1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
1
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menjadi titik pertemuan dari 3 lempeng tektonik,
yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Hal tersebut
menyebabkan topografi yang berbukit-bukit sepanjang wilayah Indonesia seperti
pada pulau Sumatera akibat dari penunjaman Lempeng (Samudra) Hindia-Australia
ke bawah Pulau Sumatera yang berada di Lempeng (Benua) Eurasia. Selain itu,
pertemuan lempeng-lempeng ini juga menciptakan potensi sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi untuk pembangunan. Namun, karena
lokasi sumber energi tersebut berada pada daerah berbukit, maka sangat rentan akan
bencana longsor.
Tanah longsor adalah gerakan massa yang besar yang terjadi pada bidang
longsornya, hal ini merupakan fenomena alam dalam mencari keseimbangan baru.
Tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya
penahannya. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan dan kepadatan
tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan
lereng, kandungan air, beban serta berat jenis tanah.
Longsor dapat dipicu oleh berbagai faktor
seperti hujan, gempa bumi, dan
perubahan tata guna lahan pada daerah tersebut. Tanah longsor biasanya terjadi
pada musim hujan. Intensitas hujan yang tinggi di Indonesia mengakibatkan
kandungan air tanah menjadi jenuh dalam waktu yang sangat singkat sehingga
menimbulkan gerakan lateral. Lereng yang curam akan mempunyai daya dorong
yang besar. Perubahan tata guna lahan juga menjadi faktor lain penyebab tanah
longsor. Perubahan tata guna lahan ini dapat berbentuk pengalihfungsian lahan
yang sebelumnya kawasan hutan menjadi kawasan pemukiman, perindustrian, dll.
Perubahan fungsi ini dapat menambah beban eksternal di atas lereng. Kondisikondisi tersebut pada akhirnya akan menyebabkan lereng menjadi kurang stabil dan
rawan longsor.
2
Pada bulan Januari 2016 telah terjadi longsor di Kabupaten Lebong, Provinsi
Bengkulu dan kemudian pada Maret 2016 terjadi longsor susulan. Longsor tersebut
merusak infrastruktur pengolahan energi yang tepat berada di atasnya dan juga
material longsornya menutupi akses jalan di hilir lereng. Oleh karena itu, diperlukan
upaya untuk menanggulangi longsor tersebut dan juga untuk mencegah agar tidak
terjadi lagi longsor dikemudian hari.
Setelah melakukan investigasi lapangan pada bulan Maret 2016, diajukan 3 opsi
penanganan yaitu :
1. Penataan geometri lereng dikombinasikan dengan struktur berm yang
diperkuat geosintetik,
2. Penataan geometri lereng dikombinasikan dengan drainase bawah permukaan
berupa drainase horizontal,
3. Penataan geometri lereng dikombinasikan dengan struktur berm yang
diperkuat geosintetik dan drainase bawah permukaan berupa drainase
horizontal.
Dari 3 opsi diatas akan dipilih opsi yang paling baik dan sesuai berdasarkan
beberapa faktor seperti nilai faktor aman, deformasi akibat beban statis, deformasi
akibat beban dinamik, dan biaya konstruksi.
1.2 Rumusan Masalah
Longsor yang terjadi di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu memiliki efek yang
cukup besar dikarenakan rusaknya fasilitas pengolahan energi yang tepat berada di
atas lereng yang longsor. Selain itu, material bawaan longsor juga menutup akses
jalan utama yang berada di area hilir lereng. Mengingat akibat yang ditimbulkan
oleh longsor tersebut, maka diperlukan penanganan lereng yang tepat.
1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Melakukan investigasi lapangan pada lokasi longsor di Kabupaten Lebong,
Provinsi Bengkulu,
3
b. Mempelajari penyebab dan mekanisme terjadinya longsoran,
c. Melakukan analisis stabilitas penanganan lereng dengan bantuan program
Plaxis dan Slope/W,
d. Menghitung Rancangan Anggaran Biaya (RAB) masing-masing opsi
penanganan lereng,
e. Memberikan rekomendasi pemilihan penanganan lereng.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
a. Analisis stabilitas lereng yang dilakukan merupakan analisis 2 dimensi dengan
menggunakan program Plaxis dan Slope/W,
b. Pemodelan lapisan tanah dilakukan berdasarkan pengamatan geologi di
lapangan,
c. Pemodelan muka air tanah dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan,
d. Analisis dilakukan hanya pada satu potongan utama lereng,
e. Analisis beban dinamik dilakukan dengan metode pseudostatik,
f. Material tanah dimodelkan dengan kriteria Mohr-Coloumb.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai berikut:
a. Sebagai masukan dalam pemilihan penanganan lereng bagi pihak pengelola,
b. Sebagai sarana belajar dalam perencanaan penanganan lereng,
c. Sebagai referensi penyelesaian permasalahan longsor dalam bidang geoteknik.
1.6 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang stabilitas dan penanganan lereng telah banyak dilakukan oleh
peneliti sebelumnya, antara lain:
a. Ambarsari (2010) melakukan evaluasi dan analisis stabilitas lereng di Desa
Tenglik, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Analisis
4
dilakukan dengan menggunakan program Plaxis dan Slope/W. Hasil
penelitian dituangkan dalam bentuk tugas akhir,
b. Kurniasari (2010) melakukan analisis penyebab terjadinya longsoran pada
Embung Jering di Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
Analisis dilakukan dengan menggunakan program Plaxis dan Slope/W.
Hasil penelitian dituangkan dalam bentuk tugas akhir,
c. Lubis (2011) melakukan analisis stabilitas lereng dan penanganan longsor
menggunakan drainase horizontal di Desa Kalitlaga, Kecamtan Pagentan,
Banjarnegara, Jawa Tengah. Analisis dilakukan dengan menggunakan
program Plaxis dan Slope/W. Hasil penelitian dituangkan dalam bentuk
tugas akhir,
d. Aziz (2015) melakukan penelitian tentang penanganan longsor dengan
menggunakan perkuatan geosintetik dan struktur berm di Kecamatan
Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Analisis dilakukan dengan
menggunakan program Plaxis dan Slope/W. Hasil penelitian dituangkan
dalam bentuk tugas akhir,
e. Simbolon (2015) melakukan analisis stabilitas lereng batuan dengan rock
shed sebagai bangunan proteksi di Kabupaten Muara Enim, Sumatera
Selatan. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Slide, Phase2,
RocFall. Hasil penelitian dituangkan dalam bentuk tugas akhir,
f. Wibowo (2015) melakukan perancangan konstruksi pengaman longsor
dengan metode kontrol dan perkuatan di jalan Sektor 9 STA 0+900,
Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian
dituangkan dalam bentuk tugas akhir,
Pada penelitian ini dilakukan perancangan penanganan longsor di Kabupaten
Lebong, Provinsi Bengkulu. Terdapat tiga penanganan yang diajukan. Penanganan
yang pertama yaitu penataan geometri lereng dikombinasikan dengan struktur berm
yang diperkuat geosintetik. Penanganan yang kedua yaitu penataan geometri lereng
dikombinasikan dengan drainase bawah permukaan berupa drainase horizontal.
Penanganan yang ketiga yaitu penataan geometri lereng dikombinasikan dengan
5
struktur berm yang diperkuat geosintetik dan drainase bawah permukaan berupa
drainase horizontal. Penelitian dengan judul “Mitigasi Bencana Longsor Secara
Struktural dengan Penataan Geometri, Drainase Horizontal dan Aplikasi
Geosintetik: Studi kasus longsoran di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu”
belum pernah dilakukan oleh peneliti lain.
Download