BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Mempertahankan kontinuitas perusahan merupakan elemen penting yang
harus dijaga oleh perusahan, terutama menyakut kesejahteraan pemegang saham
yang digambarkan dengan nilai perusahaan. Harga saham merupakan salah satu
penilaian dari nilai perusahaan, jika harga saham meningkat, maka nilai
perusahaan pun ikut bertambah, sehingga berdampak pada peningkatan nilai
pemegang saham. Untuk dapat meningkat nilai perusahaan mak manajer
diharapkan dapat mengelola keuangan perusahaan secara efektif dan efisien.
Nilai perusahaan sangat berperan penting karena dapat mempengaruhi
persepsi investor terhadap perusahaan, tidak hanya mencerminkan bagaimana
nilai intrinsik pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan
kemampuan perusahaan terebut dalam meningkatkan nilai kekayaan dimasa depan
dan menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar. Harga pasar saham
bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan. Peningkatan nilai
perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerjasama antara manajemen perusahaan
dengan pihak lain yang meliputi shaseholder maupun stakeholder dalam membuat
keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang
dimiliki indeks LQ 45 merupakan kumpulan dari emiten saham yang diseleksi
berdasarkan tingkat transaksi setiap enam bulan sekali yaitu awal februari hingga
awal agustus, oleh karena itu emiten yang termasuk dalam LQ 45 biasanya
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
menjadi saham favorit bagi investor karena diyakini saham yang terpilih dalam
LQ 45 merupakan saham yang memilik kinerja perusahaan yang baik, perusahaan
yang demikian walau tergolong dalam indeks LQ 45 investor harus tetap
menganalisis nilai saham perusahaan yang akan dibeli. Hal ini dilakukan karena
kondisi pasar terus berubah kedepannya tergantung pada kondisi ekonomi global,
selain itu resiko pasar juga berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham
akan dikeluarkan dan diganti dengan saham lain yang memiliki kriteria, oleh
karena itu saham yang termasuk dalam indeks ini akan selalu berubah (Tatang,
2011 : 73) pemilihan saham-saham LQ 45 harus wajar, independen, dan terbuka,
oleh karena itu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai komite penasehat yang
terdiri dari para ahli di BAPEPAM, akademisi dan profesional dibidang pasar
modal. Tujuan LQ 45 adalah sebagai pelengkap UHSG dan khususnya untuk
menyediakan sarana yang objektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer,
investasi, investor dan pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga
dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
Fenomena yang terjadi pada pasar modal Indonesia yang cukup
mengejutkan, harga saham perusahaan LQ 45 mengalami kenaikkan dan
penurunan yang cukup signifikan. Dengan keadaan tersebut nilai perusahaan juga
mengalami kenaikan dan penurunan. Beberapa perusahaan yang harga sahamnya
mengalami penurunan adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang harga
sahamnya turun sebesar Rp. 4.500 dari harga awal sebesar Rp. 26.000 menjadi
Rp. 21.700 pada akhir tahun 2011, PT. Tambang Bukit Batu Bara Tbk (PTBA)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
yang harga sahamnya turun sebesar Rp. 5.600 dari harga awal sebesar Rp. 22.900
menjadi Rp. 17.350 diakhir tahun 2011 (www.finance.yahoo.com).
Penurunan harga saham tersebut membuat kedua nilai perusahaan juga
mengalami penurunan. Sedangkan pada perusahaan United Tractor (UNTR), per
harga sahamnya mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.250 menjadi Rp. 26.350 akhir
pada tahun 2011 yang akhir tahun 2010 hanya sebesar Rp. 23.800
(www.finance.yahoo.com). Kenaikan harga saham pada perusahaan United
Tractor tidak membuat nilai perusahaan tersebut menjadi naik bahkan membuat
nilai perusahaannya menjadi turun. Hal ini sangat mengejutkan calon investor,
sehingga mereka lebih wasspada, teliti dan hati-hati ketika ingin berinvestasi.
Index harga saham gabingan yang terkoreksi dari perdagangan lantai bursa diawal
tahun 2011 perdagangan lantai bursa diawal tahun 2011 perdagangan preopening,
IHSG naik 17,956 poin(0,48%) ke level 3,721,468. Sementara indeks LQ 45
menguat 4,750 poin (0,72%) ke level 666,128. Sedangkan pada akhir tahun 2011
perdagangan IHSG menipis 5,596 poin (0,15%) ke level 3,789,847. Sementara
indeks LQ 45 turun 0,11% berada di level 672,75 (pedoman new.com). hal ini
juga tercermin dari banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan laba
sampai dengan mengalami kerugian. Selain fenomena diatas terdapat lima saham
yang masuk ke indeks LQ 45 karena mempunyai fundamental yang baik seperti
yang dikutip dari www.financetoday.com tanggal 09/07/2012 adalah sebagai
berikut “lima saham baru yang masuk dalam daftar LQ45 memiliki fundamental
baik. Menurut departemen riset IFT, empat emiten diantaranya memiliki emiten
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
kuat karena rasio timbal balik terhadap ekuitas atau Return On Equity (REO) lebih
tinggi dibandingkan industri sehingga saham-saham tersebut layak dipertahankan.
Lima saham yang ditetapkan bursa efek indonesia masuk dalam daftar LQ
45 adalah saham Bukopin Tbk (BBKP), PT Bank jabar Banten Tbk (BJBR), PT.
Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Charoen, Phokphand Tbk (CPIN), dan PT.
Gajah Tunggal Tbk (GJTL). Kelima saham ini akan menjadi penggerak utama
indek LQ 45 dalam enam bulan kedepan. Dengan mengutip keterangan resmi
BEI, Rabu (25/07/2012). Kelima saham yang keluar dari saham indeks LQ 45
adalah saham PT Bank Tabungan Negara (NNTN), saham PT delta Dunia
Makmur Tbk (DOID), saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), saham PT Krakatau
Stell Tbk (KRAS), dan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). PT Gajah
Tunggal Tbk, pada awal masuk kedalam indeks LQ 45 tetapi sekarang keluar dari
indeks ini karena kinerja PT Gajah Tunggal ini melemah dikuartal pertama tahun
ini. Dalam tiga bulan pertama di tahun 2012, produsen ban ini hanya mencetak
labah bersih konsolidasi sejumlah Rp. 254, 27 Miliar. Jumlah tersebut lebih
rendah dibandingkan pencapaian laba diperiode yang sama tahun lalu yaitu Rp
331,71 miliar. Keuntungan perusahaan menyusut meskipun penjualan bersih
meningkat sekitar 8,6% menjadi Rp. 3,146 triliun di akhir maret tahun ini.
Manajemen GJTL dalam laporan keunganan yang dirilis senin (30/4) menyebut,
laporan kotorpun tercatat masih naik sebesar 30%, meski beban pokok penjualan
ikut bertambah sebesar %. GJTL juga menderita kerugian dari operasional lainnya
sebesar
Rp.
7,56
miliar
triwulan
pertama
(www.investasi.kontan.co.id)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
di
tahun
2012
5
PT Krakatau Stell Tbk (KRAS) tahun 2012 ini mengalami penurunan laba
bersih sehingga 92,2% menjadi hanya sebesar Rp. 106,84 miliar dibanding
perncapaian periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,36 triliun. Hal ini
membuat laba bersih per saham turun drastis 91,95% dari 87 menjadi 7 per
saham. Pada perseroan berhasil membuktikan pertumbuhan pendapat 31,03%
menjadi 11,02 triliun dari sebelumnya Rp 8,41 triliun. Akan tetapi beban pokok
pendapatan juga naik 35,47% dari 7,5 triliun menjadi Rp. 10,16 triliun. Beban
usaha juga ikut naik dari Rp. 577,28 miliar menjadi Rp. 646,32 miliar. Aset KRA
tercatat naik dari 21,51 triliun menjadi Rp 23,18 triliun. Kas dan setara kas turun
menjadi Rp. 3,43 triliun dari sebelimnya Rp. 3,47 triliun.
Tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik
perusahaan
atau
pemegang
saham.
Tujuan
ini
diwujudkan
dengan
memaksimumkan nilai perusahaan dikatakan sebagai penghargaan investor
terhadap sebuah perusahaan. Harga saham yang meningkat menunjukkan bahwa
investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan.
Perusahaan dengan pertumbuhan tingkat yang ditinggika cenderung untuk
menambah hutang, sebaliknya tingkat perusahaan yang tingkat pertumbuhannya
rendah cenderung untuk meningkatkan hutangnya. Kemudia perusahaan dengan
total aset yang besar memiliki operasional yang stabil, sehingga jauh dari resiko
kebangkrutan dan kesulitan keuangan dan dapat memberikan laba lebih tinggi
yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan bila dibandingkn dengan
perusahaan kecil yang memiliki total aset kecil. Berikut ini disajikan data
perkembangan total aset terbesar pada perusahaan di Indeks LQ 45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Diagram 1.1
Perkembangan Nilai Perusahaan di Burs Efek Indonesia tahun 20112013
100
90
PT. Bumi Resourcers
Tbk
80
70
PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk
60
50
40
PT. Astra Internasional
Tbk
30
PT. Adora Energy Tbk
20
PT. Indofoof Sukses
Tbk
10
0
Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
Pada diagram tersebut diketahui bahwa kelima perusahaan yang memiliki
total hutang terbesar di Indeks LQ 45 merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang non keuangan. Pencapaian total hutang tertinggi dimiliki oleh PT Astra
Internasional Tbk pada tahun 2013 sebesar Rp. 92.460.000,00. Kecenderungan
perusahaan memiliki total hutang yang begitu besar dikarenakan hutang dijadikan
sumber dana untuk pembiayaan yang digunakan perusahaan menjalankan kegiatan
operasinal.
Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh besarnya hutang perusahaan
sebagai fungsi leverage. Dalam studi empiris, leverage didefenisikan sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
sebuah ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat penggunaan hutang
dalam membiayai aktifitas perusahaan. Meningkatnya hutang akan berdampak
pada meningkatnya biaya tetap dan bahkan meningkatkan kemungkinan pada
resiko kebangkrutan sebagai akibat naiknya biaya tersebut, namun pada titik
tertentu lainnya peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan (Chen dan
Steiner dalam Ikbal dkk, 2011).
Menurut Aries (2011) nilai perusahaan merupakan hasil kerja manajemen
dari beberapa dimensi diantaranya adalah arus kas bersih dari keputusan investasi,
pertumbuhan dan biaya modal perusahaan. Bagi investor nilai perusahaan
merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan indicator
bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan yang
tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Perusahaan didirikan
dengan tujuan untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesarbesarnya dan memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Tujuan ini dapat mewujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan
dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau pemegang saham akan makmur
jika kekayaannya meningkat, ditandai dengan tingkat pengembalian investasi
yang tinggi kepada pemegang saham dengan demikian semakin tingginya nilai
perusahaan maka perusahaan akan dipandang baik oleh para calon investor,
demikian pula sebaliknya nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik. Setiap pemilik perusahaan akan berada dibawa nilai
perusahaan yang sebenarnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Peningkatan pada nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh sistem kinerja
keuangan perusahaan. Baik atau buruknya nilai perusahaan tergantung pada
kinerja keuangan itu sendiri. Bila kinerja keuangan perusahaan semakin membaik
maka akka diikut sertakan oleh nilai perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan
dapat diliat dari sudut bagaimana perusahaan menghadapi pasar diluar dan dapat
juga dilihat dari bagaimana perusahaan dapat menciptakan hubungan yang saling
menguntungkan baik pada perusahaan lain atau kepada para konsumen. Hal ini
dapat dilihat ketika para konsumen dan kebutuhan perusahaan lain dapat
terpenuhi. Jika sudah ada kerjasama yang baik maka perusahaan dan konsumen
tersebut akan semakin tertarik untuk menciptakan hubungan yang baik,
selanjutnya akan menarik pada perusahan yang lain untuk bekerjasama, namun
apabila suatu perusahan kinerja keuangan perusahaannya memburuk, itu dapat
dilihat dari semakin sedikitnya konsumen dan para investor bekerja sama dengan
perusahaan. Kebijakan maajemen berkaitan dengan kemakmuran dirinya dan
kemakmuran kepemilikan perusahaan. Perusahaan yang ampu meningkatkan laba
perusahaannya, maka akan mempunyai peluang untuk melakukan ekspansi.
Ekspansi merupakan suatu tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar
perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar mempunyai
pengaruh terhadap pengaruh terhadap profabilitas perusahaan dan nilai
perusahaan (Hansen dan Juniarti, 2014). Sependapat dengan pernyataan tersebut,
Niresh dan Velnampy (2014) mampu membuktikan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profobalitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Ukura perusahaan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau
kecilnya usaha dari suatu perusahaan atau organinasi. Jadi ukuran perusahaan
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dapat mengukur atau menentukan nilai
besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang berukuran ebih besar akan relatif
stabil dan mampu menghasilkan profit. Sunarto dan budi (2014) menunjukkan
secara signifikan terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan. Berbeda dengan Wiyono (2012) yang membuktikan nilai
perusahaan dipengaruhi secara negatif oleh ukuran perusahaan.
Struktur utang atau levarge merupakan gambaran dari jumlah besar atau
kecilnya pemakaian utang oleh suatu perusahaan yang digunakan untuk
membiayai aktivitas operasionalnya. Penggunaan hutang yang besar akan
meningkatkan beban bunga yang ditanggung perusahaan, hal tersebut ditunjukkan
oleh penelitian Nurhasanah (2011) dalam penelitiannya mengenai hubungan
levarge dengan profabilitas menghasilkan pengaruh yang negatif signifikan.
Pengelolaan levarge sangatlah penting karena tingginya penggnaan levarge dapat
meningkatkan nilai perusahaan yang diakarenakan adanya perlindungan pajak.
Kouki dan Said (2012) mampu membuktikan hutang berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan, sedangkan Prastika (2012) membuktikan levarge tidak
signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai “PENGARUH GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE,
LEVARGE
DAN
INSTITUSIOANAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KEPEMILIKAN
10
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah Good Corparate Governance berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
2. Apakah Levarge berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Apakah
kepemilikan
intitusional
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan
C.
Tujuan dan Kontribus Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Good Corparate Governance terhadap
nilai perusahaan
2. Untuk mengetahui pengaruh Levarge terhadap nilai perusahaan
3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan intitusional terhadap nilai
perusahaan
D.
Kontribusi Penelitian
Melalui penelitian ini emoga dapat memberi manfaat bagi:
1. Peneliti
Dapat digunakan untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.
2. Perusahaan
Memberikan
informasi
sebagai
dasar
pertimbangan
dalam
pengambilan keputusan serta berusaha untuk melengkapi laporan
untuk membantu investor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
3. Bagi Akademisi
Dapat digunakan untuk bahan literatur dan referensi dalam melakukan
penelitian
selanjutnya
berkenan
dengan
mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
faktor-faktor
yang
Download