BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Pemasar perlu memperhatikan media promosi yang digunakan perusahaan
dan pembentukan Word Of Mouth dari perusahaan itu sendiri dengan baik, dan
harus dikembangkan dimana hal tersebut dapat meningkatkan minat dari para
konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan.
1. Pemasaran (Marketing)
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilaksanakan
oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan fungsi pemasaran yang
baik, perusahaan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan kriteria produk
sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen dengan memuaskan.
Menurut Kotler dan Keller (2012:23) menyatakan bahwa “Pemasaran
adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu
definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan
dengan cara yang menguntungkan”.
American Marketing Association (AMA) mendefinisikan “Pemasaran
adalah satu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan pemangku kepentingan” seperti tertuang dalam (Kotler dan Keller, 2010:5).
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Manajemen Pemasaran merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
pelaksanaan dari pemasaran. Dengan ilmu Manajemen Pemasaran, perusahaan
dapat menentukan pasar yang mana yang dituju dan membina hubungan yang baik
dengan pasar sasaran tersebut.
2. Perilaku Konsumen
Pengertian Perilaku Konsumen - Titik tolak untuk memahami perilaku
pembeli (konsumen) adalah rangsangan-rangsangan yang diperlihatkan.
Perilaku pembelian tidak pernah sederhana, tetapi memahaminya merupakan
tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran (Kotler dan Amstrong,
2012:158).
Para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
namun bertindak sebaliknya. Para pelanggan tersebut mungkin tidak
memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Mereka mungkin menanggapi
pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir.
Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli dapat diuraikan berikut ini.
Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa
konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”. Dalam kajian teori
perilaku konsumen, Schiffman dan Kanuk (2010:6) mengemukakan bahwa
studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang
individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang
tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen memiliki keragaman
yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari
berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
lainnya.Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana
konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
tersebut.
Definisi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2011:214):
Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau
pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Pengertian perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6):
Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan
untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha)
guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Perilaku
konsumen didefinisikan pula sebagai studi tentang unit pembelian (buying
unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan
pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide Pengertian lain perilaku
konsumen yakni bidang ilmu yang mempelajari cara individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka (Kotler, 2012:202).
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2010:158), perilaku konsumen
adalah perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan dan rumah tangga
yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Semua konsumen
akhir ini bergabung membentuk pasar konsumen. Proses pertukaran
merupakan unsur mendasar bagi perilaku konsumen. Pertukaran terjadi ketika
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
konsumen dengan perusahaan, di samping itu juga terjadi di antara perusahaan
pada situasi pembelian industrial, akhirnya pertukaran juga terjadi di antara
konsumen sendiri. Proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah
3. Minat Beli
Minat beli konsumen adalah sesuatu keinginan yang timbul pada konumen
untuk dapat memiliki atau membeli suatu produk atau jasa yang baru diingat,
didengar atau dirasakannya. Menurut Sumardi dalam Sari (2012:56) word of
mouth adalah kegiatan pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk kepada
calon konsumen lainnya. Terdapat dua sumber utama yang menghasilkan word of
mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader.
Menurut Kotler dan Keller (2010) minat beli adalah perilaku konsumen
yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan
pelanggan untuk memiliki sesuatu dengan pengorbanan dimana minat beli itu
timbul karena konsumen merasa puas terhadap kualitas produk yang diberikan
oleh perusahaan. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses
pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan
pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan
menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang
konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada
didalam benaknya itu. Minat beli muncul sebagai akibat dari kemungkinan bila
pembeli bermaksud untuk membeli produk dengan merk tertentu. Minat adalah
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan sesuatu, minat
membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih menyukai
produk dengan merek tertentu.
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu, dengan mengumpulkan informasi-informasi dari sejumlah konsumen.
Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu
minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih,
misalnya pada barang mewah, paket liburan, dan opsi liburan. Motivasi konsumen
ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius.
Minat
beli
merupakan pernyataan mental
dari konsumen
yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah merek tertentu yang menjadi dasar
pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukan pada kecenderungan untuk lebih
menyukai produk dengan merek tertentu (Kotler dan Keller, 2012).
a. Indikator Minat Beli
Menurut Ferdinand, Effendy (2013) minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Minat transaksional
Kecenderungan seseorang untuk selalu membeli ulang produk yang
telah dikonsumsinya.
2. Minat referensial
Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk yang sudah
dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain, dengan referensi
pengalaman konsumsinya.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3. Minat preferensial
Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu memiliki
preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi. Preferensi ini
hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
4. Minat eksploratif
Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk yang sering dilakukan
pembelian.
4. Word Of Mouth
Word of Mouth dalam bahasa Indonesia disebut juga berita dari mulut.
Word of Mouth merujuk pada komunikasi lisan mengenai berbagai produk
dengan teman, keluarga, dan rekan sejawat. Word of Mouth merupakan salah satu
cara menyebarkan desas-desus Word of mouth (pemasaran dari mulut ke mulut)
merupakan jurus pemasaran paling kuno tetapi sampai sekarang masih banyak
yang menerapkannya. Hampir semua bidang usaha mengandalkan kesuksesan
mereka dengan word of mouth. Dengan word of mouth konsumen yang puas akan
menceritakan
atau
merekomendasikan
kepada
teman-temannya
untuk
menggunakan atau membeli atau membeli produk tersebut.
Dalam masyarakat, Word Of Mouth (WOM) sudah sejak lama digunakan.
Masyarakat dulu lebih mengenal Word Of Mouth dengan istilah gethok tular
(bahasa Jawa) yang prinsipnya agar berita, pemberitahuan, undangan, dan
informasi lainnya disampaikan secara meluas dari mulut ke mulut secara lisan
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
(Ali Hasan, 2010:24). Konsumen banyak melihat iklan-iklan di media massa
setiap harinya maka konsumen tersebut melindungi dirinya dari pengaruh
banyaknya iklan yang ditayangkan dengan lebih mendengarkan teman atau
sumber lain yang mereka percayai. Hal ini terjadi karena informasi dari teman
atau orang sekitar akan lebih cepat dipercaya dibandingkan dengan informasi
yang diperoleh dari iklan, artinya pengaruh individu lebih kuat dibandingkan
dengan pengaruh informasi dari iklan. Selain itu, informasi yang diperoleh dari
teman, tetangga atau keluarga akan mengurangi resiko pembelian, sebab
konsumen terlebih dahulu bisa melihat dan mengamati produk/jasa yang akan
dibelinya dari teman, tetangga atau keluarga.
Promosi mulut ke mulut ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertama,
Organic Word of mouth. Organic Word of Mouth adalah WOM yang terjadi
secara alami, orang yang merasa puas pada sebuah produk akan membagi
antusiasme mereka. Kedua adalah Amplified Word of Mouth. Amplified Word of
Mouth adalah Word of Mouth yang terjadi karena di desain oleh perusahaan.
Amplified Word of Mouth dilakukan ketika perusahaan melakukan kampanye
yang dirancang untuk mendorong atau mempercepat penyampaian word-of-mouth
kepada konsumen. Perusahaan berusaha menginformasikan produknya kepada
masyarakat sehingga masyarakat nantinya mengenal dan kemudian membeli
produk perusahaan tersebut. Strategi pemasaran word-of-mouth (WOM) ini
memang memberikan banyak kemudahan dalam membantu memasarkkan sebuah
produk atau jasa. Dengan kekuatan rekomendasi pribadi dari rekan maupun orang
terdekat, ternyata dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap suatu
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
produk. Tak heran lagi jika dengan adanya pemasaran dari mulut ke mulut, dapat
meningkatkan penjualan sampai dua kali lipat. Pengertian Promosi dari mulut ke
mulut (word of mouth).
Promosi dari mulut ke mulut adalah sebuah kegiatan
promosi yang dilakukan oleh konsumen produk kita secara sukarela, dimana
mereka menceritakan pengalamannya mengkonsumsi atau menggunakan produk
kita dan menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk
tersebut (Ekotama, 2011).
Berbagai strategi pemasaran bisnis, selalu menjadi konsentrasi para
pengusaha. Dari mulai pemasaran bisnis yang membutuhkan biaya cukup besar,
sampai strategi pemasaran tradisional yang tidak membutuhkan biayapun menjadi
alternatif mereka untuk mengenalkan produknya kepada para konsumen.
Salah satu strategi pemasaran yang cukup efektif dan banyak digunakan
oleh para pengusaha yaitu strategi pemasaran “word of mouth” atau pemasaran
dari mulut ke mulut. Walaupun dianggap sebagai strategi pemasaran tradisional,
namun cara ini cukup ampuh untuk meyakinkan para konsumen. Bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa 68% konsumen yang membeli produk, adalah orang
yang mendapatka informasi dari konsumen lain melalui penyebaran berita dari
mulut ke mulut.
Strategi pemasaran word of mouth memang tidak pernah dilupakan oleh
para pelaku bisnis. Karena pemasaran ini memberikan banyak kemudahan dalam
membantu memasarkkan sebuah produk atau jasa. Dengan kekuatan rekomendasi
pribadi dari rekan maupun orang terdekat, ternyata dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Tak heran jika dengan adanya
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
pemasaran dari mulut ke mulut, dapat meningkatkan penjualan sampai dua kali
lipat.
Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah dari mulut ke mulut.
Setiap orang setiap harinya berbicara dengan
pikiran,
saling
tukar
yang
lainnya,
saling
tukar
informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi
lainnya. Mungkin sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek
produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Hal
tersebut sangat menguntungkan produsen yang jarang melakukan promosi dan
lemah dalam mengkomunikasikan produknya dikarenakan keterbatasan biaya,
sehingga sulit menjangkau konsumen lebih luas. Dalam WOMMA atau Word Of
Mouth Marketing Association, definisi Word Of Mouth adalah suatu tindakan dari
konsumen untuk menyediakan
informasi kepada atau bagi konsumen yang
lainnya (sumber: www.womma.org.word).“Word Of Mouth is the voice of the
customer, a natural, genuine, honest process, people seeking advice from each
other, consumers talking about products, services, or brands that they have
experienced”.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka Word Of Mouth dapat diartikan
sebagai komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan
pembelian dan menceritakan pengalamannya tentang produk/jasa tersebut
kepada orang lain. Sehingga secara tak langsung konsumen tersebut telah
melakukan promosi yang dapat menarik minat beli konsumen lain yang
mendengarkan pembicaraan tersebut.
Dalam
pandangan tradisional, proses komunikasi Word Of Mouth
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dimulai dari informasi yang disampaikan melalui media massa, kemudian
diinformasikan atau ditangkap oleh pemimpin opini yang mempunyai pengikut
dan berpengaruh. Informasi yang ditangkap oleh pemimpin opini kepada
pengikutnya melalui komunikasi dari mulut ke mulut. Bahkan secara lebih luas
model itu juga memasukan penjaga informasi (gatekeeper) sebagai pihak yang
terlibat dalam proses komunikasi tersebut.
Beberapa faktor dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk
membicarakan mengenai produk, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu
atau aktifitas tertentu dan bermaksud membicarakan hal itu dengan orang
lain , sehingga terjadi proses komunikasi WOM.
2. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai
produk dan
menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada
yang lain.
3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan
sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi.
4. WOM merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena
dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya
lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu
penelusuran dan evaluasi merek.
a. Indikator Word of Mouth
Menurut Goyette, Ricard, Bergeron, dan Marticotte (2010) (2010) Word of
Mouth dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
1. WOM memenuhi ekspektasi konsumen.
2. Intensitas atau volume percakapan mengenai suatu produk yang terjadi
dalam percakapan sehari-hari.
3. Penilaian positif yang dituangkan dalam percakapan sehari-hari.
4. Penyampaian hal-hal negatif dalam percakapan sehari-hari.
5. Pengertian Sosial Media
Sosial Media merupakan aplikasi online, sarana dan media yang ditujukan
untuk memfasilitasi interaksi, kolaborasi dan sharing materi. Definisi lain Sosial
media adalah sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar
ideologis dan teknologi web 2.0, yang memungkinkan terjadi penciptaan dan
pertukaran yang dihasilkan dari pengguna konten (Kaplan dan Haenlein, 2010).
Neti (2011) menyatakan bahwa Sosial media merupakan media untuk interaksi
sosial dengan menggunakan teknik penerbitan yang sangat mudah diakses dan
terukur. Sosial media menggunakan teknologi berbasis web untuk mengaktifkan
komunikasi ke dialog interaktif. Media sosial adalah sebuah media online, dengan
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia.
Sedangkan menurut Kotler (2012) Sosial media merupakan sarana bagi
konsumen untuk berbagi teks, gambar, audio, dan video informasi dengan satu
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya. Dikutip dari jurnal yang
berjudul Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship (2007). Sosial
media adalah situs jaringan sosial seperti layanan berbasis web yang
memungkinkan individu untuk membangun profil publik atau semi-publik dalam
sistem terbatasi, memiliki daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung,
dan melihat dan menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain
dengan suatu sistem. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial
dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial
adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog
interaktif.
Dikutip dari jurnal berjudul Social media meets hotel revenue management:
Opportunities, issues and unanswered questions (2011), Sosial media merujuk
kepada sekelompok aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran informasi. Media sosial merupakan media baru (New Media) atau lebih
sering disebut sebagai media konvergnsi. Dengan keberadaan media sosial
sebagai media baru, maka dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai alat
ukur atau pendukung adalah teori media baru. Peneliti menganggap teori ini
relevan dengan keberadaan media sosial yang merupakan pendatang baru dalam
ranah media.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Secara garis besar, media sosial atau jejaring sosial adalah sebuah platform
dan teknologi yang memungkinkan dibuatnya konten interaktif, kolaborasi, dan
pertukaran informasi antara para penggunanya serta semua itu berbasis internet.
Melalui sosial media, perusahaan dapat mempromosikan sebuah produk
dan membentuk komunitas atau group online untuk konsumen yang menyukai
merek dagang yang digunakan (Kaplan dan Haenlein 2010 dalam Prastyo).
Pada intinya dengan sosial media kita dapat melakukan berbagai aktifitas
dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan
dalam bentuk tulisan, visual, maupun audio visual. Sosial media mempercepat
percakapan sebagai lawan media tradisional, yang memberikan konten tetapi tidak
memungkinkan konsumen media, seperti pembaca, pemirsa atau pendengar untuk
berpartisipasi dalam pengembangan dan penyebaran konten.
Sosial media memungkinkan pemasar untuk membentuk suara publik dan
kehadiran di web dan memperkuat kegiatan komunikasi lainnya (Kotler dan
Keller 2012:568-570), Ada tiga platform utama untuk Sosial media:
1. Online Communities And Forums
Komunitas online dan forum datang dalam segala bentuk dan ukuran. banyak
yang dibuat oleh pelanggan atau kelompok pelanggan tanpa bunga komersial
atau afiliasi perusahaan. Sebagian disponsori oleh perusahaan yang
anggotanya berkomunikasi dengan perusahaan dan dengan satu sama lain
melalui posting, instant messaging, dan chatting diskusi tentang minat khusus
yang berhubungan dengan produk perusahaan dan merek.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2. Blogs
Secara teratur memperbaharui jurnal online atau buku harian, telah menjadi
outlet penting bagi Word Of Mouth (WOM). Ada tiga juta pengguna blog dan
mereka sangat bervariasi, beberapa memiliki konten pribadi untuk temanteman dekat dan keluarga, lainnya dirancang untuk menjangkau dan
mempengaruhi khalayak luas
3. Social Networks
Jaringan sosial telah menjadi kekuatan penting baik dalam bisnis ke konsumen
(B2C) dan pemasaran bisnis ke bisnis (B2B). Salah satunya Facebook,
Twitter, Instagram, dll. Jaringan yang berbeda menawarkan manfaat yang
berbeda untuk perusahaan.
Menurut
Kaplan,
dan
Heinlein
(2010)
Sosial
Media
diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :
1. Sosial Media dapat mewakili dalam berinteraksi
2. Sosial Media membuat suara terwakili.
3. Banyaknya Ulasan yang ditulis oleh pengguna situs jejaring sosial.
4. Sosial Media mengurangi ketidak jelasan.
5. Sosial Media menambah keyakinan akan informasi.
6. Sosial Media mengurangi ketidak tahuan.
7. Diskusi di Sosial Media membantu mendapatkan informasi.
8. Sosial Media mewakili kepribadian .
9. Sosial Media merupakan bagian dari gaya hidup.
10. Media Sosial mengekpresikan gaya hidup.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dapat
11. Sosial Media mengajak orang-orang menjadi bagian dari gaya hidup.
B.
Rerangka Pemikiran
Rerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 2.1 sebagai berikut :
GAMBAR 2.2 RERANGKA PEMIKIRAN
C.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya, penelitian
ini bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan
serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan
suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 :Word Of Mouth (X) berpengaruh terhadap Sosial Media (Y).
H2 : Sosial Media (Y) berpengaruh terhadap Minat Beli (Z).
H3 : Word Of Mouth (X) berpengaruh terhadap Minat Beli (Z).
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
D.
Penelitian Terdahulu
TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
No
Judul Penelitian
1.
2.
Pengaruh Word
Of
Mouth
terhadap Minat
Beli Konsumen
Pada tune Hotel
Kuta-Bali
3.
Pengaruh Harga,
Sosial media, dan
Word of
Mouth
terhadap
Minat
Beli
Reservasi
Hotel
Secara
Oonline
Peneliti
Hipotesis
Hasil Penelitian
Efektifitas
iklan Bagus Riyantoro
melalui
jejaring
sosial sebagai salah Ati Harmoni
satu
strategi
(2014)
pemasaran Keripik
Pedas Maichi
H1 :
Terdapat
pengaruh
Efektivitas iklan
Jejaring sosial
Oktaviantika
Benazirr Kumala
(2015)
H1 : Terdapat
pengaruh antara
Word Of Mounth
yang
diterima
dengan minat beli
konsumen pada
Tune Hotel KutBali
Sofiani
Jotopurnomo
H1
:
Harga
berpengaruh
positif terhadap
minat
beli
reservasi
hotel
secara online.
Iklan Maicih
melalui
jejaring sosial
yang diukur
dengan
menggunakan
Sosial media
dinilai efektif.
1
Dapat
disimpulkan
bahwa terdapat
pengaruh antara
Word Of Mouth
terhadap
minta
beli
konsumen
pada Hotel Tune
Kuta-Bali
1. Harga, brand
image dan WOM
berpengaruh
terhadap
minat
beli
reservasi
hotel
secara
online
pada masyarakat
di
Surabaya
terbukti
kebenaranya.
Stephanie
Laurensia
Hatnae Samuel
(2014)
H2 : Sosial media
berpengaruh
positif terhadap
minat pembelian
reservasi
hotel
secara online.
2. Harga dan
WOM
secara
H3: Word Of parsial
Mouth
berpengaruh
berpengaruh
signifikan
positif terhadap terhadap
minat
minat pembelian beli
reservasi
reservasi
hotel hotel
secara
secara online.
online.
Sedangkan untuk
brand
image
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
secara
parsial
tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap minat
beli
reservasi
hotel
secara
online. Sehingga
hipotesis kedua
tidak terbukti
kebenaranya.
3. Harga dan
WOM
secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembentukan
minat
beli
reservasi
hotel
secara online.
E. Pengembangan Hipotesa
1. Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap Sosial Media.
Pelanggan
yang
puas
adalah jaminan secara tidak langsung
bagi kelangsungan hidup perusahaan, pelanggan yang puas juga
memberikan peluang bagi terciptanya income yang terus menerus
didapatkan. Kepuasan pelanggan adalah salah satu tujuan utama
perusahaan baik jasa
maupun
barang
berproduksi. Kepuasan
pelanggan adalah perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang
dirasakan. Secara garis besar, media sosial atau jejaring sosial adalah
sebuah platform dan teknologi yang memungkinkan dibuatnya konten
interaktif,
kolaborasi,
dan
pertukaran
informasi
penggunanya serta semua itu berbasis internet.
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
antara
para
Harapan biasanya terbentuk dari pengalaman pembelian terdahulu,
komen- tar teman, informasi maupun janji pemasar dan pesaing.
Kepuasan pelanggan memerlukan perhatian yang berlebih dari
perusahaan, karena pada hakekatnya perusahaan ada untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang puas akan menguntungkan
perusahaan. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon
pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja
yang
aktual
produk
dirasakan setelah pemakaiannya (Tjiptono, 2001, dalam
Nasution, 2010).
Penelitian terdahulu
yang diteliti oleh Bagus Riantoro (2014)
menyatakan bahwa Word of Mouth (WOM) berpengaruh positif
terhadap Sosial Media pada minat beli konsumen Kripik Maicih.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa responden menilai Word of
Mouth (WOM) yang diterapkan Kripik Maicih adalah baik. Hal ini
menunjukkan bahwa Word of Mouth (WOM) merupakan salah satu
faktor yang menentukan promosi lewat Sosial Media.
H1 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara Word of Mouth (WOM)
terhadap Sosial Media.
2. Pengaruh Sosial Media Terhadap Minat Beli Konsumen.
Pemasaran (social media marketing). Hal ini berbeda dari
traditional marketing karena social media marketing mem- butuhkan
perhatian dan strategi khusus. Social media marketing merupakan
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
penggunaan social media yang ber- hubungan dengan aktivitas
pemasaran, di mana perusahaan menginginkan perubahan dari “trying
to sell” menjadi “making con- nection” dengan pelanggan. Social
media marketing juga membuat komunikasi dengan pelanggan
menjadi lebih dekat.
Selanjutnya, daya tarik emosional dalam iklan adalah daya tarik
yang berhubungan dengan kebutuhan sosial dan psikologis sehingga
konsumen termotivasi untuk membeli produk yang diiklankan (Belch
dan Belch, 2011) Ulasan mengenai sebuah produk yang dilakukan
konsumen di internet merupakan bentuk yang paling penting dalam
komunikasi WOM, konsumen cenderung mencari review produk
secara online dalam rangka untuk mendapatkan informasi produk
tertentu yang akhirnya terbentuk suatu minat pembelian.
Penelitian terdahulu
yang diteliti oleh Fitri Annisa (2015)
menyatakan bahwa Sosial Media berpengaruh positif terhadap Minat
Beli Konsumen (studi kasus Richeese Factory) . Dengan demikian
dapat dijelaskan bahwa
responden menilai promosi lewat Sosial
Media yang diterapkan Richeese Factory
adalah baik. Hal ini
menunjukkan bahwa Sosial Media merupakan salah satu faktor yang
menentukan minat beli konsumen.
H2 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara Sosial Media terhadap
Minat Beli Konsumen.
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3. Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap Minat Beli
Konsumen.
Word-of-mouth (WOM) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap mianat pembelian, selain itu jika word-of-mouth (WOM)
bersifat logis, persuasif dan didasari atas fakta-fakta mengenai produk
maka akan menghasilkan dampak yang positif terhadap minat
pembelian (Chang dan Ngai dalam Majid 2013)
Ketika terjadi pertukaran informasi melalui WOM, konsumen akan
melakukan evaluasi terhadap produk. Selain itu, WOM positif juga
dapat mempersuasi pelanggan potensial dan mempengaruhi persepsi
konsumen terhadap suatu review produk ataupun produk yang
direkomendasikan pelanggan lain. (Zhang dalam Wijaya dan Paramita
2013).
Penelitian terdahulu yang diteliti oleh Dewi Kurniawati (2012)
menyatakan bahwa Word of Mouth (WOM) berpengaruh positif
terhadap Minat Beli Konsumen Keripik Singkong Karuhun. Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa responden menilai Word of Mouth
(WOM)
yang diterapkan Kripik Maicih adalah baik. Hal ini
menunjukkan bahwa Word of Mouth (WOM) merupakan salah satu
faktor yang menentukan Minat Beli Konsumen.
H3 : Terdapat pengaruh positif signifikan antara Word of Mouth (WOM)
Terhadap Minat Beli Konsumen.
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download