11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Persalinan merupakan waktu yang ditunggu – tunggu setelah 9 bulan mengandung.Akan tetapi, pada ibu yang akan menghadapi proses persalinan tersebut tidak jarang diikuti dengan perasaan cemas atau takut.Salah satu faktor yang menyebabkan rasa cemas atau takut saat menghadapi proses persalinan adalah bayangan akan rasa nyeri yang dihadapi para ibu saat menjalani proses melahirkan (Mander, 2003). Nyeri yang muncul pada persalinan kala 1 bersifat tidak konstan dan intermitten, pada pembukaan 0-3 nyeri dirasakan sakit dan tidak nyaman. Pada pembukaan 4-7 nyeri dirasakan agak menusuk. Pada pembukaan 7-10 nyeri terasa menjadi lebih hebat, menusuk dan kaku. Bobak (2004) menyatakan bahwa nyeri pada persalinan diakibatkan oleh kontraksi uterus yang dapat meningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera di atasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Apabila nyeri yang dirasakan ibu pada kala 1 tidak diatasi maka akan terjadi waktu persalinan yang memanjang. Rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan berbeda pada tiap individu, rasa nyeri tersebut juga memiliki karakteristik tertentu yang sama atau bersifat umum.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif mengalami persalinan yang lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang Universitas Sumatera Utara 12 telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar 90% persalinan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2002). Rasa nyeri saat persalinan dapat dikendalikan melaluimetode farmakologi dan metode nonfarmakologi. Metode nonfarmokologis yang umum digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara lain teknik relaksasi dan pernafasan, effleurage dan tekanan sacrum, jet hidroterapi, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan teknik lain seperti hipnoterapi, masase, acupressure, aromaterapi, yoga dan sentuhan terapeutik (Bobak, 2004). Relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode nonfarmakologis yang dapat diajarkan kepada individu untuk mengurangi perasaan nyeri. Dengan tindakan yang sederhana yaitu dengan cara melakukan napas dalam, diikuti dengan napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan napas secara perlahan dapat mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan(Smeltzer & Bare,2002).Yuliati (2011) yang melakukan penelitian dengan memberikan metode relaksasi pernafasan kepada 22 ibu yang memasuki kala I fase aktif di Medan, mendapatkan adanya penurunan intensitas nyeri sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam rata – rata intensitas nyeri 6,27 sedangkan setelah dilakukan relaksasi pernafasan intensitas nyeri berkurang menjadi 4,77. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri tersebut. Metode nonfarmakologi lainnya yang memungkinkan untuk diberikan pada ibu bersalin adalah pemberian aromaterapi. Aromaterapi meliputi penggunaan Universitas Sumatera Utara 13 minyak essensial yang berasal dari tanaman yang memiliki khasiat masing masing. Minyak esensial yang umum dipakai dalam aromaterapi; lavender, geranium, peppermint, clary, neroli, tea tree, cypress, rose, chamomile, rosemary, eucalyptus dan banyak lagi (Jane, 2013).Penelitian yang dilakukan oleh Amelia pada tahun 2008 di Klinik Bersalin Sam Medan dengan memberikan aromaterapi lavender kepada 18 ibu yang memasuki kala I persalinan, didapatkan hasil penurunan intensitas nyeri yang signifikan, nilai p=0,000 (p<0,05) dengan nilai mean difference=2,19. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I. Tumbuhan lain yang dapat dijadikan aromaterapi dan banyak terdapat di Indonesia adalah mawar. Mawar mengandung minyak atsiri yang bersifat anti depresi, meningkatkan rasa nyaman, menurunkan kecemasan dan ketakutan dan juga dapat mengontrol rasa nyeri. Selain itu, bila dibandingkan dengan harga obat yang tinggi, minyak essensial pada hakekatnya tidak begitu mahal dan relatif mudah penggunaannya(Agusta, 2000). Survey pendahulu peneliti pada 22 Oktober 2013 di Klinik Bersalin Sallydengan jumlah persalinan 18 orang dan klinik bersalin Husin dengan jumlah persalinan 14 orang, didapat bahwa bidan yang menolong persalinan belum pernah menggunakan teknik relaksasi nafas dalam maupun aromaterapi mawar untuk menurunkan intensitas nyeri persalinan, dan di klinik ini belum pernah dilakukan penelitian tentang efektivitasteknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi pada nyeri persalinan. Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dua metode nonfarmakologis pada ibu yang menghadapi Universitas Sumatera Utara 14 persalinan normal kala 1, untuk mengetahui metode yang lebih efektif antarateknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1. 1.2. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.2.1. Bagaimana intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada persalinan kala I sebelum dan setelah dilakukan intervensi teknik relaksasi nafas dalam ? 1.2.2. Bagaimana intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada persalinan kala I sebelum dan setelah dilakukan pemberian aromaterapi mawar ? 1.2.3. Bagaimana efektivitas penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 antara teknik relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi mawar ? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Membandingkanefektivitas teknik relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 . 1.3.2. Tujuan Khusus 1.3.2.1. Mengetahui intensitas nyeri pada persalinan kala I sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam. 1.3.2.2. Mengetahui intensitas nyeri pada persalinan kala I sebelum dan sesudah dilakukan pemberian aromaterapi mawar. Universitas Sumatera Utara 15 1.3.2.3. Membandingkanefektivitas teknik relaksasi nafas dalam dengan aroma terapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1. 1.4. Hipotesa Penelitian Dalam penelitian ini, pernyataan hipotesa null (H0) adalah teknik relaksasi nafas dalam, teknik aromaterapi mawar tidak efektif menurunkan intensitas nyeri selama persalinan kala I dan tidak ada perbedaan penurunan intensitas nyeri antara teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar. Sedangkan pernyataan hipotesa penelitian (Ha) adalah teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar efektif untuk menurunkan intensitas nyeri selama persalinan kala I dan terdapat perbedaan penurunan intensitas nyeri yang dirasakan ibu setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar. Hipotesa akan diterima atau ditolak tergantung pada hasil hitung uji statistik terhadap data yang diperoleh. Apabila nilai hitung uji statistik dari hasil penelitian lebih kecil dari nilai α (0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Praktek Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menurunkanintensitas nyeri yang dirasakan pada persalinan yang dengan mudah dilakukan tanpa efek samping yang membahayakan dalam memberikan intervensi pada ibu selama persalinan kala I . Universitas Sumatera Utara 16 1.5.2. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan data tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenaiefektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1. 1.5.3. Bagi Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan denganefektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1. Universitas Sumatera Utara