ISSN 2805 - 2754 GAMBARAN PELAKSANAAN ASUHAN

advertisement
ISSN 2805 - 2754
GAMBARAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN KEBUTUHAN DASAR ELIMINASI URI
(Telaah Pustaka)
Oleh
Rina Tri Handayani*)
*) Dosen Tetap Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta
ABSTRAK
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Untuk
menangani masalah eliminasi klien, perawatan harus mengerti proses eliminasi yang normal dan
faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
A. Latar Belakang
Eliminasi
adalah
proses
pembuangan sisa metabolisme tubuh baik
berupa urin atau bowel (feses). Miksi adalah
proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang
berperan dalam terjadinya proses eliminasi
urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih,
dan uretra. Proses ini terjadi dari dua
langkah utama yaitu : kandung kemih.
. Keadaan sakit dapat menghindari
mereka sesuai dengan program yang teratur.
Mereka
menjadi
tidak
mempunyai
kemampuan fisik untuk menggunakan
fasilitas toilet yang normal ; lingkungan
rumah bisa menghadirkan hambatan untuk
klien
dengan
perubahan
mobilitas,
perubahan kebutuhan peralatan kamar
mandi. Untuk menangani masalah eliminasi
klien, perawatan harus mengerti proses
eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang
mempengaruhi eliminasi.
B. Pengertian
Fisiologi Eliminasi Urine
1. Ginjal, Fungsi Ginjal :
Memelihara batasan normal PH,
jumlah dan komposisi cairan tubuh dan
terutama jumlah kalium dan natrium dalam
cairan tubuh
68
Mengekskresi beberapa produk
akhir metabolisme misal urea, asam urat,
kreatinin
Melakukan
kontrol
terhadap
sekresi hormon aldosteron dan ADH dalam
rangka mengatur jumlah cairan tubuh
Mengatur metabolisme ion kalsium
dan vitamin D
Menghasilkan beberapa hormon antara lain
eritropoetin
yang
berperan
dalam
pembentukan sel darah merah dan renin
yang berperan dalam mengatur tekanan
darah dan hormon prostalglandin
Mensekresi beberapa obat-obatan
2. Ureter
Urine
disemprotkan
oleh
gelombang peristaltik terjadi sekitar 1-4 kali
/menit dalam serangkaian semburan
Masuk dengan cara oblik melalui
dinding kandung kemih yang menjamin
bahwa ujung dasarnya tertutup selama
mikturisi oleh kontraksi kandung kemih.
Selain itu ureter masuk ke buli-buli dalam
posisi miring sehingga menghalangi arus
balik urin ke ureter dan menghalangi
penyebaran infeksi dari kandung kemih ke
arah atas.
3. Kandung Kemih
Kapasitas maksimal pada orang
dewasa 300 – 450 ml sedang untuk anak-
JKèm-U, Vol. V, No. 15, 2013:68-71
anak menurut Formula Koff adalah ( Umur
(Th) +2)x 30 ml
4. Uretra
Uretra laki-laki panjang kira-kira 20
cm dan wanita panjangnya 3 cm
Proses Mikturisi
1. Mikturisi : aksi refleks esensial
dimana setelah lahir diambil alih
oleh pusat saraf yang lebih tinggi
dalam sistem saraf pusat
2. Masuknya urin ke dalam kandung
kemih dimulai pada saat terjadi
regangan serat otot dari kandung
kemih
3. Impuls menjalar sepanjang saraf
aferen ke bagian korteks dari
medula spinalis & ditransmisikan ke
korteks serebri menyebabkan
keinginan untuk berkemih
4. Buli-buli yang terisi penuh
memberikan rangsangan pada
saraf eferen. Impuls yg menjalar
sepanjang saraf parasimpatis
sakralis & aktivasi pusat miksi di
medula spinalis segmen sacral S 24 menyebabkan otot destrusor
berkontraksi dan spinter dari
kandung kemih berelaksasi
5. Pengeluaran
urin
merupakan
bantuan kontraksi dari otot-otot
dinding dada dan diagfragma yang
menyebabkan kolapsnya kandung
kemih
karena
meningkatnya
tekanan intra abdomen
KOMPONEN URINE NORMAL
1. Nitriogenous Wastes
2. Urea
3. Uric Acid
4. Creatinine
5. Ammonia
6. Toxin
7. Water
8. Mineral Salts : Sodium,
Potassium, Phosphate,
bicarbonate, Chloride, sultate
KOMPONEN URINE ABNORMAL
1. Blood
2. Glucose
3. Protein
4. Pus
5. Stones
6. Casts
7. Bacteria
Karakteristik Urine
Color
: Pale yellow, straw,
dan amber
Clearness : clear/transparent
Odor
: A faint aromatic
pH
: neutral 7
Berat Jenis : 1.010 – 1.025
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi
urine
Tumbuh kembang
Faktor ini menentukan kemampuan
klien untuk mengontrol miksi selama
hidupnya.
1. Infant
2. Child
3. Adult
4. Older
Faktor sosiokultural dan psikologis
Mempengaruhi persepsi klien
mengenai tingkatan tempat dan privasi untuk
memenuhi kebutuhan miksi
1. Kebiasaan sehari-hari (Personal
Habits)
Beberapa orang memerlukan
distraksi misal membaca untuk
relaksasi saat eliminasi
2. Tonus otot
Kelemahan pada otot abdomen dan
pelvik → penurunan kemampuan
kontraksi pada kandung kemih dan
kontrol spinter eksternal
Pemasangan kateter yang sifatnya
menetap → Atrofi dan sensitifitas
pada kapasitas kandung kemih
menurun
3. Faktor Psikologis
Cemas
dan
stress
tidak
mempengaruhi karakteristik urin
tapi meningkatkan frekuensi urin
dan menyebabkan otot abdomen,
perineum dan spinkter urethra
eksternal sulit untuk relaksasi
sehingga mengakibatkan kencing
tidak tuntas dan urin tertinggal
4. Status volume urin
Gambaran Pelaksanaan .....................................................
69
diuresis
Ginjal mencapai keseimbangan
dalam meretensi dan mengekskresi
cairan
Alkohol merangsang ADH :
menigkatnya pembentukan urin
Kopi, teh, coklat Meningkatkan
Demam : metabolisme meningkat
5. Kondisi penyakit
a. Pre Renal
Penurunan
volume
intravaskuler
:
dehidrasi,
Hemorrhagi, terbakar dan
shock
Kerusakan tahanan vaskuler
perifer : sepsis, reaksi
anafilaksis
Kegagalan pompa jantung
b. Renal
Penggunaan agen nefrotoksik,
reaksi
transfusi,
glomerulonephritis, neoplasma,
Penyakit sistemik, Penyakit
herediter dan infeksi
c. Post Renal
Obstruksi ureter, kandung
kemih dan urethra ; hipertrophy
prostat, tumor pelvik dan
fibrosis retroperitoneum
6. Prosedur pembedahan
Pembedahan pelvik & abdomen
bawah →trauma lokal jaringan
sekitar → nyeri saat miksi,
gangguan relaksasi otot spinkter &
pelvik, obstruksi aliran urin kandung
kemih/atau urethra karena oedema
7. Medikasi
a. Diuretik
b. Penggunaan antikolinergik :
atropin,
antihistamin,antihipertensi
c. Beberapa obat bisa merubah
warna urin
1) Urin kuning : Cascara,
Vitamin B 12, Phenacetin
2) Urine orange : sulfonamide,
pyridium
3) Urine Merah/merah muda :
Phenytoin,dilantin,
phenacetin
70
4) Urine hijau/hijau kebiruan :
Amitriptylin
8. Pemeriksaan diagnostik
a. Pyelogram/urogram : output urin
↓
b. Cytoscopi : odema lokal urethra
& spasme spinkter kandung
kemih →retensi urine
Proses
Keperawatan
Pada
Gangguan Urinari
1. Disuria : Berkemih yang sulit tetapi
juga nyeri. Rasa nyeri waktu
berkemih disebut juga stranguri
atau alguria karena ada radang
kandung kemih, prostat atau urethra
2. Polakisuria
Sering berkemih dapat disebabkan
karena terbentuknya urine yang
sangat banyak hal karena
hiperiritabilitas
buli-buli
maka
terjadilah poliuri
3. Hesitansi
Sulit untuk memulai kencing,
sehingga untuk memulai kencing
kadang-kadang harus mengedan.
Hal ini gejala dari obstruksi
intravesika
4. Anuri/oliguri
Anuri : Produksi urine kurang dari
200 ml dalam sehari
Oliguri : Produksi urine kurang dari
600 ml per hari
Hal ini disebabkan oleh : perfusi
cairan ke ginjal <, Kerusakan parenkim ginjal
atau obstruksi saluran kemih bilateral
Nokturia
Frekuensi kencing yang sering
pada malam hari dapat disebabkan
hiperiritabilitas buli-buli
1. Terminal Dribbling
Masih didapatkannya tetesantetesan urin pada saat akhir miksi.
Keadaan ini merupakan gejala dari
obstruksi intravesika
2. Inkontinensia
Pengeluaran urin yang berulang
tanpa kesadaran/involunter. Hal ini
disebabkan oleh multiple faktor
JKèm-U, Vol. V, No. 15, 2013:68-71
yaitu hilangnya tonus otot,
kerusakan neurologis dll
a. Inkontinensia
fungsional
disebabkan
individu
kesulitan/tidak
mampu
mencapai
toilet
sebelum
berkemih
b. Inkontinensia
refleks
:
pengeluaran
urine
yang
involunter
yang
dapat
diperkirakan tanpa dorongan
sensasi berkemih atau kandung
kemih penuh, disebabkan oleh
kerusakan medulla spinalis
c. Inkontinensia
dorongan
:
pengeluaran urin yang tidak
disadari dihubungkan dengan
keinginan kuat yang tiba-tiba
untuk berkemih Intermitensi
Terputus-putusnya
pancaran
urine pada saat miksi
d. Hematuria
Didapatkannya darah atau sel
darah merah didalam urin
e. Residual urine
Masih terasa ada sisa urine
yang belum tuntas setelah miksi
f. Inkontinensia
dorongan
:
pengeluaran urin yang tidak
disadari dihubungkan dengan
keinginan kuat yang tiba-tiba
untuk berkemih Intermitensi
Terputus-putusnya
pancaran
urine pada saat miksi
g. Retensi
Ketidakmampuan buli-2 untuk
mengeluarkan urine yg telah
melampaui
kapasitas
maksimalnya
h. Enuresis
Enuresis nokturna : individu usia
>6 th selama 5 hr/> setiap
minggu mengompol sewaktu
tidur malam
Enuresis Diurnal : individu > 4 th
mengompol pada siang hari
pada periode yang sama
C. Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Pola miksi
Frekwensi
Volume
2. Faktor yang mempengaruhi BAK
a. diet & intake cairan
b. respon dorongan untuk
BAK
c. gaya hidup
d. strees psikologi
e. tingkat aktivitas
f. tingkat perkembangan
g. keadaan patologi
h. obat - obatan
3. Pemeriksaan fisik
a. Palpasi ginjal

menentukan ukuran &
mobilitas ginjal
b. Auskultasi kuadran atas
abdomen
untuk
mendeteksi “Bruid”
c. Rektal tusse dan letak
OEU  laki-laki
d. PX vulva & uretra 
perempuan
e. PX daerah inguinal
4. Pemeriksaan penunjang
a. Urin
b. USG
c. Sinar X
 IVP,
Cystocopy, KUB, Ct,
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter
(2006) Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep,
proses dan praktik Edisi 4 vol 1
Jakarta: EGC.
Donges, RE.(2000). Rencana Asuhan
Keperawatan untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian perawatan pasien
Edisi 3. Jakarta: EGC
Gambaran Pelaksanaan .....................................................
71
Download