I. PENDAHULUAN Istilah tasawuf adalah suatu

advertisement
I.
PENDAHULUAN
Istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala
sesuatu untuk berupaya mebersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah
dengan Mahabbah yang sedekat-dekatnya. Tasawuf mempunyai banyak arti dan
istilah yang semuanya itu merupakan ajaran tentang kesehajaan, kezuhudan,
kesederhanaan, jauh dari kemegahan dan selalu merendahkan diri di hadapa Allah
SWT. Intinya segala perilaku dan perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah swt.
Lahirnya tasawuf falsafi ini dimulai dari asal mula pemahaman tasawuf yang
bermacam-macam, sehingga banyak yang mencari tahu untuk mengungkapkan
pertama kali ajaran tasawuf tersebut. Yang pertama, ada yang berpendapat bahwa
tasawuf itu adalah murni ajaran dari islam, bukan berasal dari non islam, dan yang
kedua ada yang berpendapat bahwa tasawuf merupakan kombinasi dari ajaran islam
dan non islam, seperti Nasrani, Hindu-Budha, filsafat barat (gnotisisme). Sedangkan
yang ketiga ada yang mengungkapkan bahwa tasawuf itu bukan dari islam / yang lain,
melainkan independent terhadap siapapun yang berkehendak mengikuti ajaran
tasawuf.
Berkembangnya tasawuf membuat orang-orang sufi menyingkap arti dari
tasawuf falsafi itu seperti halnya ibnu Al-Arabi, seorang sufi yang berpendapat bahwa
proses segala sesuatu itu berasal dari yang satu, yaitu kesatuan eksistensial (wihdatul
wujud), dimana segala sesuatu tersebut belum ada dan beum terwujud kecuali Allah
sebagai zat semata tanpa sifat dan nama, karena Allah-lah yangawal dan yang akhir,
yang tiada teribaratkan atau termisalkan.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian tasawuf falsafi ?
2. Bagaimana perkembangan tasawuf falsafi ?
3. Siapakah tokoh-tokoh dalam tasawuf falsafi dan bagaimana ajarannya ?
1
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan
dengan pendekatan rasio (filsafat). Bukan hanya mengenal tuhan saja (ma‟rifatullah)
melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu wahdatul wujud (kesatuan wujud) atau
kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Ajaran-ajarannya memadukan antara visi
mistis dan visi rasional.
Berbeda dengan tasawuf akhlaqi, tasawuf falsafi menggunakan terminologi
filosofis dalam pengungkapannya. Terminology falsafi tersebut berasal dari
bermacam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.
B. Perkembangan Tasawuf Falsafi
Menurut At-Taftazani, taswuf falsfi mulai muncul dengn jelas dalam
khazanah islam sejak abad ke-6 H, meskipun tokohnya baru dikenal seabad kemudian.
Sejak itu, tasawuf jeniss ini terus hidup dan berkembang, terutama dikalangan para
sufi yang juga filosof, sampai menjelang akhir-akhir ini. Adanya pemaduan antara
tasawuf dan filsafat dalam ajaran tasawuf falsafi ini dengan sendirinya telah membuat
ajaran-ajaran tasawuf ini bercampur dengan sejumlah ajaran filsafat diluar islam,
seperti Yunani, Persia, India, dan agama Nasrani. Akan tetapi, orisinalitasnya sebagai
tasawuf tetap tidak hilang. Sebab, meskipun mempunyai latar belakang kebudayaan
dan pengetahuan yang berbeda dan beragam, seiring dengan ekspansi islam yang
telah meluas pada waktu itu, para tokohnya tetap berusaha menjaga kemandirian
ajaran aliran mereka, terutama bila dikaitkan dengan kedudukannya sebagai umat
islam.
C. Tokoh-tokoh Tasawuf Falsafi dan Ajaran-ajarannya
1. Ibn „arabi
Nama lengkap Ibn ‘Arabi adalah Muhamad bin ‘Ali bin Ahmad bin
Abdullah Ath-Tha’I Al-Haitimi. Ia lahir di Murcia, Andalusia Tenggara,
Spanyol pada tahun 560 H, beliau lahir dari keluarga berpangkat, hartawan,
dan ilmuwan. Di Sevilla (Spanyol) Ia mempelajari Al-Qur‟an, Hadits serta
fiqih pada sejumlah murid seorang faqih Andalusia yakni Ibn Hazm AzZuhri. Di usiannya 30 Ibn Arabi berkelana ke berbagai kawasan Andalusia
dan kawasan Islam bagian Barat dan berguru kepada Abu Madyan, AlGhauts At_Talimsari dan Yasmin Musyaniyah (seorang wali dari kalangan
perempuan). Kemudian ia bertemu juga dengan Ibn Rusyd, filosof muslim
dan tabib istana dinasti Barbar dari Alomond, di Kordova. ia pun dikabarkan
mengunjungi Al-Mariyyah, seorang sufi falsafi yang cukup berpengaruh di
Andalusia
2
Ajaran pertama dari Ibn Arabi adalah tentang wahdat al-wujud
(kesatuan wujud). Namun ajaran ini bukan berasal dari dirinya tetapi dari Ibn
Taimiyah yang berpendapat bahwa wahdat al-wujud adalah penyamaan tuhan
dengan alam. Sedangkan menurut Ibn „Arabi wujud alam pada hakikatnya
adalah wujud Allah dan Allah adalah hakikat alam.
Ajaran kedua, wujud Haqiqah Muhammadiyah yang digunakan
sebagai emanasi (pelimpahan) pertama dari wujud Tuhan dan dari sini muncul
segala yang wujud dengan proses tahapan-tahapannya.
2. Abdul Karim Al-Jilli
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili. Ia lahir
pada tahun 1365 M. di Jilan (Gilan), sebuah provinsi di sebelah selatan
Kaspia dan wafat pada tahun 1417 M. Nama Al-jili diambil dari tempat
kelahirannya di Gilan. Ia adalah seorang sufi yang terkenal dari Bagdad.
Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui oleh para ahli sejarah, tetapi sebuah
sumber mengatakan bahwa ia pernah melakukan perjalanan ke India tahun
1387 M. kemudian belajar tasawuf di bawah bimbingan Abdul Qadir AlJailani, seorang pendiri dan pemimpin tarekat Qadiriyah yang sangat terkenal.
Di samping itu, berguru pula pada Syeh Syarafuddin Isma‟il bin Ibrahim AlJabarti di Zabid (Yaman) pada tahun 1393-1403 M.
Ajaran tasawuf Al-jilli yang terpenting adalah faham insan kamil
(manusia sempurna). Al-jilli berpendapat bahwa nama-nama dan sifat-sifat
ilahiah itu pada dasarnya merupakan milik insan kamil sebagai suatu
kemestian yang inheren dengan esensinya.
Al-jilli juga berpendapat bahwa perumpamaan hubungan Tuhan
dengan insan kamil adalah bagaikan cermin dimana seseorang tidak akan
melihat bentuk dirinya kecuali dengan melihat ke cermin itu.
3. Ibnu Sab‟in
Nama lengkapnya Abdul Haqq Ibn Ibrahim Muhamad Ibn Nashr,
seorang sufi dan juga filosaof dari Andalusi. Ia di panggil Ibn Sab‟in dan
digelari Quthbuddin. Dan dikenal pula dengan Abu Muhamad dan
mempunyai asal-usul Arab, dan dilahirkan tahun 614 H(1217/11218M) di
kawasan Murcia. Dia mempelajari bahasa Arab dan sastra, dia juga
mempelajari ilmu agama dari madzhab Maliki, ilmu-ilmu logika, dan filsafat.
.
Ibn Sab‟in menggagas sebuah faham dalam tasawuf filosofis, yang
dikenal dengan paham “kesatuan mutlak”, gagasan esensialnya sederhana
yaitu wujud adalah satu alias wujud allah semata. Ibn Sa‟bin
menempatkan ketuhanan pada tempat pertama. Sebab wujud Allahmenurutnya adalah asal segala yang ada pada masa lalu, masa kini, maupun
masa depan.
3
Sab‟in menggagas sebuah faham dalam tasawuf filosofis, yang dikenal
dengan paham kesatuan mutlak, gagasan esensialnya sederhana yaitu wujud
adalah satu alias wujud Allah semata. Wujud yang lainnya yaitu wujud yang
satu itu sendiri. Artinya wujud dalam kenyataannya hanya satu persoalan yang
tetap. Ibnu sab‟in menempatkan ketuhanan pada tempat pertama.
IV.
KESIMPULAN
Tasawuf falsafi adalah sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan
dengan pendekatan rasio (filsafat). Bukan hanya mengenal tuhan saja (ma‟rifatullah)
melainkan yang lebih tinggi dari itu yaitu wahdatul wujud (kesatuan wujud) atau kaya
dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis
dan visi rasional. Tokoh-tokohnya yaitu ibnu Al-Arabi, Al-jilli dan ibnu Sab‟in
dengan ajarannya masing-masing.
V.
PENUTUP
Demikian makalah sederhana ini yang dapat kami sampaikan. Terimakasih
atas antusiasme dari pembaca yang telah sudi menelaah dan mengimplementasikan isi
makalah ini. Mohon maaf apabila banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam makalah kami. Kritik dan saran kami harapkan sebagai bahan perbaikan.
4
DAFTAR PUSTAKA
Rosidi, 2015, Pengantar Akhlak Tasawuf, Jrakah Tugu Semarang: CV Karya Abadi
Jaya
Amin Syukur.1999,Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: Pustaka pelajar
Amin Syukur, Masharudin, 2002, Elektualisme Tasawuf, Semarang: Lembkota
Anwar Rosihon, 2010, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia
5
Download