APLIKASI REKAYASA NILAI DALAM PERANCANGAN MESIN PENGHANCUR BATUBARA BERKAPASITAS 20-50 Kg/jam (Studi Kasus mesin penghancur batu bara) Nugroho Agus RFZ, Ir. Amiluddin Zahri, M.T. Ir. Budi Santoso, M.T. Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang Abstrak Nugroho Agus RFZ: Aplikasi Rekayasa Nilai Dalam Perancangan Mesin Pengahancur Batubara Berkapasitas 20-50 Kg/Jam Rekayasa Nilai adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antar biaya, keandalan dan penampilan dari suatu produk. Metode Zero-one merupakan salah satu cara untuk pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan prioritas kriteria-kriteria yang ada. Juga alat yang akan dirancang pada penelitian ini yaitu mesin penghancur batubara berkapasitas 20-50 kg/jam yang didasarkan pada rekayasa nilai. Setelah semua diberikan bobotnya maka semua bobot dari masing-masing alternatif dijumlahkan kekanan untuk mendapatkan alternatif yang terbaik dari empat alternatif baik dengan mencari jumlah nilai terbesar. Maka dapat ditentukan alternatif terpilih berdasarkan preferensi konsumen jatuh pada alternatif 3 dengan nilai total bobotnya atau performansinya adalah 34,55. Hasil perhitungan sebelumnya nilai harga jualnya sebesar Rp. 11.309.072,sedangkan performansinya 34,55 maka nilai rasio perbandingannya sebesar 34,55 dibagi 11.309.072 dikalikan dengan 1.000.000 hasilnya adalah 3,03 sehingga alternatif terpilih layak untuk diproduksi karena 3,03 > 1. Kata Kunci: rekayasa nilai, metode zero-one, mesin penghancur batubara. Abstract Nugroho Agus RFZ: Application of Value Engineering in Coal crusher Design with Capacity 20-50 Kg / Hour Value Engineering is a management technique that uses a systematic approach to achieve the best functional balance between cost, reliability and appearance of a product. Zero-one method is one way for decision-making that aims to determine the priority order of the existing criteria.So is a tool that will be designed in this research that the coal crusher with a capacity of 20-50 kg / h based on value engineering. After all the weights are given then all the weights of each alternative are summed to right to get the best alternative from four alternatives either by finding the largest value. Then it can be determined based on the selected alternative consumer preferences fall on alternative 3 with a total weight or performansinya value is 34.55.The results of previous calculations the value of the selling price of Rp. 11,309,072, - while performansinya 34.55 then the value of the comparison ratio of 34.55 divided by 11,309,072 to 1,000,000 multiplied by 3.03 so that the result is a feasible alternative was selected to be produced since 3.03> 1. Key words: Value Engineering, zero-one method, coal crusher. 1. PENDAHULUAN Rekayasa Nilai adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis untuk mencapai fungsional keseimbangan terbaik antar biaya, keandalan dan penampilan dari suatu produk. Produk adalah sebuah “ artefak “ merupakan atau sesuatu kreativitas yang budi-daya manusia ( man- made object) yang dapat dilihat, diwujudkan dirasakan, untuk serta memenuhi kebutuhan fungsional tertentu yang dihasilkan melalui sebuah proses yang panjang (Ulrich dan Eppinger:1995:2). Dengan demikian dalam merancang suatu produk atau alat perlu kiranya mempertimbangkan kebutuhan fungsi produk tersebut. Hal ini dimaksudkan agar produk atau alat yang dibuat nantinya dapat memenuhi kebutuhan fungsional walupun belum sempurna karena untuk penyempurnaan dari produk atau alat yang dibuat perlu dilakukan pengujian beberapa kali sampai mendekati kesempurnaan. Begitu akan sulit untuk dibakar, untuk itulah juga alat yang akan dirancang pada perlu penelitian ini yaitu mesin penghancur batubara agar menjadi serpihan kecil batubara berkapasitas 20-50 kg/jam sehingga muudah dibakar. yang didasarkan pada rekayasa nilai. Maksudnya agar fungsi dari mesin yang dibuat nantinya dapat mendekati kesimbangan antara biaya, keandalan, dan keserasian penampilan produk. dirancangan Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam merancang mesin penghancur batubara perlu memperhatikan aspek rekayasa nilai agar dapat terpenuhi fungsional dari mesin. Hal tersebut tentunya dalam pengahancur Khusus penelitian ini dalam rencana dititik beratkan menentukan bentuk dan fungsi mesin terhadap rekayasa nilai dan desain yang akan dibuat perlu mendapatkan yang direncanakan ada 3 alternatif masukkan dari para ahli maupun yang mana hal tersebut akan digali calon pemakai produk yang akan lebih dibuat ini. Mesin yang dirancang wawancara dalam dibidang perancangan mesin. skala kecil atau skala kebutuhan rumah tangga, dimana hal dimaksudkan dengan adanya mesin jauh Berdasarkan meringankan belakang pengguna. dengan melakukan para ahli 2. Rumusan masalah penghancur batubara tersebut dapat para setelah uraian masalah dalam latar yang telah Penggunaan dalam hal ini antara lain disampaikan sebelumnya, maka perlu para pengusaha kecil menengah yang dibuat perumusan masalahnya. Dari dalam produksinya rumusan masalah ini nantinya akan menggunakan bahan bakar solar menjadi kerangka berpikir untuk dapat beralih ke batubara karena penyelesaian penelitian yang akan lebih murah dan sangat mudah dilakukan:”Bagaimana mengaplikasi didapat dibandingkan bahan bakar konsep sebelumnya. Tetapi jika batubara merancangan usaha masih dalam ukuran besar tentunya rekayasa mesin nilai dalam penghancur batubara berkapasitas 20-50 1. Penentuan fungsi adjective kg/jam?”. dari mesin penghancur batubara. 3. Batasan Masalah Melihat 2. Menentukan alternatif terbaik luasnya ruang dari lingkup yang akan dibahas maka dalam perencanaan dan perancangan mesin penghancur batubara 3. Menentukan dimensi mesin ini penghancur batubara hasil rancangan. yang direncanakan 4. Menentukan komponenkomponen pembentuk ada 3 jenis alternatif. 2. Ukuran batubara berdasarkan hasil perhitungan sesuai secara analitik. pembuata dengan ukuran yang dapat 5. Menghitung biaya n mesin masuk dalam mesin. penghancur batubara atau 3. Bahan rangka digunakan besi harga pokok produk. siku. 4. Metode adalah mengacu yang zero pada digunakan one yang Job Plan dalam value engineering. 6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian : 1 Bagi Penulis Penelitian sebagai 5. Tujuan Penelitian spesifik meliputi: Tujuan yang bahan perencanaan dimaksud untuk dan ilmu dan pengembangan produk. sehingga penelitian yang akan dilakukan lebih terarah. dilakukan mengaplikasikan pada rumusan masalah diatas agar lebih ini memperdalam Tujuan penelitian mengacu secara mesin penghancur batubara. dibatasi pada: 1. Desain rancangan 2 Bagi Masyarakat Hasil penelitiaan yang berupa pembuatan alat penghancur bautbara dapat di jadikan sebagai bahan dalam masukan menghancurkan Sedangkan pengembangan produk merupakan serangkaian batubara dalam ukuran yang aktivitas yang dimulai dari analisis kecil sehingga dapat persepsi dan peluang pasar kemudian dijadikan bahan bakar diakhiri dengan tahap produksi, pengganti bahan bakar penjualan dan pengiriman produk. minyak. 2.1 Pengertian Produk dan 2.2 Desain Produk Pengembangan Produk Desain Menurut Ulrich dan Eppinger (1995 : 2) . Produk adalah sebuah “ artefak “ atau merupakan sesuatu kreativitas yang budi-daya manusia ( man- made object) yang dapat dilihat, diwujudkan dirasakan, untuk serta memenuhi kebutuhan fungsional tertentu yang dihasilkan melalui sebuah proses yang panjang. Produk dapat juga diartikan sebagai kegiatan (proses) dimana bahan dirubahmenjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi dengan menggunakan resources yang ada. Produk bisa berupa benda fisik maupun non fisik (jasa) maupun fasilitas kerja yang lain, dan bisa pula merupakan komsumtif barang-barang sederhana keperluan sehari-hari. untuk perencanaan merupakan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur. Kemudian, kata “desain” dapat digunakan sebagai kata benda maupun kata kerja. Dalam artian yang lebih luas, desain merupakan seni terapan dan rekayasa yang berintegrasi Desain dengan dikenakan teknologi. pada bentuk sebuah rencana, dalam hal ini dapat berupa proposal, gambar, model, maupun deskripsi. Jadi dapat dikatan, desain merupakan sebuah konsep tentang sesuatu. Desain lahir dari penerjemahan kepentingan, keperluan, data maupun jawaban atas sebuah masalah dengan metodemetode yang dianggap komprehensif, baik itu pemikiran riset, brainstorming, maupun memodifikasi desain yang sudah ada sebelumnya. Seorang orang yang perancang mendesain atau sesuatu lain, sehingga seorang yang memilih berprofesi sebagai desainer disebut desainer, namun desainer membutuhkan keahlian, penelitian, lebih dengan pemikiran, model dan pengalaman profesional yang bekerja dilingkup tertentu dalam orientasinya meng- desain out-put sebuah karya desain. lekat kaitannya yang merancang bekerja untuk sesuatu yang Sehubungan dengan defenisi menggabungkan atau bereksplorasi tersebut untuk menemukan nilai dalam hal estetika dan teknologi. struktural, organisasi, fungsi dan Desainer menjadi kata depan untuk ekspresi dengan bidang lain, desain menspesifikasi bentuk pekerjaan apa mengemban yang secara profesional digarapnya, meningkatkan seperti desainer fashion, desainer dalam komunikasi visual, desainer interior, pengolahannya, desain juga dituntut desainer grafis, dan sebagainya. mampu memberikan manfaat dan Lebih spesifik desain tugas hal besar dalam kelestarian global lingkungan dan kebebasan kepada seluruh komunitas merupakan sebuah aktifitas yang manusia bertujuan untuk membangun kualitas maupun kolektif, desain memiliki multi elemen dalam sebuah objek, implikasi yang cukup luas dalam proses, layanan dan sistem mereka pembentukan pola berpikir pasar dalam siklus hidup produk tersebut. karna desain menjadi salah satu Oleh karna itu, desain merupakan pendukung keanekaragaman budaya faktor utama inovasi manusia dalam dari teknologi prosesnya sehingga desain harus hadir dengan berintegrasi dengan budaya, sosial form yang mapan saat lahir sebagai dan ekonomi. sebuah produk baik dalam teori, dalam Mendesain sebuah melalui pola perancangan berbagai pertimbangan merupakan proses estetika, baik berbagai secara belahan individu, dunia, visual maupun objek dan koheren yang dengan kompleksitas yang muncul dan ditengah-tengah masyarakat. desain fungsi, saat ini melibatkan spektrum yang masalah, survei dan banyak aspek luas dimana berbagai profesi, produk, layanan, grafis, interior, suatu produk. Kebanyakan langkah- arsitektural dalam berbagai aspek langkah kehidupan. demikian, tersebut lebih bersifat intelektual dan desainer muncul sebagai individu organisasional daripada bersifat fisik. maupun (Ulrich and Eppinger, 1995 : 14) Dengan dan kegiatan-kegiatan komunitas yang jawab dalam Proses pengembangan produk perkembangan dunia yang multi- yang umum terdiri dari enam tahap dimensional. seperti yang terlihat pada gambar bertanggung Dengan defenisi desain yang cukup luas, segudang profesional desain memiliki spesifikasi yang dibidangnya masing- 2.1, proses ini diawali dengan fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan teknologi dan pengembangan penelitian masing, dan belum ada satu institusi lanjut. yang dapat mengumpulkan semua adalah pernyataanmisi proyek, yang manifesto desain tersebut secara merupakan input yang dibutuhkan keseluruhan, meski demikian bukan untuk memulai tahap pengembangan berarti konsep kita tidak menemukan Output dan fase tindak perencanaan merupakan suatu sekolah-sekolah yang memprakarsai petunjuk untuk tim pengembangan. lahirnya desainer-desainer. Penyelesaian dari proses 2.3 pengembangan produk adalah Proses Pengembangan peluncuran produk dimana produk Produk Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah sekumpulan input sekumpulan output. tersedia dibeli dipasar. pengubahan Salah satu cara untuk berfikir menjadi tentang proses pengembangan adalah Proses sebagai kreasi pendahuluan dari pengembangan produk adalah urutan sekumpulan alternatif konsep produk langkah-langkah dan atau kegiatan- kemudian mempersempit kegiatan dimana suatu perusahaan alternatif-alternatif dan menambah berusaha menyusun, spesifikasi produk sehingga produk mengkomersilkan dapat diandalkan dan diproduksi merancang untuk dan ulang dalam sistem produksi. Sebagai catatan, kebanyakan fase pengembangan didefinisikan berdasarkan meskipun keadaan proses produk, produksi dan rencana pemasaran yang merupakan output berwujud yang lain, juga turut berproses mengikuti pengembangan. berfikir Cara kemajuan lain tentang untuk proses pengembangan adalah sebagai sistem Enam fase dalam proses pengembangan secara umum : Fase 0 Fase 2 Fase 1 Fase 3 Fase 4 Fase 5 Penge Peranca Peranc Penguji Pelunc Pere mbang ngan angan an dan uran sistem ncan an Perbaik Tingkata Rinci produk aan(Sumber Konsep : Karl.T.Ulrich anand rinciSteven bn D. Eppinger, 1995 : 20) pemrosesan informasi. Proses ini dimulai dengan input seperti sasaran perusahaan dan Gambar 2.1 Fase Pengembangan Produk kemampuan teknologi yang tersedia, platform produk dan Berbagai sistem kegiatan informasi produksi. memproses pengembangan, memformulasikan spesifikasi, konsep dan detail-detail. 2.4 Rekayasa Nilai Rekayasa teknik yang nilai adalah diterapkan suatu secara sistematis untuk menentukan fungsi Proses pengembangan juga suatu produk atau jasa, menentukan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan nilai moneter dari fungsi tersebut utama dan tanggung jawab dari serta memenuhinya dengan biaya fungsi-fungsi organisasi yang total minimum. Dari definisi di atas, berbeda pada setiap fase terlihat bahwa teknik Rekayasa Nilai pengembangan, karena keterlibatan menggunakan yang berkesinambungan dalam sistematis untuk mengidentifikasikan proses kami memilih untuk fungsi-fungsi yang diinginkan dalam menerjemahkan peran bagian desain mendesain suatu sistem, produk atau dan manufaktur. jasa, mengukur performasi yang diinginkan suatu pemakai pendekatan dengan mempertimbangkan Proses perancangan optimal. Beberapa pendekatan yang dapat mengidentifikasikan digunakan dalam Rekayasa Nilai alternatif-alternatif adalah pemecahan masalah secara sebagai biaya yang berikut (The Aplication Of Value Engineering, Edisi Ketiga 1998): harus kreatif. 5. Orientasi pada fungsi 1. Orientasi pada sistem Perancangan selalu Perancangan harus dilakukan didasarkan pada fungsi-fungsi dengan mempertimbangkan yang dibutuhkan serta nilai seluruh dimensi permasalahan, melihat yang diperoleh. 6. Orientasi pada teknik dan keterkaitan antara komponen- manajemen. komponennya dalam Perancangan menggunakan dan teknik-teknik manajemen mengidentifikasikan menghilangkan biaya-biaya tertentu yang tidak diperlukan. yang telah membuktikan kulafikasinya. 2. Multi disiplin Proses perencanaan 2.4.1 melibatkan suatu kelompok Nilai yang terdiri dari sejumlah ahli Prinsip Tujuan Dasar utama Rekayasa perancangan yang berasal dari berbagai produk pada dasarnya adalah untuk disiplin ilmu serta konsultan memenuhi kebutuhan Rekayasa Nilai memberikan kepuasan 3. Orientasi pada siklus hidup dan kepada pemakai produk. Oleh karena itu, produk para perancang seharusnya tidak Melakukan analisa terhadap menciptakan biaya total untuk memiliki produk dan mengoperasikan fasilitas demikian, tujuan Rekayasa Nilai selama siklus hidupnya. adalah 4. Orientasi pada pola pikir kreatif secara fungsi-fungsi berlebihan.Dengan mendapatkan semaksimal pada mungkin. (Value) Secara sederhana dapat dinyatakan sebagai dan berikut. informasi yang dibutuhkan Tahap-Tahap Rencana Kerja Rencana kerja adalah pendekatan yang merupakan kerangka dimana nilai teknik-teknik Rekayasa Nilai Jenis untuk proyek menghasilkan produk, Rekayasa Nilai kebutuhan. proyek berbeda yang dengan bergerak di bidang jasa. 2. Tahap Kreatif terkait satu sama lain. Keterkaitan ini Tahap ini bertujuan untuk dapat mengembangkan dikelompokkan dalam beberapa tahap, dimana masing- mungkin masing yang tahap dapat diterapkan sebanyak alternatif-alternatif memenuhi fungsi teknik-teknik yang berbeda secara diperlukan kreatifitas sangat fleksibel sesuai dengan permasalahan berperan dalam mendapatkan yang alternatif-alternatif dihadapi. Agar proses yang perencanaan Rekayasa Nilai lebih dibutuhkan. Suatu ide kreatif efisien maka suatu tahap dapat saja bisa dapat membawa ide-ide diulangi beberapa kali sampai di baru lainnya. Ide-ide yang dapatkan diinginkan. diajukan tidak dibatasi oleh Rencana kerja rekayasa nilai terdiri suatu aturan tertentu. Dalam dari lima tahap, yaitu : tahap kreatif jumlah serta hasil yang 1. Tahap Informasi ragam gagasan diusahakan Tahap ini bertujuan untuk sebanyak mungkin. Semakin memahami banyak seluruh aspek gagasan yang yang berkaitan dengan proyek diajukan maka tahapan ini yang akan di bahas dengan akan semakin berhasil. Setiap jalan gagasan yang diajukan harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. dicatat Pekerjaan ini cukup rumit dievaluasi dan dikembangkan karena lebih lanjut. serta harus menentukan mengelompokkan informasi sesuai dengan jenis untuk 3. Tahap Analisa kemudian Tujuan dari tahap ini adalah mengadakan menganalisa ide alternatif- alternatif yang dihasilkan dari c. Lama waktu tahap kreatif. Pada tahap ini mengadakan akan diteliti kelebihan dan ide kekurangan ide-ide menghasilkan untuk alternatif. pengujian untuk pengujian 4. Tahap Pengembangan Tujuan dari tahap ini adalah Selama tahap analisa, jumlah untuk ide yang dikembangkan dan rekomendasi diteliti tertulis bagi alternatif yang akan berkurang. mempersiapkan akhir yang Prioritas terhadap suatu ide terpilih dapat didasarkan atas biaya diimplementasikan termasuk yang pertimbangan diperlukan untuk untuk faktor-faktor melaksanakan ide yang teknis dan ekonomis yang bersangkutan. Ide yang secara lengkap dikembangkan membutuhkan biaya besar untuk memungkinkan akan mendapatkan prioritas diimplementasikan. Langkah- yang lebih rendah daripada langkah yang dilakukan pada ide yang membutuhkan biaya tahap pengembangan desain kecil. Namun tidak berrati adalah pemlihan semata-mata a. Membandingkan desain berdasarkan atas biaya saja. b. Mengammbarkan desain Perlu ide diperhatikan faktor-faktor lain mempengaruhi suatu pula yang Jenis c. ide, antara lain: a. awal dan desain usulan rekomendasi d. pengujian dibutuhkan yang Besar biaya untuk diperlukan yang untuk Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari membuktikan suatu ide b. Menjelaskan desain yang direkomendasikan e. Mendiskusikan implikasi dan keuntungan dalam pelaksanaan desain yang tahap perencanaan Rekayasa Nilai, direkomendasikan. antara lain : 5. Tahap Presentasi Tabel 2.1 Teknik-Teknik Dalam Tujuan dari tahap akhir ini adalah untuk hasil menyajikan yang Rencana Kerja Rekayasa Nilai TEKNIK TAHAP DIGUNAKAN telah Kuesioner Peramalan dan direkomendasikan dari Riset pasar hasil yang terpilih pada tahap Analisa Morfologi Analisa Black box Analisa Fungsi (FAST) Sumbang dikembangkan secara lengkap INFORMASI pengembangan. Presentasi ini untuk menyakinkan pengambil keputusan bahwa alternatif KREATIFITAS yang direkomendasikan merupakan Saran (Brainstorming) Sinetik Check List Matrik Input-Output alternatif terpilih yang paling Analisa Adjective baik dan menguntungkan. Analisa Hirarki Matrik Keputusan Matrik Zero One Model Estimasi Biaya ANALISA 2.4.5 YANG Teknik-Teknik Rekayasa Nilai Sumber : Hillier:1971:39 Dalam rencana kerja rekayasa Nilai, dipergunakan sejumlah teknik analisa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. dipergunakan perencanaan Teknik pada tidak suatu sama yang Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik Rekayasa Nilai yang sering digunakan, antara lain : tahap dengan teknik yang dipergunakan pada tahap Nilai Performance Biayayangd ikeluarkan lainnya. Penggunaan teknik analisa ini tergantung pada permasalahan yang akan dibahas. Beberapa teknik yang dipergunakan dalam tahap- Nilai (value) dapat dirumuskan sebagai Rasio (perbandingan) antara performansi yang ditampilkan oleh suatu fungsi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan Apabila dalam penilaian fungsi tersebut. terdapat Dimana : tersebut terjadi nilai yang Performance : Keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari fungsifungsi suatu produk. kriteria-kriterea sama maka pada matrik akan terisi nilai ½ (setengah) 3. Nilai-nilai pada matrik ini Biaya : Biaya total yang dikeluarkan untuk mendapatkan kemudian dijumlahkan menurut baris dan semua fungsi yang diinginkan. dikumpulkan 4 Matrik Zero – One jumlah. Dari matrik tersebut Metode ini merupakan salah satu cara keputusan untuk pengambilan yang bertujuan untuk menentukan urutan prioritas kriteriakriteria yang ada. penggunaannya adalah Cara-cara sebagai berikut. 1. Mengumpulkan kriteria- akan pada kolom diperoleh prioritas urutan kriteria-kriterea tersebut. 4. selanjutnya dilakukan pembobotan berdasarkan jumlah nilai dari matrik ZeroOne. Tabel 2.2 Metode Zero-One kriteria dengan tingkat yang sama, kemudian disusun dalam suatu matrik Zero-One yang berbentuk bujur FU A B C D E N JUML AH GS I A X 1 1 1 1 4 dilakukan B 0 X 0 1 1 2 penilaian terhadap kriterea C 0 1 X 1 1 3 D 0 0 0 X 0 0 E 0 0 0 1 1 sangkar. 2. Selanjutnya tersebut secara berpasangan, sehingga pada matrik akan terisi nilai 1 (satu) atau nilai 0 X (nol), kecuali diagonal utama Sumber: diktat Rekayasa terisi X (tidak ada nilainya). Nilai; 63 Keterangan : terhadap masing-masing kriteria. - Nilai 1 = lebih penting - Nilai ½ = sama penting - Nilai 0 = kurang penting 5. Menghitung nilai total untuk masing-masing alternatif. 6. Memilih alternatif dengan nilai total terbesar. -X = fungsi yang sama Tabel 2.3 Matriks Evaluasi 2.4.5.5 Matriks Evaluasi Krtiteria Matriks ini pengambilan merupakan alat keputusan No. dari Alternatif beberapa alternatif desain proyek atau produk dengan mengkombinasikan Bobot jalan kriteria kualitatif (tidak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat diukur). 1 A 2 B 3 C 1 2 3 X Y z Total Sumber: Diktat Rekayasa Kriteria pada metode ini dapat Nilai; 63 berupa biaya, estetika, kekuatan, kenyamanan, pemeliharaan dan sebagainya. Adapun pelaksanaan metode cara ini adalah sebagai berikut: alternatifsolusi yang mungkin. 2. Menetapkan Pada fase ini dilakukan suatu proses penggalian informasi sebanyak dan sesempurna mungkin 1. Menetapkan alternatif 3.1 Fase Informasi kriteria-kriteria yang berpengaruh. yang nantinya akan dijadikan bahan dalam pada fase selanjutnya. Adapun pada fase ini meliputi beberapa langkah yaitu: 3.1.1 Studi Lapangan 3. Menetapkan bobot masingmasing kriteria. Tahap pengamatan di lapangan untuk mendapatkan data- 4. Memberikan penilaian untuk masing-masing melakukan alternatif data yang diperlukan dan berhubungan dengan mesin 3.1.5 Pengumpulan Data penghancur batubara. 3.1.2 Studi Literatur Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu data mesin pencacah sampah Landasan teori yang diambil dari beberapa literatur yang sesuai dengan pokok permasalahan dan metode yang digunakan sehingga nantinya akan dijadikan pedoman pada bab-bab selanjutnya. 3.1.3 Permasalahan Dalam hal ini dilakukan penggalian permasalahan yang terkait dengan obyek penelitian yang diambil. Dan selanjutnya dibuatlah yang lama atau saat ini yang ada dengan data dari responden. Data kuesioner ini digunakan untuk memperoleh respon tentang perancangan model mesin penghancur batubara. Cara mendapatkan data dengan menggunakan purposive sampling yaitu mengambil orang-orang yang relevan dengan rancangan penelitian ini. suatu rumusan masalah sebagai berikut: " Bagaimana merancang mesin penghancur batubara nilai?" 3.1.6 Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 3.1.4 Tujuan Data-data Tujuan penelitian ini adalah menerapkan metode job plan pada rancangan model mesin penghancur batubara dan meningkatkan nilai produk. Dari tujuan ini dijabarkan yang lebih spesifik sesuai dengan rancangan yang dilakukan. Seperti yang telah diuraikan pada Bab I. yang terkumpul tersebut selanjutnya dilakukan suatu uji keseragaman data sehingga dapat diketahui apakah data yang diambil tersebut telah seragam atau tidak, selain itu data tersebut kecukupan datanya. Jika di uji data ternyata tidak mencukupi maka akan dilakukan penambahan data lagi dengan cara menyebar kuisioner ke konsumen lagi. Begitu seterusnya hingga semua persyaratan data dinyatakan cukup. besar dengan performansi tetap atau lebih baik. Phase analisis ini mempunyai empat langkah, yaitu: 3.2 Phase Kreatif 1. Melakukan seleksi pertama Tujuan dari tahap kreatif adalah untuk mengembangkan untuk mendapatkan alternatif sebanyak terpilih. mungkin alternatif-alternatif untuk memenuhi fungsi yang dibutuhkan, 2. Dari alternatif terpilih dibuat untuk itulah dibutuhkan kreatifitas kuesioner untuk mendapatkan dari prefensi seseorang. Karena semakin alternatif untuk masing-masing kriteria. banyak alternatif yang dimunculkan 3. Melakukan maka semakin baik hasil suatu studi seleksi kedua yang dilakukan. Phase kreatif ini dengan menggunkan matrik mempunyai tiga langkah, yaitu: zero-one berdasarkan point 2 4. Buat matrik evaluasi guna 1. Identifikasi semua fungsi dari mendapatkan rancangan produk handal terbaik. 2. Pembangkitan perancangan alternatif alternatif dengan analisa morfologis. 3.4 Phase Pengembangan Pertanyaan kunci pada tahap ini 3. Mendapatkan solusi alternatif adalah: Apakah alternatif yang dari hasil analisa morfologis terpilih tersebut sudah memenuhi semua persyaratan? Untuk menjawab 3.3 Phase Analisis Tujuan dari pertanyaan tersebut di atas, maka tahap analisa adalah untuk mengevaluasi alternatif dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: terpilih yang dihasilkan pada tahap kreatif. Pengevaluasian alternatif 1. Melakukan perhitungan nilai untuk (value) menentukan alternatif terbaik dari 2. Membandingkan pada tahap ini adalah seluruh alternatif terpilih yang ada yang dapat memberikan potensi yang terpilih alternatif 3. Menggambarkan alternatif awal dengan alternatif usulan Phase pengembangan ini nilai performance yang didapat dari matrik evaluasi 2. Apabila nilai lebih besar dari satu alir perancangan ini mengacu pada job mempunyai dua langkah, yaitu: 1. Hitung perancangannya. Adapun diagram maka produk perancangan plan dimana START Studi Lapangan Studi Literatur Interview Observasi Identifikasi dan perumusan masalah Pengumpulan Data: Kuisioner Data komponen mesin layak T Fase Informasi digunakan. Y * Mengembangkan Kreativitas - Meningkatkan alternatif - Mengadakan diskusi dengan ahli Phase Rekomendasi Tujuan dari tahap pengembangan adalah memilih satu alternatif terpilih dari pada Pengolahan Data: - Analisis Matriks Kelayakan (zeroone) - Analisis Matriks Evaluasi - Perhitungan komponen mesin sebelumnya jalan memberikan rekomendasi akhir secara tertulis bagi alternatif terpilih Fase Analisis Fase Pengembangan alternatif-alternatif tahap Fase Kreatif * Memilih satu alternatif dari alternatif-alternatif * Mempresentasikan Alternatif terpilih dan pembuatan alat Simpulan dan Saran dengan dapat digambarkan sebagai berikut. uji keseragaman uji kecukupan data 3.5 dan Fase Rekomendasi STOP Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan Alat untuk diimplementasikan. Dalam tahap ini merupakan tahap mempresentasikan produk tersebut untuk dapat digunkan oleh perusahaan. 3.7 Diagram Alir Perancangan Produk Berdasarkan Rekayasa Nilai Data yang dapat dikumpulkan adalah berupa data primer dan data Dari uraian tersebut di atas maka selanjutnya dapat dibuat dalam bentuk Pengumpulan Data suatu diagram alir sekunder. Data primer berbentuk atribut atau non bilangan dengan sifatnya kualitatif, sedangkan data sekunder berbentuk bilangan dengan sifat datanya kuantitatif kontinyu. 4.1.1 Data Adjective Desain Mesin Penghancur Batubara Hasil penyebaran kuesioner terhadap para ahli dan para pekerja (operator) didapatkan sebanyak 10 orang, atribut-atribut desain sebagai berikut 4.1.2 Desain Rancangan Dengan dasar pendapat para ahli maka selanjutnya peneliti membuat desain rancangan yang akan dibuat, desain yang dirancang ada 3 alternatif dengan maksud akan dipilih menurut pendapat konsumen terbanyak. Desain tersebut adalah sebagai berikut. Struktur Kriteria Mesin Penghancur Batubara Fungsional Maintenance Human Factor Reliable Safety Desain (3) Perawatan (6) Kenyamanan (4) Penggerak (9) Kemanan (2) Dimensi (5) Suku cadang (7) Kualitas mesin (8) Umur teknis (2) Bentuk pisau (1)