Katekisasi -Sejarah Gereja Umum 27-10-13

advertisement
Materi Katekisasi 28:
SEJARAH GEREJA UMUM
Gereja Abad I
s/d Abad VII
(Tujuh konsili
I)Gereja dimu
lai dg kehadiran Roh Kudus
kpd murid pd
Pentakosta.
Murid mengalami kuasa Roh Kudus yg
tercurah atas mereka. Pemberitaaan Injil
dimulai & menjangkau seluruh umat.
Gereja sbg persekutuan orang percaya
kpd Yesus memulai sejarah persekutuannya, di dalamnya tdk ada perbedaan sosial, bahasa ataupun suku. Itu tdk bisa
terjadi pd Yahudi atau Yunani. Kebiasaan
yg lalu, tidak bisa dlm persekutuan org
percaya kpd Yesus Kristus. Kenapa hal
demikian terjadi ? Karena Gereja mempunyai misi yg jelas dlm pekabaran injil,
bahwa Yesus dr Nazareth adalah Mesias
yg dijanjikan Allah utk seluruh umat.
Persekutuan gereja mulaikan
peka-baran injil dari kota
Yerusalem terus kemudian
menyebar ke Mesir, Arab, Siria,
Mesopotania & Roma. Orang yg
jadi pengikut Yesus, bukan saja dr
kalangan org Yahudi, ttp juga
berasal dr kalangan non Yahudi.
Orang yg berasal dari golongan
sosial yg rendah smp ke kalangan
atas. Orang Kristen yg baru & ibadah dilakukan di rumah krn mrka
blm memiliki rumah ibadah, krn
Kristen blm jadi agama resmi &
bergerak scra diam2. Kelompok
yg aneh oleh kalangan masyarakat disebut "Kristen" terjadi diAntiokhia. Sebutan " Kristen" yg
diterima pengikut Yesus merupakan kata sindiran yg berisi penghinaan, krn tdk disukai masyarkat
Injil Yesus dinyatakan dlm kehidupan persekutuan dg manusia,
membuat penguasa dan pemimpin
Yahudi tdk menyukai kehadiran
agama yg baru. Sehingga Kristen
diburu
&
ditangkapdibunuh.
Kitab KisPR banyak cerita ttg
penderitaan yg dialami orang
Kristen pd waktu itu. Stefanus,
Yakobus anak Zebedius, Yakobus
saudara Yesus adalah orang
pertama
yg
mati
sahid
dr
perbuatan pemuka Yahudi yg tdk
menyukai
penyebaran
agama
Kristen yg begitu cepat.
Dari
awal
hubungan
kekeristenan & agama Yahudi
tidak akur, karena banyak
peraturan-peraturan
orang
Yahudi dilanggar oleh orangorang Kristen baru. Keadaan
ini terus berlangsung sampai
dengan menjelang akhir abad
pertama dengan terpisahlah
agama
Yahudi
dengan
kekeristenan.
Dalam
pemerintahan
Romawi,
kekeristenan
tdk
diakui
sbg
agama yg resmi, sebagaimana
Yahudi sbg agama resmi & diakui
negara. Kristen yg sdg bertumbuh
menuntut
hak
yg
sama
dg
penganut Yahudi. Hak itu tdk
diperoleh,
krn
kekeristenan
dianggap anti sosial & tdk patriot.
Akibatnya penyiksaaan, pembunuhan terjadi. Tercatat kaisar Nero,
kaisar
Kladius.
Keadaan
ini
berlaku sampai dengan abad
kedua.
Baru di tahun 312 gereja diakui
sebagai agama resmi, dengan
masuknya Constantianus menjadi
orang Kristen. Segala milik gereja
yang dirampas oleh Negara,
dikembalikan. Kemudian di tahun
380 gereja baru diakui sebagai
gereja
Negara
oleh
kaisar
Theodosius. &
Selain
dari
penyiksaan,
pembunuhan yg terjadi dlm
kehidupan orang Kristen, ada
jg persoalan di dlm kehidupan
kekeristenan sendiri, yaitu
mengenai ttg Hakekat Yesus
dlm hubungan dg Allah yg
terus menerus dipersoalkan
sampai
dg
abad
ke
5.
Persoalan
ttg
Hubungan
Gereja & Negara, persoalan
Kepemimpinan
Gereja,
munculnya kelompok gnostik,
mewarnai kehidupan gereja
pd
masa
ini
juga.
Dari persekutuan-2 yg ada di rumahrumah, pengikut Kristus bertambah
banyak, maka dg sendirinya terjadi jg
gedung-gedung
ibadah
dan
organisasinya
makin
lebih
baik.
Selanjutnya muncul jabatan-jabatan
baru dlm gereja seperti penilik jemaat,
penatua dan diaken. Pd masa ini jg,
Gereja-2 di wilayah Timur memisahkan
diri, dg alasan tradisi yg dibawa,
permasalahan hakekat Yesus Kristus,
peranan negara di dalam keputusan
konsili & kepemimpinan di rumah. Hal
ini terjadi dg sendirinya, shg gereja2
orthodoks (Gereja Gerika-Katolik) akan
dipimpin oleh sinode atau patriarch.
Terlepas dari persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh gereja baik itu
yang berasal dari dalam dan luar
gereja, ada satu pertanyaan
menarik, kenapa orang - orang
begitu tetarik pada ajaran rasulrasul dan pengikut Kristus lainnya
? Kesaksian orang Kristen pada
itu yang dikuasai Roh Kudus,
mereka memberlakukan kasih
Allah yang diajarkan oleh Tuhan
Yesus,
kepada
orang
lain.
Persekutuan
Kristen
tidak
membedakan orang berdasarkan
status sosial yang ada.
Dengan kekuatan kasih, gereja berhasil
memberlakukan
kesamaan
derajat
antara sesama manusia. Hal ini tidak
bisa diberlakukan dalam kehidupan
masyarakat pada waktu itu, dan gereja
memberi jawab terhadap apa yang
menjadi pergumulan mereka tentang
jati dirinya sebagai seorang manusia.
Gereja
memberlakukan
kasih
ketimbang mempercakapkan tentang
hakikat Yesus, yang mungkin sulit
diterima orang. Kasih orang Kristen
memberi makna bagi kehidupan dan
memberi arah kehidupan yang benar.
Gereja
pada
Abad
Pertengahan sampai dengan
Abad XV Semakin besar
pengaruh Injil Yesus Kristus
untuk
bangsa-bangsa
di
Eropa, maka terjadi juga
perubahan
pola
kepemimpinan Gereja. Peran
Uskup di kota Roma menjadi
sangat penting dibandingkan
uskup-uskup lain yang ada di
Asia Kecil lainnya. Secara
otomatis Uskup di kota Roma
pemimpin Gereja Katolik.
Gereja telah menjadi agama
Negara, tentunya hal yang
menggembirakan. Namun
hubungan Gereja dan Negara
yang baik, namun sering dirinya
melupakan tugas dan panggilan
yang sebenarnya, yaitu
menyuarakan suara kenabiannya
di masyarakat. Aturan-aturan
gereja mengarah kepada soal
organisasi, walaupun itu terkait
dengan hidup kesalehan. Konsep konsep teologia di dalam dan di
luar gereja berkembang dengan
pesat.
Teologia sering kali bertemu
dengan filsafat Yunani. Hakikat
Yesus terus dikembangkan,
masalah hubungan gereja dan
negara, tentang manusia, dosa,
perjamuan, serta pola
kepemimpinan gereja di Roma
terus menjadi persoalan
tersendiri. Belum lagi ketika
kekeristenan berjumpa dengan
agama Islam yang muncul pada
abad ke enam.
Persoalan dengan kelompokkelompok bidat yang
berseberangan pemahaman
dengan gereja mewarnai sejarah
panjang pelayanan Gereja. Pada
abad ke lima belas muncul
Renaissance dan Humanisme
sebagai masa pencerahan, yang
mempengaruhi pola hidup dan
pola berpikir orang-orang Kristen.
Theologia Gereja juga akan
berkembang dengan sendiri, yang
mengarahkan diri kepada
pemahaman-pemahaman baru
akan muncul di dalam gereja,
yang diyakini berdasarkan
Alkitab. Peraturan-peraturan
gereja semakin bertambah, dan
memperkokoh tentang
keberadaan diri gereja, sebagai
alat keselamatan Allah di tengah-
Gereja pada Abad Reformasi sampai
dengan
Abad
XIX
Bertambah kuatnya akan keadaan
Gereja
dan
teologianya
yang
menyatakan diri alat keselamatan
Allah, tentunya tidak bisa dikatakan
bahwa itu semua benar adanya. Ada
hal-hal yang terus dipersoalkan ketika
gereja, tidak lagi melihat bahwa dirinya
harus selalu berada dibawah terang
Alkitab. Bisa saja gereja berbuat salah
ketika merumuskan teologianya. Inilah
yang dilihat oleh para tokoh reformator
yang
ada,
sehingga
mereka
merumuskan
ulang
teologai
yang
semestinya berkembang dalam gereja.
Ini keadaan kang dilakukan oleh para
tokoh reformator pada Tahun 1517,
seperti Marthin Luther, Yohanes Calvin,
Zwingli, dan yang lain.
Mereka menolak akan ajaran gereja
yang
bertolak
belakang
dengan
Aklkitab.
Dasarnya
mereka
mau
kembali
kepada
ajaran
yang
berdasarkan Alkitab. Hal tersebut
tentunya ditentang oleh Gereja yang
berpusat di Roma, dan menganggap
para tokoh tersebut sebagai bidat.
Mereka disingkirkan dari kalangan
gereja Negara pada waktu itu, dengan
menganiaya
dan
menangkapnya.
Kekuatan Negara dipakai untuk untuk
melaksanakan itu. Akibatnya Golongan
Protestan
ini
dipaksakan
untuk
memisahkan diri dari gereja Negara.
Mereka dimusuhi oleh Negara atas
perintah
Paus.
Mereka
dengan
sendirinya membentuk kelompok yang
kemudian hari disebut sebagai Kristen
Protestan.
Apa yang memampukan mereka untuk
melakukan pembaharuan dalam gereja?
Kekuatan Allah, yang menginginkan
Gereja kembali dalam pemahaman yang
bersumber dari Alkitab, sehingga apa
yang terjadi dalam ruang lingkup sebaga
persekutuan Gereja adalah kekuatan
Firman Allah. Marhtin Luther melakukan
pembaharuannya berbasis di negara yang
berbahasa Jerman, sedangkan Yohanes
Calvin membentuk gereja di Genewa.
Ajaran Calvin berkembang di kota
tersebut dengan melihat konteksnya.
Ajaran Calvin ini dibawa ke Prancis,
kemudian penyebarannya masuk negeri
Belanda.
Terbentuklah gereja dan badan
pekabaran injil disana. Pada awal abad
ke-17 (1602) VOC yang didukung oleh
pemerintah Belanda, mengembangkan
perdagangannya di wilayah Indonesia,
maka itu juga akan membawa mandat
Gereformeed Belanda untuk
mengembangkan agama Kristen
Protestan Di Indonesia. Selama 16021799 satu-satunya gereja yang ada di
Indonesia, yang angggota kebanyakan
pegawai VOC, dan dari kalangan pribumi
sangat sedikit.
Zaman VOC ada juga pekabarpekabar injil mencoba masuk ke
Indonesia, akan tetapi tidak tidak
didukung oleh VOC karena
dianggap akan membahayakan
kedudukan mereka, apabila orang
pribumi menjadi Kristen, akan
terjadi pemberontakan. Para
penginjil ini bukan orang Belanda,
dan tidak tunduk kepada
pemerintah. Tetapi perlu dicatat,
paling tidak ada aliran Lutheran
ada masuk ke Indonesia, namun
kemudian mereka akan
dihisapkan kepada gereja Negara,
De Protestansche Kerk in
Nederlandsch- Indie ( Indische
Kerk atau GPI).
Awal 1800 pemerintah
Belanda mengambil alih akan
VOC, Gereja Negara
(Gereformeerde Kerk menjadi
Nederlandsch Hervormde
Kerk (NHK) tetap tunduk
kepada Pemerintah, dan
tetap bercorak Calvinis.
Gereja Negara yang
menerapkan penjenjangan
jabatan, dan pemimpin Gereja
adalah pejabat pemerintah.
Pada sisi lain, selain hadirnya gereja
Negara, ada pekabaran injil yang
dilakukan oleh badan sending di
Inggris, Jerman, Swiss.dll. Badan
zending ini dibentuk oleh anggota
gereja untuk mengabarkan injil di
Indonesia. Salah satunya yang paling
lama bekerja adalah Nederlandsch
Zendeling Genootschap (NZG) dari
tahun 1813-1942. Mereka menginjili di
Maluku, Minahasa, Poso, Timor, dan
Jawa Timur, Tanah Karo. Hasil
pekabaran Injil mereka kemudian hari
akan terhisap di dalam GPI. Selain itu,
mereka menghasilkan jemaat-jemaat
yang sekarang dikenal sebagai GMIH,
GMIST, GKI IRJA. Sending NZV
menghasilkan GKI Jabar, GKP,
GEPSULTRA.
Kristen terus mewarnai kehidupan
jemaatnya dan di luar gereja. Gereja
tetap
mengembangkan
akan
teologianya, baik itu di kalangan
Katolik ataupun Protestan. Di luar
Gereja
aliran
kekeristenan
terus
bertambah. Ada kelompok Anabaptis,
kelompok Peitis,dll. Apalagi ketika
benua
Amerika
diketemukan,
dan
terjadi perpindahan penduduk di Eropa
ke Amerika, maka dengan sendirinya
terjadi
kebebasan
beragama,yang
kemudian hari memunculkan akan
aliran kekeristenan yang baru. Di
Amerika muncul kekeristenan yang
baru, yang tidak bisa dikembangkan di
Eropa.
Ada
kelompok
Baptis,
Pentakosta,
Kharismatik,
kelompok
Injili, Adventis, Saksi Yehova, Mormon,
Christian Science, Gerakan Zaman
Baru,
dll.
Gereja pada Abad XX sampai dengan
Abad XXI Gereja dan pelayanannya
terus berkembang, baik itu di Eropa
Apa yang berkembang di dalam
kehidupan Gereja di Eropa dan
Amerika, dengan sendirinya akan
juga mncul gereja-gereja baru
yang ada di Indonesia. Ini karena
kekuatan pekabaran Injil yang
dilakukan. Gereja baru akan
berlanjut, demikian juga gerejagereja yang merupakan hasil
pekabaran injil dari gereja di
Eropa, akan berkembang juga.
Daftar Bacaan Buku :
1. Sejarah Gereja, Dr H Berkhof,
Dr.I.H. Enklaar, Jakarta, BPK,
1967
2. Berbagai Aliran Di Dalam Dan
Sekitar Gereja,
Pdt. Dr. Yan S Aritonang
Jakarta, BPK, 1995
Download