UTS SIM OKTI SRI P-KMB - Pelayanan Kesehatan dan

advertisement
PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS CERDAS DENGAN
MEKANISME KEWASPADAAN MOBILE CARE
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
MA. SistemInformasi Managemen
Koordinator MA :
Rr. Tutik Sri Hariyati
Disusun Oleh :
OKTI SRI PURWANTI
NPM. 1006833924
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2012
PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS CERDAS DENGAN
MEKANISME KEWASPADAAN MOBILE CARE
Okti Sri Purwanti
1006833924
Abstrak
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang umumnya tidak disadari
oleh pasien terkecuali jika sudah terjadi komplikasi. Untuk itu perlunya system mekanisme
kewaspadaan untuk mengendalikan DM secara cerdas.Tujuan penulisan ini adalah untuk
memaparkan & menganalisis nirkabel tehnologi jaringan untuk komunikasi mobile yang
menerapkan
system perawatan cerdas dalam pengendalian DM. Sistem Kewaspadaan
pengendalian DM cerdas melibatkan pasien, dokter, perawat dan asisten perawatan dirumah/
keluarga. Gambaran Sistem ini jika pasien tidak meng-upload data glukosa darah sesuai
jadwal, pusat perawatan Membertahu waspada kepada pasien, dan pusat perawatan
mengirimkan peringatan pasien harus kembali ke rumah sakit untuk konsultasi, dengan
meningkatkan kewaspadaan jika tingkat urgency normal lewat email, urgent dengan SMS ke
pasien, tingkat kritis melalui SMS ke asisten perawatan dirumah. Simpulan; dengan
pemantauan alert dan skema managemen dalam pusat perawatan dengan menggunakan
internet, mobile phone, PDA ke pasien dan asisten perawatan/ keluarga mampu
mengendalikan DM secara cerdas.
Kata Kunci; Diabetes Mellitus, Mekanisme Kewaspadaan, Mobile Care
A.
Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung
kronik dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah
kelebihan gula di dalam darah ( Smeltzer & Bare, 2008)
Prevalensi penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup,
kenaikan jumlah kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah
populasi manusia usia lanjut. Diabetes mellitus telah dikategorikan sebagai penyakit
global oleh World Health Organization (WHO) dengan jumlah penderita di dunia
mencapai 199 juta jiwa pada tahun 2009. Menurut statistik dari studi Global Burden of
Disease WHO tahun 2004, Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara,
dengan prevalensi penderita sebanyak 8,426,000 jiwa di tahun 2000 dan diproyeksi
meningkat 2,5 kali lipat sebanyak 21,257,000 penderita pada tahun 2030 (WHO, 2009).
Prevalensi setiap tahun, 7 juta orang didiagnosis dengan penyakit DM, dan setiap detik,
seorang meninggal karena terkait diabetes.( Zolfaghari, Mousavifar, Pedram, 2009).
Kebanyakan penderita DM tidak menyadari & tidak terdiagnosa akan
penyakitnya, hal ini disebabkan tidak ada gejala tetapi baru dirasakan setelah terjadi
komplikasi lanjut pada organ tubuh, Komplikasi acut yang sering muncul pada DM yaitu
hipoglikemia, sedangkan komplikasi kronis yang dapat terjadi mikrovaskuler seperti
neuropati
diabetika,
nefropati
diabetic,
retinopati
diabetic,
sedangkan
yang
makrovaskuler yaitu stroke, penyakit jantung koroner.
Untuk mencegah komplikasi DM tersebut, diperlukan pengendalian diabetes
mellitus (DM) yang salah satunya adalah edukasi. Kurangnya informasi, misspersepsi
tentang penyakit DM seringkali menjadi penyebab terjadinya komplikasi pada diabetes
mellitus bahkan dapat mengakibatkan kematian akibat keterlambatan penanganan awal.
Edukasi atau pendidikan kesehatan dengan metode pemecahan masalah secara
statistik dapat lebih meningkatkan rerata nilai pengetahuan pasien DM tipe-2 di RSUD
Swadana Pekalongan, dibanding metode diskusi
( Sunaryo, Haryati, W, 2007)
Dengan meningkatnya tehnologi di era seperti sekarang ini, metode edukasi tidak
hanya dengan face to face saja, tetapi dapat memanfaatkan media telekomunikasi.
Perangkat komunikasi bergerak sekarang dapat memberikan pelayanan yang efisien dan
nyaman seperti informasi jarak jauh pertukaran dan akses sumber daya melalui perangkat
mobile sehingga pengguna masih dapat bekerja, Untuk itu perlunya informasi dengan
menggunakan tehnologi melalui telekomunikasi yang dapat berupa short service massage
(SMS), PDA, Telepon, atau internet yang dapat membantu penderita DM meningkatkan
kewaspadaan pada pasien, asisten perawatan, keluarga dan penanganan konsultasi, dalam
pengendalian diabetes mellitus yang dapat memandu penderita DM dalam meningkatkan
kualitas hidup penderita DM. .
Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan & menganalisis nirkabel tehnologi
jaringan untuk komunikasi mobile yang menerapkan system perawatan cerdas dalam
pengendalian diabetes mellitus.
B. Kajian Literatur
System architectur, Desain, Aplikasi Diabetes Cerdas menurut Lee, R.G, et al, (2005)
1. Three-tier client- server arsitektur.
Membangun
sistem
perawatan
diabetes
mobile cerdas
dengan
mekanisme
waspada. Ujung depan sistem termasuk perangkat mobile atau PC desktop untuk
setiap peran
dan
back
end
meliputi
server
dalam
perawatan
pusat dan database. .
Gambar 1. Three-tier client-server arsitektur system
2. Diagram system fungsi blok
Perangkat mobile atau PC desktop dari front end melakukan pengiriman dan
penerimaan
data termasuk
akuisisi
dan
upload
fisiologis
parameter dari pasien, pengiriman peringatan, akses sumber daya pendidikan
kesehatan, dan konsultasi penyedia layanan.
Server dalam perawatan pusat menyediakan layanan pemantauan dari
berbagai fisiologis parameter, pelaksanaan pesan peringatan, prosedur manajemen,
dan akses web. Dengan arsitektur, setiap pengguna dalam sistem perawatan diabetes
dapat mudah dan cukup memainkan perannya.
Database adalah penyimpanan untuk berbagai jenis sumber data. Sistem dapat
memberikan
perawatan
cerdas
berbagai layanan
dari
dua
skenario
yang
diberikan. Skenario pertama adalah jika pasien tidak meng-upload data glukosa
darah sesuai jadwal dan pusat perawatan mengirimkan pemberiatahuan waspada
kepada pasien, sedangkan skenario kedua adalah pusat perawatan mengirimkan
peringatan untuk memberitahu pasien harus kembali ke rumah sakit untuk
selanjutnya konsultasi. Proses perawatan di sistem digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram System fungsi blok
Jika pasien tidak meng-upload data glukosa darah sesuai jadwal. Pusat
perawatan segera mengirimkan pesan peringatan untuk membangunkannya. Jika
pasien masih tidak membalas waspada dan upload data glukosa darah, pusat
perawatan akan
kritis. Pusat
meningkatkan
perawatan
pesan
ke
secara
otomatis
organisasi
tidak
perangkat
untuk
tingkat
urgensi
hanya
mobile
memberitahu
membantu
akan
mengirim
perawatan
para
dan
dari
asisten
mendesak
ulang
pasien
waspada
tetapi
perawatan
mencegah
untuk
lain
pasien
juga
atau
dari
masuk ke keadaan koma karena hipoglikemia. Segera lakukan tes glukosa darah dan
meng-uploadnya akan menurunkan keadaan tingkat urgensi. Sistemnya seperti
digambar 3:
Gambar 3. Prosedur pengiriman pesan ketika glukosa tidak terupload sesuai
jadwal.
Ketika pasien waktunya untuk control ke rumah sakit, maka pusat pengiriman
pesan akan mengirimkan pesan waspada untuk konsultasi, selanjutnya pasien dapat
melakukan pendaftaran secara on line, di perjalanan ke rumah sakit, pasien dapat
menggunakan fasilitas peta geografik tentang lalu lintas yang memudahkan akses ke
rumah sakit.Pusat pengiriman data keperawatan akan mengirimakn nomer konsultasi
segera setelah tiba dirumah sakit, Pusat perawatan akan mengirimkan waspada untuk
pasien memasuki ruang konsultasi, seperti di gambar 4 dibawah ini;
Gambar 4. Prosedur lewat pesan ketika pasien seharusnya ke rumah sakit
untuk konsultasi.
Pengiriman pesan dengan level strategi urgency, yaitu: jika kategori normal:
lewat email, kategori urgent dengan short massage untk pasien, pada kondisi kritis;
short massage untuk asisten perawatan/ keluarga.
Layanan
XML
web
peringatan
teknologi
pesan
yang
untuk
digunakan
cross-platform
untuk
dan
menyusun
layanan
fungsi. Dalam system ini, pengguna dapat mengirim dan menerima berbagai alert via
web browser. Untuk system desain, akhir PDA untuk penerimaan waspada dirancang
seperti gambar 5 dibawah ini:
Gambar 5. Penampilan muka resepsi peringatan untuk simulator akhir PDA
J2ME digunakan untuk menulis aplikasi program untuk akhir, perangkat ponsel
mobile. Tampilan desain seperti yang ditunjukkan pada gambar 6 dibawah ini:
Gambar 6. Penampilan system managemen perawatan untuk simulator akhir
mobile phone
Menu utama system managemen perawatan mencakup 4 fungsi utama:
a. Biosignal upload: dapat mengupload data seperti glukosa darah, tekanan darah,
dan EKG
b. Alert list: dapat menerima dan menjawap alerts
c. Internet: dapat melakukan registrasi online dengan terhubung ke internet dan
akses terhadap sumber daya pendidikan dan konsultasi dari penyedia perawatan.
d. History record: Pasien dapat mengakses data tekanan darah, glukosa darah serta
data EKG masa lalu.
Sedangkan untuk melewati alert dan upload parameter fisiological dapat
menggunakan layanan pesan singkat (SMS) dan pesan layanan multimedia (MMS).
Modul web server di pusat perawatan, manager dapat memberikan dengan
monitoring real time dan managemen dari semua tanda dalam system dengan
menggunakan web browser di situs remote. Berikut tampilan pada pemantauan alert di
halaman web seperti digambar 7:
Gambar 7. Tampilan monitoring alerts / waspada via web server untuk pusat
perawatan.
3. Sistem evaluasi kinerja
Pada uji reliabilitas, 20 pesan pendek urgent alerts, baik dikirim berurutan atau tidak
berurutan, dapat 100% diterima dan diproses oleh sistem. Dengan demikian
membuktikan keandalan sistem tersebut. Pada uji kinerja sistem, waktu rata-rata
diperlukan untuk seluruh prosedur yang meliputi pengiriman pesan peringatan untuk
pusat perawatan, pengolahan informasi dalam platform pusat perawatan, dan
mengirim pesan pendek ke asisten perawatan adalah 20 detik. Pengiriman dari pesan
peringatan membutuhkan 8 detik. Pengolahan di platform pusat perawatan butuh 4
detik. Pengiriman pesan ke asisten perawatan memakan waktu 8 detik. Dengan
demikian membuktikan kemampuan system untuk memberikan bantuan cepat kepada
pasien diabetes.
Hasil diatas sesuai dengan penelitian Zolfaghari, Mousavifar, Pedram, (2009)
bahwa intervensi perawatan diabetes mellitus dengan menggunakan SMS atau via telepon
seluler dengan dipimpin perawat dapat menurunkan kadar HbA1c .
HbA1c merupakan glikosat glukosa yang menempel pada hemoglobin untuk
membuat molekul hemoglobin glikosilasi. Dengan mengukur HbA1C dapat memberitahu
seberapa tinggi kadar glukosa darah anda
selama 8-12 minggu terakhir sebelum
digantikan(Silbernagl & Lang, 2007). Kadar HbA1C non diabetes normal adalah 3.5-5.5
%, sedangkan pada diabetes sekitar 6.5 % baik. Penderita dinyatakan diabetes mellitus
jika kadar HbA1C > 6.5% (Black & Hawks, 2009)
Sejalan dengan penelitian diatas, Intervensi berbasis web dengan menggunakan
SMS dan telepon seluler selama 6 bulan dengan intervensi mempertahankan kadar
glukosa normal, dengan cara menginput kadar glukosa darah, diet, latihan setiap hari
dengan internet atau telepon seluler, maka peneliti akan mengirimkan pesan lewat SMS
atau wire internet setiap minggu, maka pada kelompok intervensi HbA1c
menurun
1.15% point dalam 3 bulan dan 1.05% point dalam 6 bulan, sedangkan untuk pemeriksaan
gula darah 2 jam setelah makan menurun 85.1 mg/dl dalam 3 bulan dan 63.1 mg/dl dalam
6 bulan (Kim & jeong, 2007).
Berdasarkan penelitian Kim HS, Kim NC, Ahn SH (2006) dengan judul “Impact
of a nurse short message service intervention for patients with diabetes” dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh layanan pesan singkat perawat melalui telepon seluler dan
internet pada tingkat haemoglobin glikosilasi (HbA1c) dan kepatuhan terhadap
rekomendasi kontroldiabetes. Para pasien dengan diabetes diminta memasukkan kadar
glukosa setiap hari melalui telepon seluler atau internet. Rekomendasi optimal dikirim
tiap minggunya untuk setiap apasien dengan SMS. Setelah 12 minggu , pasien mengalami
penurunan rata-rata 1.1% dilevel HbA1c dan peningkatan pengambilan obat diabetes, 30
menit latihan fisik dan kepatuhan perawatan kaki.
Penelitian Yoon & Kim ( 2008) a Short Massage Servis by Seluler Phone in Type
2 Diabetic Patient for 12 months dengan tujuan mempertahankan kadar HbA1 C < 7 %,
dan hasilnya dengan intervensi edukasi dengan menggunakan internet dan SMS dengan
seluler phone secara cepat mempertahankan control kadar glucose pasien DM tipe 2
Menurut penelitian Krishna, S, Boren, S.A, (2008) Memberikan perawatan dan
dukungan dengan menggunakan ponsel dan intervensi pesan teks dapat meningkatkan
diabetes klinis yang relevan terkait hasil kesehatan dengan meningkatkan pengetahuan
dan self efficacy untuk managemen perilaku diri.
Penyuluhan kesehatan atau edukasi merupakan pilar dasar utama pengobatan
diabetes mellitus bagi pasien dan pencegahan diabetes mellitus bagi keluarga atau
komunitas. Pada prinsipnya edukasi dapat memandirikan pasien. Pasien berperan sebagai
dokter, yang dapat menentukan kapan waktunya untuk memeriksakan diri ke dokter atau
anggota tim perawat untuk mendapatkan pengarahan lanjutan.(Hiswani, 2002)
Dengan demikian penyuluhan pada pasien diabetes dengan menggunakan metode
apapun ceramah, tanya jawab, dll dengan tatap muka atau menggunakan tehnologi untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang diabetes mellitus dalam merawat diri
sendiri, mengatasi krisis, dan mengubah gaya hidup pasien agar dapat menangani dengan
sukses.
C. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Kesimpulan
a. Dengan keandalan dan uji kinerja untuk transmisi dan pengolahan dari pesan
peringatan/ alert system dapat segera memberikan bantuan bagi penderita diabetes
mellitus
b. Pemantauan alert dan skema managemen dalam pusat perawatan dengan
menggunakan internet, mobile phone, PDA ke pasien dan asisten perawatan/
keluarga mampu menyelesaikan perawatan pada pasien diabetes mellitus secara
cerdas.
c. Edukasi merupakan salah satu point penting dalam managemen pasien DM,
dengan metode apapun, bentuk media apapun, pada prinsipnya memandirikan
pasien, mengatasi krisis, dan meningkatkan kualitas hidup pasien
d. Penggunaan tehnologi informasi dalam keperawatan dapat memudahkan pasien
DM dalam pemantauan dan mengendalikan penyakit DM.
2. Rekomendasi
a. Perlunya perawat memanfaatkan perkembangan tehnologi informasi dengan
internet, SMS atau MMS untuk memudahkan perawatan dan follow up khususnya
untuk pasien DM
b. Hendaknya perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
system tehnologi informasi yang sekarang berkembang pesat dengan studi lanjut
atau pelatihan.
c. Pentingnya meningkatkan edukasi pada pasien DM dengan komplikasi yang
beragam dengan tehnologi informasi agar lebih menarik perhatian.
D. Daftar Pustaka
Black & Hawks, 2009, Medical Surgical Nursing, Eight Edition, Elsevier
Kim HS, Kim NC, Ahn SH (2006), Impact of a Nurse Short Message Service
Intervention for Patients with Diabetes, J Nurs Care Qual. 2006 JulSep;21(3):266-71. [PubMed - indexed for MEDLINE]
Kim & jeong, 2007). A Nurse Short Message Service by Cellular Phone in Type-2
Diabetic patients for six months. J Clin Nurs. 2007 Jun;16(6):1082-7. .
[PubMed - indexed for MEDLINE]
Krishna, S, Boren, S.A, (2008) , Diabetes Self-Management Care via Cell Phone: a
Systematic Review, Journal of Diabetes Science and Technology, volume 2,
Issue 3, May 2008, Diabetes Technology Society.
Hiswani, (2002), Penyuluhan Kesehatan Pada penderita Diabetes Mellitus, http:
//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3665/1/fkm-hiswani3.pdf
diunduh
tanggal 22 April 2012
Lee, R.G, et al, (2005), An Intelegent Diabetes Mobile Care System with Alert
Mechanism, Biomedical Engineering-Apllication, Basic & Communication, vol
17, no 4, Agustus, 2005
Silbernagl & Lang, 2007, Teks & Atlas berwarna Patofisiologi, EGC
Smeltzer S.C & Bare, B.G, 2008, Brunner & sudarth’s textbook of medical surgical
Nursing, EGC
Sunaryo, Haryati, W, (2007), Perbandingan Pendidikan Kesehatan antara Metode Diskusi
dan Pemecahan Masalah dalam Perubahan Perilaku Pasien DM tipe 2 di RSUD
Swadana Pekalongan, Jurnal Keperawatan Sudirman, vol 2, no.1, maret 2007
Yoon & Kim (2008), a Short Massage Servis by Seluler Phone in Type 2 Diabetic Patient
for 12 months, Diabetes Research and Clinical Practice 79 (2008), 256-261,
Scient direct. www.elsevier com/ locate/diabres
Zolfaghari, Mousavifar, Pedram, ( 2009), Mobile phone Text Messaging and Telephone
Follow-up Irian Type 2 Diabetic Patients for 3 monts: A comparative Study,
Irianian Journal of diabetes and Obesity, volume 1, number 1, Auntum 2009
Download