BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Teknik pengampilan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel
berdasarkan kriteria yang ditentukan (Sekaran dan Bougie, 2013). Kriteria sampel
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan keuangan dan
perbankan yang terdaftar pada BEI pada tahun 2010-2014 secara berturut-turut
dan memiliki informasi yang lengkap.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder yang
diambil dari laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan pada Bursa
Efek Indonesia tahun 2010-2014.
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen
dan independen. Variabel dependen yaitu instrumen derivatif dan variabel
independen meliputi size, market to book, likuiditas, dan leverage. Berikut ini
merupakan definisi operasional dan pengukuran variabel yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
38
39
3.3.1 Instrumen Derivatif
Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari
produk lain (Kieso dkk., 2011). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.
10/38/PBI/2008 instrumen derivatif yang biasa digunakan oleh perbankan adalah
opsi, forward, dan swap. Opsi adalah perjanjian yang disertai dengan hak untuk
membeli atau menjual produk dengan harga dan jangka waktu yang telah
ditentukan, meliputi opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Forward
adalah transaksi menjual atau membeli aset atau produk dengan harga yang telah
ditentukan pada saat ini tetapi penyelesaiannya dilakukan pada masa yang akan
datang, meliputi forward jual dan forward beli. Swap adalah perjanjian antara
penjual dan pembeli untuk bertukar produk derivatif, seperti menukarkan tingkat
bunga mengambang dengan tingkat bunga tetap (Samsul, 2010). Jenis produk
derivatif meliputi mata uang, suku bunga, dan gabungan dari keduanya.
Pengukuran instrumen derivatif dalam penelitian ini akan menggunakan dummy,
yaitu:
1, jika perusahaan menggunakan instrumen derivatif.
0, jika perusahaan tidak menggunakan instrumen derivatif.
Pengukuran tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shu
dan Chen (2007) dan Shiu dan Moles (2010). Instrumen derivatif dapat dilihat
pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Derivatif dapat dilihat
pada laporan posisi keuangan baik di sisi debit atau kredit serta catatan atas
laporan keuangan (CALK).
40
3.3.2 Size
Ukuran perusahaan (size) adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari
jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan
dapat mempengaruhi penggunaan derivatif. Perusahaan besar dianggap lebih
mampu untuk membiayai manajemen risiko dengan instrumen derivatif (Berkman
dan Bradbury, 1996; Shu dan Hsuan, 2003). Size dihitung dengan log natural aset.
3.3.3 Market to Book
Market to book adalah perbandingan harga pasar dibagi dengan nilai buku
perusahaan yang mengindikasikan persepsi investor terhadap perusahaan. Market
to book merupakan proksi dari peluang investasi perusahaan (Nguyen dan Faff,
2002) karena nilai buku perusahaan yang tercatat merupakan jumlah aset yang
dimiliki. Perusahaan dengan peluang pertumbuhan cenderung membiayai
pendanaan dengan utang. Semakin tinggi peluang pertumbuhan, perusahaan
cenderung menggunakan derivatif untuk meminimalisir risiko yang disebabkan
oleh utang. Market to book dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Market to book
=
3.3.4 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek yang telah jatuh tempo dengan aset lancar yang dimiliki oleh
perusahaan (Kieso dkk., 2011) . Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi berarti
telah mampu mengelola risiko likuiditas perusahaan dengan baik sehingga
perusahaan tidak perlu menggunakan instrumen derivatif
(Berkman dan
41
Bradbury,1996). Proksi yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dengan
rumus sebagai berikut:
Current ratio =
3.3.5 Leverage
Leverage adalah perbandingan antara jumlah utang dengan jumlah
ekuitas. Leverage mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan
melalui utang. Leverage yang tinggi menunjukkan perusahaan menanggung utang
yang tinggi dan menghadapi risiko kebangkrutan yang lebih tinggi. Oleh karena
itu perusahaan yang memiliki leverage tinggi cenderung menggunakan instrumen
derivatif untuk meminimalisir risiko kesulitan keuangan (Shiu dan Moles, 2010).
Proksi yang digunakan adalah debt to equity ratio dengan rumus sebagai berikut:
Debt to equity ratio
=
3.4 Pengujian Data
Pengujian data akan dilakukan untuk memperoleh bukti empiris
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan derivatif di Indonesia.
Penelitian ini akan diuji dengan regresi logistik dan tidak memerlukan uji asumsi
klasik (Ghozali, 2006).
3.4.1 Regresi Logistik
Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya
variabel terikat dapat diprediksi menggunakan variabel bebas. Regresi logistik
tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebas (Ghozali, 2006). Secara
umum regresi logistik dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Ln
=
…+
.................................................... (3.1)
42
Keterangan:
p
= probabilitas variabel dependen
= konstanta regresi
,
,,
= koefisien regresi
,
,,
= variabel independen
Dari persamaan 3.1 maka model regresi logistik untuk penelitian ini adalah:
Ln
+
=
+
+
............................. (3.2)
Keterangan:
SIZE
= ukuran perusahaan yang dihitung dengan Ln (Aset).
MTB
= market to book.
CR
= current ratio.
DER
= debt to equity ratio.
Langkah-langkah dalam melakukan regresi logistik adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2006).
1. Menilai Model Fit
Menilai overall fit merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
untuk menentukan apakah model sudah fit dengan data. Statistik yang
digunakan berdasarkan fungsi likelihood. L ditransformasikan menjadi (2LogL) untuk menguji model. Statistik
(-2LogL) juga digunakan untuk
menentukan apakah dengan memasukkan variabel bebas dapat memperbaiki
model fit.
43
2. Cox and Snell’s R Square
Nilai Cox and Snell’s R Square digunakan untuk menentukan apakah
variabel bebas terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Namun Nilai Cox
and Snell’s R Square sulit diinterpretasikan, sehingga untuk menilai seberapa
besar variabel bebas terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya dapat
menggunakan Negelkerke’s R square.
3. Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test
Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test digunakan untuk menguji
apakah model sudah fit dengan data. Model dikatakan sudah fit dengan data
apabila nilai dari Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test lebih besar dari
0,05 dan sebaliknya jika nilai Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test
kurang dari 0,05 maka model tidak fit dengan data dan hipotesis yang diajukan
ditolak.
Download