BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1

advertisement
7
BAB 2
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya indivindu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan menpertukarkan barang dan jasa yang bernilai
tersebut dengan pihak lain.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001, p6) pemasaran merupakan suatu proses
perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah
ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan
tujuan indivindu dan organisasi.
2.2 Bauran Pemasaran
Untuk membantu tercapainya tujuan strategi pemasaran. Maka diciptakanlah
alat-alat yang membentuk suatu bauran pemasaran yaitu, Product, Place, Price,
and Promotion. Ke empat P dalam bauran pemasaran tersebut digunakan untuk
mempengaruhi saluran perdagangan dan konsumen akhir.
Menurut Philip Kotler (2002, p18) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
McCharty mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas
yang disebut dengan 4 P dalam pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
distribusi, dan promosi.
8
2.2.1 Produk
Produk
mempunyai
peranan
yang
penting
dalam
menunjang
keberhasilan pamasaran. Menurut Kotler & Armstrong (2003, p337) Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk dikatakan baik apabila
produk
tersebut
dapat
memenuhi
kebutuhan
pasar.
Perkembangan
penjualan produk yang tidak memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli,
tidak dapat dibantu dengan strategi promosi penjualan yang efektif
sekalipun. Karena tidak dapat membantu merubah produk tersebut menjadi
sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan pembeli.
Oleh karena itu pengertian perusahaan tentang hakekat produk dimata
pembeli adalah penting, konsumen tidak semata-mata membeli atribut
produk secara fisik tetapi juga manfaat-manfaat yang dapat mereka peroleh
dari produk tersebut.
2.2.1.1 Atribut Produk
Atribut produk merupakan bagian dari pengembangan produk
dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat–manfaat yang akan
ditawarkan. Atribut Produk mempunyai pengaruh yang besar kepada
persepsi konsumen terhadap produk. Karena melalui atribut- atribut
produk, suatu produk dapat dikomunikasikan dan disampaikan
kepada konsumen melalui atribut-atribut produk seperti kualitas
produk, serta desain / gaya kemasan.
9
2.2.1.1.1 Kualitas Produk
Kualitas adalah salah satu alat pemasaran yang penting
dalam menempatkan posisi suatu produk di pasar. Kualitas
adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsifungsinya (Simamora, 2001, p147). Dimensinya meliputi
daya tahan, keandalan (kemampuan selalu dalam keadaan
baik atau siap pakai), kemudahan mengoperasikan dan
mereparasi, dan atribut-atribut lain yang bernilai. Dimensi
lain yang perlu diperhatikan adalah, yaitu tingkatan dan
konsistensi (Kotler dan Armstrong, 2003, p347).
Menurut Philip Kotler (2005, p94) menjelaskan salah
satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari
pemasok adalah mutu produk dan jasa yang tinggi. Maka
dari
pernyataan
tersebut
dapat
dinyatakan
bahwa
mutu/kualitas produk dapat mempengaruhi konsumen
dalam memutuskan untuk memperoleh produk tersebut.
Dalam pengembangan produk, pemasar lebih dahulu
harus memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung
posisi produk di pasar sasarannya. Tingkat kualitas tidak
selalu harus tinggi. Kualitas bisa saja rendah, sedang atau
tinggi, sesuai dengan positioning yang diinginkan. Maka
kualitas produk harus disesuaikan dengan posisi produk
dalam pasar.
Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga
dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi.
10
Dalam konsisten yang tinggi tersebut kualitas produk
berarti kualitas kesesuaian bebas dari dari kecacatan dan
kekonsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas yang
akan dicapai/dijanjikan.
Perusahaan
harus
berusaha
keras
memberikan
tingkatan kualitas kesesuaian yang tinggi, dalam hal
tingkatan kualitas kesesuaian yang secara konsisten
memberikan kualitas memberikan kualitas yang dibayar
dan diharapkan oleh konsumen.
2.2.1.1.2 Kualitas Kinerja
Kualitas kinerja merupakan kemampuan produk untuk
melakukan
fungsi-fungsinya.
Menurut
Kotler
dan
Armstrong (2003, p319) Kualitas kinerja mengacu pada
tingkat dimana karakteristik dasar operasi itu beroperasi.
Sebagian besar produk awalnya ditetapkan pada salah
satu dari empat tingkat kinerja yaitu, rendah, rata-rata,
tinggi dan super
Dalam suatu unit bisnis, jika memiliki kualitas yang
tinggi maka memungkinkan mereka untuk menetapkan
harga
yang
tinggi
karena
banyaknya
permintaan.
Sehingga akan mendatangkan keuntungan dari pembelian
ulang yang lebih banyak, adanya kesetiaan pelanggan dan
kesan yang positif serta biaya mereka untuk memberikan
11
kualitas baik tidak jauh lebih tinggi daripada unit bisnis
yang memproduksi kualitas rendah.
2.2.1.1.3 Kualitas Kesesuaian
Kualitas kesesuaian menurut Kotler (2003, p320)
adalah tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik
dan
memenuhi
Pembeli
spesifikasi
mengharapkan
sasaran
produk
yang
dijanjikan.
memiliki
kualitas
kesesuaian yang tinggi. Kesesuaian yang rendah membuat
produk itu gagal memberikan apa yang dijanjikan pada
banyak pembeli, sehingga membuat para pembeli menjadi
kecewa.
2.2.1.1.4 Kemasan
Kemasan selalu disajikan dalam fungsi yang praktis
yaitu, memegang isi bersama-sama dan melindungi
barang
sewaktu
dipindah-pindahkan
melalui
saluran
saluran distribusi. Menurut Kotler dan Armstrong (2001,
p367-368) “Kemasan adalah perancangan dan pembuatan
wadah
atau
pembungkus
suatu
produk”.
Kemasan
mencakup wadah utama produk, kemasan sekunder yang
dibuang ketika produk akan digunakan dan kemasan
pengiriman
yang
diperlukan
untuk
menyimpan,
mengidentifikasi, dan mengirimkan produk. Pemberian
12
label berupa informasi tercetak yang tercantum pada
kemasan, juga merupakan bagian dari pengemasan.
Secara tradisional fungsi primer kemasan adalah untuk
memuat dan melindungi produk. Namun dalam beberapa
waktu
terakhir
ini,
banyak
faktor
yang
membuat
pengemasan menjadi alat pemasaran yang penting.
Menurut Simamora (2001, p157) kemasan bagi produk
sama pentingnya dengan pakaian manusia. Daya tarik
manusia
sangat
dipengaruhi
oleh
pakaian
yang
dikenakannya, maka dapat dikatakan bahwa daya tarik
suatu produk juga tergantung dari gaya kemasan yang
dimiliki. Selain itu kemasan juga dapat melindungi produk,
dan bagaimana kemasan itu memberikan kenyamanan
dan kemudahan bagi konsumen. Suatu kemasan Menurut
(Philip Kotler dan Kell, 2007, p30) Kemasan merupakan
hal pertama yang dihadapi pembeli menyangkut produk
dan mampu mengubah pembeli untuk membeli atau tidak.
Mengembangkan pengemasan yang baik untuk produk
baru memerlukan banyak pembuatan keputusan. Pertama,
perusahaan harus menyusun konsep pengemasan, yang
menyatakan bagaimana kemasan itu seharusnya dan apa
dilakukan oleh kemasan itu bagi produk. Keputusan
lainnya yang harus dibuat adalah keputusan mengenai
elemen spesifik dari kemasan, seperti ukuran, bentuk,
bahan, warna teks, dan merek dagang. Berbagai elemen
13
ini harus bekerja sama untuk mendukung posisi produk
serta strategi pemasaran. Kemasan harus konsisten
dengan iklan, penetapan harga, dan distribusi produk
tersebut.
2.2.1.1.5 Fungsi Pengemasan
Menurut (Lamb, Hair, McDaniel, 2001, 432-434) fungsi
pengemasan adalah:
1. Memuat dan Melindungi Produk
Fungsi
dari
pengemasan
adalah
untuk
memuat produk yang cair, dalam bentuk butiran,
atau
sebaliknya
terlindungi.
dapat
Perlindungan
dibagi
fisik
agar
tetap
adalah
fungsi
pengemasan yang jelas kelihatannya. Kemasan
melindungi produk dari kemungkinan kerusakan,
penguapan, pembusukkan, cahaya panas dan
banyak kondisi lainnya.
2. Mempromosikan produk
Pengemasan melakukan lebih dari sekedar
mengidentifikasikan
suatu
merek,
mendaftar
semua bahan, menspesifikasikan ciri khas, dan
memberi petunjuk. Suatu kemasan membedakan
sebuah produk dari produk pesaing dan dapat
mengasosiasikan suatu produk baru. Kemasan
produk menggunakan desain, warna, bentuk, dan
14
bahan untuk mencoba mempengaruhi pendapat
konsumen dan perilaku konsumen. Pengemasan
mempunyai efek yang dapat diukur terhadap
penjualan.
3. Memudahkan penyimpanan, penggunaan
dan kenyamanan
Kebutuhan konsumen untuk kemudahan
menutupi banyak dimensi: konsumen biasanya
mencari
barang-barang
yang
mudah
untuk
dipegang, dibuka dan ditutup kembali, meskipun
sebagian konsumen menginginkan kemasan yang
dapat dipakai kembali atau dapat dihancurkan.
Beberapa perusahaan menggunakan kemasan
sebagai upaya mensegmentasi pasar. Kemasan
yang mudah dapat meningkatkan kegunaan suatu
produk,
oleh
karenanya
akan
meningkatkan
pangsa pasar dan keuntungan
2.2.2 Harga
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk meningkatkan
keuntungan, keuntungan dapat diperoleh jika hasil penjualan yang diterima
perusahaan melebihi BEP perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Menurut
Lamb, Hair, Mc Daniel (2001, p268) Harga merupakan sesuatu yang
15
diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun
jasa. Uang yang harus dibayar pelanggan untuk mendapatkan produk.
Menurut Philip Kotler (2001, p439) Harga telah menjadi faktor penting
yang mempengaruhi pilihan pembeli. Oleh karena itu, harga dapat
mempengaruhi konsumen dalam memutuskan apakah akan membeli produk
tersebut atau tidak, dan berapa jumlah yang akan dibeli berdasarkan harga
tersebut. Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka menukar suatu
nilai (harga) untuk mendapatkan suatu nilai
lainnya (manfaat karena
memiliki atau menggunakan suatu produk). Harga sering dijadikan indikator
kualitas bagi konsumen. Orang sering memilih harga yang lebih tinggi
diantara 2 barang sejenis, karena cenderung beranggapan kualitasnya lebih
baik.
Penetapan harga yang berorientasi pada efektif mencakup berapa besar
nilai yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang mereka terima dari
produk tersebut dan penetapan harga yang sesuai dengan nilai. Konsumen
akan menggunakan nilai-nilai ini untuk mengevaluasi harga produk. Jika
pelanggan menganggap harganya lebih tinggi daripada nilai produk. Mereka
tidak akan membeli produk, jika konsumen menganggap harga berada di
bawah nilai produk Perusahaan perlu mempertimbangkan banyak faktor
dalam
menetapkan
kebijakan
harganya.
Ada
enam
langkah
untuk
menetapkan suatu harga yaitu, memilih tujuan penetapan harga, Ada enam
tujuan utama penetapan harga perusahaan yaitu, Survival, Maximum
Current Profit, Maximum Current Revenue, Maximum Sales Growth,
Maximum Market Skiming, dan Product Quality Leadership.
16
1. Menentukan Permintaan. Tiap harga dikenakan perusahaan akan
menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan
memberikan pengaruh yang berbeda pula pada tujuan pemasarannya.
Dalam keadaan normal, permintaan dan harga berhubungan terbali,
yaitu semakin rendah harga semakin tinggi permintaan.
2. Memperkirakan Biaya. Dalam hal penetapan harga, perusahaan ingin
menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi dan
penjualan produknya.
3. Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing. Dalam rentang
harga yang mungkin, yaitu diantara biaya dan permintaan pasar, biaya
pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga membantu
perusahaan dalam menetapkan harga yang akan dikenakan.
4. Memilih Penetapan Harga. Metode penetapan harga yang ditetapkan
perusahaan akan menghasilkan suatu harga tertentu. Ada enam metode
penetapan harga yaitu, Penetapan Harga Mark Up, Penetapan Harga
berdasarkan sasaran Pengembailian, Penetapan Harga berdasarkan nilai
yang dipersepsikan, Penetapan Harga Nilai.
5. Memilih Harga Akhir. Dalam memilih harga akhir perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai faktor tambahan, termasuk penetapan
harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap
harga.
2.2.2.1 Metode Penetapan Harga
Beberapa metode penetapan harga (Kotler 2002, p529-534) yaitu,
• Mark Up Pricing
17
Harga jual ditentukan berdasarkan persentasi keuntungan yang
diharapkan ditambahkan dengan keseluruhan biaya produksi
sebagai keuntungan atau laba.
• Target Return Pricing
Perusahaan menentukan tingkat harga yang akan menghasilkan
pengembalian dengan target yang sudah ditentukan.
• Preceived-Value Pricing
Harga ditentukan berdasarkan penilaian konsumen terhadap
produk, bila konsumen menilai produk tinggi maka harga yang
ditetapkan atas produk juga tinggi.
• Going-Rate Pricing
Harga yang ada mengikuti harga pasar yang ada, berdasarkan
harga jual yang ditetapkan pesaing.
• Sealed-Bid Pricing
Harga ditentukan berdasarkan dugaan prusahaan tentang
berapa besar harga yang akan ditetapkan pesaing, bukan biaya
dan permintaannya sendiri yang digunakan ketika perusahaan
ingin memenangkan produk.
2.2.2.2 Peranan Harga
Harga
mempunyai
peranan
penting
dalam
keberhasilan
pemasaran suatu produk dan kelansungan hidup perusahaan.
Peranan harga dalam keberhasilan suatu produk dan kelansungan
hidup perusahaan. Peranan harga dalam keberhasilan suatu
18
produk dan kelansungan hidup perusahaan berdasarkan pendapat
Sutojo (2001, p64-69) adalah sebagai berikut,
1. Harga adalah salah satu faktor penentu jumlah permintaan
produk dipasar.
Dalam kehidupan sehari-hari permintaan produk dapat bersifat
elasits atau tidak elastis terhadap perubahan harga. Permintaan
dapat dikatakan elastis terhadap harga apabila permintaan
berubah setiap kali harga turun atau naik. Sedangkan harga
dikatakan tidak elastis apabila permintaan tidak atau tidak
banyak berubah karena perubahan harga. Termasuk dalam
kategori produk yang elastis terhadap perubahan harga adalah
barang
atau
jasa
yang
dipergunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan sekunder.
2. Harga menentukan jumlah hasil penjualan dan keuntungan
Hasil penjualan produk yang diterima perusahaan setiap masa
tertentu sama dengan jumlah satuan yang terjual kali harga per
satuan produk. Sedangkan keuntungan yang diperoleh setiap
masa tertentu sama dengan hasil penjualan yang dikurangi
jumlah biaya yang ditanggung perusahaan dalam masa yang
sama.
3. Harga
dalam
startegi
harga
mempengaruhi
keberhasilan
distribusi produk.
Harga per satuan produk, struktur potongan harga dan syarat
pembayaran mempunyai peranan penting terhadap ketersediaan
distributor mendistribusikan produk. Dimana harga tersebut
19
harus kompetitif dalam arti tidak terlalu besar bedanya dengan
harga produk saingan yang setaraf. Apabila perbandingan harga
tersebut terlalu besar maka kelancaran penjualan produk yang
bersangkutan
dapat
terhambat.
Akibatnya
resiko
yang
ditanggung distributor menjadi lebih besar dibandingkan dengan
apabila mereka mendistribusikan produk lain yang lebih laku. Hal
itu dapat menimbulkan keseganan distributor mendistribusikan
produk yang bersangkutan, apalagi jika syarat penjualan adalah
kredit penjualan dan bukan konsinyasi.
4. Harga dapat mempengaruhi segmen pasar yang dapat ditembus
perusahaan.
Melebarkan sayap pemasaran produk dengan memasuki segmen
pasar yang lain yang belum digarap sebelumnya dapat
menambah jumlah keuntungan. Dengan penentuan segmen
pasar, perusahaan harus menetapkan harga dan kualitas yang
sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Salah satu segmen
pasar dibanyak negara yang dipergunakan sebagai sasaran
melebarkan jangkauan pemasaran produk adalah segmen pasar
tingkat bawah.
2.2.3 Distribusi
Distribusi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam membuat produk yang dihasilkan bagi konsumen sasaran dengan
melakukan pemilihan tempat yang tepat sehingga konsumen dapat dengan
mudah memperoleh dan selalu tersedia bagi konsumen.
20
Saluran distribusi atau pemasaran adalah Seperangkat organisasi
yang saling tergantung satu sama lain, yang dilibatkan dalam proses
penyediaan suatu produk atau jasa, untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
konsumen atau pengguna bisnis (Philip Kotler, 2001, P7). Saluran Distribusi
dapat terdiri dari, Pialang, Fasilator, Perwakilan Produsen, Pedagang,
Pengecer, Agen, Armada Penjualan dan Pedagang Besar.
Fungsi dan Arus saluran pemasaran menurut Philip Kotler (2001, p8)
terdiri dari,
1. Informasi
Pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai
pelanggan pesaing, serta pelaku dan kekuatan lain yang ada saat ini
maupun yang potensial dalam lingkungan pemasaran.
2. Promosi
Pengembagan dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang
untuk menarik pelanggan pada penawaran tersebut.
3. Negoisasi
Usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain
sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan.
4. Pemesanan
Komunikasi dari para anggota saluran pemasaran ke produsen mengenai
minat untuk membeli.
5. Pembiayaan
Perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk membiayai
persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran.
6. Pengambilan Resiko
21
Penanggungan resiko yang berhubungan denagn pelaksanaan fungsi
saluran pemasarn tersebut.
7. Pemilikan Fisik
Kesinambungan Penyimpangan dan pergerakan produk fisik dari bahan
mentah sampai ke pelanggan akhir.
8. Pembayaran
Pembeli membayar tagihannya ke penjual lewat bank dan institusi
keuangan lain.
2.2.4 Promosi
Keberhasilan perusahaan dalam menjual produknya dapat dipengaruhi
oleh promosi yang dilakukan, promosi mempunyai perana penting dalam
menginformasikan produk dan mengubah perilaku konsumen. Promosi
sering juga disebut sebagai komunikasi pemasaran yang merupakan alat
terakhir serta paling terlihat dalam komposisi bauran pemasaran.
Kegiatan promosi mencakup seluruh alat yang digunakan perusahaan
untuk
mengkomunikasikan
keunggulan
produk
yang
dipromosikan.
Promosi sendiri memiliki berbagai elemen yang disebut dengan promotion
mix yang terdiri dari periklanan, marketing public realtion, hubungan
masyarakat dan promosi penjualan (Philip Kotler, 2001, P152).
2.3 Perilaku Konsumen
Keinginan atau pilihan konsumen akan suatu produk atau jasa selalu berubah
terus
menerus.
Oleh
karena
itu
setiap
perusahaan
harus
mempunyai
22
pengetahuan seksama mengenai perilaku konsumen untuk memperoleh definisi
pasar yang baik yang sesuai dengan konsumen.
Perilaku
konsumen
menggambarkan
bagaimana
konsumen
membuat
keputusan–keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan
mengatur pembelian barang atau jasa (Lamb, Hair, McDaniel, 2001, p188).
Pelajaran mengenai perilaku konsumen juga menyangkut analisa faktor–faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis (Philip Kotler, 2004, P183- 197).
a.
Faktor Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan
perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Pada dasarnya
semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang
berbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan
peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka.
b.
Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi
oleh
faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial.
1) Kelompok Acuan
Seseorang terdiri dari semua kelompok yang memilki pengaruh lansung atau
tidak lansung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
23
2) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi objek yang luas.
3) Peran dan Status Sosial
Seseorang berpatisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya,
keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok
dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Pemasar menyadari potensi
simbol status dari produk dan merek.
c.
Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.
d.
Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor utama
psikologi utama yaitu, motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan
pendirian.
2.5 Proses Pembelian
Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacammacam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman
mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelia. Secara khusus,
pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenisjenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
24
2.5.1 Peran Dalam Pembelian
Adalah mudah untuk mengidentifikasi pembeli berbagai produk.
Meskipun
demikian,
pemasar
harus
berhati-hati
dalam
menetapkan
keputusan mengenai sasaran mereka, karena peran pembelian selalu
berubah.
Terdapat lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian
(Philip Kotler, 2004, P201)
1) Pencetus
Seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli
suatu produk atau jasa.
2) Pemberi Pengaruh
Seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.
3) Pengambil Keputusan
Sesorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan
pembelian, apakah membeli, dan dimana akan membeli.
4) Pembeli
Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
5) Pemakai
Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
yang bersangkutan.
2.6 Tahap-tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Ketika membeli suatu produk, secara umum konsumen mengikuti proses
pengambilan keputusan. Pada tahapan–tahapan inilah yang mewakili proses secara
25
umum yang menggerakkan konsumen dari pengenalan produk atau jasa ke
evaluasi pembelian.
Proses ini merupakan petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen
membuat suatu keputusan (Lamb, Hair, McDaniel, 2001, P188-189),
1.
Pengenalan Kebutuhan
Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah
pengenalan
kebutuhan.
Pengenalan
kebutuhan
terjadi
ketika
konsumen
menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan yang sebenarnya dan keinginan.
Pengenalan kebutuhan terpicu ketika konsumen diekspos pada stimulus internal
atau eksternal. Dan adanya keinginan yaitu ketika seseorang mempunyai
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan memutuskan bahwa hanya produk atau jasa
yang mempunyai keistimewaan tertentu yang akan memuaskannya.
2.
Pencarian Informasi
Setelah mengenali kebutuhan atau keinginan, konsumen mencari
informasi tentang beragam alternatif yang ada untuk memuaskan kebutuhannya.
Pencarian informasi dapat terjadi secara internal maupun eksternal. Pencarian
informasi internal adalah proses mengingat kembali informasii yang tersimpan di
dalam ingatan. Informasi yang tersimpan ini sebagian besar berasal dari
pengalaman sebelumnya atas suatu produk. Sebaliknya, pencarian informasi
eksternal adalah mencari informasi di lingkungan luar kita.
Pengetahuan
konsumen
tentang
produk
atau
jasa
juga
akan
mempengaruhi ruang lingkup pencarian informasi eksternal. Jika konsumen itu
berpengetahuan luas dan mempunyai informasi yang baik mengenai potensi
produk yang akan dibeli, maka ia mungkin tidak akan mencari informasi tambahan
lagi. Dengan kata lain, semakin konsumen itu berpengeathuan maka semakin
26
efisien ia melakukan proses pencarian informasi, sehingga memerlukan waktu
yang lebih sedikit dalam proses mencari informasi.
Konsumen yang lebih tertarik pada suatu produk akan menghabiskan
lebih banyak waktu untuk mencari informasi dan mencari produk alternatif lainnya.
Pencarian informasi konsumen harus menghasilkan sekelompok merek–merek,
yang disebut evoked set (atau rangkaian pertimbangan) yang merupakan
alternatif–alternatif yang paling disenangi oleh konsumen. Dari kumpulan ini,
pembeli selanjutnya akan mengevaluasi alternatif dan menetapkan pilihan.
3.
Evaluasi Alternatif dan Pembelian
Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan
dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu
keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan di dalam
ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun
suatu kriteria tertentu.
Standar
ini
membantu
konsumen
untuk
mengevaluasi
dan
membandingkan alternatif tersebut. Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah
alternatif–alternatif tadi maka konsumen dapat memutuskan apakah produk akan
dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli sama sekali. Jika konsumen memutuskan
untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya dalam proses adalah
melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah dibeli.
4.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli
produk yang paling disukai. Namun, ada dua faktor utama yang dapat berada di
antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap
27
orang lain, Sejauh mana orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang
akan bergantung pada dua hal yaitu,
a)
Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen.
b)
Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat
muncul dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk
memodifikasi, menunda, atau menghindari suatu keputusan pembelian
sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Dalam melaksanakan niat
pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian yaitu,
keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan
waktu, dan keputusan metode pembayaran.
5.
Perilaku Pasca Pembelian
Ketika membeli suatu produk, konsumen mengharapkan bahwa dampak
tertentu dari pembelian tersebut. Bagaimana harapan-harapan itu terpenuhi,
menentukan apakah konsumen puas atau tidak puas dengan pembelian tersebut.
2.7 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari
fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan (Riduwan, 2007, p25).
Dalam kerangka pemikiran ini, penelitian dianalisis melalui bauran pemasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari dari product, price, place dan promotion. Product
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan pemakainya (Kotler & Armstrong, 2003, p337). Unsur yang paling
28
penting dari suatu produk ialah atribut produk. Atribut produk terdiri dari kualitas
produk dan kemasan. Maka dalam penelitian ini, kualitas produk dan kemasan
akan dibahas secara mendalam. Kualitas adalah kemampuan suatu produk untuk
memenuhi fungsi-fungsinya (Simamora, 2001, p147).
(Philip Kotler, 2005, p94) menjelaskan salah satu nilai utama yang diharapkan
oleh pelanggan dari pemasok adalah mutu produk dan jasa yang tinggi. Maka dari
pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa mutu/kualitas produk dapat
mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk memperoleh produk tersebut.
Kualitas produk mempunyai beberapa indikator yaitu, daya tahan (usia
pemakaian produk dan bebas dari kerusakan), keandalan (jaminan, kinerja produk,
dan kemudahan pemakaian), dan ketepatan (kualitas kesesuaian dan konsistensi
kinerja). Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p367-368) “Kemasan adalah
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk”.
Menurut (Philip Kotler dan Kell, 2007, P30) Kemasan merupakan hal pertama
yang dihadapi pembeli menyangkut produk dan mampu mengubah pembeli untuk
membeli atau tidak. Kemasan mempunyai beberapa indikator yaitu, daya tarik
produk (karakteristik produk / fitur), perlindungan produk (daya tahan dan usia
penyimpanan), dan kemudahan penyimpanan dan penggunaan (desain kemasan
yang higienis).
Sedangkan (Lamb, Hair, Mc Daniel, 2001, p268) Harga merupakan sesuatu
yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun
jasa. Menurut (Philip Kotler, 2001, p439) Harga telah menjadi faktor penting yang
mempengaruhi pilihan pembeli. Oleh karena itu, harga dapat mempengaruhi
konsumen dalam memutuskan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak.
Harga mempunyai beberapa indikator yaitu, kuantitas (elastisitas harga), dan
29
segmen pasar (jaminan kualitas dan kesesuaian harga). Maka dalam penelitian ini,
harga, kualitas produk dan kemasan akan dianalisa pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Berikut adalah gambar model
yang menunjukkan hubungan antar variabel,
PT. Mustika Ratu, Tbk
Atribut Produk
produk
Slimming Tea
Product
(Slimming Tea)
Bauran
Pemasaran
Kualitas Produk
dan
Kemasan
Price
Place
Promotion
Tahap-tahap dalam keputusan pembelian
Pemahaman adanya masalah
Pencarian alternatif pemecahan
Evaluasi alternatif
Pembelian
Penggunaan pasca pembelian
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
30
2.8 Teori Hubungan antara Variabel Harga, Kualitas Produk, Kemasan
dengan Keputusan Pembelian
Menurut Philip Kotler (2001, p439) Harga telah menjadi faktor penting yang
mempengaruhi pilihan pembeli. Oleh karena itu, harga dapat mempengaruhi
konsumen dalam memutuskan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak,
dan berapa jumlah yang akan dibeli berdasarkan harga tersebut. Ketika konsumen
membeli suatu produk, mereka menukar suatu nilai (harga) untuk mendapatkan
suatu nilai lainnya (manfaat karena memiliki atau menggunakan suatu produk)
(Jurnal Eksekutif, 2005, p168).
Menurut Philip Kotler (2005, p94) menjelaskan salah satu nilai utama yang
diharapkan oleh pelanggan dari pemasok adalah mutu produk dan jasa yang
tinggi. Maka dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa mutu/kualitas
produk dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk memperoleh
produk tersebut. Kualitas adalah “kesesuaian untuk digunakan”, “persesuaian
dengan persyaratan” dengan kata lain suatu produk dikatakan memenuhi kualitas
apabila minimal telah memberikan apa yang diharapkan konsumen (Jurnal
Eksekutif, 2005, p168).
Kemasan juga merupakan salah satu nilai yang dapat mempengaruhi
konsumen, daya tarik kemasan menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk
kemudian melakukan tindakan pembelian (Jurnal Eksekutif, 2005, p169). Menurut
(Philip Kotler dan Kell, 2007, p30) Kemasan merupakan hal pertama yang dihadapi
pembeli menyangkut produk dan mampu mengubah pembeli untuk membeli atau
tidak.
31
2.9 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007, p51) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis berupa pernyataan
mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu
fenomena yang diamati dan diuji secara empiris.
Perumusan Hipotesis:
Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan dengan jelas dan
ringkas, menyatakan hubungan antara dua variabel, dan menjelaskan variabel
tersebut dalam terminologi operasional yang terukur.
Untuk menjawab keempat tujuan penelitian yaitu:
Hipotesa Penelitian 1 = ada pengaruh antara harga terhadap keputusan
pembelian Slimming Tea.
Ho : Tidak ada pengaruh harga yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap
keputusan pembelian dari konsumen.
H1 : Ada pengaruh harga yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap keputusan
pembelian dari konsumen.
Hipotesa Penelitian 2 = ada pengaruh antara kualitas produk yang diberikan
terhadap keputusan pembelian Slimming Tea.
Ho : Tidak ada pengaruh kualitas produk yang ditetapkan oleh perusahaan
terhadap keputusan pembelian dari konsumen.
H1 : Ada pengaruh kualitas produk yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap
keputusan pembelian dari konsumen.
Hipotesa Penelitian 3 = ada pengaruh antara kemasan terhadap keputusan
pembelian Slimming Tea.
32
Ho : Tidak ada pengaruh kemasan yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap
keputusan pembelian dari konsumen.
H1 : Ada pengaruh kemasan yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap keputusan
pembelian dari konsumen.
Hipotesa Penelitian 4 = ada pengaruh antara harga, kualitas produk, kemasan
terhadap keputusan pembelian Slimming Tea.
Ho : Tidak ada pengaruh dari harga, kualitas produk, kemasan terhadap keputusan
pembelian.
H1 : Ada pengaruh dari harga, kualitas produk, kemasan terhadap keputusan
pembelian.
Download