Panduan Relawan JIROWES Versi 11 Juni 2013 Yang paling penting adalah relawan mengerti PEMILAHAN dengan detail. Apa saja yang dipilah, masuk ke tempat yang mana, dsb Pemilahan disesuaikan dengan: 1. potensi sampah yang muncul dan 2. kemana sampah akan disalurkan seusai acara. Contoh pemilahan adalah sbb: Di area yang ada aktivitas makan bisa dipilah sampai 4 macam 1. organik: daun, lalapan, buah-buahan (termasuk kulit buah, biji, dll) 2. kertas 3. benda [yang dapat di]daur ulang: plastik (botol, atau bungkus kemasan dll), tetrapak, kaleng 4. benda non-daur ulang: makanan, tissue, stik eskrim, tusuk gigi, popok, dll Di area tanpa aktivitas makan bisa dipilah jadi 3 macam 1. kertas 2. benda [yang dapat di]daur ulang: plastik (botol, atau bungkus kemasan dll), tetrapak, kaleng 3. benda non-daur ulang: makanan, tissue, stik eskrim, tusuk gigi, popok, dll Pertanyaan umum yang biasa keluar adalah "Sampahnya Disalurkan ke mana?" 1. sampah kertas dan sampah yang akan di daur ulang, tentunya akan di daur ulang. entah oleh komunitas, atau oleh pendaur ulang secara masif / via pengepul 2. sampah organik akan dijadikan kompos 3. sampah non-daur ulang akan berakhir di TPA, via Dinas Kebersihan Tujuan dari 'zero waste' 1. berusaha agar tidak ada 'sampah' atau benda yang disia-siakan. 2. bukan hanya atau bukan demi membuat acara sekadar 'bersih' (ini persepsi yang salah), tetapi sebisa mungkin mengurangi sampah yang akhirnya dibawa ke TPA. 3. sampah sebaiknya dipilah dari sumber, artinya sebisa mungkin sampah dipilah dan disalurkan dengan benar sehingga tidak berkontribusi sampai ke TPA. Relawan perlu mengerti posisinya sebagai edukator dan mengingatkan pengunjung mengenai proses pemilahan sampah dan BUKAN TUKANG SAMPAH. Jadi pada dasarnya relawan DILARANG untuk memegang sampah sama sekali. Relawan hanya membantu pengunjung untuk memilah sampah degan benar. Sumber: Heni Rolan (17 April 2010)