BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia yang pasti dilakukan. Dengan berkomunikasi, manusia dapat berinteraksi satu sama lain dimanapun ia berada. Berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.4 Komunikasi merupakan bagian penting dalam perusahaan. Perusahaan terdiri atas sejumlah orang dan melibatkan keadaan saling bergantung dan berkoordinasi yang mensyaratkan adanya komunikasi. Proses kegiatan komunikasi merupakan penyampaian informasi-informasi dari perusahaan kepada karyawan. Adapun pengertian komunikasi secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.5 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya,2005. Hal. 10 Onong Uchajana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2008 hal 4 5 8 9 2.1.1 Fungsi Komunikasi Komunikasi memiliki banyak fungsi, ketika manusia berkomunikasi berarti mereka berinteraksi dengan orang lain juga, kita akan merasakan interaksi tersebut yang dapat memperngaruhi orang lain secara individu maupun masal. Deddy Mulyana mengemukakan fungsi komunikasi sebagai berikut : 6 1. Fungsi Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, serta terhindar dari tekanan dan ketegangan. 2. Fungsi Komunikasi Ekspresif Fungsi komunikasi ekspresif yaitu komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. 3. Fungsi Komunikasi Ritual Fungsi komunikasi ritual yaitu komunikasi yang biasanya dilakukan secara kolektif yang menegaskan tentang komitmen mereka terhadap tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, Negara, ideology atau agama. 4. 6 Fungsi Komunikasi Instrumental Fungsi Komunikasi Instrumental yaitu komunikasi yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan serta mengubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga menghibur. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010. Hal. 5-33 10 2.2Public Relations Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.7 Di dalam sebuah perusahaan di butuhkan adanya seorang Public Relations untuk menjembatani komunikasi antara publik dan perusahaan maupun antar atasan dan bawahan. Ketika di dalam sebuah perusahaan sedang ada masalah internal, seperti masalah komunikasi antara atasan dan bawahan maka disitulah seorang public relations dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada. 2.3 Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi adalah suatu penyampaian informasi di dalam sebuah organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. Komunikasi Organisasi ini perlu di implementasikan dalam suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Definisi organisasi adalah sistem dari aktivitas tertentu yang bertujuan dan berkesinambungan.8 Definisi fungsional komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari 7 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta: Erlangga, 2002. Hal. 10 Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi dan Public Relations. Bandung: CV Pustaka, 2012. Hal. 64 8 11 suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdir dari unit-unit komunikasi dalam hubungan - hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Sedangkan definisi inter private komunikasi organisasi cendurung menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu “batas organisasional (organization boundary)”.9 Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya : memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.10 Fungsi Komunikasi Organisasi sebagai berikut : 1. Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dan fungsi 9 Abdullah Masmuh. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.2010 hal 5 10 Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Grasindo, 2011. Hal. 2-3 12 perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakkan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal : kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antar-personal yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dilakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memicu konflik, kurang ditaati, dan sebagainya. 3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal : motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk 13 membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama. 2.3.1 Dimensi-dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi 2.3.1.1 Komunikasi Internal Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan, dan sebagainya. Proses komunikasi internal ini bisa berwujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua sebagai berikut :11 1. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi- informasi kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberi laporanlaporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan. 2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. 11 Khomsahrial Romli, op.cit. hal 6-7 14 Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dna memecahkan yang lainnya, serta embangun semangat kerja dan kepuasan kerja. 2.3.1.2 Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal organisasi adallah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat daripada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja. 1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informative, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konfrensi pers. 15 2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. 2.3.2 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi Adapun konsep kunci komunikasi organisasi, menurut Goldhaber yaitu :12 1. Proses Suatu Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terusmenerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. 2. Pesan Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. 12 Khomsahrial Romli, op.cit.Hal. 13-20 16 3. Jaringan Organisasi terdiri dari banyak orang yang tiap orangnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi melewati suatu jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan dan isi dari pesan. 4. Keadaan saling ketergantungan Keadaan yang saling bergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. 5. Hubungan Konsep kunci yang kelima dari komunikasi organisasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubungan 17 manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan antara dua orang atau dyadic samapi kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar dalam organisasi. 6. Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang di perhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. 7. Ketidakpastian Ketidakpastian dalam suatu organisasi disebabkan oleh terlalu banyak informasi yang diterima dari pada yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh karena itu, salah satu urusan utama dari komunikasi organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi ketidakpastian tanpa yang informasi diperlukan yang untuk mengurangi berlebih-lebihan. Jadi ketidakpastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima. 2.4 Dinamika Komunikasi Atasan dan Bawahan Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari 18 dimanapun manusia itu berada. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, perhatian yang mendukung diterimanya pengertian, sikap dan perasaan yang sama. Komunikasi organisasi mengandung tujuh konsep kunci yaitu: proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian. Hambatan komunikasi dalam organisasi juga dapat dibagi menjadi tiga yaitu hambatan teknis, hambatan semantic, dan hambatan perilaku. Teknik komunikasi ialah keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan informasi kepada pihak lain sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat dan tepat oleh penerima informasi. Kurangnya apresiasi dan motivasi dari pimpinan dapat mempengaruhi sikap dari bawahannya. Untuk dapat memperbaiki hubungan, selain mempersiapkan kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pesan, juga diperlukan hubungan yang baik antara komunikator dengan komunikan, ini karena keefektifan komunikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Komunikator selalu menginginkan agar komunikan melakukan apa yang di ungkapkannya. Ketidakefektifan komunikasi terjadi karena adanya hambatan dalam komunikasi.13 13 journal.uin-alauddin.ac.id Peneliti mengakses pada 18/06/2016 jam 21.00 19 Tujuh konsep komunikasi tersebut sangat erat kaitannya untuk keberlangsungan dan kesuksesan sebuah perusahaan. karena setiap anggota di dalam perusahaan tersebut baik karyawan maupun atasannya memiliki saling ketergantungan, oleh karena itu mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada agar mereka dapat berkomunikasi dengan baik satu dengan lain. Sedangkan pengertian dinamika itu sendiri adalah tingkah laku warga yang satu secara langsung memengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi dan interdependasi antara kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.14 Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dinamika komunikasi atasan dan bawahan adalah bagaimana kondisi komunikasi antara atasan dan bawahan di dalam sebuah perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan. Dalam berkomunikasi, tidak hanya penyampaian pesan tetapi bagaimana penyampaian pesan itu serta media apa dalam penyampaian pesan itu juga mempengaruhi komunikasi itu berlangsung. Dengan komunikasi semua unsur dalam komunikasi menjadi bagian dari komunikasi secara keseluruhan dalam proses komunikasi. 14 Slamet Santosa. Dinamika Komunikasi, Jakarta: PT Bumi Aksara 2009. Hal. 5 20 Dinamika komunikasi organisasi adalah interaksi dan interdependensi yang melibatkan dari komunikator, pesan, media, komunikan dan dampak komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi melalui pembagian pekerjaan dan fungsi hirarki otoritas dan tanggungjawab. Salah satu pesan yang disampaikan dalam organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan suatu budaya yang dimiliki suatu organisasi. Namun budaya bukan sekedar kebiasaan atau perilaku yang relatif atau perilaku rata-rata (moderate behaviour) melainkan sebagai suatu karateristik yang unik dari suatu organisasi.15 2.5 Sifat Aliran Informasi Informasi tidak mengalir secara harfiah. Kenyataannya, informasi sendiri tidak bergerak. Yang sesungguhnya terlihat adalah penyampaian suatu pesan, interpretasi penyampaian tersebut, dan penciptaan penyampaian lainnya. penciptaan, penyampaian, dan interpretasi pesan merupakan proses yang mendistribusikan pesan-pesan ke seluruh organisasi.16 Konsep proses mengisyaratkan bahwa peristiwa-peristiwa dan hubunganhubungan bergerak dan berubah secara berkesinambungan, bahwa peristiwa dan hubungan adalah dinamik. Suatu hubunga atau peristiwa dinamik melibatkan energi dan tindakan. Jadi yang di namakan aliran informasi dalam 15 Journal.uin-alauddi.ac.id peneliti mengakses pada 10/08/2017 jam 19.52 R. Wayne Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2015. Hal. 170-171 16 21 suatu organisasi, sebenarnya adalah suatu proses dinamik; dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan diinterprestasikan. Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan – artinya, komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudia berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Guetzkow (1965) menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara : serentak, berurutan, atau kombinasi dari kedua cara ini. 2.5.1 Penyebaran Pesan Secara Serentak Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari orang ke orang, atau diadik, hanya melibatkan sumber pesan dan penerima yang menginterprestasikan pesan sebagai tujuan akhir. Meskipun demikian, cukup sering seorang manajer menginginkan informasi disampaikan kepada lebih dari satu orang, misalnya bila diperlukan perubahan jadwal kerja taua bila sebuah kelompok harus diberi penjelasan mengenai suatu prosedur baru. Seringkali pesan-pesan disebut memo atau momerandum dikirimkan kepada sejumlah orang dalam sebuah organisasi. Bila semua anggota di dalam organisasi tersebut menerima suatu informasi dalam waktu yang bersamaan, proses ini disebut penyebaran pesan secara serentak. 17 17 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, loc.cit., 22 Bila pesan yang sama harus tiba di beberapa tempat yang berbeda pada saat yang sama, harus dibuat rencana untuk menggunakan strategi atau teknik penyebaran pesan secara serentak. Pemilihan teknik penyebaran yang berdasarkan pada waktu (tiba secara serentak) memerlukan pemikiran mengenai metode penyebaran yang sedikit berbeda dari yang biasa kita kerjakan. Dengan berkembangnya media telekomunikasi, tugas menyebarkan informasi kepada semua anggota secara serentak menjadi lebih sederhana bagi sebagian organisasi. Pada saat yang ditentukan, para pegawai yang tersebar luas di berbagai lokasi dapat menyetel saluran televisi tertentu dan serentak melihat serta mendengar pesan-pesan yang disampaikan oleh direktur utamanya. Televisi memungkinkan pembicara tunggal berhubungan dengan seluruh anggota suatu organisasi secara perorangan, tanpa ada keharusan dari mereka untuk datang atau untuk menerima pesan tertulis yang disampaikan kepada mereka. Dengan berkembangnya sistem kabel dan telepon yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat berhubungan secara visual dan vocal antara satu dengan yang lainnya sambil tetap berada di tempat kerja masing-masing. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu cara yang lebih umum, lebih efektif dan lebih efisien daripada cara lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi. 23 2.5.2 Penyebaran Pesan Secara Berurutan Haney (1962) mengemukakan bahwa “penyampaian pesan berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi”. Penyebaran informasi berurutan meliputi perluasan bentuk penyebaran diadik, jadi pesan disampaikan dari si A kepada si B kepada si C kepada si D kepada si E dalam serangkaian transaksi dua orang; dalam hal ini setiap individu kecuali ke-1 (sumber pesan), mula-mula menginterprestasikan pesan yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interprestasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.18 2.5.3 Pola Alira Informasi Meskipun organisasi formal amat mengandalkan proses berurutan umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran informasi berkembang dari kontak antarpersona yang teratur dan cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz dan Kahn (1966) menunjukkan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi di antara para anggota sistem tersebut dibatasi. Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada siapa. Pola aliran informasi dibagi menjadi dua, yaitu pola roda dan pola lingkaran. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada 18 R. wayne Pace dan Don F. Faules, op.cit., 172 24 individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. pola lingkaran memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan. Ada beberapa kombinasi berbeda yang mungkin : A dapat berkomunikasi dengan B dan E tetapi tidak dapat berkomunikasi dengan C dan D; B dapat berkomunikasi dengan A dan C tetapi tidak dengan D dan E; C dapat berkomunikasi dengan B dan D tetapi tidak dengan A dan E; D dapat berkomunikasi dengan C dan E tetapi tidak dengan A dan B;dan E dapat berkomunikasi dengan D dan B tetapi tidak dengan B dan C. Bila D ingin berkomunikasi dengan A, informasi harus disampaikan melalui E atau C dan B. Pola lingkaran meliputi kombinasi orang-orang penyampaian pesan cenderung lebih baik daripada pola roda yang mencakup aliran komunikasi yang amat terpusat dalam keseluruhan aksesibilitas anggota antara yang satu dengan yang lainnya, moral atau kepuasan terhadap prosesnya, jumlah pesan yang dikirimkan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam tugas; di pihak lain, pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih 25 baik atas aliran pesan, kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih stabil, menunjukkan kecermatan tinggi dalam pemecahan masalah, cepat dalam memcahkan masalah, tetapi terlihat cenderung mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan. 2.6 Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal adalah salah satu bagian dari komunikasi internal karena dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang menyebabkan adanya pegawai yang memimpin dan yang dipimpin, maka dalam manajemen tidak saja terjadi komunikasi antara pegawai yang sama status atau pangkatnya, tetapi juga antara pegawai yang memimpin dan yang dipimpin.19 Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang berlangsung dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau bisa juga disebut komunikasi yang berlangsung dari atasan ke bawahan atau dari bawahan ke atasan. 2.6.1 Komunikasi Kebawah (Downward Communication) Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan, dan kebijaksanaan umum. 19 Onong Uchjana Effendi. Human Relations dan Public Relations, Bandung: Remaja Rosda Karya 1993. Hal. 17-18 26 Menurut pendapat Lewis yang dikutip dalam buku Arni Muhammad komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan, dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.20 2.6.1.1 Tipe Komunikasi ke Bawah Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu: 1. Instruksi Tugas Instruksi tugas/ pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu mungkin bervariasi seperti perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesanpesan tugas dan sebagainya. 2. Rasional Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari 20 Arni Muhammad, op. cit. Hal. 108 27 komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan memberikan pesan yang bersifat rasioanl ini sedikit. Tetapi bila pimpinan menganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi diri sendiri dan produktif, maka biasanya diberikan pesan rasional yang banyak. 3. Ideologi Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideology sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi. 4. Informasi Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional. Misalnya buku handbook dari karyawan adalah contoh dari pesan informasi. 5. Balikan Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana 28 dari balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjannya, berarti pekerjaannya sudah memuaskan. Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap karyawan tersebut. 2.6.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi ke Bawah Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan dengan lancar, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Arni Muhammad menyimpulkan beberapa faktor tersebut adalah: 21 1. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pemblokkan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. 2. Kepercayaan pada pesan tulisan Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka. Hal ini menjadikan pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara tertulis berupa bulletin, manual yang mahal-mahal, buklet, dan film sebagai pengganti kontak personal secara tatap muka antara atasan dan bawahan. 21 Arni Muhammad, Op. Cit. Hal. 110-112 29 3. Pesan yang berlebihan Banyaknya pesan-pesan dikirimkan secara tertulis maka karyawan dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat-surat pengumuman, majalah dan pernyataan kebijaksanaan, sehingga banyak sekali pesanpesan yang harus dibaca oleh karyawan. 4. Timing Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan. 5. Penyaringan Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah semuanya diterima mereka. Tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. 2.6.2 Komunikasi ke Atas(Upward Communication) Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari seorang bawahan ke atasannya. Komunikasi ke atas terjadi karena semua karyawan berhak mengemukakan pendapatnya, memberikan informasi maupun mengajukan suatu pertanyaan kepada atasannya. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan. 30 Fungsi komunikasi ke atas adalah sebagai berikut :22 1. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan. 2. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan. 3. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi. 4. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya. 5. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah. 6. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugastugasnya dan organisasi. 22 Arni Muhammad, op. cit. Hal. 117 31 Komunikasi ke atas berfungsi sebagai informasi atau timbal balik dari bawahan kepada atasannya untuk memberikan pendapat atau laporan-laporan atas hasil kerja mereka. Dengan adanya komunikasi ke atas ini, seorang atasan dapat mengetahui perkembangan para karyawannya dan juga untuk menginstropeksi dirinya sendiri apakah ia telah berhasil menjadi pimpinan yang baik atau tidak untuk para bawahannnya di dalam perusahaan. 2.6.2.1 Pentingnya Komunikasi ke Atas Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan : 1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya (Sharma, 1979) 2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka (Planty & Machever,1952) 3. Komunikasi ke atas memungkinkan – bahkan mendorong- omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya (Conboy, 1976) 4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk 32 mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi (Planty & Machever, 1952) 5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah (Planty & Machever, 1952) 6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut (Harriman, 1974)23 23 R.Wayne Pace Don F. Faules. Komunikasi Organisasi, Bandung: Remaja Rosda Karya 2015. Hal. 190