bab ii tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
Dalam menjalankan tugas akhir ini peneliti pun menemukan beberapa
jurnal yang terkait dengan penelitian ini, berikut penjelesan dari beberapa
jurnal terebut :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Perbedaan
No
Nama
Peneliti
Judul Jurnal
Tipe Penelitian
Metode
Teori
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
dengan
Publikasi
Penelitian
Jurnal
Saya
1
Febrian
Persepsi
Zulkarnain
Kuantitatif
Survey
S-O-R
Setelah
Penelitian ini
Mahasiswa
dilakukan
mengambil
perokok
penelitian maka
semua objek
mengenai
didapat hasil
gambar
gambar
bahwa, terdapat
peringatan
peringatan
pengaruh yang
larangan
bahaya
signifikan antara
merokok
merokok pada
label visual
berbeda
kemasan rokok
resiko merokok
dengan
bagi Mahasiswa
terhadap sikap
dilakukan
Prodi PGSD
pelajar SMK
oleh peneliti
FKIP
Negeri
yang hanya
Universitas
Yogyakarta
memfokuskan
Muhammadiyah
jurusan Teknik
pada gambar
Surakarta tahun
mesin.
versi "Ayah
2014/2015
dan Anak"
saja.
2
Dwi
GAMBAR
Kuantitatif
Survey
explanatory
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil dari
Penelitian ini
9
Dharma
SERAM PADA
penelitian
meneliti minat
Bopa
BUNGKUS
reseacrh
mengungkapkan
beli terhadap
ROKOK
pada
rokok yang
DENGAN
Mahasiswa
telah diberi
KESADARAN
FISIP UNS
gambar
PEROKOK
Surakarta
seram pada
DAN
terdapat
kemasan
KONSUMSI
hubungan yang
rokok
ROKOK
sangat lemah
(Studi Korelasi
dengan arti
antara gambar
gambar yang
seram pada
tercantum pada
kemasan
kemasan
bungkus rokok
tersebut tidak
dengan
menimbulkan
tingkat
efek berhenti
kesadaran
terhadap
perokok aktif
mahasiswa
dan tingkat
yang aktif
konsumsi rokok
merokok
di kalangan
mahasiswa
FISIP UNS)
3
Catur
Pengaruh
Nugroho
Gambar
Kuantitatif
Survey-
Persepsi
Gambar
Dalam
kuesioner
Risiko
Peringatan
penelitian ini
Peringatan
Kesehatan
mengamati
Kesehatan dan
pada Iklan,
efek minat
Resiko
Gambar
beli yang
dipersepsikan
Peringatan
ditimbulkan
terhadap minat
Kesehatan pada
pada
beli konsumen
Kemasan, dan
gambar-
rokok
reisiko
gambar
yang
Dipersepsikan
peringatan
Berpengaruh
kesehatan
Terhadap Minat
dan resiko
Beli Konsumen
terhadap
konsumen
rokok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.2
Tinjauan Pustaka
2.2.1
Komunikasi Pemasaran
Kata pemasaran sudah menjadi sangat umum dan sangat dikenal oleh
banyak orang. Namun, tidak semua orang mengartikan pemasaran dalam
pengertian yang sama. Banyak orang yang mengartikan pemasaran adalah
segala kegiatan penjualan.
Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait
dengan iklan atau penjualan secara ecaran. Bagi sebagaian orang, kegiatan
pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti riset pemasaran harga, atau
perencanaan produk. Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan
tersebut, namun demikian pemasaran lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan
tersebut. Berbagai kegiatan seperti membujuk, promosi, publikasi, semuanya
adalah kegiatan pemasaran. Namun begitu, pemasaran bukanlah semata-mata
kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu6. Asosiasi Pemasaran
Amerika atau AMA (The American Marketing Association) yang anggotanya
terdiri atas sejumlah besar profeional pemasaran di Amerika Serikat dan
Kanda13, mendefinisikan pemasaran sebagai :
The process of planning and executing the conception, pricing, promotion
and distribution of ideas, goods and services to create exchange that satisfy
individual and organizational objective.
(Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan
distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu serta tujuan organisasi). Pemasaran merupakan suatu
elemen yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya pemasaran
yang baik perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
6
Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 2.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu atau kelompok mendapatkan yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan yang lain.
Pengertian ini melahirkan konsep pemasaran yang
menyatakan bahwa kunci untuk meraih sukses adalah menjadi lebih efektif
dari pada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan
dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran .
Dalam devinisi Terence A. Shimp7 “komunikasi pemasaran adalah aspek
penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya
pemasaaran”. Dua unsur pokok yang dapat dipahami menegenai komunikasi
pemasaran, yaitu komunikasi dan pemasaran. Dimana komunikasi adalah
proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan antara individu atau
antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan
dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran
antara mereka dengan pelangannya). Komunikasi pemasaran adalah kegiatan
komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Selain itu juga
merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang
pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara
menyandarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.
Menurut William F. Arens, komunikasi pemasaran adalah proses menjalin
dan memperkuat hubungan yang saling menguntungkan dengan karyawan,
pelanggan, serta semua pihak terkait dengan mengembangkan dan
mengkoordinasikan program komunikasi strategis agar mengungkinkan
7
Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Erlangga.
Jakarta. 2003. hal 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
mereka melakukan kontrak konstruktif dengan peruusahaan/merek produk
melalui berbagai media8.
Program komunikasi strategis dengan mempertimbangkan IMC, yaitu
sebuah
konsep
dari
perencanaan
komunikasi
pemasaran
yang
memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi
peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi misalnya periklanan umum,
respon langsung, sales promotion dan PR dan mengkombinasikan disiplindisplin ini untuk memberikan kejelasan, kosistensi dan dampak komunikasi
yang maksimal. IMC pula dapat diartikan sebagai “proses dari pengelolaan
customer relationships yang menggunakan brand value”. Sedangkan secara
spessifik, IMC diartikan sebagai “proses yang mempunyai fungsi bersilang
dalam menciptakan dan memelihara hubungan yang menguntungkan dengan
customer dan stakeholder lainnya dengan mengontrol dan mempengaruhi
secara strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok ini serta
menggerakkan dialog dengan maksud tertentu kepada mereka”.
Agar kita dapat mengetahui IMC, kita harus mempelajari dan memahami
pengertian dasar dari pemasaran, karena fungsi IMC sendiri berada di bawah
pemasaran. Seperti dengan pemasaran, IMC merupakan konsep serta
sekaligus proses. Dalam konsepnya, IMC menciptakan cutomer dan brand
equity, sedangkan dalam prosesnya, IMC me-manage hubungan jangka
panjang dengan customer.
Dalam IMC, kita akan memadukan fungsi-fungsi dari pemasaran seperti
advertising, personal selling, sales promotion, PR, dan sebagianya, guna
menciptakan dan memelihara suatu brand relationships. Untuk menciptakan
suatu brand relationships yang baik, maka diperlukan penciptaan brand
8
Alifahmi. Hifni. 2005. Sinergi Komunikasi Pemasaran: integrasi Iklan, Public Relations, dan Promosi.
Quantum, hal 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
message yang baik pula. Sekali lagi, untuk menciptakan brand message yang
baik itu, maka fungsi-fungsi pemasaran harus berjalan terpadu dan tidak
saling kontradiksi. Ketika brand relationship terpelihara dengan baik, maka
dengan sendirinya customer akan memilih brand kita, dan akan meningkatkan
penjualan serta meraih untung kelak. Secara otomatis, dengan IMC itulah,
maka tujuan dari pemasaran, yakni supaya customer mengenal dan mau
membeli produk kita, telah tercapai.
Marketing mix: produk-price-place-promotion. Salah satu aspek produk
adalah kemasan.
2.2.2
Kemasan
Kemasan merupakan bagian dari suatu media promosi penjualan
mengingat hal pertama yang akan menjadi perhatian utaman konsumen yaitu
kemasan, dengan kemasan yang menarik dapat menimbulkan pesan berita atau
catatan bagi sebuah produk.
Pengemasan memiliki artian yang sangat luas. Sebab dapat diasosiasikan
dengan kantung, karton, kaleng, botol, kotak, amunisi, keranjang maupun
pembungkus permen. Pengemasan ada kaitannya juga dengan proteksi hukum
logistic, ilmu pengetahuan dan seni. Disini akan dirumuskan masalah tentang
pengertian kemasan. Banyak buku yang memberikan definisi dari kemasan,
antara lain adalah :
“Kemasan
didefinisikan
sebagai
kegiatan-kegiatan
umum
dalam
perencanaan barang yang melihatkan penentuan desain dan pembuatan
bungkusan atau wadah bagi suatu barang”9.
Sedangkan menurut William J. Stanton mengatakan :
“Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kqegiatan merancang dan
memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk”10.
9
Basu Swasta DH, Azaz-azaz Marketing, Edisi Ketiga, 1984, Yogyakarta, Hal 139
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Pengertian kemasan menurut Suyitno Kamarjani sebagai berikut :
1. Pengemasan
adalah
seni,
ilmu,
dan
sekaligus
teknologi
untuk
mempersiapkan bahan guna keperluan transportasi dan penjualan.
2. Pengemasan dapat pula diartikan sebagai usaha-usaha untuk menjamin
keamanan produk selama penyimpanan dan pengangkutan sehingga sampai
ketangan konsumen dalam kondisi baik dengan biaya total minimum.
3. Pengemasan harus mampu memberikan proteksi terhadap apa yang dijual
sekaligus menjual apa yang dilindungi11.
Adapaun arti penting dari kemasan yaitu :
1.
Melindungi
produk
yang
dikemas
sewaktu
produk
tersebut
didistribusikan.
2.
Memudahkan pedagang eceran untuk membagi atau memisahkan
produk tersebut.
3.
Mempertinggi nilai isinya dengan daya tank yang ditimbilkan olek
kemasan.
4.
Untuk identifikasi,mudah dikenal, karena adanya label atau merk yang
tertera pada kemasan.
5.
Dapat membawa berita pada konsumen12.
Daya tarik dari kemasan dapat digunakan dalam mempengarhui perasaan
sasaran terhadap produk atau jasa tertentu. Adapun dalam hal ini otak manusia
sangat berperan dalam hal daya tarik suatu produk. Dikarekan otak memiliki
kegunaan untuk menyikapi segala sesuatu yang telah dilihat oleh mata.
Otak manusia terbagi menjadi dua yaitu otak kanan yang berguna
menyikapi akan hal rupa, bentuk serta warna, kreatifitas dan imajinasi.
10
Stanton J William, Prinsip Pemasaran, Edisi 5, Erlangga, Jakarta 1985, hal 128.
Suyitno Kamarjani, Dasar-dasar pengemasan, Jakarta, 1986, hal 6
12
Buchari Alma, Manajeman Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung, 1992, hal 70
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Sedangakan otak kiri berfungsi untuk menangani hal-hal yang bersifat
sistematis dan ilmiah13.
Otak memiliki karakter seperti :
1. Otak membutuhkan rangsangan
Desain yang baik adalah desain yang dapat merangsang otak dengan
cepat yang bergerak membangkitkan minat.
2. Otak menyukai kesadaran
Desain yang rumit akan menyulitkan otak untuk mencerna karena itu
desain sebaliknya dibuat sederhana.
3. Otak cenderung emosional
Otak memiliki sinyal-sinyal visual yang cenderung berpengaruh secara
psikologis pada perilaku. Pengaruh pada kemasan seringkali mengalahkan
pertimbangan rasional dan pengaruh emosional bekerja lebih banyak daripada
pikiran rasional, sehingga desain diusahakan sesuai dengan dampak yang
diinginkan.
4. Otak sulit berubah
Kemasan yang dapat cepat menarik perhatian dan menanamkan ingatan
dalam enak konsumen, sehingga konsumen memiliki loyalitas terhadap
suatu produk.
5. Otak membutuhkan penyegaran
Perubahan desain suatu produk sebaikanya memang diperlukan untuk
membuat konsumen tidak jenuh terhadap desain kemasan, disamping tidak
meninggalkan unsur-unsur terlebih dahulu. Meski demikian perubahan
yang akan membingungkan konsumen.
Berdasarkan hal tersebut diatas, otak memerlukan rangsangan indrawi
lainnya yaitu rangsangan yang didapat melalui indra penghlihatan,
pendengaran,
13
peraba,
pencium
ataupun
pengecap.
Wirya Iwan, Kemasan Yang Menjual, Gramedia, Jakarta 1999, hal 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Melalui
saluran
16
pengindraan itu, pengalihan pesan berlangsung dari seluruh kegiatan
pengindraan manusia kurang lebih 80% berasal dari pengelihatan. Daya tarik
visual adalah daya tarik yang disimpulkan melalui unsurunsur grafis, yaitu
warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak. Dari beberapa unsur
tersebut merupakan penggabungan yang disusun dalam kemasan sehingga
kemasan dapat menarik perhatian konsumen.
a. Warna
Warna sering menjadi faktor penentu dalam hal diterima atau tidaknya
suatu produk oleh konsumen. Warna itu sendiri sebenarnya tidak mempunyai
nilai manfaat dalam penjualan karena hampir semua produsen pasti
memberikan warna sebagai citra produk. Manfaat pemasaran sebenernya
terletak pada ketepatan manajemen dalam memilih warna yang sesuai dengan
produk dan kapan harus mengganti warna tersebut.
Para pemasar harus memperlakukan warna sebagai dua kekuatan
sosiologis dan psikologis. Telah lama diakui dalam pendayagunaan warna
yang tepat dapat eningkatkan penjualan suatu produk. Begitu pula halnya
dengan peranan warna dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan,
mengurangi kepenatan mata dan pada umumnya mempengaruhi reaksi
emosional seseorang14.
Jadi bila disimpulkan bahwa warna merupakan suatu mutu cahaya yang
dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Warana dapat cepat ditangkap
oleh mata dari pada bentuk atau rupa sehingga warna merupakan hal yang
pertama dilihat. Warna sangat penting pada suatu produk karena konsumen
dapat lebih mudah untuk mencari produk apa yang dikenali.
b. Bentuk
Bentuk
kemasan
merupakan
pendukung utama
yang
membantu
terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku yang
14
Stanson J William, Prinsip Pemasaran, Jilid I, Erlangga, 1993, Jakarta, hal 285
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
menentukan untuk fisik dari sebuah kemasan karena ini biasanya ditentukan
oleh sifat produk, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbagnan
pemanjangan dan cara penggunaan kemasan tersebut.
c. Merek
Merek adalah suatu nama atau istilah, tanda, lambang desain atau
gabungan dari semua yang diharapkan dapat mengidentifikasi suatu barang
atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual yang diharapkan dapat
membedakan jasa atau barang dari produk pesaing. Merek sebenarnya
merupakan janji penjual untuk secara konsisten membedakan ciri, mamfaat
dan jasa tertentu kepada pembeli15. Merek juga bisa mebuat pembeli yakin
akan memperoleh kualitas barang yang sama jika mereka membneli ulang
merek yang sama.
d. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam
mengkomunikasikan sebuah kemasan karena dianggap sebagai bahasa
universal yang dapat menembus rintangan perbedaan kata dan bahasa. Fungsi
ilustrasi dalam kemasan adalah untuk menarik perhatian menonjolkan
keistimewaan produk, memenangkan persaingan dalam menarik perhatian
konsumen, mendramatisir pesan, merangsang minat membaca secara
keseluruhan, menjelaskan suatu pertanyaan16.
Dalam Buku Pengantar Ilmu Komunikasi, pesan yang dimaksud dalam
proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat
atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya
konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan
15
16
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Jakarta, 1998, hal 63
C.M Lingga Purnama, Strategic Marketing Plan, Gramedia Jakarta, 2004 hal 112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara,
mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan17
e. Tipografi
Tipografi adalah seni memilih jenis huruf. Dari ratusan jenis huruf yang
ada dan menggabungkannya serta menentukan penggunaan hirarki huruf
sehingga embentuk suatu keharmonisan dan suatu kesatuan yang dapat
memudahkan untuk dibaca dan dipahami. Teks pada kemasan merupakan
pesan yang berupa kata-kata digunakan untuk menjelaskan produk yang
ditawarkan dan bertindak sesuai harapan produsen.
f. Tata Letak
Tata letak ialah meramu semua unsur grafis yang meliputi warna bentuk,
merek, ilustrasi, dan tipografi menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan
ditempatkan pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu. Ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan tata letak yaitu :
1. Keseimbangan (balance) penataan unsur-unsur untuk mencapai suatu
kesan visual dengan penyebaran yang menyenangkan.
2. Titik Pandang (focus) bagaimana menonjolkan salah satu unsur untuk
menarik perhatian.
3. Lawanan (Contras) penggunaan warna yang berbeda untuk menarik
perhatian dan keterbacaan.
4. Perbandingan (Proportiori) penggunaan ukuran yang serasi antara
panjang lebar, besar- kecil, tebal-tipis untuk mencapai keterpaduan
yang enak dilihat.
5. Aluran Pirza (Gaze-motion) penataan merek/logo, ilustrasi, teks dan
tanda-tanda lain sedemikian rupa dalam pengurutan yang paling logis
untuk memberikan alur keterbacaan sesuai dengan kebiasaan orang
membaca.
17
Cangara, Hafied H, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
6. Kesatuan (unity) mutu keseimbangan, titik pandang, lawanan,
perbandingan, dan alunan pirza untuk pngembangan kesatuan piker
penampilan dan tatas letak18.
2.2.2.1 Persepsi
Menurut Philip Kotler “Persepsi adalah proses bagaimana seseorang
menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi dapat
diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat
selektif. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah
katakteristik orang yang dipersepsi dan faktor situasional”19.
Sedangkan persepsi menurut William J. Staton yaitu : “Persepsi adalah
makna yang kita perhatikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulus
(rangsangan) yang kita terima melalui lima indera”20.
Bagi E.P Danger mendefinisikan persepsi yaitu : “Persepsi didefinisikan
sebagai satu studi mengapa manusia melihat seperti yang dilakukannya dan
bagaimana mereka bereaksi pada bentuk, penampilan keseimbangan dan
warna”21.
Berdasarkan persepsi keselurahan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
persepsi itu dekat dengan dari proses penginderaan, karena dari proses
penginderaan tersebut merupakan proses pendahulu dari persepsi. Setelah itu
informasi yang diterima (stimulus) oleh indera penerima akan diseleksi,
diorganisasikan dan ditafsirkar untuk mendapat sebuah gambaran yang
memiliki makna. Persepsi juga merupakan suatu proses mengelompokkan,
proses memilih dan menyaring informasi-informasi yang masuk dan
18
19
20
21
Ibid 124
Philip Kotler, Manajeman Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 1993, hal.219
William J Stanton, Prinsip Pemasaran, Jakarta,1993, hal.128
E.P Danger, Memilih Warna Dalam Kemasan Pedoman Aplikasi, Jakarta, 1992, hal.49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
menghasilkan gambaran bermakna. Dalam kenyataan, kita selalu memandang
suatu objek melalui sensasi-sensasi yang datang melalui indera kita seperti
mata, telinga, lidah, hidung dan kulit.
Oleh karena itu, manusia mendapatkan informasi-informasi secara
selektif, sehingga mereka hanya memperhatikan dan memilih informasi yang
baik untuk mengevaluasi suatu produk. Iklan tidak semua konsumen
perhatikan, terkadang konsumen salah dalam menafsirkan suatu iklan. Usaha
menciptkan citra positif terhadap sebuah merek menjadi alasan utama bagi
perusahaan dalam meluncurkan sebuah iklan.
2.2.3
Minat Beli
Minat ialah suatu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan
membeli diartikan sebagi memperoleh sesuatu pertukaran22.. Sementara itu
menurut Peter dan Olson, intention adalah sebuah rencana untuk terlibat
dalam sesuatu perilaku khusus guna mencapai tujuan.
Minat membeli mempunyai empat elemen yang berbeda :
1. Perilaku
2. Obyek target dimana perilaku ditujukan
3. Situasi dimana perilaku dilakukan
4. Waktu dimana perilaku23
Minat beli cenderung membeli pada suatu produk yang dilakukan pada
jangka waktu tertentu dan secara aktif apakah menyukai dan mempunyai
sikap positif terhadap suatu produk yang didasarkan pada pengalaman
22
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000, hlm. 200.
Peter J, Paul, and Jerry C. Olson, Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran,
ahli bahasa Damas Sihombing, Edisi 4 Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2000, hlm 149.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
pembelian yang telah dilakukan dimasa lampau atau pembelian pertama kali
atau awal. Adapun perbedaan antara pembelian yang benar-benar dilakukan
untuk konsumen dengan minat beli. Minat beli lebih mempunyai
kecenderungan pembelian untuk melakukan pembelian kembali dimasa
mendatang, akan tetapi pengukuran terhadap kecenderungan pembelian
umumnya dilakukan dengan memaksimalkan. prediksi terhadap pembelian
aktual itu sendiri. Dalam penelitian ini minat beli merupakan suatu proses
yang menunjukkan adanya respon konsumen terhadap produk untuk
melakukan pembelian. Dimana respon itu terjadi karena adanya isi pesan
suatu produk yang diperhatikan konsumen, biasa dikenal dengan rumus
AIDDA ( Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action) yang meliputi
Perhatian, ketertarikan, keinginan, keputusan, dan tindakan.
a. Perhatian (Attention)
Pesan yang ada harus menarik perhatian konsumen sasaran. Karena pesan
yang mampu menarik perhatian yang akan dilihat oleh konsumen.
b. Ketertarikan (Interest)
Setelah perhatian konsumen berhasil direbut, maka pesan harus dapat
menimbulkan ketertarikan sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih
rinci didalam konsumen, maka dari itu harus dirangsang agar konsumen
mau untuk mencoba.
c. Keinginan (Desire)
Pesan yang baik harus dapat mengetahui keinginan konsumen dalam
pemaparan produk yang ditampilkan di pesan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
d. Keputusan (Decision)
Dalam ini pesan yang baik maka harus dapat mempengaruhi konsumen
untuk memutuskan sesuatu.
e. Tindakan (Action)
Upaya akhir yang dilakukan atau membujuk konsumen agar segera
melakukan suatu tindakan24.
2.3
Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan hubungan antara dua konsep atau
lebih yang masih perlu dibuktikan kebenarannya25. Berdasarkan penjelasan
dalam kerangka teori serta sesuai dengan tujuan penelitian maka disusun
dipotesis sebagai berikut :
a. Variabel Bebas (Independent Variable), merupakan variabel yang sifatnya
“menerangkan” variabel lain.
Variable bebas dalam penelitian ini adalah : Persepsi yang muncul ketika
melihat gambar seram pada kemasan rokok versi “Ayah dan Anak” .
b. Variabel terikat (dependent variable) ini adalah minat beli rokok dengan
gambar seram versi “Ayah dan Anak” dilihat dari konsep AIDA.
HO : Tidak ada pengaruh nyata (signifikan) antara persepsi pada kemasan rokok
verisi “ayah dan anak” terhadap minat beli rokok mahasiswa Universitas
Mercubuana Menteng.
24
25
Kasali, Rhenald. (1995). “Manajemen Periklanan”. Pustaka Grafiti, Jakarta. hal 82
Ardial, Paradigma dan Model: Penelitian Komunikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm. 67
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
HI : Adanya pengaruh nyata (signifikan) antara persepsi pada kemasan rokok
verisi “ayah dan anak” terhadap minat beli rokok mahasiswa Universitas
Mercubuana Menteng.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download