BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam menjalankan tugas akhir ini peneliti pun menemukan beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian ini, berikut penjelesan dari beberapa jurnal terebut : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Perbedaan No Nama Peneliti Judul Jurnal Tipe Penelitian Metode Teori Penelitian Penelitian Hasil Penelitian dengan Publikasi Penelitian Jurnal Saya 1 Febrian Persepsi Zulkarnain Kuantitatif Survey S-O-R Setelah Penelitian ini Mahasiswa dilakukan mengambil perokok penelitian maka semua objek mengenai didapat hasil gambar gambar bahwa, terdapat peringatan peringatan pengaruh yang larangan bahaya signifikan antara merokok merokok pada label visual berbeda kemasan rokok resiko merokok dengan bagi Mahasiswa terhadap sikap dilakukan Prodi PGSD pelajar SMK oleh peneliti FKIP Negeri yang hanya Universitas Yogyakarta memfokuskan Muhammadiyah jurusan Teknik pada gambar Surakarta tahun mesin. versi "Ayah 2014/2015 dan Anak" saja. 2 Dwi GAMBAR Kuantitatif Survey explanatory 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil dari Penelitian ini 9 Dharma SERAM PADA penelitian meneliti minat Bopa BUNGKUS reseacrh mengungkapkan beli terhadap ROKOK pada rokok yang DENGAN Mahasiswa telah diberi KESADARAN FISIP UNS gambar PEROKOK Surakarta seram pada DAN terdapat kemasan KONSUMSI hubungan yang rokok ROKOK sangat lemah (Studi Korelasi dengan arti antara gambar gambar yang seram pada tercantum pada kemasan kemasan bungkus rokok tersebut tidak dengan menimbulkan tingkat efek berhenti kesadaran terhadap perokok aktif mahasiswa dan tingkat yang aktif konsumsi rokok merokok di kalangan mahasiswa FISIP UNS) 3 Catur Pengaruh Nugroho Gambar Kuantitatif Survey- Persepsi Gambar Dalam kuesioner Risiko Peringatan penelitian ini Peringatan Kesehatan mengamati Kesehatan dan pada Iklan, efek minat Resiko Gambar beli yang dipersepsikan Peringatan ditimbulkan terhadap minat Kesehatan pada pada beli konsumen Kemasan, dan gambar- rokok reisiko gambar yang Dipersepsikan peringatan Berpengaruh kesehatan Terhadap Minat dan resiko Beli Konsumen terhadap konsumen rokok http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Komunikasi Pemasaran Kata pemasaran sudah menjadi sangat umum dan sangat dikenal oleh banyak orang. Namun, tidak semua orang mengartikan pemasaran dalam pengertian yang sama. Banyak orang yang mengartikan pemasaran adalah segala kegiatan penjualan. Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara ecaran. Bagi sebagaian orang, kegiatan pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti riset pemasaran harga, atau perencanaan produk. Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan tersebut, namun demikian pemasaran lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan tersebut. Berbagai kegiatan seperti membujuk, promosi, publikasi, semuanya adalah kegiatan pemasaran. Namun begitu, pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu6. Asosiasi Pemasaran Amerika atau AMA (The American Marketing Association) yang anggotanya terdiri atas sejumlah besar profeional pemasaran di Amerika Serikat dan Kanda13, mendefinisikan pemasaran sebagai : The process of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods and services to create exchange that satisfy individual and organizational objective. (Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi). Pemasaran merupakan suatu elemen yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya pemasaran yang baik perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. 6 Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 2. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu atau kelompok mendapatkan yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan yang lain. Pengertian ini melahirkan konsep pemasaran yang menyatakan bahwa kunci untuk meraih sukses adalah menjadi lebih efektif dari pada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran . Dalam devinisi Terence A. Shimp7 “komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaaran”. Dua unsur pokok yang dapat dipahami menegenai komunikasi pemasaran, yaitu komunikasi dan pemasaran. Dimana komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan antara individu atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran antara mereka dengan pelangannya). Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Selain itu juga merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyandarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Menurut William F. Arens, komunikasi pemasaran adalah proses menjalin dan memperkuat hubungan yang saling menguntungkan dengan karyawan, pelanggan, serta semua pihak terkait dengan mengembangkan dan mengkoordinasikan program komunikasi strategis agar mengungkinkan 7 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Erlangga. Jakarta. 2003. hal 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 mereka melakukan kontrak konstruktif dengan peruusahaan/merek produk melalui berbagai media8. Program komunikasi strategis dengan mempertimbangkan IMC, yaitu sebuah konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion dan PR dan mengkombinasikan disiplindisplin ini untuk memberikan kejelasan, kosistensi dan dampak komunikasi yang maksimal. IMC pula dapat diartikan sebagai “proses dari pengelolaan customer relationships yang menggunakan brand value”. Sedangkan secara spessifik, IMC diartikan sebagai “proses yang mempunyai fungsi bersilang dalam menciptakan dan memelihara hubungan yang menguntungkan dengan customer dan stakeholder lainnya dengan mengontrol dan mempengaruhi secara strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok ini serta menggerakkan dialog dengan maksud tertentu kepada mereka”. Agar kita dapat mengetahui IMC, kita harus mempelajari dan memahami pengertian dasar dari pemasaran, karena fungsi IMC sendiri berada di bawah pemasaran. Seperti dengan pemasaran, IMC merupakan konsep serta sekaligus proses. Dalam konsepnya, IMC menciptakan cutomer dan brand equity, sedangkan dalam prosesnya, IMC me-manage hubungan jangka panjang dengan customer. Dalam IMC, kita akan memadukan fungsi-fungsi dari pemasaran seperti advertising, personal selling, sales promotion, PR, dan sebagianya, guna menciptakan dan memelihara suatu brand relationships. Untuk menciptakan suatu brand relationships yang baik, maka diperlukan penciptaan brand 8 Alifahmi. Hifni. 2005. Sinergi Komunikasi Pemasaran: integrasi Iklan, Public Relations, dan Promosi. Quantum, hal 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 message yang baik pula. Sekali lagi, untuk menciptakan brand message yang baik itu, maka fungsi-fungsi pemasaran harus berjalan terpadu dan tidak saling kontradiksi. Ketika brand relationship terpelihara dengan baik, maka dengan sendirinya customer akan memilih brand kita, dan akan meningkatkan penjualan serta meraih untung kelak. Secara otomatis, dengan IMC itulah, maka tujuan dari pemasaran, yakni supaya customer mengenal dan mau membeli produk kita, telah tercapai. Marketing mix: produk-price-place-promotion. Salah satu aspek produk adalah kemasan. 2.2.2 Kemasan Kemasan merupakan bagian dari suatu media promosi penjualan mengingat hal pertama yang akan menjadi perhatian utaman konsumen yaitu kemasan, dengan kemasan yang menarik dapat menimbulkan pesan berita atau catatan bagi sebuah produk. Pengemasan memiliki artian yang sangat luas. Sebab dapat diasosiasikan dengan kantung, karton, kaleng, botol, kotak, amunisi, keranjang maupun pembungkus permen. Pengemasan ada kaitannya juga dengan proteksi hukum logistic, ilmu pengetahuan dan seni. Disini akan dirumuskan masalah tentang pengertian kemasan. Banyak buku yang memberikan definisi dari kemasan, antara lain adalah : “Kemasan didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melihatkan penentuan desain dan pembuatan bungkusan atau wadah bagi suatu barang”9. Sedangkan menurut William J. Stanton mengatakan : “Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kqegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk”10. 9 Basu Swasta DH, Azaz-azaz Marketing, Edisi Ketiga, 1984, Yogyakarta, Hal 139 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Pengertian kemasan menurut Suyitno Kamarjani sebagai berikut : 1. Pengemasan adalah seni, ilmu, dan sekaligus teknologi untuk mempersiapkan bahan guna keperluan transportasi dan penjualan. 2. Pengemasan dapat pula diartikan sebagai usaha-usaha untuk menjamin keamanan produk selama penyimpanan dan pengangkutan sehingga sampai ketangan konsumen dalam kondisi baik dengan biaya total minimum. 3. Pengemasan harus mampu memberikan proteksi terhadap apa yang dijual sekaligus menjual apa yang dilindungi11. Adapaun arti penting dari kemasan yaitu : 1. Melindungi produk yang dikemas sewaktu produk tersebut didistribusikan. 2. Memudahkan pedagang eceran untuk membagi atau memisahkan produk tersebut. 3. Mempertinggi nilai isinya dengan daya tank yang ditimbilkan olek kemasan. 4. Untuk identifikasi,mudah dikenal, karena adanya label atau merk yang tertera pada kemasan. 5. Dapat membawa berita pada konsumen12. Daya tarik dari kemasan dapat digunakan dalam mempengarhui perasaan sasaran terhadap produk atau jasa tertentu. Adapun dalam hal ini otak manusia sangat berperan dalam hal daya tarik suatu produk. Dikarekan otak memiliki kegunaan untuk menyikapi segala sesuatu yang telah dilihat oleh mata. Otak manusia terbagi menjadi dua yaitu otak kanan yang berguna menyikapi akan hal rupa, bentuk serta warna, kreatifitas dan imajinasi. 10 Stanton J William, Prinsip Pemasaran, Edisi 5, Erlangga, Jakarta 1985, hal 128. Suyitno Kamarjani, Dasar-dasar pengemasan, Jakarta, 1986, hal 6 12 Buchari Alma, Manajeman Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung, 1992, hal 70 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Sedangakan otak kiri berfungsi untuk menangani hal-hal yang bersifat sistematis dan ilmiah13. Otak memiliki karakter seperti : 1. Otak membutuhkan rangsangan Desain yang baik adalah desain yang dapat merangsang otak dengan cepat yang bergerak membangkitkan minat. 2. Otak menyukai kesadaran Desain yang rumit akan menyulitkan otak untuk mencerna karena itu desain sebaliknya dibuat sederhana. 3. Otak cenderung emosional Otak memiliki sinyal-sinyal visual yang cenderung berpengaruh secara psikologis pada perilaku. Pengaruh pada kemasan seringkali mengalahkan pertimbangan rasional dan pengaruh emosional bekerja lebih banyak daripada pikiran rasional, sehingga desain diusahakan sesuai dengan dampak yang diinginkan. 4. Otak sulit berubah Kemasan yang dapat cepat menarik perhatian dan menanamkan ingatan dalam enak konsumen, sehingga konsumen memiliki loyalitas terhadap suatu produk. 5. Otak membutuhkan penyegaran Perubahan desain suatu produk sebaikanya memang diperlukan untuk membuat konsumen tidak jenuh terhadap desain kemasan, disamping tidak meninggalkan unsur-unsur terlebih dahulu. Meski demikian perubahan yang akan membingungkan konsumen. Berdasarkan hal tersebut diatas, otak memerlukan rangsangan indrawi lainnya yaitu rangsangan yang didapat melalui indra penghlihatan, pendengaran, 13 peraba, pencium ataupun pengecap. Wirya Iwan, Kemasan Yang Menjual, Gramedia, Jakarta 1999, hal 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Melalui saluran 16 pengindraan itu, pengalihan pesan berlangsung dari seluruh kegiatan pengindraan manusia kurang lebih 80% berasal dari pengelihatan. Daya tarik visual adalah daya tarik yang disimpulkan melalui unsurunsur grafis, yaitu warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak. Dari beberapa unsur tersebut merupakan penggabungan yang disusun dalam kemasan sehingga kemasan dapat menarik perhatian konsumen. a. Warna Warna sering menjadi faktor penentu dalam hal diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Warna itu sendiri sebenarnya tidak mempunyai nilai manfaat dalam penjualan karena hampir semua produsen pasti memberikan warna sebagai citra produk. Manfaat pemasaran sebenernya terletak pada ketepatan manajemen dalam memilih warna yang sesuai dengan produk dan kapan harus mengganti warna tersebut. Para pemasar harus memperlakukan warna sebagai dua kekuatan sosiologis dan psikologis. Telah lama diakui dalam pendayagunaan warna yang tepat dapat eningkatkan penjualan suatu produk. Begitu pula halnya dengan peranan warna dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan, mengurangi kepenatan mata dan pada umumnya mempengaruhi reaksi emosional seseorang14. Jadi bila disimpulkan bahwa warna merupakan suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Warana dapat cepat ditangkap oleh mata dari pada bentuk atau rupa sehingga warna merupakan hal yang pertama dilihat. Warna sangat penting pada suatu produk karena konsumen dapat lebih mudah untuk mencari produk apa yang dikenali. b. Bentuk Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku yang 14 Stanson J William, Prinsip Pemasaran, Jilid I, Erlangga, 1993, Jakarta, hal 285 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 menentukan untuk fisik dari sebuah kemasan karena ini biasanya ditentukan oleh sifat produk, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbagnan pemanjangan dan cara penggunaan kemasan tersebut. c. Merek Merek adalah suatu nama atau istilah, tanda, lambang desain atau gabungan dari semua yang diharapkan dapat mengidentifikasi suatu barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual yang diharapkan dapat membedakan jasa atau barang dari produk pesaing. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten membedakan ciri, mamfaat dan jasa tertentu kepada pembeli15. Merek juga bisa mebuat pembeli yakin akan memperoleh kualitas barang yang sama jika mereka membneli ulang merek yang sama. d. Ilustrasi Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam mengkomunikasikan sebuah kemasan karena dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan perbedaan kata dan bahasa. Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah untuk menarik perhatian menonjolkan keistimewaan produk, memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen, mendramatisir pesan, merangsang minat membaca secara keseluruhan, menjelaskan suatu pertanyaan16. Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi, pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan 15 16 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Jakarta, 1998, hal 63 C.M Lingga Purnama, Strategic Marketing Plan, Gramedia Jakarta, 2004 hal 112 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan17 e. Tipografi Tipografi adalah seni memilih jenis huruf. Dari ratusan jenis huruf yang ada dan menggabungkannya serta menentukan penggunaan hirarki huruf sehingga embentuk suatu keharmonisan dan suatu kesatuan yang dapat memudahkan untuk dibaca dan dipahami. Teks pada kemasan merupakan pesan yang berupa kata-kata digunakan untuk menjelaskan produk yang ditawarkan dan bertindak sesuai harapan produsen. f. Tata Letak Tata letak ialah meramu semua unsur grafis yang meliputi warna bentuk, merek, ilustrasi, dan tipografi menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan tata letak yaitu : 1. Keseimbangan (balance) penataan unsur-unsur untuk mencapai suatu kesan visual dengan penyebaran yang menyenangkan. 2. Titik Pandang (focus) bagaimana menonjolkan salah satu unsur untuk menarik perhatian. 3. Lawanan (Contras) penggunaan warna yang berbeda untuk menarik perhatian dan keterbacaan. 4. Perbandingan (Proportiori) penggunaan ukuran yang serasi antara panjang lebar, besar- kecil, tebal-tipis untuk mencapai keterpaduan yang enak dilihat. 5. Aluran Pirza (Gaze-motion) penataan merek/logo, ilustrasi, teks dan tanda-tanda lain sedemikian rupa dalam pengurutan yang paling logis untuk memberikan alur keterbacaan sesuai dengan kebiasaan orang membaca. 17 Cangara, Hafied H, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 6. Kesatuan (unity) mutu keseimbangan, titik pandang, lawanan, perbandingan, dan alunan pirza untuk pngembangan kesatuan piker penampilan dan tatas letak18. 2.2.2.1 Persepsi Menurut Philip Kotler “Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat selektif. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah katakteristik orang yang dipersepsi dan faktor situasional”19. Sedangkan persepsi menurut William J. Staton yaitu : “Persepsi adalah makna yang kita perhatikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulus (rangsangan) yang kita terima melalui lima indera”20. Bagi E.P Danger mendefinisikan persepsi yaitu : “Persepsi didefinisikan sebagai satu studi mengapa manusia melihat seperti yang dilakukannya dan bagaimana mereka bereaksi pada bentuk, penampilan keseimbangan dan warna”21. Berdasarkan persepsi keselurahan tersebut dapat kita simpulkan bahwa persepsi itu dekat dengan dari proses penginderaan, karena dari proses penginderaan tersebut merupakan proses pendahulu dari persepsi. Setelah itu informasi yang diterima (stimulus) oleh indera penerima akan diseleksi, diorganisasikan dan ditafsirkar untuk mendapat sebuah gambaran yang memiliki makna. Persepsi juga merupakan suatu proses mengelompokkan, proses memilih dan menyaring informasi-informasi yang masuk dan 18 19 20 21 Ibid 124 Philip Kotler, Manajeman Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 1993, hal.219 William J Stanton, Prinsip Pemasaran, Jakarta,1993, hal.128 E.P Danger, Memilih Warna Dalam Kemasan Pedoman Aplikasi, Jakarta, 1992, hal.49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 menghasilkan gambaran bermakna. Dalam kenyataan, kita selalu memandang suatu objek melalui sensasi-sensasi yang datang melalui indera kita seperti mata, telinga, lidah, hidung dan kulit. Oleh karena itu, manusia mendapatkan informasi-informasi secara selektif, sehingga mereka hanya memperhatikan dan memilih informasi yang baik untuk mengevaluasi suatu produk. Iklan tidak semua konsumen perhatikan, terkadang konsumen salah dalam menafsirkan suatu iklan. Usaha menciptkan citra positif terhadap sebuah merek menjadi alasan utama bagi perusahaan dalam meluncurkan sebuah iklan. 2.2.3 Minat Beli Minat ialah suatu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan membeli diartikan sebagi memperoleh sesuatu pertukaran22.. Sementara itu menurut Peter dan Olson, intention adalah sebuah rencana untuk terlibat dalam sesuatu perilaku khusus guna mencapai tujuan. Minat membeli mempunyai empat elemen yang berbeda : 1. Perilaku 2. Obyek target dimana perilaku ditujukan 3. Situasi dimana perilaku dilakukan 4. Waktu dimana perilaku23 Minat beli cenderung membeli pada suatu produk yang dilakukan pada jangka waktu tertentu dan secara aktif apakah menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk yang didasarkan pada pengalaman 22 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000, hlm. 200. Peter J, Paul, and Jerry C. Olson, Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, ahli bahasa Damas Sihombing, Edisi 4 Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2000, hlm 149. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 pembelian yang telah dilakukan dimasa lampau atau pembelian pertama kali atau awal. Adapun perbedaan antara pembelian yang benar-benar dilakukan untuk konsumen dengan minat beli. Minat beli lebih mempunyai kecenderungan pembelian untuk melakukan pembelian kembali dimasa mendatang, akan tetapi pengukuran terhadap kecenderungan pembelian umumnya dilakukan dengan memaksimalkan. prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri. Dalam penelitian ini minat beli merupakan suatu proses yang menunjukkan adanya respon konsumen terhadap produk untuk melakukan pembelian. Dimana respon itu terjadi karena adanya isi pesan suatu produk yang diperhatikan konsumen, biasa dikenal dengan rumus AIDDA ( Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action) yang meliputi Perhatian, ketertarikan, keinginan, keputusan, dan tindakan. a. Perhatian (Attention) Pesan yang ada harus menarik perhatian konsumen sasaran. Karena pesan yang mampu menarik perhatian yang akan dilihat oleh konsumen. b. Ketertarikan (Interest) Setelah perhatian konsumen berhasil direbut, maka pesan harus dapat menimbulkan ketertarikan sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam konsumen, maka dari itu harus dirangsang agar konsumen mau untuk mencoba. c. Keinginan (Desire) Pesan yang baik harus dapat mengetahui keinginan konsumen dalam pemaparan produk yang ditampilkan di pesan tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 d. Keputusan (Decision) Dalam ini pesan yang baik maka harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memutuskan sesuatu. e. Tindakan (Action) Upaya akhir yang dilakukan atau membujuk konsumen agar segera melakukan suatu tindakan24. 2.3 Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan hubungan antara dua konsep atau lebih yang masih perlu dibuktikan kebenarannya25. Berdasarkan penjelasan dalam kerangka teori serta sesuai dengan tujuan penelitian maka disusun dipotesis sebagai berikut : a. Variabel Bebas (Independent Variable), merupakan variabel yang sifatnya “menerangkan” variabel lain. Variable bebas dalam penelitian ini adalah : Persepsi yang muncul ketika melihat gambar seram pada kemasan rokok versi “Ayah dan Anak” . b. Variabel terikat (dependent variable) ini adalah minat beli rokok dengan gambar seram versi “Ayah dan Anak” dilihat dari konsep AIDA. HO : Tidak ada pengaruh nyata (signifikan) antara persepsi pada kemasan rokok verisi “ayah dan anak” terhadap minat beli rokok mahasiswa Universitas Mercubuana Menteng. 24 25 Kasali, Rhenald. (1995). “Manajemen Periklanan”. Pustaka Grafiti, Jakarta. hal 82 Ardial, Paradigma dan Model: Penelitian Komunikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm. 67 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 HI : Adanya pengaruh nyata (signifikan) antara persepsi pada kemasan rokok verisi “ayah dan anak” terhadap minat beli rokok mahasiswa Universitas Mercubuana Menteng. http://digilib.mercubuana.ac.id/