Lelah Terbiasa

advertisement
Lelah Terbiasa | Belajar Algoritme dan Dasar Pemrograman
Copyright Julio Adisantoso [email protected]
http://julio.staff.ipb.ac.id/2015/belajar-algoritme-dan-dasar-pemrograman
Belajar Algoritme dan Dasar Pemrograman
Belajar pemrograman komputer itu bisa dibilang susah-susah gampang, tapi saya
lebih cenderung mengatakan gampang-gampang susah. Artinya masih lebih banyak
gampangnya dibanding kata susah hehehee ..... Percayalah, jika dilakukan dengan
konsisten dan fokus, maka tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Yang sering menjadi
persoalan adalah, darimana memulai belajar pemrograman komputer.
Saat menjadi mahasiswa Jurusan Statistika IPB tahun 80-an dulu, saya mendapat
mata kuliah Pengantar Ilmu Komputer selama satu semester, yang isinya
sebenarnya adalah belajar menulis program. Apa yang dilakukan oleh dosen saat
pertemuan pertama waktu itu? Beliau membawa kertas print-out komputer (main
frame) yang di dalamnya tertulis beberapa baris program komputer, yang ternyata
merupakan program komputer berbahasa Fortran. Dosen di kelas langsung
menunjukkan bahwa itulah yang namanya program komputer, dan beliau
menjelaskan apa makna dari program tersebut, yang rupanya adalah program
untuk menghitung faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan bulat
dengan metode Euclid.
Saya baru memahami mengapa dosen memilih topik tersebut dalam pertemuan
pertama. Karena beliau ingin menunjukkan kelebihan dari komputer yang dapat
melakukan perhitungan berulang-ulang tanpa merasa lelah dan konsisten (proses
looping). Dan komputer tidak dapat melakukan apa-apa tanpa kita memberikan
instruksi yang benar, yang selanjutnya disebut sebagai algoritme. Dari sinilah beliau
selanjutnya menyampaikan bahasan tentang algoritme dan pemrograman, sambil
masuk ke dalam topik sintaks pemrograman bahasa Fortran.
Pada perkembangan selanjutnya, di dalam program studi Ilmu Komputer IPB, yang
kemudian menjadi Departemen Ilmu Komputer, mata kuliah tersebut menjelma
menjadi Algoritme dan Pemrograman, dimana bahasa yang digunakan pada
awalnya adalah Pascal kemudian berubah menjadi C karena alasan tertentu.
Sebenarnya masalah bahasa yang digunakan tidaklah sangat penting, karena inti
dari mata kuliah tersebut adalah pembelajaran pembuatan program sederhana
dengan menggunakan komputer. Dan tentunya agar dapat menulis program
komputer yang digunakan untuk memecahkan suatu persoalan, mahasiswa harus
memahami algoritme, karena sebenarnya program komputer merupakan
implementasi dari algoritme yang disusun. Dari sini mahasiswa dituntut untuk
banyak berlatih menulis program dengan menggunakan algoritme tertentu untuk
memecahkan masalah.
page 1 / 2
Lelah Terbiasa | Belajar Algoritme dan Dasar Pemrograman
Copyright Julio Adisantoso [email protected]
http://julio.staff.ipb.ac.id/2015/belajar-algoritme-dan-dasar-pemrograman
Saya sering membuat ilustrasi, belajar pemrograman itu seperti orang belajar main
gitar. Pertama tentu harus tahu tangga nada dalam musik, dan kemudian bentuk
chord gitarnya seperti apa. Berhenti sampai disini? Tentu tidak. Supaya otak kita
lebih memahami terhadap nada dan chord tersebut serta tangan ini terampil
memainkan gitar, maka nada tersebut harus dimainkan dengan menggunakan
gitar. Artinya, belajar program komputer, tidak bisa hanya belajar algoritme saja
tanpa bisa membayangkan bagaimana bentuk program komputernya. Itulah
mengapa, belajar program komputer selalu dibarengi dengan instruksi algoritme
yang mendahuluinya. Sangat membuang waktu, kita hanya belajar proses "while"
itu seperti apa, proses "for" itu seperti apa, tanpa mencoba di komputer dengan
menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Sama halnya dengan belajar main
gitar, tetapi tidak pernah memainkan gitar, sehingga telinga dan otak tidak dilatih
untuk membedakan bagaimana bunyi nada C, A minor, dan sebagainya. Oleh
karena itu, bagaimana nanti bisa memainkan sebuah lagu?
Itulah sebabnya, sampai saat ini, saya belum bisa mengerti, mata kuliah Algoritme
dan Pemrograman yang berisi algoritme sederhana sekaligus implementasinya
menggunakan bahasa pemrograman, dipecah menjadi dua, yaitu (1) Algoritme, dan
(2) Dasar Pemrograman. Dalam (1), mahasiswa hanya corat-coret di kertas belajar
proses read, write, looping, conditional, dan sebagainya tanpa menuliskan program
komputer untuk memecahkan masalah. Selanjutnya dalam (2) di semester
selanjutnya, baru menulis program komputer. Yah, tentunya, dalam (2), dosen pasti
menjelaskan dahulu bagaimana suatu proses read, write, looping, conditional, dan
sebaginya sebelum menuliskan program komputernya. Jadi, buat apa dipisah? Ini
yang bodoh siapa sih? Saya atau akuuuh?
page 2 / 2
Download