pencairan rekening giro dan deposito Nasabah karena
pemblokiran dan penyitaan atas rekening giro dan deposito atas nama Nasabah tersebut telah
dicabut oleh Direktorat Jenderal Pajak. Permohonan tersebut tidak dapat dipenuhi secara serta
merta karena Bank Mandiri masih harus melakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada BPPN.
Setelah melakukan somasi karena permintaan pencairan rekening giro dan deposito tidak
dipenuhi Bank Mandiri karena tidak disetujui BPPN, Nasabah pada tanggal 7 Juni 2006
menggugat Bank Mandiri sebagai Tergugat I dan Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai
Tergugat II di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat tertanggal 27 Agustus 2008 dan 28 Agustus
2008 telah meminta Bank Mandiri untuk mencairkan rekening giro dan deposito atas nama
Nasabah yang merupakan jaminan hutang Nasabah karena perjanjian jual beli piutang Nasabah
yang dijamin dengan giro dan deposito tersebut telah dibatalkan. Dengan pembatalan perjanjian
jual beli piutang Nasabah maka giro dan deposito yang menjadi agunan tersebut menjadi hak
negara untuk diperhitungkan dengan utang Nasabah. Pencairan dana tersebut telah dilaksanakan
dan dananya disimpan pada rekening Bendahara Umum Negara di Bank Indonesia.
Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Mandiri menerima pemberitahuan putusan Kasasi
Mahkamah Agung atas permohonan kasasi yang diajukan oleh Nasabah yang pada pokoknya
memutuskan bahwa Nasabah adalah pemilik giro dan deposito yang ada pada Bank Mandiri dan
memerintahkan Bank Mandiri agar mencairkan giro dan deposito berikut bunganya kepada
Nasabah. Atas putusan kasasi tersebut pada tanggal 31 Maret 2009 Bank Mandiri dan Menteri
Keuangan Republik Indonesia mengajukan permohonan Peninjauan Kembali.
Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal 30
September 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp2.223.061 dan Rp1.239.794. Pada tanggal
30 September 2010 dan 2009, Bank Mandiri telah membentuk penyisihan (disajikan dalam akun
Kewajiban Lain-lain) untuk sejumlah tuntutan hukum yang belum diputuskan masing-masing
sebesar Rp535.257 dan Rp207.076 (Catatan 31). Manajemen berpendapat bahwa jumlah
penyisihan yang dibentuk atas kemungkinan timbulnya kerugian akibat tuntutan hukum yang
belum diputuskan atau yang sedang dalam proses telah memadai.
Halaman 5/164
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan)
c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri
(BSM)
Terdapat perbedaan cara pandang mengenai pengenaan pajak atas transaksi pembiayaan
Murabahah antara Tim Pemeriksa Direktorat Jenderal Pajak dengan Anak Perusahaan, Bank
Syariah Mandiri (BSM).
Tim Pemeriksa Direktorat Jenderal Pajak berpendapat bahwa transaksi pembiayaan Murabahah
merupakan obyek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang No. 18 tahun
2000 pasal 1A ayat (1). Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Pajak menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas PPN tahun pajak
2003 untuk kantor pusat dan beberapa kantor cabang BSM dengan total sebesar Rp37.649.
Dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan
Murabahah yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha
bank syariah khususnya pembiayaan Murabahah, maka BSM mengajukan keberatan pada
tanggal 10 Januari 2005 dan belum melaksanakan pembayaran terhadap SKPKB dan STP
tersebut di atas.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 10/24/PBI/2008 tanggal 16 Oktober
2008 menyatakan bahwa transaksi jual beli dalam akad Murabahah adalah merupakan transaksi
pembiayaan.
BSM berpendapat bahwa transaksi pembiayaan murabahah merupakan jasa perbankan yang
dikecualikan dari obyek PPN sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang - undang No. 18 tahun 2000 pasal 4A ayat (3) huruf
(d), bahwa jasa perbankan tidak termasuk sebagai obyek pajak PPN dan hal ini juga sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 144 tahun 2000 pasal 5 huruf (d).
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) sependapat dengan BSM dan pada tanggal
3 Agustus 2005, ASBISINDO menyampaikan surat No. 58/KU-DPP/08.05 kepada Direktorat
Jenderal Pajak dan memohon untuk tidak memberlakukan PPN pada pembiayaan dengan skema
Murabahah di perbankan syariah.
Pada tanggal 1 Desember 2005 Direktorat Jenderal Pajak menolak permohonan keberatan BSM
dengan surat No. Kep-277/PJ.54/2005.
Untuk menyelesaikan permasalahan mengenai perbedaan pengenaan PPN atas transaksi
pembiayaan Murabahah, BSM terus melakukan pembahasan dengan ASBISINDO, Bank
Indonesia dan instansi lain yang terkait, namun sampai dengan saat ini pembahasan masih
berlangsung dan belum ada keputusan. Oleh karena itu, BSM belum melakukan pencadangan
atas SKPKB dan STP tahun pajak 2003 tersebut di atas.
Halaman 5/165
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan)
c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri
(BSM) (lanjutan)
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 42 tahun 2009 tentang perubahan ketiga
atas Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah diatur bahwa jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah dikecualikan dari objek PPN. Undang-undang ini mulai berlaku pada
tanggal 1 April 2010.
d. Trade Financing dengan Asian Development Bank
Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerjasama
dengan Asian Development Bank (ADB) melalui Trade Finance Facilitation Program (TFFP), yaitu
Confirmation Bank Agreement (CBA), Issuing Bank Agreement (IBA) dan Revolving Credit
Agreement (RCA).
Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat bertindak baik sebagai confirming bank maupun
sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor impor nasabah dengan basis Letter of Credit (L/C).
Sebagai confirming bank, Bank Mandiri dapat diberikan jaminan oleh ADB atas L/C yang
diterbitkan oleh issuing bank, dan sebagai issuing bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan
confirmation guarantee oleh ADB atas L/C yang diterbitkan.
Skema TFFP tersebut merupakan program ADB untuk memfasilitasi transaksi perdagangan
berbasis L/C di negara–negara berkembang Asia untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume
perdagangan. Dengan menjadi participant bank dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki
kemudahan akses untuk meningkatkan trade finance credit lines serta meningkatkan volume
trade Perseroan dan membuka peluang bisnis baru khususnya ke negara–negara yang selama ini
volume perdagangan dengan Indonesia masih cukup rendah.
Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri menerima fasilitas kredit revolving sampai dengan
jumlah maksimal USD25.000.000 (nilai penuh). Fasilitas kredit revolving ini dikenakan bunga
sebesar jumlah total margin dan LIBOR selama periode bunga.
Halaman 5/166
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan)
e. Perjanjian Kredit dengan Agence Française de Développement
Pada tanggal 17 Juni 2010, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman senilai
USD100.000.000 (nilai penuh) dari Agence Française de Développement (AFD) untuk membantu
pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi.
Fasilitas jangka panjang ini memiliki tenor 5 sampai 10 tahun (termasuk grace period) dengan
suku bunga LIBOR ditambah margin tertentu dan akan digunakan untuk membiayai proyekproyek yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon.
Sebagai bagian dari perjanjian pinjaman dimaksud, Bank Mandiri dan AFD juga secara bersama
akan membiayai program pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas Bank Mandiri
khususnya terhadap topik-topik perubahan iklim dan efisiensi energi.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Bank Mandiri belum melakukan
realisasi penarikan atas fasilitas pinjaman AFD dimaksud.
58. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 26/KMK.017/1998 tanggal
28 Januari 1998, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan
No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, Pemerintah Republik Indonesia menjamin beberapa
kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito harian, obligasi,
efek-efek, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, transaksi swap mata uang asing dan
kewajiban kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit dan kewajiban lainnya,
tidak termasuk pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, dewan komisaris dan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN
No. 32/46/KEP/DIR dan No. 181/BPPN/0599 tanggal 14 Mei 1999, jangka waktu jaminan tersebut
telah diperpanjang dengan sendirinya, kecuali BPPN dalam waktu sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan sebelum berakhirnya jangka waktu tersebut menerbitkan pemberitahuan bahwa BPPN tidak
bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu jaminan tersebut. Pada tahun 2001, Surat
Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN dibatalkan oleh Peraturan Bank
Indonesia No. 3/7/PBI/2001 dan Keputusan Ketua BPPN No. 1035/BPPN/0401.
Pada tahun 2001, Ketua BPPN mengeluarkan Surat Keputusan No. SK-1036/BPPN/0401 yang
mengatur petunjuk pelaksanaan khusus mengenai jaminan Pemerintah Republik Indonesia terhadap
kewajiban pembayaran bank umum.
Pemerintah membebankan premi berkaitan dengan program penjaminan tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku (Catatan 46).
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 15/2004 tanggal 27 Februari 2004 tentang berakhirnya tugas
dan penutupan BPPN, dan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Februari
2004, Pemerintah Republik Indonesia membentuk Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3),
sebuah institusi baru yang menggantikan BPPN, untuk melanjutkan pelaksanaan Program
Penjaminan Pemerintah atas Kewajiban pada Bank-bank Lokal.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005, terhitung
sejak tanggal 18 April 2005 jenis kewajiban bank umum yang dijamin berdasarkan Program
Penjaminan Pemerintah meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan pinjaman yang diterima dari
bank lain dalam bentuk transaksi Pasar Uang Antar Bank.
Halaman 5/167
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan)
Program Penjaminan Pemerintah melalui Unit Pelaksana Penjamin Pemerintah (UP3) telah berakhir
pada tanggal 22 September 2005, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 68/PMK.05/2005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang Perhitungan dan
Pembayaran Premi Program Penjaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank
Umum Untuk periode 1 Juli sampai dengan 21 September 2005. Sebagai pengganti UP3,
Pemerintah telah membentuk lembaga independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004
tentang Lembaga Penjamin Simpanan, dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari
bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret
2006 tentang Program Penjaminan Simpanan, besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah
pada satu bank adalah paling tinggi sebesar Rp100.000.000 (nilai penuh).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan
yang Dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, maka nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank
yang dijamin oleh Pemerintah naik menjadi sebesar Rp2.000.000.000.000 (nilai penuh) dari semula
Rp100.000.000 (nilai penuh), terhitung efektif tanggal 13 Oktober 2008.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi
Undang-undang sejak tanggal 13 Januari 2009.
59. STANDAR AKUNTANSI BARU
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi
atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2011 sebagai berikut:
-
PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan,
PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas,
PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri,
PSAK 5 (Revisi 2009) - Segmen Operasi,
PSAK 7 (Revisi 2009) - Pihak-pihak yang Berelasi,
PSAK 12 (Revisi 2009) - Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama,
PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi pada Entitas Asosiasi,
PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Takberwujud,
PSAK 22 (Revisi 2010) - Kombinasi Bisnis,
PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan,
PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan,
PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset,
PSAK 57 (Revisi 2009) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi,
PSAK 58 (Revisi 2009) - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan,
PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim
ISAK 7 (Revisi 2009) - Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus,
ISAK 9 - Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa,
ISAK 10 - Program Loyalitas Pelanggan,
ISAK 11 - Distribusi Aset Non-kas Kepada Pemilik,
ISAK 12 - Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer,
ISAK 14 - Aset tidak berwujud - Biaya Situs Web.
Halaman 5/168
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
DSAK-IAI juga telah mengeluarkan revisi atas beberapa standard akuntansi yang berlaku untuk
periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:
- PSAK 10 (Revisi 2009) - Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing,
- ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto Kegiatan Usaha Luar Negeri.
Bank dan Anak perusahaan sedang melakukan evaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini
terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian.
60. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
Penawaran Umum Terbatas (PUT)
Bank merencanakan untuk melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) pada semester I
tahun 2011. Rencana ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris melalui suratnya
tertanggal 29 April 2010. Bank telah menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana tersebut
kepada Bank Indonesia melalui surat tertanggal 17 September 2010. Rencana PUT ini telah
mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 8 Oktober 2010 dan
sedang menunggu Peraturan Pemerintah (PP) tentang pelaksanaannya. PUT tersebut
direncanakan maksimal sebesar 10,13% dari total jumlah saham Bank Mandiri setelah PUT dan
akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan pelaksanaan PUT ini, komposisi kepemilikan
saham Bank Mandiri akan menjadi Pemerintah : Masyarakat = 60% : 40%.
Penyelesaian Kredit Domba Mas Group
Pada tanggal 22 Oktober 2010, Bank Mandiri menandatangani perjanjian penyelesaian kredit atas
nama Domba Mas Group dengan salah satu investor dan mitra strategisnya sebesar USD178,5
juta. Kredit tersebut akan diselesaikan dalam jangka waktu antara 18 bulan hingga 7 tahun dan
dikenakan suku bunga komersial.
Permohonan Pencairan Rekening Giro dan Deposito atas nama Nasabah
Sesuai pemberitahuan isi putusan Mahkamah Agung RI Nomor 530 PK/Pdt/2009 tanggal 12
Oktober 2010 yang diterima dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bahwa Mahkamah Agung RI
telah mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Bank Mandiri dan Menteri
Keuangan RI.
61. DAFTAR INFORMASI TAMBAHAN
Informasi yang disajikan pada Lampiran 6/1 – 6/9 merupakan informasi keuangan tambahan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., perusahaan induk, yang menyajikan penyertaan Bank pada Anak
Perusahaan berdasarkan metode ekuitas.
Lampiran 6/10 – 6/13 menyajikan informasi mengenai kualitas aset produktif sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 7/50/PBI/2005 tanggal 29
November 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember
2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan
Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan SE BI No.
12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010.
Oleh karena perbedaan antara laporan keuangan perusahaan induk dengan laporan keuangan
konsolidasian tidak material, maka Catatan atas Laporan Keuangan perusahaan induk saja tidak
disajikan dalam informasi keuangan tambahan ini.
Halaman 5/169
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
NERACA - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
7.824.959
8.862.897
13.745.011
12.484.393
5.717.773
4.533.066
19.599.720
30.097.390
10.000
11.554.462
11.564.462
65.000
13.309.529
13.374.529
(54.201)
11.510.261
(5.227)
13.369.302
80.758.917
87.845.693
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan
- setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp962.736 dan
Rp1.799.927 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
2.432.666
1.898.300
Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali
- setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar RpNihil dan
Rp82.531 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
8.380.736
2.952.117
164.975
341.491
ASET
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing
sebesar Rp7.172 dan Rp65.806 pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing-masing sebesar Rp194.543 dan
Rp468.304 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009
Efek-efek
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi,
keuntungan/(kerugian) yang belum
direalisasi dari kenaikan/(penurunan)
nilai efek-efek dan cadangan
kerugian penurunan nilai
Obligasi Pemerintah
Tagihan Derivatif - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai masing-masing
sebesar RpNihil dan Rp5.963 pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009
Kredit yang Diberikan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Jumlah Kredit yang Diberikan
Dikurangi: Pendapatan yang ditangguhkan
Jumlah Kredit yang Diberikan setelah
Pendapatan yang ditangguhkan
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah Kredit yang Diberikan - bersih
Halaman 6/1
792.658
206.512.776
207.305.434
-
632.555
170.083.462
170.716.017
(948)
207.305.434
(10.433.376)
196.872.058
170.715.069
(11.470.906)
159.244.163
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
NERACA - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
Tagihan Akseptasi - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai masing-masing
sebesar Rp175.750 dan Rp45.943 pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009
3.619.506
3.672.060
Penyertaan Saham - setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai masing-masing
sebesar Rp116.956 dan Rp2.106 pada
tanggal 30 September 2010 dan 2009
3.919.940
3.550.934
Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan amortisasi masing-masing sebesar
Rp4.755.714 dan Rp4.385.252 pada tanggal
30 September 2010 dan 2009
4.659.758
4.527.116
Aset Pajak Tangguhan - bersih
5.431.540
5.146.769
Aset Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan
kerugian masing-masing sebesar
Rp1.826.504 dan Rp895.868 pada tanggal
30 September 2010 dan 2009
7.269.327
5.744.306
371.907.147
344.269.997
ASET (lanjutan)
JUMLAH ASET
Halaman 6/2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
NERACA - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Kewajiban Segera
881.853
914.812
428.709
58.956.007
59.384.716
312.623
63.652.688
63.965.311
99.021
111.487.339
111.586.360
110.459
95.838.470
95.948.929
720.664
124.182.903
124.903.567
295.874.643
742.285
117.329.770
118.072.055
277.986.295
1.913.796
325.000
5.975.961
8.214.757
2.412.841
3.764.908
6.177.749
-
885.479
65.472
59.686
3.795.256
3.718.003
484.436
634.991
4.492.418
4.400.369
Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi
319.717
374.401
Beban yang Masih Harus Dibayar
434.912
447.082
Hutang Pajak
371.020
412.365
11.800.015
12.386.549
6.149.300
2.769.892
332.883.799
311.167.673
Simpanan
Giro
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Tabungan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Deposito berjangka
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Jumlah Simpanan
Simpanan dari Bank Lain
Giro dan tabungan
Inter-bank call money
Deposito berjangka
Jumlah Simpanan dari Bank Lain
Kewajiban atas Efek-efek yang Dijual dengan
Janji Dibeli Kembali
Kewajiban Derivatif
Kewajiban Akseptasi
Efek-efek yang Diterbitkan - setelah dikurangi
diskonto yang belum diamortisasi masing-masing
sebesar RpNihil dan RpNihil pada tanggal
30 September 2010 dan 2009
Pinjaman yang Diterima
Kewajiban Lain-lain
Pinjaman Subordinasi
JUMLAH KEWAJIBAN
Halaman 6/3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
NERACA - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (lanjutan)
EKUITAS
Modal Saham - nilai nominal Rp500 (nilai penuh)
per lembar. Modal Dasar - 1 lembar Saham
Dwiwarna Seri A dan 31.999.999.999 lembar
Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan dan
Disetor - 1 lembar Saham Dwiwarna Seri A dan
20.981.620.875 lembar Saham Biasa Seri B pada
tanggal 30 September 2010 (1 lembar Saham
Dwiwarna Seri A dan 20.958.854.098 lembar
Saham Biasa Seri B pada tanggal 30 September 2009)
Dana Setoran Modal
Tambahan Modal Disetor/Agio Saham
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan
dalam Mata Uang Asing
Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi
Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual
Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
Selisih Revaluasi Aset Tetap
10.490.810
10.479.427
-
-
6.937.045
6.893.601
19.023
138.675
(437.222)
(133.803)
-
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
-
(17.090)
(25.299)
8.834
22.867
Saldo Laba - (saldo rugi sebesar Rp162.874.901
telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham
pada saat kuasi - reorganisasi pada tanggal 30 April 2003)
- Sudah Ditentukan Penggunaannya
- Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Saldo Laba
5.706.921
16.315.027
22.021.948
5.706.921
10.019.935
15.726.856
JUMLAH EKUITAS
39.023.348
33.102.324
371.907.147
344.269.997
Opsi Saham
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Halaman 6/4
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
LAPORAN LABA RUGI - PERUSAHAAN INDUK
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga
Pendapatan provisi dan komisi
Jumlah Pendapatan Bunga
22.592.459
22.592.459
21.834.736
615.850
22.450.586
Beban Bunga
Beban bunga
Beban pendanaan lainnya
Jumlah Beban Bunga
(9.253.676)
(9.253.676)
(11.070.508)
(90.943)
(11.161.451)
PENDAPATAN BUNGA - BERSIH
13.338.783
11.289.135
3.089.385
412.005
1.906.973
5.408.363
2.617.642
483.756
615.126
3.716.524
(1.861.042)
(1.542.933)
(4.508)
(84.102)
(953.648)
(574.076)
Pendapatan Operasional Lainnya
Provisi dan komisi lainnya
Laba selisih kurs - bersih
Lain-lain
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
Pembalikan/(Pembentukan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Estimasi Kerugian atas
Komitmen dan Kontinjensi
Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Kerugian
Keuntungan/(Kerugian) yang Belum Direalisasi
dari Kenaikan/Penurunan Nilai Wajar
Efek-efek dan Obligasi Pemerintah
4.939
Keuntungan/(Kerugian) dari Penjualan Efek-efek dan
Obligasi Pemerintah
127.558
Beban Operasional Lainnya
Beban gaji dan tunjangan
Beban umum dan administrasi
Lain-lain - bersih
Jumlah Beban Operasional Lainnya
LABA OPERASIONAL
Pendapatan Bukan Operasional - Bersih
LABA SEBELUM MANFAAT/(BEBAN) PAJAK
Manfaat/(Beban) Pajak
Periode Berjalan
Tangguhan
Jumlah Beban Pajak - Bersih
LABA BERSIH
Halaman 6/5
(2.121)
125.779
(3.597.254)
(3.100.852)
(975.116)
(7.673.222)
(3.082.941)
(2.556.892)
(561.474)
(6.201.307)
8.387.223
6.726.899
18.960
235.771
8.406.183
6.962.670
(1.493.220)
(527.335)
(2.020.555)
(1.429.488)
(913.470)
(2.342.958)
6.385.628
4.619.712
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - PERUSAHAAN INDUK
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009
Pembayaran dividen tunai dari laba bersih
tahun 2009
Alokasi laba bersih tahun 2009 untuk Dana
Program Kemitraan dan Dana Bina
Lingkungan
Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi
Manajemen Berbasis Saham (MSOP)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam mata uang asing
Keuntungan/(Kerugian)
Bersih yang Belum
Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan)
nilai wajar
Efek-efek
dan Obligasi
Selisih Kurs
Pemerintah
karena Penjabaran
yang Tersedia
Laporan Keuangan
untuk Dijual
Selisih
dalam Mata
Setelah Dikurangi
Revaluasi
Uang Asing
Pajak Tangguhan
Aset Tetap
Tambahan
Modal Disetor/
Agio Saham
Dana Setoran
Modal
10.485.058
-
6.911.587
120.963
-
-
-
-
(260.756)
-
-
Selisih
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Anak Perusahaan
(22.890)
-
-
-
-
-
-
-
-
5.752
-
25.458
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(101.940)
Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi
Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah
Dikurangi Pajak Tangguhan
-
-
-
-
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan
-
-
-
-
(176.466)
-
Saldo Laba*)
Opsi
Saham
Sudah Ditentukan Belum Ditentukan
Penggunaannya
Penggunaannya
16.174
5.706.921
-
(7.340)
-
Jumlah
Jumlah Ekuitas
12.151.712
17.858.633
35.108.769
-
(2.100.437)
(2.100.437)
(2.100.437)
-
(286.219)
(286.219)
(286.219)
-
-
-
23.870
-
-
-
(101.940)
(176.466)
-
-
-
-
-
-
-
3.028
-
-
-
-
3.028
Penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) – kelebihan
cadangan kerugian penurunan nilai setelah
dikurangi pajak tangguhan
-
-
-
-
-
-
2.772
-
-
164.343
164.343
167.115
Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir
pada tanggal 30 September 2010
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6.385.628
6.385.628
6.385.628
10.490.810
-
6.937.045
19.023
8.834
5.706.921
16.315.027
22.021.948
39.023.348
Saldo pada tanggal 30 September 2010
(437.222)
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Halaman 6/6
-
(17.090)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - PERUSAHAAN INDUK
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
Saldo pada tanggal 31 Desember 2008
Tambahan
Modal Disetor/
Agio Saham
Dana Setoran
Modal
10.452.824
Keuntungan/(Kerugian)
Bersih yang Belum
Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan)
nilai wajar
Efek-efek
dan Obligasi
Selisih Kurs
Pemerintah
karena Penjabaran
yang Tersedia
Laporan Keuangan
untuk Dijual
Selisih
dalam Mata
Setelah Dikurangi
Revaluasi
Uang Asing
Pajak Tangguhan
Aset Tetap
-
6.809.056
239.625
(170.310)
-
Pembentukan cadangan umum dan khusus dari
laba bersih tahun 2008
-
-
-
-
-
-
Pembayaran dividen dari laba bersih
tahun 2008
-
-
-
-
-
-
Alokasi laba bersih tahun 2008 untuk Dana
Program Kemitraan dan Dana Bina
Lingkungan
Eksekusi opsi saham berasal dari program Kompensasi
Manajemen Berbasis Saham (MSOP)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dalam mata uang asing
Selisih
Transaksi
Perubahan
Ekuitas
Anak Perusahaan
(50.935)
Sudah Ditentukan Belum Ditentukan
Penggunaannya
Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
5.680.357
-
-
26.564
(26.564)
-
-
-
(1.859.488)
(1.859.488)
(1.859.488)
-
(212.512)
(212.512)
(212.512)
-
-
-
-
-
-
-
-
84.545
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(31.598)
-
7.498.787
Jumlah
54.465
26.603
(100.950)
Saldo Laba*)
Opsi
Saham
13.179.144
-
30.513.869
-
-
-
-
79.550
-
-
-
(100.950)
Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari
Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi
Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah
Dikurangi Pajak Tangguhan
-
-
-
-
36.507
-
-
-
-
-
-
36.507
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak Perusahaan
-
-
-
-
-
-
25.636
-
-
-
-
25.636
Laba bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir
pada tanggal 30 September 2009
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.619.712
4.619.712
4.619.712
10.479.427
-
6.893.601
138.675
22.867
5.706.921
10.019.935
15.726.856
33.102.324
Saldo pada tanggal 30 September 2009
(133.803)
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Halaman 6/7
-
(25.299)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
LAPORAN ARUS KAS - PERUSAHAAN INDUK
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL
Penerimaan pendapatan bunga
Penerimaan pendapatan provisi dan komisi
Pembayaran beban bunga
Pembayaran beban pendanaan lainnya
Penerimaan dari penjualan Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Pembelian Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Laba selisih kurs - bersih
Pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Beban gaji dan tunjangan
Beban umum dan administrasi
Pendapatan bukan operasional - lainnya
Arus kas dari aktivitas operasional
sebelum perubahan aset dan kewajiban operasional
2009
20.956.881
3.089.385
(9.262.528)
-
22.430.020
3.233.486
(10.535.197)
(422.734)
28.272.538
8.054.245
(28.069.489)
298.736
905.097
(1.757.479)
(3.597.254)
(2.832.935)
(51.879)
(8.097.001)
476.072
383.711
(1.728.179)
(2.774.611)
(2.265.430)
208.110
7.951.073
8.962.492
(Kenaikan)/Penurunan atas aset operasional:
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain*)
Efek-efek dan obligasi pemerintah - untuk diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi*)
Tagihan lainnya - transaksi perdagangan
Kredit yang diberikan
Penerimaan atas aset produktif yang telah dihapusbukukan
Aset lain-lain
40.671.825
2.660.885
15.346.033
576.972
(29.762.379)
1.006.815
(3.851.590)
8.007.831
1.110.316
(16.698.510)
1.343.807
(2.270.207)
Kenaikan/(Penurunan) atas kewajiban operasional:
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Inter-bank call money
Kewajiban segera
Hutang pajak
Kewajiban lain-lain
(14.493.638)
5.181.894
3.618.526
325.000
328.968
(2.871.992)
3.990.668
(1.690.487)
6.340.586
4.592.608
(7.588)
365.493
(4.157.919)
5.480.622
28.018.175
14.039.929
Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk)
aktivitas operasional
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
(Kenaikan)/Penurunan efek-efek - tersedia untuk dijual
dan dimiliki hingga jatuh tempo
(Kenaikan)/Penurunan Obligasi Pemerintah - tersedia untuk
dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo
(Kenaikan)/Penurunan penyertaan saham
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Pembelian aset tetap
(Kenaikan)/Penurunan efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali
Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk)
aktivitas investasi
*)
(358.333)
(5.603.640)
(176.466)
(343.324)
1.941
(200.822)
31.586
(304.145)
51.969
(379.058)
(3.565.993)
(2.906.183)
(4.642.997)
(9.109.471)
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh tempo tiga
bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f)
Halaman 6/8
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
LAPORAN ARUS KAS - PERUSAHAAN INDUK
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Kenaikan/(Penurunan) atas efek-efek yang diterbitkan
Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman yang diterima
Kenaikan/(Penurunan) atas pinjaman subordinasi
Kenaikan/(Penurunan) efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali
Eksekusi hak opsi
Pembayaran dividen, dana Program Kemitraan,
program Bina Lingkungan dan tantiem
(2.386.656)
(2.072.000)
Kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk)
aktivitas pendanaan
(1.700.505)
(6.473.384)
KENAIKAN/(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
21.674.673
(1.542.926)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
30.263.242
27.489.088
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
51.937.915
25.946.162
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain*)
Sertifikat Bank Indonesia*)
7.824.959
13.745.011
5.724.945
19.794.263
4.848.737
8.862.897
12.484.393
4.598.872
-
Jumlah kas dan setara kas
51.937.915
25.946.162
(138.183)
1.184.588
(67.768)
(316.356)
23.870
(144.213)
(4.238.214)
(98.507)
79.550
Kas dan setara kas pada akhir periode terdiri dari:
Informasi Tambahan Arus Kas
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:
Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan)
nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang
tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan
Keuntungan/(Kerugian) dari Kenaikan/(Penurunan) nilai wajar
Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi
Penambahan aset tetap yang berasal dari
Perjanjian Kerjasama Operasional (KSO)
*)
(176.466)
36.507
4.939
(2.121)
-
(131.640)
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta Sertifikat Bank Indonesia dengan jangka waktu jatuh tempo tiga
bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas (Catatan 2f)
Halaman 6/9
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BANK
NO
POS-POS
30 September 2010
L
I
1
PIHAK TERKAIT
Penempatan pada bank lain
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
DPK
D
M
JUMLAH
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9.948
-
-
-
-
-
9.948
-
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
janji dijual kembali (Reverse Repo)
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
-
-
-
-
-
-
5
Tagihan Akseptasi
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan lain - Transaksi Perdagangan
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.622
2.622
790.037
552.147
237.890
515
515
2.030
4.033.413
2
3
4
7
Tagihan spot dan derivatif
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Surat berharga
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Kredit
a.
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
i. Rupiah
ii. Valuta asing
b.
Bukan debitur UMKM
i. Rupiah
ii. Valuta asing
c.
Kredit yang direstrukturisasi
i. Rupiah
ii. Valuta asing
d.
Kredit properti
8
Penyertaan
9
Penyertaan modal sementara
233.205
KL
2.582
2.582
789.796
551.906
237.890
515
515
1.962
40
40
240
240
67
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
82.185
6.195
-
-
-
-
82.185
6.195
-
-
-
-
-
-
4.000.805
21.173.759
-
-
-
175.209
50
-
-
-
-
91.135.084
1.165.470
-
-
-
85.562
-
91.220.646
1.165.470
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
janji dijual kembali (Reverse Repo)
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
8.380.736
-
-
-
-
-
8.380.736
-
5
Tagihan Akseptasi
3.536.736
257.131
1.389
-
-
3.795.256
6
Tagihan lain - Transaksi Perdagangan
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
1.639.233
653.985
153.784
164.953
16.351
1.116
26.092.520
25.765.643
326.877
157.770.210
130.279.704
27.490.506
5.636.236
4.990.541
645.695
13.213.597
2.499.452
2.476.009
23.443
14.997.771
9.037.502
5.960.269
8.500.330
3.452.293
5.048.037
1.723.650
170.680
169.595
1.085
371.964
255.013
116.951
177.084
60.179
116.905
53.862
10
11
II
1
2
3
4
7
Komitmen dan kontinjensi
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Aset yang diambil alih
PIHAK TIDAK TERKAIT
Penempatan pada bank lain
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Tagihan spot dan derivatif
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Surat berharga
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Kredit
a.
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
i. Rupiah
ii. Valuta asing
b.
Bukan debitur UMKM
i. Rupiah
ii. Valuta asing
c.
Kredit yang direstrukturisasi
i. Rupiah
ii. Valuta asing
d.
Kredit properti
4.033.413
1
1
233.205
257.508
257.508
560.064
365.313
194.751
15.423
15.423
48.592
111.439
4.000.805
21.285.198
175.209
50
145.944
620.035
1.955.312
1.440.089
779.641
777.073
2.568
3.012.966
1.683.149
1.329.817
835.893
568.270
267.623
302.218
29.799.801
29.445.828
353.973
176.712.975
141.620.681
35.092.294
15.164.966
9.086.706
6.078.260
15.341.919
8
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
9
Penyertaan modal sementara
-
-
-
3.483
-
3.483
94.640
1.390
-
6.045
238
10
11
Transaksi Rekening Administratif
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Aset yang diambil alih
11.832.602
15.521.490
154.872
264.169
-
Halaman 6/10
-
-
133.614
-
12.088.159
15.787.287
133.614
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BANK
NO
POS-POS
30 September 2010
L
III
1
DPK
KL
D
M
INFORMASI LAIN
Total aset bank yang dijaminkan:
a.
Pada Bank Indonesia
b.
Pada pihak lain
JUMLAH
-
2
Total CKPN aset keuangan atas aset produktif
12.017.420
3
Total PPA yang wajib dibentuk atas aset
11.101.985
4
Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit
5
Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK)
terhadap total kredit
6
Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur
29,82%
7
Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK)
terhadap total debitur
28,29%
8
Lainnya
a.
Penerusan kredit
b.
Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah
c.
Aset produktif yang dihapus buku
d.
Aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan/berhasil
ditagih
e.
Aset produktif yang dihapus tagih
14,38%
4,98%
13.282.580
2.144.790
1.129.092
-
CADANGAN PENYISIHAN KERUGIAN
30 September 2010
CKPN
No
POS-POS
1 Penempatan pada bank lain
Individual
PPA wajib dibentuk
Umum
Khusus
Kolektif
90.276
111.439
226.537
-
-
1.650
-
92.830
34.056
46.459
85.562
-
-
46.176
-
5 Tagihan Akseptasi
157.081
18.669
35.367
13.065
6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan
949.610
13.126
22.932
784.537
7.273.979
3.159.397
2.208.175
7.518.295
8 Penyertaan
-
115.216
50
-
9 Penyertaan modal sementara
-
1.741
-
1.741
2 Tagihan spot dan derivatif
3 Surat berharga
4 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji
dijual kembali (Reverse Repo)
7 Kredit
Halaman 6/11
111.439
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BANK
NO
POS-POS
30 September 2009
L
I
1
PIHAK TERKAIT
Penempatan pada bank lain
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
DPK
D
M
JUMLAH
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
64.225
-
-
-
-
-
64.225
-
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
janji dijual kembali (Reverse Repo)
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
-
-
-
-
-
-
5
Tagihan Akseptasi
-
-
-
-
-
-
6
Tagihan lain - Transaksi Perdagangan
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10.720
10.720
621.836
255.416
366.420
36.515
36.515
3.896
3.553.040
2
3
4
7
Tagihan spot dan derivatif
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Surat berharga
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Kredit
a.
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
i. Rupiah
ii. Valuta asing
b.
Bukan debitur UMKM
i. Rupiah
ii. Valuta asing
c.
Kredit yang direstrukturisasi
i. Rupiah
ii. Valuta asing
d.
Kredit properti
8
Penyertaan
9
Penyertaan modal sementara
251.379
KL
10.688
10.688
621.799
255.379
366.420
36.515
36.515
3.859
32
32
37
37
37
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
27.493
470
-
-
-
-
27.493
470
-
-
-
-
-
-
5.364.328
29.336.581
-
-
-
349.412
480
-
-
-
-
349.412
480
100.112.354
1.091.385
-
28.986
-
-
100.112.354
1.120.371
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
janji dijual kembali (Reverse Repo)
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
3.034.648
-
-
-
-
-
3.034.648
-
5
Tagihan Akseptasi
3.584.298
133.219
486
3.718.003
6
Tagihan lain - Transaksi Perdagangan
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
1.730.530
860.044
168.393
120.932
145.944
672.384
2.044.867
1.653.360
21.994.223
21.733.810
260.413
122.943.343
104.706.233
18.237.110
5.388.210
4.565.428
822.782
11.043.307
2.539.411
2.513.596
25.815
15.608.971
8.682.860
6.926.111
9.822.594
3.881.238
5.941.356
2.447.611
624.168
614.391
9.777
4.709.166
1.914.260
2.794.906
1.510.914
583.695
927.219
416.808
25.507.737
25.209.201
298.536
144.574.776
116.049.504
28.525.272
17.136.852
9.278.190
7.858.662
14.073.752
10
11
II
1
2
3
4
7
Komitmen dan kontinjensi
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Aset yang diambil alih
PIHAK TIDAK TERKAIT
Penempatan pada bank lain
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Tagihan spot dan derivatif
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Surat berharga
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Kredit
a.
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
i. Rupiah
ii. Valuta asing
b.
Bukan debitur UMKM
i. Rupiah
ii. Valuta asing
c.
Kredit yang direstrukturisasi
i. Rupiah
ii. Valuta asing
d.
Kredit properti
3.553.040
251.379
-
-
163.853
161.322
2.531
688.471
505.032
183.439
306.517
139.212
167.305
111.709
186.082
186.082
624.825
241.119
383.706
108.617
108.617
54.317
212.278
5.364.328
29.548.859
8
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
9
Penyertaan modal sementara
-
-
-
-
-
-
10
11
Transaksi Rekening Administratif
a.
Rupiah
b.
Valuta asing
Aset yang diambil alih
9.246.610
16.274.934
399.491
215.250
-
Halaman 6/12
-
-
45
551
-
169.373
35.186
19.330
-
9.681.332
16.510.065
169.373
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
KUALITAS ASET PRODUKTIF *) - PERUSAHAAN INDUK
30 SEPTEMBER 2010 DAN 2009
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BANK
NO
POS-POS
30 September 2009
L
III
1
DPK
KL
D
M
INFORMASI LAIN
Total aset bank yang dijaminkan:
a.
Pada Bank Indonesia
b.
Pada pihak lain
JUMLAH
-
2
Total CKPN aset keuangan atas aset produktif
14.023.441
3
Total PPA yang wajib dibentuk atas aset
12.377.797
4
Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit
5
Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK)
terhadap total kredit
6
Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur
61,86%
7
Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK)
terhadap total debitur
60,09%
8
Lainnya
a.
Penerusan kredit
b.
Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah
c.
Aset produktif yang dihapus buku
d.
Aset produktif dihapusbuku yang dipulihkan/berhasil
ditagih
e.
Aset produktif yang dihapus tagih
16,93%
5,56%
14.322.745
1.419.541
1.489.496
-
CADANGAN PENYISIHAN KERUGIAN
30 September 2009
CKPN
No
POS-POS
Individual
PPA wajib dibentuk
Umum
Khusus
Kolektif
1 Penempatan pada bank lain
-
534.110
306.032
212.278
2 Tagihan spot dan derivatif
-
5.963
3.475
4.348
3 Surat berharga
-
81.955
15.176
4 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji
dijual kembali (Reverse Repo)
-
82.531
30.346
-
5 Tagihan Akseptasi
-
45.943
35.843
7.146
6 Tagihan lain - Transaksi Perdagangan
-
1.799.927
25.906
832.794
7 Kredit
-
11.470.906
1.578.420
9.324.454
8 Penyertaan
-
2.106
1.579
-
9 Penyertaan modal sementara
-
-
-
-
Halaman 6/13
Download