fungsi - Bina Darma e-Journal

advertisement
APLIKASI REKAYASA NILAI DALAM PERANCANGAN MESIN
PENGHANCUR BATUBARA BERKAPASITAS 20-50 Kg/jam
(Studi Kasus mesin penghancur batu bara)
Nugroho Agus RFZ, Ir. Amiluddin Zahri, M.T. Ir. Budi Santoso, M.T.
Dosen Universitas Bina Darma
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang
Abstrak
Nugroho Agus RFZ: Aplikasi Rekayasa Nilai Dalam Perancangan Mesin
Pengahancur Batubara Berkapasitas 20-50 Kg/Jam
Rekayasa Nilai adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan pendekatan
sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antar biaya,
keandalan dan penampilan dari suatu produk. Metode Zero-one merupakan salah
satu cara untuk pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan
prioritas kriteria-kriteria yang ada. Juga alat yang akan dirancang pada penelitian
ini yaitu mesin penghancur batubara berkapasitas 20-50 kg/jam yang didasarkan
pada rekayasa nilai. Setelah semua diberikan bobotnya maka semua bobot dari
masing-masing alternatif dijumlahkan kekanan untuk mendapatkan alternatif yang
terbaik dari empat alternatif baik dengan mencari jumlah nilai terbesar. Maka
dapat ditentukan alternatif terpilih berdasarkan preferensi konsumen jatuh pada
alternatif 3 dengan nilai total bobotnya atau performansinya adalah 34,55.
Hasil perhitungan sebelumnya nilai harga jualnya sebesar Rp. 11.309.072,sedangkan performansinya 34,55 maka nilai rasio perbandingannya sebesar 34,55
dibagi 11.309.072 dikalikan dengan 1.000.000 hasilnya adalah 3,03 sehingga
alternatif terpilih layak untuk diproduksi karena 3,03 > 1.
Kata Kunci: rekayasa nilai, metode zero-one, mesin penghancur batubara.
Abstract
Nugroho Agus RFZ: Application of Value Engineering in Coal crusher Design
with Capacity 20-50 Kg / Hour
Value Engineering is a management technique that uses a systematic approach to
achieve the best functional balance between cost, reliability and appearance of a
product. Zero-one method is one way for decision-making that aims to determine
the priority order of the existing criteria.So is a tool that will be designed in this
research that the coal crusher with a capacity of 20-50 kg / h based on value
engineering. After all the weights are given then all the weights of each
alternative are summed to right to get the best alternative from four alternatives
either by finding the largest value. Then it can be determined based on the
selected alternative consumer preferences fall on alternative 3 with a total weight
or performansinya value is 34.55.The results of previous calculations the value of
the selling price of Rp. 11,309,072, - while performansinya 34.55 then the value of
the comparison ratio of 34.55 divided by 11,309,072 to 1,000,000 multiplied by
3.03 so that the result is a feasible alternative was selected to be produced since
3.03> 1.
Key words: Value Engineering, zero-one method, coal crusher.
1. PENDAHULUAN
Rekayasa Nilai adalah suatu
teknik
manajemen
yang
menggunakan pendekatan sistematis
untuk
mencapai
fungsional
keseimbangan
terbaik
antar
biaya,
keandalan dan penampilan dari suatu
produk. Produk adalah sebuah “
artefak
“
merupakan
atau
sesuatu
kreativitas
yang
budi-daya
manusia ( man- made object) yang
dapat
dilihat,
diwujudkan
dirasakan,
untuk
serta
memenuhi
kebutuhan fungsional tertentu yang
dihasilkan melalui sebuah proses
yang
panjang
(Ulrich
dan
Eppinger:1995:2).
Dengan
demikian
dalam
merancang suatu produk atau alat
perlu kiranya
mempertimbangkan
kebutuhan fungsi produk tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar produk
atau alat yang dibuat nantinya dapat
memenuhi
kebutuhan
fungsional
walupun belum sempurna karena
untuk penyempurnaan dari produk
atau alat yang dibuat perlu dilakukan
pengujian
beberapa
kali
sampai
mendekati
kesempurnaan.
Begitu
akan sulit untuk dibakar, untuk itulah
juga alat yang akan dirancang pada
perlu
penelitian ini yaitu mesin penghancur
batubara agar menjadi serpihan kecil
batubara berkapasitas 20-50 kg/jam
sehingga muudah dibakar.
yang didasarkan pada rekayasa nilai.
Maksudnya agar fungsi dari mesin
yang
dibuat
nantinya
dapat
mendekati kesimbangan antara biaya,
keandalan,
dan
keserasian
penampilan produk.
dirancangan
Berdasarkan hal tersebut di
atas maka dalam merancang mesin
penghancur
batubara
perlu
memperhatikan aspek rekayasa nilai
agar dapat terpenuhi fungsional dari
mesin.
Hal tersebut tentunya dalam
pengahancur
Khusus
penelitian
ini
dalam
rencana
dititik
beratkan
menentukan bentuk dan fungsi mesin
terhadap rekayasa nilai dan desain
yang akan dibuat perlu mendapatkan
yang direncanakan ada 3 alternatif
masukkan dari para ahli maupun
yang mana hal tersebut akan digali
calon pemakai produk yang akan
lebih
dibuat ini. Mesin yang dirancang
wawancara
dalam
dibidang perancangan mesin.
skala
kecil
atau
skala
kebutuhan rumah tangga, dimana hal
dimaksudkan dengan adanya mesin
jauh
Berdasarkan
meringankan
belakang
pengguna.
dengan
melakukan
para
ahli
2. Rumusan masalah
penghancur batubara tersebut dapat
para
setelah
uraian
masalah
dalam
latar
yang
telah
Penggunaan dalam hal ini antara lain
disampaikan sebelumnya, maka perlu
para pengusaha kecil menengah yang
dibuat perumusan masalahnya. Dari
dalam
produksinya
rumusan masalah ini nantinya akan
menggunakan bahan bakar solar
menjadi kerangka berpikir untuk
dapat beralih ke batubara karena
penyelesaian penelitian yang akan
lebih murah dan sangat mudah
dilakukan:”Bagaimana mengaplikasi
didapat dibandingkan bahan bakar
konsep
sebelumnya. Tetapi jika batubara
merancangan
usaha
masih dalam ukuran besar tentunya
rekayasa
mesin
nilai
dalam
penghancur
batubara
berkapasitas
20-50
1. Penentuan fungsi adjective
kg/jam?”.
dari mesin penghancur
batubara.
3. Batasan Masalah
Melihat
2. Menentukan alternatif terbaik
luasnya
ruang
dari
lingkup yang akan dibahas maka
dalam perencanaan dan perancangan
mesin
penghancur
batubara
3. Menentukan dimensi mesin
ini
penghancur batubara hasil
rancangan.
yang direncanakan
4. Menentukan komponenkomponen pembentuk
ada 3 jenis alternatif.
2. Ukuran
batubara
berdasarkan hasil perhitungan
sesuai
secara analitik. pembuata
dengan ukuran yang dapat
5. Menghitung biaya n mesin
masuk dalam mesin.
penghancur batubara atau
3. Bahan rangka digunakan besi
harga pokok produk.
siku.
4. Metode
adalah
mengacu
yang
zero
pada
digunakan
one
yang
Job
Plan
dalam value engineering.
6.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian :
1
Bagi Penulis
Penelitian
sebagai
5.
Tujuan Penelitian
spesifik
meliputi:
Tujuan
yang
bahan
perencanaan
dimaksud
untuk
dan
ilmu
dan
pengembangan produk.
sehingga
penelitian yang akan dilakukan lebih
terarah.
dilakukan
mengaplikasikan
pada rumusan masalah diatas agar
lebih
ini
memperdalam
Tujuan penelitian mengacu
secara
mesin
penghancur batubara.
dibatasi pada:
1. Desain
rancangan
2
Bagi Masyarakat
Hasil penelitiaan yang berupa
pembuatan alat penghancur
bautbara dapat di jadikan
sebagai
bahan
dalam
masukan
menghancurkan
Sedangkan pengembangan
produk merupakan serangkaian
batubara dalam ukuran yang
aktivitas yang dimulai dari analisis
kecil
sehingga
dapat
persepsi dan peluang pasar kemudian
dijadikan
bahan
bakar
diakhiri dengan tahap produksi,
pengganti
bahan
bakar
penjualan dan pengiriman produk.
minyak.
2.1
Pengertian
Produk
dan
2.2
Desain Produk
Pengembangan Produk
Desain
Menurut Ulrich dan Eppinger
(1995 : 2) . Produk adalah sebuah “
artefak
“
atau
merupakan
sesuatu
kreativitas
yang
budi-daya
manusia ( man- made object) yang
dapat
dilihat,
diwujudkan
dirasakan,
untuk
serta
memenuhi
kebutuhan fungsional tertentu yang
dihasilkan melalui sebuah proses
yang panjang. Produk dapat juga
diartikan sebagai kegiatan (proses)
dimana
bahan
dirubahmenjadi
barang setengah jadi ataupun barang
jadi dengan menggunakan resources
yang ada. Produk bisa berupa benda
fisik maupun non fisik (jasa) maupun
fasilitas kerja yang lain, dan bisa
pula
merupakan
komsumtif
barang-barang
sederhana
keperluan sehari-hari.
untuk
perencanaan
merupakan
dalam
pembuatan
sebuah objek, sistem, komponen atau
struktur. Kemudian, kata “desain”
dapat digunakan sebagai kata benda
maupun kata kerja. Dalam artian
yang lebih luas, desain merupakan
seni terapan dan rekayasa yang
berintegrasi
Desain
dengan
dikenakan
teknologi.
pada
bentuk
sebuah rencana, dalam hal ini dapat
berupa proposal, gambar, model,
maupun deskripsi. Jadi dapat dikatan,
desain merupakan sebuah konsep
tentang sesuatu. Desain lahir dari
penerjemahan
kepentingan,
keperluan, data maupun jawaban atas
sebuah masalah dengan metodemetode yang dianggap komprehensif,
baik
itu
pemikiran
riset,
brainstorming,
maupun
memodifikasi
desain yang sudah ada sebelumnya.
Seorang
orang
yang
perancang
mendesain
atau
sesuatu
lain, sehingga seorang yang memilih
berprofesi
sebagai
desainer
disebut desainer, namun desainer
membutuhkan keahlian, penelitian,
lebih
dengan
pemikiran, model dan pengalaman
profesional yang bekerja dilingkup
tertentu dalam orientasinya meng-
desain
out-put sebuah karya desain.
lekat
kaitannya
yang
merancang
bekerja
untuk
sesuatu
yang
Sehubungan dengan defenisi
menggabungkan atau bereksplorasi
tersebut untuk menemukan nilai
dalam hal estetika dan teknologi.
struktural, organisasi, fungsi dan
Desainer menjadi kata depan untuk
ekspresi dengan bidang lain, desain
menspesifikasi bentuk pekerjaan apa
mengemban
yang secara profesional digarapnya,
meningkatkan
seperti desainer fashion, desainer
dalam
komunikasi visual, desainer interior,
pengolahannya, desain juga dituntut
desainer grafis, dan sebagainya.
mampu memberikan manfaat dan
Lebih
spesifik
desain
tugas
hal
besar
dalam
kelestarian
global
lingkungan
dan
kebebasan kepada seluruh komunitas
merupakan sebuah aktifitas yang
manusia
bertujuan untuk membangun kualitas
maupun kolektif, desain memiliki
multi elemen dalam sebuah objek,
implikasi yang cukup luas dalam
proses, layanan dan sistem mereka
pembentukan pola berpikir pasar
dalam siklus hidup produk tersebut.
karna desain menjadi salah satu
Oleh karna itu, desain merupakan
pendukung keanekaragaman budaya
faktor utama inovasi manusia dalam
dari
teknologi
prosesnya
sehingga desain harus hadir dengan
berintegrasi dengan budaya, sosial
form yang mapan saat lahir sebagai
dan ekonomi.
sebuah produk baik dalam teori,
dalam
Mendesain
sebuah
melalui
pola
perancangan
berbagai
pertimbangan
merupakan
proses
estetika,
baik
berbagai
secara
belahan
individu,
dunia,
visual maupun objek dan koheren
yang
dengan kompleksitas yang muncul
dan
ditengah-tengah masyarakat. desain
fungsi,
saat ini melibatkan spektrum yang
masalah, survei dan banyak aspek
luas
dimana
berbagai
profesi,
produk, layanan, grafis, interior,
suatu produk. Kebanyakan langkah-
arsitektural dalam berbagai aspek
langkah
kehidupan.
demikian,
tersebut lebih bersifat intelektual dan
desainer muncul sebagai individu
organisasional daripada bersifat fisik.
maupun
(Ulrich and Eppinger, 1995 : 14)
Dengan
dan
kegiatan-kegiatan
komunitas
yang
jawab
dalam
Proses pengembangan produk
perkembangan dunia yang multi-
yang umum terdiri dari enam tahap
dimensional.
seperti yang terlihat pada gambar
bertanggung
Dengan defenisi desain yang
cukup
luas,
segudang
profesional
desain
memiliki
spesifikasi
yang
dibidangnya
masing-
2.1, proses ini diawali dengan fase
perencanaan, yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan
teknologi
dan
pengembangan
penelitian
masing, dan belum ada satu institusi
lanjut.
yang dapat mengumpulkan semua
adalah pernyataanmisi proyek, yang
manifesto desain tersebut secara
merupakan input yang dibutuhkan
keseluruhan, meski demikian bukan
untuk memulai tahap pengembangan
berarti
konsep
kita
tidak
menemukan
Output
dan
fase
tindak
perencanaan
merupakan
suatu
sekolah-sekolah yang memprakarsai
petunjuk untuk tim pengembangan.
lahirnya desainer-desainer.
Penyelesaian
dari
proses
2.3
pengembangan
produk
adalah
Proses
Pengembangan
peluncuran produk dimana produk
Produk
Proses adalah merupakan urutan
langkah-langkah
sekumpulan
input
sekumpulan
output.
tersedia dibeli dipasar.
pengubahan
Salah satu cara untuk berfikir
menjadi
tentang proses pengembangan adalah
Proses
sebagai
kreasi
pendahuluan dari
pengembangan produk adalah urutan
sekumpulan alternatif konsep produk
langkah-langkah
dan
atau
kegiatan-
kemudian
mempersempit
kegiatan dimana suatu perusahaan
alternatif-alternatif dan menambah
berusaha
menyusun,
spesifikasi produk sehingga produk
mengkomersilkan
dapat diandalkan dan diproduksi
merancang
untuk
dan
ulang
dalam
sistem
produksi.
Sebagai catatan, kebanyakan fase
pengembangan
didefinisikan
berdasarkan
meskipun
keadaan
proses
produk,
produksi
dan
rencana pemasaran yang merupakan
output berwujud yang lain, juga turut
berproses
mengikuti
pengembangan.
berfikir
Cara
kemajuan
lain
tentang
untuk
proses
pengembangan adalah sebagai sistem
Enam
fase
dalam
proses
pengembangan secara umum :
Fase
0
Fase 2
Fase 1
Fase 3
Fase 4
Fase 5
Penge Peranca Peranc Penguji Pelunc
Pere mbang ngan
angan an dan uran
sistem
ncan
an
Perbaik
Tingkata Rinci
produk
aan(Sumber
Konsep : Karl.T.Ulrich
anand
rinciSteven
bn
D. Eppinger, 1995 : 20)
pemrosesan informasi. Proses ini
dimulai dengan input seperti sasaran
perusahaan
dan
Gambar 2.1 Fase Pengembangan
Produk
kemampuan
teknologi yang tersedia, platform
produk
dan
Berbagai
sistem
kegiatan
informasi
produksi.
memproses
pengembangan,
memformulasikan
spesifikasi,
konsep dan detail-detail.
2.4
Rekayasa Nilai
Rekayasa
teknik
yang
nilai
adalah
diterapkan
suatu
secara
sistematis untuk menentukan fungsi
Proses pengembangan juga
suatu produk atau jasa, menentukan
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
nilai moneter dari fungsi tersebut
utama dan tanggung jawab dari
serta memenuhinya dengan biaya
fungsi-fungsi organisasi yang
total minimum. Dari definisi di atas,
berbeda pada setiap fase
terlihat bahwa teknik Rekayasa Nilai
pengembangan, karena keterlibatan
menggunakan
yang berkesinambungan dalam
sistematis untuk mengidentifikasikan
proses kami memilih untuk
fungsi-fungsi yang diinginkan dalam
menerjemahkan peran bagian desain
mendesain suatu sistem, produk atau
dan manufaktur.
jasa, mengukur performasi yang
diinginkan
suatu
pemakai
pendekatan
dengan
mempertimbangkan
Proses
perancangan
optimal. Beberapa pendekatan yang
dapat
mengidentifikasikan
digunakan dalam Rekayasa Nilai
alternatif-alternatif
adalah
pemecahan masalah secara
sebagai
biaya
yang
berikut
(The
Aplication Of Value Engineering,
Edisi Ketiga 1998):
harus
kreatif.
5. Orientasi pada fungsi
1. Orientasi pada sistem
Perancangan
selalu
Perancangan harus dilakukan
didasarkan pada fungsi-fungsi
dengan
mempertimbangkan
yang dibutuhkan serta nilai
seluruh
dimensi
permasalahan,
melihat
yang diperoleh.
6. Orientasi pada teknik dan
keterkaitan antara komponen-
manajemen.
komponennya
dalam
Perancangan
menggunakan
dan
teknik-teknik
manajemen
mengidentifikasikan
menghilangkan
biaya-biaya
tertentu
yang tidak diperlukan.
yang
telah
membuktikan kulafikasinya.
2. Multi disiplin
Proses
perencanaan
2.4.1
melibatkan suatu kelompok
Nilai
yang terdiri dari sejumlah ahli
Prinsip
Tujuan
Dasar
utama
Rekayasa
perancangan
yang berasal dari berbagai
produk pada dasarnya adalah untuk
disiplin ilmu serta konsultan
memenuhi
kebutuhan
Rekayasa Nilai
memberikan
kepuasan
3. Orientasi pada siklus hidup
dan
kepada
pemakai produk. Oleh karena itu,
produk
para perancang seharusnya tidak
Melakukan analisa terhadap
menciptakan
biaya total untuk memiliki
produk
dan mengoperasikan fasilitas
demikian, tujuan Rekayasa Nilai
selama siklus hidupnya.
adalah
4. Orientasi pada pola pikir
kreatif
secara
fungsi-fungsi
berlebihan.Dengan
mendapatkan
semaksimal
pada
mungkin.
(Value)
Secara
sederhana dapat dinyatakan sebagai
dan
berikut.
informasi yang dibutuhkan
Tahap-Tahap
Rencana
Kerja
Rencana kerja adalah pendekatan
yang merupakan kerangka dimana
nilai teknik-teknik Rekayasa Nilai
Jenis
untuk proyek menghasilkan
produk,
Rekayasa Nilai
kebutuhan.
proyek
berbeda
yang
dengan
bergerak
di
bidang jasa.
2. Tahap Kreatif
terkait satu sama lain. Keterkaitan ini
Tahap ini bertujuan untuk
dapat
mengembangkan
dikelompokkan
dalam
beberapa tahap, dimana masing-
mungkin
masing
yang
tahap
dapat
diterapkan
sebanyak
alternatif-alternatif
memenuhi
fungsi
teknik-teknik yang berbeda secara
diperlukan kreatifitas sangat
fleksibel sesuai dengan permasalahan
berperan dalam mendapatkan
yang
alternatif-alternatif
dihadapi.
Agar
proses
yang
perencanaan Rekayasa Nilai lebih
dibutuhkan. Suatu ide kreatif
efisien maka suatu tahap dapat saja
bisa dapat membawa ide-ide
diulangi beberapa kali sampai di
baru lainnya. Ide-ide yang
dapatkan
diinginkan.
diajukan tidak dibatasi oleh
Rencana kerja rekayasa nilai terdiri
suatu aturan tertentu. Dalam
dari lima tahap, yaitu :
tahap kreatif jumlah serta
hasil
yang
1. Tahap Informasi
ragam gagasan diusahakan
Tahap ini bertujuan untuk
sebanyak mungkin. Semakin
memahami
banyak
seluruh
aspek
gagasan
yang
yang berkaitan dengan proyek
diajukan maka tahapan ini
yang akan di bahas dengan
akan semakin berhasil. Setiap
jalan
gagasan yang diajukan harus
mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin.
dicatat
Pekerjaan ini cukup rumit
dievaluasi dan dikembangkan
karena
lebih lanjut.
serta
harus
menentukan
mengelompokkan
informasi sesuai dengan jenis
untuk
3. Tahap Analisa
kemudian
Tujuan dari tahap ini adalah
mengadakan
menganalisa
ide
alternatif-
alternatif yang dihasilkan dari
c.
Lama
waktu
tahap kreatif. Pada tahap ini
mengadakan
akan diteliti kelebihan dan
ide
kekurangan
ide-ide
menghasilkan
untuk
alternatif.
pengujian
untuk
pengujian
4. Tahap Pengembangan
Tujuan dari tahap ini adalah
Selama tahap analisa, jumlah
untuk
ide yang dikembangkan dan
rekomendasi
diteliti
tertulis bagi alternatif yang
akan
berkurang.
mempersiapkan
akhir
yang
Prioritas terhadap suatu ide
terpilih
dapat didasarkan atas biaya
diimplementasikan termasuk
yang
pertimbangan
diperlukan
untuk
untuk
faktor-faktor
melaksanakan
ide
yang
teknis dan ekonomis yang
bersangkutan.
Ide
yang
secara lengkap dikembangkan
membutuhkan
biaya
besar
untuk
memungkinkan
akan mendapatkan prioritas
diimplementasikan. Langkah-
yang lebih rendah daripada
langkah yang dilakukan pada
ide yang membutuhkan biaya
tahap pengembangan desain
kecil. Namun tidak berrati
adalah
pemlihan
semata-mata
a.
Membandingkan desain
berdasarkan atas biaya saja.
b.
Mengammbarkan desain
Perlu
ide
diperhatikan
faktor-faktor
lain
mempengaruhi
suatu
pula
yang
Jenis
c.
ide,
antara lain:
a.
awal dan desain usulan
rekomendasi
d.
pengujian
dibutuhkan
yang
Besar
biaya
untuk
diperlukan
yang
untuk
Mendiskusikan
keuntungan dan kerugian
dari
membuktikan suatu ide
b.
Menjelaskan
desain
yang
direkomendasikan
e.
Mendiskusikan implikasi
dan keuntungan dalam
pelaksanaan desain yang
tahap perencanaan Rekayasa Nilai,
direkomendasikan.
antara lain :
5. Tahap Presentasi
Tabel 2.1 Teknik-Teknik Dalam
Tujuan dari tahap akhir ini
adalah
untuk
hasil
menyajikan
yang
Rencana Kerja Rekayasa Nilai
TEKNIK
TAHAP
DIGUNAKAN
telah

Kuesioner

Peramalan
dan direkomendasikan dari

Riset pasar
hasil yang terpilih pada tahap

Analisa Morfologi

Analisa Black box

Analisa Fungsi (FAST)

Sumbang
dikembangkan secara lengkap
INFORMASI
pengembangan. Presentasi ini
untuk
menyakinkan
pengambil keputusan bahwa
alternatif
KREATIFITAS
yang
direkomendasikan merupakan
Saran
(Brainstorming)

Sinetik

Check List

Matrik Input-Output
alternatif terpilih yang paling

Analisa Adjective
baik dan menguntungkan.

Analisa Hirarki

Matrik Keputusan

Matrik Zero One

Model Estimasi Biaya
ANALISA
2.4.5
YANG
Teknik-Teknik
Rekayasa
Nilai
Sumber : Hillier:1971:39
Dalam rencana kerja rekayasa
Nilai, dipergunakan sejumlah teknik
analisa untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
dipergunakan
perencanaan
Teknik
pada
tidak
suatu
sama
yang
Berikut
ini
akan
diuraikan
beberapa teknik Rekayasa Nilai yang
sering digunakan, antara lain :
tahap
dengan
teknik yang dipergunakan pada tahap
Nilai 
Performance
Biayayangd ikeluarkan
lainnya. Penggunaan teknik analisa
ini tergantung pada permasalahan
yang akan dibahas. Beberapa teknik
yang dipergunakan dalam tahap-
Nilai (value) dapat dirumuskan
sebagai Rasio (perbandingan) antara
performansi yang ditampilkan oleh
suatu fungsi terhadap biaya yang
dikeluarkan
untuk
mendapatkan
Apabila
dalam
penilaian
fungsi tersebut.
terdapat
Dimana :
tersebut terjadi nilai yang
Performance : Keuntungan atau
manfaat yang diperoleh dari fungsifungsi suatu produk.
kriteria-kriterea
sama maka pada matrik akan
terisi nilai ½ (setengah)
3. Nilai-nilai pada matrik ini
Biaya :
Biaya
total
yang
dikeluarkan
untuk
mendapatkan
kemudian
dijumlahkan
menurut
baris
dan
semua fungsi yang diinginkan.
dikumpulkan
4 Matrik Zero – One
jumlah. Dari matrik tersebut
Metode ini merupakan salah
satu
cara
keputusan
untuk
pengambilan
yang bertujuan untuk
menentukan urutan prioritas kriteriakriteria
yang
ada.
penggunaannya
adalah
Cara-cara
sebagai
berikut.
1. Mengumpulkan
kriteria-
akan
pada
kolom
diperoleh
prioritas
urutan
kriteria-kriterea
tersebut.
4. selanjutnya
dilakukan
pembobotan
berdasarkan
jumlah nilai dari matrik ZeroOne.
Tabel 2.2 Metode Zero-One
kriteria dengan tingkat yang
sama,
kemudian
disusun
dalam suatu matrik Zero-One
yang
berbentuk
bujur
FU
A
B
C
D E
N
JUML
AH
GS
I
A
X
1
1
1
1
4
dilakukan
B
0
X
0
1
1
2
penilaian terhadap kriterea
C
0
1
X
1
1
3
D
0
0
0
X 0
0
E
0
0
0
1
1
sangkar.
2. Selanjutnya
tersebut secara berpasangan,
sehingga pada matrik akan
terisi nilai 1 (satu) atau nilai 0
X
(nol), kecuali diagonal utama
Sumber: diktat Rekayasa
terisi X (tidak ada nilainya).
Nilai; 63
Keterangan :
terhadap
masing-masing
kriteria.
- Nilai 1
= lebih penting
- Nilai ½
= sama penting
- Nilai 0
= kurang penting
5. Menghitung nilai total untuk
masing-masing alternatif.
6. Memilih
alternatif
dengan
nilai total terbesar.
-X
= fungsi yang sama
Tabel 2.3 Matriks Evaluasi
2.4.5.5 Matriks Evaluasi
Krtiteria
Matriks ini
pengambilan
merupakan alat
keputusan
No.
dari
Alternatif
beberapa alternatif desain proyek
atau
produk
dengan
mengkombinasikan
Bobot
jalan
kriteria
kualitatif (tidak dapat diukur) dan
kriteria
kuantitatif (dapat diukur).
1
A
2
B
3
C
1
2
3
X
Y
z
Total
Sumber: Diktat Rekayasa
Kriteria pada metode ini dapat
Nilai; 63
berupa biaya, estetika, kekuatan,
kenyamanan,
pemeliharaan dan
sebagainya.
Adapun
pelaksanaan
metode
cara
ini
adalah
sebagai berikut:
alternatifsolusi
yang
mungkin.
2. Menetapkan
Pada fase ini dilakukan suatu
proses
penggalian
informasi
sebanyak dan sesempurna mungkin
1. Menetapkan
alternatif
3.1 Fase Informasi
kriteria-kriteria
yang berpengaruh.
yang nantinya akan dijadikan bahan
dalam
pada
fase
selanjutnya. Adapun pada fase ini
meliputi beberapa langkah yaitu:
3.1.1 Studi Lapangan
3. Menetapkan bobot masingmasing kriteria.
Tahap
pengamatan
di
lapangan untuk mendapatkan data-
4. Memberikan penilaian untuk
masing-masing
melakukan
alternatif
data
yang
diperlukan
dan
berhubungan
dengan
mesin
3.1.5 Pengumpulan Data
penghancur batubara.
3.1.2 Studi Literatur
Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua bagian
yaitu data mesin pencacah sampah
Landasan teori yang diambil
dari beberapa literatur yang sesuai
dengan pokok permasalahan dan
metode yang digunakan sehingga
nantinya akan dijadikan pedoman
pada bab-bab selanjutnya.
3.1.3 Permasalahan
Dalam hal ini dilakukan
penggalian permasalahan yang
terkait dengan obyek penelitian yang
diambil. Dan selanjutnya dibuatlah
yang lama atau saat ini yang ada
dengan data dari responden. Data
kuesioner
ini
digunakan
untuk
memperoleh
respon
tentang
perancangan
model
mesin
penghancur
batubara.
Cara
mendapatkan
data
dengan
menggunakan purposive sampling
yaitu mengambil orang-orang yang
relevan dengan rancangan penelitian
ini.
suatu rumusan masalah sebagai
berikut: " Bagaimana merancang
mesin penghancur batubara nilai?"
3.1.6
Uji
Keseragaman
dan
Kecukupan Data
3.1.4 Tujuan
Data-data
Tujuan penelitian ini adalah
menerapkan metode job plan pada
rancangan model mesin penghancur
batubara dan meningkatkan nilai
produk. Dari tujuan ini dijabarkan
yang lebih spesifik sesuai dengan
rancangan yang dilakukan. Seperti
yang telah diuraikan pada Bab I.
yang
terkumpul
tersebut selanjutnya dilakukan suatu
uji keseragaman data sehingga dapat
diketahui apakah data yang diambil
tersebut telah seragam atau tidak,
selain itu data tersebut
kecukupan
datanya.
Jika
di
uji
data
ternyata tidak mencukupi maka akan
dilakukan penambahan data lagi
dengan cara menyebar kuisioner ke
konsumen lagi. Begitu seterusnya
hingga
semua
persyaratan
data
dinyatakan cukup.
besar dengan performansi tetap atau
lebih
baik.
Phase
analisis
ini
mempunyai empat langkah, yaitu:
3.2
Phase Kreatif
1. Melakukan seleksi pertama
Tujuan dari tahap kreatif adalah
untuk
mengembangkan
untuk mendapatkan alternatif
sebanyak
terpilih.
mungkin alternatif-alternatif untuk
memenuhi fungsi yang dibutuhkan,
2. Dari alternatif terpilih dibuat
untuk itulah dibutuhkan kreatifitas
kuesioner untuk mendapatkan
dari
prefensi
seseorang.
Karena
semakin
alternatif
untuk
masing-masing kriteria.
banyak alternatif yang dimunculkan
3. Melakukan
maka semakin baik hasil suatu studi
seleksi
kedua
yang dilakukan. Phase kreatif ini
dengan menggunkan matrik
mempunyai tiga langkah, yaitu:
zero-one berdasarkan point 2
4. Buat matrik evaluasi guna
1. Identifikasi semua fungsi dari
mendapatkan
rancangan produk handal
terbaik.
2. Pembangkitan
perancangan
alternatif
alternatif
dengan analisa
morfologis.
3.4
Phase Pengembangan
Pertanyaan kunci pada tahap ini
3. Mendapatkan solusi alternatif
adalah:
Apakah
alternatif
yang
dari hasil analisa morfologis
terpilih tersebut sudah memenuhi
semua persyaratan? Untuk menjawab
3.3
Phase Analisis
Tujuan
dari
pertanyaan tersebut di atas, maka
tahap
analisa
adalah untuk mengevaluasi alternatif
dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
terpilih yang dihasilkan pada tahap
kreatif.
Pengevaluasian
alternatif
1. Melakukan perhitungan nilai
untuk
(value)
menentukan alternatif terbaik dari
2. Membandingkan
pada
tahap
ini
adalah
seluruh alternatif terpilih yang ada
yang dapat memberikan potensi yang
terpilih
alternatif
3. Menggambarkan
alternatif
awal dengan alternatif usulan
Phase pengembangan ini
nilai
performance
yang didapat
dari matrik
evaluasi
2. Apabila nilai lebih besar dari
satu
alir perancangan ini mengacu pada
job
mempunyai dua langkah, yaitu:
1. Hitung
perancangannya. Adapun diagram
maka
produk
perancangan
plan
dimana
START
Studi Lapangan
Studi Literatur
Interview
Observasi
Identifikasi dan
perumusan masalah
Pengumpulan Data:
Kuisioner
Data komponen mesin
layak
T
Fase Informasi
digunakan.
Y
* Mengembangkan Kreativitas
- Meningkatkan alternatif
- Mengadakan diskusi dengan ahli
Phase Rekomendasi
Tujuan
dari
tahap
pengembangan adalah memilih satu
alternatif
terpilih
dari
pada
Pengolahan Data:
- Analisis Matriks Kelayakan (zeroone)
- Analisis Matriks Evaluasi
- Perhitungan komponen mesin
sebelumnya
jalan
memberikan
rekomendasi akhir secara tertulis
bagi
alternatif
terpilih
Fase Analisis
Fase Pengembangan
alternatif-alternatif
tahap
Fase Kreatif
* Memilih satu alternatif dari
alternatif-alternatif
* Mempresentasikan Alternatif terpilih dan
pembuatan alat
Simpulan dan
Saran
dengan
dapat
digambarkan sebagai berikut.
uji keseragaman
uji kecukupan data
3.5
dan
Fase Rekomendasi
STOP
Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan Alat
untuk
diimplementasikan. Dalam tahap ini
merupakan tahap mempresentasikan
produk
tersebut
untuk
dapat
digunkan oleh perusahaan.
3.7
Diagram Alir Perancangan
Produk
Berdasarkan
Rekayasa
Nilai
Data yang dapat dikumpulkan
adalah berupa data primer dan data
Dari uraian tersebut di atas
maka selanjutnya dapat dibuat dalam
bentuk
Pengumpulan Data
suatu
diagram
alir
sekunder. Data primer berbentuk
atribut atau non bilangan dengan
sifatnya kualitatif, sedangkan data
sekunder berbentuk bilangan dengan
sifat datanya kuantitatif kontinyu.
4.1.1 Data Adjective Desain Mesin
Penghancur Batubara
Hasil
penyebaran
kuesioner
terhadap para ahli dan para pekerja
(operator)
didapatkan
sebanyak
10
orang,
atribut-atribut
desain
sebagai berikut
4.1.2
Desain Rancangan
Dengan dasar pendapat para
ahli
maka
selanjutnya
peneliti
membuat desain rancangan yang
akan dibuat, desain yang dirancang
ada 3 alternatif dengan maksud akan
dipilih menurut pendapat konsumen
terbanyak. Desain tersebut adalah
sebagai berikut.
Struktur Kriteria Mesin Penghancur Batubara
Fungsional
Maintenance
Human Factor
Reliable
Safety
Desain
(3)
Perawatan
(6)
Kenyamanan
(4)
Penggerak
(9)
Kemanan
(2)
Dimensi
(5)
Suku cadang
(7)
Kualitas mesin
(8)
Umur teknis
(2)
Bentuk pisau
(1)
Download